TINJAUAN KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (CHILD SEXUAL ABUSE) DIKAITKAN DENGAN IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN ANAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002.
TINJAUAN KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA KEKERASAN
SEKSUAL TERHADAP ANAK (CHILD SEXUAL ABUSE)
DIKAITKAN DENGAN IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN ANAK
DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK
Ririn Novitasari
110110080349
Abstrak
Tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak merupakan
contoh kerentanan posisi anak, terutama terhadap kepentingan seksual.
Peningkatan angka kasus kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia
dianggap sebagai cermin kegagalan hukum dalam memberikan
perlindungan bagi anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mengkaji faktor-faktor yang mendorong terjadinya tindak
pidana kekerasan seksual terhadap anak (child sexual abuse), untuk
mengungkapkan pelaksanaan perlindungan hukum anak korban
kekerasan seksual dalam sistem peradilan pidana oleh aparat penegak
hukum, dan untuk mengetahui efektivitas Undang-Undang Nomor 23
tentang Perlindungan Anak dalam rangka mencegah dan menanggulangi
tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak.
Penulisan ini menggunakan pendekatan secara yuridis sosiologis,
yaitu menenkankan pada norma hukum yang mengatur hal-hal yang
menjadi permasalahan yang akan diteliti dan kaitannya dengan
penerapannya dalam praktek. Untuk melakukan analisis terhadap
permasalahan yang akan diteliti untuk data primer penulis melakukan
wawancara dengan berbagai pihak berwenang dan yang terkait lainnya,
dan untuk data sekunder penulis melakukan berbagai penelitian
kepustakaan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor-faktor yang mendorong
terjadinya tindak pidana kekerasan seksual adalah kebiasaan hidup
pelaku yang kurang baik, lingkungan dari pelaku kurang baik, dan
penyimpangan perilaku pada pelaku. Upaya perlindungan anak korban
kekerasan seksual dalam pelaksanaannya telah ada upaya perlindungan
hukum yang diberikan oleh aparat penegak hukum terhadap anak korban
tindak pidana kekerasan seksual dalam sistem peradilan pidana. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam
kenyataannya belum sepenuhnya efektif memberikan perlindungan bagi
anak dari tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak, dikarenakan
ancaman pidana yang dimuat dalam Undang-undang ini dirasa cukup
ringan bagi pelaku dan tidak membuat jera pelaku kekerasan seksual.
iv
SEKSUAL TERHADAP ANAK (CHILD SEXUAL ABUSE)
DIKAITKAN DENGAN IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN ANAK
DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK
Ririn Novitasari
110110080349
Abstrak
Tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak merupakan
contoh kerentanan posisi anak, terutama terhadap kepentingan seksual.
Peningkatan angka kasus kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia
dianggap sebagai cermin kegagalan hukum dalam memberikan
perlindungan bagi anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mengkaji faktor-faktor yang mendorong terjadinya tindak
pidana kekerasan seksual terhadap anak (child sexual abuse), untuk
mengungkapkan pelaksanaan perlindungan hukum anak korban
kekerasan seksual dalam sistem peradilan pidana oleh aparat penegak
hukum, dan untuk mengetahui efektivitas Undang-Undang Nomor 23
tentang Perlindungan Anak dalam rangka mencegah dan menanggulangi
tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak.
Penulisan ini menggunakan pendekatan secara yuridis sosiologis,
yaitu menenkankan pada norma hukum yang mengatur hal-hal yang
menjadi permasalahan yang akan diteliti dan kaitannya dengan
penerapannya dalam praktek. Untuk melakukan analisis terhadap
permasalahan yang akan diteliti untuk data primer penulis melakukan
wawancara dengan berbagai pihak berwenang dan yang terkait lainnya,
dan untuk data sekunder penulis melakukan berbagai penelitian
kepustakaan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor-faktor yang mendorong
terjadinya tindak pidana kekerasan seksual adalah kebiasaan hidup
pelaku yang kurang baik, lingkungan dari pelaku kurang baik, dan
penyimpangan perilaku pada pelaku. Upaya perlindungan anak korban
kekerasan seksual dalam pelaksanaannya telah ada upaya perlindungan
hukum yang diberikan oleh aparat penegak hukum terhadap anak korban
tindak pidana kekerasan seksual dalam sistem peradilan pidana. UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam
kenyataannya belum sepenuhnya efektif memberikan perlindungan bagi
anak dari tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak, dikarenakan
ancaman pidana yang dimuat dalam Undang-undang ini dirasa cukup
ringan bagi pelaku dan tidak membuat jera pelaku kekerasan seksual.
iv