PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SMA BERBASIS LEARNING CYCLE UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA TERHADAP KONSEP BIOLOGI.

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SMA BERBASIS LEARNING CYCLE UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA TERHADAP KONSEP SISTEM

EKSKRESI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

WIESYE ANANING HASTAMI NIM. 8126174021

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Wiesye Ananing Hastami. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) SMA Berbasis Learning Cycle untuk mengatasi Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Biologi. Tesis. Medan: Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan, September 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan LKS berbasis learning cycle yang

layak dan memenuhi syarat sebagai LKS yang baik: (2) mengetahui keefektivan LKS berbasis

learning cycle dalam mengatasi miskonsepsi. Jenis penelitian ini adalah penelitian

pengembangan yang menggunakan model pengembangan produk Borg dan Gall yang dipadu dengan model desain pembelajaran Dick dan Carey. Hasil ini menunjukkan; (1) hasil validasi ahli materi pembelajaran biologi berada pada kategori sangat layak (86,09%), (2) hasil validasi ahli rancangan pembelajaran berada pada kategori sangat layak (86,02%), (3) hasil validasi ahli desain tampilan LKS berada pada kategori sangat layak (88,06%), (4) uji coba guru biologi berada pada kategori sangat layak (86,43), (5) uji coba perorangan berada pada kategori sangat layak (88,57%), (6) uji kelompok kecil berada pada kategori sangat layak (88,85%) dan uji coba kelompok terbatas berada pada kategori sangat layak 88,94%. Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menggunakan LKS berbasis learning cycle dengan pemahaman konsep yang diajarkan

dengan menggunakan LKS konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengolahan data diperoleh thitung =10,51>ttabel=1,67, dengan dk=(n1+n2-2) dengan taraf signifikansi α=0,05. Berdasarkan hasil data maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan LKS berbasis learning cycle lebih efektif (79,77%) dibanding dengan pembelajaran menggunakan

LKS konvensional (63,38%).


(6)

ABSTRACT

Wiesye Ananing Hastami. The Development of students worksheet based learning cycle of senior high school to overcoming misconceptions in biology concept. Medan: Postgraduate Program State University of Medan, September 2015.

This study aims to: (1) generate decent worksheet to use, easy to learn and can be used for leaners individual learning, (2) to determine the effectiveness of the developed worksheet based learning cycle to overcoming misconceptions. This research is the development of a research model product development Borg and Gall combined with a model of Dick and Carey instructional design. The result showed: (1) subject matter expert test are very well qualifications (86,09%), (2) test of instructional design expert are in very well qualifications (86,02%), (3) test of worksheet design expert is in very well qualifications (88,06%), (4) biology teacher are in in very well qualifications (86,43%), (5) individual trials are in very well qualifications (88,57%), (6) small group trials are in very well qualifications (88,85%), (7) test confined field trial sare in very well qualifications (88,94%). The test result proved the hypothesis that there are significant differences between students learning outcomes learn using worksheet based learning cycle with student learning outcomes to learn using conventional worksheet. This indicated by the value processing obtained thitung=10,51>ttabel=1,67, with dk=(n1+n2-2) at significant level α = 0,05. It was concluded that the learning outcomes of students using worksheet based learning cycle by 79,77% higher than the group of students using the convensional worksheet of 63,38%.


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) SMA Berbasis Learning Cycle Untuk Mengatasi Miskonsepsi Siswa Terhadap Konsep Sistem Ekskresi” dengan baik. Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan khususnya kepada Prof. Herbert Sipahutar, M.Si dan Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, selaku dosen pembimbing, yang tulus dan penuh perhatian memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan waktunya kepada penulis sejak awal penulisan sampai penyelesaian tesis ini. Kepada ketiga narasumber yaitu Dr. Mufti Sudibiyo, M.Si, M.Pd, Dr. Hasruddin, M. Pd dan Dr. Syahmi Edi, M.Si yang telah memberikan masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta seluruh bapak dan ibu dosen dengan tulus ikhlas telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Unimed. Pada kesempatan kali ini juga penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:


(8)

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd

3. Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Dr. Hasruddin, M.Pd, yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tesis.

4. Drs. Hudson Sidabutar, M.Si selaku validator instrumen pretes dan tes pemahaman konsep siswa terhadap konsep sistem ekskresi manusia.

5. Kepala SMA Negeri 1 Sunggal, Drs. Ramli Siregar, M.Si dan kepada guru bidang studi Biologi SMA Negeri 1 Sunggal: ibu Asnah, S.Pd, M.Si dan Elvi Julisnida Daulay, S.Pd, M.Si yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

6. Suami tercinta H. Martono, S.Pd, MM dengan penuh perhatian telah mendukung dengan sabar serta memberikan doa kepada penulis, ayahanda Ilyono dan ibunda Ida Sari serta abangnda Beneluwih Prakasha, S.Pt dan kakanda Yayi Sumiratih, A.Md yang turut memberikan doa kepada penulis.

7. Teman terdekat Putri Handayani Sitompul, S.Pd, Fitri Chaniago, S.Pd dan Lily Prihatin, M.Pd

8. Teman-teman angkatan XXII khususnya kelas B Program Studi Pendidikan Biologi.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan tesis ini.


