PENGARUH CITRA DESTINASI PARIWISATA KABUPATEN BELITUNG TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG WISATAWAN NUSANTARA.

(1)

TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG WISATAWAN NUSANTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mengikuti Sidang Sarjana Pariwisata

Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

oleh

Scoria Novrisa Dewi 0906356

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Oleh

Scoria Novrisa Dewi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Scoria Novrisa Dewi 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

PENGARUH PROGRAM DIRECT MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN

MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE GRAND HOTEL LEMBANG

(Survei pada Tamu Bisnis di Grand Hotel Lembang)

Skripsi Ini Disetujui dan Disahkan Oleh:

Dosen Pembimbing I

Ridwan Purnama SH., M.Si

NIP. 19600915 198803 1 003

Dosen Pembimbing II

HP. Diyah Setyorini, MM

NIP. 19761031 2008122 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

HP. Diyah Setiyorini, MM

NIP. 19761031 200812 2 001

Tanggung Jawab Yuridis

Ada Pada Penulis,

Scoria Novrisa Dewi

NIM. 0906708


(4)

ABSTRAK

Scoria Novrisa Dewi, 0906356 “Pengaruh Citra Destinasi Pariwisata

Kabupaten Belitung Terhadap Perilaku Pasca Berkunjung Wisatawan Nusantara. Di bawah bimbingan Ridwan Purnama SH., M.Si dan Heri Puspito Diyah Setyorini, MM.

Kabupaten Belitung merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki potensi pariwisata yang cukup baik dengan segala sumber daya yang dimilikinya. Pada saat ini pemerintah tengah berupaya mengembangkan destinasi ini untuk menjadi salah satu destinasi wisata di Indonesia. Citra destinasi pariwisata Kabupaten Belitung yang dulu dikenal sebagai penghasil tambang timah kini mulai dikenal sebagai destinasi pariwisata. Meskipun jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Belitung terus mengalami peningkatan, namun dalam hasil pra penelitian pada perilaku pasca berkunjung yang memiliki

dimensi post-visit satisfaction, post-visit actions, dan post-visit uses menunjukkan

adanya ketidakpuasan wisatawan terhadap atraksi wisata budaya, trasportasi lokal dan akomodasi yang menyebabkan kesediaan merekomendasikan dan keinginan untuk berkunjung kembali ke Belitung ini masih dinilai kurang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pengaruh mengenai citra destinasi dan perilaku pasca berkunjung. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang sedang berlibur di Kabupaten

Belitung dengan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga diperoleh

jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang digunakan

adalah systematic random sampling dan teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hasil pengujian statistik

menunjukkan bahwa unique image berpengaruh langsung paling tinggi terhadap

perilaku pasca berkunjung sebesar 13,61%, sedangkan cognitive image sebesar

3,09% dan affective image sebesar 9,79%. Pengaruh tidak langsung keseluruhan

citra destinasi terhadap perilaku pasca berkunjung sebesar 39,39%.


(5)

ABSTRACT

Scoria Novrisa Dewi, 0906356 "The Influence of Tourism Destination Image

of Belitung Municipality towards Post-Visit Behavior of Domestic Tourists. Under the guidance of Ridwan Purnama SH., M.Si and Heri Puspito Diyah Setyorini, MM.

Belitung Municipality is part of The Bangka Belitung Provinces which has a potency in tourism field with all its resources. Nowadays, the government is trying to develop it as one of the tourist destination in Indonesia. The image of Tourism destination of Belitung once known as the producer of tin mining has now becoming known as a Tourism Destination. Although the number of Tourist Visiting to Belitung is growing rapidly however the results of pre-study on the post-visit behavior which has dimension such as post-visit satisfaction, post-visit actions, and post-visit uses show that there is dissatisfaction toward cultural attraction, local transportation. And accommodation that causes willingness to recommend, desires to revisit to Belitung is still considered less. Therefore, this study aims to gain an overview of the influence of Destination image and Post-Visit Behavior. The population in this study are domestic tourist who are

vacationing in Belitung with the sample size uses the Slovin’s Formula. So, it

obtained the number of sample as many as 100 respondents. The sampling technique used was a systematic random sampling and the data analysis techniques used are path analysis. Based on the results of statistical tests indicate that the unique image has a direct highest effect on post-visit behavior by 13,61%, whereas the cognitive image of 3.09% and 9.79% .Overall indirect effect of Destination Image on Post-visit Behavior of 39.39%.


(6)

COVER

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 14

1.3 Tujuan Penelitian ... 15

1.4 Kegunaan Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ... 17

2.1.1 Konsep Citra Destinasi ... 17

2.1.1.1. Citra Destinasi Bagian dari Pemasaran Destinasi ... 17

2.1.1.2. Definisi Citra Destinasi ... 20

2.1.1.3 Dimensi Citra Destinasi ... 22

2.1.1.4. Manfaat Citra Destinasi ... 26

2.1.1.5 .. Konsep Island Tourism ... 30

2.1.2 Konsep Perilaku Pasca Bekunjung ... 31

2.1.2.1. Perilaku Konsumen ... 31

2.1.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 33

2.1.2.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 34

2.1.3 Pengaruh Citra Destinasi terhadap Perilaku Pasca Berkunjung ... 44

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 45

2.2 Kerangka Pemikiran ... 48

2.3 Hipotesis ... 51

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 53


(7)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 56

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 62

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 63

3.2.4.1 Populasi ... 63

3.2.4.2 Sampel ... 64

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 66

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 67

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 69

3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 69

3.2.6.2 Pengujian Realibilitas ... 76

3.2.7 Teknik Analisis Data ... 78

3.2.7.1 Rancangan Analisis Deskriptif ... 78

3.2.8 Pengujian Hipotesis ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung dan Wisatawan di Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 85

4.1.1 Profil Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 85

4.1.1.1 Identitas Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 85

4.1.1.2 Sejarah Singkat ... 86

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 87

4.1.2 Profil Karakteristik Wisnus di Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 88

4.1.2.1 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 89

4.1.2.2 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Status dan Penghasilan ... 91

4.1.2.3 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan ... 93

4.1.2.4 Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pendidikan dan Asal Wisatawan 95 4.1.2.5 Motivasi Wisatawan Berkunjung ke Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 97

4.1.2.7 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Jumlah Peserta ... 98

4.1.2.8 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Jenis Grup ... 99

4.1.2.9 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Pengaturan Perjalanan ... 101

4.1.2.10 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Kunjungan Sebelumnya ... 103

4.1.2.11 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Lama Tinggal ... 104

4.1.2.12 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Pengeluaran Selama Berwisata . 105 4.1.2.13 Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Sumber Informasi ... 107


(8)

4.2.1 Tanggapan Wisatawan Terhadap Cognitive Image di Destinasi Pariwisata

Kabupaten Belitung ... 110

4.2.2 Tanggapan Wisatawan Terhadap Unique Image di Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 112

4.2.3 Tanggapan Wisatawan Terhadap Affective Image di Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 114

4.2.4 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan Terhadap Citra Destinasi di Destinasi Pariwasata Kabupaten Belitung ... 115

4.3 Gambaran Perilaku Pasca Berkunjung Wisatawan di Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 119

4.3.1 Tanggapan Wisnus Terhadap Post-Visit Satisfaction di Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 119

4.3.2 Tanggapan Wisnus Terhadap Post-Visit Actions di Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 121

4.3.3 Tanggapan Wisnus Terhadap Post-Visit Uses di Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 123

4.3.4 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan Terhadap Perilaku Pasca Berkunjung.125 4.4 Pengaruh Citra Destinasi Terhadap Perilaku Pasca Berkunjung... 127

4.5 Implikasi Hasil Temuan ... 133

4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 133

4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 135

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 137

5.2 Rekomendasi... 139 DAFTAR PUSTAKA


(9)

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Indonesia

Tahun 2007-2012 ... 2

Tabel 1.2 Peringkat dan Daya Saing Destinasi Pariwisata Indonesia ... 4

Tabel 1.3 Potensi Wisata Kabupaten Belitung ... 5

Tabel 1.4 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Belitung Tahun 2006-2012 ... 6

Tabel 1.5 Hasil Wawancara ... 12

Tabel 2.1 Konsep yang Berhubungan dengan Pariwisata ... 18

Tabel 2.2 Definisi Citra Destinasi Menurut Para Ahli ... 20

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu yang berkaitan Dengan Pengaruh Citra Destinasi Terhadap Perilaku Pasca Berkunjung ... 45

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 57

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Dikaitkan Dengan Tujuan Penelitian ... 68

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Validitas Item Pertanyaan ... 72

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas Tanpa Menyertakan Item yang Tidak Valid ... 74

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 78

Tabel 4.1 Produk dan Jasa yang Ditawarkan Kabupaten Belitung ... 88

Tabel 4.2 Karakteristik Wisatawan Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 89

Tabel 4.3 Karakteristik Wisatawan Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung Berdasarkan Status dan Penghasilan ... 91

Tabel 4.4 Karakteristik Wisatawan Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan ... 93

Tabel 4.5 Karakteristik Wisatawan Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung Berdasarkan Pendidikan dan Asal Wisatawan ... 95

Tabel 4.6 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Frekuensi Motivasi ke Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 97

Tabel 4.7 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Jumlah Peserta ... 98

