Perbandingan Efek Ekstrak Ethanol Flaxseed (Linum usitatissinum) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) pada Tikus Wistar Jantan (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGAN EKSTRAK ETHANOL FLAXSEED (Linum usitatissinum) DAN SIMVASTATIN TERHADAP KADAR

KOLESTEROL LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) PADA TIKUS WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI

PAKAN TINGGI LEMAK

Krisnha Murti Sutantyo, 2015; Pembimbing I : Decky Gunawan, dr., M.Kes., AIFO.

Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr., Sp. PK., M.Kes.

Perubahan pola makan dan gaya hidup pada saat ini mengakibatkan insidensi dislipidemia meningkat. Terapi farmakologis lini pertama untuk mengobati kelainan metabolisme lipid adalah Simvastatin namun memiliki efek samping, sehingga perlu dicari bahan alternatif yang lebih alami, misalnya omega-3. Sumber omega-3 yang diketahui oleh masyarakat luas adalah minyak ikan. Ikan sebagai bahan pokok pembuatan minyak ikan banyak yang telah terkontaminasi oleh logam berat (metil merkuri). Flaxseed merupakan sumber omega-3 nabati dapat digunakan sebagai alternatif pengganti omega-3 hewani.

Tujuan penelitian adalah membandingkan efek penurunan kadar LDL flaxeed dengan simvastatin pada tikus yang diberi pakan tinggi lemak.

Desain penelitian laboratorium eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sebanyak 33 ekor tikus Rattus norvegicus jantan terbagi dalam 3 kelompok perlakuan (n=33, r=11) berturut-turut kelompok tersebut yaitu kelompok 1 (ekstrak flaxseed + pakan tinggi lemak), kelompok 2 (Simvastatin + pakan tinggi lemak), dan kelompok 3 (hanya pakan tinggi lemak). Data yang diukur adalah kadar LDL setelah diberi 3 perlakuan yang berbeda selama 2 minggu. Pengukuran kadar kolesterol LDL secara automatik, menggunakan metode enzimatis CHOP-PAP yang diukur secara spektrofotometer dengan alat Cobas C311. Analisis data dengan ANAVA yang dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD. Kemaknaan berdasarkan nilai p<0,05, menggunakan program SPSS.

Hasil penelitian kadar LDL antara kelompok 1 dan 2 menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01).

Simpulan penelitian adalah kadar LDL setelah pemberian flaxseed tidak sama dengan setelah pemberian simvastatin pada tikus yang diinduksi pakan tinggi lemak.


(2)

ABSTRACT

THE COMPARISON OF FLAXSEED (Linum usitatissinum) ON LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) CHOLESTEROL LEVEL IN MALE WISTAR

RATS (Rattus norvegicus) INDUCED WITH HIGH-FAT DIET Krisnha Murti Sutantyo, 2015; Tutor 1 : Decky Gunawan, dr., M.Kes., AIFO.

Tutor 2 : Adrian Suhendra, dr., Sp. PK., M.Kes.

Current change in food and lifestyle pattern has caused the incidence of dyslipidemia to increase. First line pharmacological therapy to treat lipid metabolism disorder is Simvastatin, but it comes with side effects, so it is needed to find another more natural alternative means, such as Omega-3. Omega-3 source known widespread by society is fish oil. Fish as the source of fish oil has been contaminated by heavy metal (methyl mercury). Flaxseed is the source of plant-derived Omega-3 that can be used to replace animal-derived Omega-3. The objective of this study was to compare the lowering effect of LDL level possessed by flaxseed and Simvastatin on mice induced with high-fat diet.

This study was true laboratory experiment with completely randomized design. As many as thirty-three male rats (Rattus norvegicus) divided into three treatment groups (n=33, r=11) each group respectively were group 1 (flaxseed extract + high fat diet), group 2 (Simvastatin + high fat diet), and group 3 (just high fat diet). The experimental data was LDL level after treated with three different treatment for two weeks. Measurement of LDL cholesterol levels automaticall, using enzymatic CHOP-PAP spectrophotometer that measured with a Cobas C311. Data was analyzed with ANOVA continued with LSD Post Hoc test. Significance based on, using SPSS programme α = 0,05.

Results of this study is LDL level between group 1 and 2 show highly-significant difference (p<0.01).

The conclusion for this study is LDL level after administration of flaxseed is not the same with after administration of Simvastatin on rats induced with high-fat diet.


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3

1.5Kerangka Pemikiran ... 3

1.6Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Lipid ... 5

2.1.1 Klasifikasi Lipid ... 5

2.1.2 Asam Lemak Jenuh dan Tidak Jenuh ... 6

2.1.3 Lipoprotein ... 7

2.1.3.1Metabolisme Lipoprotein ... 9

2.1.3.2Transport Lipoprotein ... 12


(4)

2.2.2 Pengaruh Kolesterol Terendositosis pada Keseimbangan

Kolesterol Seluler ... 17

2.2.3 Penyerapan dari LDL yang Termodifikasi-Kimia oleh macrophage scavenger receptor ... 18

2.3Profil Lipid Rattus norvegicus ... 19

2.4Simvastatin ... 20

2.4.1 Farmakodinamik Simvastatin ... 21

2.4.2 Efek Samping Simvastatin ... 21

2.5Flaxseed... 21

2.5.1 Omega-3 ... 24

2.5.2 Serat... 26

2.5.3 Lignan ... 27

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 29

3.1.1 Alat Penelitian ... 29

3.1.2 Bahan Penelitian... 29

3.1.3 Subjek Penelitian ... 30

3.1.4 Ukuran Sampel ... 30

3.2Metode Penelitian... 31

3.2.1 Desain Penelitian ... 31

3.2.2 Data yang Diukur ... 31

3.2.3 Analisis Data ... 31

3.3Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32

3.3.1 Persiapan Bahan Uji ... 32

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 32

3.4Persiapan dan Prosedur Penelitian ... 33

3.4.1 Persiapan Penelitian ... 33

3.4.2 Persiapan Bahan Pakan Tinggi Lemak ... 33


(5)

3.4.4 Prosedur Penelitian... 34

3.4.5 Metode Pengambilan Serum ... 35

3.4.6 Prosedur Pengolahan Serum ... 36

3.5Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.6Metode Analisis Data ... 36

3.6.1 Hipotesis Statistik ... 36

3.6.2 Kriteria Uji ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 38

4.1.1 Sebelum Perlakuan ... 38

4.1.2 Sesudah Perlakuan ... 40

4.2Pembahasan ... 42

4.3Uji Hipotesis ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 45

5.2Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 50

RIWAYAT HIDUP ... 60


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Profil lipid Normal Rattus Norvegicus... 20

Tabel 2.2 Kandungan Nutrisi 10 gram Flaxseed ... 23

Tabel 4.1 Rerata dan Peningkatan Kadar Kadar LDL Sebelum Perlakuan ... 38

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sebelum Perlakuan ... 39

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Sebelum Perlakuan ... 39

Tabel 4.4 Hasil Uji ANAVA Satu Arah Sebelum Perlakuan... 39

Tabel 4.5 Hasil Rerata Kadar LDL sesudah Perlakuan... 40

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas ... 41

Tabel 4.7 Tabel Hasil uji Homogenitas Setelah Perlakuan ... 41

Tabel 4.8 Hasil Uji ANAVA Satu Arah Setelah Perlakuan ... 41


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lipoprotein ... 8

Gambar 2.2 Transport Lipoprotein ... 14

Gambar 2.3 Endositosis yang Dimediasi Reseptor ... 16

Gambar 2.4 Penyerapan dari LDL yang Termodifikasi-kimia oleh macrophage scavenger receptor ... 18

Gambar 2.5 Flax dan Flaxseed ... 22

Gambar 2.6 Mekanisme Kerja Omega-3 ... 25

Gambar 2.7 Konversi ALA ... 26


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Dosis Bahan Uji ... 50 Lampiran 2. Data Kadar Kolesterol LDL ... 51 Lampiran 3. Data Hasil Pengolahan SPSS Perbandingan Ekstrak Flaxseed

(Linum usitatissinum) dan Simvastatin Terhadap Kadar LDL pada Tikus Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus) ... 53 Lampiran 4. Gambar Penelitian ... 56


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan gaya hidup menjadi lebih cepat dan praktis pada saat ini, mengakibatkan beberapa kelainan kadar kolesterol dalam darah. Kesadaran tentang apa kandungan dalam makanan yang dimakan perlu dijadikan patokan untuk mencegah terjadinya kelainan sistemik. Dari hasil penelitian banyaknya konsumsi makanan cepat saji di Amerika Serikat sepanjang tahun 1977 – 1978 sebanyak 3,1% sedangkan pada tahun 2005 – 2008 sebanyak 13,2%. Pada sebagian besar makanan cepat saji terkandung kadar lemak yang tinggi yang merupakan penyebab dislipidemia (Guthrie, Lin, Okren, & Volpe, 2013).

Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Beberapa kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein), TG (Trigliserida), serta penurunan kolesterol HDL (High Density Lipoprotein). Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko utama aterosklerosis dan penyakit jantung koroner serta merupakan salah satu komponen dalam trias sindrom metabolik selain diabetes dan hipertensi (L.A. Pramono, 2009). Penyebab kematian tersering di dunia adalah Ischaemic Heart Disease dan stroke yang diawali dari peningkatan kolesterol LDL sehingga menyebabkan penyakit kardiovaskuler (WHO, 2014).

