Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine max (L.)Merr) Varietas Detam 1, Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) dan Kombinasinya.

(1)

ABSTRAK

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL

BIJI KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) VARIETAS DETAM 1,

DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia)

DAN KOMBINASINYA

Patricia Tedja Hermanto, 2013, Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr.,M.Kes. Pembimbing II: Sijani Prahastuti, dr., M.Kes. Latar belakang Penyakit jantung koroner (PJK) dapat disebabkan oleh stres oksidatif akibat berlebihnya radikal bebas yang memapar tubuh. Jumlah penderita PJK yang meningkat dan penatalaksanaannya mahal sehingga dipikirkan langkah pencegahan terjadinya PJK. Penggunaan ekstrak tunggal maupun kombinasi tanaman herbal mengandung antioksidan seperti kedelai dan daun jati Belanda diharapkan mampu menangkal radikal bebas sehingga risiko terkena PJK menurun.

Tujuan Penelitian Mengetahui aktivitas antioksidan dalam ekstrak etanol biji kedelai varietas Detam 1, daun jati Belanda, dan kombinasinya.

Metode Penelitian Eksperimental laboratorium sungguhan. Ekstrak Etanol Kedelai Detam 1 (EEKD) dan Ekstrak Etanol Jati Belanda (EEJB) dibuat dalam 5 konsentrasi berbeda, yaitu : 800 µg/mL, 400 µg/mL, 200 µg/mL, 100 µg/mL dan 50 µg/mL. Kemudian masing-masing konsentrasi ekstrak dibagi lagi dalam 5 kelompok : Kelompok I (EEKD), Kelompok II (EEJB), Kelompok III (EEKD : EEJB = 1 : 1), Kelompok IV (EEKD : EEJB = 2 : 1), dan Kelompok V (EEKD : EEJB = 1 : 2). Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan microplate reader digital dengan panjang gelombang 600 nm. Data yang diperoleh pada konsentrasi 800 µg/mL dianalisis dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan uji Tukey LSD dengan α = 0,05.

Hasil Pada konsentrasi 800 µg/mL, aktivitas antioksidan tertinggi didapatkan pada kelompok V yaitu 2,3543 mmol/L. Pada konsentrasi 400 µg/mL dan 200 µg/mL, didapatkan pada kelompok III, yaitu 1,8311 mmol/L dan 1,5464 mmol/L. Pada konsentrasi 100 µg/mL dan 50 µg/mL, didapatkan pada kelompok IV, yaitu 1,2371 mmol/L dan 1,0071 mmol/L.

Simpulan Kombinasi ekstrak etanol kedelai Detam 1 (EEKD) dan ekstrak etanol jati Belanda (EEJB) memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak tunggalnya pada semua konsentrasi.


(2)

v

ABSTRACT

ACTIVITY OF ANTIOXIDANT IN ETHANOL EXTRACT OF

SOYBEAN (Glycine max (L.) Merr) VARIETY DETAM 1, JATI

BELANDA LEAVES (Guazuma ulmifolia)

AND THEIR COMBINATION

Patricia Tedja Hermanto, 2013, Advisor I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes. Advisor II : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes.

Background Coronary heart disease (CHD) can be caused by oxidative stress

due to excessive free radicals which exposing the body. The increased amount of CHD patients and their expensive treatments so that thought of CHD prevention. The use of single extract or combination of inexpensive herbal medicine which contain antioxidant such as soybean and Jati Belanda leaves are hoped to ward off free radicals so that the risk of suffering CHD declined.

Research Objective To know the activity of antioxidant inside ethanol extract of

soybean variety Detam 1, jati Belanda leaves and their combination.

Research Method True experimental design. Soybean Detam 1 Ethanol Extract

(SDEE) and jati Belanda Leaves Ethanol Extract (JBEE) were made to 5 different concentration, which are : 800 µg/mL, 400 µg/mL, 200 µg/mL, 100 µg/mL dan 50 µg/mL. And then each concentration extract was devided again within 5 groups : Group I (SDEE), Group II (JBEE), Group III (SDEE : JBEE = 1 : 1), Group IV (SDEE : JBEE = 2 : 1), and Group V (SDEE : JBEE = 1 : 2). The measurement of antioxidant activity was done by digital microplate reader with the wave length 600 nm. Then acquired data on concentration level of 800 µg/mL are analyzed by oneway ANOVA and then continued by LSD testing with .

Result On concentration level of 800 µg/mL, the highest antioxidant activity was

acquired on group V, which is 2.3543 mmol/L. On concentration level of 400 µg/mL and 200 µg/mL, was acquired on group III, which is 1.8311 mmol/L and 1.5464 mmol/L. On concentration level of 100 µg/mL and 50 µg/mL, was acquired on group IV, which is 1.2371 mmol/L and 1.0071 mmol/L .

Conclusion Combination of soybean Detam 1 ethanol extract and jati Belanda

leaves ethanol extract have higher activity of antioxidant compared to single extract in every concentration.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radikal Bebas ... 6

2.1.1 Pendahuluan ... 6

2.1.2 Definisi ... 6

2.1.3 Struktur Kimia ... 6

2.1.4 Tipe Radikal Bebas Dalam Tubuh ... 7


(4)

ix

2.1.6 Pembentukan Radikal Bebas Dalam Sel ... 10

2.1.7 Stres Oksidatif ... 10

2.1.8 Bahaya Stres Oksidatif ... 12

2.2 Antioksidan ... 13

2.2.1 Pengertian ... 13

2.2.2 Macam-Macam Antioksidan ... 13

2.2.3 Mekanisme Kerja Antioksidan Eksogen ... 14

2.2.4 Potensiasi Dua Antioksidan ... 15

2.2.5 Flavonoid ... 16

2.3 Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) ... 18

2.3.1 Taksonomi Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) ... 18

2.3.2 Morfologi Tanaman ... 19

2.3.3 Kedelai Detam 1 (Glycine max (L.) Merrill) ... 19

2.3.4 Kandungan Zat dalam Kedelai Detam 1 ... 20

2.4 Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) ... 21

2.4.1 Taksonomi Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) ... 21

2.4.2 Morfologi Tanaman ... 21

2.4.3 Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) Varietas Bumi Herbal Dago ... 22

2.4.4 Kandungan Zat dalam Daun Jati Belanda Varietas Bumi Herbal Dago ... 23

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan dan Subjek Penelitian ... 25

3.1.1 Alat Penelitian ... 25

3.1.2 Bahan Penelitian ... 26

3.1.3 Subjek Penelitian ... 26

3.1.4 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.2 Metode Penelitian ... 27

3.2.1 Desain Penelitian ... 27


(5)

3.2.2.1 Definisi Operasional Variabel ... 27

3.2.3 Prosedur Kerja ... 28

3.2.3.1 Proses Ekstraksi Kedelai Detam 1 dan Daun Jati Belanda ... 28

3.2.3.2 Pemeriksaan Aktivitas Antioksidan ... 30

3.2.4 Metode Analisis ... 32

3.2.4.1 Kriteria Uji ... 32

3.2.4.2 Hipotesis Statistik ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 34

4.2 Analisis Statistik ... 35

4.3 Pembahasan ... 37

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 40

5.1.1 Simpulan Penelitian ... 40

5.1.2 Simpulan Tambahan ... 40

5.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 45

RIWAYAT HIDUP ... 59


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Radikal Bebas Biologis ... 7

Tabel 2.2 Jenis Flavonoid Pada Berbagai Jenis Makanan ... 18

Tabel 2.3 Hasil Metabolit Sekunder Kedelai Detam 1 ... 21

Tabel 2.4 Hasil Metabolit Sekunder Jati Belanda ... 24

Tabel 3.1 Perbandingan Reagen Untuk Analisis ... 30

Tabel 4.1 Rerata Aktivitas Antioksidan Pada Setiap Kelompok ... 34

Tabel 4.2 Nilai p Antar Kelompok Dengan Konsentrasi 800 µg/ml dan 400 µg/ml dengan 100 µg/ml dan 50 µg/ml ... 36

Tabel 4.3 Hasil Uji ANAVA ... 36


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Kedelai... 19

Gambar 2.2 Tanaman (Daun dan Bunga) Guazuma ulmifolia ... 22

Gambar 2.3 Guazuma ulmifolia Varietas Bumi Herbal Dago ... 23

Gambar 3.1 Skema Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Kedelai ... 29

Gambar 3.2 Skema Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda ... 30

Gambar 3.3 Skema Pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Biji Kedelai dan Daun Jati Belanda ... 32


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Aktiviitas Antioksidan... 41 Lampiran 2. Hasil Uji ANAVA Tiap Kelompok Pada Berbagai Konsentrasi ... 49 Lampiran 3. Hasil Uji ANAVA Pada Kelompok 800 µg/ml ... 55 Lampiran 4. Alat dan Bahan Penelitian ... 57


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia dibandingkan dengan jabatan, kekuasaan ataupun kekayaan. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya akan menjadi tidak bermakna. Oleh karena itu, sehat dan bugar merupakan dambaan setiap orang.

Ada kaitan erat antara status kesehatan dan usia harapan hidup manusia dengan pola konsumsinya. Masyarakat di daerah yang banyak mengkonsumsi lemak, gula, dan garam lebih banyak ditemukan sebagai penderita penyakit-penyakit degeneratif dibandingkan masyarakat di wilayah yang banyak mengkonsumsi serat dan vitamin. Proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti kanker, kardiovaskuler, penyumbatan pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke, dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh dapat disebabkan oleh stres oksidatif.

Stres oksidatif adalah keadaan jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya. Stres oksidatif merupakan kondisi terjadi peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) yang akan menyebabkan kerusakan sel, jaringan atau organ (Moller et al., 2007). Pada kondisi stres oksidatif, radikal bebas akan menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid membran sel dan merusak organisasi membran sel. Membran sel ini sangat penting bagi fungsi reseptor dan fungsi enzim, sehingga terjadinya peroksidasi lipid membran sel oleh radikal bebas dapat mengakibatkan hilangnya fungsi seluler secara total (Evans, 2000; Singh, 1992). Salah satu penyakit mematikan akibat radikal bebas adalah penyakit jantung koroner (PJK). Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) tahun 2002 mencatat lebih dari 11,7 juta orang meninggal akibat PJK di seluruh dunia dan pada


(10)

2

tahun 2020 diperkirakan meningkat 11 juta orang. Menurut WHO tahun 2005, jumlah kematian penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit jantung rematik) meningkat secara global menjadi 17,5 juta dari 14,4 juta pada tahun 1990.

Para ahli sepakat bahwa gejala awal PJK sangat dipengaruhi oleh pajanan radikal bebas yang akan mengacaukan metabolisme, membuat pembuluh darah meradang, memperlambat laju metabolisme, serta meningkatkan tekanan darah yang akhirnya mendorong terjadinya penyakit pembuluh arteri jantung (Lingga, 2012).

Bahaya radikal bebas dapat diredam dengan antioksidan, yakni senyawa pereduksi yang dapat mencegah oksidasi suatu molekul menjadi radikal bebas atau menghentikan reaksi berantai radikal bebas yang dapat merusak sistem yang bekerja didalam tubuh kita.

Secara alami, tubuh kita dibekali kemampuan untuk memproduksi antioksidan endogen atau antioksidan enzimatis untuk melawan radikal bebas yang berpotensi mengganggu keseimbangan fungsi tubuh. Dengan bertambahnya usia, produksi antioksidan endogen akan menurun. Karena itu, tubuh memerlukan pasokan antioksidan dari luar tubuh, berupa antioksidan eksogen atau antioksidan sekunder. Antioksidan tersebut berasal dari makanan atau suplemen yang mengandung senyawa antioksidan (Lingga, 2012).

Keberadaan antioksidan eksogen dalam bentuk suplemen sangat beragam. Banyak produsen obat memasarkan produk dengan label tinggi antioksidan. Akan tetapi, kandungan antioksidan dan efek samping bahan kimia pada suplemen tersebut masih diragukan. Suplementasi yang tidak dilakukan dengan tepat daapt menjadi penyebab timbulnya penyakit baru yang jauh lebih berbahaya. Oleh karena itu, makanan alami merupakan sumber antioksidan yang harus diprioritaskan.

Bahan penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah biji kedelai unggulan varietas Detam 1 yang ditanam di perkebunan Balitkabi Malang dan daun jati Belanda yang ditanam di perkebunan Bumi Herbal Dago untuk diukur aktivitas


(11)

3

antioksidannya. Selanjutnya bahan penelitian ini dibuat ekstrak etanol, yaitu ekstrak etanol Kedelai Detam 1 (EEKD) dan ekstrak etanol Jati Belanda (EEJB).

Dibalik ketenarannya sebagai makanan fungsional, kedelai dan produk turunannya juga merupakan sumber antioksidan yang unggul. Efektivitasnya sebagai antioksidan tak lain karena peran aktif flavonoid. Studi meta analisis yang dilakukan oleh Zhan S., dkk., (2005) menyatakan bahwa isoflavon kedelai sangat bermakna dalam memperbaiki profil lipid. Isoflavon pada kedelai menjalankan fungsinya sebagai antioksidan yang berhasil melindungi oksidasi LDL penyebab kerusakan dinding arteri. Demikian halnya dengan daun jati Belanda, yang juga memiliki kandungan flavonoid yang berguna sebagai antioksidan.

Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak etanol kedelai Detam 1 serta daun jati Belanda dalam ekstrak tunggal dan kombinasi. Pemberian kombinasi EEKD dan EEJB diharapkan dapat menghasilkan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dari ekstrak tunggalnya sehingga potensi sebagai antioksidan lebih baik untuk menangkal radikal bebas.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah penelitian ini :

Apakah aktivitas antioksidan dalam kombinasi ekstrak etanol biji kedelai varietas Detam 1 dan daun jati Belanda lebih tinggi dari ekstrak tunggal.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui aktivitas antioksidan dalam ekstrak etanol biji kedelai varietas Detam 1, daun jati Belanda, dan kombinasinya.


(12)

4

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai aktivitas antioksidan dalam ekstrak etanol biji kedelai varietas Detam 1, daun jati Belanda, dan kombinasinya.

Untuk menjadi dasar ilmiah penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat praktis

Memberi informasi kepada masyarakat tentang aktivitas antioksidan dalam ekstrak etanol biji kedelai varietas Detam 1, daun jati Belanda, dan kombinasinya.

Memberi informasi kepada masyarakat tentang komposisi ekstrak etanol biji kedelai varietas Detam 1, daun jati Belanda dan kombinasinya yang dapat menghasilkan aktivitas antioksidan tertinggi.

1.5Kerangka Pemikiran

Salah satu pencegahan PJK adalah dengan meningkatkan kadar antioksidan dalam tubuh untuk menangkal serangan radikal bebas yang memicu terjadinya PJK. Sumber antioksidan alami memiliki efek samping yang sangat kecil dan dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan yang pada umumnya mengandung senyawa golongan fenolik atau polifenolik seperti flavonoid (Papas, 1999; Halliwel dan Gutteridge, 1999). Kandungan flavonoid ini dapat ditemukan pada biji kedelai dan daun jati Belanda. Flavonoid dapat menghambat terjadinya aterosklerosis, kerusakan endotel, aktivasi leukosit, adhesi, agregasi, dan sekresi platelet, menurunkan kadar lipid LDL pada tikus normal dan hiperkolesterolemik, menghambat modifikasi oksidatif LDL in vitro, memiliki potensi mengurangi oksidasi LDL dan aterogenesis in vivo, menghambat hiperlipidemia dan akumulasi trigliserida pada darah dan hepar tikus,


(13)

5

mengurangi fosfolipid dan asam lemak bebas pada jaringan tikus (Koshy et al., 2001).

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang penghambatan terbaik dari aktivitas enzim lipase pankreas sebesar 19,726U / L adalah kombinasi dari EEKD 10 mg dan EEJB 20 mg (Hidayat, 2009). Telah terbukti bahwa kombinasi yang tepat dari dua atau lebih antioksidan dapat mengakibatkan penghambatan sinergis peroksidasi lipid. Contoh interaksi antar antioksidan yang terkenal adalah kombinasi vitamin C dan vitamin E atau vitamin E dan ubiquinol (Papas, 2000). Diharapkan aktivitas antioksidan tertinggi didapatkan pada pemberian ekstrak kombinasi dibandingkan dengan ekstrak tunggalnya.

1.6Hipotesis Penelitian

Kombinasi ekstrak etanol biji kedelai varietas Detam 1 dan daun jati Belanda menghasilkan aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak tunggalnya.


(14)

40

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Simpulan

5.1.1 Simpulan Penelitian

Kombinasi ekstrak etanol kedelai Detam 1 (EEKD) dan ekstrak etanol jati Belanda (EEJB) memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak tunggalnya pada semua konsentrasi.

5.1.2 Simpulan Tambahan

 Pada konsentrasi 800 µg/mL, aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada kelompok V dengan kombinasi EEKD : EEJB = 1 : 2, yaitu 2,3543 mmol/L. Pada konsentrasi 400 µg/mL dan 200 µg/mL, aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada kelompok III dengan kombinasi EEKD : EEJB = 1 : 1, yaitu 1,8311 mmol/L dan 1,5464 mmol/L. Pada konsentrasi 100 µg/mL dan 50 µg/mL, aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada kelompok IV dengan kombinasi EEKD : EEJB = 2 : 1, yaitu 1,2371 mmol/L dan 1,0071 mmol/L.

 Berdasarkan uji statistik pada konsentrasi 800 µg/mL, kelompok III (EEKD : EEJB = 1:1) dan V (EEKD : EEJB = 1:2) serta II (EEJB) dan IV (EEKD : EEJB = 2:1) memiliki aktivitas antioksidan yang setara.

5.2 Saran

Sebagai akhir dari penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut :

 Perlu penelitian lebih lanjut dengan memberikan ekstrak tunggal maupun kombinasi pada hewan coba kemudian diukur kadar total antioksidan pada tubuh hewan coba.


(15)

41

 Perlu diteliti lebih lanjut mengenai macam-macam dan kadar kandungan antioksidan serta zat gizi lain yang terdapat pada masing-masing ekstrak etanol kedelai Detam 1 dan ekstrak etanol jati Belanda.


(16)

59

RIWAYAT HIDUP

Nama : Patricia Tedja Hermanto

Nomor Pokok Mahasiswa : 1010076

Tempat dan Tanggal Lahir : Wonosobo, 20 Juli 1992

Alamat : Jl. Surya Sumantri no. 34, Bandung

Riwayat Pendidikan :

TK Kristen Debora Banjarnegara (1995-1998)

SD Kristen Debora Banjarnegara (1998-2004)

SMP Susteran Purwokerto (2004-2007)

SMA Santo Aloysius Bandung (2007-2010)

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,


(17)

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL

BIJI KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) VARIETAS DETAM 1, DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) DAN KOMBINASINYA

Patricia Tedja Hermanto1, Meilinah Hidayat2,Sijani Prahastuti3

1. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung 2. Bagian Parasit dan Gizi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

3. Bagian Biokimia, Universitas Kristen Maranatha, Bandung Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang Penyakit jantung koroner (PJK) dapat disebabkan oleh stres oksidatif akibat berlebihnya radikal bebas yang memapar tubuh. Jumlah penderita PJK yang meningkat dan penatalaksanaannya mahal sehingga dipikirkan langkah pencegahan terjadinya PJK. Penggunaan ekstrak tunggal maupun kombinasi tanaman herbal mengandung antioksidan seperti kedelai dan daun jati Belanda diharapkan mampu menangkal radikal bebas sehingga risiko terkena PJK menurun.

Tujuan Penelitian Mengetahui aktivitas antioksidan dalam ekstrak etanol biji kedelai varietas Detam 1, daun jati Belanda, dan kombinasinya.

Metode Penelitian Eksperimental laboratorium sungguhan. Ekstrak Etanol Kedelai Detam 1 (EEKD) dan Ekstrak Etanol Jati Belanda (EEJB) dibuat dalam 5 konsentrasi berbeda, yaitu : 800 µg/mL, 400 µg/mL, 200 µg/mL, 100 µg/mL dan 50 µg/mL. Kemudian masing-masing konsentrasi ekstrak dibagi lagi dalam 5 kelompok : Kelompok I (EEKD), Kelompok II (EEJB), Kelompok III (EEKD : EEJB = 1 : 1), Kelompok IV (EEKD : EEJB = 2 : 1), dan Kelompok V (EEKD : EEJB = 1 : 2). Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan microplate reader digital dengan panjang gelombang 600 nm. Data yang diperoleh pada konsentrasi 800 µg/mL dianalisis dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan uji Tukey LSD dengan α = 0,05.

Hasil Penelitian Pada konsentrasi 800 µg/mL, aktivitas antioksidan tertinggi didapatkan pada kelompok V yaitu 2,3543 mmol/L. Pada konsentrasi 400 µg/mL dan 200 µg/mL, didapatkan pada kelompok III, yaitu 1,8311 mmol/L dan 1,5464 mmol/L. Pada konsentrasi 100 µg/mL dan 50 µg/mL, didapatkan pada kelompok IV, yaitu 1,2371 mmol/L dan 1,0071 mmol/L.

Simpulan Kombinasi ekstrak etanol kedelai Detam 1 (EEKD) dan ekstrak etanol jati Belanda (EEJB) memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak tunggalnya pada semua konsentrasi. Kata Kunci: Antioksidan, EEKD, EEJB


(18)

ACTIVITY OF ANTIOXIDANT IN ETHANOL EXTRACT OF SOYBEAN (Glycine max (L.) Merr) VARIETY DETAM 1, JATI BELANDA LEAVES

(Guazuma ulmifolia) AND THEIR COMBINATION Patricia Tedja Hermanto1, Meilinah Hidayat2, Sijani Prahastuti3

1. Faculty of Medicine, Maranatha Christian University, Bandung

2. Department of Parasitology and Nutrient, Maranatha Christian University, Bandung 3. Department of Biochemistry , Maranatha Christian University, Bandung

Faculty of Medicine, Maranatha Christian University Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRACT

Background Coronary heart disease (CHD) can be caused by oxidative stress due to excessive free radicals which exposing the body. The increased amount of CHD patients and their expensive treatments so that thought of CHD prevention. The use of single extract or combination of inexpensive herbal medicine which contain antioxidant such as soybean and Jati Belanda leaves are hoped to ward off free radicals so that the risk of suffering CHD declined.

Objectives To know the activity of antioxidant inside ethanol extract of soybean variety Detam 1, jati Belanda leaves and their combination.

Methods True experimental design. Soybean Detam 1 Ethanol Extract (SDEE) and jati Belanda Leaves Ethanol Extract (JBEE) were made to 5 different concentration, which are : 800 µg/mL, 400 µg/mL, 200 µg/mL, 100 µg/mL dan 50 µg/mL. And then each concentration extract was devided again within 5 groups : Group I (SDEE), Group II (JBEE), Group III (SDEE : JBEE = 1 : 1), Group IV (SDEE : JBEE = 2 : 1), and Group V (SDEE : JBEE = 1 : 2). The measurement of antioxidant activity was done by digital microplate reader with the wave length 600 nm. Then acquired data on concentration level of 800 µg/mL are analyzed by oneway ANOVA and then continued by LSD testing with .

Results On concentration level of 800 µg/mL, the highest antioxidant activity was acquired on group V, which is 2.3543 mmol/L. On concentration level of 400 µg/mL and 200 µg/mL, was acquired on group III, which is 1.8311 mmol/L and 1.5464 mmol/L. On concentration level of 100 µg/mL and 50 µg/mL, was acquired on group IV, which is 1.2371 mmol/L and 1.0071 mmol/L .

Conclusion Combination of soybean Detam 1 ethanol extract and jati Belanda leaves ethanol extract have higher activity of antioxidant compared to single extract in every concentration.


(19)

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia dibandingkan dengan jabatan, kekuasaan ataupun kekayaan. Tanpa kesehatan yang optimal, semuanya akan menjadi tidak bermakna. Oleh karena itu, sehat dan bugar merupakan dambaan setiap orang.

Proses penuaan dan penyakit

degeneratif seperti kanker,

kardiovaskuler, penyumbatan pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik, aterosklerosis, stroke, dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh dapat disebabkan oleh stres oksidatif. Stres oksidatif adalah keadaan jumlah radikal bebas di dalam tubuh

melebihi kapasitas tubuh untuk

menetralkannya. Stres oksidatif

merupakan kondisi terjadi peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS) yang akan menyebabkan kerusakan sel, jaringan atau organ (1).

Salah satu penyakit mematikan akibat radikal bebas adalah penyakit jantung koroner (PJK). Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) tahun 2002 mencatat lebih dari 11,7 juta orang meninggal akibat PJK di seluruh dunia dan pada tahun 2020 diperkirakan meningkat 11 juta orang. Para ahli sepakat

bahwa gejala awal PJK sangat

dipengaruhi oleh pajanan radikal bebas yang akan mengacaukan metabolisme, membuat pembuluh darah meradang, memperlambat laju metabolisme, serta

meningkatkan tekanan darah yang

akhirnya mendorong terjadinya penyakit pembuluh arteri jantung (2).

Bahaya radikal bebas dapat diredam dengan antioksidan, yakni senyawa pereduksi yang dapat mencegah oksidasi suatu molekul menjadi radikal bebas atau menghentikan reaksi berantai radikal bebas yang dapat merusak sistem yang bekerja di dalam tubuh kita. Karena itu, tubuh memerlukan pasokan antioksidan dari luar tubuh, berupa antioksidan eksogen atau antioksidan sekunder.

Antioksidan tersebut berasal dari

makanan atau suplemen yang

mengandung senyawa antioksidan.

Makanan alami merupakan sumber

antioksidan yang harus diprioritaskan (2). Bahan penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah biji kedelai unggulan varietas Detam 1 yang ditanam di perkebunan Balitkabi Malang dan daun jati Belanda yang ditanam di perkebunan Bumi Herbal Dago. Selanjutnya bahan penelitian ini dibuat ekstrak etanol, yaitu ekstrak etanol Kedelai Detam 1 (EEKD) dan ekstrak etanol Jati Belanda (EEJB) untuk diukur aktivitas antioksidannya.

Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak etanol kedelai Detam 1 serta daun jati Belanda dalam ekstrak tunggal dan kombinasi. Pemberian kombinasi EEKD dan EEJB diharapkan dapat menghasilkan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dari ekstrak tunggalnya sehingga potensi sebagai antioksidan lebih baik untuk menangkal radikal bebas.

TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui aktivitas antioksidan

dalam ekstrak etanol biji kedelai varietas Detam 1, daun jati Belanda, dan kombinasinya.

ALAT, BAHAN DAN CARA

Penelitian ini adalah penelitian

laboratorium eksperimental sungguhan. Alat yang digunakan : alat ekstraksi, mikropipet, timbangan analitik, spatula, falcon tube 15mL, microtube, 96-well plate, dan digital microplate reader. Bahan yang digunakan : biji kedelai unggulan varietas Detam 1, daun Jati Belanda, etanol teknis 95 %, aquadest, kit Total Antioxidant Status (TAS) Randox, Dimethyl sulfoxide (DMSO). Subjek penelitian ini adalah Ekstrak

Etanol Kedelai Detam 1 (EEKD) dan

Ekstrak Etanol Jati Belanda (EEJB).

Penelitian ini dilakukan di

Laboratorium Farmakologi Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen

Maranatha Bandung dan Biomolecular and Medical Research Center Aretha Medika Utama, mulai bulan Desember 2012 sampai dengan Oktober 2013.


(20)

Ekstrak Etanol Kedelai Detam 1 (EEKD) dan Ekstrak Etanol Jati Belanda (EEJB) dibuat dalam 5 konsentrasi berbeda, yaitu : 800 µg/mL, 400 µg/mL, 200 µg/mL, 100 µg/mL dan 50 µg/mL. Kemudian masing-masing konsentrasi ekstrak dibagi lagi dalam 5 kelompok : Kelompok I (EEKD), Kelompok II (EEJB), Kelompok III (EEKD : EEJB = 1 : 1), Kelompok IV (EEKD : EEJB = 2 : 1), dan Kelompok V (EEKD : EEJB = 1 : 2).

Pengukuran aktivitas antioksidan

dilakukan dengan menggunakan

microplate reader digital dengan panjang gelombang 600 nm.

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian aktivitas antioksidan (Total Antioxidant Status) pada ekstrak etanol kedelai Detam 1 dan ekstrak etanol jati Belanda dalam ekstrak tunggal dan kombinasinya dengan hasil sebagai berikut :

Gambar 1. Diagram Hasil Aktivitas Antioksidan

Keterangan diagram :

1. Pada konsentrasi 800 µg/ml,

aktivitas antioksidan tertinggi didapatkan pada kelompok V dengan kombinasi EEKD : EEJB = 1 : 2, yaitu 2,3543 mmol/L.

2. Pada konsentrasi 400 µg/ml dan 200 µg/ml, aktivitas antioksidan

tertinggi didapatkan pada

kelompok III dengan kombinasi EEKD : EEJB = 1 : 1, yaitu 1,8311 mmol/L dan 1,5464 mmol/L. 3. Pada konsentrasi 100 µg/ml dan

50 µg/ml, aktivitas antioksidan

tertinggi didapatkan pada

kelompok IV dengan kombinasi EEKD : EEJB = 2 : 1, yaitu 1,2371 mmol/L dan 1,0071 mmol/L . Untuk mengetahui apakah antar kelompok dengan konsentrasi 800 µg/ml berbeda bermakna dengan konsentrasi 100 µg/ml dan 50 µg/ml, maka dilakukan pengolahan data aktivitas antioksidan menggunakan uji ANAVA satu arah

dengan tingkat kemaknaan α=0,05

dilanjutkan dengan uji LSD dengan hasil sebagai berikut (tabel 1).

Dari hasil data yang diperoleh, kelompok konsentrasi 800 µg/ml berbeda

bermakna dibandingkan dengan

kelompok konsentrasi yang lainnya. Untuk menentukan apakah terdapat

perbedaan yang bermakna antar

kelompok ekstrak, maka dilakukan

pengolahan data aktivitas antioksidan pada konsentrasi terbesar yaitu 800 µg/ml menggunakan uji ANAVA satu arah

Konsentrasi 800 µg/ml Konsentrasi 400 µg/ml Konsentrasi 50 µg/ml Konsentrasi 100 µg/ml Konsentrasi 50 µg/ml Konsentrasi 100 µg/ml

EEKD 0,001 0,007 0,007 0,113

EEJB 0,000 0,000 0,000 0,000

EEKD : EEJB = 1:1 0,000 0,000 0,000 0,004

EEKD : EEJB = 2:1 0,000 0,022 0,001 0,209

EEKD : EEJB = 1:2 0,000 0,000 0,061 0,141

Tabel 1. Nilai p Antar Kelompok Dengan Konsentrasi 800 µg/ml dan 400 µg/ml dengan 100 µg/ml dan 50 µg/ml


(21)

dengan tingkat kemaknaan (Level of Significancy) α=0,05. dilanjutkan dengan uji LSD dengan hasil sebagai berikut (tabel 2 dan 3).

Berdasarkan analisis statistik dengan metode LSD dengan α = 0,05, bila dibandingkan dengan kelompok I, didapatkan perbedaan yang sangat bermakna pada kelompok II, III, IV dan V. Hal ini menunjukan bahwa kelompok II, III, IV dan V memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok I. Dibandingkan dengan kelompok II, didapatkan perbedaan yang sangat bermakna pada kelompok III dan V. Namun, didapatkan hasil tidak bermakna pada kelompok IV.

Hal ini menunjukkann kelompok II dan IV memiliki aktivitas antioksidan yang setara. Dibandingkan dengan kelompok III, didapatkan hasil yang sangat bermakna pada kelompok perlakuan IV namun tidak bermakna pada kelompok V. Hal ini menunjukan kelompok III dan V memiliki aktivitas antioksidan yang setara. Dibandingkan dengan kelompok IV, didapatkan hasil yang sangat bermakna terhadap kelompok V. Hal ini menunjukkan potensi yang lebih tinggi pada kelompok V dibanding dengan kelompok IV.

ANAVA

Aktivitas Antioksidan Antar Ekstrak pada konsentrasi 800 µg/ml Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig. Between Groups 3.452 4 .863 54.497 .000 Within Groups .158 10 .016

Total 3.611 14

K I (1,0726) K II (1,5428) K III (2,1728) K IV (1,4157) K V (2,3543) K I

(1,0726) ** ** ** **

K II

(1,5428) ** NS **

K III

(2,1728) ** NS

K IV

(1,4157) **

K V (2,3543)

Tabel 3. Hasil Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey LSD Tabel 2. Hasil Uji ANAVA


(22)

PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan pada lima kelompok perlakuan dengan konsentrasi berbeda, didapatkan bahwa pemberian kombinasi EEKD dan EEJB mempunyai aktivitas total antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas EEKD dan EEJB pada ekstrak tunggalnya. Hal ini mungkin disebabkan adanya sinergisme antara EEKD dan EEJB yang memberikan potensi peningkatan aktivitas total antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak

tunggalnya. Sinergisme adalah efek

kooperatif antioksidan atau antioksidan

dengan senyawa lainnya untuk

menghasilkan peningkatan aktivitas

antioksidan dari jumlah masing-masing aktivitas antioksidan (3).

Pada tanaman obat, selain zat aktif sebagai komponen utama yang paling berpengaruh, masih terdapat senyawa-senyawa sampingan lain, walaupun dalam konsentrasi kecil, mungkin dapat mempengaruhi respon yang diharapkan. Dalam ekstrak etanol terdapat senyawa metabolit sekunder seperti : tanin, saponin, alkaloida dan lain-lain. Senyawa-senyawa tersebut tentu akan berpengaruh terhadap respon yang diharapkan. Pada

konsentrasi kecil, senyawa-senyawa

sampingan tersebut masih terdapat dalam

jumlah yang kecil dan belum

mempengaruhi atau mengganggu hasil

yang diharapkan. Pada konsentrasi

terapeutik optimal, efek dari senyawa-senyawa sampingan tersebut menjadi besar secara perbandingan sehingga mulai berpengaruh dan mengganggu respon. Oleh karena itu, pada konsentrasi yang lebih tinggi, respon belum tentu menjadi lebih baik. Hal ini karena jika konsentrasi

ditingkatkan, senyawa - senyawa

sampingan akan mengganggu hasil

respon yang diharapkan (4).

Dengan dikombinasikan 2 jenis ekstrak, yang masing-masing mempunyai senyawa metabolit sekunder, tentu saja

akan berinteraksi. Mungkin berefek

potensiasi pada konsentrasi yang kecil, mungkin juga justru sebaliknya, saling

melemahkan. Hal ini perlu penelitian lebih lanjut.

SIMPULAN

Kombinasi ekstrak etanol kedelai Detam 1 (EEKD) dan ekstrak etanol jati

Belanda (EEJB) memiliki aktivitas

antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak tunggalnya pada semua konsentrasi.

SARAN

Perlu penelitian lebih lanjut dengan memberikan ekstrak tunggal maupun kombinasi pada hewan coba kemudian diukur kadar total antioksidan pada tubuh hewan coba.

Perlu diteliti lebih lanjut mengenai macam-macam dan kadar kandungan antioksidan serta zat gizi lain yang terdapat pada masing-masing ekstrak etanol kedelai Detam 1 dan ekstrak etanol jati Belanda.

DAFTAR PUSTAKA

1. Moller, A.P., et al. 1996. Determinants of interspecific variation in population.

Dinduh dari

http://cricket.biol.sc.edu/chernobyl/p apers/moller-mousseau-JAE-2007.pdf

2. Lingga, Lanny. 2012. The Healing

Power of Anti-oxidant. Jakarta : Elex Media Komputindo.

3. Papas, Andreas M. 1999. Antioxidant, Status, Diet, Nutrition, and Health. Washington DC : CRC Press.

4. Hidayat, M. 2011. Aktivitas Ekstrak Protein Biji Kedelai (Glycine Max L. Merr) Varietas Detam 1 Terhadap Pengendalian Berat Badan Dan Peningkatan Kadar Kolesistokinin Melalui Mekanisme Aktivitas Mitogen Activated Protein Kinase (MAPK) Pada Tikus Wistar Jantan. Universitas Kristen Maranatha.


(23)

(24)

42

DAFTAR PUSTAKA

Abate C, Patel L, Raucher FJ III, et al. 1990. Redox Regulation Of Fos And Jun DNA-Binding Activity In Vitro. Science; 1157-1161.

Albina JE, Reichner JS. 1998. Role Of Nitric Oxide In Mediation Of Macrophage Cytotoxicity And Apoptosis. Cancer Metatasis Rev. 17; 38-53.

Allen RG, Tressini M. 2000. Oxidative Stress And Gene Regulation. Free Radical Biol Med. 28.

Araujo V, Arnal C, Boronat M, et al. 1998. Oxidant-Anti Oxidant Imbalance In Blood Of Children With Juvenile Rheumatoid Arthritis. Bio Factor 8; 155-59. Balai Penelitian Tanaman Obat. 2001. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia (1)

jilid 2. Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI. Jakarta: Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan (LitBangKes). p321–2.

Balitkabi. 2011. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Diunduh dari http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/varietas-unggul/vu-kedelai/77-varietas-unggul-kedelai-detam-1.html

Bumi Herbal Dago. 2013. Diunduh dari http://bumi-herbal.com/

Droge W. 2002. Free Radicals In The Physiological Control Of Cell Function. Physiol Rev.82; 47-95.

Evans, W. J. 2000. Vitamin E, vitamin C, and exercise. Am J Clin Nutr, 72, 647S-52S

Halliwell, B. & Whiteman, M. 2004. Measuring reactive species and oxidative damage in vivo and in cell culture: how should you do it and what do the results mean?. Br J Pharmacol

Hernani, Raharjo, M. 2005. Tanaman berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jilid 2. Terjemahan Badan Lit Bang Kehutanan Jakarta. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya.

Hidayat M, Kurnia D, Sujatno M, Sutadipura N, Setiawan. 2010. Perbandingan Kandungan Makronutrisi Dan Isoflavon Dari Biji, Tempe Dan Ekstrak Kedelai Detam 1 Dan Wilis Serta Potensinya Dalam Menurunkan Bobot Badan. Bionatura Jurnal Ilmu Hayati dan Fisik; 12(1):5-13.

Hidayat, M., et al. 2012. Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine Max L. Merr) Varietas Detam 1 Dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia) Terhadap Inhibisi Enzim Lipase Pankreas. Universitas Kristen Maranatha.

Hoffbrand, A.V. dan Pettit J.E. 1996. Kapita Selekta : Hematologi (Essential Haematology). Edisi II. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.


(25)

43

Hollman Pc, Van Der Gaag M, Mengelers Mj, Van Trup Jm. De Vries Jh And Katan M.B. 1996. Absorption And Disposition Kinetics Of The Dietary Antioxidant Quercetin In Man. Free Radical Biol Med. 21: 703-707.

Koshy et al. 2001. Flavonoid from Garcinia cambogia lower lipid level in hypercholestrolemia rats. Foof chemistry. 72:289.

Kumalaningsih, Sri, 2006. Antioksidan Alami-Penangkal Radikal Bebas, Sumber, Manfaat, Cara Penyediaan dan Pengolahan. Surabaya: Trubus Agrisarana. Lingga, Lanny. 2012. The Healing Power of Anti-oxidant. Jakarta : Elex Media

Komputindo.

Merritt J.C. 2004. Metabolic syndrome: Soybean foods and serum lipids. Journal of the National Medical Association. 8(96):1032-1041

Moller, A.P., et al. 1996. Determinants of interspecific variation in population. Dinduh dari http://cricket.biol.sc.edu/chernobyl/papers/moller-mousseau-JAE-2007.pdf

Nishiwaki T., Asano S., Ohyama T. 2008. Isolation of glycinin and β-conglycinin fractions from a soy protein by utilizing selective proteolysis. Bull.Facul.Agric.Niigata Univ., 61(1):63-66.

Papas, Andreas M. 1999. Antioxidant, Status, Diet, Nutrition, and Health. Washington DC : CRC Press.

Proctor PH, Reynolds ES. 1984. Free Radicals And Disease In Man. Physiol Chem Phys Med.16; 175-95.

Singh, V. S. 1992. A Current Perspective on Nutrition and Exercise. J Nutr, 122, 760-65.

Smětalová D. 2009. Lecithin found to have beneficial effects on fat metabolism. http://www.gate2biotech.com/lecithin-found-to-have-beneficial-effects-on-fat-metabolism-1/.

Sofia, D. 2006. Antioksidan dan Radikal bebas. Situs Web Kimia Indonesia. Suharmiati, Maryani H. 2003. Khasiat dan Manfaaat Jati Belanda, si Pelangsing

dan Peluruh Kolesterol. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Suhartono, E., Fujiati, Aflanie, I. 2002. Oxygen Toxicity By Radiation And Effect Of Glutamic Piruvat Transamine (GPT) Activity Rat Plasma After Vitamine C Treatment. Diajukan pada Seminar Internasional Environmental Chemistry and Toxicology, Yogyakarta.

Sulaksana J, Jayusman DI. 2005. Kemuning dan Jati Belanda, Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.


(26)

44

Tachibana N., Iwaoka Y., Hirotsuka M., Horio F., Kohno M. 2010. β-conglycinin lowers very-low-density lipoprotein-triglyceride levels by increasing adiponectin and insulin sensitivity in rats. Biosci Biotech Biomol. 74(6): 1250-1255.

Tahir, I., Wijaya, K., Widianingsih, D., 2003. Terapan Analisis Hansch Untuk Aktivitas Antioksidan senyawa Turunan Flavon/Flavonol. Seminar on Chemometrics- Chemistry Dept Gadjah Mada University. Laporan Penelitian. Lemlit UMM

Yuwono A. 2009. Antioxidant And Health Disease. Diunduh dari http://farmacology.org/specialistmedic/internist.

Zhan, S. 2005. Meta-Analysis Of The Effects Of Soy Protein Containing Isoflavones On The Lipid Profile. Diunduh dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15699227


(1)

dengan tingkat kemaknaan (Level of Significancy) α=0,05. dilanjutkan dengan uji LSD dengan hasil sebagai berikut (tabel 2 dan 3).

Berdasarkan analisis statistik dengan metode LSD dengan α = 0,05, bila dibandingkan dengan kelompok I, didapatkan perbedaan yang sangat bermakna pada kelompok II, III, IV dan V. Hal ini menunjukan bahwa kelompok II, III, IV dan V memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok I. Dibandingkan dengan kelompok II, didapatkan perbedaan yang sangat bermakna pada kelompok III dan V. Namun, didapatkan hasil tidak bermakna pada kelompok IV.

Hal ini menunjukkann kelompok II dan IV memiliki aktivitas antioksidan yang setara. Dibandingkan dengan kelompok III, didapatkan hasil yang sangat bermakna pada kelompok perlakuan IV namun tidak bermakna pada kelompok V. Hal ini menunjukan kelompok III dan V memiliki aktivitas antioksidan yang setara. Dibandingkan dengan kelompok IV, didapatkan hasil yang sangat bermakna terhadap kelompok V. Hal ini menunjukkan potensi yang lebih tinggi pada kelompok V dibanding dengan kelompok IV.

ANAVA

Aktivitas Antioksidan Antar Ekstrak pada konsentrasi 800 µg/ml Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between Groups 3.452 4 .863 54.497 .000

Within Groups .158 10 .016

Total 3.611 14

K I (1,0726) K II (1,5428) K III (2,1728) K IV (1,4157) K V (2,3543) K I

(1,0726) ** ** ** **

K II

(1,5428) ** NS **

K III

(2,1728) ** NS

K IV

(1,4157) **

K V (2,3543)

Tabel 3. Hasil Uji Beda Rata-Rata Metode Tukey LSD Tabel 2. Hasil Uji ANAVA


(2)

PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan pada lima kelompok perlakuan dengan konsentrasi berbeda, didapatkan bahwa pemberian kombinasi EEKD dan EEJB mempunyai aktivitas total antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas EEKD dan EEJB pada ekstrak tunggalnya. Hal ini mungkin disebabkan adanya sinergisme antara EEKD dan EEJB yang memberikan potensi peningkatan aktivitas total antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak tunggalnya. Sinergisme adalah efek kooperatif antioksidan atau antioksidan dengan senyawa lainnya untuk menghasilkan peningkatan aktivitas antioksidan dari jumlah masing-masing aktivitas antioksidan (3).

Pada tanaman obat, selain zat aktif sebagai komponen utama yang paling berpengaruh, masih terdapat senyawa-senyawa sampingan lain, walaupun dalam konsentrasi kecil, mungkin dapat mempengaruhi respon yang diharapkan. Dalam ekstrak etanol terdapat senyawa metabolit sekunder seperti : tanin, saponin, alkaloida dan lain-lain. Senyawa-senyawa tersebut tentu akan berpengaruh terhadap respon yang diharapkan. Pada konsentrasi kecil, senyawa-senyawa sampingan tersebut masih terdapat dalam jumlah yang kecil dan belum mempengaruhi atau mengganggu hasil yang diharapkan. Pada konsentrasi terapeutik optimal, efek dari senyawa-senyawa sampingan tersebut menjadi besar secara perbandingan sehingga mulai berpengaruh dan mengganggu respon. Oleh karena itu, pada konsentrasi yang lebih tinggi, respon belum tentu menjadi lebih baik. Hal ini karena jika konsentrasi ditingkatkan, senyawa - senyawa sampingan akan mengganggu hasil respon yang diharapkan (4).

Dengan dikombinasikan 2 jenis ekstrak, yang masing-masing mempunyai senyawa metabolit sekunder, tentu saja akan berinteraksi. Mungkin berefek potensiasi pada konsentrasi yang kecil, mungkin juga justru sebaliknya, saling

melemahkan. Hal ini perlu penelitian lebih lanjut.

SIMPULAN

Kombinasi ekstrak etanol kedelai Detam 1 (EEKD) dan ekstrak etanol jati Belanda (EEJB) memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak tunggalnya pada semua konsentrasi.

SARAN

Perlu penelitian lebih lanjut dengan memberikan ekstrak tunggal maupun kombinasi pada hewan coba kemudian diukur kadar total antioksidan pada tubuh hewan coba.

Perlu diteliti lebih lanjut mengenai macam-macam dan kadar kandungan antioksidan serta zat gizi lain yang terdapat pada masing-masing ekstrak etanol kedelai Detam 1 dan ekstrak etanol jati Belanda.

DAFTAR PUSTAKA

1. Moller, A.P., et al. 1996. Determinants of interspecific variation in population.

Dinduh dari

http://cricket.biol.sc.edu/chernobyl/p apers/moller-mousseau-JAE-2007.pdf 2. Lingga, Lanny. 2012. The Healing

Power of Anti-oxidant. Jakarta : Elex Media Komputindo.

3. Papas, Andreas M. 1999. Antioxidant, Status, Diet, Nutrition, and Health. Washington DC : CRC Press.

4. Hidayat, M. 2011. Aktivitas Ekstrak Protein Biji Kedelai (Glycine Max L. Merr) Varietas Detam 1 Terhadap

Pengendalian Berat Badan Dan

Peningkatan Kadar Kolesistokinin

Melalui Mekanisme Aktivitas Mitogen Activated Protein Kinase (MAPK) Pada

Tikus Wistar Jantan. Universitas


(3)

(4)

42

DAFTAR PUSTAKA

Abate C, Patel L, Raucher FJ III, et al. 1990. Redox Regulation Of Fos And Jun DNA-Binding Activity In Vitro. Science; 1157-1161.

Albina JE, Reichner JS. 1998. Role Of Nitric Oxide In Mediation Of Macrophage Cytotoxicity And Apoptosis. Cancer Metatasis Rev. 17; 38-53.

Allen RG, Tressini M. 2000. Oxidative Stress And Gene Regulation. Free Radical Biol Med. 28.

Araujo V, Arnal C, Boronat M, et al. 1998. Oxidant-Anti Oxidant Imbalance In Blood Of Children With Juvenile Rheumatoid Arthritis. Bio Factor 8; 155-59. Balai Penelitian Tanaman Obat. 2001. Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia (1)

jilid 2. Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI. Jakarta: Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan (LitBangKes). p321–2.

Balitkabi. 2011. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Diunduh dari http://balitkabi.litbang.deptan.go.id/varietas-unggul/vu-kedelai/77-varietas-unggul-kedelai-detam-1.html

Bumi Herbal Dago. 2013. Diunduh dari http://bumi-herbal.com/

Droge W. 2002. Free Radicals In The Physiological Control Of Cell Function. Physiol Rev.82; 47-95.

Evans, W. J. 2000. Vitamin E, vitamin C, and exercise. Am J Clin Nutr, 72, 647S-52S

Halliwell, B. & Whiteman, M. 2004. Measuring reactive species and oxidative damage in vivo and in cell culture: how should you do it and what do the results mean?. Br J Pharmacol

Hernani, Raharjo, M. 2005. Tanaman berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jilid 2. Terjemahan Badan Lit Bang Kehutanan Jakarta. Jakarta: Yayasan Sarana Wana Jaya.

Hidayat M, Kurnia D, Sujatno M, Sutadipura N, Setiawan. 2010. Perbandingan Kandungan Makronutrisi Dan Isoflavon Dari Biji, Tempe Dan Ekstrak Kedelai Detam 1 Dan Wilis Serta Potensinya Dalam Menurunkan Bobot Badan. Bionatura Jurnal Ilmu Hayati dan Fisik; 12(1):5-13.

Hidayat, M., et al. 2012. Aktivitas Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine Max L. Merr) Varietas Detam 1 Dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia) Terhadap Inhibisi Enzim Lipase Pankreas. Universitas Kristen Maranatha.

Hoffbrand, A.V. dan Pettit J.E. 1996. Kapita Selekta : Hematologi (Essential Haematology). Edisi II. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.


(5)

43

Hollman Pc, Van Der Gaag M, Mengelers Mj, Van Trup Jm. De Vries Jh And Katan M.B. 1996. Absorption And Disposition Kinetics Of The Dietary Antioxidant Quercetin In Man. Free Radical Biol Med. 21: 703-707.

Koshy et al. 2001. Flavonoid from Garcinia cambogia lower lipid level in hypercholestrolemia rats. Foof chemistry. 72:289.

Kumalaningsih, Sri, 2006. Antioksidan Alami-Penangkal Radikal Bebas, Sumber, Manfaat, Cara Penyediaan dan Pengolahan. Surabaya: Trubus Agrisarana. Lingga, Lanny. 2012. The Healing Power of Anti-oxidant. Jakarta : Elex Media

Komputindo.

Merritt J.C. 2004. Metabolic syndrome: Soybean foods and serum lipids. Journal of the National Medical Association. 8(96):1032-1041

Moller, A.P., et al. 1996. Determinants of interspecific variation in population. Dinduh dari http://cricket.biol.sc.edu/chernobyl/papers/moller-mousseau-JAE-2007.pdf

Nishiwaki T., Asano S., Ohyama T. 2008. Isolation of glycinin and β-conglycinin fractions from a soy protein by utilizing selective proteolysis. Bull.Facul.Agric.Niigata Univ., 61(1):63-66.

Papas, Andreas M. 1999. Antioxidant, Status, Diet, Nutrition, and Health. Washington DC : CRC Press.

Proctor PH, Reynolds ES. 1984. Free Radicals And Disease In Man. Physiol Chem Phys Med.16; 175-95.

Singh, V. S. 1992. A Current Perspective on Nutrition and Exercise. J Nutr, 122, 760-65.

Smětalová D. 2009. Lecithin found to have beneficial effects on fat metabolism. http://www.gate2biotech.com/lecithin-found-to-have-beneficial-effects-on-fat-metabolism-1/.

Sofia, D. 2006. Antioksidan dan Radikal bebas. Situs Web Kimia Indonesia. Suharmiati, Maryani H. 2003. Khasiat dan Manfaaat Jati Belanda, si Pelangsing

dan Peluruh Kolesterol. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Suhartono, E., Fujiati, Aflanie, I. 2002. Oxygen Toxicity By Radiation And Effect Of Glutamic Piruvat Transamine (GPT) Activity Rat Plasma After Vitamine C Treatment. Diajukan pada Seminar Internasional Environmental Chemistry and Toxicology, Yogyakarta.

Sulaksana J, Jayusman DI. 2005. Kemuning dan Jati Belanda, Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.


(6)

44

Tachibana N., Iwaoka Y., Hirotsuka M., Horio F., Kohno M. 2010. β-conglycinin lowers very-low-density lipoprotein-triglyceride levels by increasing adiponectin and insulin sensitivity in rats. Biosci Biotech Biomol. 74(6): 1250-1255.

Tahir, I., Wijaya, K., Widianingsih, D., 2003. Terapan Analisis Hansch Untuk Aktivitas Antioksidan senyawa Turunan Flavon/Flavonol. Seminar on Chemometrics- Chemistry Dept Gadjah Mada University. Laporan Penelitian. Lemlit UMM

Yuwono A. 2009. Antioxidant And Health Disease. Diunduh dari http://farmacology.org/specialistmedic/internist.

Zhan, S. 2005. Meta-Analysis Of The Effects Of Soy Protein Containing

Isoflavones On The Lipid Profile. Diunduh dari


Dokumen yang terkait

Dosis Efektif Kombinasi Etanol Biji Kedelai (Glycine max L. merr) Varietas Detam-1 dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) Terhadap Berat Badan Tikus Wistar.

0 2 20

Efek Pemberian Subkronis Kombinasi Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine max L.Merr) Varietas Detam-1 dan Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) terhdap Berat Badan dan Perilaku pada Tikus Wistar.

0 0 16

Efek Pemberian Subkronis Kombinasi Ekstrak Etanol Kedelai (Glycine max L.merr) Varietas Detam-1 dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) terhadap Kadar LDL Tikus Wistar.

0 2 19

Efek Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine max L.merr) Varietas Detam 1, Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia), dan Kombinasinya Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

2 10 30

Efek Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine max L.Merr) Varietas Detam 1, Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) dan Kombinasinya Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

1 5 22

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kedelai Varietas Detam 1 (Glycine max L.Merr) dan Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) Serta Kombinasinya Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Plasma Tikus Wistar Jantan (R.Norvegicus L.).

0 1 25

Efek Ekstrak Etanol Biji kedelai (Glycine max (L.) merr) Varietas Detam 1, Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia), dan Kombinasinya terhadap Kadar Trigliserida pada Sel Kultur HepG2 secara Ex Vivo.

0 0 15

Perbandingan Efek Ekstrak Etanol Biji Kedelai (Glycine max L.merr) Varietas Detam 1, Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia), dan Kombinasinya terhadap Penghambatan Kenaikan Berat Badan Tikus Wistar Jantan Dislipidemia.

0 1 15

Efek Ekstrak Etanol Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) Varietas Detam 1, Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) dan Kombinasinya terhadap Kadar Trigliserida Tikus Wistar Jantan yang Diinduksi Pakan Tinggi Lemak.

0 1 20

Efek Ekstrak Etanol Kedelai (Glycine max (L.) Merr) Varietas Detam 1, Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) dan Kombinasinya terhadap Kadar Kolesterol Total Sel Kultur HepG2 secara Ex Vivo.

0 1 20