MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA.

(1)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana kita ketahui bahwa Bali merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan asing, khususnya wisatawan Jepang. Hal ini terlihat bahwa wisatawan Jepang yang berkunjung ke Bali menduduki urutan ke-3 diantara wisatawan asing dari negara lain (Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Bali, 1 April 2013). Banyak orang Jepang yang mempelajari budaya Bali, misalnya bergabung dalam kelompok kesenian dan belajar menari atau bermain gamelan. Sanggar tari Bali yang terdapat di Asagaya, Tokyo merupakan bukti minat orang Jepang terhadap budaya Bali (http://www.femina.co.id/isu.wanita/ topik.hangat/kedekatan.psikologis.jepang.dan.bali/005/007/10).

Dengan minat wisatawan Jepang ke Bali, tentunya membutuhkan tenaga-tenaga kepariwisataan yang handal yang mampu menguasai bahasa Jepang dalam rangka menjelaskan berbagai keadaan dan kebudayaan yang ada di Bali. Hal ini, menghindari kesalahan pemahaman dari wisatawan Jepang terkait dengan budaya Bali yang unik. Untuk itu, kemampuan komunikasi sangat penting dalam kemampuan berbahasa Jepang.

Hermawan (2012:5) mengungkapkan bahwa “komunikasi merupakan proses memahami dan berbagi makna, karena jika makna dari suatu pesan tidak dipahami oleh penerima pesan, maka suatu komunikasi tidak akan berjalan”. Dengan demikian tugas penerima pesan sangat penting dalam suatu komunikasi, bagaimana dia mampu menginterpretasikan suatu pesan. Dalam hal ini penerima pesan melakukan apa yang disebut sebagai menyimak.

Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa menyimak bukan hanya mendengar, tetapi memperoleh berbagai informasi berdasarkan pada penilaian dan penetapan individual. Menurut Hermawan (2012:30) “menyimak merupakan sebuah keterampilan yang kompleks yang memerlukan ketajaman perhatian,


(2)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

konsentrasi, sikap mental yang aktif dan kecerdasan dalam mengasimilasi serta menerapkan setiap gagasan”. Pengertian menyimak ini didukung oleh Tarigan (1983:19-22) yang mengungkapkan bahwa:

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Adapun tujuan umum menyimak adalah memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran.

Menurut Hermawan (2012) menyimak memiliki peranan penting dalam komunikasi sebagai faktor penentu kelancaran suatu komunikasi. Selain itu, menyimak menempati ruang paling besar dalam aktivitas komunikasi. Adler (dalam Hermawan, 2012:30) mencatat bahwa 53% aktivitas komunikasi dominan oleh menyimak, sedangkan menulis 14%, berbicara 16% dan membaca 17%. De Vito (dalam Hermawan, 2012) memberikan gambaran komparatif mengenai aktivitas menyimak seperti pada gambar (1.1) di bawah, yaitu orang dewasa meluangkan sekitar 45% untuk menyimak, 30% untuk berbicara, 16% untuk membaca dan 9% untuk menulis, sedangkan mahasiswa meluangkan waktu sebesar 53% untuk menyimak, 16% untuk berbicara, 17% untuk membaca dan 14% untuk menulis.

Gambar 1.1: Perbandingan Aktivitas Komunikasi antara Orang Dewasa dan Mahasiswa

Menyimak 45%

Menulis 9% Membaca

16% Berbicara 30%

Orang Dewasa

Menyimak 53% Menulis

14% Membaca

17% Berbicara

16%


(3)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana kita ketahui bahwa menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa, selain berbicara, menulis dan membaca. Berdasarkan kuantitasnya dalam suatu komunikasi sebagaimana diungkapkan di atas, menyimak harus mendapatkan perhatian lebih dalam proses belajar bahasa, dibandingkan dengan kemampuan yang lain seperti berbicara, menulis dan membaca. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran bahasa dewasa ini yang metitikberatkan pada kemampuan komunikasi.

Dengan demikian, mempelajari suatu bahasa tidak dapat terlepas dari kegiatan menyimak itu sendiri. Tarigan (1983:11) mengungkapkan bagaimana seseorang belajar bahasa dengan jalan: mendengarkan atau menyimaknya, menirukannya, dan mempraktekkannya. Dalam proses pemerolehan bahasa, menyimak merupakan cara paling baik untuk mempelajari suatu bahasa seperti yang dilakukan oleh seorang anak dalam memperoleh bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa keduanya.

Terkait dengan belajar bahasa, Finocchiaro (dalam Tarigan, 1983:12) memaparkan lebih jauh langkah-langkah dalam belajar bahasa karena ketika seseorang mendengarkan sesuatu atau wacana, tanpa mengetahui makna dari apa yang disampaikan maka tidak dapat disebut sebagai belajar. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

a) Menentukan makna. Penting bagi seorang pengajar untuk menjelaskan makna setiap ekspresi atau kalimat baru yang hendak diajarkan.

b) Memperagakan ekspresi. Pengajar memperlihatkan kepada semua pembelajar tentang apa yang dimaksud dari ekspresi dan kalimat tersebut. c) Menyuruh mengulangi. Pembelajar hendaknya meniru dan mengulangi

apa yang disebutkan oleh pengajar.

d) Memberikan latihan ekstensif. Pengajar memberikan latihan seperti drill, aplikasi.

Dengan demikian, makna merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar bahasa, terutama dalam kaitannya dengan kegiatan menyimak yang bertujuan untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh si pembicara. Terkait kemampuan menyimak, Tarigan (1983:3) mengungkapkan bahwa


(4)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Walaupun menyimak pemahaman (listening comprehension) lebih unggul daripada membaca pemahanan (reading comprehension), namun anak-anak sering gagal untuk memahami dan tetap menyimpan/memakai/menguasai sejumlah fakta yang mereka dengar. Dengan demikian untuk mencapai hasil pengajaran menyimak yang baik, maka bimbingan dalam belajar menyimak dibutuhkan oleh pembelajar agar mereka mampu menyimak dengan lebih efektif dan teratur.

Pengajaran menyimak pada tingkat universitas di Indonesia sudah dilakukan dengan menyediakan waktu khusus sebagai satu mata kuliah. Hal ini berbeda dengan pengajaran bahasa Jepang di sekolah menengah, yaitu kemampuan menyimak, berbicara, menulis dan membaca dikolaborasikan dalam suatu pembelajaran dalam waktu yang terbatas. Walaupun pengajaran menyimak di universitas sudah terpisah dengan pengajaran kemampuan yang lainnya, tetapi diselenggarakan dengan menyesuaikan pada kecepatan pengajaran kemampuan lainnya. Kemudian, pemberian pengajaran menyimak memiliki porsi/waktu dan metode pengajaran yang berbeda antara satu universitas dengan universitas yang lainnya tergantung pada kebijakan masing-masing universitas tersebut. Terlepas dari porsi/waktu serta metode pengajaran yang digunakan, tentunya terdapat kesamaan dalam hal usaha untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Suatu proses pengajaran dikatakan berhasil atau tidak, dapat dilihat dari pencapaian yang diperoleh mahasiswa. Untuk mengetahui suatu proses pengajaran berjalan sesuai dengan tujuan dari pembuatan program tersebut diperlukan suatu evaluasi. Hal ini sesuai dengan komponen dalam kurikulum yang menunjukkan hubungan antara pengajaran dengan evaluasi pada gambar (1.2) berikut ini.


(5)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Gambar 1.2: Komponen Pengembangan Kurikulum Bahasa (Brown dalam Hamied, 2013:3)

Dari gambar 1.2 tersebut dapat diketahui bagaimana terjadi saling mempengaruhi antara evaluasi dan pengajaran, yakni pengajaran memerlukan suatu evaluasi untuk mengetahui apakah apa yang dilakukan dalam proses pengajaran sudah benar dan tepat. Evaluasi dapat dijadikan sebagai cermin dalam kegiatan pengajaran untuk melakukan suatu perbaikan dan penyempurnaan. Kemudian evaluasi sendiri tidak akan dilakukan jika tidak ada suatu pengajaran.

Berbicara tentang evaluasi, dalam rangka mengetahui kemampuan menyimak atau keberhasilan pengajaran menyimak diperlukan juga suatu evaluasi untuk mengetahui bagaimana pengajaran yang telah dilakukan selama ini. Evaluasi/penilaian dilakukan dengan memberikan sebuah tes kepada pembelajar. Dalam kaitannya dengan pengajaran menyimak, terdapat tes kemampuan menyimak. Djiwandono (2008) mengungkapkan bahwa tes kemampuan menyimak merupakan tes berdasarkan sasaran tes, yang sasaran utama tes

Analisis Kebutuhan

E

V

A

L

U

A

S

I

Tujuan

Pengujian

Bahan


(6)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kemampuan menyimak adalah kemampuan testi/pembelajar untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh pembicara atau sekedar rekaman audio atau video.

Terkait dengan tes, dalam bahasa Jepang terdapat tes kemampuan bagi pembelajar bahasa Jepang yang bukan merupakan penutur bahasa Jepang disebut dengan Nihongo Nouryoku Shiken (Okamoto, dkk., 2011). Dalam tes tersebut juga termasuk pengukuran/penilaian terhadap kemampuan menyimak. Berdasarkan laporan hasil Nihongo Nouryoku Shiken yang diselenggarakan pada Desember 2012, diketahui bahwa hasil kemampuan menyimak pada pembelajar bahasa Jepang di luar Jepang (termasuk di Indonesia) nilai rata-ratanya lebih rendah bila dibandingkan dengan pembelajar yang berada di Jepang. Adapun perbedaan rata-rata kemampuan menyimak tersebut pada semua level (N1, N2, N3, N4 dan N5) antara 3-6 (The Japan Foundation & Japan Educational Exchanges and Servis, 2013). Hal ini tentunya menjadi cermin dalam pengajaran menyimak bahasa Jepang. Tetapi, jika hanya berpatokan pada hasil tes kemampuan yang hanya menunjukkan angka perolehan dari testi, maka tidak akan diketahui permasalahan yang sebenarnya terjadi pada pembelajar khususnya dalam menyimak bahasa Jepang.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka diperlukan suatu tes yang mampu menunjukkan kelemahan dan kelebihan pembelajar terkait dengan penguasaan mereka terhadap kemampuan menyimak bahasa Jepang. Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan tes, yaitu diagnosis dan umpan balik (Diagnosis and Feedback) untuk menunjukkan dengan tepat kelebihan dan kekurangan dalam kemampuan belajar dari pembelajar. Dalam hal ini, menurut Henning (1987:1) “tes diagnostik (diagnostic test) berguna untuk menyediakan informasi yang kritis terhadap pembelajar, pengajar, dan penyelenggara pendidikan yang dapat membuat proses pembelajaran yang efisien”. Oleh sebab itu, pembuatan tes diagnostik menyimak bahasa Jepang dapat dianggap sebagai hal yang mendesak, karena dengan diketahuinya permasalahan yang terjadi maka akan lebih tepat perbaikan yang akan dilakukan terkait dengan kegiatan menyimak bahasa Jepang.


(7)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kegiatan menyimak dalam bahasa Jepang, bila dibandingkan dengan bahasa Indonesia sudah tentu memiliki kerumitan tersendiri, terdapat banyak ruigigo, tagigo, serta dou’on igigo dalam bahasa Jepang yang membuat bingung pembelajar. Selain itu, terdapat pelesapan yang dilakukan dalam kalimat bahasa Jepang terutama dalam bahasa lisan. Hal ini tentunya menjadi kesulitan dalam proses menyimak itu sendiri.

Dalam tes menyimak bahasa, dalam hal ini bahasa Jepang digunakan berbagai jenis tes seperti tes menjodohkan, tes benar-salah, tes pilihan ganda (multiple choice), dan sebagainya. Menurut Shimada (2003), dalam penggunaan bentuk pilihan ganda yang dalam bahasa Jepang disebut dengan 多肢選択式 /tashisentakushiki (multiple choice format), memiliki dua bentuk penyajian pilihan ganda (選 択 肢 提 示 形 式) dengan grafik, bagan, dan lain-lain yang merupakan bentuk penyajian yaitu 視覚情報で提示する形式, serta penyajian pilihan ganda dengan bahasa yang disebut dengan 言語情報で提示する形式. Terdapat dua model penyajian pilihan ganda dari 言語情報で提示する形式 yaitu 文字提示形式 (mojiteijikeishiki) dan 音声提示形式 (onseiteijikeishiki). Yang dimaksud dengan 文 字 提 示 形 式 (mojiteijikeishiki) merupakan bentuk penyajian pilihan ganda yang dituliskan dalam lembar soal, sedangkan 音声提示 形 式 (onseiteijikeishiki) merupakan bentuk penyajian pilihan ganda dengan menggunakan suara/rekaman suara saja.

Bentuk penyajian pilihan ganda tersebut dapat kita jumpai dalam tes kemampuan bahasa Jepang (Nihongo Nouryoku Shiken) dan pada tes masuk mahasiswa asing di Jepang (Nihonryuugaku Shiken). Tetapi, pada Nihonryuugaku Shiken keseluruhan tes menyimak menggunakan 音 声 提 示 形 式 (onseiteijikeishiki), sedangkan pada Nihongo Nouryoku Shiken sebagaian besar menggunakan 音声提示形式 (onseiteijikeishiki). Hal ini menunjukkan bahwa dalam tes menyimak dengan multiple choice yang dilakukan oleh pihak Jepang untuk mengukur kemampuan menyimak pembelajar bahasa Jepang lebih banyak


(8)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

menggunakan音声提示形式 (onseiteijikeishiki). Hal ini menurut Shimada & Hou (2009) kemungkinan disebabkan adanya pemikiran bahwa pilihan ganda yang文

字提示形式 (mojiteijikeishiki) dapat mengukur kemampuan selain menyimak

sehingga menyebabkan kemungkinan hilangnya validitas dan reliabilitas soal tersebut.

Untuk memastikan apakah 文字提示形式 (mojiteijikeishiki) itu benar-benar merupakan penyebab menurunnya tingkat validitas dan reliabilitas dari tes menyimak bahasa Jepang, telah dilakukan berbagai penelitian. Pada tahun 2003 dilakukan penelitian oleh Shimada tentang pengaruh 選択肢提示形式 terhadap tes menyimak bahasa Jepang serta faktor yang mempengaruhi persentase jawaban benar dari item tes menyimak bahasa Jepang. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa luar negeri yang belajar di Jepang, diperoleh kesimpulan bahwa persentase jawaban benar dari文字提示形式 (mojiteijikeishiki) lebih besar dibandingkan 音声提示形式 (onseiteijikeishiki). Kemudian pada tahun 2006a, Shimada melakukan penelitian lanjutan terkait faktor yang mempengaruhi tingkat kesulitan dalam tes menyimak bahasa Jepang dengan membandingkan 選択肢提 示形式. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kesulitan antara soal dengan選択肢提示形式berbeda pada soal dengan karakteristik pemahaman secara keseluruhan serta item jawaban yang berupa sebuah kalimat, sedangkan pada soal dengan karakteristik pemahaman sebagian, soal dengan topik yang jelas ataupun tidak, bentuk pilihan jawaban berupa kata, posisi petunjuk/clue baik di awal maupun di akhir percakapan/wacana, 文字提示 形式 (mojiteijikeishiki) lebih gampang dijawab (tingkat kesulitan rendah) bila dibandingkan dengan音声提示形式 (onseiteijikeishiki).

Selain itu, terdapat pula penelitian tahun 2009 yang dilakukan oleh Shimada dan Hou, yaitu penelitian dilakukan di China terhadap mahasiswa pembelajar bahasa Jepang penutur bahasa China. Hasilnya diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan hasil tes menyimak antara yang menggunakan pilihan文字提


(9)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

示形式 (mojiteijikeishiki) dengan yang menggunakan pilihan 音声提示形式 (onseiteijikeishiki). Hasil tersebut disebabkan karena di China, pembelajarnya tidak terbiasa mendengarkan sambil melihat tulisan, sehingga 文字提示形式 (mojiteijikeishiki) tidak unggul, kemudian diketahui pula bahwa mahasiswa di dua universitas tempat dilakukannya penelitian terbiasa dengan hanya mendengarkan saja pilihan jawaban tes menyimak karena di sana dilaksanakan bimbingan menghadapi Nihongo Nouryoku Shiken.

Dari penelitian Shimada (2003) dan Shimada & Hou (2009) di atas diketahui bagaimana pengaruh bentuk penyajian pilihan jawaban terhadap tes menyimak pada pembelajar asing yang ada di dalam Jepang serta yang ada di China, yang hasilnya berbeda. Penelitian terkait dengan bentuk penyajian pilihan ganda dalam tes menyimak bahasa Jepang belum ada di Indonesia. Sebagaimana kita ketahui bahwa penelitian yang dilakukan di Jepang dan China tersebut menggunakan subjek penelitian dengan lingkungan penggunaan Kanji (walaupun terdapat subjek yang bukan dari Jepang tetapi mereka hidup di Jepang), sedangkan di Indonesia bukan merupakan lingkungan pengguna Kanji serta dalam kehidupan sehari-hari penggunaan bahasa Jepang sangat jarang digunakan. Peneliti berpendapat bahwa keadaan ini kemungkinan menyebabkan multiple choice yang tertulis tidak membantu dalam menjawab tes menyimak bahasa Jepang bagi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal di atas, peneliti telah melakukan penelitian awal terhadap pembelajar bahasa Jepang penutur bahasa Indonesia, yang terdiri dari mahasiswa S1 tingkat 4 di Bali sebanyak 12 orang serta 11 orang mahasiswa S2 di Bandung (yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia). Dari 11 orang mahasiswa S2 di Bandung tersebut dua orang sudah lulus Nihongo Nouryoku Shiken N2. Dari hasil penelitian awal tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar menyatakan bahwa tes menyimak pada Nihongo Nouryoku Shiken susah, karena kecepatan percakapan/wacana dari soal. Selain itu, terkait dengan bentuk pilihan jawaban, 65% pembelajar mengatakan bahwa jika lebih banyak soal yang pilihan jawabannya tertulis/ada pada lembar soal, maka mereka dapat


(10)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

memperoleh nilai lebih tinggi pada menyimak, sedangkan yang lain menyatakan tidak. Mengenai permasalahan kemampuan menyimak, mereka berpendapat bahwa kemampuan mereka berhubungan dengan cara pengajaran menyimak yang dilakukan oleh dosen yang mengampu mata kuliah tersebut.

Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat perbedaan pendapat peneliti dengan pembelajar bahasa Jepang yang ada di Indonesia, serta pentingnya pembuatan dan pelaksanaan tes diagnostik yang mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajar bahasa Jepang di Indonesia terkait dengan kemampuan menyimak, oleh sebab itu maka akan diadakan penelitian tentang

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI

PENUTUR BAHASA INDONESIA (Ujicoba pada Mahasiswa Tingkat III di Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Udayana, dan STIBA

Saraswati Tahun Ajaran 2013/2014)”. Penelitian ini akan dilakukan pada

mahasiswa pembelajar bahasa Jepang di Lembaga pendidikan yang ada di Bali. Sebagaimana diungkapkan di atas bahwa komunikasi tidak lepas dari menyimak, maka sudah seharusnya lembaga pendidikan bahasa Jepang di Bali lebih memperhatikan kemampuan menyimak tersebut. Bukan hanya lembaga yang nantinya menghasilkan tenaga kependidikan tetapi juga lembaga lainnya yang memberikan bahasa Jepang sebagai bidang keahlian atau kemampuan tambahan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana validitas model tes diagnostik dengan 選択肢提示形式 yang berbeda untuk menyimak bahasa Jepang bagi mahasiswa tingkat III di Universitas Pendidikan Ganesha (berikutnya disingkat Undiksha), Universitas Udayana (berikutnya disingkat Unud) dan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (berikutnya disingkat STIBA) Saraswati?


(11)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana reliabilitas model tes diagnostik dengan選択肢提示形式 yang berbeda untuk menyimak bahasa Jepang bagi mahasiswa tingkat III di Undiksha, Unud dan STIBA Saraswati?

3. Bagaimana tingkat kesulitan dan daya pembeda model tes diagnostik dengan選択肢提示形式 yang berbeda untuk menyimak bahasa Jepang bagi mahasiswa tingkat III di Undiksha, Unud dan STIBA Saraswati?

4. Apakah kesulitan dalam tes menyimak bahasa Jepang?

5. Model tes diagnostik yang bagaimana layak untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajar dalam menyimak bahasa Jepang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini ingin mendeskripsikan:

1. validitas model tes diagnostik dengan選択肢提示形式 yang berbeda untuk menyimak bahasa Jepang bagi mahasiswa tingkat III di Undiksha, Unud dan STIBA Saraswati;

2. reliabilitas model tes diagnostik dengan 選択肢提示形式 yang berbeda untuk menyimak bahasa Jepang bagi mahasiswa tingkat III di Undiksha, Unud dan STIBA Saraswati;

3. tingkat kesulitan dan daya pembeda model tes diagnostik dengan選択肢提

示 形 式 yang berbeda untuk menyimak bahasa Jepang bagi mahasiswa

tingkat III di Undiksha, Unud dan STIBA Saraswati; 4. kesulitan dalam tes menyimak bahasa Jepang; dan

5. model tes diagnostik yang layak untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajar dalam menyimak bahasa Jepang.

D. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini hanya dibatasi pada validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan, dan daya pembeda. Validitas mencakup validitas isi, yaitu kajian terhadap kesesuaian dengan isi, validitas konstruk, yaitu kajian terhadap


(12)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kesesuaian dengan konstruk dalam arti konsep, kerangka teori, atau dasar pemikiran yang dibuktikan secara analitis-argumentif, validitas empirikal, yaitu pada tingkat kesulitan dan daya pembeda tes. Selain itu, kesulitan dalam tes menyimak bahasa Jepang yang dimaksud di sini hanyalah sebatas karakteristik pada soal tes.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan terkait tes menyimak bahasa Jepang, yaitu pengaruh penyajian pilihan jawaban terhadap tes menyimak bahasa Jepang bagi pembelajar Indonesia, dan kesulitan dalam tes menyimak bahasa Jepang. Hasil ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan tes menyimak bagi pembelajar bahasa Jepang penutur bahasa Indonesia. Selain itu diharapkan bisa menjadi salah satu refrensi bagi penelitian-penelitian pengembangan selanjutnya yang terkait dengan tes menyimak bahasa Jepang.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi mahasiswa tentang kemampuan menyimak bahasa Jepang mereka, terkait dengan kelemahan-kelemahan yang menjadi kesulitan dalam tes menyimak bahasa Jepang. Dengan demikian, kelemahan tersebut dapat diperbaiki demi peningkatan kemampuan menyimak bahasa Jepang.


(13)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber untuk mengetahui kesulitan dalam tes menyimak bahasa Jepang sebagai acuan dalam pembuatan tes menyimak bahasa Jepang bagi pembelajar Indonesia.

c. Bagi Lembaga

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan yang berhubungan dengan pengajaran menyimak bahasa Jepang di lembaga pendidikan, yang memberikan bahasa Jepang sebagai suatu bidang keahlian.

3. Struktur Organisasi

BAB I Pendahuluan, diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, dan juga struktur organisasi.

BAB II Landasan Teoretis, diuraikan mengenai Kajian Pustaka, Kerangka Berpikir dan Hipotesis. Kajian pustaka mencakup konsep dasar tentang evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran bahasa, tes pembelajaran bahasa, tes diagnostik, tes standar dan level kemampuan bahasa Jepang, menyimak, tes menyimak, validitas dan reliabilitas tes, serta penelitian terdahulu.

BAB III Metode penelitian, dirumuskan tentang jenis metode penelitian, sumber data, data penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data.

BAB IV Analisis Data dan Pembahasan, dirumuskan tentang pengolahan dan interpretasi data dari hasil penelitian, dan pembahasan.

BAB V Kesimpulan dan Saran, diuraikan simpulan tentang hasil penelitian dan saran-saran/ rekomendasi.


(14)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Emzir (2010:28) menjelaskan tentang pendekatan kuantitatif sebagai berikut:

Pendekatan kuantitaif merupakan suatu pendekatan penelitian yang secara primer menggunakan paradigma pospositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik.

Dengan demikian, pendekatan kuantitatif memiliki karakteristik yaitu adanya suatu perlakuan terhadap objek penelitian dan menggunakan data statistik.

Pendekatan kualitatif, yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah. Dengan maksud bahwa tidak ada suatu pengkondisian suatu subjek dalam penelitian. Lebih rinci lagi dijelaskan oleh Emzir (2010:28) mengenai pendekatan kualitatif adalah:

Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivist (seperti makna jamak dari pengalaman individual, makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola). Pendekatan ini menggunakan strategi penelitian seperti naratif, fenomenologis, etnografis, studi grounded theory, atau studi kasus. Peneliti mengumpulkan data penting secara terbuka terutama dimaksudkan untuk mengembangkan tema-tema dari data.

Dilihat dari taraf pembahasan masalah, penelitian dikelompokkan menjadi penelitian deskriptif dan penelitian inferensial. Menurut Kuncoro (dalam Siswanto,

2012:8) “penelitian inferensial mengungkapkan secara luas dari sudut pandang ilmu yang relevan dengan pengumpulan data dan menjawab hipotesis yang


(15)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

diajukan”. Hal ini berbeda dengan apa yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.

Ciri dari penelitian deskriptif menurut Rakhmat (1984:35) adalah “menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah”. Hal ini didukung pula pada penjelasan tentang penelitian deskriptif oleh Kuncoro (dalam Siswanto, 2012:8), yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data-data untuk mendapatkan gambaran hasil penelitian, dimana hasil penelitian sebatas menggambarkan permasalahan yang ada. Menurut Rakhmat (1984:34-35), penelitian dengan metode deskriptif bertujuan untuk:

a) mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada,

b) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku,

c) membuat perbandingan atau evaluasi, dan

d) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah pembelajar bahasa Jepang tingkat III pada tiga perguruan tinggi yang ada di Bali yang memberikan bahasa Jepang sebagai bidang keahlian. Adapun lembaga tersebut meliputi Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Udayana dan STIBA Saraswati. Pemilihan pembelajar tingkat III disebabkan mereka yang sebentar lagi masuk dunia pekerjaan selain tingkat IV. Tetapi melihat situasi bahwa tingkat IV sedang masa KKN dan PPL maka akan sulit meminta kehadiran mereka untuk menjadi sampel penelitian. Adapun jumlah pembelajar bahasa Jepang tingkat III di masing-masing perguruan tinggi tersebut adalah:

Tabel 3.1: Jumlah Sumber Data

Nama Perguruan Tinggi Jumlah kelas

Jumlah mahasiswa

Universitas Pendidikan Ganesha 2 67

Universitas Udayana 2 40


(16)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Total mahasiswa 154

C. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu hasil ujicoba tes. Hasil ujicoba tes merupakan data kuantitaif karena merupakan data berupa angka atau bilangan yang diperoleh testi dalam menyelesaikan tes yang diberikan oleh peneliti. Data hasil tes tersebut nantinya akan diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas soal tersebut, kemudian dianalisis pula perbandingan tingkat kesulitan tes berdasarkan perbedaan penyajian pilihan jawaban tulisan dan suara.

Data kualitatif dari penelitian ini merupakan kesulitan dalam tes menyimak bahasa Jepang, data ini berupa karakteristik soal yang menjadi masalah dalam tes menyimak bahasa Jepang yang diambil pula dari hasil ujicoba tes.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2009:117) merupakan “suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Jadi harus ada kesesuaian antara apa yang diamati dengan alat yang digunakan untuk memperoleh data tentang objek atau fenomena yang diamati. Terkait dengan instrumen penelitian, sesuai dengan tujuan dan objek yang dikaji dalam penelitian ini, maka instrument dalam penelitian ini adalah tes. Menurut Indrakusuma

(dalam Daryanto, 2008:35), “Tes merupakan suatu alat atau prosedur yang

sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat”. Sedangkan tes menurut Arikunto (2009:53) merupakan “alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan”. Adapun jenis instrumen dalam penelitian ini adalah Tes Diagnostik, dengan bentuk tes berupa Tes Pilihan Ganda (Multiple choice).


(17)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Terkait Tes Pilihan Ganda (Multiple choice), berikut akan dijelaskan secara rinci bentuk tes yang akan digunakan dalam penelitian ini (pada tabel 3.2). Butir soal diambil dari tes menyimak dalam buku latihan Nihongo Nouryoku Shiken, hal ini untuk memperoleh soal yang dibuat oleh tenaga ahli bahasa Jepang. Pemilihan tes menyimak dari Nihongo Nouryoku Shiken (N3) berdasarkan tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesulitan tes pada bentuk pilihan ganda sehingga diperlukan suatu tes yang memang dibuat oleh para ahlinya untuk menghindarkan terjadinya tebakan yang dilakukan testi. Penggunaan N3 berdasarkan pada level bahasa Jepang yang subjek peroleh yaitu masuk pada level menengah, tapi hanya level menengah awal.

Tabel 3.2: Model Tes

Bentuk penyajian pilihan

jawaban Bagian dalam tes

Sumber soal dari Nihongo Nouryoku Shiken N3

文字提示形式 (bentuk penyajian tulisan)

No. soal 1-15 (Bagian A) 音声提示形式

(bentuk penyajian suara)

No. soal 16-30 (Bagian B)

Jumlah total soal 30

Adapun langkah-langkah pembuatan tes dalam penelitian ini adalah: 1) Pembuatan garis besar tes, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.3: Garis Besar Tes

Garis Besar Tes Isian 1 Tujuan Umum

penyelenggaraan tes

Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajar penutur bahasa Indonesia dalam menyimak bahasa Jepang pada level N3

2 Rincian tujuan penyelenggaraan tes

- Mengetahui tingkat kesulitan tes menyimak dengan bentuk pilihan berbeda yaitu tulisan dan suara

- Mengetahui faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam menyimak bahasa Jepang 3 Jenis tes dan tes format Tes diagnostik menyimak

Tes format pilihan ganda (multiple choice)

4 Judul rujukan bahan tes 1) The Japan Foundation & Japan Educational Exchanges and Service (2012). 日 語能力試 験公式問 集N3. Japan: Bojinsha.


(18)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2) Nishikuma, S., dkk. (2011). タ ン別徹底 ‐日 語能力試験N3‐. Japan: Aruku. 3) Sasaki, H. & Matsumoto, N. (2012). 日 語

能力試験 対策 日 語総 N3 聴解.

Tokyo: Ask. 5 Jumlah butir soal 30 butir soal

2) Penyusunan kisi-kisi tes, dengan rincian sebagai berikut:

Soal utama Tujuan Bagian A

文字提示形式

Bagian B 音声提示形式


(19)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Tabel. 3.4: Kisi-kisi Tes

Dalam penelitian ini akan diadakan perbandingan antara tingkat kesulitan antara bentuk penyajian suara dan bentuk penyajian tulisan dalam tes tersebut maka masing-masing bagian tes yaitu A dan B memiliki kesulitan tes yang sama dilihat dari kata dan pola kalimat.

3) Penyusunan tes

Dalam penyusunan tes dilakukan perekaman suara dari native untuk memperoleh pelafalan yang benar. Perekaman ini terkait pada instruksi pengerjaan tes, dan soal tes yang pada bagian pilihan jawabannya belum ada rekaman suara, disebabkan jenis soal dari sumber hanya berupa pilihan bentuk penyajian tulisan. Kemudian dilakukan proses editing dari audio, baik dalam hal penyesuaian susunan tes maupun penyesuaian kecepatan percakapan sesuai

Nomor soal Nomor soal

1 Pemahaman tema/topik

Mengambil informasi yang penting dalam penyelesaian topik secara konkret, seperti bertanya apakah tepat atau dapat dipahami tentang apa yang dilakukan berikutnya

1-3 16-18

2 Pemahaman poin

Bertanya apakah mampu menangkap poin dengan berpijak pada apa yang harus didengarkan pada hal yang disajikan sebelumnya

4-6 19-21

3 Pemahaman konsep

Bertanya apakah mampu memahami maksud atau saran pembicara dari keseluruhan teks

7-9 22-24

4 Ungkapan percakapan

Bertanya apakah dapat memilih ungkapan yang tepat setelah mendengarkan penjelasan keadaan

10-12 25-27

5 Respon cepat

Bertanya apakah dapat memilih respon yang tepat setelah mendengarkan ucapan pendek dari pertanyaan atau yang lainnya


(20)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dengan standar pada level N3 yang diucapkan dengan kecepatan sedikit mendekati alami. Hal ini disebabkan karena pada beberapa soal ditemukan percakapan yang masih menggunakan kecepatan alami. Penyesuaian kecepatan percakapan dilakukan pada soal nomor 2, 5, 9, 17, 18, 20, 22 dan 23 (soal yang sudah diperbaiki setelah judgement pertama). Kecepatan percakapan yang dijadikan pedoman adalah kecepatan percakapan pada contoh soal yang diberikan oleh The Japan Foundation & Japan Educational Exchanges and Service (2009) dalam bukunya berjudul 新 い 日 語能力試験 イ

ッ ‐概要 問 例集N1, N2, N3-.

4) Expert Judgement, yang dilakukan oleh tenaga pengajar yaitu native bahasa Jepang. Judgement dari native dilakukan pertama kali setelah tes dibuat. Berdasarkan hasil judgement tersebut diketahui terdapat beberapa butir soal yang sulit bagi pembelajar tingkat III dalam hal ini pada level N3 Nihongo Nouryoku Shiken, serta terdapat soal yang tidak sama durasi percakapan/monolog sehingga dilakukan penggantian butir soal. Tes bagian A dan bagian B memiliki tingkat kesukaran yang sama sehingga penggantian salah satu butir soal pada tes bagian A akan menyebabkan penggantian pula butir soal pada tes bagian B, begitu juga sebaliknya. Adapun hasil judgement tes dari native meliputi:

(a) Soal nomor 2 dan nomor 17, tidak memiliki durasi/panjang percakapan yang hampir sama, sehingga perlu diganti;

(2) 男 人 女 人 話 い 男 人買

M : 間買 ?

F : 棚 確 段目 右 う

M : 段目

F : う

M : う い ! う 段

男 人 買

段目 右 う


(21)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

段目 う

一番 段 右 う

(17) 会社 終わ 行 居酒屋

M : 終わ 久 飲 行 う

花屋 居酒屋 う

F :花屋 ?え?

M :え 100 ッ 向 い 花屋 屋

間 新 居酒屋

F : わ 前 イタ ア ン

私 電話

皆 先 行 い

M :了解 行

行 居酒屋

イタ ア ン 向 い

100 ッ

花屋 向 い

Diganti dengan soal berikut ini:

(2) 2 人 女 人 話 い 2 人 今日 何

F1: 映 チ ッ 今度行 い?

F2: 私 行 う い― I

面白

F1: 私 I 見 い

F2: う… II 見 前 I 見 い う いい

― 私 DVD持

F1: ?借 う

F2: え 今 う 見 い い?私 う一度見

F1: いい ? 来週 行 う

2人 今日 何

I 見 II 見

I 借 行


(22)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(17) 大学 男 い 先生 手伝い い 男 人

M: 先生 ン 教室 持 い う ?

F : う 全部 必要 い

待 必要 必要 い

M: い 先 教室 行 窓 開 今

日 い

F : う 願い 教室 行 前 田中

先生 部屋 持 行 ?置い

いい 窓 開 へ戻

持 行 1 人 持 い

M: い わ

男 人 何

教室 窓 開

田中先生 行

ン 教室 持 行

(b) Soal nomor 8, kurang jelas audionya sehingga diganti;

(8) 夫婦 話 い

F :今度 土曜日 行 ?

M :

F :天気 悪い い?

M : い 気

F :雨 体 悪 い?風邪 い う

い?

M :え? ?い い い ?

F : ういうわ い 今度

土曜日 ア …

M : ういう 君 洋服 靴

い い 行

F : !

女 人 男 人 何 い

一緒 行 い

ア 買わ い

大 い


(23)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Diganti dengan soal:

(8) 男 人 話 い

M : 最近 ネッ い 人 中

世界 生 い う 人 い う 知

合 人 当 結婚 … 世界 現

実 世界 区別 い う 怖い

暇 テ

楽 い 関係 う

作 い 考え い

い … 普通 何 考え

いう 面白い 楽 ういう

男 人 ういう

人 知 合う 役 立

現実 区別 い

(c) Soal nomor 9 dan nomor 24, terdapat banyak kata yang susah sehingga kedua soal diganti;

(9) テ 日 農業人口 い 話 い

以前 東京 大阪 大都市 人口 流出 一方

最近 流 少 変わ う 以前 地

方 農業 感 都会 出 働 口 探 人

数 会社 倒産 場 へい

相 大都市 生活 不安定

業 迷 い 中 農業 見直 う 少

地方 農業 目 人 増え

最近 農業人口 う 変化 い

う 減 い

減 い

う 増え い

え い


(24)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

最近 ッ 情報 変わ い 以前

1 以 大型犬 人気 最近 50

ンチ い 小型 中型 犬 人気 出 い 大 い

犬 場合 庭付 一戸建 家 え い 限

人 う 最近 ア マン

ン 小型 中型 犬 え 多

大型犬 小型 中型犬 う人 増え い

うわ

ッ い方 最近多い

ア マン ン 小 い犬 う

ア マン ン 大 い犬 う

一戸建 家 小 い犬 う

一戸建 家 大 い犬 う

Diganti dengan soal:

(9) 女 人 ン 電話 い

F : 今度 日曜日 時 予約 入 い 青木 申

聞 い

M: い う

F : 今 人 予約 い 2人増え 大

夫 う

M: 大 夫 皆様 4000 い

F : え?3000 予約 い

M: 3000 失礼い

F : 一人 20 遅 い いう

M: 先 飲 物 出 食 始

皆様 い いう う

F : 願い

女 人 何 ン 電話

予約 時間 変え 予約 人数 変え 料理 容 聞 料理 容 確認

(24) 女 人 友 う 来 話 い

F1: 田中

F2: い 昨日友 来 付い


(25)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

F1: 帰 う 前借

F2: え? 当?

F1: う

F2: う い 大 夫 読

F1: ? 気

F2: う いい え 入 飲 い

い?

F1: う

女 人 友 う へ何 来

謝 来 借 来 来

飲 来

(d) Soal nomor 18, bagian yang digaris bawahi terlalu menjebak dan terdapat kata yang susah sehingga perlu diganti, selain itu durasi percakapan tidak sama dengan soal nomor 3. Kedua soal tersebut diganti;

(18) 男 人 荷物 送 う い 男 人 い 料金

払い

M : 荷物 東京 い

F : 荷物 イ 測

イ 2 600

客様 3.5 割 増 料金

M :い

F :2 超え 場合 1 単 200 加算 料

金 い い 客様 場合

男 人 い 料金 払い

700 800 900 1,000

(3) 男 人 女 人 話 い 女 人 全部 い 金

払い

M : テ い

F :来月 日 一 日 ン 部屋 予約


(26)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

M : 宿 い

F : 願い

M : 客様 昼食 い い

F :い

M :通常 客様 場合 日曜日 宿

半 い

F : 昼食付 願い

女 人 全部 い 金 払い

5,400 5,700 6,100 6,400 Diganti dengan soal:

(16) 男 人 女 人 話 い 全部 何人来

F : ― 今日 全部 何人来 う

M: え 15 人 予定 今朝一人来 い

言 一人引い …

F : ― 昨日確 一人増え

M: う 林 数 入

全部 何人来

13人 14人 15人 16人

(1) 男 人 女 人 話 い 何人 行

M: え 終わ 山田君 行 一

緒 行 い?

F : いい

M: 林 店長 聞い い?

F : 林 いい 店長 いい い?

M: う

何人 行

2人 3人


(27)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4人 5人

(e) Soal nomor 19, terdapat pola kalimat yang susah dan situasi dalam percakapan tidak diketahui oleh semua pembelajar (situasi yang khusus) sehingga perlu diganti, tetapi pada soal 4 tidak diganti;

(19) 親 息子 話 い 息子 う 泣い

F : い 兄 マイ う ?

M: 家 出 マイ 急 泣 出

F :マイ 赤 ママ い

兄 い

M: 人 マイ 泣い

う いい わ

マイ 笑う う う

歌 歌

息子 う 泣い

家 出

妹 い

Diganti dengan soal:

(19) 夫婦 話 い 息子 今 う い い

F : 出 う ?

M: 子 車 乗 気 悪 …

F : 行 い ?

M: うう 薬 買い 行 車 乗 前 飲 大

夫 今日行 う 昨日宿 終わ

子 う少 戻 わ

F : う

息子 今 う い い

車 乗 気 悪

一緒 出 い

宿 い


(28)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(f) Soal nomor 20, terdapat kata yang susah sehingga perlu diganti, dan soal nomor 5 juga diganti;

(20) テ 女 贈 物 い 話 い 女 人 贈

物 気 い 何

F :い い 何枚 い 紙 包 い

場合

い い い 思う

ン い 紙 包 い い 寂 い

私 人 贈 わいい い ン

チ 何 実用的 包 う い

女 人 贈 物 気 い 何

い 紙

使え

わいい ン え

ン え

(5) テ 男 人 自 い 話 い 男 人

何 う い 言 い

M:私 新 社員 店 中

働い い 日 車 新鮮 肉 魚 店

商品 遠 村 売 行 い 一日 五

い 村 行 客 多い日 少 い日

私 車 来 楽 待 行

い 皆 喜 え 私

一番う い

男 人 何 う い 言 い

新 い店

車 使

う 売

村 人

Diganti dengan soal:

(20) 会社 女 人 男 人 話 い 2 人 い 相談

F : う 新 い商品 い 相談 い い

M: う

F : 今日 金曜日 う?今日 う 時間 い


(29)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

M: 来週 月曜日 火曜日 出張 木曜日

時間 取

F : う 木曜日 私 忙 い う 出張

帰 次 日 忙 い

M: う い 大 夫 日

う 午後 時間空

2人 い 相談

来週 月曜日 来週 火曜日 来週 水曜日 来週 木曜日

(5) 男 人 女 人 話 い 男 人 い 女 人

M: う一度 伺い い い

F : え― 月 忙 い 来月 入

M: う 来月 8日 う う

F : 8 日 … 日 予定 入 一週

間 先 ?

M: わ …

男 人 い 女 人 訪

4

8日 11日 15日

(g) Soal nomor 21, terdapat kata yang susah dan tidak memiliki durasi yang hampir sama dengan soal nomor 6, kemudian kedua soal tersebut diganti;

(21) 女 人 男 人 話 い 男 人 昨日 実際 働い

時間 何時間

F :夜勤 大変 何時 何時

M:午後9時 朝 10時

F :え!13時間 ? 長

M: 夜 間2回2時間 う い時間


(30)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

M:問 時間 実際休 う 昨日

わ 結局全部 1時間 休

F : 大変

男 人 昨日 実際 働い 時間 何時間

9時間 11時間 12時間

13時間

(6) 男 人 女 人 話 い 男 人 国 今 何時

F :国 家族 電話 う?

M:う 週間 一回 い

F :日 時間 う 電話 大変 い?

M: う 時間 計算 例え

今 日 午後 時 う う 日 時間遅

男 人 国 今 何時

午前 時

午前 時

午前 時

昼 時

Diganti dengan soal:

(21) 女 学生 男 学生 話 い 男 学生 う ア

イ 変え

F : 今 ア イ ?

M: う 実 今日 ン ニ ア イ

F : え?自動車 場 ア イ ?朝早 大

変 ?

M: い 早起 気 自給

F : 何 ?

M: う 物 作 楽 学生 う

い い

F : 頑張

男 学生 う ア イ 変え

朝早い


(31)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

物 作

経験

(6) 大学 男 留学生 係 人 テイ い 聞い い

男 留学生 う テイ 参加

M: テイ 申 込 い

締 ?

F : い 間 合い 参加 初

M: いえ 回目 回目 大 夫

F : い 大 夫 え 日 来 い

M: 10 月 過 月 帰国 予定

F : う 実 テイ 来日

半 以 留学生 申 込 い

M: え う

男 留学生 う テイ 参加

回目

1 月後 帰国 来日 半 以

(h) Soal nomor 22, terdapat kata yang susah dan tidak memiliki durasi yang hampir sama dengan soal nomor 7, penggantian hanya pada soal nomor 22.

(22) 女 人 男 人 旅行 感想 聞い い

F :週 旅行 行 ?

M:両親 温 連 行 桜 い 季節

F :偉い 両親 喜 う

M:う 向 う う暖 桜 終わ

休日 渋滞

F :

M:温 入 疲 取 思

F : う 大変

M: 両親 久


(32)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu M:

男 人 旅行 い う思 い

桜 い

温 疲 取 両親 疲

両親 満足

Diganti dengan soal:

(22) 留学生 日 気候 い 話 い

F: 私 一 中暑い国 来 日 夏 う

気温 い 暑 感 日 人 友

去 う 暑 言 い 信

私 半 前 日 来

雪 降 い 寒 日 寒い

暑い 差 激 い 私 ういう季

節 い 気 入 い 春

桜 当 い 秋 来 楽

留学生 日 気候 う思 い

季節 い 好

自 国 気温 高い 信 い

夏 冬 い 春 秋 いい

冬 寒 夏 暑 う 厳 い

Penggantian butir soal yang baru tidak menduduki nomor soal yang sama dengan soal yang digantikan karena disesuaikan dengan tingkat kesulitan butir soal, dalam hal ini diurutkan dari yang mudah ke yang sulit. Selain penggantian soal di atas, peneliti juga melakukan penyesuaian tingkat kesulitan kata pada pilihan jawaban satu butir soal nomor 9 (soal yang diganti), pada pilihan jawaban 1 dan 2 menggunakan kata 変え , awalnya menggunakan kata 変更

yang merupakan kata level lebih tinggi.

Setelah dilakukan penggantian butir soal, kemudian dilakukan pula judgement terhadap tes tentang kesesuaian tes dengan level N3 dan tingkat III pembelajar


(33)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

di perguruan tinggi yang dilakukan oleh pengajar menyimak bahasa Jepang yang merupakan native. Judgement yang lainnya dilakukan terhadap tes berdasarkan 10 kriteria judgement tes menurut Alderson (1985) yang dilakukan oleh peneliti beserta dengan kolega yang merupakan mahasiswa pascasarjana. Adapun hasil judgement tes tersebut dapat terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.5: Hasil Judgement Tes Berdasarkan 10 Kriteria Judgement Tes

No. Soal

Poin Judgmen Tes

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1

2 bukan angka

3 bukan angka

4 bukan angka

5

6 bukan angka

7 bukan angka

8 bukan angka

9 √ √ √ √ √ √ bukan angka √ √ √

10 bukan angka

11 bukan angka

12 bukan angka

13 bukan angka

14 bukan angka

15 bukan angka

16

17 bukan angka

18 bukan angka

19 bukan angka

20 bukan angka

21 bukan angka

22 bukan angka

23 bukan angka

24 √ √ √ √ √ √ bukan angka √ √ √

25 bukan angka

26 bukan angka


(34)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No. Soal

Poin Judgmen Tes

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

28 bukan angka

29 bukan angka

30 bukan angka

Poin Judgmen Tes:

1. Soal harus sesuai dengan indikator 2. Pengecoh harus berfungsi

3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. 4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

5. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

6. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban

di atas salah/benar”.

7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya. 8. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang

bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang. Artinya, bahwa dalam merumuskan pokok soal jangan menggunakan kata atau ungkapan seperti sebaiknya, umumnya,kadang-kadang, atau kata yang tidak pasti karena makna kata-kata itu tergantung pada keadaan dan situasi siswa yang bersangkutan.

9. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan siswa yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab benar soal berikutnya.

10.Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti sebagaimana dijelaskan dalam instrumen penelitian, adalah teknik tes untuk mengumpulkan hasil ujicoba tes berupa skor yang diperoleh testi. Adapun langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut :

1. Membuat instrumen penelitian berupa tes diagnostik dengan bentuk tes berupa tes pilihan ganda, yang butir-butir soalnya diambil dari buku-buku tentang tes menyimak Nihongo Nouryoku Shiken N3.


(35)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Melaksanakan pemberian tes pada mahasiswa masing-masing perguruan tinggi yang akan diberikan pada waktu yang hampir bersamaan. Pelaksanaan tidak bisa dilakukan serempak mengingat tempat perguruan tinggi tersebut yang berjauhan sehingga memerlukan waktu ketika berpindah dari satu perguruan tinggi ke perguruan tinggi lainnya. Selain itu, pelaksanaan tes menyesuaikan dengan ketersediaan waktu dari lembaga bersangkutan. 3. Terdapat 2 kelas dalam satu lembaga perguruan tinggi. Oleh karena itu, tes

dilaksanakan bergantian, tidak serempak mengingat perbandingan luas fasilitas ruang dengan jumlah mahasiswa yang berbeda. Memberikan nomor pada masing-masing hasil tes, memasukkan data hasil tes, serta membuat dua deret skor nilai berdasarkan nomor soal.

F. Teknik Pengolahan Data

Menurut Siswanto (2012:70) data hasil tes yang baru dikumpulkan merupakan data mentah, sehingga untuk memperoleh suatu informasi maka data tersebut harus diolah sesuai dengan kebutuhan. Pada penelitian ini, data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memberikan skor pada masing-masing hasil tes yang dilakukan oleh testi. Adapun cara penskoran dengan memberikan skor (1) jika jawabannya benar dan skor (0) jika jawabannya salah.

2. Hasil skor masing-masing butir soal dan masing-masing testi akan dimasukkan dalam tabel Microsoft exel. Ini untuk mempermudah penghitungan jumlah testi yang menjawab benar pada masing-masing butir soal, dan jumlah skor masing-masing testi.

3. Dilakukan penghitungan rata-rata nilai tes bagian A dan B untuk melihat tingkat kesulitan antara tes bagian A (bentuk penyajian pilihan tulisan) dan bagian B (bentuk penyajian suara). Ini untuk melihat tes bentuk penyajian pilihan jawaban yang mana lebih gampang bagi pembelajar penutur bahasa Indonesia dalam menyimak bahasa Jepang.


(36)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4. Dilakukan pengelompokan skor menjadi deret nomor ganjil dan deret nomor genap, sesuai dengan cara pembuktian reliabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Reliabilitas Belah Dua (split-half reliability). Dua deret skor tersebut kemudian dikorelasikan dengan rumus Pearson product-moment, untuk memperoleh koefisien reliabilitas setengah bagian tes. Untuk selanjutnya mencari koefisien reliabilitas seluruh tes dengan menggunakan rumus Spearman-Brown Prophecy.

5. Untuk mengetahui soal yang belum dikuasai oleh testi, dilakukan penghitungan tingkat kesulitan butir soal dengan menghitung jumlah jawaban benar pada satu butir soal dibagi jumlah testi, seperti berikut ini:

6. Melakukan penghitungan daya pembeda butir soal dengan cara menggelompokkan terlebih dahulu kelompok mampu (high) dan kelompok kurang mampu (low). Kemudian berdasarkan jumlah kelompok mampu dan kelompok kurang mampu tersebut dilakukan penghitungan dengan rumus:

= daya pembeda

= kelompok mampu yang menjawab benar

= kelompok kurang mampu yang menjawab benar = setengah dari jumlah testi ke dua kelompok


(37)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alderson, J.C. (1985). Evaluation. London: Pergamon. Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2013). Perkembangan Pariwisata Bali Maret

2013. [Online]. Tersedia di: http://bali.bps.go.id/brs/par/brs_par_05_2013. pdf. Diakses 4 Juni 2013.

Daryanto, H. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djiwandono, M.S. (2008). Tes Bahasa, Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks.

Emzir (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan –Kuantitatif dan Kualitataif-. Jakarta: Raja Grafindo.

Fulcher, G. (2010). Practical Language Testing. London: Hodder Education. Fulcher, G., & Davidson, F. (2007). Language Testing and Assessment. Oxon:

Taylor & Francis e-Library.

Furqon (2011). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Henning, G. (1987). A Guide to Language Testing: Development, Evaluation and Research. Inggris: Newberry House Publishers.

Hermawan, H. (2012). Menyimak, Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hamalik, O. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

--- (2004). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hamied, F. A. Materi Kuliah: Komponen Kurikulum. Diberikan pada 8 Pebruari 2013.


(38)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kathleen,S & Kitao, K. (1996). Testing Listening. Dalam The Internet TESL Journal, Vol. II, No. 7, July 1996. Diakses dari http://iteslj.org/Articles/ Kitao-TestingListening.html. Diakses 20 Juni 2013.

Kedekatan Psikologis Jepang dan Bali. [Online]. Tersedia di: http://www.femina.

co.id/isu.wanita/topik.hangat/kedekatan.psikologis.jepang.dan.bali/005/007/ 10. Diakses 4 Juni 2013.

Nishikuma, S., dkk. (2011). パタ ン別徹底 ‐日本語能力試験 N3‐. Japan: Aruku.

Okamoto, N., dkk. (2011). 日本語能力試験ス パ 模試N2. 日本:ア ク. Rakhmat, J. (1984). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remadja Karya. Sasaki, H. & Matsumoto, N. (2012). 日本語能力試験 対策、日本語総まと

N3聴解. Tokyo: Ask.

Sirait, B. (1989). Bahan Pengajaran Untuk Mata Kuliah Evaluasi Hasil Belajar Siswa. Jakarta: Depdikbud, Dikti.

Siswanto, V.A. (2012). Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Shimada, M. (2003). 日本語聴解テス における選択肢提示形式 影響. 日

本語教育, 119号2003.10᧥, hlm. 21-30.

--- (2004). 日本語聴解テス 項目正答率に影響を与える要因.

東京学芸大学紀要, 第2部門, hlm. 39-46.

--- (2006a). 日本語聴解テス において難易度に影響を与える要

因. 日本語教育 , 129号᧤2006.4᧥, hlm. 1-10.

--- (2006b). 日本語聴解テス において選択肢提示形式が回答過

程に与える影響 発話思考法を用いて . 日本語言語テス 学会研

究紀要, 第9号᧤JLTA Journal No.9᧥, hlm. 101-116.

Shimada, M. & Hou, R. (2009). 中国語母語話者を対象と た日本語聴解テス

における選択肢提示形式 影響. 世界 日本語教育, 19, 2009年3


(39)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Staton, T. F. (1978). Cara Mengajar dengan Hasil yang Baik. Bandung: Diponegoro.

Surapranata, S. (2006). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Takamizawa, H. (1996). めて 日本語教育 2 日本語教授法入門.日

本:ア ク.

Tarigan, H. G. (1983). Menyimak, Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

--- (2009). Dasar-Dasar Kurikulum Bahasa. Bandung: Angkasa. The Japan Foundation & Japan Educational Exchanges and Servis (2009). 新 い

日本語能力試験 ガイ ブック‐概要版と問題例集 N1, N2, N3-.

Japan: Bonjinsha.

--- (2012). 日本語能力試験公式問題集N3. Japan: Bonjinsha. --- (2013). The Japanese-Language Proficiency Test Summary


(40)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA


(1)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Melaksanakan pemberian tes pada mahasiswa masing-masing perguruan tinggi yang akan diberikan pada waktu yang hampir bersamaan. Pelaksanaan tidak bisa dilakukan serempak mengingat tempat perguruan tinggi tersebut yang berjauhan sehingga memerlukan waktu ketika berpindah dari satu perguruan tinggi ke perguruan tinggi lainnya. Selain itu, pelaksanaan tes menyesuaikan dengan ketersediaan waktu dari lembaga bersangkutan. 3. Terdapat 2 kelas dalam satu lembaga perguruan tinggi. Oleh karena itu, tes

dilaksanakan bergantian, tidak serempak mengingat perbandingan luas fasilitas ruang dengan jumlah mahasiswa yang berbeda. Memberikan nomor pada masing-masing hasil tes, memasukkan data hasil tes, serta membuat dua deret skor nilai berdasarkan nomor soal.

F. Teknik Pengolahan Data

Menurut Siswanto (2012:70) data hasil tes yang baru dikumpulkan merupakan data mentah, sehingga untuk memperoleh suatu informasi maka data tersebut harus diolah sesuai dengan kebutuhan. Pada penelitian ini, data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Memberikan skor pada masing-masing hasil tes yang dilakukan oleh testi. Adapun cara penskoran dengan memberikan skor (1) jika jawabannya benar dan skor (0) jika jawabannya salah.

2. Hasil skor masing-masing butir soal dan masing-masing testi akan dimasukkan dalam tabel Microsoft exel. Ini untuk mempermudah penghitungan jumlah testi yang menjawab benar pada masing-masing butir soal, dan jumlah skor masing-masing testi.

3. Dilakukan penghitungan rata-rata nilai tes bagian A dan B untuk melihat tingkat kesulitan antara tes bagian A (bentuk penyajian pilihan tulisan) dan bagian B (bentuk penyajian suara). Ini untuk melihat tes bentuk penyajian pilihan jawaban yang mana lebih gampang bagi pembelajar penutur bahasa Indonesia dalam menyimak bahasa Jepang.


(2)

4. Dilakukan pengelompokan skor menjadi deret nomor ganjil dan deret nomor genap, sesuai dengan cara pembuktian reliabilitas tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Reliabilitas Belah Dua (split-half reliability). Dua deret skor tersebut kemudian dikorelasikan dengan rumus Pearson product-moment, untuk memperoleh koefisien reliabilitas setengah bagian tes. Untuk selanjutnya mencari koefisien reliabilitas seluruh tes dengan menggunakan rumus Spearman-Brown Prophecy.

5. Untuk mengetahui soal yang belum dikuasai oleh testi, dilakukan penghitungan tingkat kesulitan butir soal dengan menghitung jumlah jawaban benar pada satu butir soal dibagi jumlah testi, seperti berikut ini:

6. Melakukan penghitungan daya pembeda butir soal dengan cara menggelompokkan terlebih dahulu kelompok mampu (high) dan kelompok kurang mampu (low). Kemudian berdasarkan jumlah kelompok mampu dan kelompok kurang mampu tersebut dilakukan penghitungan dengan rumus:

= daya pembeda

= kelompok mampu yang menjawab benar

= kelompok kurang mampu yang menjawab benar = setengah dari jumlah testi ke dua kelompok


(3)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alderson, J.C. (1985). Evaluation. London: Pergamon. Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2013). Perkembangan Pariwisata Bali Maret

2013. [Online]. Tersedia di: http://bali.bps.go.id/brs/par/brs_par_05_2013.

pdf. Diakses 4 Juni 2013.

Daryanto, H. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djiwandono, M.S. (2008). Tes Bahasa, Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks.

Emzir (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan –Kuantitatif dan Kualitataif-.

Jakarta: Raja Grafindo.

Fulcher, G. (2010). Practical Language Testing. London: Hodder Education. Fulcher, G., & Davidson, F. (2007). Language Testing and Assessment. Oxon:

Taylor & Francis e-Library.

Furqon (2011). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Henning, G. (1987). A Guide to Language Testing: Development, Evaluation and

Research. Inggris: Newberry House Publishers.

Hermawan, H. (2012). Menyimak, Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hamalik, O. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

--- (2004). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Hamied, F. A. Materi Kuliah: Komponen Kurikulum. Diberikan pada 8 Pebruari 2013.


(4)

Kathleen,S & Kitao, K. (1996). Testing Listening. Dalam The Internet TESL Journal, Vol. II, No. 7, July 1996. Diakses dari http://iteslj.org/Articles/ Kitao-TestingListening.html. Diakses 20 Juni 2013.

Kedekatan Psikologis Jepang dan Bali. [Online]. Tersedia di: http://www.femina.

co.id/isu.wanita/topik.hangat/kedekatan.psikologis.jepang.dan.bali/005/007/ 10. Diakses 4 Juni 2013.

Nishikuma, S., dkk. (2011). パタ ン別徹底 ‐日本語能力試験 N3‐.

Japan: Aruku.

Okamoto, N., dkk. (2011). 日本語能力試験ス パ 模試N2. 日本:ア ク.

Rakhmat, J. (1984). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remadja Karya.

Sasaki, H. & Matsumoto, N. (2012). 日本語能力試験 対策、日本語総まと

N3聴解. Tokyo: Ask.

Sirait, B. (1989). Bahan Pengajaran Untuk Mata Kuliah Evaluasi Hasil Belajar

Siswa. Jakarta: Depdikbud, Dikti.

Siswanto, V.A. (2012). Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Shimada, M. (2003). 日本語聴解テス における選択肢提示形式 影響. 日

本語教育, 119号᧤2003.10᧥, hlm. 21-30.

--- (2004). 日本語聴解テス 項目正答率に影響を与える要因.

東京学芸大学紀要, 第2部門, hlm. 39-46.

--- (2006a). 日本語聴解テス において難易度に影響を与える要

因. 日本語教育 , 129号᧤2006.4᧥, hlm. 1-10.

--- (2006b). 日本語聴解テス において選択肢提示形式が回答過

程に与える影響 発話思考法を用いて . 日本語言語テス 学会研

究紀要, 第9号᧤JLTA Journal No.9᧥, hlm. 101-116.

Shimada, M. & Hou, R. (2009). 中国語母語話者を対象と た日本語聴解テス

における選択肢提示形式 影響. 世界 日本語教育, 19, 2009年3


(5)

Desak Made Sri Mardani, 2014

MODEL TES DIAGNOSTIK MENYIMAK BAHASA JEPANG BAGI PENUTUR BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Staton, T. F. (1978). Cara Mengajar dengan Hasil yang Baik. Bandung: Diponegoro.

Surapranata, S. (2006). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Takamizawa, H. (1996). めて 日本語教育 2 日本語教授法入門.日

本:ア ク.

Tarigan, H. G. (1983). Menyimak, Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

--- (2009). Dasar-Dasar Kurikulum Bahasa. Bandung: Angkasa. The Japan Foundation & Japan Educational Exchanges and Servis (2009). 新 い

日本語能力試験 ガイ ブック‐概要版と問題例集 N1, N2, N3-.

Japan: Bonjinsha.

--- (2012). 日本語能力試験公式問題集N3. Japan: Bonjinsha. --- (2013). The Japanese-Language Proficiency Test Summary


(6)