Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut (musa acuminata colla) terhadap pertumbuhan staphylococcus aureus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK AIR KULIT BUAH
PISANG AMBON LUMUT (Musa acuminata Colla) TERHADAP
PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus
Maranty Boy Rante Allo
121434067
Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang menyebabkan
penyakit infeksi yang berbahaya. Bakteri tersebut resisten terhadap hampir semua
antibiotik seperti penisilin, kloramfenikol, dan metisilin. Masalah resistensi telah
menjadi masalah global sehingga dibutuhkan bahan antibakteri baru yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Salah satu varietas
pisang yang sering dijumpai di Indonesia adalah pisang ambon lumut (Musa
acuminata Colla). Berdasarkan penelitian sebelumnya kulit pisang ambon lumut
mengandung flavonoid dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak air
kulit buah pisang ambon lumut terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan perlakuan
variasi konsentrasi ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut. Pisang ambon
lumut didapatkan dari Pasar Stan, Maguwoharjo, Yogyakarta. Kultur bakteri

Staphylococcus aureus didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi PAU,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan
metode difusi Kirby-Bauer (difusi kertas cakram). Hasil uji aktivitas antibakteri
berupa zona hambat diukur kemudian dianalisis dengan one way anova dan uji
Duncan.
Hasil uji one way anova menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
antar perlakuan konsentrasi ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus. Ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut memiliki aktivitas antibakteri
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Aktivitas antibakteri yang
dimiliki oleh ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut belum mampu
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara efektif karena
koloni bakteri ada yang menyentuh kertas saring. Oleh sebab itu, konsentrasi
hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh maksimal (KBM) belum dapat
ditentukan.

Kata kunci: Kulit buah pisang ambon lumut, ekstrak air, Staphylococcus aureus,
aktivitas antibakteri

ix


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST FROM WATER EXTRACT OF
AMBON LUMUT BANANA PEEL (Musa acuminata Colla) TOWARDS THE
GROWTH OF Staphylococcus aureus
Maranty Boy Rante Allo
121434067
Staphylococcus aureus was pathogen bacteria that causes harmful infections.
The bacteria was resistant to antibiotics such as penicillin, chloramphenicol, and
methicillin. Antibiotic resistance has been a global issues therefor need a new
antibacterial to inhibit growth of Staphylococcus aureus. One of famous banana
varieties in Indonesia was ambon lumut (Musa acuminata Colla). According to
related research, ambon lumut banana contained flavonoid and tannin that can
inhibit the growth of pathogen bacteria. The purpose of this research was to know the
antibacterial activity of water extract of ambon lumut banana peel towards the
growth of Staphylococcus aureus.
This research was experimental research with treatment variation of water
extract of ambon lumut banana peel concentration. Ambon lumut banana took at Stan
market, Maguwoharjo, Yogyakarta. Staphylococcus aureus took at Microbiology

laboratory of PAU, Gadjah Mada University. Antibacterial activity test was done by
Kirby Bauer diffusion method (paper disk diffusion). The inhibitory zone from
antibacterial activity test was measuring and then analyzed with one way anova and
Duncan test.
The result of one way anova showed significant different between the
treatment of extract concentration to the growth of Staphylococcus aureus. Water
extract of ambon lumut banana peel had antibacterial activity to growth of
Staphylococcus aureus. Antibacterial activity of water extract of ambon lumut
banana peel did not inhibit growth of Staphylococcus aureus effectively because
bacteria colonies could touch paper filter. Therefore, minimum inhibitory
concentration (MIC) and minimum bactericidal concentration (MBC) could not be
determined.
Keywords: Ambon lumut banana peel, water extract, Staphylococcus aureus,
antibacterial activity

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK AIR KULIT BUAH PISANG

AMBON LUMUT (Musa acuminata Colla) TERHADAP PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Diajukan oleh :
Maranty Boy Rante Allo
121434067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK AIR KULIT BUAH PISANG
AMBON LUMUT (Musa acuminata Colla) TERHADAP PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Diajukan oleh :
Maranty Boy Rante Allo
121434067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA
2016

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir”
(Pengkhotbah 3: 11)
“Prove you’re alive, remind the world you are still here”
(Anonymous)


Karya ini kupersembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Bunda Angelita
Ayah dan Ibu
Adikku
dan seluruh keluarga Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda
Maria yang telah menuntun dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Air Kulit Buah
Pisang Ambon Lumut (Musa acuminata Colla) terhadap Pertumbuhan

Staphylococcus aureus”. Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak pula yang
membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis
ingin mengucapakan terima kasih kepada:
1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku rektor Universitas Sanata
Dharma.
2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi.
5. Ibu Retno Herrani, M. Biotech. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, saran dan dukungan kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
6. Dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan dan bimbingan kepada
penulis dalam penyempurnaan naskah skripsi.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


7. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam yang telah membantu penulis selama kuliah dan penelitian
berlangsung.
8. Pak Agus selaku laboran yang turut membantu penyediaan alat dan bahan di
laboratorium.
9. Pak Slamet Raharjo yang turut memberi masukan dalam penulisan skripsi.
10. Bapak, Ibu, dan adikku Frater Romy yang selalu memberi dukungan dan doa.
11. Bunda Angelita yang selalu mendoakan dan memberi masukan dalam
penyusunan skripsi.
12. Sahabatku Riska, Intan, Lina, Anna Sonia, Endang, Ichy, Tresia Jawa, Tere,
Rike, Melly, dan Dina yang sangat membantu dalam proses penyusunan
skripsi ini.
13. Sahabatku Intan Sari yang turut memberi masukan dan motivasi dalam
penyusunan skripsi.
14. Teman-teman Prodi Pendidikan Biologi Angkatan 2012 yang telah membantu
dan memberi semangat kepada penulis.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun untuk

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Penulis

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK AIR KULIT BUAH
PISANG AMBON LUMUT (Musa acuminata Colla) TERHADAP
PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus
Maranty Boy Rante Allo
121434067
Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang menyebabkan
penyakit infeksi yang berbahaya. Bakteri tersebut resisten terhadap hampir semua
antibiotik seperti penisilin, kloramfenikol, dan metisilin. Masalah resistensi telah
menjadi masalah global sehingga dibutuhkan bahan antibakteri baru yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Salah satu varietas

pisang yang sering dijumpai di Indonesia adalah pisang ambon lumut (Musa
acuminata Colla). Berdasarkan penelitian sebelumnya kulit pisang ambon lumut
mengandung flavonoid dan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak air
kulit buah pisang ambon lumut terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan perlakuan
variasi konsentrasi ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut. Pisang ambon
lumut didapatkan dari Pasar Stan, Maguwoharjo, Yogyakarta. Kultur bakteri
Staphylococcus aureus didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi PAU,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan
metode difusi Kirby-Bauer (difusi kertas cakram). Hasil uji aktivitas antibakteri
berupa zona hambat diukur kemudian dianalisis dengan one way anova dan uji
Duncan.
Hasil uji one way anova menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
antar perlakuan konsentrasi ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus. Ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut memiliki aktivitas antibakteri
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Aktivitas antibakteri yang
dimiliki oleh ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut belum mampu
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara efektif karena
koloni bakteri ada yang menyentuh kertas saring. Oleh sebab itu, konsentrasi
hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh maksimal (KBM) belum dapat
ditentukan.

Kata kunci: Kulit buah pisang ambon lumut, ekstrak air, Staphylococcus aureus,
aktivitas antibakteri

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST FROM WATER EXTRACT OF
AMBON LUMUT BANANA PEEL (Musa acuminata Colla) TOWARDS THE
GROWTH OF Staphylococcus aureus
Maranty Boy Rante Allo
121434067
Staphylococcus aureus was pathogen bacteria that causes harmful infections.
The bacteria was resistant to antibiotics such as penicillin, chloramphenicol, and
methicillin. Antibiotic resistance has been a global issues therefor need a new
antibacterial to inhibit growth of Staphylococcus aureus. One of famous banana
varieties in Indonesia was ambon lumut (Musa acuminata Colla). According to
related research, ambon lumut banana contained flavonoid and tannin that can
inhibit the growth of pathogen bacteria. The purpose of this research was to know the
antibacterial activity of water extract of ambon lumut banana peel towards the
growth of Staphylococcus aureus.
This research was experimental research with treatment variation of water
extract of ambon lumut banana peel concentration. Ambon lumut banana took at Stan
market, Maguwoharjo, Yogyakarta. Staphylococcus aureus took at Microbiology
laboratory of PAU, Gadjah Mada University. Antibacterial activity test was done by
Kirby Bauer diffusion method (paper disk diffusion). The inhibitory zone from
antibacterial activity test was measuring and then analyzed with one way anova and
Duncan test.
The result of one way anova showed significant different between the
treatment of extract concentration to the growth of Staphylococcus aureus. Water
extract of ambon lumut banana peel had antibacterial activity to growth of
Staphylococcus aureus. Antibacterial activity of water extract of ambon lumut
banana peel did not inhibit growth of Staphylococcus aureus effectively because
bacteria colonies could touch paper filter. Therefore, minimum inhibitory
concentration (MIC) and minimum bactericidal concentration (MBC) could not be
determined.
Keywords: Ambon lumut banana peel, water extract, Staphylococcus aureus,
antibacterial activity

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
ABSTRACT .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tanaman Pisang Ambon Lumut (Musa acuminata Colla) ..................... 7
B. Ekstraksi .................................................................................................. 10
C. Bakteri ..................................................................................................... 11
1. Faktor –Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Bakteri................ 13
2. Deskrispsi Bakteri Staphylococcus aureus ....................................... 16
D. Antibakteri............................................................................................... 19
1. Pengukuran Aktivitas Antibakteri ..................................................... 20
2. Kategori Zona Hambat ...................................................................... 20
3. Kloramfenikol ................................................................................... 21
xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aktivitas Antibakteri ................. 21
E. Penelitian Lain yang Relevan.................................................................. 23
F. Kerangka Berpikir ................................................................................... 24
G. Hipotesis.................................................................................................. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 27
B. Batasan Penelitian ................................................................................... 27
C. Sampel dan Populasi ............................................................................... 28
D. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 28
E. Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................... 29
F. Variabel Penelitian .................................................................................. 29
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 30
H. Analisis Data ........................................................................................... 38
BAB IV
A. Uji Kemurnian Bakteri ............................................................................ 39
B. Uji Aktivitas Antibakteri ......................................................................... 39
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 48
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN PADA PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH ......................................................................................... 50
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 52
B. Saran ........................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 54
LAMPIRAN

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Variasi konsentrasi ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut ........ 35
Tabel 4.1. Hasil pengukuran diameter zona hambat ekstrak air kulit
buah pisang ambon terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus .. 41

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tanaman pisang ambon lumut ....................................................... 7
Gambar 2.2. Staphylococcus aureus ................................................................... 17
Gambar 2.3. Diagram alir kerangka berpikir ...................................................... 25
Gambar 4.1. Hasil pengukuran rerata zona hambat ekstrak air kulit buah
pisang ambon lumut terhadap pertumbuhan Staphylococcus
aureus setelah 24 jam ..................................................................... 40

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil pengukuran zona hambat aktivitas antibakteri ...................... 59
Lampiran 2. Hasil Analisis SPSS one way anova aktivitas antibakteri
ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus ................................................................... 60
Lampiran 3. Hasil Uji Duncan aktivitas antibakteri ekstrak air kulit buah
pisang ambon lumut terhadap pertumbuhan Staphylococcus
aureus ............................................................................................. 61
Lampiran 4. Dokumentasi hasil uji kemurnian kultur Staphylococcus aureus ... 62
Lampiran 5. Dokumentasi hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak air kulit buah
pisang lumut terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus ........ 64
Lampiran 6. Silabus ............................................................................................ 66
Lampiran 7. RPP ................................................................................................. 70
Lampiran 8. LKS ................................................................................................. 78
Lampiran 9. Format laporan percobaan .............................................................. 81
Lampiran 10. Lembar penilaian laporan praktikum ............................................ 82
Lampiran 11. Instrumen penilaian afektif ........................................................... 85
Lampiran 12. Lembar penilaian psikomotorik .................................................... 87
Lampiran 13. Kisi-kisi Soal Post-test ................................................................. 89
Lampiran 14. Soal Post-test dan Pedoman Penskoran ........................................ 90
Lampiran 15. Lembar Penilaian Kognitif ........................................................... 91

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bakteri mampu berkembang biak dengan cepat dan mudah beradaptasi
dengan lingkungannya. Bakteri juga mampu menyesuaikan dirinya terhadap
efek antibiotik. Kemampuan bakteri resisten terhadap antibiotik disebut
dengan resistensi antibiotik. Bakteri dikatakan resisten apabila suatu antibiotik
tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri padahal sebelumnya bakteri
tersebut sensitif terhadap antibiotik tersebut. Resistensi antibiotik merupakan
masalah kesehatan global saat ini. Ketika terinfeksi bakteri yang resisten
terhadap antibiotik, pengobatan menjadi lebih sulit sehingga harus
menggunakan obat yang lebih kuat dan lebih mahal dengan lebih banyak efek
samping (Salma, 2012). Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu yang lama
memiliki efek samping antara lain: diare, muntah, mual, kekebalan tubuh
menurun, pembentukan batu ginjal, gangguan pembekuan darah, dan
gangguan fungsi hati.
Salah

satu

bakteri

yang

resisten

terhadap

antibiotik

adalah

Staphylococcus aureus. S. aureus dapat masuk ke dalam tubuh ketika kulit
terluka sehingga menimbulkan infeksi. Infeksi pada kulit terbagi menjadi 2
jenis yaitu infeksi kulit jaringan lunak dan infeksi invasif (Anonim1, 2014). S.
aureus yang resisten terhadap antibiotik banyak terdapat di rumah sakit.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Staphylococcus tersebut dapat melekat pada kulit pasien dan karyawan di
rumah sakit sehingga infeksi dapat menyebar melalui kontak langsung. Infeksi
umumnya terjadi melalui alat-alat rumah sakit yang tidak steril dan
mengandung bakteri S. aureus. Daerah di rumah sakit yang paling tinggi
resikonya terhadap S. aureus adalah kamar perawatan bayi baru lahir, unit
perawatan intesif (ICU), kamar bedah, dan bagian kemoterapi kanker (Brooks
dkk., 1996).
Sumber utama infeksi bakteri S. aureus adalah lesi manusia, saluran
pernapasan, serta kulit manusia. S. aureus merupakan flora normal pada
saluran hidung, tenggorokan, serta kulit manusia. S. aureus dapat pula
ditemukan pada makanan. S. aureus yang terdapat dalam susu segar dan
produk pangan dapat menyebabkan toxic shock syndrome akibat keracunan
pangan. Agen yang menyebabkan sindrom keracunan makanan tersebut adalah
Staphylococcal enterotoxin (Purnomo dalam Dewi, 2013).
Tumbuhan merupakan salah satu sumber obat-obatan yang diperlukan
dalam dunia medis. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai bahan
pembuatan obat-obatan tradisional adalah tanaman pisang. Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman pisang sehingga
menjadikannya sebagai salah satu negara pengekspor pisang. Seluruh bagian
tanaman pisang dapat dimanfaatkan, mulai dari bonggol, batang, bunga, daun,
dan buahnya. Kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang
adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, vitamin
A, vitamin B, vitamin C, dan air. Beberapa penelitian menyebut buah pisang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

bisa membantu mengatasi depresi, anemia, tekanan darah, sembelit, sakit
jantung, gangguan saraf, dan mensuplai energi dalam otak (Sumathy dalam
Chabuck dkk., 2013).
Kulit buah pisang juga memiliki banyak manfaat namun belum banyak
dimanfanfaatkan oleh masyarakat. Kulit buah pisang dapat meredakan nyeri
pada luka bakar, mengatasi gatal pada kulit, mengobati kutil, mempercepat
penyembuhan luka yang sudah mulai kering, dan menyuburkan tanah (sebagai
pupuk). Kulit buah pisang bahkan digunakan untuk memurnikan air dan
menyaring logam berat, terutama timbal (Pb) dan tembaga (Cu) (Sopyan,
2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Chabuck dkk. (2013) menemukan
bahwa ekstrak air kulit buah pisang yang segar dan berwarna kuning mampu
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif (S. aureus dan S. pyogenes)
dan gram negatif (M. catarrhalis, E. aerogenes, dan K. pneumoniae). Hal ini
juga didukung oleh penelitian Ehiowemwenguan dkk (2014) yang menyatakan
bahwa kulit buah pisang mengandung glikosida, alkaloid, saponin, tanin, dan
flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen.
Salah satu jenis pisang yang sering dijumpai adalah pisang ambon
lumut (Musa acuminata Colla). Kulit buah pisang ambon lumut berwarna
hijau saat matang, berbeda dengan kulit buah pisang pada umumnya yang
berwarna kuning. Pisang ambon lumut mudah didapatkan di Indonesia
termasuk di Yogyakarta. Pisang ambon lumut disukai oleh masyarakat karena
rasanya lebih manis dibandingkan varietas pisang ambon yang lain. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Babu dkk. (2012), varietas Musa acuminata yang berwarna hijau memiliki
kandungan senyawa fenolik dan flavonoid yang tinggi dibandingkan varietas
lainnya. Uji fitokimia yang dilakukan oleh Fitrianingsih dan Purwanti (2012)
menunjukkan bahwa ekstrak air pisang ambon yang matang juga memiliki
kandungan tanin dan flavonoid. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin
meneliti aktivitas antibakteri ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut
terhadap Staphylococcus aureus.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut (Musa acuminata
Colla) menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus?
2. Berapa konsentrasi hambat minimal (KHM) ekstrak air kulit buah pisang
ambon lumut (Musa acuminata Colla) yang mampu menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus?
3. Berapa konsentrasi bunuh minimal (KBM) ekstrak air kulit buah pisang
ambon lumut (Musa acuminata Colla) yang mampu membunuh
Staphylococcus aureus?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui ada tidaknya aktivitas antibakteri dari ekstrak air kulit buah
pisang ambon lumut (Musa acuminata Colla) terhadap pertumbuhan
Staphylococcus aureus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

2. Mengetahui konsentrasi hambat minimal (KHM) ekstrak air kulit buah
pisang ambon lumut (Musa acuminata Colla) yang mampu menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus.
3. Mengetahui konsentrasi bunuh minimal (KBM) ekstrak air kulit buah
pisang ambon lumut (Musa acuminata Colla) yang mampu membunuh
Staphylococcus aureus.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan peneliti
tentang cara pengujian bagian tanaman seperti kulit buah pisang ambon
lumut sebagai antibakteri khususnya bakteri yang patogen dan membantu
peneliti memahami potensi tanaman sebagai antibakteri.

2. Bagi Pendidikan
Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi mengenai manfaat
kulit buah pisang ambon lumut (Musa acuminata Colla) dalam
menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan referensi kepada pendidik untuk melakukan
penelitian ilmiah khususnya pada pembelajaran Biologi SMA Kelas X
pada Kompetensi Dasar 3.4 tentang Archaeobacteria dan Eubacteria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang
manfaat kulit buah pisang ambon lumut sehingga masyarakat dapat
memanfaatkan kulit buah pisang ambon lumut sebagai obat alternatif
untuk infeksi seperti impetigo, bisul, pneumonia dan penyakit lain yang
disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Pembuatan ekstrak air kulit buah
pisang ambon untuk infeksi pada kulit dapat dibuat dengan merendam
kulit pisang pada air panas kemudian ditumbuk dan langsung ditempelkan
pada kulit yang terinfeksi. Infeksi dalam tubuh seperti pneumonia dapat
diobati dengan meminum ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tanaman Pisang Ambon Lumut (Musa acuminata Colla)
1. Klasifikasi
Menurut Global Biodiversity Information Facility (GBIF),
klasifikasi tanaman pisang ambon lumut adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Magnoliophyta

Classis

: Liliopsida

Ordo

: Zingiberales

Familia

: Musaceae

Genus

: Musa

Spesies

: Musa acuminata Colla

Gambar 2.1 Tanaman pisang ambon lumut (Musa acuminata Colla)
(Anonim2, 2013)
1. Habitat Tanaman Pisang Ambon
7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

2. Habitat Tanaman Pisang
Tanaman pisang dapat tumbuh di berbagai tempat. Tanaman pisang
tumbuh optimal bila ditanam di bawah ketinggian 1.000 dpl. Tanaman
pisang dapat tumbuh pada daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Iklim
yang dikehendaki adalah iklim basah dengan curah hujan merata
sepanjang tahun. Jenis tanah yang disukai oleh tanaman pisang adalah
tanah liat yang mengandung kapur atau tanah aluvial yang mengandung
kapur dengan pH 4,5-7,5 (Suyanti dan Supriyadi, 2008).

3. Morfologi Tanaman Pisang
Menurut Cahyono (2009), tanaman pisang berakar serabut. Akarakar serabut tersebut tumbuh pada umbi batang. Tanaman pisang memiliki
batang sejati berupa umbi batang (Jawa: bonggol) yang berada di dalam
tanah. Batang sejati tanaman pisang bersifat keras dan memiliki titik
tumbuh (mata tunas) yang akan menghasilkan daun dan bunga pisang.
Bagian yang berdiri tegak menyerupai batang adalah batang semu yang
terdiri atas pelepah-pelepah daun yang saling balut membalut. Batang
semu tanaman pisang bersifat lunak dan banyak mengandung air. Daun
memiliki tangkai yang panjang, berkisar antara 30-40 cm. Tangkai daun
ini bersifat agak keras dan kuat serta mengandung banyak air. Daun pisang
memiliki lapisan lilin pada permukaan bagian bawahnya. Bunga tersusun
atas daun-daun pelindung yang saling menutupi. Bunga-bunganya terletak
pada tiap ketiak di antara daun pelindung dan membentuk sisir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Menurut Suyanti dan Supriyadi (2008), buah pisang memiliki
bentuk ukuran, warna kulit, warna daging buah, rasa, dan aroma yang
beragam, tergantung pada varietasnya. Kulit buah pisang ambon lumut
pada waktu matang berwarna hijau atau hijau kekuningan dengan bintikbintik cokelat kehitaman. Berat per tandannya mencapai 15-18 kg dengan
jumlah sisir 8-12. Setiap sisir kurang lebih terdiri dari 20 buah. Ukuran
buah 15-20 cm dengan diameter 3-3,5 cm.

4. Kandungan Kimia dan Manfaat Kulit Buah Pisang
Kulit buah pisang secara umum mengandung vitamin A, vitamin
C, vitamin E, Vitamin B6, magnesium, fosfor, potasium, serat, dan zat besi
(Sumathy dalam Chabuck dkk., 2013). Kulit buah pisang juga
mengandung serotonin dan dopamin yang berfungsi sebagai transmitter
yang baik untuk kesehatan saraf dan otak (Kumar dkk., 2012). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Ehiowemwenguan (2014), kulit buah
pisang mengandung metabolit sekunder yakni alkaloid, flavonoid, saponin,
dan tanin. Tanaman yang mengandung alkaloid dapat menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif maupun gram negatif (Compean dan
Ynalvez, 2014). Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan
menghambat fungsi membran sitoplasma (Cushnie dan Lamb, 2005).
Saponin berperan sebagai antibakteri dengan mekanisme merusak
permeabilitas dinding sel sehingga dapat menimbulkan kematian sel
(Cannell dalam Nur dkk., 2012). Tanin memiliki fungsi mempresipitasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

protein sehingga memengaruhi peptidoglikan bakteri (Lino dkk., 2011).
Tanin juga juga mengganggu fungsi sitoplasma dan membran plasma,
menghambat fungsi enzim, dan menghilangkan substrat yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan bakteri (Min dkk., 2008).

B. Ekstraksi
Agoes (2009) mengemukakan defenisi tentang ekstraksi yaitu:
“Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya dengan
menggunakan pelarut. Jadi, ekstrak merupakan sediaan yang diperoleh
dengan cara ekstraksi tanaman obat dengan ukuran partikel tertentu dan
menggunakan medium pengekstraksi (menstruum) yang tertentu pula”.
Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai pelarut sesuai dengan bahan yang
ingin diekstraksi. Salah satu pelarut yang umum digunakan adalah air. Hasil
ekstraksi menggunakan pelarut air disebut ekstrak air. Menurut Agoes (2009),
pembuatan ekstrak air dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
a. Decoctum (dekok): menggunakan simplisia dengan perbandingan dan
derajat kehalusan tertentu dan digunakan pada suhu 90°-95°C selama 30
menit.
b. Infusum (infus): sama seperti dekoktum hanya ekstraksinya lebih singkat
yakni 15 menit.
c. Coque (perebusan): penyarian dengan merebus tanaman obat dengan
menggunakan api langsung misalnya pada pembuatan jamu tradisional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

d. Seduhan: simplisia direndam menggunakan air mendidih selama 10-15
menit.
e. Maserasi: penyarian simplisia menggunakan pelarut pada suhu kamar
dalam waktu tertentu.
f. Perkolasi: ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai semua bahan
aktif terekstraksi.

C. Bakteri
Bakteri merupakan organisme uniseluler yang relatif sederhana karena
materi genetiknya tidak diselimuti oleh selaput membran inti. Bakteri
memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Umumnya sel bakteri memiliki
diameter 0,2-2 µm dan panjang 2-8 µm (Radji, 2009).
Menurut Irianto (2013), bentuk bakteri bermacam-macam yaitu
sebagai berikut.
1. Bakteri berbentuk bulat (bola)
Bakteri berbentuk bulat atau bola dinamakan coccus, dapat
dibedakan atas:
a. Monococcus, yaitu bakteri berbentuk bola tunggal.
b. Diplococcus, yaitu bakteri berbentuk bola yang bergandengan duadua.
c. Sarcina, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empatempat sehingga bentuknya mirip kubus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

d. Streptococcus, yaitu bakteri bentuk bola yang berkelompok
memanjang membentuk rantai.
e. Staphylococcus, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni
membentuk sekelompok sel tidak teratur sehingga bentuknya mirip
gumpalan buah anggur.
2. Bakteri berbentuk batang
Bakteri berbentuk batang dinamakan bacillus. Bentuk bacillus
dapat pula dibedakan atas:
a. Basil tunggal, yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang
tunggal
b. Diplobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan duadua.
c. Streptobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan
memanjang membentuk rantai
3. Bakteri berbentuk melilit
Bakteri berbentuk melilit yang dinamakan spirillum atau spiral.
Ada tiga macam bentuk spiral, yaitu sebagai berikut.
a. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral,
misalnya Spirillum.
b. Vibrio atau bentuk koma yang dianggap sebagai bentuk spiral tak
sempurna
c. Spirochaeta, yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang bersifat
lentur. Pada saat bergerak, tubuhnya memanjang dan mengerut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Bakteri dapat digolongkan ke dalam dua kelompok berdasarkan
perbedaan

struktur

dinding

selnya.

Cara

yang

digunakan

untuk

mengelompokkan bakteri berdasarkan struktur dinding selnya adalah
pewarnaan/pengecatan gram. Struktur dinding sel akan menentukan respon
pewarnaan. Pengelompokan bakteri menurut pewarnaan gram ada dua, yaitu:
a. Gram positif
Dinding sel

gram

positif

kaku dan

tersusun

atas 90%

peptidoglikan. Beberapa bakteri gram positif juga mengandung asam
teikoat. Salah satu fungsi asam teikoat adalah mengikat Ca2+ dan Mg2+
kemudian ditransfer ke dalam sel. Hasil pengecatan gram positif adalah
bakteri berwarna ungu.
b. Gram negatif
Dinding sel gram negatif tersusun atas lapisan peptidoglikan yang
tipis. Sebagian besar dinding sel gram negatif terusun atas membran luar
(outer membrane). Membran luar gram negatif terdiri dari lipoprotein,
fosfolipid, dan polisakarida, dan lipopolisakarida. Hasil pengecatan gram
negatif adalah bakteri berwarna merah (Madigan dkk., 2015).

1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Menurut Pratiwi (2008), ada beberapa faktor yang memengaruhi
pertumbuhan bakteri. Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan
bakteri antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

a. Temperatur
Temperatur memengaruhi aktivitas enzim. Apabila temperatur
terlalu tinggi, maka enzim akan rusak karena terjadi denaturasi protein.
Apabila temperatur terlalu rendah, maka kinerja enzim akan lambat
bahkan berhenti. Bakteri memiliki temperatur optimal untuk tumbuh.
Berdasarkan temperatur, bakteri dikelompokkan ke dalam empat
kelompok yaitu:
1) Psikrofil, temperatur maksimal 15-20°C, optimal 0°-15°C.
2) Psikrofil fakultatif/psikotrof. temperatur maksimal 30°C, optimal
20°-30°C.
3) Mesofil, temperatur optimal 20°-45°C, maksimal 45°C.
4) Termofil, temperatur optimal 55° -65 °C, maksimal 100°C.
b. pH
pH merupakan indikasi konsentrasi ion hidrogen. Berdasarkan
pH, bakteri dapat dibedakan dalam empat kelompok, yaitu:
1) Asidofil, tumbuh pada pH 1,0-5,5
2) Neutrofil, tumbuh pada pH 5,5-8,0
3) Alkalofil, tumbuh pada pH 8,5-11,5
4) Alkalofil ekstrem, tumbuh pada pH ≥10
c. Tekanan osmosis
Bakteri membutuhkan air untuk pertumbuhannya. Air masuk
ke dalam sel bakteri dengan cara osmosis. Apabila sel bakteri berada
dalam larutan hipertonik, air akan keluar dari dalam sel sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

menyebabkan plasmolisis pada bakteri. Beberapa bakteri dapat
bertahan hidup pada lingkungan hipertonik dengan kadar garam yang
tinggi. Bakteri ini disebut halofil.
d. Oksigen
Berdasarkan kebutuhan oksigen, bakteri dikelompokkan ke
dalam aerob dan anaerob. Bakteri aerob dan anaerob dikelompokkan
ke dalam empat kelompok, yaitu:
1) Obligat aerob: O2 sebagai syarat utama metabolisme, tumbuh pada
permukaan media.
2) Obligat anaerob: tidak mentoleransi adanya O2, tumbuh pada dasar
media.
3) Anaerob fakultatif: menggunakan O2 sebagai pernapasan, sebagian
besar berkumpul di permukaan media.
4) Mikroaerofil: tumbuh baik dengan kadar O2 kurang dari 20%.
e. Nutrisi
Nutrisi
dikelompokkan

dibutuhkan
ke

dalam

untuk
dua

pembentukan
kelompok

energi.

yaitu

Nutrisi

mikroelemen

(dibutuhkan dalam jumlah banyak) dan makroelemen (dibutuhkan
dalam jumlah sedikit). Mikroelemen meliputi mangan (Mn), zinc (Zn),
kobalt (Co), molibneum (Mo), nikel (Ni), dan tembaga (Cu).
Makroelemen antara lain karbon (C), oksigen (O), hydrogen (H),
nitrogen (N), sulfur (S), fosfor (P), kalium (K), magnesium (Mg),
kalsium (Ca), besi (Fe).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

f. Media kultur
Media kultur merupakan bahan nutrisi yang digunakan untuk
menumbuhkan bakteri di laboratorium. Media kultur yang digunakan
harus disesuaikan dengan habitat asli dari bakteri tersebut agar dapat
tumbuh dengan baik.

2. Deskripsi Bakteri Staphylococcus aureus
a. Klasifikasi Bakteri Staphyloccus aureus
Menurut Global Biodiversity Information Facility (GBIF),
klasifikasi Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut:
Kingdom

: Bacteria

Phyllum

: Firmicutes

Classis

: Bacilli

Ordo

: Bacillales

Familia

: Staphylococcaceae

Genus

: Staphylococcus

Spesies

: Staphylococcus aureus

b. Morfologi
Bakteri Staphylococcus aureus memiliki koloni mikroskopik
menyerupai buah anggur (gambar 2.2.). Bakteri ini diberi nama aureus
(berarti emas, seperti matahari) karena menghasilkan pigmen berwarna
kuning emas. Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif (Radji, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Menurut Brooks dkk. (1996), genus Staphylococcus usia kultur 24 jam
bersifat gram positif kuat sedangkan pada biakan yang lebih tua (usia
kultur lebih dari 24 jam), banyak sel menjadi gram negatif. S. aureus
tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri ini tumbuh optimal
pada suhu 37°C. Koloni pada media padat berbentuk bundar, halus,
menonjol, dan berkilau. S. aureus termasuk koagulase positif. Artinya
bakteri tersebut menggunakan enzim katalase untuk menguraikan
hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air dan oksigen sehingga
menghasilkan gelembung-gelembung (Sears dkk., 2011).

Gambar 2.2. Staphylococcus aureus
(Garthh, 2011)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

c. Habitat
Staphylococcus aureus

hidup di kulit, kelenjar kulit, dan

selaput lendir, bisul, dan luka (Irianto, 2013). Tubuh manusia
merupakan habitat normal S. aureus. Bakteri ini tidak banyak terdapat
dalam lingkungan bebas kecuali berpindah saat kontak dengan
manusia (Anonim3, 2014).

d. Penyakit yang disebabkan Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus menyebabkan berbagai macam jenis
infeksi pada manusia, antara lain: infeksi pada kulit seperti impetigo,
dan bisul; serta infeksi yang lebih serius seperti: pneumonia, mastitis
(infeksi pada payudara), blefaritis (infeksi tepi kelopak mata); dan
infeksi pada saluran urin. S. aureus juga menyebabkan infeksi kronis
seperti osteomielitis (infeksi tulang dan otot), dan endokarditis (infeksi
katup jantung). S. aureus merupakan salah satu penyebab utama
infeksi nosokomial akibat luka tindakan operasi dan pemakaian alatalat perlengkapan perawatan di rumah sakit. S. aureus juga dapat
menyebabkan

keracunan

makanan

akibat

enterotoksin

yang

dihasilkannya dan menyebabkan sindrom renjat toksik (toxic shock
syndrome) (Radji, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

D. Antibakteri
Menurut Burton dan Engelkirk (2004), antibakteri adalah bahan yang
digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
baik yang bersifat menghambat pertumbuhan maupun membunuh bakteri
patogen tersebut. Suatu antibakteri dapat digunakan apabila menghambat atau
membunuh bakteri patogen tanpa merusak tubuh hospes.
Menurut Talaro (2005), ada 4 mekanisme kerja antibakteri yaitu:
a. Menghambat sintesis dinding sel
Antibakteri menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan cara
menghambat kinerja enzim yang berperan dalam sintesis dinding sel.
b. Mengganggu fungsi membran plasma
Antibakteri mengganggu fungsi membran plasma dengan cara
berikatan dengan membran plasma kemudian membuka membran plasma
sehingga membran plasma menjadi bocor.
c. Menganggu sintesis asam nukleat
Antibakteri bergabung dalam sintesis asam nukleat dengan
menghentikan sintesis nukleotida, menghambat replikasi DNA, dan
menghentikan transkripsi.
d. Menghentikan translasi
Antibakteri

menghentikan

proses

translasi

dengan

cara

mengganggu kerja ribosom-mRNA. Ribosom 30S dan 50S merupakan
target spesifik dari antibakteri untuk menghambat translasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Pengujian antibakteri dapat dilakukan di laboratorium. Pengujian
antibakeri dilakukan dengan menumbuhkan jenis bakteri tertentu pada
media kemudian menambahkan antibakteri pada media tersebut.

1. Pengukuran Aktivitas Antibakteri
Uji aktivitas antibakteri dilakukan untuk menentukan kadar
terendah dari suatu bahan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Salah satu cara untuk mengukur aktivitas antibakteri adalah dengan
metode difusi kertas cakram. Daerah yang terlihat tidak ditumbuhi oleh
bakteri disebut sebagai daerah hambatan. Lebar daerah hambatan ini
tergantung pada daya resap bahan antibakteri ke dalam agar dan kepekaan
bakteri terhadap bahan antibakteri tersebut (Misnadiarly dan Djajaningrat,
2014).

2. Kategori Zona Hambat
Menurut Davis dan Stout (1971), zona hambat yang terbentuk pada
media dapat dikategorikan ke dalam empat kategori, yaitu:
a. Daya hambat lemah : zona hambat yang terbentuk kurang dari 5 mm
b. Daya hambat sedang : zona hambat yang terbentuk 5-10 mm
c. Daya hambat kuat

: zona hambat yang terbentuk 10-19 mm

d. Daya hambat sangat kuat: 20 mm atau lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

3. Kloramfenikol
Kloramfenikol diperoleh dari hasil metabolisme Actinomycetes
venezualae.

Kloramfenikol

memiliki

kemampuan

menghambat

pertumbuhan bakteri gram positif maupun negatif karena mampu
mengganggu proses sintesis protein bakteri. Kloramfenikol akan bereaksi
dengan bagian ribosom 50S, tempat antibiotik ini menghalangi kinerja
peptidil transferase. Enzim ini membentuk ikatan peptida antara asam
amino baru yang masih melekat pada t-RNA-nya, dan asam amino terakhir
peptida yang sedang berkembang (Radji, 2009).

4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Aktivitas Antibakteri
Banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil uji aktivitas
antibakteri. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi aktivitas antibakteri
yaitu:
a. Populasi inokulum
Semakin besar populasi bakteri maka semakin rendah pula
kepekaan bakteri terhadap antibakteri. Bakteri resisten sering muncul
pada populasi yang besar.
b. Masa inkubasi
Semakin lama masa inkubasi berlangsung; makin besar
kemungkinan

timbulnya

mutan

resisten;

semakin

besar

juga

kemungkinan bakteri yang kurang peka untuk mulai berkembang biak
sementara kekuatan antibakteri berkurang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

c. Spesies bakteri
Spesies bakteri menunjukkan kerentanan yang berbeda-beda
terhadap antibakteri. Spesies bakteri yang memiliki spora lebih resisten
terhadap antibakteri.
d. Media
Media memengaruhi ukuran zona melalui efeknya terhadap
kecepatan pertumbuhan bakteri, kecepatan difusi bahan antibakteri,
dan aktivitas antibakteri (Brooks dkk., 1996).
e.

Suhu
Suhu inkubasi optimal umumnya 35°C. Jika suhu di bawah
35°C maka zona hambat yang terbentuk lebih lebar dan waktu yang
dibutuhkan lebih lama, sedangkan bila suhu terlalu tinggi seluruh
biakan tampak sensitif.

f. Potensi cakram antibakteri
Diameter zona hambat yang terbentuk tergantung pada potensi
cakram antibakteri yaitu jumlah bahan antibakteri yang terkandung
dalam kertas cakram tersebut. Bila selama penyimpanan bahan
antibakteri rusak, maka kemampuan antibakteri cakram tersebut juga
berkurang (Vandepitte dkk., 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

E. Penelitian Lain yang Relevan
Beberapa penelitian mengenai antibakteri kulit buah pisang yang
relevan dengan penelitian ini antara lain:
1. Penelitian Chabuck dkk. (2013) yang berjudul “Antimicrobial Effect of
Aqueous Banana Peel Extract” menemukan bahwa ekstrak air dari kulit
buah pisang berwarna kuning segar dapat menghambat pertumbuhan
bakteri patogen gram positif dan gram negatif. Berdasarkan penelitian
tersebut, konsentrasi ekstrak air kulit buah pisang 100% dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Hasil penelitian tersebut dijadikan
dasar untuk menentukan konsentrasi ekstrak pada penelitian ini maka
dipilih konsentrasi di bawah 100% yaitu 20%, 40%, 60%, dan 80% dan
100% untuk mencari konsentrasi minimal ekstrak air kulit buah pisang
ambon lumut yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus
aureus.
2. Penelitian Ighodaro (2012) yang berjudul “Evalution study on Nigerian
species of Musa paradisiaca Peels” menemukan bahwa ekstrak air kulit
buah pisang matang dapat menghambat pertumbuhan bakteri bakteri gram
positif, gram negatif, dan jamur.
3. Penelitian Fitrianingsih dan Purwanti (2012) yang berjudul “Uji
Hipoglikemik Ekstrak Air Kulit Buah Pisang Ambon Putih (Musa AAA
Group) Terhadap Mencit Model Hiperglikemik Galur Swiss Webster”
menunjukkan bahwa ekstrak air kulit pisang ambon yang matang
mengandung tanin dan flavonoid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

F. Kerangka Berpikir
Staphyloccus aureus dapat menyebabkan berbagai infeksi seperti bisul,
impetigo, pneumonia, dan penyakit infeksi berbahaya lainnya. S. aureus
merupakan bakteri patogen yang resisten terhadap antibiotik. Masalah
resistensi telah menjadi masalah global sehingga saat ini dibutuhkan bahan
antibakteri baru yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Tumbuhtumbuhan merupakan sumber obat-obatan yang telah digunakan oleh
masyarakat secara tradisional untuk mengobati berbagai penyakit. Salah satu
tumbuhan yang dapat dijadikan sumber obat-obatan adalah tanaman pisang.
Seluruh bagian tanaman pisang dapat dimanfaatkan termasuk kulit buah
pisang.
Kulit buah pisang banyak mengandung glikosida, alkaloid, saponin,
tanin, dan flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen.
Varietas pisang yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisang ambon
lumut. Pisang ambon lumut mudah didapatkan di Indonesia

termasuk di

Yogyakarta. Pisang ambon lumut disukai oleh masyarakat karena rasanya
lebih manis dibandingkan varietas pisang ambon yang lain. Kulit buah pisang
ambon muda memiliki kandungan flavonoid dan tanin yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Dalam penelitian ini ekstrak air
kulit buah pisang ambon lumut yang telah matang diujikan terhadap bakteri
Staphylococcus aureus. Apabila terbentuk zona hambat, konsentrasi hambat
minimal dan konsentrasi bunuh minimal dapat ditentukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Infeksi

Resistensi antibiotik

Staphylococcus aureus

Kulit buah pisang ambon lumut
(Musa acuminata Colla)

Mengandung tanin dan flavonoid

Senyawa Antibakteri

Ekstraksi dengan
pelarut air

Uji aktivitas antibakteri

Uji kadar hambat minimal

Uji kadar bunuh minimal
Gambar 2.3. Diagram Alir Kerangka Berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ekstrak air kulit buah pisang ambon lumut (Musa acuminata Colla)
memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus
aureus.
2. Konsentrasi hambat minimal (KHM) ekstrak air kulit buah pisang ambon
lumut (Musa acuminata Colla) yang dapat menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus adalah 40%.
3. Konsentrasi bunuh minimal (KBM) ekstrak air kulit buah pisang ambon
lumut (Musa acuminata Colla) yang dapat membunuh Staphylococcus
aureus adalah di atas 40% .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium
dengan melakukan percobaan aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus.

B. Batasan penelitian
Batasan penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Antibakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah pisang
ambon lumut (Musa acuminata Colla) yang telah matang dengan ciri-ciri
berwarna hijau kekuningan dengan bercak coklat kehitaman. Bagian yang
digunakan adalah seluruh b

Dokumen yang terkait

Induksi Tunas Pisang Barangan (Musa acuminata L.) Asal Nias Utara Melalui Kultur Jaringan Dengan Pemberian 2,4-D Dan Kinetin

6 75 58

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Pisang Raja (Musa X paradisiaca AAB) Dalam Sediaan Gel HPMC”.

66 340 83

Adaptabilitas Pisang Barangan (Musa acuminata L.) Pada Berbagai Jenis Media Aklimatisasi Dan Tingkat Salinitas

0 25 84

Perbandingan Efektifitas Daya Hambat Terhadap Staphylococcus Aureus Dari Berbagai Jenis Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda Citrofolia Liin) ( In vitro)

5 48 68

Kultur In Vitro Bunga Pisang Barangan (Musa Acuminata L.) Pada Media MS Dengan Berbagai Konsentrai BAP Dan NAA

4 69 48

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae dan Salmonella typhimurium

9 55 82

Studi Pemakaian Tepung Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) sebagai Anti-aging Dalam Sediaan Masker

6 108 86

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksana, Etil Asetat Dan Etanol Teripang(Holothuria Scabra Jaeger) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Pseudomonas Aeruginosa

1 25 94

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol 96% Limbah Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa balbisiana) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat (Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Propionibacterium acne)

26 120 80