PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA INOVATIF BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMEBELAJARAN KONSEP MATERI KIMIA REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI PADA SISWA SMA.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA INOVATIF BERBASIS
PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMEBELAJARAN
KONSEP MATERI KIMIA REAKSI REDUKSI DAN
OKSIDASI PADA SISWA SMA

Oleh :
Indira Lukman
NIM 4123331019
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

iii


PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA INOVATIF BERBASIS
PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KONSEP
MATERI KIMIA REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI
PADA SISWA SMA
INDIRA LUKMAN (4123331019)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan, menstandarisasi dan mengujicobakan
LKS Kimia Inovatif serta mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan LKS
Inovatif dengan yang menggunakan LKS kimia yag sudah ada. Peneliti mengembangkan
LKS Inovatif berdasarkan analisis LKS sebelumnya, setelah itu memvalidasi LKS Inovatif
kepada validator ahli dan guru dengan menggunakan angket penilaian BSNP dimana
komponen penilaian terdiri dari kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan penyajian dan
kelayakan kegrafikaan. Setelah LKS Inovatif divalidasi, LKS Inovatif diujicobakan. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Dharma Pancasila Medan yang terdiri
atas 5 kelas. Pengambilan sampel penelitian diambil secara random sampling yaitu sebanyak
2 kelas. Penelitian ini menggunakan instrument tes objektif dalam bentuk pilihan berganda
yang berjumlah 20 soal yang telah diuji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
beda soalnya. Ujicoba telah dilakukan, pemberian pretest, pengajaran dengan menggunakan
LKS Inovatif sebagai media (di kelas eksperimen), dan penggunaan LKS kimia yang sudah

ada (di kelas kontrol) serta kedua kelas telah diberikan posttest di akhir pembelajaran. Data
perbedaan hasil belajar dianalisis dengan uji t.
Hasil yang didapat dari validator ahli dan guru, LKS Inovatif memiliki rata-rata 3,75 pada
kelayakan isi; 3,79 pada kelayakan bahasa; 3,64 pada kelayakan penyajian; dan pada
kelayakan kegrafikaan 3,40. Rata-rata dari keempat komponen memiliki rata-rata 3,64
dinyatakan valid pada kisaran 3,26-4,00. Selanjutnya hasil pengolahan data menunjukkan
bahwa untuk rata-rata pretest pada kelas eksperimen adalah 36,72 dan untuk kelas kontrol
adalah 32,03; untuk rata-rata posttest pada kelas eksperimen 84,06 dan untuk kelas kontrol
70,94 serta untuk rata-rata gain pada kelas eksperimen 0,742 dan untuk kelas kontrol 0,564.
Persentase peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 74,18% sedangkan
untuk kelas kontrol adalah 56,42%. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan peningkatan hasil
belajar diantara kedua kelas perlakuan. Hasil uji statistik berdasarkan perhitungan uji
hipotesis thitung 6,761 > ttabel 1,670, sehingga dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar kimia
siswa yang diajarkan menggunakan LKS Inovatif pada materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi
lebih tinggi daripada hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan LKS yang sudah ada.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapan kepada ALLAH SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang

senantiasa telah memberikan kesehatan, kebijaksanaan dan hikmat kepada penulis sehingga
penyusunan skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik sesuai waktu yang telah direncanakan.
Skripsi dengan berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Inovatif Berbasis Problem
Based Learning dalam Pembelajaran Konsep Materi Kimia Reaksi Reduksi dan Oksidasi
pada Siswa SMA” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
kimia di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Agus Kembaren, S.Si, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan banyak ilmu, saran dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Nurmalis, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Akademik selama penulis menjalani perkuliahan di Unimed yang juga telah memberikan
banyak arahan untuk kelancaran kelangsungan perkuliahan penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S, Ibu Destria Roza,
S.Si, M.Si, dan Ibu Dewi Syafiriani, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan saran, kritikan dan nasihat kepada penulis sebagai bahan perbaikan untuk
melengkapi skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ajat
Sudrajat, M.Si selaku validator LKS dan Instrumen test untuk kelengkapan skripsi ini. Serta
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada kepala SMA Swasta
Dharma Pancasila Medan Bapak Drs. H. Ibrahim Daulay, M.Pd, juga kepada Bapak Rudy,
S.Pd, M.Pd selaku guru bidang studi Kimia di SMA Swasta Dharma Pancasila Medan yang

telah banyak memberi dukungan dan nasehat selama proses penelitian. Dan ucapan terima
kasih yang teristimewa disampaikan kepada kedua orang tua penulis yang sangat dicintai dan
yang luar biasa Bapak H. Lukman dan Ibu Hj. Darlis, terima kasih untuk kasih sayang dan
jerih payah yang telah diberikan selama ini dan atas dukungan moral dan materil yang tiada
taranya sehingga pada akhirnya penulis dapat sampai dalam tahap penyusunan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kakak, Abang, dan Keponakan tercinta Elfira
Lukman, Noviyanti Lukman, Mhd. Ilham, Anasrul, Zamal, Tetty, Annisa Putri Dewita Jamal,
Adithia Ramadana, Nafasa Azra, Adli Zaki, Fachri Ilham, Adifa Hafan, dan Fahmi Ilham
yang senantiasa memberi dukungan doa, semangat selama penulis menyusun skripsi ini.
Tidak lupa untuk Teman Spesial penulis Baginda Yunico Arnendo Pohan, Tidak lupa juga
untuk Sahabat tercinta penulis Agustina Simorangkir, Khiratunnisa, Novera Sebayang,
Gladys Gabriella, Hotmian Sibaranai, Nurul Indah Pratiwi, Siti Khadijah dan seluruhnya
teman-teman seperjuangan mahasiswa kelas Kimia Ekstensi B angkatan 2012 dan temanteman seangkatan 2012 yang lainnya, terima kasih buat segala dukungan dan partisipasi
dalam penyusunan skripsi ini serta kenangan yang tak akan pernah terlupakan. Terimakasih
juga buat rekan-rekan PPLT di SMA Swasta Karya Bakti Selesei-Binjai atas doa, motivasi
dan telah menjadi tempat bertukar pikiran dalam menyelesaikan skripsi ini.

v

Penulis telah berupaya melengkapi skripsi ini dengan usaha yang maksimal, namun

penulis tetap berharap untuk kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan
penyempurnaan skripsi ini. Terakhir penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan memberikan banyak pengetahuan kepada para pembaca.

Medan,

Juni 2016

Penulis,

Indira Lukman
Nim. 4123331019

vi
DAFTAR ISI
Halaman
Cover
Lembar Pengesahan

i


Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix


Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Defenisi Operasional


1
4
4
4
4
5
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7

Kerangka Teoritis

7

2.1 Hakikat Belajar
2.2 Hakikat Belajar Kimia
2.3 Hasil Belajar

2.4 Model Pembelajaran

7
7
8
9

2.4.1 Pengertian Model Pembelajaran PBL
2.4.2 Ciri-ciri Model PBL
2.4.3 Peran Guru dalam Model Pembelajaran PBL
2.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PBL
2.5 Bahan Ajar
2.5.1 Tujuan Pembuatan Bahan Ajar
2.5.2 Ragam Bentuk Bahan Ajar
2.5.3 LKS Inovatif

9
10
10
11

12
12
13
13

vii
2.5.3.1 Manfaat LKS
2.5.3.2 Fungsi LKS
2.5.3.3 Jenis-jenis LKS
2.5.3.4 Karakteristik LKS
2.5.3.5 Cara Pembuatan LKS
2.5.3.6 Standar LKS berdasarkan BSNP
2.5.3.6.1 Standar Kelayakan LKS Pelajaran Kimia
2.5.3.6.2 Standar Kelayakan Bahasa LKS Pelajaran Kimia
2.5.3.6.3 Standar Kelayakan Penyajian LKS Pelajaran Kimia
2.5.3.6.4 Standar Kelayakan Kegrafikaan LKS Pelajaran Kimia
2.5.3.7 Kelebihan dan Kekurangan LKS dan Cara Mengatasi Kekurangannya
2.5.3.8 Implikasi LKS dalam Pembelajaran
2.5.3.9 Inovasi LKS
2.6 Reaksi Oksidasi dan Reduksi

2.6.1 Konsep Reaksi Redoks berdasarkan Penggabungan dan Pelepasan Oksigen
2.6.2 Konsep Reaksi Redoks berdasarkan Pelepasan dan Penerimaan Elektron
2.6.3 Konsep Reaksi Redoks berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
2.6.3.1 Bilangan Oksidasi
2.6.3.2 Penggunaan Bilangan Oksidasi untuk Menjelaskan Reaksi Redoks

13
14
14
14
15
16
17
17
17
18
18
19
20
20
21
21
22
24
26

2.6.4 Reaksi Autoredoks

27

Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian

28
29

BAB III METODE PENELITIAN

30

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Rancangan Penelitian
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Validitas Isi
3.5.2 Reliabilitas Tes
3.5.3 Tingkat Kesukaran Soal
3.5.4 Daya Pembeda Soal
3.5.5 Distruktor

30
30
30
30
31
31
32
33
34
34

3.6 Prosedur Penelitian
3.7 Teknik Analisis Data

35
39

3.7.1 Uji Normalitas
3.7.2 Uji Homogenitas

39
39

viii
3.7.3 Uji Hipotesis
3.7.4 Peningkatan Hasil Belajar
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Survei LKS Kimia SMA
4.2 Analisis LKS Kimia SMA
4.3 Pengembangan dan Standarisasi LKS Kimia Inovatif
4.4 Peranan LKS Inovatif Terhadap Hasil Belajar Siswa
Hasil Penelitian
4.5 Analisis Data Instrumen Penelitian
4.5.1 Validitas Tes
4.5.2 Reliabilitas Tes
4.5.3 Tingkat Kesukaran
4.5.4 Daya Beda Tes
4.5.5 Distruktor
4.6 Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.6.1 Data Pretest Siswa
4.6.2 Data Posttest Siswa
4.6.3 Data Peningkatan Hasil Belajar
4.7 Analisis Data Penelitian
4.7.1 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest
4.7.2 Uji Normalitas Peningkatan Hasil Belajar
4.7.3 Uji Homogenitas Data Pretest
4.7.4 Uji Hipotesis
4.8 Hasil Pengukuran Kepuasan LKS pada Siswa
4.9 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

40
40
42
42
42
48
55
55
55
55
55
56
56
56
56
57
57
58
59
59
60
60
61
62
62
66

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

66
66

DAFTAR PUSTAKA

67

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1

Prosedur pada Pengembangan dan Standarisasi LKS Kimia di SMA

37

Gambar 3.2

Skema Rancangan Penelitian

38

Gambar 4.1

Tingkat Kelayakan LKS yang Dianalisis

48

Gambar 4.2

Tabulasi Rata-rata Rentang Validasi LKS Inovatif Materi Redoks Kelas X
Berdasarkan Komponen Kelayakan Isi, Kelayakan Bahasa, Kelayakan Penyajian,
dan Kelayakan Kegrafikaan

54

Rata-rata % Gain

58

Gambar 4.3

x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Tabel 3.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2

Peran Guru dalam Model Pembelajaran PBL
Rancangan Penelitian
Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Isi Menurut Penilaian Guru Kimia
Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Bahasa Menurut Penilaian Guru
Kimia
Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Penyajian Menurut penilaian Guru
Kimia
Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Kegrafikaan Menurut penilaian
Guru Kimia
Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Isi Menurut penilaian Dosen
Kimia dan Guru Kimia
Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Bahasa Menurut penilaian Dosen
Kimia dan Guru Kimia
Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Penyajian Menurut penilaian
Dosen Kimia dan Guru Kimia
Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Kegrafikaan Menurut penilaian
Dosen Kimia dan Guru Kimia

11
31
43

Tabel 4.9

Rentang Validasi Akhir LKS Inovatif

54

Tabel 4.10

Data Hasil Pretest Siswa

57

Tabel 4.11

Data Hasil Posttest Siswa

57

Tabel 4.12

Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians

58

Tabel 4.13

Uji Normalitas Data Pretest-Posttest

59

Tabel 4.14

Uji Normalitas Data Peningkatan Hasil Belajar

60

Tabel 4.15

Uji Homogenitas Data Pretest

60

Tabel 4.16

Data Hasil Uji Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar

61

Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8

45
46
47
50
51
52
53

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Silabus

69

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

74

Lampiran 3

Kisi-Kisi Instrument Soal

112

Lampiran 4

Instrument Soal

128

Lampiran 5

Kunci Jawaban Instrument Soal

137

Lampiran 6

Kisi-Kisi Instrument Soal (Setelah Validasi)

138

Lampiran 7

Instrument Soal (Setelah Validasi)

146

Lampiran 8

Kunci Jawaban Instrument Soal (Setelah Validasi)

151

Lampiran 9

Tabel Validitas

152

Lampiran 10 Perhitungan Validitas Tes

153

Lampiran 11 Tabel Reliabilitas

155

Lampiran 12 Perhitungan Reliabilitas Tes

156

Lampiran 13 Tabel Tingkat Kesukaran

158

Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

159

Lampiran 15 Tabel Daya Pembeda

161

Lampiran 16 Perhitungan Daya Pembeda

162

Lampiran 17 Rekapitulasi Analisis Instrumen

164

Lampiran 18 Persenan Distruktor

165

Lampiran 19 Penilaian LKS Kimia Redoks SMA Kelas X Semester II

167

Lampiran 20 Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Terhadap LKS kimia Redoks Kelas X

171

Lampiran 21 Hasil Angket Penilaian Dosen Kimia Terhadap LKS Inovatif Materi Redoks Kelas X

175

Lampiran 22 Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Terhadap LKS Inovatif Materi Redoks Kelas X

179

Lampiran 23 Hasil Angket Penilaian Guru Kimia dan Dosen Terhadap LKS Inovatif Materi Redoks
Kelas X

183

Lampiran 24 Tabulasi Data Hasil Tes Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

187

Lampiran 25 Perhitungan Rata-rata, Simpang Baku, Varians Data Penelitian Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol

189

xii

Lampiran 26 Perhitungan Uji Normalitas

191

Lampiran 27 Perhitungan Uji Homogenitas

195

Lampiran 28 Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)

197

Lampiran 29 Perhitungan Rata-rata, Simpang Baku, Varians Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

200

Lampiran 30 Perhitungan Uji Normalitas Gain

201

Lampiran 31 Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah

203

Lampiran 32 Perhitungan Presentase Peningkatan Hasil Belajar

205

Lampiran 33 Angket Tingkat Kepuasan Pengguna LKS

206

Lampiran 34 Tabulasi Data Tingkat Kepuasan Pengguna LKS

207

Lampiran 35 Tabel Nilai-nilai r-Product Moment

208

Lampiran 36 Nilai-nilai Chi-Kuadrat

209

Lampiran 37 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F

210

Lampiran 38 Nilai-nilai dalam Distribusi t (Tabel t)

211

Lampiran 39 Tabel Krejcie

212

Lampiran 40 Jadwal Kegiatan Penelitian

213

Lampiran 41 LKS Inovatif

214

Lampiran 42 Dokumentasi

215

Lampiran 43 Surat-Surat

217

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan
potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang
individu dan sebagai warga Negara/masyarakat, dengan memilih isi (materi), strategi
kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Dilihat dari sudut perkembangan yang dialami
oleh anak, maka usaha yang sengaja dan terencana (yang disebut pendidikan) tersebut
ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan yang dialaminya dalam setiap periode perkembangan. Dengan kata lain,
pendidikan dipandang mempunyai peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam
perkembangan anak (Suryosubroto, 2010). Pembelajaran merupakan kegiatan utama
pendidikan di sekolah yang secara langsung berhubungan dengan peserta didik yang
merupakan input dalam proses belajar mengajar dan diharapkan akan menghasilkan output
berupa peserta didik yang memiliki kemampuan yang mencakup tiga ranah, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Pembelajaran sebagai suatu upaya untuk membangkitkan inisiatif
siswa dan peran siswa dalam belajar (Assriyanto, 2014).
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan belajar peserta didik
secara mandiri, sehingga pengetahuan yang dikuasai adalah hasil belajar yang dilakukannya
sendiri. Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran hendaknya menciptakan dan
menumbuhkan rasa dari tidak tahu menjadi mau tahu, sehingga Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah untuk digunakan dalam proses pembelajaran
(Pratiwi, 2014). Masalah utama pembelajaran yang masih banyak ditemui adalah tentang
rendahnya hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kajian data, diketahui bahwa hasil belajar
siswa SMA/sederajat masih rendah dalam hal pencapaian nilai kriteria ketuntasan minimal
(KKM 75), terutama untuk mata pelajaran MIPA (Rosidah, 2014).
Kimia merupakan salah satu cabang pelajaran IPA. Mata pelajaran kimia merupakan
produk pengetahuan alam yang berupa fakta, teori, prinsip, dan hukum dari proses kerja
ilmiah. Jadi, dalam pelaksanaan pembelajaran kimia harus mencakup tiga aspek utama yaitu:
produk, proses, dan sikap ilmiah. Siswa seringkali kesulitan memahami materi kimia karena
bersifat abstrak. Kesulitan tersebut dapat membawa dampak yang kurang baik bagi
pemahaman siswa mengenai berbagai konsep kimia, karena pada dasarnya fakta-fakta yang
bersifat abstrak merupakan penjelasan bagi fakta-fakta dan konsep konkret. Salah satu

2

indikator dari kelemahan kegiatan pembelajaran berkaitan dengan implementasi belajar, yaitu
lemahnya proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran yang selama ini
berlangsung

kurang

mendorong

kegiatan

siswa

untuk

dapat

terlibat

dan

aktif

mengembangkan pengetahuan karena kegiatan masih sering didominasi guru (Rosidah,
2014).
Materi pokok Reaksi Redoks merupakan salah satu materi pelajaran kimia kelas X SMA
yang dianggap sulit. Karakteristik materi ini adalah bersifat abstrak, memerlukan kemampuan
pemahaman, menghafal, menghitung dan menganalisis serta keaktifan siswa untuk berlatih
sehingga siswa benar-benar memahami konsep. Selain itu materi pokok Reaksi Redoks
merupakan salah satu materi dasar pelajaran kimia yang memiliki pengaruh penting untuk
materi selanjutnya seperti materi Elektrokimia dan Elektrolisis (Purnamawati, 2014).
Untuk itu dibutuhkan inovasi guru dalam penerapan model dan media dalam
pembelajaran agar dapat mengaktifkan siswa sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dua
arah. Inovasi yang dimaksud dapat berupa inovasi pada model pembelajaran dan bahan ajar
yang digunakan oleh guru. Bahan ajar adalah rujukan objek dan bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Bahan ajar dapat berupa buku ajar yang berupa buku materi wajib,
buku pendamping maupun Lembar Kerja Siswa. Siswa dalam era zaman sekarang dituntut
untuk aktif dalam pembelajarannya. Salah satu cara yang ditempuh oleh guru dalam
mengaktifkan belajar siswa adalah dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS
digunakan sebagai acuan untuk memandu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. LKS dapat
dianggap sebagai suatu media atau alat pembelajaran karena dipergunakan guru sebagai
media dalam melaksanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. LKS
yang digunakan di beberapa sekolah, LKS hanya berisi kumpulan soal-soal dan uraian materi
yang singkat. Sangat jarang ditemukan LKS yang di dalamnya terdapat masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan topik tersebut, LKS yang dilengkapi
dengan praktikum dan penugasan berupa kerja kelompok yang dapat mengaktifkan peran
siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu diperlukan inovasi pada LKS dengan cara
menambahkan aplikasi teori yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, LKS yang
berisi percobaan dan dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan
percobaan tersebut, LKS yang mewajibkan siswa untuk terlibat diskusi dan LKS yang
dilengkapi dengan lembar penilaian sikap, psikomotorik dan kognitif masing-masing siswa.
Dengan adanya inovasi pada LKS dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-

3

pengaruh psikologis terhadap siswa. Di samping itu, inovasi pembelajaran dan integrasi
pendidikan karakter di dalam materi ajar pada LKS juga dapat memberi peluang untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan karakter baik bangsa sesuai dengan
budaya di Indonesia. Dalam pengembangannya, LKS juga dapat dikolaborasikan dengan
model pembelajaran yang sesuai. Salah satunya adalah model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa agar berperan aktif dalam
proses belajar mengajar di sekolah.
Berdasarkan beberapa penelitian yang pernah dilakukan, bahwa hasil belajar kimia siswa
dapat meningkat apabila pembelajaran yang diberikan guru tidak membosankan dan dapat
menyenangkan bagi siswa. Beberapa penelitian dengan menggunakan model PBL yang
disertai dengan media LKS telah dilakukan dan memberikan hasil yang lebih baik. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rosidah (2014) menunjukkan bahwa Proses belajar yang
ditinjau dari aktivitas siswa (visual, oral, writing, listening, mental, dan emotional) dengan
model PBL dilengkapi dengan LKS dalam penerapan kurikulum 2013 dikategorikan baik
dengan dengan rata-rata 82,71 dan persentase ketercapaian sebesar 81,25%, Hasil belajar
siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dengan model PBL dilengkapi
dengan LKS dalam penerapan kurikulum 2013 dikategorikan baik dengan rata-rata nilai
berturut-turut adalah 81; 83; dan 79, dan Hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap,
dan keterampilan siswa dengan model PBL dilengkapi dengan LKS dikategorikan baik
dengan persentase siswa yang mencapai kompetensi inti kurikulum 2013 berturut-turut
adalah 78%, 81,24% dan 78,13%. Sementara itu, Pratiwi (2014) mengenai Pelaksanaan
Model Pembelajaran PBL pada Materi Redoks diperoleh pengaruh sebesar 76,25% peserta
didik memiliki aktivitas belajar tinggi; 81,25% peserta didik mencapai KKM materi reaksi
redoks; dan 90,63% peserta didik memiliki sikap sangat baik melalui penilaian angket serta
82,29% peserta didik memiliki sikap baik melalui penilaian observasi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Inovatif Berbasis
Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Konsep Materi Kimia Reaksi
Reduksi dan Oksidasi pada Siswa SMA.”

4

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Pemahaman siswa terhadap konsep yang diajarkan.
2. Minimnya inovasi dalam penerapan model dan media dalam pengajaran kimia.
3. Penggunaan LKS yang tidak sesuai dengan lingkungannya.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini dibatasi untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar kimia siswa SMA Swasta Dharma Pancasila Medan tahun ajaran
2015/2016 pada pokok bahasan reaksi redoks melalui penggunaan LKS yang inovatif
berbasis model pembelajaran PBL.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi guru kimia atas materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi terhadap
LKS kimia di kelas X?
2. Bagaimana persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang dikembangkan atas
materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi berdasarkan kebutuhan lingkungannya?
3. Apakah LKS Inovatif yang dikembangkan sudah sesuai dengan standart penilaian
BSNP?
4. Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan LKS inovatif pada
materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
kimia siswa yang diajarkan dengan LKS yang sudah ada?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Memperoleh data tentang persepsi guru kimia atas materi Reaksi Reduksi dan
Oksidasi terhadap LKS kimia di kelas X.
2. Memperoleh data tentang persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang
dikembangkan atas materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi berdasarkan kebutuhan
lingkungannya.
3. Mengembangkan LKS Inovatif yang sudah sesuai dengan standart penilaian BSNP.

5

4. Mengetahui perbandingan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan
LKS inovatif pada materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan LKS yang sudah ada.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa
Membantu meningkatkan hasil pembelajaran kimia siswa dalam proses pembelajaran
Reaksi Reduksi dan Oksidasi.
2. Bagi guru dan calon guru
Membantu membuka wawasan berfikir guru dalam mengajar sehingga dapat
meninggalkan cara pembelajaran yang kurang menarik dan monoton dengan
mengembangkan LKS inovatif.
3. Bagi sekolah
Membantu meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar
siswa serta kinerja guru.
4. Bagi peneliti/mahasiswa
Sebagai bahan masukan dalam hal upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pengajaran kimia dengan menggunakan LKS inovatif dan model pembelajaran PBL.
Selain itu hasil penelitian diharapkan bisa menjadi referensi untuk penelitian
selanjutnya.
1.7 Defenisi Operasional
Defenisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyamakan pandangan
mengenai beberapa istilah utama yang digunakan sebagai judul penelitian.
1. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku atau kemampuan dalam diri siswa berupa
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang bersifat efektif, efisien dan mempunyai
daya tarik (Sugiharti, 2014).
2. PBL merupakan suatu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi
belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan
siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga
siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut
dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Ngalimun, 2014).

6

3. LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi
materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.
4. Inovatif adalah usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan
imajinasi, berbagai stimulan dan individu yang mengelilinginya dalam menghasilkan
produk baru baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya (Hutagalung, 2014).

66

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarakan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu
:
1. Persepsi guru kimia atas materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi terhadap LKS kimia di
kelas X belum lengkap.
2. Persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang dikembangkan atas materi Reaksi
Reduksi dan Oksidasi pada mata pelajaran kimia kelas X adalah baik.
3. LKS Inovatif yang dikembangkan sudah sesuai dengan standart Penilaian BSNP
dimana komponen penilaiannya terdiri dari kelayakan isi, kelayakan bahasa,
kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikaan.
4. Hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan LKS inovatif pada materi
Reaksi Reduksi dan Oksidasi lebih tinggi daripada hasil belajar kimia siswa yang
diajarkan dengan LKS yang sudah ada.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis
menyarankan hal-hal berikut :
Bagi guru dan calon guru, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan LKS inovatif
dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, khususnya mata pelajaran kimia. Selain itu juga, bagi guru dan calon guru penting
untuk memeriksa isi, bahasa, penyajian dan kegrafikaan dari buku atau LKS yang akan
digunakan siswa sehingga tidak terdapat kesalahpahaman konsep dan materi yang belum
lengkap.

66

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarakan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu
:
1. Persepsi guru kimia atas materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi terhadap LKS kimia di
kelas X belum lengkap.
2. Persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang dikembangkan atas materi Reaksi
Reduksi dan Oksidasi pada mata pelajaran kimia kelas X adalah baik.
3. LKS Inovatif yang dikembangkan sudah sesuai dengan standart Penilaian BSNP
dimana komponen penilaiannya terdiri dari kelayakan isi, kelayakan bahasa,
kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikaan.
4. Hasil belajar kimia siswa yang diajarkan menggunakan LKS inovatif pada materi
Reaksi Reduksi dan Oksidasi lebih tinggi daripada hasil belajar kimia siswa yang
diajarkan dengan LKS yang sudah ada.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka penulis
menyarankan hal-hal berikut :
Bagi guru dan calon guru, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan LKS inovatif
dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, khususnya mata pelajaran kimia. Selain itu juga, bagi guru dan calon guru penting
untuk memeriksa isi, bahasa, penyajian dan kegrafikaan dari buku atau LKS yang akan
digunakan siswa sehingga tidak terdapat kesalahpahaman konsep dan materi yang belum
lengkap.

67

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2013), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Assriyanto, K., E., Sukardjo, J., S., dan Saputro, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari
Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di SMA N 2 Sukoharjo, Jurnal
Pendidikan Kimia 3(3): 89-97.
Dewantari, A., Ashadi, dan Sugiharto, (2013), Studi Komparasi Penggunaan Macromedia
Flash dan Worksheet Dalam Pembelajaran Kooperatif Metode Learning Cycle 5E
Pada Materi Pokok Koloid Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Surakarta, Jurnal
Pendidikan Kimia 2(4): 142-150.
Dhari, HM, dan Haryono, AP., (1988), Perangkat Pembelajaran, Depdikbud, Malang.
Gafur, A., (2012), Desain Pembelajaran: Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran, Ombak, Yogyakarta.
Hamdani., (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia, Medan.
Hariyati, E., Mardiyana; Budi ,U., (2013), Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Assisted Individualization (TAI) Dan Problem Based Learning (PBL) Pada
Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Multiple Intelligences Siswa SMP
Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika, Vol 1 No 7: 723.
Heryawanti, E.P., (2013), Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Kooperatif
Sebagai Inovasi Bahan Ajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Geografi Kelas X SMA Negeri 3 Temanggung, Skripsi, FIS, UNS, Semarang.
Hutagalung, Renata., (2014), Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Larutan Elektrolit
Nonelektrolit Inovatif Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem
Based Learning, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Istarani., (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Penerbit Media Persada, Medan.
Johari, J.M.C., (2006), Kimia SMA dan MA untuk Kelas X, Penerbit Esis, Jakarta.
Marpaung, M., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) Menggunakan Media Powepoint Pada Pokok Bahasan
Struktur Atom Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA,
Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.
Ngalimun., (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Penerbit Aswaja Pressindo,
Banjarmasin.
Prastowo., (2010), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, UNY Press, Yogyakarta.
Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5
Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia 3(3): 40-48.
Purnamasari, Fitri., (2014) Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Dengan pendekatan Scientific Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok
Bahasan Reaksi Redoks, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

68

Purnamawati, H., Ashadi., dan Susilowati, E., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dengan Media Kartu Dan Ular
Tangga Ditinjau Dari Kemampuan Analisis Siswa Terhadap Prestasi belajar Siswa
Pada Materi Pokok Reaksi Redoks Kelas X Semester 2 SMA Muhammadiyah 1
KarangAnyar Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3(4):100108.
Rosida, Ratna T., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada
Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau dari Aktivitas Dan Hasil Belajar
Siswa Kelas X Ipa Sma Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal
Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Hal. 66-75, Program Studi
Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.
Rostianingrum, Hertina A., (2011), Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia Pada Topik
Indikator Asam Basa Alami Yang Layak Diterapkan Di SMA, Skripsi, FMIPA, UPI,
Bandung.
Sa’ud., (2009), Inovasi Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Silitonga, Pasar Maulim., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
UNIMED, Medan.
Silitonga, P., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Universitas Negeri Medan,
Medan.
Sudarmo, Unggul., (2013), Buku Kimia SMA/MA Kelas X Berbasis Kurikulum 2013,
Erlangga, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Unimed Press, Medan.
Suryosubroto, B., (2010), Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan, Rhineka Cipta,
Jakarta.
Tanjung, F., (2013), Strategi Belajar Mengajar, UNIMED, Medan.
Trianto., (2011), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi
Pustaka, Jakarta .
Trianto., (2013), Model Pembelajaran Terpadu, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Widoretno, Puranti., (2014), Pengembangan LKS dengan Pembelajaran Berbasis Masalah
pada Materi Diagram Gaya Normal, Gaya Lintang, dan Momen di Kelas X TGB 1
SMK Negeri 1 Sidoarjo, Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan (JKPTB), Vol. 3
No. 1 Tahun 2014 Hal. 44-49, Program Studi Pendidikan Teknik Sipil Universitas
Negeri Surabaya.
Wijayanti, Dian., (2015), Pengembangan Media Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis
Hierarki Konsep Untuk Pembelajaran Kimia Kelas X Pokok Bahasan Pereaksi
Pembatas, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 Hal. 15-22,
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret.