PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung.

(1)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI

DESTINASI WISATA KEPULAUAN

(Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung) SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Pada Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

oleh Sastriyanka NIM 1002961

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI

DESTINASI WISATA KEPULAUAN

(Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung)

Oleh Sastriyanka

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Sastriyanka 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung


(4)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sastriyanka, 1002961 “Pengaruh Motivasi Wisatawan Terhadap Keputusan Berkunjung ke Kabupaten Belitung Sebagai Destinasi Wisata Kepulauan” (Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung). Dibawah bimbingan Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si dan Rini Andari, S.Pd.,SE.Par.,MM.

Kabupaten Belitung merupakan suatu destinasi yang memiliki potensi wisata yang menarik dan beranekaragam mulai dari alam, budaya, minat khusus dan memiliki masyarakat lokal yang ramah sehingga menimbulkan suatu keinginan atau dorongan dari wisatawan untuk berkunjung ke daya tarik wisata di Kabupaten Belitung. Pada tahun 2013, persentase jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Belitung mengalami penurunan sebesar 15,23% dikarenakan banyaknya pesaing berupa destinasi wisata lain yang memiliki daya tarik yang lebih menarik dan belum pernah dikunjungi. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Kabupaten Belitung untuk dapat meningkatkan keputusan berkunjung yaitu pemerintah dan pengelola perlu mengetahui pemahaman tentang motivasi wisatawan. Mengetahui motivasi wisatawan berkunjung ke Kabupaten Belitung maka dapat diketahui kebutuhan dan keinginan baik secara internal dan eksternal wisatawan pada saat melakukan perjalanan. Variabel independent dari penelitian ini adalah motivasi wisatawan (X) yang terdiri dari sub variabel push factors dan pull factors. Variabel dependent yaitu keputusan berkunjung (Y) yang terdiri dari pemilihan produk/jasa, pemilihan merek, pemilihan saluran pembelian/kunjungan, jumlah kunjungan dan waktu kunjungan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian explanatory survey. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden, dengan teknik penarikan sampel yaitu systematic random sampling. Teknik analisis data dan uji hipotesis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi wisatawan nusantara berkunjung ke Kabupaten Belitung pada kategori tinggi dengan persentase skor sebesar 76,70%. Begitu juga dengan tanggapan wisatawan nusantara mengenai keputusan berkunjung dinilai tinggi dengan persentase skor sebesar 69,2%. Berdasarkan hasil uji secara simultan motivasi wisatawan secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan berkunjung. Besarnya pengaruh dari dimensi motivasi wisatawan memberikan kontribusi sebesar 36,2% terhadap keputusan berkunjung.


(5)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACK

Sastriyanka, 1002961 The Effect of Tourist Motivation on Visits Decision to

Belitung Regency Island as a Tourist Destination” (A Survey of Domestic Tourists Visiting Belitung Regency). Under the guidance of Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si and Rini Andari, S.Pd.,SE.Par.,MM.

Belitung Regency is a tourist destination that has the potential for interesting and diverse ranging from the natural, cultural, special interest and have a friendly local community, giving rise to a desire or impluse of tourists to visit tourist attraction in Belitung Regency. In 2013, the percentage of the number of tourists visiting Belitung Regency has decreased by 15,23% because these are many competitors in the form of other tourist destination that have a more attractive appeal and has not been visited. One of the government’s efforts to improve the Belitung Regency decision to visit the government and administrator need to know the understanding of tourist motivation. Know the motivations of tourists visiting Belitung Regency it can be seen the needs and desires of both internally and externally travelers during visits. These independent variable of this research is tourist motivation (X) which has the sub-variables of the push and pull factors. Dependent variable is the decision (Y) with dimensions of product and service choice, brand choice, dealer choice, quantity and timing choice. The method used in this research is a quantitative method to research the type of explanatory survey. The sample of this research was 100 respondents, the sampling technique was systematic random sampling. Data analysis technique and hypothesis test using multiple linear regression technique. The results showed that motivation tourists visiting Belitung Regency in the high category with a percentage score of 76,70%. As well as the responses of the decision tourists to visit the highly rated with a percentage score of 69,2%. Based on test results simultaneously tourist motivation significantly affect the decision to visit. The influence of tourist motivation dimensions accounted for 36,2% of the decision to visit.


(6)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh beberapa orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia, sebagaimana pariwisata setelah perang dunia I tahun 1914-1918, yang memberikan pengalaman kepada orang untuk mengenal negara lain sehingga membangkitkan minat berwisata ke negara-negara lain. Adanya kesempatan berwisata ke negara lain maka berkembang pula arti pariwisata Internasional sebagai salah satu alat untuk mencapai perdamaian dunia. Kegiatan pariwisata hingga saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan dijadikan negara sebagai sektor unggulan guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat.

Wisatawan dalam melakukan suatu perjalanan tentunya memerlukan berbagai fasilitas dan pelayananan berupa sarana dan prasarana untuk memudahkan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata. Dimana sarana dan prasarana tersebut merupakan industri pariwisata yang dapat dinikmati wisatawan dari mulai meninggalkan tempat tinggalnya, sampai ke tempat tujuan wisata dan kembali lagi ke daerah asalnya. Sebagaimana, menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan pasal 1 poin 9 bahwa “industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata”.

Pembangunan kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan pembangunan nasional, dan memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan, serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang pada


(7)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pariwisata juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaan alam dan budaya bangsa dengan memperkenalkan kekayaan alam dan budaya.

Pemerintah Indonesia dalam melakukan pengembangan pariwisata sampai saat ini masih sangat gencar-gencarnya dilakukan melalui perkembangan industri pariwisata yang mengalami pertumbuhan yang sangat cepat bila dibandingkan dengan sektor lainnya. Banyaknya lapangan kerja yang muncul dari mulai akomodasi seperti hotel, restoran, aksessibilitas berupa jalan, jembatan, usaha perjalanan maupun daya tarik wisata, cenderamata dan pusat kerajinan telah berhasil membantu pemerintah dalam mengatasi tingkat pengangguran yang merupakan salah satu permasalahan yang sedang dihadapi Indonesia saat ini. Dengan adanya pariwisata, masyarakat didorong untuk lebih kreatif dalam menciptakan sesuatu yang memiliki daya jual yang cukup tinggi yang nantinya dapat menciptakan peluang bisnis yang dapat dikembangkan.

Sebagaimana fungsi kepariwisataan Indonesia dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan bab 2 pasal 3 menyebutkan bahwa “kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat”.

Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri bagi wisatawan dengan atraksi wisata yang beraneka ragam tersebar di berbagai belahan provinsi di Indonesia. Salah satunya yaitu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dikenal sebagai provinsi yang memiliki keunikan budaya dan kakayaan pariwisata yang beraneka ragam dengan kualitas dan daya tarik yang potensial serta di dukung oleh sarana dan prasarana yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung setiap tahunnya juga mengalami peningkatan yang signifikan. Berikut dapat dilihat pada Tabel 1.1:


(8)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1

Data Kunjungan Wisatawan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2009-2012

Tahun Wisatawan Mancanegara

Wisatawan Nusantara

Jumlah Kunjungan Wisatawan

2009 622 93.816 94.438

2010 688 136.022 136.710

2011 1.495 191.200 192.695

2012 1.864 221.747 223.611

Sumber : BPS, Bangka Belitung dalam Angka, 2013

Tabel 1.1, jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada tahun 2010 jumlah kunjungan sebesar 136.710 wisatawan, naik sebesar 42.272 wisatawan dibandingkan tahun 2009. Pada tahun 2011 jumlah kunjungan wisatawan juga mengalamin peningkatan dengan total wisatawan sebesar 192.695 wisatawan. Begitu juga pada tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan meningkat sebesar 30.916 wisatawan bila dibandingkan pada tahun sebelumnya. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan potensi pariwisata yang dimiliki oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mampu menarik wisatawan untuk datang berkunjung. Untuk itu pemerintah setempat diharapkan dapat mempertahankan potensi yang ada dan meningkatkan kunjungan wisatawan setiap tahunnya dengan selalu menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari 2 pulau, yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung, yang terbagi menjadi 7 kabupaten/kota. Sedangkan Pulau Belitung sendiri setelah terjadi pemekaran terbagi menjadi 2 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Berikut disajikan dalam Tabel 1.2 :


(9)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.2

Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Beserta Luas Wialayahnya

Kabupaten/Kota Luas Wilayah (km²/sq.km)

Persentase (%)

Bangka 2.950,69 17,97

Bangka Barat 2.820,61 17,17

Bangka Tengah 2.126,36 12,95

Bangka Selatan 3.607,08 21,96

Pangkalpinang 118.80 0,72

Belitung 2.293,69 13,97

Belitung Timur 2.507,00 15,26

Jumlah/Total 16.424,23 100,00

Sumber : Bangka Belitung dalam Angka, 2013

Tabel 1.2 menunjukkan Kabupaten Belitung dengan luas wilayah 2.293,69 km² dengan pembagian batas wilayah sebagai berikut : sebelah Utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Belitung Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah Barat berbatasan dengan Selat Gaspar.

Kabupaten Belitung juga merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 98 buah pulau besar dan kecil yang memiliki keindahan alam seperti pantai dan pemandangan bawah lautnya. Kabupaten Belitung merupakan daerah yang potensial untuk pengembangan wisata bahari yang kegiatan wisatanya lebih banyak dilakukan di air salah satunya yaitu pantai. Pantai-pantai di wilayah ini dikenal berpanorama indah dengan hamparan pasir putih dan berbagai formasi batuan beraneka ragam di sepanjang pesisir pantainya. Tidak hanya wisata bahari,


(10)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

namun juga terdapat atraksi wisata lain yang tidak kalah menariknya. Berikut disajikan dalam Tabel 1.3 :

Tabel 1.3

Potensi Wisata di Kabupaten Belitung No. Jenis Produk

dan Jasa Produk dan Jasa yang Ditawarkan

1. Wisata Alam Pantai Tanjung Pendam, Pantai Bukit Berahu, Pantai Tanjung Binga, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Marina, Pantai Mabai, Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Pendaunan, Pantai Sengkelik, Pantai Penyairan, Pantai Teluk Gembira, Pantai Penyabong, Pantai Tanjung Kiras, Pantai Batu Kura, Pantai Pegantungan, Pantai Pulau Bayan, Pulau Burung, Pulau Babi/Kepayang, Pulau Lengkuas, Pulau Lima, Pulau Seliu, Kolam Renang Surya, Kolam Renang Tirta Marundang Indah, Kolam Renang Dayang Sri Pinai, Kolam Renang Putri Marini, Kolam Renang Suci Indah, Pemandian Alam Jerry, Pulau Rasau, Air Terjun Gurok Beraye, Air Terjun Batu Mentas, Bukit Berahu, Gunung Tajam Laki & Bini, Bukit Baginda, Mercusuar Tanjung Lancur.

2. Wisata Budaya Museum Pemda Kab. Belitung, Museum Badau, Makam Keramat Gunung Tajam, Makam Raja Badau, Makam Pendiri Kota Tanjungpandan, Mesjid pertama dan tertua di Kab. Belitung, Upacara Buang Jong, Upacara Nirok Nanggok, Upacara Maras Taun, Upacara Adat Perkawinan, Upacara Kelahiran, Permainan Beripat Beregong, Permainan Lesong Batang, Atraksi Antu Bubu, Atraksi Sembahyang Rebut, Atraksi Sembahyang Kubur, Upacara Ngaben, Upacara Melasti/Merlis, Sembahyang Kubur Masyarakat Tionghoa, Piodolan/Pujawati (peringatan berdirinya Pura), Pemilihan Bujang Dayang, Pagelaran Kesenian Tradisional, Kontes Buah Durian.


(11)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Wisata Minat

Khusus

Wisata Selam, Wisata Mancing, Wisata Berburu, Ngerepak Durian.

Sumber : Disbudpar Kabupaten Belitung, 2014

Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa Kabupaten Belitung memiliki potensi pariwisata yang beraneka ragam. Berbagai keindahan alam disertai dengan warisan budaya yang dimilikinya yang ditambah dengan wisata minat khusus merupakan suatu modal bagi kabupaten Belitung untuk terus melakukan pengembangan pariwisata sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Selain memiliki potensi wisata alam dan budaya yang cukup potensial, letak geografis Kabupaten Belitung yang dilalui oleh Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan dikelilingi oleh Provinsi kaya di sekitarnya seperti Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat menyebabkan letak geografisnya menjadi sangat strategis. Berikut disajikan data kunjungan wisatawan Kabupaten Belitung tahun 2008-2013 pada Tabel 1.4 :

Tabel 1.4

Data Kunjungan Wisatawan Kabupaten Belitung Tahun 2008-2013 Tahun Wisatawan

Mancanegara

Wisatawan Nusantara

Jumlah Kunjungan Wisatawan

Pertumbuhan (%)

2008 2.053 29.945 31.998 30,02

2009 2.734 39.499 42.233 31,98

2010 1.383 49.118 50.501 19,57

2011 1.309 82.584 83.893 66,12

2012 975 110.638 111.613 33,04

2013 451 131.091 131.542 17,85

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung, 2014

Tabel 1.4 jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 jika dibandingkan pada tahun sebelumnya terjadi peningkatan jumlah kunjungan sebesar 83.893 wisatawan atau sebesar 66,12%. Namun pada tahun berikutnya, walaupun jumlah kunjungannya meningkat tetapi jika dilihat berdasarkan persentase tersebut mengalami penurunan. Dapat dilihat pada tahun 2012 persentase jumlah kunjungannya menurun sebesar 33,08%.


