PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII SEMESTER I MTS N 2 MEDAN T.P. 2012/2013.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII
SEMESTER I MTs N 2 MEDAN
T.P. 2012/2013
Oleh:
Fhitriani Harahap
NIM 408121051
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII
SEMESTER I MTs N 2 MEDAN
T.P 2012/2013
Fhitriani Harahap (Nim : 408121051)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok suhu
dan pengukuran kelas VII Semester I MTs Negeri 2 Medan T.P 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil yang terdiri dari 9 kelas berjumlah
360 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling
dengan mengambil 2 kelas dari 9 kelas secara acak yaitu kelas VII-5 sebagai kelas
eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas VII-6 sebagai
kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar siswa
dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal.
Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 34,875
dengan standar deviasi 11,17, dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 33,5 dengan
standar deviasi 11,99. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada
kelas eksperimen dengan Lhitung = 0,121 dan Ltabel = 0,1401, untuk kelas kontrol
dengan Lhitung = 0,0733 dan Ltabel = 0,1401, sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka
data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung =
1,15 dan Ftabel = 1,69, sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua tabel berasal dari
kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas
eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan
model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai, diperoleh postes
dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 70,375 dengan standar deviasi 11,67 dan
kelas kontrol 63,125 dengan standar deviasi 13,33. Rata-rata nilai keseluruhan
aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 60,92 termasuk kategori
aktif. Hasil uji t diperoleh thitung = 2,58 dan ttabel = 1,994 sehingga thitung > ttabel
(2,58 > 1,994) maka Ha diterima, dengan demikian diperoleh ada pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Inquiry Training pada materi pokok Suhu dan Pengukuran kelas VII Semester I
MTs Negeri 2 Medan T.P 2012/2013.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala
RahmatNya yang telah dikaruniakan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi pokok Suhu dan Pengukuran Kelas VII
Semester I MTs Negeri 2 Medan T.P. 2012/2013.” disusun untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Drs. J.B. Sinuraya, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dewi
Wulandari. S.Si, M.Si, , Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si, dan Ibu Dr.
Derlina, M.Si sebagai dosen penguji I, II, III yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku
dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
seluruh bapak dan ibu dosen serta staff pegawai jurusan Fisika yang telah banyak
membantu selama penyelesaian studi di UNIMED. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Nursalimi, M.Ag selaku kepala sekolah MTs Negeri 2
Medan, dan Ibu Elyani yang selalu mendukung penulis dalam penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda
tercinta Bapak Imran Rosidi Harahap dan Ibu Rosnidar Sitorus yang terus
memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak pernah henti, mereka
adalah sumber inspirasi, sumber semangat bagi penulis, dan saudara-saudara yang
penulis sayangi : Amir Hamzah Harahap, dan Miftahul Marhamah Harahap
beserta seluruh keluarga yang selalu memberi semangat serta doa kepada penulis.
Ucapan terimakasih juga kepada para sahabat-sahabatku
yaitu Meri, Nova,
Sonya, Nur, nia, tika, riri,erna, ridha dan juga rekan-rekan Fisika Dik B 08 yang
telah meluangkan waktu untuk membantu dan memberikan dorongan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis
ucapkan kepada semua orang yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2012
Penulis
Fhitriani Harahap
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII
SEMESTER I MTs N 2 MEDAN
T.P 2012/2013
Fhitriani Harahap (Nim : 408121051)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok suhu
dan pengukuran kelas VII Semester I MTs Negeri 2 Medan T.P 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil yang terdiri dari 9 kelas berjumlah
360 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling
dengan mengambil 2 kelas dari 9 kelas secara acak yaitu kelas VII-5 sebagai kelas
eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas VII-6 sebagai
kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar siswa
dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal.
Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 34,875
dengan standar deviasi 11,17, dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 33,5 dengan
standar deviasi 11,99. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada
kelas eksperimen dengan Lhitung = 0,121 dan Ltabel = 0,1401, untuk kelas kontrol
dengan Lhitung = 0,0733 dan Ltabel = 0,1401, sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka
data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung =
1,15 dan Ftabel = 1,69, sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua tabel berasal dari
kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas
eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan
model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai, diperoleh postes
dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 70,375 dengan standar deviasi 11,67 dan
kelas kontrol 63,125 dengan standar deviasi 13,33. Rata-rata nilai keseluruhan
aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 60,92 termasuk kategori
aktif. Hasil uji t diperoleh thitung = 2,58 dan ttabel = 1,994 sehingga thitung > ttabel
(2,58 > 1,994) maka Ha diterima, dengan demikian diperoleh ada pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Inquiry Training pada materi pokok Suhu dan Pengukuran kelas VII Semester I
MTs Negeri 2 Medan T.P 2012/2013.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
1
4
4
5
5
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar
2.1.3. Aktivitas-aktivitas Belajar
2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran
2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training
2.1.6. Pembelajaran Konvensional
2.1.7. Materi Pembelajaran Suhu dan Pengukuran
2.2.
Kerangka Konseptual
2.3.
Hipotesis
7
7
7
8
11
13
18
18
24
25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3.
Variabel Penelitian
3.4.
Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1. Jenis Penelitian
3.4.2. Desain Penelitian
3.5.
Prosedur Penelitian
3.6.
Instrumen Penelitian
3.6.1. Validitas Tes
3.6.1.1. Validitas Isi
3.6.1.2. Validitas Ramalan
26
26
26
26
26
27
27
27
27
29
32
32
32
vii
3.6.1.3.
3.6.1.4.
3.6.1.5.
3.7.
Reliabilitas Tes
Taraf Kesukaran Tes
Daya Pembeda
Teknik Analisa Data
33
34
35
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Deskripsi Data Penelitian
4.1.2
Analisis Data Instrumen
4.1.3
Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
4.1.4
Uji Persyaratan Analisis Data
4.1.4.1 Uji Normalitas
4.1.4.2 Uji Homogenitas
4.1.4.3. Hasil Pengujian Hipotesis
4.2.
Pembahasan
42
42
42
43
44
44
45
45
49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
52
52
DAFTAR PUSTAKA
53
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Termometer
19
Gambar 2.2
Termometer Klinis
23
Gambar 2.3
Termometer Ruangan
23
Gambar 2.4
Termometer Maksimum Minimum
24
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian
29
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Desain Pre Test-Postest Dua Kelompok
27
Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Hasil Belajar Fisika
30
Tabel 3.3 Kriteria Kemampuan Siswa
31
Tabel 4.1 Rata-rata nilai pretes dan postes kedua kelas
43
Tabel 4.2 Hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol
43
Tabel 4.3 Hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol
44
Tabel 4.4 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas
44
Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas
45
Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis
46
Tabel 4.7 Ringkasan hasil perhitungan uji t
46
Tabel 4.8 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen
47
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
RPP I
63
Lampiran 2
RPP II
64
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa 1
74
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa 2
75
Lampiran 5
Spesifikasi Tes Hasil Belajar
77
Lampiran 6
Tes Instrumen Penelitian
87
Lampiran 7
Kunci Jawaban
92
Lampiran 8
Data Uji Coba Instrumen
93
Lampiran 9
Perhitungan Uji Validitas Instrumen
95
Lampiran 10 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes
97
Lampiran 11 Analisis Butir Soal Kelompok Atas dan Bawah
98
Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
100
Lampiran 13 Perhitungan Daya Beda
101
Lampiran 14 Soal Pretest dan Postest
103
Lampiran 15 Kunci Jawaban
107
Lampiran 16 Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Eksperimen
108
Lampiran 17 Perhitungan Simpangan Baku Hasil Belajar Siswa kelas
Kelas Eksperimen dan Kontrol
110
Lampiran 18 Uji Normalitas Data
112
Lampiran 19 Uji Homogenitas
116
Lampiran 20 Uji Hipotesis
118
Lampiran 21 Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa
122
Lampiran 22 Lembar Observasi Aktivitas Siswa kelas Eksperimen
123
Lampiran 23 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
127
Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian
128
Lampiran 25 Tabel Harga Kritik dan r Product Moment
132
Lampiran 26 Tabel Wilayah Luas Bawah Kurva Normal 0 ke z
133
Lampiran 27 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F
134
Lampiran 28 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
ftar
136
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam
peristiwa belajar mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja,
tetapi berupa interaksi edukatif. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas
diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi. Otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka
pintar secara teoritik tetapi mereka miskin secara aplikasi ( Sanjaya 2008:1).
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta, fenomena
alam dan mekanisme yang terjadi di dalamnya. Lebih sederhananya dapat
dikatakan bahwa fisika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Apa yang
dialami, apa yang dilakukan, kenapa hal itu terjadi, dan mengapa demikian.
Banyak peserta didik keliru dalam memahami ilmu fisika dimana peserta didik
sering beranggapan bahwa fisika hanya penuh dengan rumus-rumus, dalil-dalil
yang membuat pusing.
Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara
sistematis dan terus menerus terhadap suatu gejala alam sehingga menghasilkan
produk tertentu. Maka dari itu, sudah selayaknya pembelajaran fisika di kelas
diselenggarakan sesuai esensi sains itu sendiri, yaitu mampu mengembangkan
2
produk, proses, serta sikap siswa secara seimbang. Bukan hanya itu, pembelajaran
sains harusnya merupakan suatu proses aktif.
Fisika merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara
sistematis sehingga IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar. Departemen Pendidikan Nasional (2008)
menyatakan bahwa pembelajaran fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di MTs Negeri 2 Medan
dengan melakukan wawancara kepada salah satu guru bidang studi Fisika
diperoleh data hasil belajar fisika pada tahun 2011/2012 yaitu nilai rata-rata 65
sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang akan dicapai adalah 73 ,sehingga
dapat dikatakan nilai rata-rata siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal
yang diharapkan.
Hasil observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran ditemukan
bahwa metode pembelajaran fisika yang diterapkan oleh guru fisika kelas VII di
MTs Negeri 2 Medan adalah ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi (terkadang).
Tetapi dominan digunakan metode ceramah yang membuat guru mendominasi
kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga siswa menjadi pasif. Guru dijadikan
sebagai satu-satunya sumber informasi sehingga pada akhirnya tujuan proses
pembelajaran konvensional adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk
melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak
mendengarkan, kegiatan pasif di kelas akan dapat menimbulkan kejenuhan bagi
3
peserta didik. Sehingga peserta didik menjadi kurang tertarik pada materi
pembelajaran tersebut.
Banyak siswa sekolah menengah pertama yang beranggapan bahwa fisika
tergolong pelajaran yang sulit, kurang menarik dan membosankan. Hasil
observasi yang dilakukan di MTs Negeri 2 Medan dengan menyebarkan angket
pada siswa kelas VII-4 , pada tanggal 9 Februari 2012 bahwa 64 % dari siswa
menganggap fisika itu pelajaran yang sulit, membosankan dan membingungkan.
Hal ini disebabkan karena pelajaran fisika disajikan dalam bentuk yang monoton
dan terkesan sulit dan dipenuhi rumus-rumus. Sebenarnya fisika merupakan ilmu
yang menarik, karena semua gejala yang terjadi di alam berkaitan dengan fisika.
Menurut Trianto (2007 : 1), “Rendahnya hasil belajar disebabkan proses
pembelajaran
yang
didominasi
oleh
pembelajaran
konvensional”.
Pada
pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa
menjadi pasif. Siswa tidak memiliki keterlibatan untuk menemukan dan
merumuskan sendiri informasi sebagai bahan pengajaran. Selain itu, siswa hanya
menggantungkan pengalaman belajarnya pada guru dan tidak memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meyelesaikan masalahmasalah diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training
dalam pengajaran fisika. Menurut Joyce (2009: 201), model pembelajaran inquiry
training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah
melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam
periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan
displin dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk
mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin
tahunya.
Dari hasil penelitian sebelumnya Rostina harahap (2009) diperoleh nilai
rata-rata pretes 36,00 setelah diberi perlakuan yaitu dengan model pembelajaran
inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 77,40,
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton Kelas VIII di SMP Negeri 6
4
Medan T.P. 2009/2010”. Dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratni Sirait
(2010) menunjukkan bahwa: hasil belajar siswa kelas dengan menggunakan
model pembelajaran inquiry training memiliki rata – rata 6,29 dan hasil belajar
siswa kelas dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki
rata – rata 5,64. Menurut Ratni, (2010 : 42 ) hasil penelitian ini memiliki pengaruh
signifikan terhadap hasil belajar yang diberi model pembelajaran inquiry training
pada pelajaran fisika.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pengukuran
Kelas VII Semester I MTs Negeri 2 Medan T. P 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, masalah dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa masih rendah
2. Model pembelajaran yang kurang bervariasi
3.
Proses pembelajaran yang kurang menarik
4. Siswa tidak tertarik untuk belajar fisika dan menganggap bahwa fisika
merupakan mata pelajaran yang sulit.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan maka masalahnya dalam
penelitian ini dibatasi hanya pada masalah berikut :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII MTs Negeri 2 Medan T.P
2012/2013.
