PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INOVATIF BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMBELAJARKAN KONSEP ASAM DAN BASA PADA SISWA SMA.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INOVATIF
BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
UNTUK MEMBELAJARKAN KONSEP ASAM
DAN BASA PADA SISWA SMA

Oleh :

Trisna Winarty Simanullang
NIM 4113131078
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


iii

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INOVATIF
BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK
MEMBELAJARKAN KONSEP ASAM DAN BASA
PADA SISWA SMA

Trisna Winarty Simanullang (NIM. 4113131078)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh Lembar Kerja Siswa yang telah
memenuhi kriteria kelayakan penyajian standar BSNP, melalui uji coba terhadap
hasil belajar kimia siswa yang belajar dengan model pembelajaran Problem Based
Learning menggunakan Lembar Kerja Siswa Inovatif pada materi Asam dan Basa
di kelas XI SMAN 3 Medan dan melalui persepsi dosen kimia sebagai validator
ahli dan guru kimia dengan menggunakan angket BSNP. Berdasarkan uji coba
terhadap hasil belajar diperoleh hasil belajar kimia siswa yang diajarkan
menggunakan LKS kimia inovatif lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan LKS yang beredar, dimana
peningkatannya sebesar 16,55%. Berdasarkan persepsi dosen kimia (sebagai

validator ahli) dan guru kimia terhadap Lembar Kerja Siswa inovatif berbasis
Problem Based Learning (PBL) yang dikembangkan atas materi Asam dan Basa
adalah baik dilihat dari rata-rata rentang nilai validasi sebesar 3,65 dimana,
rentang nilai rata-rata validasi berada pada kisaran 3,26-4,00 yang berarti bahwa
LKS Inovatif berbasis PBL pada materi asam dan basa kelas XI sesuai kurikulum
2013 telah valid dan layak dipergunakan.
Kata Kunci: PBL, Lembar Kerja Siswa Inovatif, Asam dan Basa

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran


Halaman
i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2.
Identifikasi Masalah
1.3.
Batasan Masalah
1.4.
Rumusan Masalah
1.5.

Tujuan Penelitian
1.6.
Manfaat Penelitian
1.7. Definisi Operasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Belajar dan hasil belajar
2.2
Bahan Ajar
2.2.1. Pengertian Bahan Ajar
2.2.2. Ragam bentuk Bahan Ajar
2.3.
Standar bahan Ajar berdasarkan BSNP
2.3.1. Standar kelayakan Isi Buku pelajaran Kimia
2.3.2. Standar kelayakan bahasa Bahan Ajar Kimia
2.3.3. Standar kelayakan penyajian Bahan Ajar Kimia
2.3.4. Standar Kelayakan Kegrafikan Bahan Ajar Kimia
2.4.
Lembar Kerja Siswa
2.4.1. Pengertian LKS
2.4.2. Manfaat LKS

2.4.3. Fungsi LKS
2.4.4. Jenis-jenis LKS
2.4.5. Karakteristik LKS
2.4.6. Cara Pembuatan LKS
2.4.7. Kelebihan dan kekurangan LKS
2.4.8. Implikasi LKS dam Pembelajaran
2.5.
Model Pembelajaran
2.5.1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.5.2. Keunggulan dan kelemahan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
2.6.
Materi Ajar Asm, Basa, dan Garam
2.6.1. Teori Asam Basa

1
4
4
4
4

5
5

6
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
12
12
13
13
16

18
18
18
21
22
22

vii

2.7.
2.8.

2.6.1.1.Teori Arrhenius
2.6.1.2.Teori Bronsted- Lowry
2.6.1.3.Teori lewis
2.6.2 Tetapan Kesetimbangan Air (Kw)
2.6.3. Kekuatan Asam dan basa
2.6.3.1.Kekuatan Asam
2.6.3.2.Kekuatan Basa
2.6.4. Derajat Keasaman (pH)

Kerangka berpikir
Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.
Populasi dan Sampel
3.3.
Variabel Penelitian
3.4.
Rancangan Penelitian
3.5.
Instrumen Penelitian
3.5.1. Validitas Tes
3.5.1.1.Validitas Item Tes
3.5.1.2.Tingkat Kesukaran
3.5.1.3.Daya Pembeda
3.5.1.4.Reabilitas Tes
3.6.
Prosedur Penelitian

3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1. Uji Normalitas
3.7.2. Uji Homogenitas
3.7.3. Uji Hipotesis
3.7.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Survei Lembar Kerja Siawa Kimia SMA
4.2.
Analisis Lembar Kerja Siswa Kimia SMA
4.3.
Pengembangan dan Standarisasi Lembar Kerja Siswa Inovatif
4.4.
Peranan LKS Inovatif Terhadap Hasil Belajar Siswa
4.4.1. Standarisasi Instrumen Tes
4.4.1.1. Validasi Instrumen Tes
4.4.1.2. Tingkat Kesukaran Soal
4.4.1.3. Daya Beda Instrumen Tes
4.4.1.4. Reliabilitas Intrumen Tes
4.5.

Analisa Data Hasil Penelitian
4.5.1. Menghitung Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest Kelas
Ekperimen dan Kelas Kontrol
4.5.2. Peningkatan Hasil Belajar
4.5.3. Uji Normalitas Data
4.5.4. Uji Homogenitas Data
4.5.5. Pengujian Hipotesis

22
23
25
25
26
26
27
29
31
32

33

33
33
34
35
35
35
36
36
36
37
43
44
45
45
46

47
47
55
62
62
62
63
63
63
64
64
65
65
66
67

viii

4.6.
4.7.

Hasil Pengukuran Kepuasan LKS Pada Siswa
Pembahasan

67
68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran

70
71

DAFTAR PUSTAKA

72

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Tabel 2.2.
Tabel 2.3.
Tabel 2.4.
Tabel 2.5.
Tabel 2.6.
Tabel 3.1.
Tabel 3.2.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.

Tabel 4.5.
Tabel 4.6
Tabel 4.7.

Tabel 4.8.

Tabel 4.9.
Tabel 4.10.
Tabel 4.11.
Tabel 4.12.
Tabel 4.13.
Tabel 4.14.

Tahapan-tahapan Model PBL
Contoh Asam
Contoh Basa
Asam Basa Konjugasi
Harga Kw Air dala Berbagai Suhu
Warna Indikator Universal
Rancangan Penelitian
Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-Rata
Hasil angket penilaian lembar kerja siswa berdasarkan
kelayakan isi menurut penilaian Guru Kimia
Hasil angket penilaian lembar kerja siswa berdasarkan
kelayakan bahasa menurut penilaian Guru Kimia
Hasil angket penilaian lembar kerja siswa berdasarkan
kelayakan penyajian menurut penilaian Guru Kimia.
Hasil angket penilaian modul berdasarkan kelayakan
kegrafikan menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru
Kimia.
Hasil angket penilaian LKS berdasarkan kelayakan isi
menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru Kimia.
Hasil angket penilaian LKS berdasarkan kelayakan
bahasa menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru Kimia
Hasil angket penilaian LKS berdasarkan kelayakan
penyajian menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru
Kimia
Hasil angket penilaian LKS berdasarkan kelayakan
kegrafikan menurut penilaian Dosen Kimia dan Guru
Kimia.
Rentang Validasi Akhir Lembar kerja siswa Inovatif
Hasil Perolehan Rata-Rata Pre-Test Dan Post-Test
Hasil Perolehan Gain Rata-Rata Eksperimen Dan Kontrol
Uji Normalitas Data Pre-Test Dan Post-Test
Uji Homogenitas Data Pre-Test Dan Post-Test
Hasil Uji Hipotesis

20
23
23
24
26
31
34
44
48
50
51

53
57
58

59

60
62
64
65
65
66
67

x

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Trayek perubahan pH
Gambar 3.1. Prosedur Pada Pengembangan dan Standarisasi LKS
Kimia di SMA
Gambar 3.2. Skema Penelitian
Gambar 4.1. Tingkat Kelayakan Buku yang Dianalisis
Gambar 4.2. Tabulasi Rata-rata Rentang Validasi Lembar kerja siswa
Inovatif Materi asam dan basa Kelas XI Berdasarkan
Komponen Kelayakan Isi, Kelayakan Bahasa, Kelayakan
Penyajian dan Kelayakan Kegrafikan

