Kedudukan Dan Peranan Internal Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja Dan Efisiensi Perusahaan Pada PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan

(1)

PROGRAM S-1 EKSTENSI M E D A N

PROPOSAL SKRIPSI

KEDUDUKAN DAN PERANAN INTERNAL AUDITOR UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DAN EFISIENSI PERUSAHAAN PADA

PT. ( PERSERO ) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

Diajukan Oleh :

NAMA : MIRZA RAHMIRATIH HSB

NIM : 040522021

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara


(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“Kedudukan dan Peranan Internal Auditor untuk Meningkatkan Kinerja dan Efisiensi Perusahaan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan”

adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan atau diteliti mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program Ekstention Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universtitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang dipeoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 1 Nopember 2008

Penulis,

Mirza Rahmiratih Hasibuan NIM : 040522021


(3)

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya dan tak lupa mengucapkan salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “KEDUDUKAN DAN PERANAN INTERNAL AUDITOR UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DAN EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN”.

Setelah membaca skripsi ini mungkin pembaca masih menemukan kekurangan yang semestinya tidak terjadi. Untuk kesempurnaan skripsi ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi pembaca.

Dalam penyelesain skripsi ini, penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M. Si, selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(4)

penguji/pembimbing II.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan membantu penulis selama masa perkuliahan.

7. Bapak Tahmil selaku kepala Satuan Pengawas Intern (SPI) PT. (Persero) PELINDO I Medan dan Ibu Nur Adenin beserta seluruh staf dan karyawan yang telah banyak membantu penulis selama melakukan riset.

8. Yang teristimewa buat keluarga besarku Syamsul Rizal Hasibuan.

9. Yang tersayang dan teristimewa abang buncitqu Arry, Makasih ya atas support dan motivasinya selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Makasih juga atas kasih sayang dan kesetiannya sampai saat ini.

10.Yang tersayang “My SPC” (Imel, Nova, Marini, Julita, Wina, Rufa, Rinni, dan Rahmi) terima kasih untuk pertemanan yang sangat indah.

11.Teman-teman Customer Care BII Medan (Yetti dan Evi), makasih ya pren atas bantuannya. .

12.Nila dan Taufik serta teman-teman yang lain, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, makasih ya untuk semuanya.

Medan, 1 Nopember 2008

Penulis,

Mirza Rahmiratih Hasibuan NIM : 040522021


(5)

PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang berkedudukan di Jl. Gunung Krakatau Ujung No. 100 Medan. Di perusahaan penulis melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dangan judul “Kedudukan dan Peranan

Internal Auditor untuk Meningkatkan Kinerja dan Efisiensi Perusahaan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan”. Tujuan penulis melakukan

penelitian di perusahaan ini adalah untuk mengetahui kedudukan dan peranan internal auditor sehingga dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan.

Metode penelitian yang diterapkan penulis dalam penyusunan penelitian ini adalah bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten di dalam perusahaan. Cara analisis data yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian adalah dengan menggunakan metode deskriptif.

Temuan dari penelitian yang telah dilakukan adalah kedudukan internal auditor pada struktur organisasi perusahaan berada di bawah Kepala Cabang, pelaksanaan pengawasan intern yang dilakukan oleh internal auditor telah diberikan dengan tanggung jawab.


(6)

Pelabuhan Indonesia I Medan Company which is stated as Gunung Krakatau street number 100 Medan. In this company, the writer the title “The

State and the Role of the Auditors Internal to Improve the Work and the Efficient of the Company at PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan”.

The writer’s pupose tu fulfill the research in this company to know the state and the tole of the auditors internal so, it can improve the work and the efficient of this company.

The methode of research which is applied by the writer in arranging this research which has quality characteristic of descriptive. The technique of collecting data in this research bt interviewing with the competent worker in this company. The way of data analysis which is used to answer the problem question of research by using descriptive method.

The invention of this research which has done is the state of auditors internal in the organizational chart of this company is under the branch manager, the implementation of internal control which is done by auditors internal has been given in responsible.


(7)

PERNYATAAN………i

KATA PENGANTAR………..ii

ABSTRAK………iv

ABSTRACT……….v

DAFTAR ISI………....vi

BAB I PENDAHULUAN………1

A. Latar Belakang Masalah………..1

B. Perumusan Masalah……….3

C. Tujuan Penelitian……….4

D. Manfaat Penelitian………...4

E. Kerangka Konseptual………..5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..6

A. Pengertian Auditing………...6

B. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor……….………13

C. Karakteristik Pengawasan Intern…………..……….15

D. Kedudukan Internal Auditor………..19

E. Peranan Internal Auditor………... 26

F. Laporan Internal Auditor………...30

BAB III METODE PENELITIAN………..36


(8)

C. Teknik Pengumpulan Data………36

D. Teknik Analisa Data………..37

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN………...38

A. Data Penelitian………...38

1. Sejarah Singkat Perusahaan .………38

2. Struktur Organisasi Perusahaan……….40

3. Kegiatan Usaha Perusahaan………...44

B. Analisis Hasil Penelitian……….45

1. Kedudukan dan Peranan Internal Auditor PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan……….45

2. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan………...48

3. Laporan Internal Auditor PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan……….52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...55

A. Kesimpulan……….55

B. Saran………...56

DAFTAR PUSTAKA……….58 LAMPIRAN


(9)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketika suatu perusahaan didirikan, para pendirinya menentukan berbagai hal, seperti tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, kegiatan bisnis yang hendak ditangani, dalam sektor industri apa perusahaan akan bergerak, filsafat apa yang dianut dalam menjalankan roda perusahaan, dan kultur organisasi yang bagaimana akan diterapkan. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Seorang pimpinan yang bijaksana akan selalu mengusahakan supaya jumlah laba yang diperoleh meningkat dari tahun ke tahun karena jumlah laba yang diperoleh merupakan ukuran mengenai kemajuan perusahaan atau keberhasilan seorang perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengawasan secara terus menerus terhadap seluruh operasi perusahaan perlu dilakukan.

Pada perusahaan kecil manajemen dapat melakukan pengawasan secara langsung terhadap seluruh kegiatan organisasi perusahaan. Dengan mengamati operasi pengolahan misalnya, manajemen mungkin dapat mendeteksi ketidakefisienan dan memperbaiki kondisi-kondisi tersebut di tempat kejadian. Tetapi dengan semakin berkembangnya perusahaan sehingga kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan semakin komplek sehingga terasa sulit bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan langsung terhadap operasi perusahaan. Sehingga perlu untuk mengadakan suatu sistem pengawasan yang efektif yang nantinya diharapkan dapat membantu manajemen dalam rangka


(10)

mewujudkan tujuan perusahaan disamping mencari laba, juga mencakup pertumbuhan yang terus menerus dan kelangsungan hidup.

Dalam perusahaan, pelaksanaan pengawasan dapat dilakukan secara langsung oleh Internal Auditor dan dapat dilakukan melalui sistem yang disebut dengan Sistem Pengawasan Intern. Sistem Pengawasan Intern dimaksudkan untuk melindungi harta milik perusahaan, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan. Lingkup pekerjaan Audit Internal meliputi pengujian dan evalusi terhadap kecukupan serta efektifitas sistem pengawasan intern yang dimiliki perusahaan, dengan kata lain, Auditor Intern dirancang untuk memperkuat pengendalian intern untuk menentukan ditaatinya prosedur atau memperkuat pengendalian intern yang ditetapkan memang cukup kuat, ekonomis dan efektif. Dengan adanya penilaian, evaluasi, terhadap sistem pengawasan intern akan menghasilkan suatu keluaran atau output seperti yang diharapkan atau direncanakan manajemen.

Tujuan pelaksanaan internal audit adalah membantu para anggoata organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, internal audit akan memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang diperiksa. PT. ( Persero ) Pelindo I Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhan. Pada perusahaan ini pengawasan intern dilakukan oleh Internal Auditor. Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan yang satu dengan yang lain tentu saja tidak


(11)

mana masing-masing bagian dalam perusahaan tersebut mematuhi kebijaksanaan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat betapa pentingnya kedudukan dan peranan yang dapat diberikan oleh internal auditor terhadap perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengambil judul : “ Kedudukan dan Peranan Internal

Auditor Untuk Meningkatkan Kinerja dan Efisiensi Perusahaan Pada PT.(Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk merumuskan permasalahan : “ Bagaimana kedudukan dan peranan internal auditor untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan pada PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan.”

Batasan Masalah

Untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan diperlukan pengawasan intern, maka penulis akan membahas kedudukan dan peranan internal auditor dengan melakukan pengawasan intern terhadap operasi perusahaan.


(12)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kedudukan dan peranan internal auditor untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi perusahaan dengan membandingkan antara teori dan praktek di dalam perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah wawasan berfikir penulis dalam bidang auditing khususnya internal audit.

2. Penulis berharap dapat memberikan sumbangan informasi sebagai masukan bagi pihak manajemen perusahaan.

3. Untuk para pembaca skripsi ini, agar dapat menjadi bahan masukan dalam melakukan penelitian di bidang auditing selanjutnya.


(13)

E. Kerangka Konseptual

SPI ( AUDIT INTERN )

BAGIAN LOGISTIK BAGIAN

PEMASARAN BAGIAN UMUM &

ADMINISTRASI

PT. ( PERSERO ) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

KEDUDUKAN DAN PERANAN INTERNAL AUDITOR

DIPERLUKAN PENGAWASAN INTERN

MENINGKATKAN KINERJA DAN EFISIENSI PERUSAHAAN


(14)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Auditing

Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unit-unit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya jaringan distribusi dan meningkatnya laba perusahaan. Semakin banyak dan besarnya perusahaan serta semakin rumitnya persoalan yang dihadapi, maka profesi akuntan semakin memegang peranan penting dalam pemberian bantuan penyusunan laporan keuangan, bantuan dalam bidang akuntansi lainnya, pemeriksaan laporan keuangan dan pemberian nasehat di bidang manajemen. Akuntan adalah profesi yang memberikan jasa kepada masyarakat pemakai jasa terutama dalam bidang pemeriksaan ( auditing ) dan bantuan dalam bidang akuntansi.

Auditing didefinisikan oleh para ahli yang ada pada prinsipnya mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Auditing menurut Arens dan Loebbecke Alih Bahasa Ilham Tjakrakusuma ( 2001 : 1 )

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengawasan bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.

Definisi di atas menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan yaitu :


(15)

1. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti.

Yang dimaksud dengan bukti di sini adalah segala informasi terukur yang diperiksa tersebut memang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan demi tercapainya sasaran dan kegiatan pemeriksaan, diperlukan bukti-bukti dengan jumlah dan mutu yang memadai. Proses penentuan jumlah bukti yang diperlukan dan menilai apakah informasi yang ada sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam suatu bagian yang penting dari tiap kegiatan pemeriksaan.

2. Adanya kesatuan ekonomi ( economic entity )

Setiap dilakukan audit, luas ruang lingkup pertanggungjawaban auditor harus dinyatakan dengan jelas. Yang terutama harus dilakukan adalah menegaskan satuan ekonomi yang dimaksud periode waktunya.

3. Informasi yang terukur dan kriteria yang telah ditetapkan

Sebelum pemeriksaan dilakukan oleh auditor, informasi sudah harus tersusun dalam bentuk yang mudah diperiksa, kebenaran dan ketelitiannya, misalnya ketelitian penjumlahan, perkalian, pencatatan adanya aktiva dan lain-lain. Harus tersedia kriteria atau tolak ukur untuk menentukan informasi tersebut sesuai atau tidak.

4. Auditor harus independen atau kompeten

Seorang auditor harus berpengetahuan yang cukup agar dapat memahami kriteria-kriteria yang digunakan untuk mengetahui dengan pasti jumlah faktor-faktor yang dibutuhkan agar pada akhir pemeriksaan dia dapat menarik kesimpulan dengan tepat. Auditor harus pula seseorang yang memiliki sikap


(16)

mental yang bebas atau independen karena dalam mengambil suatu kesimpulan diperlukan keterangan-keterangan yang tidak memihak.

5. Pelaporan

Hasil akhir dari suatu pemeriksaan adalah kesimpulan dan temuan yang didapat selama pemeriksaan berlangsung sampai selesai, yang diterbitkan melalui laporan. Laporan yang satu dapat berbeda dengan laporan yang lainnya, tetapi pada dasarnya semuanya harus mampu menyampaikan kepada pembaca seberapa jauh tingkat kesesuaian dari informasi yang diperiksa dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Selanjutnya Mulyadi mengemukakan Auditing sebagai berikut ( 2002 : 1 )

Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaiannya antara pernyataan-pernyataan teesebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Definisi auditing tersebut secara umum memiliki unsur-unsur penting yang diuraikan berikut ini :

1. Suatu proses sistematik

Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan. 2. Untuk memperoleh dan menguasai bukti secara objektif


(17)

Proses sistematik tersebut bertujuan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti tersebut. 3. Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomis

Yang dimaksud dengan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi di sini adalah hasil proses akuntansi. Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang. Proses akuntansi ini menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam laporan keuangan, yang umumnya terdiri dari empat laporan keuangan yaitu : neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Laporan keuangan dapat pula berupa laporan pusat pertanggungjawaban tertentu dalam perusahaan.

4. Menetapkan tingkat kesesuaian

Pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat dikuantifikasikan, kemungkinan pula bersifat kualitatif.

5. Kriteria yang telah ditetapkan

Kriteria atau standar yang diperlukan sebagai dasar untuk memiliki pernyataan ( yang berupa hasil proses akuntansi ) dapat berupa :

a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislative


(18)

c. Prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia 6. Penyampaian hasil

Penyampaian hasil auditing sering disebut dengan atestasi ( attestation ). Penyampaian hasil ini dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit ( audit report ). Atestasi dalam bentuk laporan tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan pemakai informasi keuangan atas asersi yang dibuat oleh pihak yang audit.

7. Pemakai yang berkepentingan

Dalam dunia bisnis, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit adalah para pemakai informasi keuangan, seperti : pemegang saham, manajemen, kreditur, calon investor, organisasi bank, dan kantor pelayanan pajak.

Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

Menurut definisi tersebut, pemeriksaan yang dilaksanakan oleh auditor independen ditujukan terhadap pernyataan mengenai kegiatan ekonomi, yang disajikan oleh suatu organisasi dalam laporan keuangannya. Pemeriksaan ini dilakukan oleh auditor independen untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan keuangan. Auditor yang melaksanakan audit atas laporan keuangan historis disebut dengan auditor independent.


(19)

Untuk menjamin kelangsungan aktivitas operasi perusahaan agar dapat berjalan sesuai dengan rencana, maka diperlukan suatu bagian atau departemen yang khusus untuk melakukan pemeriksaan. Sistem pengawasan tersebut harus selalu dievaluasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan. Evaluasi ini memerlukan personel yang cakap dan independen yang bertanggung jawab dengan pengawasan dalam perusahaan. Fungsi yang dijalankan tersebut disebut dengan pemeriksaan intern, sedang yang melaksanakan fungsi tersebut disebut dengan Internal Auditor.

Secara sederhana pemeriksaan intern adalah suatu pemeriksaan yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan dengan menggunakan pegawai pihak perusahaan itu sendiri. Internal auditing sebaiknya dipimpin atau dipegang oleh seorang akuntan yang langsung bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi perusahaan.

Pekerjaan pemeriksaan intern harus dilakukan oleh seorang yang memiliki kemampuan teknis dan latar belakang pendidikan pemeriksaan intern yang layak dan harus memiliki pengetahuan kecakapan dan disiplin yang diperlukan untuk melakukan tanggung jawa pemeriksaan.

Berikut ini adalah pengertian dari Internal Auditor yang dikemukakan oleh Mulyadi ( 2000 : 06 )

Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan ( perusahaan negara maupun perusahaan swasta ) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menetukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.


(20)

Berdasarkan defenisi di atas dapat dikemukakan bahwa seorang staff internal auditor harus dinamis dan memiliki orientasi dalam pandangan pada masa sekarang dan masa yang akan datang karena berkedudukan sebagai penilai yang bebas dari segi sikap maupun pemikirannya.

Menurut Mulyadi, Internal auditor adalah sebagai berikut ( 2001 : 103 ) “ Seseorang yang bertugas menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian, pemeriksaan merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya untuk mengukur dan menilai efektivitas unsur pengendalian yang lain.”

Sedangkan pengertian dari internal auditor yang diberikan oleh Holmes dan Burns yang diterjemahkan oleh Muhammad Badjuri ( 2002 : 152 )

“ Internal auditor adalah kegiatan penilaian yang independent dalam organisasi untuk mereview operasi sebagai jasa yang diberikan kepada manajemen dan merupakan pengendalian manajerial yang melaksanakan keefektifan pengendalian intern.”

Nilai dan kredibilitas dari jasa internal auditor sangat tergantung kepada ketrampilan professional dan pengalamannya yang secara menyeluruh harus mampu menganalisa operasi yang akan diperiksanya. Hal ini berarti seorang internal auditor, harus bekerja secara efektif dan berkesinambungan, sepanjang kegiatan operasi perusahaan untuk memberikan penilaian konstruktif, mengenai kebijaksanaan serta keefektifan dari unsur pengawasan. Internal auditor bekerja pada suatu perusahaan untuk melakukan pemeriksaan bagi kepentingan manajemen. Internal auditor berkewajiban memberikan keterangan yang berharga


(21)

kepada manajemen untuk membuat keputusan yang berhubungan dengan operasi perusahaannya.

Internal auditor harus independen terhadap personil, aktifitas operasional, kegiatan perusahaan dan harus berkomunikasi sehingga internal auditor dapat menyampaikan ide-ide dan informasi yang berguna unutk manajemen dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari internal auditing adalah untuk membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif dengan memberikan kepada mereka analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar yang objektif mengenai kegiatan yang diperiksa.

Tujuan tersebut dicapai dengan :

1. Meneliti apakah pelaksanaan sistem pengawasan di bidang akuntansi, keuangan dan operasi cukup dan memenuhi syarat.

2. Menilai apakah kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang telah ditentukan telah ditaati.

3. Menilai kecermatan data akuntansi dan data lain dalam organisasi.

4. Menilai mutu pelaksanaan tugas-tugas yang telah diberikan pada masing-masing anggota manajemen.

B. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor

Untuk mencapai tujuannya, internal auditor berkewajiban melaksanakan kegiatan yang merupakan fungsi internal auditor yang meliputi :


(22)

2. Mengevaluasi apakah pelaksaaan kegiatan sesuai dengan rencana, dan prosedur yang telah ditetapkan.

3. Menilai apakah kekaayaan perusahaan dipertanggung jawabkan dengan baik dan dijaga dengan baik dari segala kemungkinan resiko kerugian dan dimanfaatkan secara optimal dalam perusahaan.

4. Meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan keandalan data lainnya yang digunakan dalam perusahaan.

5. Menilai tingkat pelayanan kepada masyarakat.

6. Menilai dampak social dan dampak lingkungan atas setiap kegiatan perusahaan.

Tanggung jawab internal auditor dalam perusahaan haruslah ditetapkan dengan jelas dengan kebijakan manajemen.

Tanggung jawab internal auditor haruslah :

a. memberikan informasi dan nasihat kepada manajemen dan menjalankan tanggung jawab ini dengan cara yang konsisten dengan kode etika Institute of Internal Auditor

b. mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar behasil mencapai sasaran audit dan sasaran perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2001 : 322.1 )

Auditor Intern bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain kepada manajemen entitas dan dewan komisaris, atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya tersebut, auditor intern mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktivitas yang diauditnya.


(23)

Tanggung jawab penting internal auditor menurut Mulyadi ( 2002 : 211 ) adalah “ untuk memantau kinerja pengendalian entitas.” Pada waktu auditor berusaha memahami pengendalian intern, ia harus berusaha untuk memahami fungsi audit intern untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang relevan dengan perencanaan audit. Lingkup prosedur yang diperlukan untuk memahaminya bervariasi, tergantung atas sifat aktivitas audit intern tersebut.

C. Karakteristik Pengawasan Intern

Sebelum menganalisa karakteristik pengawasan intern yang baik, sebaiknya dijelaskan lebih dahulu pengertian dan tujuan pengawasan intern, prinsip-prinsip pengawasan intern, keterbatasan pengawasan intern serta karakteristik dan ciri-ciri pengawasan intern yang baik.

Struktur pengendalian intern dapat mempunyai pengertian, yaitu struktur pengendalian intern dalam arti sempit dan dalam arti luas.

Definisi pengendalian intern menurut D. Hartanto ( 1997 : 51 ) disebutkan sebagai berikut :

Dalam arti sempit, istilah tersebut sama dengan pengertian internal check yang merupakan prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa ketelitian data-data administrasi misalnya mencocokkan penjumlahan mendatar ( horizontal ) dengan penjumlahan melurus ( vertical ). Dalam arti yang luas, sistem pengendalian intern dapat dipandang sebagai sistem social ( social sistem ) yang mempunyai wawasan dan makna khusus yang berada dalam organisasi perusahaan.

Ikatan Akuntan Indonesia ( 2005 : 51 ) menyatakan bahwa : “ Struktur pengendalian intern meliputi kebijakan-kebijakan dan prosedur yang ditetapkan


(24)

untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik akan dapat dicapai.

Pengertian tersebut tidak hanya mencakup kegiatan akuntansi dan keuangan tetapi juga meliputi aspek kegiatan perusahaan itu sendiri.

Dari definisi-definisi seperti yang dikemukakan sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari sistem pengawasan intern atau istilah sekarang dikenal sebagai struktur pengendalian intern adalah sebagai berikut :

a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan

b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi c. Meningkatkan efisiensi dalam operasi

d. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan manajemen yang ditetapkan terlebih dahulu.

Prinsip-prinsip pengawasan intern

Sistem pengawasan intern tidak berlaku universal untuk semua perusahaan namun berpedoman pada beberapa prinsip yang langsung membantu berfungsinya sistem pengawasan intern. Efektivitas pengawasan intern keuangan atau akuntansi didasarkan pada konsepsi pertanggungjawaban, sehingga prinsip utama intern keuangan atau akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Tanggung jawab atas pelaksanaan setiap tugas harus ditetapkan. Tanpa pembebanan tanggung jawab yang tepat, kualitas akan menjadi tidak efisien.


(25)

2. Akuntansi dan operasi keuangan harus dipisahkan. Petugas pembukuan tidak boleh diberi wewenang untuk mengontrol operasi keuangan yang akan dicatatnya. Petugas yang harus menyelenggarakan buku besar tidak boleh mencampuri urusan penerimaan atau pengeluaran uang atau mencatat penjualan tunai.

3. Seluruh alat atau prosedur yang membuktikan ketelitian harus dimanfaatkan untuk menjamin kebenaran operasi dan akuntansi.

4. Tidak boleh satu orang pun diberikan wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan transaksi perusahaan selengkapnya. Seseorang sengaja atau tidak sengaja yaitu lalai akan melakukan kesalahan, tetapi besar kemungkinan kesalahan itu akan ditemukan bila pelaksanaan transaksi itu dipecah atau dipisah antara beberapa orang.

5. Pegawai harus dipilih secara hati-hati dan dilatih dengan baik. Latihan yang baik akan menghasilkan mutu pelaksanaan yang lebih baik, biaya berkurang, dan pegawai bertindak lebih waspadai.

Prinsip-prinsip di atas hanya sebagai pedoman umum, namun tidak dapat menjamin tidak akan terjadinya penyelewengan sama sekali walaupun keseluruhan unsur berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengawasan intern itu sendiri ataupun sebab-sebab lain,missal : pengawasan intern yang ada tidak sesuai lagi akibat perkembangan perusahaan.

Pengawasan intern yang baik biasanya mencakup ciri-ciri sebagai berikut :

1. Suatu struktur organisasi yang di dalamnya terdapat pemisahan tanggung jawab fungsional yang sesuai.


(26)

2. Suatu sistem yang mencakup prosedur otorisasi dan pencatatan yang sesuai agar memungkinkan pengendalian yang wajar atas harta, uang, pendapatan dan biaya.

3. Cara kerja yang wajar yang harus digunakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing bagian organisatoris, dan

4. Kepegawaian dengan mutu yang sepadan dengan tanggung jawabnya. Setiap pengawasan yang bagaimanapun baiknya tetap memiliki kelemahan, kelemahan itu sendiri sering dimanfaatkan oleh orang atau oknum yang mempunyai kesempatan melakukan penyelewengan dan penipuan atau tindakan yang merugikan perusahaan.

Adapun kelemahan pengawasan intern tersebut sebagai berikut :

1. Persekongkolan atau collusion, adalah kerja sama antara beberapa pegawai dalam suatu perusahaan untuk melakukan penyelewengan atau manipulasi. Apabila terjadi persekongkolan maka akan sulit untuk menemukan indikasinya.

2. Keterbatasan biaya penyelenggaraan

Biaya yang dibutuhkan untuk pengawasan intern tidak boleh melebihi manfaat yang diperoleh, misalnya kecurangan yang sering terjadi pada biaya gaji dan upah, biaya penyelenggaraan pengawasan internnya tidak boleh melebihi kerugian yang terjadi. Keterbatasan biaya penyelenggara pengawasan intern salah satu factor penghambat terlaksananya pengawasan intern yang memadai.


(27)

3. Kelemahan manusia

Pelaksana pengawasan intern adalah manusia, karena sering melakukan pekerjaan rutin dan otomatis, tidak lagi melakukan pengawasan secara baik. Kelemahan ini sering dipergunakan pula oleh orang atau hokum yang berniat tidak baik terhadap perusahaan.

Keterbatasan atau kelemahan pengawasan intern di atas merupakan kendala untuk tercapainya pengawasan intern yang baik dan memadai. Tanggung jawab pembina pengawasan intern dilimpahkan pada pucuk pimpinan, sebab pengawasan intern yang bagaimanapun baiknya sangat mudah dilanggar oleh pucuk pimpinan. Apabila dibahas secara dalam, unsur utama penyebab lemahnya pengawasan intern adalah manusia pelaksananya. “ Manusia sebagai unsur dari internal control, adalah lebih penting perannya dari unsur yang lain seperti, prosedur maupun catatan.

D. Kedudukan Internal Auditor

Tujuan dari pemeriksaan intern adalah membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan tugasnya secara efektif dengan menyediakan data yang objektif mengenai hasil analisa, penilaian, rekomendasi dan komentar atas aktivitas yang diperiksanya.

Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, maka internal auditor sangat ditentukan oleh kebebasan dalam melakukan pemeriksaan. Kebebasan yang dimaksud dalam hal ini adalah dalam arti dapat memasuki ke setiap jenjang menajemen yang sedang diperiksa. Untuk ini sebagai bagian dari


(28)

manajemen, maka internal auditor harus melaporkan aktivitasnya kepada pejabat yang lebih tinggi.

Ada beberapa syarat yang diberikan agar internal auditor dapat bekerja secara efektif dan bebas yaitu :

1. Manajemen dan Dewan Komisaris harus memberikan dukungan yang kuat kepada internal auditor

2. Kepada Bagian Internal Auditing harus bertanggung jawab kepada pejabat yang lebih tinggi tingkat dan wewenangnya untuk memastikan luas pemeriksaan yang dicakup untuk mengambil tindakan segera sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan.

3. Fungsi dan tanggung jawab internal auditing harus jelas dituangkan dalam bentuk tertulis dan dalam dokumen yang resmi yang telah disetujui oleh dewan komisaris.

4. Kepala bagian internal auditing harus berhubungan langsung dengan komisaris atau dewan komisi khusus yang independen dan direktur. Ia harus menyerahkan laporannya secara periodic kepada dewan komisaris untuk temuan-temuan yang dianggap penting dalam pemeriksaan.

Untuk departemen internal audit haruslah merupakan bagian dari struktur organisasi yang harus melaporkan hasil temuan-temuannya untuk dipakai sebagai tindak lanjut berupa perbaikan-perbaikan.

Kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi sangat mempengaruhi keberhasilannya menjalankan tugasnya. Internal auditor haruslah ditempatkan


(29)

dan tanggung jawabnya dengan baik serta dapat menjamin kebebasannya.

Dalam struktur organisasi penempatan bagian internal auditor secara jelas disertai dengan job description yang jelas akan membawa dampak yang positif dalam proses komunikasi antara internal auditor dengan pihak pemilik perusahaan atau manajer. Namun sebaliknya penetapan yang tidak jelas akan menghambat jalannya arus pelaporan dari internal auditor karena itu perlu ditentukan secara tegas kedudukan internal auditor ini.

Menurut Agoes Sukrisno ( 2004 : 243-246 ), ada tiga alternatif kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi yaitu :

a. Bagian internal audit berada di bawah Direktur keuangan ( sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan )

2. Bagian internal audit merupakan staff Direktur Utama 3. Bagian internal audit merupakan staff dari Dewan Komisaris

1. Bagian internal auditor berada di bawah Direktur Keuangan (Sejajar dengan bagian akuntansi dan keuangan )

Pada gambar di bawah ini terlihat bahwa bagian internal audit berkedudukan sejajar dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi. Bagian internal audit sepenuhnya bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan. Kelemahannya, dalam posisi ini, fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang lingkup bagian keuangan saja. Jika dikaitkan dengan independensi, maka tingkat


(30)

kebebasan internal auditor kecil dan sempit. Keuntungan posisi ini adalah laporan yang diberikan oleh internal auditor dapat segera dipelajari dan ditanggapi.

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Direktur Keuangan

Bagian Akuntansi

Bagian Keuangan

Bagian Audit RUPS

Gambar 2.1. Bagian Internal Audit berada di bawah Direktur Keuangan Sumber : Agoes Sukrisno ( 2004 : 243 )

2. Bagian internal auditor merupakan staff Direktur Utama bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

Pada gambar ini terlihat bahwa kedudukan bagian internal audit adalah merupakan staff Direktur Utama. Dalam hal ini internal auditor mempunyai tingkat independensi yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan pemeriksaan ke seluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau Direktur Utama. Kelemahan fungsi internal auditor pada struktur ini, bahwa Direktur


(31)

Utama mempunyai tugas yang banyak, sehingga Dirut tidak dapat mempelajari hasil internal audit secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak dapat diambil dengan segera.

RUPS

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Direktur Keuangan

Bagian Akuntansi

Bagian Keuangan

Bagian Anggaran

Bagian Internal Audit

Gambar 2.2. Bagian Internal Audit merupakan Staff Direktur Utama Sumber : Agoes Sukrisno ( 2004 : 244 )

3. Bagian internal audit merupakan staff dari Dewan Komisaris.

Pada gambar di atas terlihat bahwa bagian internal auditor berfungsi sebagai staff bagian dewan komisaris, dan posisinya berada di atas Direktur Utama. Status ini, memberikan tingkat independensi yang tinggi sekali karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek organisasi. Kelemahan struktur ini, para anggota dewan komisaris, tidak setiap saat bisa ditemui, dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi sehari-hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan


(32)

atau saran-saran yang diajukan oleh internal auditor untuk pencegahan dan perbaikan. Selain itu, karena tugas Dewan Komisaris sangat banyak, sehingga laporan yang diberikan oleh internal auditor tidak dapat dengan segera dipelajari.

RUPS

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Direktur Keuangan

Bagian Akuntansi

Bagian Keuangan

Bagian Anggaran

Bagian Internal Audit

Gambar 2.3. Bagian Internal Audit merupakan Staff Dewan Komisaris Sumber : Agoes Sukrisno ( 2004 : 245 )

.

Dari ketiga alternatif di atas,menunjukkan bahwa kebebasan yang dimiliki oleh internal auditor tidak selalu sama antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya, yang pasti dalam hal ini, semakin tinggi kedudukan internal auditor dalam organisasi, maka semakin besar pula kebebasan ( independensi ) yang


(33)

dimilikinya. Ketiga alternatif tersebut tergantung pada tujuan yang hendak dicapai.

Jika dilihat dari segi independensi yang paling ideal adalah bagian pemeriksa intern menerima perintah dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama, lalu laporan hasil pemeriksaan diserahkan untuk dianalisa direktur keuangan, dan hasil pengamatannya diberikan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah-langkah selanjutnya, tetapi dalam menentukan kedudukan internal auditor ini tidak hanya mempertimbangkan independensinya saja, tetapi perlu juga diperhatikan ruang lingkup pengawasannya sebagai pemeriksa.

Pelaksanaan fungsi internal audit objektifitas mutlak diperlukan. Dalam hal ini, objektifitas internal auditor harus dipengaruhi oleh ketentuan dan rekomendasi auditor atas standar pengawasan yang akan ditetapkan dalam pengembangan sistem dan prosedur yang ditetapkan dalam pengembangan sistem dan prosedur yang sedang direview. Untuk menjaga objektifitas sebaiknya internal auditor tidak terlibat secara langsung dalam proses pencatatan dan penyajian data keuangan lainnya serta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu aktifitas operasional yang dapat mempengaruhi objektifitasnya jika dilakukan pemeriksaan.

Dari keempat pola penempatan yang dikemukakan akan menimbulkan suatu pertanyaan, yaitu mana pola yang baik. Hal ini bergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Bila perusahaan sangat menekankan pada segi pengendalian keuangan saja, maka pola penempatan bagian pemeriksaan intern seperti pada alternative yang pertama ( a ) yang paling cocok. Dengan penempatan pola seperti


(34)

ini, sudah tentu tidak diperlukan adanya pola penempatan bagian pemeriksa intern sebagai staff direksi atau pada staff komisaris.

Namun kalau dilihat betapa pentingnya peranan bagian pemeriksa intern sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam mengelola kegiatan serta sumber-sumber secara efektif dan efisien, maka pola penempatan bagian pemeriksa intern sebagai staff komisaris yang paling tepat.

Jadi yang paling ideal, bagian pemeriksa intern menerima perintah penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu Direktur Utama dan hasil laporan pemeriksa diserahkan untuk dianalisa Direktur Keuangan, dan hasil pengamatannya diserahkan kepada Direktur Utama untuk diambil langkah-langkah selanjutnya.

E. Peranan Internal Auditor

Kita menyadari bahwa internal auditor memiliki andil yang cukup besar bagi perusahaan. Sebagai staff dari pimpinan, seorang internal auditor harus bertugas dengan baik dan kreatif. Sehingga peranannya dalam menunjang sistem pngawasan dapat berlangsung secara optimal. Internal auditor yang merupakan anggota manajemen perusahaan memiliki peranan yang lebih baik dari itu yaitu sebagai penghasil informasi yang tepat dan tidak memihak serta dapat membantu manajemen untuk mengurangi pengambilan keputusan yang salah sehingga meningkatkan mutu manajemen. Internal auditor memiliki tugas yang meliputi seluruh bidang kegiatan perusahaan yang antara lain harus mampu menilai dan mengevaluasi secara objektif berbagai hal yang telah dicapai manajemen,mampu


(35)

mendeteksi dan mengantisipasi kelemahan yang mungkin terjadi serta sanggup memberi saran dan rekomendasi mengenai kegiatan yang diteliti.

Pimpinan memberikan wewenang padanya untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas efektivitas pengawasan intern perusahaan. Begitu juga dengan bagian lain yang ada dalam perusahaan telah memahami peranan dari internal auditor dan memberikan dukungan serta kerjasama yang baik dengan bagian internal audit dalam menjalankan tugasnya, hal ini disebabkan karena masing-masing bagian telah memiliki uraian tugas ( job description ), sehingga setiap bagian mengetahui dan memahami bagian internal audit dapat melakukan tugasnya dengan baik tanpa rasa khawatir akan dimusuhi oleh bagian lain yang diperiksanya dalam perusahaan.

Disamping itu juga, internal auditor harus mampu berkomunikasi pada berbagai tingkat kegiatan dalam manajemen demi kelancaran dari pelaksanaan tugasnya. Internal auditor mempunyai kelengkapan perusahaan yang disebut dengan Norma Pemeriksaan. Norma ini menjadi pedoman bagi internal auditor dalam melakukan pemeriksaan. Norma pemeriksaan pada dasarnya disusun oleh divisi pengawasan pada kantor pusat. Norma pemeriksaan merupakan suatu kaidah atau ukuran tertentu dalam melaksanakan pemeriksaan agar dapat dicapai mutu pelaksanaan pemeriksaan dan mutu laporan pemeriksaan atau laporan auditor yang dikehendaki.


(36)

Isi dari pada norma pemeriksaan adalah sebagai berikut : 1. Norma Umum

a. Objektivitas

Seorang internal auditor hendaknya bersikap objektif dalam melakukan pemeriksaan dan tidak terikat dengan unit kerja manapun.

b. Independensi

Dalam setiap hal yang menyangkut kegiatan audit internal auditor harus bebas dari hal-hal yang mengurangi independensinya.

c. Profesional

Seorang internal auditor harus mempergunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

d. Menjaga Rahasia

Informasi mengenai keadaan perusahaan dan prestasi dari setiap bagian harus dijaga kerahasiaanya.

e. Menjaga integritas

Internal auditor hendaknya selalu menjaga integritas demi kemajuan perusahaan.

2. Norma Pelaksanaan Pemeriksaan

a. Pemeriksaan harus berdasarkan program yang telah ditetapkan.

b. Pemeriksaan harus memperoleh bukti yang cukup dan absah sebagai landasan menyusun temuan dan saran serta tanggapan unit kerja.

c. Pemeriksaan harus berdasarkan unit kerja yang telah ditetapkan perusahaan yang terdiri dari :


(37)

1). Bidang operasional

2). Bidang personalia atau sumber daya manusia 3). Bidang umum dan pengelolaan gedung 4). Bidang teknologi dan informasi

d. Hasil pemeriksaan harus dituangkan secara tertulis ke dalam kertas kerja yang telah ditentukan.

e. Hasil pemeriksaan harus mendapat tanggapan dari unit kerja yang terkait paling lambat tiga hari kerja sampai dengan seminggu sejak hasil kerja pemeriksaan disampaikan pada unit kerja yang bersangkutkan.

3. Norma Pelaporan

a. Laporan harus memuat objek, periode, tanggal dan hasil pemeriksaan yang terdiri dari temuan, tanggapan unit kerja, serta saran. Untuk laporan dari kantor cabang terdiri dari laporan aktivitas bulanan.

b. Laporan pemeriksaan konsolidasi harus disimpan secara baik dan tertib dalam arsip Divisi Pengawasan an Pengawasan Intern cabang pemantauan pasca pemeriksaan.

Seperti dijelaskan pada Norma Pemeriksaan bahwa sasaran pengawasan meliputi empat bidang. Sasaran tersebut meliputi semua unit kerja dalam organisasi, atau bisa dikatakan sesuai dengan struktur yang ada. Apabila dalam bidang yang diperiksa ditemukan adanya penyimpangan atau kelemahan pada pelaksanaan kerja, maka internal auditor akan melakukan analisa untuk kemudian memberikan rekomendasi atau saran kepada kepala cabang.


(38)

Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, internal auditor harus memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu dan disertai dengan pengalaman yang cukup. Pengetahuan dan keahlian yang dimaksud bukanlah hanya dalam bidang akuntansi dan auditing tetapi juga keahlian-keahlian lainnya yang relevan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Selain itu, bantuan serta dorongan manajemen tertinggi sangat dibutuhkan bagi keberhasilan misi pemeriksaan intern.

Seorang internal auditor harus bersikap independent dalam melakukan kegiatannya agar apa yang ditugaskan memberikan hasil yang tidak memihak kepada kepentingan masing-masing. Walapun internal auditor mempunyai sikap independen namun dalam melakukan pemeriksaan tidak scara langsung ke bagian yang diperiksa. Internal auditor terlebih dahulu memberitahukan kepada pimpinan, objek yang yang diperiksa guna mebicarakan tentang pemeriksaan. Dengan demikian, dalam melaksanakan tugasnya, ia mempunyai kebebasan terhadap setiap yang diperiksanya dan berhak meminta kepada bagian-bagian yang diperiksanya untuk menyediakan seluruh data-data yang diperlukan dan disertai dengan bukti-bukti pendukung.

F. Laporan Internal Auditor

Tahap terakhir dari suatu kegiatan pemeriksaan intern adalah berupa laporan internal auditor yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan. Laporan tersebut merupakan sarana pertanggung jawaban internal auditor atas penugasan oleh pimpinan. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan internal auditor


(39)

yang ditunjang dengan data-data yang sistematis, diinterpretasikan untuk kemudian didokumentasikan, sehingga memberikan dukungan yang kuat terhadap hasil pemeriksaan intern.

Laporan pemeriksaan mempunyai tiga tujuan utama. Dalam laporan-laporannya internal auditor harus berupaya untuk :

1. menyampaikan informasi yaitu menceritakan apa yang ditemukan auditor. 2. mendesak yaitu meyakinkan manajemen mengenai nilai dan validitas

temuan pemeriksaan.

3. mendapatkan hasil yaitu mendorong manajemen kea rah perubahan dan perbaikan.

Jadi, laporan harus menyajikan temuan pemeriksaaan secara jelas dan sederhana. Laporan tersebut harus mendukung kesimpulan dengan bukti-bukti persuasif. Laporan tersebut harus memberikan arah bagi manajemen untuk pengambilan keputusan dengan cara menawarkan rekomendasi-rekomendasi perbaikan.

Laporan harus dibuat dalam bentuk yang baik dan mudah dimengerti, sehingga dengan laporan tersebut, pimpinan dapat segera mengambil keputusan mengenai tindakan yang harus diambil.

Suatu laporan haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif, dan tepat waktu. 1. Laporan yang objektif adalah laporan yang factual, tidak berpihak dan

terbebas dari distorsi. Berbagai temuan, kesimpulan, dan rekomendasi haruslah dilakukan tanpa ada suatu prasangka.


(40)

1) Bila telah ditentukan bahwa dalam suatu laporan pemeriksaan akhir terdapat kasalahan atau error, pimpinan audit internal harus mempertimbangkan perlunya pembuatan laporan tambahan yang menyebutkan tentang berbagai informasi yang diperbaiki. Laporan tambahan harus dibagikan kepada seluruh pihak yang telah menerima laporan akhir sebelumnya.

2) Suatu kesalahan atau error didefinisikan sebagai penulisan suatu pernyataan secara salah atau tidak dicantumkannya informasi yang penting dalam laporan pemeriksaan akhir, yang tidak disengaja terjadi. 2. Laporan yang jelas mudah dimengerti dan logis. Kejelasan suatu laporan dapat

ditingkatkan dengan cara menghindari penggunaan bahasa teknis yang tidak diperlukan dan pemberian berbagai informasi yang cukup mendukung.

3. Laporan yang diringkas langsung membicarakan pokok permasalahan dan menghindari berbagai perincian yang tidak diperlukan. Laporan tersebut disusun dengan menggunakan kata-kata secara efektif.

4. Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnya akan membantu pihak yang akan diperiksa dan organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang dibutuhkan.

5. Laporan yang tepat waktu adalah laporan yang penerbitnya tidak memerlukan penundaan dan mempercepat kemungkinan pelaksanaan berbagai tindakan efektif.


(41)

Adapun tujuan dari laporan audit adalah sebagai berikut :

1. Laporan auditor adalah merupakan kesimpulan dari hasil pemeriksaan. 2. Menyajikan temuan-temuan dari hasil pemeriksaan berlangsung

3. Sebagai dasar untuk kemudian diambil tindakan oleh manajemen terhadap penyimpangan yang terjadi.

Untuk dapat menyusun laporan dengan baik dan agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca, maka ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman :

1. Langsung

Pembaca mengharapkan penyajian hasil yang terus terang dan berdasarkan fakta. Bila auditor melindungi, mengkualifikasikan atau menutupi, temuan penting akan menjengkelkan pembaca yang mencari kesimpulan dan rekomendasi.

2. Ringkas

Kalimat-kalimat harus dibuat secara singkat dan ringkas mengenai ide-ide penting. Penjelasan yang terlalu panjang dan sangat rinci akan membingungkan pembaca.

3. Tepat

Setiap laporan harus menggunakan suatu strategi yang tepat untuk informasi yang penting yang disajikan. Bahasa laporan harus kreatif. Kata-kata yang dipilih dan susunannya harus mencerminkan tingkat kepentingan yang bervariasi diantara item yang disajikan.


(42)

4. Persuasif

Pembaca perlu memperhatikan informasi yang disajikan sebelum mereka termotivasi untuk melakukan tindakan terhadapnya. Laporan audit harus relevan, menggambarkan resiko temuan dan manfaat rekomendasi.

5. Konstruktif

Pembaca tidak membaca secara sederhana sekedar untuk menemukan masalah, tetapi lebih jauh untuk mempelajari tindak lanjut pemecahan.

6. Mengundang Perhatian

Laporan audit akan mendapat perhatian yang lebih banyak bila ia mengundang untuk dibaca.

7. Tepat Waktu

Nilai laporan audit secara langsung berhubungan dengan kecepatan informasi. Dengan kata lain agar supaya laporan dapat dimanfaatkan secara efektif dan memuaskan bagi si penerima laporan maka prinsip penyiapan laporan dapat diperinci menjadi lima prinsip sebagai berikut :

1. Pertanggung jawaban ( responsibility ), ialah prinsip yang menghendaki bahwa laporan harus disusun sesuai dengan pertanggung jawabannya.

2. Pengecualian ( exception ) ialah prinsip yang menghendaki bahwa laporan harus disusun dan mewujudkan hal-hal yang menyimpang dari ukuran yang ditentukan.

3. Perbandingan ( figure comparative ) ialah prinsip yang menghendaki agar laporan perlu ada perbandingan dengan data atau angka-angka lainnya.


(43)

4. Makin ringkas untuk tingkat yang lebih tinggi ( increasingly summary ) ialah laporan harus semakin ringkas untuk bagian yang lebih tinggi.

5. Komentar ( interpretative commentary ) ialah laporan harus memuat komentar dari pihak yang memberi laporan sehingga hal-hal yang penting dapat segera diperhatikan dan diketahui.


(44)

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian dilakukan di PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan, Jl. Gunung Krakatau Ujung No. 100 Medan dimulai dari tanggal 10 September 2007.

B. Jenis Data 1. Data Primer

Data primer adalah jenis data yang berhubungan langsung dengan perusahaan yang hendak diteliti penulis, data ini bersumber dari perusahaan yang diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh penulis, data ini dapat berupa teori-teori dari ahli-ahli dan dapat berasal dari sumber lain, misalnya buku-buku.

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan pihak perusahaan khususnya bagian yang berkaitan dengan penelitian.


(45)

2. Teknik Observasi

Penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian di perusahaan yang hendak diteliti penulis.

3. Teknik Dokumentasi

Melakukan penelitian terhadap bahan-bahan tulisan perusahaan dan dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian.

D. Teknik Analisa Data 1. Metode Deskriptif

Yaitu data yang diperoleh dijelaskan dengan kata-kata yang sistematis sehingga penelitian ini dpat terungkap secara objektif

2. Metode Komparatif

Yaitu membandingkan antara teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan dengan masalah yang dihadapi langsung oleh perusahaan.


(46)

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan melalui berbagai perubahan bentuk usaha dan status hokum pengusahaan jasa kepelabuhan yang dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Periode 1945-1951

Pengelolaan perusahaan berada di dalam wewenang suatu badan Peninggalan Pemerintah Hindia Belanda bernama Van Scheepvart yang berfungsi untuk memberikan layanan jasa pelabuhan oleh Haven Bedrijf. b. Periode 1952-1959

Pengelolaan pelabuhan dilaksanakan oleh Jawatan Pelabuhan. c. Periode 1960-1963

Pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh Perusahaan Negara ( PN ) Pelabuhan I sampai dengan VIII berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960.

d. Periode 1964-1969

Aspek komersial dari pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh PIN Pelabuhan, tetapi kegiatan operasional pelabuhan dikoordinasikan oleh lembaga pemerintah yang disebut Port Authority.


(47)

e. Periode 1970- April 1983

Pengelolaan pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan ( BPP ) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1969. PN Pelabuhan dibubarkan dan lembaga pemerintah Port Authority diganti menjadi Badan Pengusahaan Pelabuhan ( BPP ).

f. Periode Mei 1983- Nopember 1992

Pengelolaan pelabuhan dibedakan nenjadi pelabuhan umum yang diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pengelolaan pelabuhan umum yang diusahakan oleh Perusahaan Umum ( PERUM ) Pelabuhan, sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan oleh Unit Pelaksanaan Teknis dibawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1983.

g. Periode Desember 1992 sampai dengan sekarang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tanggal 19 Oktober 1992 tentang pengalihan status Perusahaan Umum ( PERUM ) Pelabuhan I menjadi Perusahaan Persero ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I, sesuai akte pendirian/Anggaran Dasar yang dibuat Notaris Imas Fatimah, SH Tanggal 1 Desember 1992.

Adapun visi perusahaan PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan adalah dikenal secara luas sebagai perusahaan penyedia jasa kepelabuhan berkualitas dunia, sedangkan misi perusahaan adalah menyediakan jasa kepelabuhan berkualitas yang berperan sebagai pusat logistik untuk memuaskan


(48)

kebutuhan pelanggan serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan sumber daya manusia.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Pihak-pihak yang mengelola perusahaan diatur sedemikian rupa dalam suatu struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar tertentu yang menunjukkan hubungan satuan-satuan organisasi dan individu-individu yang berada di dalam suatu organisasi. Melalui struktur organisasi maka tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap pejabat dapat diketahui dengan jelas dan tegas. Sehingga diharapkan setiap satuan-satuan organisasi dapat bekerja bersama-sama secara harmonis. Struktur organisasi pada PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan telah menggambarkan dengan nyata dimana masing-masing bagian terletak dan apa fungsinya. Bentuk organisasi PT.( Persero)

Pelabuhan Indonesia I Medan adalah berbentuk garis dan staff yang setiap bagiannya saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Berikut ini uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk beberapa jabatan dan kedudukan pada PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan, adalah sebagai berikut :

a. Direktur Utama

Memiliki tugas-tugas sebagai berikut :

1) Direksi menerima petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada RUPS tentang kebijaksanaan umum untuk menjalankan tugas pokok


(49)

perusahaan dan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh RUPS. Melaksanakan tugas-tugas pokok perusahaan.

2) Mengendalikan pelaksanaan kebijaksanaan Direksi yang dilakukan oleh para Direktur serta mengendalikan pelaksanaan tugas Kepala Satuan Pengawasan Intern, Kepala Bagian Perencanaan dan pengembangan. b. Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha

Memiliki tugas-tugas sebagai berikut :

1) Pembinaan dan penyelenggaraan pemasaran jasa kepelabuhan

2) Pembinaan dan penyelenggaraan pengembangan usaha dan teknologi informasi

3) Pembinaan dan penyelenggaraan perencanaan teknik dan konstruksi 4) Pembinaan dan penyelenggaraan fasilitas pelabuhan

c. Direktur Operasi

Memiliki tugas-tugas sebagai berikut :

1) Pembinaan dan penyelenggaraan operasi pada wilayah I 2) Pembinaan dan penyelenggaraan operasi pada wilayah II 3) Pembinaan dan penyelenggaraan operasi pada wilayah III 4) Pembinaan dan penyelenggaraan manajemen dan jaminan mutu d. Direktur Keuangan

Memiliki tugas-tugas sebagai berikut :

1) Pembinaan dan penyelenggaraan akuntansi manajemen 2) Pembinaan dan penyelenggaraan perbendaharaan,


(50)

4) Pembinaan dan penyelenggaraan kemitraan dan bina lingkungan. e. Direktur Personalia dan Umum ( PUM )

Memiliki tugas-tugas sebagai berikut :

1) Pembinaan dan penyelenggaraan perencanaan dan pengembangan

organisasi dan sumber daya manusia

2) Pembinaan dan penyelenggaraan hubungan ketenaga kerjaan dan administrasi sumber daya manusia dan

3) Pembinaaan dan penyelenggaraan administrasi umum f. Satuan Pengawas Intern

Memiliki tugas sebagai berikut :

1) Penyelenggaraan penilaian pelaksanaan sistem pengendalian internal dan sistem pengendalian manajemen perusahaan

2) Penyelenggaraan pemeriksaan keuangan dan operasional perusahaan 3) Penyelenggaraan dokumentasi laporan hasil pemeriksaan dan tindak

lanjut temuan hasil pemeriksaan intern g. Sekretariat Korporasi

Memiliki tugas sebagai berikut :

1) Sebagai pejabat penghubung antara perusahaan dengan pemegang saham, regulator, lembaga lain dan publik

2) Sebagai pertanggung jawaban sekretariat, penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja

3) Penyelenggaraan kegiatan hubungan masyarakat dan hubungan


(51)

4) Penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan Direksi dan hubungan antarlembaga dan pemantauan penerapan good corporate governance serta pelaksanaan program kerja dan penyelenggaraan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerja ( PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan )

h. Biro Hukum

Memiliki tugas-tugas antara lain melindungi kepentingan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, menelaah peraturan perusahaan, memberikan bantuan dan pertimbangan hukum di dalam pengelolaan perusahaan dan penyiapan dokumen hukum dan sosialisasi peraturan perusahaan atau perundang-undangan yang berlaku, melaksanakan program kerja dan menyelenggarakan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerja perusahaan.

i. Biro Logistik

Memiliki tugas-tugas antara lain : pembinaan dan pelaksanaan program kerja pengembangan sistem logistic perusahaan, pembinaan dan pelaksanaan program kerja bidang pengadaan dan perbekalan bidang teknik dan non teknik, pembinaan dan pelaksanaan program kerja bidang administrasi dan ketata usahaan pengadaan barang dan jasa, dan pembinaan dan pelaksanaan program kerja dan penyelenggaraan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerja.


(52)

3. Kegiatan Usaha Perusahaan

PT. ( Persero ) Pelindo I Medan yang bergerak dalam menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhan mempunyai beberapa kegiatan usaha, meliputi :

a. Penyediaan kolam-kolam pelabuhan perairan dan tempat-tempat

berlabuhnya kapal.

b. Jasa-jasa yang berhubungan dengan pembendungan dan penundaan kapal.

c. Dermaga dan fasilitas lain yang untuk bertambat, bongkar muat barang termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang.

d. Gudang, angkut bandar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan. e. Penyedia tanah untuk berbagai bengunan dan lapangan yang berkaitan

dengan kepentingan kelancaran angkutan laut dan industri.

f. Penyedia listrik, bahan baker minyak, air minum dan instalasi pembuangan limbah.

g. Jasa terminal dan distribusi orang termasuk hewan.

h. Jasa konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang berkaitan dengan kepelabuhan.


(53)

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Kedudukan dan Peranan Internal Auditor PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan

Kedudukan internal auditor dalam suatu perusahaan sangat besar artinya dalam menentukan luasnya pekerjaan yang akan dilakukannya, makin tinggi kedudukan dari pemeriksa intern, makin luas pula objek pemeriksa yang akan dilakukannya. Mengingat semakin berkembangnya atau meluasnya perusahaan tersebut, maka hal ini tentu akan menyita waktu pimpinan dalam menjangkau semua kegiatan operasional perusahaan, tentu saja peran internal auditor yang independent sangat dibutuhkan.

Seperti yang terlihat pada struktur organisasi PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan, bagian internal auditor berada dibawah kedudukan Direktur Utama yang merupakan pelaksanaan tertinggi perusahaan, ini berarti manajer internal audit bertanggung jawab kepada Direktur utama. Secara teoritis, posisi ini diangap cukup baik karena independensi yang dimiliki bagian-bagian internal auditor cukup tinggi terutama dalam melakukan internal audit terhadap bagian-bagian lain yang ada.

Dengan demikian, dapat ditarik beberapa hal keuntungan yang diperoleh tentang penempatan internal auditor sebagai staff Direktur utama yaitu :

1. karena internal auditor berada di bawah direktur utama sebagai fungsi staff maka dukungan dari pimpinan dapat diharapkan sepenuhnya sehingga memudahkan bagi auditor dalam bertindak sesuai dengan wewenangnya.


(54)

2. tingkat kebebasan dapat dipertahankan dan cukup memadai sehingga memungkinkan untuk dapat melakukan pemeriksaan yang objektif.

3. adanya wewenang yang cukup luas dalam melakukan pemeriksaan yaitu seluruh bagian yang ada pada PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan.

Walaupun kedudukan ini cukup bagus namun dalam melaksanakan pemeriksaan auditor tidak langsung saja ke objek pemeriksaan melainkan berjalan lancar serta mendapatkan dukungan dari pimpinan bagian tersebut.

Menurut penulis, struktur organisasi pada PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan sudah baik, karena kedudukan, uraian tugasnya dan wewenang telah diuraikan dengan jelas. Dengan demikian, setiap bagian bekerja sesuai dengan uraian tugas yang diberikan kepadanya.

Pada dasarnya peranan internal auditor adalah membantu pimpinan perusahaan terutama dalam hal pemeriksaan intern dan mengawasi pelaksanaan sistem pengawasan intern yang ada serta memberikan rekomendasi perbaikan terhadap kesalahan yang ditemui dalam pemeriksaannya. Pengawasan sangat penting artinya untuk menghindari penyalahgunaan, penyimpangan maupun penerobosan yang terjadi dari setiap tindakan-tindakan dalam perusahaan. Dengan pengawasan dapat diketahui bagaimana menerapkan suatu kebijakan, prosedur, dan peraturan-peraturan lainnya, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, dalam menjalankan fungsinya internal auditor memiliki kebebasan yang sangat berkaitan dengan kedudukannya di dalam struktur organisasi perusahaan.


(55)

Penugasan yang diterima dari pimpinan tertinggi akan memberikan independent yang penuh untuk memeriksa seluruh bagian yang ada dibawah pimpinan tersebut. Auditor akan lebih leluasa dalam menjalankan tugasnya karena dia hanya bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi. Dengan demikian, informasi yang didapat dari hasil pemeriksaan lebih terjamin kebenarannyadan kelengkapannya, karena auditor tidak bisa dipengaruhi oleh bagian yang diperiksa. Internal auditor tidak perlu takut atau membatasi kegiatannya dalam pemeriksaannya sepanjang tidak menyimpang dari penugasannya serta wewenangnya sebagai pemeriksa intern. Auditor bisa bertindak tegas dalam menghadapi atau menjumpai keadaan-keadaan yang tidak sesuai, sepanjang hal tersebut masih dalam kompetensinya. Namun demikian,internal auditor tidak boleh sewenang-wenang terhadap bagian yang diperiksanya.

Kesalahan atau kecurangan, jika interna auditor bertindak diluar wewenangnya, mak dia harus mempertanggung jawabkan tindakan tersebut kepada pimpinan yang memberikan tugas kepadanya.

Pada PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan, pengawasan ini dilakukan oleh internal auditor, dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Mengadakan pengamatan, analisa data dan evaluasi terhadap pelaksanaan operasi penggunaan sumber daya dan dana dalam pelaksanaan tugas-tugas pokok perusahaan.

b. Mencegah dan memeriksa kecurangan serta pemborosan dengan


(56)

c. Menyarankan penyempurnaan sistem internal control yang dimiliki perusahaan bila dipandang perlu,dimana sebelumnya diadakan evaluasi terhadap sistem pengawasan yang ada.

d. Melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kebijaksanaan yang telah ditetapkan pimpinan telah ditaati sebagaimana mestinya.

e. Memberikan masukan dan saran kepada pimpinan dalam bentuk laporan internal audit kepada pimpinan.

Fungsi-fungsi di atas sudah cukup memadai bagi perusahaan karena sudah mencakup seluruh bagian, berdasarkan perbandingan tersebut maka penulis berpendapat bahwa peranan internal auitor pada PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan secara umum sudah baik.

2. Wewenang dan Tanggung Jawab Internal Auditor PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan

Internal Auditor di PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan mempunyai wewenang untuk :

a. Memperoleh informasi, dalam waktu yang layak, dari seluruh karyawan PT. ( Persero ) Pelindo I Medan. Dalam wewenang ini, internal auditor berhak melihat semua dokumen dan catatan, meminta keterangan dari setiap karyawan, dan meninjau seluruh gedung, fasilitas, serta aktiva PT. ( Persero ) Pelindo I Medan. Unutk itu, setiap karyawan berkewajiban memberikan informasi yang diperlukan oleh internal


(57)

auditor dalam waktu yang layak, sehingga memungkinkan internal auditor untuk bekerja secara efektif.

b. Mengalokasikan sumber daya audit, menentukan fokus, ruang lingkup dan jadwal audit, serta teknik yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan audit. Jika dipandang perlu, internal auditor memiliki wewenang untuk mendapatkan saran dan nasehat dari tenaga professional ( tenaga ahli ).

c. Melakukan konsultasi dan menyampaikan laporan kepada direktur utama, dan berkoordinasi dengan komisaris, melalui komite audit.

Kewajiban Internal Auditor

Di dalam menjalankan aktivitas pemeriksaan internal audit mempunyai kewajiban untuk melakukan pemeriksaan yang akan memberikan suatu saran dan kontribusi untuk kemajuan perusahaan serta akan menjadi perbandingan penyusunan anggaran pada masa akan datang.

Adapun kewajiban internal auditor di perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Membantu direksi dan komisaris dalam memenuhi tanggung jawab

pengelolaan PT. ( Persero ) Pelindo I Medan dengan memonitor kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan. Kewajiban untuk mengembangkan sistem pengendalian intern dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran perusahaan berada dalam tanggung jawab manajemen.

b. Membantu direksi dan komisaris dalam meningkatkan corporate governance PT. ( Persero ) Pelindo I Medan, terutama dengan mendorong efektivitas


(58)

c. Memberikan penilaian dan rekomendasi agar kegiatan perubahan lingkungan, risiko bisnis yang muncul, dan hal-hal lain yang mempengaruhi hasil dan kinerja PT. ( Persero ) Pelindo I Medan.

d. Menciptakan nilai tambah dengan mengidentifikasikasi peluang-peluang untuk meningkatkan kehematan, efesiensi, dan efektivitas pelaksanaan kegiatan di PT. ( Persero ) Pelindo I Medan.

e. Menilai kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern. Manajemen operasional berkewajiban untuk mengembangkan sistem pengendalian intern dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.

Tanggung Jawab Internal Auditor

Untuk tanggung jawab internal audit Kepala SPI bertanggung jawab kepada Direktur Utama untuk :

a. Memberikan penilaian mengenai kecukupan dan efektifitas proses manajemen PT. ( Persero ) Pelindo I Medan dalam mengendalikan kegiatannya dan pengelolaan risiko.

b. Melaporkan hal-hal penting berkaitan dengan proses pengendalian intern, termasuk melaporkan kemungkinan melakukan peningkatan pada proses tersebut.


(59)

c. Memberikan informasi mengenai perkembangan ( progress ) dan hasil-hasil pelaksanaan rencana audit tahunan dan kecukupan sumber daya audit.

d. Berkoordinasi dengan institusi pengendalian dan governance lainnya, seperti Komite Audit dan Auditor Eksternal.

Ruang Lingkup Internal Auditor

Ruang lingkup internal auditor dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan sangatlah penting, hal ini disebabkan karena ruang lingkup internal auditor sebatas memberikan wewenang penuh atau tanpa adanya suatu ikatan atau kepentingan dalam pemeriksaan internal audit.

Adapun ruang lingkup pekerjaan Internal auditor di PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan mancakup seperti :

1. Meyakinkan bahwa sistem pengawasan intern telah memadai, bekerja secara efisien dan ekonomis serta berfungsi secara efektif dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang diinginkan.

2. Mengevaluasi ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan kebijakan serta prosedur perusahaan.

3. Mengevaluasi kehandalan informasi keuangan dan informasi operasional perusahaan.

4. Menilai kecukupan sasaran untuk menjaga dan melindungi kekayaan perusahaan.


(60)

2. Laporan Internal Auditor PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan

Laporan adalah merupakan hasil akhir dalam proses pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor. Laporan tersebut ditujukan kepada siapa yang bertanggung jawab sesuai dengan kedudukannya pada struktur organisasi. Isi laporan secara umum meliputi masalah yang dihadapi, temuan, tanggapan unit kerja, analisa serta saran perbaikan terhadap penyimpangan pelaksanaan kebijaksanaan kepala cabang atau pimpinan.

Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk mengkomunikasikan kepada pimpinan yang bersangkutan temuan-temuan pemeriksaan dan saran-saran yang dipandang perlu mengenai ketentuan peraturan, efisiensi, penggunaan sarana dan sumber daya dan efektivitas pencapaian tujuan yang diharapkan. Laporan sebagai media info yang lengkap sehingga keputusan yang diambil juga tepat. Dari hasil laporan tersebut bisa juga diukur sejauh mana hasil kerja dari suatu bagian, dengan demikian dapat dilihat bagian mana yang berhasil dan tidak dalam pelaksanaan tugasnya.

Menurut pengamatan penulis laporan yang disajikan oleh internal audit pada PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan adalah sebagai berikut :

a. Laporan harus jelas, teratur, singkat dan dapat dimengerti dengan baik oleh pengguna.

b. Laporan harus menggunakan bahasa yang tepat dan baik.

c. Terapan-terapan atau pemeriksaan berdasarkan tema aktual dan berorientasi pada masa yang akan datang.


(61)

d. Rekomendasi-rekomendasi yang dibuat harus praktis, dapat dilaksanakan serta memperhitungkan jumlah biaya dan keuntungan yang diperoleh.

e. Kebiasaan-kebiasaan sehat yang ada pada perusahaan dan dapat menaikkan produktivitas kerja.

Kriteria ini sangat perlu untuk menentukan atau menetapkan hasil pemeriksaan sehingga tujuan pembuatan laporan bisa tercapai. Suatu laporan akan bermanfaat kalau laporan tersebut memuat informasi yang lengkap. Pada dasarnya, bentuk laporan yang sesuai dari bagian internal auditor dituangkan dalam bentuk tertulis sedangkan laporan lainnya yang mendukung laporan tersebut dilaporkan dalam bentuk lain.

Adapun menurut sifat, laporan yang dibuat oleh perusahaan terbagi dua adalah sebagai berikut :

1. Laporan rutin

Laporan rutin disusun dan pemeriksaan rutin yang berisikan tentang ringkasan auditing, uraian hasil auditing beserta lampiran-lampiran pendukung laporan tersebut, pemeriksaan rutin ini dilakukan dua kali dalam satu periode tahun buku.

2. Laporan khusus

Laporan khusus adalah laporan yang didasari atas pemeriksaan khusus yang dilakukan setelah melihat adanya kecurangan yang diperlukan terhadap suatu bagian dalam perusahaan.

Dari bentuk laporan yang dibuat oleh perusahaan dapat dikatakan bahwa laporan sudah memenuhi syarat. Laporan telah melewati informasi yang lengkap,


(62)

menyampaikan hasil pemeriksaannya dalam bentuk hal-hal yang perlu segera ditangani. Internal auditor langsung memberikan lembaran hasil pemeriksaan kepada objek pemeriksaan untuk segera ditindak lanjuti. Keobjektifan dari laporan juga telah terlihat dimana laporan yang dibuat berisikan hasil pemeriksaan yang didukung oleh bukti-bukti yang cukup sehingga laporan ini dapat dipertanggung jawabkan.


(63)

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir ini, penulis mencoba mengemukakan kesimpulan yang didasarkan pada uraian bab-bab sebelumnya dan kemudian dengan pemberian saran-saran yang mungkin dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk tujuan perbaikan dan kemajuan perusahaan di masa yang akan datang khususnya pada Internal Auditor.

A. Kesimpulan

Setelah membahas secara teoritis, kemudian membandingkannya dengan hasil penelitian yang ada di PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kedudukan internal auditor pada struktur organisasi perusahaan berada di bawah kepala cabang,

2. Fungsi pengawasan intern merupakan fungsi pengawasan yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pemeriksaan terhadap bagian yang ada di perusahaan, pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh internal auditor telah diberikan dengan tanggungjawab.

3. Ruang lingkup pemeriksaan yang dilaksanakan internal auditor meliputi semua aspek kegiatan perusahaan guna mencapai efisiensi dan efektifitas yang menyangkut keuangan tetapi juga menyangkut operasional.


(64)

4. Dalam menyelenggarakan pemeriksaan, internal auditor berpedoman pada norma pemeriksaan yang merupakan ukuran mutu bagi internal auditor, karena hasilnya dapat dipergunakan sebagai sumber masukan yang tidak memihak bagi manajemen.

5. Hasil pemeriksaan internal auditor diungkapkan dalam bentuk laporan tertulis dan disampaikan kepada kepala cabang, dan mencakup seluruh kegiatan perusahaan.

6. Internal auditor dalam melaksanakan tugasnya tidak terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan yang menjadi objek pemeriksaannya. Dengan demikian internal auditor terlepas dari pengaruh subjektif dan hasil pemeriksaannya benar-benar objektif.

B. Saran

Untuk mengakhiri penulisan skripsi ini, penulis mencoba mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Pemeriksaan yang dilaksanakan internal auditor akan berjalan dengan baik apabila didukung pihak manajemen di dalam pemeriksaan. Oleh karena itu, internal auditor dituntut agar senantiasa menjaga hubungan kerja yang baik dengan pihak manajemen.

2. Mengingat kedudukan internal auditor berada di bawah Direktur Utama, hendaknya internal auditor tetap mempertahankan independensinya, sebab hal ini mempengaruhi objektivitas dari laporan internal audit itu sendiri.


(65)

3. Tanggung jawab yang sebenarnya dari Internal Auditor harus ditafsirkan dengan benar dan masing-masing bagian yang diaudit tidak salah paham atas tanggung jawab tersebut, sehingga internal auditor tidak memasuki karena dianggap pencari kesalahan. Internal auditor bertindak sebagai seorang Pembina dalam mencapai pengawasan yang baik sejalan dengan tujuan perusahaan.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Alvin A, Arens dan James K, Loebbekke, 2001. Auditing Suatu Pendekatan

Terpadu, Edisi Keempat, Terjemahan Ilham Tjakarakusuma, Erlangga,

Jakarta.

Agoes Sukrisno, 2004. Auditing ( Pemeriksaan Akuntan ), Jilid Dua, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Universitas Indonesia, Jakarta.

Arthur W. Holmes and David C. Burns, 2002. Auditing Standard and Procedures, Edisi Kesembilan, Jilid I, Terjemahan Moh. Badjuri, Erlangga, Jakarta. D. Hartanto, 1997. Akuntansi Untuk Usahawan, Edisi Kelima, LPFE-UI, Jakarta. Dan M. Guy dkk, 2002. Auditing, Jilid I, Edisi Kelima, Penerbit Erlanga, Jakarta.

Hiro Tugiman, 2001. Standar Profesional Audit Internal, Edisi Kelima, Kanisius, Yogyakarta.

Kosasih, Ruchyat, 2002. Auditing, Prinsip dan Prosedur, Buku Satu, Penerbit Palapa, Surabaya.

Mulyadi, 2001. Pemeriksaan Akuntansi, Edisi Keempat, Bagian Kedua, Penerbit STIE YKPN.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Satu, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta. Sondang P, Siagian, 2002. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi,

CV. Haji Mas Agung, Jakarta.

Tunggal W, Amm, 2002. Auditing Suatu Pengantar, Cetakan Pertama, Penila Cipta.

Wijaya Tunggal, Amin, 2000. Internal Auditing, Penerbit Havarindo, Jakarta. Wirahadi Kusumah, Arifin, 2002. Beberapa Masalah Auditing, Alumni, Bandung. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004. Buku

Petunjuk Teknik Penulisan Penelitian dan Penulisan Skripri, Medan.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta.


(1)

d. Rekomendasi-rekomendasi yang dibuat harus praktis, dapat dilaksanakan serta memperhitungkan jumlah biaya dan keuntungan yang diperoleh.

e. Kebiasaan-kebiasaan sehat yang ada pada perusahaan dan dapat menaikkan produktivitas kerja.

Kriteria ini sangat perlu untuk menentukan atau menetapkan hasil pemeriksaan sehingga tujuan pembuatan laporan bisa tercapai. Suatu laporan akan bermanfaat kalau laporan tersebut memuat informasi yang lengkap. Pada dasarnya, bentuk laporan yang sesuai dari bagian internal auditor dituangkan dalam bentuk tertulis sedangkan laporan lainnya yang mendukung laporan tersebut dilaporkan dalam bentuk lain.

Adapun menurut sifat, laporan yang dibuat oleh perusahaan terbagi dua adalah sebagai berikut :

1. Laporan rutin

Laporan rutin disusun dan pemeriksaan rutin yang berisikan tentang ringkasan auditing, uraian hasil auditing beserta lampiran-lampiran pendukung laporan tersebut, pemeriksaan rutin ini dilakukan dua kali dalam satu periode tahun buku.

2. Laporan khusus

Laporan khusus adalah laporan yang didasari atas pemeriksaan khusus yang dilakukan setelah melihat adanya kecurangan yang diperlukan terhadap suatu bagian dalam perusahaan.


(2)

menyampaikan hasil pemeriksaannya dalam bentuk hal-hal yang perlu segera ditangani. Internal auditor langsung memberikan lembaran hasil pemeriksaan kepada objek pemeriksaan untuk segera ditindak lanjuti. Keobjektifan dari laporan juga telah terlihat dimana laporan yang dibuat berisikan hasil pemeriksaan yang didukung oleh bukti-bukti yang cukup sehingga laporan ini dapat dipertanggung jawabkan.


(3)

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab terakhir ini, penulis mencoba mengemukakan kesimpulan yang didasarkan pada uraian bab-bab sebelumnya dan kemudian dengan pemberian saran-saran yang mungkin dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk tujuan perbaikan dan kemajuan perusahaan di masa yang akan datang khususnya pada Internal Auditor.

A. Kesimpulan

Setelah membahas secara teoritis, kemudian membandingkannya dengan hasil penelitian yang ada di PT. ( Persero ) Pelabuhan Indonesia I Medan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kedudukan internal auditor pada struktur organisasi perusahaan berada di bawah kepala cabang,

2. Fungsi pengawasan intern merupakan fungsi pengawasan yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pemeriksaan terhadap bagian yang ada di perusahaan, pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh internal auditor telah diberikan dengan tanggungjawab.

3. Ruang lingkup pemeriksaan yang dilaksanakan internal auditor meliputi semua aspek kegiatan perusahaan guna mencapai efisiensi dan efektifitas yang menyangkut keuangan tetapi juga menyangkut operasional.


(4)

4. Dalam menyelenggarakan pemeriksaan, internal auditor berpedoman pada norma pemeriksaan yang merupakan ukuran mutu bagi internal auditor, karena hasilnya dapat dipergunakan sebagai sumber masukan yang tidak memihak bagi manajemen.

56

5. Hasil pemeriksaan internal auditor diungkapkan dalam bentuk laporan tertulis dan disampaikan kepada kepala cabang, dan mencakup seluruh kegiatan perusahaan.

6. Internal auditor dalam melaksanakan tugasnya tidak terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan yang menjadi objek pemeriksaannya. Dengan demikian internal auditor terlepas dari pengaruh subjektif dan hasil pemeriksaannya benar-benar objektif.

B. Saran

Untuk mengakhiri penulisan skripsi ini, penulis mencoba mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Pemeriksaan yang dilaksanakan internal auditor akan berjalan dengan baik apabila didukung pihak manajemen di dalam pemeriksaan. Oleh karena itu, internal auditor dituntut agar senantiasa menjaga hubungan kerja yang baik dengan pihak manajemen.

2. Mengingat kedudukan internal auditor berada di bawah Direktur Utama, hendaknya internal auditor tetap mempertahankan independensinya, sebab hal ini mempengaruhi objektivitas dari laporan internal audit itu sendiri.


(5)

3. Tanggung jawab yang sebenarnya dari Internal Auditor harus ditafsirkan dengan benar dan masing-masing bagian yang diaudit tidak salah paham atas tanggung jawab tersebut, sehingga internal auditor tidak memasuki karena dianggap pencari kesalahan. Internal auditor bertindak sebagai seorang Pembina dalam mencapai pengawasan yang baik sejalan dengan tujuan perusahaan.


(6)

58 DAFTAR PUSTAKA

Alvin A, Arens dan James K, Loebbekke, 2001. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Edisi Keempat, Terjemahan Ilham Tjakarakusuma, Erlangga, Jakarta.

Agoes Sukrisno, 2004. Auditing ( Pemeriksaan Akuntan ), Jilid Dua, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Universitas Indonesia, Jakarta.

Arthur W. Holmes and David C. Burns, 2002. Auditing Standard and Procedures, Edisi Kesembilan, Jilid I, Terjemahan Moh. Badjuri, Erlangga, Jakarta. D. Hartanto, 1997. Akuntansi Untuk Usahawan, Edisi Kelima, LPFE-UI, Jakarta. Dan M. Guy dkk, 2002. Auditing, Jilid I, Edisi Kelima, Penerbit Erlanga, Jakarta.

Hiro Tugiman, 2001. Standar Profesional Audit Internal, Edisi Kelima, Kanisius, Yogyakarta.

Kosasih, Ruchyat, 2002. Auditing, Prinsip dan Prosedur, Buku Satu, Penerbit Palapa, Surabaya.

Mulyadi, 2001. Pemeriksaan Akuntansi, Edisi Keempat, Bagian Kedua, Penerbit STIE YKPN.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Satu, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta. Sondang P, Siagian, 2002. Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi,

CV. Haji Mas Agung, Jakarta.

Tunggal W, Amm, 2002. Auditing Suatu Pengantar, Cetakan Pertama, Penila Cipta.

Wijaya Tunggal, Amin, 2000. Internal Auditing, Penerbit Havarindo, Jakarta. Wirahadi Kusumah, Arifin, 2002. Beberapa Masalah Auditing, Alumni, Bandung. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2004. Buku

Petunjuk Teknik Penulisan Penelitian dan Penulisan Skripri, Medan. Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba