PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) PADA MATA DIKLAT ANALISIS MIKROBIOLOGI DI SMK NEGERI 3 MEDAN.

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

(COOPERATIVE LEARNING) PADA MATA DIKLAT PRODUKTIF ANALISIS MIKROBIOLOGI

DI SMK NEGERI 3 MEDAN

Tesis

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh : SRI HARTINI NIM : 8116121033

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(2)

(3)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

(COOPERATIVE LEARNING) PADA MATA DIKLAT PRODUKTIF ANALISIS MIKROBIOLOGI

DI SMK NEGERI 3 MEDAN

Tesis

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh : SRI HARTINI NIM : 8116121033

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2014


(4)

(5)

(6)

(7)

ii ABSTRACT

SRI HARTINI, Multimedia Based Learning Material Development with Cooperative Learning Strategy on Microbiology Analysis Subject at SMK Negeri 3 Medan, Thesis, Postgraduate Program of State University of Medan, 2014.

The research was aimed to: (1) result a proper multimedia based learning material, (2) identify multimedia based learning material whether a more effective learning material than module learning material.

This research and development was based on the product development of Borg and Gall model. This model was arranged in systematic order to meet learners’ characteristics. This developmental model covered 9 stages, namely: (1) research and data collection, (2) planning, (3) product draft development, (4) pre-field-test (expert validation), (5) revision, (6) field test (individual and small group), (7) revision, (8) post-field-test, (9) final completion. Effectiveness test was carried on in the learning process after final product was resulted.

This subject involved two microbiological experts, two learning designation experts, two learning media experts, three learners for individual test, nine learners for small group test and thirty-six learners for field test. Questionnaires were distributed to obtain the data of the product quality and was analyzed by descriptive quantitative analysis technique.

The findings showed that: (1) validation result of material expert about the product worthiness was in the criteria of very good (87.69%), (2) the result of design expert validation was excellent (93.61%), (3) the result of learning media expert validation was good (77.10%), (4) the result of individual test was excellent (93.02%), (6) the result of field test was excellent (93.02%) and the overall category was very good (89.48%).

The result of effectiveness product on the learning process revealed that learning by using multimedia was more effective (88.91%) compared with learning by using module (82.03%).


(8)

iii ABSTRAK

SRI HARTINI, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pada Mata Diklat Analisis Mikrobiologi di SMK Negeri 3 Medan, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan bahan ajar berbasis multimedia yang layak dan memenuhi syarat sebagai media pembelajaran yang baik; (2) mengetahui bahan ajar berbasis multimedia sebagai media ajar lebih efektif dibanding dengan pemakaian bahan ajar modul.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research &

Development) dengan mengacu pada model pengembangan produk Borg and Gall.

Model pengembangan produk pembelajaran ini merupakan model yang disusun secara terprogram dengan urutan yang sistematik dan memenuhi karakteristik siswa dalam belajar. Model pengembangan ini meliputi 9 tahapan yaitu: (1) Penelitian dan pengumpulan data, (2) Perencanaan, 3) Pengembangan draf produk, (4) Uji coba lapangan awal (validasi ahli), (5) Revisi, (6) Uji coba lapangan (perorangan dan kelompok kecil), (7) Revisi, (8) Uji Pelaksanaan lapangan, (9) Penyempurnaan produk akhir. Setelah dihasilkan produk akhir maka dilanjutkan dengan Uji Efektifitas produk dalam proses pembelajaran.

Subjek uji coba terdiri dari dua ahli materi mata diklat Mikrobiologi, dua ahli desain pembelajaran, dua ahli media pembelajaran, tiga siswa untuk uji coba perorangan, Sembilan siswa untuk uji coba kelompok kecil dan tiga puluh enam siswa untuk uji coba lapangan. Data tentang kualitas produk pengembangan ini dikumpulkan dengan angket dan dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian pengembangan menunjukkan; (1) hasil validasi ahli materi tentang penilaian kelayakan isi berada pada kriteria sangat baik (87,69%), (2) hasil validasi ahli desain pembelajaran berada pada kriteria sangat baik (93,61%), (3) hasil validasi ahli media pembelajaran berada pada kriteria baik (77,10%), (4) Uji coba perorangan berada pada kriteria sangat baik (92,82%), (5) Uji coba kelompok kecil berada pada kriteria sangat baik (92,61%), (6) Uji coba lapangan berada pada kriteria sangat baik (93,02%) dan untuk keseluruhan kategori menunjukkan kriteria sangat baik (89,48%).

Hasil uji efektifitas produk pada proses pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran lebih efektif (88,91%) dibanding dengan pembelajaran menggunakan modul (82,03%).


(9)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLah SWT, atas rahmat dan hidayah-NYA tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pada Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Di SMK Negeri 3 Medan” dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Adapun tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat bagi mahasiswa Program Pascasarjana dalam menyelesaikan studi guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Medan. Dalam penulisan tesis ini penulis telah banyak menerima masukkan dan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak.

Ucapan terima kasih yang pertama saya haturkan kepada Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd, selaku pembimbing II, dengan curahan kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan dalam membimbing serta memberi dukungan moril kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian hingga selesai. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Hamonangan Tambunan, M.Pd, Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd, dan Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, sebagai dosen penguji (Narasumber) yang banyak memberikan kritik, saran, dan bimbingan demi perbaikan tesis ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada: Bapak Rektor Universitas Negeri Medan beserta para pejabat dijajaran Civitas Ajademika Universitas Negeri Medan. Bapak Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan beserta para Asisten Direktur. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan, dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis dalam menjalankan tugas-tugas sesuai dengan profesi penulis. Ibu Fahraini, SE, tata usaha Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah banyak memberikan bantuan dalam hal pengurusan surat menyurat. Dan


(10)

iv

Kepala SMK Negeri 3 Medan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian disekolah tersebut.

Suami tercinta Julisyah Putra, yang selalu memberi dukungan, dan semangat untuk menyelesaikan studi ini dengan baik, serta ketiga buah hati ku Muhammad Gohan Aflahsyah, Muhammad Ghaza Adzikrisyah, dan Vaundra Achmad Khalilansyah, yang selalu memberi inspirasi kebahagiaan kepada penulis. Kedua orang tuaku, atas doa, cinta, dan kasih sayang serta dorongan yang tak terhingga. Semoga Allah selalu memberikan kebahagiaan dan kesehatan kepada mereka. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan khususnya angkatan XXI Program Studi Teknologi Pendidikan, selama lebih kurang 3 tahun bersama-sama penulis menuntut ilmu dan bekerja sama dalam kondisi mudah maupun sulit demi meraih kesuksesan bersama.

Akhirnya kepada semua pihak yang turut serta membantu penulis dan tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih, semoga atas kebaikan semua pihak kiranya Allah SWT membalasnya dengan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda di dunia dan di akhirat kelak. Amiin.

