EKSISTENSI GEREJA KATHOLIK TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI KOTA PEMATANGSIANTAR (1931-2000).

EKSISTENSI GEREJA KATHOLIK TERHADAP
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI
PEMATANGSIANTAR ( 1931-2000)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

LASTINAR D SIREGAR
3103121042

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

ABSTRAK
Lastinar D Siregar , Nim : 3103121042 , ” Eksistensi gereja Katholik terhadap

Perkembangan Pendidikan di Kota Pematangsiantar (1931 -2000 )“ Jurusan
Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial , Universitas Negeri Medan
Judul skripsi ini adalah Eksistensi gereja Katholik terhadap Perkembangan
Pendidikan di Kota Pematangsiantar (1931 -2000 ) dan penelitian ini bertujuan untuk
Mengetahui dan menjelaskan factor pendorong missionaries mendirikan sekolah di
P.siantar, Menjelaskan ordo yang berperan dalam pendirian sekolah katholik di
P.siantar, Mengetahui proses perkembangan sekolah katolik di P.siantar , Menjelskan
kendala yang dialami misionaris dalam proses berdiri dan berkembangnya sekolah
katolik di P.siantar
Sesuai dengan judul skripsi yang diteliti, maka dalam penelitian ini penulis
mengarah kepada penelitian yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan
mengumpulkan dan menganalisa data secara objektif berdasarkan bukti-bukti tertulis
yang ada yang diperoleh dengan menelaah buku, dokumen dan arsip yang berkenaan
dengan Upaya Gereja Katolik Terhadap Perkembangan Pendidikan di Kota
Pematangsiantar
Hasil penelitian di lapangan maupun dalam pustaka menerangkan bahwa yang
menjadi dasar misionaris mendirikan sekolah sebagai sarana pewartaan injil karena
jika masyarakat buta huruf bagaimana bisa masyarakat mengetahui inji . Kendala
yang dihadapi misionaris ialah kurang diterimanya dalam masyarakat karena image

Belanda / bangsa Barat sebagai penjajah , Bahasa yang berbeda serta sudah adanya
zending pProtestan di Misi Batak. Ordo yang berperan dalam perkembangan
Pendidikan di Pematangsiantar ialah Ordo Kapusin Belanda dan Kongregsi Bruder
Budi Mulia.

Kata kunci : Eksistensi ,Pendidikan Katholik ,Pematangsiantar

i

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat yang masih boleh diterima penulis sampai saat ini sehingga
skripsi yang bertjudul “ Eksistensi Gereja Katolik Terhadap Perkembangan
Pendidikan di Kota Pematangsiantar ( 1931 – 2000 ) “ dapat diselesaikan penulis
sebagai syarat untuk melengkapi dan memenuhi syarat pencapaian gelar Sarjana
Pendidikan di jurusan Pendidikan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan .

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan moril
maupun materil. Peneliti juga menyadari banyak hambatan dan kesulitan yang
dialami dalam penysunan skripsi ini. Namun berkat dukungan dari berbagai pihak,
akhirnya peneliti dapat menyelesaikannya tepat waktu. Dengan

segala

kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:


Bapak Prof . Dr . Ibnu Hajar ,M.Si , selaku Rektor Universitas Negeri
Medan



Bapak Drs . H .Restu , M.S , Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta Stafnya



Ibu Dra. Lukitaningsih ,M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

dan sekaligus motivator,panutan kepada penulis jika kelak penulis menjadi
Dosen.



Ibu Dra. Hafnita S.D Lubis , M. Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Jurusan Sejarah yang telah banyak mengarahkan peneliti dalam
melengkapi berkas serta staf yang ada di kantor Jurusan .



Bapak Tappil Rambe M.Si , selaku Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi saran dan masukan kepada penulis
memberi dukungan , arahan dan nasehat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini



Bapak Pristi Suhendro , S.Hum, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Akademik saya dan menjadi orang tua penulis di kampus




Ibu Dra. Syarifah M.Pd dan Ibu Dr.Samsidar Tanjung M.Pd selaku dosen
penguji,terimakasih buat masukan yang diberikan selama proses revisi dan
saat seminar berlangsung.
ii



Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah yang selama ini telah
banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan



Orangtuaku H.Sinaga Mamak tersegalanya dalam segala hal dan S.Siregar
yang menjadi Bapak terbaik dalam mengusahakan materi yang saya
butuhkan sehingga saya mampu menyelesaikan study ini




Maktua Febri yang membantu penulis diawal perkuliahan dengan
menyumbangkan materi agar penulis mampu membayar biayaregistrasi
masuk UNIMED , Makasih ya Mak tua. Buat tante Merli selaku
penyumbang dana untuk menjaitkan Kebaya penulis



Adek –adek ku terkasih Erwin ,There ,Iin Murfiani, Surya Olivia ,
makasih buat dukungannya buat kakak , buat keluarga di Medan dan Di
siantar Juga terimakasih buat yang mendoakan penulis agar lancar dalam
Study.



Bruder Silvester , selaku kepala sekolah Budi Mulia , yang telah
mengizinkan peneliti mengadakan penelitian serta menyumbangkan
informasi yang sangat dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini




Pastor Alboin Silalahi, Lic.IC Sebagai kepala sekolah Seminari Menengah
,yang

telah

mengizinkan

peneliti

mengadakan

penelitian

serta

menyumbangkan informasi yang sangat dibutuhkan dalam penulisan
skripsi ini



Ramces Sihombing , sebagai Pacar, eman , sahabat yang telah membantu
penulis dalam mencari Sumber semoga cepat menyusul melakukan Sidang
Meja Hijau .



Sahabat q yang selalu memotivasi penulis bangkit dari kegalauan dan
menyelesaikan skripsi , menemani saat penelitian Reni Angreini Lajira,
terimakasih telah menjadi Sahabat Terbaik yang pernah saya miliki , dan
maaf buat kesalahan yang kulakukan sehingga merusak arti Sahabat yang
kita jalin .



Buat teman seperjuangan mengejar dosen kesana kemari untuk revisi ,
Citra ,yusfa, kiki , rahmi akhirnya kita mampu menyelesaikan ini smua
dengan berbagai rintangan.Terimakasih sudah memotivasi saya juga agar
iii

tidak ketinggalan khususnya Citra tanpa motivasi mu mungkin aku akan

ketinggalan kereta


Teman- teman terbaik ku juga, Mukrizal ,dek Rasyid ,Dhika ,bg Agus ,
serta seluruh teman seperjuangan B reguler Pendidikan Sejarah Unimed
Makasih buat kebersamaan selama 3 tahun di dalam kelas dan berharap
selamanya di luar kelas . Buat teman yang belum sidang secepatnya nyusul
ya wehhh.



Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Fr Poliaman yang menjadi
perantara peneliti dengan Kepala Sekolah seminari , makasih ya Fr. Udah
meminjamkan buku juga untuk kepentingan skripsi saya, serta staf
seminari yang bekerja di Perpustakaan Seminari .
Terima kasih buat semua bantuannya , semoga Tuhan Yang Maha

Penyayang melindungi kita semua .Amin.

Medan, Maret 2014

Penulis,

Lastinar D Siregar
Nim : 3103121042

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................4
C. Rumusan Masalah .........................................................................................6
D. Tujuan Penelitian ..........................................................................................6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORITIS
1. Kajian Pustaka ...............................................................................................8

2. Kerangka Berpikir ........................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................................20
B. Lokasi Penelitian ..........................................................................................20
C. Sumber Data .................................................................................................21
D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................22
E. Teknik Analisis Data ....................................................................................23

iv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Pematangsiantar ............................................................27
B. Latar Belakang Misioner Mendirikan Sekolah di Pematangsiantar
1. Kedatangan Misioner Kapusin Ke Sumatera .........................................28
2. Masuknya Pendidikan Katolik di Pematangsiantar................................43
C. Ordo / Tarekat pendiri Sekolah Katholik Di Pematangsiantar
1. Ordo Kapusin .........................................................................................46
2. Kongregasi Bruder Budi Mulia ..............................................................50
D. Perkembangan Sekolah Katholik di Pematangsiantar
1. Sekolah Umum .......................................................................................54
2. Sekolah Katholik khusus Calon Imam ...................................................59
E. Kendala – Kendala dalam Proses Berdiri dan Berkembangnya
Sekolah Katholik Di Pematangsiantar
1. Kendala dalam proses pendirian sekolah ...............................................65
2. Kendala yang dialami setelah sekolah berkembang...............................68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................................69
B. Saran .............................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................73
LAMPIRAN GAMBAR.........................................................................................74

v

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Pematangsiantar adalah salah satu kota terbesar setelah Medan.
Berdasarkan letak geografisnya, Pematang Siantar terletak antara 02 36’ sampai 3
18’ lintang utara dan 98 32’ sampai 99 35’bujur timur.luas keseluruhan daerah ini
adalah 4.386.69 km atau sekitar 16.12% dari keseluruhan provinsi Sumatera
Utara. (Agustono,Budi dkk,33:2013).
Sebelum masuknya Misionaris ke tanah Batak , Masyarakat Batak Toba
khususnya mengenal kepercayaan nenek moyang yaitu Parmalim . Menurut
Batara Sakti adanya religi tersebut adalah sengaja diperintahkan oleh
Sisingamangaraja XII sebagai gerakan keagamaan dan politik dan sebagai gerakan
berani mati (extrimis). Menurut Hostring,Parmalim adalah ajaran agama yang
didalamnya terdapat unsur-unsur ajaran Kristen dan Islam dan kedua agama
tersebut dapat dilihat dari kegiatan para penganut-penganutnya seperti Kristen
khususnya agama Katholik yang masih menggunakan Kemenyan dalam tata
perayaan Ekaristi dan Acara besar , dan dalam Agama Islam Pantangan untuk
tidak memakan daging Babi dan darah , hal tersebut juga di lakukan agama
Parmalim (Agustono,Budi dkk, 33:2013)
Sekitar abad ke XVII , agama Katolik sudah memasuki daerah Sumatera
Utara tepatnya di sekitar daerah Barus sekarang, perkiraan ini diperkuat oleh
sebuah nama desa yang bernama “Janji Maria”.Dan lebih otentik lagi
1

ditemukannya sebuah reruntuhaan gereja yang bernama Bunda Perawan Maria ,
namun sejarah tersebut terputus karena generasi tersebut tidak menghasilkan
jemaat Katolik hingga saat ini. Agama Katolik masuk ke Indonesia pertama sekali
dibawa oleh orang Portugis yang mendarat di Malaka , dengan tujuan mencari
rempah-rempah namun beberapa saudagar Portugis terbunuh di Malaka hal inilah
yang menjadi penyebab diserang dan didudukinya Malaka tahun 1511 , Portugis
mendirikan seminari dimana anak – anak india dan juga Indonesia belajar menjadi
imam (Frater amator n A silaen 64:1952)
Sebelum agama Kristen ( Protestan dan Katolik ) berakar di pulau
Sumatera agama Islam telah berabad-abad mendahuluinya . Daerah-daerah pesisir
pantai terutama daerah pantai timur Sumatera yang penduduknya mayoritas suku
Melayu sudah lama menganut agama Islam. Hal ini terurama disebabkan kontak
langsung oleh penduduk pantai dengan pedagang Islam yang datang dari Gujarat
ke Malaka , dari Malaka ke pulau Sumatera , sehingga mewartakan iman Katolik
di daerah-daerah pantai terasa kurang tepat pada saat itu.
Ketika agama Katolik mulai muncul di Sumatera , Kota Medan adalah
pusat perdagangan dan sekaligus pusat pemerintahan colonial Belanda dan pada
awalnya , pelayanan kegerajaan hanya terbatas pada konteks orang Belanda , baik
yang bertugas sebagai personil pemerintahan dan para serdadu , maupun yang
bekerja di perkebunan-perkebunan yang banyak terdapat di Sumatera . Memang
tidak boleh disangkal bahwa pada awalnya pewartaan iman Katolik sudah di
usahakan kepada orang-orng non Belanda,seperti orang-orang Tionghoa, Jawa,
Melayu

yang dipelopori oleh Pater Simons, tahun 1924 orang –orang India
2

dipelopori oleh pater Ferdinand van Loon namun masih terbatas di kota Medan
saja. Namun hal inilah yang menyebabkan sebagian penduduk mengurungkan
niatnya untuk mengirim anaknya belajar di sekolah missionaries. (Daniel perret
306:2010)
Sekitar tahun 1930, missi Katolik sudah ada di Pematangsiantar,
khususnya di daerah perkebunan. Terdapat beberapa orang Katolik asing
(Belanda) , mereka ini dilayani oleh Pastor yang datang dari Medan,mengadakan
ibadah 1 kali dalam empat atau lima minggu . Pada waktu itu yang bertugas
mengayomi umat ialah Pastor Van der Zanden , yang sempat diberikan izin untuk
menggunakan kantor Walikota Pematangsiantar untuk mempersembahkan Missa
Kudus.
Pada tanggal 1 juli 1931, Mgr.Brans mengutus Pastor Aurelius kerkers ke
Pematangsiantar . Pada saat kedatangan Pastor Kerkers di Pematamgsiantar,
sebenarnya telah terdapat sekitar 150 orang yang beragama Katolik namun
terbatas pada kalangan orang Eropa dan Tionghoa.

Untuk kepentingan

missi,diangkatlah seorang Katekis dari suku Batak yaitu bapak Kenan Hutabarat
(dikenal dengan sebutan pendeta), atas kerjasaa Pastor dengan Pendeta disusun lah
suatu buku booklet agama yang berjudul “Huria ni Jesus Christus ima Huria
Katholiek”sebagai buku pegangan bagi Umat katolik.Pada bulan juni 1931,
jumlah umat Katolik semakin berkembang,dalam perkembangan selanjutnya,
Gereja bukan lagi sekedar memperluas dan memperbanyak jumlah umat saja,
melainkan juga berusaha untuk mendidik dan mencerdaskan kehidupan
umat.Untuk mencapai tujuan tersebut,didirikanlah sekolah.
3

Pendidikan di Indonesia pada masa kolonialisme masuk ke Indonesia dan
kaum pribumi dapat menikmati pendidikan ialah dengan adanya politik etis yang
dicetuskan oleh Van Deventer dengan diterbitkannya sebuah artikel yang berjudul
“hutang kehormatan” dalam majalah De Gids. Dalam artikel tersebut Van
Deventer mengemukakan bahwa keuntungan yang di peroleh dari Indonesia
selama ini hendaknya dibayar kembali dari perbendaharan Negara . Pada tahun
1901 buah pikiran itu menggema dalam pidato raja Belanda ( Nasution S.
2004:13)
“Sebagai Negara Kristen,Nederland berkewajiban di kepulauan Hindia
belanda untuk lebih baik mengatur kedudukan legal penduduk
pribumi,memberikan bantuan pada dasar yang tegas kepada misi Kristen
,serta meresapi keseluruhan tindak laku pemerintah dengan kesadaran
bahwa
Nederland
mempunyai
kewajiban
moral
untuk
memenuhinyaterhadap penduduk di daerah itu. Berhubung dengan itu ,
ksejahteraan rakyat jawa yang merosot memerlukan perhatian khusus.kami
menginginkan diadakannya penelitian tentang sebab-musabatnya”.
Ide –ide dari van Deventer tersebutlah yang membuka pendidikan bagi
rakyat Pribumi namun masih terbatas pada kalangan bangsawan saja, Politik etis
menjadi sarana munculnya cendikia seperti Budi Utomo ( yang menjadi organisasi
pertama yang didasarkan pada individu-individu yang bebas dan sadar akan
persatuan. )
Ki Hajar Dewantara dan Cendikia lainnya (Robert Van Niel,83: 1960).
Dalam pergerakan pendidikan tentunya Ki hajar Dewantara memiliki peran yang
sangat penting dalam pergerakan pendidikan Indonesia,selain itu Ki Hajar
Dewantara adalah seorang pendorong dan pemimpin bangsa Indonesia, ide utama
beliau dengan mendirikannya Taman Siswa bagi rakyat Indonesia, namun

4

pendidikan tersebut

belum merambat sampai keluar pulau Jawa setelah

kembalinya dari Belanda(Bambang s Dewantara,11:1989)
Peristiwa sejarah terjadi atas peninjauan kembali undang-undang colonial
Belanda no .123 memuat larangan untuk “zending berganda” pada wilayah –
wilayah jajahan demi keamanan dan kestabilan pemerintahan kolonial Belanda .
Zending berganda yang dimaksudkan disini ialah dimana di suatu daerah tidak
dibenarkan ada dua zending yang berbeda .Sejak tahun 1916 zending protestan
yang

dijalankan

oleh

Rheische

Missionsgesllschff

dari

Barmen



Wuppertal,Jerman sudah diberi hak tunggal oleh Belanda untuk mengkristenkan
orang Batak,terutama di daerah Tapanuli. Konsekwensinya ialah misi Katolik
tidak punya hak untuk mengembangkan diri ke daerah misi / zending Protestan
tersebut.
Sekitar tahun 1928,undang-undang Kolonial no.123/177 mulai ditinjau
kembali oleh pemerintah Belanda.Akhirnya ijin tersebut diperoleh pada tanggal 7
februari 1933.hal ini terutama berkat jasa Mgr.Brans yang menuntut persamaan
hak dalam pewartaan injil ketanah batak. Akhirnya, secara bertahap missi Katolik
memperoleh izin untuk berdampingan dengan zending Protestan dalam usaha
Pengkristenan daerah-daerah Batak.
Berdasarkan

uraian

diatas,Penulis

merasa

tertantang

mengadakan

penelitian untuk mengulas lebih dalam tentang berdirinya sekolah dan
perkembangan sekolah Katolik di Pematangsiantar yang dipelopori oleh

5

missionaries dengan judul penelitian “ Exsistensi Gereja Katolik Dalam
Perkembangan Pendidikan di Kota Pematangsiantar. (1931 -2000) “
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka permasalahan yang dapat
di identifikasi yaitu :
1. Faktor pendorong missionaries mendirikan sekolah di Pematangsiantar
2. Ordo yang berperan dalam pendirian sekolah katolik di Pematangsiantar
3. Perkembangan sekolah katolik di Pematansiantar
4. Kendala yang dialami dalam proses berdiri dan berkembangnya sekolah
katolik di pematangsiantar
C. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Hal apakah yang melatar belakangi missionaris mendirikan sekolah di
Pematangsiantar
2. Ordo apa sajakah yang berperan dalam pendirian sekolah Katolik di
Pematangsiantar
3. Sejauh manakah perkembangan Sekolah katolik di Pematangsiantar
4. Kendala – kendala apakah yang dialami dalam proses berdiri dan
berkembangnya sekolah Katolik di Pematangsiantar.
D. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan yang dilakukan dalam penelitian selalu mempunyai tujuan
pokok yang hendak diperoleh si penulis. Adapun tujuan penelitian ini antara lain :

6

1. Mengetahui dan menjelaskan factor pendorong missionaries mendirikan
sekolah di P.siantar
2. Menjelaskan ordo yang berperan dalam pendirian sekolah katholik di
P.siantar
3. Mengetahui proses perkembangan sekolah katolik di P.siantar
4. Menjelskan kendala yang dialami misionaris dalam proses berdiri dan
berkembangnya sekolah katolik di P.siantar

E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penulisan ini kiranya dapat memberi manfaat bagi berbagai
pihak antara lain :
1. Memberikan masukan kepada lingkungan akademik untuk memahami
factor pendorong missionaries mendirikan sekolah di Pematangsiantar
2. Menambah pengetahuan peneliti dan pembaca tentang ordo yang berperan
dalam pendirian sekolah katolik di Pematangsiantar
3. Menambah distribusi dan pengkajian sejarah berdirinya sekolah katolik di
Pematangsiantar dan sejarah lokal pada khususnya
4. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai refrensi/ rujukan bagi
peneliti lainnya

7

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan yang telah dituangkan dalam
pembahasan sebelumnya ,maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut
1. Pendidikan sekolah katolik pertama sekali di Pematanngsiantar dibawa oleh
Misionaris Kapusin Belanda yang membawa pembaharuan terhadap
masyarakat di pematangsiantar terutama dalam bidang pendidikan . Para
Missioner Katolik memulai Misinya dengan melakukan Evangelisasi namun
karena mayoritas masyarakat buta huruf ,tidak bias baca tulis dan masalah
Bahasa yang tidak saling mengerti , maka Misionaris Kapusin menganggap
penting untuk mendirikan sekolah
2. Evangelisasi yang dilalukan misionaris di Sumatera menjadikan banyak
masyarakat menjadi seorang Katolik dengan berbagai kendala yang dialami ,
hal ini menginspirasi missioner untuk mendirikan bangunan tetap sebagai
tempat Ibadah
3. Ordo / Tarekat yang berperan dalam pendirian sekolah Katolik di
Pematangsiantar ialah Ordo Kapusin dan Kongregasi Bruder –Bruder Budi
Mulia
4. Pekerjaan misi Katolik dalam bidang Evangelisasi dan pendidikan di
Sumatera mengalami kemajuan dan kemunduran .Kemajuan tersebut berupa
banyaknya siswa / siswi ingin bersekolah di sekolah Katolik tersebut karena
disiplin yang terapkan dalam pendidikan Katolik sangat tinggi .Sekolah

71

Katolik mendidik siswa untuk pandai dan disiplin serta memiliki iman yang
besar ,sedangkan untuk seminari adanya kurikulum tambahan yaitu
pendidikan bahasa Latin dan Belanda. Namun tidak dipungkiri Kemunduran
Dialami sekolah Katolik khusus ialah sedikitnya seminaris yang melanjut ke
Seminari Tinggi sehingga calon Imam Katolik sangat sedikit. Evangelisasi
dan pendidikan memiliki hubungan timbale balik yang kuat ,ketika banyak
masyarakat masuk agama Katolik maka umat tersebut akan memasukan
anaknya bersekolah di sekolah Katolik ,sedangkan dengan kualitas
pendidikan yang dimiliki sekolah Katolik mendorong orang tua siswa untuk
memasukan anaknya menikmati bangku pendidikan di sekolah katolik .
5. Peranan sekolah Katolik terhadap pendidikan di Pematangsiantarmembina
dan membentuk siswa menjadi manusia yang memiliki Disiplin yang tinggi
,etika, dan berintegritas tinggi serta didukung oleh pembinaan kerohanian
anak didik yang lebih dalam lagi, sehingga mengeluarkan lulusan – lulusan
yang berhasil dan menghasilkan sumber daya manusia yang sesuai dengan
perkembangan yang sudah mengglobal saat ini ,dan dari sekolah khusus
diharapkan menghasilkan calon Imam yang kompeten . Dengan berdirinya
sekolah

Katolik

memberikan

dampak

Positif

bagi

masyarakat

Pematangsiantar karena banyaknya siswa luar daerah yang dating ke sekolah
ini secara tidak langsung mempengaruhi perputaran perekonomian di
Pematangsiantar . Keantusiasan masyarakat terhadap sekolah Katolik ini
dapat dilihat dari partisipasi orang tua setiap sekolah melakukan kegiatan .

72

B. Saran

1. Diharapkan sekolah Katolik lebih transparan dalam memberikan data dan
tidak terkesan mempersulit peneliti.
2. Diharapkan kepada pihak sekolah agar tetap mempertahankan disiplin dan
Kualitas sekolah agar tidak kalah saing dengan sekolah lain.
3. Diharapkan kepada para Pastor dan umat yang memiliki kecakapan dalam
menulis, agar menuliskan sejarah perkembangan baik gereja dan sekolah
Katolik dalam bentuk buku karena referensi tentang hal tersebut amat sangat
sedikit.
4. Diharapkan kepada sekolah agar mau memberi data statistic perkembangan
dari sekolah dengan benar .

73

DAFTAR PUSTAKA
Josten,Leo.2005,tali pengukur Jatuh Ke Tanah Permai,Bina Media , Medan
Manurung,Markus,2013 , Dunia Lahan luas Berdiakonia,Bina Media ,Medan
Nasution , S , 2011, Sejarah Pendidikan Indonesia ,Bumi Aksara , Jakarta
Ansharullah ,2013.Pendidikan Islam Berbasis Jamak,STEP ,Jakarta
Depdiknas., (2005), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke-3, Balai
Pustaka, Jakarta.
Agustono,Budi

dkk

,2013,Para

Gubernur

Sumatera

utara

kajian

sejarah,Sosial,Budaya katalog Dalam terbitan , Medan
Van Niel,Robert

,1984 ,Munculnya Elite Modern Indonesia, Pustaka Jaya

,Jakarta
S

Dewantara,bambang,1989

100

tahun

ki

hajar

dewantara

,Pustaka

Kartini,Jakarta
Sjamsuddin,Helius ,2012,Metodologi Sejarah,Ombak, Yokyakarta
Perret ,Daniel,2010 ,Kolonialisme Dan Etnisitas batak dan melayu di sumatera
timur ,
kepustakaan popule Gramedia,Jakarta
Amator Frater,Sedjarah Indonesia , Amsterda m-Djakarta ,1952,Jakarta

73