Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru di Puskesmas Sentani Bulan Agustus 2016.

(1)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS SENTANI BULAN AGUSTUS 2016

Orarensya L. Sitorus, 2016; Pembimbing 1: Cindra Paskaria, dr., MKM. Pembimbing 2: Johan Lucianus, dr., M.Si.

Latar belakang: Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Menurut WHO, Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi bagi manusia. Indonesia masih merupakan salah satu negara yang termasuk high burden countries. Pada tahun 2015 di Puskesmas Sentani ditemukan 327 pasien TB. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB, salah satunya adalah kepatuhan berobat penderita TB itu sendiri. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat penderita TB.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat penderita TB paru pada Puskesmas Sentani bulan Agustus 2016. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan cross sectional dan kuesioner sebagai alat pengumpul data.

Hasil Penelitian: Dari 67 penderita TB di Puskesmas Sentani, terdapat 29 pasien yang patuh berobat. Variabel yang berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien TB paru adalah jenis kelamin (p= 0,003) dan riwayat TB (p= 0,012). Variabel yang tidak berhubungan adalah pendidikan (p= 0,184), pengetahuan (p= 0,660), pekerjaan (p= 0,121). Simpulan: jenis kelamin dan riwayat TB berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru. Pendidikan, pengetahuan dan pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru.


(2)

Abstract

FACTORS AFFECTING THE COMPLIANCE OF MEDICATION FOR LUNG TUBERCULOSIS PATIENTS IN PUSKESMAS SENTANI IN

AUGUST 2016

Orarensya L. Sitorus,2016; Tutor I : Cindra Paskaria, dr., MKM. Tutor II : Johan Lucianus, dr., M.Si.

Background: Tuberculosis (TB) is an infectious disease that cause public health problem in the world. According to WHO, tuberculosis is one of the leading causes of death for men. Indonesia remains one of the countries which is high-burden countries. In 2015, Puskesmas Sentani found 327 TB patients. Many factors affect the success of treatment of TB, one of which is a TB patient medication compliance itself. In this study, researchers wanted to determine the factors that affect medication compliance of TB patients.

Objective: This study aimed to determine the factors that influence medication compliance with medication for pulmonary tuberculosis patients at the Puskesmas Sentani in August 2016.

Methods: This study used analytic observational with cross sectional design and questionnaire as a data collector.

Results: Of 67 the patients with TB in Puskesmas Sentani, there were 29 patients that comply to their medication. Variable related to pulmonary TB patients medication compliance were gender (p = 0.003) and a history of TB (p = 0.012). Variables that are not related to are education (p = 0.184), knowledge (p = 0.660), occupation (p = 0.121). Conclusion: gender and history of TB treatment has an effect on medication compliance on pulmonary tuberculosis patients. Education, knowledge and work has no effect on pulmonary tuberculosis patients medication compliance.


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ………... i

LEMBAR PERSETUJUAN ………. ii

SURAT PERNYATAAN ……….. iii

KATA PENGANTAR ……….. iv

ABSTRAK ………. vi

ABSTRACT ……… vii

DAFTAR ISI ………. viii

DAFTAR TABEL ………. x

DAFTAR GAMBAR ……… xi

DAFTAR LAMPIRAN ………. xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………. 1

1.2 Identifikasi Masalah ………. 2

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ……….. 3

1.5 Kerangka Pemikiran ………. 3

1.6 Hipotesis Penelitian ……….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tuberkulosis ……….. 5

2.1.1 Definisi ………. 5

2.1.2 Etiologi ………. 5

2.1.3 Epidemiologi ………. 5

2.1.4 Cara Penularan ……….. 6

2.1.5 Patogenesis ………... 7

2.1.6 Klasifikasi ……….

2.1.6.1 Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Anatomi Penyakit ……….. 2.1.6.2 Klasifikasi Berdasarkan Riwayat Pengobatan Sebelumnya ..

