KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SDN 3 NAGARAWANGI.

(1)

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI

SISWA KELAS V SDN 3 NAGARAWANGI

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

ENUNG SITI NURJANAH NIM 1004155

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014


(2)

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI

SISWA KELAS V SDN 3 NAGARAWANGI

Oleh

Enung Siti Nurjanah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

© Enung Siti Nurjanah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ENUNG SITI NURJANAH

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI

SISWA KELAS V SDN 3 NAGARAWANGI

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Aan Kusdiana, M.Pd. NIP 195512061975021001

Pembimbing II

Seni Apriliya, M.Pd. NIP 198204122010122003

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono, WS, M.Pd. NIP 195206281981031001


(4)

ii

KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA TITIK DAN KOMA DALAM KARANGAN NARASI

SISWA KELAS V SDN 3 NAGARAWANGI ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V yang mengakibatkan terjadinya interferensi komunikasi tulis. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka salah satu alternatif pemecahan masalah yang penulis ambil yaitu melakukan penelitian studi deskriptif tentang kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya. Tujuan penelitian ini adalah mendeksripsikan kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma, mendeskripsikan letak kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma, dan mendeskripsikan penyebab terjadinya kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek dan sumber pada penelitian ini adalah Siswa kelas V-A sebanyak 29 orang dan guru kelas V-A SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan untuk wawancara adalah pedoman wawancara, sedangkan studi dokumentasi menggunakan instrumen kartu data tanda baca. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deksriptif kualitatif model Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan penggunaan tanda koma lebih banyak daripada tanda titik. Persentase kesalahan tanda koma adalah 69,37%, sedangkan tanda titik adalah 37,91%. Letak kesalahan penggunaan tanda titik lebih banyak di akhir kalimat dengan persentase 90,58%, sedangkan letak kesalahan penggunaan tanda koma paling banyak terdapat di tengah kalimat dengan persentase 90,64%. Penyebab terjadinya kesalahan tersebut adalah rendahnya motivasi dan minat, gangguan daya ingat, lingkungan sekitar sekolah yang kurang kondusif, sarana prasarana sekolah yang kurang memadai, dan kurangnya pemahaman terhadap kebahasaan. Pembelajaran tanda baca harus diajarkan dan dibiasakan sedini mungkin dan perlu adanya penggunaan model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca. Kekurangan dalam penelitian ini adalah dalam tahap analisis kesalahan penggunaan tanda baca, peneliti memenggal setiap kalimat sesuai dengan pemahaman makna yang dapat ditangkap oleh peneliti itu sendiri. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti melakukan konfirmasi ulang untuk mengetahui makna dari setiap kalimat yang akan dianalisis tanda bacanya dengan menugaskan siswa membaca kembali kalimat tersebut agar makna yang ingin disampaikan siswa sesuai dengan makna yang ditangkap oleh peneliti sebagai pembaca.

Kata kunci: kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma, karangan narasi.


(5)

iii

THE MISTAKE OF POINT AND COMMA PUNCTUATION MARK USE IN NARRATIVE TEXT OF 5TH GRADE ELEMENTARY

SCHOOL STUDENTS Abstract

This study described the mistake of point and comma punctuation mark use in narrative text of 5th grade SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya students that was looked at mistake of place and kind. The background of this study arised from lacking of students’ understanding to use punctution mark so that caused interference in written communication. The method used was qualitative descriptive, described the mistake of point punctuation mark and comma punctuation mark usage in narrative text that were written by students based on their experience. Besides, the study described the causes of the mistake of point punctuation mark and comma punctuation mark usage in narrative text that were written by 5th students. The most mistake of punctuation mark use that existed in the text were comma punctuation mark use, 69,37%. The mistake happened in the middle of sentence. The mistake of point punctuation mark was less than the mistake of comma punctuation mark, 37, 91%. The mistake happened in the end of sentence. The most mistake of comma punctuation mark use were the students did not use the mark after conjunction word or conjunction expression in the beginning of sentence. The most mistake of point punctuation mark use were the students did not use the mark in the end of statement sentence. The causes of the mistake point and comma punctuation mark use were intern factors and extern factors. Intern factors such as lack of interest and motivation in studying, and disturbance in memorizing. Extern factors such as lack of condusive environment, unsatisfied school fasilities, and lack of language understanding.


(6)

vi DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Rumusan Masalah Penelitian 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

E. Struktur Organisasi Skripsi 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...9 A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 9 B. Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar 12

C. Karangan Narasi 14

D. Tanda Baca 15

E. Faktor yang Mempengaruhi Kesalahan Penggunaan Tanda Baca 22 BAB III METODE PENELITIAN ...31 A. Lokasi dan Subjek Penelitian 31

B. Desain Penelitian 32

C. Metode Penelitian 33

D. Prosedur Penelitian 34

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 35

F. Teknik Analisis Data 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...39


(7)

vii

Halaman 1. Data Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Titik dan Koma dalam

Karangan Narasi Siswa Kelas V SDN 3 Nagarawangi

Tasikmalaya 39

2. Data Jumlah Penggunaan Tanda Baca Titik dan Koma dalam

Karangan Narasi Siswa Kelas V SDN 3 Nagarawangi ...114 3. Data Hasil Wawancara ...116 B. Analisis dan Pembahasan Data Hasil Penelitian 152

1. Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dalam Karangan Narasi

Siswa Kelas V SDN 3 Nagarawangi 152 2. Letak Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dalam Karangan

Narasi Siswa Kelas V SDN 3 Nagarawangi 158 3. Kesalahan Penggunaan Tanda Koma dalam Karangan Narasi

Siswa Kelas V SDN Nagarwangi 3 167 4. Letak Kesalahan Penggunaan Tanda Koma dalam Karangan Narasi

Siswa Kelas V SDN 3 Nagarawangi 171 5. Penyebab Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Titik dan Koma

Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SDN 3 Nagarawangi 195 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...202

A. Kesimpulan 202

B. Saran 204

DAFTAR PUSTAKA 205

LAMPIRAN 208


(8)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar KTSP 2006 11 Tabel 2.2. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 12 Tabel 4.1. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 1 40 Tabel 4.2. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 2 43 Tabel 4.3. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 3 45 Tabel 4.4. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 4 47 Tabel 4.5. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 5 49 Tabel 4.6. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 6 50 Tabel 4.7. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 7 53 Tabel 4.8. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 8 57 Tabel 4.9. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 9 60 Tabel 4.10. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 10 62 Tabel 4.11. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 11 64 Tabel 4.12. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 12 66 Tabel 4.13. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 13 69


(9)

ix

Halaman Tabel 4.14. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 14 71 Tabel 4.15. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 15 73 Tabel 4.16. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 16 75 Tabel 4.17. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 17 77 Tabel 4.18. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 18 80 Tabel 4.19. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 19 83 Tabel 4.20. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 20 84 Tabel 4.21. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 21 85 Tabel 4.22. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 22 88 Tabel 4.23. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 23 89 Tabel 4.24. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 24 91 Tabel 4.25. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 25 94 Tabel 4.26. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 26 95 Tabel 4.27. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 27 97 Tabel 4.28. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma


(10)

x

Halaman Tabel 4.29. Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Titik dan Koma

dalam Karangan Narasi Siswa 29 102 Tabel 4.30. Rekapitulasi Letak Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Titik

dan Koma dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V-A SDN

Nagarawangi 3 104

Tabel 4.31. Bentuk Kesalahan Penggunaan Tanda Titik di Tengah

Kalimat 106

Tabel 4.32.Bentuk Kesalahan Penggunaan Tanda Titik di Akhir

Kalimat 108

Tabel 4.33. Bentuk Kesalahan Penggunaan Tanda Koma di Tengah

Kalimat 110

Tabel 4.34. Bentuk Kesalahan Penggunaan Tanda Koma di Akhir

Kalimat 112

Tabel 4.35. Pedoman Analisis Penggunaan Tanda Baca dalam Karangan

Narasi 114

Tabel 4.36. Data Wawancara Pertanyaan No.1 116

Tabel 4.37. Data Wawancara Pertanyaan No.2 119

Tabel 4.38. Data Wawancara Pertanyaan No.3 122

Tabel 4.39. Data Wawancara Pertanyaan No.4 125

Tabel 4.40. Data Wawancara Pertanyaan No.5 128

Tabel 4.41. Data Wawancara Pertanyaan No.6 131

Tabel 4.42. Data Wawancara Pertanyaan No.7 133

Tabel 4.43. Data Wawancara Pertanyaan No.8 136

Tabel 4.44. Data Wawancara Pertanyaan No.9 139


(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Desain Penelitian 32


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A.1 Pedoman Wawancara Siswa Kelas V-A 212 Lampiran A.2 Transkrip Wawancara Siswa Kelas V-A 213 Lampiran A.3 Pedoman Wawancara Guru Kelas V-A 262 Lampiran A.4 Transkrip Wawancara Guru Kelas V-A 264 Lampiran A.5 Instrumen Kartu Data Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Titik

dan Koma dalam Karangan Narasi 271 Lampiran B.1 SK Direktur UPI Kampus Tasikmalaya tentang Judul Skripsi dan Pengangkatan Dosen Pembimbing.. ...273 Lampiran B.2 SK Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya 274 Lampiran B.3 SK Izin Penelitian dari Kesbang dan Politik Kota Tasikmalaya 275 Lampiran B.4 SK Penelitian dari SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya 276 Lampiran C.1 Profil Sekolah SDN 3 Nagarawangi 278 Lampiran C.2 Data Kepala Sekolah/Guru dan Penjaga SDN 3 Nagarawangi. ...281 Lampiran C.3 Data Nama Siswa Kelas V-A SDN 3 Nagarawangi...283 Lampiran D.1 Karangan Siswa Kelas V-A SDN 3 Nagarawangi ...285


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran di Sekolah Dasar merupakan suatu kegiatan utuh dan kompleks. Di dalamnya terdapat komponen-komponen pembelajaran yang saling berkaitan yakni siswa, guru, sumber belajar, serta unsur-unsur lainnya seperti fasilitas, perlengkapan, sarana, dan prosedur untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Indihadi, dkk. (2010, hlm. 378) dijelaskan bahwa

Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu.

Mata pelajaran yang diberikan kepada siswa di Sekolah Dasar salah satunya adalah Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ada empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa, yakni keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan mendengarkan, dan keterampilan berbicara. Menulis dan berbicara merupakan keterampilan bahasa yang bersifat produktif, yakni keterampilan yang digunakan untuk memproduksi bahasa demi penyampaian makna, sedangkan membaca dan mendengarkan merupakan keterampilan bahasa yang bersifat reseptif, yakni keterampilan tersebut digunakan untuk menangkap dan mencerna makna dari bahasa. Selaras dengan yang dikemukakan oleh Hartati, dkk. (2010, hlm. 29) bahwa

Di dalam komunikasi verbal, menyimak dan membaca merupakan kegiatan penerimaan dan pemahaman pesan yang disampaikan oleh orang atau pihak lain. Kegiatan menerima dan memahami pesan ini disebut kegiatan pemahaman (reseptif). Adapun berbicara dan menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang bersifat penggunaan (produktif).


(14)

2

Menurut Depdiknas (2007, hlm. 8), Standar Kompetensi (SK) menulis di kelas V SD dalam KTSP adalah “Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis.” Kompetensi Dasar (KD) dari SK tersebut adalah “Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan.”

Karangan yang ditulis oleh siswa kelas V SD adalah sebuah karangan yang berdasarkan pada pengalaman. Sebuah pengalaman erat kaitannya dengan unsur waktu, peristiwa, pelaku, dan suasana. Unsur-unsur tersebut merupakan karakteristik dari karangan narasi, sehingga karangan narasi adalah karangan yang berdasarkan pengalaman dari seseorang, di dalamnya terdapat unsur waktu, peristiwa, pelaku, dan suasana. Sesuai dengan pendapat Keraf (2010, hlm. 137) yang menyatakan bahwa

Narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceriterakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, karena ia merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja.

Tingkat keterbacaan suatu karangan dapat dilihat dari penggunaan ejaan yang benar karena ejaan akan membantu pembaca memahami makna dari gagasan atau ide yang disampaikan oleh penulis. Salah satu ejaan yang digunakan untuk menulis karangan narasi di kelas V SD adalah tanda baca.

Penggunaan tanda baca harus diajarkan secara bertahap kepada siswa dengan tujuan agar siswa terbiasa menggunakannya. Tanda baca merupakan lambang yang mewakili unsur suprasegmental dalam berbahasa lisan. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Keraf (1989, hlm. 13) bahwa

Unsur-unsur segmental biasanya dinyatakan secara tertulis dengan abjad, persukuan, penulisan kata dan sebagainya. Sebaliknya unsur-unsur suprasegmental biasanya dinyatakan secara tertulis melalui tanda-tanda baca atau pungtuasi.

Ketelitian di dalam penggunaan tanda baca sangat diperlukan saat ini, misalnya untuk memahami dokumen penting atau menyusun suatu karya ilmiah. Oleh karena itu, sejak dini siswa harus dibekali pemahaman dan kemampuan


(15)

3

dalam penggunaan tanda baca untuk meningkatkan keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis.

Kurangnya kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca pada karangan akan menimbulkan interferensi semantik dalam keterampilan menulis. Menurut Hartati, dkk. (2010, hlm. 15) “Interferensi semantik adalah gangguan komunikasi yang timbul karena penyampai dan penerima pesan memberi arti yang berbeda terhadap simbol verbal atau nonverbal yang digunakan.”

Berdasarkan studi pendahuluan di lapangan, pada tanggal 29 Januari 2014 tepatnya di SDN 3 Nagarawangi, ditemukan kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V. Kesalahan tersebut peneliti temukan dalam tiga karangan narasi siswa dengan tingkat rangking yang berbeda. Karangan pertama adalah siswa yang masuk rangking 10 besar, yakni rangking 5. Karangan kedua adalah siswa yang mendapatkan rangking 16. Karangan tiga adalah siswa yang mendapat rangking 25. Kesalahan-kesalahan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam kalimat: Pada hari Jumat ada pengumuman di sekolahku ada Mabit dilaksanakan pada pukul 17.00.

Kesalahan tersebut terletak di tengah kalimat. Setelah kata Jumat seharusnya menggunakan tanda koma untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara yang berikutnya. Kemudian, setelah kata sekolahku seharusnya menggunakan tanda titik. Hal ini dikarenakan, kata sekolahku adalah akhir dari kalimat berita. Jadi, kalimat tersebut seharusnya adalah Pada hari Jumat, ada pengumuman di sekolahku. Ada mabit dilaksanakan pada pukul 17.00. Total kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan ini adalah sebanyak 6 kesalahan, dengan persentase 26,09%, sedangkan total kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi ini adalah sebanyak 16 kesalahan dengan persentase sebanyak 88,89%.


(16)

4

2. Kesalahan penggunaan tanda koma dalam kalimat: banyak teman-temanku ibu guru dan bapak guru.

Kesalahan tersebut terletak pada tengah kalimat. Setelah kata teman-temanku seharusnya menggunakan tanda koma karena kata tersebut merupakan unsur-unsur dalam suatu perincian. Begitupun dengan kata ibu guru dan bapak guru, seharusnya menggunakan tanda koma karena kata tersebut merupakan unsur-unsur dalam suatu perincian. Jadi, kalimat tersebut seharusnya adalah banyak teman-temanku, ibu guru, dan bapak guru. Total kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan ini adalah sebanyak 5 kesalahan, dengan persentase 45,45%, sedangkan total kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi ini adalah sebanyak 8 kesalahan dengan persentase sebanyak 72,73%. 3. Kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam kalimat: Pada saat

mabit aku bersama teman-temanku ini salat magrib dulu di al-kausar

Kesalahan tersebut terletak pada tengah dan akhir kalimat. Setelah kata mabit seharusnya menggunakan tanda koma untuk memisahkan antara kalimat setara satu dengan kalimat setara berikutnya. Setelah kata al-kausar seharusnya menggunakan tanda titik. Hal ini dikarenakan kata al-kausar akhir dari kalimat berita. Jadi, kalimat tersebut seharusnya adalah Pada saat mabit, aku bersama teman-temanku ini salat magrib dulu di al-kausar. Total kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan ini adalah sebanyak 6 kesalahan dengan persentase 85,71%, sedangkan total kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi ini adalah sebanyak 8 kesalahan dengan persentase sebanyak 100%.

Penelitian mengenai tingkat pemahaman siswa Sekolah Dasar terhadap penggunaan ejaan, pernah dilakukan oleh Yayah Churiyah dalam Jurnal Pendidikan Dasar No. 11 edisi April (2009, hlm. 1) yang menyatakan bahwa

Pembelajaran penggunaan ejaan perlu diberikan sedini mungkin. Di tingkat Sekolah Dasar pembelajaran penggunaan ejaan telah diberikan, hanya saja kurang maksimal. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan di lapangan yang menunjukkan bahwa siswa banyak mengalami kesulitan dalam menggunakan ejaan dalam pembelajaran menulis.

Kendati demikian, interferensi komunikasi tulis yakni kesalahan penggunaan tanda baca dalam karangan harus mampu diminimalkan dan


(17)

5

diperbaiki untuk kelancaran kegiatan komunikasi. Mengingat, percakapan-percakapan dalam bahasa lisan akan mengalami persoalan apabila ditranskripsikan ke dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, interferensi dalam komunikasi tulis dapat dikurangi dengan memberikan pemahaman dan pembiasaan kepada siswa tentang penggunaan tanda baca dalam menulis karangan.

Berdasarkan pemamparan di atas, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian deskriptif kualitatif tentang kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma pada karangan narasi. Dengan demikian, judul penelitian ini adalah “Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Titik dan Koma dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SDN 3 Nagarawangi.”

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berangkat dari latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah secara umum adalah sebagai berikut: Bagaimana kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi?

Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan penelitian secara khusus seperti di bawah ini.

1. Bagaimana kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi?

2. Bagaimana letak kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi?

3. Bagaimana kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi?

4. Bagaimana letak kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi?

5. Apa penyebab kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi?


(18)

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah mendeskripsikan tentang kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi.

Tujuan penelitian secara khusus dijabarkan seperti di bawah ini.

1. Untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi.

2. Untuk mendeskripsikan letak kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi.

3. Untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi.

4. Untuk mendeskripsikan letak kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi.

5. Untuk mendeskripsikan penyebab kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini meliputi manfaat praktis dan manfaat teoretis.

1. Manfaat Praktis

Manfaat praktis ditujukan untuk guru, siswa, dan peneliti itu sendiri. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi guru kelas V dapat mengetahui kesalahan penggunaan tanda baca yang dilakukan oleh siswa, sehingga guru dapat mencari dan memilih metode yang sesuai untuk mengatasi kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi tersebut.

b. Bagi siswa kelas V dapat mengetahui dan memperbaiki kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi.

c. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya penggunaan tanda baca dalam komunikasi tertulis, serta dapat mengetahui kesalahan dan


(19)

7

kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca titik dan koma pada karangan narasi.

2. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu kebahasaan, khususnya tentang kesalahan penggunaan tanda baca. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kesalahan penggunaan tanda baca dalam karangan narasi.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan skripsi ini dimulai dari BAB I sampai BAB V, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran. BAB I merupakan pendahuluan yang di dalamnya mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan skripsi. Latar belakang penelitian berisi tentang kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga muncul sebuah masalah. Salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah melakukan sebuah penelitian.

Masalah peneltian harus dirinci ke dalam rumusan masalah umum dan rumusan masalah khusus yang dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Di samping itu, dalam melaksanakan penelitian harus memiliki tujuan dan manfaat penelitian. Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, sedangkan manfaat penelitian akan memberikan kontribusi bagi peneliti, orang lain, institusi atau lembaga yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Struktur organisasi skripsi berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai bab pertama sampai bab terakhir.

BAB II merupakan kajian teori yang berfungsi sebagai landasan teoretis dalam menyusun dan menjawab pertanyaan penelitian, sehingga teori-teori tersebut harus relevan dengan masalah penelitian. BAB III merupakan metode penelitian yang di dalamnya meliputi model penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumlulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Model penelitian berisi tentang desain yang digunakan dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian adalah sampel yang digunakan dalam penelitian


(20)

8

untuk diteliti perilakunya yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Prosedur penelitian berisi tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam sebuah penelitian. Di dalamnya meliputi persiapan dan pelaksanaan penelitian.

Teknik pengumpulan data berisi tentang cara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan atau mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian Instrumen penelitian berisi tentang alat yang akan digunakan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan masalah penelitian, sehingga instrumen tersebut harus dibuat berdasarkan teori yang relevan dalam penelitian.

Teknik analisis data berisi tentang cara atau langkah-langkah peneliti dalam menganalisis data yang telah terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan harus mampu menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri atas reduksi data, klasifikasi data, interpretasi data, dan verifikasi data.

BAB IV merupakan hasil peneltian dan pembahasan. Hasil penelitian berisi tentang pemaparan data atau temuan-temuan yang didapatkan setelah melaksanakan peneltian. Selanjutnya, hasil penelitian ini akan dibahas dalam pembahasan untuk mengetahui kesesuaian data yang didapatkan dari hasil penelitian dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sejak awal. Di samping itu, dalam kegiatan pembahasan akan dilakukan diskusi yang menghubungkan data dengan kajian teori dalam penelitian.

BAB V merupakan simpulan dan saran yang memaparkan intisari serta penafsiran peneliti terhadap hasil analisis dan pembahasan penelitian. Simpulan penelitian harus menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah. Sedangkan saran penelitian ditujukan kepada para guru, siswa, pihak lain yang bersangkutan, dan kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian lanjutan.

Daftar pustaka berisi tentang semua sumber tertulis, seperti buku, artikel jurnal, sumber-sumber dari internet, atau sumber media lainnya yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran-lampiran yang ada dalam skripsi berisi tentang semua dokumen yang digunakan dalam penelitian.


(21)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi pada penelitian ini bertempat di SDN 3 Nagarawangi, Jl. KH. Lukmanul Hakim No. 6, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Lokasi tersebut dipilih atas pertimbangan sebagai berikut.

1. SDN 3 Nagarawangi menggunakan kurikulum KTSP 2006, dimana dalam kurikulum tersebut terdapat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman yang memperhatikan penggunaan ejaan dan pemilihan kata.

2. Berdasarkan studi pendahuluan, diperoleh data bahwa dalam karangan siswa SDN 3 Nagarawangi banyak terdapat kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma.

3. SDN 3 Nagarawangi merupakan SD tempat peneliti melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) sehingga akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data dan memiliki kesempatan untuk berinteraksi lebih dalam dengan subjek dan sumber penelitian.

Berdasarkan pemilihan lokasi di atas, maka subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi. Kelas V di SDN 3 Nagarawangi terdiri atas dua rombel, yakni kelas V-A dan kelas V-B. Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas V-A karena ketika peneliti melakukan studi pendahuluan, guru kelas V-B tidak memiliki data dokumen karangan narasi siswa. Oleh karena itu, subjek penelitian hanyalah siswa kelas V-A SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya.

Jumlah siswa kelas V-A SDN 3 Nagarawangi adalah 29 orang, terdiri atas 12 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Namun, salah satu siswa yang bernama Nisya pindah sekolah sejak tanggal 7 Februari 2014 karena orang tuanya pindah rumah. Karakteristik siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagian besar menyenangi dan mengkuti pembelajaran tersebut. Namun, ada


(22)

32

beberapa siswa yang hanya menyukai sastranya saja dan kurang merespon ketika guru mengajarkan tentang kebahasaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Selain subjek penelitian, peneliti juga menggunakan sumber data untuk mendapatkan data penelitian yang utuh. Sumber data penelitian ini adalah guru kelas V-A SDN 3 Nagarawangi yang bernama Dra. Nia Dewi Yuniawati. Beliau sudah mengabdi di dunia pendidikan selama 24 tahun. Sejak 2 tahun yang lalu beliau ditempatkan di SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya. Sebelumnya, beliau mengajar di SDN Argasari Tasikmalaya. Dra. Nia Dewi Yuniawati menyelesaikan gelar sarjana mudanya di FKIP Jurusan Bahasa Indonesia Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Melalui guru kelas V-A ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan informasi tentang subjek penelitian.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian pada dasarnya lebih dari sekedar rencana kerja. Menurut Tujuan pokok desain penelitian adalah membantu peneliti agar terhindar dari data yang tidak mengarah pada rumusan masalah yang telah ditetapkan. Desain pada penelitian ini lebih diorientasikan pada fokus masalah, bukan pengujian hipotesis. Alur desain penelitian dapat digambarkan seperti di bawah ini.

Gambar 3.1. Desain Penelitian MasalahPenelitian

Simpulan

Kajian Teori

Penentuan Metode

Interaksi Subjek dan Sumber Penelitian Pengumpulan Data

Analisis Hasil Penelitian dan

Pembahasan

Rumusan Masalah

Subjek dan Sumber Penelitian Studi Pendahuluan


(23)

33

Gambar di atas merupakan desain penelitian dari awal sampai akhir. Desain penelitian tersebut diawali dari studi pendahuluan pada tanggal 29 Januari 2014. Setelah itu, hasil dari studi pendahuluan menjadi masalah penelitian yang Selanjutnya akan difokuskan menjadi pertanyaan penelitian dalam bentuk rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka akan dikaitkan dengan studi literatur atau kajian teori yang berfungsi sebagai landasan teoretis dalam menyusun dan menjawab rumusan masalah. Teori-teori yang dikemukakan harus relevan dengan masalah penelitian.

Setelah itu, langkah selanjutnya adalah penentuan metode yang digunakan dalam penelitian dan berkaitan dengan penentuan subjek dan sumber penelitian. Interaksi dari subjek dan sumber penelitian merupakan data yang harus dikumpulkan untuk di analisis secara kualitatif menjadi hasil penelitian. selanjutnya, data hasil penelitian akan dibahas dan dikaitkan dengan kajian teori yang telah dipaparkan sebelumnya. Muara dari desain penelitian itu akan dipaparkan dalam sebuah simpulan yang secara keseluruhan menjawab rumusan masalah penelitian.

C. Metode Penelitian

Pada suatu penelitian diperlukan metode yang berguna untuk memecahkan permasalahan yang akan diteliti. Pemilihan metode yang tepat akan menentukan keberhasilan penelitian karena dalam metode penelitian terdapat tahapan-tahapan pelaksanaan, serta arah dan tujuan dari penelitian tersebut.

Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni suatu metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah melalui pendekatan kualitatif dengan menggambarkan permasalahan melalui jalan mengumpulkan data, menyusun dan mengklasifikasikannya, menganalisis, dan menginterpretasikannya. Margono (2010, hlm. 39) berpendapat bahwa

Penelitian bersifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi.


(24)

34

Pemilihan metode penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan agar peneliti dapat memperoleh gambaran secara rinci tentang kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi. Selanjutnya, diambil makna berdasarkan data yang telah terkumpul sehingga memperoleh pemahaman untuk menjawab masalah dalam penelitian.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur pada penelitian deskriptif kualitatif adalah sebagai berikut. a. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam penelitian deskriptif kualitatif, yakni untuk mencari dan mengumpulkan berbagai data yang relevan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan wawancara dan studi dokumentasi.

b. Mengklasifikasikan data

Data yang telah terkumpul selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan jenis atau kategorinya dengan menggunakan kartu data kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi.

c. Menganalisis data

Langkah selanjutnya dalam melaksanakan penelitian adalah menganalisis data yang telah diklasifikasi sebelumnya. Peneliti menggunakan teknik dan tahapan dalam menganalisis data dengan tujuan untuk memudahkan peneliti menjawab permasalahan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pedoman analisis kesalahan penggunaan tanda baca dalam karangan narasi.

d. Menginterpretasi data

Interpretasi merupakan penafsiran data yang telah di analisis untuk dirangkaikan menjadi satu kesatuan yang utuh, harmonis, dan logis. Tujuan menafsirkan data adalah untuk menemukan makna, struktur logis, dan menghindari penafsiran yang keliru akibat pemikiran yang sempit.


(25)

35

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Mengingat metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, maka instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Namun, peneliti sebagai instrumen utama menggunakan instrumen lain untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Wawancara Semiterstruktur

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 320) “Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.” Kendati demikian, peneliti menggunakan instrumen pedoman wawancara semiterstruktur untuk memudahkan pengumpulan data. Namun, pedoman tersebut tidak bersifat kaku karena di dalamnya terdapat indikator pertanyaan yang akan diajukan kepada informan.

Informan dalam kegiatan wawancara adalah siswa kelas V-A yang mengalami kesalahan penggunaan tanda baca dan guru kelas V-A selaku sumber penelitian yang setiap hari berinteraksi dengan siswa. Namun, siswa yang dapat diwawancara hanya sebanyak 28 orang karena satu orang siswa pindah ke sekolah lain.

2. Studi Dokumentasi

Sugiyono (2010, hlm. 329) berpendapat bahwa “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.” Dokumen dalam penelitian ini adalah teks karangan narasi yang dibuat oleh siswa berdasarkan pengalamannya. Data karangan narasi yang akan dianalisis adalah sebanyak 29 karanga karena pada waktu menulis karangan siswa yang pindah masih bersekolah di SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya. Peneliti akan menelaah data kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma yang didapatkan dari karangan narasi tersebut dengan menggunakan instrumen kartu data kesalahan penggunaan tanda baca.


(26)

36

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini lebih ditekankan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data karena analisis data berlangsung selama proses pengumpulan data sampai selesai. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Menurut Moleong (2007, hlm. 11) “Dalam penelitian deskriptif kualitatif peneliti menganalisis data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya.” Jadi, hasil analisis data harus objektif sesuai dengan fakta yang ditemukan di lapangan.

Peneliti menggunakan analsis selama di lapangan model Miles and Huberman (Sugiyono, 2010, hlm. 337) yang mengemukakan bahwa, “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas hingga datanya jenuh.”

Seluruh data yang diperoleh melalui wawancara semiterstruktur dan studi dokumentasi dikumpulkan. Selanjutnya, disusun sistematis untuk kemudian diolah dan dianalisis guna memecahkan masalah yang diteliti, serta dapat diketahui korelasi setiap data. Adapun data-data tersebut diolah dengan cara sebagai berikut.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Peneliti melakukan reduksi data untuk memilih data yang berkaitan dengan kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi. Reduksi data dilakukan dengan menggunakan kartu data kesalahan tanda baca.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi dengan menggunakan kartu data analisis kesalahan penggunaan tanda baca, maka data yang didapatkan akan dihitung persentase letak kesalahan penggunaan tanda baca titik koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut sebagai berikut.

a) Letak kesalahan penggunaan tanda titik di tengah kalimat

ℎ ℎ


(27)

37

b) Letak kesalahan penggunaan tanda titik di akhir kalimat

ℎ ℎ

ℎ ℎ ℎ 100%

c) Letak kesalahan penggunaan tanda koma di tengah kalimat

ℎ ℎ

ℎ ℎ ℎ 100%

d) Letak kesalahan penggunaan tanda titik di akhir kalimat

! ""# $ % $& &' &%

! ""# $ % $& " $ $& &' &% x 100%

Selain itu, penyajian data jumlah kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi dipaparkan menggunakan pedoman analisis penggunaan tanda baca titik dan koma. Selanjutnya, dari pedoman analisis penggunaan tanda baca akan didapatkan persentase kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma yang dilakukan siswa dalam karangan narasi. Persentase kesalahan penggunaan tanda baca dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.

1) Kesalahan penggunaan tanda titik

! ""# $ & & ( " &$ ) '

! ""# $ & & ( " ) ' $ &$ ) ' x 100 %

2) Kesalahan penggunaan tanda koma

! ""# $ % ( " &$ ) '

! ""# $ % ( " ) ' $ &$ ) ' x 100 %

3. Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan)

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian ini merupakan temuan baru berupa gambaran atau deskripsi tentang kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi. Sesuai dengan apa yang dikemukakan Margono (2010, hlm. 39) bahwa

Peneliti segera melakukan analisis data dengan memberi pemaparan gambaran tentang situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Hakikat pemaparan adalah seperti orang merajut, setiap bagian di telaah satu demi


(28)

38

satu, dengan menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana suatu fenomena itu terjadi dalam konteks lingkungannya.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan memaparkan data dari bentuk kuantitatif berupa persentase ke dalam data yang berbentuk kulaitatif berupa teks naratif. Pemaparan tersebut dikatakan sebagai penafsiran data yang merupakan bagian dari interpretasi data dengan tujuan untuk menemukan makna, struktur logis, dan menghindari penafsiran yang keliru tentang kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya.


(29)

202

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah dilakukan penelitian studi deskriptif pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Titik dan Koma dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SDN 3 Nagarawangi, hasilnya dapat disimpulkan bahwa kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi adalah sebesar 37,91 %. Kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan siswa memiliki bentuk kesalahan yang berbeda-beda

Bentuk kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi Kota Tasikmalaya di antaranya adalah menggunakan tanda titik di akhir singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata yang ditulis dengan huruf kapital, menggunakan tanda titik sebelum kata penghubung untuk memisahkan anak kalimat yang mengiringi induk kalimatnya, menggunakan tanda titik untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat, menggunakan tanda titik di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, tidak menggunakan titik untuk memisahkan angka yang menunjukkan jam dan menit, menggunakan tanda titik untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya, dan tidak menggunakan tanda titik di akhir kalimat berita.

Letak kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi adalah 9,42% terletak di tengah kalimat dan 90,58% kesalahannya terletak di akhir kalimat. Bentuk kesalahan penggunaan tanda titik paling banyak yang terletak di akhir kalimat adalah tidak menggunakan tanda titik di akhir kalimat berita.

Kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya adalah sebesar 69,37%. Jika dibandingkan, kesalahan penggunaan tanda koma lebih banyak daripada kesalahan penggunaan tanda titik.


(30)

203

Bentuk kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya di antaranya adalah tidak menggunakan tanda koma untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat yang bukan seruan atau tanya, tidak menggunakan tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, tidak menggunakan tanda koma untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dan atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperi Dik, Bu atau Mas dari kata lain yang terdapat dalam kalimat, menggunakan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat yang tidak mendahului induk kalimatnya, tidak menggunakan tanda koma sebelum kata dan pada penggabungan yang terdiri atas lebih dari dua unsur, tidak menggunakan tanda koma di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, tidak menggunakan tanda koma untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan, dan sedangkan, tidak menggunakan tanda koma untuk mengapit keterangan tambahan yang terdapat di tengah kalimat, tidak menggunakan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya, dan menggunakan tanda koma di akhir kalimat berita.

Letak kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi adalah sebesar 90,64 % terletak di tengah kalimat, sedangkan kesalahan tanda koma yang terletak di akhir kalimat adalah sebesar 9,36 %. Kesalahan penggunaan tanda koma yang paling banyak terletak di tengah kalimat. Bentuk kesalahan tersebut paling banyak adalah adalah tidak tidak menggunakan tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.

Faktor penyebab kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi ssiwa kelas V SDN 3 Nagarawangi Kota Tasikmalaya, di antaranya adalah rendahnya minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran karangan yang terintegrasi dengan pembelajaran tanda baca, daya ingat siswa yang berbeda-beda sehingga banyak siswa yang lupa menggunakan tanda baca saat menulis karangan narasi, fasilitas atau sarana prasarana sekolah yang kurang memadai, lingkungan sekitar yang tidak kondusif untuk belajar, kaidah


(31)

204

penggunaan tanda koma yang terlalu banyak sehingga membingungkan siswa, waktu belajar yang tidak cukup sehingga terburu-buru, siswa belum bisa membedakan antara anak kalimat dengan induk kalimat, kebiasaan siswa yang tidak memperhatikan saat pembelajaran, kebiasaan siswa yang hanya mengerti saat belajar di dalam kelas saja, dan kurangnya tingkat ketelitian siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang dapat dijadikan pedoman, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Aspek yang dievaluasi guru dalam karangan tidak hanya pada koherensi karangannya saja, tetapi aspek isi dan tingkat keterbacaan harus diperhatikan, seperti penggunaan tanda baca yang sesuai dengan Pedoman EYD.

2. Pembelajaran tanda baca, terutama tanda titik dan tanda koma harus diajarkan dan dibiasakan sedini mungkin sebagai dasar untuk meningkatkan keterampilan menulis bagi siswa.

3. Perlu adanya penggunaan model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca.

4. Kekurangan dan kelemahan yang dirasakan peneliti dalam penelitian ini adalah dalam tahap analisis kesalahan penggunaan tanda baca, peneliti memenggal setiap kalimat sesuai dengan pemahaman makna yang dapat ditangkap oleh peneliti itu sendiri. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti melakukan konfirmasi ulang untuk mengetahui makna dari setiap kalimat yang akan dianalisis tanda bacanya dengan menugaskan siswa membaca kembali kalimat tersebut agar makna yang ingin disampaikan siswa selaku penulis sesuai dengan makna yang ditangkap oleh peneliti sebagai pembaca.


(32)

205

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. & Supriyono, W. (2004). Psikologi belajar edisi revisi. Jakarta; Rineka Cipta.

Anggota IKAPI. (2009). Undang-undang sisdiknas sistem pendidikan nasional. Bandung: Fokus Media.

Arifin, E.Z. & Tasai, S.A. (2006). Cermat berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Cahyani, I. & Hodijah. (2007). Kemampuan berbahasa Indonesia di SD. Bandung: UPI PRESS.

Chaer, A. (2003). Psikolinguistik kajian teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.

Churiyah, Y. (2009). “Analisis tingkat pemahaman siswa Sekolah Dasar terhadap penggunaan ejaan”. Jurnal Pendidikan Dasar, (11), hlm. 3-7.

Dalyono, S. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Standar kompetensi dan kompetensi dasar SD/MI kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Hartati, T., Ernalis & Churiyah, Y. (2010). Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar kelas rendah. Bandung: UPI PRESS.

Hernawan, A.H., Asra & Dewi, L. (2010). Belajar dan pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.


(33)

206

Indihadi, D., Zaenuddin, E. & Gusrayani, D. (2010). Pembinaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Bandung: UPI PRESS.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Keraf, G. (1989). Komposisi. Ende – Flores: Nusa Indah.

. (2010). Argumentasi dan narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Kusmaningsih, D., dkk. (2013). Terampil berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.

Margono, S. (2010). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, L.J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazar, Noerzisri A. (2006). Bahasa Indonesia dalam karangan ilmiah. Bandung: Humaniora.

Purwanto, M. (2007). Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas Republik Indonesia. (2004). Pedomaan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Bandung: Penerbit M2S Bandung.

Resmini, N., Churiyah, Y., & Sundori, N. (2010). Membaca dan menulis di SD teori dan pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.

Resmini, N. & Juanda, D. (2007). Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di kelas tinggi. Bandung: UPI PRESS.


(34)

207

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Zainurrahman. (2011). Menulis dari teori hingga praktik (penawar racun plagiarisme). Bandung: Alfabeta.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Setelah dilakukan penelitian studi deskriptif pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Titik dan Koma dalam Karangan Narasi Siswa Kelas V SDN 3 Nagarawangi, hasilnya dapat disimpulkan bahwa kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi adalah sebesar 37,91 %. Kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan siswa memiliki bentuk kesalahan yang berbeda-beda

Bentuk kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi Kota Tasikmalaya di antaranya adalah menggunakan tanda titik di akhir singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata yang ditulis dengan huruf kapital, menggunakan tanda titik sebelum kata penghubung untuk memisahkan anak kalimat yang mengiringi induk kalimatnya, menggunakan tanda titik untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat, menggunakan tanda titik di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, tidak menggunakan titik untuk memisahkan angka yang menunjukkan jam dan menit, menggunakan tanda titik untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya, dan tidak menggunakan tanda titik di akhir kalimat berita.

Letak kesalahan penggunaan tanda titik dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi adalah 9,42% terletak di tengah kalimat dan 90,58% kesalahannya terletak di akhir kalimat. Bentuk kesalahan penggunaan tanda titik paling banyak yang terletak di akhir kalimat adalah tidak menggunakan tanda titik di akhir kalimat berita.

Kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya adalah sebesar 69,37%. Jika dibandingkan, kesalahan penggunaan tanda koma lebih banyak daripada kesalahan penggunaan tanda titik.


(2)

Bentuk kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi Tasikmalaya di antaranya adalah tidak menggunakan tanda koma untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat yang bukan seruan atau tanya, tidak menggunakan tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, tidak menggunakan tanda koma untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dan atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperi Dik, Bu atau Mas dari kata lain yang terdapat dalam kalimat, menggunakan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat yang tidak mendahului induk kalimatnya, tidak menggunakan tanda koma sebelum kata dan pada penggabungan yang terdiri atas lebih dari dua unsur, tidak menggunakan tanda koma di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan, tidak menggunakan tanda koma untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan, dan sedangkan, tidak menggunakan tanda koma untuk mengapit keterangan tambahan yang terdapat di tengah kalimat, tidak menggunakan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya, dan menggunakan tanda koma di akhir kalimat berita.

Letak kesalahan penggunaan tanda koma dalam karangan narasi siswa kelas V SDN 3 Nagarawangi adalah sebesar 90,64 % terletak di tengah kalimat, sedangkan kesalahan tanda koma yang terletak di akhir kalimat adalah sebesar 9,36 %. Kesalahan penggunaan tanda koma yang paling banyak terletak di tengah kalimat. Bentuk kesalahan tersebut paling banyak adalah adalah tidak tidak menggunakan tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.

Faktor penyebab kesalahan penggunaan tanda baca titik dan koma dalam karangan narasi ssiwa kelas V SDN 3 Nagarawangi Kota Tasikmalaya, di antaranya adalah rendahnya minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran karangan yang terintegrasi dengan pembelajaran tanda baca, daya ingat siswa yang berbeda-beda sehingga banyak siswa yang lupa menggunakan tanda baca saat menulis karangan narasi, fasilitas atau sarana prasarana sekolah yang kurang memadai, lingkungan sekitar yang tidak kondusif untuk belajar, kaidah


(3)

penggunaan tanda koma yang terlalu banyak sehingga membingungkan siswa, waktu belajar yang tidak cukup sehingga terburu-buru, siswa belum bisa membedakan antara anak kalimat dengan induk kalimat, kebiasaan siswa yang tidak memperhatikan saat pembelajaran, kebiasaan siswa yang hanya mengerti saat belajar di dalam kelas saja, dan kurangnya tingkat ketelitian siswa.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang dapat dijadikan pedoman, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Aspek yang dievaluasi guru dalam karangan tidak hanya pada koherensi karangannya saja, tetapi aspek isi dan tingkat keterbacaan harus diperhatikan, seperti penggunaan tanda baca yang sesuai dengan Pedoman EYD.

2. Pembelajaran tanda baca, terutama tanda titik dan tanda koma harus diajarkan dan dibiasakan sedini mungkin sebagai dasar untuk meningkatkan keterampilan menulis bagi siswa.

3. Perlu adanya penggunaan model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan tanda baca.

4. Kekurangan dan kelemahan yang dirasakan peneliti dalam penelitian ini adalah dalam tahap analisis kesalahan penggunaan tanda baca, peneliti memenggal setiap kalimat sesuai dengan pemahaman makna yang dapat ditangkap oleh peneliti itu sendiri. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti melakukan konfirmasi ulang untuk mengetahui makna dari setiap kalimat yang akan dianalisis tanda bacanya dengan menugaskan siswa membaca kembali kalimat tersebut agar makna yang ingin disampaikan siswa selaku penulis sesuai dengan makna yang ditangkap oleh peneliti sebagai pembaca.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. & Supriyono, W. (2004). Psikologi belajar edisi revisi. Jakarta; Rineka Cipta.

Anggota IKAPI. (2009). Undang-undang sisdiknas sistem pendidikan nasional. Bandung: Fokus Media.

Arifin, E.Z. & Tasai, S.A. (2006). Cermat berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Cahyani, I. & Hodijah. (2007). Kemampuan berbahasa Indonesia di SD. Bandung: UPI PRESS.

Chaer, A. (2003). Psikolinguistik kajian teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.

Churiyah, Y. (2009). “Analisis tingkat pemahaman siswa Sekolah Dasar terhadap penggunaan ejaan”. Jurnal Pendidikan Dasar, (11), hlm. 3-7.

Dalyono, S. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Standar kompetensi dan kompetensi dasar SD/MI kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Hartati, T., Ernalis & Churiyah, Y. (2010). Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar kelas rendah. Bandung: UPI PRESS.

Hernawan, A.H., Asra & Dewi, L. (2010). Belajar dan pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS.


(5)

Indihadi, D., Zaenuddin, E. & Gusrayani, D. (2010). Pembinaan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Bandung: UPI PRESS.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Keraf, G. (1989). Komposisi. Ende – Flores: Nusa Indah.

. (2010). Argumentasi dan narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Kusmaningsih, D., dkk. (2013). Terampil berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi

Offset.

Margono, S. (2010). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Moleong, L.J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Nazar, Noerzisri A. (2006). Bahasa Indonesia dalam karangan ilmiah. Bandung: Humaniora.

Purwanto, M. (2007). Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas Republik Indonesia. (2004). Pedomaan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Bandung: Penerbit M2S Bandung.

Resmini, N., Churiyah, Y., & Sundori, N. (2010). Membaca dan menulis di SD teori dan pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.

Resmini, N. & Juanda, D. (2007). Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di kelas tinggi. Bandung: UPI PRESS.


(6)

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Zainurrahman. (2011). Menulis dari teori hingga praktik (penawar racun plagiarisme). Bandung: Alfabeta.


Dokumen yang terkait

Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Karangan Deskripsi Bahasa Mandarin pada Mahasiswa Program Sastra Cina FIB USU

20 159 81

KESALAHAN PENULISAN TANDA BACA SERTA PENULISAN ANGKA DAN LAMBANG BILANGAN PADA KARANGAN SISWA KELAS V SDN 1 SAWAHAN KECAMATAN JUWIRING KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 2 5

PENGGUNAAN TANDA BACA DALAM PARAGRAF NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 7 PENGGUNAAN TANDA BACA DALAM PARAGRAF NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 7 BANYUDONO, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 11

KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI 3 NAGARAWANGI.

2 8 28

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN SISWA KELAS V SDN SOROPADAN 108 LAWEYAN Analisis Penggunaan Kalimat Majemuk Dalam Karangan Siswa Kelas V SDN Soropadan 108 Laweyan.

0 5 15

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SDN KELANGGARAN UNYUR SERANG.

0 0 28

Peningkatan KemampuanMenggunakan Tanda Baca Titik, Koma, dan Titik Dua dalam Kalimat dengan Menggunakan Metode Latihan Siswa Kelas IV SDN Atananga | Nurmawati | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4113 13207 1 PB

0 0 15

Kesalahan dalam Penggunaan Tanda Baca da

0 1 5

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA DALAM KARANGAN NARASI DAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII MTsN 1 PARIGI

0 0 8

KESALAHAN PEMAKAIAN TANDA BACA PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI CUWELO II, SEMANU, GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007

0 2 170