Peranan Lingkungan Pengendalian Dalam Menunjang Sistem Akuntansi Penggajian (Studi Kasus Pada PT. (Persero) Angkasa Putra II).
ABSTRAK
Sistem penggajian yang berlaku di Indonesia adalah sistem penggajian
pegawai negeri sipil. Salah satu badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa
penerbangan mengacu pada sistem penggajian pegawai negeri sipil. PT.(Persero)
Angkasa Pura II memiliki komponen gaji yang banyak dalam sistem
penggajiannya.
Penggajian merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang harus
dicermati dengan baik. Hal ini dikarenakan oleh jumlah gaji yang seharusnya
diterima oleh seorang karyawan tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya
diterima. Hal ini diakibatkan karena sering terjadi kesalahan dalam perhitungan
insentif per merit.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis ingin mengetahui sejauh mana
peranan lingkungan pengendalian dalam menunjang sistem akuntansi penggajian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitis. Tehnik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi
dan wawancara. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa yang bergerak
dalam bidang transportasi udara, yaitu PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandung.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lingkungan pengendalian
cukup berperan dalam menunjang sistem akuntansi penggajian.
Kata kunci: lingkungan pengendalian, sistem akuntansi penggajian
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
1
1.2 Identifikasi Masalah
3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
4
1.4 Kegunaan Penelitian
4
1.5
Rerangka Pemikiran
5
1.6
Metodologi Penelitian
6
1.7
Lokasi Penelitian
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Lingkungan Pengendalian
2.1.1
2.2
2.3
8
Unsur-unsur lingkungan pengendalian
Sistem Akuntansi
17
2.2.1
Pengertian Sistem Akuntansi
17
2.2.2
Tujuan Sistem Akuntansi
19
2.2.3
Unsur-unsur Sistem Akuntansi
20
Sistem Akuntansi Penggajian
21
2.3.1
Fungsi-fungsi yang terkait dengan Sistem
Akuntansi Penggajian
2.3.2
Dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi
Penggajian
2.3.3
2.3.7
26
Jaringan dan prosedur yang membentuk Sistem
Akuntansi Penggajian
2.3.6
25
Fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi
Penggajian
2.3.5
23
Catatan yang digunakan dalam Sistem Akuntansi
Penggajian
2.3.4
21
27
Pelaporan yang digunakan dalam Sistem Akuntansi
Penggajian
29
Pengendalian dalam Penggajian
31
2.4
Keterbatasan Pengendalian
2.5
Peranan Lingkungan Pengendalian dalam menunjang Sistem
Akuntansi Penggajian
32
33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
35
3.1.1 Sejarah Perusahaan
35
3.1.2
Struktur Organisasi
38
3.1.3
Aktivitas dan Fasilitas Perusahaan
43
3.2 Metode Penelitian
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Ruang lingkup dan tujuan pembahasan
4.2
Penerapan Lingkungan Pengendalian pada PT. (Persero)
Angkasa Pura II
46
46
4.3 Pelaksanaan Sistem Akuntansi Penggajian pada
PT.(Persero) Angkasa Pura II
63
4.4 Pelaksanaan Pengendalian pada Sistem Akuntansi
Penggajian
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
74
77
78
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Persyaratan Jabatan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Flowchart Penggajian
Lampiran 2
Struktur Organisasi
Lampiran 3
Bukti Pengeluaran Bank
Lampiran 4
Slip gaji karyawan
Lampiran 5
Rekapitulasi Daftar Penghasilan Karyawan
Lampiran 6
Daftar Gaji Karyawan
Lampiran 7
Daftar Kehadiran Karyawan
Flowchart penggajian Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II
Bagian Kepegawaian
BANK
Bagian Keuangan
Bagian Akuntansi
DG
DG
DPK
DPK
START
DG
DG
DPK
DPK
CEK
Ttd Kabag
Keuangan
Ttd Kabag
Akuntansi
Proses 2
Proses 1
Slip Gaji
BPB
BPB
CEK
Untuk
Karyawan
Ttd Kepala
Cabang
Proses 3
Keterangan:
DPG
: Daftar gaji
DPK
: Daftar penghasilan Karyawan
BPB
: Bukti pengeluaran Bank
L/K
: Laporan Keuangan
Proses 1
: Memasukan data kedalam Flashdisk
Proses 2
: Membuat BPB dan mengisi cek
Proses 3
: Membuat jurnal, Buku Besar dan
Buku Besar pembantu
Jurnal
Buku
Besar
L/K
END
BB
Pembantu
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Sistem penggajian yang berlaku di Indonesia adalah Sistem Penggajian
Pegawai Negeri Sipil (PNS). Salah satu badan usaha yang mengacu pada Sistem
Penggajian Negeri Sipil ini adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sistem
Penggajian Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri dari beberapa komponen yaitu gaji
pokok, tunjangan keluarga yang terdiri dari tunjangan istri/suami dan tunjangan anak,
tunjangan jabatan fungsional atau jabatan struktural, tunjangan beras, pajak
penghasilan (PPh), iuran wajib pegawai (IWP), potongan lain-lain (seperti sewa
rumah dinas, potongan tugas belajar luar negeri, dan lainnya) dan pembulatan gaji ke
kelipatan seratus. Nilai gaji pokok ditentukan oleh golongan ruang kepangkatan,
masa kerja dan status kepegawaian. Selain gaji pokok, komponen-komponen gaji
yang digunakan dalam perhitungan PPh adalah tunjangan keluarga, tunjangan
jabatan, tunjangan beras, pembulatan gaji dan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak).
Pada sistem penggajian ini perlu ditambahkan fungsi-fungsi yang mengelola
komponen kompensasi selain gaji, seperti honor, insentif atau bonus yang berlaku di
lingkungan internal unit kerja.
Salah satu perusahaan yang memiliki beberapa komponen dalam penggajian
adalah PT. (Persero) Angkasa Pura II. Dimana PT. (Persero) Angkasa Pura II adalah
salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Lingkungan Depertemen
1
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Perhubungan. PT. (Persero) Angkasa Pura II mempunyai peranan sangat penting
dalam memberikan Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP). Seiring dengan perkembangan
perekonomian, maka dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
aktivitas penggajian pada PT. (Persero) Angkasa Pura II. PT (Persero) Angkasa Pura
II memiliki komponen gaji, diantaranya adalah ISM (indeks skala minimum), gaji
dasar, insentif prestasi permerit, tunjangan mobil, potongan ID PP (Indeks Dasar
Pegawai Perusahaan) dan ID DPB (Indeks Dasar Perbantuan) sebesar 5%, potongan
jamsostek 2%, potongan tunjangan hari tua dan potongan rumah dinas 2,5%. Di
antara komponen-komponen tersebut, terdapat insentif prestasi permerit yang
jumlahnya selalu berubah sesuai dengan pendapatan angkasa pura selama sebulan
tersebut dapat mengakibatkan salahnya perhitungan gaji karyawan. Adapun menurut
perjanjian kerja insentif prestasi permerit adalah komponen penghasilan karyawan
yang merupakan perkalian antara faktor-faktor Indeks Skala Prestasi Individu (IP)
dengan Harga Jabatan (HJ), Indeks Prestasi Kelompok (IPK), dan Indeks Harga
Konsumen (IHK).
Dengan komponen gaji PT. (Persero) Angkasa Pura II yang banyak, maka
sering dilakukan koreksi terhadap perubahan insentif prestasi permerit. Hal ini
disebabkan karena terjadi kesalahan penghitungan insentif prestasi merit, dimana
imbalan yang diberikan kepada karyawan sering tidak sesuai dengan jumlah yang
seharusnya diterima oleh karyawan. Hal ini terjadi karena lemahnya sistem akuntansi
penggajian yang diterapkan pada PT. (Persero) Angkasa Pura II. Kesalahan
penghitungan insentif prestasi merit ditimbulkan karena pelaksanaan fungsi dan
2
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
wewenang dalam organisasi perusahaan kurang baik, selain itu pengendalian pun
tidak memadai karena koreksi terkadang tidak langsung dilakukan pada bulan
berikutnya, melainkan satu sampai tiga bulan kemudian.
Koreksi harus dilakukan seefektif mungkin agar tidak terjadi koreksi yang
berulang-ulang. Agar dapat terjadi koreksi yang memadai atas gaji, maka diperlukan
suatu sistem akuntansi yang baik. Sistem akuntansi tersebut merupakan keseluruhan
prosedur dan tehnik yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk mengumpulkan data
dan informasi yang diperlukan untuk memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi
,2001). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
sebagai dasar penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH LINGKUNGAN
PENGENDALIAN
DALAM
MENUNJANG
SISTEM
AKUNTANSI
PENGGAJIAN PADA PT. (Persero) ANGKASA PURA II BANDUNG “.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
diuraikan,
penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana lingkungan pengendalian diterapkan di PT. (Persero) Angkasa Pura II
Bandung
2. Apakah pelaksanaan sistem akuntansi penggajian PT. (Persero) Angkasa Pura II
Bandung telah memadai
3. Apakah lingkungan pengendalian berpengaruh dalam menunjang sistem
akuntansi penggajian
3
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menghimpun data dan informasi
mengenai peranan lingkungan pengendalian dalam menunjang
sistem akuntansi
penggajian pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandung
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menilai lingkungan pengendalian yang diterapkan pada PT. (Persero) Angkasa
Pura II Bandung
2.
Mengevaluasi pelaksanaan sistem akuntansi penggajian pada PT. (Persero)
Angkasa Pura II Bandung
3.
Menganalisis pengaruh lingkungan pengendalian dalam menunjang sistem
akuntansi penggajian pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini bagian dari suatu proses belajar, diharapkan dapat
menambah wawasan, pengetahuan dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai sistem akuntansi penggajian dan pengendalian baik secara teoritis dan
praktis.
2. Bagi PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandung, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang berguna bagi perusahaan,
yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian.
4
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan
digunakan sebagai acuan bagi penelitian yang akan dibahas lebih luas dan
mendalam mengenai topik yang sama.
1.5 Rerangka Pemikiran
Dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha suatu perusahaan yang
didukung oleh teknologi yang semakin maju menuntut pihak manajemen untuk
bekerja dalam dunia yang berada di lingkungan operasi fisik yang terkontrol serba
cepat. Sehingga manajemen harus dapat memanfaatkan informasi secara optimal,
baik menyangkut waktu, jenis dan kualitasnya.. Untuk itulah manajemen perusahaan
memerlukan adanya kriteria sistem akuntansi penggajian yang memadai, yang terdiri
dari unsur-unsur yang mendukung dalam mengendalikan dan mengevaluasi aktivitas
perusahaan yang sedang berjalan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan adanya
suatu lingkungan pengendalian.
Jusup
mempengaruhi
(2001)
mengemukakan
suasana
suatu
bahwa
Lingkungan
pengendalian
organisasi, mempengaruhi kesadaran tentang
pengendalian kepada orang-orangnya, ia merupakan landasan bagi komponenkomponen pengendalian lainnya, dengan menciptakan disiplin dan struktur.
Menurut Mulyadi (2002), lingkungan pengendalian
meliputi tindakan-
tindakan dan prosedur yang di anggap menunjang sikap dari manajemen dan pemilik
perusahaan terhadap pengendalian dan terhadap pentingnya pengendalian perusahaan.
5
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Dalam kaitan dengan penggajian, suatu sistem akuntansi penggajian yang didukung
dengan lingkungan pengendalian yang efektif, maka pembagian fungsi dan
wewenang serta aktivitas pengendalian dalam sistem akuntansi penggajian akan
berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan perusahaan.
1.6
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode empiris yang menggunakan program
SPSS dalam pengujian data. Tehnik pengujian yang digunakan adalah uji Regresi.
Adapun tehnik pengumpulan data yang dipergunakan adalah:
1. Penelitian lapangan ( field research )
Penelitian lapangan dilakukan dengan mendatangi langsung perusahaan untuk
mendapatkan data mengenai masalah yang diteliti melalui:
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung aktivitas yang sebenarnya
terjadi dalam perusahaan.
b. Wawancara, yaitu tanya jawab dengan pihak-pihak yang
berhubungan dengan penelitian ini untuk memperoleh gambaran
dan penjelasan mengenai masalah yang sedang diteliti.
c. Kuesioner, yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara melakukan
tanya jawab kepada pihak yang berkepentingan untuk memberikan
keterangan yang diperlukan dalam penelitian ini.
2. Studi kepustakaan ( library research )
6
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mempelajari buku-buku
referensi, dokumen milik perusahaan, maupun karya tulis lainnya yang berhubungan
dengan topik yand diteliti.
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi dalam penyusunan skripsi ini maka
penulis melakukan penelitia di PT (Persero) Angkasa Pura II Bandung yang berlokasi
di Jln. Pajajaran No.156 Bandung.
7
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis
pada PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandung mengenai “Peranan Lingkungan
Pengendalian
dalam
menunjang
Sistem
Akuntansi
Penggajian”,
dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian cukup berperan dalam menunjang sistem akuntansi
penggajian berdasarkan:
a. Nilai integritas dan telah dilaksanakan dengan memadai, hal ini dibuktikan
dengan diterapkannya peraturan-peraturan yang mengatur tentang etika
serta kedisiplinan untuk semua karyawan yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam pencapaian tujuan dan harus ditaati dan dilaksanakan oleh
karyawan.
b. Adanya komitmen terhadap kompetensi untuk setiap karyawan perusahaan
yang didukung oleh pengetahuan, keterampilan serta keahlian yang sesuai
dengan bidangn dan harus dimiliki oleh setiap karyawan. Selain itu
PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandung melakukan perekrutan karyawan
dan pelatihan serta pelaksanaan pengembangan kompetensi untuk semua
jabatan
74
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
c. Dewan komisaris dan komite audit yang ada di perusahaan telah
melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan job description, hal ini
dibuktikan dengan melihat tugas dan wewenang.
d. Perusahaan sebelum melakukan aktivitasnya, terlebih dahulu falsafah
manajemen, visi dan misi juga gaya operasi yang akan dijalankannya, hal
ini terbukti dari adanya falsafah manajemen “PEDULI” dan falsafah
tersebut dijadikan sebagai pedoman umum dalam melaksanakan aktivitas
perusahaan cukup memadai.
e. Penyusunan struktur organisasi yang ada di perusahaan sudah memberikan
gambaran yang jelas tentang adanya garis kepemimpinan dan garis
tanggung jawab yang jelas.
f. Pembagian wewenangan dan pembebanan tanggungjawab yang ada di
perusahaan telah disusun dan dilaksanakan cukup memadai karena
terdapat pemisahan tugas sehingga dalam pekerjaan setiap bagian tidak
terjadi kekacauan yang menyangkut pada penggajian.
g. Kebijakan dan praktika sumber daya manusia perusahaan telah disusun
dengan memadai, hal ini ditunjukkan dengan adanya kebijakan-kebijakan
tentang: perekrutan, pendidikan, pelatihan, mutasi dan promosi, selain itu
perusahaan juga memperhatikan kesejahteraan karyawannya ditunjukkan
dengan adanya kebijakan-kebijakan yang mengatur kesejahteraan
karyawan mulai dari pemberian tunjangan, ketentuan cuti.
2. Pelaksanaan Sistem Akuntansi Penggajian yang dilakukan yang ada di
perusahaan cukup memadai. Hal ini terlihat dari adanya :
75
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
a
Organisasi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian yang ada di
perusahaan masih bisa dikatakan kurang memadai, karena tidak adanya
pemisahan fungsi yang terkait dalam penggajian. Hal ini ditunjukan
dengan adanya perangkapan pada bagian pembuat daftar hadir dan
pembuat daftar gaji.
b
Prosedur penggajian yang ada di perusahaan sudah dilaksanakan cukup
memadai karena sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan
perusahaan.
c
Dokumen digunakan oleh perusahaan dalam penggajian dikatakan
memadai.
d
Terdapat catatan-catatan yang cukup memadai karena dilakukan setelah
adanya pengakuan gaji, pembayaran gaji sedangkan untuk koreksi
perhitungan penghasilan dilakukan setelah adanya temuan dari tim
pengawas.
e
Pelaporan yang dihasilkan dari aktivitas penggajian terlihat cukup
memadai karena pelaporan telah dibuat oleh bagian kepegawaian dan
umum dan kemudian disetujui oleh divisi administrasi komersial dan
kepala cabang dengan cara memberikan informasi atas koreksi
perhitungan penghasilan karyawan sebagai dasar pengambilan keputusan.
76
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyampaikan saran yang
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukkan bagi perusahaan, yaitu
1. Setelah melakukan pencatatan, koreksi terhadap perhitungan insentif per
merit harus segera dilakukan pada saat ditemukannya kesalahan
perhitungan dan jangan sampai menunda koreksi sampai berbulan-bulan.
2. Perusahaan lebih menekankan lagi pada aktivitas pengendalian dimana
harus dilakukan pemisahan fungsi pembuat daftar hadir dan fungsi
pembuat daftar gaji di samping itu perusahaan harus lebih melakukan
pengawasan dalam pelaksanaan penggajian yang pada akhirnya akan
menguntungkan karyawan dan perusahaan.
3. Sebaiknya bagian akuntansi melakukan pengecekan kembali atas
pencatatan pembayaran gaji dan upah yang dibuat oleh bagian pembayaran
gaji dan upah. Agar dapat dilakukan konfirmasi terhadap insentif per
merit. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dalam pencatatan.
77
DAFTAR PUSTAKA
Al Haryono Jusup. Auditing (Pengauditan). Cetakan Pertama. STIE : Yogyakarta,
2001.
Azhar Susanto.Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ke Delapan. Penerbit Lingga
Jaya : Bandung : 2003
Arens dan Loebbecke, James .K. Auditing Pendekatan Terpadu. Alih Bahasa :
Amir Abadi Jusuf. Penerbit : Salemba Empat, Jakarta : 2000.
Bodnar. G.H. and William S. Hopwood.(2003). Edisi 8. Sistem Informasi
Akuntansi. Jakarta: Penerbit PT.INDEKS Kelompok Gramedia
Lamidjan. Sistem Informasi Akuntansi I. Edisi Ke Tujuh. Lembaga Informatika :
Bandung, 1997
Lamidjan dan Azhar Susanto. Sistem Informasi Akuntansi I. Edisi Ke Tujuh.
Lembaga Informatika : Bandung, 2000
Mathis, R.L dan Jackson, J.H. Manajemen sumber daya manusia II.. Edisi
Sembilan. Jakarta : Salemba empat, 2002.
Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi Ke Tiga. Penerbit Salemba Empat, Jakarta :
2001
Mulyadi. Auditing. Edisi Kelima. Penerbit : Salemba Empat, Jakarta : 2002.
Sistem penggajian yang berlaku di Indonesia adalah sistem penggajian
pegawai negeri sipil. Salah satu badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa
penerbangan mengacu pada sistem penggajian pegawai negeri sipil. PT.(Persero)
Angkasa Pura II memiliki komponen gaji yang banyak dalam sistem
penggajiannya.
Penggajian merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang harus
dicermati dengan baik. Hal ini dikarenakan oleh jumlah gaji yang seharusnya
diterima oleh seorang karyawan tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya
diterima. Hal ini diakibatkan karena sering terjadi kesalahan dalam perhitungan
insentif per merit.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis ingin mengetahui sejauh mana
peranan lingkungan pengendalian dalam menunjang sistem akuntansi penggajian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitis. Tehnik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi
dan wawancara. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa yang bergerak
dalam bidang transportasi udara, yaitu PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandung.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lingkungan pengendalian
cukup berperan dalam menunjang sistem akuntansi penggajian.
Kata kunci: lingkungan pengendalian, sistem akuntansi penggajian
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
1
1.2 Identifikasi Masalah
3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
4
1.4 Kegunaan Penelitian
4
1.5
Rerangka Pemikiran
5
1.6
Metodologi Penelitian
6
1.7
Lokasi Penelitian
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Lingkungan Pengendalian
2.1.1
2.2
2.3
8
Unsur-unsur lingkungan pengendalian
Sistem Akuntansi
17
2.2.1
Pengertian Sistem Akuntansi
17
2.2.2
Tujuan Sistem Akuntansi
19
2.2.3
Unsur-unsur Sistem Akuntansi
20
Sistem Akuntansi Penggajian
21
2.3.1
Fungsi-fungsi yang terkait dengan Sistem
Akuntansi Penggajian
2.3.2
Dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi
Penggajian
2.3.3
2.3.7
26
Jaringan dan prosedur yang membentuk Sistem
Akuntansi Penggajian
2.3.6
25
Fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi
Penggajian
2.3.5
23
Catatan yang digunakan dalam Sistem Akuntansi
Penggajian
2.3.4
21
27
Pelaporan yang digunakan dalam Sistem Akuntansi
Penggajian
29
Pengendalian dalam Penggajian
31
2.4
Keterbatasan Pengendalian
2.5
Peranan Lingkungan Pengendalian dalam menunjang Sistem
Akuntansi Penggajian
32
33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
35
3.1.1 Sejarah Perusahaan
35
3.1.2
Struktur Organisasi
38
3.1.3
Aktivitas dan Fasilitas Perusahaan
43
3.2 Metode Penelitian
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Ruang lingkup dan tujuan pembahasan
4.2
Penerapan Lingkungan Pengendalian pada PT. (Persero)
Angkasa Pura II
46
46
4.3 Pelaksanaan Sistem Akuntansi Penggajian pada
PT.(Persero) Angkasa Pura II
63
4.4 Pelaksanaan Pengendalian pada Sistem Akuntansi
Penggajian
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
74
77
78
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Persyaratan Jabatan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Flowchart Penggajian
Lampiran 2
Struktur Organisasi
Lampiran 3
Bukti Pengeluaran Bank
Lampiran 4
Slip gaji karyawan
Lampiran 5
Rekapitulasi Daftar Penghasilan Karyawan
Lampiran 6
Daftar Gaji Karyawan
Lampiran 7
Daftar Kehadiran Karyawan
Flowchart penggajian Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II
Bagian Kepegawaian
BANK
Bagian Keuangan
Bagian Akuntansi
DG
DG
DPK
DPK
START
DG
DG
DPK
DPK
CEK
Ttd Kabag
Keuangan
Ttd Kabag
Akuntansi
Proses 2
Proses 1
Slip Gaji
BPB
BPB
CEK
Untuk
Karyawan
Ttd Kepala
Cabang
Proses 3
Keterangan:
DPG
: Daftar gaji
DPK
: Daftar penghasilan Karyawan
BPB
: Bukti pengeluaran Bank
L/K
: Laporan Keuangan
Proses 1
: Memasukan data kedalam Flashdisk
Proses 2
: Membuat BPB dan mengisi cek
Proses 3
: Membuat jurnal, Buku Besar dan
Buku Besar pembantu
Jurnal
Buku
Besar
L/K
END
BB
Pembantu
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Sistem penggajian yang berlaku di Indonesia adalah Sistem Penggajian
Pegawai Negeri Sipil (PNS). Salah satu badan usaha yang mengacu pada Sistem
Penggajian Negeri Sipil ini adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sistem
Penggajian Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri dari beberapa komponen yaitu gaji
pokok, tunjangan keluarga yang terdiri dari tunjangan istri/suami dan tunjangan anak,
tunjangan jabatan fungsional atau jabatan struktural, tunjangan beras, pajak
penghasilan (PPh), iuran wajib pegawai (IWP), potongan lain-lain (seperti sewa
rumah dinas, potongan tugas belajar luar negeri, dan lainnya) dan pembulatan gaji ke
kelipatan seratus. Nilai gaji pokok ditentukan oleh golongan ruang kepangkatan,
masa kerja dan status kepegawaian. Selain gaji pokok, komponen-komponen gaji
yang digunakan dalam perhitungan PPh adalah tunjangan keluarga, tunjangan
jabatan, tunjangan beras, pembulatan gaji dan PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak).
Pada sistem penggajian ini perlu ditambahkan fungsi-fungsi yang mengelola
komponen kompensasi selain gaji, seperti honor, insentif atau bonus yang berlaku di
lingkungan internal unit kerja.
Salah satu perusahaan yang memiliki beberapa komponen dalam penggajian
adalah PT. (Persero) Angkasa Pura II. Dimana PT. (Persero) Angkasa Pura II adalah
salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Lingkungan Depertemen
1
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Perhubungan. PT. (Persero) Angkasa Pura II mempunyai peranan sangat penting
dalam memberikan Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP). Seiring dengan perkembangan
perekonomian, maka dapat memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap
aktivitas penggajian pada PT. (Persero) Angkasa Pura II. PT (Persero) Angkasa Pura
II memiliki komponen gaji, diantaranya adalah ISM (indeks skala minimum), gaji
dasar, insentif prestasi permerit, tunjangan mobil, potongan ID PP (Indeks Dasar
Pegawai Perusahaan) dan ID DPB (Indeks Dasar Perbantuan) sebesar 5%, potongan
jamsostek 2%, potongan tunjangan hari tua dan potongan rumah dinas 2,5%. Di
antara komponen-komponen tersebut, terdapat insentif prestasi permerit yang
jumlahnya selalu berubah sesuai dengan pendapatan angkasa pura selama sebulan
tersebut dapat mengakibatkan salahnya perhitungan gaji karyawan. Adapun menurut
perjanjian kerja insentif prestasi permerit adalah komponen penghasilan karyawan
yang merupakan perkalian antara faktor-faktor Indeks Skala Prestasi Individu (IP)
dengan Harga Jabatan (HJ), Indeks Prestasi Kelompok (IPK), dan Indeks Harga
Konsumen (IHK).
Dengan komponen gaji PT. (Persero) Angkasa Pura II yang banyak, maka
sering dilakukan koreksi terhadap perubahan insentif prestasi permerit. Hal ini
disebabkan karena terjadi kesalahan penghitungan insentif prestasi merit, dimana
imbalan yang diberikan kepada karyawan sering tidak sesuai dengan jumlah yang
seharusnya diterima oleh karyawan. Hal ini terjadi karena lemahnya sistem akuntansi
penggajian yang diterapkan pada PT. (Persero) Angkasa Pura II. Kesalahan
penghitungan insentif prestasi merit ditimbulkan karena pelaksanaan fungsi dan
2
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
wewenang dalam organisasi perusahaan kurang baik, selain itu pengendalian pun
tidak memadai karena koreksi terkadang tidak langsung dilakukan pada bulan
berikutnya, melainkan satu sampai tiga bulan kemudian.
Koreksi harus dilakukan seefektif mungkin agar tidak terjadi koreksi yang
berulang-ulang. Agar dapat terjadi koreksi yang memadai atas gaji, maka diperlukan
suatu sistem akuntansi yang baik. Sistem akuntansi tersebut merupakan keseluruhan
prosedur dan tehnik yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk mengumpulkan data
dan informasi yang diperlukan untuk memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi
,2001). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
sebagai dasar penyusunan skripsi dengan judul “PENGARUH LINGKUNGAN
PENGENDALIAN
DALAM
MENUNJANG
SISTEM
AKUNTANSI
PENGGAJIAN PADA PT. (Persero) ANGKASA PURA II BANDUNG “.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
diuraikan,
penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana lingkungan pengendalian diterapkan di PT. (Persero) Angkasa Pura II
Bandung
2. Apakah pelaksanaan sistem akuntansi penggajian PT. (Persero) Angkasa Pura II
Bandung telah memadai
3. Apakah lingkungan pengendalian berpengaruh dalam menunjang sistem
akuntansi penggajian
3
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menghimpun data dan informasi
mengenai peranan lingkungan pengendalian dalam menunjang
sistem akuntansi
penggajian pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandung
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menilai lingkungan pengendalian yang diterapkan pada PT. (Persero) Angkasa
Pura II Bandung
2.
Mengevaluasi pelaksanaan sistem akuntansi penggajian pada PT. (Persero)
Angkasa Pura II Bandung
3.