7 8 8


(4)

2.1.7 Diagnosis ……….. 2.1.7.1 Diagnosis TB Paru ……… 2.1.7.2 Diagnosis TB Ekstra Paru ……….

9 9 10

2.1.8 Pengobatan ……… 10

2.1.9 Pengawas Menelan Obat ………... 14

2.1.10 Komplikasi ……….. 15

2.2 Pengetahuan ……….. 16

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 17 3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ………... 3.1.1 Bahan Penelitian ………... 3.1.2 Subjek Penelitian ………... 17 17 17 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ………. 17

3.3 Metode Penelitian ………. 3.3.1 Desain Penelitian ………... 3.3.2 Variabel ………. 17 17 18 3.4 Prosedur Kerja ……… 18

3.5 Populasi dan Sampel ……….. 3.5.1 Kriteria Inklusi ……….. 3.5.2 Kriteria Eksklusi ………... 18 18 18 3.6 Definisi Operasional ……….. 19

3.7 Aspek Etik Penelitian ………. 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Indetitas Responden ………... 21

4.2 Pengetahuan ………... 22

4.3 Pembahasan ………... 31

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 33 5.1 Simpulan ……… 33


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 OAT Lini Pertama ……….. 11 Tabel 2.3 Kisaran Dosis OAT Lini Pertama Bagi Pasien Dewasa ………. 12

Tabel 2.4 Dosis Panduan OAT KOT Kategori I : 2 HPZE/ 4 (HR) 3 ……. 12 Tabel 2.5 Dosis PAnduan OAT KOT Ketegori 2: 2 (HPZE)JS/(HRZE) S (HR) 3E3 ……… 13 Tabel 4.1 Gambaran Karakteristik Responden ……… 21

Tabel 4.2 Pengetahuan Responden Mengenai Penyakit TB ……… 22

Tabel 4.3 Pengetahuan Responden Mengenai Cara Penularan TB ………. 23

Tabel 4.4 Pengetahuan Responden Mengenai Gejala Utama Penyakit TB.. 24 Tabel 4.5 Pengetahuan Responden Mengenai Lama Pengobatan TB ……. 24 Tabel 4.6 Pengetahuan Responden Mengenai Efek Samping Obat yang

Muncul ……… 25

Tabel 4.7 Pengetahuan Responden Mengenai Organ Tubuh yang Diserang Kuman TB ……….. 26 Tabel 4.8 Pengetahuan Responden Mengenai Gejala-Gejala Penyakit TB

Paru ………. 26

Tabel 4.9 Pengetahuan Responden Mengenai Pemeriksaan Lab Untuk

Penderita TB Paru ………... 27 Tabel 4.10 Pengetahuan Responden Mengenai Akibat Bila Tidak Minum Obat atau Berobat Sampai Tuntas ………. 29 Tabel 4.11 Pengetahuan Responden Mengenai Efek Samping dari Meng- Konsumsi Obat TB ……… 30 Tabel 4.12 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat ……….. 31


(6)

DAFTAR GAMBAR


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Persetujuan Puskesmas Sentani ……….. 36

Lampiran 2 : Kuisioner ………. 37 Lampiran 3 : Hasil Uji Statistik (SPSS) V.22………. 40


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium tuberculosis. Gejala utamanya adalah batuk selama 2 minggu atau

lebih, disertai dengan gejala tambahan yaitu dahak, dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari 1 bulan (Riset Kesehatan Dasar, 2013).

Menurut World Health Organization (WHO), Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi bagi manusia. Pada tahun 2011, terdapat sekitar 8,7 juta kasus TB secara global dan 1,4 juta orang meninggal karena TB. Di dunia tercatat ada 22 negara dengan jumlah kasus TB terbanyak, dan 22 negara ini disebut sebagai high burden countries. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk high burden countries (Global Tuberculosis

Report, 2012).

Laporan WHO pada tahun 2011, mencatat angka kejadian TB di South - East

Asia Region sebanyak 3,5 juta kasus dan angka kematian sebanyak 480.000 kasus.

Insidensi TB di Indonesia cukup tinggi di antara negara-negara ASEAN lain, mencapai 0,4 - 0,5 juta kasus (Global Tuberculosis Report, 2012).

Peningkatan angka insidensi TB secara global telah berhasil dihentikan dan telah menunjukkan tren penurunan pada tahun 2012 sebanyak 2 persen, angka kematian juga sudah berhasil diturunkan 45 persen bila dibandingkan tahun 1990. Sekitar 75 persen pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30 persen. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun.


(9)

Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat ( MenKes, 2014 ). Laporan riset kesehatan dasar pada tahun 2013, mencatat angka kejadian TB paru di Indonesia mencapai 0,4 persen, tidak berbeda dengan tahun 2007. Lima provinsi dengan TB paru tertinggi adalah Jawa Barat sebesar 0,7 persen, Papua sebesar 0,6 persen, DKI Jakarta 0,6 persen, Gorontalo 0,5 persen, Banten 0,4 persen dan Papua Barat 0,4 persen (Riset Kesehatan Dasar, 2013).

Laporan Puskesmas Sentani tahun 2015, mencatat angka kejadian TB paru sebanyak 327 orang dengan angka kesembuhan 3,97% (Profil Puskesmas Sentani, 2015). Angka kesembuhan pasien TB sangat di pengaruhi oleh kepatuhan. Kepatuhan minum OAT dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, dan riwayat pasien TB.

Berdasarkan latar belakang ini, peneliti ingin menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani bulan Agustus 2016.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin menganalisis beberapa masalah terhadap kepatuhan minum obat penderita TB paru, sebagai berikut :

1. Apakah jenis kelamin berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani 2016.

2. Apakah pendidikan berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani 2016.

3. Apakah pengetahuan tentang TB berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani 2016.

4. Apakah pekerjaan berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani 2016.

5. Apakah riwayat TB berpengaruh paru terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani 2016.


(10)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani bulan Agustus 2016.

1. 4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat praktis penelitian ini untuk Puskesmas Sentani adalah dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani bulan Agustus 2016 sehingga menjadi masukkan bagi petugas kesehatan TB.

Manfaat akademik penelitian ini bagi mahasiswa FK adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani bulan Agustus 2016.

1. 5 Kerangka Pemikiran

Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, ditularkan melalui udara yaitu percikan dahak penderita TB paru. Waktu pengobatan yang panjang dengan jenis obat lebih dari satu menyebabkan penderita sering terancam putus berobat selama masa penyembuhan dengan alasan, merasa sudah sehat. Akibatnya pola pengobatan harus dimulai dari awal serta menghabiskan waktu berobat yang lebih lama. Alasan ini menyebabkan situasi tuberkulosis di dunia semakin memburuk dengan jumlah kasus yang terus meningkat serta banyak yang tidak berhasil disembuhkan.

Klasifikasi penyakit Tuberkulosis dibagi menjadi beberapa kategori, berdasarkan organ tubuh : Tuberkulosis Paru dan Ekstra Paru ; berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis : Tuberkulosis Paru BTA Positif dan Negatif ;


(11)

berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya : kasus baru, kasus kambuh, setelah putus berobat, setelah gagal, kasus pindahan, kasus lain.

Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya kasus TB di Indonesia, yaitu waktu pengobatan tuberkulosis yang lama (6 - 8 bulan) menjadi penyebab penderita sulit sembuh karena pasien berhenti berobat (drop out) setelah merasa sehat meski proses pengobatan belum selesai, juga pengaruh efek samping obat menyebabkan pasien memutuskan berhenti berobat (drop out). Faktor lain yang mempengaruhi perilaku kepatuhan pasien dalam minum obat meliputi pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, sikap, juga faktor fasilitas kesehatan, faktor dukungan keluarga dan sikap petugas kesehatan.

Salah satu komponen DOTS (Directly Observed Treatment Short - course) adalah pengobatan panduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka pendek dengan pengawasan langsung, yaitu PMO (Pengawas Menelan Obat) untuk menjalin keteraturan pengobatan. Tetapi masih ditemukan penderita yang tidak patuh berobat, hal ini salah satunya dipengaruhi oleh perilaku penderita yang didasari oleh pengetahuan dan sikap penderita itu sendiri.

1. 6 Hipotesis Penelitian

1. Jenis kelamin berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani 2016.

2. Pendidikan berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani 2016.

3. Pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani 2016.

4. Pekerjaan berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani 2016.

5. Riwayat TB paru berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani 2016.


(12)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik simpulan:

1. Jenis kelamin berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani.

2. Pendidikan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani.

3. Pengetahuan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani.

4. Pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani.

5. Riwayat penyakit dahulu TB paru berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani.

5.2 Saran

1. Lebih digiatkan penyuluhan tentang pentingnya kepatuhan berobat pada penderita TB paru

2. Bagi peneliti lain yang berminat, perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai faktor-faktor lain seperti lingkungan tempat tinggal pasien dan perilaku pasien TB paru.


(13)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN

BEROBAT PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS SENTANI

BULAN AGUSTUS 2016

Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ORARENSYA LESTARI SITORUS 1210030

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(14)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia dan berkat-Nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul " FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS SENTANI BULAN AGUSTUS 2016 " ini dapat diselesaikan.

Pembuatan karya tulis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar sarjana kedokteran.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bimbingan, saran, kritik, serta dorongan semangat, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik, kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan rahmat-Nya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Cindra Paskaria, dr., MKM. selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, pikiran, serta masukan dan saran dalam membimbing penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

3. Johan Lucianus , dr., M.Si. selaku pembimbing pendamping atas waktu yang diluangkan, bimbingan, serta bantuan yang diberikan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

4. Kepala dan Petugas kesehatan di Puskesmas Sentani yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Keluarga yang saya cintai papa O. Sitorus, mama R. Ambarita, dedek Paian Jefriyadi Sitorus, Litayana Sitorus, Louisa Evelyne Sitorus yang telah memberikan banyak dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Kakak Stenly Rumetna yang telah menemani, sabar dan memberikan semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman – teman terkasih, Lily Gaspersz, Willy Gaspersz, Shely Fitrika, Eca, Utin, Dewi, Chetrine, Jericho, Mima, Partogi, yang sudah mendukung dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(15)

8. Teman – teman kostan Ka Kristin, Ka Anti, Ika, Mentari, Ella, Lala yang sudah menemani, memberi semangat dan membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan KTI ini.

Demikian Karya Tulis Ilmiah ini disusun agar dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis berterimakasih bila pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun untuk kemajuan penulis di masa yang akan datang.

Bandung, 7 November 2016 Penulis


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N.W., Rattu, A.J.M. and Ratag, B., 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. JIKMU, 5(2).

Dhewi, G.I., Armiyati, Y. and Supriyono, M., 2012. Hubungan antara pengetahuan, sikap pasien dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB paru di BKPM Pati. Karya Ilmiah S. 1 Ilmu

Keperawatan.

Aloysius Giyai, M. (2014). Melawan Badai Kepunahan Gerakan Papua Sehat. Erawatyningsih, P. and Heru Subekti, E., 2012. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Ketidakpatuhan Berobat pada Penderita Tuberkulosis Paru.

Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat (BKM), 25(3), p.117.

Hastuti, A. S., 2009. Pengaruh Penerapan Program Orientasi Pasien Baru Terhadap Kepuasan Pasien Tentang Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Notoatmodjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan

Indonesia, K.K.R. and PENYAKIT, D.J.P., 2011. Pedoman nasional pengendalian tuberkulosis. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2(1-3), pp.1-35. Kartasasmita, C.B., 2009. Epidemiologi Tuberkulosis. Sari pediatri, 11,

pp.124-129.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2013.Jakarta: Depkes RI; 2014

Kumar, V., Cotran, R. S., & Robbins, S. L. 2003. Robbins Basic Pathology 7th Edition. New York: Elsevier Inc.

Prayogo, A. H., 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Periode Januari 2013.

Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis. 2014. Jakarta: kementrian

Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.


(17)

Penyakit, D.J.P. and Indonesia, P.L.D.K.R., 2009. Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Poeloengan, M., Komala, I., & Noor, S. M, 2014. Bahaya dan Penanganan Tuberculosis. JITV, 19(3).

Puri, N.A., 2010. Hubungan kinerja pengawas minum obat (PMO) dengan

kesembuhan pasien TB paru kasus baru strategi DOTS (Doctoral

dissertation, Universitas Sebelas Maret).

RI, K. K. (2013). Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, 125.

Werdhani, R.A., 2002. Patofisiologi, Diagnosis, Dan Klafisikasi Tuberkulosis.

Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, Dan Keluarga FKUI.


(1)

33 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik simpulan:

1. Jenis kelamin berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani.

2. Pendidikan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani.

3. Pengetahuan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani.

4. Pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani.

5. Riwayat penyakit dahulu TB paru berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita TB paru di Puskesmas Sentani.