30
39
42
54

61

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus
74
Lampiran 2 Rencana Pembelajaran
77
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes
119
Lampiran 4 Instrumen Penelitian
130
Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian
139
Lampiran 6 Kisi-kisi Setelah Validasi
140
Lampiran 7 Instrumen Tes Setelah Validasi
147
Lampiran 8 Kunci Jawaban Setelah Validasi
151
Lampiran 9 Lembar Observasi
152
Lampiran 10 Perhitungan Validasi
158
Lampiran 11 Tabel Validasi
160
Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran
161
Lampiran 13 Tabel Tingkat Kesukaran
162
Lampiran 14 Perhitungan Daya Beda Soal
163
Lampiran 15 Perhitungan Reliabilitas Tes
164
Lampiran 16 Rekapitulasi Analisis Instrumen
166
Lampiran 17 Penilaian BSNP
167
Lampiran 18 Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Terhadap LKS
180
Lampiran 19 Hasil Angket Penilaian Dosen Kimia Terhadap LKS Inovatif 184
Lampiran 20 Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Terhadap LKS Inovatif 188
Lampiran 21 Hasil Angket Penilaian Guru Kimia dan Dosen Terhadap
LKS Inovatif
192
Lampiran 22 Tabulasi Data Nilai Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
196
Lampiran 23 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Nilai
Pre-Tes dan Pos Tes
197
Lampiran 24 Perhitungan Uji Normalitas
198
Lampiran 25 Perhitungan Uji Homogenitas
204
Lampiran 26 Pengujian Hipotesis
207
Lampiran 27 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
209
Lampiran 28 Persentase Peningkatan Hasil Belajar
213
Lampiran 29 Tabel Aktivitas Belajar Individu Siswa Kelas Eksperimen 214
Lampiran 30 Tabel Aktivitas Belajar Individu Siswa Kelas Kontrol
216
Lampiran 31 Data Aktivitas Belajar Individu Siswa
218
Lampiran 32 Tabel Aktivitas Belajar Kelompok Siswa Kelas
Eksperimen
220
Lampiran 33 Tabel Aktivitas Belajar Kelompok Siswa Kelas
Kontrol
222
Lampiran 34 Data Aktivitas Belajar Kelompok Siswa
224
Lampiran 35 Tabulasi Nilai Afektif Siswa
226
Lampiran 36 Angket Tingkat Kepuasan Pengguna LKS
228
Lampiran 37 Hasil Angket Tingkat Kepuasan Pengguna LKS
229
Lampiran 38 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat
230

xii

Lampiran 39 Tabel Nilai Dalam Distribusi-t
Lampiran 40 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
Lampiran 41 Lembar Kerja Siswa Inovatif
Lampiran 42 Gambar Penelitian

231
232
233
234

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
sebab melalui pendidikan tercipta sumber daya manusia yang terdidik yang
mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin cepat. Namun apabila
kualitas pendidikan itu masih rendah, maka yang tercipta adalah sumber daya
manusia yang rendah pula. Sampai sekarang ini mutu pendidikan di Indonesia
belum menunjukkan suatu hasil yang memuaskan. Kondisi ini juga terjadi pada
pendidikan kimia saat ini. Salah satu indikator mutu pendidikan adalah perolehan
hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari keberhasilan guru
menyampaikan materi pelajaran yang hasilnya memenuhi tujuan instruksional
khusus dari bahan pelajaran tersebut, daya serap dan tingkat pemahaman siswa
terhadap pelajaran yang disampaikan (Djamarah dan Zain, 2002).
Ilmu kimia termasuk salah satu cabang dari ilmu pengetahuan, karena
penyelidikan-penyelidikan dari ilmu kimia menggunakan prosedur ilmiah. Kimia
adalah ilmu yang mempelajari bangun atau struktur materi, perubahan materi,
serta energi yang menyertainya (Keenan, 1986).
Kimia sebagai salah satu mata pelajaran peminatan IPA di kelas XI SMA.
Pembelajaran di Kelas XI SMA merupakan ilmu yang kaya akan konsep yang
bersifat abstrak. Kimia bukanlah pelajaran yang baru bagi siswa, namun seringkali
dijumpai siswa SMA yang menganggap materi kimia rumit dan sulit dipelajari,
sehingga

