PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS MEDIA TEKS CERITA BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAGI SISWA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Penelitian Subjek Tunggal di Sekolah Dasar Inklusi Al Mabrur Tahun 2014).

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS MEDIA TEKS CERITA BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

PEMAHAMAN BAGI SISWA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (Penelitian Subjek Tunggal di Sekolah Dasar Inklusi Al Mabrur Tahun 2014)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh

RAI BAGUS TRIADI NIM 1201611

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Individual Berbasis Media Teks Cerita Bergambar Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman bagi Siswa ABK ( Penelitian Subjek Tunggal di Sekolah Dasar Inklusi Al-Mabrur Tahun 2014) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada pengaduan dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juli 2014

Yang membuat pernyataan


(3)

RAI BAGUS TRIADI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL BERBASIS MEDIA TEKS CERITA BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAGI SISWA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

(Penelitian Subjek Tunggal di Sekolah Dasar Inklusi Al Mabrur Tahun 2014)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd

Pembimbing II

Dr. Yeti Mulyati, M.Pd NIP 196008091986012001

Mengetahui,

Ketua Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Pascasarjana

Dr. Sumiyadi, M.Hum NIP 196704151992032001


(4)

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Triadi, Rai. B. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Individual Berbasis Media Teks Cerita

Bergambar dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman bagi Siswa ABK (Penelitian Subjek Tunggal di Sekolah Dasar Inklusi Al Mabrur Tahun 2014)

Penelitian ini berangkat dari kegelisahan peneliti terhadap rendahnya pemahaman baca siswa ABK di sekolah Inklusi. Rendahnya pemahaman tersebut diakibatkan oleh berbagai hal. Antara lain, kurangnya pengetahuan dan kompetensi guru dalam menangani proses pembelajaran membaca bagi siswa ABK, Pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat, dan kurang kreatifnya penggunaan media pembelajaran pada saat pembelajaran membaca pemahaman dilakukan. Pada penelitian ini masalah yang akan diteliti yaitu menguji model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam upaya peningkatan kemampuan pemahaman baca siswa ABK di sekolah inklusi.

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui (1) tingkat pemahaman membaca siswa ABK di sekolah inklusi, (2) rancangan pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa ABK dengan menggunakan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar, (3) proses pembelelajaran membaca pemahaman bagi siswa ABK dengan menggunakan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar, (4) peningkatan pemahaman membaca siswa ABK dengan setelah menggunakan model pembelajaran individual melalui media teks cerita bergambar, (5) keefektifan model pembelajaran individual dengan menggunakan media cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa ABK di sekolah inklusi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain subjek tunggal A-B-A. Pemilihan disain subjek tunggal A-B-A diharapkan menghasilkan hasil penelitian yang lebih kuat dan terlihat signifikan antara awal dan akhir penelitian. Subjek dalam penelitian ini berjumlah dua, masing-masing subjek memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sedangkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan lembar tes.

Temuan yang diperoleh dari proses analisis data pada subjek 1 dan subjek II terjadi peningkatan keterpahaman baca pada kedua subjek tersebut. Persentase kondisi baseline awal (A1) subjek I berhasil mencapai persentase keterpahaman sebesar 46,25%. Setelah mendapatkan mendapatkan intervensi pemahaman bacaan subjek mengalami kenaikan sebesar 2,75%. Hal ini terlihat skor yang didapat subjek pada kondisi ini sebesar 49%. Skor. Sedangkan pada kondisi baseline (A2) persentase skor yang didapat subjek sebesar 43,75%. Skor ini mengalami penurunan 15,25%. Sedangkan subjek II pada kondisi baseline awal (A1) subjek berhasil mencapai persentase keterpahaman sebesar 62,5%. Setelah mendapatkan intervensi, pemahaman bacaan subjek mengalami kenaikan sebesar 11,5. Hal ini terlihat pada kondisi ini skor yang didapat sebesar 11,5%. Pada kondisi selanjutnya yaitu kondisi baseline (A2) persentase skor yang didapat subjek sebesar 66,25%.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh positif dari intervensi yang berbentuk model pembelajaran individual berbasis teks cerita bergambar terhadap peningkatan kemampuan pemahaman baca subjek I dan subjek II.


(5)

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Triadi, Rai. B. 2014. APPLICATION OF A PICTORIAL STORY TEXT MEDIA BASED INDIVIDUAL LEARNING MODEL IN LEARNING OF COMPREHENSION READING FOR ABK STUDENTS (A Single Object Research at Inclusive Al Mabrur Elementary School, Year 2014)

This research was tringgered by the researcher’s concern with the low reading comprehension of ABK students at an inclusive school. The low comprehension was due to some factors, among others: the lack of theachers’ knowledge and competence in dealing model, and the lack of creativity in the usage of learning media during the performance of comprehension reading learning. This research was intended to test a pictorial story text media based individual learning model in attempt to enhance the comprehension reading of ABK students at an inclusive school.

The objective of this research was to find out (1) ABK students’ reading comprehension at an inclusive school, (2) design of comprehension reading learning for ABK students by using a pictorial story text media based individual learning model, (3) a comprehension reading learning process for ABK students by using a pictorial story text media based individual learning model, (4) Imprevement of ABK students reading comprehension after using a pictorial story text media based individual learning model, (5) the efectiveness of the pictorial story text media based individual learning model in attempt to enhance ABK students’ reading comprehension at an inclusive school.

The method used was an experiment method by an A-B-A single subject design. The selection of the A-B-A single subject design was expected to produce a stronger, significant research result between the start and the end of research. The subject in this research consisted of two, each having a different characteristic. The instruments used were observation, interview, and test sheet.

The findings obteined from a data analysis process for subject I and subject II showed that there was an increase in reading comprehension for the two subjects. Under the initial baseline condition (A1), subject 1 successfully achieved a percentage of comprehension by 46,25%. After having received an intervention of reading comprehension, the subject improved by 2,75%. It could be seen from the scors the subject gained under the condition , 49%. Mean while under baseline conditon (A2) the percentage of score that the subject gained was 43,75%. This score decreased by 15.25%. Whenwhile, subject II Under the initial baseline condition (A1) gained a comprehension precentage of 62,5%. After having received the intervention, the reading comprehension of the subjecct improved by 11.5%. It could be seen from the score gained by 11.5%. Under a futher condition, baseline condition (A2), the percentageof score obtained by the subject was 66.25%.


(6)

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Based on the discussion above, it could be concluded that there was a positive effect of the intervention, in form of a pictorial story text media based indidual learning model, on the imprevement in the reading comprehension competence of subjects I and II.


(7)

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH...iv

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR TABEL...xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Perumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metode Penelitian ... 7

G. Struktur Organisasi ... 8

BAB II IHWAL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL, MEDIA TEKS CERITA BERGAMBAR, MEMBACA PEMAHAMAN, DAN KARAKTERISTIK SISWA ABK (ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS) DI SEKOLAH INKLUSI ... 10

A. Model Pembelajaran Individual ... 10

B. Media Teks Cerita Bergambar ... 13

1. Jenis Media ... 14

2. Fungsi Media Teks Cerita Bergambar ... 15

C. Membaca Pemahaman ... 18

1. Aspek Membaca Pemahaman bagi Siswa ABK ... 19


(8)

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Membaca Permulaan ... 22

b. Membaca Lanjut ... 24

c. Keterbacaan ... 24

D. Karakteristik Siswa ABK ( Anak Berkebutuhan Khusus) di Sekolah Inklusi ... 28

1. Autis ... 28

2. CP (Cerebral Palsy) ... 31

E. Sekolah Inklusi... 35

F. Hipotersis Penelitian ... 38

G. Anggapan Dasar ... 38

H. Definisi Operasional ... 38

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN ... 40

A. Lokasi Penelitian ... 40

B. Subjek Penelitian... 41

C. Waktu Penelitian ... 42

D. Desain Penelitian ... 43

E. Metode Penelitian ... 44

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 45

G. Prosedur Penelitian ... 46

H. Instrumen Penelitian ... 47

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ... 51

A. Pembelajaran Membaca bagi Siswa ABK di Sekolah Inklusi ... 51

1. Proses Pembelajaran ... 51

2. Materi Pembelajaran ... 52

3. Metode dan Media Pembelajaran ... 52

4. Evaluasi ... 53

B. Profil Keterpahaman Baca Siswa ABK di Sekolah Inklusi ... 54


(9)

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Subjek II ( Siswa ABK dengan Kekhususan Cerebral Palsy) ... 55

C. Deskripsi Perencanaan dan Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman bagi Siswa ABK dengan Menggunakan Model Pembelajaran Individual Berbasis Media Teks Cerita Bergambar ... 58

1. Deskripsi Perencanaan Pembelajaran Individual Berbasis Media Teks Cerita Bergambar ... 58

2. Deskripsi Materi Pembelajaran Individual Berbasis Media Teks Cerita Bergambar ... 64

3. Deskripsi Proses Pembelajaran Individual Berbasis Media Teks Cerita Bergambar ... 71

4. Deskripsi Media Pembelajaran ... 158

a. Kartu Gambar dan Huruf ... 158

b. Kartu Kalimat ... 159

c. Media Teks Cerita Bergambar ... 161

5. Deskripsi dan Analisis Hasil Pembelajaran ... 162

a. Subjek I ( Siswa ABK dengan Kekhususan Autis) ... 162

1) Kondisi Baseline (A1) ... 162

2) Kondisi Intervensi (B) ... 167

3) Kondisi Baseline (A2) ... 172

4) Data Kemampuan Pemahaman Baca pada Kondisi Baseline (A1), Intervensi, dan Baseline (A2) ... 176

5) Analisis Data Kondisi Subjek I ... 178

a) Panjang Kondisi ... 178

b) Kecenderungan arah... 178

c) Tingkat Stabilitas (level stabily) ... 179

d) Tingkat Perubahan (level change)... 181

6) Analisis Data Antar Kondisi Subjek I ... 181


(10)

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 182

c) Perubahan Level ... 183

d) Data Overlap ... 183

b. Subjek II ( Siswa ABK dengan Kekhususan Cerebral Palsy) ... 185

1) Kondisi Baseline (A1) ... 185

2) Kondisi Intervensi (B) ... 188

3) Kondisi Baseline (A2) ... 193

4) Data Kemampuan Pemahaman Baca pada Kondisi Baseline (A1), Intervensi, dan Baseline (A2) ... 197

5) Analisis Data Kondisi Subjek II ... 199

a) Panjang Kondisi ... 199

b) Kecenderungan arah... 199

c) Tingkat Stabilitas (level stabily) ... 200

d) Tingkat Perubahan (level change) ... 202

6) Analisis Data Antar Kondisi Subjek II ... 203

a) Variabel yang Diubah ... 203

b) Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 203

c) Perubahan Level... 204

d) Data Overlap ... 205

6. Analisis Data Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa ABK di Sekolah Inklusi ... 207

a. Subjek 1 (Siswa ABK dengan Kekhususan Auitis) ... 207

b. Subjek 2 (Siswa ABK dengan Kekhususan Cerebral Palsy)... 209

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 211

A.Simpulan ... 211

B.Saran ... 223


(11)

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 382

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Desain Penelitian ...43

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian ...46

DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek I pada Kondisi Baseline (A1) ... 164

Grafik 4.2 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek I pada Kondisi Baseline (A1) Berdasarkan Indikator ... 165

Grafik 4.3 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek I pada Kondisi Intervensi (B) ... 167

Grafik 4.4 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek I pada Kondisi Intervensi (B) Berdasarkan Indikator ... 168

Grafik 4.5 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek I pada Kondisi Baseline (A2) ... 174

Grafik 4.6 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek I pada Kondisi Baseline (A2) Berdasarkan Indikator ... 175

Grafik 4.7 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek I pada Kondisi Baseline (A1), Intervensi dan Baseline (A2) ... 177

Grafik 4.8 Kecenderungan Arah Subjek I... 179

Grafik 4.9 Overlap Baseline (A1) dan Intervensi ... 184

Grafik 4.10 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek II pada Kondisi Baseline (A1) ... 187

Grafik 4.11 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek II pada Kondisi Baseline (A1) Berdasarkan Indikator ... 187


(12)

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Grafik 4.13 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek II pada Kondisi Intervensi (B)

Berdasarkan Indikator ... 192

Grafik 4.14 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek II pada Kondisi Baseline (A2) ... 195

Grafik 4.15 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek II pada Kondisi Baseline (A2) Berdasarkan Indikator ... 196

Grafik 4.16 Kemampuan Pemahaman Baca Subjek I pada Kondisi Baseline (A1), Intervensi dan Baseline (A2) ... 198

Grafik 4.17 Kecenderungan Arah Subjek II ... 200

Grafik 4.18 Overlap Baseline (A1) dan Intervensi ... 205

Grafik 4.19 Mean Level Kemampuan Pemahaman Baca Subjek I ... 207

Grafik 4.20 Mean Level Kemampuan Pemahaman Baca Subjek II... 209

DAFTAR LAMPIRAN Lembar Tes Subjek I dan Lembar Penilaian ... 228

Lembar Tes Subjek II, Lembar Penilaian dan Media Teks Cerita Bergambar ... 276

Lembar Validasi Instrumen Penelitian... 365

SK Pembimbing Penulisan Tesis ... 378

Surat Permohonan Penelitian ... 380

Photo Kegiatan Penelitian ... 3

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Data Subjek Penelitian ... 41


(13)

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 42

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes ... 48

Tabel 3.4 Format Observasi Proses Pembelajaran ... 49

Tabel 4.1 Rancangan Program Pembelajaran Individual Berbasis Media Teks Cerita Bergambar (Subjek I) ... 59

Tabel 4.2 Rancangan Program Pembelajaran Individual Berbasis Media Teks Cerita Bergambar (Subjek II) ... 62

Tabel 4.3 Daftar Nilai Subjek I pada Kondisi Baseline (A1) ... 162

Tabel 4.4 Daftar Nilai Subjek I pada Kondisi Baseline (A1) Berdasarkan Indikator ... 163

Tabel 4.5 Daftar Nilai Subjek I pada Kondisi Intervensi (B) ... 167

Tabel 4.6 Daftar Nilai Subjek I pada Kondisi Intervensi (B) Berdasarkan Indikator... 169

Tabel 4.7 Daftar Nilai Subjek I pada Kondisi Baseline (A2) ... 172

Tabel 4.8 Daftar Nilai Subjek I pada Kondisi Baseline (A2) Berdasarkan Indikator ... 173

Tabel 4.9 Daftar Nilai Subjek I pada Kondisi Baseline (A1), Intervensi,dan Baseline (A2) ... 176

Tabel 4.10 Data Panjang Kondisi Subjek I ... 178

Tabel 4.11 Data Garis Kecenderungan Arah Subjek I... 179

Tabel 4.12 Persentase Stabil Pada Tiap Kondisi Subjek I ... 181

Tabel 4.13 Tingkat Perubahan Subjek I ... 181

Tabel 4.14 Data Jumlah Variabel yang Diubah ... 182

Tabel 4.15 Data Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 182

Tabel 4.16 Data Perubahan Level ... 183

Tabel 4.17 Data Overlap ... 184

Tabel 4.18 Daftar Nilai Subjek II pada Kondisi Baseline (A1) ... 185

Tabel 4.19 Daftar Nilai Subjek II pada Kondisi Baseline (A1) Berdasarkan Indikator ... 186

Tabel 4.20 Daftar Nilai Subjek II pada Kondisi Interversi (B) ... 189

Tabel 4.21 Daftar Nilai Subjek II pada Kondisi Intervensi (B) Berdasarkan Indikator ... 190


(14)

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.23 Daftar Nilai Subjek II pada Kondisi Baseline (A2) Berdasarkan Indikator ... 194

Tabel 4.24 Daftar Nilai Subjek II pada Kondisi Baseline (A1), Intervensi, dan Baseline (A2) ... 197

Tabel 4.25 Data Panjang Kondisi Subjek II... 199

Tabel 4.26 Data Garis Kecenderungan Arah Subjek II ... 200

Tabel 4.27 Persentase Stabil Pada Tiap Kondisi Subjek II ... 202

Tabel 4.28 Tingkat Perubahan Subjek II ... 202

Tabel 4.29 Data Jumlah Variabel yang Diubah ... 203

Tabel 4.30 Data Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 204

Tabel 4.31 Data Perubahan Level ... 204


(15)

1

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Penelitian ini berangkat dari sebuah pengalaman. Pada suatu hari peneliti melihat kejadian yang unik yaitu seorang siswa dengan kekhususan autis di sekolah inklusi sedang menari dan mempraktekan gerakan tokoh dalam sebuah teks cerita. Setelah peneliti telusuri dan mencoba mengetahui bagaimana bentuk teks tersebut, peneliti menemukan sebuah teks yang dibawahnya terdapat gambar-gambar menarik yang menggambarkan kejadian yang terjadi di dalam teks tersebut.

Pada hari yang lain peneliti pun melihat suatu kejadian yang sangat berbeda dengan kejadian sebelumnya. Peneliti melihat seorang siswa yang memiliki khususan autis sedang mengerjakan soal ujian, di dalam soal ujian tersebut terdapat sebuah teks bacaan yang di bawahnya terlampir soal-soal yang berkaitan dengan isi teks tersebut. Peneliti pun mencoba mengetahui apa isi jawaban dari soal yang coba dijawab oleh siswa tersebut, ternyata jawaban siswa dengan kekhususan autis tersebut kebanyakan keliru, kemudian peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa siswa dengan kekhususan autis tersebut tidak paham isi dalam teks tersebut.

Berkaitan dengan penjelasan tersebut adanya hubungan antara keterampilan membaca pemahaman dengan kondisi psikologi siswa berkebutuhan khusus. Pemaparan tersebut menunjukan bahwa siswa ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) merasa lebih nyaman dan dapat lebih memahami maksud dari teks tersebut jika terdapat gambar yang menarik di dalamnya.

Perkembangan strategi pembelajaran sekarang ini lebih mengarahkan pengajar untuk memahami tuntutan dan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Pakar-pakar pendidikan selalu berupaya merancang strategi yang tepat dan lebih efektif. Guru-guru pun diberikan berbagai pelatihan untuk hal tersebut. Perkembangan tersebut tidak terlepas bagi siswa berkebutuhan khusus. Aspek pengelolaan proses pembelajaran mengalami


(16)

2

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan, lahirnya konsep sekolah inklusi adalah tahap awal dari proses penyamarataan antara siswa ABK dengan siswa normal lainnya.

Sekolah inklusi adalah sekolah regular atau sekolah biasa tetapi memiliki konsep menerima ABK dan menyediakan sistem layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak tanpa kebutuhan khusus dan ABK melalui adaptasi kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan sarana prasarananya, Adapun beberapa penjelasan yang berbeda-beda tentang sekolah inklusi.

Sekolah yang dibentuk dalam rangka penyatuan bagi anak-anak berkelainan (penyandang hambatan/ cacat) ke dalam program-program sekolah. (Smith, 2012: 45). Fuchs dalam Smith menyatakan „Full inclusion or uncompromising’ yang berarti penghapusan pendidikan khusus (Smith, 2012: 45).

Pendidikan Inklusif disosialisasikan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa Dirjen Manajemen Dikdasmen Depdiknas di Jakarta pada tahun 2003-2004, merupakan program pelayanan pendidikan yang diharapkan mampu mengakses pendidikan untuk semua (educational for all), tanpa diskriminasi dan menerima perbedaan. Program Pendidikan Inklusif merupakan program pendidikan yang terus disosialisasikan dan diupayakan keberadaannya dengan memberikan sarana prasarana dan beasiswa (Barokah, 2008 :24)

Sekolah inklusi memiliki konsep menggabungkan siswa ABK dengan siswa normal, hal ini tentunya menuntut tenaga pengajar memiliki kemampuan khusus dalam membimbing siswa ABK. Tenaga pengajar atau guru adalah faktor yang paling penting dalam menentukan keberhasilan pengajaran. Guru sedapat mungkin mencari solusi agar siswa abk menjadi tertarik dan menguasai materi yang disampaikan oleh guru tersebut. Hal tersebut selaras dengan pernyataan perserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pengembangan pembelajaran yang tersedia melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (UU Sisdiknas no. 20 tahun 2003).

Banyak orang yang telah mempelajari masalah-masalah sekolah inklusi merasakan bahwa yang paling dibutuhkan anak-anak penyandang hambatan atau kelainan untuk mendapatkan keberhasilah di sekolah reguler, hanyalah pembelajaran yang baik (good


(17)

3

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teacing). Guru-guru yang “baik” yang telah mempunyai kesempatan mempelajari beberapa

informasi dasar mengenai hambatan/ kelainan dan mereka yang telah menyadari fakta bahwa banyak hal yang bisa diberikan pada anak-anak berkebutuhan khusus adalah dasar yang pentinng bagi keberhasilan penyatuan (inklusi) siswa-siswa terbelakang mental. (Smith, 2012:124)

Seorang guru yang mengajar di sekolah inklusi harus dapat memodifikasi pembelajaran di kelas, karena di dalam sekolah inklusi terdapat siswa ABK yang berbeda karakteristiknya dengan siswa normal lainnya. Modifikasi tersebut dapat berupa pemilihan model pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran. Sejalan dengan pernyataan Daryanto (2010:2) kecenderungan pembelajaran yang kurang menarik merupakan hal yang wajar di alami oleh guru yang tidak memahami kebutuhan dari siswa tersebut baik dalam karakteristik maupun dalam perkembangan ilmu.

Keterampilan membaca adalah salah satu gerbang keberhasilan siswa dalam proses belajar di sekolah. Dengan membaca siswa dapat memperoleh berbagai ilmu pengetahuan dan memahaminya. Hal terpenting yang menjadi faktor keberhasilan siswa dalam pembelajaran keterampilan membaca adalah faktor keterpahaman. Keterpahaman dalam proses membaca menjadi syarat infomasi tersebut dapat sampai dan dipahami.

Kemampuan membaca pemahaman siswa berkebutuhan khusus relatif rendah dibandingkan dengan siswa normal. Siswa berkebutuhan khusus mengalami kesulitan untuk membaca dengan benar, kalaupun bisa membaca dengan lantang dan benar siswa berkebutuhan khusus akan mengalami kesulitan dengan pengertian dan maksud yang terdapat dalam teks tersebut. Atau sebaliknya dapat memahami teks tetapi kesulitan dalam membaca lantang dan benar. Keterampilan membaca merupakan suatu kemampuan yang sangat dibutuhkan, tetapi tidak mudah menguasai keterampilan membaca seutuhnya. Membaca bukan hanya mengucapkan bahasa tulis atau mengartikan lambang bunyi, melainkan menanggapi dan memahami isi bacaan yang menjadi bagian terpenting dari proses membaca.


(18)

4

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti menilai pengajaran membaca pemahaman untuk siswa abk di sekolah inklusi belum maksimal. Perlu dirancang model pembelajaran yang sesuai Hal ini didasari oleh pengalaman langsung peneliti yang telah dipaparkan sebelumnya.

Penelitian ini mencoba mencari solusi agar pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca pemahaman dapat dikuasai oleh siswa ABK. Selanjutnya diharapkan siswa ABK menjadi pembaca yang mandiri, tertarik membaca banyak hal tanpa diperlukan bimbingan oleh guru dalam proses tersebut. Solusi dalam penelitian ini adalah berupa pemilihan model pembelajaran dan penggunaan media yang tepat agar terjadi peningkatan pemahaman membaca siswa ABK. Penggunaan media yang tepat menjadi salah satu variabel untuk membuat pembelajaran menjadi menarik sekaligus dapat meningkatkan pemahaman membaca siswa ABK. Sedangkan model pembelajaran yang tepat adalah faktor utama agar indikator pembelajaran membaca pemahaman dapat terpenuhi.

Solusi untuk meningkatkan keterpahaman membaca siswa ABK dalam penelitian ini adalah penggunaan program pembelajaran individual (PPI) dengan media teks cerita bergambar sebagai faktor pendukung keberhasilan program pembelajaran tersebut. Program pembelajaran individual (PPI) adalah program pembelajaran yang melihat karakteristik masing- masing siswa. Dalam program pembelajaran ini seorang guru akan terlebih dahulu mengenali dan menganalisis karakteristik siswa ABK baru menentukan pembelajaran seperti apa yang cocok bagi siswa ABK tersebut. Model pembelajarannya adalah memberikan perhatian khusus kepada siswa ABK di kelas tanpa mengganggu proses pembelajaran siswa lainnya.

Berdasarkan pengamatan Penelitian topik pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan program pembelajaran individual (PPI) melalui media cerita bergambar untuk siswa ABK di sekolah inklusi belum pernah ada yang meneliti. Namun ada penelitian sejenis yang dilakukan oleh Sundawati (2011) tentang pembelajaran kosakata swadesh dengan media gambar terhadap anak tunagrahita sedang. Hasilnya menyatakan bahwa dengan penggunaan media gambar foto lebih menarik perhatian, yaitu adanya respons, sikap semangat yang ditunjukan, dan pengucapan kosakata dengan benar sambil memberikan ekspresi. Bantuan


(19)

5

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambar foto ini memberikan kemudahan kepada subjek untuk memberikan respons yang cepat tanggap sehingga subjek mengucapkan kosakata dengan percaya diri dan intonasi yang keras. Penelitian lainnya dilakukan oleh Ishartiwi (2007) tentang dampak intervensi program pembelajaran terindividualisasikan terhadap hasil belajar keterampilan funsional perilaku adaptif anak retardasi mental.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba melanjutkan dari penelitian sebelumnya, yaitu dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Individual dengan Bantuan Media Teks Cerita Bergambar Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman.

B. Identifikasi Masalah

Siswa ABK memiliki keterbatasan dalam kekhususannya sehingga berdampak pada kemampuan memahami isi bacaan. Selain itu kemampuan pemahaman membaca antara siswa ABK dan siswa normal di sekolah inklusi berbeda.

Banyak faktor penghambat dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran membaca pemahaman belum maksimal. Antara lain kurangnya pembekalan kemampuan guru bahasa indonesia dalam merancang model pembelajaran yang tepat untuk menghadapi siswa ABK. Pemilihan model pembelajaran dan media pembelajaran yang kurang tepat mengakibatkan kurangnya pemahaman membaca siswa ABK di sekolah inklusi.

Selain faktor guru dan orang tua, sarana dan prasarana yang tersedia menjadi salah satu faktor penunjang kegiatan pembelajaran membaca siswa ABK di sekolah inklusi berjalan secara maksimal.

C. Perumusan Masalah


(20)

6

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana bentuk rancangan model pembelajaran individual dengan bantuan media teks cerita bergambar sebagai upaya peningkatan pemahaman membaca siswa ABK di sekolah inklusi?

3. Bagaimana proses pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran individual dengan bantuan media teks cerita bergambar bagi siswa ABK di sekolah inklusi?

4. Bagaimana tingkat pemahaman membaca siswa ABK sebelum, selama dan sesudah menggunakan model pembelajaran individual dengan media teks cerita bergambar?

5. Bagaimana dampak penggunaan model pembelajaran individual dengan bantuan media teks cerita bergambar bagi kemampuan memahami isi teks bacaan bagi siswa ABK di sekolah inklusi?

D. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan mengetahui profil pembelajaran membaca siswa ABK di sekolah inklusi.

2. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana rancangan pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa ABK dengan menggunakan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar.

3. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana proses pembelelajaran membaca pemahaman bagi siswa ABK dengan menggunakan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar.

4. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan pemahaman membaca siswa ABK dengan setelah menggunakan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar.

5. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran individual dengan menggunakan media cerita bergambar dalam rangka meningkatan pemahaman membaca siswa ABK di sekolah inklusi.


(21)

7

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini akan berupa temuan empiris mengenai kemampuan keterampilan membaca pemahaman siswa ABK serta pengaruh model pembelajaran individual dengan bantuan media teks cerita bergambar bagi peningkatan keterpahaman membaca siswa ABK.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam perkembangan ilmu pembelajaran bahasa khususnya membaca pemahaman untuk siswa berkebutuhan khusus. Masukan tersebut berupa informasi yang berkualitas mengenai sebuah model pembelajaran yang tepat dan efektif digunakan oleh guru kelas dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa ABK.

Penelitian ini juga memberikan manfaat secara praktis bagi peneliti sebagai pengalaman dan tambahan pengetahuan sehingga hasil penelitian ini dapat dioptimalisasi dalam proses pembelajaran keterampilan membaca.

F. Metode Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti paparkan sebelumnya, diperlukan metode penelitian untuk menjawab rumusan masalah dan sekaligus mencapai tujuan penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain subjek tunggal A-B-A. Pemilihan disain subjek tunggal A-B-A diharapkan menghasilkan hasil penelitian yang lebih kuat dan terlihat signifikan antara awal dan akhir penelitian. Pemilihan desain ini diharapkan dapat mengetahui Apakah model pembelajaran individual dengan bantuan media cerita bergambar efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan memahami isi teks bagi siswa ABK di sekolah inklusi?


(22)

8

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Struktur Organisasi

Agar dapat mempermudah pemahaman pembaca, maka peneliti akan menjelaskan struktur organisasi dalam penelitian ini. Penelitian ini terdiri dari bab 1 pendahuluan, bab 2 berisi kajian teori, bab 3 metode dan desain penelitian, bab 4 data dan analisis, dan bab 5 kesimpulan. Penjelasan dari masing- masing bab tersebut sebagai berikut.

1. Bab I

a. Bagian ini diawali oleh latar belakang penelitian. Pada bagian ini dijelaskan antara lain mengenai alasan rasional peneliti tertarik melakukan penelitian ini, uraian-uraian kesenjangan yang ada dan bagaimana peneliti menawarkan bentuk solusi untuk mengatasi kesenjangan tersebut, serta memaparkan penelitian sejenis yang sudah ada. b. Identifikasi masalah dilakukan untuk lebih membatasi masalah serta fokus terhadap

variabel dan teori.

c. Rumusan masalah dalam penelitian ini terdapat 5 bentuk pertanyaan. perumusan masalah tersebut dirancang sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini.

d. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan profil membaca pemahaman siswa ABK di sekolah inklusi serta melihat keefektifan model pembelajaran individual dengan bantuan media cerita bergambar bagi anak ABK di sekolah inklusi.

e. Manfaat dalam penelitian ini adalah memberikan gambaran bagi pengajar, orang tua dan lainnya mengenai model pembelajaran membaca pemahaman yang tepat bagi siswa ABK.

f. Pada bagian metode penelitian dijelaskan sekilas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, lebih lanjut metode penelitian akan dibahas pada bab 3.

2. Bab II

Pada bab II akan dibahas mengenai konsep-konsep, teori-teori, tulisan-tulisan dan hasil penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan.


(23)

9

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti pada bab ini akan membandingkan, mengaitkan dan menelaah teori-teori tersebut.

3. Bab III

Bab III berisi ihwal metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, serta instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian subjek tunggal dengan tipe A-B-A-B. Lokasi dalam penelitian ini bertempat di sekolah inklusi Al- Mabrur Kabupaten Bandung.

4. Bab IV

Bab IV berisi pemaparan data, analisis dan pembahasan. Data berbentuk profil pemahaman membaca siswa ABK di sekolah inklusi. Sedangkan analisis adalah bentuk data perkembangan tingkat pemahaman membaca siswa ABK setelah digunakannya model pembelajaran individual dengan bantuan media teks cerita bergambar. Analisis ini digunakan teknik kuantitatif yang sesuai dengan desain penelitian subjek tunggal.

Pembahasan adalah bentuk penjelasan kesesuaian data dengan hipotesis awal, penjelasan tersebut berupa penyataan simpulan. Pembahasan juga dapat berbentuk hubungan data dengan teori yang digunakan.

5. Bab V

Bab V terdiri atas simpulan dan saran. Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil analisis berupa temuan penelitian. Simpulan berupa uraian jawaban pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.


(24)

34

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

Dalam Bab ini akan dipaparkan lokasi penelitian dan subjek penelitian serta metode dan instrumen penelitian yang digunakan. Bab ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu; (1) Lokasi, subjek dan waktu penelitian (2) desain penelitian; (3) metode penelitian (4) prosedur penelitian; (5) instrumen penelitian; dan (6) teknik pengumpulan data.

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Inklusi Al Mabrur yang berdiri sejak oktober 2000 di bawah yayasan Al Mabrur. Sekolah ini beralamat di Jalan Patrol V Kav 2-4 Baleendah, Kabupaten Bandung. Berikut ini adalah pemaparan tentang visi dan misi SD Al mabrur yang dikutip dari http://www. sd-almabrur .sch.id/?almabrur=visi.

Visi

Sekolah Dasar Al Mabrur, dengan program inklusi dan akselerasi, diletakan dalam posisi bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memperluas akses masyarakat terhadap pendidikan yang bermutu yangmenjadi hak setiap warga negara sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan dan batang tubuh, khususnya pasal 31, UUD 45.

Visi didasari oleh kaidah pengembangan generasi muda untuk siap belajar sepanjang hayat dalam mewujudkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai khalifah fil ardhi kunci utama dalam visi ini adalah religius, belajar, keserasian, dan kultural. Fokus utama visi terletak pada belajar sepanjang hayat sebagai wujud tanggung jawab khalifah fil ardi. Belajar sepanjang hayat merupakan kewajiban manusia agar hidup cerdas, dan sebagai khalifah fil adi mampu memainkan peran memimpin secara cerdas pula baik untuk diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.

Misi

Sejalan dengan visi yang dipegang, sekolah dasar Al Mabrur mengemban misi penyiapan generasi muda dan pembinaan mutu pendidikan sekolah dasar yang mencakup:

1. Penyelenggaraan proses pendidikan yang mengembangkan multi kecerdasan, wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi, keimanan dan ketakwaan, menumbuhkan sikap toleransi, demokratis, dan kesadaran kultural yang tinggi menuju hasil belajar yang ungul, kompetitif dan utuh.

2. Pengembangan dan penyiapan ragam program layanan pendidikan dan bimbingan yang relevan dengan sistem Sekolah Dasar inklusi dan akselerasi dengan didukung oleh profesionalisasi sistem layanan dan manajemen pendidikan.

3. Penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan mutu internal sekolah maupun untuk keperluan pengembangan pendidikan pada umunya.


(25)

35

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Situasi belajar di SD Al Mabrur dirancang dengan konsep inklusif. Konsep ini siswa diharapkan dapat belajar menerima dan beradaptasi dengan segala bentuk perbedaan yang ada di kelasnya. Sekolah dengan konsep inklusif berupaya membentuk situasi kelas yang ideal agar siswa ABK dapat belajar bersama dengan siswa normal lainya.

Lingkungan SD Al Mabrur dirancang dengan nuansa islami. Hal ini terlihat dimana setiap proses belajar akan diawali dengan pembelajaran mengaji dan penerapan ilmu-ilmu islam. Proses pembelajaran ini diharapkan akan membentuk siswa memiliki akhlak yang baik dan tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat negatif.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini berjumlah 2 siswa. Masing-masing siswa tersebar di kelas yang berbeda pada tingkatan yang berbeda pula. Kedua siswa yang menjadi subjek penelitian masing-masing duduk di kelas 3 dan 4. Berikut ini merupakan data awal mengenai profil subjek penelitian.

TABEL 3.1 Data Subjek Penelitian

No Nama Kelas Umur Jenis Kelamin

Jenis

Kekhususan

Keterangan

1 D W III 10 Laki-laki Autis Subjek pertama memiliki

kekhusus autis sejak lahir. Subjek memiliki kekhususan autis mampu ajar, subjek dapat menerima pembelajaran meskipun proses tersebut berjalan lambat. Suasana di kelas harus dibuat senyaman mungkin agar subjek dapat


(26)

36

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merasa nyaman pada saat

pembelajaran. Suasana

tersebut diperlukan agar subjek tidak mengganggu

temannya pada saat

pembelajaran di kelas.

2 A S IV 11 Laki-laki CP (Cerebral

palsy)

Subjek memiliki kekhususan CP sejak subjek lahir. Kekhususan ini terletak pada tubuh bagian kanan. Tubuh subjek susah digerakan dan sangat kaku. Subjek adalah siswa yang menonjol diantara siswa ABK lainnya. Tingkat kecerdasan subjek dapat disejajarkan dengan siswa normal.

C. Waktu Penelitian

Jangka waktu penelitian ini adalah dari bulan Januari 2014 s.d. Mei 2014. Dalam kurun waktu tersebut terdapat beberapa kegiatan yang peneliti lakukan, dimulai dari tahap prapenelitian, mendesain rancangan pembelajaran, menyiapkan instrumen yang layak dan valid, proses penilaian instrumen, hingga tahap penelitian.

Secara umum jadwal pada tahap penelitian tergambar pada tabel di bawah ini

TABEL 3.2

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kondisi Sesi Waktu Materi


(27)

37

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BASELINE

(A1)

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 2 22 April 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 3 23 April 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 4 24 April 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan

INTERVEN SI (B)

5 25 April 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 6 28 April 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 7 29 April 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 8 30 April 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 9 2 Mei 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 10 5 Mei 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 11 6 Mei 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 12 7 Mei 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan

BASELINE (A2)

13 8 Mei 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 14 9 Mei 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 15 12 Mei 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan 16 13 Mei 2014 1. Pemahaman isi teks bacaan.

2. Menceritakan kembali isi teks bacaan

D. Desain Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti paparkan sebelumnya, diperlukan desain penelitian untuk menjawab rumusan masalah dan sekaligus mencapai tujuan penelitian ini. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A. Desain ini digunakan


(28)

38

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk membandingkan dua kondisi baseline, kondisi sebelum diberikan intervensi dan kondisi sesudah diberikan intervensi.

Diharapkan dengan pemilihan desain A-B-A ini dapat memperoleh hasil penelitian yang lebih kuat dan terlihat signifikan antara awal dan akhir penelitian. Desain A-B-A mempunyai tiga bagian tahapan. Susanto, dkk. (2006:46) menggambarkan tiga tahapan pada desain A-B-A sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian A-B-A

_

_Baseline (A1) Intervensi (B) Baseline (A2) _

_ _ _ _ _ _

I I I I I I I I I I I I I I I I I I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

A 1 = Baseline 1 adalah kondisi kemampuan keterampilan membaca pemahaman pada siswa ABK sebelum diberikan intervensi

B = Intervensi adalah kondisi dimana proses intervensi diberikan kepada siswa ABK. Intervensi tersebut berbentuk penerapan model pembelajaran individual berbasis teks cerita bergambar.

A 2 = Baseline 2 adalah kondisi keterampilan membaca pemahaman siswa ABK setelah dilakukan proses intervensi.

Berkaitan dengan desain di atas, Sunanto, dkk. (2006: 45) menjelaskan agar mendapat validitas peneitian yang baik, pada saat melakukan penelitian dengan desain A-B-A, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Mendefinisikan prilaku sasaran (target behavior) dalam prilaku yang dapat diamati dan diukur secara akurat;


(29)

39

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1) secara kontiniu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil;

3. Memberikan intervensi setelah kecenderungan data pada kondisi baseline stabil;

4. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi intervensi (B) dengan priode waktu tertentu sampai data menjadi stabil;

5. Setelah kecenderungan arah dan level data pada kondisi intervensi (B) stabil mengulang kondisi baseline (A2).

E. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sedangkan untuk proses pengambilan data digunakan penelitian subjek tunggal (Singel

Subject Eksperiment). Susanto (2005:56) menjelaskan bahwa penelitian subjek tunggal

memfokuskan pada data individu sebagai sampel penelitian.

Penelitian subjek tunggal (single subject research) merupakan metode yang digunakan saat dimana subjek penelitian tidak memungkin jika dibuat sebuah penelitian kelompok. Penelitian subjek tunggal ini menitikberatkan pada jumlah subjek yang minoritas, sehingga jika dalam satu sekolah inklusi hanya terdapat 3 siswa ABK dengan berbeda-beda kekhususan, tidak mungkin peneliti membuat kelompok diantara mereka.

Adapun Langkah-langkah dalam penelitian subjek tunggal sebagai berikut : 1. Memilih satu orang subjek atau beberapa subjek yang mempunyai

karakteristik yang serupa.

2. Mengamati atau melakukan pengukuran untuk mendapatkan data awal. 3. Membuat desain pemberian perlakuan.

4. Pemberian perlakuan, pengamatan dan perhitungan.

5. Membuat penafsiran berdasarkan bentuk grafik pada setiap perlakuan. 6. Mendeskripsikan perubahan grafik yang tampak pada setiap perlakuan. 7. Analisis perubahan grafik yang tampak pada setiap perlakuan.


(30)

40

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Melakukan pembahasan dan diskusi tentang berbagai data dan perubahan grafik.

9. Membuat kesimpulan.

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Dalam proses penelitian kasus tunggal di bidang modifikasi prilaku ada empat kegiatan utama yang perlu dilakukan, yaitu mengidentifikasi masalah dan mengidentifikasi dalam bentuk prilaku yang akan diubah, teramati dan terukur; menentukan tingkat prilaku yang akan diubah sebelum memberikan interferensi; memberikan interferensi; dan menindaklanjuti (followup) untuk mengevaluasi apakah perubahan prilaku yang terjadi menetap atau bersifat sementara ( Sunanto, dkk, 2006: 11)

Berdasarkan pernyataan di atas dan penjelasan langkah-langkah penelitian subjek tunggal yang peneliti telah paparkan sebelumnya, maka langkah-langkah dalam pengumpulan dan analisis data penelitian ini sebagai berikut:

1. Menentukan beberapa siswa ABK yang mempunyai kekhususan autis untuk dijadikan subjek penelitian. Pemilihan siswa dengan kekhususan autis tersebut dengan melihat karakteristik yang serupa.

2. Mengamati dan mengukur tingkat pemahaman baca siswa tersebut untuk mendapatkan data awal atau profil keterpahaman membaca siswa ABK.

3. Membuat rancangan perlakuan atau intervensi. Perlakuan dalam penelitian ini berupa penerapan model pembelajaran individual dengan menggunakan teks cerita yang di dalamnya terdapat gambar-gambar yang menarik yang mewakili tokoh, latar, dan kejadian yang terjadi dalam cerita tersebut.

4. Pemberian perlakuan, pengamatan dan perhitungan.

5. Membuat penafsiran berdasarkan bentuk grafik pada setiap perlakuan .

6. Melakukan pembahasan dan diskusi tentang berbagai data dan perubahan grafik yang menunjukan peningkatan pemahaman baca siswa tersebut.


(31)

41

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur penelitian ini mencakup lima tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah: 1) tahap prapenelitian, 2) tahap mendesain rancangan Program Pembelajaran Individual, 3) tahap mendesain rancangan media teks cerita bergambar, 4) tahap validasi instrumen, 5) tahap perbaikan, dan 6) tahap penelitian. Tahapan-tahapan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.2

Prosedur Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Individual Berbasis Media Teks Cerita Bergambar dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman

bagi Siswa ABK.

KESIMPULAN

Analisis Data

1. Tahap Prapenelitian a. Kajin Pustaka b. Studi Lapangan

2. Tahap Mendesain Program Pembelajaran Individual

a. Tujuan b. Bahan

c. Langkah-langkah Pembelajaran Individual

3. Tahap Mendesain Media Teks Cerita Bergambar

a. Menetapkan Teks yang Sesuai b. Menentukan Gambar yang Sesuai dengan Teks

4. Tahap Validasi Instrumen Penelitian

5. Tahap Perbaikan Instrumen

6. Tahap Penelitian

a. Pengukuran Baseline (A1) b. Pengukuran Intervensi (B) c. Pengukuran Baseline (A2)


(32)

42

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tes

Tes ini berbentuk soal. Soal dalam penelitian ini berbentuk format pilihan ganda dan dilanjutkan dengan format uraian bebas. format pilihan ganda digunakan untuk mengukur kemampuan siswa menentukan berbagai informasi yang terdapat pada teks juga mengukur kemampuan memahami keseluruhan isi teks. Sedangkan format uraian digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa menceritakan kembali informasi yang terdapat pada teks.

Sumber tes dalam penelitian ini adalah teks. Dalam pemilihan dan penentuan bahan tes membaca harus diperhatikan kesesuaian bacaan meliputi tingkat kesulitan, isi dan panjang pendeknya teks tersebut. Panjang dan pendeknya teks dalam penelitian ini disesuaikan dengan kemampuan tingkat pemahaman siswa ABK dan kesesuaian media cerita bergambar.

Teks ini berbentuk cerita fabel. Fabel dipilih untuk menimbulkan ketertarikan siswa ABK kepada isi cerita. Cerita ringan dan kaya makna dapat menjadi teks yang tepat diberikan untuk siswa ABK. Bobot teks yang diberikan disesuaikan dengan aturan dan kemempuan siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini.

Tes ini dilakukan setelah siswa ABK mengikuti proses pembelajaran dengan model individual berbasis media teks cerita bergambar. Soal tes ini terlampir di bawah teks cerita bergambar. Instrumen ini diberikan pada saat prates dan pascates. Pratest adalah kondisi siswa pada saat baseline-1, yaitu kondisi siswa pada saat belum mendapatkan intervensi. Tes ini dilakukan untuk mengetahui profil keterpahaman membaca siswa ABK di sekolah inklusi. Pascates diberikan pada kondisi baseline-2. Tes ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan membaca siswa ABK setelah diberikan intervensi.

Pedoman penilaian tingkat kemampuan memahami isi teks bacaan siswa ABK dilihat berdasarkan jumlah soal yang berhasil dijawab secara tepat oleh siswa ABK tersebut. Sebelumnya soal-soal tersebut dirancangan agar memuat aspek-aspek keterpahaman, diantaranya aspek kemampuan memahami kata-kata yang terdapat dalam wacana,


(33)

43

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan memahami jalan cerita, kemampuan menentukan latar cerita, kemampuan memahami watak tokoh yang terdapat dalam cerita, dan lain-lain.

Instrumen tes ini digunakan setelah memenuhi kriteria validasi, untuk mendapatkan validitas isi dan tampilan, instrumen ini dikonsultasikan kepada pembimbing dan pakar yang terkait. Kisi-kisi soal pada tes ini terdapat pada tabel di bawah ini.

TABEL 3.3 Kisi-kisi Soal Tes No Komponen Bentuk Soal Indikator

1 Pemahaman teks bacaan

Pilihan Ganda

a. Kemampuan menentukan informasi yang berkaitan dengan tokoh yang terdapat dalam teks bacaan

b. Kemampuan menentukan informasi yang berkaitan dengan watak tokoh yang terdapat dalam teks bacaan c. Kemampuan menentukan informasi

yang berkaitan dengan latar waktu dan latar tempat yang terdapat dalam teks bacaan.

Esai a. Kemampuan menjelaskan kosakata

sulit yang terdapat dalam teks bacaan b. Kemampuan menceritakan kembali isi Cerita

2. Lembar Observasi

Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran individual berbasis media cerita bergambar bagi siswa ABK di sekolah inklusi. Lembar observasi dalam penelitian ini sebagai berikut.


(34)

44

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu TABEL 3.4

Format Observasi Proses Pembelajaran Nama Observer :

Nama Siswa : Hari, tanggal :

Sesi :

No Hal yang diamati Ya Tidak Catatan

1 Aktivitas guru dalam pembelajaran

a. Bercerita berbagai hal yang membuat siswa tertarik terhadap pembelajaran membaca

b. Memberikan penjelasan mengenai unsur-unsur cerita meliputi tokoh, watak, latar, alur dan amanat c. Memberikan bimbingan pada saat

siswa membaca teks cerita bergambar d. Memberikan bimbingan pada saat

siswa mengerjakan lembar tes

e. Menyimpulkan dengan cara bercerita kembali mengenai teks bacaan tersebut serta secara tidak langsung menjelaskan amanat yang terdapat pada teks bacaan tersebut

2 Aktivitas siswa dalam pembelajaran

a. Antusisas terhadap pembelajaran membaca pemahaman

b. Mencermati penjelasan mengenai unsur-unsur cerita


(35)

45

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mengerjakan lembar tes

e. Mengamati pada saat guru bercerita kembali mengenai isi teks bacaan

3 Penggunaan media teks cerita bergambar

a. Media membuat siswa tertarik terhadap pembelajaran membaca pemahaman

b. Media membantu dalam proses pembelajaran membaca pemahaman

* Catatan berisi tentang peristiwa yang dianggap penting pada setiap sesi. Peristiwa tersebut

dapat menjadi data tambahan dalam proses analisis data.

3. Instrumen Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan subjek penelitian. Wawancara dilakukan dengan beberapa narasumber, antara lain wali kelas, guru-guru dan orang tua subjek penelitian.

Instrumen ini diharapkan dapat memperoleh data awal berupa profil dan karaktersitik siswa ABK yang menjadi subjek penelitian. Informasi ini diperlukan untuk merancang model individual dan media teks cerita bergambar yang tepat.


(36)

181

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Fokus penelitian ini adalah model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar. Model ini bertujuan meningkatkan keterpahaman baca pada siswa ABK di sekolah inklusi. Pada bab ini peneliti akan menyimpulkan hasil berdasarkan pembahasan dan temuan-temuan pada bab sebelumnya. Di samping itu, peneliti akan memberikan saran untuk menyempurnakan hasil dari penelitian ini.

A. Simpulan

1. Model pembelajaran bagi siswa ABK di sekolah inklusi dilaksanakan sebagai berikut. Proses Pembelajaran bagi siswa ABK di sekolah inklusi sudah cukup baik. Terbukti sebelum pembelajaran guru melakukan persiapan dengan baik dan terencana. Seperti melakukan asesmen awal untuk mengenal karakteristik siswa ABK tersebut. langkah awal tersebut dilakukan agar guru dapat merancang pembelajaran yang tepat.

Pada proses pembelajaran inti, guru tidak bersifat satu arah atau pasif, tetapi guru mendidik siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diajarkan untuk menjadi seseorang yang kritis dan tidak malu bertanya bila pada saat proses pembelajaran ada yang tidak mereka mengerti. Hal ini ditanggapi oleh guru dengan cara pendekatan individual. Dalam proses pembelajaran yang aktivitasnya bersifat kelompok siswa ABK selalu diikutsertakan dalam proses ini tanpa perbedaan. Misal bermain peran berdasarkan teks cerita yang telah dibaca.

Pembelajaran individual yang diberikan guru bagi siswa ABK dilakukan dengan cara guru mendatangi siswa ke tempat duduknya, siswa dipanggil ke meja guru, atau dengan cara siswa ditarik keluar kelas. Pembelajaran individual di luar kelas dilakukan di sebuah ruangan atau di sebuah tempat yang memungkinkan pembelajaran membaca dapat dilaksanakan dengan maksimal.

Materi pembelajaran yang diberikan bagi siswa ABK di sekolah inklusi sama dengan siswa normal lainnya. pemilihan SK dan KD disesuaikan dengan buku paket yang digunakan. Buku paket Bina Bahasa Indonesia diintegrasikan dengan berbagai sumber


(37)

182

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lainnya. Materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa ABK sesuai dengan kompetensi dasar yang dipilih. Tetapi tingkat kesulitan dan bobot materinya disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan siswa ABK tersebut.

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sudah sesuai dengan metode yang seharusnya digunakan guru bila terdapat siswa ABK di dalam kelas tersebut. Metode komunikatif dan integratif diterapkan pada pembelajaran secara umum dan individual. Akan tetapi, selama proses pembelajaran penugasan terfokus pada latihan soal saja. Kurangnya alokasi waktu pada saat guru melakukan pendekatan individual mengakibatkan siswa ABK yang kesulitan dalam proses membaca pemahaman kurang mendapatkan perhatian.

Berbagai media pembelajaran digunakan dalam proses pembelajaran membaca bagi siswa ABK. Dimulai dari media yang berbentuk audio visual seperti film dan video, selanjutnya media yang berbentuk visual seperti gambar, buku cerita dan teks bacaan. Penggunaan media ini sebagai salah satu cara menghadirkan makna kata yang bersifat abstrak bagi siswa ABK.

Evaluasi dalam proses pembelajaran membaca bagi siswa ABK di SD Inklusi Al-mabrur dilakukan dengan cara bermain peran, tanya jawab dan tes secara tertulis. Evaluasi bermain peran dan tanya jawab dilakukan pada saat kegiatan awal dan kegiatan inti. Sedangkan tes tulis diberikan pada saat kegiatan akhir pembelajaran.

Pelaksaanan tes dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan siswa normal lainnya. Hanya soal yang diberikan untuk siswa ABK berbeda dengan siswa normal. Soal yang diberikan berbeda dari segi bobot materi maupun jumlah soalnya.

2. Rancangan model pembelajaran individual berbasis teks cerita bergambar pada penelitian ini sebagai berikut.

Rancangan model pembelajaran individual berbasis teks cerita bergambar pada penelitian ini disesuaikan dengan karakteristik yang ada pada masing-masing siswa yang menjadi subjek penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua subjek. Subjek I bernama


(38)

183

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Denda. subjek ini adalah siswa ABK yang memiliki kekhususan autis. Selanjutnya Subjek II bernama Arfan, siswa ABK yang memiliki kekhususan cerebral palsy.

Berdasarkan karakteristik tersebut peneliti merancang model pembelajaran individual berbasis teks cerita bergambar sebagai berikut.

3. Proses pembelajaran individual bagi subjek I dan II relatif sama. Perbedaan terletak pada saat peneliti melakukan bimbingan. Bimbingan dilakukan pada saat proses membaca dan mengerjakan tes. Adapun pelaksanaan pembelajaran tersebut sebagai berikut.

Kegiatan Awal

- Peneliti mengajak siswa untuk keluar kelas. Pembelajaran dilakukan di sebuah ruangan atau tempat lainya yang memungkinkan pembelajaran individual dilakukan.

- Peneliti memberikan salam dan bercerita berbagai hal yang membuat subjek tertarik terhadap pembelajaran membaca.

- Peneliti memberikan rangsangan seperti bernyanyi, menirukan, atau berperan sebagai tokoh yang terdapat dalam teks yang akan dibaca oleh siswa ABK.

- Peneliti memberikan penjelasan beserta contoh mengenai unsur-unsur cerita meliputi tokoh, watak, latar, alur dan amanat.

- Peneliti memberikan rangsangan berupa tanya jawab mengenai amanat yang terdapat dalam cerita. Cerita yang memiliki kesamaan tema dengan teks yang akan dibaca oleh subjek.

Kegiatan Inti

- Subjek diberikan rangsangan berupa kartu kata - Subjek diberikan rangsangan berupa kartu kalimat

- Subjek ditugaskan membaca sebuah teks yang disertai media cerita bergambar - Peneliti membimbing siswa tersebut dalam ketiga proses tersebut.

- Peneliti dan siswa bertanya jawab berbagai hal yang bersangkutan dengan isi dari teks tersebut.


(39)

184

Rai Bagus Triadi, 2014

Penerapan model pembelajaran individual berbasis media teks cerita bergambar dalam pembelajaran membaca pemahaman bagi siswa anak berkebutuhan khusus (penelitian subjek tunggal di sekolah dasar inklusi al mabrur tahun 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Peneliti membimbing siswa pada saat mengerjakan tes. Tes terdiri dari dua bagian yaitu tes berbentuk pilihan ganda dan tes berbentuk uraian.

Kegiatan Akhir

- Peneliti menyimpulkan isi teks tersebut dengan cara bercerita kepada siswa. - Penilaian

4. Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya. kemampuan pemahaman baca masing-masing subjek pada kondisi baseline awal (A1), intervensi dan baseline akhir sebagai berikut.

a. Subjek I

Pada kondisi baseline awal (A1) subjek I berhasil mencapai persentase keterpahaman sebesar 46,25%. Setelah mendapatkan mendapatkan intervensi pemahaman bacaan subjek mengalami kenaikan. Pada kondisi ini persentase skor yang didapatkan sebesar 49%. Skor ini mengalami kenaikan sebesar 2,75% dari kondisi baseline sebelumnya. Sedangkan pada kondisi selanjutnya yaitu kondisi baseline (A2) persentase skor yang didapat subjek sebesar 43,75%. Skor ini mengalami penurunan dibandingkan dengan skor pada saat kondisi intervensi. Penurunan yang terjadi antar kondisi ini cukup signifikan, penurunan terjadi sebesar 15,25%.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh positif dari intervensi yang berbentuk model pembelajaran individual berbasis teks cerita bergambar terhadap peningkatan kemampuan pemahaman baca subjek I. Pengaruh positif tersebut berdampak kepada seluruh indikator yang ditetapkan oleh peneliti sebelumnya.

Bila diamati dengan lebih seksama perbandingan dari kondisi baseline awal hingga

baseline akhir subjek ini mengalami penurunan. Penurunan ini dapat terlihat dari mean

level yang dihasilkan pada masing-masing kondisi. Terlepas dari kondisi intervensi yang mengalami kenaikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa subjek 1 sangat bergantung terhadap intervensi yang diberikan oleh peneliti.

Pengaruh intervensi yang berbentuk media pada subjek ini sangatlah terlihat. Pada kondisi baseline akhir mean level skor yang dihasilkan subjek menurun tajam. Pada proses


(1)

subjek berkisar antara skor 5 hingga 8. Setelah diberikan model pembelajaran individual berbasis teks cerita bergambar kemampuan tersebut mengalami peningkatan. Pada kondisi intervensi skor yang diperoleh subjek berkisar 5 hingga 8. Skor 5 tersebut diperoleh subjek hanya pada satu sesi. Hal itu pun terjadi karena subjek sedang mengalami gangguan kesehatan pada sesi tersebut.

Indikator kedua yang memuat tentang keterpahaman subjek terhadap kosakata yang terdapat pada sebuah teks bacaan juga mengalami peningkatan. Peningkatan ini tidak terjadi pada skor yang diperoleh pada tiap kondisi. Pada kondisi baseline (A1) subjek sudah berhasil mendapatkan skor 5 untuk indikator ini. hal ini membuktikan sebelum diberikan intervensi subjek sudah dapat mengartikan 5 kosakata yang diberikan dengan tepat. Peningkatan pada indikator ini terlihat jika kedua kondisi tersebut dipersentasekan. Pada kondisi baseline (A1) persentase skor untuk indikator ini sebesar 75%. Setelah diberikan intervensi persentase skor mengalami peningkatan menjadi 87,5 %.

Selanjutnya peningkatan terjadi pada indikator ketiga. indikator ini memuat tentang kemampuan subjek menceritakan kembali sebuah teks cerita. Pada kondisi baseline (A1) subjek hanya memperoleh skor 2 hinga 3 pada setiap sesinya. Tetapi setelah mendapatkan intervensi subjek berhasil memperoleh skor 3 hingga 5. Skor 5 diperoleh subjek pada sesi ke-3 kondisi intervensi. Hal ini membuktikan bahwa pada sesi tersebut subjek dapat menceritakan kembali sebuah cerita dengan memperhatikan seluruh unsur yang menjadi parameter penilaian.

B.Saran

Berdasarkan pengamatan dan data yang peneliti peroleh selama proses penelitian. Peneliti akan menyampaikan beberapa saran kepada pihak sekolah, guru, orang tua dan praktisi pendidikan.

1. Pihak sekolah

Bagi pihak sekolah umum dan sekolah inklusi khususnya, pada saat penerimaan siswa baru yang memiliki kebutuhan khusus, perlu disertakan rekomendasi dari dokter atau ahli


(2)

psikolog. Hal ini sangat dibutuhkan oleh guru untuk menyusun rencana pembelajaran yang tepat bagi siswa ABK tersebut.

Jauh sebelum itu kendala yang dihadapi guru adalah minimnya pengetahuan guru ikwal pembelajaran siswa ABK. Oleh karena itu, pihak sekolah harus membina sumber daya pengajar agar mampu membimbing siswa ABK dengan baik. Hal ini dilakukan dengan cara mengikutsertakan guru-guru dalam sebuah pelatihan atau seminar yang membahas tentang siswa ABK. Pihak sekolah juga diharapkan dapat memperkaya sarana berupa media pembelajaran bagi siswa ABK tersebut.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran individual berbasis media cerita bergambar berdampak positif bagi peningkatan keterpahaman baca siswa ABK di sekolah inklusi. Faktor keberhasilan penelitian ini adalah proses perencanaan yang tepat dan sesuai. Perencanaan dilakukan dengan memperhatikan karaktersitik dan kenyamanan subjek saat proses pembelajaran. Dengan demikian mengidentifikasi karakteristik ABK dan menyusun model pembelajaran yang tepat harus dilakukan sejak siswa ABK tersebut berada di kelas rendah. Hal ini dilakukan agar siswa ABK yang mengalami kesulitan membaca akan lebih cepat teratasi, sebab apabila siswa ABK telah berhasil menguasai dengan baik keterampilan membaca, siswa tersebut akan mudah mempelajari mata pelajaran lainnya.

Hal tersebut didasari temuan dalam penelitian ini. Terbukti peningkatan keterpahaman membaca kedua subjek berbeda. Subjek yang memiliki kekhususan autis lebih lambat dibandingkan dengan subjek yang memiliki kekhususan CP.

Selain itu, ada beberapa karakteristik siswa ABK mengalami kesulitan dalam mengenal konsep makna sebuah kata. Oleh karena itu, disarankan pada saat pembelajaran membaca guru selalu mengunakan media pembelajaran yang tepat dan menarik. Hal ini digunakan untuk merangsang indera melalui proses menghadirkan gambaran makna kata secara nyata. Media pun harus dirancang semenarik mungkin, agar siswa antusias dan nyaman pada saat proses pembelajaran membaca.


(3)

3. Bagi orang tua

Orang tua siswa diharapkan selalu menjalin komunikasi dengan guru di sekolah. Komunikasi ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemampuan yang sudah berhasil anak capai. Orang tua juga diharapkan dapat meluangkan waktu lebih untuk datang dan mengamati langsung proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran yang dilakukan di rumah dapat berlangsung dengan maksimal.

Banyak orang tua yang merasa prihatin dan menyerah terlebih dahulu ketika mengetahui anaknya memiliki kelainan atau dikategorikan sebagai siswa ABK. Pandangan tersebut harus dihilangkan dan diganti. Pandangan dan sikap tersebut keliru karena siswa ABK dapat berhasil dalam bidang akademik asalkan mendapatkan penanganan dan penyaluran bakat yang tepat.

4. Bagi praktisi

Banyak masyarakat awam berpendapat bahwa siswa ABK adalah siswa yang bodoh dan siswa yang tidak bisa berkembang. Anggapan masyarakat tersebut dapat membuat siswa ABK menjadi pesimis dan terpuruk. Hal tersebut tidak sesuai dengan temuan dalam penelitian ini. Penelitian ini membuktikan bahwa kedua subjek dapat berkembang positif dalam memahami makna sebuah teks. Oleh karena itu, kepada para praktisi atau pemerhati pendidikan disarankan untuk mensosialisasikan kekeliruan ini dengan berbagai cara.

Sosialisasi tersebut dapat dilakukan dengan cara menginformasikan bahwa siswa ABK adalah siswa yang dapat berkembang dan mampu ajar. Selain itu memposisikan siswa abk sebagai siswa yang memiliki hak sama dengan siswa normal lainya untuk mengikuti pembelajaran secara baik dan layak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Abdurrahman, M. (2002). Landasan Pendidikan Inklusif dan Implikasinya dalam

Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Depdiknas: Jakarta. Anderson, N. (2003). “Reading” dalam Practical English Language Teaching Reading.

David Nunan (ed.). New York: McGraw Hall

Arsyad, A. (2002) Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Barokah, S. (2008). Moralitas Peserta Didik dalam Pendidikan Inklusif: Studi Kasus Pada Sekolah Inklusi Hj. Isriati Semarang.( Tesis, IAIN Walisongo,2008).

Daryanto. (2012). Media Pembelajaran.Yogyakarta: Gava Media . Delphie. B . (2009). Pendidikan Anak Austiktik. Sleman: KTSP.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pedidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas .

Dyah. S. (2008). Pengkajian Pendidikan Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Pada

Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. (online) http: //

Puslitjaknov.Org/data/file/2008/makalah-undangan/DYAH%20S_pengkajian 20_pendidikan%20 inklusif.pdf.

Eppen, G.D.,F.J. Gould & C.P. Schmid. (1993) Introductory of Management Science. Prentice-Hall, Inc.

Ernes, S (2013) 50 Cerita Fabel Dunia. Jakarta: Trans Media.

Hamalik, Oe. (1994). Media Pengajaran. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Harjasujana, A.S. & Damaianti, V.S. (2003). Membaca dalam Teori dan Praktik. Bandung: Mutiara.

Hastuti, P.H.S. (1996/1997). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.


(5)

Herlina, L. (2009). Peningkatan Kemampuan Penguasaan Kosakata Berimbuhan dan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Asing pada Pembelajaran BIPA melalui Pelatihan Strategi Metakognitif. Disertasi pada SPs Upi Bandung: tidak diterbitkan.

Hurlock, E. (1978) Perkembangan Anak Jilid 1, Edisi Keenam, Jakarta: Erlangga

Ishartiwi (2007) Dampak Intervensi Program Pembelajaran terindividualisasikan Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Fungsional Prilaku Adaptif Anak Retardasi Mental ( Desertasi, Program Pascasarjana Universitas Negeri malang) Retrieved from http:/ repository.um.ac.id/.

Iskandarwwassid. (2002) Efektifitas Model Mengajar membaca Interpretatif dalam Meningkatkan Hasil Belajar Apresiasi Sastra Mahasiswa. Disertasi Doktor pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

John W. Santrock. ( 2007) Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga: Jakarta

Kosasih. (2012) Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Yrama Widya.

Muchyidin, A.S. & Fatoni, T. (2002). Media Pembelajaran. Bandung: FIP-UPI

Mulyani. (2009), Penggunaan Model Pengajaran timbal balik ( Reciprocal Teaching) Bagi peningkatan membaca pemahaman (Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kota Tasikmalaya). ( Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2009)

Mudjito.A, Harizal & Elfindri (2012) Pendidikan Inklusif. Jakarta: Baduose Media.

Pratiwi. R & Murtiningsih. A (2013) Kiat Sukses Mengasuh Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Rusyana, Y. (1984). Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro. Rochyati. & Zaenal, A. (2003) . pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi

Anak Tunagrahitha.(online) http://www.google.co.id/search?

q=program+pembelajaran+individual7hl=id7gbv=27oq=program=pembelajar +&gs.


(6)

Sudjana, N. & Rivai, A. (1991). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.

Susanto, J. Takeuchi, K. & Nakata, H. (2006). Penelitian Dengan Subjek Tunggal. Bandung: Upi Press

Suyanto, S. (2005) Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat

Smith, D. (2012) Konsep dan Penerapan Pembelajaran Sekolah Inklusif. Bandung: Nuansa Syafi’i, R. (2012) Evaluasi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar

Penyelenggara Pendidikan Inklusi Kota Tasikmalaya. ( Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2012) Retrieved from http:/ repository.upi.edu

Supriatna, Y. (2005). Program Bimbingan untuk Membantu Meningkatkan Kemampuan Berbicara (Berbahasa Lisan) Anak Usia Taman Kanak -kanak. Tesis SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan

Soemantri. S (2012) Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.

Tarigan. (1979). Membaca Sebagai Suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa Tim Pusat Perbukuan. (2003-2004). Hasil Studi Keterbacaan Retrieved from

http://file.upi.edu/direktori/FPBS/...ringkasan_eksekutif.pdf

Tompubolon. (1987). Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.


Dokumen yang terkait

Pelayanan Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Luar Biasa Perguruan Al-Azhar Medan

10 166 41

Tinjauan Dasar Desain User Experience Dalam Media Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.

0 2 6

MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN INKLUSI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Manajemen Penyelenggaraan Pembelajaran Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus SMK Negeri 8 Surakarta).

0 3 17

MANAJEMEN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN INKLUSI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Manajemen Penyelenggaraan Pembelajaran Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus SMK Negeri 8 Surakarta).

0 2 17

PENERAPAN METODE PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS CERITA ANAK:Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

0 1 39

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PADA Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Pada Sekolah Dasar Penyelenggara Program Inklusi Di Kab

0 0 19

PENERAPAN TEKNIK MULTISENSORI BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA ASPEK PEMAHAMAN DAN ASPEK SUPRASEGMENTAL SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DISLEKSIA DI SEKOLAH DASAR INKLUSI KOTA BANDUNG.

1 7 99

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO.

0 2 109

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBASIS MEDIA CERITA LUCU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT PADA SISWA

0 1 6

Pengembangan Media Cerita Bergambar untuk Meningkatkan Kesadaran Peserta Didik Reguker terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Inklusi - UNS Institutional Repository

0 0 15