Relevansi Metode Desain Interior Dengan Metode Feng Shui Dalam Desain Hunian.
Abstrak
ABSTRAKSI
Feng Shui merupakan ilmu dan seni yang berasal dari kebudayaan Cina kuno yang
bertujuan menata lokasi, menata bangunan dan menempatkan manusia dalam dimensi
ruang melalui pendekatan metafisik yang dalam kurun waktu dua dasawarsa ini telah
banyak mempengaruhi berbagai aspek khususnya desain interior (realitas fisik).
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan sejauh mana relevansi desain interior
dengan perancangan interior yang menggunakan Feng Shui melalui lima parameter yaitu
parameter bentuk, parameter sirkulasi, parameter cahaya dan warna, parameter dimensi
dan parameter iklim mikro yang hasilnya berupa tingkat relevansi dari perancangan
interior dengan perancangan interior yang menggunakan Feng Shui.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA iii
Abstrak
ABSTRACT
Feng Shui is an ancient art and science which is part of Chinesse culture, as a fundamental
methode of choosing the best location for built environtment, designing building and managing
invisible energy of human being and their environtment, by using methaphysical approach which
has been influenced especially in interior design for ten decades
This research is looking for the relationship between interior design method and design with
value added advantage of Feng Shui method, through five parameters, which are shape,
circulation, light and colour, dimension and micro climate. The result of this research is relevant
degree of those two design methods.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA iv
Daftar Isi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKATA
i
ABSTRAKSI
iii
ABSTRACT
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR FOTO
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.1.1 Desain Inteior
BAB II
2
1.2 Identifikasi Masalah
3
1.3 Maksud dan Tujuan
4
1.4 Batasan Studi
4
1.5 Sistematika Penulisan
5
1.6 Sistematuka Pemikiran
6
ILMU FENG SHUI DAN DESAIN INTERIOR
7
2.1 Ilmu Feng Shui (Angin Dan Air)
7
2.1.1 Ilmu Feng Shui dan Medan Magnet
2.2 Konsep Feng Shui
8
9
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
v
Daftar Isi
2.2.1 Konsep Chi/ Qi
10
2.2.2 Konsep Yin Yang
10
2.2.3 Konsep Lima Unsur Elemen
11
2.3 Metoda Feng Shui
12
2.4 Ruang Interior
14
2.4.1 Konsep Ruang Menurut Filsuf Barat
15
2.4.2 Konsep Ruang Menurut Filsuf Timur
16
2.5 Elemen Dalam Interior
16
2.5.1 Lantai
17
2.5.2 Dinding
17
2.5.3 Langit-Langit
18
2.5.4 Warna Dan Cahaya
18
2.5.5 Sirkulasi
19
2.5.6 Bentuk
19
2.5.7 Iklim Mikro
21
2.6 Pengertian Rumah Tinggal
BAB III
BAB IV
21
2.6.1 Pengertian Daerah Tropis
22
KAJIAN RUMAH TINGGAL TROPIS
24
3.1 Rumah Tinggal Sebagai Objek Studi
24
3.1.1 Analisa Tapak
28
3.1.2 Analisa Tampak
29
3.1.3 Analisa Ruang Interior
30
RELEVANSI DESAIN FENG SHUI
DENGAN RUANG DALAM INTERIOR
38
4.1 Analisa Lima Parameter
38
4.1.1 Parameter Sirkulasi
39
4.1.2 Parameter Cahaya Dan Warna
42
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA vi
Daftar Isi
BAB V
4.1.3 Parameter Bentuk
49
4.1.4 Parameter Dimensi
55
4.1.5 Parameter Iklim Mikro
61
SIMPULAN DAN SARAN
69
5.1 Simpulan
69
5.2 Saran
72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA vii
Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
NOMOR
GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Gambar 3.10
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 5.1
Gambar 5.2
Gambar 5.3
Gambar 5.4
NAMA GAMBAR
SUMBER GAMBAR
Kompas Feng Shui
Yin Yang
Lima Unsure Elemen
Ba Gua Feng Shui
Lantai Dalam Ruang Interior
Dinding Sebagai Pembentuk Ruang
Langit-Langit Pada Gereja Yang Berfungsi Menambah
Keagungan Ruang
Warna Dan Cahaya
Iklim Mikro
Peta Kawasan Jalan Setiabudi, Bandung
Site Plan
Ilustrasi Sirkulasi Yang Melewati Zona Publik Dan
Servis
Ilustrasi Denah Ruang Tamu
Ilustrasi Denah Ruang Keluarga
Ilustrasi Denah Ruang Makan
Ilustrasi Denah Pantry
Ilustrasi Denah Kamar Tidur Anak
Ilustrasi Denah & Suasana Ruang Kerja
Ilustrasi Denah Kamar Tidur
Ilustrasi Sirkulasi Pada Rumah Tinggal
Yang Melewati Zona Publik Dan Zona Servis
Struktur Rumah Sebagai Simbol Makrokosmos Tubuh
Manusia
Ilustrasi Sirkulasi Pada Rumah Tinggal
Hubungan Lima Unsur Elemen
Bentuk Pada Ruang Interior
Tampak Depan Adalah Makrokosmos Wajah Manusia
Dimensi Pada Ruang Menentukan Kualitas, Fungsi
Dan Suasana
Lokasi Tapak Yang Menghadap Ke Timur
Ilustrasi Denah Yang Menunjukkan Bukaan Dan Area
Yang Lembab
Penerapan Metode Tibet Pada Denah Rumah
Denah Awal dan Usulan Ruang Makan
Denah Awal Ruang Keluarga
Denah Usulan Ruang Keluarga
Denah Awal dan Usulan Kamar Tidur
Koleksi Pribadi, 2007
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2006
Koleksi Pribadi, 2006
Koleksi Pribadi, 2006
Koleksi Pribadi, 2006
Koleksi Pribadi, 2006
Bappeda Kota Bandung, 2007
Bappeda Kota Bandung, 2007
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA viii
Daftar Foto
DAFTAR FOTO
NOMOR
FOTO
Foto 3.1
Foto 3.2
Foto 3.3
Foto 3.4
Foto 3.5
Foto 3.6
Foto 3.7
Foto 3.8
Foto 3.9
Foto 4.1
Foto 4.2
Foto 4.3
Foto 4.4
Foto 4.5
Foto 4.6
Foto 4.7
Foto 4.8
Foto 4.9
Foto 4.10
Foto 4.11
Foto 4.12
Foto 4.13
Foto 4.14
NAMA FOTO
SUMBER FOTO
Tampak Depan Bangunan
Suasana Pada Ruang Tamu
Suasana Pada Ruang Keluarga
Titik Lampu Pada Ruang Keluarga
Ruang Makan
Letak Dan Jumlah Titik Lampu Yang
Digunakan Pada Ruang Makan
Area Servis, Pantry Yang Selalu Memakai
Cahaya Buatan
Suasana Pada Kamar Tidur Anak
Lubang Sebagai Ventilasi
Tampak Depan Rumah Yang Didominasi Oleh
Area Garasi Serta Tersamarnya Main Entrance
Area Pantry Yang Dilalui Untuk Masuk Ke
Dalam Bangunan
Fasade Dan Ruang Interior Yang Didominasi
Oleh Warna Yang Bersifat Bersih
Foto Interior Ruang Keluarga Yang Cenderung
Redup Pencahayaannya
Letak Titik Lampu Dan Pemakaian Jenis Lampu
Yang Tidak Tepat
Dominasi Warna Putih Pada Fasad Dan Ruang
Dalam Serta Intensitas Cahaya
Yang Rendah Dalam Ruang
Tampak Depan Bangunan Yang Didominasi
Oleh Bentuk Persegi Panjang
Struktur Yang Diekspose Memberi Kesan
Ringan
Struktur Yang Diekspos
Ruang Keluarga Yang Terletak Di Void
Pembatas Dinding Pada Lantai 2
Ruang Keluarga Yang Terletak Di Void
Pembatas Dinding Pada Lantai 2
Teritisan Landai Pada Bangunan
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ix
Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
NOMOR
TABEL
NAMA TABEL
SUMBER TABEL
Tabel 2.1
Rupa Bentuk Dan Sifat-Sifatnya
Tabel 2.2
Ciri-Ciri Iklim Tropis Di Daerah Khatulistiwa
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Analisa Dalam Parameter Sirkulasi
Unsur Dalam Feng Shui Dan Simbol Warna
Serta Orientasi Arah
Kesesuaian Dalam Parameter Cahaya Dan
Warna
Rupa Bentuk Dan Sifatnya
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Kesesuaian Parameter Bentuk
Data Eksisting Untuk Dimensi Bukaan Pintu
Dan Standar Dalam Ergonomi
Data Eksisting Untuk Dimensi Bukaan Pintu
Menurut Feng Shui
Kesesuaian Parameter Dimensi Pada Bukaan
Pintu
Arah, Unsur Dan Energi Dalam Feng Shui
Kesesuaian Parameter Iklim Mikro
Data Kelahiran Anggota Keluarga
Kesesuaian Parameter Iklim Mikro Melalui
Metoda 4 Pilar 8 Elemen
Francis D.K. Ching, Ilustrasi Desain
Interior, Erlangga 1996
Dr. Ing. Georg Lippsmeier, Bangunan
Tropis, Edisi Ke-2
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Francis D.K. Ching, Ilustrasi Desain
Interior, Erlangga 1996
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Lilian Too, Feng Shui Pakua Dan
Lho Shu, 1996
Koleksi Pribadi, 2008
Antonius, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
x
Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
NOMOR
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E
LAMPIRAN F
LAMPIRAN G
NAMA LAMPIRAN
Denah Rumah Tinggal Lantai 1
Denah Rumah Tinggal Lantai 2
Zoning Rumah Tinggal Lantai 1
Zoning Rumah Tinggal Lantai 2
Perspektif Kamar Tidur
Perspektif Ruang Keluarga
Perspektif Ruang Makan
SUMBER LAMPIRAN
Ilustrasi Pribadi, 2008
Ilustrasi Pribadi, 2008
Ilustrasi Pribadi, 2008
Ilustrasi Pribadi, 2008
Ilustrasi Pribadi, 2008
Ilustrasi Pribadi, 2008
Ilustrasi Pribadi, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA xi
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, identifikasi masalah,
maksud dan tujuan serta sistematika pemikiran dari laporan ini
secara keseluruhan.
1.1
LATAR BELAKANG
Kebudayaan Cina merupakan salah satu kebudayaan tertua di dunia, yang berdiaspora
keseluruh penjuru dunia. Salah satu ilmu dan seni yang berasal dari kebudayaan Cina
adalah ilmu Feng Shui yang ditemukan oleh Yang Yun Sang dan telah dipraktikan di
Cina sekurang-kurangnya sejak Dinasti Tang.
Dalam perjalanannya melampaui berbagai budaya dan masyarakat, serta telah
mengalami masa-masa pasang surut dalam penyempurnaannya, ilmu Feng Shui yang
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
1
Pendahuluan
memperhitungkan energi (Chi/ Qi) yang kasat mata dan membawa prinsip keselarasan
dan keseimbangan (Yin Yang) yang diklasifikasikan dalam lima unsur elemen (Wu
Xing) sering ditafsirkan sebagai mistik, klenik dan tahayul oleh beberapa kelompok
masyarakat
Dewasa ini, ilmu Feng Shui telah tersebar hampir disemua negara dan dalam kurun
waktu dua dasawarsa semakin marak berkembang di Indonesia dan sedikit-banyak
telah mempengaruhi berbagai aspek, terutama dalam bidang desain khususnya desain
interior pada rumah tinggal.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya artikel di internet, majalah, tabloid dan buku yang
beredar di pasaran, mengangkat Feng Shui sebagai ‘cover’ depannya. Ilmu Feng Shui
yang secara harafiah berarti angin (feng) dan air (shui), pada dasarnya merupakan ilmu
yang mempelajari tentang tataletak lokasi (geologi), tatarancang bangunan (arsitektur
dan interior) dan juga tatacara penempatan manusia dalam dimensi ruang dengan
menggunakan tiga metoda dalam praktiknya yaitu Metoda Bentuk, Metoda 4 Pilar 8
Elemen dan Metoda Tibet yang mengacu pada perhitungan Chi/ Qi (energi), Yin Yang
(keseimbangan dan keselarasan) dan Wu Xing (lima unsur elemen) sebagai konsep
dasarnya.
1.1.1
DESAIN INTERIOR
Desain interior adalah merencanakan, menata dan merancang ruang-ruang interior
dalam bangunan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar penggunannya akan sarana
untuk bernaung dan berlindung.
Dalam penjabarannya, desain interior memiliki beberapa pengertian diantaranya
sebagai berikut :
•
Menurut Wikipedia “desain interior” adalah proses membentuk dan mengalami
ruang interior, melalui volume ruang yang memanipulasi seperti pengerjaan
permukaan. Berbeda dengan dekorasi interior, desain interior menggambarkan
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
2
Pendahuluan
aspek psikologi lingkungan, arsitektur, desain produk dan desain furniture sebagai
•
•
penambahan dari dekorasi interior.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ”desain interior” adalah perancangan
bagian dalam gedung/ ruang dan tatanan perabot di dalam ruang/ gedung tersebut.
Berdasarkan Encyclopædia Brittanica, pengertian “desain interior” adalah desain
pada ruang interior, erat berhubungan dengan arsitektur dan terkadang termasuk
dekorasi interior.
Dari beberapa informasi/ data di atas maka dapat disimpulkan bahwa desain interior
merupakan sebuah perancangan yang berhubungan erat dengan ruang dalam, serta
memikirkan faktor fungsi, aktivitas, kenyamanan, keamanan, dan psikologi
penggunanya sehingga menjadi sebuah kesatuan tatanan ruang yang utuh.
Hal tersebut mengungkapkan bahwa ilmu Feng Shui memiliki tujuan yang sama
dengan desain interior yaitu memikirkan tataletak bangunan, tatanan ruang dan
tatacara penempatan manusia pada dimensi ruang agar dapat beraktivitas dengan
nyaman, aman serta sehat secara jasmani dan rohani.
1.2
IDENTIFIKASI MASALAH
Ilmu Feng Shui melalui perhitungan energi Chi/ Qi (realitas metafisik) dalam
praktiknya serta desain interior melalui pendekatan modernis dengan penekanan kajian
empirik (yang menganggap suatu realitas disebut realitas fisik apabila dapat ditangkap
oleh panca indera), menjadikan hal tersebut saling kontra dalam mencapai tujuannya
menata lokasi, ruang dan tatacara penempatan manusia dalam dimensi ruang.
Dalam memahami kesamaan tujuan dari masing-masing pendekatan yang berbeda
sebagai alat ukur dalam membantu penelitian yang ingin diangkat pada skripsi ini
yaitu “Bagaimanakah relevansi metode desain interior dengan metode Feng Shui
sesuai pada studi penelitian?“. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka digunakan
parameter dimensi, cahaya dan warna, sirkulasi, bentuk dan iklim mikro.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
3
Pendahuluan
Selain daripada itu realitas terhadap objek untuk mendukung penelitian diperlukan
adanya, sebagai benda yang dapat diteliti agar tujuan yang sama tersebut dapat
dipahami. Dalam skripsi ini penulis mengambil objek studi sebuah rumah tinggal,
dimana rumah tinggal memiliki peran yang sangat besar dalam mempengaruhi
kehidupan manusia.
1.3
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari skripsi ini adalah untuk menelaah hubungan antara desain Feng Shui
dengan ruang dalam interior. Sedangkan tujuan dari skripsi ini adalah untuk
mengungkapkan sejauh mana hubungan desain Feng Shui dengan ruang dalam interior
dapat saling mengisi.
1.4
BATASAN STUDI
Karena keterbatasan waktu dan untuk mempermudah penelitian, maka studi dibatasi
dengan menganalisis objek rumah tinggal dengan pertimbangan bahwa rumah tinggal
memiliki aspek-aspek yang vital terhadap penggunanya. Pada objek studi rumah
tinggal, penulis mengambil sebuah hunian di Kompleks Perumahan Budi Asih Jl. Budi
Asih II No 10, Bandung-Jawa Barat. Dalam kasus studi akan diambil perwakilan dari
ruang-ruang yang sering digunakan dan utama dalam rumah tinggal diantaranya
Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Kamar Tidur, Ruang Kerja, Ruang Makan dan Dapur
untuk dikaji secara Feng Shui dan interior.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
4
Pendahuluan
1.5
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika penyusunan laporan perancangan ini adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Merupakan penjelasan tentang latar belakang, identifikasi masalah,
maksud dan tujuan serta sistematika pemikiran dari laporan ini secara
keseluruhan.
BAB II
ILMU FENG SHUI DAN INTERIOR
Memaparkan definisi Feng Shui dan interior serta teori-teori yang
menerangkan Feng Shui dan interior.
BAB III
KAJIAN RUMAH TINGGAL TROPIS
Membahas tentang objek studi dan memperlihatkan secara jelas posisi
dan identifikasi yang ada.
BAB IV
RELEVANSI
METODE
DESAIN
INTERIOR
DENGAN
METODE FENG SHUI
Pertemuan antara pendekatan teoritis dan keberadaan kasus studi akan
terjalin diisni. Bab ini merupakan bab di mana metode Feng Shui dan
interior ditelaah satu persatu dengan data yang diperoleh dari objek
penelitian.
BAB V
KESIMPULAN
Merupakan rangkuman dari ide-ide pokok dari bab-bab sebelumnya,
pada
tahap
ini
penyajian
telah
sampai
pada
tahap
akhir.
Kesinambungan antar bab disajikan pada tahap ini, menjadi kesatuan
yang mempunyai hasil berupa temuan dari permasalahan yang dicari,
serta kesimpulan dan saran yang hendak disampaikan.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
5
Pendahuluan
1.6
SISTEMATIKA PEMIKIRAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
6
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
BAB IV
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR
DENGAN METODE FENG SHUI
Bab ini merupakan bab di mana desain Feng Shui
dan Interior ditelaah satu persatu dengan data
yang diperoleh dari objek penelitian.
4.1
ANALISIS LIMA PARAMETER
Dalam mengukur suatu tingkat relevansi sesuai dengan tujuan penelitian maka, digunakan
beberapa parameter sebagai alat ukur, agar tujuan yang sama antara desain Feng Shui
dengan ruang dalam interior dapat terkomunikasikan.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 38
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
4.1.1 PARAMETER SIRKULASI
Sirkulasi merupakan alur gerak manusia yang dapat dibayangkan sebagai benang yang
menghubungkan ruang-ruang pada suatu bangunan atau suatu rangkaian ruang-ruang
interior maupun eksterior.
Manusia bergerak dalam waktu, melalui suatu tahapan di dalam ruang, maka kita
merasakan suatu ruang dalam hubungan akan di mana kita berada dan di mana kita
menetapkan tempat tujuan1.
Melalui analisis parameter sirkulasi maka, relevansi antara desain dan Feng Shui dengan
objek studi rumah tinggal adalah sebagai berikut:
ANALISIS SIRKULASI MENURUT DESAIN
Sirkulasi yang terjadi pada objek studi merupakan dua buah sirkulasi linier dalam
memasuki ruang interior yang disebabkan oleh dominasi garasi pada fasade serta
tersamarnya main entrance pada bangunan.
Dominasi garasi pada fasad tersebut secara tidak
langsung mengarahkan user untuk melewati
service area yaitu garasi dan kemudian ke pantry,
dalam pencapaian ke bagian ruang interiornya.
Sesuai
FOTO IV.1 TAMPAK DEPAN RUMAH YANG
DIDOMINASI OLEH AREA GARASI SERTA
TERSAMARNYA MAIN ENTRANCE
SUMBER : KOLEKSI PRIBADI, 2008
1
dengan
analisis
dalam
desain
akan
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
mencapai
tujuannya
(kebutuhan
manusia
berdasarkan aktivitas) bahwa terdapat beberapa
Francis D.K Ching, ILUSTRASI DESAIN INTERIOR
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 39
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
zona yang membagi ruang yaitu:
-
Zona public, seperti ruang tamu, foyer, dsb. Pada umumnya zona ini diletakkan di
bagian depan karena sifatnya sebagai area penerimaan,
-
Zona semi public, seperti ruang keluarga, ruang makan, dsb. Umumnya zona ini
diletakkan berdekatan dengan zona public
-
Zona private, seperti ruang tidur dan kamar mandi. Umumnya zona ini diletakkan
pada bagian yang memiliki privasi lebih dibanding zona lain dan terhindar dari
kebisingan serta lebih nyaman.
-
Zona service, seperti pantry, dapur, area pembantu, area cuci dan jemur. Pada
umumnya diletakkan pada bagian yang kurang nyaman dan banyak terkena sinar
matahari.
Maka, sirkulasi yang di awali dengan melalui service area adalah tidak baik karena,
service area khususnya pantry merupakan area yang paling banyak menghasilkan
buangan/ sampah dan kotor, serta pada umumnya aktivitas pada area ini didominasi oleh
pembantu rumah tangga.
GAMBAR VI.1 ILUSTRASI SIRKULASI PADA RUMAH TINGGAL
YANG MELEWATI ZONA PUBLIK DAN ZONA SERVIS
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 40
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
FOTO IV. 2 AREA PANTRY YANG DILALUI UNTUK MASUK KE DALAM BANGUNAN
SUBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
ANALISIS SIRKULASI MENURUT FENG SHUI
Struktur sebuah rumah dalam Feng Shui
disimbolkan sebagai wujud makrokosmos
dari tubuh manusia. Dimana tampak depan
rumah adalah sebagai wajah, pintu masuk
adalah sebagai mulut, jendela adalah mata,
kamar
GAMBAR IV.2 STRUKTUR RUMAH SEBAGAI SIMBOL
tidur
adalah
paru-paru,
pusat
bangunan adalah pusar, dapur adalah
MAKROKOSMOS TUBUH MANUSIA
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
lambung dan kamar mandi adalah dubur.
Sesuai dengan prinsip makrokosmos yang
dipakai dalam Feng Shui melalui Metoda
Bentuk bahwa pintu masuk adalah sebagai
mulut dan mulut merupakan jalur masuknya
segala sesuatu ke dalam tubuh, maka sirkulasi
yang
GAMBAR IV.3 ILUSTRASI SIRKULASI PADA RUMAH
terjadi
pada
objek
studi
yaitu,
pencapaian dalam menuju ruang interior
TINGGAL
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 41
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
secara tidak langsung di arahkan melalui pantry (lambung) adalah tidak baik.
OBJEK STUDI
FENG SHUI
S
Sesuai dengan
I
simbolisasi
R
makrokosmos
K
tubuh manusia,
U
maka sirkulasi
yang di awali
L
dengan melewati
A
area servis
S
khususnya pantry
DENAH SIRKULASI PADA RUMAH
I
adalah tidak baik
DESAIN
SESUAI/TIDAK
Sesuai dengan
SESUAI
analisis kebutuhan
ruang yang
membagi bangunan
menjadi beberapa
zona sesuai sifatnya
masing-masing,
maka sirkulasi yang
diawali dengan
melewati area
servis adalah tidak
Desain dan Feng Shui
dalam parameter
sirkulasi memiliki
pendapat yang sama,
yaitu apabila sirkulasi
yang diawali dengan
melalui service area
adalah tidak baik
baik.
TABEL VI.1 ANALISIS DALAM PARAMETER SIRKULASI
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Analisis yang dapat diambil melalui alat ukur parameter sirkulasi dalam desain dan Feng
Shui bahwa sirkulasi yang diawali dengan melalui service area khususnya pantry adalah
tidak baik karena pantry merupakan area yang paling kotor dan memiliki banyak buangan/
sampah.
4.1.2
PARAMETER CAHAYA DAN WARNA
Cahaya merupakan faktor utama dalam kehidupan manusia dan juga dalam desain.
Cahaya menghidupakan ruang interior. Tanpa adanya cahaya, tidak akan ada bentuk,
tekstur atau warna dan tidak juga ada penampakan ruang interior itu sendiri 2.
2
Francis D.K Ching, Op.Cit. hlm 159
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 42
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Ilmu fisika mempelajari bahwa cahaya memiliki sifat dasar berupa warna. Pada spektrum
cahaya yang terlihat, warna ditentukan dari panjang gelombangnya. Warna juga memiliki
sifatnya masing-masing yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya dan
berpengaruh terhadap kesehatan mental, fisik dan emosi.
Melalui analisis parameter cahaya dan warna maka, relevansi antara desain dan Feng Shui
dengan objek studi rumah tinggal adalah sebagai berikut:
ANALISIS CAHAYA DAN WARNA MENURUT DESAIN
Dalam desain warna dan cahaya saling berhubungan dalam menentukan kualitas suatu
ruang dan fungsinya. Cahaya hangat cenderung menonjolkan warna-warna hangat dan
menetralkan warna-warna dingin, sementara cahaya dingin menguatkan warna-warna
dingin dan memperlemah warna hangat 3.
Warna-warna yang dapat memberikan kesan nyaman, aman dan tenang banyak diterapkan
dalam rumah tinggal karena, sesuai dengan fungsinya bahwa rumah sebagai tempat
beristirahat, berinteraksi dengan anggota keluarga dan tempat membangn karakter4.
Warna bersih dan dingin yaitu putih
yang
mendominasi
fasade
hingga
ruang-ruang interior pada objek studi
memberikan
kesan
kosong,
‘tidak
tersentuh’, steril, tidak ramah dan
FOTO IV. 3 FASADE DAN RUANG INTERIOR YANG DIDOMINASI
terisolir.
OLEH WARNA YANG BERSIFAT BERSIH
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
3
4
Francis D.K Ching, ILUSTRASI DESAIN INTERIOR
Christina Krisnawarti, ENERGY COLOUR THERAPY, Juni 2005
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 43
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Warna putih dalam pemakaiannya memang cocok untuk diterapkan pada semua ruang dan
dapat menjadi latar belakang yang menarik, namun efek pemakaian yang berlebihan
menyebabkan ruang tidak lagi berfungsi dengan optimal.
Selain daripada warna, cahaya yang menyinari ruang
dapat mempengaruhi kualitas ruang. Pada objek
studi, intensitas cahaya alami yang masuk kedalam
ruang cenderung redup meskipun banyak terdapat
banyak bukaan. Hal ini disebabkan oleh teritisan
landai yang menghalangi cahaya untuk masuk ke
FOTO IV.4 FOTO INTERIOR RUANG
dalam ruang.
KELUARGA YANG CENDERUNG REDUP
PENCAHAYAANNYA
SUMBER: KOLESI PRIBADI, 2008
Pemakaian cahaya buatan pada objek studi pun tidak
memberikan solusi yang tepat. Pemakaian dan tatanan
lampu yang dipakai tidak sesuai dengan fungsi setiap
ruang sehingga fungsi ruang menjadi tidak optimal.
FOTO IV. 5 LETAK TITIK LAMPU DAN
PEMAKAIAN JENIS LAMPU YANG TIDAK
TEPAT
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
ANALISIS CAHAYA DAN WARNA MENURUT FENG SHUI
Warna dalam penjabaran ilmu Feng Shui sangat penting dan kompleks sebab dinilai
mengandung energi kekuatan dan getaran, mencerminkan sifat dan karakter magnetik
alam semesta, berpengaruh terhadap perilaku emosi seseorang dan berinteraktif dalam
kehidupan.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 44
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Rumusan Ba Gua dan Wu Xing (hubungan
antar 5unsur elemen) yang digunakan dalam
praktik Feng Shui menggunakan warna sebagai
dasar pengertian terhadap konsep Yin dan Yang
yang ingin dicapai.
GAMBAR IV. 4 HUBUNGAN LIMA UNSUR ELEMEN
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
UNSUR
WARNA
MUSIM
ARAH
Air
Hitam
Dingin
Utara
Kayu
Hijau
Semi
Timur
Api
Merah
Panas
Selatan
Tanah
Kuning
Netral
Pusat
Logam
Putih
Gugur
Barat
TABEL IV. 2 UNSUR DALAM FENG SHUI DAN SIMBOL WARNA SERTA ORIENTASI ARAH
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Dominasi warna putih pada objek studi yang memiliki arti musim gugur dan diwakili oleh
unsur logam dalam praktik Feng Shui adalah tidak baik. Karena efek pemakaian yang
berlebihan dari warna putih tidak seimbang antara Yin dan Yang, sehingga ruang menjadi
terlalu dingin.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 45
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Demikian pula dengan intensitas cahaya dalam
ruang pada objek studi kurang baik, karena
cahaya alami dan cahaya buatan yang menyinari
ruang tidak dapat menghangatkan ruang dengan
baik sesuai dengan prinsip Yin dan Yang.
Intensitas cahaya alami yang masuk ke dalam
ruang cenderung redup dan pemakaian cahaya
buatan
pada
ruang
tidak
dapat
membantu
menghangatkan ruang. Ruang-ruang yang terdapat
pada bangunan cenderung tidak disinari dengan
baik sehingga terjadi ketidak seimbangan antara
FOTO IV.6 DOMINASI WARNA PUTIH PADA
Yin dan Yang.
FASAD DAN RUANG DALAM SERTA INTENSITAS
CAHAYA
YANG RENDAH DALAM RUANG
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
OBJEK STUDI
FENG SHUI
DESAIN
PARA –
SESUAI
Tampak depan yang
METER
didominasi oleh warna
CAHA-
dingin yaitu putih, dalam
YA
Feng Shui diwakili oleh
DAN
unsur logam, menyebabkan
WAR-
ketidak seimbangan antara
NA
SESUAI/TIDAK
TAMPAK DEPAN
Yin danYang
Dominasi warna bersih dan
dingin yaitu putih pada fasade
memberikan efek terisolir dan
tidak ramah
Desain dan Feng Shui
dalam parameter cahaya
dan warna pada fasade
memiliki pendapat yang
sama yaitu, pemakaian
warna putih yang dominan
membuat bangunan terasa
dingin, steril dan kosong
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 46
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
FENG SHUI
DESAIN
SESUAI/TIDAK
Pemakaian warna yang
SESUAI
Ruang keluarga yang
didominasi oleh warna
dingin yaitu putih yang
mewakili unsur logam,
menyebabkan ketidak
P
seimbangan antara Yin dan
A
Yang.
R
Pencahayaan yang
A
digunakan pada ruang
M
keluarga tidak dapat
E
bersifat dingin dan bersih
pada interior ruang keluarga
Desain dan Feng Shui
menjadikan ruang keluarga
dalam parameter cahaya
tidak lagi berfungsi secara
dan warna pada ruang
utuh. Dominasi warna putih
keluarga memiliki
yang berlebihan pada ruang
pendapat yang sama, yaitu
membuat ruang terkesan
pemakaian warna putih
kosong, dingin, steril, tidak
yang dominan membuat
akrab dan tidak tersentuh.
ruang terasa dingin, steril
dan kosong.
membantu menghangatkan
T
ruang sehingga terjadi
E
ketidak seimbangan antara
Yin dan Yang.
R
Intensitas cahaya pada ruang
cenderung redup dan tidak
Cahaya yang digunakan
merata, sehingga ruang tidak
untuk menyinari ruang
hemat energi dan nyaman
tidak dapat meningkatkan
untuk beraktivitas.
kualitas ruang keluarga.
RUANG KELUARGA
C
A
H
A
Penggunaan warna bersih,
Tertahannya cahaya alami
Y
alami dan hangat yaitu
untuk masuk ke dalam ruang,
A
putih dan coklat cukup
menjadikan ruang lembab dan
seimbang
banyak menggunakan cahaya
&
buatan yang cenderung tidak
W
Tetapi cahaya alami yang
hemat energi dan memiliki
A
tidak dapat menyinari
nilai CRI* yang rendah.
R
ruang dengan baik
N
A
menjadikan ruang lembab,
Pemakaian warna dingin,
sehingga menjadi tidak
alami dan hangat yaitu putih
optimal.
dan coklat cukup seimbang,
SESUAI
Desain dan Feng Shui
dalam parameter cahaya
dan warna pada pantry
memiliki pendapat yang
sama, yaitu ruang yang
lembab tidak baik
meskipun warna pada
ruang sudah sesuai dengan
fungsi.
sehingga ruang terasa hangat.
PANTRY
* colour rendering intensity
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 47
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
FENG SHUI
DESAIN
SESUAI/TIDAK
SESUAI
P
Desain dan Feng Shui
A
dalam parameter cahaya
Dominasi warna dingin
R
yaitu putih dan diwakili
Dominasi warna bersih dan
A
oleh unsur logam pada
dingin, serta pencahayaan
M
ruang makan tidak
yang tidak baik pada area
E
seimbang antara yin dan
makan menjadikan suasana
yang sehingga suasana
pada area ini tidak hangat dan
akrab pada ruang ini
akrab.
T
E
RUANG MAKAN
menjadi hilang
dan warna pada ruang
makan memiliki pendapat
yang sama yaitu,
pemakaian warna putih
yang dominan membuat
ruang terasa dingin dan
tidak akrab
Cahaya yang digunakan
R
untuk menyinari ruang
tidak dapat meningkatkan
C
kualitas ruang keluarga.
A
H
SESUAI
A
Sesuai dengan prinsip Yin
Y
& Yang maka dominasi
A
warna putih yang diwakili
&
oleh unsur logam tidak
W
seimbang, sehingga ruang
cenderung dingin dan
A
kosong
R
N
Pencahayaan yang
A
digunakan tidak dapat
menghangatkan ruang,
sehingga terjadi ketidak
seimbangan antaraYin dan
Warna bersih dan dingin yaitu
putih yang mendominasi
ruang secara psikologi kurang
baik diterapkan pada kamar
tidur karena menyebabkan
ruang terasa terisolir.
Pencahayaan pada kamar
yang terlalu terang
menyebabkan sulit
beristirahat.
Desain dan Feng Shui
dalam parameter cahaya
dan warna pada kamar
tidur memiliki pendapat
yang sama yaitu, dominasi
pemakaian warna putih
yang berlebihan serta
pencahayaan yang tidak
mendukung suasana
beristirahat adalah tidak
baik
Yang
KAMAR TIDUR ANAK
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 48
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
FENG SHUI
DESAIN
SESUAI/TIDAK
SESUAI
PARA –
METER
Warna putih yang masih
CAHA-
mendominasi ruang serta
YA
pencahayaan yang kurang
baik pada ruang
DAN
menyebabkan ketidak
WAR-
seimbangan yin dan yang
NA
Warna putih yang masih
mendominasi ruang serta
penggunaan cahaya buatan
yang kekuningan
menyebabkan fungsi ruang
tidak lagi mendukung
aktivitas di dalamnya
Desain dan Feng Shui
dalam parameter cahaya
dan warna pada ruang
kerja memiliki pendapat
yang sama, yaitu dominasi
pemakaian warna putih
yang berlebihan serta
pencahayaan yang tidak
mendukung suasana kerja
RUANG KERJA
adalah tidak baik
TABEL IV. 3 KESESUAIAN DALAM PARAMETER CAHAYA DAN WARNA
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Analisis yang dapat diambil melalui alat ukur parameter cahaya dan warna dalam desain
bahwa efek suatu pemakaian warna yang berlebihan pada suatu ruang akan meningkatkan
energi yang dimiliki warna tersebut pada ruang, sedangkan pencahayaan dan tata cahaya
yang tidak tepat dapat mempengaruhi kualitas ruangnya. Demikian juga dengan analisis
melalui alat ukur parameter cahaya dan warna dalam ilmu Feng Shui bahwa dominasi
suatu warna tertentu pada ruang dapat menyebabkan ketidakseimbangan energi/ chi pada
ruang, sedangkan pencahayaan dan tata cahaya dapat mempengaruhi energi/ chi yang ada
pada ruang.
4.1.3
PARAMETER BENTUK
Titik adalah sumber dari semua bentuk. Jika titik bergerak, terjalinlah lintasan berbentuk
garis – dimensi pertama. Jika garis bergeser ke berbagai arah, maka terbentuklah bidang
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 49
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
datar – elemen dua dimensi. Jika bidang datar diperluas dengan arah miring atau tegak
lurus terhadap permukaannya, terbentuklah volume tiga dimensi5.
Melalui analisis parameter bentuk maka, relevansi antara desain dan Feng Shui dengan
objek studi rumah tinggal adalah sebagai berikut:
ANALISIS BENTUK MENURUT DESAIN
Bentuk planar adalah elemen fundamental dalam desain. Lantai, dinding, langit-langit atau
bidang atap berfungsi menutup dan menegaskan volume tiga dimensi suatu ruang.
GAMBAR IV.5 BENTUK PADA RUANG INTERIOR
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Perabot dan elmen-elemen desain interior lain juga dapat terlihat mengandung bentukbentuk planar. Karakteristik visual yang spesifik dan hubungan-hubungannya dalam ruang
menentukan bentuk dan karakter ruang.
Untuk mengenali bentuk-bentuk dapat dibedakan dengan mengenali rupa bentuk dari
suatu kontur sebuah garis. Rupa bentuk geometris merupakan salah satu dari kategori
besar dari rupa bentuk yang mendominasi lingkungan buatan manusia.
5
Francis D.K Ching, ILUSTRASI DESAIN INTERIOR
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 50
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
RUPA
BENTUK
SIFAT
Lingkaran merupakan bentuk yang kompak, egosentris dan mempunyai fokus yang berada pada titik pusatnya.
Lingkaran menggambarkan kesatuan, kontinuitas dan keteraturan bentuk.
Rupa bentuk lingkaran biasanya stabil dan terpusat secara tersendiri dalam lingkungannya. Jika
dikombinasikan dengan garis-garis dan bentuk-bentuk lain, bentuk lingkaran dapat terlihat mempunyai gerak
yang jelas.
Rupa bentuk segitiga menunjukkan stabilitas. Rupa bentuk segitiga dan pola-polanya sering digunakan dalam
sistem struktur karena konfigurasinya tidak dapat diubah tanpa harus membengkokkan atau mematahkan salah
satu sisinya.
Dari sudut pandang visual murni, sebuah bentuk segitiga juga stabil jika berdiri pada salah satu sisinya dan
dinamis jika berdiri pada salah satu sudutnya.
Rupa bentuk bujur sangkar menunjukkan kejernihan dan rasionalitas, keempat sisinya yang sama panjang dan
keempat sudutnya yang saling tegak lurus menghasilkan keteraturan dan kejernihan visual.
Rupa bentuk bujur sangkar tidak mempunyai preferensi atau arah yang dominan. Seperti halnya rupa bentuk
segitiga, bujur sangkar juga bersifat stabil dan tenang jika berdiri pada salah satu sisinya dan dinamis bila
berdiri pada salah satu sudutnya.
Bentuk rupa persegi panjang merupakan penambahan panjang atau lebar dari bentuk rupa bujur sangkar yang
merupakan norma dalam desain. Rupa bentuk ini mudah digambar, diukur, diproduksi dan dengan mudah
dapat dicocokkan ke dalam konstruksi.
TABEL IV.4 RUPA BENTUK DAN SIFATNYA
SUMBER: FRANCIS D.K. CHING, ILUSTRASI DESAIN INTERIOR, 1996
Bentuk dan rupa bentuk yang terdapat pada objek studi adalah lingkaran, segitiga, bujur
sangkar dan persegi panjang. Pada bagian fasade bangunan terdapat rupa bentuk segitiga
dan persegi panjang yang membungkus ruang didalamnya.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 51
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Rupa bentuk segitiga pada bagian atap dalam desain
baik, karena menunjukkan kestabilan. Tetapi rupa
bentuk persegi panjang yang tampak mendominasi
fasade secara tidak langsung mengarahkan user untuk
melalui
FOTO IV.7 TAMPAK DEPAN BANGUNAN
area
tersebut,
sehingga main
entrance
kedudukannya menjadi lemah.
YANG DIDOMINASI OLEH BENTUK
PERSEGI PANJANG
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Rupa bentuk segitiga pada atap
membentuk
mengikuti
ruang
pola
interior
kemiringan
sisinya, sehingga ruang menjadi
terasa ringan. Struktur bangunan
yang diekspos berupa kolom,
FOTO VI.8 STRUKTUR YANG DIEKSPOSE MEMBERI KESAN RINGAN
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
balok
dan
kusen-kusen
menambah kesan ringan dan
tidak menekan pada ruang.
ANALISIS BENTUK MENURUT FENG SHUI
Bentuk menurut Feng Shui dalam
meneliti sebuah rumah tinggal, sama
halnya dengan prinsip makrokosmos
tubuh manusia bahwa tampak depan
rumah adalah sebagai wajah. Maka,
GAMBAR IV.6 TAMPAK DEPAN ADALAH MAKROKOSMOS
WAJAH MANUSIA
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
fasade bangunan pada objek studi
tidak baik karena, pada fasade letak
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 52
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
main entrance tersamar dan didominasi oleh entrance garasi. Selain daripada itu, pada
hunian ini tidak tampak adanya jendela sebagai bukaan yang mengarah ke depan,
sehingga tampak terlihat tertutup.
Selain daripada itu, prinsip makrokosmos tubuh manusia dalam Feng Shui bahwa
pusat bangunan adalah sebagai pusar maka
struktur berupa kolom yang terdapat di
ruang keluarga adalah tidak baik karena
bersifat menusuk.
FOTO IV. 9 STRUKTUR YANG DIEKSPOS
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
P
OBJEK STUDI
FENG SHUI
DESAIN
A
SESUAI
Sesuai dengan prinsip
R
Desain dan Feng Shui dalam
makrokosmos bahwa tampak
A
M
depan bangunan adalah wajah
Bentuk persegi panjang
maka tampak kurang baik
yang mendominasi tampak
E
karena entrance garasi
mengakibatkan sirkulasi
T
mendominasi fasade dan
secara tidak langsung di
menyebabkan sirkulasi secara
arahkan ke area servis
E
TAMPAK DEPAN
parameter bentuk pada fasade
memiliki pendapat yang sama
yaitu bentuk yang mendominasi
dapat mengarahkan user untuk
melalui area tersebut secara
tidak langsung dan
tidak langsung di arahkan
R
SESUAI/TIDAK
menyebabkan sirkulasi pada
melalui area tersebut
bangunan menjadi tidak baik
B
Letak kolom yang terekspos
Peletakan kolom pada
E
pada ruang keluarga sesuai
ruang keluarga yang
dengan prinsip makrokosmos
terdapat pada tengah ruang
bahwa bagian tengah
menjadikan ruang secara
N
T
U
K
DENAH RUANG
KELUARGA
bangunan adalah pusar maka
visual terbagi menjadi 3
letak kolom tidak baik karena
bagian dan mengganggu
bersifat menusuk
sirkulasi.
SESUAI
Desain dan Feng Shui dalam
parameter bentuk pada ruang
keluarga memiliki pendapat
yang sama yaitu peletakan suatu
bentuk yang salah dapat
menyebabkan ruang menjadi
tidak optimal
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 53
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
FENG SHUI
DESAIN
SESUAI/TIDAK
P
A
Langit-langit yang mengikuti
R
kemiringan atap pada ruang
A
keluarga menjadikan suasana
M
akrab dan hangat berkurang.
E
Kolom yang menjulang tinggi
T
dan ramping terkesan seperti
E
R
tidak kokoh serta memberi
RUANG KELUARGA
TIDAK SESUAI
Struktur yang diekspose
Desain dan Feng Shui dalam
dalam desain menjadikan
parameter bentuk pada ruang
ruang yang ada didalamnya
keluarga memiliki pendapat
terkesan ringan secara
yang berbeda dalam hal struktur
visual.
yang terekspos
kesan menusuk, sehingga
dapat merusak chi di dalam
ruang
B
Bentuk persegi yang
E
terdapat pada bagian atas
N
dinding ruang makan
T
mengurangi kesan tinggi
-
U
pada ruang serta berfungsi
-
sebagai ventilasi bagi
K
ruang yang berada di
RUANG MAKAN
belakangnya
TABEL IV.5 KESESUAIAN PARAMETER BENTUK
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Analisis yang dapat diambil melalui alat ukur parameter bentuk dalam desain bahwa
peletakan dan dominasi suatu bentuk dapat mengakibatkan sirkulasi, fungsi dan kualitas
suatu ruang menjadi tidak optimal. Demikian juga dengan analisis melalui alat ukur
parameter bentuk dalam ilmu Feng Shui bahwa peletakkan dan dominasi suatu bentuk
dapat mengakibatkan ketidakseimbangan energi/ chi pada ruang.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 54
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
4.1.4
PARAMETER DIMENSI
Dimensi berhubungan dengan proporsi, skala, keseimbangan, keserasian, kesatuan, ritme
dan penekanan. Hal-hal tersebut disusun menjadi suatu pola-pola desain. Dimensi terdiri
dari beberapa macam yaitu dimensi ruang ,dimensi manusia dan dimensi visual.
Melalui analisis parameter dimensi maka, relevansi antara desain dan Feng Shui dengan
objek studi rumah tinggal adalah sebagai berikut:
ANALISIS DIMENSI MENURUT DESAIN
Dimensi ruang menentukan kualitas suatu ruang. Setiap fungsi ruang memiliki dimensinya
tersendiri yang memberikan kesan atau suasana pada ruang tersebut. Dimensi pada bukaan
juga mempengaruhi tatacara bagaimana seseorang memasuki ruang tersebut.
Dimensi ruang berhubungan dengan
dimensi visual dan dimensi manusia
yang
menggunakan
ruang
tersebut.
Dalam desain dimensi-dimensi tersebut
diatur
GAMBAR IV.7 DIMENSI PADA RUANG MENENTUKAN
KUALITAS, FUNGSI DAN SUASANA
dalam
ilmu
ergonomi
dan
antropometri.
(SUMBER: KOLEKSI PRIBADI)
Berikut merupakan dimensi bukaan pintu yang terdapat pada objek studi dan standar
menurut ergonomi pada sub-sistem bukaan ruang:
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 55
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
UKURAN
ERGONOMI
EKSISTING
SESUAI/ TIDAK
SESUAI
LEBAR PINTU : 80-
LEBAR : 148CM
110CM
(double swing door)
TINGGI : 216CM
Kelebaran dan
ketinggian pintu berada
TINGGI PINTU : 210-
diantara range dalam
220CM
ketentuan ergonomi
MAIN ENTRANCE
SESUAI
LEBAR PINTU : 80-
LEBAR : 126CM
110CM
(double swing door)
D
TINGGI PINTU : 210-
TINGGI : 231CM
220CM
Kelebaran dan
ketinggian pintu berada
diantara range dalam
ketentuan ergonomi
I
PINTU RUANG KELUARGA
M
SESUAI
E
LEBAR PINTU : 80-
LEBAR : 126CM
N
110CM
(double swing door)
Kelebaran dan
ketinggian pintu berada
S
TINGGI : 231CM
I
TINGGI PINTU : 210220CM
diantara range dalam
ketentuan ergonomi
PANTRY
SESUAI
LEBAR PINTU : 80110CM
LEBAR : 100CM
TINGGI : 231CM
Kelebaran dan
ketinggian pintu berada
TINGGI PINTU : 210-
diantara range dalam
220CM
ketentuan ergonomi
PINTU AKSES KE TENGAH
BANGUNAN
TABEL IV.6 DATA EKSISTING UNTUK DIMENSI BUKAAN PINTU DAN STANDAR DALAM ERGONOMI
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 56
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Selain dari dimensi bukaan, dimensi pada ruang
yang terdapat pada objek studi terutama pada ruang
keluarga dan ruang makan memiliki langit-langit
yang tinggi. Hal ini dikarenakan pola langitlangitnya yang mengikuti pola kemiringan atap yang
FOTO IV. 10 RUANG KELUARGA YANG
TERLETAK DI VOID
membungkus ruang dan terletak di void sehingga
menyebabkan suasana ruang menjadi tidak akrab.
SUMBER: KOLEKSI PRIBAD, 2008
Dimensi visual yang berhubungan
dengan dimensi manusia pada lantai
dua, dengan view ke arah ruang
keluarga berupa pembatas tembok
FOTO IV. 11 PEMBATAS DINDING PADA LANTAI 2
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
yang
tidak
ketinggian
ergonomis
70cm,
dengan
menyebabkan
secara psikologis rasa takut dan khawatir serta tidak aman.
ANALISIS DIMENSI MENURUT FENG SHUI
Dalam praktik Feng Shui, dimensi diukur menggunakan alat ukur tersendiri yang
memiliki arti pada setiap sentimeternya. Pada objek studi, dimensi-dimensi bukan pintu
menurut Feng Shui adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 57
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
UKURAN
EKSISTING
FENG SHUI
SESUAI/ TIDAK
LEBAR : 148CM
TINGGI : 216CM
LEBAR : 148CM
Ukuran tersebut
TINGGI : 216CM
memiliki arti rejeki
SESUAI
banyak sesuai dengan
filosofi yang terdapat
pada alat ukur
D
MAIN ENTRANCE
I
LEBAR : 126CM
M
TINGGI : 231CM
LEBAR : 126CM
E
TINGGI : 231CM
N
Ukuran tersebut
memiliki arti rejeki
SESUAI
banyak sesuai dengan
S
filosofi yang terdapat
PINTU RUANG KELUARGA
pada alat ukur
I
LEBAR : 126CM
TINGGI : 231CM
LEBAR : 126CM
TINGGI : 231CM
Ukuran tersebut
memiliki arti rejeki
SESUAI
banyak sesuai dengan
filosofi yang terdapat
PANTRY
pada alat ukur
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 58
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
UKURAN
OBJEK STUDI
FENG SHUI
EKSISTING
SESUAI/ TIDAK
LEBAR : 100CM
TINGGI : 231CM
Ukuran tersebut
LEBAR : 100CM
memiliki arti kurang
TINGGI : 231CM
baik (masuk hawa
TIDAK SESUAI
setan) sesuai dengan
PINTU AKSES KE TENGAH
filosofi yang terdapat
BANGUNAN
pada alat ukur
TABEL IV.7 DATA EKSISTING UNTUK DIMENSI BUKAAN PINTU MENURUT FENG SHUI
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Selain dari dimensi bukaan, dimensi pada ruang
yang terlalu tinggi pada objek studi terutama pada
ruang keluarga dan ruang makan menurut Feng
Shui membuat suasana menjadi tidak akrab dan
hangat.
FOTO IV. 12 RUANG KELUARGA YANG
TERLETAK DI VOID
SUMBER: KOLEKSI PRIBAD, 2008
Pembatas
berupa
tembok
yang terdapat di lantai dua,
dengan
ketinggian
yang
rendah adalah tidak baik.
Sebagai penghalang dan
FOTO IV. 13 PEMBATAS DINDING PADA LANTAI 2
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 59
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
pengaman, ukuran tembok yang terlalu rendah menyebabkan, secara psikologis
mengakibatkan rasa takut dan khawatir serta tidak aman.
OBJEK STUDI
UKURAN
EKSISTING
FENG SHUI
DESAIN
SESUAI
LEBAR :
LEBAR : 148CM
148CM
LEBAR PINTU
TINGGI :
: 80-110CM
216CM
Ukuran tersebut
PINTU : 210-
memiliki arti
220CM
rejeki banyak
MAIN ENTRANCE
pada bukaan pintu
memiliki pendapat yang
sama bahwa, pintu harus
dapat mengakses user dan
barang dengan baik
D
I
LEBAR :
M
E
LEBAR : 126CM
S
SESUAI
126CM
LEBAR PINTU
TINGGI :
: 80-110CM
231CM
dalam parameter dimensi
pada bukaan pintu
Ukuran tersebut
PINTU : 210-
memiliki pendapat yang
memiliki arti
220CM
rejeki banyak
PINTU RUANG KELUARGA
Desain dan Feng Shui
TINGGI
TINGGI : 231CM
N
I
Desain dan Feng Shui
dalam parameter dimensi
TINGGI
TINGGI : 216CM
SESUAI/TIDAK
sama, yaitu pintu harus
dapat mengakses user dan
barang dengan baik
LEBAR :
LEBAR : 126CM
LEBAR PINTU
TINGGI :
: 80-110CM
231CM
Desain dan Feng Shui
dalam parameter dimensi
TINGGI
pada bukaan pintu
Ukuran tersebut
PINTU : 210-
memiliki pendapat yang
memiliki arti
220CM
sama, yaitu pintu harus
TINGGI : 231CM
PANTRY
SESUAI
126CM
rejeki banyak
dapat mengakses user dan
barang dengan baik
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 60
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
D
UKURAN
EKSISTING
I
FENG SHUI
DESAIN
LEBAR :
100CM
M
TINGGI :
E
LEBAR : 100CM
N
TINGGI : 231CM
S
Ukuran tersebut
memiliki arti
PINTU AKSES KE TENGAH
I
231CM
kurang baik
BANGUNAN
SESUAI/TIDAK
TIDAK SESUAI
LEBAR PINTU
: 80-110CM
TINGGI
PINTU : 210220CM
Desain dan Feng Shui
dalam parameter dimensi
pada bukaan pintu
memiliki pendapat yang
sama, yaitu pintu harus
dapat mengakses user dan
barang dengan baik
TABEL IV.8 KESESUAIAN PARAMETER DIMENSI PADA BUKAAN PINTU
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Analisis yang dapat diambil melalui alat ukur parameter dimensi dalam desain bahwa
dimensi visual pada ruang menentukan suasana yang ingin dicapai pada suatu ruang dan
mempengaruhi faktor psikologis ruang tersebut, serta dimensi pada bukaannya (pintu)
harus dapat mengakomodasi user serta barang untuk dapat keluar masuk. Demikian juga
dengan analisis melalui alat ukur parameter dimensi dalam ilmu Feng Shui bahwa dimensi
visual pada ruang dapat mempengaruhi energi/ chi yang terdapat pada ruang serta dimensi
bukaannya (pintu) harus dapat menangkap/ memasukkan energi/ chi yang baik ke dalam
ruang.
4.1.5
PARAMETER IKLIM MIKRO
Iklim mikro merupakan iklim yang berhubungan dengan ruang terbatas yaitu jalan, kota,
taman dan ruang dalam. Iklim memiliki aspek-aspek penting terhadap kesejahteraan
manusia dan penggunaan bangunan. Faktor-faktor tersebut adalah nilai-nilai menengah
dan ekstrim serta fluktuasi dari temperatur (siang-malam), nilai kelembaban, kondisi
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 61
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
atmosfir, presipitasi, gerakan udara dan gejala-gejala khusus seprti gempa, badai dan
sebagainya6.
ANALISIS IKLIM MIKRO MENURUT DESAIN
Pada parameter ini dikhususkan untuk iklim tropis khususnya pada daerah pengunungan
yang lembab dan sejuk dengan ciri temperatur rata-rata tidak kurang dari 20°C pertahun
dengan curah hujan 150,40mm. Oleh karena itu bangunan perlu mempunyai fungsi
perlindungan terhadap panas dan hujan dalam hal pemilihan petak tanah, bahan bangunan,
fungsi bangunan, luas lokasi, kondisi tanah, serta vegetasi.
Fasade bangunan pada objek studi mengarah ke arah
timur dan banyak mendapatkan sinar matahari pagi yang
baik untuk kesehatan. Tetapi pada area ini sama sekali
tidak ada bukaan yang dapat memasukkan cahaya
GAMBAR IV.8 LOKASI TAPAK YANG
MENGHADAP
KE TIMUR
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
tersebut. Bukaan banyak terdapat pada sisi selatan
bangunan sehingga cahaya yang masuk kedalam tidak
menyilaukan mata dan panas. Sedangkan pada sisi utara
terdapat service area yaitu pantry yang sedikit lembab karena tidak terkena sinar matahari.
Bukan-bukaan yang cukup banyak menjadikan
sirkulasi udara yang terjadi di dalam ruang
terkondisikan dengan baik karena adanya
ventilasi
silang,
sehingga
panas
dalam
bangunan dengan cepat dapat dialirkan ke luar.
GAMBAR IV.9 ILUSTRASI DENAH YANG
MENUNJUKKAN
BUKAAN DAN AREA YANG LEMBAB
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
6
Dr. Ing. Georg Lippsmeier, BANGUNAN TROPIS, Edisi ke-2
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 62
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Teritisan landai pada bangunan yang menghalangi
jatuhnya air hujan yang deras dan arahnya cenderung
menyamping mengamankan bangunan dari air yang dapat
membuat bahan bangunan cepat lapuk. Selain berfungsi
sebagai pelindung terhadap curah hujan yang tinggi,
teritisan pada bangunan berfungsi sebagai penahan
kesilauan pada langit yang ditimbulkan karena tingginya
kelembaban udara. Penghijauan disekitar bangunan yang
FOTO IV. 14 TERITISAN LANDAI
PADA BANGUNAN
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
cukup luas, membantu menyerap cahaya yang ditimbulkan
oleh langit.
ANALISIS IKLIM MIKRO MENURUT FENG SHUI
Iklim mikro dalam penjabaran ilmu Feng Shui merupakan hal terpenting karena
menyangkut pemilihan petak tanah, lokasi, orientasi, bentuk lahan dan peletakan bukaan
pada bangunan dengan menggunakan rumusan Ba Gua dan Wu Xing yang mewakili setiap
arah mata angin. Dengan rumusan tersebut diharapkan dapat menjaring energi Qi yang
ada di lingkungan agar dapat memberikan manfaat yang baik
ABSTRAKSI
Feng Shui merupakan ilmu dan seni yang berasal dari kebudayaan Cina kuno yang
bertujuan menata lokasi, menata bangunan dan menempatkan manusia dalam dimensi
ruang melalui pendekatan metafisik yang dalam kurun waktu dua dasawarsa ini telah
banyak mempengaruhi berbagai aspek khususnya desain interior (realitas fisik).
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan sejauh mana relevansi desain interior
dengan perancangan interior yang menggunakan Feng Shui melalui lima parameter yaitu
parameter bentuk, parameter sirkulasi, parameter cahaya dan warna, parameter dimensi
dan parameter iklim mikro yang hasilnya berupa tingkat relevansi dari perancangan
interior dengan perancangan interior yang menggunakan Feng Shui.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA iii
Abstrak
ABSTRACT
Feng Shui is an ancient art and science which is part of Chinesse culture, as a fundamental
methode of choosing the best location for built environtment, designing building and managing
invisible energy of human being and their environtment, by using methaphysical approach which
has been influenced especially in interior design for ten decades
This research is looking for the relationship between interior design method and design with
value added advantage of Feng Shui method, through five parameters, which are shape,
circulation, light and colour, dimension and micro climate. The result of this research is relevant
degree of those two design methods.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA iv
Daftar Isi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKATA
i
ABSTRAKSI
iii
ABSTRACT
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR FOTO
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.1.1 Desain Inteior
BAB II
2
1.2 Identifikasi Masalah
3
1.3 Maksud dan Tujuan
4
1.4 Batasan Studi
4
1.5 Sistematika Penulisan
5
1.6 Sistematuka Pemikiran
6
ILMU FENG SHUI DAN DESAIN INTERIOR
7
2.1 Ilmu Feng Shui (Angin Dan Air)
7
2.1.1 Ilmu Feng Shui dan Medan Magnet
2.2 Konsep Feng Shui
8
9
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
v
Daftar Isi
2.2.1 Konsep Chi/ Qi
10
2.2.2 Konsep Yin Yang
10
2.2.3 Konsep Lima Unsur Elemen
11
2.3 Metoda Feng Shui
12
2.4 Ruang Interior
14
2.4.1 Konsep Ruang Menurut Filsuf Barat
15
2.4.2 Konsep Ruang Menurut Filsuf Timur
16
2.5 Elemen Dalam Interior
16
2.5.1 Lantai
17
2.5.2 Dinding
17
2.5.3 Langit-Langit
18
2.5.4 Warna Dan Cahaya
18
2.5.5 Sirkulasi
19
2.5.6 Bentuk
19
2.5.7 Iklim Mikro
21
2.6 Pengertian Rumah Tinggal
BAB III
BAB IV
21
2.6.1 Pengertian Daerah Tropis
22
KAJIAN RUMAH TINGGAL TROPIS
24
3.1 Rumah Tinggal Sebagai Objek Studi
24
3.1.1 Analisa Tapak
28
3.1.2 Analisa Tampak
29
3.1.3 Analisa Ruang Interior
30
RELEVANSI DESAIN FENG SHUI
DENGAN RUANG DALAM INTERIOR
38
4.1 Analisa Lima Parameter
38
4.1.1 Parameter Sirkulasi
39
4.1.2 Parameter Cahaya Dan Warna
42
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA vi
Daftar Isi
BAB V
4.1.3 Parameter Bentuk
49
4.1.4 Parameter Dimensi
55
4.1.5 Parameter Iklim Mikro
61
SIMPULAN DAN SARAN
69
5.1 Simpulan
69
5.2 Saran
72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA vii
Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
NOMOR
GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Gambar 3.10
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 5.1
Gambar 5.2
Gambar 5.3
Gambar 5.4
NAMA GAMBAR
SUMBER GAMBAR
Kompas Feng Shui
Yin Yang
Lima Unsure Elemen
Ba Gua Feng Shui
Lantai Dalam Ruang Interior
Dinding Sebagai Pembentuk Ruang
Langit-Langit Pada Gereja Yang Berfungsi Menambah
Keagungan Ruang
Warna Dan Cahaya
Iklim Mikro
Peta Kawasan Jalan Setiabudi, Bandung
Site Plan
Ilustrasi Sirkulasi Yang Melewati Zona Publik Dan
Servis
Ilustrasi Denah Ruang Tamu
Ilustrasi Denah Ruang Keluarga
Ilustrasi Denah Ruang Makan
Ilustrasi Denah Pantry
Ilustrasi Denah Kamar Tidur Anak
Ilustrasi Denah & Suasana Ruang Kerja
Ilustrasi Denah Kamar Tidur
Ilustrasi Sirkulasi Pada Rumah Tinggal
Yang Melewati Zona Publik Dan Zona Servis
Struktur Rumah Sebagai Simbol Makrokosmos Tubuh
Manusia
Ilustrasi Sirkulasi Pada Rumah Tinggal
Hubungan Lima Unsur Elemen
Bentuk Pada Ruang Interior
Tampak Depan Adalah Makrokosmos Wajah Manusia
Dimensi Pada Ruang Menentukan Kualitas, Fungsi
Dan Suasana
Lokasi Tapak Yang Menghadap Ke Timur
Ilustrasi Denah Yang Menunjukkan Bukaan Dan Area
Yang Lembab
Penerapan Metode Tibet Pada Denah Rumah
Denah Awal dan Usulan Ruang Makan
Denah Awal Ruang Keluarga
Denah Usulan Ruang Keluarga
Denah Awal dan Usulan Kamar Tidur
Koleksi Pribadi, 2007
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2006
Koleksi Pribadi, 2006
Koleksi Pribadi, 2006
Koleksi Pribadi, 2006
Koleksi Pribadi, 2006
Bappeda Kota Bandung, 2007
Bappeda Kota Bandung, 2007
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA viii
Daftar Foto
DAFTAR FOTO
NOMOR
FOTO
Foto 3.1
Foto 3.2
Foto 3.3
Foto 3.4
Foto 3.5
Foto 3.6
Foto 3.7
Foto 3.8
Foto 3.9
Foto 4.1
Foto 4.2
Foto 4.3
Foto 4.4
Foto 4.5
Foto 4.6
Foto 4.7
Foto 4.8
Foto 4.9
Foto 4.10
Foto 4.11
Foto 4.12
Foto 4.13
Foto 4.14
NAMA FOTO
SUMBER FOTO
Tampak Depan Bangunan
Suasana Pada Ruang Tamu
Suasana Pada Ruang Keluarga
Titik Lampu Pada Ruang Keluarga
Ruang Makan
Letak Dan Jumlah Titik Lampu Yang
Digunakan Pada Ruang Makan
Area Servis, Pantry Yang Selalu Memakai
Cahaya Buatan
Suasana Pada Kamar Tidur Anak
Lubang Sebagai Ventilasi
Tampak Depan Rumah Yang Didominasi Oleh
Area Garasi Serta Tersamarnya Main Entrance
Area Pantry Yang Dilalui Untuk Masuk Ke
Dalam Bangunan
Fasade Dan Ruang Interior Yang Didominasi
Oleh Warna Yang Bersifat Bersih
Foto Interior Ruang Keluarga Yang Cenderung
Redup Pencahayaannya
Letak Titik Lampu Dan Pemakaian Jenis Lampu
Yang Tidak Tepat
Dominasi Warna Putih Pada Fasad Dan Ruang
Dalam Serta Intensitas Cahaya
Yang Rendah Dalam Ruang
Tampak Depan Bangunan Yang Didominasi
Oleh Bentuk Persegi Panjang
Struktur Yang Diekspose Memberi Kesan
Ringan
Struktur Yang Diekspos
Ruang Keluarga Yang Terletak Di Void
Pembatas Dinding Pada Lantai 2
Ruang Keluarga Yang Terletak Di Void
Pembatas Dinding Pada Lantai 2
Teritisan Landai Pada Bangunan
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ix
Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
NOMOR
TABEL
NAMA TABEL
SUMBER TABEL
Tabel 2.1
Rupa Bentuk Dan Sifat-Sifatnya
Tabel 2.2
Ciri-Ciri Iklim Tropis Di Daerah Khatulistiwa
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Analisa Dalam Parameter Sirkulasi
Unsur Dalam Feng Shui Dan Simbol Warna
Serta Orientasi Arah
Kesesuaian Dalam Parameter Cahaya Dan
Warna
Rupa Bentuk Dan Sifatnya
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Kesesuaian Parameter Bentuk
Data Eksisting Untuk Dimensi Bukaan Pintu
Dan Standar Dalam Ergonomi
Data Eksisting Untuk Dimensi Bukaan Pintu
Menurut Feng Shui
Kesesuaian Parameter Dimensi Pada Bukaan
Pintu
Arah, Unsur Dan Energi Dalam Feng Shui
Kesesuaian Parameter Iklim Mikro
Data Kelahiran Anggota Keluarga
Kesesuaian Parameter Iklim Mikro Melalui
Metoda 4 Pilar 8 Elemen
Francis D.K. Ching, Ilustrasi Desain
Interior, Erlangga 1996
Dr. Ing. Georg Lippsmeier, Bangunan
Tropis, Edisi Ke-2
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Francis D.K. Ching, Ilustrasi Desain
Interior, Erlangga 1996
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
Lilian Too, Feng Shui Pakua Dan
Lho Shu, 1996
Koleksi Pribadi, 2008
Antonius, 2008
Koleksi Pribadi, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
x
Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
NOMOR
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E
LAMPIRAN F
LAMPIRAN G
NAMA LAMPIRAN
Denah Rumah Tinggal Lantai 1
Denah Rumah Tinggal Lantai 2
Zoning Rumah Tinggal Lantai 1
Zoning Rumah Tinggal Lantai 2
Perspektif Kamar Tidur
Perspektif Ruang Keluarga
Perspektif Ruang Makan
SUMBER LAMPIRAN
Ilustrasi Pribadi, 2008
Ilustrasi Pribadi, 2008
Ilustrasi Pribadi, 2008
Ilustrasi Pribadi, 2008
Ilustrasi Pribadi, 2008
Ilustrasi Pribadi, 2008
Ilustrasi Pribadi, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA xi
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, identifikasi masalah,
maksud dan tujuan serta sistematika pemikiran dari laporan ini
secara keseluruhan.
1.1
LATAR BELAKANG
Kebudayaan Cina merupakan salah satu kebudayaan tertua di dunia, yang berdiaspora
keseluruh penjuru dunia. Salah satu ilmu dan seni yang berasal dari kebudayaan Cina
adalah ilmu Feng Shui yang ditemukan oleh Yang Yun Sang dan telah dipraktikan di
Cina sekurang-kurangnya sejak Dinasti Tang.
Dalam perjalanannya melampaui berbagai budaya dan masyarakat, serta telah
mengalami masa-masa pasang surut dalam penyempurnaannya, ilmu Feng Shui yang
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
1
Pendahuluan
memperhitungkan energi (Chi/ Qi) yang kasat mata dan membawa prinsip keselarasan
dan keseimbangan (Yin Yang) yang diklasifikasikan dalam lima unsur elemen (Wu
Xing) sering ditafsirkan sebagai mistik, klenik dan tahayul oleh beberapa kelompok
masyarakat
Dewasa ini, ilmu Feng Shui telah tersebar hampir disemua negara dan dalam kurun
waktu dua dasawarsa semakin marak berkembang di Indonesia dan sedikit-banyak
telah mempengaruhi berbagai aspek, terutama dalam bidang desain khususnya desain
interior pada rumah tinggal.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya artikel di internet, majalah, tabloid dan buku yang
beredar di pasaran, mengangkat Feng Shui sebagai ‘cover’ depannya. Ilmu Feng Shui
yang secara harafiah berarti angin (feng) dan air (shui), pada dasarnya merupakan ilmu
yang mempelajari tentang tataletak lokasi (geologi), tatarancang bangunan (arsitektur
dan interior) dan juga tatacara penempatan manusia dalam dimensi ruang dengan
menggunakan tiga metoda dalam praktiknya yaitu Metoda Bentuk, Metoda 4 Pilar 8
Elemen dan Metoda Tibet yang mengacu pada perhitungan Chi/ Qi (energi), Yin Yang
(keseimbangan dan keselarasan) dan Wu Xing (lima unsur elemen) sebagai konsep
dasarnya.
1.1.1
DESAIN INTERIOR
Desain interior adalah merencanakan, menata dan merancang ruang-ruang interior
dalam bangunan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar penggunannya akan sarana
untuk bernaung dan berlindung.
Dalam penjabarannya, desain interior memiliki beberapa pengertian diantaranya
sebagai berikut :
•
Menurut Wikipedia “desain interior” adalah proses membentuk dan mengalami
ruang interior, melalui volume ruang yang memanipulasi seperti pengerjaan
permukaan. Berbeda dengan dekorasi interior, desain interior menggambarkan
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
2
Pendahuluan
aspek psikologi lingkungan, arsitektur, desain produk dan desain furniture sebagai
•
•
penambahan dari dekorasi interior.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ”desain interior” adalah perancangan
bagian dalam gedung/ ruang dan tatanan perabot di dalam ruang/ gedung tersebut.
Berdasarkan Encyclopædia Brittanica, pengertian “desain interior” adalah desain
pada ruang interior, erat berhubungan dengan arsitektur dan terkadang termasuk
dekorasi interior.
Dari beberapa informasi/ data di atas maka dapat disimpulkan bahwa desain interior
merupakan sebuah perancangan yang berhubungan erat dengan ruang dalam, serta
memikirkan faktor fungsi, aktivitas, kenyamanan, keamanan, dan psikologi
penggunanya sehingga menjadi sebuah kesatuan tatanan ruang yang utuh.
Hal tersebut mengungkapkan bahwa ilmu Feng Shui memiliki tujuan yang sama
dengan desain interior yaitu memikirkan tataletak bangunan, tatanan ruang dan
tatacara penempatan manusia pada dimensi ruang agar dapat beraktivitas dengan
nyaman, aman serta sehat secara jasmani dan rohani.
1.2
IDENTIFIKASI MASALAH
Ilmu Feng Shui melalui perhitungan energi Chi/ Qi (realitas metafisik) dalam
praktiknya serta desain interior melalui pendekatan modernis dengan penekanan kajian
empirik (yang menganggap suatu realitas disebut realitas fisik apabila dapat ditangkap
oleh panca indera), menjadikan hal tersebut saling kontra dalam mencapai tujuannya
menata lokasi, ruang dan tatacara penempatan manusia dalam dimensi ruang.
Dalam memahami kesamaan tujuan dari masing-masing pendekatan yang berbeda
sebagai alat ukur dalam membantu penelitian yang ingin diangkat pada skripsi ini
yaitu “Bagaimanakah relevansi metode desain interior dengan metode Feng Shui
sesuai pada studi penelitian?“. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka digunakan
parameter dimensi, cahaya dan warna, sirkulasi, bentuk dan iklim mikro.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
3
Pendahuluan
Selain daripada itu realitas terhadap objek untuk mendukung penelitian diperlukan
adanya, sebagai benda yang dapat diteliti agar tujuan yang sama tersebut dapat
dipahami. Dalam skripsi ini penulis mengambil objek studi sebuah rumah tinggal,
dimana rumah tinggal memiliki peran yang sangat besar dalam mempengaruhi
kehidupan manusia.
1.3
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari skripsi ini adalah untuk menelaah hubungan antara desain Feng Shui
dengan ruang dalam interior. Sedangkan tujuan dari skripsi ini adalah untuk
mengungkapkan sejauh mana hubungan desain Feng Shui dengan ruang dalam interior
dapat saling mengisi.
1.4
BATASAN STUDI
Karena keterbatasan waktu dan untuk mempermudah penelitian, maka studi dibatasi
dengan menganalisis objek rumah tinggal dengan pertimbangan bahwa rumah tinggal
memiliki aspek-aspek yang vital terhadap penggunanya. Pada objek studi rumah
tinggal, penulis mengambil sebuah hunian di Kompleks Perumahan Budi Asih Jl. Budi
Asih II No 10, Bandung-Jawa Barat. Dalam kasus studi akan diambil perwakilan dari
ruang-ruang yang sering digunakan dan utama dalam rumah tinggal diantaranya
Ruang Tamu, Ruang Keluarga, Kamar Tidur, Ruang Kerja, Ruang Makan dan Dapur
untuk dikaji secara Feng Shui dan interior.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
4
Pendahuluan
1.5
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistematika penyusunan laporan perancangan ini adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Merupakan penjelasan tentang latar belakang, identifikasi masalah,
maksud dan tujuan serta sistematika pemikiran dari laporan ini secara
keseluruhan.
BAB II
ILMU FENG SHUI DAN INTERIOR
Memaparkan definisi Feng Shui dan interior serta teori-teori yang
menerangkan Feng Shui dan interior.
BAB III
KAJIAN RUMAH TINGGAL TROPIS
Membahas tentang objek studi dan memperlihatkan secara jelas posisi
dan identifikasi yang ada.
BAB IV
RELEVANSI
METODE
DESAIN
INTERIOR
DENGAN
METODE FENG SHUI
Pertemuan antara pendekatan teoritis dan keberadaan kasus studi akan
terjalin diisni. Bab ini merupakan bab di mana metode Feng Shui dan
interior ditelaah satu persatu dengan data yang diperoleh dari objek
penelitian.
BAB V
KESIMPULAN
Merupakan rangkuman dari ide-ide pokok dari bab-bab sebelumnya,
pada
tahap
ini
penyajian
telah
sampai
pada
tahap
akhir.
Kesinambungan antar bab disajikan pada tahap ini, menjadi kesatuan
yang mempunyai hasil berupa temuan dari permasalahan yang dicari,
serta kesimpulan dan saran yang hendak disampaikan.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
5
Pendahuluan
1.6
SISTEMATIKA PEMIKIRAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
6
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
BAB IV
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR
DENGAN METODE FENG SHUI
Bab ini merupakan bab di mana desain Feng Shui
dan Interior ditelaah satu persatu dengan data
yang diperoleh dari objek penelitian.
4.1
ANALISIS LIMA PARAMETER
Dalam mengukur suatu tingkat relevansi sesuai dengan tujuan penelitian maka, digunakan
beberapa parameter sebagai alat ukur, agar tujuan yang sama antara desain Feng Shui
dengan ruang dalam interior dapat terkomunikasikan.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 38
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
4.1.1 PARAMETER SIRKULASI
Sirkulasi merupakan alur gerak manusia yang dapat dibayangkan sebagai benang yang
menghubungkan ruang-ruang pada suatu bangunan atau suatu rangkaian ruang-ruang
interior maupun eksterior.
Manusia bergerak dalam waktu, melalui suatu tahapan di dalam ruang, maka kita
merasakan suatu ruang dalam hubungan akan di mana kita berada dan di mana kita
menetapkan tempat tujuan1.
Melalui analisis parameter sirkulasi maka, relevansi antara desain dan Feng Shui dengan
objek studi rumah tinggal adalah sebagai berikut:
ANALISIS SIRKULASI MENURUT DESAIN
Sirkulasi yang terjadi pada objek studi merupakan dua buah sirkulasi linier dalam
memasuki ruang interior yang disebabkan oleh dominasi garasi pada fasade serta
tersamarnya main entrance pada bangunan.
Dominasi garasi pada fasad tersebut secara tidak
langsung mengarahkan user untuk melewati
service area yaitu garasi dan kemudian ke pantry,
dalam pencapaian ke bagian ruang interiornya.
Sesuai
FOTO IV.1 TAMPAK DEPAN RUMAH YANG
DIDOMINASI OLEH AREA GARASI SERTA
TERSAMARNYA MAIN ENTRANCE
SUMBER : KOLEKSI PRIBADI, 2008
1
dengan
analisis
dalam
desain
akan
kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
mencapai
tujuannya
(kebutuhan
manusia
berdasarkan aktivitas) bahwa terdapat beberapa
Francis D.K Ching, ILUSTRASI DESAIN INTERIOR
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 39
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
zona yang membagi ruang yaitu:
-
Zona public, seperti ruang tamu, foyer, dsb. Pada umumnya zona ini diletakkan di
bagian depan karena sifatnya sebagai area penerimaan,
-
Zona semi public, seperti ruang keluarga, ruang makan, dsb. Umumnya zona ini
diletakkan berdekatan dengan zona public
-
Zona private, seperti ruang tidur dan kamar mandi. Umumnya zona ini diletakkan
pada bagian yang memiliki privasi lebih dibanding zona lain dan terhindar dari
kebisingan serta lebih nyaman.
-
Zona service, seperti pantry, dapur, area pembantu, area cuci dan jemur. Pada
umumnya diletakkan pada bagian yang kurang nyaman dan banyak terkena sinar
matahari.
Maka, sirkulasi yang di awali dengan melalui service area adalah tidak baik karena,
service area khususnya pantry merupakan area yang paling banyak menghasilkan
buangan/ sampah dan kotor, serta pada umumnya aktivitas pada area ini didominasi oleh
pembantu rumah tangga.
GAMBAR VI.1 ILUSTRASI SIRKULASI PADA RUMAH TINGGAL
YANG MELEWATI ZONA PUBLIK DAN ZONA SERVIS
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 40
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
FOTO IV. 2 AREA PANTRY YANG DILALUI UNTUK MASUK KE DALAM BANGUNAN
SUBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
ANALISIS SIRKULASI MENURUT FENG SHUI
Struktur sebuah rumah dalam Feng Shui
disimbolkan sebagai wujud makrokosmos
dari tubuh manusia. Dimana tampak depan
rumah adalah sebagai wajah, pintu masuk
adalah sebagai mulut, jendela adalah mata,
kamar
GAMBAR IV.2 STRUKTUR RUMAH SEBAGAI SIMBOL
tidur
adalah
paru-paru,
pusat
bangunan adalah pusar, dapur adalah
MAKROKOSMOS TUBUH MANUSIA
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
lambung dan kamar mandi adalah dubur.
Sesuai dengan prinsip makrokosmos yang
dipakai dalam Feng Shui melalui Metoda
Bentuk bahwa pintu masuk adalah sebagai
mulut dan mulut merupakan jalur masuknya
segala sesuatu ke dalam tubuh, maka sirkulasi
yang
GAMBAR IV.3 ILUSTRASI SIRKULASI PADA RUMAH
terjadi
pada
objek
studi
yaitu,
pencapaian dalam menuju ruang interior
TINGGAL
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 41
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
secara tidak langsung di arahkan melalui pantry (lambung) adalah tidak baik.
OBJEK STUDI
FENG SHUI
S
Sesuai dengan
I
simbolisasi
R
makrokosmos
K
tubuh manusia,
U
maka sirkulasi
yang di awali
L
dengan melewati
A
area servis
S
khususnya pantry
DENAH SIRKULASI PADA RUMAH
I
adalah tidak baik
DESAIN
SESUAI/TIDAK
Sesuai dengan
SESUAI
analisis kebutuhan
ruang yang
membagi bangunan
menjadi beberapa
zona sesuai sifatnya
masing-masing,
maka sirkulasi yang
diawali dengan
melewati area
servis adalah tidak
Desain dan Feng Shui
dalam parameter
sirkulasi memiliki
pendapat yang sama,
yaitu apabila sirkulasi
yang diawali dengan
melalui service area
adalah tidak baik
baik.
TABEL VI.1 ANALISIS DALAM PARAMETER SIRKULASI
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Analisis yang dapat diambil melalui alat ukur parameter sirkulasi dalam desain dan Feng
Shui bahwa sirkulasi yang diawali dengan melalui service area khususnya pantry adalah
tidak baik karena pantry merupakan area yang paling kotor dan memiliki banyak buangan/
sampah.
4.1.2
PARAMETER CAHAYA DAN WARNA
Cahaya merupakan faktor utama dalam kehidupan manusia dan juga dalam desain.
Cahaya menghidupakan ruang interior. Tanpa adanya cahaya, tidak akan ada bentuk,
tekstur atau warna dan tidak juga ada penampakan ruang interior itu sendiri 2.
2
Francis D.K Ching, Op.Cit. hlm 159
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 42
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Ilmu fisika mempelajari bahwa cahaya memiliki sifat dasar berupa warna. Pada spektrum
cahaya yang terlihat, warna ditentukan dari panjang gelombangnya. Warna juga memiliki
sifatnya masing-masing yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya dan
berpengaruh terhadap kesehatan mental, fisik dan emosi.
Melalui analisis parameter cahaya dan warna maka, relevansi antara desain dan Feng Shui
dengan objek studi rumah tinggal adalah sebagai berikut:
ANALISIS CAHAYA DAN WARNA MENURUT DESAIN
Dalam desain warna dan cahaya saling berhubungan dalam menentukan kualitas suatu
ruang dan fungsinya. Cahaya hangat cenderung menonjolkan warna-warna hangat dan
menetralkan warna-warna dingin, sementara cahaya dingin menguatkan warna-warna
dingin dan memperlemah warna hangat 3.
Warna-warna yang dapat memberikan kesan nyaman, aman dan tenang banyak diterapkan
dalam rumah tinggal karena, sesuai dengan fungsinya bahwa rumah sebagai tempat
beristirahat, berinteraksi dengan anggota keluarga dan tempat membangn karakter4.
Warna bersih dan dingin yaitu putih
yang
mendominasi
fasade
hingga
ruang-ruang interior pada objek studi
memberikan
kesan
kosong,
‘tidak
tersentuh’, steril, tidak ramah dan
FOTO IV. 3 FASADE DAN RUANG INTERIOR YANG DIDOMINASI
terisolir.
OLEH WARNA YANG BERSIFAT BERSIH
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
3
4
Francis D.K Ching, ILUSTRASI DESAIN INTERIOR
Christina Krisnawarti, ENERGY COLOUR THERAPY, Juni 2005
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 43
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Warna putih dalam pemakaiannya memang cocok untuk diterapkan pada semua ruang dan
dapat menjadi latar belakang yang menarik, namun efek pemakaian yang berlebihan
menyebabkan ruang tidak lagi berfungsi dengan optimal.
Selain daripada warna, cahaya yang menyinari ruang
dapat mempengaruhi kualitas ruang. Pada objek
studi, intensitas cahaya alami yang masuk kedalam
ruang cenderung redup meskipun banyak terdapat
banyak bukaan. Hal ini disebabkan oleh teritisan
landai yang menghalangi cahaya untuk masuk ke
FOTO IV.4 FOTO INTERIOR RUANG
dalam ruang.
KELUARGA YANG CENDERUNG REDUP
PENCAHAYAANNYA
SUMBER: KOLESI PRIBADI, 2008
Pemakaian cahaya buatan pada objek studi pun tidak
memberikan solusi yang tepat. Pemakaian dan tatanan
lampu yang dipakai tidak sesuai dengan fungsi setiap
ruang sehingga fungsi ruang menjadi tidak optimal.
FOTO IV. 5 LETAK TITIK LAMPU DAN
PEMAKAIAN JENIS LAMPU YANG TIDAK
TEPAT
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
ANALISIS CAHAYA DAN WARNA MENURUT FENG SHUI
Warna dalam penjabaran ilmu Feng Shui sangat penting dan kompleks sebab dinilai
mengandung energi kekuatan dan getaran, mencerminkan sifat dan karakter magnetik
alam semesta, berpengaruh terhadap perilaku emosi seseorang dan berinteraktif dalam
kehidupan.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 44
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Rumusan Ba Gua dan Wu Xing (hubungan
antar 5unsur elemen) yang digunakan dalam
praktik Feng Shui menggunakan warna sebagai
dasar pengertian terhadap konsep Yin dan Yang
yang ingin dicapai.
GAMBAR IV. 4 HUBUNGAN LIMA UNSUR ELEMEN
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
UNSUR
WARNA
MUSIM
ARAH
Air
Hitam
Dingin
Utara
Kayu
Hijau
Semi
Timur
Api
Merah
Panas
Selatan
Tanah
Kuning
Netral
Pusat
Logam
Putih
Gugur
Barat
TABEL IV. 2 UNSUR DALAM FENG SHUI DAN SIMBOL WARNA SERTA ORIENTASI ARAH
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Dominasi warna putih pada objek studi yang memiliki arti musim gugur dan diwakili oleh
unsur logam dalam praktik Feng Shui adalah tidak baik. Karena efek pemakaian yang
berlebihan dari warna putih tidak seimbang antara Yin dan Yang, sehingga ruang menjadi
terlalu dingin.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 45
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Demikian pula dengan intensitas cahaya dalam
ruang pada objek studi kurang baik, karena
cahaya alami dan cahaya buatan yang menyinari
ruang tidak dapat menghangatkan ruang dengan
baik sesuai dengan prinsip Yin dan Yang.
Intensitas cahaya alami yang masuk ke dalam
ruang cenderung redup dan pemakaian cahaya
buatan
pada
ruang
tidak
dapat
membantu
menghangatkan ruang. Ruang-ruang yang terdapat
pada bangunan cenderung tidak disinari dengan
baik sehingga terjadi ketidak seimbangan antara
FOTO IV.6 DOMINASI WARNA PUTIH PADA
Yin dan Yang.
FASAD DAN RUANG DALAM SERTA INTENSITAS
CAHAYA
YANG RENDAH DALAM RUANG
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
OBJEK STUDI
FENG SHUI
DESAIN
PARA –
SESUAI
Tampak depan yang
METER
didominasi oleh warna
CAHA-
dingin yaitu putih, dalam
YA
Feng Shui diwakili oleh
DAN
unsur logam, menyebabkan
WAR-
ketidak seimbangan antara
NA
SESUAI/TIDAK
TAMPAK DEPAN
Yin danYang
Dominasi warna bersih dan
dingin yaitu putih pada fasade
memberikan efek terisolir dan
tidak ramah
Desain dan Feng Shui
dalam parameter cahaya
dan warna pada fasade
memiliki pendapat yang
sama yaitu, pemakaian
warna putih yang dominan
membuat bangunan terasa
dingin, steril dan kosong
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 46
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
FENG SHUI
DESAIN
SESUAI/TIDAK
Pemakaian warna yang
SESUAI
Ruang keluarga yang
didominasi oleh warna
dingin yaitu putih yang
mewakili unsur logam,
menyebabkan ketidak
P
seimbangan antara Yin dan
A
Yang.
R
Pencahayaan yang
A
digunakan pada ruang
M
keluarga tidak dapat
E
bersifat dingin dan bersih
pada interior ruang keluarga
Desain dan Feng Shui
menjadikan ruang keluarga
dalam parameter cahaya
tidak lagi berfungsi secara
dan warna pada ruang
utuh. Dominasi warna putih
keluarga memiliki
yang berlebihan pada ruang
pendapat yang sama, yaitu
membuat ruang terkesan
pemakaian warna putih
kosong, dingin, steril, tidak
yang dominan membuat
akrab dan tidak tersentuh.
ruang terasa dingin, steril
dan kosong.
membantu menghangatkan
T
ruang sehingga terjadi
E
ketidak seimbangan antara
Yin dan Yang.
R
Intensitas cahaya pada ruang
cenderung redup dan tidak
Cahaya yang digunakan
merata, sehingga ruang tidak
untuk menyinari ruang
hemat energi dan nyaman
tidak dapat meningkatkan
untuk beraktivitas.
kualitas ruang keluarga.
RUANG KELUARGA
C
A
H
A
Penggunaan warna bersih,
Tertahannya cahaya alami
Y
alami dan hangat yaitu
untuk masuk ke dalam ruang,
A
putih dan coklat cukup
menjadikan ruang lembab dan
seimbang
banyak menggunakan cahaya
&
buatan yang cenderung tidak
W
Tetapi cahaya alami yang
hemat energi dan memiliki
A
tidak dapat menyinari
nilai CRI* yang rendah.
R
ruang dengan baik
N
A
menjadikan ruang lembab,
Pemakaian warna dingin,
sehingga menjadi tidak
alami dan hangat yaitu putih
optimal.
dan coklat cukup seimbang,
SESUAI
Desain dan Feng Shui
dalam parameter cahaya
dan warna pada pantry
memiliki pendapat yang
sama, yaitu ruang yang
lembab tidak baik
meskipun warna pada
ruang sudah sesuai dengan
fungsi.
sehingga ruang terasa hangat.
PANTRY
* colour rendering intensity
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 47
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
FENG SHUI
DESAIN
SESUAI/TIDAK
SESUAI
P
Desain dan Feng Shui
A
dalam parameter cahaya
Dominasi warna dingin
R
yaitu putih dan diwakili
Dominasi warna bersih dan
A
oleh unsur logam pada
dingin, serta pencahayaan
M
ruang makan tidak
yang tidak baik pada area
E
seimbang antara yin dan
makan menjadikan suasana
yang sehingga suasana
pada area ini tidak hangat dan
akrab pada ruang ini
akrab.
T
E
RUANG MAKAN
menjadi hilang
dan warna pada ruang
makan memiliki pendapat
yang sama yaitu,
pemakaian warna putih
yang dominan membuat
ruang terasa dingin dan
tidak akrab
Cahaya yang digunakan
R
untuk menyinari ruang
tidak dapat meningkatkan
C
kualitas ruang keluarga.
A
H
SESUAI
A
Sesuai dengan prinsip Yin
Y
& Yang maka dominasi
A
warna putih yang diwakili
&
oleh unsur logam tidak
W
seimbang, sehingga ruang
cenderung dingin dan
A
kosong
R
N
Pencahayaan yang
A
digunakan tidak dapat
menghangatkan ruang,
sehingga terjadi ketidak
seimbangan antaraYin dan
Warna bersih dan dingin yaitu
putih yang mendominasi
ruang secara psikologi kurang
baik diterapkan pada kamar
tidur karena menyebabkan
ruang terasa terisolir.
Pencahayaan pada kamar
yang terlalu terang
menyebabkan sulit
beristirahat.
Desain dan Feng Shui
dalam parameter cahaya
dan warna pada kamar
tidur memiliki pendapat
yang sama yaitu, dominasi
pemakaian warna putih
yang berlebihan serta
pencahayaan yang tidak
mendukung suasana
beristirahat adalah tidak
baik
Yang
KAMAR TIDUR ANAK
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 48
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
FENG SHUI
DESAIN
SESUAI/TIDAK
SESUAI
PARA –
METER
Warna putih yang masih
CAHA-
mendominasi ruang serta
YA
pencahayaan yang kurang
baik pada ruang
DAN
menyebabkan ketidak
WAR-
seimbangan yin dan yang
NA
Warna putih yang masih
mendominasi ruang serta
penggunaan cahaya buatan
yang kekuningan
menyebabkan fungsi ruang
tidak lagi mendukung
aktivitas di dalamnya
Desain dan Feng Shui
dalam parameter cahaya
dan warna pada ruang
kerja memiliki pendapat
yang sama, yaitu dominasi
pemakaian warna putih
yang berlebihan serta
pencahayaan yang tidak
mendukung suasana kerja
RUANG KERJA
adalah tidak baik
TABEL IV. 3 KESESUAIAN DALAM PARAMETER CAHAYA DAN WARNA
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Analisis yang dapat diambil melalui alat ukur parameter cahaya dan warna dalam desain
bahwa efek suatu pemakaian warna yang berlebihan pada suatu ruang akan meningkatkan
energi yang dimiliki warna tersebut pada ruang, sedangkan pencahayaan dan tata cahaya
yang tidak tepat dapat mempengaruhi kualitas ruangnya. Demikian juga dengan analisis
melalui alat ukur parameter cahaya dan warna dalam ilmu Feng Shui bahwa dominasi
suatu warna tertentu pada ruang dapat menyebabkan ketidakseimbangan energi/ chi pada
ruang, sedangkan pencahayaan dan tata cahaya dapat mempengaruhi energi/ chi yang ada
pada ruang.
4.1.3
PARAMETER BENTUK
Titik adalah sumber dari semua bentuk. Jika titik bergerak, terjalinlah lintasan berbentuk
garis – dimensi pertama. Jika garis bergeser ke berbagai arah, maka terbentuklah bidang
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 49
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
datar – elemen dua dimensi. Jika bidang datar diperluas dengan arah miring atau tegak
lurus terhadap permukaannya, terbentuklah volume tiga dimensi5.
Melalui analisis parameter bentuk maka, relevansi antara desain dan Feng Shui dengan
objek studi rumah tinggal adalah sebagai berikut:
ANALISIS BENTUK MENURUT DESAIN
Bentuk planar adalah elemen fundamental dalam desain. Lantai, dinding, langit-langit atau
bidang atap berfungsi menutup dan menegaskan volume tiga dimensi suatu ruang.
GAMBAR IV.5 BENTUK PADA RUANG INTERIOR
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Perabot dan elmen-elemen desain interior lain juga dapat terlihat mengandung bentukbentuk planar. Karakteristik visual yang spesifik dan hubungan-hubungannya dalam ruang
menentukan bentuk dan karakter ruang.
Untuk mengenali bentuk-bentuk dapat dibedakan dengan mengenali rupa bentuk dari
suatu kontur sebuah garis. Rupa bentuk geometris merupakan salah satu dari kategori
besar dari rupa bentuk yang mendominasi lingkungan buatan manusia.
5
Francis D.K Ching, ILUSTRASI DESAIN INTERIOR
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 50
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
RUPA
BENTUK
SIFAT
Lingkaran merupakan bentuk yang kompak, egosentris dan mempunyai fokus yang berada pada titik pusatnya.
Lingkaran menggambarkan kesatuan, kontinuitas dan keteraturan bentuk.
Rupa bentuk lingkaran biasanya stabil dan terpusat secara tersendiri dalam lingkungannya. Jika
dikombinasikan dengan garis-garis dan bentuk-bentuk lain, bentuk lingkaran dapat terlihat mempunyai gerak
yang jelas.
Rupa bentuk segitiga menunjukkan stabilitas. Rupa bentuk segitiga dan pola-polanya sering digunakan dalam
sistem struktur karena konfigurasinya tidak dapat diubah tanpa harus membengkokkan atau mematahkan salah
satu sisinya.
Dari sudut pandang visual murni, sebuah bentuk segitiga juga stabil jika berdiri pada salah satu sisinya dan
dinamis jika berdiri pada salah satu sudutnya.
Rupa bentuk bujur sangkar menunjukkan kejernihan dan rasionalitas, keempat sisinya yang sama panjang dan
keempat sudutnya yang saling tegak lurus menghasilkan keteraturan dan kejernihan visual.
Rupa bentuk bujur sangkar tidak mempunyai preferensi atau arah yang dominan. Seperti halnya rupa bentuk
segitiga, bujur sangkar juga bersifat stabil dan tenang jika berdiri pada salah satu sisinya dan dinamis bila
berdiri pada salah satu sudutnya.
Bentuk rupa persegi panjang merupakan penambahan panjang atau lebar dari bentuk rupa bujur sangkar yang
merupakan norma dalam desain. Rupa bentuk ini mudah digambar, diukur, diproduksi dan dengan mudah
dapat dicocokkan ke dalam konstruksi.
TABEL IV.4 RUPA BENTUK DAN SIFATNYA
SUMBER: FRANCIS D.K. CHING, ILUSTRASI DESAIN INTERIOR, 1996
Bentuk dan rupa bentuk yang terdapat pada objek studi adalah lingkaran, segitiga, bujur
sangkar dan persegi panjang. Pada bagian fasade bangunan terdapat rupa bentuk segitiga
dan persegi panjang yang membungkus ruang didalamnya.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 51
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Rupa bentuk segitiga pada bagian atap dalam desain
baik, karena menunjukkan kestabilan. Tetapi rupa
bentuk persegi panjang yang tampak mendominasi
fasade secara tidak langsung mengarahkan user untuk
melalui
FOTO IV.7 TAMPAK DEPAN BANGUNAN
area
tersebut,
sehingga main
entrance
kedudukannya menjadi lemah.
YANG DIDOMINASI OLEH BENTUK
PERSEGI PANJANG
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Rupa bentuk segitiga pada atap
membentuk
mengikuti
ruang
pola
interior
kemiringan
sisinya, sehingga ruang menjadi
terasa ringan. Struktur bangunan
yang diekspos berupa kolom,
FOTO VI.8 STRUKTUR YANG DIEKSPOSE MEMBERI KESAN RINGAN
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
balok
dan
kusen-kusen
menambah kesan ringan dan
tidak menekan pada ruang.
ANALISIS BENTUK MENURUT FENG SHUI
Bentuk menurut Feng Shui dalam
meneliti sebuah rumah tinggal, sama
halnya dengan prinsip makrokosmos
tubuh manusia bahwa tampak depan
rumah adalah sebagai wajah. Maka,
GAMBAR IV.6 TAMPAK DEPAN ADALAH MAKROKOSMOS
WAJAH MANUSIA
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
fasade bangunan pada objek studi
tidak baik karena, pada fasade letak
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 52
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
main entrance tersamar dan didominasi oleh entrance garasi. Selain daripada itu, pada
hunian ini tidak tampak adanya jendela sebagai bukaan yang mengarah ke depan,
sehingga tampak terlihat tertutup.
Selain daripada itu, prinsip makrokosmos tubuh manusia dalam Feng Shui bahwa
pusat bangunan adalah sebagai pusar maka
struktur berupa kolom yang terdapat di
ruang keluarga adalah tidak baik karena
bersifat menusuk.
FOTO IV. 9 STRUKTUR YANG DIEKSPOS
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
P
OBJEK STUDI
FENG SHUI
DESAIN
A
SESUAI
Sesuai dengan prinsip
R
Desain dan Feng Shui dalam
makrokosmos bahwa tampak
A
M
depan bangunan adalah wajah
Bentuk persegi panjang
maka tampak kurang baik
yang mendominasi tampak
E
karena entrance garasi
mengakibatkan sirkulasi
T
mendominasi fasade dan
secara tidak langsung di
menyebabkan sirkulasi secara
arahkan ke area servis
E
TAMPAK DEPAN
parameter bentuk pada fasade
memiliki pendapat yang sama
yaitu bentuk yang mendominasi
dapat mengarahkan user untuk
melalui area tersebut secara
tidak langsung dan
tidak langsung di arahkan
R
SESUAI/TIDAK
menyebabkan sirkulasi pada
melalui area tersebut
bangunan menjadi tidak baik
B
Letak kolom yang terekspos
Peletakan kolom pada
E
pada ruang keluarga sesuai
ruang keluarga yang
dengan prinsip makrokosmos
terdapat pada tengah ruang
bahwa bagian tengah
menjadikan ruang secara
N
T
U
K
DENAH RUANG
KELUARGA
bangunan adalah pusar maka
visual terbagi menjadi 3
letak kolom tidak baik karena
bagian dan mengganggu
bersifat menusuk
sirkulasi.
SESUAI
Desain dan Feng Shui dalam
parameter bentuk pada ruang
keluarga memiliki pendapat
yang sama yaitu peletakan suatu
bentuk yang salah dapat
menyebabkan ruang menjadi
tidak optimal
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 53
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
FENG SHUI
DESAIN
SESUAI/TIDAK
P
A
Langit-langit yang mengikuti
R
kemiringan atap pada ruang
A
keluarga menjadikan suasana
M
akrab dan hangat berkurang.
E
Kolom yang menjulang tinggi
T
dan ramping terkesan seperti
E
R
tidak kokoh serta memberi
RUANG KELUARGA
TIDAK SESUAI
Struktur yang diekspose
Desain dan Feng Shui dalam
dalam desain menjadikan
parameter bentuk pada ruang
ruang yang ada didalamnya
keluarga memiliki pendapat
terkesan ringan secara
yang berbeda dalam hal struktur
visual.
yang terekspos
kesan menusuk, sehingga
dapat merusak chi di dalam
ruang
B
Bentuk persegi yang
E
terdapat pada bagian atas
N
dinding ruang makan
T
mengurangi kesan tinggi
-
U
pada ruang serta berfungsi
-
sebagai ventilasi bagi
K
ruang yang berada di
RUANG MAKAN
belakangnya
TABEL IV.5 KESESUAIAN PARAMETER BENTUK
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Analisis yang dapat diambil melalui alat ukur parameter bentuk dalam desain bahwa
peletakan dan dominasi suatu bentuk dapat mengakibatkan sirkulasi, fungsi dan kualitas
suatu ruang menjadi tidak optimal. Demikian juga dengan analisis melalui alat ukur
parameter bentuk dalam ilmu Feng Shui bahwa peletakkan dan dominasi suatu bentuk
dapat mengakibatkan ketidakseimbangan energi/ chi pada ruang.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 54
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
4.1.4
PARAMETER DIMENSI
Dimensi berhubungan dengan proporsi, skala, keseimbangan, keserasian, kesatuan, ritme
dan penekanan. Hal-hal tersebut disusun menjadi suatu pola-pola desain. Dimensi terdiri
dari beberapa macam yaitu dimensi ruang ,dimensi manusia dan dimensi visual.
Melalui analisis parameter dimensi maka, relevansi antara desain dan Feng Shui dengan
objek studi rumah tinggal adalah sebagai berikut:
ANALISIS DIMENSI MENURUT DESAIN
Dimensi ruang menentukan kualitas suatu ruang. Setiap fungsi ruang memiliki dimensinya
tersendiri yang memberikan kesan atau suasana pada ruang tersebut. Dimensi pada bukaan
juga mempengaruhi tatacara bagaimana seseorang memasuki ruang tersebut.
Dimensi ruang berhubungan dengan
dimensi visual dan dimensi manusia
yang
menggunakan
ruang
tersebut.
Dalam desain dimensi-dimensi tersebut
diatur
GAMBAR IV.7 DIMENSI PADA RUANG MENENTUKAN
KUALITAS, FUNGSI DAN SUASANA
dalam
ilmu
ergonomi
dan
antropometri.
(SUMBER: KOLEKSI PRIBADI)
Berikut merupakan dimensi bukaan pintu yang terdapat pada objek studi dan standar
menurut ergonomi pada sub-sistem bukaan ruang:
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 55
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
UKURAN
ERGONOMI
EKSISTING
SESUAI/ TIDAK
SESUAI
LEBAR PINTU : 80-
LEBAR : 148CM
110CM
(double swing door)
TINGGI : 216CM
Kelebaran dan
ketinggian pintu berada
TINGGI PINTU : 210-
diantara range dalam
220CM
ketentuan ergonomi
MAIN ENTRANCE
SESUAI
LEBAR PINTU : 80-
LEBAR : 126CM
110CM
(double swing door)
D
TINGGI PINTU : 210-
TINGGI : 231CM
220CM
Kelebaran dan
ketinggian pintu berada
diantara range dalam
ketentuan ergonomi
I
PINTU RUANG KELUARGA
M
SESUAI
E
LEBAR PINTU : 80-
LEBAR : 126CM
N
110CM
(double swing door)
Kelebaran dan
ketinggian pintu berada
S
TINGGI : 231CM
I
TINGGI PINTU : 210220CM
diantara range dalam
ketentuan ergonomi
PANTRY
SESUAI
LEBAR PINTU : 80110CM
LEBAR : 100CM
TINGGI : 231CM
Kelebaran dan
ketinggian pintu berada
TINGGI PINTU : 210-
diantara range dalam
220CM
ketentuan ergonomi
PINTU AKSES KE TENGAH
BANGUNAN
TABEL IV.6 DATA EKSISTING UNTUK DIMENSI BUKAAN PINTU DAN STANDAR DALAM ERGONOMI
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 56
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Selain dari dimensi bukaan, dimensi pada ruang
yang terdapat pada objek studi terutama pada ruang
keluarga dan ruang makan memiliki langit-langit
yang tinggi. Hal ini dikarenakan pola langitlangitnya yang mengikuti pola kemiringan atap yang
FOTO IV. 10 RUANG KELUARGA YANG
TERLETAK DI VOID
membungkus ruang dan terletak di void sehingga
menyebabkan suasana ruang menjadi tidak akrab.
SUMBER: KOLEKSI PRIBAD, 2008
Dimensi visual yang berhubungan
dengan dimensi manusia pada lantai
dua, dengan view ke arah ruang
keluarga berupa pembatas tembok
FOTO IV. 11 PEMBATAS DINDING PADA LANTAI 2
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
yang
tidak
ketinggian
ergonomis
70cm,
dengan
menyebabkan
secara psikologis rasa takut dan khawatir serta tidak aman.
ANALISIS DIMENSI MENURUT FENG SHUI
Dalam praktik Feng Shui, dimensi diukur menggunakan alat ukur tersendiri yang
memiliki arti pada setiap sentimeternya. Pada objek studi, dimensi-dimensi bukan pintu
menurut Feng Shui adalah sebagai berikut:
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 57
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
UKURAN
EKSISTING
FENG SHUI
SESUAI/ TIDAK
LEBAR : 148CM
TINGGI : 216CM
LEBAR : 148CM
Ukuran tersebut
TINGGI : 216CM
memiliki arti rejeki
SESUAI
banyak sesuai dengan
filosofi yang terdapat
pada alat ukur
D
MAIN ENTRANCE
I
LEBAR : 126CM
M
TINGGI : 231CM
LEBAR : 126CM
E
TINGGI : 231CM
N
Ukuran tersebut
memiliki arti rejeki
SESUAI
banyak sesuai dengan
S
filosofi yang terdapat
PINTU RUANG KELUARGA
pada alat ukur
I
LEBAR : 126CM
TINGGI : 231CM
LEBAR : 126CM
TINGGI : 231CM
Ukuran tersebut
memiliki arti rejeki
SESUAI
banyak sesuai dengan
filosofi yang terdapat
PANTRY
pada alat ukur
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 58
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
UKURAN
OBJEK STUDI
FENG SHUI
EKSISTING
SESUAI/ TIDAK
LEBAR : 100CM
TINGGI : 231CM
Ukuran tersebut
LEBAR : 100CM
memiliki arti kurang
TINGGI : 231CM
baik (masuk hawa
TIDAK SESUAI
setan) sesuai dengan
PINTU AKSES KE TENGAH
filosofi yang terdapat
BANGUNAN
pada alat ukur
TABEL IV.7 DATA EKSISTING UNTUK DIMENSI BUKAAN PINTU MENURUT FENG SHUI
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Selain dari dimensi bukaan, dimensi pada ruang
yang terlalu tinggi pada objek studi terutama pada
ruang keluarga dan ruang makan menurut Feng
Shui membuat suasana menjadi tidak akrab dan
hangat.
FOTO IV. 12 RUANG KELUARGA YANG
TERLETAK DI VOID
SUMBER: KOLEKSI PRIBAD, 2008
Pembatas
berupa
tembok
yang terdapat di lantai dua,
dengan
ketinggian
yang
rendah adalah tidak baik.
Sebagai penghalang dan
FOTO IV. 13 PEMBATAS DINDING PADA LANTAI 2
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 59
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
pengaman, ukuran tembok yang terlalu rendah menyebabkan, secara psikologis
mengakibatkan rasa takut dan khawatir serta tidak aman.
OBJEK STUDI
UKURAN
EKSISTING
FENG SHUI
DESAIN
SESUAI
LEBAR :
LEBAR : 148CM
148CM
LEBAR PINTU
TINGGI :
: 80-110CM
216CM
Ukuran tersebut
PINTU : 210-
memiliki arti
220CM
rejeki banyak
MAIN ENTRANCE
pada bukaan pintu
memiliki pendapat yang
sama bahwa, pintu harus
dapat mengakses user dan
barang dengan baik
D
I
LEBAR :
M
E
LEBAR : 126CM
S
SESUAI
126CM
LEBAR PINTU
TINGGI :
: 80-110CM
231CM
dalam parameter dimensi
pada bukaan pintu
Ukuran tersebut
PINTU : 210-
memiliki pendapat yang
memiliki arti
220CM
rejeki banyak
PINTU RUANG KELUARGA
Desain dan Feng Shui
TINGGI
TINGGI : 231CM
N
I
Desain dan Feng Shui
dalam parameter dimensi
TINGGI
TINGGI : 216CM
SESUAI/TIDAK
sama, yaitu pintu harus
dapat mengakses user dan
barang dengan baik
LEBAR :
LEBAR : 126CM
LEBAR PINTU
TINGGI :
: 80-110CM
231CM
Desain dan Feng Shui
dalam parameter dimensi
TINGGI
pada bukaan pintu
Ukuran tersebut
PINTU : 210-
memiliki pendapat yang
memiliki arti
220CM
sama, yaitu pintu harus
TINGGI : 231CM
PANTRY
SESUAI
126CM
rejeki banyak
dapat mengakses user dan
barang dengan baik
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 60
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
OBJEK STUDI
D
UKURAN
EKSISTING
I
FENG SHUI
DESAIN
LEBAR :
100CM
M
TINGGI :
E
LEBAR : 100CM
N
TINGGI : 231CM
S
Ukuran tersebut
memiliki arti
PINTU AKSES KE TENGAH
I
231CM
kurang baik
BANGUNAN
SESUAI/TIDAK
TIDAK SESUAI
LEBAR PINTU
: 80-110CM
TINGGI
PINTU : 210220CM
Desain dan Feng Shui
dalam parameter dimensi
pada bukaan pintu
memiliki pendapat yang
sama, yaitu pintu harus
dapat mengakses user dan
barang dengan baik
TABEL IV.8 KESESUAIAN PARAMETER DIMENSI PADA BUKAAN PINTU
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
Analisis yang dapat diambil melalui alat ukur parameter dimensi dalam desain bahwa
dimensi visual pada ruang menentukan suasana yang ingin dicapai pada suatu ruang dan
mempengaruhi faktor psikologis ruang tersebut, serta dimensi pada bukaannya (pintu)
harus dapat mengakomodasi user serta barang untuk dapat keluar masuk. Demikian juga
dengan analisis melalui alat ukur parameter dimensi dalam ilmu Feng Shui bahwa dimensi
visual pada ruang dapat mempengaruhi energi/ chi yang terdapat pada ruang serta dimensi
bukaannya (pintu) harus dapat menangkap/ memasukkan energi/ chi yang baik ke dalam
ruang.
4.1.5
PARAMETER IKLIM MIKRO
Iklim mikro merupakan iklim yang berhubungan dengan ruang terbatas yaitu jalan, kota,
taman dan ruang dalam. Iklim memiliki aspek-aspek penting terhadap kesejahteraan
manusia dan penggunaan bangunan. Faktor-faktor tersebut adalah nilai-nilai menengah
dan ekstrim serta fluktuasi dari temperatur (siang-malam), nilai kelembaban, kondisi
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 61
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
atmosfir, presipitasi, gerakan udara dan gejala-gejala khusus seprti gempa, badai dan
sebagainya6.
ANALISIS IKLIM MIKRO MENURUT DESAIN
Pada parameter ini dikhususkan untuk iklim tropis khususnya pada daerah pengunungan
yang lembab dan sejuk dengan ciri temperatur rata-rata tidak kurang dari 20°C pertahun
dengan curah hujan 150,40mm. Oleh karena itu bangunan perlu mempunyai fungsi
perlindungan terhadap panas dan hujan dalam hal pemilihan petak tanah, bahan bangunan,
fungsi bangunan, luas lokasi, kondisi tanah, serta vegetasi.
Fasade bangunan pada objek studi mengarah ke arah
timur dan banyak mendapatkan sinar matahari pagi yang
baik untuk kesehatan. Tetapi pada area ini sama sekali
tidak ada bukaan yang dapat memasukkan cahaya
GAMBAR IV.8 LOKASI TAPAK YANG
MENGHADAP
KE TIMUR
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
tersebut. Bukaan banyak terdapat pada sisi selatan
bangunan sehingga cahaya yang masuk kedalam tidak
menyilaukan mata dan panas. Sedangkan pada sisi utara
terdapat service area yaitu pantry yang sedikit lembab karena tidak terkena sinar matahari.
Bukan-bukaan yang cukup banyak menjadikan
sirkulasi udara yang terjadi di dalam ruang
terkondisikan dengan baik karena adanya
ventilasi
silang,
sehingga
panas
dalam
bangunan dengan cepat dapat dialirkan ke luar.
GAMBAR IV.9 ILUSTRASI DENAH YANG
MENUNJUKKAN
BUKAAN DAN AREA YANG LEMBAB
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
6
Dr. Ing. Georg Lippsmeier, BANGUNAN TROPIS, Edisi ke-2
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 62
RELEVANSI METODE DESAIN INTERIOR DENGAN METODE FENG SHUI
Teritisan landai pada bangunan yang menghalangi
jatuhnya air hujan yang deras dan arahnya cenderung
menyamping mengamankan bangunan dari air yang dapat
membuat bahan bangunan cepat lapuk. Selain berfungsi
sebagai pelindung terhadap curah hujan yang tinggi,
teritisan pada bangunan berfungsi sebagai penahan
kesilauan pada langit yang ditimbulkan karena tingginya
kelembaban udara. Penghijauan disekitar bangunan yang
FOTO IV. 14 TERITISAN LANDAI
PADA BANGUNAN
SUMBER: KOLEKSI PRIBADI, 2008
cukup luas, membantu menyerap cahaya yang ditimbulkan
oleh langit.
ANALISIS IKLIM MIKRO MENURUT FENG SHUI
Iklim mikro dalam penjabaran ilmu Feng Shui merupakan hal terpenting karena
menyangkut pemilihan petak tanah, lokasi, orientasi, bentuk lahan dan peletakan bukaan
pada bangunan dengan menggunakan rumusan Ba Gua dan Wu Xing yang mewakili setiap
arah mata angin. Dengan rumusan tersebut diharapkan dapat menjaring energi Qi yang
ada di lingkungan agar dapat memberikan manfaat yang baik