Pengaruh Pengangkatan Tungkai Terhadap Tekanan Darah.
ABSTRAK
PENGARUH PENGANGKA TAN TUNGKAI
TERHADAP
TEKANANDARAH
IMP
Benny, 2002, PEMBIMBING
I. Pinandojo Djojosoewamo, dr., Drs., AIF.
II. DR. Iwan Budiman, dr., MS, AIF.
Latar Belakang: Menurut hukum Frank-Starling untuk jantung,
dalam batas-batas tertentu, jantung akan memompa semua jumlah darah
yang memasukinya ( Venous Return ). Ini berarti bahwa dalam batas-batas
tertentu, semakin banyak darah yang kembali ke jantung, maka semakin
banyak pula darah yang dipompakan sewaktu sisto!. Untuk memompa
darah yang banyak tersebut, jantung memerlukan kuat kontraksi yang lebih
besar sehingga menghasilkan
tekanan yang lebih kuat. Mengangkat
tungkai pada posisi berbaring berarti posisi tungkai lebih tinggi dari
jantung sehingga gaya grafitasi yang bekerja terhadap darah pada tungkai
lebih besar. Gaya tersebut sangat membantu proses arus balik vena,
menyebabkan VR meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan perubahan
sistem hemodinamika.
Tujuan : Ingin mengetahui pengaruh pengangkatan tungkai
terhadap tekanan darah.
Metode: Pada 10 orang mahasisw FK UK yang berumur 18-22
tahun, dilakukan pengukuran tekanan darah sistol dan diastol pada posisi
berbaring setelah istirahat 10 menit sebanyak 3 kali sampai didapat
Tekanan Darah terrendah. Kemudian dilanjutkan pengukuran yang sama
tiap 1 menit setelah kedua tungkai diangkat pada posisi berbaring sampai
didapat Tekanan Darah tertinggi. Analisis data memakai uji " tOO yang
berpasangan.
Basil : Tekanan darah pada posisi berbaring dengan kedua
tungkai diangkat sebesar 123,3 I 80,4 mmHg, lebih tinggi dibanding
Tekanan Darah sebelum dilakukan pengangkatan tungkai yaitu 112,8 I
74,5 mmHg.
IV
Kesimpulan:
Tekanan Oarah pada posisi berbaring dengan
kedua tungkai diangkat adalah lebih tinggi daripada tekanan darah pada
posisi berbaring.
Saran: Pengangkatan tungkai dapat dijadikan salah satu solusi
untuk mengatasi keadaan pingsan dan syok karena kekurangan cairan.
v
ABSTRACT
THE EFFECT OF LEGS RAISING ON BLOOD PRESSURE
ADULT MALE
IMP
Benny, 2002, TUrOR
ON
1. Pinandojo Djojosoewamo.,
dr., Drs. AIF.
II. DR. Iwan Budiman, dr., MS, AIF.
Background
: According to Frank - Starling's law of the heart" in
certain limits, the heart pumps the entire blood entering into it ( Venous
Return ). It means that, in certain limits, the more blood returning
to
heart, the more blood which is pumped during systole. To pump the large
amount of blood, the heart needs a bigger contraction, it's produce
stronger pressure. Raising legs in supine position means the position of
legs is higher than heart it's increase the gravity on blood in the legs. The
gravity strongly supports a venous returning process, causing venous
process increases. It influences heemodynamic .\ystem.
Objectives:
pressure.
711isstudy was to know the effect of legs raising on blood
Methods: On 11 students of FK UKM, j 8-22 years old was carried
out measurement of both systole and diastole blood pressures in supine
position after a 10-minutes rest 3 times until it was obtained a basal blood
pressure. Then, the same measurement was continued every 1 minute after
both legs were lifted in supine position. Statistical analysis used paired
"student
t" test. ( a=O, 01).
Results:
Blood pressure in supine position with two legs raised was
123,3 80,4 mmHg, higher than two legs in level position of 112,8 74.5
mmHg.
Conclusions:
Blood pressure
ltfted is higher than level position.
in supine position
with the two legs
Recommendations: Legs lifting can be used as one of the solutions in
dealing with emergencies such as stupor and shock caused by water
deficiency.
VI
DAFT AR 1St
...
LEMBAR PERSETUJUAN
...
iii
SURA T PERNY AT AAN
IV
ABSTRAK
ABSTRA (~K
V
vi
VB
IX
X
KAT A PENGANT AR
DAFT AR ISI
DAFT AR TABEL
DAFT AR DIAGRAM
DAFT AR LAMPIRAN
xi
...
1
BAB I PEND AHUL UAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
ii
Latar belakang..
Identifikasi masalah..
Maksud dan tujuan
Kegunaan penelitian
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu...
BAB n TINJA UAN PUST AKA
... I
2
2
2
2
2
3
4
2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
2.1.1. Anatomi Jantung
...
2.1.2. Fisiologi Jantung
2.1.3. Kejadian Mekanik Siklus Jantung
2.1.4. Irama Jantung
2.1.5. Sistem Penghantaran Impuls Jantung
4
4
5
6
7
7
2.2. Sistem Sirkulasi
2.2.1. Sistem Sirkulasi Pulmonal
2.2.2. Sistem Sirkulasi Sistemik
9
9
11
2.3. Tekanan Darah
2.3. 1. Definisi T ekana Darah
2.3.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Damh
2.3.3. Cara-cara Pengukuran Tekana Damh
15
15
16
22
Vlll
2.4.
Pengangkatan
Tungkai
2.4.1. Mekanisme Aliran Darah pada Tungkai
... ...
...
2.5. Hubungan Pengangkatan Tungkai Terhadap Tekanan Darah
2.5.1. Menurut Hukum Frank-Starling
2.5.2. Refleks Bainbridge dan Reseptor Regangan Atrium
2.5.3. Fenomena Tangga Dari Bowditch
BAB ill BAHAN DAN METOD E
27
27
30
31
33
3.1. Subjek Penelitian
3.2. Alat-alat Yang Digunakan
...
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Variabel Perlakuan dan Variabel Respon
3.3.2. Prosedur Penelitian
3.4. Prosedur Penelitian ..
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN
4.1. Hasil Percobaan
4.2. Pengujian Hipotesis Penelitian
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
26
26
DAN SARAN
HIPOTESIS
33
33
33
33
34
33
37
37
39
40
40
40
DAFT AR PUST AKA
41
LAMPlRAN
42
RIW A YAT HIDUP
48
IX
DAFT AR TABEL
1. Tabe!
4.1.1.
TD
Sistol
Sebelum
dan
Setelah
Tungkai
2. Tabel
4.1.2.
TD
Diastol
Sebelum
dan
Setelah
Pengangkatan
.37
Pengangkatan
38
Tungkai
x
DAFTAR
DIAGRAM
Diagram 2.1. Peningkatan TD pada pengangkatan
Hukum Starling
Diagram 2.2. Peningkatan
TD pada Pengangkatan
tungkai menurut
.29
tungkai menurut
mekanisme Refleks Bainbridge
Diagram
mekanisme
2.3.
Peningkatan
.30
TD pada Pengangkatan
Fenomena Bowditch.
Tungkai
menurut
...32
Xl
DAFT AR LAMPIRAN
Surat Persetuj uan
42
Xll
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hukum Frank-Starling untuk jantung menyatakan bahwa dalam
batas-batas
fisiologis, jantung
memompa
semua jumlah
darah yang
memasukinya tanpa membiarkan adanya bendungan darah yang berlebihan
didalam vena. (Guyton, 1997 ). Atau dengan lain perkataan bahwa dalam
batas-batas tertentu, semakin banyak ventrikel terisi darah
waktu akhir
diastol maka semakin banyak darah yang dipompakan kedalam aorta
.
lni
berarti bahwa salah satu faktor utama yang menentukan jumlah darah yang
dipompakan oleh jantung setiap menitnya adalah besamya arus balik vena
atau venous return. (VR).
Hal ini juga diperkuat oleh refleks Bainbridge
yaitu pengaruh peningkatan volume darah yang kembali ke jantung
terhadap frekuensi denyutjantung ( HR).
Posisi tubuh juga berpengaruh terhadap TD ( tekanan darah ),
misalnya seseorang dalam posisi berbaring kemudian langsung berdiri,
dalam beberapa saat orang tersebut mengalami penurunan TD kemudian
mengalami penyesuaian dan menjadi normal kembali. Hal ini dijelaskan
melalui mekanisme refleks Baroreseptor.
Hal tersebut berbeda dengan bila orang berbaring dan mengangkat
tungkainya, proses aliran balik vena dibantu oleh gaya grafitasi yang
bekerja terhadap darah pada vena-vena tungkai sehingga arus balik tersebut
semakin
besar,
hemodinamika.
ini akan menyebabkan
perubahan-perubahan
sistem
2
1.2. Identifikasi
Masalah
Apakah pengangkatan
tungkai meningkatkan
tekanan darah.
1.3. Maksud Dan Tujuan
lngin
mengetahui
apakah
pengangkatan
tungkai
meningkatkan
tekanan darah.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah bahwa
pengangkatan tungkai akan meningkatkan TD, dan informasi tersebut dapat
dimanfaatkan
untuk
memberikan
pertolongan
kepada
orang
yang
mengalami pingsan dan syok akibat gangguan sirkulasi darah.
1.5. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis
Pada pengangkatan tungkai, maka terhadap darah yang berada
didalam vena-vena tungkai akan bekerja gaya grafitasi yang besar, karena
posisi tungkai berada lebih tinggi dari posisi jantung. Hal ini akan
menyebabkan arus balik vena lebih cepat, VR meningkat, End Diastolic
Volume (EDV) yang meningkat mempengaruhi peningkatan kuat kontraksi
miokardium sehingga Stroke Volume ( SV)
meningkat, Cardiac Output (
COP) meningkat menyebabkan peningkatan TD.
Hipotesis penelitian : Pengangkatan tungkai meningkatkan tekanan darah.
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, memakai
rancangan percobaan acak lengkap ( RAL ), bersifat komparatif, memakai
rancangan Pra tes dan Pos tes.
3
Data yang diukur adalah TO sistol dan diastol dalam milimeter au
raksa ( mmHg ).
Analisis data memakai uji "1" yang berpasangan. ( a = 0,01 )
1.7. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di :
1. Laboraturium
Komputer, GAP lantai 3
2. Kampus FK-UKM
Pada bulan Februari sampai Juni 2002
40
BABV
KES~PULANDANSARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan terhadap 11 orang mahasiswa FK UKM
didapatkan bahwa TD setelah pengangkatan tungkai lebih tinggi daripada
TD sebelum pengangkatan tungkai.
5.2. Saran
Pengangkatan tungkai dapat dijadikan sebagai salah satu tindakan
untuk mengatasi keadaan darurat pada gangguan sistem hemodinamika
seperti pada keadaan pingsan dan syok karena kekurangan cairan.
41
DAFTAR PUST AKA
Cohn, P.F., 1985. Clinical Cardiovascular
Saunders Company. 85
Physiology.
Philadelphia:
W.B
Ganong, W.F. 1989. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 14. Jakarta :
EGC. 530-531,553-554,567.
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Bagian 1. Edisi 7.
Jakarta: EGC 198, 122-130, 259-266, 275-276.
Hasyim Effendi & Jasmeiny Jazir. 1982. Fisiologi Kardiovaskuler Dan
Patofisiologinya. Bandung : Alumni. 17.
Ibnu Masud. 1989. Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: EGC
2,6,10-13,35-36,116-118.
S. Snell Richard. 1991. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran.
Bagian II. Edisi 3. Jakarta: EGC 271-425.
PENGARUH PENGANGKA TAN TUNGKAI
TERHADAP
TEKANANDARAH
IMP
Benny, 2002, PEMBIMBING
I. Pinandojo Djojosoewamo, dr., Drs., AIF.
II. DR. Iwan Budiman, dr., MS, AIF.
Latar Belakang: Menurut hukum Frank-Starling untuk jantung,
dalam batas-batas tertentu, jantung akan memompa semua jumlah darah
yang memasukinya ( Venous Return ). Ini berarti bahwa dalam batas-batas
tertentu, semakin banyak darah yang kembali ke jantung, maka semakin
banyak pula darah yang dipompakan sewaktu sisto!. Untuk memompa
darah yang banyak tersebut, jantung memerlukan kuat kontraksi yang lebih
besar sehingga menghasilkan
tekanan yang lebih kuat. Mengangkat
tungkai pada posisi berbaring berarti posisi tungkai lebih tinggi dari
jantung sehingga gaya grafitasi yang bekerja terhadap darah pada tungkai
lebih besar. Gaya tersebut sangat membantu proses arus balik vena,
menyebabkan VR meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan perubahan
sistem hemodinamika.
Tujuan : Ingin mengetahui pengaruh pengangkatan tungkai
terhadap tekanan darah.
Metode: Pada 10 orang mahasisw FK UK yang berumur 18-22
tahun, dilakukan pengukuran tekanan darah sistol dan diastol pada posisi
berbaring setelah istirahat 10 menit sebanyak 3 kali sampai didapat
Tekanan Darah terrendah. Kemudian dilanjutkan pengukuran yang sama
tiap 1 menit setelah kedua tungkai diangkat pada posisi berbaring sampai
didapat Tekanan Darah tertinggi. Analisis data memakai uji " tOO yang
berpasangan.
Basil : Tekanan darah pada posisi berbaring dengan kedua
tungkai diangkat sebesar 123,3 I 80,4 mmHg, lebih tinggi dibanding
Tekanan Darah sebelum dilakukan pengangkatan tungkai yaitu 112,8 I
74,5 mmHg.
IV
Kesimpulan:
Tekanan Oarah pada posisi berbaring dengan
kedua tungkai diangkat adalah lebih tinggi daripada tekanan darah pada
posisi berbaring.
Saran: Pengangkatan tungkai dapat dijadikan salah satu solusi
untuk mengatasi keadaan pingsan dan syok karena kekurangan cairan.
v
ABSTRACT
THE EFFECT OF LEGS RAISING ON BLOOD PRESSURE
ADULT MALE
IMP
Benny, 2002, TUrOR
ON
1. Pinandojo Djojosoewamo.,
dr., Drs. AIF.
II. DR. Iwan Budiman, dr., MS, AIF.
Background
: According to Frank - Starling's law of the heart" in
certain limits, the heart pumps the entire blood entering into it ( Venous
Return ). It means that, in certain limits, the more blood returning
to
heart, the more blood which is pumped during systole. To pump the large
amount of blood, the heart needs a bigger contraction, it's produce
stronger pressure. Raising legs in supine position means the position of
legs is higher than heart it's increase the gravity on blood in the legs. The
gravity strongly supports a venous returning process, causing venous
process increases. It influences heemodynamic .\ystem.
Objectives:
pressure.
711isstudy was to know the effect of legs raising on blood
Methods: On 11 students of FK UKM, j 8-22 years old was carried
out measurement of both systole and diastole blood pressures in supine
position after a 10-minutes rest 3 times until it was obtained a basal blood
pressure. Then, the same measurement was continued every 1 minute after
both legs were lifted in supine position. Statistical analysis used paired
"student
t" test. ( a=O, 01).
Results:
Blood pressure in supine position with two legs raised was
123,3 80,4 mmHg, higher than two legs in level position of 112,8 74.5
mmHg.
Conclusions:
Blood pressure
ltfted is higher than level position.
in supine position
with the two legs
Recommendations: Legs lifting can be used as one of the solutions in
dealing with emergencies such as stupor and shock caused by water
deficiency.
VI
DAFT AR 1St
...
LEMBAR PERSETUJUAN
...
iii
SURA T PERNY AT AAN
IV
ABSTRAK
ABSTRA (~K
V
vi
VB
IX
X
KAT A PENGANT AR
DAFT AR ISI
DAFT AR TABEL
DAFT AR DIAGRAM
DAFT AR LAMPIRAN
xi
...
1
BAB I PEND AHUL UAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
ii
Latar belakang..
Identifikasi masalah..
Maksud dan tujuan
Kegunaan penelitian
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu...
BAB n TINJA UAN PUST AKA
... I
2
2
2
2
2
3
4
2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
2.1.1. Anatomi Jantung
...
2.1.2. Fisiologi Jantung
2.1.3. Kejadian Mekanik Siklus Jantung
2.1.4. Irama Jantung
2.1.5. Sistem Penghantaran Impuls Jantung
4
4
5
6
7
7
2.2. Sistem Sirkulasi
2.2.1. Sistem Sirkulasi Pulmonal
2.2.2. Sistem Sirkulasi Sistemik
9
9
11
2.3. Tekanan Darah
2.3. 1. Definisi T ekana Darah
2.3.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Damh
2.3.3. Cara-cara Pengukuran Tekana Damh
15
15
16
22
Vlll
2.4.
Pengangkatan
Tungkai
2.4.1. Mekanisme Aliran Darah pada Tungkai
... ...
...
2.5. Hubungan Pengangkatan Tungkai Terhadap Tekanan Darah
2.5.1. Menurut Hukum Frank-Starling
2.5.2. Refleks Bainbridge dan Reseptor Regangan Atrium
2.5.3. Fenomena Tangga Dari Bowditch
BAB ill BAHAN DAN METOD E
27
27
30
31
33
3.1. Subjek Penelitian
3.2. Alat-alat Yang Digunakan
...
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Variabel Perlakuan dan Variabel Respon
3.3.2. Prosedur Penelitian
3.4. Prosedur Penelitian ..
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN
4.1. Hasil Percobaan
4.2. Pengujian Hipotesis Penelitian
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
26
26
DAN SARAN
HIPOTESIS
33
33
33
33
34
33
37
37
39
40
40
40
DAFT AR PUST AKA
41
LAMPlRAN
42
RIW A YAT HIDUP
48
IX
DAFT AR TABEL
1. Tabe!
4.1.1.
TD
Sistol
Sebelum
dan
Setelah
Tungkai
2. Tabel
4.1.2.
TD
Diastol
Sebelum
dan
Setelah
Pengangkatan
.37
Pengangkatan
38
Tungkai
x
DAFTAR
DIAGRAM
Diagram 2.1. Peningkatan TD pada pengangkatan
Hukum Starling
Diagram 2.2. Peningkatan
TD pada Pengangkatan
tungkai menurut
.29
tungkai menurut
mekanisme Refleks Bainbridge
Diagram
mekanisme
2.3.
Peningkatan
.30
TD pada Pengangkatan
Fenomena Bowditch.
Tungkai
menurut
...32
Xl
DAFT AR LAMPIRAN
Surat Persetuj uan
42
Xll
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hukum Frank-Starling untuk jantung menyatakan bahwa dalam
batas-batas
fisiologis, jantung
memompa
semua jumlah
darah yang
memasukinya tanpa membiarkan adanya bendungan darah yang berlebihan
didalam vena. (Guyton, 1997 ). Atau dengan lain perkataan bahwa dalam
batas-batas tertentu, semakin banyak ventrikel terisi darah
waktu akhir
diastol maka semakin banyak darah yang dipompakan kedalam aorta
.
lni
berarti bahwa salah satu faktor utama yang menentukan jumlah darah yang
dipompakan oleh jantung setiap menitnya adalah besamya arus balik vena
atau venous return. (VR).
Hal ini juga diperkuat oleh refleks Bainbridge
yaitu pengaruh peningkatan volume darah yang kembali ke jantung
terhadap frekuensi denyutjantung ( HR).
Posisi tubuh juga berpengaruh terhadap TD ( tekanan darah ),
misalnya seseorang dalam posisi berbaring kemudian langsung berdiri,
dalam beberapa saat orang tersebut mengalami penurunan TD kemudian
mengalami penyesuaian dan menjadi normal kembali. Hal ini dijelaskan
melalui mekanisme refleks Baroreseptor.
Hal tersebut berbeda dengan bila orang berbaring dan mengangkat
tungkainya, proses aliran balik vena dibantu oleh gaya grafitasi yang
bekerja terhadap darah pada vena-vena tungkai sehingga arus balik tersebut
semakin
besar,
hemodinamika.
ini akan menyebabkan
perubahan-perubahan
sistem
2
1.2. Identifikasi
Masalah
Apakah pengangkatan
tungkai meningkatkan
tekanan darah.
1.3. Maksud Dan Tujuan
lngin
mengetahui
apakah
pengangkatan
tungkai
meningkatkan
tekanan darah.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah bahwa
pengangkatan tungkai akan meningkatkan TD, dan informasi tersebut dapat
dimanfaatkan
untuk
memberikan
pertolongan
kepada
orang
yang
mengalami pingsan dan syok akibat gangguan sirkulasi darah.
1.5. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis
Pada pengangkatan tungkai, maka terhadap darah yang berada
didalam vena-vena tungkai akan bekerja gaya grafitasi yang besar, karena
posisi tungkai berada lebih tinggi dari posisi jantung. Hal ini akan
menyebabkan arus balik vena lebih cepat, VR meningkat, End Diastolic
Volume (EDV) yang meningkat mempengaruhi peningkatan kuat kontraksi
miokardium sehingga Stroke Volume ( SV)
meningkat, Cardiac Output (
COP) meningkat menyebabkan peningkatan TD.
Hipotesis penelitian : Pengangkatan tungkai meningkatkan tekanan darah.
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, memakai
rancangan percobaan acak lengkap ( RAL ), bersifat komparatif, memakai
rancangan Pra tes dan Pos tes.
3
Data yang diukur adalah TO sistol dan diastol dalam milimeter au
raksa ( mmHg ).
Analisis data memakai uji "1" yang berpasangan. ( a = 0,01 )
1.7. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di :
1. Laboraturium
Komputer, GAP lantai 3
2. Kampus FK-UKM
Pada bulan Februari sampai Juni 2002
40
BABV
KES~PULANDANSARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan terhadap 11 orang mahasiswa FK UKM
didapatkan bahwa TD setelah pengangkatan tungkai lebih tinggi daripada
TD sebelum pengangkatan tungkai.
5.2. Saran
Pengangkatan tungkai dapat dijadikan sebagai salah satu tindakan
untuk mengatasi keadaan darurat pada gangguan sistem hemodinamika
seperti pada keadaan pingsan dan syok karena kekurangan cairan.
41
DAFTAR PUST AKA
Cohn, P.F., 1985. Clinical Cardiovascular
Saunders Company. 85
Physiology.
Philadelphia:
W.B
Ganong, W.F. 1989. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 14. Jakarta :
EGC. 530-531,553-554,567.
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Bagian 1. Edisi 7.
Jakarta: EGC 198, 122-130, 259-266, 275-276.
Hasyim Effendi & Jasmeiny Jazir. 1982. Fisiologi Kardiovaskuler Dan
Patofisiologinya. Bandung : Alumni. 17.
Ibnu Masud. 1989. Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: EGC
2,6,10-13,35-36,116-118.
S. Snell Richard. 1991. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran.
Bagian II. Edisi 3. Jakarta: EGC 271-425.