S PGSD 1100440 Chapter3

(1)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut David Hopkins (dalam Margaretha, 2008, hlm. 4) PTK adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru untuk menguji anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktik, atau sebagai arti dari evaluasi dan melaksanakan seluruh prioritas program sekolah. Penelitian ini terdiri atas siklus yang berdaur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan perefleksian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus Kemmis Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16). Langkah-langkah penelitian yang ditempuh yaitu. 1. Perencanaan (planning)

Rencana tindakan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang akan ditetapkan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan peralatan belajar materi pembelajaran, dan penilaian belajar. Perencanaan dalam hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang disebut RPP.

2. Pelaksanaan (acting)

Rencana yang disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat, yaitu proses berdiskusi dengan konsep persiapan kemerdekaan Indonesia sebagai metode dalam pembelajarannya.

3. Observasi (Observing)

Observasi dilakukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh tindakan rencana maupun akibat sampingan. Observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator yang memang diberi tugas untuk hal itu.


(2)

Fungsi diadakan observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan. Yang terpenting dari kegiatan pengamatan adalah dapat mengenali sejak dini apakah tindakan yang dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan proses pembelajaran sesuai yang diharapkan

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi secepatnya dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaiannya yang efektif pada kegiatan peningkatan pemahaman konsep tahap berikutnya.

Langkah-langkah penelitian yang ditempuh apabila digambarkan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Alur penelitian tindakan kelas adaptasi model Kemmis dan Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16 )


(3)

Pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis sendiri sebagai peneliti sekaligus yang mempraktikkan tindakan dalam pembelajaran di kelas. Dalam tahap ini, peneliti berkolaborasi dengan guru wali kelas IV A di salah satu sekolah dasar negeri di Kelurahan Sukasari dan teman sejawat yang berperan sebagai observer. Peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan metode cooperative learning tipe make a match untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajan PKn materi sistem pemerintahan pusat. Sedangkan observer mengamati proses pembelajaran yang berlangsung.

Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran PKn materi sistem pemerintahan pusat dengan penerapan metode cooperative learning tipe make a match

dilakukan dalam dua siklus.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Sukasari Kota Bandung yang dipimpin oleh seorang Ibu Kepala Sekolah. Sejalan dengan perkembangan pembangunan di Kecamatan ini, masyarakat sekitar merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari berbagai ragam penghidupan, sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani, pedagang, PNS, TNI/POLRI dan buruh bangunan. Namun dengan beralih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, mata pencaharian penduduk sebagai petani bergeser dan hampir hilang.

Siswa Sekolah Dasar Negeri ini sebagian besar berasal dari penduduk setempat, tetapi ada pula siswa yang berasal dari luar kecamatan dan luar Kota Bandung. Hal ini dikarenakan letak yang cukup strategis.

Sekolah ini merupakan gabungan dari dua sekolah dengan satu kepala sekolah yang sama. Kelas yang di miliki di sekolah ini cukup banyak dan memadai, meskipun siswa kelas 2 belajar siang pukul 10.00 WIB. Sekolah ini memiliki ruang kepala sekolah dan guru, ruang perpustakaan, ruang UKS, dapur, gudang, dan lapangan sekolah.


(4)

D. Subjek Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan, bahwa di kelas IV A sekolah dasar di kecamatan Sukasari mengalami kesulitan dalam memahami materi pemerintahan pusat, sehingga subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVA. Dengan jumlah siswa laki-laki 12 orang dan perempuan 12 orang dengan siswa ABK berjumlah 4 sehingga penelitian di fokuskan kepada 20 siswa.

E. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester 2 tahun pembelajaran 2014/2015. Rencana waktu pelaksanaan yaitu 3 bulan yang terdiri atas persiapan, pelaksanaan, menyusunan laporan. Persiapan penelitian dilakukan dari akhir Februari dengan mengidentifikasi permasalahan yang dilakukan di semua tingkatan kelas di SD tersebut. Setelah ditemukan permasalahan dan pengolahan data awal, penulis melaksanakan penelitian yang berlangsung dari awal bulan Mei sampai akhir bulan Mei dengan melaksanakan dua siklus. Penyusunan laporan dilakukan setelah dua siklus selesai dilaksanakan dan terlihat peningkatannya. Penyusunan laporan ini dilakukan pada bulan Juli hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini secara utuh.

F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran

Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya perangkat-perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan pemahaman konsep IPS siswa melalui Metode Pembelajaran Cooperative Learning tipe Make A Match. Oleh karena itu, dalam mengumpulkan data yang ada di lapangan peneliti menyusun perangkat-perangkat penelitian sebagai berikut :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat berdasarkan siklus yang akan dilaksanakan, merujuk pada KTSP dengan adanya Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Capaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Media, Metode, Materi, Langkah-langkah Pembelajaran dan Evaluasi dalam bentuk


(5)

Rencana pembuatan RPP disesuaikan dengan siklus yang akan dilakukan yaitu sebanyak 2 Siklus apabila telah dilaksanakan 2 Siklus dan hasil penelitian tidak tercapai maka apabila memungkinkan akan dilaksanakannya siklus kembali dengan rencana sesuai prosedur sebelumnya.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa yang dilakukan disesuaikan dengan SK KD yang telah ditetapkan dan dibuat berdasarkan masalah-masalah yang harus diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Lembar Kerja yang harus diisi oleh siswa adalah petunjuk yang harus dikerjakan oleh siswa lalu berisi soal-soal yang merujuk pada pemahaman konsep yang sebelumnya telah dipelajari.

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian a. Lembar Observasi & APKG

Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan dalam proses observasi ketika dalam pembelajaran yang mencakup pengamatan aktivitas siswa dan pengamatan langkah-langkah dari aktivitas guru. Lembar observasi yang digunakan merujuk pada RPP yang telah dirancang oleh guru untuk melakukan penelitian serta pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya.

b. Catatan Lapangan Tertulis

Catatan lapangan adalah catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam proses pengumpulan data dan merupakan refleksi terhadap data penelitian. Dalam catatan lapangan peneliti menuliskan catatan lapangan tentang sekolah yang menjadi tempat penelitian. Digunakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh peneliti.

c. Tes

Tes merupakan alat untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPS sebelum dan setelah di lakukan tindakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan test akhir (post test) yang digunakan untuk mengetahui capaian tingkat pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS setelah dilakukannya tindakan pembelajaran dengan metode pembelajaran

cooperative learning tipe make a match. Tes pemahaman konsep yang diberikan kepada siswa terdiri dari 15-20 soal.


(6)

d. Dokumentasi

Untuk kelengkapan penelitian dibutuhkan kamera atau alat untuk merekam/foto atas bukti penelitian

G. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Mengurus surat perizinan dari pihak prodi b. Meminta izin penelitian kepada kepala sekolah

c. Observasi terhadap situasi kelas serta siswa kelas IVA 2. Tahapan Tindakan

Pada tahap tindakan ini peneliti akan melakukan pelaksanaan sebagai berikut : Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Sebelum melakukan pemebelajaran di siklus 1 ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut: melakukan wawancara dengan guru, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat media kartu berisi materi pemerintahan pusat

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan apa yang sudah dibuat pada perencanaan. Pelaksanaan ini berlangsung dikelas dalam proses belajar mengajar. c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran, adapun hal yang perlu dilihat atau diamati pada pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut : penampilan mengajar, keaktifan siswa, kondisi kelas dan siswa, situasi pada saat proses pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran Kooperatif tipe

Make A Match.

d. Refleksi (Reflecting)


(7)

Membahas mengenai penampilan mengajar maupun situasi siswa dan kelas, semua hal yang telah ditemukan pada saat pelaksanaan semuanya dibahas pada tahap refleksi ini. Agar kekurangan atau kelemahan yang ada pada pelaksanaan siklus I dapat diperbaiki dan dilaksanakan lagi untuk siklus berikutnya yaitu siklus II.

Siklus I dianggap berhasil apabila : minimal beberapa siswa memahami konsep pemerintahan pusat, siswa bisa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, siswa mampu mengerjakan soal evaluasi dari guru, hasil post tes siswa minimal sesuai KKM Pendidikan Kewargaegaraan yang telah ditentukan oleh pihak sekolah

Siklus II

Pada siklus II ini sama dengan siklus 1, tahapannya pun sama diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi, adapun penjelasannya sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap pembuatan perencanaan siklus II ini berdasarkan dari hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus I

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada perencanaan siklus II guru melaksanakan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada siklus II ini guru mulai menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match.

c. Pengamatan (Observation)

Pada tahap pengamatan observer tetap melihat peningkatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, model yang menggunakan model kooperatif tipe make a match dan dibantu dengan media kartu tentang pemerintahan pusat yang telah disiapkan sebelumnya.

d. Refleksi (Reflektif)

Pada tahap reflesi ini masih sama dengan siklus I yaitu diskusi mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Tetap membahas apa saja yang masih kurang dalam proses pembelajaran.


(8)

H. Rancangan Pengolahan Data dan Uji Keabsahan Data 1. Pengolahan Data

Pengolahan data dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah yang disusun peneliti. Dalam penelitian ini, digunakan pengolahan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui hasil observasi selama proses pembelajaran dan data kuantitatif diperoleh dari tes. Pengolahan data penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1) Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes sebagai evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Dalam mengolah data kuantitatif, berikut langkah-langkah yang dilakukan:

a. Penskoran terhadap jawaban siswa

b. Mencari rata-rata nilai yang diperoleh menggunakan rumus: R = ∑ X

∑ N Keterangan :

R : nilai rata-rata

X : Jumlah semua nilai siswa N : Jumlah siswa

c. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus:

P = ∑ P X 100%

∑ N Keterangan :

P : Ketuntasan belajar

∑ P : Jumlah semua siswa yang tuntas belajar ∑ N : Jumlah seluruh siswa

100 % : Bilangan tetap

d. Menginterpretasikan perhitungan presentase ketuntasan belajar menggunakan tabel berikut:


(9)

Tabel 3.1

Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Aspek Kognitif

Kategori Interpretasi

90% - 100% Sangat tinggi 75% - 89,99 % Tinggi

55% - 74,99% Sedang 30% - 54,99% Rendah

0% - 29,99% Sangat rendah 2) Menganalisis Data Observasi

Persentase peningkatan aktivitas siswa yang diamati secara klasikal dengan memperhatikan keaktifan dan kerja sama siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan penilaian yang dilakukan secara deskriptif.

Data hasil observasi ini disajikan dalam bentuk tabel. Data hasil observasi ini dirangkum dan diinterpretasikan agar kesesuaian antara pembelajaran yang dilakukan dan yang seharusnya dapat terlihat.

2. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dilakukan dengan melakukan teknik triangulasi data. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data mengenai situasi pembelajaran yang dipandang dari tiga sudut pandang yang berbeda. Peneliti membawa berbagai jenis data dari catatan lapangan peneliti, dan observer yang berbeda-beda,Sugiyono (2013, hlm.127) mengemukakan teknik triangulasi dalam tiga bentuk, yaitu:

a. Triangulasi sumber, teknik ini menguji keabsahan data dengan cara melakukan cross check berbagai data yang diperoleh dari berbagai sumber.

b. Triangulasi teknik, keabsahan data diuji dengan melakukan cross check data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. c. Triangulasi waktu, menguji kebasahan data dengan cara cross check

data berdasarkan waktu pengambilan data yang berbeda pada sumber yang sama.


(10)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi data sumber, data-data diperoleh dati catatan lapangan peneliti dan juga hasil observasi dari tiga orang observer.


(1)

Rencana pembuatan RPP disesuaikan dengan siklus yang akan dilakukan yaitu sebanyak 2 Siklus apabila telah dilaksanakan 2 Siklus dan hasil penelitian tidak tercapai maka apabila memungkinkan akan dilaksanakannya siklus kembali dengan rencana sesuai prosedur sebelumnya.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa yang dilakukan disesuaikan dengan SK KD yang telah ditetapkan dan dibuat berdasarkan masalah-masalah yang harus diselesaikan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Lembar Kerja yang harus diisi oleh siswa adalah petunjuk yang harus dikerjakan oleh siswa lalu berisi soal-soal yang merujuk pada pemahaman konsep yang sebelumnya telah dipelajari.

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

a. Lembar Observasi & APKG

Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan dalam proses observasi ketika dalam pembelajaran yang mencakup pengamatan aktivitas siswa dan pengamatan langkah-langkah dari aktivitas guru. Lembar observasi yang digunakan merujuk pada RPP yang telah dirancang oleh guru untuk melakukan penelitian serta pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya.

b. Catatan Lapangan Tertulis

Catatan lapangan adalah catatan tertulis mengenai apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam proses pengumpulan data dan merupakan refleksi terhadap data penelitian. Dalam catatan lapangan peneliti menuliskan catatan lapangan tentang sekolah yang menjadi tempat penelitian. Digunakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh peneliti.

c. Tes

Tes merupakan alat untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPS sebelum dan setelah di lakukan tindakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan test akhir (post test) yang digunakan untuk mengetahui capaian tingkat pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPS setelah dilakukannya tindakan pembelajaran dengan metode pembelajaran cooperative learning tipe make a match. Tes pemahaman konsep yang diberikan kepada siswa terdiri dari 15-20 soal.


(2)

d. Dokumentasi

Untuk kelengkapan penelitian dibutuhkan kamera atau alat untuk merekam/foto atas bukti penelitian

G. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Mengurus surat perizinan dari pihak prodi b. Meminta izin penelitian kepada kepala sekolah

c. Observasi terhadap situasi kelas serta siswa kelas IVA

2. Tahapan Tindakan

Pada tahap tindakan ini peneliti akan melakukan pelaksanaan sebagai berikut :

Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Sebelum melakukan pemebelajaran di siklus 1 ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut: melakukan wawancara dengan guru, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat media kartu berisi materi pemerintahan pusat

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap pelaksanaan ini peneliti melakukan apa yang sudah dibuat pada perencanaan. Pelaksanaan ini berlangsung dikelas dalam proses belajar mengajar.

c. Pengamatan (Observation)

Pengamatan dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran, adapun hal yang perlu dilihat atau diamati pada pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut : penampilan mengajar, keaktifan siswa, kondisi kelas dan siswa, situasi pada saat proses pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match.

d. Refleksi (Reflecting)


(3)

Membahas mengenai penampilan mengajar maupun situasi siswa dan kelas, semua hal yang telah ditemukan pada saat pelaksanaan semuanya dibahas pada tahap refleksi ini. Agar kekurangan atau kelemahan yang ada pada pelaksanaan siklus I dapat diperbaiki dan dilaksanakan lagi untuk siklus berikutnya yaitu siklus II.

Siklus I dianggap berhasil apabila : minimal beberapa siswa memahami konsep pemerintahan pusat, siswa bisa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, siswa mampu mengerjakan soal evaluasi dari guru, hasil post tes siswa minimal sesuai KKM Pendidikan Kewargaegaraan yang telah ditentukan oleh pihak sekolah

Siklus II

Pada siklus II ini sama dengan siklus 1, tahapannya pun sama diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi, adapun penjelasannya sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap pembuatan perencanaan siklus II ini berdasarkan dari hasil refleksi yang telah dilakukan pada siklus I

b. Pelaksanaan (Acting)

Pada perencanaan siklus II guru melaksanakan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada siklus II ini guru mulai menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match.

c. Pengamatan (Observation)

Pada tahap pengamatan observer tetap melihat peningkatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, model yang menggunakan model kooperatif tipe make a match dan dibantu dengan media kartu tentang pemerintahan pusat yang telah disiapkan sebelumnya.

d. Refleksi (Reflektif)

Pada tahap reflesi ini masih sama dengan siklus I yaitu diskusi mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya. Tetap membahas apa saja yang masih kurang dalam proses pembelajaran.


(4)

H. Rancangan Pengolahan Data dan Uji Keabsahan Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah yang disusun peneliti. Dalam penelitian ini, digunakan pengolahan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui hasil observasi selama proses pembelajaran dan data kuantitatif diperoleh dari tes. Pengolahan data penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1) Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes sebagai evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Dalam mengolah data kuantitatif, berikut langkah-langkah yang dilakukan:

a. Penskoran terhadap jawaban siswa

b. Mencari rata-rata nilai yang diperoleh menggunakan rumus:

R = ∑ X

∑ N Keterangan :

R : nilai rata-rata

X : Jumlah semua nilai siswa

N : Jumlah siswa

c. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus:

P = ∑ P X 100%

∑ N Keterangan :

P : Ketuntasan belajar

∑ P : Jumlah semua siswa yang tuntas belajar

∑ N : Jumlah seluruh siswa

100 % : Bilangan tetap

d. Menginterpretasikan perhitungan presentase ketuntasan belajar menggunakan tabel berikut:


(5)

Tabel 3.1

Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa Aspek Kognitif

Kategori Interpretasi

90% - 100% Sangat tinggi

75% - 89,99 % Tinggi

55% - 74,99% Sedang

30% - 54,99% Rendah

0% - 29,99% Sangat rendah

2) Menganalisis Data Observasi

Persentase peningkatan aktivitas siswa yang diamati secara klasikal dengan memperhatikan keaktifan dan kerja sama siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan penilaian yang dilakukan secara deskriptif.

Data hasil observasi ini disajikan dalam bentuk tabel. Data hasil observasi ini dirangkum dan diinterpretasikan agar kesesuaian antara pembelajaran yang dilakukan dan yang seharusnya dapat terlihat.

2. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dilakukan dengan melakukan teknik triangulasi data. Triangulasi merupakan teknik pengumpulan data mengenai situasi pembelajaran yang dipandang dari tiga sudut pandang yang berbeda. Peneliti membawa berbagai jenis data dari catatan lapangan peneliti, dan observer yang berbeda-beda,Sugiyono (2013, hlm.127) mengemukakan teknik triangulasi dalam tiga bentuk, yaitu:

a. Triangulasi sumber, teknik ini menguji keabsahan data dengan cara melakukan cross check berbagai data yang diperoleh dari berbagai sumber.

b. Triangulasi teknik, keabsahan data diuji dengan melakukan cross check data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. c. Triangulasi waktu, menguji kebasahan data dengan cara cross check

data berdasarkan waktu pengambilan data yang berbeda pada sumber yang sama.


(6)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi data sumber, data-data diperoleh dati catatan lapangan peneliti dan juga hasil observasi dari tiga orang observer.