PENDAHULUAN Metode Dakwah Bil-Hikmah Kh.Ahmad Dahlan.

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur semua aspek kehidupan baik hal yang besar maupun hal yang kecil sekalipun. “Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan sepanjang masa, mencakup semuanya, dan semua tempat”.1 Islam adalah agama yang senantiasa mengajak pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukan. Oleh sebab itu Al-Qur’an menyebutkan kegiatan dakwah dengan kata Aḥ sanu Qaula. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa dakwah menempati posisi yang begitu tinggi dan mulia bagi kemajuan agama Islam.2

Adapun mengenai permulaan dakwah dimasa Rasul, Hasan Ibrahim mengatakan dalam salah satu bukunya yang berjudul Dustur Dakwah Al-Qur'an

“Permulaan dakwah Islam berasal dari turunnya surat Al-Mudatsir ayat 1-7 sebagai perintah kepada Rasul untuk memulai dakwah”.3 Dakwah sendiri merupakan senjatanya para Nabi dan Rasul Allah dalam mengembangkan agama Islam kepada umat manusia sejak zaman dulu kala sampai akhir zaman. Dakwah merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat Islam yang didalam hatinya beriman kepada Allah, baik sekelompok orang maupun bagi setiap individu yang

1

Rusmiati dkk,Panduan Mentoring Agama Islam, (Jakarta: Departemen Pembinaan Iqro Club, 2003), hlm. 28.

2

Didin Hafiduddin,Dakwah Aktual,(Jakarta: Gema InsaniPress, 1998), hlm. 79.

3

Hasan Ibrahim,Dustur Dakwah Menurut Al-Qur'an, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm. 348.


(2)

mengerti, memahami bahkan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Adapun mereka yang benar-benar profesional dibidang dakwah dan mengerti tata cara penyampaian dakwah yang baik, istilah ini lebih dikenal dengan sebutanda’iatau

mubalig.4

Dunia yang semakin hari semakin maju dan modern, perkembangannya pun semakin cepat, dan kerusakan yang ditimbulkanya pun juga semakin banyak. Maka manusia perlu diberikan pengarahan-pengarahan lagi tentang etika-etika dalam bermasyarakat dan berkarya di dunia, sehingga tidak saling berlomba untuk semakin maju dan maju tanpa memperdulikan efek setelahnya. Terutama keberadaan anak muda sebagai penerus bangsa ditengah gempuran kemajuan zaman yang bebas ini. Oleh karena itu, dakwah sangatlah dibutuhkan saat ini sebagai satu-satunya alat yang digunakan untuk menyadarkan manusia kembali ke jalan yang benar.

Pastinya dalam berdakwah tidak hanya sebatas menyampaikan kebenaran saja, tapi perlu adanya prinsip-prinsip dalam berdakwah, supaya dakwah itu dapat dilakukan dengan benar, tersusun dengan rapi, apik dan sebaik mungkin. Guna tercapainya tujuan dakwah perlu diperhatikan hal-hal yang dapat menunjang keberhasilan dalam berdakwah salah satunya adalah metode dakwah yang akan dipergunakan. Berlandas dari surat An-Nahl: 125:









4


(3)

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan ikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa orang-orang yang mendapat petunjuk.5

Dalam surat An-Nahl 125 tersebut diatas dapat disimpulkan ada tiga metode yang dapat diterapkan yaitu:

1. Bil-Ḥ ikmah, menurut Muhammad Abduh mengatakan bahwa ikmah

sendiri adalah mengetahui rahasia dan faedah didalam tiap–tiap hal.

ikmah juga digunakan dalam arti ucapan yang sedikit lafaẓ akan tetapi banyak makna ataupun diartikan meletakkan atau menempatkan sesuatu pada tempat atau semestinya.6

2. al-mauiḍ ah al-ḥ asanah menurut Abd. Hamid al bilali al-mauiḍ ah al-ḥ asanah adalah memberikan nasehat atau membimbing kepada orang lain dengan perkataan yang lemah lembut agar mereka mau melakukan perbuatan baik.7

3. Mujadalah Billati Hiya Aḥ san, menurut Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi dalam bukunya yang berjudul Managemen Dakwah Mujadalah Billati Hiya Aḥ san yaitu berdakwah dengan melakukan tukar pikiran dan memberi argumen dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang dapat memberatkan pada komunitas yang menjadimad’uatau sasaran dakwah.

5

Departemen Agama RI,Al Hikmah (Al Qur’an dan terjemahnya), (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm.281.

6

Fawwaz bin Hulayyil as-Suhaimi, Begini Seharusnya Berdakwah, ( Jakarta: Darul Haq, 2008), hlm. 145-146.

7


(4)

Ketiga metode yang telah dipaparkan diatas tentunya memiliki kelebihannya masing-masing, akan tetapi peneliti lebih fokus terhadap metode dakwah bil-Ḥ ikmah. Sebab ikmah merupakan hal penting pertama yang harus dimiliki oleh seorang da’idalam melaksanakan dakwahnya. Karena dengan adanya ikmahini dapat melahirkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam mengamalkan langkah-langkah dakwah, baik secara metodologis maupun praktis.8

KH. Ahmad Dahlan adalah da’i sekaligus pendidik yang kredibilitasnya sudah tidak diragukan lagi dalam dunia dakwah. Meskipun ia sudah meninggal dunia tapi semangat dakwah dan peranannya masih dapat kita rasakan melalui amal usaha yang beliau tinggalkan. Oleh sebab itu meneliti dan melakukan studi atas kegiatan dakwah KH. Ahmad Dahlan menjadi penting dilakukan, terutama atas metode yang ia terapkan. Ini akan berguna untuk menjadi salah satu rujukan metode dalam pelaksanaan dakwah bagi para penyampai risalah Islam atau da’i

dalam menghadapi dinamika perkembangan dakwah.

Sehingga Perlu adanya analisis secara komperhensip dan objektif terhadap pemikiran-pemikiran yang dikemukakan dari seorang Ahmad Dahlan, hal inilah yang melatar belakangi penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang metode dakwah KH. Ahmad Dahlan, khususnya dakwah bil-ḥ ikmah sehingga peneliti mengajukan judul tesis : METODE DAKWAH BIL- IKMAH KH.

AHMAD DAHLAN”.

8


(5)

B. Pembatasan Masalah

Mengenai pembatasan masalah ini Koentjaraningrat seorang ilmuwan yang telah berjasa meletakkan dasar-dasar ilmu antropologi di Indonesia mengemukakan bahwa, ketika masalah dari suatu penelitian sudah terpilih agar sebuah penelitian tidak terjebak ke dalam begitu banyaknya data yang akan diteliti peneliti perlu menentukan ruang lingkupnya. Keberadaan penentuan ruang lingkup ini penting sekali. Adapun dalam penelitian ini peneliti mengambil batasan masalah pada“METODEBIL- IKMAHKH. AHMAD DAHLAN”. C. Rumusan Masalah

Makna dari rumusan masalah tentunya akan berbeda dengan masalah itu sendiri. Sebab kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara apa yang di harapkan dengan apa yang terjadi, maka adapun pengertian rumusan masalah itu berupa pertanyaan yang pada akhirnya akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.9 Keberadaan Rumusan masalah ini dimaksudkan sebagai upaya dan memberikan arah pelaksanaan penelitian. Keberadaan Rumusan masalah menjadi sesuatu yang penting sebab dengan adanya rumusan masalah ini akan nampak dan menjadi maksud dan tujuannya.

Dari latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, berikut adalah permasalahan yang dapat peneliti rumuskan:

1. Apakah KH. Ahmad Dahlan menggunakan metode dakwahbil-ḥ ikmah? 2. Bagaimana implementasi metode dakwahbil-ḥ ikmahKH. Ahmad Dahlan?

9

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D, (Bandung : Al Fabeta, 2009), hlm. 35.


(6)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Setiap peneliti selalu mempunyai tujuan, hal ini Sudah menjadi ketentuan umum. Tujuan penelitian dapat didefinisikan Sesuai dengan tujuan riset sebagai upaya peneliti untuk menemukan, mana saja usaha yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah”.10 Berikut ini adalah tujuan dari penelitian ini:

a. Untuk mengetahui apakah sebenarnya KH. Ahmad Dahlan menggunakan metode dakwahbil-ḥ ikmah.

b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi metode dakwah bil-ḥ ikmahKH. Ahmad Dahlan.

2. Kegunaan Penelitian

Berikut adalah beberapa kegunaan penelitian ini:

a. Teruntuk pembaca terutama bagi peneliti yang berkeinginan melakukan penelitian lebih lanjut serta mempunyai ketertarikan yang besar dalam membedah kajian teoritis tentang bagaimana sebenarnya metode bil-ḥ ikmah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan penelitian ini dapat digunakan Sebagai salah satu bahan informasi. b. Bagi masyarakat luas pada umumnya dan masyarakat Islam

khususnya Sebagai sumbangsih penulis untuk mengetahui sebuah kajian teoritis tentang metode dakwahbil-ḥ ikmahKH. Ahmad Dahlan.

10


(7)

c. Secara teoritik: dalam rangka bentuk peningkatan kualitas dakwah, terutama dakwah bil-Ḥ ikmah penelitian ini diharapkan mampu memberi tambahan dalam khazanah ilmu pengetahuan.

d. Secara empirik: Sebagai upaya kebaikan dan peningkatan dakwah. sebagai salah satu bahan pertimbangan dan bentuk solusi bagi problematika yang terjadi di masyarakat.

e. Penelitian ini sebagai persyaratan di Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk mendapat gelar Megister Pemikiran Islam Konsentari Peradaban Islam.

E. Penelitian Terdahulu

KH. Ahmad Dahlan merupakan tokoh pelopor berdirinya organisasi Muhammadiyah. Dimana Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang dakwah melalui amal usahanya. Kemasyhuran nama KH. Ahmad Dahlan tentunya telah banyak menarik para sarjana untuk mengkaji sosoknya. Berikut akan dipaparkan mengenai beberapa hasil studi dari peneliti terdahulu mengenai dakwah tokoh pendiri organisasi Muhammadiyah ini:

Penulis dan judul Teori/tipologi

Husnan Wadi; strategi perkembangan

dakwah KH. Ahmad Dahlan di

yogyakarta dan tgh. Muhammad Zainuddin Abdul Majid Dilombok; Studi Komparasi. (Tesis Magister, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

Permaparan strategi perkembangan dakwah KH. Ahmad Dahlan di yogyakarta dan tgh. Muhammad Zainuddin Abdul Majid dilombok


(8)

2012)

Kyai Haji Ahmad Dahlan pemikiran dan kepemimpinannya(M.Yusron Asrofie,

Yogyakarta: MPK-SDI PP

Muhammadiyah, 2005)

kepemimpinan Kyai Haji Ahmad Dahlan dan hasil pemikirannya.

Muttaqin, Pencerahan pendidikan

agama Islam di indonesia dan

aktualisasinya; telaah sosio kultural perjuangan KH. Ahmad Dahlan. (Tesis Magister, STAIN, Salatiga, 2013 )

Kondisi sosiokultural KH. Ahmad dahlan, metode dalam memperbaiki

pendidikan agama Islam di

indonesia dan implementasi dalam pendidikan

Dari Studi-studi yang telah dipaparkan diatas terlihat bahwa masing-masing penelitian tentunya memiliki kekuatan dan telah memberi kontribusi besar terhadap khazanah ilmiah terutama tentang tokoh KH. Ahmad dahlan dan pergerakannya dalam organisasi Muhammadiyah. Meskipun demikian secara spesifik belum terdapat penelitian yang memfokuskan pada metode dakwah bil-Ḥ ikmah yang pernah dilakukan KH. Ahmad Dahlan. Oleh karena itu keberadaan tesis ini pastinya berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu, adapun dalam tesis ini peneliti hendak memberi tekanan pada salah satu metode dakwah yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan. Dan dari studi-studi yang ada belum terdapat peneliti yang secara khusus menjelaskan metode bil-ḥ ikmah yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan pada masa itu. Sehingganya keberadaan tesis ini merupakan sebuah studi tentang sejarah perjalanan dakwah KH. Ahmad Dahlan, dalam hal ini metode dakwahbil-Ḥ ikmahYang ia gunakan.