(9)

Kiranya tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir bagi pembaca, khususnya dalam dunia pendidikan.

Medan, November 2015 Penulis

Wiesye Ananing Hastami NIM. 126174021


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Batasan Masalah ... 5

1.4. Rumusan Masalah ... 6

1.5. Tujuan Penelitian ... 6

1.6. Manfaat Penelitian ... 7

... BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ... 8

2.1. Hakikat Penelitian Pengembangan ... 8

2.1.1. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan... 9

2.2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 12

2.2.1. Learning Cycle ... 13

2.3. Komponen LKS ... 17

2.4. LKS Berbasis Learning Cycle ... 19

2.5. Penggunaan LKS dalam Pembelajaran ... 19

2.6. Keunggulan dan Kelemahan LKS ... 20

2.7. Miskonsepsi dan Pola Penalaran ... 21

2.8. Miskonsepsi pada Materi Biologi... 22

2.9. Cara Mengatasi miskonsepsi. ... 23

2.10. Penelitian yang relevan ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.2. Model Pengembangan ... 26

3.3.1. Desain Uji Coba ... 27

3.3.2. Subjek Uji Cob ... 27

3.3.3. Teknik Analisis Data ... 27

3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 28

3.4.1. Tes Miskonseps ... 28

3.4.2. Angket A ... 29

3.4.3. Angket B... 29

3.4.4. Angket C... 30

3.5. Prosedur Penelitian ... 30

3.5.1. Tahap Penelitian Pendahulua ... 30

3.5.2. Tahap Pengembangan Draft awal Produk ... 31

3.5.3. Tahap Pelaksanaan ... 31


(11)

3.5.5. Analisis Data ... 40

3.5.6. Menarik Kesimpulan Dari Hasil Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1. Deskripsi produk awal ... 42

4.1.1. Hasil Pemetaan Miskonsepsi siswa ... 42

4.1.2. Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) oleh Tim Ahli ... 44

4.2. Revisi Produk ... 56

4.2.1. Revisi Pertama ... 56

4.2.2. Revisi kedu... 57

4.2.3. Revisi ketig ... 58

4.2.4. Revisi keempat ... 58

4.2.5. Revisi Kelima... 59

4.3. Hasil Uji Efektifitas Produk ... 60

4.3.1. Deskripsi Hasil Belajar siswa ... 64

4.3.2. Uji Hipotesis ... 66

4.3.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

4.3.4. Pembahasan Hasil Penelitian Pengembangan Produk ... 66

4.4. Pembahasan Penelitian Uji Keefektifan Produk ... 73

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 82

5.1. Kesimpulan ... 82

5.2. Implikasi ... 81

5.3. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Daftar Konsep dan Pertanyaan Sistem Ekskresi Manusia 30

Tabel 3.2.Desain Penelitian Analisis Uji t 35

Tabel 3.3.Kriteria Kelayakan LKS 39

Tabel 3.4.Effektivitas LKS 41

Tabel 4.1. Data Hasil Penilaian oleh Ahli Materi Pembelajaran Biologi 46 Tabel 4.2. Data Hasil Penilaian oleh Ahli Rancangan Pembelajaran 47 Tabel 4.3. Data Hasil Penilaian oleh Ahli Desain Tampilan LKS

Data Hasil Penilaian 48

Tabel 4.4. Data Hasil Penilaian terhadap LKS berbasis learning cycle oleh guru bidang studi biologi

SMA Negeri 1 Sunggal 49

Tabel 4.5. Data Hasil Penilaian Uji Coba Perorangan terhadap LKS

berbasis learning cycle 50

Tabel 4.6. Uji Coba Kelompok Kecil terhadap LKS

berbasis learning cycle 52

Tabel 4.7. Data Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Terbatas terhadap

LKS berbasis learning cycle 53

Tabel 4.8. Data Hasil Penilaian Siswa Uji Lapangan 54 Tabel 4.9.Data Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol 60

Tabel 4.10.Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 61

Tabel 4.11.Uji Normalitas Data 62

Tabel 4.12. Uji Homogenitas Data Pretes 63 Tabel 4.13.Uji Homogenitas Data Postes 63 Tabel 4.14.Rangkuman Perhitungan Uji Hipotesis (Uji t) 66


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall 10 Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Pengembangan LKS berbasis learning

Cycle diadaptasi dari model Dick & Carey (1985)

dan model Borg&Gall(1983) 33

Gambar 3.2. Prosedur Penelitian Analisis Uji t 34

Gambar 4.1 Diagram Data Hasil Penilaian Uji coba Perorangan 51

Gambar 4.2. Diagram Data Hasil Penilaian Uji coba Kelompok kecil 52

Gambar 4.3. Diagram Data Hasil Penilaian Uji coba Kelompok Terbatas 54

Gambar 4.4. Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen (LKS berbasis learning cycle) dengan Kelas Kontrol (LKS konvensional) 62


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Angket Tanggapan/ Penilaian Ahli Materi Pembelajaran 89 Biologi

Lampiran 2. Angket Tanggapan untuk Ahli Rancangan Pembelajaran 94 Lampiran 3. Angket Tanggapan untuk Ahli Desain Tampilan LKS 101 Lampiran 4. Angket Uji Coba Lapangan untuk Guru Biologi 106 Lampiran 5. Angket Uji Coba Lapangan untuk Siswa 108 Lampiran 6. Soal Pemahaman Konsep Siswa terhadap Sistem

Ekskresi Manusia 110

Lampiran 7. Rubrik Soal Miskonsepsi Sistem Ekskresi pada Manusia 112

Lampiran 8.Validitas Butir Soal 119

Lampiran 9.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 121 Lampiran 10. Data Hasil Pemetaan Miskonsepsi Sistem Ekskresi Manusia

di SMA Negeri 1 Sunggal 124

Lampiran 11. Data Hasil Kajian dari Ahli Materi Biologi 125 Lampiran 12. Data Hasil Kajian dari ahli Rancangan Pembelajaran 127 Lampiran 13. Data Hasil Kajian dari Ahli Desain Tampilan LKS 129 Lampiran 14. Data Hasil Penilaian oleh Guru Bidang Studi Biologi SMA

Negeri 1 Sunggal 130

Lampiran 15a. Data Hasil Penilaian Uji Coba Perorangan terhadap LKS Berbasis Learning Cycle untuk mengatasi Miskonsepsi

Siswa terhadap Konsep Biologi 131


(15)

Penilaian 132 Lampiran 16a. Data hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil terhadap

LKS berbasis Learning Cycle 133

Lampiran 16b. Data Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Kecil

per Komponen Penilaian. 134 Lampiran 17a. Data Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Terbatas terhadap

LKS berbasis learning cycle 136

Lampiran 18. Data Pretes dan Postes 138

Lampiran 19. Uji Normalitas SPSS 140

Lampiran 20. Rata-rata dan Standar Deviasi dari Data Hasil Belajar 142


(16)

1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Siswa sebagai sumber daya manusia dalam pembelajaran, dipersiapkan untuk memiliki kemampuan penalaran yang tinggi, dengan memiliki pemahaman konsep yang benar. Pemahaman konsep yang benar adalah hal mutlak yang harus dimiliki siswa. Sebagaimana dinyatakan oleh Salpeter (2001:54) bahwa diabad 21 ini kemampuan belajar, berpikir kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan masalah sangat diperlukan dalam kehidupan siswa kelak.

Salah satu penyebab masih rendahnya mutu pendidikan hingga saat ini adalah adanya miskonsepsi siswa (Ansori, 2010:15). Selanjutnya menurut Qarareh (2012:18) menyatakan bahwa miskonsepsi merupakan salah satu masalah dalam dunia pendidikan, bila miskonsepsi tidak diatasi akan menjadi masalah yang serius. Konsep awal yang diperoleh siswa hendaknya tidak mengalami kesalahan, bila kesalahan tersebut tidak diperbaiki maka nantinya akan dibawa pada tingkat pendidikan selanjutnya.

Sebagai studi awal, penulis melakukan penelitian pemahaman konsep siswa terhadap sistem ekskresi manusia, pada siswa SMA Negeri 1 Sunggal terdapat miskonsepsi siswa tentang konsep sistem ekskresi manusia sebesar 57,50 % yaitu konsep pembentukan urin sedangkan pada konsep zat yang dihasilkan organ ekskresi sebesar 86,25% bahkan secara umum, ketika dilakukan wawancara pada beberapa siswa, mereka belum memahami konsep dasar ekskresi. Biasanya miskonsepsi terjadi karena konsep-konsep biologi yang bersifat abstrak dan sulit


(17)

2

dipahami oleh guru dan siswa. Kinfield (1991:27) menyatakan bahwa siswa sering mengalami miskonsepsi dalam pembelajaran yang berhubungan dengan struktur dan fungsi kromosom. Dikmenli (2009:82) menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan memahami konsep pembelahan sel terutama berhubungan meiosis daripada mitosis karena konsep bersifat abstrak sehingga siswa bingung pada tahapan proses pembelahan sel dan peristiwa yang terjadi pada tahap ini. Lebih lanjut Wulandari (2013:39) menyatakan tanpa pemahaman konsep tentang struktur dan fungsi sel serta metabolismenya akan mempersulit siswa untuk memvisualisasi proses seluler yang abstrak seperti pada sistem ekskresi manusia. Siswa cenderung salah mentransformasi pemahamannya tentang konsep yang bersifat bertahap seperti bagaimana proses terbentuknya urin pada sistem ekskresi (Purba, 2011:56). Seperti yang dijelaskan oleh Hoese (2007:63) bahwa siswa cenderung mengalami miskonsepsi pada saat menjelaskan tahapan fisiologi seperti respirasi, ekskresi, fotosintesis, fertilisasi. Pada tahap ini, siswa menjelaskan proses yang membutuhkan pemahaman konsep yang benar.

Miskonsepsi dapat menjadi penghalang dalam memahami materi-materi biologi. Banyak konsep-konsep dalam biologi saling berhubungan dan merupakan kunci untuk memahami konsep lain (Tekkaya, 2002:82). Sebagai contoh, tanpa pemahaman sistem peradaran darah, maka konsep mengenai sistem respirasi, sistem ekskresi dan sistem kekebalan tubuh akan sulit dipahami.

Pentingnya mengatasi miskonsepsi sehingga diperlukan teknik/ cara inovatif. Untuk menyelesaikannya telah banyak dipublikasikan diantaranya


(18)

3

dalam mengatasi miskonsepsi, Sumarni (2010:117) meneliti mengenai penggunaan learning cycle dalam meminimalisasi miskonsepsi mahasiswa. Deshmukh (2008:77) menyatakan bahwa metode konvensional yang cenderung digunakan oleh guru pada umumnya tidak mampu mengatasi miskonsepsi siswa sehingga dibutuhkan suatu teknik yang inovatif yang dapat mengatasi miskonsepsi.

Salah satu cara inovatif untuk mengatasi miskonsepsi adalah pembelajaran bermakna berupa siklus dan secara bertahap yaitu learning cycle. Berdasarkan hasil penelitian Turkmen (2007:120) miskonsepsi bisa diatasi bila siswa dibelajarkan dengan menggunakan learning cycle. Studi ini menunjukkan bahwa siswa memahami konsep difusi sebesar 94% dibandingkan dengan pemahaman siswa tentang difusi sebesar 58% yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran tradisional. Hal senada diungkapkan oleh Deshmukh (2008:112) bahwa learning cycle merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi miskonsepsi siswa terhadap konsep biologi.

Berdasarkan observasi di lapangan, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan berisi latihan soal atau review dari bahan ajar setiap topik. Bentuknya berupa pertanyaan-pertanyaan dari setiap ringkasan pokok bahasan yang mana jawaban soal dapat dijawab langsung oleh siswa sehingga kurang melatih siswa untuk berpikir dalam mengembangkan potensi intelektual yang dimilikinya. LKS tersebut kurang melatih siswa memahami konsep, sebaliknya hanya berupa latihan soal. LKS tersebut jauh berbeda dengan ketentuan lembar kerja siswa sesungguhnya. Menurut Suyanto (2011:17) di lapangan beredar banyak sekali


(19)

4

LKS. LKS tersebut umumnya berisi latihan soal atau review dari bahan ajar setiap topik. Bentuknya berupa pertanyaan-pertanyaan yang merupakan evaluation sheet atau lembar penilaian. Sehingga siswa mampu menjawab soal dari LKS tersebut tanpa membutuhkan buku tambahan sebagai literatur.

Berdasarkan hasil penelitian Indriyani (2013:23) pengembangan LKS

berbasis learning Cycle 7E dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap

konsep fisika. Hal senada hasil penelitian Sumarni (2010:83) bahwa learning

cycle dapat mengatasi miskonsepsi mahasiswa pada materi struktur molekul. Hal

ini tentunya dapat diharapkan memperoleh hasil yang baik bila diterapkan pada konsep biologi. Pengembangan LKS bermakna seperti LKS berbasis learning

cycle diharapkan dapat mengatasi miskonsepsi siswa. Karena learning cycle

adalah suatu metode yang memiliki siklus sehingga proses pembelajaran yang diberikan secara berkala dapat memperbaiki pemahaman siswa terhadap suatu konsep.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, menurut penulis perlu mewujudkan ketersediaan LKS berbasis learning cycle dalam mengatasi miskonsepsi pada konsep biologi.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di lapangan, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penyususnan LKS berbasis learning cycle untuk SMA adalah sebagai berikut:


(20)

5

2. Miskonsepsi siswa merupakan salah satu penyebab rendahnya pendidikan saat ini.

3. Pentingnya mengatasi miskonsepsi siswa, karena bila tidak diatasi maka akan menjadi masalah pada konsep berikutnya.

4. Terdapat miskonsepsi siswa pada konsep sistem ekskresi manusia di SMA Negeri 1 Sungal.

5. Siswa cenderung salah mentransformasi pemahamannya tentang konsep yang bersifat abstrak seperti pembentukan urin pada sistem ekskresi manusia

6. Metode konvensional cenderung tidak mengatasi miskonsepsi siswa. 7. Lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan di SMA Negeri 1 Sunggal

merupakan LKS yang berisi latihan soal atau review dari bahan ajar setiap topik.

8. Lembar kerja siswa (LKS) konvensional kurang melatih siswa memahami konsep.

9. Ketersediaan lembar kerja siswa (LKS) berbasis learning cycle masih sangat terbatas.

1.3.Batasan Masalah

Permasalahan miskonsepsi siswa terhadap konsep sistem ekskresi manusia yang ditemukan di lapangan merupakan salah satu masalah yang harus diatasi. Kesulitan siswa dalam memahami konsep yang bersifat abstrak, sehingga dibutuhkan media ajar berupa lembar kerja siswa berbasis learning cycle untuk


(21)

6

mengatasi miskonsepsi siswa. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi agar memberikan arah yang tepat, yaitu

1. LKS berbasis learning cycle dikembangkan pada pembelajaran biologi yaitu konsep sistem ekskresi manusia.

2. Validasi media ajar berupa LKS berbasis learning cycle dilakukan oleh ahli materi biologi, ahli rancangan pembelajaran dan ahli desain LKS. Sedangkan uji coba lapangan terdiri atas uji coba perorangan, kelompok kecil dan kelompok lapangan terbatas, serta divalidasi oleh guru biologi.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, maka masalah penelitian pengembangan ini, dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan lembar kerja siswa (LKS) berbasis learning cycle untuk mengatasi miskonsepsi siswa terhadap konsep biologi?

2. Bagaimana keefektifan lembar kerja siswa (LKS) SMA berbasis learning

cycle untuk mengatasi miskonsepsi siswa terhadap konsep biologi?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Untuk menentukan kelayakan LKS berbasis learning cycle pada materi sistem ekskresi pada manusia.

2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan produk LKS berbasis learning


(22)

7

1.6.Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat; (1) sebagai salah satu cara alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan pengembangan media ajar berupa LKS berbasis learning cycle pada pembelajaran biologi untuk materi sistem ekskresi. (2) memberikan alternatif penuntun bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis

learning cycle. (3) salah satu alternatif dalam mendukung mengatasi

miskonsepsi pada materi sistem ekskresi (4) sumbangan pemikiran dan referensi bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengembangkan LKS berbasis

learning cycle dalam mengatasi miskonsepssi siswa.

Manfaat secara praktis dari penelitian ini adalah media ajar yang dikembangkan dapat digunakan sebagai salah satu solusi dalam mengatasi miskonsepsi siswa yaitu media ajar LKS berbasis learning cycle.


(23)

82

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

1.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka diperoleh kesimpulan,bahwa :

1. Produk akhir lembar kerja siswa ini dinilai sangat layak sebagai bahan pendukung pembelajaran biologi. Hal ini didukung oleh hasil validasi ahli materi pembelajaran biologi yang menunjukkan persentase penilaian sebesar 86,08% dengan kategori sangat layak, hasil validasi ahli rancangan pembelajaran menunjukkan persentase sebesar 86,02% dengan kategori sangat layak dan hasil validasi ahli desain tampilan LKS dengan persentase 88,06% dengan kategori sangat layak. Sedangkan pada uji coba kelompok terbatas pada siswa kelas XII IPA menunjukkan persentase sebesar 88,94% dengan kategori sangat layak. Dengan demikian penilaian terhadap LKS yang dikembangkan secara keseluruhan menunjukkan rata-rata persentase 86,38% dengan kategori sangat layak, sehingga dapat diterima dan sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Produk LKS berbasis learning cycle dinilai effektif sebagai bahan bacaan untuk mengatasi miskonsepsi siswa pada konsep biologi. Hal ini didukung oleh meningkatnya pemahaman siswa terhadap konsep sistem ekskresi


(24)

83

keefektifan penggunaan LKS sebesar 79,78% dan keefektifan penggunaan LKS konvensional sebesar 63,38%.

1.2.Implikasi

Dampak yang didapatkan dari penelitian ini sangat positif baik terhadap siswa, pendidik maupun peneliti karena penelitian ini memperjelas cakupan permasalahan miskonsepsi siswa tentang konsep sistem ekskresi manusia dan mempermudah komunikasi antara siswa dengan guru mengenai konsep tersebut karena LKS ini efektif meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang konsep sistem ekskresi manusia.

Sedangkan bagi siswa akan memberikan persiapan dalam pelaksanaan pembelajaran secara mandiri, memberikan kesempatan mengembangkan pengetahuan dan kreatifitasnya sebagai usaha mendalami materi sistem ekskresi manusia yang diberikan sehingga siswa akan lebih memahami konsep secara maksimal.

1.3. Saran

Berdasarkan proses pengembangan yang telah ditempuh, hasil uji coba, dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis mengajukan beberapa saran dalam pengembangan LKS berbasis learning cycle, sebagai berikut!

1. LKS ini disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan juga melalui pengujian oleh para ahli. Oleh karena itu LKS ini diharapkan dapat dicetak dan dipergunakan sebagai bahan ajar mendukung peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep sistem ekskresi manusia dan siswa mampu mengaitkan pembelajaran yang diperoleh dalam kehidupan nyata sehingga tidak hanya


(25)

84

memperoleh nilai yang memuaskan dalam proses pembelajaran di kelas tetapi siswa juga mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupannya.

2. Untuk pemahaman yang lebih mendalam lagi perlu dikembangkan produk LKS berbasis learning cycle yang cakupannya lebih luas lagi.

3. Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut dari produk bahan ajar ini, perlu dilakukan penerapan dalam proses pembelajaran di kelas dan melibatkan guru sebagai fasilitator dalam penyampaian bahan ajar tersebut.


(26)

85

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ansori, A. Z. 2010. Miskonsepsi dalam pembelajaran Sains di Madrasah Ibtidaiyah.

Jurnal Ilmu Pendidikan (Online), (http//www.file.upi/Direktori, diakses 2 Februari 2014).

Berg,V.D.1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: Universitas Kristen

Satya Kencana

Borg, R.W. & Gall, M.D. 1987. Educational Research An Introduction. NewYork

and London. Longman Inc.

Cahyono, AN. & Asikin, M. 2004. Penelitian Pengembangan dalam Bidang

Pendidikan R&D. Makalah disajikan dalam Sekolah Riset FMIPA UNNES.

Collette, A. T. & Chiappetta, E.L. 1995. Science Instruction in the Middle and

Secondary School. Newyork: Macmillan Publishing Company.

Dahar, R. W. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Darmodjo, H. & Kaligis, J. R.E. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif.

Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas.

Desmukh, D.N. 2008. A Study of students’Misconceptions in Biology at the Secondary School Level. (online). (http//www.hbcse.tifr.res.in, diakses 11 November 2013)

Dick, W., Carey, L., Carey, J.O.2001. The Systematic Design of Instruction (Sixth

Edition). New York: Longman.

Dikmenli, M. 2009. Misconception of Cell Division Held by Student Teachers in

Biology: A Drawing Analysis Scientific Research and Essays. Academic

Journals, 5: 235-247

Elsekarft. 2003. Expanding the Model: A proposed 7E model Emphasizes “Transfer

of Learning” and the Impotance of Elicting Prior Understanding. Journal the

Science Teacher,70:58-59.

Hoese, W.J., S.E. Drawing Out Misconceptions. Assessing Student Mental Models in Biology. (Online). (http//www. Bioliteracy.colorado.edu, diakses 10 Desember 2013)


(27)

86

Indriyani, I. R. 2013. Pengembangan Lks Fisika berbasis Siklus Belajar (Learning

Cycle 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektomagnetik. Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan.

Kaynar, D., Tekkaya,C., Cakiroglu, J. 2009. “Effectiveness of 5E Learning Cycle Instruction On Students’Achievement In Cell Concept And Scientific

EEpistemological Beliefs”. Journal of Education. 37(2009), 96-105. Diakses

26 September 2012.

Kinfield, A. C. H.1991. Confusing Chromosome Number and Structure: A Common

Student Error. Journal of Biological Education, 25:193-200.

Lawson, A.e. 1988. Three Types of Learning Cycles. A Better Way to Teach Science. Makalah disajikan pada Annual Convention of National Association for Research in Science Teaching, Lake Ozark, MO.

Lorsbach, A.W. 2001. The Learning Cycle as a tool for Planning Science Instruction.

Illinois State University.

http://www.coe.ilstu.edu/scienceed/lordbsch/257lrcy.htm Diakses 24

September 2012.

Juntunen, M. 2013. Life Cycle Analysis and Inquiry based Learning in Chemistry

Teaching. Journal Science Education International, 24: 150-166.

Manalu, K. 2010. Pengaruh Alat Visualisasi (Gambar Diam & Animasi) terhadap

Miskonsepsi, Hasil Belajar dan Persepsi Siswa pada pembelajaran Biologi. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Murniati. 2013. Penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) untuk

mengatasi miskonsepsi siswa SMP pada materi fotosinteisis. Jurnal Sains,1:

5-8.

Odom, A.L. 1993. Action Potentials & Biology textbooks: Accurate, Misconceptions or Avoidance. The American Biology Teacher, 55: 468-472.

Ozmen, H., Yildirim, N. 2005. “Effect of Work Sheet on Student’s Success: Acids

And Bases Sample”. Journal of Turkosh Science Education, Volume 2,

Nomor 2, November 2005.

Panggabean, H.N. 2011. Analisis Miskonsepsi siswa dan guru Biologi tentang Materi

Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA se-Kecamatan Medan Helvetia. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan


(28)

87

Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif .Yogyakarta:

Diva Press

Purba, Y.D. 2011. Analisis Miskonsepsi Siswa dan Guru Biologi tentang Materi

Sistem Respirasi dan Ekskresi pada SMA Negeri Se-Kabupaten Labuhan batu.

Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Purniati,T. 2009. Penerapan model siklus belajar (learning cycle) untuk

meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa pada kapita selekta

Matematika. Jurnal Sains , 9 : 30-33.1.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung:Rosda

Qarareh, A. 2012. The Effect of Using the Learning Cycle Method in Teaching Science on the Educational Achievement of the Sixth Graders. International Journal Education Science, 4:123-132

Rabithah. 2011. Analisis Miskonsepsi Siswa terhadap Sistem Peredaran Darah

Manusia di kelas X SMA swasta SubRayon 04 Medan. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Rahmat, A. 2007. Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran.

Disajikan dalam Workshop Penelitian Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran di LPTK oleh Universitas Muhammadiyah. Jakarta. FPMIPA UPI Bandung.

Richey,R & C.Klein.2007. Design and Development Reseach. London:Lawrence

Erlbaum Associates. Inc.

Rohaeti, E .,Endang, WLFX., Tutuk P, Regina. 2006. Pengembangan Lembar Kerja

Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX. Artikel Penelitian. Yogyakarta: UNY Yogyakarta.

Salpeter. 2001. Century Skill: Have Student Ready. (Online). (http:// www.21st

Century Skill. Org, diakses 26 February 2014)

Science Curriculum Improvement Study. 1974. SCIS Teacher’s Handbook Lawrence

Hall of Science. University of California Baerkeley. (Online). (http//www. Delta –education.com, diakses 15 Februari 2014)

Slameto. 1999. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi

Mahasatya.

Staver, J. R. 2007. Teaching Science Artikel. (Online). (Http//www.lbe Unesco. Org/Publications/ Educational Practice Series Pdf/ Practice 17. Pdf, diakses 27 Februari 2014) .


(29)

88

Suartika. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. (Online). (http//www.undiksha.ac.id, diakses 20 Februaru 2014)

Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sumarni, 2010. Penerapan learning cycle Approach sebagai upaya meminimalisasi

miskonsepsi mahasiswa pada materi molekul. Jurnal Pendidikan, 13:69-99.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suparno, P. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Suyanto, S. 2011. Lembar Kerja Siswa (LKS). Disampaikan dalam acara Pembekalan

guru daerah terluar, dan tertinggal Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Tekkaya, C. 2002. Misconception as Barier to Understanding Biology. Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi, 15:84-93

Turkmen, H.Usta.2007. The Role of Learning Cycle Approach Overcoming Misconception in Science. Kastamonu Education Journal.

Utami, B. 2013. Penerapan Siklus Belajar 5E disertai LKS untuk Peningkatan

Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia. (online). Tersedia:

http//www.Uns.ac.id

Wulandari. 2013. Penerapan Strategi PDEODE dalam Mengatasi Miskonsepsi dan

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis pada Botani Tumbuhan Rendah.


(1)

keefektifan penggunaan LKS sebesar 79,78% dan keefektifan penggunaan LKS konvensional sebesar 63,38%.

1.2.Implikasi

Dampak yang didapatkan dari penelitian ini sangat positif baik terhadap siswa, pendidik maupun peneliti karena penelitian ini memperjelas cakupan permasalahan miskonsepsi siswa tentang konsep sistem ekskresi manusia dan mempermudah komunikasi antara siswa dengan guru mengenai konsep tersebut karena LKS ini efektif meningkatkan pemahaman konsep siswa tentang konsep sistem ekskresi manusia.

Sedangkan bagi siswa akan memberikan persiapan dalam pelaksanaan pembelajaran secara mandiri, memberikan kesempatan mengembangkan pengetahuan dan kreatifitasnya sebagai usaha mendalami materi sistem ekskresi manusia yang diberikan sehingga siswa akan lebih memahami konsep secara maksimal.

1.3. Saran

Berdasarkan proses pengembangan yang telah ditempuh, hasil uji coba, dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis mengajukan beberapa saran dalam pengembangan LKS berbasis learning cycle, sebagai berikut!

1. LKS ini disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan juga melalui pengujian oleh para ahli. Oleh karena itu LKS ini diharapkan dapat dicetak dan dipergunakan sebagai bahan ajar mendukung peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep sistem ekskresi manusia dan siswa mampu mengaitkan pembelajaran yang diperoleh dalam kehidupan nyata sehingga tidak hanya


(2)

memperoleh nilai yang memuaskan dalam proses pembelajaran di kelas tetapi siswa juga mampu mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupannya.

2. Untuk pemahaman yang lebih mendalam lagi perlu dikembangkan produk LKS berbasis learning cycle yang cakupannya lebih luas lagi.

3. Untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut dari produk bahan ajar ini, perlu dilakukan penerapan dalam proses pembelajaran di kelas dan melibatkan guru sebagai fasilitator dalam penyampaian bahan ajar tersebut.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ansori, A. Z. 2010. Miskonsepsi dalam pembelajaran Sains di Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Ilmu Pendidikan (Online), (http//www.file.upi/Direktori, diakses 2 Februari 2014).

Berg,V.D.1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Kencana

Borg, R.W. & Gall, M.D. 1987. Educational Research An Introduction. NewYork and London. Longman Inc.

Cahyono, AN. & Asikin, M. 2004. Penelitian Pengembangan dalam Bidang Pendidikan R&D. Makalah disajikan dalam Sekolah Riset FMIPA UNNES. Collette, A. T. & Chiappetta, E.L. 1995. Science Instruction in the Middle and

Secondary School. Newyork: Macmillan Publishing Company.

Dahar, R. W. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Darmodjo, H. & Kaligis, J. R.E. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif.

Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas.

Desmukh, D.N. 2008. A Study of students’Misconceptions in Biology at the Secondary School Level. (online). (http//www.hbcse.tifr.res.in, diakses 11 November 2013)

Dick, W., Carey, L., Carey, J.O.2001. The Systematic Design of Instruction (Sixth Edition). New York: Longman.

Dikmenli, M. 2009. Misconception of Cell Division Held by Student Teachers in Biology: A Drawing Analysis Scientific Research and Essays. Academic Journals, 5: 235-247

Elsekarft. 2003. Expanding the Model: A proposed 7E model Emphasizes “Transfer of Learning” and the Impotance of Elicting Prior Understanding. Journal the Science Teacher,70:58-59.

Hoese, W.J., S.E. Drawing Out Misconceptions. Assessing Student Mental Models in Biology. (Online). (http//www. Bioliteracy.colorado.edu, diakses 10 Desember 2013)


(4)

Indriyani, I. R. 2013. Pengembangan Lks Fisika berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle 7E untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis pada Siswa pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektomagnetik. Tesis tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan.

Kaynar, D., Tekkaya,C., Cakiroglu, J. 2009. “Effectiveness of 5E Learning Cycle Instruction On Students’Achievement In Cell Concept And Scientific EEpistemological Beliefs”. Journal of Education. 37(2009), 96-105. Diakses 26 September 2012.

Kinfield, A. C. H.1991. Confusing Chromosome Number and Structure: A Common Student Error. Journal of Biological Education, 25:193-200.

Lawson, A.e. 1988. Three Types of Learning Cycles. A Better Way to Teach Science. Makalah disajikan pada Annual Convention of National Association for Research in Science Teaching, Lake Ozark, MO.

Lorsbach, A.W. 2001. The Learning Cycle as a tool for Planning Science Instruction. Illinois State University.

http://www.coe.ilstu.edu/scienceed/lordbsch/257lrcy.htm Diakses 24 September 2012.

Juntunen, M. 2013. Life Cycle Analysis and Inquiry based Learning in Chemistry Teaching. Journal Science Education International, 24: 150-166.

Manalu, K. 2010. Pengaruh Alat Visualisasi (Gambar Diam & Animasi) terhadap Miskonsepsi, Hasil Belajar dan Persepsi Siswa pada pembelajaran Biologi. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Murniati. 2013. Penerapan pendekatan contextual teaching and learning (CTL) untuk mengatasi miskonsepsi siswa SMP pada materi fotosinteisis. Jurnal Sains,1: 5-8.

Odom, A.L. 1993. Action Potentials & Biology textbooks: Accurate, Misconceptions or Avoidance. The American Biology Teacher, 55: 468-472.

Ozmen, H., Yildirim, N. 2005. “Effect of Work Sheet on Student’s Success: Acids And Bases Sample”. Journal of Turkosh Science Education, Volume 2, Nomor 2, November 2005.

Panggabean, H.N. 2011. Analisis Miskonsepsi siswa dan guru Biologi tentang Materi Klasifikasi Dunia Hewan pada SMA se-Kecamatan Medan Helvetia. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan


(5)

Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif .Yogyakarta: Diva Press

Purba, Y.D. 2011. Analisis Miskonsepsi Siswa dan Guru Biologi tentang Materi Sistem Respirasi dan Ekskresi pada SMA Negeri Se-Kabupaten Labuhan batu. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Purniati,T. 2009. Penerapan model siklus belajar (learning cycle) untuk

meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa pada kapita selekta Matematika. Jurnal Sains , 9 : 30-33.1.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung:Rosda

Qarareh, A. 2012. The Effect of Using the Learning Cycle Method in Teaching Science on the Educational Achievement of the Sixth Graders. International Journal Education Science, 4:123-132

Rabithah. 2011. Analisis Miskonsepsi Siswa terhadap Sistem Peredaran Darah Manusia di kelas X SMA swasta SubRayon 04 Medan. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Rahmat, A. 2007. Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran.

Disajikan dalam Workshop Penelitian Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Pembelajaran di LPTK oleh Universitas Muhammadiyah. Jakarta. FPMIPA UPI Bandung.

Richey,R & C.Klein.2007. Design and Development Reseach. London:Lawrence Erlbaum Associates. Inc.

Rohaeti, E .,Endang, WLFX., Tutuk P, Regina. 2006. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP Kelas VII, VIII, dan IX. Artikel Penelitian. Yogyakarta: UNY Yogyakarta.

Salpeter. 2001. Century Skill: Have Student Ready. (Online). (http:// www.21st Century Skill. Org, diakses 26 February 2014)

Science Curriculum Improvement Study. 1974. SCIS Teacher’s Handbook Lawrence Hall of Science. University of California Baerkeley. (Online). (http//www. Delta –education.com, diakses 15 Februari 2014)

Slameto. 1999. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Staver, J. R. 2007. Teaching Science Artikel. (Online). (Http//www.lbe Unesco. Org/Publications/ Educational Practice Series Pdf/ Practice 17. Pdf, diakses 27 Februari 2014) .


(6)

Suartika. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. (Online). (http//www.undiksha.ac.id, diakses 20 Februaru 2014) Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sumarni, 2010. Penerapan learning cycle Approach sebagai upaya meminimalisasi miskonsepsi mahasiswa pada materi molekul. Jurnal Pendidikan, 13:69-99. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suparno, P. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.

Suyanto, S. 2011. Lembar Kerja Siswa (LKS). Disampaikan dalam acara Pembekalan guru daerah terluar, dan tertinggal Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Tekkaya, C. 2002. Misconception as Barier to Understanding Biology. Hacettepe Universitesi Egitim Fakultesi Dergisi, 15:84-93

Turkmen, H.Usta.2007. The Role of Learning Cycle Approach Overcoming Misconception in Science. Kastamonu Education Journal.

Utami, B. 2013. Penerapan Siklus Belajar 5E disertai LKS untuk Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Kimia. (online). Tersedia: http//www.Uns.ac.id

Wulandari. 2013. Penerapan Strategi PDEODE dalam Mengatasi Miskonsepsi dan

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis pada Botani Tumbuhan Rendah. (Online). Tersedia: http//www. Uns.ac.id.