Pengaruh Feng Shui Terhadap Susunan Ruang dalam Hunian Masyarakat Tionghoa

(1)

PENGARUH FENG SHUI TERHADAP SUSUNAN

RUANG DALAM HUNIAN MASYARAKAT

TIONGHOA

SKRIPSI

OLEH

HENNY HANDAYANI

110406031

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

TIONGHOA

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Oleh

HENNY HANDAYANI

110406031

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

PENGARUH FENG SHUI TERHADAP SUSUNAN RUANG DALAM HUNIAN MASYARAKAT TIONGHOA

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 08 Juli 2015


(4)

Nama Mahasiswa : Henny Handayani Nomor Pokok : 110406031 Program Studi : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing,

(Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M.Phil., Ph.D.)

Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,

(Dr. Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc.) (Ir. N. Vinky Rachman, M.T.)


(5)

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M.Phil., Ph.D. Anggota Komisi Penguji : 1. Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, M.T.


(6)

ABSTRAK

Rumah merupakan kebutuhan pokok dari setiap orang. Rumah menjadi tempat utama untuk kehidupan manusia setelah tempat-tempat lain seperti kantor, sekolah, kampus, toko, dan lain-lain. Bagi masyarakat tionghoa untuk memaksimalkan hunian mereka, konsep Feng Shui merupakan salah satu solusinya. Dengan menerapkan konsep feng Shui pada ruang dalam hunian masyarakat tionghoa akan memberikan manfaat lebih bagi penghuni rumah. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui masih atau tidak Feng shui diterapkan dalam hunian masyarakat tionghoa dan untuk mengetahui ruang mana yang paling dipengaruhi oleh Feng Shui dalam hunian masyarakat tionghoa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Komplek Taman Malibu Indah blok A dan blok C Medan Polonia. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ternyata pengaruhi feng shui masih diterapkan dalam hunian masyarakat tionghoa, ruang yang paling didominasi pengaruh feng shui adalah dapur sedangkan ruang yang paling tidak didominasi pengaruh feng shui adalah toilet, dan terdapat beberapa poin variabel penelitian yang paling dominan yang terdapat dalam hunian masyarakat tionghoa.

Kata Kunci : Feng Shui, Hunian, Ruang dalam Hunian.

ABSTRACT

House is a basic requirement of every person. House became the main place for human life after other places such as offices, schools, colleges, stores, and others. For chinese people to maximize their residential, the concept of Feng Shui is one of the solution. By applying the concept of Feng Shui in chinese residential will provide more benefits for the residents. The purpose of this research is to know that Feng shui is still or not applied in chinese residential comunity and to know which are the most affected area by Feng Shui in chinese residential comunity. The method used is descriptive quantitative. The research location in Complex Taman Malibu Indah Block A and Block C Medan Polonia. The results of this research can be concluded that feng shui is still applied in chinese residential comunity, the room that dominated by feng shui is the kitchen while the other room that not dominated by feng shui is a toilet, and there are a few points most dominant in research variables contained in a chinese residential comunity. Keywords: Feng Shui, Residential, Space in residential.


(7)

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Ir. M. Nawawiy Loebis, M.Phil., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, M.T. dan Bapak Imam Faisal Pane, S.T., M.T. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc. selaku Dosen Koordinator skripsi T.A. 2014/2015.

4. Bapak Ir. N. Vinky Rachman, M.T. selaku Ketua Program Studi Sarjana Teknik Arsitektur dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus M.L.A. selaku Sekretaris Program Studi Sarjana Teknik Arsitektur.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara atas semua kritik dan sarannya selama masa perkuliahan.

6. Ir. Dedy Prasatya (Papa) dan dr. Suarni (Mama), selaku orang tua tercinta, yang telah memberikan doa, semangat, dan dorongan untuk menyelesaikan studi dan skripsi peneliti di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

7. Untuk saudara tersayang, dr. Rini Anggreni (kakak), Ratna Agustina (kakak), Ulung Komala (adik) dan Eric Komala (adik), yang telah banyak membantu dalam pengerjaan skripsi ini.

8. Untuk kekasih tercinta, Arya Krishnawan, S.Hut, yang telah banyak membantu dan mendukung selama kuliah dan dalam pengerjaan skripsi ini.


(8)

kampus Arsitektur USU.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak.

Medan, 08 Juli 2015 Penulis,


(9)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Batasan Penelitian ... 4

1.6 Kerangka Berfikir ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Feng Shui ... 6

2.2 Sejarah Feng Shui ... 10

2.3 Hubungan Feng Shui dengan Taoisme ... 16

2.4 Pengaruh Feng Shui terhadap Susunan Ruang dalam Hunian Masyarakat Tionghoa ... 19

BAB III METODOLOGI ... 43

3.1 Jenis Penelitian... 43

3.2 Variabel Penelitian ... 44

3.3 Populasi/Sampel ... 48

3.4 Metoda Pengumpulan Data ... 49

3.5 Kawasan Penelitian ... 50

3.6 Metode Analisis Data ... 51

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN... 52

4.1 Penerapan Pengaruh Feng Shui terhadap Susunan Ruang ... 52

4.1.1 Ruang Tamu ... 52


(10)

4.1.5 Dapur ... 101

4.1.6 Tangga Utama ... 113

4.1.7 Toilet ... 125

4.2 Ruang yang Paling Dominan dalam Pengaruh Feng Shui ... 137

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 140


(11)

4.1 Tabel 2.1.1 Tabel Makna Unsur dalam Feng Shui ... 8 4.2 Tabel 3.2.1 Tabel Variabel Penelitian ... 43 4.3 Tabel 3.5.1 Tabel Data Komplek Taman Malibu Indah ... 50 4.4 Tabel 4.1.1 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Ruang Tamu

pada Blok A ... 57 4.5 Tabel 4.1.2 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Ruang Tamu

pada blok C ... 64 4.6 Tabel 4.1.3 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Kamar Tidur

pada blok A ... 69 4.7 Tabel 4.1.4 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Kamar Tidur

pada blok C ... 75 4.8 Tabel 4.1.5 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Ruang Keluarga

pada blok A ... 80 4.9 Tabel 4.1.6 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Ruang Keluarga

pada blok C ... 86 4.10 Tabel 4.1.7 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Ruang Makan

pada blok A ... 92 4.11 Tabel 4.1.8 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Ruang Makan

pada blok C ... 99 4.12 Tabel 4.1.9 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Dapur

pada blok A ... 104 4.13 Tabel 4.1.10 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Dapur

pada blok C ... 111 4.14 Tabel 4.1.11 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Tangga Utama

pada blok A ... 116 4.15 Tabel 4.1.12 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Tangga Utama


(12)

pada blok A ... 128 4.17 Tabel 4.1.14 Tabel Hasil Variabel Penelitian pada Toilet

pada blok C ... 135 4.18 Tabel 4.2.1 Tabel Hasil Persentase Ruang dalam Pengaruh Feng Shui

... 137 4.19 Tabel 5.1.1 Tabel Hasil poin variabel paling dominan ... 138


(13)

Gambar 2.1.1 Konsep YIN dan YANG ... 7

Gambar 2.1.2 Siklus unsur dalam Feng Shui ... 8

Gambar 2.1.3 Luo-Pan ... 9

Gambar 3.5.1 Peta Komplek Taman Malibu Indah ... 50

Gambar 4.1.1.1 Ruang Tamu pada Rumah 1 pada blok A ... 53

Gambar 4.1.1.2 Ruang Tamu pada Rumah 2 pada blok A ... 53

Gambar 4.1.1.3 Ruang Tamu pada Rumah 3 pada blok A ... 54

Gambar 4.1.1.4 Ruang Tamu pada Rumah 4 pada blok A ... 54

Gambar 4.1.1.5 Ruang Tamu pada Rumah 5 pada blok A ... 54

Gambar 4.1.1.6 Ruang Tamu pada Rumah 6 pada blok A ... 55

Gambar 4.1.1.7 Ruang Tamu pada Rumah 1 pada blok C ... 58

Gambar 4.1.1.8 Ruang Tamu pada Rumah 2 pada blok C ... 59

Gambar 4.1.1.9 Ruang Tamu pada Rumah 3 pada blok C ... 60

Gambar 4.1.1.10 Ruang Tamu pada Rumah 4 pada blok C ... 60

Gambar 4.1.1.11 Ruang Tamu pada Rumah 5 pada blok C ... 61

Gambar 4.1.1.12 Ruang Tamu pada Rumah 6 pada blok C ... 61

Gambar 4.1.1.13 Ruang Tamu pada Rumah 7 pada blok C ... 62

Gambar 4.1.1.14 Ruang Tamu pada Rumah 8 pada blok C ... 62

Gambar 4.1.1.15 Ruang Tamu pada Rumah 9 pada blok C ... 63

Gambar 4.1.1.16 Ruang Tamu pada Rumah 10 pada blok C ... 63

Gambar 4.1.2.1 Kamar tidur pada Rumah 1 pada blok A ... 66

Gambar 4.1.2.2 Kamar tidur pada Rumah 3 pada blok A ... 66

Gambar 4.1.2.3 Kamar tidur pada Rumah 4 pada blok A ... 67

Gambar 4.1.2.4 Kamar tidur pada Rumah 5 pada blok A ... 67

Gambar 4.1.2.5 Kamar tidur pada Rumah 6 pada blok A ... 68

Gambar 4.1.2.6 Kamar tidur pada Rumah 1 pada blok C ... 71

Gambar 4.1.2.7 Kamar Tidur pada Rumah 2 pada blok C ... 71


(14)

Gambar 4.1.2.10 Kamar Tidur pada Rumah 5 pada blok C ... 73

Gambar 4.1.2.11 Kamar Tidur pada Rumah 6 pada blok C ... 73

Gambar 4.1.2.13 Kamar Tidur pada Rumah 10 pada blok C ... 74

Gambar 4.1.3.1 Ruang Keluarga pada Rumah 1 pada blok A ... 77

Gambar 4.1.3.2 Ruang Keluarga pada Rumah 2 pada blok A ... 78

Gambar 4.1.3.3 Ruang Keluarga pada Rumah 3 pada blok A ... 78

Gambar 4.1.3.4 Ruang Keluarga pada Rumah 4 pada blok A ... 78

Gambar 4.1.3.5 Ruang Keluarga pada Rumah 5 pada blok A ... 79

Gambar 4.1.3.6 Ruang Keluarga pada Rumah 1 pada blok C ... 82

Gambar 4.1.3.7 Ruang Keluarga pada Rumah 2 pada blok C ... 82

Gambar 4.1.3.8 Ruang Keluarga pada Rumah 3 pada blok C ... 83

Gambar 4.1.3.9 Ruang Keluarga pada Rumah 4 pada blok C ... 83

Gambar 4.1.3.10 Ruang Keluarga pada Rumah 5 pada blok C ... 84

Gambar 4.1.3.11 Ruang Keluarga pada Rumah 6 pada blok C ... 84

Gambar 4.1.3.12 Ruang Keluarga pada Rumah 7 pada blok C ... 85

Gambar 4.1.3.13 Ruang Keluarga pada Rumah 9 pada blok C ... 85

Gambar 4.1.4.1 Ruang Makan pada Rumah 1 pada blok A ... 88

Gambar 4.1.4.2 Ruang Makan pada Rumah 2 pada blok A ... 89

Gambar 4.1.4.3 Ruang Makan pada Rumah 3 pada blok A ... 89

Gambar 4.1.4.4 Ruang Makan pada Rumah 4 pada blok A ... 90

Gambar 4.1.4.5 Ruang Makan pada Rumah 5 pada blok A ... 90

Gambar 4.1.4.6 Ruang Makan pada Rumah 6 pada blok A ... 91

Gambar 4.1.4.7 Ruang Makan pada Rumah 7 pada blok C ... 94

Gambar 4.1.4.8 Ruang Makan pada Rumah 2 pada blok C ... 94

Gambar 4.1.4.9 Ruang Makan pada Rumah 3 pada blok C ... 95

Gambar 4.1.4.10 Ruang Makan pada Rumah 4 pada blok C ... 95

Gambar 4.1.4.11 Ruang Makan pada Rumah 5 pada blok C ... 96


(15)

Gambar 4.1.4.14 Ruang Makan pada Rumah 8 pada blok C ... 97

Gambar 4.1.4.15 Ruang Makan pada Rumah 9 pada blok C ... 98

Gambar 4.1.4.16 Ruang Makan pada Rumah 10 pada blok C ... 98

Gambar 4.1.5.1 Dapur pada Rumah 1 pada blok A ... 101

Gambar 4.1.5.2 Dapur pada Rumah 2 pada blok A ... 102

Gambar 4.1.5.3 Dapur pada Rumah 3 pada blok A ... 102

Gambar 4.1.5.4 Dapur pada Rumah 4 pada blok A ... 102

Gambar 4.1.5.5 Dapur pada Rumah 5 pada blok A ... 103

Gambar 4.1.5.6 Dapur pada Rumah 6 pada blok A ... 103

Gambar 4.1.5.7 Dapur pada Rumah 1 pada blok C ... 106

Gambar 4.1.5.8 Dapur pada Rumah 2 pada blok C ... 106

Gambar 4.1.5.9 Dapur pada Rumah 3 pada blok C ... 107

Gambar 4.1.5.10 Dapur pada Rumah 4 pada blok C ... 107

Gambar 4.1.5.11 Dapur pada Rumah 5 pada blok C ... 108

Gambar 4.1.5.12 Dapur pada Rumah 6 pada blok C ... 108

Gambar 4.1.5.13 Dapur pada Rumah 7 pada blok C ... 109

Gambar 4.1.5.14 Dapur pada Rumah 8 pada blok C ... 109

Gambar 4.1.5.15 Dapur pada Rumah 9 pada blok C ... 110

Gambar 4.1.5.16 Dapur pada Rumah 10 pada blok C ... 110

Gambar 4.1.6.1 Tangga Utama pada Rumah 1 pada blok A... 113

Gambar 4.1.6.2 Tangga Utama pada Rumah 2 pada blok A... 113

Gambar 4.1.6.3 Tangga Utama pada Rumah 3 pada blok A... 114

Gambar 4.1.6.4 Tangga Utama pada Rumah 4 pada blok A... 114

Gambar 4.1.6.5 Tangga Utama pada Rumah 5 pada blok A... 115

Gambar 4.1.6.6 Tangga Utama pada Rumah 6 pada blok A... 115

Gambar 4.1.6.7 Tangga Utama pada Rumah 1 pada blok C ... 118

Gambar 4.1.6.8 Tangga Utama pada Rumah 2 pada blok C ... 118

Gambar 4.1.6.9 Tangga Utama pada Rumah 3 pada blok C ... 119


(16)

Gambar 4.1.6.12 Tangga Utama pada Rumah 6 pada blok C ... 120

Gambar 4.1.6.13 Tangga Utama pada Rumah 7 pada blok C ... 120

Gambar 4.1.6.14 Tangga Utama pada Rumah 8 pada blok C ... 121

Gambar 4.1.6.15 Tangga Utama pada Rumah 9 pada blok C ... 121

Gambar 4.1.6.16 Tangga Utama pada Rumah 10 pada blok C ... 122

Gambar 4.1.7.1 Toilet pada Rumah 1 pada blok A ... 125

Gambar 4.1.7.2 Toilet pada Rumah 2 pada blok A ... 125

Gambar 4.1.7.3 Toilet pada Rumah 3 pada blok A ... 126

Gambar 4.1.7.4 Toilet pada Rumah 4 pada blok A ... 126

Gambar 4.1.7.5 Toilet pada Rumah 5 pada blok A ... 127

Gambar 4.1.7.6 Toilet pada Rumah 6 pada blok A ... 127

Gambar 4.1.7.7 Toilet pada Rumah 1 pada blok C ... 130

Gambar 4.1.7.8 Toilet pada Rumah 2 pada blok C ... 130

Gambar 4.1.7.9 Toilet pada Rumah 3 pada blok C ... 131

Gambar 4.1.7.10 Toilet pada Rumah 4 pada blok C ... 131

Gambar 4.1.7.11 Toilet pada Rumah 5 pada blok C ... 131

Gambar 4.1.7.12 Toilet pada Rumah 6 pada blok C ... 132

Gambar 4.1.7.13 Toilet pada Rumah 7 pada blok C ... 132

Gambar 4.1.7.14 Toilet pada Rumah 8 pada blok C ... 133

Gambar 4.1.7.15 Toilet pada Rumah 9 pada blok C ... 133


(17)

ABSTRAK

Rumah merupakan kebutuhan pokok dari setiap orang. Rumah menjadi tempat utama untuk kehidupan manusia setelah tempat-tempat lain seperti kantor, sekolah, kampus, toko, dan lain-lain. Bagi masyarakat tionghoa untuk memaksimalkan hunian mereka, konsep Feng Shui merupakan salah satu solusinya. Dengan menerapkan konsep feng Shui pada ruang dalam hunian masyarakat tionghoa akan memberikan manfaat lebih bagi penghuni rumah. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui masih atau tidak Feng shui diterapkan dalam hunian masyarakat tionghoa dan untuk mengetahui ruang mana yang paling dipengaruhi oleh Feng Shui dalam hunian masyarakat tionghoa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Komplek Taman Malibu Indah blok A dan blok C Medan Polonia. Hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa ternyata pengaruhi feng shui masih diterapkan dalam hunian masyarakat tionghoa, ruang yang paling didominasi pengaruh feng shui adalah dapur sedangkan ruang yang paling tidak didominasi pengaruh feng shui adalah toilet, dan terdapat beberapa poin variabel penelitian yang paling dominan yang terdapat dalam hunian masyarakat tionghoa.

Kata Kunci : Feng Shui, Hunian, Ruang dalam Hunian.

ABSTRACT

House is a basic requirement of every person. House became the main place for human life after other places such as offices, schools, colleges, stores, and others. For chinese people to maximize their residential, the concept of Feng Shui is one of the solution. By applying the concept of Feng Shui in chinese residential will provide more benefits for the residents. The purpose of this research is to know that Feng shui is still or not applied in chinese residential comunity and to know which are the most affected area by Feng Shui in chinese residential comunity. The method used is descriptive quantitative. The research location in Complex Taman Malibu Indah Block A and Block C Medan Polonia. The results of this research can be concluded that feng shui is still applied in chinese residential comunity, the room that dominated by feng shui is the kitchen while the other room that not dominated by feng shui is a toilet, and there are a few points most dominant in research variables contained in a chinese residential comunity. Keywords: Feng Shui, Residential, Space in residential.


(18)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rumah merupakan tempat dimana manusia berteduh dan melakukan aktivitas. Diluar dari pengertian itu rumah menjadi tempat dimana penghuninya ingin merasa nyaman dan tenang. Rumah sebagai tempat utama untuk beristirahat setelah melakukan aktivitas-aktivitas diluar seperti bekerja, sekolah, berdagang, dan lain-lain. Banyak cara yang dilakukan penghuni rumah untuk mendapatkan rumah yang ideal. Salah satu cara yang dilakukan masyarakat tionghoa untuk mengidealkan huniannya adalah dengan menerapkan konsep-konsep Feng Shui.

Menurut Kwok & O‟Brien pada tahun 1991 dalam bukunya yang

berjudul The elements of Feng Shui mengatakan bahwa Feng shui merupakan sistem cina kuno yang dipercayai dapat mendatangkan kemakmuran. Feng shui dalam hunian masyarakat tionghoa memiliki ikatan yang erat. Dengan peletakan lukisan, arah tempat tidur, peletakan kloset bahkan penambahan unsur air juga diperhitungkan dalam hunian masyarakat tionghoa yang mempercayai feng shui.

Feng Shui adalah pengetahuan arsitektural yang berasal dari budaya Tiongkok, dan telah dikembangkan sejak 4.700 tahun lalu.Feng shui yang berarti

„feng‟ adalah angin dan „shui‟ adalah air maka feng shui adalah energi(Ch‟i) positif yang dialirkan angin dan dihentikan dengan air. Energi(Ch‟i) positif yang

dipercaya memberikan rejeki dan nasib baik. Feng Shui adalah sebuah sistem kepercayaan yang telah diterapkan sejak dulu dalam kebudayaan Cina tentang bagaimana lingkungan dan manusia berinteraksi. Feng shui juga diterapkan pada hunian masyarakat tionghoa agar mendatangkan kemakmuran. Feng shui sangat


(19)

penting dalam kehidupan orang tionghoa karena feng shui termasuk dalam adat dan tradisi cina kuno. Penerapan feng shui banyak dilakukan pada rancangan pintu, jendela, kamar mandi, tempat tidur, kolam, dapur, ruang tamu, tangga, dan lain-lain.

Dalam aturan feng shui selain memberikan kemakmuran dari segi kepercayaan juga memberikan kenyamanan. Dalam kehidupan sekarang ini feng shui sudah banyak diminati. Ilmu feng shui juga digunakan oleh beberapa peneliti dan menghasilkan bahwa ilmu feng shui memberikan desain yang ramah lingkungan. Feng shui bukanlah sebuah keajaiban tetapi merupakan praktik alam.

Salah satu bagian bangunan yang sering diterapkan dengan konsep Feng Shui terhadap susunan ruang dalam bangunan. Menerapkan konsep Feng Shui terhadap susunan ruang dalam hunian masyarakat tionghoa sangat penting karena ruang tersebut merupakan tempat dimana penghuninya beraktivitas. Konsep Feng Shui selain membuat penghuninya merasa nyaman juga akan mempengaruhi energi-energi yang ada di dalam rumah tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Sebuah penelitian bisa diteliti, apabila rumusan masalah dalam penelitian tersebut sudah didapatkan. Perumusan masalah diperlukan agar dalam penelitian di lapangan tidak terjadi penyimpangan dalam pengambilan data. Hal ini sesuai

dengan pendapat Hariwijaya dan Triton (2008:46) bahwa: “Rumusan masalah

merupakan inti dari penelitian yang disajikan secara singkat dalam bentuk kalimat Tanya, yang isinya mencerminkan adanya permasalahan yang perlu dipecahkan”.


(20)

Dalam penelitian ini akan dilakukan kajian tentang susunan ruang dalam hunian masyarakat tionghoa yang ada di Kota Medan yang ditinjau dari aspek Feng Shui. Dari rumusan masalah tersebut maka muncullah research question berupa : Apakah Feng Shui masih diterapkan dalam hunian masyarakat tionghoa?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian harus diorientasikan pada suatu titik permasalahan agar kegiatan yang akan dilakukan tidak melenceng dari sasaran utama yang hendak

diteliti. Hariwijaya dan Triton (2008:50) mengemukakan bahwa : “Tujuan

penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum melakukan penelitian dan mengacu kepada permasalahan”.

Tujuan penelitian ini adalah

 Untuk mengetahui masih atau tidak Feng shui diterapkan dalam hunian masyarakat tionghoa.

 untuk mengetahui ruang mana yang paling dipengaruhi oleh Feng Shui dalam hunian masyarakat tionghoa.

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian dilakukan untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi. Penelitian ini memiliki dua manfaat yakni manfaat praktis dan manfaat teoritis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hariwijaya dan Triton (2008:50) :


(21)

manfaat penelitian adalah mencakup dua hal yaitu kegunaan dalam pengembangan ilmu atau manfaat dibidang teoritis dan manfaat dibidang praktik. Setelah penelitian ini dirangkum maka manfaat yang dapat dirumuskan adalah:

A Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan kepada masyarakat tentang pengaruh Feng Shui terhadap susunan ruang dalam hunian masyarakat tionghoa.

B Manfaat Teoritis

Manfaat Teoritis yang di dapat diambil dari penelitian ini adalah Memberikan referensi penelitian bagi penelitian-penelitian berikutnya tentang pengaruh Feng Shui jika ditinjau dari susunan ruang dalam hunian.

1.5 Batasan Penelitian

Karena adanya keterbatasan, waktu, tenaga, teori-teori, dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka peneliti membatasi penelitian ini dimana akan dilakukan sesuai dengan variabel apa saja yang akan diteliti. Selain itu peneliti juga membuat batasan pada sampel yang akan diteliti yaitu dengan mengambil dari masyarakat tionghoa menengah keatas. Hal ini terjadi dikarenakan masyarakat tionghoa menengah keatas lebih memiliki kemampuan dalam mengekspresikan apa yang mereka inginkan dalam huniannya termasuk menggunakan konsep-konsep Feng Shui melalui buku-buku, internet bahkan mengundang ahli Feng Shui.


(22)

1.6 Kerangka Berfikir

LATAR BELAKANG

 Feng Shui merupakan Budaya Arsitektur china

 Penerapan Feng Shui umumnya diterapkan pada Susunan Ruang dalam Hunian Masyarakat Tionghoa

RUMUSAN MASALAH Apakah penerapan Feng Shui sudah diterapkan sesuai di lapangan?

TEORI AHLI

Feng Shui merupakan pengetahuan Arsitektural yang berasal dari kebudayaan Cina Kuno tentang bagaimana lingkungan dan manusia berinteraksi (Kwok & O‟Brien, 1991; Rossbach,1998).

TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui ruang mana yang paling dipengaruhi oleh Feng Shui dalam hunian masyarakat tionghoa. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Kuantitatif Metode Deskriptif DATA PENELITIAN  Data Kajian Literatur  Hasil Wawancara

 Data Observasi Lapangan

ANALISA

HASIL PEMBAHASAN


(23)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Feng Shui

Feng Shui adalah pengetahuan arsitektural yang berasal dari budaya Tiongkok, dan telah dikembangkan sejak 4.700 tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang Di (Kaisar Kuning, abad ke-27 SM), kaisar pertama yang berkuasa di lembah Sungai Kuning/Huang He ini mulai mengembangkan budaya Tiongkok Purba.

Feng Shui berasal dari bahasa Mandarin dengan dua suku kata yaitu Feng

dan Shui. Feng yang berarti “angin” dan Shui yang berarti “air”. Gabungan kata

Feng dan Shui dijadikan simbol pengetahuan tentang pengaruh alam lingkungan terhadap bangunan, bangunan terhadap kehidupan penghuninya.

Feng Shui merupakan sebuah sistem kepercayaan yang telah berakar dalam kebudayaan Cina Kuno tentang bagaimana lingkungan dan manusia

berinteraksi (Kwok & O‟Brien, 1991). Feng Shui adalah seni mencapai

keseimbangan hidup antara manusia dengan lingkungan tempat tinggalnya, untuk memperoleh kesehatan, rezeki dan kebahagiaan (Dian, 2002).

Penerapan Feng Shui dijabarkan dalam lima prinsip dasar: energi chi, yin yang, lima elemen dasar, kompas delapan arah, astrologi sembilan ki (Brown, 2001). Penerapan lima prinsip dasar Feng shui yang menghubungan antara manusia dengan bangunan beserta lingkungannnya, terkait dengan bidang Arsitektur (Dian, 2002).

Ch‟I adalah energi alam yang tidak kasat mata. Keberadaannya ada


(24)

Keberadaannya dipercayai berpusat dari atas gunung, berembus turun perlahan menuju lembah maupun aliran sungai, dan terus menyebar ke seluruh bumi. Ch‟I dibawa oleh air dan digerakkan oleh angin (Guo, 276-324 SM). “Ketika tubuh manusia didasari oleh dua paksaan YIN dan YANG serta lima elemen, semua hal

itu digerakkan oleh Ch‟I” (Palmer,1997,p.57). Ch‟I menggerakkan makhluk hidup

dan alam.

Simbol YIN dan YANG adalah putaran roda yang tak ada ujung pangkalnya. Contohnya: YANG adalah pergantian matahari dengan penggantinya sang rembulan yang berlambang YIN. Warna putih melambangkan unsur YANG dan warna hitam melambangkan unsur YIN. Di dalam unsur YANG terdapat unsur YIN dan pada unsur YIN terdapat unsur YANG. Hal ini melambangkan bahwa tiada kesempurnaan dalam dunia ini. Hal ini dipercaya bahwa kedua hal ini saling mengisi dan tidak akan terjalin tanpa membentuk “keseimbangan Yin dan

Yang ”(Adhikari,2006,p.23).

Gambar 2.1.1 Konsep YIN dan YANG Sumber : Google, 2015

Feng shui memiliki lima unsur yaitu unsur kayu, api, logam, tanah dan air. Semua ilmu astrologi cina, termasuk waktu, tahun dan tanggal lahir


(25)

dikelompokkan dalam salah satu unsur ini sebagai contoh api warna merah merupakan warna yang memberikan keberuntungan dan api juga musim panas dan selatan (Too, 1994). Untuk kepentingan Feng Shui dan peramalan, sangat penting untuk diketahui bahwa kelima unsur ini memiliki siklus produktif dan destruktif.

Gambar 2.1.2 Siklus unsur dalam Feng Shui Sumber : Too, 1994

Siklus produktif : api menghasilkan tanah, tanah menghasilkan logam, logam menghasilkan air, air menghasilkan kayu dan kayu menghasilkan api. Siklus destruktif : kayu menghancurkan tanah, tanah menghancurkan air, air menghancurkan api, api menghancurkan logam, dan logam menghancurkan kayu. Dengan memahami kedua daur unsur ini, memungkinkan praktisi memasukkan unsur astrologi agar tercipta keseimbangan dan produktivitas dengan lingkungannya ketika sedang mempertimbangkan lokasi dan interior rumah menurut Feng Shui.

No. Unsur Warna Lambang

1. Tanah Kuning Melambangkan kebebasan dan menimbulkan kesegaran mental dan energi. Selain itu, warna kuning juga dapat menyatukan orang dan


(26)

melambangkan kesabaran.

2. Logam Putih Dapat membantu sesama dan karier. Warna putih ini juga dianggap sebagai warna bersih.

3. Kayu Hijau Melambangkan kekayaan dan ketenaran. Di samping itu, warna hijau juga bisa menciptakan suasana tenang, damai, dan keharmonisan.

4. Api Merah Melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan kehidupan.

5. Air Hitam Dapat mendatangkan uang dan kekayaan. Di samping itu, warna hitam juga baik untuk karier.

Tabel 2.1.1 Tabel Makna Unsur dalam Feng Shui. Sumber : Too, 1994

Pada aliran kompas didasarkan pada spekulasi metafisika kosmologi terutama dengan menganalisa aspek terarah dalam bentuk hubungan antara lima elemen, delapan triagram, cabang bumi dan batang langit. Cara penilaian terhadap objek hitungan selalu berpedoman pada petunjuk arah Luo-Pan atau kompas Feng Shui dan elemen waktu dalam ruang (Skinner,1982; Chiou,1996). Kompas Cina Kuno disebut Luo Pan, dapat digunakan untuk menghitung posisi suatu daerah,

atau tempat yang diduga mempunyai kandungan Ch‟I ( energi alam ). Sebuah

Kompas Cina Kuno memiliki 23 lingkaran.

Gambar 2.1.3 Luo-Pan Sumber : Google, 2015


(27)

Metode Bintang Terbang Feng Shui merupakan sebuah metode yang memberikan hasil perhitungan cepat tata letak bangunan. Ini adalah formula yang berdasarkan dan memakai arah-arah kompas untuk menunjukkan sektor keberuntungan dan ketidakberuntungan dalam bangunan selama periode waktu yang berbeda. Periode waktu tersebut dapat terdiri dari periode bulanan, periode tahunan dan periode bintang terbang setiap 20 tahun. Metode Bintang Terbang bersifat sains dan fakta serta didasari metode perasaan atau intuisi para praktisi (Too,2007).

Feng Shui adalah sebuah sistem kepercayaan yang telah diterapkan sejak dulu dalam kebudayaan Cina tentang bagaimana lingkungan dan manusia berinteraksi. Feng shui juga diterapkan pada hunian masyarakat tionghoa agar mendatangkan kemakmuran. Feng shui sangat penting dalam kehidupan orang tionghoa karena feng shui termasuk dalam adat dan tradisi cina kuno. Penerapan feng shui banyak dilakukan pada rancangan pintu, jendela, kamar mandi, tempat tidur, kolam, dapur, ruang tamu, tangga, dan lain-lain. Kepercayaan akan pengaruh pergerakan Ch‟I, YinYang, dan lain-lain yang menjadi konsep dasar Feng Shui.

2.2 Sejarah Feng Shui

Menurut Aries Harijanto dalam Indonesia Feng Shui Online Center mengatakan bahwa, Ilmu Feng Shui yang kita kenal saat ini merupakan sebuah metamorfosis yang telah ada sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tampaknya ilmu ini telah mengalami perubahan yang begitu besar jika kita lihat dari


(28)

perkembangan jaman ke jaman. Berikut ini, informasi sejarah perkembangan ilmu Feng Shui di Tiongkok yang telah diselidiki oleh para pakar sejarahwan kita dari jaman ke jaman :

1. Sebelum dinasti Qin - masa pembentukan (abad 16 - abad 2 sebelum Masehi).

Pada masa sebelum dinasti Qin ilmu Feng Shui dikenal dengan nama Bu Zhai, yaitu metode peramalan dengan menggunakan cangkang kura-kura untuk menilai sebuah lokasi menguntungkan atau tidak. Metode ini sama seperti dengan metode peramalan Yi Jing dan juga dikenal sebagai Xiang Di atau ada yang menyebutnya Xiang Zhai. Metode utama yang dipakai pada era ini masih sederhana sekali, yaitu :

a. Mengevaluasi bentuk - bentuk tanah dataran tinggi dan dataran rendah.

b. Kecukupan air disebuah lokasi tempat, serta pola aliran air. c. Kualitas tanah, subur atau tidaknya.

d. Area lokasi dengan pusat kota.

e. Memenuhi syarat penghijauan (banyak tanaman / pohon) atau tidak.

Pakar - pakar yang ahli dalam ilmu ini waktu itu disebut dengan istilah Fang Shi, atau seseorang yang mempelajari ilmu alam dan ilmu metafisika.


(29)

Pada masa ini, ilmu Feng Shui mulai mengalami perkembangan yang mana mulai disebut dengan istilah Kan Yu. Kan Yu adalah sebuah istilah bahwa manusia mengerti kehendak alam semesta, sehingga dimana dia tinggal dia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut tanpa ingin melawannya yang mana konsep ini terkenal dengan istilah "Tian Ren He Yi". Satu peristiwa penting yang bisa dicatat dalam masa ini adalah Feng Shui aliran bentuk dan aliran kompas mulai terpecah dan masing-masing mulai membentuk teorinya.

Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini salah satunya adalah Huang Shi Gong dan Zhang Liang. Mereka juga ahli strategi militer yang membantu berdirinya dinasti Han.

3. Dinasti Wei dan Jin - Istilah Feng Shui dibentuk (abad 2 - abad 4 Masehi).

"Zang Feng De Shui, Cheng Sheng Qi" adalah perkataan yang konon ditulis oleh Guo Pu dalam bukunya yang berjudul Zang Shu. Guo Pu adalah seorang ilmuwan Taoisme yang juga seorang sastrawan tersohor waktu itu. Sedangkan kitab Zang Shu membahas mengenai bagaimana seseorang yang telah meninggal seyogyanya dimakamkan menurut kaidah-kaidah Feng Shui agar memberikan kemakmuran bagi anak-cucunya. Konsep utama dari kitab Zang Shu rupanya telah mengilhami banyak para pakar Feng Shui di masa-masa berikutnya. 4. Dinasti Sui, Tang, dan 5 dinasti - penyebaran ilmu Feng Shui di seluruh


(30)

Pada masa ini ilmu Feng Shui telah mengalami banyak kemajuan dibanding dengan masa sebelumnya, karena :

a. Sistim kerajaan berupa Meritokrasi, yaitu siapa yang memiliki jasa akan dipromosikan oleh kerajaan, sehingga sistim ujian kenegaraan telah memiliki peranan yang sangat penting dan dalam ujian tersebut sudah tentu menyangkut ilmu alam termasuk Feng Shui yang kita kenal saat ini.

b. Yang Yun Song, seorang pustakawan dinasti Tang telah memformalisasikan aliran bentuk dengan istilah Xing Shi Pai atau ada yang menyebut aliran ini Jiang si Pai.

c. Terciptanya konsep dasar Feng Shui, yang disebut dengan Huang Di Zhai Jing

Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini cukup banyak, antara lain : Qiu Yan Han, Si Ma Tou Tuo, Yang Yun Song, Ceng Qiu Ji, Ceng Wen Chan, Liao Yu, Huang Miau Ying dan masih banyak lagi lainnya.

5. Dinasti Song - masa keemasan Feng Shui (abad 9 - abad 12 Masehi) Ada 3 peristiwa penting yang bisa diambil pada masa ini, yaitu :

a. Perbedaan antara Feng Shui aliran bentuk dan aliran kompas menjadi begitu nyata.

b. Penggunaan kompas Feng Shui, yang kita sebut dengan Luo Pan mulai umum.


(31)

c. Aliran kompas menjadi semakin populer daripada aliran bentuk, dan pada masa ini telah tercatat lebih dari 120 macam aliran Feng Shui kompas.

Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini antara lain : Chen Xi Yi, Wu Jing Luan, Liao Jin Jing, Lai Wen Jun, dan masih banyak lagi lainnya. 6. Dinasti Yuan - masa kehilangan ilmu Feng Shui (abad 12 - abad 13

Masehi).

Ini adalah masa yang paling suram bagi ilmu Feng Shui, Karena pada masa ini, raja-raja dinasti Yuan adalah orang-orang Mongolia (bangsa asing) yang mana mereka menjajah Tiongkok dengan berusaha menekan kebudayaannya agar tidak dapat berkembang. Dalam dinasti ini banyak sekali buku-buku Feng Shui yang dibakar, sehingga kita kehilangan jejak selama hampir 100 tahun. Tidak ada satu pakar-pun yang tercatat pada masa ini.

7. Dinasti Ming dan Qing - Ilmu Feng Shui dipelajari oleh orang awam (abad 13 - 19 Masehi).

Setelah dinasti Yuan digulingkan dan berdirinya dinasti Ming, ilmu Feng Shui sudah mulai berkembang lagi, akan tetapi ilmu ini sudah dipelajari oleh banyak orang awam dan tidak terbatas pada kaum cendekiawan kerajaan saja. Pada masa ini ada beberapa peristiwa penting yang bisa dicatat :


(32)

b. Pembedaan antara aliran San He dan aliran San Yuan semakin jelas.

c. Teori-teori dan aliran Feng Shui semakin banyak yang berlawanan, membingungkan dan saling menjatuhkan.

d. Karena kehilangan masa 100 tahun dijajah oleh orang Mongolia, banyak aliran yang membawa kembali ideologi Feng Shui dinasti Song dan Tang tanpa latar belakang yang jelas dan saling berlawanan.

e. Pada dinasti Qing, Feng Shui bintang terbang menjadi semakin populer.

Pakar-pakar yang ada pada masa ini cukup banyak, antara lain : Liu Bo Wen, Leng Qian, Mu Jiang Chan Shi, Jiang Da Hong, Zhang Jiu Yi, Jiang Yao, Zhang Zhong Shan, Wen Ming Yuan, Ma Tai Qing, Shen Zhu Reng, Zhang Xin Yan, dan banyak lagi lainnya.

8. Berdirinya RRC - Ilmu Feng Shui dipelajari di seluruh dunia (abad 19 - sekarang)

Setelah berdirinya RRC, Feng Shui mulanya dianggap sebagai ilmu takhayul dan membodohkan rakyat sehingga praktek-praktek ini mulanya dilarang oleh negara selama 50 tahun lebih dan hanya dipraktekkan di negara Hong Kong, Taiwan, dan negara-negara Asia Tenggara. Karena pemerintah RRC saat ini masih bersikap skeptis terhadap ilmu ini (tidak dilarang maupun didukung), sedangkan para perantauan Tionghoa sudah menyebar luas diseluruh dunia, maka keadaan di luar negeri


(33)

tenang-tenang saja dan dapat menyebarkan ilmu ini secara bebas. Sebagian dari mereka bertujuan untuk meneruskan kebudayaan dan tradisi, sedangkan sebagian yang lain bermaksud komersialisasi, sehingga dengan kemajuan teknologi informasi dan transportasi saat ini menyebabkan ilmu ini banyak mengundang peminat dari seluruh dunia tanpa batasan. Pakar-pakar modern yang tercatat pada masa sekarang (almarhum) antara lain : Tan Yang Wu, You Xi Yan, Rong Bai Yun, Kong Zhao Su.

2.3 Hubungan Feng Shui dengan Taoisme

Menurut Aries Harijanto dalam Indonesia Feng Shui Online Center mengatakan bahwa, Ilmu Feng Shui tentu saja berasal dari negara Tiongkok, sedangkan yang menciptakan ilmu ini adalah para ilmuwan Taoisme sejak ribuan tahun yang lalu. Hanya saja waktu awal-awal ilmu ini terbentuk, masih belum terdapat sistematisasi yang lengkap seperti sekarang. Feng Shui adalah sebuah bagian integral dari agama Taoisme di Tiongkok sejak ribuan tahun yang lalu.

Seperti yang tercatat pada sejarah bahwa sejak jaman negara berperang (kurang lebih abad 6 SM), pemikiran Taoisme yang diciptakan oleh Lao Zi telah berkembang terus-menerus dari Lao-Zhuang Dao Jia menjadi Huang-Lao Dao Jia. Waktu awalnya Taoisme hanyalah sebatas aliran pemikiran saja, kemudian mulai berkembang menjadi praktek ilmu alam, seperti alkimia, pengobatan, ilmu peramalan, ilmu Feng Shui yang dikenal dengan Wu Shu (5 ilmu seni klasik Tiongkok - Xiang, Bu, Shan, Ming, dan Yi). Waktu itu karena Taoisme masih belum menjadi agama, praktek-praktek ini dilakukan oleh para Fang


(34)

Shi (seseorang yang mempelajari ilmu alam). Para fang shi inilah yang kelak menjadi para pelopornya berdirinya agama Taoisme.

Setelah jaman dinasti Han, barulah Taoisme mulai terbentuk menjadi sebuah sistematisasi dalam bentuk organisasi, yang memiliki peraturan, pemujaan, tata-upacara,dll yang lengkap membentuk sebuah agama. Mulai dari sinilah Taoisme mulai berkembang biak menjadi pecahan aliran-aliran dari jaman ke jaman. Tidak semua para guru Taoisme mempelajari ilmu Feng Shui karena Tiongkok begitu luasnya dan masing-masing memiliki ketrampilan sendiri-sendiri pada bidang apa yang ingin mereka pelajari.

Bukti-bukti bahwa ilmu Feng Shui adalah bagian dari agama Taoisme adalah :

1. Teori "Tian Ren He Yi" (langit dan manusia menjadi kesatuan), yang mewakili istilah Kan Yu (istilah awalnya sebelum istilah Feng Shui diperkenalkan) adalah konsep dari Taoisme.

2. Teori-teori dasar Feng Shui, seperti : Yin-Yang Wu Xing, sistem Gan-Zhi, sistem Yi Jing, teori He-Tu Luo Shu, 28 konstelasi langit, dll adalah hasil penemuan dari para Fang Shi - yang notabene adalah nenek moyang para guru Taoisme.

3. Pada dinasti Han akhir, sekitar abad 1 Masehi juga ditemukan kitab manual Taoisme dalam bentuk tata upacara untuk membersihkan energi rumah yang dikaitkan dengan praktek Feng Shui saat itu, dan kitab manual sejenis ini juga terdapat dalam kumpulan kitab suci Taoisme (disebut dengan Dao Zang) yang lain.


(35)

4. Jatuh - bangunnya ilmu Feng Shui dari jaman ke jaman juga dipengaruhi dari jatuh - bangunnya agama Taoisme di Tiongkok yang mewakili kebudayaan dan agama asli orang Tiongkok.

5. Berdasar Song - Yuan Xue An, yaitu garis silsilah penyebaran ilmu peramalan (termasuk ilmu Feng Shui), tercatat nama-nama seperti : Huang Shi Gong, Wei Bo Yang, Zhong Li Quan, Ma Yi, Lu Dong Bin, Chen Xi Yi, dst mereka adalah guru-guru Taoisme kuno.

6. Empat penemuan besar dari Tiongkok (kompas, bubuk mesin, kertas, dan mesin percetakan) disepakati oleh sejarahwan bahwa berasal dari guru Taoisme / Fang Shi - yang mana kompas akhirnya dipakai dalam ilmu Feng Shui.

7. Guru-guru besar Feng Shui yang dikenal sekarang ini, seperti : Huang Shi Gong, Yang Yun Song, Jiang Da Hong telah dianggap figur dewa oleh kuil-kuil Taoisme di Tiongkok oleh beberapa penduduk setempat di tempat kelahirannya.

Sekarang semakin berkembang luasnya ilmu Feng Shui di seluruh dunia, mungkin hanya sebagian orang saja yang mengetahui asal-usul ilmu ini dan hanya terbatas pada kalangan akademis dan ahli sejarahwan saja. Seperti aliran Feng Shui bintang terbang yang mendapat banyak sorotan oleh peminat yang belajar saat ini, yang mana jika kita ketahui aliran ini masuk dalam aliran Xuan Kong Pai (aliran Xuan Kong) dan sebenarnya istilah Xuan Kong ini diambil dari kitab Dao De Jing yang ditulis oleh Lao Zi yang tertulis sebagai berikut "...Tong Wei Zhi Xuan, Xuan Zhi You Xuan". Karakter Xuan inilah yang dianggap oleh


(36)

kalangan akademis saat ini, sebagai inspirasi dalam pembentukan istilah Xuan Kong dalam Feng Shui.

2.4 Pengaruh Feng Shui terhadap Susunan Ruang dalam Hunian Masyarakat Tionghoa

Prinsip utama dalam Feng Shui berkaitan dengan denah layout interior adalah upaya penyelarasan terhadap aliran energi (chi') yang masuk dan mengalir dalam ruangan. Terdapat beberapa bagian ruang yang dikaji menurut konsep Feng Shui antara lain :

 Ruang tamu

Ruang tamu dalam Feng Shui berfungsi sebagai jantung dalam rumah. Menurut Lillian Too (1995), bentuk kursi atau sofa pada ruang tamu tidak ada batasan tertentu dalam Feng Shui. Secara umum menurut Feng Shui aliran bentuk tentang susunan tempat duduk yang baik adalah tidak ada kursi atau sofa yang punggungnya menghadap langsung ke pintu atau jalan masuk ke ruang tamu. Penempatan tempat duduk yang membentuk huruf L juga tidak disarankan dalam Feng Shui. Bentuk meja pada ruang tamu dalam Feng Shui adalah kotak dan bulat.

Menurut Andrie Wicaksono (2006), Bentuk ruang tamu harus segi empat siku-siku, tidak baik jika ada lengkung ataupun potongan diagonal. Gunakan material kilap (gloss) seperti cermin atau aquarium untuk mementalkan energi buruk, dan gunakan material vegetasi atau tanaman


(37)

hias untuk membelokkan arah chi'. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat menata ruang tamu berdasarkan Feng Shui adalah :

 Kursi diruang tamu harus mempunyai sandaran tangan dan punggung.

 Aturlah kursi diruang tamu membentuk segi empat bukan bentuk L.

 Disudut tenggara ruang tamu, letakkan vegetasi hijau.

 Catlah dinding ruang tamu dengan warna cerah (merah atau kuning).

 Letakkan audio-system (televisi dan tape) diruang tamu untuk menghidupkan aktivitas.

 Letakkanlah foto seluruh anggota keluarga diruang tamu.

 Ruang tamu seharusnya mempunyai satu dinding solid tanpa jendela atau pintu.

 Jendela diletakkan di timur, tenggara atau selatan untuk keberuntungan.

 Letakkan meja kotak atau lingkaran ditengah-tengah ruang tamu.

 Letakkan cermin hias disebelah perapian untuk merefleksikan chi' disekitar ruangan.

 Ruang tamu harus bersih dari debu, jagalah ruang tamu agar selalu bernuansa hangat, nyaman dengan ornamen penunjang.

Menurut Mas Dian (2014), Ruang tamu yang baik menurut feng shui adalah :

 Memberikan kesan ramah, bersih, dan rapi.

 Ruang tersebut memiliki jendela sebagai ventilasi agar angin dan cahaya bisa masuk dengan baik (tetapi jangan terlalu terang).


(38)

 Tidak perlu menampilkan sesuatu yang bersifat aktraktif karena dapat menciptakan jurang pembatas.

 Tidak mempersempit ruangan dengan prabotan yang berlebihan.

 Kabinet sepatu kurang baik jika ditempatkan diruang tamu.

 Posisi kabinet yang dihadapkan langsung ke pintu masuk dapat merusak dan mengganggu energi Chi yang akan singgah ke rumah.

 Susunan sofa tidak boleh membelakangi pintu masuk.

 Jangan meletakkan cermin di belakang sofa dan didepan pintu masuk.  Kamar tidur

Menurut Lillian Too (1998), Letak tempat tidur menentukan nyaman tidaknya Anda beristirahat dan kebahagiaan bersama suami. Agar segalanya berlangsung baik:

 Jangan letakkan cermin yang memantulkan tempat tidur. Pantulan ini bisa diartikan sebagai undangan bagi pihak ketiga.

 Jangan tidur di bawah lampu. Tidur Anda tak akan nyenyak dan bisa menimbulkan keretakan dengan pasangan. Geser tempat tidur, atau pasang lampu di samping tempat tidur.

 Selalu letakkan tempat tidur di sudut kamar yang letaknya besebrangan (diagonal) dengan pintu masuk.

 Jangan biarkan pintu kamar tidur dan kamar mandi berhadapan. Karena menimbulkan energi yang buruk. Kalau sudah terlanjur, gantungkan hiasan gemerincing (wind chimes) di anatara kedua pintu.


(39)

 Pintu Kamar tidur juga jangan berhadapan dengan pintu lain, tangga dan cermin. Kalau terlanjur, gantungkan hiasan gemerincing di antara keduanya.

 Lampu jangan terlalu mencolok mata.

 Pakailah tempat tidur yang memiliki kepala, yang letaknya menempel pada tembok.

 Tinggi tempat tidur setidaknya 45 cm dari lantai.

 Jangan hiasi kamar dengan gambar binatang buas, abstrak atau air. Gambar air di kamar tidur akan membuat Anda mudah kehabisan uang.

 Letakkan sekeranjang buah-buahan segar di kamar. Jangan ganti dengan tanaman atau bunga segar.

 Hiasi dengan gambar anak-anak, sebagai harapan dapat keturunan nantinya.

 Hindari segala sesuatu yang menggambarkan atau menyimbolkan air.

 Jangan pasang televisi menghadap tempat tidur. Kalau sedang tidak ditonton, tutup televisi dengan kain.

 Jangan tidur di bawah kipas angin dan di bawah jendela karena akan menghabiskan energi Anda. Tutup dengan tirai atau keray yang rapat. Menurut Mas Dian (2014), Kamar tidur yang baik menurut feng shui adalah :

 Jangan meletakkan akuarium dalam kamar.


(40)

 Plafon kamar tidur sebaiknya rata.

 Memiliki ventilasi cahaya dan udara yang baik.

 Buatlah ruang kamar yang sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan luas ruang dan kebutuhan.

 Letak ranjang jangan berhadapan dengan cermin.

 Letak ranjang jangan bertatapan dengan pintu kamar mandi, gunakan penyekat jika ini terjadi.

 Jangan ada jendela dibelakang ranjang khususnya jendela yang bisa dibuka.

 Tinggi ranjang jangan terlalu rendah dan terlalu tinggi, umumnya ± 50 cm.

 Gantungkan foto diri di belakang ranjang.

 Jangan menggunakan perabotan yang berlebihan yang membuat kamar menjadi sempit.

 Interior kamar sebaiknya tidak menggunakan desain yang menampilkan sudut tajam.

Menurut Andrie Wicaksono (2006), beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat menata ruang tidur adalah :

 Balok yang menggantung dapat memberikan energi buruk pada orang yang tidur dibawahnya dan menggantung klintingan dapat membantu mengurangi efek tersebut.

 Jangan menaruh cermin di depan ranjang.


(41)

 Jangan tidur dengan kepala atau kaki menunjuk ke arah pintu.

 Pintu kamar tidur jangan berhadapan dengan pintu toilet. Apabila terjadi gantunglah klintingan diantara kedua ruang tersebut.

 Ranjang harus mempunyai kepala yang solid, jangan dibiarkan terbuka.

 Kepala ranjang dipastikan menempel dengan dinding.

 Jangan tidur menghadap pintu kamar

 Pencahayaan harus redup dan soft.

 Kamar didekor dengan warna Yin gelap (hijau, biru atau abu-abu) untuk ketenangan.

 Gambar binatang buas atau lukisan gambar air jangan digantung di dalam kamar.

 Letak ranjang dibawah jendela harus dihindari karena hal ini merusak energi disekitar orang yang tidur diatas ranjang.

 Meja rias jangan berhadapan dengan ranjang.

 Televisi jangan diletakkan menghadap ranjang.

 Lokasi terbaik untuk kamar tidur adalah sebelah timur, tenggara, barat, barat laut dan utara.

 Ruang keluarga

Ruang keluarga yang berada pada titik selatan yang melambangkan kesuksesan. Lokasi ini harus muda dijangkau dan diakses. Lokasi ruang keluarga harus dapat menangkap sinar matahari. Jika dimungkinkan, ruang keluarga hendaknya menghadap ke halaman depan yang dikelilingi


(42)

tembok untuk menambah aliran Chi yang masuk ke dalam rumah (Wang, 2007).

Menurut prinsip-prinsip Feng Shui aliran bentuk, tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga baik anak, saudara dan teman-teman, ruang keluarga hendaknya ruang yang paling besar di rumah tersebut. Adanya TV dan media elektronik lainnya sebagai pelengkap bertujuan untuk membawa suasana yang harmonis (Kwan & Lie, 2007). Menurut Mas Dian (2014), Ruang keluarga yang baik menurut feng shui adalah :

 Memiliki sirkulasi cahaya dan udara yang benar.

 Plafon yang terlalu rendah dinilai kurang baik.

 Posisi sofa dan kursi keluarga sebaiknya tidak langsung membelakangi pintu masuk rumah. Posisi yang membelakangi sebaiknya diberi dinding atau penyekat ruangan.

 Jangan meletakkan lampu gantung tepat diatas sofa.

 Jangan menempatkan tanaman buah dalam ruang keluarga.

 Gunakan tanaman berdaun yang tidak mudah mati dan jumlahnya tidak banyak.

Menurut Lillian Too (1998), Ruang keluarga adalah titik utama rumah. Karena itu penuhi dengan energi yang (hangat).

 Pilih cat berwarna cerah.

 Letakkan audio system, TV dan perangkat hiburan lainnya di ruang keluarga.


(43)

 Agar keberuntungan dan rezeki selalu ada di rumah, tempatkan akuarium dan tanaman hijau di ruang keluarga.

 Untuk sofa dan kursi di ruang keluarga, pilih yang memakai tangan dan sandaran. Susun dalam bentuk persegi. Jangan berbentuk L, karena kurang menguntungkan (ada sisi yang terbuka).

 Ruang makan

Menurut prinsip-prinsip Feng Shui, ruang makan lebih mempunyai arti sebagai tempat untuk meningkatkan keharmonisan keluarga dengan suasana yang menarik dan nyaman (Kwan & Lie, 2007). Menurut Feng Shui aliran bentuk haruslah terdapat sandaran lengan tetapi terjadi transformasi desain dimana sandaran tangan dianggap tidak efisien karena ketika makan tangan harusnya diletakkan di meja makan bukan di kursi. Menurut Feng Shui ada 3 macam bentuk meja makan yang di anjurkan, yakni bundar, bujur sangkar, segi empat.

Penempatan cermin di ruang makan selalu merupakan Feng Shui yang baik karena melambangkan penggandaan kekayaan keluarga. Menurut Feng Shui, lampu yang terang yang ditempatkan tepat di atas meja makan atau sekeliling meja makan sangat baik karena semua orang yang berada di meja makan akan mendapat pencahayaan yang sama dan suasana makan pun menjadi lebih baik.

Bentuk persegi, persegi panjang dan bulat pada meja makan merupakan bentuk yang baik, terutama untuk jamuan makan. Namun peletakannya yang berada di dua pintu memiliki feng shui yang buruk.


(44)

Menurut Too (2002), solusi yang dapat dilakukan adalah menggantungkan lonceng angin di dekat meja atau di antara pintu dan meja. Lonceng angin dianggap dapat melambatkan pergerakan energi chi dan mengurangi efek negatif. Jarak antara meja dan kursi terlalu jauh sehingga menyulitkan pengguna untuk makan dengan nyaman, tinggi meja terlalu rendah sehingga pengguna membungkukkan badan untuk menyesuaikan tinggi meja.

Menurut Lillian Too (1998), Agar makanan memberi manfaat bagi penghuni rumah, cobalah dengan hal-hal berikut ini.

 Gantungkan kaca untuk memantulkan makanan dan kegembiraan penghuninya.

 Jangan pakai alat makan yang retak, cuil atau pecah. Ini membahayakan pemakainya. Begitu ada tanda-tanda retak, buang dan ganti dengan yang baru.

Menurut Mas Dian (2014), Ruang makan selain untuk aktivitas makan juga dapat digunakan sebagai tempat berdiskusi dengan keluarga. Ruang makan yang baik menurut feng shui adalah :

 Pemasangan cermin dekat meja makan.

 Gunakan hiasan dekoratif seperti patung dan lukisan yang memiliki makna filosofis.

 Memiliki sirkulasi cahaya dan udara yang baik, jika tidak memungkinkan gunakan lampu dan kipas angin/exhause fan.


(45)

 Posisi meja makan jangan bertatapan dengan pintu toilet.

 Meja makan jangan terlihat dari ruang tamu.

 Bentuk meja makan yang baik adalah bulat, persegi panjang, dan kotak.

 Dapur

Menurut Feng Shui, tidak ada aturan khusus mengenai arah hadap kompor karena dalam Feng shui, kompor merupakan unsur api yang tidak boleh berdekatan dengan unsur air dan tidak terletak dekat dengan pintu masuk. Letak kompor yang baik adalah sejajar dangan pintu dapur agar bila memasak dapat melihat orang yang lewat di sekitar area masak (Wang, 2007).

Bentuk plafon terbuka dalam ilmu feng shui dianggap sebagai bentuk yang berbahaya, duduk bahkan makan di bawah palang menggantung dapat menyebabkan penyakit dan pertengkaran (Too, 2002). Permasalahan ini dapat dipecahkan dengan melakukan pengobatan feng shui, yakni dengan cara menggunakan penutup plafon sehingga menutupi palang (rangka atap). Hal lain yang dapat dilakukan adalah menggantungkan dua suling bambu yang diikat dengan pita merah diujung tiang. Cara ini dapat mengubah energi ganas menjadi tidak berbahaya. Cara lain yakni menggunakan lampu kristal untuk membakar energi buruk yang terpancar dari palang. Perbaikan lain yakni menggunakan cat untuk menyamarkan efek palang menggantung.


(46)

Menurut Mas Dian (2014), Dalam budaya cina lama, ruang dapur

disakralkan dengan hadirnya dewa dapur/Zao Jun Ye sebagai malaikat pengawas. Dapur yang baik menurut feng shui adalah :

 Wajib memiliki ventilasi yang baik.

 Gunakan alat penyedot asap dan exhause fan.

 Letak kompor dan sink tidak bersebelahan dan tidak berhadapan.

 Letak kompor dan kulkas tidak bersebelahan dan tidak berhadapan.

 Letak kompor paling baik di sudut timur, tenggara, dan selatan dari ruang dapur.

 Letak sink dan kulkas paling baik di sisi utara, timur, tenggara, barat laut, dan barat.

 Gunakan penyekat jika keadaan kompor dan sink/kulkas bersebelahan atau berhadapan.

 Jangan meletakkan pisau dengan cara menggantung.

 Belakang kompor sebaiknya tidak ada jendela terbuka, lebih baik menggunakan penutup solid atau dinding yang masif.

 Gunakan interior dengan warna sejuk/dingin.

 Jangan meletakkan akuarium dan mesin cuci di ruang dapur.

Menurut Andrie Wicaksono (2006), beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat menata dapur :

 Jangan menaruh kompor disebelah tempat cuci piring atau kulkas (tabrakan antara elemen air dan api).


(47)

 Letak terbaik untuk dapur adalah selatan, tenggara, timur atau utara.

 Hindari pintu belakang yang segaris dengan pintu dapur.

 Letak pintu kulkas tidak menghadap pintu dapur.  Tangga utama

Tangga sering kali dihubungkan dengan masalah keberuntungan dan kemalangan dalam karier. Dalam prinsip-prinsip Feng Shui aliran bentuk, tangga seringkali diibaratkan gergaji tajam yang dapat melukai penghuni. Oleh karena itu, tangga harus dilokasikan pada tempat yang tersembunyi dan tidak dipamerkan (Kwan & Lie, 2007).

Tangga yang baik adalah yang lebar, melingkar, dan melengkung indah diruangan yang besar. Tangga berbentuk spiral sangat mematikan, terutama jika letaknya di tengah rumah. Tangga tidak boleh terlihat langsung dari pintu utama rumah karena Chi rumah itu dapat langsung

keluar. Anak tangga harus padat dan tidak “berlubang” seperti kebanyakan

rumah yang dibangun secara massal, karena dapat mengakibatkan uang dapat mengalir keluar. Menurut prinsip-prinsip Feng Shui aliran bentuk, pegangan tangga tidak boleh memiliki sudut tajam. Pegangan itu harus bundar dan licin. Tangga juga harus cukup terang karena membawa Chi ke ruang tidur. Menurut prinsip-prinsip Feng Shui yang di terapkan pada tangga utama rumah tinggal, dimana jumlah anak tangga rumah tinggal jika dihitung 1-3 hitungan terakhir berhenti pada angka 3 yang berarti baik dan menandakan keluarga yang harmonis (Too, 1995).


(48)

Menurut Mas Dian (2014), Tangga adalah media penghubung dari lantai satu ke lantai atas atau dibawahnya. Tangga yang baik menurut feng shui adalah :

 Jangan menggunakan bentuk anak tangga yang bersiku tajam

 Posisi tangga tidak boleh bertatapan langsung dengan pintu masuk utama dan cermin.

 Posisi tangga jangan di ruang tamu atau terlihat dari ruang tamu.

 Pintu kamar sebaiknya tidak bertatapan dengan tangga atau berada dibawah tangga.

 Jumlah anak tangga yang baik adalah 1, 2, 6, 7, 11, 12, 16, 17, 21, 22, 26, 27, 31, dan 32.

 Toilet

Cara paling efektif mengatasi problem toilet adalah dengan menempatkan pintunya sehingga tidak menghadap pintu lain dan membawa kemalangan. Jadi, jika pintu toilet menghadap pintu utama, simbolismenya adalah kekayaan terbawa keluar. Dalam hal ini, pindahkan pintu toilet, atau cat dengan warna merah terang. Ada beberapa cara untuk mengatasi energi negatif toilet. Salah satunya Anda dapat menempatkan lampu terang di dalam toilet untuk memperkenalkan energi yang kuat. Selain itu, cat pintu toilet dengan warna merah, meskipun ini agak drastis. Anda juga dapat menaruh cermin di luar pintu toilet. Ini, secara visual, membuatnya "menghilang"(Too, 2001).


(49)

Menurut Mas Dian (2014), Dalam penjabaran feng shui, toilet disebut sebagai pusat Sha Qi/hawa pembunuh. Toilet yang baik menurut feng shui adalah :

 Memiliki ventilasi cahaya dan udara yang baik.

 Memiliki jendela dengan akses ke ruang terbuka.

 Pintu toilet paling pantang berhadapan dengan pintu kamar tidur dan ruang dapur.

 Ruang toilet sebaiknya menggunakan warna terang.

Menurut Andrie Wicaksono (2006), beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat menata kamar mandi

 Pastikan kita dapat melihat pintu kamar mandi dari bathub atau tempat cuci tangan, bila tidak gunakan kaca.

 Hindari kloset yang menghadap pintu, gunakan klintingan untuk bunyi-bunyian.

 Letakkan barang-barang di kamar mandi dalam sebuah lemari, jangan biarkan berantakan.

 Lokasi terbaik untuk kamar mandi adalah timur dan tenggara.

 Gunakan lampu (pencahayaan alami) di kamar mandi.

 Letakkan tanaman hijau didalam kamar mandi untuk menjaga ruangan agar tetap segar sekaligus meresap air.

 Gunakan bahan bangunan yang alami untuk lantai kamar mandi.

Dari uraian teori diatas dapat dinyatakan bahwa ketentuan-ketentuan Feng Shui terhadap susunan ruang dalam hunian masyarakat tionghoa adalah :


(50)

 Ruang tamu

 Susunan tempat duduk yang baik adalah tidak ada kursi atau sofa yang punggungnya menghadap langsung ke pintu atau jalan masuk ke ruang tamu (Too, 1995; Dian, 2014).

 Penempatan tempat duduk yang membentuk huruf L juga tidak disarankan dalam Feng Shui (Too, 1995; Wicaksono, 2006).

 Bentuk meja pada ruang tamu dalam Feng Shui adalah kotak dan bulat (Too, 1995; Wicaksono, 2006).

 Mengutamakan kebersihan ruang tamu (Wicaksono, 2006; Dian, 2014).

 Bentuk ruang tamu harus segi empat siku-siku, tidak baik jika ada lengkung ataupun potongan diagonal (Wicaksono, 2006).

 Kursi diruang tamu harus mempunyai sandaran tangan dan punggung (Wicaksono, 2006).

 Disudut tenggara ruang tamu, letakkan vegetasi hijau (Wicaksono, 2006).

 Catlah dinding ruang tamu dengan warna cerah (merah atau kuning) (Wicaksono, 2006).

 Letakkan audio-system (televisi dan tape) diruang tamu untuk menghidupkan aktivitas (Wicaksono, 2006).

 Letakkanlah foto seluruh anggota keluarga diruang tamu (Wicaksono, 2006).


(51)

 Ruang tamu seharusnya mempunyai satu dinding solid tanpa jendela atau pintu (Wicaksono, 2006).

 Jendela diletakkan di timur, tenggara atau selatan untuk keberuntungan (Wicaksono, 2006).

 Ruang tersebut memiliki jendela sebagai ventilasi agar angin dan cahaya bisa masuk dengan baik (tetapi jangan terlalu terang) (Dian, 2014).

 Tidak perlu menampilkan sesuatu yang bersifat aktraktif karena dapat menciptakan jurang pembatas (Dian, 2014).

 Tidak mempersempit ruangan dengan prabotan yang berlebihan (Dian, 2014).

 Kabinet sepatu kurang baik jika ditempatkan diruang tamu (Dian, 2014).

 Posisi kabinet yang dihadapkan langsung ke pintu masuk dapat merusak dan mengganggu energi Chi yang akan singgah ke rumah (Dian, 2014).

 Jangan meletakkan cermin di belakang sofa dan didepan pintu masuk (Dian, 2014).

 Kamar tidur

 Jangan menaruh cermin di depan ranjang (Too, 1998; Wicaksono, 2006; Dian, 2014).

 Ranjang diletakkan pada sudut diagonal berlawanan dengan pintu (Too, 1998; Wicaksono, 2006).


(52)

 Jangan biarkan pintu kamar tidur dan kamar mandi berhadapan. Kalau sudah terlanjur, gantungkan hiasan gemerincing (wind chimes) di anatara kedua pintu (Too, 1998; Wicaksono, 2006).

 Kepala ranjang dipastikan menempel dengan dinding (Too, 1998; Wicaksono, 2006).

 Gambar binatang buas atau lukisan gambar air jangan digantung di dalam kamar (Too, 1998; Wicaksono, 2006).

 Jangan pasang televisi menghadap tempat tidur. Kalau sedang tidak ditonton, tutup televisi dengan kain (Too, 1998; Wicaksono, 2006).

 Letak ranjang dibawah jendela harus dihindari (Too, 1998; Wicaksono, 2006; Dian, 2014).

 Jangan tidur di bawah lampu (Too, 1998).

 Jangan tidur di bawah kipas angin (Too, 1998).

 Memiliki jendela untuk melihat halaman luar (Kwan & Lie, 2007).

 Bentuk persegi atau teratur termasuk dalam bentuk kamar tidur (Kwan & Lie, 2007).

 Posisi tidur tidak boleh menghadap ke pintu (Too, 1995; Wicaksono, 2006; Dian, 2014).

 Jangan meletakkan akuarium dalam kamar (Dian, 2014).

 Jangan menempatkan tanaman hidup di kamar tidur (Dian, 2014).

 Plafon kamar tidur sebaiknya rata (Dian, 2014).

 Buatlah ruang kamar yang sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan luas ruang dan kebutuhan (Dian, 2014).


(53)

 Tinggi ranjang jangan terlalu rendah dan terlalu tinggi, umumnya ± 50 cm (Dian, 2014).

 Gantungkan foto diri di belakang ranjang (Dian, 2014).

 Jangan menggunakan perabotan yang berlebihan yang membuat kamar menjadi sempit (Dian, 2014).

 Interior kamar sebaiknya tidak menggunakan desain yang menampilkan sudut tajam (Dian, 2014).

 Balok yang menggantung dapat memberikan energi buruk pada orang yang tidur dibawahnya dan menggantung klintingan dapat membantu mengurangi efek tersebut (Wicaksono, 2006).

 Meja rias jangan berhadapan dengan ranjang (Wicaksono, 2006).

 Lokasi terbaik untuk kamar tidur adalah sebelah timur, tenggara, barat, barat laut dan utara (Wicaksono, 2006).

 Ruang keluarga

 Letakkan audio system, TV dan perangkat hiburan lainnya di ruang keluarga (Too, 1998; Kwan & Lie, 2007).

 Memiliki sirkulasi cahaya yang benar (Dian, 2014; Wang, 2007).

 Lokasi ini harus muda dijangkau dan diakses (Wang, 2007).

 Pilih cat berwarna cerah (Too, 1998).

 Agar keberuntungan dan rezeki selalu ada di rumah, tempatkan akuarium dan tanaman hijau di ruang keluarga (Too, 1998).


(54)

 Untuk sofa dan kursi di ruang keluarga, pilih yang memakai tangan dan sandaran. Susun dalam bentuk persegi. Jangan berbentuk L, karena kurang menguntungkan (ada sisi yang terbuka) (Too, 1998).

 Plafon yang terlalu rendah dinilai kurang baik (Dian, 2014).

 Posisi sofa dan kursi keluarga sebaiknya tidak langsung membelakangi pintu masuk rumah. Posisi yang membelakangi sebaiknya diberi dinding atau penyekat ruangan (Dian, 2014).

 Jangan meletakkan lampu gantung tepat diatas sofa (Dian, 2014).

 Jangan menempatkan tanaman buah dalam ruang keluarga (Dian, 2014).

 Gunakan tanaman berdaun yang tidak mudah mati dan jumlahnya tidak banyak (Dian, 2014).

 Ruang makan

 Menurut Feng Shui ada 3 macam bentuk meja makan yang di anjurkan, yakni bundar, bujur sangkar, segi empat (Kwan & Lie, 2007; Too, 2002; Dian, 2014).

 Penempatan cermin di ruang makan (Kwan & Lie, 2007; Too, 1998; Dian, 2014).

 Posisi meja makan jangan bertatapan dengan pintu toilet. Kalau sudah terlanjur, gantungkan hiasan gemerincing (wind chimes) di anatara kedua pintu (Too, 2002; Dian, 2014).

 Kursi makan yang memiliki sandaran lengan dianggap tidak efisien (Kwan & Lie, 2007).


(55)

 Memiliki lampu yang terang tepat di atas meja makan atau sekeliling meja makan (Kwan & Lie, 2007).

 Gunakan hiasan dekoratif seperti patung dan lukisan yang memiliki makna filosofis (Dian, 2014).

 Memiliki sirkulasi cahaya dan udara yang baik, jika tidak memungkinkan gunakan lampu dan kipas angin/exhause fan (Dian, 2014).

 Lantai ruang makan yang direndahkan dinilai kurang baik (Dian, 2014).

 Meja makan jangan terlihat dari ruang tamu (Dian, 2014).

 Ruang makan jangan dekat pintu masuk rumah (Wicaksono, 2006).

 Lokasi terbaik untuk ruang makan adalah di area timur, tenggara, barat dan barat laut (Wicaksono, 2006).

 Lukisan pemandangan atau buah-buahan diletakkan pada dinding ruang makan (Wicaksono, 2006).

 Hijau, krem dan merah muda yang hangat adalah warna terbaik untuk ruang makan (Wicaksono, 2006).

 Dapur

 Jangan menaruh kompor disebelah tempat cuci piring atau kulkas (tabrakan antara elemen air dan api) (Wang, 2007; Dian, 2014; Wicaksono, 2006).

 Letak kompor yang baik adalah sejajar dangan pintu dapur (Wang, 2007).


(56)

 Lokasi terbaik dapur adalah di sisi rumah bukan ditengah rumah (Kwan & Lie, 2007).

 Letak kompor tidak boleh terlihat dari pintu utama karena merupakan kesialan (Kwan & Lie, 2007).

 Usahakan agar tidak menempatkan dapur di atas kamar tidur, ruang kerja, atau ruang keluarga karena dapat memberikan dampak negatif bagi ruang-ruang tersebut (Kwan & Lie, 2007).

 Juru masak harus berkerja dalam sebuah area yang luas, terang dan berventilasi dengan baik (Rossbach, 1994).

 Bentuk plafon terbuka dalam ilmu feng shui dianggap sebagai bentuk yang berbahaya, duduk bahkan makan di bawah palang menggantung dapat menyebabkan penyakit dan pertengkaran (Too, 2002).

 Wajib memiliki ventilasi yang baik (Dian, 2014).

 Gunakan alat penyedot asap dan exhause fan (Dian, 2014).

 Letak kompor paling baik di sudut timur, tenggara, dan selatan dari ruang dapur (Dian, 2014).

 Letak sink dan kulkas paling baik di sisi utara, timur, tenggara, barat laut, dan barat (Dian, 2014).

 Jangan meletakkan pisau dengan cara menggantung (Dian, 2014).

 Belakang kompor sebaiknya tidak ada jendela terbuka, lebih baik menggunakan penutup solid atau dinding yang masif (Dian, 2014).


(57)

 Jangan meletakkan akuarium dan mesin cuci di ruang dapur (Dian, 2014).

 Letakkan lampu disekitar dapur untuk menghindari sudut-sudut gelap (Wicaksono, 2006).

 Letak terbaik untuk dapur adalah selatan, tenggara, timur atau utara (Wicaksono, 2006).

 Hindari pintu belakang yang segaris dengan pintu dapur (Wicaksono, 2006).

 Letak pintu kulkas tidak menghadap pintu dapur (Wicaksono, 2006).  Tangga utama

 Posisi tangga tidak boleh bertatapan langsung dengan pintu masuk utama (Too, 1995; Dian, 2014).

 Jumlah anak tangga yang baik adalah 1, 2, 6, 7, 11, 12, 16, 17, 21, 22, 26, 27, 31, dan 32 (Too, 1995; Dian, 2014).

 Tangga harus dilokasikan pada tempat yang tersembunyi dan tidak dipamerkan (Kwan & Lie, 2007).

 Tangga yang baik adalah yang lebar, melingkar, dan melengkung indah diruangan yang besar (Too, 1995; Rossbach, 1994).

 Anak tangga harus padat dan tidak “berlubang” (Too, 1995).

 Pegangan tangga tidak boleh memiliki sudut tajam. Pegangan itu harus bundar dan licin (Too, 1995).

 Tangga juga harus cukup terang karena membawa Chi ke ruang tidur (Too, 1995; Rossbach, 1994).


(58)

 Jangan menggunakan bentuk anak tangga yang bersiku tajam (Dian, 2014).

 Posisi tangga jangan di ruang tamu atau terlihat dari ruang tamu (Dian, 2014).

 Pintu kamar sebaiknya tidak bertatapan dengan tangga atau berada dibawah tangga (Dian, 2014).

 Toilet

 Pintu toilet paling pantang berhadapan dengan pintu kamar tidur (Too, 2001; Dian, 2014).

 Gunakan lampu (pencahayaan alami) di kamar mandi (Dian, 2014; Wicaksono, 2006).

 Pintu toilet jangan menghadap pintu lain (Too,2001).

 Memiliki ventilasi cahaya dan udara yang baik (Dian, 2014).

 Memiliki jendela dengan akses ke ruang terbuka (Dian, 2014).

 Ruang toilet sebaiknya menggunakan warna terang (Dian, 2014).

 Hindari kloset yang menghadap pintu, gunakan klintingan untuk bunyi-bunyian (Wicaksono, 2006).

 Letakkan barang-barang di kamar mandi dalam sebuah lemari, jangan biarkan berantakan (Wicaksono, 2006).

 Lokasi terbaik untuk kamar mandi adalah timur dan tenggara (Wicaksono, 2006).

 Letakkan tanaman hijau didalam kamar mandi untuk menjaga ruangan agar tetap segar sekaligus meresap air (Wicaksono, 2006).


(59)

 Gunakan bahan bangunan yang alami untuk lantai kamar mandi (Wicaksono, 2006).


(60)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2007:13), Pengertian kuantitatif adalah Metode yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku salam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan, sikap, pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Best, 1982:119).

Metode deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berhubungan.


(61)

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:99), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian ini adalah :

VARIABEL SUBVARIABEL NILAI

Ruang Tamu (Too, 1995; Dian, 2014; Wicaksono,

2006)

1. Tidak ada kursi atau sofa yang punggungnya menghadap langsung ke pintu atau jalan masuk ke ruang tamu.

2. Penempatan tempat duduk yang membentuk huruf L juga tidak disarankan dalam Feng Shui.

3. Bentuk meja pada ruang tamu dalam Feng Shui adalah kotak dan bulat.

4. Mengutamakan kebersihan ruang tamu.

5. Bentuk ruang tamu harus segi empat siku-siku, tidak baik jika ada lengkung ataupun potongan diagonal.

6. Kursi diruang tamu harus mempunyai sandaran tangan dan punggung.

7. Disudut tenggara ruang tamu, letakkan vegetasi hijau. 8. Catlah dinding ruang tamu dengan warna cerah (merah atau

kuning).

9. Letakkan audio-system (televisi dan tape) diruang tamu untuk menghidupkan aktivitas.

10. Letakkanlah foto seluruh anggota keluarga diruang tamu. 11. Ruang tamu seharusnya mempunyai satu dinding solid tanpa

jendela atau pintu.

12. Jendela diletakkan di timur, tenggara atau selatan untuk keberuntungan.

13. Ruang tersebut memiliki jendela sebagai ventilasi agar angin dan cahaya bisa masuk dengan baik (tetapi jangan terlalu terang).

14. Tidak perlu menampilkan sesuatu yang bersifat aktraktif karena dapat menciptakan jurang pembatas.

15. Tidak mempersempit ruangan dengan prabotan yang berlebihan.

16. Kabinet sepatu kurang baik jika ditempatkan diruang tamu. 17. Jangan meletakkan Posisi kabinet yang dihadapkan langsung

ke pintu masuk karena dapat merusak dan mengganggu energi Chi yang akan singgah ke rumah.

18. Jangan meletakkan cermin di belakang sofa dan didepan pintu masuk.

Jumlah Persentase

VARIABEL SUBVARIABEL NILAI

Kamar Tidur (Too, 1998;

Too, 1995; Dian, 2014; Wicaksono, 2006; Kwan &

1. Jangan menaruh cermin di depan ranjang

2. Ranjang diletakkan pada sudut diagonal berlawanan dengan pintu.

3. Jangan biarkan pintu kamar tidur dan kamar mandi berhadapan.


(62)

Lie, 2007) 5. Gambar binatang buas atau lukisan gambar air jangan digantung di dalam kamar.

6. Jangan pasang televisi menghadap tempat tidur. 7. Letak ranjang dibawah jendela harus dihindari. 8. Jangan tidur di bawah lampu.

9. Jangan tidur di bawah kipas angin.

10. Memiliki jendela untuk melihat halaman luar.

11. Bentuk persegi atau teratur termasuk dalam bentuk kamar tidur.

12. Posisi tidur tidak boleh menghadap ke pintu. 13. Jangan meletakkan akuarium dalam kamar.

14. Jangan menempatkan tanaman hidup di kamar tidur. 15. Plafon kamar tidur sebaiknya rata.

16. Buatlah ruang kamar yang sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan luas ruang dan kebutuhan.

17. Tinggi ranjang jangan terlalu rendah dan terlalu tinggi, umumnya ± 50 cm.

18. Gantungkan foto diri di belakang ranjang.

19. Jangan menggunakan perabotan yang berlebihan yang membuat kamar menjadi sempit.

20. Interior kamar sebaiknya tidak menggunakan desain yang menampilkan sudut tajam.

21. Tidak ada Balok yang menggantung dapat memberikan energi buruk pada orang yang tidur dibawahnya.

22. Meja rias jangan berhadapan dengan ranjang.

23. Lokasi terbaik untuk kamar tidur adalah sebelah timur, tenggara, barat, barat laut dan utara.

Jumlah Persentase

VARIABEL SUBVARIABEL NILAI

Ruang Keluarga (Too, 1998; Dian, 2014; Kwan & Lie, 2007; Wang,

2007)

1. Letakkan audio system, TV dan perangkat hiburan lainnya di ruang keluarga.

2. Memiliki sirkulasi cahaya yang benar. 3. Lokasi ini harus muda dijangkau dan diakses. 4. Pilih cat berwarna cerah.

5. Agar keberuntungan dan rezeki selalu ada di rumah, tempatkan akuarium dan tanaman hijau di ruang keluarga. 6. Untuk sofa dan kursi di ruang keluarga, pilih yang memakai

tangan dan sandaran. Susun dalam bentuk persegi, jangan berbentuk L.

7. Plafon yang terlalu rendah dinilai kurang baik.

8. Posisi sofa dan kursi keluarga sebaiknya tidak langsung membelakangi pintu masuk rumah.

9. Jangan meletakkan lampu gantung tepat diatas sofa. 10. Jangan menempatkan tanaman buah dalam ruang keluarga. 11. Gunakan tanaman berdaun yang tidak mudah mati dan

jumlahnya tidak banyak. Jumlah

Persentase

VARIABEL SUBVARIABEL NILAI

Ruang Makan

1. Menurut Feng Shui ada 3 macam bentuk meja makan yang di anjurkan, yakni bundar, bujur sangkar, segi empat.

2. Penempatan cermin di ruang makan.


(1)

145

ini Jiangsi Pai.

3) Terciptanya konsep dasar Feng Shui, yang disebut dengan Huang Di Zhai Jing

Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini cukup banyak, antara lain : Qiu Yan Han, Si Ma Tou Tuo, Yang Yun Song, Ceng Qiu Ji, Ceng Wen Chan, Liao Yu, Huang Miau Ying dan masih banyak lagi lainnya.

5. Dinasti Song - masa keemasan Feng Shui (abad 9 - abad 12 Masehi)

Ada 3 peristiwa penting yang bisa diambil pada masa ini, yaitu :

1) Perbedaan antara Feng Shui aliran bentuk dan aliran kompas menjadi begitu nyata.

2) Penggunaan kompas Feng Shui, yang kita sebut dengan Luo Pan mulai umum.

3) Aliran kompas menjadi semakin populer daripada aliran bentuk, dan pada masa ini telah tercatat lebih dari 120 macam aliran Feng Shui kompas.

Pakar - pakar yang ahli dalam masa ini antara lain : Chen Xi Yi, Wu Jing Luan, Liao Jin Jing, Lai Wen Jun, dan masih banyak lagi lainnya.


(2)

6. Dinasti Yuan - masa kehilangan ilmu Feng Shui (abad 12 - abad 13 Masehi)

Ini adalah masa yang paling suram bagi ilmu Feng Shui, mengapa ? Karena pada masa ini, raja-raja dinasti Yuan adalah orang-orang Mongolia (bangsa asing) yang mana mereka menjajah Tiongkok dengan berusaha menekan kebudayaannya agar tidak dapat berkembang. Dalam dinasti ini banyak sekali buku-buku Feng Shui yang dibakar, sehingga kita kehilangan jejak selama hampir 100 tahun. Tidak ada satu pakar-pun yang tercatat pada masa ini. 7. Dinasti Ming dan Qing - Ilmu Feng Shui dipelajari oleh orang awam (abad 13 - 19 Masehi)

Setelah dinasti Yuan digulingkan dan berdirinya dinasti Ming, ilmu Feng Shui sudah mulai berkembang lagi, akan tetapi ilmu ini sudah dipelajari oleh banyak orang awam dan tidak terbatas pada kaum cendekiawan kerajaan saja. Pada masa ini ada beberapa peristiwa penting yang bisa dicatat : 1) Konsep San Yuan Jiu Yun (3 era 9 periode) mulai diperkenalkan. 2) Pembedaan antara aliran San He dan aliran San Yuan semakin jelas. 3) Teori-teori dan aliran Feng Shui semakin banyak yang berlawanan, membingungkan dan saling menjatuhkan.

4) Karena kehilangan masa 100 tahun dijajah oleh orang Mongolia, banyak aliran yang membawa kembali ideologi Feng Shui dinasti Song dan Tang


(3)

147

Setelah berdirinya RRC, Feng Shui mulanya dianggap sebagai ilmu takhayul dan membodohkan rakyat sehingga praktek-praktek ini mulanya dilarang oleh negara selama 50 tahun lebih dan hanya dipraktekkan di negara Hong Kong, Taiwan, dan negara-negara Asia Tenggara. Karena pemerintah RRC saat ini masih bersikap skeptis terhadap ilmu ini (tidak dilarang maupun didukung), sedangkan para perantauan Tionghoa sudah menyebar luas diseluruh dunia, maka keadaan di luar negeri tenang-tenang saja dan dapat menyebarkan ilmu ini secara bebas. Sebagian dari mereka bertujuan untuk meneruskan kebudayaan dan tradisi, sedangkan sebagian yang lain bermaksud

komersialisasi, sehingga dengan kemajuan teknologi informasi dan

transportasi saat ini menyebabkan ilmu ini banyak mengundang peminat dari seluruh dunia tanpa batasan. Pakar-pakar modern yang tercatat pada masa sekarang (almarhum) antara lain : Tan Yang Wu, You Xi Yan, Rong Bai Yun, Kong Zhao Su.


(4)

Feng Shui dan Taoisme

Banyak orang bertanya pada saya, darimana asalnya ilmu Feng Shui ? Siapa yang menciptakannya ? Ilmu Feng Shui tentu saja berasal dari negara Tiongkok, sedangkan yang menciptakan ilmu ini adalah para ilmuwan Taoisme sejak ribuan tahun yang lalu. Hanya saja waktu awal-awal ilmu ini terbentuk, masih belum terdapat sistematisasi yang lengkap seperti sekarang. Ok, lalu apa hubungannya antara Feng Shui dan Taoisme sendiri ? Feng Shui adalah sebuah bagian integral dari agama Taoisme di Tiongkok sejak ribuan tahun yang lalu.

Seperti yang tercatat pada sejarah bahwa sejak jaman negara berperang (kurang lebih abad 6 SM), pemikiran Taoisme yang diciptakan oleh Lao Zitelah berkembang terus-menerus dari Lao-Zhuang Dao Jia menjadi Huang-Lao Dao Jia. Waktu awalnya Taoisme hanyalah sebatas aliran pemikiran saja, kemudian mulai berkembang menjadi praktek ilmu alam, seperti alkimia, pengobatan, ilmu peramalan, ilmu Feng Shui yang dikenal dengan Wu Shu (5 ilmu seni klasik Tiongkok - Xiang, Bu, Shan, Ming, dan Yi). Waktu itu karena Taoisme masih belum menjadi agama, praktek-praktek ini dilakukan oleh para Fang Shi (seseorang yang mempelajari ilmu alam). Para fang shi inilah


(5)

149

Bukti-bukti bahwa ilmu Feng Shui adalah bagian dari agama Taoisme adalah : 1. Teori "Tian Ren He Yi" (langit dan manusia menjadi kesatuan), yang

mewakili istilah Kan Yu (istilah awalnya sebelum istilah Feng Shui diperkenalkan) adalah konsep dari Taoisme.

2. Teori-teori dasar Feng Shui, seperti : Yin-Yang Wu Xing, sistem Gan-Zhi, sistem Yi Jing, teori He-Tu Luo Shu, 28 konstelasi langit, dll adalah hasil penemuan dari para Fang Shi - yang notabene adalah nenek moyang para guru Taoisme.

3. Pada dinasti Han akhir, sekitar abad 1 Masehi juga ditemukan kitab manual Taoisme dalam bentuk tata upacara untuk membersihkan energi rumah yang dikaitkan dengan praktek Feng Shui saat itu, dan kitab manual sejenis ini juga terdapat dalam kumpulan kitab suci Taoisme (disebut denganDao Zang) yang lain.

4. Jatuh - bangunnya ilmu Feng Shui dari jaman ke jaman juga dipengaruhi dari jatuh - bangunnya agama Taoisme di Tiongkok yang mewakili

kebudayaan dan agama asli orang Tiongkok.

5. Berdasar Song - Yuan Xue An, yaitu garis silsilah penyebaran ilmu

peramalan (termasuk ilmu Feng Shui), tercatat nama-nama seperti : Huang Shi Gong, Wei Bo Yang, Zhong Li Quan, Ma Yi, Lu Dong Bin, Chen Xi Yi, dst mereka adalah guru-guru Taoisme kuno.

6. Empat penemuan besar dari Tiongkok (kompas, bubuk mesiu, kertas, dan mesin percetakan) disepakati oleh sejarahwan bahwa berasal dari guru Taoisme / Fang Shi - yang mana kompas akhirnya dipakai dalam ilmu Feng Shui.

7. Guru-guru besar Feng Shui yang dikenal sekarang ini, seperti : Huang Shi Gong, Yang Yun Song, Jiang Da Hong telah dianggap figur dewa oleh kuil-kuil Taoisme di Tiongkok oleh beberapa penduduk setempat di tempat


(6)

Sekarang semakin berkembang luasnya ilmu Feng Shui di seluruh dunia, mungkin hanya sebagian orang saja yang mengetahui asal-usul ilmu ini dan hanya terbatas pada kalangan akademis dan ahli sejarahwan saja. Seperti aliran Feng Shui bintang terbang yang mendapat banyak sorotan oleh peminat yang belajar saat ini, yang mana jika kita ketahui aliran ini masuk dalam aliran Xuan Kong Pai (aliran Xuan Kong) dan sebenarnya istilah Xuan Kong ini diambil dari kitab Dao De Jing yang ditulis oleh Lao Zi yang tertulis sebagai berikut "...Tong Wei Zhi Xuan, Xuan Zhi You Xuan". Karakter Xuan inilah yang dianggap oleh kalangan akademis saat ini, sebagai inspirasi dalam pembentukan istilah Xuan Kong dalam Feng Shui.

Sekalipun ilmu ini tercipta dari kalangan Taoisme, sejatinya ilmu ini bisa dan boleh dipraktekkan oleh siapa saja dan dari latar belakang apa saja selama Anda mendapatkan manfaat yang besar dengan mempraktekkannya, bagaimana dengan pengalaman Anda sendiri ?...