(9)

F. Metode Penelitian 1. Jenis Sifat Penelitian

Adapun dalam Penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kepustakaan atau yang dalam bahasa inggris disebut Library Risearch. Sebuah penelitian dimana tekhnik pengumpulan data diambil dari sumber-sumber kepustakaan, seperti majalah, buku-buku, surat kabar dan lain-lain.11 Menurut Kartini Kartono, sebuah penelitian yang hanya memaparkan, menggambarkan, dan melaporkan suatu keadaan, suatu peristiwa atau suatu objek yang kemudian dianalisis adalah penelitian deskriptif.12 Dari definisi tersebut maka penelitian ini termasuk penelitiandeskriptif.

Sebuah penelitian deskriptif tidak memerlukan pengontrolan dan administrasi terhadap perlakuan. Adapun penelitian deskriptif hanya perlu menggambarkan tentang suatu variabel apa adanya. Oleh karena memusatkan pada konsep Metode dakwahbil- ikmahKH. Ahmad Dahlan adapun Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian yang bersifat

deskriptif analisis.

2. Metode Pendekatan

pendekatan Historis(sejarah) merupakan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Studi historis(sejarah) merupakan sebuah penelitian yang meneliti kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Dimana Peristiwa-peristiwa sejarah ini dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian dari perilaku sejarah yang masih ada direka ulang, 11

Suharismi Arikunto,Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 310.

12

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1990), hlm. 29.


(10)

dapat juga suatu kesaksian yang diperoleh secara tidak sengaja yang tidak bertujuan untuk disimpan sebagai rekaman atau catatan seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupa dokumen-dokumen dan catatan.

Dengan fokus, tekanan dan sistematika yang berbeda Penelitian historis

ini menggunakan metode, materi, dan pendekatan yang mungkin sama dengan penelitian etnografis. Adapun periode waktu seperti peristiwa, kegiatan, dan dikaji dalam konteks waktu merupakan Salah satu ciri khas dari suatu penelitianhistoris.13

3. Metode Pengumpulan Data a. Pengambilan Sumber Data

Peneliti hanya menggunakan sumber sekunder dalam penelitian ini, Karena KH. Ahmad Dahlan tidak meninggalkan gagasannya dalam bentuk tulisan. Yang disebut dengan sumber sekunder ialah Suatu bahan kajian yang digambarkan oleh bukan orang yang ikut mengalami atau hadir pada waktu kejadian berlangsung.14 atau dengan kata lain sumber pembanding dan penunjang data.

Dalam pengambilan referensi Mengenai sumber sekunder ini, peneliti sebelumnya menyesuaikan dengan penelitianLibrary Research. Adapun sumber sekunder yang digunakan dalam Tesis ini adalah berupa semua dokumen atau buku-buku yang terberkaitan, di luar dari karya mengenai KH. Ahmad dahlan. Penulis menggunakan referensi 13

Nana Syaodin, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosydakarta, 2005), hlm. 63.

14


(11)

berupa buku-buku yang ada kaitannya dengan dakwah dan KH. Ahmad Dahlan tentunya setelah Al-Qur’an dan hadits yang merupakan sumber pokok ajaran Islam yang harus disampaikan kepada umat. Berikut adalah beberapa referensi yang peneliti gunakan dalam penulisan tesis ini:

1) M. Yusron Asrofie. 1983. Kyai Haji Ahmad Dahlan, Pemikiran Dan Kepemimpinannya.yogyakarta: yogyakarta offset.

2) Abdul Munir Mulkhan. 1990. Warisan Intelektual KH. Ahmad Dahlan Dan Amal Muhammadiyah. Yogyakarta: PT. Percetakan Persatuan.

3) Munir Mulkhan. 2010. Pesan Dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan Dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

4) M. Sanusi. 2013. Kebiasaan- Kebiasaan Inspiratif Kh. Ahmad dahlan & kh. Hasyim Asy’ari(Teladan- Teladan Kemuliaan Hidup). Jogyakarta: Diva Press.

5) M. Munir. 2006.Metodologi Dakwah, Jakarta: kencana. 6) Moh. Ali Aziz. 2004.Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.

b. Teknik/ Metode Pengumpulan Data

Teknik/ metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Adapun yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai variabel atau hal-hal yang


(12)

berbentuk majalah, buku, transkip, catatan, dan benda-benda tulis lainnya.15 Adapun dokumen sendiri merupakan catatan kejadian atau peristiwa yang telah berlalu menurut Sugiono. Dokumen sendiri dapat berupa karya-karya monumental dari seseorang, tulisan, atau gambar.16

4. Metode Analisa Data

Rangkaian kegiatan memverifikasikan data, penafsiran, penelaahan, dan pengelompokan sistematis agar sebuah fenomena memiliki ilmiah, nilai sosial, dan akademis merupakan definisi dari Analisa data.

Menurut Purnawan Junadi, analisis diartikan sebagai proses terakhir dalam runtunan tugas penelitian, sebelum melakukan penulisan. Adapun analisis ini dilakukan supaya tujuan pokok penelitian dapat tercapai, dimana tujuan pokok penelitian sendiri adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan. selain itu analisis juga bertujuan untuk menjelaskan fenomena, perilaku atau kejadian, atau untuk menerangkan apa yang menjadi latar belakang fenomena perilaku atau kejadian itu baik mengenai masyarakat, sekelompok orang, ataupun seseorang.17

Sesuatu yang berkaitan dengan aspek makna, kualitas atau nilai yang terdapat dibalik fakta disebut dengandeskriptif kualitatif. bentuk data yang digunakan bukan berbentuk frekuensi atau peringkat, nilai atau skor, angka, bilangan yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik atau matematika. Hal ini disebabkan karena makna, nilai atau 15

Suharismi Arikunto,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek..., hlm. 202

16

Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &D....,hlm.317

17


(13)

kualitas hanya dapat dijelaskan dan diungkapkan melalui kata-kata, bahasa, atau linguistik.18 baru kemudian keseluruhan data yang telah diperoleh dapat dianalisa dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif seperti yang telah dijelaskan diatas.

G. Sistematika Penulisan

Sebuah susunan atau sistem dalam melakukan penulisan tesis sehingga akan bisa terbayang apa yang menjadi isi dari tesis disebut dengan sistematika penulisan tesis, adapun sistematika dalam penulisan tesis ini terdiri dari:

BAB I: PENDAHULUAN

Adapun susunan dari pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Penelitian Terdahulu, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: KONSEP DAKWAHBIL-Ḥ IKMAH

Pada Bab II ini dijelaskan mengenai Konsep Dakwah Islam, Urgensi dakwah, Unsur-unsur dakwah, Sumber Metode Dakwah, dan Metode dakwah Bil-Ḥ ikmah.

BAB III: KH.AHMAD DAHLAN DAN GERAKAN DAKWAHNYA

Pada Bab III ini dipaparkan mengenai Biografi KH. Ahmad Dahlan, Latar belakang pendidikan KH. Ahmad Dahlan, Dasar pemikiran KH. Ahmad Dahlan, Pokok-pokok Pemikiran KH. Ahmad Dahlan, Aktivitas dakwah KH. Ahmad Dahlan, KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah.

18 Wahyono, “penelit studi kasus. Dalam : Http/ www. Pnelitianstudika

sus. Blogspot. Com/ (download 20:15 10 03 2014)”


(14)

BAB IV: IMPLEMENTASI METODE DAKWAH BIL-Ḥ IKMAH KH. AHMAD DAHLAN

Bab IV merupakan inti atau fokus utama penulisan ini yang berisi tentang pemaparan metode dakwah bil-Ḥ ikmah KH. Ahmad Dahlan. Adapun Dalam analisis ini akan diungkapkan Implementasi dakwah bil-Ḥ ikmah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan.

