ANALISIS SHIFT-SHARE PERTUMBUHAN, PERGESERAN SERTA KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI KOTA MEDAN.

ANALISIS SHIFT-SHARE PERTUMBUHAN, PERGESERAN
SERTA KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

RINY VIRI INSY SINAGA
NIM. 8126162019

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ANALISIS SHIFT-SHARE PERTUMBUHAN, PERGESERAN

SERTA KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI
KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

RINY VIRI INSY SINAGA
NIM. 8126162019

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

ABSTRAK

Riny Viri Insy Sinaga. Analisis Shift-Share Pertumbuhan, Pergeseran Serta
Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi Kota Medan, Medan: Program Pascasarjana
UNIMED, 2014.

Proses pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi
berlangsungnya pembangunan ekonomi daerah. Kebutuhan ekonomi akan terus
meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk sehingga
dibutuhkan peningkatan pendapatan setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh dengan
peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau PDRB setiap tahun.
Peningkatan tersebut bersumber dari kontribusi sektor perekonomian yang
mengalami pergeseran meskipun relatif tidak signifikan. Sektor-sektor yang pada
awalnya merupakan sektor unggulan ternyata mengalami pergeseran dan
berdampak pada sektor lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
dan menganalisis sektor-sektor yang menjadi sektor basis dan non basis,
perubahan dan pergeseran antar sektor serta kausalitas antar sektor dalam
perekonomian wilayah kota Medan. Dengan menggunakan data sekunder yang
bersumber dari Medan dalam angka selama tahun 2003 – 2012, metode analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mempergunakan analisis
Location Quotient (LQ), analisis Shift-Share serta Granger Causality. Dari hasil
estimasi dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ) menunjukkan

bahwa sektor komunikasi, lembaga keuangan dan perbankan, listrik, konstruksi
dan perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa merupakan sektor basis
dalam perekonomian Kota Medan. Dari hasil analisis shift-share secara agregat
terjadi pertambahan tingkat output ekonomi selama tahun 2003 – 2012 dan
sebesar 83,15 persen disebabkan oleh efek pertumbuhan ekonomi di tingkat
propinsi, secara keseluruhan sektor-sektor perekonomian Kota Medan masih
banyak memiliki daya saing atau kemandirian daerah seperti sektor perdagangan,
komunikasi, perbankan, industri, bangunan/konstruksi dan sektor jasa. Sedangkan
dari hasil estimasi dengan menggunakan granger causality menunjukkan bahwa
tidak ada satu sektor ekonomi kota Medan yang saling mempengaruhi antar sektor
(causality).
Kata

Kunci:

Shift-Share, Location Quotient, Granger
Pertumbuhan, PDRB, Sektor Ekonomi.

i


Causality,

ABSTRACT
Riny Viri Insy Sinaga. Shift-Share Analysis of Growth, Shifting And Linkages
Between Economic Sectors of Medan, Medan: Graduate UNIMED, 2014.

The process of sustainable economic growth is the main condition for the
continuity of local economic development. Economic needs will continue to
increase along with the increase in population growth and so we need an increase
in revenue each year. This can be achieved by an increase in aggregate output
(goods and services) or GDP every year. The increase was due to the contribution
of economic sectors are experiencing a shift although relatively insignificant.
Sectors which was originally a dominant sector was experiencing a shift and
impact on other sectors. The purpose of this study is to investigate and analyze the
sectors into the base and non-base sectors, changes and shifts between sectors
and between sectors in the economy causality area of the city of Medan. By using
secondary data sourced from the field in the figures for the year 2003 - 2012, the
method of data analysis used in this study is to use the Location Quotient (LQ),
Shift-Share analysis and Granger Causality. From the results of the estimation
using the Location Quotient (LQ) indicates that the communication sector,

financial institutions and banks, electrical, construction and trade, hotels and
restaurants as well as the service sector is a sector of the economy base in Medan.
From the analysis of shift-share accretion occurs in the aggregate level of
economic output for the year 2003 - 2012 and amounted to 83.15 percent due to
the effects of economic growth at the provincial level, the overall economic
sectors Medan still have a lot of competitiveness or local independence as trade,
communications, banking, industry, building/construction and services sectors.
While the results of the estimation using granger causality shows that no single
economic
sector
Medan
interplay
between
sectors
(causality).
Keywords: Shift-Share, Location Quotient, Granger Causality, Growth, GDP,
Economic Sector.

ii


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT,
atas segala karunia dan ridho-NYA, sehingga tesis dengan judul “Analisis Shift-Share
Pertumbuhan, Pergeseran Serta Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi Kota Medan” ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister
Sains (M.Si) dalam bidang ekonomi pada program studi Ilmu Ekonomi Universitas Negeri
Medan.
Dalam penyusunan hingga terwujudnya Tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada yang terhormat:
1.