(12)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Begitu juga yang terjadi pada tahun 2013 persentase jumlah kunjungannya juga menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 15,23%.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Belitung, Drs. Jasagung Heriyadi., M.Si menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melakukan sosialisasi kepariwisataan disetiap kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) di sekolah-sekolah. Hal ini bertujuan agar para siswa dan siswi memahami masalah kepariwisataan Belitung sejak dini, sehingga nantinya mereka bisa turut melakukan promosi pariwisata dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Belitung, karema didalam kegiatan sosialisasi cara yang dilakukan oleh pihak dinas adalah memaparkan masalah pariwisata dan membagi-bagikan brosur kepariwisataan Kabupaten Belitung. Beliau menegaskan bahwa dengan cara tersebut yakin akan mampu menaikan tingkat kunjungan wisatawan. Walaupun kunjungan wisata selalu meningkat setiap tahunnya, menurut Jasagung dirinya menyadari bahwa untuk memajukan pariwisata Belitung tidaklah segampang membalikan telapak tangan, dan tidak bisa hanya dilakukan pihak pemerintah semata. (sumber: www.radarbangka.co.id, diakses pada 06/11/2014, 05:23)

Berdasarkan pernyataan tersebut menjelaskan bahwa pemerintah Kabupaten Belitung masih terus berupaya agar jumlah kunjungan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan tidak hanya dilakukan melalui promosi seperti buku panduan wisata, website, brosur, leflet, dan event, tetapi juga Kabupaten Belitung perlahan-lahan melakukan pembenahan terhadap infrastruktur, aksesesibilitas maupun akomodasi dengan menambah tempat penginapan. (sumber: www.travel.kompas.com, diakses pada 06/11/2014, 05:26). Selain itu juga, perlu dilakukan hal lain yaitu terlebih dahulu mengetahui keinginan wisatawan berkunjung ke Kabupaten Belitung.

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Belitung tahun 2008 (sampai saat ini belum terdapat pembaharuan), tujuan pengembangan pariwisata Kabupaten Belitung, yaitu “Sebagai pendorong


(13)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertumbuhan perekonomian daerah, menciptakan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dengan basis wisata alam dan budaya lokal serta memperhatikan kelestarian

lingkungan”. Rumusan tersebut mengandung arti yaitu : mendorong pertumbuhan

perekonomian rakyat, mendukung untuk melestarikan kebudayaan daerah yang menjadi daya tarik wisata, memberdayakan sumber daya manusia untuk berkreasi, berprestasi di bidang pariwisata, memberdayakan wisata alam dan situs sejarah atraksi wisata, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, mengadakan kerjasama dengan organisasi dan pihak lain untuk kelestarian alam dan budaya, sosialisasi tentang pengembangan kebudayaan, nilai-nilai agama yang berhubungan dengan kegiatan kepariwisataan.

Sedangkan Visi pengembangan pariwisata Kabupaten Belitung adalah “Menjadikan Kabupaten Belitung pada Tahun 2018 sebagai Tujuan Wisata Andalan Berbasis Alam Pantai, dan Aktivitas Kebudayaan Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”.

Adanya Visi tersebut, maka pengembangan pariwisata di Kabupaten Belitung harus dikembangkan. Salah satu langkah awalnya yaitu berupaya mengatasi penurunan pada persentase kunjungan wisatawan yang dilakukan oleh pemerintah setempat khususnya Disbudpar Kabupaten Belitung perlu melakukan pendekatan mengenai perilaku wisatawan yaitu dengan mengidentifikasi kebutuhan, keinginan, dan tujuan wisatawan atau mengenai motivasi seseorang berkunjung ke Kabupaten Belitung. Keinginan dan selera wisatawan merupakan suatu hal yang harus diketahui untuk mengetahui perilaku wisatawan.

Perilaku wisatawan memiliki beberapa faktor yang mampu mempengaruhi wisatawan diantaranya faktor psikologis, faktor pribadi, faktor budaya, dan faktor psikologi. Faktor psikologi merupakan faktor yang paling mempengaruhi kebutuhan dan keinginan wisatawan dalam melakukan perjalanan. Faktor-faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, dan sikap, mempengaruhi wisatawan untuk memutuskan kemana wisatawan akan berkunjung. Motivasi wisatawan merupakan faktor terpenting dalam


(14)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merencanakan, memulai, dan melakukan kegiatan-kegiatannya karena motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi individu dalam melakukan pembelian.

Motivasi adalah dorongan yang membuat wisatawan untuk melakukan suatu perjalanan wisata, yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Belitung dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal wisatawan. Faktor internal yaitu faktor yang timbul dari dalam diri individu yang menyangkut keinginan untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. Selain itu, rasa keingintahuan yang berasal dari dalam diri untuk mengetahui informasi, pengetahuan dan pengalaman yang baru tentang sesuatu, dapat mendorong individu untuk berkunjung ke Kabupaten Belitung. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang timbul dari luar diri individu, yang lebih disesuaikan dengan keadaan yang ada di sekitarnya, misalnya keluarga yang lagi membutuhkan rasa kebersamaan dan ingin medapatkan pengalaman baru yang berbeda sehingga memilih berwisata ke Kabupaten Belitung sebagai tempat yang menjadi pilihan karena atraksi wisata yang ditawarkannya yaitu sebagian besar berupa wisata alam sehingga sangat cocok bagi wisatawan yang jenuh dengan suasana perkotaan dan merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga.

Motivasi yang melatarbelakangi wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Belitung antara lain faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors). Faktor-faktor pendorong dan penarik ini merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk mengambil keputusan dalam melakukan perjalanan. Teori push and pull factors yang dijadikan dimensi pada penelitian ini yaitu menurut Phau et al. (2013, hlm. 272) yang menyatakan bahwa faktor-faktor pendorong berhubungan dengan keputusan wisatawan apakah akan pergi berlibur atau tidak, sementara faktor penarik berhubungan dengan keputusan ke mana wisatawan harus pergi.


(15)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui push factors menurut Phau et al. (2013, hlm. 275) yang terdiri dari tiga indikator penelitian yaitu escape and health; appreciating cultural and natural resources; dan curiosity. Sedangkan pull factors yang juga terdiri dari tiga indikator penelitian yaitu easy accsess to educational, historical and natural resources; destination information and facilities; dan relaxation and nature appreciation diharapkan dapat diketahui seberapa besar pengaruh motivasi wisatawan tersebut terhadap keputusan berkunjung ke Kabupaten Belitung melaui pintu masuk bandara Has Hananjoedin.

Selain itu, dengan mengetahui motivasi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Belitung sebagai destinasi wisata kepulauan, diharapkan pemerintah Kabupaten Belitung terus berupaya dalam melakukan pembangunan pada sektor pariwisata, yang memang saat ini pengelolaannya masih belum maksimal karena masih banyak terlihat fasilitas pendukung pariwisata yang tidak dirawat dengan baik. Pemerintah setempat dalam melakukan pengembangan juga perlu dilakukan secara menyeluruh sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) mengenai strategi pengembangan pariwisata, yang meliputi strategi pengembangan produk wisata, strategi pemasaran produksi, strategi pengembangan aksesibilitas, strategi pengembangan prasarana, dan strategi pengembangan usaha, yang tidak lain tujuan dari kesemua strategi tersebut adalah untuk meningkatkan potensi wisata yang ada sehingga terpenuhinya keinginan dan kebutuhan wisatawan ketika berkunjung ke Kabupaten Belitung.

Untuk itu, dengan mengetahui keinginan wisatawan melalui motivasinya diharapkan dalam melakukan strategi tersebut dilakukan dengan tepat sasaran. Selain itu, setelah wisatawan berkunjung ke Kabupaten Belitung diharapkan mereka mempunyai sebuah pengalaman dan kesan yang berharga untuk kembali lagi berkunjung pada kesempatan berikutnya. Sehingga, dengan mendapatkan pengalaman dan kesan yang baik serta keinginan wisatawan yang terpenuhi maka akan berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Belitung.


(16)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan fenomena tersebut, maka perlu diadakan suatu penelitian tentang “PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN” (Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebahgai berikut :

a. Bagaimana motivasi wisatawan yang terdiri dari push and pull factors ke Kabupaten Belitung sebagai destinasi wisata kepulauan?

b. Bagaimana keputusan berkunjung wisatawan ke Kabupaten Belitung sebagai destinasi wisata kepulauan?

c. Berapa pengaruh motivasi wisatawan yang terdiri dari push and pull factors terhadap keputusan berkunjung ke Kabupaten Belitung sebagai destinasi wisata kepulauan?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

a. Mengetahui motivasi wisatawan yang terdiri dari push and pull factors ke Kabupaten Belitung sebagai destinasi wisata kepulauan.

b. Mengetahui keputusan berkunjung wisatawan ke Kabupaten Belitung sebagai destinasi wisata kepulauan.


(17)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Mengetahui besarnya pengaruh motivasi wisatawan yang terdiri dari push and pull factors terhadap keputusan berkunjung ke Kabupaten Belitung sebagai destinasi wisata kepulauan.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : a. Kepentingan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran pariwisata, khususnya mengenai motivasi wisatawan nusantara terhadap keputusan berkunjung ke Kabupaten Belitung sebagai destinasi wisata kepulauan, serta dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu pemasaran pariwisata.

b. Kepentingan Praktis

Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pemerintah khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung mengenai pengaruh motivasi wisatawan nusantara terhadap keputusan berkunjung ke Kabupaten Belitung sebagai destinasi wisata kepulauan sehingga menjadi informasi bagi pihak terkait dalam upaya peningkatan jumlah kunjungan ke Kabupaten Belitung.


(18)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis, penulis menganalisis besarnya pengaruh motivasi wisatawan dalam mempengaruhi keputusan berkunjung. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu manajemen pemasaran. Adapun objek penelitian terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 95), Variabel dapat didefinisikan sebagai

atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan

yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.

Variabel bebas (independent variable) menurut Sugiyono (2013, hlm. 96) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah motivasi wisatawan (X) yang terdiri dari ( ) push factors and ( ) pull factors. Sedangkan variabel terikat menurut Sugiyono (2013:97) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen (terikat) yaitu keputusan berkunjung (Y) yang terdiri dari pemilihan produk atau jasa, pemilihan merek, pemilihan saluran kunjungan, pemilihan jumlah kunjungan, dan pemilihan waktu kunjungan. Objek penelitian ini adalah pendapat responden tentang Pengaruh Motivasi Wisatawan terhadap Keputusan Berkunjung ke Kabupaten Belitung sebagai Destinasi Wisata yang berada di Kawasan Kepulauan, sedangkan subjek penelitian atau responden yang dituju adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kabupaten Belitung.

Penelitian ini dilaksanakan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode yang digunakan adalah cross sectional method. Sugiyono (2012, hlm. 6)


(19)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu/tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Peneltian dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti maka metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian explanatory survey. Menurut Kline (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 81) bahwa penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam. Walaupun metode survei ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti halnya pada metode eksperimen, namun generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif.

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 81), metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner) yang tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.

Pada penelitian yang menggunakan metode ini informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 96), yang dimaksud dengan variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.


(20)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah mengenai motivasi wisatawan (X) yang memiliki sub variabel push factors ( ) dan pull factors ( ). Kemudian objek penelitian yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah keputusan berkunjung (Y) yang memiliki sub variabel pemilihan produk atau jasa, pemilihan merek, pemilihan saluran kunjungan, pemilihan jumlah kunjungan, dan pemilihan waktu kunjungan.

Pengoperasian variabel dari kedua variabel yang dijadikan objek pada penelitian ini menggunakan skala ordinal. Operasionalisasi variabel penelitian disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel/Sub

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

No. Item

1 2 3 4 5 6

Motivasi (X) Motivasi merupakan sesuatu hal yang mendasari wisata dan perilaku kunjungan, yang terdiri dari push and pull factors yang umumnya digunakan di bidang pariwisata sebagai sarana untuk mengidentifikasi perilaku wisatawan. Push factors adalah faktor pendorong internal yang memberi energi seorang individu untuk berpartisipasi dalam perilaku wisata, sedangkan pull factors adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk memilih tempat tertentu sebagai tujuan wisata. (Phau, et al. 2013, hlm. 271)

Push Factors ( )

Salah satu faktor dari motivasi yang berasal dari dalam

diri seseorang yang mendorong seorang wisatawan untuk bepergian ke

luar dari

Escape and health

Keinginan untuk keluar dari rutinitas

sehari-hari.

Ordinal III.a.1

Keinginan untuk beristirahat dari

pekerjaan yang menjemukan.


(21)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lingkungan sehari-hari dan mendorong wisatawan memilih tempat tertentu sebagai tujuan wisata. (Phau, et al. 2013,

hlm. 271) Keinginan untuk meningkatkan kesehatan dengan melakukan kegiatan di atraksi wisata, seperti berenang, snorkling, diving, dan lain-lain.

Ordinal III.a.3

Appreciating cultural and natural resources Keinginan untuk menikmati atraksi wisata alam.

Ordinal III.b.4

Keinginan untuk menghargai atraksi wisata

budaya.

Ordinal III.b.5

Curiosity Keinginan untuk memenuhi rasa

ingin tahu.

Ordinal III.c.6

Keinginan berkunjung karena untuk studi alam sebagai perbandingan dengan destinasi wisata lain.

Ordinal III.c.7

Pull Factors ( )

Salah satu faktor dari motivasi yang

merupakan hasil dari daya tarik fitur, atribut dan atraksi dari tujuan

wisata tertentu. Faktor penarik ini

termasuk sumber daya berwujud seperti pantai , resort dan artefak

Easy accsess to educational, historical, and natural resources Keinginan berkunjung karena kemudahan akses menuju wisata pendidikan.

Ordinal III.d.8

Keinginan berkunjung karena kemudahan akses menuju wisata sejarah.


(22)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sejarah atau budaya serta persepsi wisatawan dan harapan tujuan seperti harapan manfaat dan citra

destinasi yang dipasarkan. (Phau,

et al. 2013, . 272)

Keinginan berkunjung karena kemudahan akses menuju wisata alam.

Ordinal III.d.10

Destination information and facilities Keinginan berkunjung karena kejelasan informasi pariwisata tentang Kab. Belitung.

Ordinal III.e.11

Keinginan berkunjung karena ketersediaan fasilitas berupa hotel, rumah makan/restoran, pusat cenderamata serta fasilitas pendukung lainnya.

Ordinal III.e.12

Relaxation and nature appreciation Keinginan untuk berkunjung karena Kab. Belitung dianggap sebagai destinasi wisata yang dapat menyegarkan pikiran dan fisik.

Ordinal III.e.14

Keinginan untuk berkunjung karena menurut informasi yang didapat Kab.Belitung memiliki potensi wisata alam yang

indah.


(23)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keputusan

Berkunjung (Y)

Keputusan berkunjung adalah tahap dimana wisatawan melakukan suatu keputusan secara actual dalam melakukan suatu kunjungan. (Kotler dan

Keller, 2012, hlm. 170)

Pemilihan Produk/Jasa Tingkat keunggulan atraksi wisata.

Ordinal IV.a.16

Tingkat keunggulan aktivitas wisata.

Ordinal IV.a.17

Tingkat layanan jasa yang diberikan pada

atraksi wisata.

Ordinal IV.a.18

Pemilihan Merek Tingkat kepopuleran atraksi wisata.

Ordinal IV.b.19

Tingkat pemilihan atraksi wisata berdasarkan citra Kabupaten Belitung.

Ordinal IV.b.20

Tingkat pemilihan berdasarkan pengalaman berkunjung.

Ordinal IV.b.21

Pemilihan Saluran Kunjungan Tingkat kemudahan alat transportasi untuk mencapai atraksi wisata.

Ordinal IV.c.22

Tingkat kestrategisan

Kabupaten Belitung

Ordinal IV.c.23

Jumlah Kunjungan Tingkat frekuensi berkunjung ke atraksi wisata.


(24)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tingkat keinginan untuk

berkunjung kembali.

Ordinal IV.c.25

Waktu Kunjungan

Waktu kunjungan pada saat weekdays

Ordinal IV.c.26

Waktu kunjungan pada saat

weekend

Ordinal IV.c.27

Waktu kunjungan pada saat libur nasional/sekolah

Ordinal IV.c.28

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk penelitian. Sumber data tersebut dapat diperoleh baik secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek penelitian.

1. Sumber data primer

Menurut Hermawan (2009, hlm. 168) data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif, maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei maupun observasi.

Sumber data primer merupakan sumber data dimana data yang diinginkan dapat diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan langsung dengan penelitian.

Penelitian ini sumber data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi dan penelitian, yaitu wisatawan nusantara yang datang ke Kabupaten Belitung.

2. Sumber data sekunder

Data sekunder menurut Hermawan (2009, hlm. 168) menyebutkan struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber data


(25)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber lain), berbagai internet website, literatur artikel, jurnal ilmiah, serta situs internet yang berkenaan dengan objek penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Berikut ini data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikannya dalam Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data No. Jenis Sumber Data Kategori

Data Sumber Data

1. Data Kunjungan Wisatawan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2009-2012

Sekunder Badan Pusat Statistik, Bangka Belitung dalam Angka

2. Data Kunjungan Wisatawan Kabupaten Belitung 2008-2013

Sekunder Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung

3. Potensi Wisata Di Kabupaten Belitung

Sekunder Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung

4. Tanggapan Respon Wisatawan Mengenai Motivasinya Untuk Berkunjung

Primer Kabupaten Belitung

5. Tanggapan Respon Wisatawan Mengenai Keputusan

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Primer Kabupaten Belitung


(26)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.2.6.1Populasi

Menurut Riduwan (2013, hlm. 148), populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Definisi populasi juga diungkapkan oleh Sugiyono (2013, hlm. 148) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Pada langkah awal seseorang peneliti harus menentukan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut dengan populasi sasaran, yaitu populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Menurut etika penelitian, kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.

Populasi sasaran pada penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kabupaten Belitung melalui pintu masuk dan keluarnya bandara Has Hananjoedin yang berjumlah131.091 wisatawan nusantara pada tahun 2013.

3.2.6.2Sampel

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 149), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).


(27)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang telah dimiliki berupa populasi sebesar 131.091 orang wisatawan. Ukuran sampel diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008, hlm.78) yaitu sebagai berikut :

n = Keterangan :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir (e = 0,1 atau 10%)

Maka akan didapat jumlah populasi sebesar : n =

= = 99,92 ≈ 100 orang

Berdasarkan perhitungan, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang responden yang merupakan wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kabupaten Belitung melalui bandara Has Hananjoedin sebagai pintu masuk dan keluarnya wisatawan nusantara tersebut.

3.2.6.3Teknik Sampling

Anggota sampel dari anggota populasi agar sampel representatif harus diupayakan agar setiap subjek dalam populasi memiliki peluang yang sama menjadi unsur anggota sampel, dalam mengumpulkan data dilakukan dengan sampling, menurut Riduwan (2013:11) menyatakan bahwa teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Teknik sampling ada dua jenis yaitu probability sampling dan non probability sampling.

Probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan non probability sampling adalah teknik sampling yang tidak memberi


(28)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peluang/kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel.

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel atau sebagian elemen populasi untuk memahami karakteristik dari keseluruhan populasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan systematic random sampling, dikarenakan populasinya homogen (sejenis) dan dapat dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Metode tersebut dipilih agar peneliti dapat dengan mudah menentukan objek untuk dijadikan sampel dengan tetap menetapkan aturan yang mana pada setiap elemen dalam populasi memiliki peluang yang sama.

Menurut Tika (2006:42), Systematic random sampling adalah kombinasi antara sistematik sampling dengan random sampling. Systematic random sampling merupakan teknik probability sampling yang digunakan karena populasinya dianggap homogen dan dapat digunakan tanpa pengetahuan bingkai sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi bergerak (mobile population).

Langkah-langkah teknik penarikan sampel dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Tentukan populasi sasaran. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi sasaran adalah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Belitung. 2. Tentukan sebuah tempat tertentu sebagai checkpoint, dalam penelitian

ini yang menjadi tempat checkpoint adalah pintu masuk di Kabupaten Belitung yaitu Bandara Has Hananjoedin.

3. Lakukan orientasi lapangan, terutama pada checkpoint, dengan memperhatikan secara cermat berapa jumlah wisatawan yang datang berkunjung.

4. Menentukan ukuran kecukupan sampel yang akan diambil. 5. Uji coba kuesioner kepada responden.

Jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 100 orang wisatawan nusantara, maka setiap wisatawan nusantara yang berada di bandara Has Hananjoedin Kabupaten Belitung sebagai pintu masuk dan keluarnya wisatawan yang sesuai dengan karakteristiknya dapat dijadikan responden.


(29)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 375), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Data yang telah terkumpul digunakan untuk hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengumpulan data yang diperoleh penulis sebagai berikut :

1. Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan sebagai teknik komunikasi langsung dengan mengajukan pertanyaan tertulis secara lisan baik kepada wisatawan maupun kepada pihak Disbudpar Kabupaten Belitung.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, yaitu Kabupaten Belitung, khususnya mengenai push and pull factors dan pengaruhnya terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Kabupaten Belitung.

3. Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi sampel penelitian. Angket berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik wisatawan, pengalaman wisatawan, push and pull factors dan keputusan berkunjung. Dalam penelitian ini kuesioner atau angket berlaku sebagai data primer. Angket yang digunakan dan disebarkan pada wisatawan merupakan angket tertutup yaitu angket dengan item-item pertanyaan, angket yang disusun dengan memberikan alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti, dengan menggunakan angket


(30)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertutup sebagai teknik pengumpulan data dari seluruh angket sehingga menghemat waktu.

4. Studi Literatur

Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti dari faktor-faktor pendorong dan keputusan berkunjung.

a. Beberapa buku yang tersedia di program studi, perpustakaan UPI, dan toko buku.

b. Skripsi angkatan terdahulu, dan jurnal-jurnal. c. Media elektronik seperti internet.

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan dari suatu instrumen. Uji validitas digunakan untuk mengaetahui valid atau tidaknya kuesioner yang disebar. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 203), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu instrumen adalah rumus korelasi product moment. Kegunaan Uji Pearson Product Moment atau analisis korelasi adalah mencari hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dan data berbentuk interval dan ratio. Rumus yang dikemukakan adalah :

r =

(Riduwan, 2013, hlm. 227) Dimana :

r : koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan.


(31)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Y : Skor total

ƩX : Jumlah skor dalam distribusi X ƩY : Jumlah skor dalam distribusi Y

ƩY² : Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y ƩX² : Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X N : Banyaknya responden

Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Riduwan, 2013, hlm. 228

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisis validitas tes ini adalah teknik n korelasi biasa, yaitu korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes dari peserta yang sama, selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf signifikan tertentu. Artinya, adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, yang dapat diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut :

t =

(Riduwan, 2013, hlm. 229)

Keputusan pengujian validitas item instrumen pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika ≥ dan item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid apabila < .

1. Nilai r dibandingkan dengan dengan derajat kebebasan (dk)= n-2 dan taraf signifikansi α = 0,05.

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika ≥ . 3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika < .


(32)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 18 for windows. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statiscal Product for Service Solution) v.18 for windows. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas kepada 30 wisatawan di Kabupaten Belitung, dengan dk=n-2, 30-2=28 diperoleh hasil = 0,374, nilai tingkat validitas yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Motivasi Wisatawan dan Keputusan Berkunjung

No. Item Pertanyaan Ket

PUSH FACTORS

1. Tingkat keinginan untuk keluar dari

rutinitas sehari-hari. 0,260 0,361

Tidak Valid 2. Tingkat keinginan untuk beristirahat dari

pekerjaan yang menjemukan. 0,321 0,361

Tidak Valid

3.

Tingkat keinginan untuk meningkatkan kesehatan dengan melakukan kegiatan di atraksi wisata, seperti berenang,

snorkling, diving, dan lain-lain.

0,417 0,361 Valid

4. Tingkat keinginan untuk menikmati

atraksi wisata alam. 0,595 0,361 Valid 5. Tingkat keinginan untuk menghargai

atraksi wisata budaya. 0,681 0,361 Valid 6. Tingkat keinginan untuk memenuhi rasa

ingin tahu. 0,477 0,361 Valid

7.

Tingkat keinginan berkunjung karena untuk studi alam sebagai perbandingan dengan destinasi wisata lain.

0,770 0,361 Valid PULL FACTORS

8.

Tingkat keinginan berkunjung karena kemudahan akses menuju wisata pendidikan.

0,456 0,361 Valid

9.

Tingkat keinginan berkunjung karena kemudahan akses menuju atraksi wisata sejarah.

0,327 0,361 Tidak Valid

10.

Tingkat keinginan berkunjung karena kemudahan akses menuju atraksi wisata alam.


(33)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11.

Tingkat keinginan berkunjung karena ketersediaannya informasi pariwisata tentang Kab. Belitung

0,705 0,361 Valid

12.

Tingkat keinginan berkunjung karena ketersediaan fasilitas berupa hotel, rumah makan/restoran, pusat cenderamata serta fasilitas pendukung lainnya.

0,520 0,361 Valid

13.

Tingkat keinginan untuk berkunjung karena Kab. Belitung dianggap sebagai destinasi wisata yang dapat menyegarkan pikiran dan fisik.

0,405 0,361 Valid

14.

Tingkat keinginan untuk berkunjung karena menurut informasi yang didapat Kab. Belitung memiliki potensi wisata alam yang indah.

0,414 0,361 Valid

PEMILIHAN PRODUK/JASA

15. Tingkat keunggulan atraksi wisata di

Kabupaten Belitung 0,655 0,361 Valid

16. Tingkat keunggulan aktivitas wisata di

Kabupaten Belitung 0,605 0,361 Valid

17. Tingkat layanan jasa yang diberikan pada

atraksi wisata di Kabupaten Belitung 0,626 0,361 Valid PEMILIHAN MEREK

18. Tingkat kepopuleran atraksi wisata di

Kabupaten Belitung. 0,658 0,361 Valid

19. Tingkat kemenarikan atraksi wisata

berdasarkan citra Kabupaten Belitung. 0,637 0,361 Valid 20.

Tingkat pemilihan berdasarkan

pengalaman berkunjung ke atraksi wisata di Kabupaten Belitung.

0,817 0,361 Valid PEMILIHAN SALURAN KUNJUNGAN

21.

Tingkat kemudahan alat transportasi untuk mencapai atraksi wisata di Kabupaten Belitung.

0,746 0,361 Valid

22. Tingkat kestrategisan Kabupaten

Belitung. 0,737 0,361 Valid

JUMLAH KUNJUNGAN

23. Tingkat keseringan berkunjung ke atraksi

wisata di Kabupaten Belitung. 0,823 0,361 Valid 24.

Tingkat keinginan untuk berkunjung kembali ke atraksi wisata di Kabupaten Belitung.

0,743 0,361 Valid WAKTU KUNJUNGAN


(34)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 25. Tingkat keinginan berkunjung pada saat

weekdays. 0,467 0,361 Valid

26. Tingkat keinginan berkunjung pada saat

weekend. 0,762 0,361 Valid

27. Tingkat keinginan berkunjung pada saat

libur nasional/sekolah. 0,689 0,361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014

Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.4 menunjukkan bahwa angket kuesioner yang diuji kepada 30 responden terdapat tiga item pertanyaan yang tidak valid pada variabel motivasi wisatawan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai yang didapat lebih kecil daripada (0,361). Sedangkan pada variabel keputusan berkunjung semua item pertanyaan sudah dapat dikatakan valid yaitu dapat dilihat dari nilai yang didapat lebih dari (0,361). Hasil uji yang memiliki nilai tertinggi pada variabel motivasi wisatawan yaitu pada item pertanyaan “tingkat keinginan berkunjung karena untuk studi alam sebagai

perbandingan dengan destinasi wisata lain” sebesar 0,770, sedangkan hasil uji

yang memiliki nilai terendah yaitu pada item pertanyaan “tingkat keinginan untuk berkunjung karena Kab. Belitung dianggap sebagai destinasi wisata yang dapat menyegarkan pikiran dan fisik” sebesar 0,405. Pada variabel keputusan berkunjung, hasil uji yang memiliki nilai tertinggi yaitu pada

item pertanyaan “tingkat keseringan berkunjung ke atraksi wisata di Kabupaten

Belitung” sebesar 0,823, sedangkan hasil uji yang memiliki nilai terendah

yaitu pada item pertanyaan “tingkat keunggulan atraksi wisata di Kabupaten

Belitung” sebesar 0,605. Selanjutnya dilakukan hasil uji kembali untuk yang kedua kalinya dengan tidak menyertakan item pertanyaan yang tidak valid.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Motivasi Wisatawan dan Keputusan Berkunjung Tanpa Menyertakan Item yang Tidak Valid


(35)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PUSH FACTORS

1.

Tingkat keinginan untuk meningkatkan kesehatan dengan melakukan kegiatan di atraksi wisata, seperti berenang,

snorkling, diving, dan lain-lain.

0,376 0,361 Valid

2. Tingkat keinginan untuk menikmati

atraksi wisata alam. 0,515 0,361 Valid 3. Tingkat keinginan untuk menghargai

atraksi wisata budaya. 0,756 0,361 Valid 4. Tingkat keinginan untuk memenuhi rasa

ingin tahu. 0,505 0,361 Valid

5.

Tingkat keinginan berkunjung karena untuk studi alam sebagai destinasi wisata lain.

0,846 0,361 Valid PULL FACTORS

6.

Tingkat keinginan berkunjung karena kemudahan akses menuju wisata pendidikan.

0,455 0,361 Valid

7. Tingkat keinginan berkunjung karena

kemudahan akses menuju wisata alam. 0,676 0,361 Valid 8.

Tingkat keinginan berkunjung karena kejelasan informasi pariwisata tentang Kab. Belitung.

0,741 0,361 Valid

9.

Tingkat keinginan berkunjung karena ketersediaan fasilitas berupa hotel, rumah malan/restoran, pusat cenderamata serta fasilitas pendukung lainnya.

0,548 0,361 Valid

10.

Tingkat keinginan untuk berkunjung karena Kab. Belitung dianggap sebagai destinasi wisata yang dapat menyegarkan pikiran dan fisik.

0,452 0,361 Valid

11.

Tingkat keinginan untuk berkunjung karena menurut informasi yang didapat Kab. Belitung memiliki potensi wisata alam yang indah.

0,438 0,361 Valid

PEMILIHAN PRODUK/JASA

12. Tingkat keunggulan atraksi wisata di

Kabupaten Belitung 0,655 0,361 Valid

13. Tingkat keunggulan aktivitas wisata di

Kabupaten Belitung 0,605 0,361 Valid

14. Tingkat layanan jasa yang diberikan pada


(36)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PEMILIHAN MEREK

15. Tingkat kepopuleran atraksi wisata di

Kabupaten Belitung. 0,658 0,361 Valid

16. Tingkat kemenarikan atraksi wisata

berdasarkan citra Kabupaten Belitung. 0,637 0,361 Valid 17.

Tingkat pemilihan berdasarkan

pengalaman berkunjung ke atraksi wisata di Kabupaten Belitung.

0,817 0,361 Valid PEMILIHAN SALURAN KUNJUNGAN

18.

Tingkat kemudahan alat transportasi untuk mencapai atraksi wisata di Kabupaten Belitung.

0,746 0,361 Valid

19. Tingkat kestrategisan Kabupaten

Belitung. 0,737 0,361 Valid

JUMLAH KUNJUNGAN

20. Tingkat keseringan berkunjung ke atraksi

wisata di Kabupaten Belitung. 0,823 0,361 Valid 21.

Tingkat keinginan untuk berkunjung kembali ke atraksi wisata di Kabupaten Belitung.

0,743 0,361 Valid WAKTU KUNJUNGAN

22. Tingkat keinginan berkunjung pada saat

weekdays. 0,467 0,361 Valid

23. Tingkat keinginan berkunjung pada saat

weekend. 0,762 0,361 Valid

24. Tingkat keinginan berkunjung pada saat

libur nasional/sekolah. 0,689 0,361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014

Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.5 menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel motivasi wisatawan maupun item pertanyaan pada keputusan berkunjung sudah dapat dikatakan valid. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai yang didapat lebih dari (0,361). Hasil uji yang memiliki nilai tertinggi pada variabel motivasi wisatawan yaitu pada item pertanyaan “tingkat keinginan berkunjung karena untuk studi alam sebagai perbandingan dengan destinasi wisata lain” sebesar 0,846, sedangkan hasil uji yang memiliki nilai terendah yaitu pada item pertanyaan “tingkat keinginan untuk meningkatkan kesehatan dengan melakukan kegiatan di atraksi wisata, seperti


(37)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berenang, snorkling, diving, dan lain-lain” sebesar 0,376. Pada variabel keputusan berkunjung, hasil uji yang memiliki nilai tertinggi yaitu pada item

pertanyaan “tingkat keseringan berkunjung ke atraksi wisata di Kabupaten

Belitung” sebesar 0,823, sedangkan hasil uji yang memiliki nilai terendah

yaitu pada item pertanyaan “tingkat keunggulan atraksi wisata di Kabupaten

Belitung” sebesar 0,605. 3.2.6.2Pengujian Reliabilitas

Menurut Arikunto (2009, hlm. 145), Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukan tingkat keterandaian tertentu.

Reliabilitas terbagi menjadi dua yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. Seperti halnya validitas, dua nama ini sebenarnya, menunjuk pada cara-cara menguji tingkat reliabilitas. Jika ukuran atau kriteriumnya berada di luar instrumen maka dari hasil pengujian ini diperoleh reliabilitas eksternal. Arikunto (2009, hlm. 158) menyebutkan sebaliknya jika perhitungan dilakukan berdasarkan data dari instrumen tersebut saja, akan menghasilkan reliabilitas internal.

Pengujian pada reliabilitas penelitian ini menggunakan reliabilitas internal dengan rumus Cronbach Alpa. Hal ini dikarenakan instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentang beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5.

Rumus Cronbach Alpa :

=

(Umar, 2008, hlm. 170) Keterangan :

= Reliabilitas instrumen k = Banyak butir pertanyaan

= Deviasi standar total Ʃ = Jumlah varians butir


(38)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang

Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian setiap butir, kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini. Rumus deviasi standar yang digunakan :

=

Sumber : (Umar, 2008, hlm. 172)

Keterangan :

= Deviasi standar total

X = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan) n = Jumlah responden

Perhitungan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan SPSS (Statiscal Product for Service Solution) v.18 for windows dapat diketahui jika koefisien internal seluruh item ≥ dengan tingkat signifikansi 10% maka item pertanyaan dikatakan reliabel karena ≥ 0,700. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS Statistics 18 for windows diperoleh hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut.

Tabel 3.6

Hasil UJi Reliabilitas Cronbach Alpha

No. Variabel Keterangan

1. Motivasi Wisatawan 0,792 0,700 Reliabel 2. Keputusan Berkunjung 0,905 0,700 Reliabel Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014

Hasil uji reliabilitas pada Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa pada variabel motivasi wisatawan didapat hasil dari sebesar 0,792 lebih dari

(0,700), begitu juga pada variabel keputusan berkunjung didapat hasil dari sebesar 0,905 lebih dari (0,700), maka berdasarkan hasil uji reliabilitas dari kedua variabel tersebut dapat dikatakan reliabel.


(1)

76

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya jika semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 242) untuk mengetahui kuat rendahnya hubungan pengaruh dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Tabel 3.8 Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

Sumber : Sugiyono (2012, hlm. 242)

3. Analisis Determinasi ( )

Analisis determinasi dalam regresi berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen ( , ) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Menurut Silalahi (2009, hlm. 376) mengungkapkan koefisien ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar persentase variasi perubahan dalam satu variabel (dependen) ditentukan oleh perubahan dalam variabel lain (independen). = 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen.

3.3.3 Pengujian Hipotesis

Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada akhirnya akan


(2)

77

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diambil suatu kesimpulan ditolak atau diterima dari hipotesis yang telah dirumuskan.

Secara statistik, hipotesis yang akan di uji dalam ranggka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan dapat ditulis sebagai berikut :

= 0, tidak ada pengaruh dari motivasi (X) yang terdiri dari push factors ( ) dan pull factors ( ) terhadap keputusan berkunjung (Y)

≠ 0, terdapat pengaruh dari motivasi (X) yang terdiri dari push factors ( ) dan


(3)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (2011). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik, (2013). Bangka Belitung Dalam Angka. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Badan Pusat Statistik, (2012). Belitung Dalam Angka. Kabupaten Belitung: BPS

Kabupaten Belitung.

Bui, H.T., and Jolliffe, L. (2011). Vietnamese Domestice Tourism : An

Investigation of Travel Motivations. ASEAS – Australian Journal of South-East Asian Studies. 4(1), 10-29.

Chaipinit, W., and Phetvaroon, K. (2011). Motivation and Behaviour of Thai

Outbound Tourist to Europe. Faculty of Songkla University. Thailand.

Vol.3 Issue 1, 99-109.

Edy, Agung. (2012). Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Yogyakarta: Gava Media.

Fatimasari, Ary. (2010). Motivasi Wisatawan Domestik Untuk Berkunjung Ke Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Subang. Bandung: UPI.

Hermansyah, Danu. (2012). Analisis Faktor-faktor Pendorong Motivasi Wisatawan Nusantara Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Kebun Raya Bogor. Bandung: UPI.

Hermawan, Asep. (2009). Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Penerbit Grasindo.

Huang, S.(Sam). (2010). Measuring Tourism Motivation: Do Scales Matter? TOURISMOS : An International Multidisciplinary Journal of Tourism. University of South Australia.

Hudson, Simon. (2008). Tourism and Hospitality Marketing: A Global

Perspective. London : SAGE Publications Ltd.

Jonsson, C., and Devonish, D. (2008). Journal Does Nationality, Gender, and Age

Affect Motivation? A Case of Visitor To The Caribbean Island of Babados.


(4)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Joynathsing, BA., Chhavi & Ramkissoon, H. (2010). Understanding the

Behavioral Intention of European Tourists. International Research

Symposium in Service Management. University of Technology, Mauritius. Kotler, P., Armstrong, G. (2012). Principles of Marketing edition. Pearson

Education Inc.

Kotler, P., dan Keller, K.L. (2012). Marketing Management edition. Pearson

Education Inc.

Kotler, P., Bowen, J.T., & Makens, J.C. (2010). Marketing for Hospitality and

Tourism Edition. Pearson Prentice Hall.

Lubis, Hamzah dkk. (2013). Policy Management in Small Island Tourism: A Case Study of Poncan Gadang Island, Indonesia. Indian Journal of Applied

Research, Vol: 3, issue : 9 Sept 2013

Mangkunegara, A.P. (2012). Perilaku Konsumen, Bandung: Refika Aditama (Anggota IKAPI).

Mohammad, A.B., and Mohammad, A.H. (2010). An Analysis of Push and Pull

Travel Motivations of Foreign Tourists to Jordan. International Journal of

Business and Management. University Sains Malaysia, Penang, Malaysia, Vol.5, No.12.

Morissan, M.A. (2012). Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Munawaroh, Siti. (2011). Penagaruh Kualitas Produk, Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor Yamaha Mio di Banjar Baru Kalimantan.

Oentoro, Deliyanti. (2012). Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Pendit, S Nyoman. (2006). Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Buku Kita.

Phau, I., Lee, S & Quintal, V. (2013). An Investigation of Push and Pull

Motivations of Visitors to Private Parks : The Case of Araluen Botanic Park. Journal of Vacation Marketing. Curtin University, Australia: SAGE


(5)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pitana, I.G., dan Gayatri, P.G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Pitana, I.G.P., dan Diarta, I.K.S. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Siri, R. dkk. (2012). Journal Exploring Indian Tourists’ Motivation and

Perception of Bangkok. TOURISMOS : An International Multidisciplinary

Refereed Journal of Tourism. University of North Texas. Pp.61-79.

Razak, A., dan Suprihardjo, R. (2013). Pengembangan Kawasan Pariwisata Terpadu di Kepulauan Seribu. Jurnal Teknik POMITS, Vol. 2 (1).

Richardson, John I, and Fluker, Martin. (2004). Understanding and Managing

Tourism. Australia: Pearson Education Australia, NWS Australia.

Riduwan. (2013). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rohmanah, Roseu. (2014). Analisis Faktor-faktor Motivasi Wisatawan Dalam Mempengaaruhi Keputusan Berkunjung Ke Daya Tarik Wisata Alam Cibulan Kuningan. Bandung: UPI.

Schiffman, L.G, dan Kanuk, L.L. (2008). Perilaku Konsumen, Edisi 7, Jakarta: Indeks.

Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Refika Aditama. Sugiyono. (2012a). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012b). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013c). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto, (2005). Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sunyoto, Danang. (2013). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: CAPS (Center of

Academic Publishing Service).

Tika, Moh. Pabundu. (2006). Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Triton. PB. (2005). Paradigma Baru Sumber Daya Manusia. Jakarta: Tugu Publisher.

Umar, Husein. (2008). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi


(6)

Sastriyanka, 2014

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN :Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wahid, Sulaiman. (2004). Analisis Regresi Menggunakan SPSS: Contoh Kasus dan Pemecahannya. Yogyakarta: Andi Offset.

Zhang, Jie and Marcussen, C. (2007). Tourist motivation, market segmentation

and marketing strategis. Charleston, South Carolina, USA.

Website :

Undang-Undang Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang No.10 Tentang Kapariwisataan. Bandung.

Website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung. [Online]. Tersedia: http://www.budpar.go.id. [30 September 2013].

Website Berita Harian Kompas. [Online]. Tersedia: http://travel.kompas.com/read/2013/09/27/0833479/LPPI.Indonesia.Makin. Fokus.Kembangkan.Pariwisata. [25 Desember 2013].

Website Berita Harian Tempo. [Online]. Tersedia: www.tempo.co. [31 Maret 2014].

Website Konsultan Statistik. Tersedia: www.konsultan-statistik.com. [05 September 2014]

Website Berita Radar Bangka. [Online]. Tersedia: http://www.radarbangka.co.id. [03 November 2014].

Website Berita Travel Kompas. [Online]. Tersedia: http://www.travel.kompas.com. [03 November 2014]


Dokumen yang terkait

PENGARUH MUSEUM EXPERIENCE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG Survei Pada Wisatawan Nusantara Yang Berkunjung Ke Museum Kereta Api Ambarawa.

0 3 64

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP KAPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN WISATA ALAM KAWAH PAPANDAYAN :Survei Pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Taman Wisata Alam Kawah Papandayan Kabupaten Garut.

1 5 66

PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KABUPATEN BELITUNG SEBAGAI DESTINASI WISATA KEPULAUAN : Survey pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Belitung.

0 2 58

PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI WISATA PAKUHAJI : survey pada wisatawan yang berkunjung ke Pakuhaji.

7 40 66

PENGARUH CITRA DESTINASI PARIWISATA KABUPATEN BELITUNG TERHADAP PERILAKU PASCA BERKUNJUNG WISATAWAN NUSANTARA.

6 32 67

PENGARUH CO-CREATION EXPERIENCES TERHADAP IDENTITAS KABUPATEN GARUT SERTA DAMPAKNYA PADA KEPUTUSAN BERKUNJUNG : Survei terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Garu.

1 1 69

PENGARUH CO-CREATION EXPERIENCES TERHADAP IDENTITAS KABUPATEN GARUT SERTA DAMPAKNYA PADA KEPUTUSAN BERKUNJUNG : Survei terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Garut.

11 26 26

PENGARUH VACATIONSCAPE TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KOTA BANDUNG: Survey terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Bandung.

3 18 120

PENGARUH EXPANDED MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG:Survei pada Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Museum Sonobudoyo Yogyakarta.

0 1 73

View of PENGARUH IDENTITAS KABUPATEN GARUT TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kabupaten Garut)

0 0 18