Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kedelai Varietas Detam 1 (Glycine max L.Merr) dan Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) Serta Kombinasinya Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Tikus Wistar Jantan (R.Norvegicus L.).

(1)

ABSTRAK

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KEDELAI VARIETAS

DETAM 1 (Glycine max L. Merr) DAN DAUN JATI BELANDA (Guazuma

ulmifolia) SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) PLASMA TIKUS WISTAR JANTAN(R.

Norvegicus L.)

Yuvina Ria Octriane, 2014, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sylvia Soeng, dr., M.Kes.,PA(K).

Penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker dapat disebabkan oleh radikal bebas berlebihan dalam tubuh. Penggunaan ekstrak tanaman yang mengandung antioksidan seperti kedelai dan daun jati belanda diharapkan mampu menangkal radikal bebas dan menurunkan risiko terkena penyakit degeneratif.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol Kedelai Detam 1 (EEKD) dan Jati Belanda (EEJB), serta kombinasinya terhadap kadar malondialdehyde tikus wistar jantan.

Desain penelitiannya menggunakan eksperimental laboratorium sungguhan. 35 tikus Wistar jantan dibagi dalam 7 kelompok(kontrol negatif, kontrol positif, EEKD 20mg, EEJB 20mg, EEKD 10mg : EEJB 10mg, EEKD 20mg : EEJB 10mg, EEKD 10mg : EEJB 20mg). Setiap kelompok diinduksi pakan tinggi lemak selama 42 hari kecuali kontrol negatif. Pada hari ke-14 masing-masing kelompok diberi perlakuan dengan pemberian akuades, EEKD, dan EEJB sebanyak 5mL selama 28 hari. Parameter yang diukur adalah kadar Malondialdehida(MDA) plasma, diukur pada akhir penelitian. Data dianalisis dengan uji ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji LSD (α=0,05).

Kadar MDA terendah didapatkan pada kelompok kontrol negatif dengan rerata=788,83 mol/mL, kadar tertinggi pada kelompok EEKD 20mg dengan rerata=1989,78 mol/mL.

Ekstrak tunggal maupun kombinasinya tidak efektif menurunkan kadar MDA plasma tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.


(2)

ABSTRACT

ANTIOXIDANT ACTIVITY OF DETAM 1 SOYBEAN ETHANOL EXTRACT (Glycine max L. Merr) AND MUTAMBA LEAVES (Guazuma ulmifolia) AND THE COMBINATIONS ON PLASMA MALONDIALDEHYDE (MDA) LEVEL IN MALE WISTAR RATS (R. Norvegicus L.)

Yuvina Ria Octriane, 2014, Advisor I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Advisor II : dr. Sylvia Soeng, M.Kes.,(PA)K.

Degenerative diseases such as heart disease, stroke, and cancer can be caused by excessive free radicals in the body. The use of herbs extracts that contain antioxidants such as soybeans and Mutamba leaves is expected to ward off free radicals and reduce the risk of degenerative diseases.

The purpose of the study was to determine the antioxidant activity of Detam 1 soybean ethanol extract (EEKD) and Mutamba leaves(EEJB)and the combination on plasma Malodialdehyde level in male Wistar rats.

The study design was an actual laboratory experimental. 35 male Wistar rats divided into 7 groups (negative control, positive control, EEKD 20mg, EEJB 20mg, EEKD 10mg : EEJB 10 mg, EEKD 20mg : EEJB 10mg, EEKD 10mg : EEJB 20mg). Each group inducted with high lipid diet for 42 days except for the negative control. On the 14th day, each group treated with aquadest, EEKD and EEJB in 5mL for 28 days. Parameters measured was plasma Malondialdehyde (MDA) on the last day of experiment. Data was analyzed with one way ANAVA test and LSD with α=0.05.

The lowest MDA level was found on the negative control group with mean=788.83 mol/mL, the highest level was found on the EEKD 20mg group with mean=1989.78 mol/mL.

Neither single extract nor the combination effective in decreasing plasma MDA level of male Wistar rats which was inducted with high lipid diet.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

LEMBAR PERNYATAAN...iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian... 3

1.4.1 Manfaat Akademis... 3

1.4.2 Manfaat Praktis... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran... 3

1.5.2 Hipotesis... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Radikal Bebas ... 5

2.1.1. Radikal Bebas Dalam Tubuh... 5

2.1.2. Jenis-jenis Oksigen Radikal ... 5


(4)

2.1.4. Malondialdehida ... 6

2.2. Antioksidan ... 7

2.2.1. Antioksidan Endogen... 7

2.2.2. Antioksidan Eksogen ... 8

2.2.3. Perlindungan Antioksidan ... 8

2.2.4. Flavonoid... 10

2.2.4.1 Flavonoid Sebagai Antioksidan... 10

2.2.4.2 Flavonoid Sebagai Pro-oksidan... 11

2.3. Kedelai (Glycine Max (L.) Merrill) ... 12

2.3.1. Taksonomi Kedelai ... 12

2.3.2. Kedelai Detam 1 ... 13

2.3.3. Kandungan Zat ... 13

2.4. Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) ... 14

2.4.1. Taksonomi ... 14

2.4.2. Kandungan Jati Belanda... 15

2.5. Tikus Wistar ... 16

2.5.1. Taksonomi ... 16

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian... 18

3.1.1 Bahan Penelitian ... 18

3.1.2 Alat Penelitian ... 18

3.1.3 Subjek Penelitian ... 18

3.1.4 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.2 Metode Penelitian... 19

3.2.1 Desain Penelitian ... 19

3.2.2 Variabel Penelitian... 19

3.2.2.1 Variabel Perlakuan ... 19

3.2.2.2 Variabel Respon ... 19


(5)

3.2.3 Perhitungan Besar Sampel ... 20

3.3 Prosedur kerja ... 20

3.3.1 Pengumpulan Bahan ... 20

3.3.2 Persiapan Bahan Uji... 21

3.3.3 Persiapan Hewan Coba ... 21

3.3.4 Cara Pemeriksaan ... 22

3.3.4.1 Pengambilan Sampel Darah... 22

3.3.4.2 Pembuatan Pereaksi... 22

3.3.4.3 Pemeriksaan MDA Plasma ... 23

3.4 Metode Analisis ... 23

3.4.1 Hipotesis statistik... 23

3.4.2 Kriteria Uji ... 24

3.5 Aspek Etik ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. ... H asil Penelitian... 25

4.2. ... A nalisis Statistik ... 26

4.3. ... U ji Hipotesis... 28

4.3.1 Pengujian Hipotesis 1 ... 28

4.3.2 Pengujian Hipotesis 2 ... 29

4.3.3 Pengujian Hipotesis 3 ... 30

4.4. ... P embahasan ... 30


(6)

5.1. ... S

impulan... 33

5.2. ... S aran... 33

DAFTAR PUSTAKA... 34

LAMPIRAN... 38

RIWAYAT HIDUP... 42

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Berbagai Macam ROS dan Antioksidan Penawarnya... 9

Tabel 2.2 Berbagai Jenis Flavonoid pada Berbagai Makanan ... 11

Tabel 2.3 Hasil Metabolit Sekunder Kedelai Detam 1 ... 14

Tabel 2.4 Hasil Metabolit Sekunder Jati Belanda ... 16

Tabel 2.5 Data Biologik Tikus ... 17

Tabel 4.1 Rerata Kadar MDA pada Setiap Kelompok ... 25

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk... 26

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas ... 26

Tabel 4.4 Hasil Uji ANAVA... 27


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Elektron dari Reactive Oxygen Species... 6

Gambar 2.1 Tanaman Kedelai... 12

Gambar 2.3 Tanaman Jati Belanda... 15

Gambar 2.4 Tikus Putih Galur Wistar ... 16

Gambar 3.1 Skema Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Kedelai Detam 1 dan Daun Jati Belanda... 21


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Komposisi Pakan Tinggi Lemak ... 38

Lampiran 2. Perhitungan Dosis Bahan Uji yang Dipakai... 38

Lampiran 3. Alat dan Bahan Penelitian ... 39


(9)

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang terjadi seiring dengan bertambahnya

usia, di antaranya adalah penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus, kanker.