Bapak Prof. H. Ibnu Hadjar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2.

Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.


3.

Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi dan
sekaligus sebagai Narasumber (Penguji) penulis yang telah memberikan saran, ijin,
kesempatan serta dorongan yang tidak ternilai harganya kepada diri penulis.

4.

Bapak Dr. Eko Wahyu Nugrahadi, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Ekonomi
sekaligus sebagai Narasumber (Penguji) yang telah banyak memberikan masukan, arahan
hingga lebih sempurnanya Tesis ini.

5.

Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf Harahap, Msi selaku Dosen Pembimbing I dalam
penyusunan Tesis ini yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam proses
pembimbingan kepada penulis hingga Tesis ini terwujud.

iii


6.

Bapak Dr. M. Fitri Rahmadana, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang dengan penuh
kesabarannya membimbing penulis, memberikan masukan-masukan, serta arahan-arahan
hingga terselesainya Tesis ini.

7.

Bapak Dr. Rahmanta, M.Si selaku Narasumber (Penguji) terima kasih atas dukungan dan
doanya sehingga tesis ini dapat selesai.

8.

Seluruh Bapak/Ibu Dosen Prodi Ilmu Ekonomi lainnya yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat selama masa perkuliahan yang telah berlalu.

9.

Kepada Kedua Orang Tua tercinta, Ayahanda Eddy Yanto Sinaga dan Ibunda Yenny
Mardiany Lingga yang terus memberikan semangat, motivasi dan nasihat dengan penuh

kasih sayang dan ketulusan mendoakan kepada penulis agar selalu diberi kekuatan lahir
dan batin hingga dapat menyelesaikan pendidikan di Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan ini. Semoga Allah SWT memberikan umur yang berkah dunia dan akhirat
kepada kedua orang tua penulis.

10. Kepada Abangda Ronny Azmard Sinaga, S.Kom dan Adinda Ary Septian Sinaga, S.Kom
tersayang yang telah memberikan bantuan dan doa tulusnya sehingga penulis dapat
memberikan yang terbaik bagi mereka.
11. Kepada Rekan Seperjuangan Program Studi IE A dan khusus nya untuk Program Studi
IE B seangkatan 2012 yang tidak tersebutkan namanya satu persatu yang telah
memberikan motivasi dan saran serta telah menjaga persahabatan dan kekompakkan
yang masih terjalin hingga selamanya sampai saat ini.
12. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan tesis ini.
Dengan keterbatasan pengalaman, pengetahuan maupun pustaka yang ditinjau, penulis
menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan perlu pengembangan lebih lanjut
agar benar-benar bermanfaat. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

iv

agar tesis ini lebih sempurna serta sebagai masukan bagi penulis untuk penelitian dan

penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang.
Mohon ma’af dengan segala kekurangan dan harapan penulis semoga bermanfaat bagi
semua pihak.

Medan,

Juli 2014

Riny Viri Insy Sinaga
812 6162 019

v

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………………………………………………………………..
i
ABSTRACT ……………………………………………………………….

ii


KATA PENGANTAR ……………………………………………………

iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………...

vi

DAFTAR TABEL ………………………………………………………..

viii

DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………

x

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………...

xi

PENDAHULUAN …………………………………………

1

Latar Belakang ………………………………….........
Rumusan Masalah ……………………………….......
Tujuan Penelitian …………………………………….
Manfaat Penelitian ……………………………….......

1
6
7
7

BAB I

1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA …………………………………..
Kerangka Teori ………………………………………
2.1.1. Teori Pembangunan Ekonomi ………………...
2.1.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi …………………
2.1.3. Teori Perubahan Struktural ……………………
2.1.4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) …...
2.1.5. Analisis Shift-Share …………………………...
2.1.6. Analisis Tipologi Sektoral …………………….
Penelitian Terdahulu …………………………………
Kerangka Penelitian ………………………………….
Hipotesis ……………………………………………..

8
8
16
25
31
32
35
36
38
40

METODE PENELITIAN …………………………………

41

Lokasi Penelitian …………………………………….
Jenis dan Sumber Data ………………………………
Metode Analisis Data ………………………………..
Definisi Operasional Variabel Penelitian ……………

41
41
41
46

2.1.

2.2.
2.3.
2.4.
BAB III

3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
BAB IV

8

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………
4.1.

4.2.

Hasil Penelitian ……………………………………..
4.1.1. Gambaran Umum Perekonomian Kota Medan
4.1.2. Hasil Analisis Penentuan Sektor Unggulan …..
4.1.3. Hasil Analisis Penentuan Perubahan dan
Pergeseran Sektoral …………………………..
4.1.4. Hasil Analisis Kausalitas Antar Sektor ………
Pembahasan …………………………………………
4.2.1. Sektor Unggulan dan Struktur Ekonomi ……..
4.2.2. Keterkaitan Antar Sektor Ekonomi …………

vi

48
48
48
53
56
65
87
87
88

KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………

90

5.1. Kesimpulan ……………………………………………
5.2. Saran ……………………………………………………

90
91

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..

92

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………...

95

BAB V

vii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1.

PDRB Kota Medan Tahun 2008-2012 Menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah)

4

Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000 Kota Medan Tahun 2008-2012
(Persen) ……………………………………………………..

5

Perhitungan Indeks Location Quotient (LQ) Kota Medan
Tahun 2003 – 2012 ………………………………………….

53

Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient (LQ) Kota
Medan Tahun 2003 – 2012 …………………………………

54

Perhitungan Shift Share Sektor Ekonomi Kota Medan Tahun
2003 – 2012 …………………………………………………

56

Hasil Analisis Shift Share Sektor Ekonomi Kota Medan
Tahun 2003 – 2012 …………………………………………

57

Perubahan Sektoral dan Komponen Yang Mempengaruhi
Ekonomi Kota Medan Tahun 2003 – 2012 …………………

64

Tabel 4.6.

Hasil Uji Akar Unit Variabel Sektor Pertanian ……………..

66

Tabel 4.7.

Hasil Uji Akar Unit Variabel Sektor Pertambangan ………..

67

Tabel 4.8.

Hasil Uji Akar Unit Variabel Sektor Industri ……………...

67

Tabel 4.9.

Hasil Uji Akar Unit Variabel Sektor Konstruksi …………...

68

Tabel 4.10.

Hasil Uji Akar Unit Variabel Sektor Listrik ………………..

68

Tabel 4.11.

Hasil Uji Akar Unit Variabel Sektor Perdagangan ………..

69

Tabel 4.12.

Hasil Uji Akar Unit Variabel Sektor Komunikasi ………….

69

Tabel 4.13.

Hasil Uji Akar Unit Variabel Sektor Perbankan ……………

70

Tabel 4.14.

Hasil Uji Akar Unit Variabel Sektor Jasa …………………..

70

Tabel 4.15.

Hasil Uji Derajat Integrasi Variabel Sektor Pertanian
(Second Difference) …………………………………………

72

Hasil Uji Derajat Integrasi Variabel Sektor Pertambangan
(Second Difference) …………………………………………

72

Hasil
Uji Derajat Integrasi Variabel Sektor Industri
(Second Difference) …………………………………………

73

Hasil Uji Derajat Integrasi Variabel Sektor Konstruksi
(Second Difference) …………………………………………

73

Hasil Uji Derajat Integrasi Variabel Sektor Listrik
(Second Difference) …………………………………………

74

Tabel 1.2.

Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.

Tabel 4.16.
Tabel 4.17.
Tabel 4.18.
Tabel 4.19.

viii

Tabel 4.20.

Hasil Uji Derajat Integrasi Variabel Sektor Perdagangan
(Second Difference) …………………………………………

74

Hasil Uji Derajat Integrasi Variabel Sektor Komunikasi
(Second Difference) …………………………………………

75

Hasil Uji Derajat Integrasi Variabel Sektor Perbankan
(Second Difference) …………………………………………

75

Hasil Uji Derajat Integrasi Variabel Sektor Jasa
(Second Difference) …………………………………………

76

Tabel 4.24.

Hasil Uji Lag Length Variabel 9 Sektor …………………….

78

Tabel 4.25.

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Listrik –
Bangunan …………………………………………………...

79

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Listrik –
Perdagangan ………………………………………………

80

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Listrik –
Komunikasi …………………………………………………

80

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Listrik –
Perbankan …………………………………………………..

81

Tabel 4.29.

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Listrik – Jasa

81

Tabel 4.30.

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Konstruksi –
Perdagangan ………………………………………………

82

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Konstruksi –
Komunikasi …………………………………………………

82

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Konstruksi –
Perbankan …………………………………………………

83

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Konstruksi –
Jasa ………………………………………………………….

83

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Perdagangan –
Komunikasi ………………………………………………

84

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Perdagangan –
Perbankan …………………………………………………..

84

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Perdagangan –
Jasa ……………………………………………....................

85

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Komunikasi –
Perbankan …………………………………………………..

85

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Komunikasi –
Jasa ………………………………………………………….

86

Hasil Uji Kausalitas Granger Variabel Sektor Perbankan –
Jasa ………………………………………………………..

86

Tabel 4.21
Tabel 4.22.
Tabel 4.23.

Tabel 4.26.
Tabel 4.27.
Tabel 4.28.

Tabel 4.31.
Tabel 4.32.
Tabel 4.33.
Tabel 4.34.
Tabel 4.35.
Tabel 4.36.
Tabel 4.37.
Tabel 4.38
Tabel 4.39.

ix

DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 2.1.

Fungsi Produksi Harrod – Domar ………………………….

24

Grafik 2.2.

Model Fei – Ranis Tentang Transfer Tenaga Kerja Dari
Sektor Pertanian ke Sektor Industri ………………………..

28

Perkembangan PDRB ADHK 2000 Tahun 2003-2012 Kota
Medan ……………………………………………………...

48

Laju Pertumbuhan Riil PDRB Kota Medan Tahun 20042012 ………………………………………………………..

50

Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Sektor Pertanian, Pertambangan dan Penggalian di Kota
Medan Tahun 2004-2012 ………………………………….

51

Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Sektor Industri, Lisrik, Gas dan Air Minum, Bangunan di
Kota Medan Tahun 2004-2012 …………………………….

52

Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan
dan Komunikasi, Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan
Bangunan & Tanah, Jasa Perusahaan, Jasa-Jasa di Kota
Medan Tahun 2004-2012 ………………………………….

52

Perkembangan LQ Sektor Unggulan Listrik, Bangunan dan
Perdagangan Dalam Perekonomian Kota Medan Tahun
2003 – 2012 ………………………………………………..

55

Perkembangan LQ Sektor Unggulan Komunikasi,
Perbankan dan Jasa Dalam Perekonomian Kota Medan
Tahun 2003 – 2012 ………………………………………...

55

Hubungan Antar Sektor Basis ……………………………..

89

Grafik 4.1.
Grafik 4.2.
Grafik 4.3.

Grafik 4.4.

Grafik 4.5.

Grafik 4.6a

Grafik 4.6b

Grafik 4.7.

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Data Penelitian …………………………………………….

95

Lampiran 2

Hasil Uji Akar Unit (Unit Root) Variabel …………………

97

Lampiran 3

Hasil Uji Derajat Integrasi Variabel (1st difference) ………

106

Lampiran 4

Hasil Uji Derajat Integrasi Variabel (2nd difference) ……...

115

Lampiran 5

Hasil Uji Lag Length Variabel …………………………….

124

Lampiran 6

Hasil Uji Granger Causality Variabel …………………….

125

xi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pembangunan yang dilaksanakan di setiap negara khususnya negara
berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan
pembangunan di sektor ekonomi dapat mendukung pencapaian tujuan atau
mendorong

perubahan-perubahan

atau

pembaharuan

sektor

lainnya.

Keterbelakangan utama yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang
berkembang juga berada pada sektor ekonomi. Oleh sebab itu tidak
mengherankan, bahkan dapat dikatakan merupakan tuntutan dan tujuan negara
apabila pembangunan ekonomi mendapat perhatian khusus.
Pembangunan ekonomi berjalan melalui proses dan membutuhkan
berbagai usaha yang konsisten dari berbagai pihak untuk memberikan
kemakmuran yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Menurut Jhingan (1992:420), tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah
untuk membangun peralatan modal dalam skala yang cukup untuk meningkatkan
produktivitas di sektor pertanian, pertambangan, perkebunan dan industri. Modal
juga diperlukan untuk mendirikan sekolah, rumah sakit, jalan dan sebagainya.
Hakekat pembangunan ekonomi adalah penciptaan modal overhead sosial dan
ekonomi.
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah
daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk
suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan sektor swasta untuk

1

2

menciptakan suatu lapangan kerja baru, serta merangsang perkembangan kegiatan
ekonomi dalam wilayah tersebut (Arsyad, 2001;108).
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, menuntut
pemerintah daerah untuk melaksanakan desentralisasi dan memacu pertumbuhan
ekonomi

guna

peningkatan

kesejahteraan

masyarakat

dimana

tujuan

penyelenggaraan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan pelayanan publik
dan memajukan perekonomian daerah.
Kedua Undang-Undang tersebut memiliki makna yang sangat penting bagi
daerah, karena terjadinya pelimpahan kewenangan dan pembiayaan yang selama
ini merupakan tanggung jawab pemerintah pusat. Kewenangan tersebut mencakup
seluruh bidang pemerintahan kecuali kewenangan dalam bidang politik luar
negeri, pertahanan keamanan, peradilan, agama serta moneter dan fiskal.
Kewenangan pembiayaannya, yaitu daerah dapat menggali sekaligus menikmati
sumber-sumber potensi ekonomi, serta sumber daya alamnya tanpa ada intervensi
terlalu jauh dari pemerintah pusat. Hal ini akan berdampak terhadap
perekonomian daerah yang pada akhirnya tercipta peningkatan pembangunan
daerah.
Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut kreatif dalam
mengembangkan perekonomian, peranan investasi swasta dan perusahaan milik
daerah sangat diharapkan sebagai pemicu utama pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Investasi akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan
dapat menimbulkan multiplier effect terhadap sektor-sektor lainnya.

3

Pada hakekatnya pembangunan ekonomi daerah adalah serangkaian
kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah, bersama-sama dengan
masyarakatnya dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara
optimal untuk merangsang perkembangan ekonomi daerah dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah tersebut.
Proses pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan merupakan kondisi
utama bagi berlangsungnya pembangunan ekonomi daerah. Kebutuhan ekonomi
akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk
sehingga dibutuhkan peningkatan pendapatan setiap tahun. Hal ini dapat diperoleh
dengan peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau Produk Domestik
Regional Bruto atau yang lebih dikenal dengan PDRB setiap tahun (Tambunan,
2001:20).
Pada dasarnya PDRB terbagi dalam 9 (Sembilan) sektor utama, yaitu (1)
sektor pertanian; (2) sektor pertambangan dan penggalian; (3) sektor industri
pengolahan; (4) sektor listrik, gas dan air minum; (5) sektor bangunan dan
konstruksi; (6) sektor perdagangan; (7) sektor pengangkutan dan komunikasi; (8)
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan (9) sektor jasa-jasa.
Ke-9 (Sembilan) sektor tersebut adalah seluruh sektor ekonomi yang
merupakan gambaran perekonomian dari suatu daerah atau wilayah. Tinggi
ataupun rendahnya perekonomian suatu daerah akan tergambar dari pertumbuhan
PDRB daerah yang bersangkutan.
Kota Medan merupakan salah satu dari 33 kabupaten/ kota yang ada di
propinsi Sumatera Utara. Sebagai salah satu daerah otonomi yang memiliki
kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan serta

4

memberikan pelayanan kepada masyarakat, memiliki kewenangan yang luas
untuk mengelola, merencanakan dan memanfaatkan potensi ekonomi secara
optimal, yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat di kota Medan.
Perkembangan PDRB kota Medan menurut sektor ekonomi selama tahun
2008 hingga tahun 2012 ditampilkan pada tabel 1.1.
Tabel 1.1. PDRB Kota Medan Tahun 2008-2012 Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah)
Lapangan
Usaha
1. Pertanian

2008

2009

2010

2011

2012

735,253.74

765,950.80

771,325.61

830,624.79

893,995.70

567.16

569.77

553.49

596.04

641.52

4,514,289.28

4,591,595.91

4,792,159.14

5,160,578.28

5,554,294.58

442,537.31

464,916.70

497,661.59

535,921.60

576,808.70

5. Bangunan

3,463,836.71

3,748,682.48

4,005,474.15

4,313,413.28

4,642,496.78

6. Perdagangan,
Hotel
&
Restoran

8,134,822.15

8,824,157.84

9,584,505.26

10,321,357.91

11,108,805.88

7. Pengangkutan
& Komunikasi

6,287,379.45

6,866,783.50

7,346,132.59

7,910,900.11

8,514,446.88

8. Keuangan,
Persewaan &
Jasa
Perusahaan

4,586,682.59

4,720,839.82

5,133,721.48

5,528,399.78

5,950,178.32

9. Jasa-Jasa

3,208,583.61

3,446,554.21

3,690,691.41

3,974,430.18

4,277,651.62

PDRB

31,373,951.99

33,430,051.02

35,822,224.73

38,576,221.98

41,519,319.99

2. Pertambangan
& Penggalian
3. Industri
Pengolahan
4. Listrik, Gas &
Air Bersih

Sumber: BPS, PDRB Kab/Kota Sumatera Utara Tahun 2009-2013

Tabel 1.1 menjelaskan sektor-sektor ekonomi dalam PDRB dari tahun
2008-2012, secara umum rata-rata per sektor relatif meningkat dari tahun 2008
hingga tahun 2012. PDRB atas dasar harga konstan 2000 kota Medan pada tahun
2012 sebesar Rp. 41.519.319,99 juta atau sekitar 30,12 persen kontribusi PDRB

5

kota Medan terhadap PDRB propinsi Sumatera Utara. Kontribusi ini merupakan
yang terbesar dibandingkan dengan kabupaten/ kota lainnya.
Dari seluruh sektor ekonomi di kota Medan, tercatat di tahun 2012 sektor
perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor terbesar memberikan
kontribusi terhadap PDRB dengan total sektor ini sebesar Rp. 11.108.805,88 juta
atau sebesar 26,76 persen disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi dan
industri pengolahan masing-masing sebesar 20,51 persen dan 13,38 persen.
Tabel 1.2. Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2000 Kota Medan Tahun 2008-2012 (Persen)
Lapangan
Usaha

2008

2009

2010

2011

2012

1. Pertanian

2.34

2.29

2.15

2.15

2.15

2. Pertambangan
& Penggalian

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

14.39

13.73

13.38

13.38

13.38

1.41

1.39

1.39

1.39

1.39

5. Bangunan

11.04

11.21

11.18

11.18

11.18

6. Perdagangan,
Hotel
&
Restoran

25.93

26.40

26.76

26.76

26.76

7. Pengangkutan
& Komunikasi

20.04

20.54

20.51

20.51

20.51

8. Keuangan,
Persewaan &
Jasa
Perusahaan

14.62

14.12

14.33

14.33

14.33

9. Jasa-Jasa

10.23

10.31

10.30

10.30

10.30

PDRB

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

3. Industri
Pengolahan
4. Listrik, Gas &
Air Bersih

Sumber: BPS, PDRB Kab/Kota Sumatera Utara Tahun 2009-2013

Dari tabel 1.2 menjelaskan bahwa selama tahun 2008 hingga tahun 2012
kontribusi sektor perekonomian di kota Medan mengalami pergeseran meskipun

6

relatif tidak signifikan. Sektor-sektor yang mengalami peningkatan dalam
menyumbang total PDRB kota Medan atas dasar harga konstan 2000 adalah
sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan
komunikasi serta sektor jasa-jasa. Sedangkan sektor ekonomi yang mengalami
penurunan dalam menyumbang PDRB kota Medan atas dasar harga konstan 2000
adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan,
listrik, gas dan air serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Meskipun terjadi penurunan dalam menyumbang PDRB kota Medan,
namun demikian masih perlu dilakukan penelitian apakah sektor-sektor tersebut
merupakan sektor basis atau sektor unggulan di kota Medan. Demikian pula
pergeseran sektor yang terjadi tidak dapat dipastikan dengan hanya melihat angkaangka yang tercatat dalam tabel 1.1 dan tabel 1.2. Dengan latar belakang tersebut
penelitian ini dilakukan untuk melihat pergeseran antar sektor ekonomi,
menentukan sektor basis atau sektor unggulan dan klasifikasi sektor ekonomi di
kota Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini, yaitu :
1. Sektor-sektor apakah yang menjadi sektor basis dan non basis dalam
perekonomian wilayah kota Medan.
2. Bagaimana perubahan dan pergeseran sektor perekonomian wilayah kota
Medan.
3. Bagaimana

Kontribusi

Provincial

Share,

Proportional

Differential Shift terhadap perekonomian wilayah kota Medan.

Shift

dan

7

4. Bagaimana kausalitas antar sektor dalam perkonomian terhadap sektor
basis dalam perekonomian di Kota Medan.
1.3. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan diatas, maka ditetapkan tujuan penelitian, yaitu :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis sektor-sektor apakah yang menjadi
sektor basis dan non basis dalam perekonomian wilayah kota Medan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis perubahan dan pergeseran sektor
perekonomian wilayah kota Medan.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis Kontribusi Provincial Share,
Proportional Shift dan Differential Shift terhadap perekonomian wilayah
kota Medan.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis kausalitas antar sektor dalam
perkonomian terhadap sektor basis dalam perekonomian di Kota Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Sebagai

bahan

informasi

dan

pertimbangan

untuk

perencanaan

pembangunan ekonomi kota Medan.
2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang terkait dengan pembangunan
dan perencanaan ekonomi daerah.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Dari hasil estimasi dengan menggunakan analisis Location Quotient (LQ)
terbentuklah sektor unggulan atau sektor basis, yaitu: sektor Komunikasi,
sektor Perbankan, sektor Listrik, sektor Bangunan dan sektor Perdagangan
serta sektor Jasa dalam perekonomian Kota Medan.
2. Dari hasil analisis shift-share secara agregat terjadi pertambahan tingkat
output ekonomi selama tahun 2003 – 2012 sebesar Rp. 23.452.509,50 juta dan
sebesar 83,15 persen disebabkan oleh efek pertumbuhan ekonomi di tingkat
propinsi, sementara itu pengaruh dari efek bauran industri/sektoral
(proportional share) terhadap pertumbuhan ekonomi propinsi Sumatera Utara
bernilai positif. Dan secara keseluruhan sektor-sektor perekonomian Kota
Medan masih banyak memiliki daya saing atau kemandirian daerah seperti
sektor perdagangan, komunikasi, perbankan, industri, bangunan/konstruksi
dan sektor jasa.
3. Dari hasil estimasi dengan menggunakan analisis granger causality
menunjukkan bahwa tidak ada satu sektor ekonomi kota Medan yang saling
mempengaruhi antar sektor (causality). Sedangkan sektor pertanian,
pertambangan dan sektor industri merupakan sektor pendukung bagi sektor
basis dalam perekonomian kota Medan.

90

91

5.2. Saran
1. Dalam memacu perekonomian Kota Medan, pemerintah daerah sebaiknya
fokus

pada

sektor-sektor

unggulan

terutama

sektor-sektor

dengan

penyumbang multiplier terbesar dan banyak menyerap tenaga kerja.
2. Anggaran untuk sektor-sektor unggulan perlu ditingkatkan guna lebih
mendorong pertumbuhan sektor unggulan tersebut sehingga sektor unggulan
tersebut lebih tumbuh dan mendorong sektor lain untuk lebih berkembang.
3. Kebijakan-kebijakan yang dibuat sebaiknya yang mendukung dan mendorong
investasi swasta untuk menanamkan modalnya pada sektor-sektor potensi dan
sektor-sektor yang terbesar dalam penyerapan tenaga kerja.
4. Lebih banyak lagi penelitian sejenis dengan menambah variabel seperti
Revealed Comparative Advantage (RCA), Metode Rasio Pertumbuhan
(MRP), analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Dan Threats (SWOT)
ataupun mengganti variabel lainnya sehingga menambah khazanah dan
wawasan dalam melakukan penelitian yang sejenis.

DAFTAR PUSTAKA
Aaberg, I., 1973, Regional Productivity Differential in Swedish Manufacturing,
Regional and Urban Economics, 3, Elsevier Science Publishers,
Amsterdam.
Adisasmita, H. Rahardjo, 2008, Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Alonso, William, 1972, Location Theory, Reading In Urban Economics,
Macmillan Publishing Co. Inc, New York.
Katili, Anilda, 2003, “Identifikasi Sektor Unggulan di Kota Gorontalo Suatu
Analisis Ekonomi Regional”, Thesis, Gorontalo.
Arsyad, Lincolin, 2001, “Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah”, BPFE, Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik, 2000-2013, “Medan Dalam Angka 2000-2013”, Medan.
__________________________, “PDRB Kota Medan 2000-2013”, Medan.
Baldwin, Richard E. dan Philippe Martin, 2004, Agglomeration and Regional
Growth, Graduate Institute of International Studies, Geneva.
http://www.core.ucl.ac.be/staff/thissehandbook/baldwin%3amartin.pdf,
Akses 10 Juli 2010.
Deichmann, Uwe, Somik V Lall, dan Zmarak Shalizi, 2001, Agglomeration
Economies and productivity in Indian Industry, WoPEc.
http://netec.mcc.ac.uk/WoPEc/data/Papers/wopwobaiu2663.html, Akses
12 Juli 2010.
Fachrulrazy, 2009, ”Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah
Kabupaten Aceh Utara Dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB”,
Thesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Friedman, John, dan William Alonso, 1986, Regional Development and Planning:
A Reader, The M.I.T Press, Massachussetts.
Glasson, Jhon, 1990, “Pengantar Perencanaan Regional”, Terjemahan Paul
Sitohang, lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.
Hasani, Akrom, 2010, “Analisis Struktur Perekonomian Berdasarkan Pendekatan
Shift Share di Provinsi Jawa Tengah Periode Tahun 2003-2008”, Skripsi,
Universitas Diponegoro, Semarang.
Isard, Walter, 1979, Introduction To Regional Science, Prentice-Hall, Inc. New
York.
92

93

Idrus, Muhammad, 2009, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Erlangga, Yogyakarta.
Jhingan, M. L, 1992, “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”, Terjemahan D.
Guritno, Rajawali, Jakarta.
Juoro, Umar, 1989, Perkembangan Studi Ekonomi Aglomerasi dan Implikasinya
bagi perkembangan Perkotaan di Indonesia, Ekonomi dan Keuangan
Indonesia, Vol.37, No.2, 1989.
Kuncoro, Mudrajad, 2000, Beyond Agglomeration and Urbanization, Gadjah
Mada International Journal of Business, Vol.2, September 2000,
Yogyakarta.
www.mudrajad.com/?page_id=17
________________, 2001, Regional Clustering of Indonesia Manufacturing
Industry: A spatial Analysis with Geograpic Information System (GIS),
Gadjah Mada International Journal of Business, Vol. 3 No. 3 September
2001, Yogyakarta.
________________, 2003, Analisis Spasial dan Regional: Studi aglomerasi dan
kluster industri Indonesia, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
________________, 2002, Why Manufacturing Industry Pesisted to Cluster
Spatially in Java? Gadjah Mada International Journal of Business, Vol. 5
No. 2 May 2003, Yogyakarta.
________________, 2002, Analisis Spasial dan Regional: Studi Agglomeration
dan Kluster Industri di Indonesia, AMP YKPN, Yogyakarta.
________________, 2004, Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,
Perencanaan, Strategi, dan Peluang, Erlangga, Yogyakarta.
Marhayanie, 2003, “Identifikasi Sektor Ekonomi Potensial Dalam Perencanaan
Pembangunan Kota Medan”, Thesis, Program Pasca Sarjana USU, Medan.
Martin, Philippe dan Gianmarco IP. Ottaviono, 2001, Growth and Agglomeration,
International Economic Review, Vol.42, No.4, November 2001, Akses 20
Juli 2010.
____________________________________________, 2003, Economic Growth :
Explaining Agglomeration, Centre for Economic Policy Research.
http://www.cepr.org/Pubs/bulletin/dsp/dp1529.htm, Akses 3 Agustus 2010
O’Sullivan, Artur, 1998, Urban Economies, Irwin Mr. Graw-Hill, Boston.

94

Purwaningsih, 2009, “Analisis Struktur Ekonomi dan Penentuan Sektor Unggulan
Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah”. Thesis, Program
Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin, Sulteng.
Sirojuzilam, 2008, “Disparitas Ekonomi dan Perencanaan Regional,
Ketimpangan Ekonomi Wilayah Barat dan Wilayah Timur Provinsi
Sumatera Utara”, Pustaka Bangsa Press.
Tabuchi, Takatoshi dan Atsushi Yoshida, 1999, Urban Agglomeration Economies
In Consumption and Production, Faculty of Economics, University of
Tokyo.
http://netec.mcc.ac.uk/WoPEc/data/Papers/tkyfseres99cf41.html
Tambunan, Tulus T.H, 2001, “Transformasi Ekonomi di Indonesia: Teori &
Penemuan Empiris”, Salemba Empat, Jakarta.
Tampubolon, Dahlan, 2001, “Pembangunan dan Ketimpangan Wilayah Pantai
Barat dan Pantai Timur Sumatera Utara”, Thesis Program Pasca Sarjana
USU, Medan.
Todaro, Michael P. & Smith, C Stephen, 2006, Pembangunan Ekonomi Edisi 9,
Erlangga, Jakarta.