2. Materi pelajaran fisika kelas VII Semester I di MTs Negeri 2 Medan hanya
pada Suhu dan Pengukuran.
3. Menerapkan model pembelajaran inquiry Training di kelas eksperimen.
5
1.4. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2
Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013 dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training?
2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil
belajar siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2 Medan pada materi pokok
Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013 ?
3. Bagaimanakah aktivitas yang dilakukan siswa kelas VII Semester I di MTs
Negeri 2 Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013
selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
inquiry training?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2
Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013 dengan
menerapkan model pembelajaran inquiry training.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap
hasil belajar siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2 Medan pada materi
pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar yang dilakukan siswa kelas VII Semester
I di MTs Negeri 2 Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P
2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training .
6
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat sebagai :
1. Menambah pengetahuan penulis terhadap model pembelajaran inquiry
training yang dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran demi
meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika dalam memilih model
pembelajaran yang menyediakan berbagai pengalaman belajar.
3. Bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa dengan
menerapkan model pembelajaran inquiry
training pada materi suhu dan pengukuran di kelas VII Semester I MTs
Negeri 2 Medan T.P 2012/2013 memilki nilai rata-rata adalah 70,375
dengan kategori baik.
2. Penelitian dilakukan di dua kelas yaitu satu sebagai kelas eksperimen dan
yang lain sebagai kelas kontrol. Sebelum diberikan pembelajaran yang
berbeda kepada masing-masing kelas terlebih dahulu dilakukan tes awal
(pretes) untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah diketahui
bagaimana kemampuan awal para siswa dilakukan pembelajaran yang
berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model
pembelajaran Inquiry Training dan kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai postes siswa
yang diajarkan dengan model pembelajaran Inquiry Training (kelas
eksperimen) adalah sebesar 70,375. Sedangkan siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol) diperoleh ratarata nilai postes sebesar 63,125. Ini membuktikan hasil belajar siswa yang
mengunakan model pembelajaran inquiry training lebih tinggi dari pada
pembelajaran konvensional dengan thitung > ttabel = 2,58 > 1,994 (α = 0,05).
3. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training diperoleh nilai 67,38
dengan kategori aktif.
52
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka
penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara
lain:
1. Penerapan model pembelajaran inquiry training ini didasarkan atas
kelebihannya yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif dan
aspek psikmotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model
ini dianggap lebih bermakna. Selama pelaksanaan penelitian diperoleh
bahwa model pembelajaran inquiry training menguntungkan karena
memberi peluang yang sama kepada semua siswa, baik siswa yang
memiliki kemampuan rendah, sedang ataupun tinggi untuk berhasil. Oleh
sebab itu disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan
model ini dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Pada Fase II dan III memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak, bagi
peneliti yang ingin menggunakan model pembelajaran Inquiry Training ini
hendaknya membuat perencanaan yang lebih baik pada pengorganisasian
kelompok, sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok cukup 3-4
orang saja agar semua aktif dalam melakukan praktikum.
53
DAFTAR PUSTAKA
Sirait, R.,(2010), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII
Semester I MTs N 3 Medan T.P 2010/2011., Skripsi, FMIPA Universitas
Negeri Medan.
Anurrahman.,(2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta Bandung
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Dimyati, dkk., (2006),Belajar Dan Pembelajaran , Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B, dkk., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Gulo, W., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta.
Hamalik,O., (2006),Proses Belajar Mengajar , Bumi Aksara, Jakarta.
Joyce,B.; Weil,M. & Calhoun, E. (2009), Model-Model Pembelajaran, Edisi
Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Sardiman, (2006), Interaksi Belajar Mengajar, Grafindo persada, Jakarta
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Trianto.,
(2007),
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi
Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.
Wasis, sugeng yuli irianto.,(2008), Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Smp / Mts
Kelas VII, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Winarsih,dkk.,(2008), IPA Terpadu Untuk Smp / Mts Kelas VII, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII
SEMESTER I MTs N 2 MEDAN
T.P. 2012/2013
Oleh:
Fhitriani Harahap
NIM 408121051
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII
SEMESTER I MTs N 2 MEDAN
T.P 2012/2013
Fhitriani Harahap (Nim : 408121051)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok suhu
dan pengukuran kelas VII Semester I MTs Negeri 2 Medan T.P 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil yang terdiri dari 9 kelas berjumlah
360 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling
dengan mengambil 2 kelas dari 9 kelas secara acak yaitu kelas VII-5 sebagai kelas
eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas VII-6 sebagai
kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar siswa
dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal.
Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 34,875
dengan standar deviasi 11,17, dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 33,5 dengan
standar deviasi 11,99. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada
kelas eksperimen dengan Lhitung = 0,121 dan Ltabel = 0,1401, untuk kelas kontrol
dengan Lhitung = 0,0733 dan Ltabel = 0,1401, sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka
data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung =
1,15 dan Ftabel = 1,69, sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua tabel berasal dari
kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas
eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan
model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai, diperoleh postes
dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 70,375 dengan standar deviasi 11,67 dan
kelas kontrol 63,125 dengan standar deviasi 13,33. Rata-rata nilai keseluruhan
aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 60,92 termasuk kategori
aktif. Hasil uji t diperoleh thitung = 2,58 dan ttabel = 1,994 sehingga thitung > ttabel
(2,58 > 1,994) maka Ha diterima, dengan demikian diperoleh ada pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Inquiry Training pada materi pokok Suhu dan Pengukuran kelas VII Semester I
MTs Negeri 2 Medan T.P 2012/2013.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala
RahmatNya yang telah dikaruniakan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi pokok Suhu dan Pengukuran Kelas VII
Semester I MTs Negeri 2 Medan T.P. 2012/2013.” disusun untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Drs. J.B. Sinuraya, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dewi
Wulandari. S.Si, M.Si, , Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si, dan Ibu Dr.
Derlina, M.Si sebagai dosen penguji I, II, III yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si selaku
dosen pembimbing akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
seluruh bapak dan ibu dosen serta staff pegawai jurusan Fisika yang telah banyak
membantu selama penyelesaian studi di UNIMED. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Ibu Nursalimi, M.Ag selaku kepala sekolah MTs Negeri 2
Medan, dan Ibu Elyani yang selalu mendukung penulis dalam penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda
tercinta Bapak Imran Rosidi Harahap dan Ibu Rosnidar Sitorus yang terus
memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak pernah henti, mereka
adalah sumber inspirasi, sumber semangat bagi penulis, dan saudara-saudara yang
penulis sayangi : Amir Hamzah Harahap, dan Miftahul Marhamah Harahap
beserta seluruh keluarga yang selalu memberi semangat serta doa kepada penulis.
Ucapan terimakasih juga kepada para sahabat-sahabatku
yaitu Meri, Nova,
Sonya, Nur, nia, tika, riri,erna, ridha dan juga rekan-rekan Fisika Dik B 08 yang
telah meluangkan waktu untuk membantu dan memberikan dorongan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis
ucapkan kepada semua orang yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2012
Penulis
Fhitriani Harahap
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK SUHU DAN PENGUKURAN KELAS VII
SEMESTER I MTs N 2 MEDAN
T.P 2012/2013
Fhitriani Harahap (Nim : 408121051)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok suhu
dan pengukuran kelas VII Semester I MTs Negeri 2 Medan T.P 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil yang terdiri dari 9 kelas berjumlah
360 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling
dengan mengambil 2 kelas dari 9 kelas secara acak yaitu kelas VII-5 sebagai kelas
eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas VII-6 sebagai
kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar siswa
dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal.
Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 34,875
dengan standar deviasi 11,17, dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 33,5 dengan
standar deviasi 11,99. Pada pengujian normalitas untuk pretes diperoleh pada
kelas eksperimen dengan Lhitung = 0,121 dan Ltabel = 0,1401, untuk kelas kontrol
dengan Lhitung = 0,0733 dan Ltabel = 0,1401, sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka
data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas diperoleh Fhitung =
1,15 dan Ftabel = 1,69, sehingga Fhitung < Ftabel, maka kedua tabel berasal dari
kelompok yang homogen. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas
eksperimen dengan model pembelajaran inquiry training dan kelas kontrol dengan
model pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai, diperoleh postes
dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 70,375 dengan standar deviasi 11,67 dan
kelas kontrol 63,125 dengan standar deviasi 13,33. Rata-rata nilai keseluruhan
aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 60,92 termasuk kategori
aktif. Hasil uji t diperoleh thitung = 2,58 dan ttabel = 1,994 sehingga thitung > ttabel
(2,58 > 1,994) maka Ha diterima, dengan demikian diperoleh ada pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Inquiry Training pada materi pokok Suhu dan Pengukuran kelas VII Semester I
MTs Negeri 2 Medan T.P 2012/2013.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
1
4
4
5
5
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Pengertian Hasil Belajar
2.1.3. Aktivitas-aktivitas Belajar
2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran
2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training
2.1.6. Pembelajaran Konvensional
2.1.7. Materi Pembelajaran Suhu dan Pengukuran
2.2.