siswa

sudah

terlebih

dahulu

merasa

kurang

mampu

untuk

mempelajarinya hasil pembelajaran pun dibawah KKM. Purwaningtyas (2012)
menyatakan bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh
beberapa faktor, baik dari faktor guru, siswa, dan faktor lain yang tidak bisa
terkontrol. Dari faktor guru dimungkinkan belum menggunakan suatu alat bantu
yang dapat diintegrasikan pada seluruh kegiatan belajar mengajar dan menuntut
guru untuk lebih kreatif dalam

pelaksanaan proses kegiatan belajar megajar

sehingga pembelajaran masih mengarah pada metode konvensional.

1

2

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dengan salah satu guru yang
mengajar di SMA Negeri 3 Medan, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi
rendahnya kualitas pembelajaran yaitu siswa menilai bahwa mata pelajaran kimia
terkhusus materi asam, basa dan garam itu sulit. Hal ini mempengaruhi sikap
siswa yang kurang antusias dalam memperhatikan pelajaran sehingga siswa
mudah bosan dan berbicara sendiri ketika guru sedang mengajar, serta rendahnya
pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan. Selain itu, kurangnya interaksi
antar siswa menyebabkan tidak adanya kerjasama antar siswa pada saat
menyelesaikan soal kimia, terlihat pada saat guru memberikan tugas rumah, siswa
lebih suka mengerjakan secara individu daripada berdiskusi atau mengerjakan
bersama-sama sehingga kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal terbatas.
Faktor lain, yang mempengaruhi rendahnya kualitas pembelajaran kimia pada
materi asam, basa dan garam, yakni terjadinya kemacetan komunikasi, siswa
merasa kurang percaya diri dalam mengajukan pertanyaan, berpendapat dan
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Karena kurangnya keaktifan siswa
selama proses pembelajaran yang membuat kurangnya pemahaman siswa maka
hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dikatakan kurang baik.
Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan perubahan paradigma dalam
pembelajaran. Beberapa paradigma yang diperlukan yang diadaptasi dari Arnyana
(Ida, 2010), yaitu : (1) dari peran guru sebagai sumber pengetahuan menjadi
kawan belajar, (2) dari belajar berdasarkan fakta menuju berbasis masalah atau
proyek, (3) dari kebiasaan mengulang dan latihan menuju perencanaan dan
penyelidikan,

maka

dalam

aplikasinya

di

pembelajaran

dikembangkan

pembelajaran berbasis masalah, dengan model pembelajaran Problem based
learning (Ida, 2010). Dalam hal ini juga diperlukan inovasi dalam penerapan
model maupun metode pengajaran kimia yang dihubungkan dalam kehidupan
sehari-hari. Inovasi tersebut selain dilakukan oleh guru pada proses belajar
mengajar di kelas, dan juga dapat dilakukan dengan mengembangkan lembar kerja
siswa yang digunakan dalam pembelajaran kimia. Salah satu media yang
digunakan untuk melengkapi model pembelajaran Problem

Based

Learning

adalah menggunakan media lembar kerja siswa (LKS). Media LKS merupakan

3

jenis handout yang dimaksudkan untuk membantu siswa belajar secara terarah.
Media ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam
mempelajari materi dengan metode PBL, sehingga siswa memiliki rasa
keingintahuan tinggi serta mampu memotivasi dan mendorong keaktifan siswa
dalam belajar (Fadlana, 2013).
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning telah terbukti
memberian hasil yang baik dan meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat
dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ida (2010) dalam penelitiannya tentang
implementasi Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa
Ditinjau dari Intelligence Quotient (IQ) menyatakan bahwa implementasi Problem
Based Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari IQ pada
siswa XI IPA SMA Negeri 1 Ubud. Hal yang sama dikemukakan oleh peneliti
Ulfah (2013) dalam penelitiannya tentang penerapan model Problem Based
Learning (PBL) dengan media LKS untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kritis dan logis. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan Model
Pembelajaran Problem based learning meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan logis siswa, dibuktikan dari siklus pertama persentase rata-rata sebesar
68,33% dengan kriteria tinggi dan pada siklus II menjadi 88,96% drngan criteria
sangat tinggi. Sejalan dengan penelitian diatas, Fadlana (2013) menyatakan hasil
penelitian melalui studi komparasi menggunakan metode PBL (Problem Based
Learning) dilengkapi dengan Macromedia Flash dan Lembar Kerja Siswa (LKS)
terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar siswa pada materi asam,
basa dan garam kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun pelajaran
2012/2013 menunjukkan adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran PBL
dengan Macromedia flash dan LKS terhadap prestasi belajar siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul "Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Inovatif
Berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk Membelajarkan Konsep
Materi Asam dan Basa pada Siswa SMA"

4

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat di identifikasi permasalahan berikut:
1. Pemahaman siswa yang rendah terhadap konsep yang diajarkan
2. Penyajian materi yang rumit, kurang menarik, monoton dan membosankan
3. Buku teks yang dirancang hanya lebih fokus pada pemberian pengetahuan

1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka masalah
perlu dibatasi. Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka yang
menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar
kimia siswa pada materi Asam dan Basa di SMAN 3 Medan pada Tahun ajaran
2014/2015 dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) inovatif berbasis
model pembelajaran Problem Based Learning.

1.4. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang dan batasan maslah yang telah dikemukakan
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Lembar Kerja Siswa (LKS) inovatif berbasis Problem Based
Learning (PBL) yang telah disusun telah memenuhi kriteria kelayakan
penyajian standar BSNP, melalui uji coba hasil belajar terhadap siswa,
melalui persepsi guru kimia dan validator ahli?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah :
1. Memperoleh Lembar Kerja Siswa (LKS) inovatif berbasis Problem Based
Learning (PBL) yang telah disusun telah memenuhi kriteria kelayakan
penyajian standar BSNP, melalui uji coba hasil belajar terhadap siswa,
melalui persepsi guru kimia dan validator ahli.

5

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaaat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan banyak pengetahuan mengenai penggunaan lembar
kerja siswa inovatif berbasis model pembelajaran Problem Based Learning
untuk meningkatkan kualitas hasil dari proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Membantu meningkatkan hasil belajar kimia siswa dalam proses
pembelajaran materi asam, basa dan garam.
3. Bagi Guru
Membuka wawasan berfikir guru dalam mengajar sehingga dapat
meninggalkan cara pembelajaran yang kurang menarik dan monoton dengan
mengembangkan model pembelajaran inovatif.
4. Bagi Sekolah
Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar
siswa serta kinerja guru di sekolah.
5. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan informasi bagi penelitian untuk dapat mengembangkan
penelitian selanjutnya yang lebih baik.

1.7. Defenisi Operasional
1. Media LKS merupakan jenis handout yang dimaksudkan untuk
membantu siswa belajar secara terarah dan mampu meningkatkan
pemahaman siswa dalam mempelajari materi dengan metode PBL,
sehingga

siswa memiliki rasa keingintahuan tinggi serta mampu

memotivasi dan mendorong keaktifan siswa dalam belajar
2. Problem based learning merupakan model pembelajaran yang berpusat
pada siswa, dan menstimulasi siswa dari kebiasaan mengulang dan
latihan menuju perencanaan dan penyelidikan.
3. Peningkatan hasil belajar merupakan persentase peningkatan hasil
belajar siswa setelah diberi perlakuan dalam proses belajar mengajar.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diperoleh

kesimpulan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis Problem Based Learning
(PBL) yang dikembangkan atas materi Asam dan Basa kelas XI telah memenuhi
kriteria kelayakan penyajian standar BSNP dan juga melalui:


Persepsi dosen dan guru kimia sebagai validator ahli terhadap Lembar
Kerja Siswa inovatif berbasis Problem Based Learning (PBL) yang
dikembangkan atas materi Asam dan Basa adalah baik. Yang dapat dilihat
dari rata-rata validasi kelayakan isi adalah 3,77, kelayakan bahasa adalah
3,79, kelayakan penyajian adalah 3,65 dan kelayakan kegrafikan adalah
3,40 dimana, rentang nilai rata-rata validasi secara keseluruhan berada
pada kisaran 3,26-4,00 yang berarti bahwa LKS Inovatif berbasis PBL
pada materi asam dan basa kelas XI sesuai kurikulum 2013 telah valid dan



layak dipergunakan.
Berdasarkan hasil uji coba terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang
dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
melalui Lembar Kerja Siswa inovatif berbasis Problem Based Learning
(PBL) pada materi Asam dan Basa lebih tinggi daripada menggunakan
LKS yang beredar, dimana diperoleh peningkatan hasil belajar sebesar
16,55%.

70

71

5.2.

Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas

maka penulis menyarankan hal-hal berikut :
1.

Bagi guru dan calon guru, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
Lembar Kerja Siswa inovatif dapat mempermudah pencapaian tujuan
instruksional dan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa,
khususnya mata pelajaran kimia. Selain itu juga, bagi guru dan calon guru
penting untuk memeriksa isi, bahasa, penyajian dan kegrafikan dari buku
yang akan digunakan siswa sehingga tidak terdapat kesalahpahaman konsep
dan materi yang belum lengkap.

2.

Bagi mahasiswa yang lain atau peneliti selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut disarankan menggunakan Lembar Kerja Siswa kimia
inovatif dengan model pembelajaran yang berbeda dan sejalan dengan
perkembangan teknologi agar dapat dijadikan sebagai perbandingan guru
dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya pada mata
pelajaran kimia.

72

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (1999), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi aksara, Jakarta.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjamin Mutu Pendidikan, (2013), Model Pembelajaran Problem Based
Learning, Kemendikbud, Jakarta.
Djamarah, S.B., dan Zain, A. (2002).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Fadlana, Hanik., (2013), Studi Komparasi Penggunaan Metode PBL Dilengkapi
dengan Macromedia flash dan LKS Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari
Motivasi Belajar Siswa Materi Asm, Basa dan Garam Kelas VII SMP
Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013, 2(3) : 161-165.
Giting, Elsa., (2014), Pengembangan Modul Kimia Inovatif Pembelajaran Rumus
Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sesuai Kurikulum 2013
Berbasis Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). (Skripsi),
Unimed, FMIPA: Medan.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Medan.
Hutagalung, Renata, (2014), Pengembangan Modul Kimia Larutan Elektrolit dan
Non

Elektroli

Inovatif

Sesuai

Kurikulum

2013

Berbasis

Model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL). (Skripsi), Unimed, FMIPA:
Medan.
Ida., (2010), Implementasi Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil
Belajar Biologi Ditinjau dari Intelligence Quotient (IQ).
Keenan., (1986), Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat,
Erlangga, Jakarta.
Prastowo, (2010), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, UNY Press,
Yogyakarta.
Purwaningtyas, Restiana; Suparmi.(2012). Pembelajaran Kimia Menggunakan
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dengan Metode Proyek dan
Metode Eksperimen Ditinjau dari Kreativitas dan Kemampuan Berpikir
Kritis, Jurnal Inkuiri Vol.1.No.1.

73

Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan,
Kencana Predana Media Group, Bandung.
Sianturi, Agnes, (2014), Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Inovatif Redoks
Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). (Skripsi), Unimed, FMIPA: Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik (Teori dan Aplikasi dalam Penelitian).
UNIMED: FMIPA, Medan
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan. UNIMED: FMIPA,
Medan.
Sudjana., (2006), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sugiharti, Gulmah., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia.
UNIMED: FMIPA: Medan.
Sunarya, Yayan., (2012)., Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya.
Ulfah, Farida., (2013), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan
LKS untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Logis.
Yamin, Martinis., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP
Press Group, Jakarta.