Pengaruh Kebijakan Sunset Policy Jilid II terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Bojonagara).
vi
Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebijakan Sunset Policy Jilid II terhadap kepatuhan wajib pajak. Dimana Sunset Policy Jilid II ini merupakan fasilitas atau kebijakan yang diberikan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) setelah
sunset policy pertama yang berakhir di tahun 2009 lalu dan pada tanggal 1 Mei
2015, Kementerian Keuangan menetapkan kembali kebijakan baru yaitu Sunset
Policy Jilid II
Pada tahun 2015 ini, pemerintah mengadakan kebijakan Sunset Policy Jilid II dalam rangka untuk meningkatkan potensi penerimaan pajak serta revolusi perpajakan agar menjadi lebih baik. Potensi penerimaan pajak dapat dihubungkan dengan kepatuhan wajib pajak. Peneliti menggunakan uji regresi sederhana yaitu dengan uji hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari sunset
policy jilid II dengan kepatuhan wajib pajak, menyangkut penelitian sebelumnya
mengungkapkan terdapat pengaruh pada kebijakan sunset policy pertama terhadap kepatuhan wajib pajak (Ardani,2010).
Setelah peneliti mengolah data dari 54 kuesioner yang disebarkan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bojonagara, Peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh antara sunset policy jilid II dengan kepatuhan wajib pajak, dikarenakan pengaruh faktor-faktor lain seperti pembenahan administrasi pajak, perbaikan pelayanan, penyuluhan secara sistimatis dan berkesinambungan kepada Wajib Pajak serta adanya penegakan hukum (Ardani,2010)
Kata Kunci : Sunset Policy, Sunset Policy Jilid II, Kepatuhan Wajib Pajak.
(2)
vii
Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
The research aims to determine the influence of the Sunset Policy Volume II toward the Tax payer’s obidience. Sunset Policy Volume II is a facility or policies provided by the Directorate General of Taxation (DGT) after the first sunset policy that ended in 2009 and on May 1, 2015, the Ministry of Finance set a new policy Back Namely Sunset Policy Volume II
In 2015, the government held a Sunset Policy Volume II in order to increase the potential tax revenue and taxation revolution to make it better. Potential tax revenue can be attributed to Tax payer Obidience. Researchers used a simple regression approach by using a hypothesis test to determine whether or not the influence of sunset policy volume with taxpayer’s obidience, regarding previous study reveals influences of the sunset policy volume II toward the tax payer’s obidience (Ardani, 2010).
Once the researchers process data from 54 questionnaires distributed at the Tax Service Office (TSO) Bojonagara, researchers get conclusion that There are currently no influence of sunset policy volume II toward the tax payer’s obidience, due to the influence of other factors like improving the tax administration and tax service, systematic and continual enlightening to the Tax Payers, which is combined with law enforcement. (Ardani,2010)
(3)
viii
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Surat Pengesahan ... iii
Surat Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ... iv
Kata Pengantar ... v
Abstrak ... vi
Abstract ... vii
Daftar isi ... viii
Daftar Tabel ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Kajian Pustaka ... 5
2.1.1 Sunset Policy ... 5
2.1.1.1 Kebijakan Sunset Policy Pertama ... 5
2.1.1.2 Kebijakan Sunset Policy Jilid II ... 8
2.1.1.3 Perbedaan antara Kebijakan Sunset Policy Pertama dengan Kebijakan Sunset Policy Jilid II ... 10
2.1.1.4 Perbedaan antara Tax Amnesty dengan Sunset Policy ... 12
2.1.2 Kepatuhan Wajib Pajak ... 12
2.1.2.1 Kepatuhan Wajib Pajak ... 12
2.1.2.2 Tax Ratio dalam Pengukuran Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak ... 15
2.2 Riset Empiris ... 15
2.3 Kerangka Pemikiran ... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20
3.1 Objek Penelitian ... 20
3.1.1 Sejarah Singkat KPP Bojonagara ... 20
3.1.2 Struktur Organisasi di KPP Bojonagara ... 22
3.2 Pengukuran Variabel dan Devinisi Operasional ... 24
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.3.1 Jenis Data ... 26
3.3.2 Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel ... 26
3.3.3 Metode Pengumpulan Data ... 27
3.3.4 Teknik Pengujian Data ... 28
3.3.5 Uji Heteroskedastisitas ... 30