5.2 Saran

1. Lebih digiatkan penyuluhan tentang pentingnya kepatuhan berobat pada penderita TB paru

2. Bagi peneliti lain yang berminat, perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai faktor-faktor lain seperti lingkungan tempat tinggal pasien dan perilaku pasien TB paru.


(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN

BEROBAT PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS SENTANI

BULAN AGUSTUS 2016

Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ORARENSYA LESTARI SITORUS 1210030

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia dan berkat-Nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul " FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN BEROBAT PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS SENTANI BULAN AGUSTUS 2016 " ini dapat diselesaikan.

Pembuatan karya tulis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar sarjana kedokteran.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bimbingan, saran, kritik, serta dorongan semangat, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik, kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan rahmat-Nya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Cindra Paskaria, dr., MKM. selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, pikiran, serta masukan dan saran dalam membimbing penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

3. Johan Lucianus , dr., M.Si. selaku pembimbing pendamping atas waktu yang diluangkan, bimbingan, serta bantuan yang diberikan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

4. Kepala dan Petugas kesehatan di Puskesmas Sentani yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Keluarga yang saya cintai papa O. Sitorus, mama R. Ambarita, dedek Paian Jefriyadi Sitorus, Litayana Sitorus, Louisa Evelyne Sitorus yang telah memberikan banyak dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Kakak Stenly Rumetna yang telah menemani, sabar dan memberikan semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman – teman terkasih, Lily Gaspersz, Willy Gaspersz, Shely Fitrika, Eca, Utin, Dewi, Chetrine, Jericho, Mima, Partogi, yang sudah mendukung dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(4)

iii

8. Teman – teman kostan Ka Kristin, Ka Anti, Ika, Mentari, Ella, Lala yang sudah menemani, memberi semangat dan membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu penulis menyelesaikan KTI ini.

Demikian Karya Tulis Ilmiah ini disusun agar dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis berterimakasih bila pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun untuk kemajuan penulis di masa yang akan datang.

Bandung, 7 November 2016 Penulis


(5)

34

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, N.W., Rattu, A.J.M. and Ratag, B., 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keteraturan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Modayag, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. JIKMU, 5(2).

Dhewi, G.I., Armiyati, Y. and Supriyono, M., 2012. Hubungan antara pengetahuan, sikap pasien dan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB paru di BKPM Pati. Karya Ilmiah S. 1 Ilmu

Keperawatan.

Aloysius Giyai, M. (2014). Melawan Badai Kepunahan Gerakan Papua Sehat. Erawatyningsih, P. and Heru Subekti, E., 2012. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Ketidakpatuhan Berobat pada Penderita Tuberkulosis Paru.

Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat (BKM), 25(3), p.117.

Hastuti, A. S., 2009. Pengaruh Penerapan Program Orientasi Pasien Baru Terhadap Kepuasan Pasien Tentang Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

Notoatmodjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan

Indonesia, K.K.R. and PENYAKIT, D.J.P., 2011. Pedoman nasional pengendalian tuberkulosis. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2(1-3), pp.1-35. Kartasasmita, C.B., 2009. Epidemiologi Tuberkulosis. Sari pediatri, 11,

pp.124-129.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2013.Jakarta: Depkes RI; 2014

Kumar, V., Cotran, R. S., & Robbins, S. L. 2003. Robbins Basic Pathology 7th

Edition. New York: Elsevier Inc.

Prayogo, A. H., 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Periode Januari 2013.

Pedoman Nasional Pengendalian Tuberculosis. 2014. Jakarta: kementrian

Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.


(6)

35

Penyakit, D.J.P. and Indonesia, P.L.D.K.R., 2009. Buku Saku Kader Program Penanggulangan TB. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Poeloengan, M., Komala, I., & Noor, S. M, 2014. Bahaya dan Penanganan Tuberculosis. JITV, 19(3).

Puri, N.A., 2010. Hubungan kinerja pengawas minum obat (PMO) dengan

kesembuhan pasien TB paru kasus baru strategi DOTS (Doctoral

dissertation, Universitas Sebelas Maret).

RI, K. K. (2013). Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, 125.

Werdhani, R.A., 2002. Patofisiologi, Diagnosis, Dan Klafisikasi Tuberkulosis.

Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, Dan Keluarga FKUI.

WHO. Global Tuberculosis Report 2012. Geneva: WHO; 2012.