Menganalisis pengaruh lingkungan pengendalian dalam menunjang sistem
akuntansi penggajian pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini bagian dari suatu proses belajar, diharapkan dapat
menambah wawasan, pengetahuan dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai sistem akuntansi penggajian dan pengendalian baik secara teoritis dan
praktis.
2. Bagi PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandung, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran yang berguna bagi perusahaan,
yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian.
4
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
3. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan
digunakan sebagai acuan bagi penelitian yang akan dibahas lebih luas dan
mendalam mengenai topik yang sama.
1.5 Rerangka Pemikiran
Dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha suatu perusahaan yang
didukung oleh teknologi yang semakin maju menuntut pihak manajemen untuk
bekerja dalam dunia yang berada di lingkungan operasi fisik yang terkontrol serba
cepat. Sehingga manajemen harus dapat memanfaatkan informasi secara optimal,
baik menyangkut waktu, jenis dan kualitasnya.. Untuk itulah manajemen perusahaan
memerlukan adanya kriteria sistem akuntansi penggajian yang memadai, yang terdiri
dari unsur-unsur yang mendukung dalam mengendalikan dan mengevaluasi aktivitas
perusahaan yang sedang berjalan. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan adanya
suatu lingkungan pengendalian.
Jusup
mempengaruhi
(2001)
mengemukakan
suasana
suatu
bahwa
Lingkungan
pengendalian
organisasi, mempengaruhi kesadaran tentang
pengendalian kepada orang-orangnya, ia merupakan landasan bagi komponenkomponen pengendalian lainnya, dengan menciptakan disiplin dan struktur.
Menurut Mulyadi (2002), lingkungan pengendalian
meliputi tindakan-
tindakan dan prosedur yang di anggap menunjang sikap dari manajemen dan pemilik
perusahaan terhadap pengendalian dan terhadap pentingnya pengendalian perusahaan.
5
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Dalam kaitan dengan penggajian, suatu sistem akuntansi penggajian yang didukung
dengan lingkungan pengendalian yang efektif, maka pembagian fungsi dan
wewenang serta aktivitas pengendalian dalam sistem akuntansi penggajian akan
berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan perusahaan.
1.6
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode empiris yang menggunakan program
SPSS dalam pengujian data. Tehnik pengujian yang digunakan adalah uji Regresi.
Adapun tehnik pengumpulan data yang dipergunakan adalah:
1. Penelitian lapangan ( field research )
Penelitian lapangan dilakukan dengan mendatangi langsung perusahaan untuk
mendapatkan data mengenai masalah yang diteliti melalui:
a. Observasi, yaitu pengamatan langsung aktivitas yang sebenarnya
terjadi dalam perusahaan.
b. Wawancara, yaitu tanya jawab dengan pihak-pihak yang
berhubungan dengan penelitian ini untuk memperoleh gambaran
dan penjelasan mengenai masalah yang sedang diteliti.
c. Kuesioner, yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara melakukan
tanya jawab kepada pihak yang berkepentingan untuk memberikan
keterangan yang diperlukan dalam penelitian ini.
2. Studi kepustakaan ( library research )
6
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mempelajari buku-buku
referensi, dokumen milik perusahaan, maupun karya tulis lainnya yang berhubungan
dengan topik yand diteliti.
1.7
Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi dalam penyusunan skripsi ini maka
penulis melakukan penelitia di PT (Persero) Angkasa Pura II Bandung yang berlokasi
di Jln. Pajajaran No.156 Bandung.
7
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan penulis
pada PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandung mengenai “Peranan Lingkungan
Pengendalian
dalam
menunjang
Sistem
Akuntansi
Penggajian”,
dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian cukup berperan dalam menunjang sistem akuntansi
penggajian berdasarkan:
a. Nilai integritas dan telah dilaksanakan dengan memadai, hal ini dibuktikan
dengan diterapkannya peraturan-peraturan yang mengatur tentang etika
serta kedisiplinan untuk semua karyawan yang dapat dijadikan sebagai
pedoman dalam pencapaian tujuan dan harus ditaati dan dilaksanakan oleh
karyawan.
b. Adanya komitmen terhadap kompetensi untuk setiap karyawan perusahaan
yang didukung oleh pengetahuan, keterampilan serta keahlian yang sesuai
dengan bidangn dan harus dimiliki oleh setiap karyawan. Selain itu
PT.(Persero) Angkasa Pura II Bandung melakukan perekrutan karyawan
dan pelatihan serta pelaksanaan pengembangan kompetensi untuk semua
jabatan
74
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
c. Dewan komisaris dan komite audit yang ada di perusahaan telah
melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan job description, hal ini
dibuktikan dengan melihat tugas dan wewenang.
d. Perusahaan sebelum melakukan aktivitasnya, terlebih dahulu falsafah
manajemen, visi dan misi juga gaya operasi yang akan dijalankannya, hal
ini terbukti dari adanya falsafah manajemen “PEDULI” dan falsafah
tersebut dijadikan sebagai pedoman umum dalam melaksanakan aktivitas
perusahaan cukup memadai.
e. Penyusunan struktur organisasi yang ada di perusahaan sudah memberikan
gambaran yang jelas tentang adanya garis kepemimpinan dan garis
tanggung jawab yang jelas.
f. Pembagian wewenangan dan pembebanan tanggungjawab yang ada di
perusahaan telah disusun dan dilaksanakan cukup memadai karena
terdapat pemisahan tugas sehingga dalam pekerjaan setiap bagian tidak
terjadi kekacauan yang menyangkut pada penggajian.
g. Kebijakan dan praktika sumber daya manusia perusahaan telah disusun
dengan memadai, hal ini ditunjukkan dengan adanya kebijakan-kebijakan
tentang: perekrutan, pendidikan, pelatihan, mutasi dan promosi, selain itu
perusahaan juga memperhatikan kesejahteraan karyawannya ditunjukkan
dengan adanya kebijakan-kebijakan yang mengatur kesejahteraan
karyawan mulai dari pemberian tunjangan, ketentuan cuti.
2. Pelaksanaan Sistem Akuntansi Penggajian yang dilakukan yang ada di
perusahaan cukup memadai. Hal ini terlihat dari adanya :
75
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
a
Organisasi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian yang ada di
perusahaan masih bisa dikatakan kurang memadai, karena tidak adanya
pemisahan fungsi yang terkait dalam penggajian. Hal ini ditunjukan
dengan adanya perangkapan pada bagian pembuat daftar hadir dan
pembuat daftar gaji.
b
Prosedur penggajian yang ada di perusahaan sudah dilaksanakan cukup
memadai karena sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan
perusahaan.
c
Dokumen digunakan oleh perusahaan dalam penggajian dikatakan
memadai.
d
Terdapat catatan-catatan yang cukup memadai karena dilakukan setelah
adanya pengakuan gaji, pembayaran gaji sedangkan untuk koreksi
perhitungan penghasilan dilakukan setelah adanya temuan dari tim
pengawas.
e
Pelaporan yang dihasilkan dari aktivitas penggajian terlihat cukup
memadai karena pelaporan telah dibuat oleh bagian kepegawaian dan
umum dan kemudian disetujui oleh divisi administrasi komersial dan
kepala cabang dengan cara memberikan informasi atas koreksi
perhitungan penghasilan karyawan sebagai dasar pengambilan keputusan.
76
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyampaikan saran yang
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukkan bagi perusahaan, yaitu
1. Setelah melakukan pencatatan, koreksi terhadap perhitungan insentif per
merit harus segera dilakukan pada saat ditemukannya kesalahan
perhitungan dan jangan sampai menunda koreksi sampai berbulan-bulan.
2. Perusahaan lebih menekankan lagi pada aktivitas pengendalian dimana
harus dilakukan pemisahan fungsi pembuat daftar hadir dan fungsi
pembuat daftar gaji di samping itu perusahaan harus lebih melakukan
pengawasan dalam pelaksanaan penggajian yang pada akhirnya akan
menguntungkan karyawan dan perusahaan.
3. Sebaiknya bagian akuntansi melakukan pengecekan kembali atas
pencatatan pembayaran gaji dan upah yang dibuat oleh bagian pembayaran
gaji dan upah. Agar dapat dilakukan konfirmasi terhadap insentif per
merit. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dalam pencatatan.
77
DAFTAR PUSTAKA
Al Haryono Jusup. Auditing (Pengauditan). Cetakan Pertama. STIE : Yogyakarta,
2001.
Azhar Susanto.Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ke Delapan. Penerbit Lingga
Jaya : Bandung : 2003
Arens dan Loebbecke, James .K. Auditing Pendekatan Terpadu. Alih Bahasa :
Amir Abadi Jusuf. Penerbit : Salemba Empat, Jakarta : 2000.
Bodnar. G.H. and William S. Hopwood.(2003). Edisi 8. Sistem Informasi
Akuntansi. Jakarta: Penerbit PT.INDEKS Kelompok Gramedia
Lamidjan. Sistem Informasi Akuntansi I. Edisi Ke Tujuh. Lembaga Informatika :
Bandung, 1997
Lamidjan dan Azhar Susanto. Sistem Informasi Akuntansi I. Edisi Ke Tujuh.
Lembaga Informatika : Bandung, 2000
Mathis, R.L dan Jackson, J.H. Manajemen sumber daya manusia II.. Edisi
Sembilan. Jakarta : Salemba empat, 2002.
Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi Ke Tiga. Penerbit Salemba Empat, Jakarta :
2001
Mulyadi. Auditing. Edisi Kelima. Penerbit : Salemba Empat, Jakarta : 2002.