3.3.6 Uji Asumsi Klasik ... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
4.1 Hasil Penelitian ... 32
4.1.2 Detugas akhir Kuesioner ... 32
4.1.3 Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32
4.1.4 Identifikasi Responden Berdasarkan Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP) ... 33
4.2 Hasil Analisis Data ... 34
(4)
ix
Universitas Kristen Maranatha
4.2.2 Uji Reliabilitas ... 35
4.2.3 Uji Normalitas ... 36
4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 37
4.2.5 Uji Hipotesis ... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40
5.1 Kesimpulan ... 40
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 40
5.3 Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 43
LAMPIRAN ... 45
(5)
x
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 16
2. Tabel 2.2 Rerangka Pemikiran ... 19
3. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 24
4. Tabel 4.1 Hasil Penyebaran Kuesioner ... 32
5. Tabel 4.2 Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 33
6. Tabel 4.3 Identifikasi Responden Berdasarkan Kepemilikan NPWP ... 33
7. Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Sub Variabel Sunset Policy Jilid II ... 34
8. Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Sub Variabel Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak ... 35
9. Tabel 4.6 Uji Reliabilitas ... 36
10.Tabel 4.7 Uji Normalitas ... 37
11.Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas ... 37
(6)
1
Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap negara memiliki wewenang dan kebijakan untuk mengenakan dan memungut pajak kepada warga negaranya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang dibuat oleh negara tersebut. Sunset
Policy merupakan fasilitas atau kebijakan yang diberikan Direktorat
Jenderal Pajak (DJP) dalam bentuk penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, sebagaimana diatur dalam pasal 37A UU KUP (UU No. 28 Tahun 2007). Namun pada tanggal 1 Mei 2015, Kementerian Keuangan menetapkan kebijakan baru yaitu Sunset Policy Jilid II, dimana perbedaannya terletak pada landasan hukum penghapusan sanksi dan penerbitan Surat Pemberitahuan (SPT). Langkah ini merupakan salah satu bentuk pengampunan pajak (Tax Amnesty) yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk mencapai target penerimaan pajak di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN) tahun 2015. Dana yang dibutuhkan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencapai Rp 1.994,9 Triliun yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 1.330,8 Triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 664,1 Triliun. Besarnya total belanja tersebut dipenuhi dengan pendapatan negara serta proyeksi pembiayaan dalam dan luar negeri yang dilakukan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Sementara itu, pendapatan negara
(7)
BAB I PENDAHULUAN |2
Universitas Kristen Maranatha
tersebut berasal dari pendapatan perpajakan dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (Ginting,2015)
Pengamat Perpajakan Universitas Indonesia, Ruston Tambunan mengatakan, program tax amnesty berbeda dengan sunset
policy. Dalam sunset policy, yang dihapuskan adalah sanksi denda
administrasi sedangkan pokok pajaknya wajib dibayar penuh sesuai tarif umum yang berlaku bagi Wajib Pajak orang pribadi dan badan. Tidak terdapat ketentuan mengenai pembebasan atas tuntutan pidana pajak dalam hal ini. Sedangkan dalam tax amnesty umumnya diberikan adalah pengampunan atas pokok pajak yaitu keringanan dengan penerapan tarif yang jauh lebih rendah dari tarif pajak yang berlaku umum atas hutang pajak atau pokok pajak yang kurang atau belum dibayar. Selain itu, dalam tax amnesty diberikan pembebasan dari tuntutan pidana pajak. (Tambunan, 2015)
Ritsema, et al. (2003), dalam jurnalnya mengenai “Economic and Behavioral Determinants of Tax Compliance : Evidence from the
1997 Arkansas Tax Penalty Amnesty Program” menyatakan bahwa
program tax amnesty yang dilakukan di Amerika Serikat berdampak positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dan pendapatan negara. Sehingga dengan berhasilnya penerapan kebijakan tersebut di Amerika Serikat, Indonesia mengadopsi kebijakan tersebut dengan nama yang sama pada tahun 1984. Kemudian pada tahun 2008, nama tax amnesty tersebut berubah menjadi sunset policy.
(8)
BAB I PENDAHULUAN |3
Universitas Kristen Maranatha
Pada penelitian yang dilakukan oleh Mira Novana Ardiani (2010) mengenai “Pengaruh Kebijakan Sunset Policy terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus di Kanwil DJP Jawa Timur I Surabaya) menyatakan bahwa kepatuhan sebelum diberlakukan Sunset
Policy masih relatif rendah, dibandingkan dengan masa setelah berlaku Sunset Policy yang ternyata cenderung meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari adanya peningkatan jumlah wajib pajak, jumlah setoran pajak, berkurangnya surat ketetapan pajak dan meningkatnya tax ratio, dan kepatuhan itu tentu harus tetap ditingkatkan antara lain dengan pembebasan administrasi pajak, perbaikan pelayanan, penyuluhan secara sistematis dan berkesinambungan kepada wajib pajak serta penegakan hukum. Sekilas pengertian tax ratio adalah perbandingan antara jumlah penerimaan pajak dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu Negara. Rasio tersebut dipergunakan untuk menilai tingkat kepatuhan pembayaran pajak oleh masyarakat dalam suatu Negara (Direktorat Jenderal Pajak,2015)
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti ingin meneliti dengan mengambil judul penelitian “Pengaruh Sunset Policy Jilid II terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apa terdapat pengaruh kebijakan Sunset
(9)
BAB I PENDAHULUAN |4
Universitas Kristen Maranatha 1.3 Tujuan Penelitian
Selaras dengan rumusan masalah yang dimiliki, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebijakan Sunset Policy Jilid II terhadap kepatuhan wajib pajak.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dierikan sebagai berikut : 1. Bagi Universitas
Menambah referensi sebagai perbandingan yang akan datang serta sebagai tambahan informasi untuk perpustakan universitas. 2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh, khususnya dibidang perpajakan.
3. Bagi Pembaca dan Peneliti selanjutnya
Menambah informasi baru bagi pembaca mengenai kebijakan Sunset Policy jilid II, serta seagai panduan untuk membuat penelitian selanjutnya.
(10)
40
Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Sunset Policy Jilid II terhadap Kepatuhan Wajib pajak, dari olahan 54 kuesioner yang disebar di KPP Bandung Bojonagara dengan uji-uji yang sudah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti dapat menarik kesimpulan yaitu tidak terdapat pengaruh antara kebijakan sunset policy Jilid II terhadap kepatuhan wajib pajak dikarenakan pengaruh faktor-faktor lain seperti pembenahan administrasi pajak, perbaikan pelayanan, penyuluhan secara sistimatis dan berkesinambungan kepada Wajib Pajak serta adanya penegakan hukum (Ardani,2010)
5.2 Keterbatasan Penelitian
Pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam kuesioner peneliti sebarkan sangat terbatas dan mungkin belum dapat mewakili variabel yang diteliti oleh peneliti saat ini. Kemudian, populasi dan sampel yang peneliti teliti hanya di KPP Bojonagara saja sehingga tidak menunjukkan keseluruhan pengaruh yang ada di Bandung. Serta saat diuji heteroskedastisitas, data yang diolah tidak terbebas dari heteroskedastitas menandakan data yang didapat peneliti bervariasi, walaupun tidak berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan peneliti.
(11)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN |41
Universitas Kristen Maranatha
5.3 Saran
Saran yang diberikan oleh peneliti untuk pihak-pihak yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Untuk Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat menanggapi hasil yang didapat peneliti terhuhubung dengan kesimpulan yang didapatkan tidak ada pengaruh antara kebijakan sunset policy jilid II terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Untuk Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti permasalahan ini, supaya dapat memberikan pernyataan-pernyataan kepada Wajib Pajak yang lebih spesifik yang dapat mewakili variabel. Selain itu, peneliti dapat membahas variabel yang lebih lagi dapat menggambarkan sunset policy tersebut dan juga menambah jumlah responden atau sampel dari jumlah populasi para wajib pajak.
3. Untuk Pembaca
Diharapkan setelah penelitian ini pembaca dapat mengerti mengenai sunset policy dan mengetahui perbedaan kebijakan sunset
policy pertama dengan sunset policy jilid II, kemudian pembaca
diharapkan secara terus menerus mempelajari tentang perpajakan karena akan selalu terjadi perubahan dalam UU yang mengatur
(12)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN |42
Universitas Kristen Maranatha
tentang perpajakan sehingga pembaca tidak akan salah dalam melakukan pembayaran di kantor pajak.
(13)
43
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Ardiani (2010), dalam Gunadi, 2002, “Pengaruh Kebijakan Sunset Policy
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus di Kanwil DJP Jawa Timur I Surabaya)
Ardiani (2010), dalam Mardiasmo, 2000, “Pengaruh Kebijakan Sunset Policy terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus di Kanwil DJP
Jawa Timur I Surabaya)
Ardiani, M. N. (2010), “Pengaruh Kebijakan Sunset Policy terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus di Kanwil DJP Jawa Timur I Surabaya)
Direktorat Jenderal Pajak (2015), Tax Ratio.
Ghozali (2002), Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi. Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro.
Ginting, A. M. (2015). Strategi Perpajakan 2015, Vol. VII, No. 03/I/P3DI/Februari 2015.
Mardiasmo (2015), Ditjen Pajak siap terapkan "tax amnesty", dari http://www.antaranews.com/berita/476713/ditjen-pajak-siap-terapkan-tax-amnesty
Ritsema, et al. (2003), “Economic and Behavioral Determinants of Tax Compliance : Evidence from the 1997 Arkansas Tax Penalty Amnesty Program”.
Santoso (2009), Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Suharsono, A. (2013) Memahami Sunset Policy Dalam Undang-Undang KUP, dari http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/167- artikel-pajak/12589-memahami-sunset-policy-dalam-undang-undang-kup
Suliyanto (2009), Metode Riset Bisnis. Edisi Kedua. Yogyakarta.
Surawijaya, I. (2015), Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi
Tahun 2015, dari
http://pajaktaxes.blogspot.co.id/2015/05/pengurangan-atau-penghapusan-sanksi.html
Tambunan, R. (2015). Mengupas Sunset Policy & Tax Amnesty, Senjata
Kejar Target Pajak, dari
http://bisnis.liputan6.com/read/2217599/mengupas-sunset-policy-amp-tax-amnesty-senjata-kejar-target-pajak.
(14)
DAFTAR PUSTAKA | 44
Universitas Kristen Maranatha
Tambunan, R. (2015), Tax Amnesty dan Sunset Policy, Mana yang Lebih Menarik?, dari http://bisnis.liputan6.com/read/2218890/tax-amnesty-dan-sunset-policy-mana-yang-lebih-menarik
Tobelo, (2015), PMK 91 Sebagai Sunset Policy Jilid 2, dari http://kpppratamatobelo.com/news/pmk-91-sebagai-sunset-policy-jilid-2
Widodo, A. & Austin, M., (2015), Sunset Policy : Fostering, Aware, and
(1)
BAB I PENDAHULUAN |4
1.3 Tujuan Penelitian
Selaras dengan rumusan masalah yang dimiliki, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kebijakan Sunset Policy Jilid II terhadap kepatuhan wajib pajak.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dierikan sebagai berikut :
1. Bagi Universitas
Menambah referensi sebagai perbandingan yang akan datang serta sebagai tambahan informasi untuk perpustakan universitas. 2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh, khususnya dibidang perpajakan.
3. Bagi Pembaca dan Peneliti selanjutnya
Menambah informasi baru bagi pembaca mengenai kebijakan Sunset Policy jilid II, serta seagai panduan untuk membuat penelitian selanjutnya.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Sunset Policy Jilid II terhadap Kepatuhan Wajib pajak, dari olahan 54 kuesioner yang disebar di KPP Bandung Bojonagara dengan uji-uji yang sudah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti dapat menarik kesimpulan yaitu tidak terdapat pengaruh antara kebijakan sunset policy Jilid II terhadap kepatuhan wajib pajak dikarenakan pengaruh faktor-faktor lain seperti pembenahan administrasi pajak, perbaikan pelayanan, penyuluhan secara sistimatis dan berkesinambungan kepada Wajib Pajak serta adanya penegakan hukum (Ardani,2010)
5.2 Keterbatasan Penelitian
Pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam kuesioner peneliti sebarkan sangat terbatas dan mungkin belum dapat mewakili variabel yang diteliti oleh peneliti saat ini. Kemudian, populasi dan sampel yang peneliti teliti hanya di KPP Bojonagara saja sehingga tidak menunjukkan keseluruhan pengaruh yang ada di Bandung. Serta saat diuji heteroskedastisitas, data yang diolah tidak terbebas dari heteroskedastitas menandakan data yang didapat peneliti bervariasi, walaupun tidak berpengaruh terhadap hasil yang didapatkan peneliti.
(3)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN |41
5.3 Saran
Saran yang diberikan oleh peneliti untuk pihak-pihak yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Untuk Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat menanggapi hasil yang didapat peneliti terhuhubung dengan kesimpulan yang didapatkan tidak ada pengaruh antara kebijakan sunset policy jilid II terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Untuk Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti permasalahan ini, supaya dapat memberikan pernyataan-pernyataan kepada Wajib Pajak yang lebih spesifik yang dapat mewakili variabel. Selain itu,
peneliti dapat membahas variabel yang lebih lagi dapat
menggambarkan sunset policy tersebut dan juga menambah jumlah responden atau sampel dari jumlah populasi para wajib pajak.
3. Untuk Pembaca
Diharapkan setelah penelitian ini pembaca dapat mengerti mengenai sunset policy dan mengetahui perbedaan kebijakan sunset policy pertama dengan sunset policy jilid II, kemudian pembaca diharapkan secara terus menerus mempelajari tentang perpajakan karena akan selalu terjadi perubahan dalam UU yang mengatur
(4)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN |42
tentang perpajakan sehingga pembaca tidak akan salah dalam melakukan pembayaran di kantor pajak.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ardiani (2010), dalam Gunadi, 2002, “Pengaruh Kebijakan Sunset Policy
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus di Kanwil DJP Jawa Timur I Surabaya)
Ardiani (2010), dalam Mardiasmo, 2000, “Pengaruh Kebijakan Sunset
Policy terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus di Kanwil DJP Jawa Timur I Surabaya)
Ardiani, M. N. (2010), “Pengaruh Kebijakan Sunset Policy terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus di Kanwil DJP Jawa Timur I Surabaya)
Direktorat Jenderal Pajak (2015), Tax Ratio.
Ghozali (2002), Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi. Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro.
Ginting, A. M. (2015). Strategi Perpajakan 2015, Vol. VII, No. 03/I/P3DI/Februari 2015.
Mardiasmo (2015), Ditjen Pajak siap terapkan "tax amnesty", dari http://www.antaranews.com/berita/476713/ditjen-pajak-siap-terapkan-tax-amnesty
Ritsema, et al. (2003), “Economic and Behavioral Determinants of Tax Compliance : Evidence from the 1997 Arkansas Tax Penalty Amnesty Program”.
Santoso (2009), Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Suharsono, A. (2013) Memahami Sunset Policy Dalam Undang-Undang
KUP, dari
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/167- artikel-pajak/12589-memahami-sunset-policy-dalam-undang-undang-kup
Suliyanto (2009), Metode Riset Bisnis. Edisi Kedua. Yogyakarta.
Surawijaya, I. (2015), Pengurangan Atau Penghapusan Sanksi Administrasi
Tahun 2015, dari
http://pajaktaxes.blogspot.co.id/2015/05/pengurangan-atau-penghapusan-sanksi.html
Tambunan, R. (2015). Mengupas Sunset Policy & Tax Amnesty, Senjata
Kejar Target Pajak, dari
(6)
http://bisnis.liputan6.com/read/2217599/mengupas-sunset-policy-DAFTAR PUSTAKA |44
Tambunan, R. (2015), Tax Amnesty dan Sunset Policy, Mana yang Lebih Menarik?, dari http://bisnis.liputan6.com/read/2218890/tax-amnesty-dan-sunset-policy-mana-yang-lebih-menarik
Tobelo, (2015), PMK 91 Sebagai Sunset Policy Jilid 2, dari http://kpppratamatobelo.com/news/pmk-91-sebagai-sunset-policy-jilid-2
Widodo, A. & Austin, M., (2015), Sunset Policy : Fostering, Aware, and Increase, dari http://ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=67