PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) INOVATIF BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KONSEP MATERI KIMIA REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI PADA SISWA SMA.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
berkat dan penyertaan-Nya yang senantiasa telah memberikan kesehatan,
kebijaksanaan dan hikmat kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang telah direncanakan.
Skripsi dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Inovatif Berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Konsep Materi Kimia Reaksi Oksidasi dan Reduksi pada Siswa SMA”
disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Kimia di
Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarnya
kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak memberikan banyak ilmu, saran dan arahan dalam penyusunan
skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lisnawaty
Simatupang, S.Si, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik selama penulis
menjalani perkuliahan di Unimed yang juga telah memberikan banyak arahan
untuk kelancaran kelangsungan perkuliahan penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. Wesly Hutabarat, M.Sc, Bapak Dr. Zainuddin
Muchtar, M.Si dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah

banyak memberikan saran, kritikan dan nasihat kepada penulis sebagai bahan
perbaikan untuk melengkapi skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku validator LKS
dan Instrumen test untuk kelengkapan skripsi ini. Serta ucapan terima kasih yang
sebesarnya penulis sampaikan kepada kepala SMA Negeri 2 Balige Bapak Aldon
Samosir, S.Pd, juga kepada Ibu Lamtiur Hutabarat, selaku guru bidang studi
Kimia di SMA Negeri 2 Balige, Bapak Drs. Hasan Lumban Tobing, M.Si dan Ibu
Dra. Lisbet Tampubolon, M.Si, selaku guru bidang studi Kimia di SMA Negeri 3
Medan serta kepada Ibu Helfrida Sinaga, S.Pd, selaku guru bidang studi Kimia di
SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang telah banyak memberi dukungan dan nasehat
selama proses penelitian. Dan ucapan terima kasih yang teristimewa disampaikan

v

kepada kedua orang tua penulis yang sangat dicintai dan yang luar biasa Bapak
Monang Pasaribu dan Ibu Ganti Ompusunggu, terima kasih untuk kasih sayang
dan jerih payah yang telah diberikan selama ini dan atas dukungan moral dan
materil yang tiada taranya sehingga pada akhirnya penulis dapat sampai dalam
tahap penyusunan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Kakak, Abang dan Adik tercinta John Aris Pasaribu, Luchy Herdianti Pasaribu,

Rut Sahanaya Pasaribu, Bona Tua Parsaoran Pasaribu dan Yohannes Pasaribu
yang senantiasa memberi dukungan doa, semangat selama penulis menyusun
skripsi ini. Tidak lupa untuk sahabat penulis Teresa Sirait, Sary Marchella
Sitompul, Trisna Simanullang, Noven Simanjuntak, Marthin Zega, Zenetta Sinaga
dan seluruhnya teman-teman seperjuangan mahasiswa kelas Kimia Dik B
angkatan 2011 dan teman-teman seangkatan 2011 yang lainnya, terima kasih buat
segala dukungan dan partisipasi dalam penyusunan skripsi ini serta kenangan
yang tak akan pernah terlupakan. Terimakasih juga buat keluarga kedua di Medan,
IKBKK (Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia) Unimed yang telah menjadi
tempat bertumbuh yang baik. Semoga ikatan ini menjadi berkat bagi orang lain.
Terimakasih kepada rekan-rekan PPL-T di SMA Swasta HKBP Girsang
Sipanganbolon atas doa, motivasi dan telah menjadi tempat bertukar pikiran
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya melengkapi skripsi ini dengan usaha yang
maksimal, namun penulis tetap berharap untuk kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Terkahir penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan banyak pengetahuan kepada para
pembaca.
Medan,


Juni 2015

Penulis,

Marianna E Pasaribu
NIM. 4113131041

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Halaman
i

Riwayat Hidup

ii


Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x


Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1.

Latar Belakang Masalah

1

1.2.

Identifikasi Masalah

5


1.3.

Batasan Masalah

5

1.4.

Rumusan Masalah

5

1.5.

Tujuan Penelitian

6

1.6.


Manfaat Penelitian

7

1.7.

Defenisi Operasional

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

8

2.1.

Kerangka Teoritis

8


2.1.1.

Bahan Ajar

8

2.1.1.1.

Pengertian Bahan Ajar

8

2.1.1.2.

Tujuan Pembuatan Bahan Ajar

8

2.1.1.3.


Ragam Bentuk Bahan Ajar

9

2.1.2.

LKS Sebagai Bahan Ajar

9

2.1.2.1.

Pengertian LKS

9

2.1.2.2.

Manfaat LKS


10

2.1.2.3.

Fungsi LKS

11

2.1.2.4.

Jenis-jenis LKS

11

2.1.2.5.

Karakteristik LKS

12


2.1.2.6.

Cara Pembuatan LKS

12

vii

2.1.2.7.

Standar LKS Berdasarkan BSNP

15

2.1.2.7.1. Standar Kelayakan Isi LKS Pelajaran Kimia

15

2.1.2.7.2. Standar Kelayakan Bahasa LKS Pelajaran Kimia

16

2.1.2.7.3. Standar Kelayakan Penyajian LKS Pelajaran Kimia

16

2.1.2.7.4. Standar Kelayakan Kegrafikaan LKS Pelajaran Kimia

17

2.1.2.8.

Kelebihan dan Kekurangan LKS dan
Cara Mengatasi Kekurangannya

18

2.1.2.9.

Implikasi Lembar Kerja Siswa dalam Pembelajaran

19

2.1.2.10.

Inovasi LKS

20

2.1.3.

Problem Based Learning (PBL)

20

2.1.3.1.

Pengertian Problem Based Learning (PBL)

20

2.1.3.2.

Keunggulan dan Kelemahan
Pembelajaran Berbasis Masalah

21

2.1.4.

Reaksi Oksidasi dan Reduksi

23

2.1.4.1.

Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi dan Reduksi

24

2.1.4.2.

Bilangan Oksidasi

24

2.1.4.3.

Aplikasi Reaksi Reduksi Oksidasi

26

2.2.

Kerangka Konseptual

26

2.3.

Hipotesis Penelitian

27

BAB III METODE PENELITIAN

28

3.1.

Lokasi dan Waktu Penelitian

28

3.2.

Populasi dan Sampel Penelitian

28

3.3.

Variable Penelitian

28

3.4.

Rancangan Penelitian

29

3.5.

Instrumen Penelitian

29

3.5.1.

Validitas Test

30

3.5.1.1.

Validitas Item Tes

30

3.5.1.2.

Tingkat Kesukaran

31

3.5.1.3.

Daya Pembeda

31

3.5.2.

Reliabilitas Tes

32

3.6.

Prosedur Penelitian

33

viii

3.7.

Teknik Analisis Data

38

3.7.1.

Uji Normalitas

38

3.7.2.

Uji Homogenitas

38

3.7.3.

Uji Hipotesis

38

3.7.3.1.

Hipotesis Verbal

39

3.7.3.2.

Hipotesis Statistik

39

3.7.4.

Peningkatan Hasil Belajar (Gain)

41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

42

4.1.

Survei LKS Kimia SMA

42

4.2.

Analisis LKS Kimia SMA

42

4.3.

Pengembangan dan Standarisasi LKS Kimia Inovatif

50

4.4.

Peran LKS Kimia Inovatif terhadap Hasil Belajar

58

4.4.1.

Standarisasi Instrumen Tes Soal

58

4.4.1.1.

Validitas Instrumen Tes

58

4.4.1.2.

Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

59

4.4.1.3.

Daya Beda Instrumen Tes

59

4.4.1.4.

Reliabilitas Instrumen Tes

59

4.5.

Analisis Data Hasil Penelitian

59

4.5.1.

Menghitung Rata-rata Nilai Pretes dan
Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

59

4.5.2.

Peningkatan Hasil Belajar

60

4.5.3.

Uji Normalitas Data

61

4.5.4.

Uji Homogenitas Data

62

4.5.5.

Observasi

63

4.5.6.

Pengujian Hipotesis

64

4.6.

Hasil pengukuran Kepuasan LKS pada Siswa

65

4.7

Pembahasan

65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

68

5.1.

Kesimpulan

68

5.2.

Saran

68

DAFTAR PUSTAKA

70

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1.

Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

21

Tabel 3.1.

Rancangan Penelitian

29

Tabel 4.1.

Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Isi
Menurut Penilaian Guru Kimia

Tabel 4.2.

Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan
Bahasa Menurut Penilaian Guru Kimia

Tabel 4.3.

52

Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan
Bahasa Menurut Penilaian Dosen Kimia dan Guru Kimia

Tabel 4.7.

48

Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan Isi
Menurut Penilaian Dosen Kimia dan Guru Kimia

Tabel 4.6.

46

Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan
Kegrafikan Menurut Penilaian Guru Kimia

Tabel 4.5.

45

Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan
Penyajian Menurut Penilaian Guru Kimia

Tabel 4.4.

43

53

Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan
Penyajian Menurut Penilaian Dosen Kimia dan
Guru Kimia

Tabel 4.8.

54

Hasil Angket Penilaian LKS Berdasarkan Kelayakan
Kegrafikan Menurut Penilaian Dosen Kimia dan
Guru Kimia

56

Tabel 4.9.

Rentang Validasi Akhir LKS Kimia Inovatif

57

Tabel 4.10.

Uji Normalitas Data Pretest dan Postest

62

Tabel 4.11.

Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest

63

Tabel 4.12.

Hasil Uji Hipotesis

64

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1.

Prosedur pada Pengembangan dan Standarisasi

34

LKS Kimia di SMA
Gambar 3.2.

Skema Rancangan Penelitian

37

Gambar 4.1.

Tingkat Kelayakan LKS yang Dianalisis

49

Gambar 4.2.

Tabulasi Rata-rata Rentang Validasi LKS Kimia Inovatif
Reaksi Redoks Kelas X

57

Gambar 4.3.

Diagram Hasil Rata-rata Pretest dan Postest Sampel

60

Gambar 4.4.

Diagram Hasil Rata-rata Gain Sampel

61

Gambar 4.5.

Diagram Tingkatan Afektif dan Psikomotorik Sampel

64

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Silabus

72

Lampiran 2. RPP

76

Lampiran 3. Tabel Kisi-kisi Tes Materi Reaksi Redoks

126

Lampiran 4. Instrumen Penelitian

128

Lampiran 5. Kunci Jawaban Instumen Penelitian

138

Lampiran 6. Tabel Kisi-kisi Tes Materi Reaksi Redoks
(Setelah Validasi)

139

Lampiran 7. Instrumen Penelitian (Setelah Validasi)

141

Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian (Setelah Validasi)

146

Lampiran 9. Lembar Observasi Evaluasi Ranah Afektif
dan Psikomotorik Siswa

147

Lampiran 10 . Perhitungan Validitas Test

150

Lampiran 11. Tabel Validitas

152

Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test

153

Lampiran 13. Tabel Tingkat Kesukaran

154

Lampiran 14. Perhitungan Daya Pembeda Butir Test

155

Lampiran 15. Tabel Daya Beda

156

Lampiran 16. Perhitungan Reliabilitas Test

157

Lampiran 17. Tabel Reliabilitas

158

Lampiran 18 Rekapitulasi Analisis Instrumen

159

Lampiran 19. Penilaian Buku Teks Pelajaran Kimia dan LKS
Sekolah Menengah Atas Kelas X

160

Lampiran 20. Hasil Angket Penilaian Guru Kimia terhadap
LKS Kimia Reaksi Redoks Kelas X

164

Lampiran 21. Hasil Angket Penilaian Dosen Kimia terhadap
LKS Kimia Inovatif Reaksi Redoks Kelas X

168

Lampiran 22. Hasil Angket Penilaian Guru Kimia terhadap
LKS Kimia Inovatif Reaksi Redoks Kelas X

172

xii

Lampiran 23. Hasil Angket Penilaian Guru Kimia Dosen terhadap
LKS Kimia Inovatif Reaksi Redoks Kelas X

176

Lampiran 24. Tabulasi data Nilai Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol

181

Lampiran 25. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians
Nilai Pretest dan Postest

182

Lampiran 26. Perhitungan Uji Normalitas

183

Lampiran 27. Perhitungan Uji Homogenitas

189

Lampiran 28. Pengujian Hipotesis

191

Lampiran 29. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

193

Lampiran 30. Persentase Peningkatan Hasil Belajar

197

Lampiran 31. Tabel Penilaian Afektif Siswa

199

Lampiran 32. Data Penilaian Afektif Siswa

205

Lampiran 33. Tabel Pencapaian Psikomotorik Siswa

207

Lampiran 34. Data Pencapaian Psikomotorik Siswa

211

Lampiran 35. Angket Tingkat Kepuasan Pengguna LKS

213

Lampiran 36. Tabulasi Data Tingkat Kepuasan Pengguna LKS

214

Lampiran 37. Tabel Nilai-nilai r-Product Moment

215

Lampiran 38. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (x2)

216

Lampiran 39. Tabel Nilai-nilai dalam Distribusi-t (Tabel-t)

217

Lampiran 40. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F

218

Lampiran 41. LKS Kimia Inovatif

219

Lampiran 42. Dokumentasi Penelitian

220

Lampiran 43. Surat-surat

229

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah segala pangalaman belajar yang berlangsung dalam

segala lingkungan dan sepanjang hidup (Ihsan. 2008). Tanpa pendidikan sama
sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan
aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep pandangan
hidup mereka (Mudyahardjo, 2001). Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu
pengetahuan alam (IPA) yang memegang peranan penting serta pengaruh yang
signifikan terhadap perkembangan pendidikan dan kemajuan teknologi. Bidang
studi ini memiliki peran penting dan banyak digunakan dalam kehidupan seharihari, seperti bahan makanan, minuman, pakaian bahkan industri. Melihat begitu
pentingnya kimia dalam kehidupan manusia dan teknologi, para siswa perlu
dibekali penguatan kemampuan kimia agar menghasilkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang kompeten dan mampu mengikuti perkembangan ilmu pendidikan
dan teknologi yang saat ini menjadi prioritas pembangunan.
Reaksi Oksidasi dan Reduksi adalah topik kimia yang dipelajari di kelas X
semester dua. Penguasaan siswa terhadap materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi
masih sangat rendah. Hasil wawancara dengan seorang guru mata pelajaran kimia
di kota Medan mengatakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
kimia kelas X di sebuah sekolah di kota Medan saat ini adalah 75. Dari data nilai
ulangan

harian

kimia siswa tahun ajaran 2013/2014 didapat

bahwa

nilai

ketuntasan siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi di sekolah tersebut
sebesar 25 %.
Berdasarkan

wawancara

dengan beberapa siswa didapatkan

bahwa

menurut mereka pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang sulit karena
konsep-konsepnya sulit dipahami. Hal tersebut dikarenakan metode

yang

digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran kurang bervariasi. Penggunaan
metode mengajar kurang efektif sehingga

siswa

cenderung

mengalami

kebosanan. Dalam pembelajaran siswa tidak pernah diajak untuk memecahkan

2

suatu persoalan dalam diskusi kelas yang dapat merangsang timbulnya gagasangagasan

baru

dari

hasil pemikiran

siswa

secara

bersama. Dari hasil

pengamatan tersebut menunjukkan bahwa kreativitas siswa masih rendah.
Akibatnya siswa kurang bersemangat untuk mencapai prestasi belajar yang
tinggi.
Untuk itu dibutuhkan inovasi guru dalam penerapan model dan media
dalam pembelajaran agar

dapat mengaktifkan

siswa

sehingga

kegiatan

pembelajaran berjalan dua arah. Inovasi yang dimaksud dapat berupa inovasi pada
model pembelajaran dan bahan ajar yang digunakan oleh guru. Bahan ajar adalah
rujukan objek dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Bahan ajar dapat berupa buku ajar yang berupa buku materi wajib, buku
pendamping maupun Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa dalam era zaman
sekarang dituntut untuk aktif dalam pembelajarannya. Salah satu cara yang
ditempuh

oleh

guru dalam

mengaktifkan belajar

siswa

adalah

dengan

menggunakan LKS. Lembar kerja siswa digunakan sebagai acuan untuk
memandu

pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar.

LKS

dapat

dianggap

sebagai suatu media atau alat pembelajaran karena dipergunakan guru sebagai
media dalam melaksanakan kegiatan pengajaran

untuk

mencapai

tujuan

pembelajaran. Hasil analisis LKS yang yang digunakan di beberapa sekolah di
kota Medan, LKS hanya berisi kumpulan soal-soal dan uraian materi yang
singkat. Sangat jarang ditemuan LKS yang di dalamnya terdapat masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan topik tersebut, LKS yang
dilengkapi dengan praktikum dan penugasan berupa kerja kelompok yang dapat
mengaktifkan peran siswa dalam proses belajar mengajar. Untuk itu diperlukan
inovasi pada LKS dengan cara menambahkan aplikasi teori yang sangat dekat
dengan kehidupan sehari-hari, LKS yang berisi percobaan dan dilengkapi dengan
pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan percobaan tersebut, LKS yang
mewajibkan siswa untuk terlibat diskusi dan LKS yang dilengkapi dengan lembar
penilaian sikap, psikomotorik dan kognitif masing-masing siswa. Dengan adanya
inovasi pada LKS dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

3

membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Di samping itu, inovasi
pembelajaran dan integrasi pendidikan karakter di dalam materi ajar pada LKS
juga dapat memberi peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
meningkatkan karakter baik bangsa sesuai dengan budaya di Indonesia. Dalam
pengembangannya, LKS juga dapat dikolaborasikan dengan model pembelajaran
yang sesuai. Salah satunya adalah model pembelajaran problem based learning
pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa agar berperan aktif dalam proses
belajar mengajar di sekolah.
Terbukti dari penelitian sebelumnya, penggunaan LKS memberikan hasil
yang baik dalam meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Naila Saidah pada tahun 2014 tentang
pengembangan LKS IPA Terpadu berbasis Problem Based Learning (PBL)
melalui Lesson Study tema ekosistem dan pelestarian lingkungan membuktikan
bahwa dengan menggunakan LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan
nilai gain 0,55. LKS juga mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah. Hal yang sama dikemukakan oleh Syarifah Tya Haliska,
hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) berbasis kolaborasi dengan media LKS terhadap hasil belajar
kimia siswa pada materi pokok system koloid dengan peningkatan hasil belajar
kimia menggunakan LKS dan model Contextual Teaching and Learning (CTL)
sekitar 79,58 %, lebih tinggi daripada menggunakan model pembelajaran
konvensional sebesar 66,72 %. Nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 39,03 dan
nilai rata-rata postest adalah 87,03 sedangkan nilai rata-rata pretest kelas kontrol
sebesar 33,9 dan nilai rata-rata postest adalah 78,54. Demikian halnya dengan
hasil penelitian Farida Ulfah (2013) tentang penerapan model Problem Based
Learning (PBL) dengan LKS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
logis. Persentase rata-rata untuk kemampuan berpikir kritis pada pra tindakan
sebesar 36,27% dengan kriteria sangat rendah, pada siklus I sebesar 60,29%
dengan kriteria sedang, dan meningkat pada siklus II menjadi 89.71% dengan

4

kriteria sangat tinggi. Persentase rata-rata untuk kemampuan berpikir logis pada
pra tindakan sebesar 31,94% dengan kriteria sangat rendah, dan menjadi 47,57%
dengan kriteria rendah pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 83,72%
dengan criteria sangat tinggi pada siklus II. Persentase rata-rata pada observasi
keterlaksanaan pembelajaran dengan Problem Based Learning (PBL) mengalami
peningkatan. Pada siklus 1 persentase rata-rata sebesar 68,33% dengan kriteria
tinggi dan pada siklus II menjadi 88,96% dengan kriteria sangat tinggi. Penelitian
lain mengenai model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang
dikemukakan

oleh

Wahyuni Tri Lestari, dkk yaitu penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) disertai dengan
media lembar kerja siswa (LKS) untuk meningkatkan prestasi belajar dan
kreativitas siswa pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi siswa kelas XI IPA 4
Sma Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki rata-rata prestasi
belajar aspek kognitif dari 28,57% pada siklus I meningkat menjadi 82,86%
pada siklus II, aspek afektif dari 51,43% pada siklus I meningkat menjadi
85,71% pada siklus II dan aspek psikomotor pada siklus I sebesar 71,43%.
Kreativitas siswa dari 42,86 % pada siklus I meningkat menjadi 74,29 % pada
siklus II.
Berdasarkan latar belakang di atas, dan didukung dari data wawancara
siswa bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media
LKS pada materi reaksi oksidasi dan reduksi masih sangat jarang digunakan.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul " Pengembangan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Inovatif Berbasis Problem Based Learning (PBL)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Materi Kimia Reaksi Oksidasi
Dan Reduksi Pada Siswa SMA".

5

1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat diidentifikasi

permasalahan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.

Pemahaman siswa yang rendah terhadap konsep yang diajarkan.

2.

Minimnya inovasi dalam penerapan model dan media dalam pengajaran
kimia.

3.

Minimnya ketersediaan LKS yang mengharuskan siswa melakukan
percobaan sederhana dan dilengkapi dengan soal-soal latihan yang
berhubungan dengan percobaan tersebut karena LKS yang dirancang
terfokus pada soal-soal latihan biasa.

4.

1.3.

Penggunaan LKS yang tidak sesuai dengan lingkungannya.

Batasan Masalah
Pembatasan masalah perlu dilakukan agar penelitian dilakukan dengan

baik. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di kelas X SMAN 2 BALIGE.
2.

Materi penelitian adalah Reaksi Oksidasi dan Reduksi.

3. Penelitian dilakukan dengan penyediaan LKS inovatif Reaksi Oksidasi dan
Reduksi.
4. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).

1.4.

Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi guru kimia atas materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi
terhadap LKS kimia di kelas X?
2. Bagaimana

persepsi

guru

kimia

terhadap

LKS

inovatif

yang

dikembangkan atas materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi pada mata
pelajara kimia kelas X?

6

3. Apakah hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan LKS
inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan
LKS yang sudah ada?
4. Apakah persentase afektif siswa yang dibelajarkan melalui penggunaan
LKS Inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi lebih tinggi
dibandingkan dengan persentase afektif siswa yang dibelajarkan dengan
LKS yang sudah ada?
5. Apakah persentase psikomotorik siswa yang dibelajarkan melalui
penggunaan LKS Inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi lebih
tinggi dibandingkan dengan persentase psikomotorik siswa yang
dibelajarkan dengan LKS yang sudah ada?

1.5.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:
1. Memperoleh data tentang persepsi guru kimia atas materi Reaksi Oksidasi
dan Reduksi terhadap LKS kimia di kelas X.
2. Memperoleh data tentang persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang
dikembangkan atas materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi berdasarkan
kebutuhan lingkungannya.
3. Mengetahui perbandingan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan LKS inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi
dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan
LKS yang sudah ada.
4. Mengetahui

persentase

afektif

siswa

yang

dibelajarkan

melalui

penggunaan LKS Inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi
dibandingkan dengan persentase afektif siswa yang dibelajarkan dengan
LKS yang sudah ada.
5. Mengetahui persentase psikomotorik siswa yang dibelajarkan melalui
penggunaan LKS Inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi

7

dibandingkan dengan persentase psikomotorik siswa yang dibelajarkan
dengan LKS yang sudah ada.

1.6.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti: sebagai bahan masukan dalam hal upaya meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pengajaran kimia dengan menggunakan LKS inovatif
dan model pembelajaran PBL.
2. Bagi siswa: membantu meningkatkan hasil pembelajaran kimia siswa
dalam proses pembelajaran Reaksi Oksidasi dan Reduksi.
3. Bagi guru: membantu membuka wawasan berfikir guru dalam mengajar
sehingga dapat meninggalkan cara pembelajaran yang kurang menarik dan
monoton dengan mengembangkan LKS inovatif.
4. Bagi sekolah: membantu meningkatkan kualitas dan mutu sekolah melalui
peningkatan hasil belajar siswa serta kinerja guru.
5. Bagi peneliti selanjutnya: sebagai bahan kajian dan studi literatur untuk
pengembangan LKS dan model Problem Based Learning (PBL).

1.7.

Defenisi Operasional

1. Lembar kerja siswa adalah lembaran yang berisi pedoman bagi siswa
untuk melakukan kegiatan yang terprogram (Dhari dan Haryono:1988).
2. Staregi pembelajaran berbasis masalah adalah menyodorkan masalah
kepada peserta didik untuk dipecahkan secara individu atau kelompok
( Yamin: 2013).
3. Peningkatan hasil belajar merupakan persentase keberhasilan belajar
setelah dilakukan suatu perlakuan dalam proses belajar mengajar.
4. Inovatif adalah usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran,
kemampuan

imajinasi,

berbagai

stimulan

dan

individu

yang

mengelilinginya dalam menghasilkan produk baru baik bagi dirinya sendiri
maupun lingkungannya (Mulyasa, 2013).

68

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan yaitu :
1.

Persepsi guru kimia atas materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi terhadap LKS
kimia di kelas X belum lengkap.

2.

Persepsi guru kimia terhadap LKS inovatif yang dikembangkan atas materi
Reaksi Oksidasi dan Reduksi pada mata pelajara kimia kelas X adalah baik.

3.

Hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan melalui LKS inovatif pada materi
redoks lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan menggunakan LKS yang
sudah ada.

4.

Persentase afektif siswa yang dibelajarkan melalui penggunaan LKS Inovatif
pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi lebih tinggi dibandingkan dengan
persentase afektif siswa yang dibelajarkan dengan LKS yang sudah ada.

5.

Persentase psikomotorik siswa yang dibelajarkan melalui penggunaan LKS
Inovatif pada materi Reaksi Oksidasi dan Reduksi lebih tinggi dibandingkan
dengan persentase psikomotorik siswa yang dibelajarkan dengan LKS yang
sudah ada.

5.2.

Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di

atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut :
1.

Bagi guru dan calon guru, menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
LKS inovatif dapat mempermudah pencapaian tujuan instruksional dan dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran
kimia. Selain itu juga, bagi guru dan calon guru penting untuk memeriksa isi,
bahasa, penyajian dan kegrafikan dari buku yang akan digunakan siswa
sehingga tidak terdapat kesalahpahaman konsep dan materi yang belum
lengkap.

69

2.

Bagi mahasiswa yang lain atau peneliti selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut disarankan menggunakan LKS kimia inovatif dengan
model pembelajaran yang berbeda dan sejalan dengan perkembangan
teknologi

agar

dapat

dijadikan

sebagai

perbandingan

guru

dalam

meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran
kimia.

70

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (1999), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta.
Brady, (1999). Kimia untuk Universitas, Erlangga: Jakarta.
Cahyaono.

Joko,

(2014),

Pengembangan

Modul

Pembelajaran

Stoikiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model

Inovatif

Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL). (Skripsi), FMIPA Unimed: Medan.
Farida. Ulfah, (2013), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan
LKS untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Logis
Program Studi Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta.
Ginting. Elsa, (2014), Pengembangan Modul

Kimia Inovatif Pembelajaran

Rumus Kimia, Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sesuai
Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). (Skripsi), FMIPA, Unimed: Medan.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mangajar, Pustaka Setia: Medan.
Hutagalung. Renata, (2014), Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Larutan
Elektrolit Nonelektrolit Inovatif Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis
Model Pembelajaran Problem Based Learning, (Skripsi), FMIPA
Unimed: Medan.
Ihsan, (2008), Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Istiana, (2013), Pengaruh Pengggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Kimia yang
Disusun Oleh UMI Latifah Materi Pokok Sifat Koligatif Larutan
Berdasarkan Standar Isi (SI) Terhadap Peningkatan Prestasi dan Motivasi
Belajar Siswa Kelas XII MAN Maguwoharjo Yogyakarta Tahun Ajaran
2012/2013.(Skripsi), FMIPA UIN Sunan Kalijaga: Yogyakarta.
Mudyahardjo, (2001), Pengantar Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyasa. E, (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan
Praktis, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

71

Panjaitan, Herry Purwanto. Perbandingan Hasil Belajar Dan Sikap Kerja Keras
Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Group
Investigation (GI) dan Model Jigsaw Berbantuan Lembar Kerja Siswa
(LKS). (Jurnal), FMIPA Unimed: Medan
Prastowo, (2010), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, UNY Press:
Yogyakarta.
Sanjaya, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan,
Kencana Perenada Media Group: Bandung.
Sa’ud, (2009), Inovasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung.
Semara Putera, Ida. Bagus Nyoman, Implementasi Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi SMA Ditinjau dari Intelligence
Quotien

( IQ). (Jurnal). (2012). Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja.
Sianturi, Agnes, (2014), Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Inovatif
Redoks Sesuai

Kurikulum 2013 Berbasis

Model

Pembelajaran

Problem Based Learning, (Skrispi), FMIPA Unimed: Medan.
Silitonga. Pasar Maulim, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian,
FMIPA UNIMED: Medan.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta: Jakarta.
Sudjana. Nana, (2005), Metode Statistika, Tarsito: Bandung.
Suhaimi. Robi, (2013), Efektivitas Strategi Pembelajaran Think-Talk-Write
Berbantuan Lembar Kerja Siswa Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Kimia Siswa. (Skripsi), FMIPA Unimed: Medan
Sumarji, Penerapan Pembelajaran Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Pemecahan Ilmu Statistika dan
Tegangan di SMK. (Jurnal Teknologi dan Kejuruan), Vol. 32. (2009). Hal
129-140.
Yamin. Matirnis, (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP
Press Group: Jakarta.