Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui Faktor Risiko Tekanan dan Peluang.

(1)

vii

ABSTRACT

This study aims to obtain empirical evidence about the effectiveness of the fraud triangle is pressure, opportunity, and rationalization in detecting financial statements fraud. Based on the theory of fraud triangle Cressey adopted in SAS 99, the researchers developed a variable that can be used to proxy the size of the components of the pressure and opportunity. The variables of the fraud triangle used is pressure consisting of financial stability are proxied by asset growth (AGROW), and financial targets are proxied by the return on assets (ROA), and opportunity consisting of effective monitoring proxied by the proportion of independent commissioners (IND). Data on indications of financial statements fraud in this study obtained from the annual report and used Altman’s model as the dependent variable.

The population of this study was nonfinancial companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011 to 2013. Total sample was 72 companies. Testing the hypothesis used the multiple linear regression method.

The results of this study indicated that financial stability are proxied by asset growth and financial targets proxied by ROA significantly related to the possibility of financial statements fraud. While ineffective monitoring did not significantly influence the likelihood of financial statements fraud.


(2)

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang efektivitas dari fraud triangle yaitu tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan teori fraud triangle Cressey yang diadopsi dalam SAS No.99, peneliti mengembangkan variabel yang dapat digunakan untuk proksi ukuran dari komponen tekanan dan peluang. Variabel- variabel dari fraud triangle yang digunakan adalah tekanan yang terdiri dari stabilitas keuangan yang diproksi dengan tingkat pertumbuhan aset (AGROW), dan target keuangan yang diproksi dengan return on asset (ROA); dan peluang yang terdiri dari efektivitas pengawasan yang diproksi dengan proporsi komisaris independen (IND). Data mengenai indikasi kecurangan laporan keuangan pada penelitian ini didapat dari annual report dan perhitungan model Altman sebagai variabel dependen.

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 - 2013. Total sampel penelitian ini adalah 72 perusahaan. Pengujian hipotesis menggunakan metode regresi linier berganda.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa stabilitas keuangan yang diproksi dengan tingkat pertumbuhan aset dan target keuangan yang diproksi dengan ROA berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan kecurangan laporan keuangan. Sedangkan efektivitas pengawasan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan kecurangan laporan keuangan.


(3)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 5

1.3.MaksuddanTujuan Penelitian ... 7

1.4.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 9

2.1.Kajian Pustaka ... 9

2.1.1.TeoriKeagenan ... 9

2.1.2.Fraud ... 13

2.1.2.1 DefinisiFraud...13


(4)

x

2.1.2.3 Jenis-jenisFraud ... 15

2.1.3.KecuranganLaporanKeuangan ... 16

2.1.3.1 DefinisiKecuranganLaporanKeuangan ... 16

2.1.3.2 PelakuKecuranganLaporanKeuangan ... 19

2.1.4.Fraud Triangle Theory... 20

2.1.4.1 Pressure ... 21

2.1.4.2 Opportunity ... 21

2.1.4.3 Rasionalization... 22

2.2.Penelitian Terdahulu ... 23

2.3.Kerangka Pemikiran ... 28

2.4.HipotesisPenelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 36

3.1. Definisi OperasionaldanPengukuran Data Variabel ... 36

3.2.Populasi, Sampel, danTeknikPengambilanSampel ... 40

3.3.JenisdanSumber Data ... 42

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 43

3.5. Metode Analisis Data ... 43

3.5.1. Analisis Linier Berganda ... 44

3.5.2. Uji Asumsi Klasik ... 45

3.5.3. Uji Hipotesis ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50


(5)

xi

4.1.1. ObjekPenelitian... 50

4.1.2. HasilPerhitungan... 50

4.1.3. HasilPengolahan Data ... 55

4.1.3.1. HasilUjiAsumsiKlasik ... 55

4.1.3.2. HasilUjiHipotesis ... 61

4.2.Pembahasan ... 64

BAB V PENUTUP ... 67

5.1.Simpulan ... 67

5.2.Keterbatasan ... 68

5.3.Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 74


(6)

xii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Definisi Fraud ………....………...13

2.2 Jenis-jenis Fraud………...15

2.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu……...………...25

4.1 Hasil Perhitungan AGROW, ROA, IND dan Fraud………..49

4.2 Hasil Uji Normalitas……….54

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas………...55

4.4 Hasil Uji Autokorelasi………..57

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas………58

4.6 Model Summary………59

4.7 Hasil Uji Signifikan Simultan………...60


(7)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Fraud Triangle………21


(8)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Daftar Sampel……….74

2. Hasil Perhitungan AGROW, ROA, IND dan Fraud………76


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perekonomian Indonesia semakin penting di mata internasional. Setelah sempat lumpuh akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, kini perekonomian Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat ini, diprediksi pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terkuat ketujuh di dunia. Meski demikian, sekitar 32 juta rakyat Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan. Potensi ekonomi yang baik ini terganjal dengan tingginya korupsi dan buruknya infrastruktur.

Setelah skandal Bank Century, kita tiba-tiba dikejutkan oleh pengakuan Susno Duadji (mantan Kabag Reskrim Mabes Polri), tentang dugaan adanya “makelar kasus (markus)” di tubuh Polri dan Dirjen Pajak. Kasus korupsi di Indonesia saat ini, ibarat “parasit” yang sudah membiak dan beranak pinak di semua sistim birokrasi pemerintahan. Baik di sistim legislatif, eksekutif dan yudikatif. Survei pelaku bisnis yang di rilis perusahaan konsultan “Political & Economic Risk Consultancy” (PERC) di Hongkong pada tanggal 8 Maret 2010 mengumumkan, Indonesia sebagai negara terkorup dari 16 negara Asia Pasifik. Data ini adalah tamparan keras, sekaligus cerminan bagi tata kelola pemerintahan yang semakin memburuk. Korupsi di Indonesia, telah mencapai stadium yang mengkhawatirkan. Karena di semua lembaga pemerintahan didera persoalan yang sama yaitu cyindrome korupsi.


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha Namun di Indonesia, korupsi tidak hanya terjadi di dalam pemerintahan saja, banyak juga terjadi pada sektor-sektor swasta, seperti yang ditemukan Bapepam terdapat sejumlah perusahaan yang terdeteksi melakukan kecurangan (fraud). Tahun 2004, Bapepam menemukan PT Pakuwon Jati Tbk telah melakukan pelanggaran peraturan Bapepam nomor VIII.G.7 tentang penyajian laporan keuangan. Akhirnya Bapepam memberikan sanksi administratif berupa peringatan tertulis pada Pakuwon Jati Tbk dan sanksi administratif berupa peringatan tertulis kepada manajemen PT Pakuwon Jati Tbk (Annual report Bapepam, 2004). Dan berdasarkan indikasi oleh Kementrian BUMN dan pemeriksaan Bapepam (Bapepam, 2002) ditemukan adanya salah saji (overstatement) dalam laporan keuangan yaitu pada laba bersih PT Kimia Farma Tbk (KF) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001. Salah saji ini terjadi dengan cara melebihsajikan penjualan dan persediaan pada tiga unit usaha, dan dilakukan dengan menggelembungkan harga persediaan yang telah diotorisasi oleh direktur produksi untuk menentukan nilai persediaan pada unit distribusi PT Kimia Farma per 31 Desember 2001 (Bapepam, 2002). Selain itu manajemen PT Kimia Farma melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada dua unit usaha. Dari kasus Kimia Farma ini dapat diketahui bahwa perusahaan menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai “alat” untuk memanipulasi laporan keuangan.

Laporan keuangan memberikan segala informasi keuangan mengenai bagaimana posisi keuangan perusahaan, bagaimana kinerja perusahaan selama ini, serta bagaimana arus kas entitas perusahaan yang berguna bagi para pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan tidak hanya sekadar kumpulan angka-angka, namun menjadi alat untuk beberapa pihak yang berkepentingan dalam


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha pengambilan keputusan ekonomi. Menurut FASB (Financial Accounting Standard Boards) (Hendriksen, 2009), pengguna laporan keuangan adalah para pemegang saham, investor lain, dan kreditor.

Pengguna laporan keuangan terdiri dari pemakai internal, dan pemakai eksternal. Pemakai eksternal adalah investor atau calon investor yang meliputi pembeli atau calon pembeli saham atau obligasi, kreditor atau peminjam dana bank, supplier dan pemakai-pemakai lain seperti karyawan, analis keuangan, pialang saham, pemerintah (berkaitan dengan pajak), Bapepam (berkaitan dengan perusahaan go public). Pemakai internal adalah pihak manajemen yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan harian (jangka pendek) dan juga jangka panjang. FASB (Financial Accounting Standard Boards) berpendapat bahwa pemegang saham, investor lain, kreditor adalah pemakai utama laporan keuangan (Hendriksen, 2002).

Berdasarkan fungsi dan peranan laporan keuangan tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa dalam suatu entitas sering ditemukan praktik kecurangan laporan keuangan guna memenuhi ekspektasi atau harapan dari stakeholder yang bersangkutan dan untuk menampilkan keadaan perusahaan yang terbaik. Namun, motivasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya tindakan kecurangan pada pembuatan laporan keuangan yang dilakukan perusahaan. Disamping itu, adanya benturan kepentingan juga dapat mendorong terjadinya praktik manipulasi laporan keuangan, baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan pihak-pihak tertentu. Hal tersebut tentu dapat mempengaruhi kewajaran dalam penyajian laporan keuangan sehingga informasi yang disajikan menjadi tidak akurat, tidak relevan dan menyebabkan salah saji material, yang dapat menyesatkan para


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha pengguna laporan keuangan. Ketika perusahaan menyajikan informasi yang tidak material, maka informasi keuangan tersebut tidak dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi karena analisis yang dilakukan tidak berdasarkan informasi yang sebenarnya.

Menurut Association of Certified Fraud Examinners (ACFE) tahun 2002, kecurangan adalah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain (Ernst & Young LLP, 2009). Fraudulent financial statement didefinisikan oleh Taylor dan Glezen (dalam Soselisa dan Muchlasin, 2008) sebagai suatu kesengajaan atau kecerobohan baik berupa tindakan yang disengaja ataupun kelalaian yang mengakibatkan kekeliruan bersifat material pada laporan keuangan sehingga laporan keuangan mengandung informasi yang menyesatkan.

Banyaknya kasus fraud yang ditangani Bapepam menjadi bukti terdapat kegagalan audit dalam mendeteksi adanya kecurangan laporan keuangan. Cressey (dikutip oleh Skousen et al., 2009) menyimpulkan bahwa kecurangan secara umum mempunyai tiga sifat umum, yaitu tekanan, peluang, dan rasionalisasi yang disebut sebagai fraud triangle. Menurut teori Cressey, tekanan, peluang, dan rasionalisasi selalu hadir pada situasi fraud. Konsep fraud triangle diperkenalkan dalam literatur professional pada SAS No. 99, Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit (Skousen et al., 2009).

Penggunaan analisis fraud triangle untuk mendeteksi adanya kecurangan dalam laporan keuangan sebelumnya pernah dilakukan antara lain oleh Cressey


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha (1953), Turner et al. (2003), Lou dan Wang (2009), Skousen et al. (2009). Skousen et al. (2009) mengatakan bahwa Persons (1995) dan Kaminski, Wetzel, Guan (2004) mengembangkan model prediksi kecurangan menggunakan rasio keuangan, tetapi model tersebut mendapati tingkat kesalahan klasifikasi yang tinggi. Penelitian lainnya dilakukan oleh Beneish (1997) bahwa sales growth, leverage, dan total accruals dibagi dengan total assets berguna dalam mengidentfikasi pelanggar GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) dan perusahaan yang secara agresif menggunakan dasar akrual untuk memanipulasi pendapatan (Skousen et al., 2009).

Atas dasar uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada atau tidaknya kecurangan pada laporan keuangan dengan menggunakan faktor risiko tekanan. Karena dari penelitian terdahulu, sangat besar pengaruh faktor risiko tekanan dalam terjadinya kecurangan pada laporan keuangan. Berdasarkan alasan tersebut, penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan judul:

Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui Faktor Risiko Tekanan dan Peluang”.

1.2Identifikasi Masalah

Laporan keuangan merupakan jendela informasi bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar pengambil keputusan. Oleh karena itu laporan keuangan harus terbebas dari salah saji material yang disebabkan oleh kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud). Namun semakin berkembangnya zaman kasus kecurangan laporan keuangan semakin banyak ditemukan. Perusahaan ingin menampilkan kondisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitasnya dalam


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha kondisi terbaik. Tujuan perusahaan melakukan rekayasa laporan keuangan adalah agar nilai perusahaannya baik dan nilai saham pada bursa efek meningkat sehingga banyak investor yang nantinya berinvestasi pada perusahaan tersebut (Mulford, 2010).

Beberapa kasus kecurangan laporan keuangan memunculkan bukti bahwa kecurangan tersebut dilakukan oleh manajemen puncak (Skousen et al., 2009). Corporate governance yang lemah juga menyebabkan terjadinya kecurangan laporan keuangan pada perusahaan tersebut. Di Indonesia juga ditemukan beberapa kasus fraud baik di pemerintahan, perbankan maupun perusahaan. Adanya kecurangan pada laporan keuangan dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Atas dasar inilah dilakukan analisis fraud triangle untuk mendeteksi adanya kecurangan laporan keuangan. Dari uraian tersebut maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah variabel stabilitas keuangan dengan proksi tingkat pertumbuhan aset yang dilambangkan dengan AGROW, berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.

2. Apakah variabel target keuangan dengan proksi return on asset yang dilambangkan dengan ROA, berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. 3. Apakah variabel efektivitas pengawasan dengan proksi proporsi dewan komisaris independen yang dilambangkan dengan IND, berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha 1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai adanya hubungan antara:

1. Variabel stabilitas keuangan dengan proksi tingkat pertumbuhan asset yang dilambangkan dengan AGROW, terhadap kecurangan laporan keuangan. 2. Variabel target keuangan dengan proksi return on asset yang dilambangkan

dengan ROA, berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.

3. Variabel efektivitas pengawasan dengan proksi proporsi dewan komisaris independen yang dilambangkan dengan IND, berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah: 1. Praktik Bisnis

Memberikan infromasi kepada manajemen agar bisa menghindari terjadinya kecurangan pada pelaporan keuangan, sehingga perusahaan tidak merugi. Dan memberikan informasi untuk para investor dan para pemegang saham, atas adanya kecurangan pelaporan keuangan, agar tidak salah dalam mengambil keputusan. (Norbani, 2012)

2. Akademik

Membantu para akademisi untuk mengetahui faktor-faktor yang mungkin terjadi untuk melakukan suatu kecurangan yang dapat merugikan perusahaan. Dan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi khususnya


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 8

Universitas Kristen Maranatha manajemen keuangan karena dalam penelitian ini proksi dari fraud triangle menggunakan perhitungan rasio keuangan.


(17)

67

BAB V


(18)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 68

Universitas Kristen Maranatha 3. Namun hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel efektivitas pengawasan dengan proksi proporsi komisaris independen terbukti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian statistik yang menunjukkan angka tidak signifikan, di mana nilai signifikansi sebesar 0,985 atau lebih besar dari 0,05.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, jumlah sampel sangat terbatas karena penelitian ini menggunakan data yang tergolong sudah lama yang bersumber dari annual report tahun 2011 – 2013. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperoleh annual report untuk tahun-tahun terbaru agar bisa lebih menggambarkan kasus kecurangan laporan keuangan yang terjadi pada masa sekarang ini. Kedua, kurang dapat digeneralisasikan dalam arti jumlah sampel terbatas pada perusahaan publik nonkeuangan, sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan untuk perusahaan puublik sektor keuangan. Ketiga, indikator yang diambil dalam penelitian ini hanya berdasarkan faktor kuantitatif, yaitu total asset yang digunakan sebagai variabel pengendali. Pengembangan penelitian selanjutnya diharapkan perlu memperbanyak faktor kualitatif lainnya seperti umur perusahaan dan jenis industri sebagai variabel pengendali.


(19)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 69

Universitas Kristen Maranatha 5.3 Saran

Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah menambah proksi variabel dari fraud triangle yang lain agar mendapatkan model yang lebih akurat dalam mendeteksi adanya kecurangan laporan keuangan. Selanjutnya, penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas jumlah sampel perusahaan, yaitu dengan menambahkan periode pengamatan agar dapat memprediksi kasus kecurangan laporan keuangan secara lebih akurat dan maksimal. Pengamatan pada periode sebelum dan sesudah terjadinya kecurangan laporan keuangan juga bisa dipertimbangkan dalam penelitian selanjutnya. Dan saran yang terakhir, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel dependen yang lain sebagai pengukur dari kecurangan laporan keuangan. Variabel dependen lain mungkin dapat digunakan, selain data annual report dan press release Bapepam untuk memprediksi kecurangan laporan keuangan.


(20)

70

DAFTAR PUSTAKA

Ahern, D. M, Clouse, A. & Turner, R., (2003). Distilled: A Practical Introduction to Integrated Process Improvement, Second Edition, Addison Wesley.

Arens, Alvin, Randal J. Elder and Mark S. Beasley. (2011). Auditing &Jasa Assurance. Edisi 13. Penerjemah Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga.

Atia R. Nabila, (2013)., Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dalam Perspektif Fraud Triangle, Skripsi S1, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Dipenogoro. Semarang.

Bell, T., S. Szykowny, & J. Willingham. 1991. Assessing the likelihood of fraudulent financial reporting: A cascaded logit approach. Working Paper, KPMG Peat Marwick, Montvale, NJ.

Collins, D., E. Maydew dan I. Weiss. 1997. “Changes In The Value Relevance Of Earnings and Book Value Over The Past Forty Years”. Journal of Accounting and Economics. 24(1). 39-67

Dunn dan Mayhew. 2004. Audit Firm Indusrty Expertise: A Review and Synthesis Of The Archival Literature. Journal Of Accounting Literature. No. 20, pg 1.

Ernst, dan Young. 2009. Detecting Financial Statement Fraud. Diakses: http://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/FIDSFIDetectingFinancialStatementFra ud.pdf/$FILE/FIDS-FI_DetectingFinancialStatementFraud.pdf

Francis, J. dan K. Schipper. 1999. “Have Financial Statement Lost Their Relevance?”. Journal of Accounting Research. 37(2). 319-352.

Gunarsih, T dan Hartadi, B. 2002. “Pengaruh Pengumuman Pengangkatan Komisaris Independen Terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta.” Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi, Vol 2, No. 2, hal 104-120.

Hartono, Jogiyanto. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.


(21)

71

Hendriksen, Eldon. S dan Vabreda, Michael. F. (2002). Teori Akunting. Edisi Kelima Buku 2. Jakarta : Interaksara.

Irfan, A. (2002). Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi. Lintasan Ekonomi. Vol. XIX, No.2, Pp. 83-93.

Ismiyanti, F. dan Hanafi, M. (2004). Struktur Kepemilikan, Risiko, dan Kebijakan Keuangan: Analisis Persamaan Simultan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis indonesia. Vol. 19, No. 2, Pp. 176-196.

Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.

Koroy, Tri R. 2008. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 10, No. 1.

Lenard, Mary J., Pervaiz Alam,. (1976). “An Historical Perspective on Fraud Detection: From Bankruptcy Models to Most Effective Indicators of Fraud in Recent Incidents. Journal of Forensic & Investigate Accounting. Vol.1, pp. 9.

Loebbecke, J.K. , M.M. Einning dan J.J Willingham.1989. Auditors Experience with Irregularities : Frequency Nature and Detectability. Auditing : A Journal of Practice & Theory, 9 (Fall) : 1-28.

Lou, Y. and M. Wang. 2009. Fraud Risk Factor of The Fraud Triangle Assesing The Likelihood of Fraudulent Financial Reporting. Journal of Business and Economic Research, Vol. 7, No. 2.

Martantya, Daljono, (2013), “Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui Faktor Risiko Tekanan dan Peluang” Dipenogoro Journal of Accounting, Vol. 02 No. 02, 1-12.

Masdupi, E. 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 20. No.1. Pp. 57-69. Maudy, R. Martantya, (2013). Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui


(22)

72

Sanksi dari Bapepam Periode 2002-2006). Skripsi. Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro.

Mulford, Charless W. dan Eugene E. Comiskey. 2010. Deteksi Kecurangan Akuntansi The Financial Numbers Game, Jakarta: PPM Manajemen.

Persia P. Rizka, (2013). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Jakarta: Program Sarjana Universitas Islam Negeri.

Rezaee, Zabihollah. 2002. Prevention and Detection. Canada.

Rivers E, Nguyen B, Havstad S, et al. Early Goal-Directed Therapy in The Treatment of Severe Sepsis and Sepsis Shock. N Engl J Med, 2001;345(19). h. 1368-77.

Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory. Second edition. Canada: Prentice Hall.

Singarimbun, M. dan Effendi, S., (2006), Metode Penelitian Survai, Cetakan Kedelapanbelas, Penerbit Pustaka LP3ES, Jakarta.

Soselisa, Rangga dan Mukhlasin. 2008. “Pengaruh Faktor Kultur Organisasi, Manajemen, Strategik, Keuangan dan Auditor terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi : Studi pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.

Stice, Stice, Skousen. 2009. Akuntansi Keuangan. Jilid satu, Edisi Ke-16. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Sunjoyo., Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Alfabeta: Bandung

Sweeney, J. T. dan Roberts, R. W. 1997. Cognitive Moral Development and Auditor Independence. Accounting, Organizations & Society, 22(3/4): 337-352.


(23)

73

Widowati, Maduretno, (2013), “Pengaruh Corporate Governance, Bonus Plan, dan Firm Size Terhadap Manajemen Laba” Fokus Ekonomi, Vol. 08 No. 01, 28-38. Yulifah, Anna, “Persepsi Auditor Eksternal Tentang Determinan Pencegahan

Kecurangan Laporan Keuangan”. Universitas Brawijaya. Malang.

Dari Internet

http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/07/09/269591560/5-Alasan-Dunia-Sorot-Pilpres-Indonesia

http://politik.kompasiana.com/2010/04/27/fenomena-korupsi-di-indonesia-dan-pemberantasannya-127991.html


(1)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 68

Universitas Kristen Maranatha 3. Namun hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel efektivitas pengawasan dengan proksi proporsi komisaris independen terbukti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan. Hal ini didasarkan pada hasil pengujian statistik yang menunjukkan angka tidak signifikan, di mana nilai signifikansi sebesar 0,985 atau lebih besar dari 0,05.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, jumlah sampel sangat terbatas karena penelitian ini menggunakan data yang tergolong sudah lama yang bersumber dari annual report tahun 2011 – 2013. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperoleh annual report untuk tahun-tahun terbaru agar bisa lebih menggambarkan kasus kecurangan laporan keuangan yang terjadi pada masa sekarang ini. Kedua, kurang dapat digeneralisasikan dalam arti jumlah sampel terbatas pada perusahaan publik nonkeuangan, sehingga tidak dapat dilakukan perbandingan untuk perusahaan puublik sektor keuangan. Ketiga, indikator yang diambil dalam penelitian ini hanya berdasarkan faktor kuantitatif, yaitu total asset yang digunakan sebagai variabel pengendali. Pengembangan penelitian selanjutnya diharapkan perlu memperbanyak faktor kualitatif lainnya seperti umur perusahaan dan jenis industri sebagai variabel pengendali.


(2)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 69

Universitas Kristen Maranatha 5.3 Saran

Dari kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah menambah proksi variabel dari fraud triangle yang lain agar mendapatkan model yang lebih akurat dalam mendeteksi adanya kecurangan laporan keuangan. Selanjutnya, penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas jumlah sampel perusahaan, yaitu dengan menambahkan periode pengamatan agar dapat memprediksi kasus kecurangan laporan keuangan secara lebih akurat dan maksimal. Pengamatan pada periode sebelum dan sesudah terjadinya kecurangan laporan keuangan juga bisa dipertimbangkan dalam penelitian selanjutnya. Dan saran yang terakhir, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel dependen yang lain sebagai pengukur dari kecurangan laporan keuangan. Variabel dependen lain mungkin dapat digunakan, selain data annual report dan press release Bapepam untuk memprediksi kecurangan laporan keuangan.


(3)

70

DAFTAR PUSTAKA

Ahern, D. M, Clouse, A. & Turner, R., (2003). Distilled: A Practical Introduction to Integrated Process Improvement, Second Edition, Addison Wesley.

Arens, Alvin, Randal J. Elder and Mark S. Beasley. (2011). Auditing &Jasa Assurance. Edisi 13. Penerjemah Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga.

Atia R. Nabila, (2013)., Deteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dalam Perspektif Fraud Triangle, Skripsi S1, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Dipenogoro. Semarang. Bell, T., S. Szykowny, & J. Willingham. 1991. Assessing the likelihood of fraudulent

financial reporting: A cascaded logit approach. Working Paper, KPMG Peat Marwick, Montvale, NJ.

Collins, D., E. Maydew dan I. Weiss. 1997. “Changes In The Value Relevance Of Earnings and Book Value Over The Past Forty Years”. Journal of Accounting and Economics. 24(1). 39-67

Dunn dan Mayhew. 2004. Audit Firm Indusrty Expertise: A Review and Synthesis Of The Archival Literature. Journal Of Accounting Literature. No. 20, pg 1.

Ernst, dan Young. 2009. Detecting Financial Statement Fraud. Diakses: http://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/FIDSFIDetectingFinancialStatementFra ud.pdf/$FILE/FIDS-FI_DetectingFinancialStatementFraud.pdf

Francis, J. dan K. Schipper. 1999. “Have Financial Statement Lost Their Relevance?”. Journal of Accounting Research. 37(2). 319-352.

Gunarsih, T dan Hartadi, B. 2002. “Pengaruh Pengumuman Pengangkatan Komisaris Independen Terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta.” Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi, Vol 2, No. 2, hal 104-120.

Hartono, Jogiyanto. (2004). Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.


(4)

71

Hendriksen, Eldon. S dan Vabreda, Michael. F. (2002). Teori Akunting. Edisi Kelima Buku 2. Jakarta : Interaksara.

Irfan, A. (2002). Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi. Lintasan Ekonomi. Vol. XIX, No.2, Pp. 83-93.

Ismiyanti, F. dan Hanafi, M. (2004). Struktur Kepemilikan, Risiko, dan Kebijakan Keuangan: Analisis Persamaan Simultan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis indonesia. Vol. 19, No. 2, Pp. 176-196.

Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm : Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.

Koroy, Tri R. 2008. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 10, No. 1.

Lenard, Mary J., Pervaiz Alam,. (1976). “An Historical Perspective on Fraud Detection: From Bankruptcy Models to Most Effective Indicators of Fraud in Recent

Incidents. Journal of Forensic & Investigate Accounting. Vol.1, pp. 9.

Loebbecke, J.K. , M.M. Einning dan J.J Willingham.1989. Auditors Experience with Irregularities : Frequency Nature and Detectability. Auditing : A Journal of Practice & Theory, 9 (Fall) : 1-28.

Lou, Y. and M. Wang. 2009. Fraud Risk Factor of The Fraud Triangle Assesing The Likelihood of Fraudulent Financial Reporting. Journal of Business and Economic Research, Vol. 7, No. 2.

Martantya, Daljono, (2013), “Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui Faktor Risiko Tekanan dan Peluang” Dipenogoro Journal of Accounting, Vol. 02 No. 02, 1-12.

Masdupi, E. 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 20. No.1. Pp. 57-69. Maudy, R. Martantya, (2013). Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui


(5)

72

Sanksi dari Bapepam Periode 2002-2006). Skripsi. Semarang: Program Sarjana Universitas Diponegoro.

Mulford, Charless W. dan Eugene E. Comiskey. 2010. Deteksi Kecurangan Akuntansi The Financial Numbers Game, Jakarta: PPM Manajemen.

Persia P. Rizka, (2013). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Jakarta: Program Sarjana Universitas Islam Negeri.

Rezaee, Zabihollah. 2002. Prevention and Detection. Canada.

Rivers E, Nguyen B, Havstad S, et al. Early Goal-Directed Therapy in The Treatment of Severe Sepsis and Sepsis Shock. N Engl J Med, 2001;345(19). h. 1368-77.

Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory. Second edition. Canada: Prentice Hall.

Singarimbun, M. dan Effendi, S., (2006), Metode Penelitian Survai, Cetakan Kedelapanbelas, Penerbit Pustaka LP3ES, Jakarta.

Soselisa, Rangga dan Mukhlasin. 2008. “Pengaruh Faktor Kultur Organisasi, Manajemen, Strategik, Keuangan dan Auditor terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi : Studi pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.

Stice, Stice, Skousen. 2009. Akuntansi Keuangan. Jilid satu, Edisi Ke-16. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Suliyanto. (2005). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Sunjoyo., Setiawan, R., Carolina, V., Magdalena, N., dan Kurniawan, A. (2013). Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Alfabeta: Bandung

Sweeney, J. T. dan Roberts, R. W. 1997. Cognitive Moral Development and Auditor Independence. Accounting, Organizations & Society, 22(3/4): 337-352.


(6)

73

Widowati, Maduretno, (2013), “Pengaruh Corporate Governance, Bonus Plan, dan

Firm Size Terhadap Manajemen Laba” Fokus Ekonomi, Vol. 08 No. 01, 28-38.

Yulifah, Anna, “Persepsi Auditor Eksternal Tentang Determinan Pencegahan Kecurangan Laporan Keuangan”. Universitas Brawijaya. Malang.

Dari Internet

http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/07/09/269591560/5-Alasan-Dunia-Sorot-Pilpres-Indonesia

http://politik.kompasiana.com/2010/04/27/fenomena-korupsi-di-indonesia-dan-pemberantasannya-127991.html


Dokumen yang terkait

Pngaruh pengalaman audit, indenpendensi, dan keahlian profesional terhadap pencegahan pendeteksian kecurangan penyajian laporan keuangan; studi empiris pada kantor akuntansi publik di DKI Jakarta

1 10 154

Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

1 30 54

Pengaruh Red Flags, Whistleblowing, dan Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan

4 56 147

PENDETEKSIAN TINGKAT FRAUD MELALUI FAKTOR RISIKO TEKANAN DAN PELUANG Pendeteksian Tingkat Fraud Melalui Faktor Risiko Tekanan Dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan Periode 2010 – 2012).

0 1 15

PENDAHULUAN Pendeteksian Tingkat Fraud Melalui Faktor Risiko Tekanan Dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan Periode 2010 – 2012).

0 2 9

PENDETEKSIAN TINGKAT FRAUD MELALUI FAKTOR RISIKO TEKANAN DAN PELUANG Pendeteksian Tingkat Fraud Melalui Faktor Risiko Tekanan Dan Peluang (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan Periode 2010 – 2012).

0 6 18

Pengaruh Faktor Risiko Tekanan dan Peluang terhadap Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

1 7 21

PENERAPAN MODEL BENEISH (1999) DAN MODEL ALTMAN (2000) DALAM PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

0 0 18

PENDETEKSIAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN ANALISIS FRAUD TRIANGLE Repository - UNAIR REPOSITORY

0 1 146

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN LAPORAN PADA LAPORAN KEUANGAN PERSPEKTIF

0 0 18