Kerangka Konseptual
2.3.
Hipotesis
7
7
7
8
11
13
18
18
24
25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3.
Variabel Penelitian
3.4.
Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1. Jenis Penelitian
3.4.2. Desain Penelitian
3.5.
Prosedur Penelitian
3.6.
Instrumen Penelitian
3.6.1. Validitas Tes
3.6.1.1. Validitas Isi
3.6.1.2. Validitas Ramalan
26
26
26
26
26
27
27
27
27
29
32
32
32
vii
3.6.1.3.
3.6.1.4.
3.6.1.5.
3.7.
Reliabilitas Tes
Taraf Kesukaran Tes
Daya Pembeda
Teknik Analisa Data
33
34
35
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Deskripsi Data Penelitian
4.1.2
Analisis Data Instrumen
4.1.3
Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
4.1.4
Uji Persyaratan Analisis Data
4.1.4.1 Uji Normalitas
4.1.4.2 Uji Homogenitas
4.1.4.3. Hasil Pengujian Hipotesis
4.2.
Pembahasan
42
42
42
43
44
44
45
45
49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
52
52
DAFTAR PUSTAKA
53
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Termometer
19
Gambar 2.2
Termometer Klinis
23
Gambar 2.3
Termometer Ruangan
23
Gambar 2.4
Termometer Maksimum Minimum
24
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian
29
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Desain Pre Test-Postest Dua Kelompok
27
Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Hasil Belajar Fisika
30
Tabel 3.3 Kriteria Kemampuan Siswa
31
Tabel 4.1 Rata-rata nilai pretes dan postes kedua kelas
43
Tabel 4.2 Hasil pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol
43
Tabel 4.3 Hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol
44
Tabel 4.4 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas
44
Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas
45
Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis
46
Tabel 4.7 Ringkasan hasil perhitungan uji t
46
Tabel 4.8 Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen
47
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
RPP I
63
Lampiran 2
RPP II
64
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa 1
74
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa 2
75
Lampiran 5
Spesifikasi Tes Hasil Belajar
77
Lampiran 6
Tes Instrumen Penelitian
87
Lampiran 7
Kunci Jawaban
92
Lampiran 8
Data Uji Coba Instrumen
93
Lampiran 9
Perhitungan Uji Validitas Instrumen
95
Lampiran 10 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes
97
Lampiran 11 Analisis Butir Soal Kelompok Atas dan Bawah
98
Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
100
Lampiran 13 Perhitungan Daya Beda
101
Lampiran 14 Soal Pretest dan Postest
103
Lampiran 15 Kunci Jawaban
107
Lampiran 16 Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol dan Eksperimen
108
Lampiran 17 Perhitungan Simpangan Baku Hasil Belajar Siswa kelas
Kelas Eksperimen dan Kontrol
110
Lampiran 18 Uji Normalitas Data
112
Lampiran 19 Uji Homogenitas
116
Lampiran 20 Uji Hipotesis
118
Lampiran 21 Deskriptor Aktivitas Belajar Siswa
122
Lampiran 22 Lembar Observasi Aktivitas Siswa kelas Eksperimen
123
Lampiran 23 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
127
Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian
128
Lampiran 25 Tabel Harga Kritik dan r Product Moment
132
Lampiran 26 Tabel Wilayah Luas Bawah Kurva Normal 0 ke z
133
Lampiran 27 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F
134
Lampiran 28 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
ftar
136
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses kegiatan belajar mengajar disekolah merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam
peristiwa belajar mengajar tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja,
tetapi berupa interaksi edukatif. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas
diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi. Otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka
pintar secara teoritik tetapi mereka miskin secara aplikasi ( Sanjaya 2008:1).
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta, fenomena
alam dan mekanisme yang terjadi di dalamnya. Lebih sederhananya dapat
dikatakan bahwa fisika erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Apa yang
dialami, apa yang dilakukan, kenapa hal itu terjadi, dan mengapa demikian.
Banyak peserta didik keliru dalam memahami ilmu fisika dimana peserta didik
sering beranggapan bahwa fisika hanya penuh dengan rumus-rumus, dalil-dalil
yang membuat pusing.
Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara
sistematis dan terus menerus terhadap suatu gejala alam sehingga menghasilkan
produk tertentu. Maka dari itu, sudah selayaknya pembelajaran fisika di kelas
diselenggarakan sesuai esensi sains itu sendiri, yaitu mampu mengembangkan
2
produk, proses, serta sikap siswa secara seimbang. Bukan hanya itu, pembelajaran
sains harusnya merupakan suatu proses aktif.
Fisika merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara
sistematis sehingga IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar. Departemen Pendidikan Nasional (2008)
menyatakan bahwa pembelajaran fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di MTs Negeri 2 Medan
dengan melakukan wawancara kepada salah satu guru bidang studi Fisika
diperoleh data hasil belajar fisika pada tahun 2011/2012 yaitu nilai rata-rata 65
sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang akan dicapai adalah 73 ,sehingga
dapat dikatakan nilai rata-rata siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal
yang diharapkan.
Hasil observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran ditemukan
bahwa metode pembelajaran fisika yang diterapkan oleh guru fisika kelas VII di
MTs Negeri 2 Medan adalah ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi (terkadang).
Tetapi dominan digunakan metode ceramah yang membuat guru mendominasi
kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga siswa menjadi pasif. Guru dijadikan
sebagai satu-satunya sumber informasi sehingga pada akhirnya tujuan proses
pembelajaran konvensional adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk
melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak
mendengarkan, kegiatan pasif di kelas akan dapat menimbulkan kejenuhan bagi
3
peserta didik. Sehingga peserta didik menjadi kurang tertarik pada materi
pembelajaran tersebut.
Banyak siswa sekolah menengah pertama yang beranggapan bahwa fisika
tergolong pelajaran yang sulit, kurang menarik dan membosankan. Hasil
observasi yang dilakukan di MTs Negeri 2 Medan dengan menyebarkan angket
pada siswa kelas VII-4 , pada tanggal 9 Februari 2012 bahwa 64 % dari siswa
menganggap fisika itu pelajaran yang sulit, membosankan dan membingungkan.
Hal ini disebabkan karena pelajaran fisika disajikan dalam bentuk yang monoton
dan terkesan sulit dan dipenuhi rumus-rumus. Sebenarnya fisika merupakan ilmu
yang menarik, karena semua gejala yang terjadi di alam berkaitan dengan fisika.
Menurut Trianto (2007 : 1), “Rendahnya hasil belajar disebabkan proses
pembelajaran
yang
didominasi
oleh
pembelajaran
konvensional”.
Pada
pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa
menjadi pasif. Siswa tidak memiliki keterlibatan untuk menemukan dan
merumuskan sendiri informasi sebagai bahan pengajaran. Selain itu, siswa hanya
menggantungkan pengalaman belajarnya pada guru dan tidak memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meyelesaikan masalahmasalah diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training
dalam pengajaran fisika. Menurut Joyce (2009: 201), model pembelajaran inquiry
training dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah
melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam
periode waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan
displin dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk
mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin
tahunya.
Dari hasil penelitian sebelumnya Rostina harahap (2009) diperoleh nilai
rata-rata pretes 36,00 setelah diberi perlakuan yaitu dengan model pembelajaran
inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 77,40,
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton Kelas VIII di SMP Negeri 6
4
Medan T.P. 2009/2010”. Dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratni Sirait
(2010) menunjukkan bahwa: hasil belajar siswa kelas dengan menggunakan
model pembelajaran inquiry training memiliki rata – rata 6,29 dan hasil belajar
siswa kelas dengan menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki
rata – rata 5,64. Menurut Ratni, (2010 : 42 ) hasil penelitian ini memiliki pengaruh
signifikan terhadap hasil belajar yang diberi model pembelajaran inquiry training
pada pelajaran fisika.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pengukuran
Kelas VII Semester I MTs Negeri 2 Medan T. P 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, masalah dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa masih rendah
2. Model pembelajaran yang kurang bervariasi
3.
Proses pembelajaran yang kurang menarik
4. Siswa tidak tertarik untuk belajar fisika dan menganggap bahwa fisika
merupakan mata pelajaran yang sulit.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan maka masalahnya dalam
penelitian ini dibatasi hanya pada masalah berikut :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII MTs Negeri 2 Medan T.P
2012/2013.
2. Materi pelajaran fisika kelas VII Semester I di MTs Negeri 2 Medan hanya
pada Suhu dan Pengukuran.
3. Menerapkan model pembelajaran inquiry Training di kelas eksperimen.
5
1.4. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2
Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013 dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training?
2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil
belajar siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2 Medan pada materi pokok
Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013 ?
3. Bagaimanakah aktivitas yang dilakukan siswa kelas VII Semester I di MTs
Negeri 2 Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013
selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
inquiry training?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2
Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013 dengan
menerapkan model pembelajaran inquiry training.
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap
hasil belajar siswa kelas VII Semester I di MTs Negeri 2 Medan pada materi
pokok Suhu dan Pengukuran T.P 2012/2013
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar yang dilakukan siswa kelas VII Semester
I di MTs Negeri 2 Medan pada materi pokok Suhu dan Pengukuran T.P
2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training .
6
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat sebagai :
1. Menambah pengetahuan penulis terhadap model pembelajaran inquiry
training yang dapat digunakan nantinya dalam proses pembelajaran demi
meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru fisika dalam memilih model
pembelajaran yang menyediakan berbagai pengalaman belajar.
3. Bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa dengan
menerapkan model pembelajaran inquiry
training pada materi suhu dan pengukuran di kelas VII Semester I MTs
Negeri 2 Medan T.P 2012/2013 memilki nilai rata-rata adalah 70,375
dengan kategori baik.
2. Penelitian dilakukan di dua kelas yaitu satu sebagai kelas eksperimen dan
yang lain sebagai kelas kontrol. Sebelum diberikan pembelajaran yang
berbeda kepada masing-masing kelas terlebih dahulu dilakukan tes awal
(pretes) untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah diketahui
bagaimana kemampuan awal para siswa dilakukan pembelajaran yang
berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model
pembelajaran Inquiry Training dan kelas kontrol dengan pembelajaran
konvensional. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai postes siswa
yang diajarkan dengan model pembelajaran Inquiry Training (kelas
eksperimen) adalah sebesar 70,375. Sedangkan siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran konvensional (kelas kontrol) diperoleh ratarata nilai postes sebesar 63,125. Ini membuktikan hasil belajar siswa yang
mengunakan model pembelajaran inquiry training lebih tinggi dari pada
pembelajaran konvensional dengan thitung > ttabel = 2,58 > 1,994 (α = 0,05).
3. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training diperoleh nilai 67,38
dengan kategori aktif.
52
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka
penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa antara
lain:
1. Penerapan model pembelajaran inquiry training ini didasarkan atas
kelebihannya yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif dan
aspek psikmotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui model
ini dianggap lebih bermakna. Selama pelaksanaan penelitian diperoleh
bahwa model pembelajaran inquiry training menguntungkan karena
memberi peluang yang sama kepada semua siswa, baik siswa yang
memiliki kemampuan rendah, sedang ataupun tinggi untuk berhasil. Oleh
sebab itu disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan
model ini dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Pada Fase II dan III memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak, bagi
peneliti yang ingin menggunakan model pembelajaran Inquiry Training ini
hendaknya membuat perencanaan yang lebih baik pada pengorganisasian
kelompok, sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok cukup 3-4
orang saja agar semua aktif dalam melakukan praktikum.
53
DAFTAR PUSTAKA
Sirait, R.,(2010), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII
Semester I MTs N 3 Medan T.P 2010/2011., Skripsi, FMIPA Universitas
Negeri Medan.
Anurrahman.,(2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung Alfabeta Bandung
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Dimyati, dkk., (2006),Belajar Dan Pembelajaran , Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B, dkk., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Gulo, W., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta.
Hamalik,O., (2006),Proses Belajar Mengajar , Bumi Aksara, Jakarta.
Joyce,B.; Weil,M. & Calhoun, E. (2009), Model-Model Pembelajaran, Edisi
Delapan, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Sardiman, (2006), Interaksi Belajar Mengajar, Grafindo persada, Jakarta
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Trianto.,
(2007),
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi
Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.
Wasis, sugeng yuli irianto.,(2008), Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Smp / Mts
Kelas VII, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Winarsih,dkk.,(2008), IPA Terpadu Untuk Smp / Mts Kelas VII, Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta