putusan dalam tindak pelanggaran hukum oleh pt indosat tbk terkait penggunaan pita frekuensi 2.1GHz untuk layanan 3G dlm perkara no.01/PID.B/TPKOR/2013/PN.JKT.PST berdasarkan uu 31/1999 & uu 36/1999.
ABSTRAK
Penggunaan pita frekuensi oleh PT. Indosat Mega Media (IM2)
sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi yang menggunakan jaringan
telekomunikasi milik Indosat sebagai media dalam penyelenggaraan jasa
telekomunikasi Internet milik IM2, dalam penerapannya telah memenuhi
Hukum Positif Indonesia. Namun dalam kenyataannya Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan mengeluarkan putusan dalam Perkara Nomor
00001/PID.B/TPKOR/2013/PN.JKT.PST, yang disebutkan bahwa kegiatan
yang dilakukan oleh Indosat dan IM2 telah menimbulkan kerugian negara dan
kemudian dikualifikasikan sebagai tindak pidana korupsi dan merupakan
tindakan perbuatan melawan hukum . Padahal kegiatan tersebut telah sesuai
dengan regulasi telekomunikasi yang ada di Indonesia, yang berdasarkan
dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi,
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum
frekuensi dan orbit satelit, serta ITU Radio Regulation. Tujuan penulisan ini
adalah untuk menilai dan mempelajari apakah keputusan yang dilkeluarkan
oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah sesuai dengan Undang – Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi bukan merupakan
pelanggaran administratif. Maka dari itu peneliti tertarik dan memilih masalah
hukum ini ke dalam bentuk studi kasus.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif,
dengan spesifikasi penulisan bersifat deskriptif analitis, karena
menggambarkan permasalahan penerapan Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2000 tentang Tindak Pidana Korupsi dalam urusan administrarif
telekomunikasi yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teori, asas
hukum dan hukum positif terkait.
Dalam hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa
pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang
menyatakan bahwa penggunaan pita frekuensi 2.1 GHz oleh IM2 sebagai
penyelenggara jasa yang melakukan kerjasama dengan Indosat dalam
penyelenggaraan jasa telekomunikasi multimedia melalui jaringan
broadband/3G yang menggunakan pita frekuensi 2.1 GHz sebagai bentuk
pelanggaran hukum yang berpotensi merugikan negara adalah tidak sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang telekomunikasi, PP
Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, serta PP
Nomor 53 Tahun 2000 tentang Spektrum Frekuensi dan Orbit Satelit
seharusnya batal demi hukum, karena tindakan kerjasama yang dilakukan
IM2 dan Indosat adalah sesuai dengan hukum positif di Indonesia.
iv
Penggunaan pita frekuensi oleh PT. Indosat Mega Media (IM2)
sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi yang menggunakan jaringan
telekomunikasi milik Indosat sebagai media dalam penyelenggaraan jasa
telekomunikasi Internet milik IM2, dalam penerapannya telah memenuhi
Hukum Positif Indonesia. Namun dalam kenyataannya Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan mengeluarkan putusan dalam Perkara Nomor
00001/PID.B/TPKOR/2013/PN.JKT.PST, yang disebutkan bahwa kegiatan
yang dilakukan oleh Indosat dan IM2 telah menimbulkan kerugian negara dan
kemudian dikualifikasikan sebagai tindak pidana korupsi dan merupakan
tindakan perbuatan melawan hukum . Padahal kegiatan tersebut telah sesuai
dengan regulasi telekomunikasi yang ada di Indonesia, yang berdasarkan
dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi,
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum
frekuensi dan orbit satelit, serta ITU Radio Regulation. Tujuan penulisan ini
adalah untuk menilai dan mempelajari apakah keputusan yang dilkeluarkan
oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah sesuai dengan Undang – Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang tindak pidana korupsi bukan merupakan
pelanggaran administratif. Maka dari itu peneliti tertarik dan memilih masalah
hukum ini ke dalam bentuk studi kasus.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif,
dengan spesifikasi penulisan bersifat deskriptif analitis, karena
menggambarkan permasalahan penerapan Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2000 tentang Tindak Pidana Korupsi dalam urusan administrarif
telekomunikasi yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teori, asas
hukum dan hukum positif terkait.
Dalam hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa
pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang
menyatakan bahwa penggunaan pita frekuensi 2.1 GHz oleh IM2 sebagai
penyelenggara jasa yang melakukan kerjasama dengan Indosat dalam
penyelenggaraan jasa telekomunikasi multimedia melalui jaringan
broadband/3G yang menggunakan pita frekuensi 2.1 GHz sebagai bentuk
pelanggaran hukum yang berpotensi merugikan negara adalah tidak sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang telekomunikasi, PP
Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, serta PP
Nomor 53 Tahun 2000 tentang Spektrum Frekuensi dan Orbit Satelit
seharusnya batal demi hukum, karena tindakan kerjasama yang dilakukan
IM2 dan Indosat adalah sesuai dengan hukum positif di Indonesia.
iv