Peranan Internal Auditor Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus di PT Telkom).
Universitas Kristen Maranatha
i
ABSTRAK
Dalam pasar yang kompetitif, organisasi yang tidak melaksanakan perbaikan
akan kehilangan daya saingnya. Oleh karena itu suatu perusahaan harus memiliki
keunggulan dibanding para pesaingnya agar perusahaan tersebut mampu
mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan usahanya. Untuk menjawab
tuntutan
dan tantangan jaman, maka diperlukan Unit Internal Audit yang mempunyai
fungsi penilaian independen yang mengevaluasi dan menguji kegiatan-kegiatan pada
fungsi
organisasi, internal audit merupakan alat pengendalian manajemen dalam
melakukan fungsi pengawasan (controlling).
Selain diperlukannya suatu Unit Internal Audit untuk menghadapi persaingan
ini, maka diperlukan penerapan Balance Scorecard yang dapat mengukur kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Scorecard melihat kinerja perusahaan dari
aspek-aspek lain sebagai pelengkap dari aspek keuangan misalnya pelanggan
(customer), proses bisnis intern (internal business process), serta pembelajaran dan
pertumbuhan (learning and growth). Dengan menerapkan Balanced Scorecard,
diharapkan pihak manajemen dapat melaksanakan proses manajemen strategik secara
berimbang yang digerakkan oleh visi dan misi perusahaan dan meningkatkan kinerja
perusahaan secara keseluruhan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan internal
auditor itu sendiri. Dalam hal ini penulis juga ingin mengetahui bagaimana peranan
internal auditor dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu penulis
mengambil satu judul skripsi yaitu “Peranan Internal Auditor dalam Meningkatkan
Kinerja Perusahaan”. Penulis mengambil satu hipotesis bahwa internal auditor
berperan secara signifikan dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
Yang menjadi objek penelitian ini adalah Perusahaan Telekomunikasi, Tbk.
Jalan Japati No.1 Bandung.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif
analitis, sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara,
observasi dan survei. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji
korelasi Rank Spearman, untuk melihat hubungan antara dua variabel.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, menunjukkan derajat koefisien
korelasi antara peranan internal auditor dan meningkatnya kinerja perusahaan sebesar
0,845 dengan taraf nyata 0,05 karena nilai Sig (0,000) <
á berdasarkan aturan
pengambilan keputusan yang diambil adalah menerima H
Adan menolak Ho, hal ini
berarti internal auditor berperan secara signifikan dalam meningkatkan kinerja
perusahaan.
Oleh karena itu penulis menarik kesimpulan bahwa internal auditor berperan
secara signifikan dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
(2)
Universitas Kristen Maranatha
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
... i
KATA PENGANTAR
... ii
DAFTAR ISI
... v
DAFTAR TABEL
... x
DAFTAR GAMBAR
... xi
DAFTAR LAMPIRAN
... xii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Kegunaan Penelitian ... 5
1.5. Rerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 6
1.6. Metode Penelitian ... 11
1.6.1. Jenis Penelitian ... 11
1.6.2. Teknik Pengambilan sampel ... 12
1.6.3. Teknik Pengumpulan Data ... 12
1.6.4. Jenis dan Sumber Data ... 13
(3)
Universitas Kristen Maranatha
iii
1.6.6. Rancangan Pengujian Hipotesis ... 14
1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Atas Auditing ... 17
2.1.1. Definisi Auditing ... 17
2.1.2. Jenis Audit ... 19
2.1.3. Tipe Auditor ... 20
2.2. Internal Audit ... ... 21
2.2.1. Latar Belakang Internal Audit ... 21
2.2.2. Internal Audit Sebagai Alat Pengendali Manajemen ... 23
2.2.3. Definisi Internal Audit ... 25
2.2.4. Tipe Internal Auditing ... 27
2.2.5. Kode Etik Profesi Internal Audit ... 29
2.2.6. Standar Profesional Internal Audit ... 30
2.2.7. Peran Internal Audit ... 35
2.3. Pengukuran Kinerja Perusahaan ... 38
2.3.1. Definisi Kinerja Perusahaan ... 38
2.3.2. Definisi Pengukuran Kinerja Perusahaan ... 38
2.3.3. Tujuan Pengukuran Kinerja Perusahaan ... 39
2.3.4. Tolok Ukur Kinerja Perusahaan ... 43
(4)
Universitas Kristen Maranatha
iv
2.4.1. Konsep dan Sejarah Perkembangan Balance Scorecard ... 45
2.4.2. Definisi Balance Scorecard ... 48
2.4.3 Perspektif Balance Scorecard ... 49
2.4.3.1. Perspektif Finansial ... 49
2.4.3.2. Perspektif Pelanggan ... 51
2.4.3.3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 54
2.4.3.4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 56
2.4.4. Manfaat Aplikasi Balance Scorecard ... 58
BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Sejarah Perusahaan ... 61
3.1.1. Riwayat Singkat PT TELKOM ... 61
3.1.2. Kebijakan dan Misi Perusahaan ... 63
3.1.3. Strategi Bisnis Perusahaan ... 65
3.1.4. Budaya Perusahaan ... 66
3.1.5. Struktur Organisasi ... 67
3.1.6. Internal Audit PT TELKOM ... 68
3.1.6.1. Sejarah Singkat Internal Audit PT TELKOM ... 68
3.1.6.2. Misi dan Tujuan Internal Audit PT TELKOM ... 69
3.1.6.3. Struktur Organisasi Internal Audit PT TELKOM ... 70
3.1.6.4. Job Description Internal Audit PT TELKOM ... 73
(5)
Universitas Kristen Maranatha
v
3.2.1. Populasi dan Sampel ... 83
3.2.1.1. Populasi ... 83
3.2.1.2. Sampel ... 84
3.2.2. Operasionalisasi Variabel ... 85
3.2.3. Skala Pengukuran ... 87
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 88
3.2.5. Rancangan Pengujian Hipotesis ... 89
3.2.5.1. Penetapan Hipotesis ... 89
3.2.5.2. Pemilihan Tes Statistik ... 89
3.2.5.3. Kriteria Ho ditolak atau diterima ... 93
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ... 94
4.1.1. Internal Auditor PT TELKOM ... 94
4.1.1.1. Kualifikasi Internal Auditor PT TELKOM ... 94
4.1.1.2. Proses Audit Internal Audit PT TELKOM ... 98
4.1.1.3. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Audit
PT TELKOM ... 101
4.1.1.4. Ruang Lingkup Internal Audit PT TELKOM ... 108
4.2. Profil Responden ... 111
4.2.1. Tabulasi Responden ... 114
(6)
Universitas Kristen Maranatha
vi
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ... 118
5.2. Saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA
(7)
Universitas Kristen Maranatha
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel X (Peranan Internal Auditor) ... 86
Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel Y (Kinerja Perusahaan) ... 86
Tabel 4.1. Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ... 111
Tabel 4.2. Profil Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Atau
Jurusan ... 112
Tabel 4.3. Profil Responden Berdasarkan Sertifikasi Qualified Internal
Auditors ... 112
Tabel 4.4. Profil Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Sebagai Internal
Auditor ... 113
Tabel 4.5. Profil Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Pada Posisi
Sekarang ... 113
Tabel 4.6. Profil Responden Berdasarkan Level Pekerjaan Sebagai Internal
Auditor ... 113
Tabel 4.7. Total Jawaban Responden ...115
(8)
Universitas Kristen Maranatha
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Management Auditing ... 28
Gambar 2.2. Balance Scorecard Sebagai Suatu Kerangka Kerja Tindakan
Strategis ... 48
Gambar 2.3. Perspektif Pelanggan ... 53
Gambar 2.4. Proposisi Nilai Pelanggan ... 54
Gambar 2.5. Perspektif Proses Bisnis Internal- Model Rantai Nilai Generik ... 56
(9)
Universitas Kristen Maranatha
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 3 : Struktur Organisasi PT TELKOM
(10)
(11)
KUESIONER PENELITIAN
PERANAN INTERNAL AUDITOR DALAM
(12)
BIODATA RESPONDEN
(Mohon di isi)
Tingkat Pendidikan Terakhir
SI S2 S3 D3 Lainnya……. (Mohon di isi)
Latar belakang pendidikan/ Jurusan ……… (Mohon di isi)
Apakah Bapak/ Ibu bersertifikasi
Qualified Internal Auditor
?
Ya
Tidak
Lainnya
Berapa lama Bapak/ Ibu bekerja sebagai internal auditor :
Di bawah 5 tahun
6 sampai 10 tahun
11 sampai 15 tahun
16 sampai 20 tahun
Diatas 20 tahun
Berapa lama Bapak/ Ibu bekerja pada posisi sekarang ?
Kurang dari 1 tahun
(13)
4-5 tahun
Di atas 5 tahun
Level pekerjaan dimana Bapak/ Ibu bekerja sebagai internal auditor sekarang ?
Top level management
Middle level management
(14)
DAFTAR PERNYATAAN
Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai dengan
tujuan penelitian. Oleh karena itu, mohon diperhatikan istilah yang belum dipahami dan
letak jawaban yang paling Bapak/ Ibu yakini.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
> Indikator Peranan Internal Auditor
Deskripsi
SS
S
KS
TS
STS
1.Seorang internal auditor harus
bekerja secara jujur, objektif,
dan hati-hati dalam menjalankan
tugasnya sebagai pemeriksa
keuangan perusahaan.
2.Internal auditor tidak boleh
terlibat dengan suatu aktivitas
atau hubungan yang dapat
mempengaruhi pekerjaannya.
3.Internal auditor harus
berhati-hati dalam menggunakan dan
menjaga informasi yang
digunakan dalam pekerjaannya.
4.Informasi yang diperoleh dari
auditee
tidak dapat digunakan
untuk kepentingan pribadi yang
dapat melanggar hukum dan
etika di perusahaan.
5.Seorang internal auditor harus
memiliki pengetahuan, keahlian
profesi, kemampuan dalam
menggunakan informasi dan
pengalaman yang memadai serta
ditingkatkan secara
berkesinambungan agar
menghasilkan
value
yang lebih
baik kepada perusahaan.
(15)
Deskripsi
SS
S
KS
TS
STS
6.Internal auditor harus
memperoleh dukungan dari
management senior
dan dewan
agar dapat bekerjasama dengan
pihak yang diperiksa.
7.Seorang internal auditor boleh
menerima tanggung jawab
operasional.
8.Internal auditor harus memiliki
pengetahuan, kecakapan, dan
kemampuan menggunakan
teknologi untuk meningkatkan
profesinya di perusahaan.
9. Seorang internal auditor harus
memahami hubungan antar
manusia dan mengembangkan
hubungan yang baik dengan
yang diperiksa dan juga dengan
para karyawan yang berada di
perusahaan.
10.Para internal auditor harus
meningkatkan kemampuan
teknisnya melalui pelatihan atau
pendidikan yang berkelanjutan
untuk menghasilkan
value
yang
lebih baik kepada perusahaan.
11.Internal auditor harus
memeriksa kebijaksanaan yang
tepat mengenai otorisasi
berbagai transaksi yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan
untuk mendukung proses
operasional yang efektif dan
efisien.
12.Seorang internal auditor
bertugas menilai keekonomisan
dan efisiensi penggunaan sumber
daya yang ada di perusahaan dan
memberikan saran perbaikan
prestasi kerja.
13.Seorang Internal auditor
bertugas untuk memeriksa
keandalan (reliabilitas dan
integritas) informasi keuangan
dan operasional perusahaan.
(16)
Deskripsi
SS
S
KS
TS
STS
14.Internal auditor harus
melaporkan hasil
pemeriksaannya.
15.
Head of Internal Audit
harus
menetapkan program untuk
menyeleksi dan mengembangkan
sumber daya manusia pada
bagian internal audit untuk
mendapatkan internal auditor
yang bermutu.
>Indikator Kinerja Perusahaan dengan menggunakan perspektif
Balance Scorecard
Deskripsi
SS
S
KS
TS
STS
16.Tolok ukur kinerja non
finansial yang digunakan
perusahaan berhubungan dengan
sasaran finansial perusahan.
17.Keberhasilan pada kinerja
non finansial diarahkan untuk
membawa pada keberhasilan
finansial.
18.Tingkat kepuasan pelanggan
merupakan suatu ukuran untuk
menilai seberapa jauh para
pelanggan merasa puas terhadap
layanan perusahaan.
19.Menciptakan citra dan
reputasi yang terbaik merupakan
sasaran perusahaan.
20.Pelatihan yang diadakan
perusahaan sangat efektif
membantu dalam menyelesaikan
tugas atau pekerjaan.
21.Pelatihan, pendidikan yang
diadakan perusahaan
mempengaruhi sikap dan
perilaku didalam melakukan
pekerjaan.
22. Fasilitas, sarana prasarana
dan teknologi yang ada di
perusahaan membantu didalam
melakukan pekerjaan.
(17)
Deskripsi
SS
S
KS
TS
STS
23.Perusahaan terus meneliti
kebutuhan pelanggan dan
menciptakan produk atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan ini.
24.Kebijakan atau peraturan
yang berlaku di perusahaan
mendukung pencapaian
target-target pada unit kerja.
25.Perusahaan membuka
peluang bagi karyawan untuk
terus belajar dan berkembang
contohnya melalui pendidikan
atau pelatihan yang diadakan
perusahaan.
26.Para karyawan mengetahui
dan mengerti visi dan tujuan
perusahaan.
27.Sistem
reward
dan
penghargaan memotivasi
karyawan dalam bekerja.
28.Para karyawan dapat
menyampaikan saran-saran
kepada perusahaan yang
digunakan untuk perbaikan
kinerja perusahaan.
29.Perusahaan selalu
merealisasikan saran-saran yang
diajukan karyawan.
30.Perusahaan selalu
mempekerjakan sumber daya
manusia yang bermutu sesuai
dengan pengalaman dan
keahliannya.
Terima kasih atas kesediaan Bapak/ Ibu mengisi kuesioner ini.
Vina Rikeu
0251295
Universitas Kristen Maranatha
Bandung
(18)
Lampiran – 1 Keputusan Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Nomor KD. 04 PS150/CGT-10/2006 Tanggal : 13 Januari 2006
Komite Audit
DIRUT / CEO
WAKIL DIRUT/ COO
Head of
Corporate
Affair
• VP. Synergy & BOD
Office Administration
• VP. Bus. Effectiveness
•
VP. Bus. Perf
EvaluationHead of
Corporate
Communication
• VP. Investor Relation/
Corp. Secretary
• VP. Public/Mkt. Comm.
•
VP. Regulatory Mgt.
Head of
Corporate
Audit
• VP. Net & Sol Audit • VP. DC. Audit • VP. EM Audit • VP. I.S Audit • VP. Post Audit
Direktur
Enterprise
&
Wholesale
• VP. Business Dev’t • VP. Enterprise
• VP. Wholesale
• EGM Enterprise
Service Center
• EGM Carrier & Interconnection Service Center
Direktur
Konsumer
• VP. Product Mgt. • VP. Mkt. & Cust.
Care
• VP. Sales
• VP. Access
• KKSO VII • EGM Regional
(1,2,3,4,5,6,7)
Direktur
Network &
Solution
• VP.Infrastructure • VP. NW Operation
• VP. Service & Tariff
• SGM R&D Center • SGM Maintenance
Ctr.
• SGM Construction Ctr.
• EGM LD
• EGM FWN
• EGM Multimedia
EVP
Risk Mgt,
Legal &
Compliance
• VP. Process Risk
Mgt.
• VP. System Risk Mgt.
• VP. Legal & Compliance
Direktur
Keuangan
(CFO)
• VP. Fin & Log Policy • VP. Management
Acct
• VP. Treasury & Tax
• VP. Financial Acct.
• VP. Subsidiary Perf. • SGM. Finance Ctr.
EVP
IT & Supply
• VP. Procurement &
Supply Chain Partnership
• VP. Asset Management
• VP. IT Policy (CIO)
EVP Strategic Investment & Corp. Planning
• VP. Corp. Strat. Planning
• VP. Strategic Bus Dev’t
Direktur
SDM
• VP. HR Policy • VP. Industrial
Relation
• VP. Organization Dev’t
• SGM. HR Center • SGM. Training
Center
• SGM. Mgt Consult Ctr.
• SGM. CDC
• SGM. HR Assessment
• Ketua Yayasan
• Ketua Dana Pensiun
•
Komite GCG
•
Komite Disiplin
•
Komite Investasi
•
Komite Disclosure
•
Komite Kebijakan
•
Komite Kinerja
(19)
HEAD OF INTERNAL AUDIT M A R T O N O
VP MS AUDIT ZULHELDI
VP DC AUDIT SOFWAN
I
VP EM AUDIT ANDARINI D.
VP IS AUDIT DARWIN DANIL
VP POST AUDIT ZAINUL AVP SA I
JOKO P.
AVP SA II
---
AVP EM I LESTARIATI AVP DC I
TATANG
AVP EM II
R. HERU S.
AVP DC II AGUS S.
AVP ISA I KOTOT H.W.
AVP ISA II M. NUHIN
AVP PA I DJOKO S
AVP PA II WIWIEK S. APV QA ROESMIN AVP SYS DEVELOPMENT ERRI SAPHARI AVP DAMINISTRASI SETIAWAN SOEKARYA FUNGSI SUPPORT KARO AREA SUMATRA
JHONI PATHIBANG.
KARO AREA JABAR & BANTEN ENDRIZAL
KARO AREA JATIM SAHARDI RENINGTYAS KARO AREA JAKARTA
M. AUNUR ROFIQ
AVP EM III IMAM S.
KARO AREA KALIMANTAN --- KARO AREA JATENG & DIY
(20)
Universitas Kristen Maranatha
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dewasa ini banyak perusahaan di Indonesia yang jatuh bangkrut. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak mampu bertahan di lingkungan bisnis yang semakin kompetitif. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya keadaan tersebut, salah satu penyebab yang utama adanya krisis dalam perekonomian Indonesia. Dan sebagai akibatnya, timbul kelangkaan likuiditas, ketidakstabilan kurs dan tingkat bunga, tingginya tingkat suku bunga biaya pendanaan, peningkatan resiko kredit, ketidakstabilan bursa saham, pengetatan penyediaan kredit, dan penurunan kegiatan bisnis yang signifikan.
Perusahaan-perusahaan yang masih bertahan pada saat ini harus mampu mempertahankan diri dan berusaha mencapai tujuan perusahaan itu sendiri dengan mempertahankan kinerja perusahaan pada tingkat yang optimum dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif karena semakin berkurang ketersediaan dana. Dalam pasar yang kompetitif, organisasi yang tidak melaksanakan perbaikan akan kehilangan daya saingnya. Oleh karena itu suatu perusahaan harus memiliki keunggulan dibanding para pesaingnya agar peusahaan tersebut mampu mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan usahanya.
Untuk meningkatkan tingkat produktifitas, efisiensi manajemen dan kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia harus dimulai dengan membenahi
(21)
Universitas Kristen Maranatha
2
masalah-masalah manajerial dan efisiensi manajemen. Hal ini akan berdampak terhadap peran internal audit yang efektif harus ditingkatkan untuk mendorong peningkatan produktivitas, dan efisiensi yang akhirnya akan mendorong kinerja perusahaan dengan lebih baik.
Informasi kinerja yang baik adalah informasi yang dihasilkan dari sebuah sistem pengukuran kinerja yang efektif sehingga dapat memberikan gambaran yang multidimensi dan akurat bagi proses perbaikan.
Kini, oleh banyak pihak diyakini bahwa informasi yang menggunakan indikator keuangan seperti return on investment, earning per share, operating
income tidaklah cukup dan hanya memberikan isyarat untuk usaha perbaikan
jangka pendek. Ketergantungan pada ukuran-ukuran kinerja keuangan akan menghalangi nilai ekonomis pada masa yang akan datang.
Di lain pihak, penggunaan sistem pengukuran kinerja yang tidak tepat akan memacu timbulnya perilaku disfungsional para pegawai dan manajemen usaha. Manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan sistem pengukuran kinerja yang berfokus pada aspek keuangan hanya akan cenderung memperhatikan perbaikan jangka pendek atau berupaya mempertahankan kinerja keuangan tertentu meski berpengaruh bagi profitabilitas jangka panjang.
PT TELKOM sebagai penyedia layanan jasa telekomunikasi perlu memfokuskan strategi perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian sehingga betul-betul siap dengan daya saing di tingkat global dimana saat ini perusahaan penyedia layanan telekomunikasi telah banyak bermunculan dengan segala teknologi yang lebih canggih. Di dalam era tersebut,
(22)
Universitas Kristen Maranatha
3
apabila seluruh fungsi organisasi dapat berjalan dengan efektif maka PT TELKOM dapat mempertahankan eksistensinya sebagai penyedia jasa
telekomunikasi terbesar di Indonesia. Untuk menjawab tuntutan dan tantangan
jaman, maka diperlukan Unit Internal Audit yang mempunyai fungsi penilaian independen yang mengevaluasi dan menguji kegiatan-kegiatan pada fungsi organisasi, internal audit merupakan alat pengendalian manajemen dalam
melakukan fungsi pengawasan (controlling), sehingga dapat dikatakan
keberadaan fungsi internal audit adalah penting dalam membantu manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. Alasan dipilihnya Unit Internal Audit PT TELKOM relatif selangkah lebih maju karena Unit Internal Audit PT TELKOM merupakan Unit Internal Audit yang pertama berdiri diantara
BUMN lainnya dan banyak mengirimkan auditornya untuk mengikuti pelatihan dan seminar untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka.
Selain diperlukannya suatu Unit Internal Audit untuk menghadapi
persaingan dalam usaha telekomunikasi ini, maka diperlukan penerapan Balance
Scorecard yang dapat mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pada
tahun 1992 melalui tulisan Balance Scorecard Measures That Drive
Performance, memberikan suatu kerangka komprehensif dalam menterjemahkan tujuan strategis organisasi ke dalam suatu pengukuran kinerja yang koheren yang merupakan paradigma baru dalam mengukur kinerja perusahaan di era revolusi informasi saat ini.
(23)
Universitas Kristen Maranatha
4
Norton dan Kaplan memperkenalkan Balanced Scorecard sebagai suatu
penyempurnaan dari scorecard (kartu pencatat kinerja) yang telah digunakan oleh
banyak organisasi yang umumnya hanya memperhatikan segi keuangan. Balanced
Scorecard melihat kinerja perusahaan dari aspek-aspek lain sebagai pelengkap
dari aspek keuangan misalnya pelanggan (customer), proses bisnis intern (internal
business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth).
Dengan menerapkan Balanced Scorecard, diharapkan pihak manajemen
dapat melaksanakan proses manajemen strategik secara berimbang yang digerakkan oleh visi dan misi perusahaan dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Berdasarkan keterangan yang telah diuraikan diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas lebih mendalam mengenai peranan Unit Internal Audit di PT TELKOM yang tugas utamanya dalah meningkatkan efisiensi usaha dalam mendukung tercapainya tujuan utama perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan, dengan menuangkannya dalam skripsi berjudul : “ Peranan Internal Auditor dalam meningkatkan kinerja perusahaan ( Studi kasus di PT TELKOM ).”
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut penulis mengidentifikasi masalah yang akan diteliti adalah :
(24)
Universitas Kristen Maranatha
5
2. Sejauh mana peranan Internal Auditor PT TELKOM dalam meningkatkan kinerja perusahaan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan maksud dan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah peranan Internal Auditor di PT TELKOM
sudah memadai.
2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan Internal Auditor PT TELKOM
dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan uraian dan tujuan penelitian, penulis mengharapkan agar hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan berpikir penulis mengenai
kenyataan praktek pemeriksaan pada perusahaan yang mengelola telekomunikasi.
2. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan
untuk dimanfaatkan lebih lanjut bagi perusahaan.
3. Memberi sumbangan referensi dan bahan masukan bagi peneliti lain yang
(25)
Universitas Kristen Maranatha
6
1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
Pada perusahaan yang masih memiliki ukuran relatif kecil dimana operasi atau kegiatan perusahaan dapat dikerjakan beberapa orang, pemilik atau pimpinan dapat mengawasi dan mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dalam perusahaan secara langsung. Namun dengan bertambah besar dan kompleksnya perusahaan, jarak antara manajemen dan pegawai menjadi semakin jauh. Lebih banyak orang yang terlibat dan lebih banyak struktur yang dibutuhkan perusahaan.
PT TELKOM merupakan perusahaan penyedia jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia yang semakin hari kegiatan usahanya semakin kompleks serta telah memiliki ribuan karyawan merasakan perlu adanya suatu unit internal audit. Internal audit dapat dikatakan sebagai perpanjangan tangan dari manajemen yang bertanggung jawab mengevaluasi berbagai aktivitas untuk kesesuaian dengan kebijakan manajemen dan agar kebijakan itu dilaksanakan secara efisien.
Mengenai pengendalian manajemen itu sendiri, Anthony mengemukakan :
“Pengendalian manajemen merupakan proses dengan mana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi.”(Anthony, 2001:8)
Proses pengendalian oleh manajemen diselenggarakan untuk memberikan keyakinan bahwa sebuah organisasi berupaya mencapai tujuan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan itu tersedia saat dibutuhkan.
Tanggung jawab manajemen atas organisasi meliputi lima hal, yaitu
planning, organizing, staffing, leading, dan controlling. Pada perusahaan berskala
(26)
Universitas Kristen Maranatha
7
dengan perkembangan perusahaan, fungsi tersebut tidak mungkin dilakukan oleh satu orang saja. Manajemen bertanggung jawab atas pengendalian internal organisasi dan tanggung jawab ini diwujudkan melalui pembentukan internal audit. Internal audit berfungsi sebagai alat feedback fungsi manajemen. The
Institute of Internal Auditors (IIA) memberikan definisi internal audit sebagai
berikut :
“Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization.” (Tugiman, 2002:7)
Internal audit merupakan fungsi dalam organisasi yang bertugas memeriksa dan menilai aktivitas-aktivitas dalam perusahaan. Tanpa fungsi internal audit, dewan direksi atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai organisasi, mengingat pengertian internal audit adalah :
“Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine an evaluate activities as a service to the organization. The objective of internal auditing is to assist members of organization in effective discharge of their responsibilities.” (Tugiman, 2002:7)
Untuk mencapai tujuan tersebut internal audit menganalisa, menilai, memberikan rekomendasi, memberikan bimbingan, dan memberikan informasi sehubungan dengan aktivitas yang diperiksa. Secara lebih jelas, ruang lingkup
kerja internal audit menurut The Statement Of Responsibilities of Internal
Auditing adalah sebagai berikut :
“The scope of internal auditing should encompass the examination and evaluation of the adequacy and effectiveness of the organization’s system of internal control and the quality of performance in carrying out assigned responsibilities.”(Tugiman, 2002:7)
(27)
Universitas Kristen Maranatha
8
Ruang lingkup internal audit menurut pernyataan di atas memiliki dua dimensi, yaitu apa yang internal audit lakukan dan pada bidang apa pekerjaan itu mereka lakukan. Apa yang internal audit lakukan adalah memeriksa dan mengevaluasi dan bidang pekerjaan mereka adalah sistem pengendalian internal organisasi, kualitas berbagai fungsi organisasi, dan kinerja pegawai sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan.
Kemudian The Statement Of Responsibilities of Internal Auditing
menyebutkan secara spesifik tugas-tugas internal audit, antara lain.
1. Me-review sistem yang dibuat untuk memberi keyakinan adanya
kesesuaian dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan peraturan-peraturan yang akan berpengaruh pada operasi dan pelaporan, dan harus menentukan apakah organisasi berjalan pada jalur yang benar.
2. Me-review operasi atau program untuk meyakinkan bahwa hasil yang
dicapai memiliki kesesuaian dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan apakah operasi atau program telah dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan.
Singkatnya internalaudit adalah unit pengendali organisasi yang tugasnya adalah mengukur dan mengevaluasi pengendalian lain ketika sebuah organisasi menetapkan rencana dan kemudian menjalankan rencana dalam operasinya, organisasi tersebut harus melakukan sesuatu untuk mengawasi operasi untuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Itulah yang disebut pengendalian. Internal audit berperan dalam mengukur dan mengevaluasi
(28)
Universitas Kristen Maranatha
9
pengendalian tersebut. Maka dari itu, internal audit harus memiliki pengertian sifat dan unsur-unsur pengendalian dalam suatu organisasi.
Pada saat ini, terjadi suatu pergeseran peran internal audit yang secara tradisional bertugas memberikan penilaian dan melakukan pengawasan atas suatu organisasi, namun lebih jauh memberikan masukan-masukan strategis dan operasional. Dalam empat puluh tahun terakhir ini fungsi internal audit telah bergeser dari suatu fungsi di perusahaan yang seringkali disepelekan menjadi suatu fungsi yang memiliki kontribusi yang besar. Peran internal audit telah berkembang dari pemeriksaan keuangan dan ketaatan menjadi suatu pemeriksaan operasional dan diharapkan kinerja perusahaan pun akan semakin membaik di masa mendatang.
Selain itu kinerja perusahaan yang optimal dapat didukung dengan penerapan Balance Scorecard.
Agar dapat meraih kesuksesan dalam lingkungan kompetitif yang semakin kompleks, pimpinan perusahaan terus berupaya untuk merumuskan dan menyempurnakan strategi-strategi mereka. Strategi dalam hal ini berkenaan dengan penentuan sasaran (misi) dan tujuan jangka panjang perusahaan, dan pengambilan langkah-langkah aktivitas serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk pencapaiannya.
Untuk mendorong keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi yang telah dirumuskan, manajemen membutuhkan sebuah sistem pengukuran kinerja. Hal ini selaras dengan apa yang diungkapkan Kaplan dan Norton bahwa:
(29)
Universitas Kristen Maranatha
10
“The objectives of any measurement system should be to motivate all managers and employee to implement successfully the business units strategy.” (Kaplan & Norton, 2005:128)
Sistem pengukuran kinerja diharapkan dapat menjadi instrumen yang memandu manajer dalam memahami kondisi perusahaan, dimana posisi perusahaannya kini dan bagaimana serta akan kemana perusahaan tersebut selanjutnya. Meski manajemen telah merumuskan dan menerapkan beragam strategi yang diharapkan mampu meningkatkan keunggulan bersaing bagi perusahaan, namun tidaklah memadai apabila tidak dirangkaikan sistem pengukuran kinerja yang efektif.
Robert S. Kaplan dari Harvard Business School dan David C. Norton
President of Renaissance Solution, Inc pada tahun 1992, melalui tulisannya yang
berjudul Balance Scorecard-Measures That Drive Performance,
memperkenalkan konsep Balance Scorecard yang mencoba memberikan
alternatif dalam mengatasi kelemahan yang muncul dari metode pengukuran
Balance Scorecard melengkapi scorecard yang telah umum digunakan
dalam perusahaan dengan indikator-indikator lain sehingga menyeimbangkan antar perhatian pada masalah-masalah intern dan eksternnya. Lebih dari itu
Balance Scorecard sebatas hanya gabungan dari ukuran-ukuran finansial dan non
finansial tapi lebih kepada upaya untuk mentranslasikan visi, misi dan strategi
perusahaan dalam sistem pengukuran kinerja. Balance Scorecard menciptakan
suatu kerangka kerja organisasi perusahaan untuk menciptakan suatu keunggulan bersaing dengan mempertimbangkan lebih dari satu aspek antara lain aspek finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta proses belajar dan berkembang.
(30)
Universitas Kristen Maranatha
11
Perusahaan dalam suatu lingkungan yang kompetitif tidak cukup hanya memperhatikan kinerja finansial yang menggambarkan hasil masa lampau. Melalui Balance Scorecard, perusahaan mengukur kegiatan penciptaan nilai masa
kini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang, mengukur apa yang telah diinvestasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.
Berdasarkan pemikiran bahwa internal auditor dapat meningkatkan kinerja perusahaan, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :
“Internal Auditor berperan secara signifikan dalam meningkatkan kinerja perusahaan.”
1.6 Metode Penelitian 1.6.1 Jenis Penelitian
Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, maka dibutuhkan data yang sesuai dimana data tersebut nantinya bisa dianalisa menurut teori-teori yang telah terjadi dan pada akhirnya dapat ditarik sebuah kesimpulan.
Oleh karena itu maka penelitian ini termasuk jenis penelitian yang menggunakan metode deskriptif analitis dengan metode survei.
Metode deskriptif menurut Sumadi Suryabrata (2005 :76) :
“Secara harfiah, metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Tujuan metode deskriptif adalah membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.”
(31)
Universitas Kristen Maranatha
12
Sedangkan penelitian survei merupakan suatu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
1.6.2 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling, yaitu
teknik pengumpulan sampel yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya. Elemen individu yang dipilih adalah mereka yang memiliki karakteristik khusus dan sesuai dengan tujuan penelitian.
1.6.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian lapangan (Field Research)
Yaitu memperoleh data dan informasi dengan cara meninjau secara langsung kepada perusahaan. Melalui :
(a). Wawancara dengan staf perusahaan yang berwenang dalam bidang yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
(b). Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.
(32)
Universitas Kristen Maranatha
13
(c). Survei
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu yang diperoleh dengan meminta tanggapan dari responden.
2. Studi kepustakaan (Library Research)
Yaitu dengan membaca dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder yang dapat digunakan sebagai teori dasar dan pedoman yang dapat dipertanggungjawabkan dalam pembahasan.
1.6.4 Jenis dan sumber data
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data yaitu
hasil survei.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan.
1.6.5 Operasionalisasi Variabel
1. X, variabel independen yaitu suatu variabel yang tidak tergantung pada variabel lain. Dalam hal ini variabel independen adalah peranan internal auditor.
2. Y, variabel dependen yaitu suatu variabel yang tergantung pada variabel lain yang keberadaannya terikat atau dipengaruhi variabel independen. Dalam hal ini variabel dependen adalah kinerja perusahaan.
(33)
Universitas Kristen Maranatha
14
1.6.6 Rancangan Pengujian Hipotesis
1. Penetapan Hipotesis
Ho adalah hipotesis yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Hipotesis ini diformulasikan untuk ditolak. Apabila Ho ditolak maka HA diterima, HA menyatakan bahwa ada
hubungan antara variabel X dan variabel Y. 2. Pemilihan Tes Statistik
Untuk menguji hubungan antara variabel X dan Y maka digunakan analisis korelasi Rank Spearman yang cocok untuk digunakan untuk melihat ada tidaknya korelasi pada data yang berupa urutan.
Rumus
n
6 ∑ di 2 i=1
rs = 1-
n3 - n
keterangan :
n : banyaknya sampel
di : selisih rank dari variabel X dan variabel Y yang ke-i
rs : koefisien korelasi rank spearman
Namun dalam hal pengolahan data, penulis akan menggunakan
prosedur komputerisasi SPSS. Prosedur komputerisasi statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
(34)
Universitas Kristen Maranatha
15
• Buka data baru.
• Ketik nama variabel peranan di kolom Name, Type: numeric, dan Measure: ordinal.
• Ketik nama variabel kinerja di kolom Name, Type: numeric, dan
Measure: ordinal.
• Berpindah menuju ke Data view.
• Ketik input sesuai dengan tabel di atas.
• Klik Analyze > Correlations > Bivariate.
• Klik variabel Peranan dan Kinerja dan klik • untuk
memindahkan variabel ke kotak Variables.
• Pada kotak Correlations Coefficient pilihlah Spearman.
• Pada kotak Test of significance pilihlah Two-tailed.
• Klik Options, dan pilihlah Exclude cases pairwise, sesuai dengan input.
• Klik Continue.
• Klik OK untuk memproses korelasi Spearman dan hasil koefisien korelasinya dapat dilihat pada Output Viewer.
3. Penetapan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi ditetapkan sebesar 0,05 karena dianggap cukup ketat dalam mewakili hubungan kedua variabel dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam penelitian ilmu sosial.
(35)
Universitas Kristen Maranatha
16
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT TELKOM yang berlokasi di Jalan Japati No.1, Bandung, Jawa Barat.
Sedangkan waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian ini mulai dari bulan Maret 2006 sampai dengan Mei 2006.
(36)
Universitas Kristen Maranatha
17
(37)
Universitas Kristen Maranatha
(38)
Universitas Kristen Maranatha
118
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Perusahaan
Telekomunikasi, Tbk., serta didukung oleh teori yang ada, maka penulis dapat
mengambil simpulan dari judul “Peranan Internal Auditor Dalam Meningkatkan
Kinerja Perusahaan” adalah sebagai berikut :
1. Peranan internal auditor di PT TELKOM sudah memadai, simpulan ini
didukung bahwa :
a. Kedudukan internal auditor yang tergabung dalam Unit Internal Audit
dalam struktur organisasi perusahaan adalah independen dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
b.
Internal Auditor PT TELKOM memiliki keahlian teknis di bidang
audit serta bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan Kode Etik
Profesi dan Standar Profesional Internal Audit.
Head of Internal Audit
menugaskan orang-orang yang memiliki kemampuan dari berbagai
disiplin ilmu. Hal ini untuk menunjang kemampuan profesional
anggota Unit Internal Audit.
c.
Internal Auditor PT TELKOM selalu menyusun program untuk audit
yang akan dilakukannya. Program audit ini biasanya disusun dalam
(39)
Universitas Kristen Maranatha
119
bentuk matriks yang memuat uraian kegiatan berupa langkah-langkah
pemeriksaan yang harus dilakukan, auditor pelaksana, tanggal
pelaksanaan, dan daya atau waktu yang diperlukan.
d.
Laporan audit dikeluarkan setelah audit selesai dilaksanakan dan
ditujukan kepada Direktur Utama. Dalam laporan tersebut disajikan
temuan-temuan internal auditor atas hasil audit yang dilakukan.
2. Setelah dilakukan analisis ternyata internal auditor berperan secara siginifikan
dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini diperkuat dengan pengujian
hipotesis yang menunjukkan derajat koefisien korelasi antara peranan internal
auditor dengan kinerja perusahaan adalah sebesar 0,845. Nilai
Sig 2-tailed
menunjukan angka sebesar 0,000
dan á yang ditetapkan dia
wal adalah 0,05
oleh karena itu berdasarkan aturan pengambilan keputusan karena
Sig 2-tailed
< á maka keputusan yang diambil adalah menerima H
Adan
menolak Ho. Simpulan ini juga didukung bahwa:
a.
Internal Auditor PT TELKOM selalu meningkatkan kemampuan
teknisnya melalui pelatihan atau pendidikan yang berkelanjutan untuk
menghasilkan nilai yang lebih baik kepada perusahaan.
b.
Internal Auditor PT TELKOM melakukan pemeriksaan kebijaksanaan
mengenai otorisasi berbagai transaksi yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target-target pada unit
kerja.
(40)
Universitas Kristen Maranatha
120
c.
Internal Auditor PT TELKOM melakukan penilaian mengenai
keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada di
perusahaan serta memberikan saran perbaikan prestasi kerja sehingga
dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
5.2 Saran-Saran
Setelah penulis melakukan penelitian dan menarik simpulan mengenai
peranan internal auditor dalam meningkatkan kinerja perusahaan, maka penulis ingin
memberikan saran-saran sebagai berikut:
1.
Perusahaan diharapkan terus membuka peluang bagi para internal auditor
untuk terus belajar dan berkembang contohnya melalui pendidikan atau
pelatihan–pelatihan.
2.
Untuk mendorong tercapainya kinerja badan usaha yang semakin baik maka
Unit Internal Audit diisi lebih banyak dengan tenaga-tenaga yang berkualitas
yaitu
Qualified Internal Auditor (QIA)
.
(41)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert A, dan Vijay Govindarajan,
Sistem Pengendalian Manajemen
,
10
thedition, Mc Graw Hill International Edition, 2001.
Courtemanche,
The New Internal Auditing
, alih bahasa Hiro Tugiman dalam
Pandangan Baru Internal Auditing
, Cetakan kesembilan, Yogyakarta : Penerbit
Kanisius, 2006.
Kaplan, Robert S, and David P. Norton,
Balance Scorecard Translating Strategy Into
Action
, alih bahasa Peter R. Yosi Pasla
dalam
Balance Scorecard Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi
, Edisi kesembilan, Jakarta : Penerbit Erlangga, 2005.
Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah
, Jakarta, 2000.
Mulyadi,
Akuntansi Manajemen
,
Edisi ketiga, Jakarta : Penerbit Salemba Empat,
2001.
Mulyadi,
Auditing
, Edisi keenam, Jakarta : Penerbit Salemba Empat, 2002.
Suryabrata, Sumadi,
Metodologi Penelitian
, Jakarta : Penerbit Raja Grafindo Persada,
2005.
Tugiman, Hiro,
Internal Audit
, Yayasan Pendidikan Internal Audit, 2002.
Tugiman, Hiro,
Standar Profesional Internal Audit
, Cetakan kesembilan, Yogyakarta
: Penerbit Kanisius, 2006.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer,
Menguasai SPSS 13 untuk
Statistik
, Jakarta : Penerbit Salemba Infotek, 2006.
Widjaja, Amin,
Pengukuran Kinerja Dengan Balance Scorecard
, Jakarta : Penerbit
Harvarindo, 2003.
(42)
(1)
(2)
Universitas Kristen Maranatha 118
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada Perusahaan Telekomunikasi, Tbk., serta didukung oleh teori yang ada, maka penulis dapat mengambil simpulan dari judul “Peranan Internal Auditor Dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan” adalah sebagai berikut :
1. Peranan internal auditor di PT TELKOM sudah memadai, simpulan ini didukung bahwa :
a. Kedudukan internal auditor yang tergabung dalam Unit Internal Audit dalam struktur organisasi perusahaan adalah independen dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
b. Internal Auditor PT TELKOM memiliki keahlian teknis di bidang audit serta bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan Kode Etik Profesi dan Standar Profesional Internal Audit. Head of Internal Audit
menugaskan orang-orang yang memiliki kemampuan dari berbagai disiplin ilmu. Hal ini untuk menunjang kemampuan profesional anggota Unit Internal Audit.
c. Internal Auditor PT TELKOM selalu menyusun program untuk audit yang akan dilakukannya. Program audit ini biasanya disusun dalam
(3)
bentuk matriks yang memuat uraian kegiatan berupa langkah-langkah pemeriksaan yang harus dilakukan, auditor pelaksana, tanggal pelaksanaan, dan daya atau waktu yang diperlukan.
d. Laporan audit dikeluarkan setelah audit selesai dilaksanakan dan ditujukan kepada Direktur Utama. Dalam laporan tersebut disajikan temuan-temuan internal auditor atas hasil audit yang dilakukan. 2. Setelah dilakukan analisis ternyata internal auditor berperan secara siginifikan
dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini diperkuat dengan pengujian hipotesis yang menunjukkan derajat koefisien korelasi antara peranan internal auditor dengan kinerja perusahaan adalah sebesar 0,845. Nilai Sig 2-tailed
menunjukan angka sebesar 0,000 dan á yang ditetapkan diawal adalah 0,05
oleh karena itu berdasarkan aturan pengambilan keputusan karena
Sig 2-tailed < á maka keputusan yang diambil adalah menerima HA dan
menolak Ho. Simpulan ini juga didukung bahwa:
a. Internal Auditor PT TELKOM selalu meningkatkan kemampuan teknisnya melalui pelatihan atau pendidikan yang berkelanjutan untuk menghasilkan nilai yang lebih baik kepada perusahaan.
b. Internal Auditor PT TELKOM melakukan pemeriksaan kebijaksanaan mengenai otorisasi berbagai transaksi yang telah ditetapkan dan dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target-target pada unit kerja.
(4)
Universitas Kristen Maranatha 120
c. Internal Auditor PT TELKOM melakukan penilaian mengenai keekonomisan dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada di perusahaan serta memberikan saran perbaikan prestasi kerja sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
5.2 Saran-Saran
Setelah penulis melakukan penelitian dan menarik simpulan mengenai peranan internal auditor dalam meningkatkan kinerja perusahaan, maka penulis ingin memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Perusahaan diharapkan terus membuka peluang bagi para internal auditor
untuk terus belajar dan berkembang contohnya melalui pendidikan atau pelatihan–pelatihan.
2. Untuk mendorong tercapainya kinerja badan usaha yang semakin baik maka Unit Internal Audit diisi lebih banyak dengan tenaga-tenaga yang berkualitas yaitu Qualified Internal Auditor (QIA).
(5)
10thedition, Mc Graw Hill International Edition, 2001.
Courtemanche, The New Internal Auditing, alih bahasa Hiro Tugiman dalam
Pandangan Baru Internal Auditing, Cetakan kesembilan, Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2006.
Kaplan, Robert S, and David P. Norton, Balance Scorecard Translating Strategy Into Action, alih bahasa Peter R. Yosi Pasladalam Balance Scorecard Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Edisi kesembilan, Jakarta : Penerbit Erlangga, 2005. Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah, Jakarta, 2000.
Mulyadi, Akuntansi Manajemen, Edisi ketiga, Jakarta : Penerbit Salemba Empat, 2001.
Mulyadi, Auditing, Edisi keenam, Jakarta : Penerbit Salemba Empat, 2002.
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : Penerbit Raja Grafindo Persada, 2005.
Tugiman, Hiro, Internal Audit, Yayasan Pendidikan Internal Audit, 2002.
Tugiman, Hiro, Standar Profesional Internal Audit, Cetakan kesembilan, Yogyakarta : Penerbit Kanisius, 2006.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, Menguasai SPSS 13 untuk Statistik, Jakarta : Penerbit Salemba Infotek, 2006.
Widjaja, Amin, Pengukuran Kinerja Dengan Balance Scorecard, Jakarta : Penerbit Harvarindo, 2003.
(6)