Keadaan Demografi Kota Pematangsiantar Tahun 2017 Berdasarkan Data Tahun 2007-2012

(1)

KEADAAN DEMOGRAFI KOTA PEMATANGSIANTAR

PADA TAHUN 2017 BERDASARKAN DATA

TAHUN 2007-2012

TUGAS AKHIR

BOY RANDY AGUSTA DAMANIK 112407106

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

KEADAAN DEMOGRAFI KOTA PEMATANGSIANTAR

PADA TAHUN 2017 BERDASARKAN DATA

TAHUN 2007-2012

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh Ahli Madya

BOY RANDY AGUSTA DAMANIK 112407106

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

PERSETUJUAN

JUDUL : KEADAAN DEMOGRAFI KOTA

PEMATANGSIANTAR TAHUN 2017

BERDASARKAN DATA TAHUN 2007-2012 KATEGORI : TUGAS AKHIR

NAMA : BOY RANDY AGUSTA DAMANIK

NIM : 112407125

PROGRAM STUDI : D3 STATISTIKA DEPARTEMEN : MATEMATIKA

FAKULTAS : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juli 2014

Diketahui Oleh,

Ketua Program Studi D3 Statistika Dosen Pembimbing

Drs. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Prof. Dr. Tulus, M.Si NIP. 19531218 198003 1 003 NIP. 19620901 198803 1 002


(4)

PERNYATAAN

KEADAAN DEMOGRAFI KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2017 BERDASARKAN DATA TAHUN 2007-2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2014

BOY RANDY AGUSTA DAMANIK


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Daftar Isi iv

BAB 1. Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Lokasi Penelitian 4

1.5 Tinjauan Pustaka 4

1.6 Tujuan Penelitian 5

1.7 Kontribusi Penelitian 5

1.8 Metode Penelitian 6

1.9 Sistematika Penulisan 8

BAB 2. Landasan Teori 10

2.1 Masalah Kependudukan 10 2.2 Pengertian Dasar Demografi

2.2.1 Tujuan-Tujuan dan Penggunaan Demografi 11

2.3 Pengertian-pengertian 12


(6)

2.3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk 13

2.4 Kepadatan Penduduk 13

2.5 Proyeksi 16

2.6 Metode yang Digunakan 17 2.7 Perkembangan Penduduk 17

BAB 3. Sejarah tempat riset 24 3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik 24

3.2 Visi dan Misi BPS 24

3.3.1 Visi 24

3.3.2 Misi 24

3.3 Kedudukan 25 3.4 Tugas, Fungsi, dan Kewenangan BPS 25

3.4.1 Tugas 26

3.4.2 Fungsi 26

3.4.3 Kewenangan BPS 26

3.5 Landasan Hukum 27

3.6 Struktur Organisasi 28

3.7 Logo BPS 28

BAB 4. Pengolahan Data 29

4.1 Arti dan Kegunaan Kajian Data 29 4.2 Keadaan Penduduk Kota Pematangsiantar 30


(7)

4.4 Rasio (Ratio) 39

4.5 Kepadatan Penduduk 41

4.6 Proyeksi Jumlah Pendudukdi Kota Pematangsiantar 42

BAB 5. Implementasi Sistem 51 5.1 Pengertian Implementasi Sistem 51 5.2 SPSS dalam statistika 51

5.3 Mengaktifkan SPSS 52

5.4 Mengoperasikan SPSS 52

5.5 Input Data (Data View) 54

BAB 6. Kesimpulan dan Saran 62 6.1 Kesimpulan 62 6.2 Saran 62

Daftar Pustaka


(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk Kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkaan peningkatan yang perlu mendapatkan perhatian. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara faktor-faktor yang mempengaruhi bertambahnya dan berkurangnya jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilisas), tetapi secara bersamaan akan dikurangi oleh jumlah kematian (mortalisas) yang terjadi pada semua golongan umur, serta perpindahan penduduk (mobilitas) juga akan mempengaruhi bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah.

Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna memprediksi jumlah penduduk di suatu Wilayah atau Negara dimasa yang akan dating. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan dating, diketahui pula kebutuhan dasar


(9)

misalnya mengenai jumlah pemilih untuk pemilu. Akan tetapi prediksi jumlah penduduk dengan cara ini belum dapat menunjukkan karateristik penduduk dimasa yang akan dating. Untuk itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang membutuhkan data lebih rinci yakni mengenai tren fertilisas, mortalitas dan mobilitas.

Perkembangan penduduk tanpa disertai dengan kontrol untuk mengukur jumlah penduduk yang diinginkan hanya akan menumbuhkan masalah sosial ekonomis dengan segala pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi dari tahun disetiap tahunnya memerlukan tambahan investasi dan sarana dibidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal itu tentu saja merupakan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usahanya untuk membangun dan meningkatkan taraf hidup negaranya.

Pengetahuan tentang pendidikan adalah penting untuk diketahui oleh masyarakat luas yang mana dapat merangsang timbulnya kesadaran dan membina tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap masalah kependudukan, sehingga masalah-masalah yang ada diatasi bersama dengan penuh perhatian dan memungkinkan setiap timbulnya masalah dapat dicegah atau dihindari.


(10)

Berkurangnya atau bertambahnya penduduk disuatu daerah mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan teknologi yang dimilikinya. Semakin tinggi teknologi yang dimiliki oleh suatu golongan penduduk, semakin luas kemungkinan memperbesar hasil-hasil produksi kebutuhan hidup dan semakin luas pula mata pencaharian untuk pertambahan penduduk. Setiap pendapatan baru dari lapangan teknologi sangatlah besar pengaruhnya terhadap perkembangan penduduk.

Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah pada waktu tertentu maka dilaksanakan sensus penduduk atau perhitungan cacah, survey, serta catatan-catatan untuk dikaji dan disusun menjadi data. Data inilah yang akan dipergunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran-sasaran pembangun dimasa yang akan datang.

Oleh sebab itu penulis mengajukan judul “Keadaan Demografi

Penduduk Kota Pematangsiantar Tahun 2017 Berdasarkan Data Tahun 2007-2012”. Dengan tujuan agar penulis tahu sebesar apa pertumbuhan penduduk pertahun dan memproyeksikan pada tahun-tahun berikutnya.


(11)

1.2 Rumusan Masalah

Untuk menentukan tingkat pertambahan penduduk dimasa yang akan datang diperlukan data dasar yang menggambarkan pertumbuhan penduduk dimasa lampau. Dimana pertumbuhan ini biasanya setiap tahun dapat diketahui apakah bertambah ataupun berkurang. Dan pertambahan dapat diduga sebelumnya dapat menimbulkan masalah kepadatan jumlah penduduk di daerah-daerah tertentu.

Untuk membahas permasalahan yang dihadapi maka diperlukan perumusan masalah, diantaranya:

1. Menghitung laju pertambahan penduduk berdasarkan jenis kelamin.

2. Memperkirakan jumlah penduduk yang akan datang (2017) dengan menggunakan data tahun 2007-2012. 3. Memperkirakan perbandingan jenis kelamin (sex ratio)

penduduk tersebut.

1.3 Batasan Masalah

Penulisan tugas akhir ini bersifat proyeksi (peramalan) tentang penduduk di Kotamadya Pematangsiantar. Penyusunan tugas akhir ini penulis memerlukan


(12)

beberapa data yang bisa disajikan sebagai penelitian. Adapun cara yang digunakan penulis untuk memperoleh data adalah :

1. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan penulis adalah data skunder yaitu data yang dikutip dari data yang telah tersedia di dalam suatu perusahaan ( databerupa laporan yang diterima oleh BPS dari pemerintah Provinsi Sumatera Utara per periode ). Jadi penulis tidak langsung memperoleh data dari sumbernya.

2. Penelitian Kepustakaan

Dalam hal ini penulis melakukan penelitian kepustakaan yaitu untuk mencari data dari buku-buku atau sumber terbitan lainnya yang bersifat teoritis yang relevan dengan penelitian.

1.4 Lokasi Penelitian

Penelitian atau pengumpulan data dilakukan dikantor Badan Pusat Statistik, Provinsi Sumatera Utara yang terletak di Jln. Asrama No. 179, Medan, 20123.


(13)

1.5 Tinjauan Pustaka

Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Demos” yang berarti rakyat atau penduduk dan “Grafien” yang berarti menulis. Jadi demografi adalah tulisan – tulisan mengenai rakyat atau penduduk.

Berdasarkan : Multilingual Demographic Dictionary (USSP, 1982) defenisi demografi adalah Demografi is the scientific study of human population in primarily with the respect to their size, their structur ( compotition ) and development ( chage ). Dalam bahasa Indonesia apabila diterjemahkan maka artinya Demografi mempelajari penduduk ( suatu wilayah ) terutama mengenai struktur (komposisi) penduduk dan perkembangannya (perubahannya).

Philip M.Hauser dan Dudley (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai berikut: Demografi mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahannya dan sebab – sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena fertilitas, mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas sosial.

Dari dua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa demografi adalah Ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Struktur


(14)

penduduk ini sllau berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan oleh proses demografi, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk (mobilitas). Struktur penduduk merupakan aspek yang statis, yang menggambarkan penduduk dari hasil sensus penduduk pada hari sensus tersebut. Data yang didapat pada hari dilakukannya sensus dijadikan sebagai basis perhitungan penduduk. Setelah hari sensus tersebut dilakukan maka struktur penduduk akan berubah dari basis penduduk tadi. Unsur-unsur kependudukan yang dapat merubah stuktur kependudukan tersebut merupakan unsur-unsur yanag dinamis yang terdiri dari kelahiran, kematian dan migrasi. Proses perubahan tersebut juga dengan proses dinamis.

1.6 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.

2. Menjelaskan pertumbuhan di masa lampau, penurunannya dan penyebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia. 3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk


(15)

4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

1.7 Kontribusi Penelitian

Kontribusi yang dapat diambil dari penelitian iniadalah:

1. Mengetahui besar nilai pertumbuhan penduduk Kota Pematangsiantar setiap periode.

2. Untuk mengamati dan memberikan penyajian data tentang pertumbuhan penduduk.

3. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai riset dan menganalisis data.

1.8 Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:


(16)

Metode Penulisan Kepustakaan (Study Literature) yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugasakhir.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, penulis melakukannya dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh darikantor Kepolisian Negara Indonesia Daerah Sumatera Utara.

3. Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunakan Analisis Korelasi serta pengolahan data menggunakan program computer spss statistics 17.0 Korelasi digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variable-variabel.

Setelah menguji hubungan antara variabel Y dan variabel X dengan menggunakan Analisis Koreasi maka dapat diketahui korelasi apa yang terjadi antara variabel Y dan variabel X.


(17)

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan yang digunakan penulis antara lain:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang sumber-seumber data kependudukan, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk beserta pengertiannya, proyeksi dan kegunaannya, dan perhitungan-perhitungan.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT LOKASI RISET

Dalam bab ini dijelaskan tentang sejarah singkat BPS yang meliputi sejarah BPS dari masa ke masa, tata kerja kegiatan dan program pengembangan.

BAB 4 : KAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan proses perhitungan beberapa ukuran demografi, dan memproyeksikan pertumbuhan penduduk.


(18)

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Dalam bab ini berisikan penguraian tentang program atau software yang dipakai sebagai analisis terhadap data yang diperoleh yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel, langkah-langkah pengolahan data, implementasi system dan hasil output.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan yang diambil setelah pengolahan dan kajian data serta saran-saran yang berupa masukan.


(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Masalah Kependudukan

Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah Nasional yang besar dan memelukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok yang terkait satu sama lain, yaitu :

1. Jumlah penduduk yang besar 2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi

3. Penyebaran penduduk yang tidak merata 4. Komposisi umur penduduk yang timpang 5. Dan masalah mobilitas penduduk

Paket masalah kependudukan ini telah menjadi induk dari berbagai masalah lain. Apabila tidak segera di tanggulangi tidak mustahil mendatangkan efek yang lebih buruk dan dapat melumpuhkan pembangunan Nasional.


(20)

2.2 Pengertian Dasar Demografi

Kata demografi berasal dari bahasa yunani yang berarti “Demo” adalah rakyat atau penduduk dan “Grafein” artinya menulis. Jadi, Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini pertama kalinya diutarakan oleh Achille Guillard dalam karangannya yang berjudul “Elements The Statistique Humaine on Demographic Compares” pada tahun 1885.

Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi Demografi adalah: Demographic is the scientific study of human population in primaliry with the respect to their size, their structure (composition) and their development (change). Terjemahannya adalah Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).

Philip M. Hauser dan Duddly Duncan (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai berikut: Demography is the study of size, territorial distribution and composition of population, changes there in and the components of such social which maybe identified as natality, territorial movement (migration), and social mobility (change of state). Terjemahannya adalah Demografi mempelajari jumlah, pesebaran, teritorial, dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya


(21)

timbul karena natalitas (fertlitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).

Masih banyak lagi yang menjelaskan tentang pengertian demografi. Maka dari itu kedua definisi diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut:

1. Demografi adalah suatu ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur meliputi: jumlah, penyebaran dan komposisi penduduk. Struktur ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian dan migrasi penduduk.

2. Demografi dalam pengertian yang sempit dinyatakan sebagai: “Demografi formal” yang memperhatikan ukuran atau jumlah penduduk, distribusi atau penyebaran penduduk, struktur penduduk atau komposisi, dinamika atau perubahan penduduk. Ukuran penduduk menyatakan jumlah orang dalam suatu wilayah. Distribusi penduduk menyatakan penyebaran penduduk di dalam suatu wilayah pada suatu waktu tertentu, baik berdasarkan jenis kelamin atau golongan umur. Sedangkan perubahan penduduk secara implisit menyatakan pertambahan penduduk atau penurunan jumlah penduduk secara parsial ataupun keseluruhan sebagai akibat berubahnya tiga komponen utama perubahan jumlah penduduk, yaitu: kelahiran, kematian dan migrasi.


(22)

3. Dalam pengertian yang lebih luas, Demografi juga memperhatian berbagai karateristik indvidu maupun kelompok, yang meliputi tingkat sosial, budaya dan ekonomi. Karateristik sosial dapat mencakup status keluarga, tempat lahir, tingkat pendidikan, aktivitas ekonomi, jenis pekerjaan, dan pendapatan. Sedangkan aspek budaya berkaitan dengan persepsi, aspirasi dan harapan-harapan.

2.2.1 Tujuan-Tujuan dan Penggunaan Demografi

Menurut para ahli demografi, tujuan demografi dibagi menjadi 4 tujuan pokok yaitu:

1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.

2. Menjelaskan pertumbuhan di masa lampau, penururnannya dan pesebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia 3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk

dengan berbagi macam-macam aspek organisasi sosial.

4. Mencoba meramakan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan kosekuensinya.

Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk lembaga-lembaga swasta maupun lembaga-lembaga pemerintah di tingkat tinggi daerah maupun


(23)

perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian da perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, jalan, rumah sakit, pusat pertokoan, dan pusat rekreasi akan menjadi lebih tepat apabila kesemuanya didasarkan pada data kependudukan.

2.3 Pengertian-pengertian

Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.

2.3.1 Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di Wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

2.3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang trerjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase.

Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh 3 komponen yaitu:


(24)

a.Fertilitas

Fertilitas atau kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh sekelompok wanita (proses reproduksi)

b.Mortalitas

Mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnta semua tanda-tanda kehidupan ecara permanen yang biasa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.

c.Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap di suatu tempat ketempat lain melampaui batas politik/Negara ataupun batas administrasi atau batas bagian dalam suatu Negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relative permanen di suatu daerah lain.

2.3.3 Susuan Penduduk

Susunan penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variable ini sangat mempengaruhi penduduk dimasa yang akan datang. Misalnya suatu Negara terdapat penduduk umur tua (50 tahun keatas) lebih banyak maka diharapkan Negara tersebut mempunyai angka kelahiran yang rendah. Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk


(25)

laki-laki dan wanita bias mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan.

2.4Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk merupan indikator dari pada tekanan penduduk disuatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditemapti dinyatakan dengan banyaknya penduduk per kilometre persegi.

Kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

2.5Proyeksi

Proyeksi penduduk adalah perhitungan yang menunjukkan angka fertilitas, mortalitas dan migrasi dari masa yang akan datang. Perkiraan penduduk tidak hanya beberapa tahun, tetapi bias saja perkiraan beberapa puluh tahun yang akan datang. Semua perencanaan pembanguan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang yang disebut dengan proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk untuk masa yang akan datang, tetapi juga perhitungan ilmiah yang didasarkan asumsu dari komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Ketiga kelompok


(26)

inilah yang mentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur penduduk yang akan datang.

Untuk menentukan asumsu tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi di masa yang akan datang, diperlukan datan yang menggambarkan keadaan di masa lampau hingga kini, faktor-faktor yang mempengaruhi masa komponen, dan hubungan antara satu dengan komponen yang lain serta target yang akan dicapai di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk ini secara periode perlu direvisi, karena sering terjadi bahwa asumsi tentang kecenderungan tingkat kelahiran, kematian, dan migrasi yang melandasi proyeksi lama tidak sesuai lagi dengan kenyataannya.

Pertumbuhan jumlah penduduk dapat dipengaruhi kesejahteraan daerah atau Negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada 2007-2012. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komponen kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat Kabupaten/Kota.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah sebagai berikut:

1.Menghitung tingkat pertumbuhan Kota Pematangsiantar menurut jenis kelamin untuk periode 2007-2012, dengan metode geometrik.


(27)

2.Memproyeksikan penduduk Kota Pematangsiantar menurut jenis kelamin berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk tahun 2007-2012 dengan Metode Geometrik.

Adapun rumus Geometrik Rate of Growth tersebut adalah:

Dengan:

= Jumalah penduduk pada tahun t = Jumlah penduduk pada tahun awal r = Angka pertumbuhan penduduk t = Jangka waktu dalam tahun

2.6 Metode yang Digunakan

2.6.1 Angka Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan angka rata-rata pertambahan penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan persen (%).

Dalam menghitung proyeksi pertumbuhan digunakan metode Pertumbuhan Geometrik. Pertumbuhan Geometrik adalah pertumbuhan penduduk bertahap,


(28)

yaitu dengan memperhitungkan penduduk hanya pada akhir tahun dari suatu periode. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan:

= Jumalah penduduk pada tahun t = Jumlah penduduk pada tahun awal r = Angka pertumbuhan penduduk t = Jangka waktu dalam tahun

2.6.2 Rasio Jenis Kelamin

Rasio adalah perbandingan dua perangkat yang dinyatakan dalam satu satuan tertentu. Dalam pengertiannya, rasio (ratio) adalah perbandingan dikalikan 100. Ukuran rasio ini sangat sering dilakukan.

Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Secara umum dapat ditulis:


(29)

Dengan:

SRi = Rasio jenis kelamin pada golongan umur i tahun Mi = Jumlah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun Fi = Jumlah penduduk perempuan pada golongan i tahun K = Konstanta, biasanya100

2.7 Perkembangan Penduduk

Peekembangan penduduk jumlah penduduk sangat erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitarnya. Ada tiga tahapan perkembangan peradapan manusia hingga kini: Pertama, zaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk menanggulangi keidupan. Kedua, zaman ketika manusa mulai mengembangkan usaha pertanian atau kehidupan yang sifatnya nomadis menjadi kehidupan menetap di sekitar daerah pertanian. Ketiga, zaman mulai era industrialisasi, yaitu sekita pertengahan abad ke-17 seseudah masehi. Zaman ini ditandai dengan tumbuhnya pusat-pusat industry, dan semakin berkembangnya kota-kota sebagai tempat permukiman manusia.

Sejalan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi dalam mengolah sumber daya yang ada, tingkat kehidupan manusia menjadi semakin baik. Hal ini sangat mempengaruhi


(30)

penurunan tingkat mortalitas penduduk. Seperti banyak diketahui bahwa ledaka penduduk yang terjadi pada abad-abad terakhir ini terutama karena menurunnya tingkat kematian dengan cepat, sementara tingkat kelahiran belum dapat dikontrol dengan baik.


(31)

BAB 3

SEJARAH TEMPAT RISET

1.1Sejarah Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah lembaga negara non departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian,pertambangan,kependudukan,sosial,ketenagakerjaan,

keuangan,pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal di atas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi dilapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun di daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yangserupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan definisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran lainnya.

1.2Visi dan Misi 1.2.1 Visi

Visi dari Badan Pusat Statistik adalah pelopor data statistik terpercaya untuksemua.

3.2.2 Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.


(32)

2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi,pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka SistemStatistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.

1.3Kedudukan

BPS Propinsi Sumatera Utara adalah Perwakilan Badan Pusat Statistik RI diPropinsi Sumatera Utara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPS RI dan melaksanakan koordinasi dengan Kepala Daerah setempat.

1.4Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Badan Pusat Statistik

Tugas, fungsi, dan kewenangan BPS telah menetapkan dalam Keputusan Presiden RI (Keppres) Nomor 103 Tahun 2001. Dalam menjalankan tugas, fungsi, dan kewenangannya seperti tercantum di bawah ini. BPS juga dibatasi oleh 10 prinsipetika perstatistikaan yang tercantum dalam United Nations Fundamental principles of Official Statistics.


(33)

1.4.1 Tugas

Tugas BPS Propinsi Sumatera Utara adalah melaksanakan penyelenggaraan statistik dasar di Propinsi Sumatera Utara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan dibidang statistik. 2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.

3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah dibidang kegiatan statistik, dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian,keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.

1.4.3 Kewenangan

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS mempunyai kewenangan:


(34)

1. Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya

2. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secaramakro

3. Penetapan sistem informasi dibidangnya

4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu dibidang kegiatan statistik b. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.

1.5Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik menjamin kepastian hukum bagi penyelenggara dan pengguna statistik baik pemerintah maupun masyarakat. Dengan adanya Undang-Undang Statistik ini maka kepentingan masyarakat pengguna statistik akan terjamin terutama atas nilai informasi yang diperolehnya.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik yang mengamanatkan bahwa BPS berkewajiban menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen yang menetapkan kedudukan


(35)

BPS sebagai lembaga pemerintah non departemen yang mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan statistik dasar.

4. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah.

1.6Struktur Organisasi

Bentuk strukur organisasi yang diterapkan Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara adalah : Struktur Organisasi Garis (Line) dan staf. Wewenang mengenai tugas dan tanggung jawab perusahaan dipegang sepenuhnya olehpejabat pimpinan (Kepala Kantor). Selanjutnya mengenai urusan–urusan dalamfungsi organisasi atau perusahaan, pimpinan berwenang kepada pejabat staf (Kepala Bagian) yang memberikan bahan masukan kepada pimpinan dalam pengambilan keputusan dan tidak berwenang memberikan perintah kepada pegawai yang ada dalam organisasi walaupun seorang pegawai termasuk ke dalam satuan organisasi yang dipimpin oleh seorang pejabat lain. Berikut bagan struktur organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara.

3.7 Logo BPS


(36)

BAB 4

KAJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Arti dan Kegunaan Kajian Data

Kajian data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut:

1. Membandingkan dua hal atau lebih variable unutk mengetahui selisih atau rasio kemudian diambil kesimpulan.

2. Mengurangi atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil agar dapat:

a. Mengetahui komponen yang menonjol.

b. Membandingkan antara komponen yang satu dengan yang lainnya. c. Membandingkan beberapa komponen dengan keseluruhannya.

3. Memperkirakan atau membandingkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatau kejadian lainnya serta memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya yang dapat dinyatakan dengan perubahan nilai suatu variablenya.


(37)

Luas daerah Kota Pematangsiantar adalah sekitar 79.971 . Keadaan penduduk Kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan peningkatan yang perlu mendapatkan perhatian.

Tabel 4.1 Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007-2012

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

2007 111598 115327 226925

2008 112336 116349 228685

2009 113836 117871 231707

2010 114561 120137 234698

2011 115679 121214 236893

2012 115488 121459 236947

Grafik 4.1 Jumlah penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin

106000 108000 110000 112000 114000 116000 118000 120000 122000 124000

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Laki-laki


(38)

4.3 Angka Beban Ketergantungan

Angka beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (usia dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang produktif (umur antara 15-64 tahun).

Angka beban ketergantungan dapat digunakan sebagai indicator ekonomi suatu Negara maju atau tidak. Negara-negara yang berkembang dengan fertilitas yang tinggi mempunyai angka beban ketergantungan yang lebih tinggi pula, disebabkan besarnya proporsi anak-anak di dalam komposisi penduduk tersebut. Besarnya angka beban ketergantungan di Kota Pematangsiantar dapat kita hitung dengan menggunakan rumus:

Dengan:

= Jumlah penduduk umur 0-14 tahun = Jumlah penduduk umur 65 tahun keatas = Jumlah penduduk umur 15-64 tahun


(39)

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2007

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 11696 11032 22728

2 5-9 12566 11901 24467

3 10-14 14027 13692 27719

4 15-19 16150 15576 31726

5 20-24 9240 9587 18827

6 25-29 8405 9504 17909

7 30-34 8147 9158 17305

8 35-39 7706 8336 16042

9 40-44 7002 7246 14248

10 45-49 5216 5345 10561

11 50-54 3522 3833 7355

12 55-59 2706 3014 5720

13 60-64 2141 2472 4631

14 65-69 1179 1613 2792

15 70+ 1895 3018 4931

Jumlah/Total 111598 115327 226925

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Dari table diatas di dapat harga-harga sebagai berikut:

= 74.914 = 7.705 = 144.306

Bila harga-harga di distribusikan kedalam rumus, didapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut:


(40)

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yag produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif.

Tabel 4.3 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 11765 11125 22890

2 5-9 12634 11995 24629

3 10-14 14100 13790 27890

4 15-19 16230 15690 31920

5 20-24 9293 9667 18960

6 25-29 8457 9586 18043

7 30-34 8197 9232 17429

8 35-39 7753 8406 16159

9 40-44 7049 7310 14359

10 45-49 5257 5400 10657

11 50-54 3556 3881 7437

12 55-59 2736 3058 5794

13 60-64 2172 2505 4677

14 65-69 1209 1648 2855

15 70+ 1928 3058 4886

Jumlah/Total 112336 116349 228685

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Dari table diatas di dapat harga-harga sebagai berikut:

= 75.409 = 7.841 = 145.435

Bila Harga-harga di distribusikan ke rumus, di dapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut:


(41)

= 57

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif.

Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 11877 11236 23113

2 5-9 12752 12114 24866

3 10-14 14228 13918 28146

4 15-19 16361 15822 32183

5 20-24 9402 9776 19178

6 25-29 8561 9693 18254

7 30-34 8300 9343 17643

8 35-39 7856 8541 16370

9 40-44 7149 7411 14560

10 45-49 5349 5491 10840

11 50-54 3642 3964 7606

12 55-59 2820 3136 5956

13 60-64 2252 2587 4839

14 65-69 1282 1726 3008

15 70+ 2005 3140 5145

Jumlah/Total 113836 117871 231707


(42)

Dari table di dapat harga-harga sebagai berikut:

= 76.125 = 8.153 = 147.429

Bila Harga-harga di distribusikan ke rumus, di dapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut:

= 57

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 57 orang yang tidak produktif.

Tabel 4.5 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 11184 10730 21914

2 5-9 11920 11366 23286

3 10-14 12044 11655 23699

4 15-19 12663 13004 25667


(43)

7 30-34 8339 8374 16713

8 35-39 7967 8307 16274

9 40-44 7672 8349 16021

10 45-49 6866 7310 14176

11 50-54 5916 6412 12328

12 55-59 4229 4518 8747

13 60-64 2660 3111 5771

14 65-69 1923 2610 4533

15 70+ 2581 4469 7050

Jumlah/Total 114561 120137 234698

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Dari table di dapat harga-harga sebagai berikut:

= 68.899 = 11.583 = 154.216

Bila Harga-harga di distribusikan ke rumus, di dapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut:

= 52

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 52 orang yang tidak produktif.


(44)

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2011

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 10972 10513 21485

2 5-9 11922 11350 23272

3 10-14 11997 11593 23590

4 15-19 12711 13034 25745

5 20-24 9631 10979 20610

6 25-29 8994 8982 17976

7 30-34 8541 8565 17106

8 35-39 8047 8377 16424

9 40-44 7768 8441 16209

10 45-49 7042 7487 14529

11 50-54 6047 6543 12590

12 55-59 4495 4795 9290

13 60-64 2915 3402 6317

14 65-69 1897 2570 4467

15 70+ 2700 4583 7283

Jumlah/Total 115679 121214 236893

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

Dari table di dapat harga-harga sebagai berikut:

= 68.347 = 11.750 = 156.796

Bila Harga-harga di distribusikan ke rumus, di dapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut:


(45)

= 51

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 51 orang yang tidak produktif.

Tabel 4.7 Komposisi Penduduk Kota Pematanagsiantar Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2012

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0-4 11242 10877 22119

2 5-9 11161 10797 21958

3 10-14 11855 11468 23323

4 15-19 13177 13391 26568

5 20-24 9488 10708 20196

6 25-29 8732 8860 17592

7 30-34 8429 8543 16972

8 35-39 8016 8364 16380

9 40-44 7783 8495 16278

10 45-49 7089 7536 14625

11 50-54 6112 6738 12850

12 55-59 4692 5140 9832

13 60-64 3176 3503 6679

14 65-69 1944 2602 4546

15 70+ 2592 4437 7029

Jumlah/Total 115488 121459 236947

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara Dari table di dapat harga-harga sebagai berikut:

= 68.347 = 11.750 = 156.796


(46)

Bila Harga-harga di distribusikan ke rumus, di dapat besarnya angka beban tanggungan sebagai berikut:

= 50

Ini berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 50 orang yang tidak produktif.

4.4 Rasio (Ratio)

Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan tertentu.

a. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio = SR)

Rasio jenis kelamin yaitu perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan yang disimbolkan dengan SR (Sex Ratio). Jika jumlah laki-laki dinyatakan dengan symbol M dan jumlah perempuan dinyatakan dengan symbol F, maka rasio jenis kelamin dapat

dituliskan dengan rumus:


(47)

Dengan:

M = Jumlah laki-laki

F = Jumlah perempuan

K = Konstanta besarnya sama dengan 100

Tabel 4.1 Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007-2012

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

2007 111598 115327 226925

2008 112336 116349 228685

2009 113836 117871 231707

2010 114561 120137 234698

2011 115679 121214 236893

2012 115488 121459 236947

Dari table diatas dapat dihitiung Rasio Jenis Kelamin dengan rumus sebagai berikut:


(48)

Jadi, bahwa setiap ± 96 penduduk laki-laki sebanding dengan 100 penduduk perempuan.


(49)

b. Rasio Anak Perempuan (Child Women Ratio = CWR)

Rasio anak perempuan (Child Women Ratio = CWR) adalah perbandingan antara anak dengan perempuan, yaitu jumlah penduduk dibawah usia 5 tahun terhadap jumlah perempuan subur (usia melahirkan atau usia reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai dengan 49 tahun.

Dimana:

CWR = Rasio Anak Wanita (Child Women Ratio)

= Jumlah penduduk usia di bawah 5 tahun

= Jumlah penduduk usia 15-49 tahun

Dari table 4.1-4.7 mengenai komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Pematangsiantar dapat dihitung Rasio Anak perempuan dengan rumus sebagai berikut:


(50)

Jadi, perbandungan antara anak (umur 0-4 tahun) terhadap jumlah perumpuan subur (umur 15-49 tahun) yaitu sebesar ± 17 jiwa dimana setiap tahunnya hampir sama.

4.5 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk (KP) adalah jumlah penduduk per satuan unit wilayah atau dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:


(51)

Luas wilayah Kota Pematangsiantar adalah 79,97 dan dari table 4.1 dapat dihitung kepadatan penduduk dari tahun 2007-2012 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Penduduk Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007-2012

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

2007 111598 115327 226925

2008 112336 116349 228685

2009 113836 117871 231707

2010 114561 120137 234698

2011 115679 121214 236893

2012 115488 121459 236947


(52)

4.6 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kota Pematangsiantar

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang rerjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan biasanya dinyatakan dalam persentase. Hampir semua Negara maju telah menyusun perkiraan jumlah seluruh penduduk setiap tahun. Dalam hal ini prosedur untuk menghitungkan angka pertumbuhan penduduk dikatakan cukup sederhana, karena perhitungannya dilakukan dengan membagi pertumbuhan jumlah penduduk selama tahun yang bersangkutan dengan jumlah penduduk pada awak tahun.

Pada kenyataannya banyak Negara tidak mempunyai angka yang tepat mengenai kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk dan pada akhirnya jumlah penduduk yang paling tepat banyaj diketahui dari hasil sensus.

Dari data rentang 6 tahunan tersebut, maka besarnta tingkat penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus pertumbuhan geometric, yaitu:

Dengan:


(53)

r = Angkat pertumbuhan penduduk

t = Jangka waktu (dalam banyaknya tahun)

4.6.1 Pertumbuhan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Pematangsiantar

a. Untuk Jenis Kelamin Laki-laki t = 6

=

115.488 = 114.561 Log =

Log = 0,003500064

1 + r = Antilog 0,003500064 1 + r = 1,008091759

r = 1,008091759 – 1

r = 0,008091759

r = 0,81 %

b. Untuk Jenis Kelamin Perempuan t = 6

=

115.488 = 114.561 Log =

Log = 0,004752918


(54)

1 + r = 1,011004104 r = 1,011004104 – 1

r = 0,011004104

r = 1,10%

4.6.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Koa Pematangsiantar

Dengan diperolehnya pertumbuhan penduduk untuk kota pematangsiantar maka proyeksi atau taksiran jumlah penduduk dapat ditentukan dengan menggunakan persentase perubahan jumlah penduduk Kota Pematangsiantar tahun 2013-2017 dengan menggunakan rumus berikut:

1. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pemtangsiantar Tahun 2013 a. Untuk Laki-laki

=

= 115.488 = 117.365 Jiwa

b. Untuk perempuan

=

= 120137 = 124.147 Jiwa


(55)

2. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pemtangsiantar Tahun 2014 a. Untuk Laki-laki

=

= 115.488 = 118.314 Jiwa

b. Untuk Perempuan

=

= 120137 = 125.513 Jiwa

3. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pemtangsiantar Tahun 2015 a. Untuk Laki-laki

=

= 115.488 = 119.272 Jiwa

b. Untuk perempuan

=

= 120137 = 126.894 Jiwa

4. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pemtangsiantar Tahun 2016 a. Untuk Laki-laki


(56)

= 115.488 = 120.237 Jiwa

b. Untuk Perempuan

=

= 120137 = 128.290 Jiwa

5. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pemtangsiantar Tahun 2017 a. Untuk Laki-laki

=

= 115.488 = 121.210 Jiwa

b. Untuk Perempuan

=

= 120137 = 129.702 Jiwa

Tabel 4.7 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar

Tahun 2013-2017

No Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 2013 117365 124147 241512


(57)

4 2016 120237 128290 248527

5 2017 121210 129720 250930

Jumlah 596398 634564 1230962

Grafik 4.2 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2013-2017

Dari hasil proyeksi yang diperoleh kita ketahui bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk relative naik. Faktor pertambahan ini dapat saja terjadi dikarenakan oleh tingkat kelahiran bayi, banyaknya pendatang (migrant) masuj ke Kota Pematangsiantar.

110000 112000 114000 116000 118000 120000 122000 124000 126000 128000 130000 132000

2013 2014 2015 2016 2017

Laki-laki

Perem puan


(58)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan hasil desai tertulis kedalam programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis. Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga sistem yang dibenetuk memiliki kelebihan tersendiri.


(59)

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft Excel berada dalam sistem operasi Windows. Kemudian klik tombol start pada task bar, kemudian klik all program, lalu pilih Microsoft Office, kemudian ada menu program Excel, maka pilih aplikasi Excel tersebut.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu antara lain:

1. Hasil proyeksi yang penulis lakukan bahwa jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2013 adalah sebesar 117.365 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 124.147 jiwa. Pada tahun 2014 penduduk laki-laki adalah sebesar 118.314 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 125.513 jiwa. Pada tahun 2015 penduduk laki-laki adalah sebesar 119.272 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebesar 126.894 jiwa. Pada tahun 2016 penduduk laki-laki adalah sebesar 120.237 jiwa, sedangkan penduduk perempuan 128.290 jiwa. Pada tahun 2017 penduduk lak-laki adalah 121.210 jiwa, sedangkan penduduk perempuan 129.720 jiwa.


(60)

2. Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya relatif naik. Namun tidak mengalami kenaikan yang begitu signifikan. Perkembangan jumlah penduduk disebabkan angka kelahiran yang tinggi.

3. Angka beban tanggungan di Kota Pematangsiantar ± 56 orang. Ini berarti setiap 100 orang produktif di Kota Pematangsiantar menanggung 56 orang yang tidak produktif.

6.1 Saran

1. Pertumbuhan penduduk yang relative naik perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, yang mana dapat memberikan pemecahan masalah kependudukan tersebut serta mengambil suatu kebijakan yang dapat mensukseskan pembangunan kependudukan di Kota Pematangsiantar. Salah satunya yaitu menerapkan Keluarga Berencana yang sangat mempengaruhi masalah kependudukan.

2. Rasio beban tanggungan di Kota Pematangsiantar sebesar 56 orang. Ini berarti 100 orang produktif harus menanggung 56 orang tidak produktif. Oleh karena itu harusnya angka beban tanggungan ini dapat diperkecil dan dikenalikan dengan baik agar Kota Pematangsiantar menjadi Kota yang sejahtera dan Kota idaman warga Kota Pematangsiantar.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johar. 2008. Statistika Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta: Elex Media Kompetindo.

BPS. 2007. Pematangsiantar dalam Angka 2007. Badan Pusat Statistik.

BPS. 2008. Pematangsiantar dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik.

BPS. 2009. Pematangsiantar dalam Angka 2009. Badan Pusat Statistik.

BPS. 2010-2012. Pematangsiantar dalam Angka 2010-2012. Badan Pusat Statistik.

Mantra, Ida Bagus Dr. 2003. Demografi Umum. Edisi ke -2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://east-crew-daru.blogspot.com/2012/01/pertumbuhan-penduduk.html


(1)

= 115.488 = 120.237 Jiwa

b. Untuk Perempuan

=

= 120137 = 128.290 Jiwa

5. Taksiran Jumlah Penduduk Kota Pemtangsiantar Tahun 2017 a. Untuk Laki-laki

=

= 115.488 = 121.210 Jiwa

b. Untuk Perempuan

=

= 120137 = 129.702 Jiwa

Tabel 4.7 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar

Tahun 2013-2017

No Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan


(2)

4 2016 120237 128290 248527

5 2017 121210 129720 250930

Jumlah 596398 634564 1230962

Grafik 4.2 Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun 2013-2017

Dari hasil proyeksi yang diperoleh kita ketahui bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk relative naik. Faktor pertambahan ini dapat saja terjadi dikarenakan oleh tingkat kelahiran bayi, banyaknya pendatang (migrant) masuj ke Kota Pematangsiantar.

110000 112000 114000 116000 118000 120000 122000 124000 126000 128000 130000 132000

2013 2014 2015 2016 2017

Laki-laki

Perem puan


(3)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahapan hasil desai tertulis kedalam programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis. Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga sistem yang dibenetuk memiliki kelebihan tersendiri.


(4)

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan Windows dan pastikan Microsoft Excel berada dalam sistem operasi Windows. Kemudian klik tombol start pada task bar, kemudian klik all program, lalu pilih Microsoft Office, kemudian ada menu program Excel, maka pilih aplikasi Excel tersebut.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu antara lain:

1. Hasil proyeksi yang penulis lakukan bahwa jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2013 adalah sebesar 117.365 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 124.147 jiwa. Pada tahun 2014 penduduk laki-laki adalah sebesar 118.314 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan sebesar 125.513 jiwa. Pada tahun 2015 penduduk laki-laki adalah sebesar 119.272 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebesar 126.894 jiwa. Pada tahun 2016 penduduk laki-laki adalah sebesar 120.237 jiwa, sedangkan penduduk perempuan 128.290 jiwa. Pada tahun 2017 penduduk lak-laki adalah 121.210 jiwa, sedangkan penduduk perempuan 129.720 jiwa.


(5)

2. Pertumbuhan penduduk setiap tahunnya relatif naik. Namun tidak mengalami kenaikan yang begitu signifikan. Perkembangan jumlah penduduk disebabkan angka kelahiran yang tinggi.

3. Angka beban tanggungan di Kota Pematangsiantar ± 56 orang. Ini berarti setiap 100 orang produktif di Kota Pematangsiantar menanggung 56 orang yang tidak produktif.

6.1 Saran

1. Pertumbuhan penduduk yang relative naik perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, yang mana dapat memberikan pemecahan masalah kependudukan tersebut serta mengambil suatu kebijakan yang dapat mensukseskan pembangunan kependudukan di Kota Pematangsiantar. Salah satunya yaitu menerapkan Keluarga Berencana yang sangat mempengaruhi masalah kependudukan.

2. Rasio beban tanggungan di Kota Pematangsiantar sebesar 56 orang. Ini berarti 100 orang produktif harus menanggung 56 orang tidak produktif. Oleh karena itu harusnya angka beban tanggungan ini dapat diperkecil dan dikenalikan dengan baik agar Kota Pematangsiantar menjadi Kota yang sejahtera dan Kota idaman warga Kota Pematangsiantar.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Johar. 2008. Statistika Bisnis Terapan dengan Microsoft Excel 2007. Jakarta: Elex Media Kompetindo.

BPS. 2007. Pematangsiantar dalam Angka 2007. Badan Pusat Statistik.

BPS. 2008. Pematangsiantar dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik.

BPS. 2009. Pematangsiantar dalam Angka 2009. Badan Pusat Statistik.

BPS. 2010-2012. Pematangsiantar dalam Angka 2010-2012. Badan Pusat Statistik.

Mantra, Ida Bagus Dr. 2003. Demografi Umum. Edisi ke -2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://east-crew-daru.blogspot.com/2012/01/pertumbuhan-penduduk.html