Peranan Keandalan Pengauditan Internal Guna Menunjang Efektivitas Pengendalian Siklus Penjualan PT. Sukabumi Trading Coy, Bandung.
ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan dunia perekonomian dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi persaingan yang ada saat ini. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba adalah salah satu faktor yang menentukan daya saing perusahaan tersebut. Penjualan adalah sumber laba bagi perusahaan. Oleh karena itu, penjualan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dengan bertambahnya tingkat kompleksitas perusahaan, pemilik perusahaan tidak dapat lagi mengawasi dan mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan pengauditan internal sebagai sebuah sarana yang dapat membantu pemilik dan manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan setiap aktivitas perusahaan, termasuk aktivitas penjualan.
Salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan adalah melalui penyediaan informasi berupa laporan keuangan. Sedangkan peran auditor adalah memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan telah disajikan secara wajar. Auditor perlu memahami pengendalian intern yang telah diterapkan oleh perusahaan supaya dapat menentukan apakah pengendalian intern yang telah diterapkan oleh perusahaan dapat diandalkan. Jika setelah melakukan pengauditan terhadap pengendalian intern yang telah diterapkan oleh perusahaan, auditor dapat menyimpulkan bahwa pengendalian intern tersebut telah memadai dan dapat diandalkan.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang dilakukan dengan tujuan supaya peneliti dapat mengetahui dengan pasti dan dapat menjelaskan karakteristik dari variabel yang diteliti dalam suatu situasi tertentu. Objek penelitian yang dipilih oleh penulis di dalam penyusunan skripsi ini adalah PT. Sukabumi Trading Coy, yaitu suatu perusahaan agen distribusi yang bergerak dalam penyaluran beberapa macam bahan mentah,setengah jadi, dan barang jadi untuk beberapa jenis industri.
Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui penerapan pengauditan internal dalam pengendalian intern terhadap siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy telah memadai, dan untuk mengetahui peranan keandalan pengendalian intern terhadap siklus penjualan sebagai alat bantu bagi auditor.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengambil kesimpulan bahwa PT. Sukabumi Trading Coy telah menerapkan peranan keandalan pengauditan internal guna menunjang efektivitas pengendalian siklus penjualan PT. Sukabumi Trading Coy, Bandung. Hal ini dibuktikan dengan penerapan pengauditan internal yang memadai, yang dapat dilihat dari penerapan auditor intern yang independen, mempunyai kompetensi yang tinggi terhadap jasa professional yang ditawarkannya, mempunyai program
(2)
audit yang cukup baik dan dilaksanakan sesuai dengan program audit yang telah dibuat, adanya tindak lanjut dari kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam perusahaan, dan dilaporkan dalam laporan audit dengan memberikan opini dan dari kelima komponen pengendalian intern dan dari setiap prosedur yang terkait dengan siklus penjualan. Pengendalian intern yang diterapkan terhadap siklus penjualan oleh PT. Sukabumi Trading Coy telah memadai, hal ini didukung dengan adanya kekuatan pengendalian intern yang telah diterapkan oleh perusahaan, misalnya: adanya pemisahan tugas yang memadai, penerapan internal check antar bagian dalam melaksanakan setiap transaksi, serta adanya otorisasi dokumen dan catatan yang memadai untuk setiap transaksi penjualan. Namun demikian, penulis juga menemukan beberapa kelemahan dalam pengendalian intern terhadap siklus penjualan yang telah diterapkan oleh PT. Sukabumi Trading Coy. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk memperbaiki pengendalian intern terhadap siklus penjualannya.
(3)
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Tujuan Penelitian 5
1.4. Kegunaan Penelitian 6
1.5. Kerangka Pemikiran 7
1.6. Metodologi Penelitian 11
1.7. Lokasi Penelitian 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penjualan 13
2.1.1 Pengertian Penjualan 13
2.1.2 Peran Penting Penjualan 15
2.1.3 Siklus Penjualan dan Penagihan Piutang 16 2.1.4 Fungsi dalam Siklus Penjualan dan
(4)
2.2. Pengendalian Intern 25 2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern 26
2.2.2 Tujuan Pengendalian Intern 29
2.2.3 Tanggung Jawab Manajemen dan Auditor Terkait Dengan Pengendalian Intern 30
2.2.4 Komponen Pengendalian Intern 32
2.2.5 Pemahaman atas Pengendalian Intern dan
Penilaian Risiko Pengendalian 37 2.2.5.1 Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman
dan Dokumentasi atas Pengendalian Intern 38 2.2.5.2 Penilaian atau Penaksiran
Risiko Pengendalian 42 2.2.5.3 Pengujian Terhadap Pengendalian Intern 43 2.2.5.4 Menentukan Risiko Deteksi yang
Direncanakan dan Merancang
Pengajuan Substantif 44 2.2.6 Keterbatasan Pengendalian Intern 45 2.2.7 Alasan Pemahaman atas Pengendalian Intern 47 2.2.8 Pengendalian Intern Terhadap Siklus Penjualan
dan Penagihan Piutang 48
2.3 Pemeriksaan 51
(5)
2.3.2 Tujuan Umum dari Pemeriksaan 54 2.3.3 Pemeriksaan Atas Siklus Penjualan 56 2.3.3.1 Tujuan Pemeriksaan Atas Siklus Penjualan 56 2.3.3.2 Program Audit Untuk Siklus Penjualan 57 2.3.3.3 Pengujian Audit untuk Siklus Penjualan 60 2.3.4 Hubungan Pengauditan Internal Dengan
Pengendalian Intern dalam Luas Pengauditan
Laporan Keuangan 62
BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian 67
3.1.1. Variabel Penelitian 68
3.1.2. Data yang Digunakan 72
3.1.3. Teknik Pengumpulan Data 73
3.1.4. Teknik Analisis Data 74
3.2. Objek Penelitian 76
3.2.1. Sejarah Perusahaan 77
3.2.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas 78
3.2.3. Aktivitas Perusahaan 90
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Ruang Lingkup dan Tujuan Pembahasan 94 4.2. Prosedur Siklus Penjualan dan Penagihan 95
(6)
4.3. Dokumen dan Catatan yang Digunakan Dalam
Siklus Penjualan PT. Sukabumi Trading Coy 105 4.4 Pemahaman Atas Komponen
Lingkungan Pengendalian Intern 109
4.4.1 Integritas dan Nilai Etika 109
4.4.2 Komitmen Terhadap Kompetensi 111
4.4.3 Partisipasi Dewan Direksi dan Komite Audit 112 4.4.4 Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen 113
4.4.5 Struktur Organisasi 114
4.4.6 Pemberian Wewenang dan Tanggung Jawab 115 4.4.7 Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia 116 4.5 Pemahaman Atas Penilaian Risiko Oleh Manajemen 118 4.6 Pemahaman Atas Aktivitas Pengendalian 119 4.6.1 Pemisahan atau Pembagian Tugas yang Memadai 119 4.6.2 Otorisasi yang Layak Terhadap Transaksi
dan Aktivitas 120
4.6.3 Dokumen dan Catatan yang Memadai 121 4.6.4 Pengendalian Fisik Terhadap Aktiva dan Catatan 122 4.6.5 Pemeriksaan Independen Atas Kinerja Perusahaan 124 4.7 Pemahaman Atas Sistem Informasi Akuntansi
dan Komunikasi 126
(7)
4.9 Pelaksanaan Pengauditan Internal 128 4.9.1 Kualifikasi Pengauditan Intern 128
4.9.2 Program Pengauditan 129
4.9.3 Pelaksanaan Pengauditan 134
4.9.4 Laporan Hasil Pengauditan 143
4.9.5 Kegiatan Tindak Lanjut 144
4.10 Peranan Keandalan Pengauditan Internal Guna Menunjang Efektivitas Pengendalian
Siklus Penjualan PT. Sukabumi Trading Coy, Bandung 145
4.11 Pengujian Hipotesis 147
4.11.1 Analisa Deskriptif 147
4.11.2 Analisa Statistik 150
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 154
5.2. Saran 158
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Memasuki era pasar bebas dan globalisasi sekarang ini. Tingkat persaingan di dalam dunia usaha semakin tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi persaingan saat ini. Salah satu faktor yang menentukan daya saing sebuah perusahaan adalah kemampuan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba. Selain sebagai salah satu faktor penentu daya saing, hal tersebut juga seringkali menjadi tujuan utama perusahaan. Dengan memperoleh laba dalam jumlah yang optimal, maka daya saing yang dimiliki perusahaan meningkat.
Dalam rangka mencapai perolehan laba yang optimal, perusahaan akan senantiasa berusaha untuk meningkatkan aktivitas penjualannya. Penjualan merupakan aktivitas pengiriman produk, penyerahan jasa atau aktivitas utama perusahaan lainnya. Peningkatan penjualan dapat dicapai jika perusahaan memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) akan produknya sehingga perusahaan mampu bersaing dalam pasar bebas. Competitive advantage merupakan keunggulan akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan baik dalam keunikan dan kualitas produk yang terjamin, harga produk yang ekonomis (dapat terjangkau oleh pasar), serta service
(9)
(pelayanan) terhadap pelanggan (customer) yang memuaskan. Hal ini dapat tercapai apabila perusahaan dapat beroperasi secara efektif dan efisien khususnya dalam aktivitas penjualan. Efektivitas dan efisiensi penjualan dapat ditingkatkan melalui berbagai elemen yang terlibat dalam aktivitas penjualan. Baik berupa peningkatan efektivitas dan efisiensi karyawan, prosedur, maupun sistem penjualan itu sendiri.
Penjualan merupakan salah satu siklus dalam perusahaan yang memerlukan pengendalian intern yang memadai. Rekening penjualan biasanya memiliki jumlah yang sangat material dalam laporan laba rugi suatu perusahaan. Selain itu, penjualan merupakan sumber laba yang penting bagi perusahaan sehingga akan menentukan kemampuan perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidupnya maupun kemampuan untuk melakukan ekspansi dalam rangka memperluas cakupan produk dan segmen pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan. Oleh karena itu, pengendalian intern yang memadai menjadi sangat penting untuk diterapkan pada siklus penjualan supaya perusahaan dapat mencapai jumlah laba yang optimal.
Seiring berjalannya waktu, aktivitas penjualan produk yang dilakukan perusahaan semakin berkembang. Perusahaan yang semakin berkembang mengakibatkan semakin banyak pihak yang memerlukan informasi mengenai laporan keuangan perusahaan. Adapun pengguna dari laporan keuangan diantaranya yaitu pemasok, kreditur, pelanggan, pemerintah, karyawan, masyarakat umum, pemeriksa intern dan ekstern, serta manajer. Dan dengan bertambahnya tingkat kompleksitas perusahaan,
(10)
maka diperlukan suatu sarana yang dapat membantu manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan perusahaan. Hal ini bertujuan supaya pemilik perusahaan maupun investor tidak kehilangan kendali atas operasi perusahaan, oleh karena itu diperlukan alat bantu, sehingga pemilik perusahaan ataupun investor dapat mengetahui operasi yang dijalankan oleh perusahaan. Sarana tersebut salah satunya berupa pengendalian intern yang diterapkan pada setiap pelaksanaan aktivitas operasi perusahaan. Pengendalian intern adalah proses yang dirancang dan dipengaruhi oleh semua anggota organisasi untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai. Adapun tujuan pengendalian intern terdiri atas keandalan pelaporan keuangan, efektivitas, dan efisiensi operasi perusahaan, serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan umum yang berlaku. Sehingga pada akhirnya, laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut akan mencerminkan kinerja dan keadaan perusahaan secara akurat dan juga perusahaan dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang andal bagi pengguna informasi laporan keuangan tersebut dalam pengambilan berbagai keputusan ekonomis. Pengendalian intern tidak meniadakan penyimpangan yang terjadi, namun pengendalian intern yang memadai dapat menekan atau menghindari atau mengurangi terjadinya penyimpangan atau kesalahan atau kecurangan yang terjadi dalam operasional perusahaan, sehingga kesalahan tersebut dapat dideteksi dan tindakan perbaikan dapat segera dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan.
(11)
Seperti telah diuraikan sebelumnya, dengan semakin berkembangnya sebuah perusahaan diakibatkan karena adanya kompetitive advantage akan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, oleh karena itu diperlukan pengendalian intern yang memadai untuk menunjang aktivitas operasional perusahaan. Langkah awal yang perlu dilakukan oleh manajemen perusahaan adalah memahami dan membenahi pengendalian intern dari aktivitas perusahaan yang ada saat ini. Pelaksanaan langkah awal tersebut diharapkan dapat meningkatkan tingkat kewajaran penyajian laporan keuangan PT. Sukabumi Trading Coy, Bandung sehingga dapat diandalkan oleh para pemakainya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keandalan pengendalian intern PT. Sukabumi Trading Coy, Bandung terhadap siklus penjualannya, maka penulis memilih judul dalam penyusunan skripsi yang bertopik:
”PERANAN KEANDALAN PENGAUDITAN INTERNAL GUNA MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN SIKLUS PENJUALAN PT. SUKABUMI TRADING COY, BANDUNG”
(12)
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam meneliti pengendalian intern yang diterapkan dalam siklus penjualan perusahaan adalah untuk menentukan luas pemeriksaan yang akan dilakukan oleh seorang auditor, maka penulis mengidentifikasikan pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah PT. Sukabumi Trading COY, Bandung telah menerapkan dan melaksanakan pengendalian intern terhadap siklus penjualannya?
2. Apakah pengendalian intern yang diterapkan terhadap siklus penjualan oleh PT. Sukabumi Trading Coy, Bandung telah memadai atau dapat diandalkan?
3. Bagaimana peranan keandalan pengauditan internal guna menunjang efektivitas pengendalian siklus penjualan PT. Sukabumi Trading Coy, Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui penerapan pengendalian intern terhadap siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy, Bandung.
2. Mengetahui keandalan pengendalian intern terhadap siklus penjualan yang diterapkan oleh PT. Sukabumi Trading Coy, Bandung.
(13)
3. Mengetahui peranan keandalan pengauditan internal guna menunjang efektivitas pengendalian siklus penjualan PT. Sukabumi Trading Coy, Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dengan melakukan penelitian ini penulis berharap agar hasil penelitian dapat berguna bagi:
1. Bagi Penulis:
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat membuka wawasan dan menambah pengetahuan penulis dalam bidang pemeriksaan akuntansi. Selain itu, penulis juga berharap untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah mengenai pemeriksaan akuntansi, khususnya mengenai pengendalian intern terhadap siklus penjualan. 2. Bagi Rekan-rekan Mahasiswa/i:
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi refrensi dan mendorong rekan-rekan mahasiswa/i untuk menambah pengetahuan dalam bidang pemeriksaan akuntansi.
3. Bagi Perusahaan:
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat berupa saran-saran evaluasi pengendalian intern yang dapat mendukung kemajuan perusahaan dikemudian hari serta dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan penjualan.
(14)
4. Bagi Masyarakat, terutama di lingkungan perusahaan:
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat mengenai pemeriksaan atas laporan keuangan khususnya mengenai pemeriksaan yang dilakukan pada siklus penjualan.
5. Bagi Pihak-pihak Lain:
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan sebagai bahan kajian ilmiah untuk menambah pengetahuan pembaca dalam bidang pemeriksaan akuntansi.
6. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang Sarjana Lengkap pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
1.5 Kerangka Pemikiran
Laporan keuangan suatu perusahaan dibagi menjadi segmen-segmen agar dapat mempermudah auditor dalam melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan tersebut. Pembagian segmen terhadap laporan keuangan tersebut dilakukan dengan menggunakan cycle approach di mana tipe atau kelas transaksi dan saldo-saldo rekening yang berhubungan erat disatukan dalam satu segmen (Arens, Elder, dan Beasley, 2006: 140). Segmen-segmen tersebut adalah: siklus penjualan dan penerimaan kas (sales and collection cycle), siklus perolehan dan pembayaran (acquisition and payment cycle), siklus penggajian dan kepegawaian (payroll and personnel
(15)
cycle), siklus persediaan dan pergudangan (inventory and warehousing cycle), serta siklus perolehan modal dan pembayaran kembali (capital acquisition and repayment cycle).
Penjualan merupakan salah satu siklus yang penting dalam sebuah perusahaan karena merupakan sumber pendapatan dan sumber laba utama bagi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian intern yang memadai terhadap siklus penjualan. Manajemen perusahaan merancang sistem pengendalian intern yang efektif untuk mencapai tiga tujuan, yaitu keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan, serta ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. (Arens, Elder, dan Beasley, 2006: 270).
Penjualan, terutama penjualan kredit, memerlukan perhatian yang cukup besar dari perusahaan, karena perlu dipertimbangkan kemungkinan timbulnya piutang tak tertagih. Jika perusahaan tidak mempertimbangkan secara baik dalam memberikan kredit, maka kemungkinan risiko piutang tak tertagih akan meningkat, sehingga mengakibatkan perusahaan mengalami kekurangan kas yang pada akhirnya menganggu kelancaran operasi perusahaan. Dengan demikian, penjualan memiliki peranan penting bagi perusahaan, sehingga fungsi penjualan perlu diperhatikan lebih mendalam agar sumber pendapatan perusahaan dapat terus terjaga dan terpelihara.
Salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan adalah melalui laporan keuangan. Namun laporan keuangan ini tidak akan bermanfaat jika informasi yang disajikannya tidak
(16)
akurat. Oleh karena itu, manajemen dapat menggunakan pengendalian intern sebagai alat bantu. Pengendalian intern terdiri dari seperangkat kebijakan dan prosedur yang disusun dengan tujuan agar kegiatan perusahaan berjalan menurut apa yang ditetapkan. Pengendalian intern yang diterapkan dalam perusahaan dapat mempengaruhi kewajaran penyajian nilai penjualan dalam laporan keuangan.
Dalam melakukan pemeriksaan, seorang auditor perlu membuat rencana pemeriksaan, melakukan berbagai pengujian, dan mengeluarkan laporan audit. Pengujian-pengujian tersebut dilakukan auditor secara bertahap dan berurutan untuk memudahkan pelaksanaan audit dan menghemat biaya yang dibutuhkan. Pengujian ini dilakukan terhadap masing-masing siklus baik secara terpisah maupun bersamaan, demikian pula untuk siklus penjualan. Pengujian pertama yang dilakukan oleh seorang auditor dengan cara memperoleh pemahaman atas pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan klien. Pemahaman tersebut meliputi pengetahuan tentang kebijakan, prosedur yang relevan, catatan, dan pelaksanaan dari semua hal tersebut. Pemahaman ini akan menjadi dasar untuk melakukan pengujian-pengujian selanjutnya. Itulah sebabnya auditor perlu memahami dengan baik tentang pengendalian intern yang diterapkan oleh klien, karena merupakan rekening yang memiliki jumlah yang material dalam laporan keuangan, penerapan pengendalian intern terhadap penjualan menjadi sangat penting.
(17)
Dengan memahami pengendalian intern perusahaan, auditor dapat menentukan apakah pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan dapat diandalkan. Pemahaman mengenai pengendalian intern tersebut juga dapat membantu auditor dalam menilai besarnya risiko pengendalian perusahaan klien. Selanjutnya auditor melakukan pengujian atas pengendalian intern.
Luas pengujian yang dilakukan tergantung pada kekuatan dan kelemahan pengendalian intern yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin kuat pengendalian intern perusahaan, semakin kecil risiko pengendalian dan jumlah bahan bukti yang dikumpulkan dapat dikurangi. Sebaliknya semakin lemah pengendalian intern perusahaan, semakin besar risiko pengendalian dan jumlah bahan bukti yang dikumpulkan harus diperbesar.
Dari hasil pengujian atas pengendalian intern tersebut dapat ditentukan sejauh mana pengujian-pengujian selanjutnya, yaitu pengujian substantif yang harus dilakukan auditor. Jika pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan ternyata telah memadai dan dapat diandalkan, maka auditor dapat menentukan jumlah bahan bukti yang akan digunakan dalam jasa professionalnya.
Pengauditan internal penjualan yang andal diharapkan dapat membantu pelaksanaan pengendalian intern menjadi memadai dan mendukung kewajaran penyajian nilai penjualan dalam laporan keuangan, sehingga pengambilan keputusan dan pengukuran kinerja yang didasarkan pada laporan keuangan menjadi akurat.
(18)
1.6 Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk memberikan suatu profil bagi peneliti atau untuk menjelaskan aspek yang relevan dari sudut pandang seseorang, perusahaan, industri, atau sudut pandang lainnya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan cara meninjau langsung dan mengadakan penelitian terhadap perusahaan yang menjadi objek penelitian. Prosedur yang digunakan dalam penelitian lapangan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan perusahaan maupun pihak-pihak lainnya (staf atau karyawan) yang berkepentingan dengan aktivitas penjualan pada penjualan.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara mengamati aktivitas perusahaan secara langsung untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya tentang
(19)
aktivitas penjualan dan pengendalian intern yang telah diterapkan perusahaan terhadap aktivitas penjualan.
3. Kuesioner
Kuesioner dilakukan dengan cara menyampaikan daftar pertanyaan yang berhubungan dengan aktivitas penjualan kepada pihak perusahaan.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan. Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku sumber, majalah, referensi, dan sumber-sumber data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti dan dapat dijadikan landasan teori yang dapat dipertanggung jawabkan.
1.7 Lokasi Penelitian
Penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini dilaksanakan pada PT. Sukabumi Trading Coy, perusahaan agen distribusi yang bergerak dalam penyaluran beberapa macam bahan mentah, setengah jadi, dan barang jadi untuk beberapa jenis industri. Perusahaan ini beralokasi di Jln. Hegarmanah Wetan No. 35.
(20)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengauditan internal atas
pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta
berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab empat, maka penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a.
PT. Sukabumi Trading Coy telah menerapkan pengauditan internal dalam
pengendalian intern terhadap siklus penjualannya. Hal ini dibuktikan dengan
penerapan auditor intern yang independen, mempunyai kompetensi yang tinggi
terhadap jasa professional yang ditawarkannya, mempunyai program audit yang
cukup baik dan dilaksanakan sesuai dengan program audit yang telah dibuat,
adanya tindak lanjut dari kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam
perusahaan, dan dilaporkan dalam laporan audit dengan memberikan opini.
b.
Pengendalian yang diterapkan oleh PT. Sukabumi Trading Coy terhadap siklus
penjualannya telah cukup memadai. Dapat dibuktikan dalam penerapan yang
cukup baik dari kelima komponen pengendalian intern yang ada yaitu
lingkungan pengendalian, penilaian risiko oleh manajemen, aktivitas
pengendalian, sistem informasi akuntansi dan komunikasi, serta pemantauan.
(21)
diterapkan dengan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kekuatan
pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan, yaitu:
1.
Perusahaan selalu menekankan pentingnya pengendalian intern kepada
setiap bagian dan setiap karyawan yang terlibat. Hal ini dilakukan dengan
cara selalu menjalankan aktivitas operasi berdasarkan kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan perusahaan dan dikomunikasikan kepada
karyawan.
2.
PT. Sukabumi Trading Coy telah memiliki struktur organisasi yang disertai
dengan uraian tugas yang jelas. Sehingga masing-masing bagian memahami
wewenang dan tanggung jawab mereka masing-masing. Struktur organisasi
PT. Sukabumi Trading Coy telah mendukung adanya pemisahan tugas
antara fungsi otorisasi transaksi penjualan oleh manajer penjualan dengan
sepengetahuan wakil direktur, fungsi penjualan oleh bagian penjualan,
fungsi pencatatan oleh staf akuntansi, dan fungsi pengelola aktiva oleh
bagian gudang. Dengan demikian, setiap transaksi penjualan tidak hanya
diselesaikan oleh satu bagian saja dan terdapat internal check antar bagian
sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan maupun
ketidakberesan dalam pelaksanaan tugas dari masing-masing bagian.
3.
Kebijakan dan praktik sumber daya manusia telah diterapkan dengan baik
oleh perusahaan. Selain itu, dilaksanakan pula rapat antar manajemen
puncak dengan karyawan. Melalui rapat ini, karyawan diperbolehkan
menyampaikan saran, keluhan, dan kritiknya sehingga komunikasi antara
(22)
4.
Terdapat pengendalian fisik yang memadai terhadap aktiva dan catatan
perusahaan. Aktiva dan catatan perusahaan disimpan di tempat yang aman
serta aksesnya dibatasi hanya untuk karyawan tertentu yang berkepentingan.
5.
Dewan direksi mengadakan rapat setiap bulan untuk membahas dan
melakukan evaluasi terhadap kinerja dan juga terhadap pengendalian intern
yang telah diterapkan oleh perusahaan. Dengan demikian, rapat ini menjadi
salah satu sarana untuk meningkatkan efektivitas dari aktivitas penjualan
yang dilakukan oleh perusahaan.
6.
Adanya otorisasi terhadap setiap transaksi penjualan bertujuan untuk
mencegah adanya customer fiktif.
7.
Setiap transaksi penjualan didukung oleh dokumen-dokumen yang diperiksa
keabsahan dan kelengkapannya. Hal ini memungkinkan dilakukannya
penelusuran. Selain itu, daftar customer dan delivery order dibuat
berdasarkan bon order. Sehingga barang yang dikirim sesuai dengan barang
yang dipesan. Sedangkan faktur tagih dibuat berdasarkan delivery order dan
invoice serta diperiksa kembali kesesuaiannya oleh bagian gudang. Dengan
demikian, keakuratan dari penagihan dapat ditingkatkan dan telah sesuai
dengan barang yang dipesan, dikirim, dan diretur oleh pelanggan dan sub
agen.
8.
Adanya historical debitur card (data riwayat piutang customer) secara
otomatis oleh program komputer yang memudahkan manajer penjualan
maupun wakil direktur dalam memantau pelunasan piutang secara
(23)
dapat mengetahui piutang mana saja yang telah maupun belum dilunasi. Dan
jika terdapat piutang yang sudah melewati jatuh tempo tetapi masih belum
dilunasi, maka manajer penjualan akan melakukan tindak lanjut kepada
customer yang bersangkutan. Dengan demikian, pelunasan piutang tetap
terkendali dan dapat diawasi.
Selain memiliki kekuatan, pengendalian intern siklus penjualan PT. Sukabumi
Trading Coy juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1)
Perhitungan fisik terhadap persediaan barang tidak dilakukan secara berkala.
Tidak ada jadwal khusus yang ditetapkan untuk melakukan perhitungan
fisik.
2)
Fungsi otorisasi retur penjualan tidak terpisah dengan fungsi penerimaan
retur. Keduanya ditangani oleh bagian gudang retur. Selain itu, retur
penjualan tidak menggunakan memo kredit.
c.
Keandalan pengendalian intern terhadap siklus penjualan memiliki peran
sebagai alat bantu bagi auditor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup
pemeriksaan yang perlu dilaksanakan, khususnya dalam:
1.
Menentukan bahwa rekening penjualan dalam laporan keuangan perusahaan
dapat diaudit. Melalui pemahaman mengenai keandalan pengendalian intern,
auditor dapat mengetahui tingkat integritas manajemen dan ketersediaan
catatan akuntansi di dalam siklus penjualan sebagai bukti audit yang
kompeten dan memadai. Kedua hal inilah yang menjadi factor penentu
(24)
2.
Menentukan tingkat risiko deteksi yang direncanakan (planned detection
risk) berdasarkan penilaian risiko pengendalian. Jika risiko pengendalian
dinilai rendah, maka risiko deteksi yang direncanakan menjadi tinggi
sehingga ruang lingkup pemeriksaan atas saldo rekening penjualan di dalam
laporan keuangan dapat dipersempit. Berdasarkan penelitian pengendalian
intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy, dapat disimpulkan
bahwa pengendalian intern yang diterapkan oleh PT. Sukabumi Trading Coy
terhadap siklus penjualannya cukup memadai dan dapat diandalkan,
sehingga risiko pengendalian dinilai pada tingkat yang rendah. Dengan
demikian, risiko deteksi yang direncanakan pun menjadi tinggi dan auditor
dapat mempersempit ruang lingkup pemeriksaannya terhadap saldo rekening
penjualan dengan cara mengurangi jumlah sampel yang harus diperiksa,
serta mengurangi waktu dan biaya pemeriksaan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, penulis mencoba memberikan
beberapa saran sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengatasi
kelemahan pengendalian terhadap siklus penjualan, yaitu:
a.
Penghitungan fisik terhadap barang persediaan sebaiknya dilakukan secara
berkala. Dengan demikian, perusahaan dapat mengawasi dan memeriksa
persediaan barang dan apakah persediaan barang yang terdapat secar fisik telah
(25)
dilakukan berkala dapat membantu perusahaan dalam mengambil tindak lanjut
secepatnya jika terjadi ketodaksesuaian antara persediaan barang dengan catatan
persediaan. Perhitungan fisik sebaiknya dilakukan terhadap persediaan barang
gudang stock maupun gudang retur.
b.
Fungsi otorisasi retur penjualan sebaiknya dilakukan oleh bagian yang tidak
menangani penerimaan barang retur. Memo kredit sebaiknya dikeluarkan oleh
bagian yang mengotorisasi retur penjualan sebagai perintah kepada bagian yang
menerima barang retur untuk menerima barang yang dikembalikan serta kepada
staf akuntansi sebagai perintah untuk mengurangi piutang customer yang
bersangkutan. Dengan demikian, perusahaan dapat mencegah terjadinya
kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab.
Demikian saran-saran yang dapat penulis sampaikan. Penulis berharap
saran-saran tersebut bermanfaat bagi PT. Sukabumi Trading Coy dalam
meningkatkan pengendalian intern terhadap siklus penjualannya sehingga
(26)
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor akuntan Publik. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2003. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach. Ninth Edition. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2006. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach. Eleventh Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall
Boynton, W. C. and W. G. Kell. 1996. Modern Auditing. Sixth Edition. New York: John Willey and Sons, Inc.
Cashin, J. A, Paul D. Neuwirth and John F Levy. 1988. Cashin’s Handbook for Auditors. Second Edition. New York: McGraw-Hill Book,Co.
Gray, Iain, dan Stuart Manson. 2005. The Audit Process: Principles, Practices, and Cases. Third Edition. Singapore: Thomson Learning.
(27)
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Kohler, E. L. 1983. A Dictionary for Accountants. Fifth Edition. New Delhi: Prentice Hall for India Private Limitid, Inc.
Konrath, Larry F. 2002. Auditing: A Risk Analysis Approach. Fifth Edition. Canada: Thomson Learning.
Messier, William F. 2003. Auditing and Assurance Service: A Systematic Approach. Third Edition. New York: McGraw-Hill
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Ricchiute, David N. 2006. Auditing. Eight Edition. Kentucky: Thomson South-Western.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business: A Skill Building Approach. Fourth Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Syahrul, Muhammad Afdi Nizar dan Ardiyos. 2000. Kamus Lengkap Ekonomi. Jakarta: Citra Harta Prima.
(28)
Tuanakotta, T. M. 1982. Auditing: Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Whittington, O. Ray dan Kurt Panny. 2001. Principles of Auditing and Other Assurance Services. Thirteenth Edition. McGraw-Hill: Singapore.
Widjayanto N. 1985. Pemeriksaan Operasional Perusahaan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Wilson, James D., and John B. Campbell. 1983. Controllership: Tugas Akuntan Manajemen (diterjemahkan oleh Tjendera, Tjin-Tjin S.). Jakarta: Airlangga.
(1)
dapat mengetahui piutang mana saja yang telah maupun belum dilunasi. Dan jika terdapat piutang yang sudah melewati jatuh tempo tetapi masih belum dilunasi, maka manajer penjualan akan melakukan tindak lanjut kepada customer yang bersangkutan. Dengan demikian, pelunasan piutang tetap terkendali dan dapat diawasi.
Selain memiliki kekuatan, pengendalian intern siklus penjualan PT. Sukabumi Trading Coy juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1) Perhitungan fisik terhadap persediaan barang tidak dilakukan secara berkala. Tidak ada jadwal khusus yang ditetapkan untuk melakukan perhitungan fisik.
2) Fungsi otorisasi retur penjualan tidak terpisah dengan fungsi penerimaan retur. Keduanya ditangani oleh bagian gudang retur. Selain itu, retur penjualan tidak menggunakan memo kredit.
c. Keandalan pengendalian intern terhadap siklus penjualan memiliki peran sebagai alat bantu bagi auditor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup pemeriksaan yang perlu dilaksanakan, khususnya dalam:
1. Menentukan bahwa rekening penjualan dalam laporan keuangan perusahaan dapat diaudit. Melalui pemahaman mengenai keandalan pengendalian intern, auditor dapat mengetahui tingkat integritas manajemen dan ketersediaan catatan akuntansi di dalam siklus penjualan sebagai bukti audit yang kompeten dan memadai. Kedua hal inilah yang menjadi factor penentu apakah rekening penjualan dalam laporan keuangan dapat diaudit.
(2)
2. Menentukan tingkat risiko deteksi yang direncanakan (planned detection risk) berdasarkan penilaian risiko pengendalian. Jika risiko pengendalian dinilai rendah, maka risiko deteksi yang direncanakan menjadi tinggi sehingga ruang lingkup pemeriksaan atas saldo rekening penjualan di dalam laporan keuangan dapat dipersempit. Berdasarkan penelitian pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy, dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern yang diterapkan oleh PT. Sukabumi Trading Coy terhadap siklus penjualannya cukup memadai dan dapat diandalkan, sehingga risiko pengendalian dinilai pada tingkat yang rendah. Dengan demikian, risiko deteksi yang direncanakan pun menjadi tinggi dan auditor dapat mempersempit ruang lingkup pemeriksaannya terhadap saldo rekening penjualan dengan cara mengurangi jumlah sampel yang harus diperiksa, serta mengurangi waktu dan biaya pemeriksaan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengatasi kelemahan pengendalian terhadap siklus penjualan, yaitu:
a. Penghitungan fisik terhadap barang persediaan sebaiknya dilakukan secara berkala. Dengan demikian, perusahaan dapat mengawasi dan memeriksa persediaan barang dan apakah persediaan barang yang terdapat secar fisik telah sesuai dengan catatan persediaan yang ada. Selain itu, jika penghitungan fisik
(3)
dilakukan berkala dapat membantu perusahaan dalam mengambil tindak lanjut secepatnya jika terjadi ketodaksesuaian antara persediaan barang dengan catatan persediaan. Perhitungan fisik sebaiknya dilakukan terhadap persediaan barang gudang stock maupun gudang retur.
b. Fungsi otorisasi retur penjualan sebaiknya dilakukan oleh bagian yang tidak menangani penerimaan barang retur. Memo kredit sebaiknya dikeluarkan oleh bagian yang mengotorisasi retur penjualan sebagai perintah kepada bagian yang menerima barang retur untuk menerima barang yang dikembalikan serta kepada staf akuntansi sebagai perintah untuk mengurangi piutang customer yang bersangkutan. Dengan demikian, perusahaan dapat mencegah terjadinya kecurangan yang dapat dilakukan oleh karyawan yang tidak bertanggung jawab.
Demikian saran-saran yang dapat penulis sampaikan. Penulis berharap saran-saran tersebut bermanfaat bagi PT. Sukabumi Trading Coy dalam meningkatkan pengendalian intern terhadap siklus penjualannya sehingga perusahaan dapat meningkatkan efektivitas aktivitas penjualan.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor akuntan Publik. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2003. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach. Ninth Edition. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2006. Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach. Eleventh Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall
Boynton, W. C. and W. G. Kell. 1996. Modern Auditing. Sixth Edition. New York: John Willey and Sons, Inc.
Cashin, J. A, Paul D. Neuwirth and John F Levy. 1988. Cashin’s Handbook for Auditors. Second Edition. New York: McGraw-Hill Book,Co.
Gray, Iain, dan Stuart Manson. 2005. The Audit Process: Principles, Practices, and Cases. Third Edition. Singapore: Thomson Learning.
(5)
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Kohler, E. L. 1983. A Dictionary for Accountants. Fifth Edition. New Delhi: Prentice Hall for India Private Limitid, Inc.
Konrath, Larry F. 2002. Auditing: A Risk Analysis Approach. Fifth Edition. Canada: Thomson Learning.
Messier, William F. 2003. Auditing and Assurance Service: A Systematic Approach. Third Edition. New York: McGraw-Hill
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Ricchiute, David N. 2006. Auditing. Eight Edition. Kentucky: Thomson South-Western.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Business: A Skill Building Approach. Fourth Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Syahrul, Muhammad Afdi Nizar dan Ardiyos. 2000. Kamus Lengkap Ekonomi. Jakarta: Citra Harta Prima.
(6)
Tuanakotta, T. M. 1982. Auditing: Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Whittington, O. Ray dan Kurt Panny. 2001. Principles of Auditing and Other Assurance Services. Thirteenth Edition. McGraw-Hill: Singapore.
Widjayanto N. 1985. Pemeriksaan Operasional Perusahaan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Wilson, James D., and John B. Campbell. 1983. Controllership: Tugas Akuntan Manajemen (diterjemahkan oleh Tjendera, Tjin-Tjin S.). Jakarta: Airlangga.