PENGARUH PELAKSANAAN SUNSET POLICY TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA MEDAN BARAT, KPP PRATAMA MEDAN POLONIA DAN KPP PRATAMA MEDAN TIMUR.

(1)

PENGARUH PELAKSANAAN SUNSET POLICYTERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP

PRATAMA MEDAN BARAT, KPP PRATAMA MEDAN POLONIA DAN KPP PRATAMA

MEDAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH

LAYLAN SYAFINA NIM. 709330030

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Laylan Syafina, NIM. 709330030. Pengaruh Pelaksanaan Sunset Policy Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur. Skripsi Jurusan Akuntansi, Kekhususan Akuntansi Pemerintahan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, Tahun 2013.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah pelaksanaan sunset policy berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan sunset policy terhadap penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan penerimaan pajak penghasilan Orang Pribadi dan Badan KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur dari awal berdiri sampai dengan tahun 2008. Sampel dari penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling yang mengambil data laporan bulanan jumlah penerimaan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi danbadanpada periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2007 dengan periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2008. Data diolah dengan menggunakan bantuan software statistik SPSS 20. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Dan uji hipotesis menggunakan uji t berpasangan.

Hasil pengujian hipotesis yang menggunakan uji t berpasangan menyatakan bahwa terdapat pengaruh pelaksanaan sunset policy terhadap penerimaan Pajak Penghasilan pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitungnya yang lebih besar dari nilai t tabel (nilai t hitung didapat sebesar 2,412 untuk orang pribadi dan 2,158 untuk badan sedangkan t tabelnya sebesar 2,030).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh dari pelaksanaan sunset policy terhadap penerimaan pajak penghasilan pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur.


(5)

ii ABSTRACT

Laylan Syafina, NIM. 709330030. The Effect of implementation of the Sunset Policy On RevenueTax IncomeIn KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia and KPP Pratama Medan Timur. Thesis Departement of Accounting, Administration Majoring in Accounting, Faculty of Economics, State University of Medan, 2013.

The problem in this research is whether implementation of the sunset policy effect on tax revenue income in KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia and KPP Pratama Medan Timur. This research aims to know the effect of the implementation of the sunset policy on revenue tax incomeon KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia and KPP Pratama Medan Timur.

The population in this research is the entire revenue tax income report people personal and KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia and KPP Pratama Medan Timur from the beginning up until the year 2008. The sample of this research using a purposive sampling sampling technique that takes data monthly report the amount of income tax the taxpayer acceptance of people and agencies in the period January 2007 to December 2007 with the period January 2008 to December 2008. The Data was processed using SPSS statistics software can help. The test used in this study is the test of normality. And test hypotheses using a paired t test.

The results of testing a hypothesis using paired t test revealed that there was effect implementation of the sunset policy on revenue tax income in KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama KPP Pratama Medan Polonia and KPP Pratama Medan Timur. It can be seen from the calculated value of t greater than t table (the value t calculate earned 2,412 for the person and for the Agency while the 2,158 t table 2,030).

The conclusion this study is the effect of implementation of the sunset policy on revenue tax incomein KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia and KPP Pratama Medan Timur.


(6)

KATA PENGANTAR

Pertama sekali penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan anugerah-Nya penulis masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Sunset Policy Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur”. Penulisan skripsi ini merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi di Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua tercinta yaitu Zulsyam Daulay dan Irmayanti karena telah memberikan kasih sayang, dukungan serta bantuan moril maupun materil dan juga kepada abang yaitu Khairil Ahyar dan Syahrul Ramadhan yang selalu memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Bapak Prof. DR. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan dan juga selaku Pembimbing Akademik saya. 3. Bapak Drs. Thamrin, M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Drs. La Ane, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan dan juga selaku dosen Penguji Skripsi


(7)

iv

saya yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Hermansyah Sembiring, SE, M.Si, Ak selaku dosen Pembimbing Skripsi saya yang telah memberikan banyak sekali ilmu, pengetahuan, dan juga selalu meluangkan waktu dalam memberikan arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak OK. Sofyan Hidayat, SE, M.Si, Ak selaku dosen Penguji Skripsi saya yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Chandra Situmeang, SE, M.SM, Ak selaku Dosen Penguji Skripsi saya yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.

8. Para pimpinan, bapak H. Hajopan Bahri Ritonga, S.H dan seluruh Pegawai KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur yang telah membantu saya dalam memperoleh data penelitian.

9. Dosen pengajar dan staf karyawan jurusan Akuntansi Universitas Negeri Medan.

10. Sahabat saya dari awal kuliah sampai dengan akhir yaitu Ulpah Yani dan Dinda Anggita Lukha yang selalu ada untuk memberikan motivasi dan bantuan untuk terus semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Sahabat yang selalu ada sampai dengan sekarang yaitu Dila, Dyan, Dyar, Alfi, Elina, dan Karin terima kasih untuk semangatnya.


(8)

12. Sahabat sekaligus teman akrab yaitu Desfriza Dwi Lestari Barus yang sudah sangat banyak membantu, menghibur dan memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Sepupu-sepupu yang selalu ada dan membantu serta menghibur Kak Tiwi, Kak Meli, Rudi, Diki, Aini, dan Ulfah terima kasih untuk bantuannya. 14. Teman-teman sekalian Rifka, Rury, Fizah, Medi, Reza, Adra, Indah,

Fatma, Devi, Lisna, Fitri, Sinta, Juni, Sari Bunga, Sari Yunita serta semua anak AKP 09 lainnya yg tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih untuk segala bantuannya.

15. Dan juga kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.

Medan, Mei 2013 Penulis


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Tarif Pajak Orang Pribadi ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 26

3.1 Tabel Rumus Uji-t Berpasangan ... 35

4.1 Data Penerimaan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi ... 38

4.2 Data Penerimaan PPh Wajib Pajak Orang Badan ... 39

4.3 Hasil Uji Normalitas Data PPh Data PPh Pribadi ... 40

4.4 Hasil Uji Normalitas Data PPh Data PPh Badan ... 41

4.5 Hasil Perhitungan Uji-t Berpasangan Data PPh Orang Pribadi ... 42


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Tabulasi Data

LAMPIRAN II Hasil Output SPSS


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hal


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat dengan usaha pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan oleh suatu negara dengan mempergunakan sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh negara tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik secara materil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan pembangunan nasional tersebut maka dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber dana yang berasal dari dalam negeri. Salah satu sumber dana yang berasal dari dalam negeri adalah pajak.

Tidak ada satupun negara di dunia yang tidak mengenal istilah pajak. Bahkan bisa dibilang bahwa semua negara di dunia ini telah menerapakan sistem perpajakan di negaranya. Bagi Indonesia pajak merupakan penyumbang terbesar bagi sumber penerimaan negara. Ini didasarkan pada jumlah pembayar pajak dari tahun ke tahun bertambah banyak seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kesejahteraan rakyat. Pajak tersebut digunakan untuk pembiayaan umum dari segala kegiatan pemerintah.

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Soemitro dalam Mardiasmo, 2006: 1). Beberapa jenis pajak


(13)

2

yang diterapkan oleh pemerintah diantaranya, Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan sebagainya. Namun, dari beberapa jenis pajak yang ada, pajak penghasilan merupakan salah satu jenis pajak yang memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan dengan jenis pajak lainnya sehingga pemerintah mengandalkan pajak penghasilan sebagai tulang punggung penerimaan pajak.

Pemerintah telah menyempurnakan sistem perpajakan nasional untuk menggali penerimaan sektor pajak, yaitu dengan memberlakukan Undang-Undang Perpajakan yang baru, yang dikenal juga dengan Reformasi perpajakan. Reformasi perpajakan ini dilaksanakan pada tahun 1983 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1984 yang kemudian disempurnakan lagi pada tahun 2000.

Kebijaksanaan ini pada dasarnya melakukan perubahan pada sistem penerapan, sistem pemungutan, sistem sanksi, kemudahan dan kepastian hukum. Perbaikan sistem perpajakan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membayar pajak. Menurut Suratman (2009), tujuan utama dari reformasi perpajakan adalah untuk memenuhi tuntutan terhadap administrasi dan fasilitas perpajakan bagi pembayar pajak, dan dalam menekan biaya pengumpulan pajak serta mengurangi ruang untuk korupsi.

Selama ini Undang-Undang Perpajakan di Indonesia menggunakan self assessment system, dimana Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung, melaporkan dan membayar sendiri kewajiban pajaknya. Sistem ini diterapkan untuk menumbuhkan partisipasi Wajib Pajak yang besar diantaranya kesadaran, kejujuran dan tanggung jawab pada diri wajib pajak tersebut. Dengan sistem ini


(14)

3

diharapkan dapat menghilangkan pelaksanaan administrasi perpajakan yang berbelit-belit dan birokratis.

Self assessment system juga diharapkan dapat dapat menjadi sistem perpajakan yang ideal bagi Wajib Pajak karena Wajib Pajak dapat mengetahui secara pasti kewajiban perpajakannya, perhitungan besar pajaknya, dan penyelesaian segala urusan perpajakannya. Namun dalam pelaksanaan self assessment system ini disadari bahwa tidak semua Wajib Pajak memenuhi kewajibannya secara penuh.

Tidak semua Wajib Pajak melaporkan surat pemberitahuan (SPT) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga memungkinkan suatu kondisi dimana Wajib Pajak dapat melakukan tindakan manipulasi perhitungan pajak terutang maupun tindakan penghindaran pajak. Sehingga wajar saja tax ratio Indonesia masih sangat kecil, bahkan diantara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia termasuk dalam kategori rendah (Arisanti, 2010). Tax ratio merupakan perbandingan antara jumlah penerimaan pajak dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB) suatu negara.

Oleh karena itu perlu adanya terobosan untuk menggali potensi pajak baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Secara kuantitatif harus diupayakan agar jumlah Wajib Pajak terus bertambah, sedangkan secara kualitatif harus diarahkan untuk melakukan kontrol terhadap jumlah Wajib Pajak yang sudah terdaftar (mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak), apakah penghasilan yang dilaporkan merupakan penghasilan yang “sesungguhnya”, mengingat jumlah


(15)

4

Wajib Pajak yang telah terdaftar adalah termasuk juga Wajib Pajak yang melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) nya nihil.

Untuk mengatasi praktik penghindaran pajak yang disebabkan dari tidak adanya akses data Wajib Pajak serta sebagai upaya untuk melakukan terobosan khususnya dalam penggalian potensi perpajakan sebagaimana disebutkan di atas, maka Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2008 menetapkan kebijakan baru bagi Wajib Pajak. Dirjen Pajak memberikan kesempatan bagi Wajib Pajak untuk membetulkan pelaporan SPT tahunan atas pajak penghasilannya dan juga memberikan kelonggaran bagi masyarakat untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Kebijakan ini dikenal dengan nama sunset policy. Ketentuan Wajib Pajak yang dapat memanfaatkan sunset policy adalah sebagai berikut:

1. Orang Pribadi yang secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dalam tahun 2008 dan menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak 2007 dan tahun-tahun sebelumnya paling lambat tanggal 31 Maret 2009; 2. Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang dalam tahun 2008 membetulkan SPT Tahunan PPh untuk Tahun 2006 dan sebelumnya yang mengakibatkan pajak yang harus dibayar menjadi besar (Nugroho, 2010).

Wajib Pajak yang memanfaatkan fasilitas sunset policyini akan diberikan keringanan berupa dihapuskannya sanksi administrasi berupa bunga atas pajak yang tidak atau kurang bayar sebesar dua persen perbulan dari pada saat terhutang (Nugroho, 2010). Pada dasarnya sunset policy bertujuan untuk mendorong Wajib Pajak agar lebih jujur, konsisten, patuh, dan sukarela dalam melaksanakan kewajiban pajaknya, yang pada saat sebelumnya tidak sepenuhnya dilakukan oleh Wajib Pajak.


(16)

5

Peraturan perundangan dengan konsep sunset policyberlaku dalam periode waktu tertentu yaitu hanya pada tahun 2008 kemudian diperpanjang sampai dengan 28 Februari 2009, setelah itu peraturan ini tidak berlaku lagi. Pembatasan waktu ini harus dilakukan karena ada kemungkinan disalahgunakan. Apabila tidak diberikan batas waktu, justru dapat menyebabkan penurunan kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan catatan Dirjen Pajak, jumlah setoran pajak yang berhasil dihimpun selama 14 bulan pemberlakuan sunset policy adalah sebesar Rp7,46 triliun. Sementara itu, jumlah surat pemberitahuan (SPT) tahunan PPh yang disampaikan sebanyak 804.814 SPT. Adapun, penambahan jumlah wajib pajak baru sebesar 5,6 juta (Pajak Online, 2009).

Dari catatan Dirjen Pajak diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penambahan jumlah SPT tahunan PPh dan jumlah Wajib Pajak. Yang artinya sunset policy menambah jumlah setoran pajak terhadap negara. Sehingga dapat dikatakan bahwa sunset policy memberikan pengaruh yang positif terhadap penerimaan pajak penghasilan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Utami (2012). Utami (2012) melakukan penelitian tersebut pada KPP Pratama Medan Timur. Hasil dari penelitian Utami (2012) tersebut adalah terdapat perbedaan sebelum diberlakukannya sunset policy dengan sesudah diberlakukannya sunset policy dalam penerimaan Pajak Penghasilan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Utami (2012) adalah:

1. Penelitian ini meneliti pengaruh sebelum pelaksanaan sunset policy dengan sesudah pelaksanaan sunset policy dalam penerimaan PPh


(17)

6

sedangkan penelitian Utami (2012) mencari perbedaan sebelum diberlakukannya sunset policy dengan sesudah diberlakukannya sunset policydalam penerimaan PPh.

2. Penelitian ini dilakukan pada tahun yang berbeda, yaitu pada tahun 2007 dengan tahun 2008 sedangkan penelitian Utami (2012) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010.

3. Penelitian ini dilakukan pada objek yang berbeda, yaitu pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur sedangkan penelitian Utami (2012) hanya dilakukan pada KPP Pratama Medan Timur.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Pengaruh Pelaksanaan Sunset Policy Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Berapa banyak Wajib Pajak yang memanfaatkan fasilitas Sunset Policy pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur?


(18)

7

2. Apakah pelaksanaan Sunset Policy dapat berpengaruh terhadap penerimaan PPh pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur?

3. Apakah Sunset Policydapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur?

4. Apakah Sunset Policy dapat meningkatkan jumlah pembetulan SPT pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur?

5. Apakah Sunset Policy mempengaruhi kesadaran membayar pajak para Wajib Pajak?

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah penulis hanya meneliti pelaksanaan Sunset Policy dan pengaruhnya terhadap penerimaan PPh pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur. Penerimaan PPh yang diteliti dalam penelitian ini adalah PPh WP OP dan Badan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pelaksanaan sunset policy


(19)

8

berpengaruh terhadap penerimaan PPh pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan sunset policy terhadap penerimaan PPh pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi penulis, dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berharga dalam membuat karya tulis ilmiah.

2. Dalam bidang akademik semoga dapat dijadikan sebagai bahan referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai pengaruh sunset policy terhadap penerimaan pajak penghasilan.


(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh dari sesudah

pelaksanaan sunset policyterhadap penerimaan pajak penghasilan di KPP Pratama

Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur.

1.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Memperpanjang waktu penelitian sehingga data yang diambil dalam penelitian ini menjadi lebih baik.

2. Sunset Policy tidak perlu dilakukan terlalu sering karena akan mengurangi kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.


(1)

Wajib Pajak yang telah terdaftar adalah termasuk juga Wajib Pajak yang melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) nya nihil.

Untuk mengatasi praktik penghindaran pajak yang disebabkan dari tidak adanya akses data Wajib Pajak serta sebagai upaya untuk melakukan terobosan khususnya dalam penggalian potensi perpajakan sebagaimana disebutkan di atas, maka Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2008 menetapkan kebijakan baru bagi Wajib Pajak. Dirjen Pajak memberikan kesempatan bagi Wajib Pajak untuk membetulkan pelaporan SPT tahunan atas pajak penghasilannya dan juga memberikan kelonggaran bagi masyarakat untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Kebijakan ini dikenal dengan nama sunset policy. Ketentuan Wajib Pajak yang dapat memanfaatkan sunset policy adalah sebagai berikut:

1. Orang Pribadi yang secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dalam tahun 2008 dan menyampaikan SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak 2007 dan tahun-tahun sebelumnya paling lambat tanggal 31 Maret 2009; 2. Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan yang dalam tahun 2008 membetulkan SPT Tahunan PPh untuk Tahun 2006 dan sebelumnya yang mengakibatkan pajak yang harus dibayar menjadi besar (Nugroho, 2010).

Wajib Pajak yang memanfaatkan fasilitas sunset policyini akan diberikan keringanan berupa dihapuskannya sanksi administrasi berupa bunga atas pajak yang tidak atau kurang bayar sebesar dua persen perbulan dari pada saat terhutang (Nugroho, 2010). Pada dasarnya sunset policy bertujuan untuk mendorong Wajib Pajak agar lebih jujur, konsisten, patuh, dan sukarela dalam melaksanakan kewajiban pajaknya, yang pada saat sebelumnya tidak sepenuhnya dilakukan oleh Wajib Pajak.


(2)

Peraturan perundangan dengan konsep sunset policyberlaku dalam periode waktu tertentu yaitu hanya pada tahun 2008 kemudian diperpanjang sampai dengan 28 Februari 2009, setelah itu peraturan ini tidak berlaku lagi. Pembatasan waktu ini harus dilakukan karena ada kemungkinan disalahgunakan. Apabila tidak diberikan batas waktu, justru dapat menyebabkan penurunan kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan catatan Dirjen Pajak, jumlah setoran pajak yang berhasil dihimpun selama 14 bulan pemberlakuan sunset policy adalah sebesar Rp7,46 triliun. Sementara itu, jumlah surat pemberitahuan (SPT) tahunan PPh yang disampaikan sebanyak 804.814 SPT. Adapun, penambahan jumlah wajib pajak baru sebesar 5,6 juta (Pajak Online, 2009).

Dari catatan Dirjen Pajak diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat penambahan jumlah SPT tahunan PPh dan jumlah Wajib Pajak. Yang artinya sunset policy menambah jumlah setoran pajak terhadap negara. Sehingga dapat dikatakan bahwa sunset policy memberikan pengaruh yang positif terhadap penerimaan pajak penghasilan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Utami (2012). Utami (2012) melakukan penelitian tersebut pada KPP Pratama Medan Timur. Hasil dari penelitian Utami (2012) tersebut adalah terdapat perbedaan sebelum diberlakukannya sunset policy dengan sesudah diberlakukannya sunset policy dalam penerimaan Pajak Penghasilan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Utami (2012) adalah:

1. Penelitian ini meneliti pengaruh sebelum pelaksanaan sunset policy dengan sesudah pelaksanaan sunset policy dalam penerimaan PPh


(3)

sedangkan penelitian Utami (2012) mencari perbedaan sebelum diberlakukannya sunset policy dengan sesudah diberlakukannya sunset policydalam penerimaan PPh.

2. Penelitian ini dilakukan pada tahun yang berbeda, yaitu pada tahun 2007 dengan tahun 2008 sedangkan penelitian Utami (2012) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010.

3. Penelitian ini dilakukan pada objek yang berbeda, yaitu pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur sedangkan penelitian Utami (2012) hanya dilakukan pada KPP Pratama Medan Timur.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “ Pengaruh Pelaksanaan Sunset Policy Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Berapa banyak Wajib Pajak yang memanfaatkan fasilitas Sunset Policy pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur?


(4)

2. Apakah pelaksanaan Sunset Policy dapat berpengaruh terhadap penerimaan PPh pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur?

3. Apakah Sunset Policydapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur?

4. Apakah Sunset Policy dapat meningkatkan jumlah pembetulan SPT pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur?

5. Apakah Sunset Policy mempengaruhi kesadaran membayar pajak para Wajib Pajak?

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah penulis hanya meneliti pelaksanaan Sunset Policy dan pengaruhnya terhadap penerimaan PPh pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur. Penerimaan PPh yang diteliti dalam penelitian ini adalah PPh WP OP dan Badan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pelaksanaan sunset policy


(5)

berpengaruh terhadap penerimaan PPh pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan sunset policy terhadap penerimaan PPh pada KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Bagi penulis, dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berharga dalam membuat karya tulis ilmiah.

2. Dalam bidang akademik semoga dapat dijadikan sebagai bahan referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi mengenai pengaruh sunset policy terhadap penerimaan pajak penghasilan.


(6)

46 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh dari sesudah pelaksanaan sunset policyterhadap penerimaan pajak penghasilan di KPP Pratama Medan Barat, KPP Pratama Medan Polonia dan KPP Pratama Medan Timur.

1.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Memperpanjang waktu penelitian sehingga data yang diambil dalam penelitian ini menjadi lebih baik.

2. Sunset Policy tidak perlu dilakukan terlalu sering karena akan mengurangi kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.