BAB V:PENUTUP

Bab V merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran. Adapun kesimpulan ditarik dari hasil analisis data. Sedangkan saran ditulis berdasarkan simpulan yang disajikan.


(1)

F. Metode Penelitian 1. Jenis Sifat Penelitian

Adapun dalam Penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kepustakaan atau yang dalam bahasa inggris disebut Library Risearch. Sebuah penelitian dimana tekhnik pengumpulan data diambil dari sumber-sumber kepustakaan, seperti majalah, buku-buku, surat kabar dan lain-lain.11 Menurut Kartini Kartono, sebuah penelitian yang hanya memaparkan, menggambarkan, dan melaporkan suatu keadaan, suatu peristiwa atau suatu objek yang kemudian dianalisis adalah penelitian deskriptif.12 Dari definisi tersebut maka penelitian ini termasuk penelitiandeskriptif.

Sebuah penelitian deskriptif tidak memerlukan pengontrolan dan administrasi terhadap perlakuan. Adapun penelitian deskriptif hanya perlu menggambarkan tentang suatu variabel apa adanya. Oleh karena memusatkan pada konsep Metode dakwahbil- ikmahKH. Ahmad Dahlan adapun Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian yang bersifat deskriptif analisis.

2. Metode Pendekatan

pendekatan Historis(sejarah) merupakan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Studi historis(sejarah) merupakan sebuah penelitian yang meneliti kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Dimana Peristiwa-peristiwa sejarah ini dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian dari perilaku sejarah yang masih ada direka ulang,

11

Suharismi Arikunto,Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 310. 12

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1990), hlm. 29.


(2)

dapat juga suatu kesaksian yang diperoleh secara tidak sengaja yang tidak bertujuan untuk disimpan sebagai rekaman atau catatan seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupa dokumen-dokumen dan catatan.

Dengan fokus, tekanan dan sistematika yang berbeda Penelitian historis ini menggunakan metode, materi, dan pendekatan yang mungkin sama dengan penelitian etnografis. Adapun periode waktu seperti peristiwa, kegiatan, dan dikaji dalam konteks waktu merupakan Salah satu ciri khas dari suatu penelitianhistoris.13

3. Metode Pengumpulan Data a. Pengambilan Sumber Data

Peneliti hanya menggunakan sumber sekunder dalam penelitian ini, Karena KH. Ahmad Dahlan tidak meninggalkan gagasannya dalam bentuk tulisan. Yang disebut dengan sumber sekunder ialah Suatu bahan kajian yang digambarkan oleh bukan orang yang ikut mengalami atau hadir pada waktu kejadian berlangsung.14 atau dengan kata lain sumber pembanding dan penunjang data.

Dalam pengambilan referensi Mengenai sumber sekunder ini, peneliti sebelumnya menyesuaikan dengan penelitianLibrary Research. Adapun sumber sekunder yang digunakan dalam Tesis ini adalah berupa semua dokumen atau buku-buku yang terberkaitan, di luar dari karya mengenai KH. Ahmad dahlan. Penulis menggunakan referensi

13


(3)

berupa buku-buku yang ada kaitannya dengan dakwah dan KH. Ahmad Dahlan tentunya setelah Al-Qur’an dan hadits yang merupakan sumber pokok ajaran Islam yang harus disampaikan kepada umat. Berikut adalah beberapa referensi yang peneliti gunakan dalam penulisan tesis ini:

1) M. Yusron Asrofie. 1983. Kyai Haji Ahmad Dahlan, Pemikiran Dan Kepemimpinannya.yogyakarta: yogyakarta offset.

2) Abdul Munir Mulkhan. 1990. Warisan Intelektual KH. Ahmad Dahlan Dan Amal Muhammadiyah. Yogyakarta: PT. Percetakan Persatuan.

3) Munir Mulkhan. 2010. Pesan Dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan

Dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara

Muhammadiyah.

4) M. Sanusi. 2013. Kebiasaan- Kebiasaan Inspiratif Kh. Ahmad dahlan & kh. Hasyim Asy’ari(Teladan- Teladan Kemuliaan Hidup). Jogyakarta: Diva Press.

5) M. Munir. 2006.Metodologi Dakwah, Jakarta: kencana. 6) Moh. Ali Aziz. 2004.Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.

b. Teknik/ Metode Pengumpulan Data

Teknik/ metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Adapun yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai variabel atau hal-hal yang


(4)

berbentuk majalah, buku, transkip, catatan, dan benda-benda tulis lainnya.15 Adapun dokumen sendiri merupakan catatan kejadian atau peristiwa yang telah berlalu menurut Sugiono. Dokumen sendiri dapat berupa karya-karya monumental dari seseorang, tulisan, atau gambar.16

4. Metode Analisa Data

Rangkaian kegiatan memverifikasikan data, penafsiran, penelaahan, dan pengelompokan sistematis agar sebuah fenomena memiliki ilmiah, nilai sosial, dan akademis merupakan definisi dari Analisa data.

Menurut Purnawan Junadi, analisis diartikan sebagai proses terakhir dalam runtunan tugas penelitian, sebelum melakukan penulisan. Adapun analisis ini dilakukan supaya tujuan pokok penelitian dapat tercapai, dimana tujuan pokok penelitian sendiri adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan. selain itu analisis juga bertujuan untuk menjelaskan fenomena, perilaku atau kejadian, atau untuk menerangkan apa yang menjadi latar belakang fenomena perilaku atau kejadian itu baik mengenai masyarakat, sekelompok orang, ataupun seseorang.17

Sesuatu yang berkaitan dengan aspek makna, kualitas atau nilai yang terdapat dibalik fakta disebut dengandeskriptif kualitatif. bentuk data yang digunakan bukan berbentuk frekuensi atau peringkat, nilai atau skor, angka, bilangan yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik atau matematika. Hal ini disebabkan karena makna, nilai atau

15

Suharismi Arikunto,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek..., hlm. 202 16


(5)

kualitas hanya dapat dijelaskan dan diungkapkan melalui kata-kata, bahasa, atau linguistik.18 baru kemudian keseluruhan data yang telah diperoleh dapat dianalisa dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif seperti yang telah dijelaskan diatas.

G. Sistematika Penulisan

Sebuah susunan atau sistem dalam melakukan penulisan tesis sehingga akan bisa terbayang apa yang menjadi isi dari tesis disebut dengan sistematika penulisan tesis, adapun sistematika dalam penulisan tesis ini terdiri dari:

BAB I: PENDAHULUAN

Adapun susunan dari pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Penelitian Terdahulu, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: KONSEP DAKWAHBIL-Ḥ IKMAH

Pada Bab II ini dijelaskan mengenai Konsep Dakwah Islam, Urgensi dakwah, Unsur-unsur dakwah, Sumber Metode Dakwah, dan Metode dakwah Bil-Ḥ ikmah.

BAB III: KH.AHMAD DAHLAN DAN GERAKAN DAKWAHNYA

Pada Bab III ini dipaparkan mengenai Biografi KH. Ahmad Dahlan, Latar belakang pendidikan KH. Ahmad Dahlan, Dasar pemikiran KH. Ahmad Dahlan, Pokok-pokok Pemikiran KH. Ahmad Dahlan, Aktivitas dakwah KH. Ahmad Dahlan, KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah.

18 Wahyono, “penelit studi kasus. Dalam : Http/ www. Pnelitianstudika

sus. Blogspot. Com/ (download 20:15 10 03 2014)”


(6)

BAB IV: IMPLEMENTASI METODE DAKWAH BIL-Ḥ IKMAH KH. AHMAD DAHLAN

Bab IV merupakan inti atau fokus utama penulisan ini yang berisi tentang pemaparan metode dakwah bil-Ḥ ikmah KH. Ahmad Dahlan. Adapun Dalam analisis ini akan diungkapkan Implementasi dakwah bil-Ḥ ikmah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan.

BAB V:PENUTUP

Bab V merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran. Adapun kesimpulan ditarik dari hasil analisis data. Sedangkan saran ditulis berdasarkan simpulan yang disajikan.