Saat ini terapi farmakologis lini pertama yang digunakan dalam mengatasi peningkatan kolesterol adalah obat golongan Statin, contohnya adalah Simvastatin (Dall & Bays, 2009). Konsumsi Simvastatin dapat menimbulkan beberapa efek samping contohnya rhabdomiolisis dan miopati. Perlu dicari bahan yang dapat memberikan efek penurunan kolesterol namun dengan efek samping yang minimal salah satunya adalah omega-3 (Rubillar, Gutírrez, Verdugo, Shene, & Sineiro, 2010).


(10)

Secara umum sumber omega-3 (kebanyakan DHA (Docosahexaenoic acid) dan EPA (Eicosapentaenoic acid)) yang diketahui oleh masyarakat luas banyak terkandung pada minyak ikan. Sedangkan seiring dengan perkembangan zaman banyak sekali pencemaran lingkungan yang sudah dilakukan manusia. Banyak logam berat yang telah dibuang ke laut, sehingga ikan yang selama ini digunakan sebagai bahan pokok pembuatan minyak ikan banyak yang telah terkontaminasi metil merkuri. Perlu dicari sumber makanan alternatif yang dapat menggantikan sumber omega-3 hewani. Derivat tanaman yang banyak mengandung omega-3 kebanyakan ALA (Alpha Linoleic Acid) dengan kadar 2338 mg/10gram flaxseed dan FA (Fatty Acid) yang juga termasuk family omega-3 contohnya flaxseed (Barcelo ́-Coblijn, Murphy, Othman, Moghadasian, Kashour, & Friel, 2008).

Flaxseed terdapat pada buah yang dihasilkan oleh tanaman Flax (Linum usitatissumum). Tanaman ini merupakan family Linaceae. Tanaman ini

tumbuh hingga setinggi 60 cm. memiliki bunga yang berwarna biru berdiameter kira – kira 3 cm (Rubillar, Gutírrez, Verdugo, Shene, & Sineiro, 2010).

Kandungan nutrisi utama dalam flaxseed adalah protein, lipid, serat, dan air. Karakteristik flaxseed terdapat pada kandungan lignan yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler dan beberapa tipe diabetes (Rubillar, Gutírrez, Verdugo, Shene, & Sineiro, 2010). Terdapat omega-3 pada lipid flaxseed yang tediri dari kandungan ALA, EPA, dan DHA yang berperan menurunkan kolesterol dan trigliserida (Griffin, 2010). Selain omega-3, serat yang terdapat pada flaxseed juga dapat mengurangi penyerapan kolesterol pada makanan yang dicerna (Rubillar, Gutírrez, Verdugo, Shene, & Sineiro, 2010). Menurut penelitian yang telah dilakukan Patade, dkk tahun 2008, flaxseed sudah diketahui dapat menurunkan kolesterol LDL dan kolesterol total (Patade, Devareddy, Edralin, Daggy, & Arjmandi, 2008), namun belum ada penelitian yang membandingkan efek penurunannya dengan simvastatin.

Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk meneliti perbandingan efek penurunan LDL yang dapat ditimbulkan oleh omega-3 yang terkandung dalam flaxseed sebagai lipid nabati dengan simvastatin yang sekarang digunakan sebagai obat lini pertama dalam pengobatan dislipidemia.


(11)

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah flaxseed mempunyai efek setara dengan simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol LDL pada tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efek penurunan kadar LDL yang dimiliki flaxseed dengan simvastatin pada tikus yang diberikan pakan tinggi lemak.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat akademik : menambah wawasan farmakologis mengenai manfaat flaxseed terhadap kadar LDL dalam darah dan perbandingannya dengan simvastatin.

Manfaat praktis : agar masyarakat dapat mengetahui khasiat flaxseed untuk menjaga profil lipid.

1.5 Kerangka Pemikiran

Flaxseed merupakan sumber omega-3 (ALA) yang dapat mengurangi VLDL-TG yang diproduksi dan disekresi di hepar dengan cara menginhibisi enzim HMG-CoA reduktase sehingga konversi enzimatik dari asetil-CoA menjadi asam lemak berkurang, meningkatkan beta-oksidasi dari asam lemak, inhibisi PA(P) (Phospophatidic Acid Phosphatase) (enzim yang mengkatalisis konversi dari PA menjadi diasilgliserol), inhibisi DGAT (Diglyceride Acylglycerol) (enzim yang mengkatalisis proses akhir dari sintesis trigliserida), dan meningkatkan degradasi dari ApoB yang merupakan komponen dari LDL (Maki, Dicklin,


(12)

Serat dalam flaxseed juga dapat mengurangi penyerapan kolesterol makanan. Ada 2 contoh serat makanan, yaitu serat yang larut dalam air dan serat yang tidak larut dalam air. Dalam penelitian yang sudah dilakukan, membuktikan bahwa serat yang larut dapat mengikat asam empedu atau kolesterol saat dalam bentuk misel pada fase intraluminal. Proses ini mengakibatkan penurunan kandungan kolesterol dalam hepatosit dan meningkatkan up-regulation dari reseptor LDL menghasilkan peningkatan bersihan dari kolesterol LDL (Brown, Rosner, Willet, & Sacks, 1999).

Kandungan lain pada flaxseed adalah lignan. Penelitian terhadap lignan yang dilakukan di Jepang untuk hewan coba dengan pemberian biji wijen 65 mg / hari selama 12 minggu dapat menurunkan secara signifikan apolipoprotein B, yang merupakan komponen untuk membentuk kolesterol LDL (Peterson, Dwyer, Adlercreutz, Scalbert, Jacques, & McCullough, 2011).

Simvastatin merupakan obat golongan Statin yang bekerja dengan cara mengahambat sintesis kolesterol dalam hati. Pengahambatan enzim HMG CoA reduktase dapat menurunkan sintesis kolesterol, akibat penurunan sintesis kolesterol ini maka SREBP (Sterol Regulatory Element Binding Protein) yang terdapat pada membran dipecah oleh protease, lalu diangkat ke nucleus. Faktor-faktor transkripsi berikatan dengan gen reseptor LDL, sehingga terjadi sintesis reseptor LDL. Peningkatan jumlah reseptor LDL pada membran sel hepatosit akan menurunkan kadar kolesterol darah lebih besar lagi. Kolesterol VLDL dan IDL juga akan menurun, sedangkan kolesterol HDL akan meningkat (Suyatna, 2007).

1.6 Hipotesis Penelitian

Flaxseed mempunyai efek setara dengan simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol LDL pada tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.


(13)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Flaxseed tidak mempunyai efek setara dengan simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol LDL pada tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak. 5.2 Saran

Penelitian tentang perbandingan efek flaxseed dan simvastatin terhadap penurunan kadar kolesterol LDL perlu dilanjutkan dengan memberikan dosis yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama. Setiap ekor juga harus mendapatkan kandang yang berbeda supaya mendapatkan takaran pakan tinggi lemak yang sama. Perlu dilakukan percobaan pemberian kombinasi simvastatin dan flaxseed dalam menurunkan kadar kolesterol LDL.

Bila penelitian berhasil dengan baik maka dapat dilanjutkan dengan subjek penelitian yang memiliki metabolisme mirip manusia kemudian dilanjutkan pada manusia. Perlu adanya penelitian tentang efek flaxseed terhadap manusia bila dikonsumsi dengan jangka waktu yang lama. Perlu dilakukan uji toksisitas terhadap flaxseed sebelum dilakukan penelitian dengan subjek manusia.

Saran praktis berdasarkan penelitian ini adalah meskipun flaxseed dan simvastatin memiliki potensi yang berbeda dalam menurunkan kadar kolesterol LDL, kombinasi dari keduanya tetap dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan dapat menurunkan dosis simvastatin yang digunakan.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, J. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.

Anne Carol Goldberg, M. (2013, september).

http://www.merckmanuals.com/professional/endocrine_and_metabolic_disord

ers/lipid_disorders/dyslipidemia. Dipetik october 13, 2014, dari

http://www.merckmanuals.com/.Adam, J. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.

Anthony S. Fauci, M., & Dan L. Longo, M. (2008). Harrison's Internal Medicine 17th Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies.

Ayu, K. V. (2014). Pemberian Minyak Biji Rami (Linum usitatissimum) per oral Meningkatkan Jumlah Osteoblas dan Kepadatan Tulang Pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Galur Sprague Dawley Dengan Periodontitits. 69.

Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. (1993). Penapisan Farmakologi, Pengujian Fotikimia dan Pengujian Klinik. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Barcelo ́-Coblijn, G., Murphy, E., Othman, R., Moghadasian, M., Kashour, T., &

Friel, J. (2008). Flaxseed oil and fish-oil capsule consumption alters human red blood cell n–3 fatty acid composition: a multiple-dosing trial comparing 2 sources of n–3 fatty acid. Flax and Fish-Oil Intake Affects Fatty Acid Status , 801-809.

Brown, L., Rosner, B., Willet, W., & Sacks, F. (1999). Cholesterol-lowering effects of dietarry fiber. 30-42.

Budiana, N. (2013). Buah Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya.

Childs, C., Fear, A., Hoile, S., & Calder, P. (2011). Different dietary omega-3 sources during pregnancy and DHA in the developing rat brain . Biosynthesis of LC n-3 PUFA from a- linolenic acid , 259-262.

Clavel, T. (2006). Metabolism of the dietary lignan secoisolariciresinol diglucoside by human intestinal bacteria. Secoisolariciresinol diglucoside , 9-10.

Dadi, S. (2004). Studi Asam Lemak Omega-3 Ikan Laut pada Mencit sebagai Model Hewan Percobaan. Buletin Teknologi Hasil Perikanan , 68-77.


(15)

Dall, T., & Bays, H. (2009). Addressing Lipid Treatment Targets Beyond Cholesterol: A Role for Prescription Omega-3 Fatty Acid Therapy. Primary Challenges of Dyslipidemia Therapy , 390-360.

Flora Kita. (2015). Linum usitatissimum. Retrieved Desember 8, 2015, from Proseanet: http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=971

Girotti, A. M. (1998). Lipid hydroperoxide generation, turnover, and effector action in biological systems. Dipetik Januari 15, 2015, dari journal of lipid research: http://www.jlr.org/content/39/8/1529.abstract

Guthrie, J., Lin, B.-h., Okren, A., & Volpe, R. (2013, februari). Americans’ Food Choices at Home and Away: How Do They Compare With Recommendations? Dipetik januari 13, 2015, dari United State Department of Agriculture: http://ers.usda.gov/amber-waves/2013-february/americans-food-choices-at-home-and-away.aspx#.VLVVgMYVdFK

Hanafiah, K. A. (2000). Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Harvey, R., & Ferrier, D. (2011). Lippincott’s Illustrated Reviews: Biochemistry (5 ed.). Philadelphia, Pennsylvania: Wolters Kluwer.

Ihedioha, J. I., Noel-Uneke, O. A., & Ihedioha, T. E. (2013). Reference values for the serum lipid profile of albino rats (Rattus norvegicus) of varied ages and sexes. Comparative Clinical Pathology , 93-99.

Illingworth, R., Harris, W., & Connor, W. (1984). Inhibition of Low Density Lipoprotein synthesis by dieatary omega-3 fatty acids in humans. hipolipidemic effect of fish oils , 270-275.

Integrated Taxonomic Information System. (2011). Linum usitatissimum L. Dipetik September 25, 2015, dari Integrated Taxonomic Information System: http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_v alue=29226

Kathleen M. Botham, P. D. (2006). Lipid Yang penting Secara Fisiologis. Dalam D. K. Robert K. Murray, Biokimia Harper (hal. 128-129). Jakarta: EGC.

Maki, K., Dicklin, M., Lawless, A., & Reeves, M. (2009). Omega-3 Fatty Acids for the Treatment of Elevated Triglicerides. Dipetik Oktober 14, 2015, dari Medscape: http://www.medscape.com/viewarticle/712119_11


(16)

Mayo Clinic. (2015). flaxseed and flaxseed oil. Retrieved Desember 8, 2015, from

Mayo Clinic:

http://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/flaxseed-and-flaxseed-oil/dosing/hrb-20059416

Murray, R., Granner, D., & Rodwell, V. (2006). Harper's Illustrated Biochemistry (27 ed.). United States of America: McGraw-Hill Companies, Inc.

Nugroho, A. E. (t.thn.). http://mot.farmasi.ugm.ac.id/. Dipetik october 17, 2014,

dari http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/69Manggis_Agung%20Baru.pdf:

http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/69Manggis_Agung%20Baru.pdf

O'Riordan, M. (2011, mei 24). DHA and EPA Have Differential Effects on

LDL-Cholesterol. Dipetik Januari 15, 2015, dari medscape:

http://www.medscape.com/viewarticle/743305

Padulla, e. a. (2009). Effect of Statin and Aerobic Physical Exercise Association in The Cardiomyocytes of The Rat Morphometric Study. Int. J. Morphol. , 83-8.

Patade, A., Devareddy, L., Edralin, L., Daggy, B., & Arjmandi, B. (2008). Flaxseed Reduces Total and LDL Cholesterol Concentrations in Native

American Postmenopausal Women. FLAXSEED LOWERS CHOLESTEROL ,

355-366.

Peterson, J., Dwyer, J., Adlercreutz, H., Scalbert, A., Jacques, P., & McCullough, M. (2011, Oktober). Dietary lignans: physiology and potential for cardiovascular disease risk reduction. 571–603.

Pham-Huy, L. A., He, H., & Pham-Huy, C. (2008). Free Radicals, Antioxidants in Health and Disease. International Journal of Biomedical Science , 89-96.

Richard A. Harvey PhD, D. R. (2011). Lippincott's Illustrated Reviews : Biochemistry fith edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, a Wolter Klower Business.

Rubillar, M., Gutírrez, C., Verdugo, M., Shene, C., & Sineiro, J. (2010).

FLAXSEED AS A SOURCE OF FUNCTIONAL INGREDIENTS. soil sciens

plant nutrition , 373 - 377.

Rodriguez-Leyva, D., MC Bassett, C., McCullough, R., & Pierce, G. (2010). The cardiovascular effects of flaxseed and its omega-3 fatty acid, alpha-linolenic acid. 489-496.


(17)

SELFNutrionData. (2014). Nutrition Facts Flaxseed. Retrieved Desember 8, 2015, from Know What You Eat: http://nutritiondata.self.com/facts/nut-and-seed-products/3163/2

Suyatna, F. (2007). FARMAKOLOGI DAN TERAPI Edisi 5 (cetak ulang dengan

tambahan, 2012) Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2007. Jakarta: badan penerbit FK UI.

WebMD. (2009). Flaxseed. Dipetik Octrober 8, 2015, dari WebMD:

http://www.webmd.com/vitamins-supplements/ingredientmono-991-flaxseed.aspx?activeingredientid=991&activeingredientname=flaxseed

WHO. (2014). WHO | The top 10 causes of death. Dipetik 1 12, 2015, dari WHO: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/


(1)

Serat dalam flaxseed juga dapat mengurangi penyerapan kolesterol makanan. Ada 2 contoh serat makanan, yaitu serat yang larut dalam air dan serat yang tidak larut dalam air. Dalam penelitian yang sudah dilakukan, membuktikan bahwa serat yang larut dapat mengikat asam empedu atau kolesterol saat dalam bentuk misel pada fase intraluminal. Proses ini mengakibatkan penurunan kandungan kolesterol dalam hepatosit dan meningkatkan up-regulation dari reseptor LDL menghasilkan peningkatan bersihan dari kolesterol LDL (Brown, Rosner, Willet, & Sacks, 1999).

Kandungan lain pada flaxseed adalah lignan. Penelitian terhadap lignan yang dilakukan di Jepang untuk hewan coba dengan pemberian biji wijen 65 mg / hari selama 12 minggu dapat menurunkan secara signifikan apolipoprotein B, yang merupakan komponen untuk membentuk kolesterol LDL (Peterson, Dwyer, Adlercreutz, Scalbert, Jacques, & McCullough, 2011).

Simvastatin merupakan obat golongan Statin yang bekerja dengan cara mengahambat sintesis kolesterol dalam hati. Pengahambatan enzim HMG CoA reduktase dapat menurunkan sintesis kolesterol, akibat penurunan sintesis kolesterol ini maka SREBP (Sterol Regulatory Element Binding Protein) yang terdapat pada membran dipecah oleh protease, lalu diangkat ke nucleus. Faktor-faktor transkripsi berikatan dengan gen reseptor LDL, sehingga terjadi sintesis reseptor LDL. Peningkatan jumlah reseptor LDL pada membran sel hepatosit akan menurunkan kadar kolesterol darah lebih besar lagi. Kolesterol VLDL dan IDL juga akan menurun, sedangkan kolesterol HDL akan meningkat (Suyatna, 2007).

1.6 Hipotesis Penelitian

Flaxseed mempunyai efek setara dengan simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol LDL pada tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Flaxseed tidak mempunyai efek setara dengan simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol LDL pada tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak. 5.2 Saran

Penelitian tentang perbandingan efek flaxseed dan simvastatin terhadap penurunan kadar kolesterol LDL perlu dilanjutkan dengan memberikan dosis yang lebih tinggi dan durasi yang lebih lama. Setiap ekor juga harus mendapatkan kandang yang berbeda supaya mendapatkan takaran pakan tinggi lemak yang sama. Perlu dilakukan percobaan pemberian kombinasi simvastatin dan flaxseed dalam menurunkan kadar kolesterol LDL.

Bila penelitian berhasil dengan baik maka dapat dilanjutkan dengan subjek penelitian yang memiliki metabolisme mirip manusia kemudian dilanjutkan pada manusia. Perlu adanya penelitian tentang efek flaxseed terhadap manusia bila dikonsumsi dengan jangka waktu yang lama. Perlu dilakukan uji toksisitas terhadap flaxseed sebelum dilakukan penelitian dengan subjek manusia.

Saran praktis berdasarkan penelitian ini adalah meskipun flaxseed dan simvastatin memiliki potensi yang berbeda dalam menurunkan kadar kolesterol LDL, kombinasi dari keduanya tetap dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dan dapat menurunkan dosis simvastatin yang digunakan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, J. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. Anne Carol Goldberg, M. (2013, september).

http://www.merckmanuals.com/professional/endocrine_and_metabolic_disord

ers/lipid_disorders/dyslipidemia. Dipetik october 13, 2014, dari

http://www.merckmanuals.com/.Adam, J. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.

Anthony S. Fauci, M., & Dan L. Longo, M. (2008). Harrison's Internal Medicine 17th Edition. United States of America: The McGraw-Hill Companies.

Ayu, K. V. (2014). Pemberian Minyak Biji Rami (Linum usitatissimum) per oral Meningkatkan Jumlah Osteoblas dan Kepadatan Tulang Pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Galur Sprague Dawley Dengan Periodontitits. 69. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. (1993).

Penapisan Farmakologi, Pengujian Fotikimia dan Pengujian Klinik. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Barcelo ́-Coblijn, G., Murphy, E., Othman, R., Moghadasian, M., Kashour, T., & Friel, J. (2008). Flaxseed oil and fish-oil capsule consumption alters human red blood cell n–3 fatty acid composition: a multiple-dosing trial comparing 2 sources of n–3 fatty acid. Flax and Fish-Oil Intake Affects Fatty Acid Status , 801-809.

Brown, L., Rosner, B., Willet, W., & Sacks, F. (1999). Cholesterol-lowering effects of dietarry fiber. 30-42.

Budiana, N. (2013). Buah Ajaib Tumpas Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya. Childs, C., Fear, A., Hoile, S., & Calder, P. (2011). Different dietary omega-3

sources during pregnancy and DHA in the developing rat brain . Biosynthesis of LC n-3 PUFA from a- linolenic acid , 259-262.

Clavel, T. (2006). Metabolism of the dietary lignan secoisolariciresinol diglucoside by human intestinal bacteria. Secoisolariciresinol diglucoside , 9-10.

Dadi, S. (2004). Studi Asam Lemak Omega-3 Ikan Laut pada Mencit sebagai Model Hewan Percobaan. Buletin Teknologi Hasil Perikanan , 68-77.


(4)

Dall, T., & Bays, H. (2009). Addressing Lipid Treatment Targets Beyond Cholesterol: A Role for Prescription Omega-3 Fatty Acid Therapy. Primary Challenges of Dyslipidemia Therapy , 390-360.

Flora Kita. (2015). Linum usitatissimum. Retrieved Desember 8, 2015, from Proseanet: http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=971

Girotti, A. M. (1998). Lipid hydroperoxide generation, turnover, and effector action in biological systems. Dipetik Januari 15, 2015, dari journal of lipid research: http://www.jlr.org/content/39/8/1529.abstract

Guthrie, J., Lin, B.-h., Okren, A., & Volpe, R. (2013, februari). Americans’ Food Choices at Home and Away: How Do They Compare With Recommendations? Dipetik januari 13, 2015, dari United State Department of Agriculture: http://ers.usda.gov/amber-waves/2013-february/americans-food-choices-at-home-and-away.aspx#.VLVVgMYVdFK

Hanafiah, K. A. (2000). Rancangan Percobaan : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Harvey, R., & Ferrier, D. (2011). Lippincott’s Illustrated Reviews: Biochemistry (5 ed.). Philadelphia, Pennsylvania: Wolters Kluwer.

Ihedioha, J. I., Noel-Uneke, O. A., & Ihedioha, T. E. (2013). Reference values for the serum lipid profile of albino rats (Rattus norvegicus) of varied ages and sexes. Comparative Clinical Pathology , 93-99.

Illingworth, R., Harris, W., & Connor, W. (1984). Inhibition of Low Density Lipoprotein synthesis by dieatary omega-3 fatty acids in humans. hipolipidemic effect of fish oils , 270-275.

Integrated Taxonomic Information System. (2011). Linum usitatissimum L. Dipetik September 25, 2015, dari Integrated Taxonomic Information System: http://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_v alue=29226

Kathleen M. Botham, P. D. (2006). Lipid Yang penting Secara Fisiologis. Dalam D. K. Robert K. Murray, Biokimia Harper (hal. 128-129). Jakarta: EGC.

Maki, K., Dicklin, M., Lawless, A., & Reeves, M. (2009). Omega-3 Fatty Acids for the Treatment of Elevated Triglicerides. Dipetik Oktober 14, 2015, dari Medscape: http://www.medscape.com/viewarticle/712119_11


(5)

Mayo Clinic. (2015). flaxseed and flaxseed oil. Retrieved Desember 8, 2015, from Mayo Clinic: http://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/flaxseed-and-flaxseed-oil/dosing/hrb-20059416

Murray, R., Granner, D., & Rodwell, V. (2006). Harper's Illustrated Biochemistry (27 ed.). United States of America: McGraw-Hill Companies, Inc.

Nugroho, A. E. (t.thn.). http://mot.farmasi.ugm.ac.id/. Dipetik october 17, 2014, dari http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/69Manggis_Agung%20Baru.pdf: http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/69Manggis_Agung%20Baru.pdf

O'Riordan, M. (2011, mei 24). DHA and EPA Have Differential Effects on

LDL-Cholesterol. Dipetik Januari 15, 2015, dari medscape:

http://www.medscape.com/viewarticle/743305

Padulla, e. a. (2009). Effect of Statin and Aerobic Physical Exercise Association in The Cardiomyocytes of The Rat Morphometric Study. Int. J. Morphol. , 83-8.

Patade, A., Devareddy, L., Edralin, L., Daggy, B., & Arjmandi, B. (2008). Flaxseed Reduces Total and LDL Cholesterol Concentrations in Native American Postmenopausal Women. FLAXSEED LOWERS CHOLESTEROL , 355-366.

Peterson, J., Dwyer, J., Adlercreutz, H., Scalbert, A., Jacques, P., & McCullough, M. (2011, Oktober). Dietary lignans: physiology and potential for cardiovascular disease risk reduction. 571–603.

Pham-Huy, L. A., He, H., & Pham-Huy, C. (2008). Free Radicals, Antioxidants in Health and Disease. International Journal of Biomedical Science , 89-96. Richard A. Harvey PhD, D. R. (2011). Lippincott's Illustrated Reviews :

Biochemistry fith edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, a Wolter Klower Business.

Rubillar, M., Gutírrez, C., Verdugo, M., Shene, C., & Sineiro, J. (2010). FLAXSEED AS A SOURCE OF FUNCTIONAL INGREDIENTS. soil sciens plant nutrition , 373 - 377.

Rodriguez-Leyva, D., MC Bassett, C., McCullough, R., & Pierce, G. (2010). The cardiovascular effects of flaxseed and its omega-3 fatty acid, alpha-linolenic acid. 489-496.


(6)

SELFNutrionData. (2014). Nutrition Facts Flaxseed. Retrieved Desember 8, 2015, from Know What You Eat: http://nutritiondata.self.com/facts/nut-and-seed-products/3163/2

Suyatna, F. (2007). FARMAKOLOGI DAN TERAPI Edisi 5 (cetak ulang dengan tambahan, 2012) Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2007. Jakarta: badan penerbit FK UI.

WebMD. (2009). Flaxseed. Dipetik Octrober 8, 2015, dari WebMD:

http://www.webmd.com/vitamins-supplements/ingredientmono-991-flaxseed.aspx?activeingredientid=991&activeingredientname=flaxseed

WHO. (2014). WHO | The top 10 causes of death. Dipetik 1 12, 2015, dari WHO: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/


Dokumen yang terkait

PENGARUH KONSUMSI TAHU TERHADAP PENURUNAN Low Density Lipoprotein (LDL) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI KOLESTEROL

0 6 27

EFEK PERMBERIAN EKSTRAK ETANOL BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) JANTAN GALUR Sprague Dawley YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK

1 9 62

Efek Pemberian Ekstrak Flaxseed (Linum usitatissimum L.) terhadap Kadar Kolesterol Total pada Tikus Jantan (Rattus norgegicus) Wistar yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

2 9 18

Perbandingan Efek Seduhan Teh Hitam, Teh Hijau dan Teh Putih terhadap Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Wistar yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

0 1 19

Perbandingan Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum L.) dan Simvastatin Terhadap Kadar Trigliserida Serum Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

1 6 25

Efek Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak Dibandingkan Simvastatin.

0 0 23

Efek Ekstrak Etanol Daun Kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) terhadap Kadar kolesterol Low-Density Lipoprotein (LDL) Darah Tikus Putih Wistar Jantan.

0 0 19

Efek Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum(Wight)Walp) Terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak Dibandingkan Simvastatin.

1 6 22

PENGARUH EKSTRAK BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) MODEL HIPERKOLESTEROLEMIA.

0 0 11

HASIL DAN PEMBAHASAN - PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGAEA) TERHADAP RASIO LDL/HDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN/HIGH DENSITY LIPOPROTEIN) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIINDUKSI DIET TINGGI LEMAK - Repository UNR

0 0 8