Tabel 4.8 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Jenis Grup ... 100

Tabel 4.9 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Pengaturan Perjalanan ... 101

Tabel 4.10 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Kunjungan Sebelumnya ... 103

Tabel 4.11 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Lama Tinggal ... 104


(10)

Tabel 4.14 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Kesan Wisatawan Tentang

Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 108

Tabel 4.15 Tanggapan Wisatawan Terhadap Citra Destinasi Berdasarkan Cognitive Image ... 111

Tabel 4.16 Tanggapan Wisatawan Terhadap Citra Destinasi Berdasarkan Unique Image ... 113

Tabel 4.17 Tanggapan Wisatawan Terhadap Citra Destinasi Berdasarkan Affective Image ... 114

Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan Terhadap Citra Destinasi di Destinasi Pariwasata Kabupaten Belitung ... 116

Tabel 4.19 Tanggapan Wisatawan Terhadap Post-Visit Satisfaction ... 120

Tabel 4.20 Tanggapan Wisatawan Terhadap Post-Visit Actions ... 122

Tabel 4.21 Tanggapan Wisatawan Terhadap Post-Visit Uses ... 124

Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Wisatawan Terhadap Perilaku Pasca Berkunjung ... 125

Tabel 4.23 Matriks Korelasi Antar Sub Variabel Citra Destinasi Dengan Perilaku Pasca Berkunjung di Kabupaten Belitung ... 128

Tabel 4.24 Uji Keseluruhan (Uji F) ... 129

Tabel 4.25 Pengujian Koefisien Jalur ... 130

Tabel 4.26 Hasil Pengujian Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Citra Destinasi Terhadap Perilaku Pasca Berkunjung ... 131


(11)

Gambar 1.1 Persentase Post-Visit Satisfaction ... 8

Gambar 1.2 Persentase Post-Visit Actions ... 9

Gambar 1.3 Persentase Post-Visit Uses ... 10

Gambar 2.1 Model Cognition, Affect, and Conation Image... 23

Gambar 2.2 Komponen Citra Destinasi ... 24

Gambar 2.3 Model of Consumer Behavior ... 33

Gambar 2.4 Model Proses Keputusan Pembelian ... 34

Gambar 2.5 Five-Stage Model of the Consumer Buying Process... 35

Gambar 2.6 Steps between Evaluation of Alternatives and a Purchase Decision ... 39

Gambar 2.7 Variables That Influence Consumer Expectations ... 41

Gambar 2.8 Kerangka Pemikiran ... 50

Gambar 2.9 Paradigma Pemikiran ... 51

Gambar 3.1 Struktur Kausal Antara X dan Y ... 80

Gambar 3.2 Diagram Alur Hipotesis ... 80

Gambar 3.3 Struktur Sub Hipotesis ... 81

Gambar 4.1 Karakteristik Wisatawan Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 90

Gambar 4.2 Karakteristik Wisatawan Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung Berdasarkan Status dan Penghasilan ... 92

Gambar 4.3 Karakteristik Wisatawan Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan ... 94

Gambar 4.4 Karakteristik Wisatawan Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung Berdasarkan Pekerjaan dan Asal Wisatawan ... 96

Gambar 4.5 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Frekuensi Motivasi ke Destinasi Pariwisata Kabupaten Belitung ... 98

Gambar 4.6 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Jumlah Peserta ... 99

Gambar 4.7 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Jenis Grup ... 101

Gambar 4.8 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Pengaturan Perjalanan ... 102

Gambar 4.9 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Kunjungan Sebelumnya ... 104

Gambar 4.10 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Lama Tinggal ... 105

Gambar 4.11 Data Pengalaman Wisatawan Berdasarkan Pengeluaran Selama Berwisata ... 106


(12)

Gambar 4.14 Variabel Citra Destinasi Pada Garis Kontimum ... 118 Gambar 4.15 Variabel Perilaku Pasca Berkunjung Pada Garis Kontimum ... 127 Gambar 4.16 Diagram Jalur Pengujian Sub Hipotesis ... 131


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Industri pariwisata saat ini mempunyai peranan penting di dunia karena dengan adanya perkembangan industri pariwisata dapat membantu pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan yang menguntungkan, serta meningkatkan penghasilan standar hidup. Selain itu, pariwisata dijadikan sebagai penghasil devisa utama pada negara-negara yang sudah maju.

Beberapa wilayah di dunia yang telah membantu memperbaiki kondisi pariwisata internasional adalah Asia sebesar 13% dengan jumlah kedatangan wisatawan internasional mencapai 204 juta. Berkaitan dengan hal tersebut, Indonesia sebagai bagian dari Asia khususnya Asia Tenggara mempunyai peranan penting dalam membaiknya kondisi pariwisata internasional. Pada tahun 2013, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Tanah Air dengan target optimis sebesar 9 juta orang dan target pesimis sebesar 8,5 juta orang.

Tema pariwisata Indonesia pada tahun 2012 adalah “Green and Creative

Tourism” atau pariwisata yang hijau dan kreatif. Green tourism atau juga dikenal

sebagai ecotourism adalah bentuk turisme yang menjadi alternatif pariwisata

komersil standar. Dalam hal ini, aspek kerentanan lingkungan sangat diperhatikan. Artinya, turis diajak untuk peduli dengan lingkungan sekitar dan sebagai pendukung, pemerintah memiliki beberapa kewajiban seperti pendanaan untuk konservasi lingkungan, membangun iklim politik dan ekonomi yang berpihak pada komunitas lokal, dan menghargai perbedaan budaya serta


(14)

Sedangkan creative tourism bermakna bahwa Indonesia memiliki

manusia-manusia yang kreatif atau mampu berpikir out of the box. Berbagai

penemuan menarik sudah lahir dari negeri ini meski belum mendapat apresiasi nasional atau internasional. Di tengah melandanya krisis dunia, satu-satunya sektor ekonomi yang tidak terkena dampaknya adalah ekonomi kreatif karena tidak ada yang dapat membatasi kreativitas otak manusia. Ekonomi kreatif juga menjadi satu-satunya sektor ekonomi yang langsung dinikmati warga setempat.(Sumber: http://travelwan.com/?p=6813, 14 April 2012)

Dengan adanya tema pariwisata ini diharapkan kegiatan pariwisata di Indonesia menjadi semakin berkembang dan lebih maju dari sebelumnya serta dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus). Untuk mengetahui jumlah wisnus yang melakukan kegiatan kepariwisataan dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

TABEL 1.1

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA KE INDONESIA TAHUN 2007-2012

TAHUN JUMLAH WISNUS

RATA-RATA PENGELUARAN PER ORANG (USD)

RATA-RATA LAMA TINGGAL

(HARI)

PENERIMAAN DEVISA (JUTA USD) PER

KUNJUNGAN

PER HARI

2007 5.158.441 839,64 88,79 9,24 4.331,23

2008 4.996.594 1.049,72 96,69 10,62 5.245,02

2009 5.053.269 977,39 109,80 8,81 4.939,01

2010 6.235.606 976,65 117,59 8,20 6.090,00

2011 6.594.231 934,50 121,53 7,67 6.162,31

2012 517.608*) Data belum Tersedia

Sumber: Pusdatin Kemenparekraf & BPS 2012

Jumlah wisnus yang melakukan kegiatan kepariwisataan mengalami fluktuatif. Terjadi penurunan pada tahun 2008 dan kembali naik pada tahun 2009 hingga 2011. Wisnus yang melakukan perjalanan wisata dikarenakan adanya faktor pendorong sebagai motivasi untuk melakukan perjalanan seperti rekreasi,


(15)

pendidikan, kegiatan bisnis, keinginan untuk bersenang-senang, serta adanya daya tarik di destinasi pariwisata yang dituju dengan didukung oleh aksesibilitas dan akomodasi yang tersedia di tempat tujuan. Berdasarkan data tersebut diharapkan pariwisata di Indonesia dapat terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengungkapkan daya saing pariwisata Indonesia naik ke peringkat 74 pada 2011 dari sebelumnya ranking 81 pada 2009 dari 139 negara. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Mari Elka Pangestu di Jakarta, Kamis mengatakan, hal itu menjadi indikasi yang baik bagi sektor pariwisata Indonesia untuk berkembang lebih maju. (Sumber: www.indonesia.go.id, 20 April 2012).

Sedangkan dalam tingkat Asia, Indonesia mendapat peringkat ke-3 terfavorit kategori kunjungan pariwisata se-Asia atau Go Asia Award 2012 dalam Bursa Pariwisata Internasional (Internationale Tourismus Borse/ITB), 7-11 Maret 2012 di Messegelande, Berlin. Posisi pertama dan kedua ditempati Thailand dan Singapura. (Sumber: www.travel.kompas.com, 22 April 2013)

Dengan adanya peningkatan peringkat daya saing tersebut, diharapkan pemerintah berupaya untuk semakin meningkatkan dan memperbaiki segala bidang kepariwisataan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu mengemukakan bahwa desa wisata potensial menjadi basis pengembangan ekonomi kreatif. Beliau mengapresiasi terhadap apa yang sudah dikembangkan selama ini di sektor pariwisata terutama desa wisata yang produknya terkait erat dengan industri kreatif. Banyak produk di kawasan desa wisata yang mampu membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, produk-produk dari desa wisata yang hampir seluruhnya hasil kreasi industri


(16)

kreatif juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke desa tersebut. Selanjutnya, pemerintah tidak sekadar akan mempromosikan sebuah destinasi pariwisata tetapi juga produk atau kerajinan yang dihasilkan di kawasan tersebut sebagai basis atau sumber ekonomi kreatif. (Sumber: http://www.antaranews.com, 26 Oktober 2011)

Oleh karena itu, pemerintah sedang mengembangkan beberapa daerah yang berpotensi untuk menjadi destinasi pariwisata yang dapat dilihat dalam Peringkat Daya Saing Destinasi Pariwisata Indonesia pada tabel berikut ini:

TABEL 1.2

PERINGKAT DAN DAYA SAING DESTINASI PARIWISATA INDONESIA

Provinsi Peringkat Skor Daya Saing

Destinasi (Total)

Kepulauan Riau 1 444,63

Sulawesi Utara 2 378,77

Sumatera Utara 3 377,58

Sulawesi Selatan 4 323,71

Sumatera Barat 5 321,71

Nusa Tenggara Timur,

Maluku 6 295,15

Bangka Belitung 7 288,70

Papua 8 275,63

Papua Barat 9 252,98

Sumber: Cetak Biru Pengembangan Destinasi Pariwisata Indonesia (2007-2014), Budpar.

*) Skor daya saing destinasi DKI : 630,69 dan Bali : 605,96.

*) Skor total didapat dari nilai keseluruhan indikator yang meliputi lingkungan, sarana dan prasarana, SDM pariwisata, aksesibilitas, manfaat pada masyarakat, sosial, harga, dan teknologi.

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa Kepulauan Riau (Kepri) menempati peringkat pertama dalam daya saing destinasi pariwisata yang sedang dikembangkan oleh pemerintah di luar skor daya saing DKI dan Bali dikarenakan kedua destinasi ini merupakan destinasi yang sudah berkembang.

Provinsi Bangka Belitung menduduki Peringkat ke-7 dengan skor 288,70. Hal ini menggambarkan bahwa Bangka Belitung harus terus berupaya


(17)

meningkatkan daya saingnya agar bisa menduduki peringkat atas dalam daya saing destinasi pariwisata Indonesia.

Provinsi ini terdiri dari 2 Pulau yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta terbagi menjadi 7 Kabupaten. Pada awalnya Pulau Belitung hanya terdiri dari 1 Kabupaten. Namun pada tahun 2003 diadakan pemekaran wilayah menjadi 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur.

Kabupaten Belitung memiliki berbagai potensi wisata seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

TABEL 1.3

POTENSI WISATA KABUPATEN BELITUNG

No. Jenis Produk dan Jasa Produk dan Jasa yang ditawarkan

1. Wisata Alam

Pantai Tanjung Pendam, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Mabai, Pantai Tanjung Tinggi, Pantai

Penayeran, Pantai Marina, Pantai Tanjung Kiras, Pantai Teluk Gembira, Pantai Penyabong, Pantai Batu Lubang, Pulau Lengkuas dan Mercusuar, Pulau Burung, Pulau Kepayang, Pulau Batu Dinding, Bukit Berahu, Kampung Nelayan Tanjung Binga, Pantai Awan Mendung, Pemandian Alam Jerry, Air Terjun Batu Mentas, Air Terjun Gurok Beraye, Bukit Batu Baginde, Pemandian Alam Tirta Merundang Indah. 2. Wisata Budaya

Maras Taon, Beripat Beregong, Berinai, Betiong, Mauludan, Mandi Besimbor, Tari Sembah, Tari Tulak Balak, Dul Mulok.

3. Kerajinan

Batu Satam (Batu Meteor), Terindak, Kerajinan Tangan, Penyu, Kerajinan Kerang, Kerajinan tangan Satam

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung, 2013

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa Kabupaten Belitung memiliki potensi wisata yang cukup baik untuk membuat pariwisata di Kabupaten Belitung dapat lebih berkembang menjadi salah satu destinasi pariwisata andalan di Indonesia. Dengan kekayaan serta keindahan alam dan budaya yang dimiliki, pemerintah daerah harus mengambil langkah positif dalam memaksimalkan pemanfaatan potensi wisata tersebut sebagai faktor penarik dalam upaya


(18)

meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Jumlah wisman maupun wisnus yang berkunjung ke Kabupaten Belitung dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini:

TABEL 1.4

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2006-2012

Tahun Wisnus Wisman Jumlah Kunjungan

Wisatawan

2006 17.233 1.072 18.305

2007 23.188 1.421 24.609

2008 29.945 2.053 31.998

2009 39.499 2.734 42.233

2010 49.118 1.383 50.501

2011 82.584 1.309 83.893

2012 110.638 975 111.613

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung, 2013

Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Belitung dari tahun 2006 hingga 2012 terus mengalami peningkatan terutama pada tahun 2011 yang naik sebesar 39,8%. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan meningkat sebesar 24,83%. Walaupun dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan meningkat, namun berdasarkan persentase tersebut, terjadi penurunan sebesar 14,97%. Hal ini merupakan bukti bahwa kunjungan wisatawan ke Kabupaten Belitung secara persentase mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut wawancara peneliti dengan beberapa pengelola Tour and Travel di Kabupaten Belitung di antaranya adalah BelitungIsland.COM dan BelitungTour.Net pada Januari 2012, banyak wisatawan yang berpendapat bahwa obyek wisata di Belitung sangat bagus, namun akomodasi dan infrastruktur penunjang kepariwisataan pada saat ini masih kurang, seperti fasilitas kebersihan WC umum dan air bersih, serta kurang tersedianya sarana transportasi umum bagi wisatawan. Beberapa wisatawan juga menginginkan adanya atraksi wisata khas dari suatu destinasi, sedangkan di Belitung hanya


(19)

mengadakan acara festival budaya maupun kesenian daerah di waktu-waktu tertentu.

Selain itu, salah satu thread dalam situs femaledaily.com mengenai

TravelingBangka & Belitung: Negeri Laskar Pelangi” sampai dengan 23 Januari 2012 terdapat 100 komentar mengenai pengalaman mereka berwisata di Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Sebagian besar dari mereka merasa senang, puas dan ingin kembali berkunjung ke Belitung. Mereka juga saling memberikan rekomendasi mengenai travel, hotel, tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi, bahkan mengungkapkan berbagai kekurangan yang ada di Pulau Belitung seperti kurang tersedia transportasi umum, mesin ATM yang hanya

tersedia di kota, fasilitas dan service hotel masih kurang, dan tiket pesawat yang

relative mahal dikarenakan hanya ada 2 maskapai penerbangan.

Kemudian, dalam thread “Menguak Keindahan Indonesia (Bangka

Belitung Explored)” dalam situs http://www.kaskus.us/ juga mengungkapkan tentang kekaguman dengan obyek wisata yang ada di Belitung serta pengalaman buruk ketika berkunjung ke Pulau Lengkuas, salah satu pulau kecil yang ada di sekitar Belitung.

Beberapa hal tersebut merupakan perilaku wisatawan pasca berkunjung

ke Belitung (post-visit behavior). Sesuai dengan Kotler dan Keller (2012:172),

ada tiga langkah yang menyangkut perilaku pasca berkunjung, yaitu kepuasan

pasca berkunjung (post-visit satisfaction), tindakan pasca berkunjung (post-visit

actions) dan (post-visit uses) keinginan untuk berkunjung kembali atau menggunakan jasa kembali.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan pra penelitian untuk mengetahui perilaku pasca berkunjung wisatawan. Pra penelitian ini dilakukan di


(20)

Kota Tanjungpandan Kabupaten Belitung tepatnya di Bandara HAS Hanandjoedin pada tanggal 5 Oktober 2012 sampai dengan 14 Oktober 2012 dengan menggunakan kuesioner dan responden sebanyak 20 orang.

Adapun hasil dari pra penelitian mengenai post-visit satisfaction dapat

dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini.

GAMBAR 1.1

PERSENTASE POST-VISIT SATISFACTION

Berdasarkan Gambar 1.1 skor rata-rata kepuasan wisatawan setelah berkunjung terhadap sarana transportasi lokal, kuliner, atraksi wisata alam, atraksi wisata budaya, akomodasi, dan destinasi Belitung adalah 74%. Dapat diketahui bahwa terdapat 3 aspek yang berada di bawah skor rata-rata yaitu kepuasan terhadap sarana transportasi lokal, atraksi wisata budaya, dan akomodasi. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpuasan wisatawan setelah berkunjung ke Belitung.

Selanjutnya, untuk mengetahui presentase hasil dari pra penelitian


(21)

GAMBAR 1.2

PRESENTASE POST-VISIT ACTIONS

Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa skor rata-rata tindakan wisatawan setelah berkunjung ke Belitung adalah 75%. Terdapat 3 aspek yang berada di bawah skor rata-rata yaitu kesediaan untuk

merekomendasikan sarana transportasi lokal, kesediaan untuk

merekomendasikan menikmati atraksi wisata budaya, dan kesediaan untuk merekomendasikan agar menginap di hotel yang sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa setelah berkunjung ada kemungkinan wisatawan merasa enggan untuk merekomendasikan sarana wisata yang ada kepada rekannya.

Untuk mengetahui presentase hasil dari pra penelitian mengenai post-visit


(22)

GAMBAR 1.3

PERSENTASE POST-VISIT USES

Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui bahwa skor rata- rata keinginan wisatawan setelah berkunjung ke Belitung untuk datang kembali ke Belitung, keinginan untuk menggunakan kembali sarana akomodasi, keinginan untuk menikmati kembali atraksi wisata budaya, keinginan untuk menikmati kembali atraksi wisata alam, keinginan untuk menikmati kembali kuliner khas Belitung dan keinginan untuk menggunakan kembali sarana transportasi lokal adalah sebesar 75%. Terdapat 3 aspek yang berada di bawah skor rata-rata, yaitu keinginan untuk menggunakan kembali sarana akomodasi, keinginan untuk menikmati kembali atraksi wisata budaya, keinginan untuk menggunakan kembali sarana transportasi lokal. Hal ini berarti wisatawan setelah berkunjung ada kemungkinan mereka tidak ingin kembali menggunakan akomodasi yang sama, menikmati atraksi wisata budaya, dan juga menggunakan sarana transportasi lokal yang sama.


(23)

Dari hasil pra penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat diketahui bahwa ada beberapa aspek dalam setiap dimensi yang nilainya masih dibawah rata-rata seperti ketidakpuasan terhadap sarana transportasi lokal, atraksi wisata budaya, dan akomodasi. Hal ini menyebabkan para wisatawan tidak bersedia merekomendasikan aspek-aspek ini kepada rekannya dan juga mereka tidak ingin menggunakannya kembali. Oleh karena itu, diharapkan adanya upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Belitung untuk memperbaiki beberapa aspek yang dinilai masih kurang serta meningkatkan beberapa aspek yang penilaiannya sudah cukup baik.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Kabupaten Belitung, Ibu Anita pada tanggal 30 Januari 2012 pukul 09.00 WIB, Kabupaten Belitung sedang dalam tahap meningkatkan citra destinasi pariwisata Kabupaten Belitung karena sebelumnya Belitung dikenal sebagai daerah pertambangan penghasil timah.

Dari segi cognitive image, meningkatkan daya tarik wisata, memperbaiki

infrastruktur maupun kebersihan lingkungan, memperbanyak hiburan atau outdoor activities, dan memperkenalkan budayanya. Sedangkan dari segi unique image, Kabupaten Belitung harus lebih menekankan pada keunikan lingkungan alamnya, keunikan kulinernya maupun souvenirnya, serta meningkatkan atraksi

lokal yang menjadi ciri khas dari destinasi ini. Dari segi affective image, destinasi

pariwisata Kabupaten Belitung melakukan beberapa perbaikan sarana dan prasarana demi kenyamanan wisatawan selama berwisata di Belitung.

Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Hailin Qu et al.,

(2010:6-7) yang menyatakan bahwa citra destinasi terdiri dari cognitive image,


(24)

Selain itu, peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Rohili selaku Kepala Seksi Promosi Pariwisata Disbudpar Kabupaten Belitung pada tanggal 17 Januari 2012 pukul 15.30 WIB. Untuk lebih jelasnya, peneliti menyajikan inti dari wawancara tersebut ke dalam tabel 1.5 berikut ini.

TABEL 1.5 HASIL WAWANCARA

No. Program yang Dilakukan Implementasi

1.

Verifikasi Objek atau Pengembangan Produk Wisata

Membangun berbagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan wisata di Pantai Tanjung Pendam yang merupakan salah satu lokasi shooting Film Laskar Pelangi oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) contohnya membangun panggung hiburan untuk pagelaran kesenian daerah maupun festival budaya, berbagai sarana olahraga, mushola, toilet umum.

Sebagai prestasi yang membanggakan, kawasan wisata pantai Tanjung Pendam terpilih dan masuk 9 besar dalam ajang Anugerah Citra Pesona Wisata Award (Cipta Award). Penghargaan langsung diberikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kepada Bupati Belitung pada tanggal 28 September 2012.

2.

Mengadakan event seperti festival budaya dan Event Wisata

Mengadakan festival budaya yang untuk memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan daerah seperti Festival Muang Jong, Maras Taun, Beripat Beregong, Dulmulok, Begubang, dan sebagainya. Festival ini diadakan di waktu-waktu tertentu sesuai dengan aturan adat di sana. Selain itu, event wisata tahunan Sail Indonesia yang rutin diadakan setiap tahun dari tahun 2007 hingga 2012 di Pulau Belitung tepatnya di Pantai Tanjung Kelayang juga merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk memperkenalkan pariwisata Belitung.

3. Promosi

Membuat booklet, leaflet, brosur, baleho, banner, pemasangan iklan di berbagai media cetak maupun elektronik, adanya situs resmi pariwisata Belitung seperti www.visitbangkabelitung.com dan www.disbudpar.belitungkab.go.id serta berbagai situs lainnya yang dapat dengan mudah diakses oleh wisatawan untuk mengetahui informasi mengenai daya tarik wisata di Kabupaten Belitung. Kemudian diadakannya event pemilihan Bujang Dayang Belitong di setiap Kabupaten hingga ke tingkat Provinsi sebagai Duta Wisata Daerah sebagai partisipasi putra-putri daerah untuk memperkenalkan kesenian dan kebudayaan daerah dalam event pariwisata nasional maupun Internasional.


(25)

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, banyak wisnus mengunjungi Pulau Belitung karena tertarik pada keindahan panorama alam Pulau Belitung setelah menonton film Laskar Pelangi. Sebelum adanya Laskar Pelangi, Pulau Belitung kurang begitu dikenal keindahannya bahkan masih banyak orang yang tidak tahu mengenai keberadaan Pulau ini.

Garuda Magazine edisi bulan Oktober 2011 memilih Belitung menjadi salah

satu dari 25 tempat paling menarik untuk melakukan tour di Indonesia. Artikel

singkat di majalah tersebut memberi perhatian khusus kepada program tour

Laskar Pelangi. Pengunjung memilik kesempatan menjelajahi napak tilas cerita Laskar Pelangi yang merupakan film terlaris sepanjang sejarah film Indonesia, dari novel hasil karya Andrea Hirata. Artikel juga memberi perhatian pada wisata

keindahan pantai-pantai dan aktivitas tour seperti snorkeling dan bermain

perahu. (Sumber: www.belitungisland.com, 28-12-2011).

Pulau Belitung menempati peringkat ke-7 dari 56 obyek wisata di Sumatera yang direkomendasikan oleh wisatawan dalam Tripadvisor.co.id, Minggu (1/4) berdasarkan kalkulasi hasil polling sejumlah wisatawan. Pulau Belitung mendapatkan ulasan dari 15 wisatawan yang menjadi anggota Tripadvisor.co.id. Selain memberikan ulasannya, para wisatawan juga mengikuti polling dengan lima pilihan penilaian yakni, luar biasa, sangat bagus, rata-rata, buruk, dan mengerikan. Statistik di website pariwisata ini menunjukkan, penilaian luar biasa 8 suara, sangat bagus 5 suara, rata-rata 1 suara, buruk 1 suara, dan mengerikan nol suara. (www.bangkapos.com, 1 April 2012).

Dengan adanya berita tersebut, diharapkan dapat meningkatkan citra Belitung sebagai salah satu destinasi pariwisata di Indonesia.


(26)

Seperti yang dijelaskan dalam Jurnal Manuela Guerreiro, Patrícia Oom do Valle and Júlio Mendes (2011:185) menjelaskan bahwa pentingnya citra destinasi diakui secara universal, terutama dalam hal pengaruh persepsi dan perilaku pada pengambilan keputusan wisatawan sebelum, selama dan setelah melakukan kunjungan ke suatu destinasi pariwisata. Literatur pariwisata menunjukkan perkembangan teoritis dan empiris yang cukup besar dalam citra destinasi dari perspektif dan perilaku wisatawan setelah melakukan kunjungan (post-visit behavior).

Dengan adanya perilaku pasca berkunjung dapat diketahui bahwa akan terlihat kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan oleh wisatawan setelah berkunjung ke Belitung, keinginan untuk berkunjung kembali, atau kesediaan untuk merekomendasikan Belitung kepada orang lain.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan suatu penelitian

mengenai “PENGARUH CITRA DESTINASI PARIWISATA KABUPATEN BELITUNG TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG WISATAWAN NUSANTARA.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana citra destinasi pariwisata KabupatenBelitung.

2. Bagaimana perilaku pasca berkunjung wisnus yang berkunjung ke daya


(27)

3. Bagaimana pengaruh citra destinasi pariwisata Kabupaten Belitung terhadap perilaku pasca berkunjung wisnus yang berkunjung ke daya tarik wisata di Kabupaten Belitung.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil temuan mengenai:

1. Citra destinasi pariwisata KabupatenBelitung.

2. Perilaku pasca berkunjung wisnus yang berkunjung ke daya tarik wisata di Kabupaten Belitung.

3. Pengaruh citra destinasiBelitung sebagai salah satu destinasi pariwisata di

Indonesia terhadap perilaku pasca berkunjung wisnus yang berkunjung ke daya tarik wisata di Kabupaten Belitung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kegunaan teoritis maupun praktis:

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran, khususnya di bidang pemasaran destinasi pariwisata melalui pengaruh citra destinasi pariwisata Kabupaten Belitung terhadap perilaku pasca berkunjung wisnus serta dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu pemasaran pariwisata.


(28)

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung serta bagi para pengusaha pariwisata dalam memasarkan potensi wisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Belitung, dapat mengetahui pengaruh citra destinasi pariwisata Kabupaten Belitung terhadap perilaku pasca berkunjung wisnus serta untuk menarik wisatawan yang berkunjung ke Belitung serta dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi peneliti.


(29)

BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu manajemen pemasaran. Adapun objek peneltian terdiri dari dua variabel yaitu variabel X, dan variabel Y.

Menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2011:38), “Variabel dapat

didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai “variasi”

antara satu orang dengan yang lain atau antara satu objek dengan objek yang

lain”. Sedangkan Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2011:38) berpendapat

bahwa, “Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari”.

Hal serupa diutarakan oleh Suwarno (2005:1-2) dalam Riduwan dan Sunarto

(2011:8) bahwa, “Variabel adalah karakteristik yang dapat diamati dari suatu

(objek), dan mampu memberikan bermacam-macam nilai atau beberapa

kategori”.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, maka peneliti dapat mengetahui bahwa variabel merupakan atribut, sifat, dan karakteristik dari suatu objek yang bervariasi, dapat diamati, dipelajari dan memiliki bermacam-macam nilai.

Menurut Sugiyono (2011:39), variabel independen atau variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel dependen

(terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.


(30)

Penelitian dilakukan untuk menganalisis pengaruh citra destinasi pariwisata Kabupten Belitung terhadap perilaku pasca berkunjung wisnus. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (X) adalah citra

destinasi yang terdiri dari cognitive image (X1), unique image (X2), dan affective

image (X3). Sedangkan perilaku pasca berkunjung sebagai variabel terikat (Y) yang terdiri dari post-visit satisfaction (Y1), post visit actions (Y2), dan post-visit uses (Y3).

Unit analisis dalam penelitian ini adalah wisnus yang berkunjung ke destinasi pariwisata Kabupaten Belitung termasuk yang berkunjung ke beberapa

pulau kecil di sekitar Kabupaten Belitung dalam aktivitas island hopping.

Dipilihnya Kabupaten Belitung sebai tempat penelitian karena berdasarkan data kunjungan wisatawan yang diperoleh dari pihak Disbudpar Kabupaten Belitung, menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan terutama pada tahun 2011 yang naik sebesar 66,12%. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan meningkat sebesar 33,04%. Yang menjadi alasan mendasar dipilihnya Kabupaten Belitung sebagai objek penelitian adalah peneliti ingin mengetahui apakah meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan disebabkan adanya pengaruh citra destinasi terhadap perilaku pasca berkunjung wisatawan ke Kabupaten Belitung.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif. Metode ini menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada dan sedang berlangsung, dengan cara


(31)

mengumpulkan, menyusun, dan menjelaskan data yang diperlukan untuk kemudian di analisis sesuai teori yang ada.

Sugiyono (2011:35) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel lain.

Penelitian deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai citra destinasi pariwisata kabupaten Belitung dan gambaran mengenai perilaku pasca berkunjung wisatawan.

Sedangkan penelitian verifikatif atau penelitian komparatif dalam Sugiyono (2011:36) adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau oada waktu

yang berbeda”.

Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, di mana dalam penelitian ini akan diuji apakah program yang dilakukan Disbudpar Kabupaten Belitung untuk meningkatkan citra destinasi pariwisata Kabupaten Belitung dapat berpengaruh terhadap perilaku pasca berkunjung wisnus.

Berdasarkan sifat penelitiannya, maka metode penelitian yang akan

digunakan adalah metode deskriptif survei dan explanatory survey yang menurut

Kerlinger (Sugiyono, 2008:7), bahwa metode survei yaitu:

Metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data-data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.


(32)

Metode penelitian dibuat untuk memudahkan peneliti untuk membuat suatu kesimpulan. Dari metode yang digunakan ini informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung dari tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu mulai dari akhir bulan januari 2012 sampai dengan awal desember 2012 maka

metode yang digunakan adalah cross sectional method. Menurut Umar (2007:45)

cross section method yaitu, “metode penelitian dengan cara memperbaiki objek dalam kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu

panjang”.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini dioperasionalisasikan dalam dua variabel utama yaitu Variabel bebas (X) adalah citra destinasi yang terdiri dari cognitive image, unique image, affective image. Sedangkan variabel terikat yaitu

perilaku pasca berkunjung yang terdiri dari post-visit satisfaction, post-visit action,

post-visit uses.

Menurut Ulber Silalahi (2009:201) mengungkapkan bahwa,

“Operasionalisasi variabel merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi

sejumlah variabel operasional atau variabel empiris (indikator, item) yang

menunjuk langsung pada hal-hal yang dapat diamati atau diukur”.

Secara lebih rinci operasionalisasi masing-masing variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:


(33)

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel / Sub

Variabel

Konsep Variabel dan Sub

Variabel Indikator Ukuran Skala No. Item

Citra Destinasi (X)

Citra destinasi adalah persepsi tentang tempat tersebut tercermin oleh asosiasi diselenggarakan di memori wisata.

Hailin Qu., et.al (2010:1) Cognitive

Image (X1)

Komponen fakta dan

informasi (pengetahuan) dan keyakinan seseorang tentang suatu objek.

Baloglu & Brinberg,

1997; Gartner, 1993;

Walmsley & Jenkins, 1993; Ward & Russel, 1981 dalam Hailin Qu., et.al (2010:4)

- Environment and Infrastructure

Tingkat kualitas Bandara  Tingkat kualitas jalan raya

 Tingkat kemudahan akses menuju objek wisata

 Tingkat keamanan

 Tingkat kebersihan lingkungan

 Tingkat kualitas fasilitas umum di objek wisata

 Tingkat ketersediaan transportasi umum

 Tingkat kualitas hotel  Tingkat kualitas restoran

III.1.1 III.1.2 III.1.3 III.1.4 III.1.5 III.1.6 III.1.7 III.1.8 III.1.9 - Touristic

Attractions

Tingkat kemenarikan atraksi wisata  Tingkat kemenarikan bentang alam

sebagai destinasi wisata

III.1.10 III.1.11

- Entertainment / outdoor activities

 Tingkat kesan wisatawan terhadap event wisata

 Tingkat kesan wisatawan terhadap akitivitas Island Hopping

 Tingkat kesan wisatawan terhadap

Ordinal Scale

III.1.12 III.1.13 III.1.14


(34)

Variabel Variabel

aktivitas water sports seperti Snorkeling, Diving, Kayaking

- Quality of

experiences

Tingkat kualitas pengalaman yang didapat selama berkunjung

III.1.15 Unique Image

(X2)

Perbedaan sebuah destinasi dari destinasi pesaing.

Morrison & Anderson, 2002 dalam Hailin Qu., et.al (2010:2)

- Natural

Environment

Tingkat keunikan pemandangan di destinasi wisata

 Tingkat keunikan bentang alam di destinasi wisata

III.1.16 III.1.17

- Local Attractions  Tingkat keunikan tarian daerah  Tingkat keunikan kesenian daerah  Tingkat keunikan bahasa daerah  Tingkat keunikan kuliner khas Belitung  Tingkat keunikan souvenir khas Belitung

Ordinal Scale III.1.18 III.1.19 III.1.20 III.1.21 III.1.22 Affective Image

(X3)

Evaluasi mengenai perasaan tentang suatu objek.

Baloglu & Brinberg,

1997; Gartner, 1993;

Walmsley & Jenkins, 1993; Ward & Russel,

1981 dalam Hailin Qu., et.al (2010:3)

- Relaxing  Tingkat kenyamanan ketika berwisata di Belitung

 Tingkat kenyamanan dengan lingkungan alam Belitung

 Tingkat kenyamanan dengan cuaca di Belitung

III.1.23 III.1.24 III.1.25

- Exciting Tingkat besarnya semangat untuk berkunjung ke Belitung

 Tingkat kesenangan untuk berwisata ke Belitung Ordinal Scale III.1.26 III.1.27 Perilaku Pasca Berkunjung (Y)

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami disonansi dari memperhatikan fitur meresahkan tertentu atau mendengar hal-hal baik


(35)

Variabel Variabel

tentang merek lain dan akan waspada terhadap informasi yang mendukung nya atau keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan membantu dia merasa baik tentang merek.

Kotler dan Keller (2012:172) Post-visit

Satisfaction (Y1)

Jika apa yang didapat tidak

memenuhi harapan,

konsumen kecewa, jika

memenuhi harapan,

konsumen merasa puas, jika melebihi harapan, konsumen sangat senang. Perasaan ini membuat perbedaan dalam kepuasan pelanggan pasca pembelian apakah mereka akan membeli produk lagi dan berbicara positif atau tidak baik tentang hal itu kepada orang lain. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan.

Modifikasi dari Kotler dan Keller (2012:172)

- Kepuasan terhadap Destinasi Belitung - Kepuasan

terhadap akomodasi - Kepuasan

terhadap atraksi wisata budaya - Kepuasan atraksi

wisata alam - Kepuasan

terhadap kuliner khas

- Kepuasan

terhadap sarana transportasi lokal yang digunakan

 Tingkat kepuasan terhadap Destinasi Belitung

 Tingkat kepuasan terhadap akomodasi  Tingkat kepuasan terhadap atraksi

wisata budaya

 Tingkat kepuasan terhadap atraksi wisata alam

 Tingkat kepuasan terhadap kuliner khas Belitung

 Tingkat kepuasan terhadap sarana transportasi lokal yang digunakan

Ordinal Scale IV.1.1 IV.1.2 IV.1.3 IV.1.4 IV.1.5 IV.1.6 Post-visit Actions (Y2)

Konsumen yang puas akan merekomendasikan produk yang dikonsumsinya kepada

- Kecenderungan untuk

merekomendasik

 Kesediaan untuk merekomendasikan

agar berkunjung kembali ke Belitung Ordinal Scale


(36)

Variabel Variabel

yang lain, sedangkan yang tidak puas akan memberikan saran yang negatif terhadap

rekan-rekannya. Dalam

penelitian ini dapat diartikan bahwa yang disebut tindakan pasca kunjungan adalah kecenderungan seseorang

untuk menyebarluaskan

pengalaman kepada orang lain setelah melakukan kunjungan.

Modifikasi dari Kotler dan Keller (2012:172) an agar berkunjung kembali ke Belitung - Kecenderungan untuk merekomendasik an agar

menginap di hotel yang sama - Kecenderungan untuk merekomendasik an menikmati atraksi wisata budaya - Kecenderungan untuk merekomendasik an agar menikmati atraksi wisata alam - Kecenderungan untuk merekomendasik an rekan untuk menikmati kuliner khas Belitung - Kecenderungan untuk merekomendasik an agar

 Kesediaan untuk merekomendasikan agar menginap di hotel yang sama

 Kesediaan untuk merekomendasikan menikmati atraksi wisata budaya

 Kesediaan untuk merekomendasikan agar agar menikmati atraksi wisata alam

 Kesediaan untuk merekomendasikan rekan untuk menikmati kuliner khas Belitung

 Kesediaan untuk merekomendasikan agar menggunakan sarana transportasi lokal IV.1.8 IV.1.9 IV.1.10 IV.1.11 IV.1.12


(37)

Variabel Variabel

menggunakan sarana

transportasi lokal Post-visit Uses

(Y3)

Kecenderungan pembeli untuk membuang produk karena habis masa pakai dan

sebagainya, sehingga

produsen dapat mengetahui

frekuensi pembelian

konsumen tersebut. Dalam konteks penelitian ini, karena yang dikonsumir adalah jasa, yaitu kunjungan ke destinasi, maka dapat diartikan kecenderungan seseorang untuk datang kembali setelah berkunjung.

Modifikasi dari Kotler dan Keller (2012:172)

- Kecenderungan untuk datang kembali ke Belitung

- Kecenderungan untuk

menggunakan kembali sarana akomodasi - Kecenderungan

untuk menonton kembali atraksi wisata budaya - Kecenderungan

untuk menikmati kembali atraksi wisata alam - Kecenderungan

untuk menikmati kuliner khas Belitung

- Kecenderungan untuk

menggunakan kembali sarana transportasi lokal

 Keinginan untuk datang kembali ke Belitung

 Keinginan untuk menggunakan kembali sarana akomodasi

 Keinginan untuk menonton atraksi wisata budaya

 Keinginan untuk menonton kembali atraksi wisata alam

 Keinginan untuk menikmati kuliner khas Belitung

 Keinginan untuk menggunakan kembali sarana transportasi lokal

Ordinal Scale IV.1.13 IV.1.14 IV.1.15 IV.1.16 IV.1.17 IV.1.18


(38)

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Sugiyono (2011:225) mengemukakan bahwa sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.

Data sekunder yang diperoleh peneliti yaitu dokumen yang berupa Rencana Strategi (Renstra) Disbudpar Kabupaten Belitung Tahun 2010-2014 dan beberapa studi literatur. Selain itu, peneliti juga mendapatkan data sekunder mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini dari beberapa website. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan obervasi secara langsung ke beberapa daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Belitung.

Arikunto (2002:107) mengemukakan bahwa, “sumber data dalam

penelitian adalah subjek darimana data tersebut diperoleh”. Apabila penelitian yang dilakukan dengan menggunakan wawancara dalam mengumpulkan responden, yaitu orang merespon atau menjawab pertanyaan tertulis maupun lisan. Sedangkan apabila penelitian dengan menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, serak, atau proses. Sumber data menurut Arikunto (2002:107) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Person (orang)

Sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.

2. Place (tempat)

Sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak.


(39)

Sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini, penulis

menggunakan tiga sumber data tersebut yaitu person, place, dan paper

sehingga diperoleh data sebagai berikut:

1. Data primer, yaitu; data yang diperoleh langsung oleh penulis dari responden baik yang dilakukan dengan pengamatan, wawancara langsung dari suatu organisasi maupun perseorangan secara langsung di lapangan sesuai dengan penelitian yang ditetapkan.

2. Data sekunder, yaitu; data yang diperoleh penulis dari hasil-hasil laporan, surat-surat, buku-buku, dokumen-dokumen, arsip-arsip yang berkaitan dengan fokus penelitian. Data sekunder penulis didapatkan dari beberapa buku bacaaan, literatur dan sebagian besar telah ada pada organisasi pemerintah dan swasta di Kabupaten Belitung.

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pada suatu penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi untuk diteliti, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu yang tersedia. Peneliti mengambil sebagian dari objek populasi yang telah ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut dapat mewakili yang lainnya.

Langkah awal seorang peneliti harus menentukan jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitian yang disebut dengan populasi sasaran


(40)

(target population) yaitu populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian.

Populasi (N) dalam penelitian ini adalah wisnus di Kabupaten Belitung yang berjumlah 110.638 orang pada tahun 2012. Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Belitung dari tahun 2006 hingga 2012 terus mengalami peningkatan terutama pada tahun 2011 yang naik sebesar 39,8%. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan meningkat sebesar 24,83%. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah wisnus karena peneliti ingin mengetahui apakah peningkatan jumlah kunjungan wisnus dikarenakan adanya pengaruh citra destinasi pariwisata Kabupaten Belitung terhadap perilaku pasca berkunjung wisatawan.

3.2.4.2 Sampel

Untuk mempermudah penelitian, diperlukan sampel karena dalam penelitian tidak mungkin keseluruhan populasi dapat diteliti. Keterbatasan itu disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga, dan keterbatasan waktu yang tersedia. Oleh karena itu, peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan apabila bagian yang diambil tersebut mewakili yang tidak diteliti.

Sugiyono (2011:81) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasab dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.


(41)

Uma Sekaran (2006:123) menjelaskan bahwa sampel adalah sub kelompok atau sebagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari wisnus yang berkunjung ke beberapa daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Belitung.

Berdasarkan pengertian di atas, sampel merupakan sebagian individu yang memiliki karakteristik tertentu untuk mewakili seluruh populasi yang diamati dan untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah sampel (n). untuk menghitung sampel dilakukan dengan rumus Slovin (Husein Umar, 2003:141) yaitu sebagai berikut:

Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir Maka, dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:

Berdasarkan perhitungan di atas, maka ukuran sampel minimal (n) dalam penelitian ini adalah sebanyak 99 orang yang dibulatkan menjadi 100 orang.

Dengan ukuran populasi yang berjumlah 110.638 yang merupakan jumlah kunjungan wisnus ke Kabupaten Belitung selama tahun 2012 dapat diketahui bahwa rata-rata per-bulan, Kabupaten Belitung dikunjungi oleh 9.219 wisnus (didapat dari 110.638 :12 = 9.219).


(42)

3.2.4.3 Teknik Sampling

Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik systematic random sampling untuk populasi bergerak (mobile sampling).

Sugiyono (2011:84) mengemukakan bahwa “metode pengambilan acak

sistematis adalah metode untuk mengambil sampel secara sistematis dengan

jarak atau interval tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diuraikan”.

Dengan demikian tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered

population target) merupakan syarat penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dan metode acak sistematis.

Adapun langkah-langkah dalam teknik pengambilan sampel ini adalah dilakukan sebagai berikut.

1. Menentukan wisatawan yang akan dijadikan objek penelitian yaitu wisnus yang datang berkunjung ke destinasi pariwisata Kabupaten Belitung.

2. Menentukan tempat tertentu sebagai check point pada objek yang akan

diteliti, dalam penelitian ini adalah pintu masuk di Kabupaten Belitung yaitu Bandara HAS Hananjoedin.

3. Menentukan waktu yang akan digunakan untuk sampling.

Dalam penelitian ini waktu yang digunakan peneliti adalah mulai dari

pukul 07.00 WIB – 12.30 WIB

4. Menentukan ukuran kecukupan sampel yang akan diambil.

5. Pada hari yang ditentukan pada check point, wisnus yang ada di tempat

tersebut dan memungkinkan untuk dijadikan sebagai sampel dalam penelitian akan ditanyakan kesediaannya untuk membantu penelitian ini


(43)

lalu diberi kuesioner untuk di isi atau peneliti membacakan pertanyaan dalam kuesioner sedangkan wisnus menjawab pertanyaannya.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Oleh karena itu, peneliti perlu mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data supaya mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner (Angket) menurut Sugiyono (2011:142), “Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawab”. Kuesioner berisi pertanyaan mengenai identitas dan pengalaman responden, penilaian responden mengenai citra destinasi pariwisata Kabupaten Belitung serta perilaku pasca berkunjung.

2. Studi Literatur, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengumpulan data sekunder dengan cara mempelajari buku maupun jurnal-jurnal dan juga website guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3. Wawancara, menurut Sugiyono (2011:138), “Wawancara tersturktur

digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa


(44)

wawancara dengan mengajukan pertanyaan baik tertulis maupun lisan baik kepada pihak Disbudpar Kabupaten Belitung dan kepada para

pengelola Tour and Travel di Kabupaten Belitung. (Pedoman

wawancara terlampir).

4. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yang tidak hanya terbatas pada komunikasi dengan orang-orang tetapi juga mengamati objek-objek alam. Dalam penelitian ini, peneliti datang langsung ke beberapa daya tarik wisata di Kabupaten Belitung seperti Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Pendam, serta pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Belitung dan instansi terkait, yaitu Disbudpar Kabupaten Belitung untuk memperoleh data-data yang diperlukan.

Agar lebih jelas, maka penulis menggambarkan dan menyajikan tujuan menggunakan teknik pengumpulan data pada tabel berikut ini:

TABEL 3.2

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DIKAITKAN DENGAN TUJUAN PENELITIAN

No Teknik

Pengumpulan Data Sumber Data

Digunakan untuk Tujuan Penelitian T-1 T-2 T-3

1. Kuesioner

Wisnus yang berkunjung ke destinasi pariwisata Kabupaten Belitung.

√ √ √

2. Studi Literatur

Buku, jurnal dan website yang berhubungan dengan masalah penelitian.

√ √ √

3. Wawancara

Pihak Disbudpar Kabupaten Belitung dan Pengelola Tour and Travel di Kabupaten Belitung.

√ √ -


(45)

terkait, yaitu Disbudpar Kabupaten Belitung.

Sumber: Pengolahan Data, 2013

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul, yang selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel citra destinasi (x) terdapat

pengaruh atau tidak terhadap variabel perilaku pasca berkunjung (y). Sebelum

melakukan analisis data dan juga untuk menguji layak atau tidaknya kuesinoner yang disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji Validitas dan Uji Reliabilitas untuk melihat tingkat kebenaran serta kualitas data.

3.2.6.1 Pengujian Validitas

Di dalam penelitian ini, data mempunyai kedudukan paling tinggi karena data merupakan gambaran variabel yang diteliti dan fungsinya sebagai pembentukan hipotesis. Oleh karena itu benar atau tidaknya data sangat menentukan mutu hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data.

Sugiyono (2011:102) mengemukakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Selanjutnya, Sugiyono (2011:222) menjelaskan bahwa dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat


(46)

menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Instrumen yang baik harus

memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable.

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:168) yang dimaksud dengan validitas

adalah ”Suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sah mempunyai validitas yang

tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah. Menurut Sugiyono (2011:121), menyatakan bahwa instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian dapat dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan. Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun berdasarkan dimensi konsep korelasi skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.

Menurut (Uma, 2006: 110) mengemukakan langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji validitas adalah sebagai berikut:

1.

Mendefiniskan secara operasional suatu yang konsep yang akan


(47)

2.

Melakukan uji coba pengukuran tersebut pada sejumlah responden.

3.

Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4.

Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan

dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product moment

menurut Arikunto (2006:146) yakni sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

= Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan

Keterangan:

= koefisien korelasi product moment

n = Jumlah sampel atau banyaknya responden X = Skor yang diperoleh subjek dalam setiap item Y = Skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item

∑X= Jumlah Skor dalam distribusi X yang bersekala ordinal ∑Y= Jumlah skor dalam distribusi Y yang bersekala ordinal

∑ = Kuadrat faktor variabel X

∑ = Kuadrat faktor variabel Y

∑XY= Jumlah perkalian faktor korelasi variabel X dan Y

Menurut Arikunto (2006:148), keputusan pengujian validasi, item

pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika dan item pertanyaan

yang diteliti dikatakan tidak valid apabila .

Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari variabel citra

destinasi yang terdiri dari cognitive image, unique image dan affective image

sebagai instrumen variabel X, dan perilaku pasca berkunjung sebagai variabel Y. Keputusan pengujian validitas item instrumen sebagai berikut.


(48)

1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk= n-2 dan taraf

signifikansi α = 0,05

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel 3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung< rtabel 4. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika probabilitasnya ≤ 0,05 5. Berdasarkan julah angket yang diuji sebanyak 20 responden dengan

tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (20-2=18), maka

didapat nilai rtabel sebesar 0,444.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas yang dilakukan dengan

menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 dari item pertanyaan yang

diajukan oleh peneliti, dapat dilihat pada tabel berikut ini. TABEL 3.3

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS ITEM PERTANYAAN No. Item Pertanyaan

(Cognitive Image X1) r Hitung r

Tabel Sig.

Keterangan

1. Tingkat kualitas Bandara 0,422 0,444 0,63 Tidak Valid

2. Tingkat kualitas jalan raya 0,394 0,444 0,85 Tidak Valid

3. Tingkat kemudahan akses menuju

objek wisata 0,383 0,444 0,95

Tidak Valid

4. Tingkat keamanan 0,551 0,444 0,012 Valid

5. Tingkat kebersihan lingkungan 0,199 0,444 0,401 Tidak Valid 6. Tingkat kualitas fasilitas umum di

objek wisata 0,456 0,444 0,043

Valid

7. Tingkat ketersediaan transportasi

umum 0,361 0,444 0,118

Tidak Valid

8. Tingkat kualitas hotel 0,404 0,444 0,077 Tidak Valid

9. Tingkat kualitas restoran 0,339 0,444 0,143 Tidak Valid

10. Tingkat kemenarikan atraksi wisata 0,570 0,444 0,009 Valid 11. Tingkat kemenarikan bentang alam

sebagai destinasi wisata 0,314 0,444 0,178

Tidak Valid 12. Tingkat kesan wisatawan terhadap

event wisata 0,335 0,444 0,149

Tidak Valid 13. Tingkat kesan wisatawan terhadap

akitivitas Island Hopping 0,503 0,444 0,024


(49)

14.

Tingkat kesan wisatawan terhadap aktivitas water sports seperti Snorkeling dan Diving, Kayaking

0,546 0,444 0,013 Valid

15. Tingkat kualitas pengalaman yang

didapat selama berkunjung 0,402 0,444 0,079

Tidak Valid

No. Item Pertanyaan

(Unique Image X2) r Hitung r

Tabel Sig.

Keterangan

16. Tingkat keunikan pemandangan di

destinasi wisata 0,420 0,444 0,66

Tidak Valid

17. Tingkat keunikan bentang alam di

destinasi wisata 0,567 0,444 0,009

Valid

18. Tingkat keunikan tarian daerah 0,785 0,444 0,000 Valid

19. Tingkat keunikan kesenian daerah 0,667 0,444 0,001 Valid 20. Tingkat keunikan bahasa daerah 0,430 0,444 0,58 Tidak Valid 21. Tingkat keunikan kuliner khas daerah 0,599 0,444 0,005 Valid 22. Tingkat keunikan Souvenir khas

daerah 0,722 0,444 0,000

Valid

No. Item Pertanyaan

(Affective Image X3) r Hitung r

Tabel Sig.

Keterangan

23. Tingkat kenyamanan ketika berwisata

di Belitung 0,872 0,444 0,000

Valid

24. Tingkat kenyamanan dengan

lingkungan alam Belitung 0,681 0,444 0,001

Valid

25. Tingkat kenyamanan dengan cuaca di

Belitung 0,147 0,444 0,536

Tidak Valid 26. Tingkat besarnya semangat untuk

berkunjung ke Belitung 0,768 0,444 0,000

Valid 27. Tingkat kesenangan untuk berwisata

ke Belitung 0,768 0,444 0,000

Valid

No. Item Pertanyaan

(Post-visit Behavior Y) r Hitung r Tabel

Sig-2 Tailed

Keterangan

1. Tingkat kepuasan terhadap Destinasi

Belitung 0,719 0,444 0,000

Valid

2. Tingkat kepuasan terhadap

akomodasi 0,551 0,444 0,012

Valid

3. Tingkat kepuasan terhadap atraksi

wisata budaya 0,555 0,444 0,011

Valid

4. Tingkat kepuasan terhadap atraksi

wisata alam 0,578 0,444 0,008

Valid

5. Tingkat kepuasan terhadap kuliner

yang ada di Belitung 0,739 0,444 0,000

Valid

6. Tingkat kepuasan terhadap sarana

transportasi lokal yang digunakan 0,583 0,444 0,007


(1)

138

berbagai hal, seperti kebersihan di daya tarik wisata, kualitas fasilitas umum di beberapa daya tarik wisata, dan juga kurangnya fasilitas water sport

seperti banana boat, parasailing dan sebagainya. Beberapa hal tersebut yang menyebabkan penilaian affective image rendah.

2. Gambaran mengenai perilaku pasca berkunjung yang terdiri dari sub variabel post-visit satisfaction, post-visit actions, dan post-visit uses,

didapatkan hasil penelitian bahwa sub variabel yang mendapatkan penilaian tertinggi yaitu Post-visit Actions. Wisatawan memberikan tanggapan yang baik terhadap sub variabel tersebut dikarenakan mereka menyatakan bahwa bersedia merekomendasikan Belitung kepada rekannya. Penilaian terendah pada sub variabel Post-visit Satisfaction hal ini dikarenakan destinasi pariwisata Kabupaten Belitung masih memiliki beberapa kekurangan yang harus diperbaiki yang menyebabkan wisatawan merasa kurang puas.

3. Pengaruh citra destinasi terhadap perilaku pasca berkunjung menunjukkan nilai yang signifikan. Artinya, citra destinasi yang terdiri dari cognitive image,

unique image dan affective image, memberikan pengaruh yang cukup kuat

terhadap perilaku pasca berkunjung wisatawan di destinasi pariwisata Kabupaten Belitung. Dalam hal ini, yang memiliki pengaruh tertinggi adalah sub variabel unique image yang dikarenakan keunikan pantai-pantai yang ada di Kabupaten Belitung. Pantai-pantai tersebut berbeda dari pantai lainnya karena memiliki batu-batu granit besar di sepanjang pantainya bahkan hingga ke tengah lautan. Hal inilah yang membuat keunikan Belitung begitu terlihat. Sedangkan keunikan dalam hal lain belum begitu terlihat.


(2)

139

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan citra destinasi pariwisata Kabupaten Belitung sudah cukup baik. Yang perlu ditingkatkan lagi adalah kualitas fasilitas umum di beberapa objek wisata, kebersihan yang harus selalu dijaga, kualitas pelayanan yang diberikan oleh hotel dan restoran, serta keunikan juga harus ditingkatkan tidak hanya terfokus pada keunikan pantai. Keunikan kuliner, keunikan kesenian dan tarian daerah juga perlu ditingkatkan agar Kabupaten Belitung lebih mempunyai ciri khas.

2. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa adanya ketidakpuasan wisatawan terhadap akomodasi, atraksi wisata budaya, wisata kuliner, dan sarana transportasi lokal. Hal ini dikarenakan sebagian dari mereka merasa kurang puas terhadap pelayanan yang ada di hotel maupun restoran dari segi keramahan dan responnya (cepat tanggap). Selain itu, atraksi wisata budaya kurang begitu terlihat di destinasi pariwisata Kabupaten Belitung dan keunikan dari kulinernya dinilai masih kurang. Peneliti merekomendasikan agar beberapa kekurangan ini segera diperbaiki untuk menciptakan kepuasan kepada wisatawan karena apabila mereka merasa puas, mereka akan merekomendasikan kepada rekannya dan berkeinginan untuk kembali berkunjung ke Belitung. Hal tersebut akan berdampak baik untuk industri pariwisata Kabupaten Belitung.

3. Keterbatasan penelitian ini yaitu peneliti hanya melakukan penelitian dengan survey terhadap wisnus yang berkunjung ke Kabupaten Belitung.


(3)

140

Rekomendasi untuk peneliti berikutnya diharapkan dapat meneliti dengan survey terhadap wisatawan mancanegara.

4. Berdasarkan hasil dari penelitian ini setelah pengolahan data dapat diketahui bahwa pengaruh citra destinasi terhadap perilaku pasca berkunjung wisatawan hanya sebesar 39,39% sedangkan 60,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan kepada peneliti berikutnya untuk meneliti dengan variabel lainnya yang mempunyai pengaruh lebih besar terhadap perilaku pasca berkunjung wisatawan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma. 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Croy, Ryan. 2003. From Motivation to assessment of Destination Image. London : Continuum

Echtner, Charlotte M, J.R. Brent Ritchie. 2003. The Meaning and Measurement of Destination Image. The Journal of Tourism Studies Vol. 14, No. 1 May 03. Canada.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung. 2012. Data Jumlah

Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nusantara. Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung: Belitung

Fu Chen, Ching. 2007. How destination image and evaluative factors affect behavioral intentions.

Journal homepage:www.elsevier.com/locate.tourman

Manuela Guerreiro, et al., 2011. Allgarve Events: Implications for the Algarve Image.

Hailin Qu, et al., 2010. A model of destination branding: Integrating the concepts of the branding and destination image.

Journal homepage:www.elsevier.com/locate/tourman

Hasan, Ali. 2010. Marketing dari Mulut Ke Mulut. Yogyakarta : Media Pressindo

Harison, Shirley. 2005. Marketers Guide to Public Relations. New York : John Willey and Sons

He, Yiying and Day, Jonathon. 2010. Impact Visitation on Destination Image: examination of Chinese tourists visiting Ney York City.

Jang, Soocheong (Shawn) and Feng, Ruomei. 2007. Temporal destination revisit intention: The effects of novelty seeking and satisfaction. Tourism Management 28 (2007) 580-590. USA

Kotler, Philip and Keller, Kevin Lanne. 2012. Marketing Management. 14th Edition. Prentice Hall, Pearson


(5)

Larsen, Gretchen dan George, Veronica. 2004. The Social Construction of

Destination Image – A New Zealand Film Example

Marino, Emma Di. 2008. The Strategic Dimension of Destination Image. An Anlysis of The French Riviera Image From The Italian Tourists Perceptions Martinez, et al., Factors influencing repeat visits to a destination: The influence of

group composition. Journal homepage:www.elsevier.com/locate/tourman Nugroho, J, Setiadi. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta : Prenada

Pike, Steven. 2008. Destination Marketing. Butterworth-Heinemann

Riduwan dan Sunarto. 2011. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan,

Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung : Alfabeta

Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba

Sheldon, Pauline J. 2005. The Challenges to Sustainability in Island Tourism.

University of Hawai’i

Shih-Shuo (Sam) Yeh. 2008. Visitors to a Theme Park – Motives and Satisfaction. Siri, Raktida. 2009. Indian Tourists Motivation, Perception, and Satisfaction of

Bangkok, Thailand

Stylidis, Dimitrios and Matina Terzidou. 2007. Island Tourism and Its

Socio-Economic Impacts.Univesity of Surrey

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta

________. 2008. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta

_________, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta

_________, Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian Jakarta : Rineka

_________, Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Bina Aksara

Ulber Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT.Refika Aditama

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta. PT Gramedia Pustaka.

Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian dan Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka


(6)

Umar, Husein. 2009. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Utami, Ruth Dewi. 2011. Film Sebagai Strategi Pemasaran Terhadap Citra

Destinasi Pariwisata. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada

Website:

http://www.antaranews.com, diakses pada tanggal 26 Oktober 2011 http://bangka.tribunnews.com, diakses pada tanggal 28-12-2011 www.belitungisland.com, diakses pada tanggal 28-12-2011

http://travelwan.com/?p=6813, diakses pada tanggal 14 April 2012 http://www.tripadvisor.co.id , diakses pada tanggal 14 April 2012 http://www.bangkapos.com, diakses pada tanggal 1 April 2012 http://femaledaily.com, diakses pada tanggal 23 Januari 2012 http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8648177, 12 April 2012 www.indonesia.go.id, 20 April 2012

www.travel.kompas.com, 22 April 2013)

www.tim.hawaii.edu/dl/Document/TO490_section-2_island-tourism-development.pdf, 7 Februari 2013

Pusdatin Kemenparekraf & BPS 2012

Cetak Biru Pengembangan Destinasi Pariwisata Indonesia (2007-2014) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan


Dokumen yang terkait

PENGARUH CITRA DESTINASI KEBUN RAYA CIBODAS SEBAGAI DESTINASI WISATA ALAM TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG.

12 42 50

ANALISIS CO-CREATION EXPERIENCE TERHADAP KOTA KREATIF SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA SERTA DAMPAKNYA PADA REVISIT INTENTION : Survei pada wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kota Bandung.

2 9 26

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN : Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung.

0 2 58

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung.

13 39 49

ANALISIS PLACE BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KABUPATEN PURWAKARTA SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN MENGUNJUNGI DESTINASI PARIWISATA: Survei terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Purwakarta.

5 18 77

PENGARUH CITRA DESTINASI TERHADAP INTENSI BERKUNJUNG KEMBALI WISATAWAN DENGAN KEPUASAN TERHADAP SPORT EVENT SEBAGAI VARIABEL INTERVENING.

1 3 10

Pengaruh citra destinasi pariwisata Waduk Sermo terhadap minat wisatawan berkunjung ulang.

2 50 187

Model Konseptual Perilaku Wisatawan Mancanegara Pada Suatu Destinasi Pariwisata.

0 0 14

Model Konseptual Perilaku Wisatawan Mancanegara Pada Suatu Destinasi Pariwisata: studi Kasus Bali Sebagai Destinasi Pariwisata Internasional.

0 1 12

PENGARUH EVENT PARIWISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei pada Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke Event Pariwisata di Kabupaten Banyuwangi)

1 6 10