Penyakit degeneratif dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor

internal seperti radikal bebas, menurunnya fungsi sel tubuh, menurunnya produksi

hormon dan enzim, apoptosis, sistim kekebalan tubuh yang menurun, dan genetik.

Faktor eksternal meliputi pola hidup dan pola makan yang tidak sehat, polusi,

kebiasaan yang buruk, dan stress. Faktor-faktor eksternal dapat meningkatkan

kadar radikal bebas dalam tubuh dan mempercepat perkembangan penyakit

degeneratif (Astuti, 2008).

Radikal bebas merupakan molekul yang kehilangan satu buah elektron dari

pasangan bebasnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah

sekali bereaksi dengan molekul lain, dan dapat mengoksidasi protein, lemak,

bahkan DNA sel. Radikal bebas terbentuk dari metabolisme tubuh berupa hasil

samping dari proses oksidasi atau pembakaran sel (Bakar, 2010). Salah satu hasil

dari radikal bebas yang bisa diukur adalah Malondialdehyde (MDA). MDA

adalah hasil dari peroksidase lipid, kadarnya dalam plasma meningkat seiring

dengan meningkatnya kadar radikal bebas dalam tubuh (Yuliani, 2002). Untuk

mengatasi dampak negatif radikal bebas diperlukan antioksidan (Astuti, 2008).

Antioksidan merupakan inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan

cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas yang tidak

reaktif dan relatif stabil (Sofia, 2005). Tubuh secara alami memiliki sistem

pertahanan terhadap radikal bebas, yaitu antioksidan endogen intrasel. Tetapi

bila kadar radikal bebas dalam tubuh berlebihan, dibutuhkan asupan antioksidan

eksogen yang berasal dari bahan pangan yang dikonsumsi. Berdasarkan

sumbernya, antioksidan eksogen digolongkan menjadi antioksidan sintetis yang

diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia dan antioksidan alami dari hasil ekstraksi

bahan alami atau yang terkandung dalam bahan alami. Antioksidan sintetis dapat


(11)

2

bersifat karsinogenik jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Antioksidan

alami relatif lebih aman dikonsumsi dibanding antioksidan sintetis (Malangngi,

2012).

Antioksidan alami berasal dari golongan fenolik seperti golongan flavonoid.

Flavonoid adalah suatu golongan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh

tanaman. Antioksidan alami banyak didapatkan dalam buah-buahan,

sayur-sayuran, dan tanaman lain, antara lain kacang kedelai dan daun jati belanda.

Dalam penelitian ini bahan penelitian yang dipilih adalah biji kedelai unggulan

varietas Detam 1 yang ditanam di perkebunan Balitkabi Malang (Balitkabi, 2011).

dan daun Jati Belanda yang ditanam di perkebunan Bumi Herbal Dago (Bumi

Herbal Dago, 2012).

Menurut penelitian Hidayat dkk. ekstrak etanol kedelai Detam 1 mengandung

fenolat, flavonoid H

2

SO

4

, triterpenoid, steroid, saponin, tanin, dan quinon, namun

tidak terdapat alkaloid, sedangkan ekstrak etanol daun Jati Belanda mengandung

fenolik, flavonoid H

2

SO

4

triterpenoid, kuinon dan tanin, tapi tidak mengandung

alkaloid steroid, saponin (Hidayat, 2012).

Pada penelitian sebelumnya dilakukan pemeriksaan antioksidan pada ekstrak

etanol Kedelai Detam 1 (EEKD) dan ekstrak etanol Jati Belanda (EEJB) secara in

vitro dengan kandungan antioksidan tertinggi didapatkan pada kelompok

kombinasi EEKD 1 : EEJB 2 dengan konsentrasi 800 µg/mL sebesar 2,3543

mmol/L (Hidayat, 2014). Penelitian ini dilakukan secara in vivo dengan mengukur

kadar Malondialdehida (MDA) dalam plasma darah tikus Wistar jantan.

1.2 Identifikasi Masalah

1.

Apakah Ekstrak Etanol Kedelai Detam 1 menurunkan kadar MDA plasma.

2.

Apakah Ekstrak Etanol Jati Belanda menurunkan kadar MDA plasma.

3.

Apakah kombinasi Ekstrak Etanol Kedelai Detam 1 dan Ekstrak Etanol


(12)

3

1.3 Tujuan Penelitian

1.

Mengetahui efek Ekstrak Etanol Kedelai Detam 1 dalam menurunkan

kadar MDA plasma.

2.

Mengetahui efek Ekstrak Etanol Jati Belanda dalam menurunkan kadar

MDA plasma.

3.

Mengetahui efek kombinasi Ekstrak Etanol Kedelai Detam 1 dan Ekstrak

Etanol Jati Belanda dalam menurunkan kadar MDA plasma.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat akademis

Mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan mengenai

potensi ekstrak etanol Kedelai varietas Detam 1 dan ekstrak etanol daun

Jati Belanda serta kombinasinya sebagai antioksidan alami untuk

mengatasi radikal bebas.

1.4.2 Manfaat praktis

Meningkatkan penggunaan kedelai varietas Detam 1 dan Daun Jati

Belanda sebagai sumber antioksidan alami.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Radikal bebas merupakan molekul yang kehilangan satu buah elektron dari

pasangan bebasnya, membentuk molekul tidak stabil dan mudah bereaksi dengan

molekul lain, dan dapat mengoksidasi protein, lemak, bahkan DNA sel (Bakar,

2010). Salah satu hasil dari radikal bebas yang bisa diukur adalah

Malondialdehyde (MDA). MDA adalah hasil dari peroksidase lipid, kadarnya

dalam plasma meningkat seiring dengan meningkatnya kadar radikal bebas dalam

tubuh (Yuliani, 2002). Untuk mengatasi dampak negatif radikal bebas diperlukan

antioksidan (Astuti, 2008).

Antioksidan merupakan inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan

cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas yang tidak


(13)

4

reaktif dan relatif stabil (Sofia, 2005). Antioksidan dapat ditemukan pada berbagai

tanaman diantaranya adalah Kedelai dan Jati Belanda.

Ekstrak etanol kedelai detam 1 mengandung zat aktif fenolat, flavonoid H

2

SO

4

,

triterpenoid, steroid, saponin, tanin, dan quinon (Hidayat, 2014). Flavonoid

merupakan senyawa fenolik yang memiliki aktivitas antioksidan. Flavonoid

mengurangi stres oksidatif dalam tubuh dengan beberapa mekanisme:

menghambat formasi radikal bebas, menghambat dekomposisi dari peroksida dan

hidroperoksida, atau sebagai metal chelator (Bolanho & Beleia, 2011). Flavonoid

dapat mencegah peroksidase lemak pada tahap inisiasi dan propagasi sebagai

radical scavenger. Selain itu flavonoid juga menghambat enzim yang berperan

dalam pembentukan ROS seperti Xantin Oksidase (Widowati, 2005).

Ekstrak etanol daun Jati Belanda varietas Bumi Herbal Dago mengandung zat

aktif fenolik, flavonoid H

2

SO

4

triterpenoid, kuinon dan tanin (Hidayat, 2014).

Tanin mengurangi stres oksidatif dengan mendonasikan atom hidrogen atau

elektron. Selain itu juga tanin dapat berikatan dengan ion logam seperti Fe(II) dan

mengganggu dalam salah satu tahap reaksi Fenton sehingga menghambat

oksidasi. Peroksidasi lipid dapat dihambat oleh tanin melalui penghambatan

siklooksigenase (Amarowicz, 2007). Tanin bekerja sebagai donor proton ke lipid

free radical dalam peroksidase. Untuk mengakhiri reaksi rantai dari autooksidasi

lipid, dibentuk radikal tanin yang lebih stabil (Potterat, 1997).

1.5.2 Hipotesis

1.

Ekstrak Etanol Kedelai Detam 1 menurunkan kadar MDA plasma

2.

Ekstrak Etanol Jati Belanda menurunkan kadar MDA plasma

3.

Kombinasi Ekstrak Etanol Kedelai Detam 1 dan Ekstrak Etanol Jati Belanda

menurunkan kadar MDA plasma


(14)

33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Ekstrak Etanol Kedelai Detam tidak menurunkan kadar MDA plasma. 2. Ekstrak Etanol Jati Belanda tidak menurunkan kadar MDA plasma.

3. Kombinasi Ekstrak Etanol Kedelai Detam dan Ekstrak Etanol Jati Belanda tidak menurunkan kadar MDA plasma

5.1.1 Simpulan Tambahan

Ekstrak Etanol Jati Belanda berefek menurunkan kadar MDA Plasma secara angka, tetapi tidak signifikan secara statistik.

5.2 Saran

Sebagai akhir dari penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:

• Perlu penelitian lebih lanjut pada hewan coba dengan kondisi laboratorium dan

kandang hewan yang lebih memadai

• Perlu diteliti lebih lanjut efek ekstrak terhadap hewan coba dengan kadar yang

berbeda


(15)

38

RIWAYAT HIDUP

Nama : Yuvina Ria Octriane NRP : 1110055 Agama : Kristen

Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon, 16 Oktober 1993 Alamat : Jalan Lanud. S. Sukani No.3, Jatiwangi

Riwayat Pendidikan : - 1997-1999 :TK Seruni Jatiwangi

- 1999-2005 : SDN Sutawangi II - 2005-2008 :SMPK 1 BPK PENABUR Bandung

- 2008-2011 :SMAK 1 BPK PENABUR Bandung

- 2011-sekarang :Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha


(16)

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KEDELAI VARIETAS

DETAM 1 (Glycine max L. Merr) DAN DAUN JATI BELANDA (Guazuma

ulmifolia) SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KADAR

MALONDIALDEHYDE (MDA) PLASMA TIKUS WISTAR JANTAN (R.

Norvegicus L.)

ANTIOXIDANT ACTIVITIES OF DETAM 1 SOYBEAN ETHANOL EXTRACT (Glycine max L. Merr) AND MUTAMBA LEAVES (Guazuma ulmifolia) AND THE COMBINATIONS ON PLASMA MALONDIALDEHYDE (MDA) LEVEL IN MALE

WISTAR RATS (R. Norvegicus L.)

Yuvina Ria Octriane 1, Meilinah Hidayat 2, Sylvia Soeng 3 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

2 Bagian Parasit Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha 3 Bagian Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

Abstrak

Penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker dapat disebabkan oleh radikal bebas berlebihan dalam tubuh. Penggunaan ekstrak tanaman yang mengandung antioksidan seperti kedelai dan daun jati belanda diharapkan mampu menangkal radikal bebas dan menurunkan risiko terkena penyakit degeneratif.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol Kedelai Detam 1 (EEKD) dan Jati Belanda (EEJB), serta kombinasinya terhadap kadar malondialdehyde tikus wistar jantan.

Desain penelitiannya menggunakan eksperimental laboratorium sungguhan. 35 ekor tikus Wistar jantan dibagi dalam 7 kelompok (kontrol negatif, kontrol positif, EEKD 20mg, EEJB 20mg, EEKD 10mg : EEJB 10mg, EEKD 20mg : EEJB 10mg, EEKD 10mg : EEJB 20mg). Setiap kelompok diinduksi pakan tinggi lemak selama 42 hari kecuali kontrol negatif. Pada hari ke-14 masing-masing kelompok diberi perlakuan dengan pemberian akuades, EEKD, dan EEJB sebanyak 5mL selama 28 hari. Parameter yang diukur adalah kadar Malondialdehida(MDA) plasma, pada akhir penelitian. Data dianalisis dengan uji ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan uji LSD (α=0,05).

Kadar MDA terendah didapatkan pada kelompok kontrol negatif dengan rerata=788,83 mol/mL, kadar tertinggi pada kelompok EEKD 20mg dengan rerata=1989,78 mol/mL.

Ekstrak tunggal maupun kombinasinya tidak efektif menurunkan kadar MDA plasma tikus Wistar jantan yang diinduksi pakan tinggi lemak.


(17)

Abstract

Degenerative diseases such as heart disease, stroke, and cancer can be caused by excessive free radicals in the body. The use of herbs extracts that contain antioxidants such as soybeans and Mutamba leaves are expected to ward off free radicals and reduce the risk of degenerative diseases.

The purpose of the study was to determine the antioxidant activities of Detam 1 soybean ethanol extract (EEKD) and Mutamba leaves (EEJB) and the combination on plasma Malodialdehyde level in male Wistar rats.

The study design was a real laboratory experimental. 35 male Wistar rats were divided into 7 groups (negative control, positive control, EEKD 20mg, EEJB 20mg, EEKD 10mg : EEJB 10 mg, EEKD 20mg : EEJB 10mg, EEKD 10mg : EEJB 20mg). Each group was induced with high lipid diet for 42 days except the negative control. On the 14th day, each group was treated with aquadest, EEKD and EEJB in 5mL for 28 days. Parameters measured were plasma Malondialdehyde (MDA) level on the last day of experiment. Data was analyzed using one way

ANAVA test and followed by LSD with α=0.05.

The lowest MDA level was found on the negative control group with mean=788.83 mol/mL, the highest level was found on the EEKD 20mg group with mean=1989.78 mol/mL.

Neither single extract nor the combination effective in decreasing plasma MDA level of male Wistar rats which were induced with high lipid diet.

Keywords : malondialdehyde, antioxidant, soybean, mutamba

PENDAHULUAN

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia, antara lain adalah penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus, dan kanker. Penyakit degeneratif dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah radikal bebas 1.

Radikal bebas merupakan molekul yang kehilangan satu buah elektron dari pasangan bebasnya, sehingga molekul radikal menjadi tidak stabil dan mudah sekali bereaksi dengan molekul lain, dapat mengoksidasi protein, lemak, bahkan DNA sel. Radikal bebas terbentuk dari metabolisme tubuh berupa hasil samping dari proses oksidasi atau pembakaran sel 2. Salah satu hasil dari radikal bebas yang bisa diukur adalah Malondialdehyde (MDA). MDA adalah hasil dari peroksidase lipid, kadarnya dalam darah meningkat seiring dengan meningkatnya kadar radikal bebas dalam tubuh 3. Untuk mengatasi dampak

negatif radikal bebas diperlukan antioksidan 1.

Antioksidan merupakan inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas yang tidak reaktif dan relatif stabil 4.

Antioksidan alami berasal dari golongan fenolik seperti golongan flavonoid. Flavonoid adalah suatu golongan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman. Antioksidan alami banyak didapatkan dalam buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman lain, antara lain kacang kedelai dan daun jati belanda. Dalam penelitian ini bahan penelitian yang dipilih adalah biji kedelai unggulan varietas Detam 1 yang ditanam di perkebunan Balitkabi Malang 5. dan daun Jati Belanda yang ditanam di perkebunan Bumi Herbal Dago 6.

Menurut penelitian Hidayat dkk.


(18)

mengandung fenolat, flavonoid H2SO4, triterpenoid, steroid, saponin, tanin, dan quinon, namun tidak terdapat alkaloid, sedangkan ekstrak etanol daun Jati Belanda mengandung fenolik, flavonoid H2SO4 triterpenoid, kuinon dan tanin, tapi tidak mengandung alkaloid steroid, saponin 7. Pada penelitian sebelumnya dilakukan pemeriksaan antioksidan pada ekstrak etanol Kedelai Detam 1 (EEKD) dan ekstrak etanol Jati Belanda (EEJB) secara in

vitro dengan kandungan antioksidan

tertinggi didapatkan pada kelompok kombinasi EEKD 1 : EEJB 2 sebesar 2,3543 mmol/L 8. Penelitian ini dilakukan secara

in vivo dengan mengukur kadar

Malondialdehida (MDA) dalam plasma darah tikus Wistar jantan.

BAHAN DAN CARA

Penelitian ini menggunakan 35 ekor tikus Wistar Jantan yang dibagi kedalam 7 kelompok. Kelompok kontrol negatif diberikan pakan standar, kontrol positif diberi pakan tinggi lemak. Lalu dibagi kedalam 5 kelompok perlakuan: EEKD 20mg, EEJB 20mg, EEKD 10mg : EEJB 10mg, EEKD 20mg : EEJB 10mg, EEKD 10mg : EEJB 20mg. Dilakukan adaptasi selama 1 minggu dengan pemberian pakan standar, lalua setiap kelompok diinduksi pakan tinggi lemak selama 2 minggu, kecuali kelompok kontrol negatif diberi pakan standar. Setelah itu diberi perlakuan selama 4 minggu. Darah tikus diambil pada

akhir penelitian untuk diperiksa kadar

Malondialdehyde (MDA).

ANALISIS DATA

Analisis data menggunakan metode one way ANOVA dengan α = 0,05. Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel. Jika Fhitung lebih besar dari Ftabel maka terdapat perbedaan yang signifikan, dan dilanjutkan dengan uji LSD.

HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstrak tunggal maupun kombinasi dari kedelai Detam 1 dan Jati Belanda tidak menurunkan rerata kadar MDA tikus Wistar. Rerata MDA terendah didapatkan pada kelompok kontrol negatif sebesar 788,83 mol/mL, rerata kadar MDA tertinggi pada kelompok EEKD 20mg sebesar 1989,78 mol/mL. Analisis data dengan uji ANOVA menunjukan hasil yang sangat signifikan (p = 0,005). Hasil rerata MDA dapat dilihat pada Tabel 1. Pada uji LSD, terdapat perbedaan yang sangat bermakna antara kelompok 1 (kontrol negatif) dengan kelompok 2, 3, 4, 6, dan 7. Jika dibandingkan dengan kelompok 2 sebagai kontrol positif, didapatkan perbedaan yang sangat bermakna pada kelompok 1, sedangkan pada kelompok lainnya tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Perbedaan yang bermakna terdapat pada kelompok perlakuan K4 (EEJB 20mg) dengan K7 (EEKD 10mg : EEJB 20mg). Hasil uji LSD dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Hasil Rerata Kadar MDA

Kelompok Rerata kadar MDA (mol/ml)

Kontrol Negatif 788,83

Kontrol Positif EEKD 20 mg

EEJB 20 mg

1650,87 1989,78 1180,87

EEKD 10 : EEJB 10 1670,95

EEKD 20 : EEJB 10 1683,93


(19)

Tabel 2. Hasil Uji LSD Kontrol Negatif Kontrol Positif EEKD 20mg EEJB 20mg EEKD 10 : EEJB 10

EEKD 20 : EEJB 10

EEKD 10 : EEJB 20 Kontrol

Negatif

**

**

NS

**

**

**

Kontrol Positif

**

NS

NS

NS

NS

NS

EEKD 20mg

**

NS

NS

NS

NS

NS

EEJB 20mg

NS

NS

NS

NS

NS

*

EEKD 10 : EEJB 10

**

NS

NS

NS

NS

NS

EEKD 20 : EEJB 10

**

NS

NS

NS

NS

NS

EEKD 10 : EEJB 20

**

NS

NS

*

NS

NS

Keterangan :

 * = Signifikan

 ** = Sangat Signifikan

 NS = Non Signifikan

Dari penelitian yang telah dilakukan, tidak didapatkan efek yang berpotensi untuk menurunkan kadar MDA plasma tikus. Hal ini mungkin karena kerja antioksidan yang lebih berpotensi sebagai pencegah pembentukan radikal bebas, sedangkan pada penelitian yang dilakukan, tikus diberi induksi pakan tinggi lemak dahulu yang meningkatkan risiko untuk terbentuknya radikal bebas. Pada hasil rerata didapatkan kadar MDA yang lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol negatif. Hal ini mungkin dikarenakan kandungan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak tidak hanya berperan sebagai antioksidan, tetapi juga berperan sebagai pro-oksidan pada kondisi tertentu 9, 10.

Flavonoid sebagai prooksidan dipengaruhi oleh konsentrasi flavonoid itu sendiri, pada konsentrasi yang tinggi dapat memicu stres oksidatif. Selain itu juga flavonoid dapat menetralkan radikal bebas dengan membentuk radikal baru berupa radikal fenoksil yang reaktif, tetapi masih bisa distabilkan oleh konjugasi dengan

nukleofil seperti GSH, sistein, atau asam nukleat. Mekanisme flavonoid sebagai prooksidan menyangkut peroksidase yang mengkatalasi oksidasi dari komponen polifenol 9.

Tanin yang terkandung dalam ekstrak

yang diketahui mempunyai efek

antioksidan juga dapat berefek sebagai prooksidan dengan keberadaan Cu(II). Tanin dapat mendegradasi DNA dan mengkontribusi pembentukan radikal hidroksil 11. Selain itu juga tanin mempunyai efek toksik bagi saluran pencernaan dan dapat merusak mukosa dari saluran cerna. Kerusakan pada mukosa dapat memicu stres oksidatif dan meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh 12. Tanin juga mempunyai aktivitas karsinogenik jika dikonsumsi dalam dosis tinggi 13.

Komponen fenolik dan kuinon juga dapat berefek sebagai prooksidan. Logam transisi seperti Cu dan Fe dapat mengkatalisis siklus reduksi dari fenolik yang mengarah pada pembentukan ROS dan radikal organik lainnya yang dapat


(20)

menyebabkan kerusakan DNA, lipid, dan molekul biologis lainnya. Xenobiotik fenolik dan derivat kuinon dapat berefek genotoksik dan mutagenik sebagai prooksidan 14.

Pada penelitian secara in vivo, hasil penelitian bergantung respon individu masing-masing tikus itu sendiri. Pada saat dilakukan penelitian ditemukan tikus yang mempunyai abses, ini diduga karena kondisi dari tempat penelitian yang kurang memadai dan terdapat bebarapa penelitian lain yang digabungkan dalam tempat yang sama. Ini memungkinkan meningkatnya

risiko infeksi yang juga dapat

mempengaruhi kadar radikal bebas. Penempatan tikus dalam kandang yang sempit dan perlakuan yang dapat memicu stres pada tikus juga dapat meningkatkan risiko terjadinya stres oksidatif 15.

SIMPULAN

Ekstrak etanol kedelai Detam 1 dan Jati Belanda serta kombinasinya tidak menurunkan kadar Malondialdehyde.

DAFTAR PUSTAKA

1. Astuti S. Isoflavon Kedelai dan

Potensinya Sebagai Penangkap

Radikal Bebas. Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. 2008 September; 13. 2. Bakar OA. Pemberian Ekstrak Kulit

Terung Ungu (Solanum Melongena L.) Menghambat Peningkatan MDA Dalam Darah Tikus Wistar ( Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Aktivitas Fisik Maksimal. 2010.

3. Yuliani S, Wuryastuti H, Wasito. Pengaruh Pemberian Vitamin E Terhadap Kadar Malondialdehid Plasma pada Tikus yang Diberi Pakan Tinggi Lemak. J. Sain Vet. 2002; 20. 4. Sofia D. Situs Kimia Indonesia.

[Online].; 2005 [cited 2014 Januari 28. Available from: HYPERLINK "http://www.chem-is-try.org"

http://www.chem-is-try.org .

5. Balitkabi. Balai Penelitian

Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.

[Online].; 2011. Available from: HYPERLINK "http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/i ndex.php/Kedelai/Varietas-unggul-Kedelai-Detam-1.html" http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/i ndex.php/Kedelai/Varietas-unggul-Kedelai-Detam-1.html .

6. Bumi Herbal Dago. [Online].; 2012. Available from: HYPERLINK "http://bumi-herbal.com"

http://bumi-herbal.com .

7. Hidayat M, al e. Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine Max L. Merr) Varietas Detam 1 Dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia) Terhadap Inhibisi Enzim Lipase Pankreas. 2012.

8. Hidayat M, Soeng S, Prahastuti S, Hermanto PT, A YK. Aktivitas Antioksidan dan Antitrigliserida Ekstrak Tunggal Kedelai, Jati Belanda, Serta Kombinasinya. Bionatura. 2014 Juli; 16(2).

9. Procházková D, Boušová I,

Wilhelmová N. Antioxidant and prooxidant properties of flavonoids. Fitoterapia. 2011 Januari 28.

10. Widowati W, Safitri R, Rumumpuk R, Siahaan M. Penapisan Aktivitas Superoksida Dismutase pada Berbagai Tanaman. JKM. 2005 Juli; 5(1). 11. Khan NS, Ahmad A, Hadi SM.

Anti-oxidant, pro-oxidant properties of tannic acid and its binding to DNA. Chem Biol. 2000 Maret 15.

12. ansci.cornell.edu. Cornell University College of Agriculture and Life Sciences. [Online].; 2014. Available

from: HYPERLINK

"http://www.ansci.cornell.edu/plants/ toxicagents/tannin.html"

http://www.ansci.cornell.edu/plants/t oxicagents/tannin.html .


(21)

13. Desai BB. Handbook of Nutrition and Diet: Marcel Dekker, Inc.; 2000. 14. Sakihama Y, Cohen MF, Grace SC,

Yamasaki H. Plant phenolic

antioxidant and prooxidant activities: phenolics-induced oxidative damage mediated by metals in plants.

Toxicology. 2002; 177.

15. Hyman M. Ultra Metabolisme. In. Yogyakarta: B-First; 2006.


(22)

34

DAFTAR PUSTAKA

Amarowicz, R.. 2007. Tannins: the new natural antioxidants? Eur. J. Lipid Sci.

Technol.

ansci.cornell.edu. 2014. Tannins: fascinating but sometimes dangerous molecules. Diambil dari Cornell University College of Agriculture and Life Sciences: http://www.ansci.cornell.edu/plants/toxicagents/tannin.html

Astuti, S.. 2008. Isoflavon Kedelai dan Potensinya Sebagai Penangkap Radikal Bebas. Teknologi Industri dan Hasil Pertanian , 13.

Bakar, O. A. 2010. Pemberian Ekstrak Kulit Terung Ungu (Solanum Melongena L.) Menghambat Peningkatan MDA Dalam Darah Tikus Wistar ( Rattus Norvegicus) yang Diinduksi Aktivitas Fisik Maksimal. Denpasar: Udayana Balitkabi. 2011. Diambil dari Balai Penelitian Kacang-kacangan dan

Umbi-umbian:

http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/index.php/Kedelai/Varietas-unggul-Kedelai-Detam-1.html

Bolanho, B., & Beleia, A. 2011. Bioactive Compounds and Antioxidant Potential of Soy Products. Alim. Nutr. , 22 (4), 539-546.

Bumi Herbal Dago. 2012. Diambil dari: http://bumi-herbal.com

Conti, M., Morand P.C., Levillain P., Lemonnier A. 1991. Improved Fluorometric Determination of Malondiadehyde. Clin Chem 37(7)

Desai, B. B. 2000. Handbook of Nutrition and Diet. Marcel Dekker, Inc.

Estina. 2011. Jenis dan Ciri-ciri Tikus Laboratorium Disertai Gambar. Diambil

dari

http://dokterternak.wordpress.com/2010/11/05/jenis-dan-ciri-ciri-tikus-labolatorium-disertai-gamba/

Gajda, Angela M. 2008.High Fat Diets for Diet-Induced Obesity Models.

Harborne, J. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun cara modern menganalisis tumbuhan. Bandung: ITB.

Held, P. 2012. Diambil 18 Juli 2014, dari BioTek:

http://www.biotek.com/resources/articles/reactive-oxygen-species.html

Hidayat, M., et al. 2012. Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine Max L. Merr) Varietas Detam 1 Dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia) Terhadap Inhibisi Enzim Lipase Pankreas.


(23)

35

Hidayat, M., Kurnia, D., Sujatno, M., Sutadipura, N., & Setiawan. 2010. Perbandingan Kandungan Makronutrisi Dan Isoflavon Dari Biji Tempe Dan Ekstrak Kedelai Detam 1 dan Wilis Serta Potensinya Dalam Menurunkan Bobot Badan. Bionatura Jurnal Ilmu Hayati dan Fisik .

Hidayat, M., Soeng, S., Prahastuti, S., Hermanto, P. T., & A, Y. K. 2014. Aktivitas Antioksidan dan Antitrigliserida Ekstrak Tunggal Kedelai, Jati Belanda, Serta Kombinasinya. Bionatura , 16 (2).

Hidayat, M., Sujatno, M., Sutadipura, N., Setiawan. 2011. Aktivitas Ekstrak Protein Biji Kedelai (Glycine max L.Merr) Varietas Detam 1 Terhadap Asupan Pakan, Berat Badan, Lingkar Pinggang dan Kadar Kolesistokinin pada Tikus

Wistar Jantan. Simposium Herbal Medik "Saintifikasi Obat Herbal dan

Aplikasi Kliniknya". Bandung.

Higdon, J. 2008. Flavonoids. Diambil dari Linus Pauling Institute Micronutrient

Research for Optimum Health:

http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/phytochemicals/flavonoids/index.html Hyman, M. 2006. Ultra Metabolisme. Yogyakarta: B-First.

Jetawattana, S. 2005. Malondialdehyde (MDA), a lipid oxidation product. Iowa: TUI

Julie, E., Lu, W., I-Meen, L., Shumin, M., Jeffrey, B., & Howard, D. 2008. Dietary intake of selected flavonols, flavones, and flavonoid-rich foods and

risk of cancer in middle-aged and older woman. The American Journal of

Clinical Nutrition .

Khan, N. S., Ahmad, A., & Hadi, S. M. 2000. Anti-oxidant, pro-oxidant properties of tannic acid and its binding to DNA. Chem Biol .

Kimball, J. W. 2011. Diambil dari Kimball's Biology Pages:

http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/R/ROS.html

Kumar, V. N., & Raju, R. 2009. Flavonoids as Antioxidants. Diambil dari

http://farmacists.blogspot.com/2009/05/flavonoids-as-antioxidants.html

Lingga, L. 2012. The Healing Power of Antioxidant. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Malangngi, L., Sangi, M., & Paendong, J. 2012. Penentuan Kandungan Tanin dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.). MIPA UNSRAT .

Malencic, D., Cvejic, J., & Milandinovic, J. 2012. Polyphenol Content and Antioxidant Properties of Colored Soybean Seeds from Central Europe. Journal of Medicinal Food , 15.


(24)

36

Meisara, R. 2013. Aktivitas Antioksidan, Karakteristik Kimia, dan Organoleptik Tepung Kecambah Kedelai (Glycine max) dengan Berbagai Variasi Pengolahan. Unimus

Merrit, J. 2004. Metabolic Syndrome: Soybean foods and serum lipids. Journal of the National Medical Association , 8(96):1032-1041.

Murray, R. K., Bender, D. A., Botham, K. M., Kennelly, P. J., Rodwell, V. W., & Weil, P. A. 2009. Harper's Illustrated Biochemistry (28e ed.). China: McGraw-Hill.

National Laboratory Animal Centre. 2008. Wistar and Sprague Dawley Strains.

Diambil dari: http://www.nlac.mahidol.ac.th/nlacmuEN/p_animal_Rat.htm Nishiwaki, T., Asano, S., & Ohyama, T. 2008. Isolation of glycinin and

B-conglycinin fractions from a soy protein by utilizing selective proteolysis. Bull.Facul.Agric.Niigata Univ , 61(1):63-66.

Nurhidayah, S. 2009. Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pisang Raja dengan Vitamin A, Vitamin C dan Katekin Melalui Penghitungan Bilangan Peroksida.

Paramawati, R. 2011. Potensi Berbagai Dedaunan Sebagai Minuman Sumber Flavonoid-Antioksidan. Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian Percival, M. 1998. Antioxidants. Clinical Nutrition Insight .

Pertiwi, S. F. 2014. Aktivitas Antioksidan, Karakteristik Kimia, dan Sifat Organoleptik Susu Kecambah Kedelai Hitam (Glycine soja) Berdasarkan Variasi Waktu Perkecambahan.

Potterat, O. 1997. Antioxidants and Free Radical Scavengers of Natural Origin. Current Organic Chemistry , 1 (4), 415-440.

Procházková, D., Boušová, I., & Wilhelmová, N. 2011. Antioxidant and prooxidant properties of flavonoids. Fitoterapia, 82.

Sakihama, Y., Cohen, M. F., Grace, S. C., & Yamasaki, H. 2002. Plant phenolic antioxidant and prooxidant activities: phenolics-induced oxidative damage mediated by metals in plants. Toxicology , 177.

Saponins. 2006. Diambil dari http://www.herbs2000.com/h_menu/saponins.htm Sigit, S., Narumi, H. E., Enggar, P., & Utama, S. 2010. Potensi Sari Kedelai

Hitam dan Sari Kedelai Kuning Terhadap Kadar TrigliseridaTikus (Rattus norvegicus) dengan Diet Tinggi Lemak. Veterinaria Medika , 03 (1).

Sofia, D. 2005. Antioksidan dan Radikal Bebas. Diambil dari Situs Kimia


(25)

37

Soybeans. 2001. Diambil dari

http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=foodspice&dbid=79#nutritional profile

Suganda, A., & al, e. 2007. Jati Belanda. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan

Makanan, Direktorat Obat Asli Indonesia.

Tachibana, N., Iwaoka, Y., Hirotsuka, M., Horio, F., & Kohno, M. 2010. B-conglycinin Lowers Very-Low-Density Lipoprotein-Triglyceride Levels by

Increasing Adiponectin and Insulin Sensituvity in Rats. Biosci Biomol , 74(6):

1250-1255.

Taylor, L. 2005. Raintree. Diambil dari

www.rain-tree.com/Mutamba-Monograph.pdf

Vinerean, H. V. Rats Biology and Husbandry. Diambil dari FIU Research: http://research.fiu.edu/facilities/acf/documents/rats-biology-husbandry.pdf Weber, D., Milkovic, L., Bennet, S. J., Griffith, H. R., Zarkovic, N., & Grune, T.

2013. Measurement of HNE-protein adducts in human plasma and serum by

ELISA—Comparison of two primary antibodies. Redox Biology , 1(1): 226–

233. .

Widowati, W., Safitri, R., Rumumpuk, R., & Siahaan, M. 2005. Penapisan Aktivitas Superoksida Dismutase pada Berbagai Tanaman. JKM , 5 (1).

Yuliani, S., Wuryastuti, H., & Wasito. 2002. Pengaruh Pemberian Vitamin E Terhadap Kadar Malondialdehid Plasma pada Tikus yang Diberi Pakan Tinggi Lemak. J. Sain Vet. , 20.


(1)

menyebabkan kerusakan DNA, lipid, dan molekul biologis lainnya. Xenobiotik fenolik dan derivat kuinon dapat berefek genotoksik dan mutagenik sebagai prooksidan 14.

Pada penelitian secara in vivo, hasil penelitian bergantung respon individu masing-masing tikus itu sendiri. Pada saat dilakukan penelitian ditemukan tikus yang mempunyai abses, ini diduga karena kondisi dari tempat penelitian yang kurang memadai dan terdapat bebarapa penelitian lain yang digabungkan dalam tempat yang sama. Ini memungkinkan meningkatnya risiko infeksi yang juga dapat mempengaruhi kadar radikal bebas. Penempatan tikus dalam kandang yang sempit dan perlakuan yang dapat memicu stres pada tikus juga dapat meningkatkan risiko terjadinya stres oksidatif 15.

SIMPULAN

Ekstrak etanol kedelai Detam 1 dan Jati Belanda serta kombinasinya tidak menurunkan kadar Malondialdehyde.

DAFTAR PUSTAKA

1. Astuti S. Isoflavon Kedelai dan Potensinya Sebagai Penangkap Radikal Bebas. Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. 2008 September; 13. 2. Bakar OA. Pemberian Ekstrak Kulit

Terung Ungu (Solanum Melongena L.) Menghambat Peningkatan MDA Dalam Darah Tikus Wistar ( Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Aktivitas Fisik Maksimal. 2010.

3. Yuliani S, Wuryastuti H, Wasito. Pengaruh Pemberian Vitamin E Terhadap Kadar Malondialdehid Plasma pada Tikus yang Diberi Pakan Tinggi Lemak. J. Sain Vet. 2002; 20. 4. Sofia D. Situs Kimia Indonesia.

[Online].; 2005 [cited 2014 Januari 28. Available from: HYPERLINK "http://www.chem-is-try.org" http://www.chem-is-try.org .

5. Balitkabi. Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. [Online].; 2011. Available from: HYPERLINK "http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/i ndex.php/Kedelai/Varietas-unggul-Kedelai-Detam-1.html" http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/i ndex.php/Kedelai/Varietas-unggul-Kedelai-Detam-1.html .

6. Bumi Herbal Dago. [Online].; 2012. Available from: HYPERLINK "http://bumi-herbal.com"

http://bumi-herbal.com .

7. Hidayat M, al e. Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine Max L. Merr) Varietas Detam 1 Dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia) Terhadap Inhibisi Enzim Lipase Pankreas. 2012.

8. Hidayat M, Soeng S, Prahastuti S, Hermanto PT, A YK. Aktivitas Antioksidan dan Antitrigliserida Ekstrak Tunggal Kedelai, Jati Belanda, Serta Kombinasinya. Bionatura. 2014 Juli; 16(2).

9. Procházková D, Boušová I, Wilhelmová N. Antioxidant and prooxidant properties of flavonoids. Fitoterapia. 2011 Januari 28.

10. Widowati W, Safitri R, Rumumpuk R, Siahaan M. Penapisan Aktivitas Superoksida Dismutase pada Berbagai Tanaman. JKM. 2005 Juli; 5(1). 11. Khan NS, Ahmad A, Hadi SM.

Anti-oxidant, pro-oxidant properties of tannic acid and its binding to DNA. Chem Biol. 2000 Maret 15.

12. ansci.cornell.edu. Cornell University College of Agriculture and Life Sciences. [Online].; 2014. Available

from: HYPERLINK

"http://www.ansci.cornell.edu/plants/ toxicagents/tannin.html"

http://www.ansci.cornell.edu/plants/t oxicagents/tannin.html .


(2)

13. Desai BB. Handbook of Nutrition and Diet: Marcel Dekker, Inc.; 2000. 14. Sakihama Y, Cohen MF, Grace SC,

Yamasaki H. Plant phenolic antioxidant and prooxidant activities: phenolics-induced oxidative damage mediated by metals in plants.

Toxicology. 2002; 177.

15. Hyman M. Ultra Metabolisme. In. Yogyakarta: B-First; 2006.


(3)

34

DAFTAR PUSTAKA

Amarowicz, R.. 2007. Tannins: the new natural antioxidants? Eur. J. Lipid Sci.

Technol.

ansci.cornell.edu. 2014. Tannins: fascinating but sometimes dangerous molecules.

Diambil dari Cornell University College of Agriculture and Life Sciences: http://www.ansci.cornell.edu/plants/toxicagents/tannin.html

Astuti, S.. 2008. Isoflavon Kedelai dan Potensinya Sebagai Penangkap Radikal

Bebas. Teknologi Industri dan Hasil Pertanian, 13.

Bakar, O. A. 2010. Pemberian Ekstrak Kulit Terung Ungu (Solanum Melongena

L.) Menghambat Peningkatan MDA Dalam Darah Tikus Wistar ( Rattus

Norvegicus) yang Diinduksi Aktivitas Fisik Maksimal. Denpasar: Udayana

Balitkabi. 2011. Diambil dari Balai Penelitian Kacang-kacangan dan

Umbi-umbian:

http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/index.php/Kedelai/Varietas-unggul-Kedelai-Detam-1.html

Bolanho, B., & Beleia, A. 2011. Bioactive Compounds and Antioxidant Potential

of Soy Products. Alim. Nutr., 22 (4), 539-546.

Bumi Herbal Dago. 2012. Diambil dari: http://bumi-herbal.com

Conti, M., Morand P.C., Levillain P., Lemonnier A. 1991. Improved Fluorometric

Determination of Malondiadehyde. Clin Chem 37(7)

Desai, B. B. 2000. Handbook of Nutrition and Diet. Marcel Dekker, Inc.

Estina. 2011. Jenis dan Ciri-ciri Tikus Laboratorium Disertai Gambar. Diambil

dari

http://dokterternak.wordpress.com/2010/11/05/jenis-dan-ciri-ciri-tikus-labolatorium-disertai-gamba/

Gajda, Angela M. 2008. High Fat Diets for Diet-Induced Obesity Models.

Harborne, J. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun cara modern menganalisis tumbuhan. Bandung: ITB.

Held, P. 2012. Diambil 18 Juli 2014, dari BioTek:

http://www.biotek.com/resources/articles/reactive-oxygen-species.html

Hidayat, M., et al. 2012. Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine Max L.

Merr) Varietas Detam 1 Dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma


(4)

35

Hidayat, M., Kurnia, D., Sujatno, M., Sutadipura, N., & Setiawan. 2010. Perbandingan Kandungan Makronutrisi Dan Isoflavon Dari Biji Tempe Dan Ekstrak Kedelai Detam 1 dan Wilis Serta Potensinya Dalam Menurunkan

Bobot Badan. Bionatura Jurnal Ilmu Hayati dan Fisik .

Hidayat, M., Soeng, S., Prahastuti, S., Hermanto, P. T., & A, Y. K. 2014. Aktivitas Antioksidan dan Antitrigliserida Ekstrak Tunggal Kedelai, Jati

Belanda, Serta Kombinasinya. Bionatura, 16 (2).

Hidayat, M., Sujatno, M., Sutadipura, N., Setiawan. 2011. Aktivitas Ekstrak

Protein Biji Kedelai (Glycine max L.Merr) Varietas Detam 1 Terhadap Asupan

Pakan, Berat Badan, Lingkar Pinggang dan Kadar Kolesistokinin pada Tikus

Wistar Jantan. Simposium Herbal Medik "Saintifikasi Obat Herbal dan

Aplikasi Kliniknya". Bandung.

Higdon, J. 2008. Flavonoids. Diambil dari Linus Pauling Institute Micronutrient

Research for Optimum Health:

http://lpi.oregonstate.edu/infocenter/phytochemicals/flavonoids/index.html

Hyman, M. 2006. Ultra Metabolisme. Yogyakarta: B-First.

Jetawattana, S. 2005. Malondialdehyde (MDA), a lipid oxidation product. Iowa: TUI

Julie, E., Lu, W., I-Meen, L., Shumin, M., Jeffrey, B., & Howard, D. 2008. Dietary intake of selected flavonols, flavones, and flavonoid-rich foods and

risk of cancer in middle-aged and older woman. The American Journal of

Clinical Nutrition .

Khan, N. S., Ahmad, A., & Hadi, S. M. 2000. Anti-oxidant, pro-oxidant properties

of tannic acid and its binding to DNA. Chem Biol .

Kimball, J. W. 2011. Diambil dari Kimball's Biology Pages:

http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/R/ROS.html

Kumar, V. N., & Raju, R. 2009. Flavonoids as Antioxidants. Diambil dari

http://farmacists.blogspot.com/2009/05/flavonoids-as-antioxidants.html

Lingga, L. 2012. The Healing Power of Antioxidant. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Malangngi, L., Sangi, M., & Paendong, J. 2012. Penentuan Kandungan Tanin dan

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.).

MIPA UNSRAT .

Malencic, D., Cvejic, J., & Milandinovic, J. 2012. Polyphenol Content and Antioxidant Properties of Colored Soybean Seeds from Central Europe.


(5)

36

Meisara, R. 2013. Aktivitas Antioksidan, Karakteristik Kimia, dan Organoleptik

Tepung Kecambah Kedelai (Glycine max) dengan Berbagai Variasi

Pengolahan. Unimus

Merrit, J. 2004. Metabolic Syndrome: Soybean foods and serum lipids. Journal of

the National Medical Association, 8(96):1032-1041.

Murray, R. K., Bender, D. A., Botham, K. M., Kennelly, P. J., Rodwell, V. W., &

Weil, P. A. 2009. Harper's Illustrated Biochemistry (28e ed.). China:

McGraw-Hill.

National Laboratory Animal Centre. 2008. Wistar and Sprague Dawley Strains.

Diambil dari: http://www.nlac.mahidol.ac.th/nlacmuEN/p_animal_Rat.htm Nishiwaki, T., Asano, S., & Ohyama, T. 2008. Isolation of glycinin and

B-conglycinin fractions from a soy protein by utilizing selective proteolysis.

Bull.Facul.Agric.Niigata Univ, 61(1):63-66.

Nurhidayah, S. 2009. Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pisang Raja dengan Vitamin A, Vitamin C dan Katekin Melalui Penghitungan Bilangan Peroksida.

Paramawati, R. 2011. Potensi Berbagai Dedaunan Sebagai Minuman Sumber Flavonoid-Antioksidan. Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian

Percival, M. 1998. Antioxidants. Clinical Nutrition Insight .

Pertiwi, S. F. 2014. Aktivitas Antioksidan, Karakteristik Kimia, dan Sifat

Organoleptik Susu Kecambah Kedelai Hitam (Glycine soja) Berdasarkan

Variasi Waktu Perkecambahan.

Potterat, O. 1997. Antioxidants and Free Radical Scavengers of Natural Origin.

Current Organic Chemistry, 1 (4), 415-440.

Procházková, D., Boušová, I., & Wilhelmová, N. 2011. Antioxidant and

prooxidant properties of flavonoids. Fitoterapia, 82.

Sakihama, Y., Cohen, M. F., Grace, S. C., & Yamasaki, H. 2002. Plant phenolic antioxidant and prooxidant activities: phenolics-induced oxidative damage

mediated by metals in plants. Toxicology, 177.

Saponins. 2006. Diambil dari http://www.herbs2000.com/h_menu/saponins.htm

Sigit, S., Narumi, H. E., Enggar, P., & Utama, S. 2010. Potensi Sari Kedelai Hitam dan Sari Kedelai Kuning Terhadap Kadar TrigliseridaTikus (Rattus

norvegicus) dengan Diet Tinggi Lemak. Veterinaria Medika, 03 (1).

Sofia, D. 2005. Antioksidan dan Radikal Bebas. Diambil dari Situs Kimia


(6)

37

Soybeans. 2001. Diambil dari

http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=foodspice&dbid=79#nutritional profile

Suganda, A., & al, e. 2007. Jati Belanda. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan, Direktorat Obat Asli Indonesia.

Tachibana, N., Iwaoka, Y., Hirotsuka, M., Horio, F., & Kohno, M. 2010. B-conglycinin Lowers Very-Low-Density Lipoprotein-Triglyceride Levels by

Increasing Adiponectin and Insulin Sensituvity in Rats. Biosci Biomol, 74(6):

1250-1255.

Taylor, L. 2005. Raintree. Diambil dari

www.rain-tree.com/Mutamba-Monograph.pdf

Vinerean, H. V. Rats Biology and Husbandry. Diambil dari FIU Research: http://research.fiu.edu/facilities/acf/documents/rats-biology-husbandry.pdf Weber, D., Milkovic, L., Bennet, S. J., Griffith, H. R., Zarkovic, N., & Grune, T.

2013. Measurement of HNE-protein adducts in human plasma and serum by

ELISA—Comparison of two primary antibodies. Redox Biology , 1(1): 226–

233. .

Widowati, W., Safitri, R., Rumumpuk, R., & Siahaan, M. 2005. Penapisan

Aktivitas Superoksida Dismutase pada Berbagai Tanaman. JKM, 5 (1).

Yuliani, S., Wuryastuti, H., & Wasito. 2002. Pengaruh Pemberian Vitamin E Terhadap Kadar Malondialdehid Plasma pada Tikus yang Diberi Pakan Tinggi Lemak. J. Sain Vet., 20.


Dokumen yang terkait

Analisis Histopatologik Duodenum Tikus Wistar pada Pemberian Subkronik Kombinasi Ekstrak Kedelai (Glycine max L.merr) Detam-1 dan Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia).

3 6 21

Efek Pemberian Subkronis Kombinasi Ekstrak Etanol Kedelai (Glycine max L.merr) Varietas Detam-1 dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) terhadap Kadar LDL Tikus Wistar.

0 2 19

Efek Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine max L.merr) Varietas Detam 1, Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia), dan Kombinasinya Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

2 10 30

Efek Ekstrak Etanol Kedelai (Glycine max (L.)Merr.) Varietas Detam I dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) dan Kombinasinya Terhadap Kadar Kolesterol LDL Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

0 0 30

Efek Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine max L.Merr) Varietas Detam 1, Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) dan Kombinasinya Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

1 5 22

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine max (L.)Merr) Varietas Detam 1, Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) dan Kombinasinya.

0 0 26

Perbandingan Efek Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine max L.merr) Varietas Detam 1, Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia), dan Kombinasinya terhadap Penghambatan Kenaikan Berat Badan Tikus Wistar Jantan Dislipidemia.

0 1 15

Efek Ekstrak Etanol Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Varietas Detam 1, Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) dan Kombinasinya terhadap Kadar Trigliserida Tikus Wistar Jantan yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

0 1 20

Efek Samping Ekstrak Etanol Kedelai (Glycine max L.merr) Detam I, Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia)dan Kombinasinya Terhadap Perubahan Gambaran Histopatologik Jejunum Tikus Wistar Jantan Dengan Pemberian Pakan Tinggi Lemak.

0 1 16

Efek Ekstrak Etanol Detam I (Glycine max (L.) Merr.), Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dan Kombinasinya terhadap Kadar LDL Serum Tikus Jantan Galur Wistar.

0 0 18