Medan, Februari 2014


(11)

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ... 1

B. IDENTIFIKASI MASALAH ... 14

C. PEMBATASAN MASALAH ... 15

D. RUMUSAN MASALAH ... 16

E. TUJUAN PENELITIAN ... 16

F. MANFAAT PENELITIAN ... 16

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. KAJIAN TEORETIS ... 18

1. Hakikat Bahan Ajar ... 18

2. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Mata Diklat Analisis Mikrobiologi ... 28

3. Hakikat Efektifitas Pembelajaran ... 32

4. Hakikat Multimedia Pembelajaran ... 35

5. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 57

B. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 61

C. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MULTIMEDIA ... 70

D. PENELITIAN YANG RELEVAN ... 72

E. KERANGKA BERFIKIR ... 74

F. HIPOTESIS ... 77

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ... 78


(12)

B. MODEL PENGEMBANGAN ... 78

C. PROSEDUR PENGEMBANGAN ... 79

D. TAHAP UJI COBA PRODUK ... 80

1. Desain Uji Coba ... 80

2. Subjek Uji Coba ... 80

3. Pelaksanaan Uji Coba ... 81

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 82

1. Jenis Data ... 82

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 83

3. Teknik Analisis Data Uji Coba Produk ... 87

G. UJI KEEFEKTIFAN PRODUK PENGEMBANGAN ... 89

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 89

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 89

3. Tahap Pelaksanaan Uji Efektifitas Produk Pengembangan .. 89

4. Teknik Pengumpulan Data ... 90

5. Teknik Analisis Data Uji Efektifitas Produk ... 91

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN PRODUK ... 95

1. Deskripsi Produk Awal ... 95

2. Deskripsi Data Hasil Uji Coba ... 107

3. Analisis Data... 127

4. Revisi Produk ... 139

B. HASIL PENELITIAN UJI KEEFEKTIFAN PRODUK ... 142

1. Pengajuan Persyaratan Analisis ... 143

2. Uji Hipotesis ... 145

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN PRODUK ... 147

D. KETERBATASAN PENELITIAN ... 151

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN ... 152

B. IMPLIKASI ... 155

C. SARAN ... 157

DAFTAR PUSTAKA ... 159 DAFTAR LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Taksonomi untuk pembelajaran, pengajaran dan assesmen ... 31

Tabel 2.2. Tiga Pandangan Multimedia ... 39

Tabel 2.3. Pandangan Tentang Desain Multimedia ... 39

Tabel 2.4. Fase-Fase Penerapan Strategi Kooperatif ... 61

Tabel 3.1. Angket Penilaian dan Tanggapan Tentang kualitas Materi pembelajaran, Sistem penyampaian Pembelajaran dan Kualitas Strategi Pembelajaran Untuk Ahli Materi ... 84

Tabel 3.2. Angket Penilaian dan Tanggapan Tentang kualitas Desain Informasi, Desain Interaksi dan Desain Presentasi untuk ahli Desain Pembelajaran ... 85

Tabel 3.3. Angket Penilaian dan Tanggapan Tentang kualitas Materi pembelajaran, Sistem penyampaian Pembelajaran dan Kualitas Multimedia Pembelajaran Untuk Ahli Media ... 86

Tabel 3.4. Angket Penilaian dan Tanggapan Tentang kualitas Materi pembelajaran, Sistem Kualitas Teknis /Tampilan untuk Peserta didik... 86

Tabel 3.5. Kriteria Jawaban Item Instrumen Validasi dengan Jenis Skala likert Beserta Skornya ... 88

Tabel 3.6. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pada Kompetensi Dasar Membuat Media Pertumbuhan ... 91

Tabel 4.1. Deskripsi Data Analisis Kebutuhan ... 97

Tabel 4.2. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Materi tentang Kualitas Materi Pembelajaran (Skala 1-5) ... 108

Tabel 4.3. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Materi tentang Kualitas strategi Pembelajaran (Skala 1-5) ... 108

Tabel 4.4. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Materi tentang Sistem Penyampaian Pembelajaran (Skala 1-5) ... 109

Tabel 4.5. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap kualitas Pembelajaran ... 109

Tabel 4.6. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap kualitas Strategi Pembelajaran ... 110 Tabel 4.7. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Materi Terhadap kualitas


(14)

Penyampaian Pembelajaran ... 110 Tabel 4.8. Ikhtisar Data Hasil Kajian Terhadap Multimedia Pembelajaran Analisis

Mikrobiologi Oleh Ahli Materi ... 110 Tabel 4.9. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli desain Pembelajaran

tentang Kualitas Desain Pembelajaran (Skala 1-5) ... 111 Tabel 4.10. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli desain Pembelajaran

tentang Kualitas Desain Informasi Pembelajaran (Skala 1-5) ... 112 Tabel 4.11. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Desain Pembelajaran

tentang Kualitas Desain Interaksi (Skala 1-5) ... 112 Tabel 4.12. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Desain Pembelajaran

tentang Kualitas Desain Presentasi (Skala 1-5) ... 113 Tabel 4.13. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap

kualitas Desain Pembelajaran ... 113 Tabel 4.14. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap

kualitas Desain Informasi ... 114 Tabel 4.15. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap

kualitas Desain Interaksi ... 114 Tabel 4.16. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran Terhadap

kualitas Desain Presentasi ... 114 Tabel 4.17. Ikhtisar Saran dan Perbaikan/Revisi terhadap Multimedia Pembelajaran

Pada Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Oleh Ahli Desain Pembelajaran ... 115 Tabel 4.18. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Desain Media

Pembelajaran tentang Kualitas Pemrograman (Skala 1-5) ... 116 Tabel 4.19. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Oleh Ahli Desain Media

Pembelajaran tentang Kualitas Teknis atau Tampilan (Skala 1-5) ... 116

Tabel 4.20. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Media Pembelajaran Terhadap kualitas Presentasi ... 117 Tabel 4.21. Tingkat Kecenderungan Penilaian Ahli Desain Pembelajaran tentang

kualitas Teknis atau Tampilan ... 117 Tabel 4.22. Ikhtisar Saran dan Perbaikan/Revisi terhadap Multimedia Pembelajaran

Pada Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Oleh Ahli Media Pembelajaran ... 118


(15)

Tabel 4.23. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Perorangan Di SMK Negeri 3 Medan Tentang Kualitas

Materi Pembelajaran ... 119 Tabel 4.24. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi

Pada Uji Coba Perorangan Di SMK Negeri 3 Medan Tentang Kualitas Teknis atau Tampilan ... 120 Tabel 4.25.Tingkat Kecenderungan Penilaian tentang Kualitas Materi Pembelajaran

Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Perorangan Di SMK Negeri 3 Medan ... 120 Tabel 4.26.Tingkat Kecenderungan Penilaian tentang Kualitas Teknis atau

Tampilan Pembelajaran terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Perorangan Di SMK Negeri 3

Medan ... 121 Tabel 4.27. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis

Mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMK Negeri 3

Medan Tentang Kualitas Materi Pembelajaran ... 122 Tabel 4.28. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis

Mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMK Negeri 3

Medan Tentang KualitasTeknis atau Tampilan ... 123 Tabel 4.29.Tingkat Kecenderungan Penilaian tentang Kualitas Materi

Pembelajaran terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMK

Negeri 3 Medan ... 123 Tabel 4.30.Tingkat Kecenderungan Penilaian tentang Kualitas Teknis atau

Tampilan terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil Di SMK

Negeri 3 Medan ... 124 Tabel 4.31. Ikhtisar Saran dan Perbaikan/Revisi terhadap Multimedia Pembelajaran

Pada Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 124 Tabel 4.32. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis

Mikrobiologi Pada Uji Coba Lapangan Di SMK Negeri 3 Medan

Tentang Kualitas Materi Pembelajaran ... 125

Tabel 4.33. Skor Penilaian Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Lapangan Di SMK Negeri 3 Medan

Tentang Kualitas Teknis atau Tampilan ... 128 Tabel 4.34.Tingkat Kecenderungan Penilaian tentang Kualitas Materi


(16)

Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Lapangan Di SMK Negeri 3

Medan ... 126

Tabel 4.35.Tingkat Kecenderungan Penilaian tentang Kualitas Teknis atau Tampilan terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Lapangan Di SMK Negeri 3 Medan ... 127

Tabel 4.36. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis mikrobiologi Oleh Ahli materi .... 128

Tabel 4.37. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis mikrobiologi Oleh Ahli Desain Pembelajaran ... … 130

Tabel 4.38. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis mikrobiologi Oleh Ahli Media Pembelajaran ... 132

Tabel 4.39. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis mikrobiologi Pada Uji Coba Perorangan ... 135

Tabel 4.40. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 136

Tabel 4.41. Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis mikrobiologi Pada Uji Coba Lapangan ... 137

Tabel 4.42. Data Revisi Ahli Materi ... 140

Tabel 4.43. Data Revisi Ahli Desain Pembelajaran ... 140


(17)

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1. Tahap-tahap Pengembangan Bahan Ajar Menurut Dick & Carey

(2005) ... 65 Gambar 2.2. Definisi Definisi Teknologi Pembelajaran menurut Miarso ... 68 Gambar 4.1. Tahap-tahap Uji Coba Produk Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

Multimedia ... 106 Gambar 4.2. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Pembelajaran

Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Oleh Ahli Materi ... 129 Gambar 4.3. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Pembelajaran

Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Oleh Ahli Desain Pembelajaran

... 131 Gambar 4.4. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Pembelajaran

Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Oleh Ahli Media Pembelajaran

... 133 Gambar 4.5. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Pembelajaran

Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Perorangan ... 135 Gambar 4.6. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Pembelajaran

Mata Diklat Analisis Mikrobiologi Pada Uji Coba Kelompok Kecil 137 Gambar 4.7. Diagram Batang Perolehan Skor Empiris Multimedia Pembelajaran


(18)

v

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Silabus --- 163

Lampiran 2. RPP --- 167

Lampiran 3. Instrumen Analisis Kebutuhan untuk Guru dan siswa --- 177

Lampiran 4. Instrumen Penilaian Ahli (Ahli Materi, Desain dan Media) 181 Lampiran 5. Instrument Uji Coba Perorangan, Kelompok Kecil dan Lapangan --- 204

Lampiran 6. Hasil Revisi pada Validasi Ahli dan Uji Coba Produk --- 210

Lampiran 7. Panduan /Pedoman Penggunaan Produk Pengembangan -- 221

Lampiran 8. Soal Tes Hasil Belajar dan Kunci Jawaban --- 238

Lampiran 10. Hasil Analisis Data Penelitian (Normalitas, Homogenitas, Pengujian Hipotesis dan Uji-t --- 257

Lampiran 11. Tabel Statistik--- 266

Lampiran 12. Flowchart Produk Pembelajaran --- 271

Lampiran 13. Storyboard Produk Pembelajaran --- 272

Lampiran 13. Foto Dokumentasi Kegiatan --- 281 Lampiran 14. Surat Keputusan Pembimbing Tesis

Undangan Seminar Proposal Tesis

Surat Izin Melakukan Uji Coba Tes Hasil Belajar

Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan dari UNIMED Surat Izin Melakukan Penelitian Ke Tempat yang Dituju Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Undangan Ujian Tesis Biodata Mahasiswa


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik sehingga mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Menurut Daryanto

(2012:1) menyatakan bahwa “pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik

agar dapat mengembangkan bakat, potensi, dan ketrampilan yang dimiliki dalam

menjalani kehidupan”. Pernyataan diatas sesuai dengan tujuan pendidikan

menengah kejuruan di Indonesia yaitu untuk “meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut sesuai dengan kejuruannya” (Permediknas nomor 22 tahun 2006).

Dari tujuan yang akan dicapai melalui Pendidikan kejuruan tersebut diharapkan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja, yang terstruktur di dalam industri, dan juga pada sektor usaha informal yang membutuhkan kemandirian kerja (PP nomor 29 tahun 1990). Oleh karena itu, kurikulum SMK menekankan pada pemberian bekal kemampuan yang sesuai dan berorientasi pada kebutuhan pemakai tamatan (demand driven). Depdiknas (2009) menyatakan bahwa

“Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah yang mengacu pada prinsip-prinsip: (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; (2) Beragam dan terpadu; (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan; (5) Menyeluruh dan berkesinambungan; (6) Belajar sepanjang hayat, dan (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


(20)

2

Untuk mewujudkan hal tersebut, sejak tahun 2006 melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru atau pendidik diberi keleluasaan untuk mendesain pembelajaran baik dari segi materi, metode, media, sistem evaluasi dan strategi/model pembelajaran yang selaras dengan kondisi perkembangan kebutuhan dunia industri atau dunia usaha. SMK Negeri 3 Medan sejak berdiri tahun 1964, merupakan Sekolah Menengah Kejuruan di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang menyelenggarakan pendidikan khusus untuk program keahlian kimia, dengan 2 kompetensi keahlian yaitu : Kimia Industri dan Kimia Analisis. Program keahlian Kimia Analisis memiliki 23 kompetensi yang harus diselesaikan selama 3 tahun dengan hasil pembelajaran seluruhnyan dinyatakan kompeten. Dinyatakan competent apabila (Hasil Evaluasi ≥70%) atau tidak

competent apabila (Hasil evaluasi < 70%). Khusus untuk Sekolah Menengah

Kejuruan, nilai mata pelajaran kejuruan (Produktif) minimal 70 dan digunakan untuk menghitung rata-rata Ujian Nasional (Permen Pendidikan Nasional No. 75 Tahun 2009 pasal 20 ayat 1.b). Berdasarkan rujukan dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, tentang nilai hasil ujian kejuruan/ produktif standar kelulusan minimal adalah 70.

Melalui kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), SMK Negeri 3 Medan sebagai lembaga pendidikan telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah melalui perbaikan proses pembelajaran, peningkatan kompetensi guru, mengaktifkan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), kerjasama dengan dunia industri serta perbaikan sarana dan prasarana. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang pembelajaran disekolah terus muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


(21)

3

Guru sebagai pendidik menduduki posisi yang sangat penting dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya konsep-konsep baru dalam dunia pembelajaran agar hasil belajar siswa lebih optimal.

Namun untuk mengikuti konsep dan wawasan baru tentang pembelajaran masih banyak ditemukan kendala dilapangan. Dari hasil observasi yang dilakukan di SMK Negeri 3 Medan, ternyata proses pembelajaran masih didominasi dengan metode konvensional, dimana proses pembelajaran masih sepenuhnya dilakukan oleh guru, siswa tidak sepenuhnya dilibatkan, penggunaan sumber belajar yang hanya mengandalkan buku teks dan modul, strategi pembelajaran yang cenderung kurang menarik, sehingga siswa cepat jenuh dan bosan. Hal ini sering dialami guru karena tidak memahami kebutuhan dari siswa.

Hasil observasi diatas bila dikaitkan dengan hasil penelusuran EDS (Evaluasi Diri Sekolah) di SMK Negeri 3 Medan tahun 2012 diperoleh gambaran bahwa dalam Standar Proses, 80% guru menggunakan buku teks, dan modul. Pada proses pembelajaran 60% guru belum mampu melaksanakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang mencakup kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Untuk standar pendidik, dari 76 orang guru di SMK Negeri 3 Medan berkualifikasi 97% berijasah S1 dan 0,02% berijasah S2. Sementara itu pada Standar Sarana dan Prasarana sudah memenuhi standar nasional pendidikan terkait dengan ukuran ruangan, jumlah ruangan dan sarana lain diantaranya untuk sistem pembelajaran TIK telah disediakan infocus sebanyak 17 unit, laptop 56 unit dilengakapi dengan 2 laboratorium Komputer.


(22)

4

Gambaran hasil EDS menunjukkan bahwa implementasi pelaksanaan KTSP, terutama pada standar proses masih menemui banyak kendala, terutama pada proses pembelajaran, dimana guru belum mampu melaksanakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Dari data yang diperoleh melalui WAKA Kurikulum menyebutkan jumlah guru di SMK Negeri 3 Medan sebanyak 76 orang, 51% menggunakan buku teks, terutama guru adaptif dan normatif, 45% menggunakan modul terutama guru produktif, hal ini mengindikasikan bahwa guru belum memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber belajar lain, selain buku teks dan modul untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Standar Kompetensi Analisis Mikrobiologi merupakan salah satu materi pada mata diklat produktif di jurusan Kimia Analisis yang harus pelajari siswa kelas XI dan XII. Materi ini merupakan kategori mata diklat keilmuan dan keterampilan dengan jumlah 4 jam pelajaran. Pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi tidak hanya berkaitan dengan ukuran obyeknya yang mayoritas mikroskopis tetapi juga berkaitan dengan berbagai teknik dalam pekerjaan Analisis diantaranya teknik aseptik, teknik sterilisasi, pembuatan media pertumbuhan mikroba, teknik penggunaan alat yang berhubungan dengan jenis analisis, sampai bagaimana menumbuhkan mikroba untuk mendapatkan mikroba yang benar-benar murni (biakan murni).

Proses pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi seringkali dihadapkan pada materi yang abstrak dan diluar pengalaman siswa sehari-hari, sehingga materi sulit diajarkan oleh guru dan sulit dipahami oleh siswa. Hal ini didapat dari hasil wawancara terhadap enam guru yang mengajar pada mata diklat


(23)

5

Analisis Mikrobiologi, mereka menyampaikan materi dengan menggunakan modul sebagai bahan ajar. Mereka mengemukakan sulit mendapatkan materi ajar yang benar-benar sesuai dengan tuntutan silabus, sehingga mereka harus mencari dari berbagai sumber, kemudian menyusunnya sebagai modul. Pengembangan modul hanya sekedar mengumpulkan materi yang langsung diajarkan kepada peserta didik tanpa melakukan analisis kebutuhan dan berbagai proses yang sistemik dan sistematis. Proses penyusunan seperti ini menyebabkan tidak dapat menjangkau kebutuhan peserta didik yang sesungguhnya sehingga materi pembelajaran yang disampaikan cenderung tidak dapat menarik minat peserta didik. Selain itu karakteristik siswa SMK yang cenderung cepat bosan dan jenuh bila membaca materi juga menjadi keluhan dari guru-guru yang mengajar mata diklat Analisis Mikrobiologi. Sedangkan kegiatan pembelajaran Analisis Mikrobiologi lebih membutuhkan hal-hal nyata dan contoh konkrit dari materi untuk diaplikasikan sehingga menghasilkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa, namun apabila diajarkan secara teoritis tanpa didukung contoh-contoh yang konkrit, dapat menimbulkan perbedaaan pemahaman pada siswa.

Dari hasil wawancara kepada siswa yang telah mengikuti pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi diperoleh informasi permasalahan yang dialami siswa, terkait penguasaan materi pada mata diklat Analisis Mikrobiologi, ternyata hampir 75% menyatakan : (1) sulit memahami konsep-konsep dari materi, (2) sulit mengenali jenis dan bentuk dari contoh-contoh yang diberikan pada modul, (4) adanya rasa jenuh siswa dengan pengulangan materi disebabkan belum tuntas, sehingga membuat suasana kelas kurang menyenangkan, dan (5)


(24)

6

materi pada modul tidak memberikan contoh dan gambaran yang jelas tentang materi kepada siswa.

Gambaran dari hasil observasi ditambah dengan hasil wawancara maka dapat diidentifikasi bahwa permasalahan dan kendala pada mata diklat Analisis Mikrobiologi, meliputi: (1) dalam proses kegiatan pembelajaran, guru belum mampu memanfaatkan sumber belajar lain, selain modul, sehingga materi sangat terbatas dan kadang tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum, (2) kurangnya kemampuan guru untuk mengembangkan materi ajar dengan berbagai bentuk penyajian sehingga pembelajaran terkesan monoton dan membosankan, (3) kurang memahami karakteristik peserta didik, hal ini menyebabkan peran aktif siswa dalam pembelajaran masih rendah, (4) pemanfaatan alat bantu mengajar yang ada tidak maksimal dipergunakan, (5) kurang mampu mengaplikasikan teori dan praktek, strategi pembelajaran yang kurang tepat, serta minimnya penggunaan media pembelajaran.

Dari analisis permasalahan diatas bila dikaitkan dengan hasil belajar, menunjukkan hasil belajar kurang memuaskan, hal ini terlihat dari hasil belajar mata diklat Analisis Mikrobilogi pada tiga tahun terakhir dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tahun ajaran Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-Rata

2012/2013 75 60 67,5

2011/2012 78 58 68

2010/2011 76 60 68

Sumber : DKN UAS SMK Negeri 3 Medan tahun 2010-2012

. Hal inilah yang menjadikan mata diklat ini sulit diajarkan bila hanya dengan menggunakan media yang bersifat verbal. Daryanto (2012:iii) menyatakan


(25)

7

“visualisasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak, berupa gambar dua dimensi atau model tiga dimensi”.

Untuk mengajarkan materi-materi yang memerlukan pemahaman konsep-konsep yang abstrak sering menyebabkan terjadinya salah konsep-konsepsi, sehigga ada tiga variabel yang digunakan untuk menentukan jenis bahan ajar dalam suatu pembelajaran, yaitu: karakteristik materi, tahap berfikir pada indikator pencapaian serta jenis kegiatan pembelajarannya, (Diknas, 2010:11). Pada umumnya, materi yang bersifat abstrak dan simulatif memerlukan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk memahami karena memerlukan tingkat berfikir yang kompleks. Indikator pencapaian yang memerlukan tahap berfikir tinggi memerlukan materi yang mudah dikenali dan terkadang memerlukan media untuk memudahkan dalam pencapaian materi ajar.

Gambaran dari kondisi diatas menunjukkan pentingnya suatu upaya mencari alternatif sumber belajar sehingga hasil yang dicapai dalam pembelajaran dapat sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Pencarian strategi alternatif yang dimaksud mengacu pada faktor penyebab belum tersedianya sumber belajar berupa media pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi mengingat mata diklat Analisis Mikrobiologi merupakan salah satu kompetensi yang wajib diikuti dari 23 kompetensi yang harus diselesaikan pada jurusan Kimia Analisis. Banyak faktor yang berperan dalam memberikan alternatif bagi proses pembelajaran tersebut. Beberapa diantaranya adalah penerapan teknologi pembelajaran dan pemanfaatan perkembangan teknologi dalam pembelajaran.

Teknologi pembelajaran merupakan teori dan praktek dalam segala aspek pemecahan masalah belajar melalui proses yang rumit, saling berkaitan, serta


(26)

8

dengan cara-caranya yang khas. Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam perancangan, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta evaluasi proses dan sumber belajar (Seels & Richey, 1994: 10). Berdasarkan pada belum tersedianya sumber belajar berupa media pembelajaran untuk mata diklat Analisis Mikrobiologi pada jurusan Kimia Analisis, maka fokus dan penerapan teknologi pembelajaran ini adalah pada kawasan pengembangan.

Pengembangan bahan ajar dalam bentuk multimedia pembelajaran menggunakan program yang mudah digunakan serta dipahami baik oleh siswa sebagai pengguna dan guru sebagai fasilitator. Untuk melihat seberapa pentingnya pengembangan bahan ajar ini, maka dilakukan analisis kebutuhan dengan menyebarkan angket tentang analisis kebutuhan pengembangan suatu bahan ajar berbasis multimedia pada tanggal 28 Agustus 2013 kepada 30 orang guru produktif di SMK Negeri 3 Medan dan 50 siswa angkatan 2012. Hasil angket menunjukkan, 95% guru produktif menyatakan membutuhkan bahan ajar khususnya berbasis multimedia. Sedangkan hasil angket siswa, 98% menyatakan setuju bila bahan ajar/materi pelajaran disajikan dalam bentuk multimedia.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, mengharuskan peran guru untuk selalu mengikuti perkembangan serta tuntutan baru dalam mendesain pembelajaran. Seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software), telah mengakibatkan bergesernya peran guru sebagai penyampai pesan/informasi. Guru tidak bisa lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran. Guru sebagai pendidik menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti


(27)

9

berkembangnya konsep-konsep baru dalam dunia pembelajaran. Hasil - hasil teknologi yang terus berkembang dapat dimanfaatkan untuk mendorong usaha dalam pembaharuan pembelajaran. Hasil teknologi yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.

Media dan teknologi supaya penggunanya dapat memberikan kontribusi yang sesuai diharapkan terhadap kualitas hasil belajar siswa, maka penggunaan media dan teknologi dapat di integrasikan dengan kegiatan belajar siswa. Diketahui bahwa komputer sebagai alat elektronik yang termasuk kategori multimedia mampu melibatkan berbagai indera dan organ tubuh, seperti: telinga (audio), mata (visual), dan tangan (kinetik) yang dengan libatannya dalam pembelajaran memungkinkan informasi atau pesan yang disampaikannya mudah dimengerti (Munadi, 2012:148).

Keberadaan Komputer sangat membantu sekali dijadikan media pembelajaran, karena menyediakan berbagai macam bentuk media yang memungkinkan peserta didik lebih berinteraksi, dengan demikian komputer dapat merangsang beberapa indera, yang diharapkan dapat mengaktifkan fungsi-fungsi psikologis siswa meliputi fungsi kognitif, fungsi afektif maupun fungsi psikomotorik. Mata diklat Analisis Mikrobiologi pada kompetensi dasar Media Pertumbuhan Mikroba adalah kelompok ilmu sains yang membutuhkan data dan fakta secara nyata, artinya para siswa harus benar-benar dapat melihat dengan jelas serta memahami materi yang diajarkan sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.


(28)

10

Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, juga mengatur tentang berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti maupun kompetensi mata pelajaran pada satuan pendidikan jenjang sekolah menengah, dalam tuntutan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru dituntut untuk menjadikan pembelajaran lebih inovatif, yang dapat mendorong siswa untuk belajar secara optimal, baik belajar secara mandiri, berkelompok, maupun belajar di dalam kelas.

Pembelajaran yang inovatif adalah pembelajaran yang menggunakan berbagai macam sumber belajar, metode, dan memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mempermudah penyampaian. Hal ini dilakukan agar hasil belajar yang optimal dapat dicapai. Sedangkan efektifitas proses pembelajaran dapat dicapai melalui strategi yang didalamnya ada metode dan media pembelajaran yang digunakan. Keduanya saling berkaitan. Pemilihan strategi dan metode, akan berpengaruh terhadap jenis media yang akan digunakan. Kesesuaian diantara keduanya mewujudkan tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Selanjutnya menurut Daryanto (2012: 65) menyatakan “pembelajaran dengan multimedia muncul dan berkembang berdasarkan permasalahan yang muncul dalam penerapan teknologi dalam proses pembelajaran dan kejenuhan serta kurang komunikatifnya penyampaian materi pelajaran didalam kelas yang dapat memotivasi belajar peserta didik”. Oleh sebab itu penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan


(29)

11

penyampaian informasi. Kehadiran media dalam pembelajaran juga dapat membantu peningkatan pemahaman siswa, penyajian data/informasi lebih menarik dan terpercaya, serta memudahkan penafsiran data untuk mendapatkan informasi.

Menurut Hamalik (2004:11) menyatakan bahwa para dosen/guru dituntut agar mampu memahami, menggunakan alat-alat yang tersedia dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Untuk itu pengajar harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran. Lebih lanjut dikatakan bahwa masalah yang timbul tidak semudah yang dibayangkan pengajar yaitu guru yang menguasai materi pelajaran, sebagian besar tidak mampu menghadirkan bentuk pembelajaran dalam komputer, sedangkan ahli komputer yang mampu merealisasikan segala hal dalam komputer biasanya tidak menguasai materi pelajaran. Hal tersebut menjadi dilema para guru dikarenakan keterbatasan akan penggunaan sarana komputer yang kurang maksimal, padahal ketercapaian tujuan proses belajar mengajar tersebut sangat dipengaruhi peran pentingnya media pembelajaran dalam hal ini media bukan hanya buku teks atau modul tetapi sudah beranjak ke perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang beragam jenisnya.

Dibutuhkan suatu kerjasama yang baik antara guru dan ahli komputer. Ahli komputer bertugas membuat suatu program yang mudah digunakan, dengan perangkat lunak tertentu, yang akan memudahkan pengajar merealisasikan ide-idenya sesuai dengan materi pelajaran yang dikuasainya kedalam komputer. Sehingga materi pelajaran akan terintegrasi dalam komputer akan dikemas menjadi suatu bentuk media pembelajaran.


(30)

12

Untuk menghasilkan media yang menarik maka materi pembelajaran dapat dikemas secara multimedia, hal ini dikatakan Rusman (2013:140) bahwa “pembelajaran dengan multimedia merupakan kegiatan yang menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi sehingga menjadi efektif dan efisien”. Multimedia dapat merangsang indra manusia, juga dapat fleksibel menyesuaikan kemampuan kecepatan belajar seseorang, selain itu multimedia dapat mempermudah siswa untuk menyerap pesan yang akan disampaikan dan pesan tersebut sampai maknanya dengan jelas.

Menurut Mayer (2009: 4) menyatakan “multimedia instructional message atau presentasi instruksional multimedia merupakan penyajian pesan-pesan yang melibatkan kata-kata dan gambar yang ditujukan untuk meningkatkan pembelajaran”, hal ini menjelaskan bahwa semakin banyak indra yang terlibat dalam proses belajar, maka proses belajar tersebut akan menjadi lebih efektif. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran menurut Daryanto (2012: 53) diartikan sebagai “aplikasi multimedia yang berguna untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) serta dapat merangsang pilihan, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali”.

Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar dapat dilihat melalui kerucut pengalaman Edgar Dale. Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan Kerucut


(31)

13

Pengalaman Edgar Dale (Edgar Dale cone of experience). Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa 90% pengalaman belajar didapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, 50% pengalaman belajar didapat melalui proses mengamati dan 30% pengalaman belajar didapat melalui proses mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret kita mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak kita memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh. (Sanjaya, 2008:199-200).

Berdasarkan hasil pemaparan tersebut, maka penggunaan media dalam proses pembelajaran sudah semestinya dilakukan dan perlu di kembangkan materi pembelajaran yang sesuai dan terintegrasi dengan komputer sebagai alat pengiriman sehingga menghasilkan media pembelajaran yang terfokus pada bahan ajar berbasis multimedia yang sesuai dengan karakteristik mata diklat Analisis Mikrobiologi.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini dilakukan untuk pengembangan bahan ajar berbasis multimedia. Adapun permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut; (1) Belum tersedianya multimedia pembelajaran untuk mata diklat Analisis Mikrobiologi di Jurusan Kimia Analisis, (2) Proses


(32)

14

pembelajaran belum dilengkapi sumber belajar yang memanfaatkan multimedia sehingga kurang memperhatikan kebutuhan fleksibilitas belajar dari masing-masing siswa, (3) Penggunaan bahan ajar belum maksimal dengan tuntutan kurikulum, relevansi, konsistensi terhadap standar kompetensi dan ketercakupan materi yang memuat defenisi, prosedur, tugas, latihan, serta kegiatan praktikum; (4) Penggunaan modul sebagai bahan ajar belum dapat meningkatkan efektifitas dan aktifitas belajar siswa; (5) Kegiatan pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi yang bersifat teori dan praktik menuntut kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa, apabila di ajarkan secara teoritis tanpa didukung contoh-contoh yang konkrit seperti gambar, animasi dan video, maka materi dapat menimbulkan perbedaaan pemahaman siswa, (6) Tuntutan perkembangan teknologi di bidang pendidikan mendorong siswa untuk belajar mandiri serta berbasiskan pada ICT (information and communication technology), (7) Pada proses pembelajaran belum melibatkan peran aktif siswa sehingga tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih mandiri; (8) penerapan strategi pembelajaran yang kurang tepat, dimana orientasi masih berpusat pada guru; (9) motivasi dan minat siswa yang menurun ketika mengalami kesulitan belajar; (10) sulitnya memperoleh media ajar pada pembelajaran Analisis Mikrobiologi; (11) Belum pernah dikembangkan produk multimedia pembelajaran melalui uji validitas materi, desain maupun media dan efektifitas metode penggunaannya serta alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kelayakan maupun efektifitas multimedia tersebut untuk mata diklat Analisis Mikrobiologi Jurusan Kimia Analisis di SMK Negeri 3 Medan.


(33)

15

C. PEMBATASAN MASALAH

Mengingat keterbatasan yang dihadapi peneliti, serta banyaknya faktor yang mempengaruhi penelitian, maka perlu pembatasan masalah dalam penelitian, disamping faktor keterbatasan dana, waktu serta kemampuan peneliti, maka penelitian pengembangan Bahan Ajar Berbasis Multimedia ini dibatasi pada ruang lingkup yang dapat dijangkau oleh peneliti antara lain:

1. Materi pelajaran yang dikembangkan hanya meliputi Kompetensi Dasar Media Pertumbuhan Mikroba, pada kelas XI jurusan Kimia Analisis semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 di SMK Negeri 3 Medan.

2. Bahan ajar yang dikembangkan hanya dalam bentuk multimedia pembelajaran yang aplikasinya dibuat dengan software iSpring.

3. Bahan ajar yang dikembangkan berbasis multimedia disajikan dalam bentuk offline.

4. Pengukuran hasil belajar pada pengembangan bahan ajar berbasis multimedia melalui uji efektifitas hanya pada ranah kognitif.

5. Hasil pengembangan bahan ajar berupa CD pembelajaran akan diuji efektifitasnya di SMK Negeri 3 Medan melalui proses pembelajaran dengan strategi Kooperatif.

6. Analisis kebutuhan hanya dilakukan di SMK Negeri 3 Medan. D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah bahan ajar berbasis multimedia yang dihasilkan memenuhi syarat dan layak sebagai media pembelajaran yang baik?


(34)

16

2. Apakah bahan ajar berbasis multimedia yang dihasilkan lebih efektif dibanding dengan pemakaian bahan ajar Modul?

E. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui apakah bahan ajar berbasis multimedia yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai media pembelajaran yang baik?

2. Untuk mengetahui apakah bahan ajar berbasis multimedia yang dihasilkan lebih efektif dibanding dengan pemakaian bahan ajar Modul?

F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat teoretis penelitian untuk memperkaya dan menambah khasanah Ilmu Pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran berkaitan dengan pengembangan bahan ajar berbasis multimedia pada mata diklat Analisis Mikrobiologi dan sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan penelitian yang ingin mengkaji lebih mendalam tentang multimedia pembelajaran pada mata diklat produktif Analisis Mikrobiologi atau bidang studi yang lain.

Sedangkan manfaat praktis dari penelitian: dapat dijadikan rujukan penelitian lebih lanjut maupun dalam penelitian sejenis dengan topik berbeda, dan bahan pertimbangan serta alternatif bagi guru untuk memilih media pembelajaran, sehingga dapat merancang suatu rencana pembelajaran yang berorientasi bahwa belajar akan lebih baik jika siswa dapat menggunakan sebagian waktunya untuk


(35)

17

kerja kelompok, kerja individual dan diskusi interaktif dengan fasilitas media ajar yang mengandung aspek multimedia yang berbasis komputer.


(36)

152

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan rumusan, tujuan, hasil dan pembahasan penelitian pengembangan bahan ajar berbasis multimedia yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil validasi dari ahli materi terhadap multimedia pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi yang dikembangkan menunjukkan bahwa: (1) kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 90,50%, (2) kualitas strategi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata 90,17%, (3) kualitas sistem penyampaian pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata 92,50%. Dengan demikian multimedia pembelajaran yang dikembangkan secara keseluruhan dalam kategori “Sangat Baik”.

2. Hasil validasi dari ahli Desain pembelajaran terhadap multimedia pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi yang dikembangkan menunjukkan bahwa: (1) kualitas Kualitas Desain pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 97.75%, (2) Kualitas Desain informasi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata 90.00%, (3) Kualitas Desain interaksi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata 92.50%, (4) Kualitas Desain presentasi dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata 94.20%, dan secara keseluruhan hasil penilaian ahli desain pembelajaran dalam kriteria “Sangat Baik” dengan persentase rata-rata 93,61%. Dengan


(37)

153

demikian multimedia pembelajaran yang dikembangkan secara keseluruhan dalam kategori “Sangat Baik” sehingga dapat diterima dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

3. Hasil validasi dari ahli media pembelajaran terhadap multimedia pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi yang dikembangkan menunjukkan bahwa: (1) kualitas Kualitas Aspek Pemrograman dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 80.00%, (2) Kualitas teknis atau tampilan dinilai baik dengan persentase rata-rata 74.20%, dan secara keseluruhan hasil penilaian ahli media pembelajaran dalam kriteria “Baik” dengan persentase rata-rata 77.10%. Dengan demikian multimedia pembelajaran yang dikembangkan secara keseluruhan dalam kategori “Baik” sehingga dapat diterima dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

4. Hasil uji coba produk pada uji coba perorangan yang dilakukan di SMK Negeri 3 Medan menujukkan bahwa untuk kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 94.18%, sedangkan untuk kualitas teknis atau tampilan dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 91.47%, dan secara keseluruhan hasil uji coba perorangan dalam kriteria “ Sangat Baik” dengan persentase rata-rata 92.82%. Dengan demikian hasil tanggapan siswa terhadap multimedia pembelajaran yang dikembangkan secara keseluruhan dinilai “Sangat Baik” sehingga dapat diterima dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

5. Hasil uji coba produk pada uji coba kelompok kecil yang dilakukan di SMK Negeri 3 Medan terdiri dari sembilan orang siswa menujukkan bahwa untuk kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata


(38)

154

sebesar 94.44%, sedangkan untuk kualitas teknis atau tampilan dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 90.79%, dan secara keseluruhan hasil uji coba kelompok kecil dalam kriteria “ Sangat Baik” dengan persentase rata -rata 92.61%. Dengan demikian hasil tanggapan siswa terhadap multimedia pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan program iSpring secara keseluruhan dinilai “Sangat Baik” sehingga dapat diterima dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

6. Hasil uji coba produk pada uji coba lapangan yang dilakukan di SMK Negeri 3 Medan terdiri dari 36 orang siswa menujukkan bahwa untuk kualitas materi pembelajaran dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 93.26%, sedangkan untuk kualitas teknis atau tampilan dinilai sangat baik dengan persentase rata-rata sebesar 92.78%, dan secara keseluruhan hasil uji coba kelompok kecil dalam kriteria “Sangat Baik” dengan persentase rata-rata 93.02%. Dengan demikian hasil tanggapan siswa pada uji coba lapangan terhadap multimedia pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan program iSpring secara keseluruhan dinilai “Sangat Baik” sehingga dapat diterima dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

7. Secara keseluruhan multimedia pembelajaran yang dihasilkan telah layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran pada Mata Diklat Analisis Mikrobiologi, hal ini ditunjukkan dari hasil Rangkuman Persentase Rata-Rata Hasil Penilaian Terhadap Multimedia Pembelajaran Mata Diklat Analisis Mikrobiologi yaitu sebesar 89.48% dalam kriteria “Sangat Baik”.

8. Penggunaan multimedia pembelajaran dinilai baik, hal ini ditunjukkan oleh hasil belajar yang menggunakan multimedia pembelajaran mempunyai nilai


(39)

155

rata-rata 88.91, dibanding dengan kelas yang diajar dengan menggunakan modul mempunyai nilai rata-rata 82,03.

9. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan multimedia pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan modul yaitu thitung sebesar 11,80, sedangkan ttabel pada taraf α = 0,05 dengan dk 68 adalah 1,67, maka thitung > ttabel ; (11,80 >1,67).

10.Multimedia pembelajaran lebih efektif sebesar 88,91% dibanding media pembelajaran modul sebesar 82,03% pada uji efektifitas.

B. IMPLIKASI

Upaya dalam meningkatkan proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa pada mata diklat Analisis Mikrobiologi memberika pengalaman belajar yang lebih bermakna pada siswa. Hal ini dilakukan dengan penggunaan bahan ajar dalam bentuk multimedia pembelajaran yang telah dikemas dalam bentuk CD pembelajaran, kerjasama yang baik dengan melibatkan guru sebagai tenaga edukatif, siswa sebagai pebelajar serta perangkat yang ada disekolah harus mendukung upaya meningkatkan proses belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Bedasarkan kesimpulan dan hasil temuan pada penelitian pengembangan bahan ajar berbasis multimedia pada mata diklat Analisis Mikrobologi yang telah teruji memiliki implikasi yang tinggi dibandingkan dengan media pembelajaran modul yang selama ini digunaka guru dalam proses pembelajaran. Adapun implikasi yang dimaksud adalah:


(40)

156

1. Dengan menggunakan multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi akan mempermudah siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada mata diklat Analisis Mikrobiologi, karena dalam multimedia pembelajaran ini dilengkapi dengan teks, gambar, foto, animasi, dan video cara pembuatan media dalam bentuk tutorial, serta latihan yang dapat langsung mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi. Hal ini dimaksusdkan agar siswa dapat mudah memperoleh informasi serta daya ingat dan penalaran dalam proses belajar sehingga pembelajaran tidak menjadi bias.

2. Multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi memberikan sumbangan yang positif dan praktis terutama dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru, karena memberi kemudahan dalam menyelenggarakan pembelajaran, hal ini berdampak pada efektifitas proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian bahan ajar berbasis multimedia ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru dalam penyampaian materi Analisis Mikrobiologi dan bidang ilmu lain dengan dasar pertimbangan siswa memiliki ketertarikan dalam proses pembelajaran akan meningkatkan hasil belajarnya pula.

3. Penerapan multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi memerlukan kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran dengan media baru secara mandiri atau berkelompok sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal, bila penerapan multimedia pembelajaran juga dilaksanakan secara maksimal pula.

4. Dengan menggunakan multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas sebagai usaha dalam


(41)

157

mendalami materi. Pada saat siswa mengalami masalah dalam mendalami materi maka akan mendapatkan kemudahan dengan bentuk-bentuk informasi yang disediakan pada multimedia, sehingga siswa dapat belajar lebih efektif.

C. SARAN

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, maka diajukan beberapa saran yaitu:

1. Selama ini proses pembelajaran yang dilaksanakan pada mata diklat produktif umumnya masih menggunakan bahan pembelajaran cetak, sehingga sering terjadi pembiasan serta kebosanan pada peserta didik, hal ini dapat menyebabkan tidak tercapainya kemampuan dalam menangkap dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.

2. Multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi memerlukan fasilitas terutama perangkat komputer yang mencukupi, sehingga dari pembelajaran berkelompok dapat dilanjutkan dengan pembelajaran mandiri.

3. Multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi hanya sebagai alat untuk membantu dalam proses penyampaian pembelajaran khususnya pada mata diklat Analisis Mikrobiologi, oleh karena itu keberadaan guru masih diperlukan sebagai fasilitator dan siswa tetap terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

4. Pada kenyataanya hingga saat ini proses pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi masih dilakukan dengan cara konvensional dengan menggunakan modul, maka disarankan agar multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi mulai saat ini sudah harus digunakan dengan alasan


(42)

158

multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi mampu memberi umpan balik yang lebih baik bagi siswa.

5. Dengan alasan keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan yang dimiliki peneliti, masih banyak pengaruh-pengaruh yang belum terkontrol dengan baik, sehingga perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih representatif.

6. Perlu diupayakan pengembangan lebih lanjut dari segi kompetensi dasar dengan memperhatikan ketepatan materi dan rumusan tujuan pembelajaran sehingga lebih banyak materi yang di dapat dikembangkan sebagai sumber belajar mandiri siswa.

7. Pengembangan multimedia pembelajaran selanjutnya dikembangkan lebih bersifat dinamis dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi software, hal tersebut dapat menarik dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran dengan multimedia.


(43)

159

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revsis). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. AECT, 1986. Definisi Teknologi Pendidikan, Tetj. Yusufhadi Miarso, Jakarta:

Rajawali Press

AECT. 1994. Definition and terminology committe document. Diambil pada tanggal 4 juni 2013, dari http://www.indiana.edu/ ~molpage/Meanings of ET_4.0.pdf

Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arsyad, A. 2009. Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi

Baharuddin. 2012. Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Multimedia Interaktif

Pada Mata Diklat Memasang Instalasi Penerangan Listrik. Jurnal

Teknologi Pendidikan Vol. 5 No.2 Oktober 2012. Pps Unimed: 219-227 Belawati, Tian, dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka

Borg, W.R., Gall, M.D., & Gall, J.P. 1983. Educational research. An introduction

(4thed.). New York: Longman.

Borg, W.R., Gall, M.D., & Gall, J.P. 2003. Educational research. An introduction

(7thed.). New York: Longman.

Budiningsih, Asri. 2004. Karakteristik siswa. Buku Pegangan Kuliah: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Budiningsih, Asri. 2011. Karakteristik Siswa Sebagai Pijakan Dalam Penelitian

dan Metode Belajar. Jurnal Ilmiah Pendidikan, Februari 2011.Th

XXX.No.1. Cakrawala Pendidikan

Daryanto, 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan


(44)

160

Dick, W., Carey, L., Carey, J.O. 2005. The Systematic Design of instruction (6th

Ed.). Boston: Scott, Pearson A.B.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Depdiknas.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar

Berbasis TIK kementerian Pendidikan Nasional. Depdiknas.

Djohar. 2010. Pengantar Mikrobiologi Umum. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1639454-pengantar-mikrobiologi-umum/diakses tanggal 20 juli 2013

Driscoll. Marcy P. 1985. Psychology of Learning for Instruction. Florida : Allyn and Bacon

Eggen, Paul, Kauchak,Don. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Edisi ke Enam. Jakarta:Penerbit Indeks.

Gagne, M, Robert. 1985. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Penerjemah Munandir.Jakarta; DIKTI

Hamalik, Oemar. 2002. Media Pendidikan. Bandung; Alumni.

Harijanto, Muhammad. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Untuk Peningkatan

Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar.

Tesis. Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226. Surabaya: FKIP-UT UPBJJ.

Januszewski & Molenda, M. 2008. Educational technology: A definition with

commentary. New York: Lawrence Erlbaum Associates.

Kemdiknas. 2008. Sosialisasi KTSP: Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Kemdiknas RI.

Lee, William.and Owens Diana L., (2004), Multimedia-Based Instructional

Design, San Francisco, USA:Pfeiffer,an imprint of Wiley

Maryani, Sri. 2011. Pengembangan bahan ajar berbasis multimedia interaktif

Mata kuliah komputerisasi akuntansi. Tesis. Jurusan Akuntansi, Fakultas

Ekonomi, Universitas Gunadarma

Mayer, Richard E. 2009. Multimedia learning: Prinsip-prisip dan aplikasi.Penerjemah: Teguh Wahyu utomo. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Miarso, Yusufhadi 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada Media dan Pustekkom Diknas.


(45)

161

Munadi,Yudhi. 2013. Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta. Referensi : GP Press Group.

Munir. 2009. Pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan

komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Mukhtar, Iskandar. 2011. Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Jakarta; Gaung Persada (GP) Press

Pannen, P., Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas

Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi/Michael J. Pelczar dan

E.C.S Chan; penerjemah, Ratna Sri Hadioetomo…/et al./-Cet.I.: Jakarta

Penerbit Universitas Indonesia(UI-Press).

Prastowo, Andi. 2011. Panduan kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta;Diva Press

Purwanto. 2009. Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Resien. 2010. Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer dan

Sikap Inovatif Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Siswa SMK Methodist Tanjung Morawa. Jurnal

Teknologi Pendidikan Vol.3 No 2. Oktober ISSN 1974-6692.Program Studi Tek.Pendidikan PPs Unimed hal 13-22.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung; Alfabeta Riyanto, Y. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group

Sadiman., dkk. 2003. Media Pendidikan (Pengertian Pengembangan dan

Pemafaatannya). Jakarta: CV Rajawali.

Said, A, Damanik, H. 2012. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Pada

Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Di UPBJJ-UT Medan. Jurnal

Teknologi Pendidikan Vol. 5 No.2 Oktober 2012. Pps Unimed: 145-162

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sartika, Mia, hasruddin. 2010. Upaya Peningkatan Berpikir Kritis dan Hasil

Belajar Siswa dengan Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Virus di Kelas X SMA Negeri 2 Medan. Jurnal Pendidikan Biologi


(46)

162

Slavin, R. E. 2006. Educational Psychology Theory and Practice eighth

Edition. Printed in the United States of America. Online, diakses 18 september 2013.

Smaldino, S.E., Lowther, D.L., & Russel, J.D. 2011. Instructional techonolgy and

media for learning(9thed.). Diterjemahkan oleh Kencana Prenada Media Group. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. 1994. Teknologi pembelajaran: definisi dan

kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta:Kerjasama

IPTPI LPTK UNJ.

Siddik,dkk, 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, DEPDIKNAS. (online) diakses tanggal 26 juli 2013

Sudjana, N., & Rivai, A. 2002. Media Pengajaran. Bandung : CV Sinar Baru. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, Syaodih, N. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sutrisno, 2011. Pengantar Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press

Sutjipto, Bambang, Kustandi, Cecep. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Uno, Hamzah, B. 1998. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Pembelajaran

yang Kreatif dan Efektif). Jakarta. Bumi Aksara.

Volk, Wesley A.,Wheeler, Margaret F. 1989. Basic Microbiology: editor, Soenartono Hadisoemarto,Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Yaumi, Muhammad. 2012. Pengembangan Bahan Ajar English For Specific

Purpose Berbasis TIK. Tesis. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin


(1)

mendalami materi. Pada saat siswa mengalami masalah dalam mendalami materi maka akan mendapatkan kemudahan dengan bentuk-bentuk informasi yang disediakan pada multimedia, sehingga siswa dapat belajar lebih efektif.

C. SARAN

Berdasarkan hasil temuan yang telah diuraikan pada kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, maka diajukan beberapa saran yaitu:

1. Selama ini proses pembelajaran yang dilaksanakan pada mata diklat produktif umumnya masih menggunakan bahan pembelajaran cetak, sehingga sering terjadi pembiasan serta kebosanan pada peserta didik, hal ini dapat menyebabkan tidak tercapainya kemampuan dalam menangkap dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.

2. Multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi memerlukan fasilitas terutama perangkat komputer yang mencukupi, sehingga dari pembelajaran berkelompok dapat dilanjutkan dengan pembelajaran mandiri.

3. Multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi hanya sebagai alat untuk membantu dalam proses penyampaian pembelajaran khususnya pada mata diklat Analisis Mikrobiologi, oleh karena itu keberadaan guru masih diperlukan sebagai fasilitator dan siswa tetap terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

4. Pada kenyataanya hingga saat ini proses pembelajaran pada mata diklat Analisis Mikrobiologi masih dilakukan dengan cara konvensional dengan menggunakan modul, maka disarankan agar multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi mulai saat ini sudah harus digunakan dengan alasan


(2)

multimedia pembelajaran Analisis Mikrobiologi mampu memberi umpan balik yang lebih baik bagi siswa.

5. Dengan alasan keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan yang dimiliki peneliti, masih banyak pengaruh-pengaruh yang belum terkontrol dengan baik, sehingga perlu kiranya dilakukan penelitian lebih lanjut pada sampel yang lebih representatif.

6. Perlu diupayakan pengembangan lebih lanjut dari segi kompetensi dasar dengan memperhatikan ketepatan materi dan rumusan tujuan pembelajaran sehingga lebih banyak materi yang di dapat dikembangkan sebagai sumber belajar mandiri siswa.

7. Pengembangan multimedia pembelajaran selanjutnya dikembangkan lebih bersifat dinamis dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi software, hal tersebut dapat menarik dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran dengan multimedia.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revsis). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. AECT, 1986. Definisi Teknologi Pendidikan, Tetj. Yusufhadi Miarso, Jakarta:

Rajawali Press

AECT. 1994. Definition and terminology committe document. Diambil pada tanggal 4 juni 2013, dari http://www.indiana.edu/ ~molpage/Meanings of ET_4.0.pdf

Arsyad, A. 2013. Media Pembelajaran. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arsyad, A. 2009. Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi

Baharuddin. 2012. Pengembangan Sumber Belajar Berbasis Multimedia Interaktif Pada Mata Diklat Memasang Instalasi Penerangan Listrik. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 5 No.2 Oktober 2012. Pps Unimed: 219-227 Belawati, Tian, dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka

Borg, W.R., Gall, M.D., & Gall, J.P. 1983. Educational research. An introduction (4thed.). New York: Longman.

Borg, W.R., Gall, M.D., & Gall, J.P. 2003. Educational research. An introduction (7thed.). New York: Longman.

Budiningsih, Asri. 2004. Karakteristik siswa. Buku Pegangan Kuliah: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Budiningsih, Asri. 2011. Karakteristik Siswa Sebagai Pijakan Dalam Penelitian dan Metode Belajar. Jurnal Ilmiah Pendidikan, Februari 2011.Th XXX.No.1. Cakrawala Pendidikan

Daryanto, 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan


(4)

Dick, W., Carey, L., Carey, J.O. 2005. The Systematic Design of instruction (6th Ed.). Boston: Scott, Pearson A.B.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Depdiknas.

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK kementerian Pendidikan Nasional. Depdiknas.

Djohar. 2010. Pengantar Mikrobiologi Umum. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1639454-pengantar-mikrobiologi-umum/diakses tanggal 20 juli 2013

Driscoll. Marcy P. 1985. Psychology of Learning for Instruction. Florida : Allyn and Bacon

Eggen, Paul, Kauchak,Don. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Edisi ke Enam. Jakarta:Penerbit Indeks.

Gagne, M, Robert. 1985. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran. Penerjemah Munandir.Jakarta; DIKTI

Hamalik, Oemar. 2002. Media Pendidikan. Bandung; Alumni.

Harijanto, Muhammad. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar. Tesis. Didaktika, Vol.2 No.1 Maret 2007: 216-226. Surabaya: FKIP-UT UPBJJ.

Januszewski & Molenda, M. 2008. Educational technology: A definition with commentary. New York: Lawrence Erlbaum Associates.

Kemdiknas. 2008. Sosialisasi KTSP: Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Kemdiknas RI.

Lee, William.and Owens Diana L., (2004), Multimedia-Based Instructional Design, San Francisco, USA:Pfeiffer,an imprint of Wiley

Maryani, Sri. 2011. Pengembangan bahan ajar berbasis multimedia interaktif Mata kuliah komputerisasi akuntansi. Tesis. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Mayer, Richard E. 2009. Multimedia learning: Prinsip-prisip dan aplikasi.Penerjemah: Teguh Wahyu utomo. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Miarso, Yusufhadi 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta:


(5)

Munadi,Yudhi. 2013. Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta. Referensi : GP Press Group.

Munir. 2009. Pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Mukhtar, Iskandar. 2011. Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta; Gaung Persada (GP) Press

Pannen, P., Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas

Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi/Michael J. Pelczar dan E.C.S Chan; penerjemah, Ratna Sri Hadioetomo…/et al./-Cet.I.: Jakarta Penerbit Universitas Indonesia(UI-Press).

Prastowo, Andi. 2011. Panduan kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta;Diva Press

Purwanto. 2009. Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Resien. 2010. Pengaruh Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer dan Sikap Inovatif Terhadap Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Siswa SMK Methodist Tanjung Morawa. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol.3 No 2. Oktober ISSN 1974-6692.Program Studi Tek.Pendidikan PPs Unimed hal 13-22.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung; Alfabeta Riyanto, Y. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group

Sadiman., dkk. 2003. Media Pendidikan (Pengertian Pengembangan dan Pemafaatannya). Jakarta: CV Rajawali.

Said, A, Damanik, H. 2012. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Pada Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Di UPBJJ-UT Medan. Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 5 No.2 Oktober 2012. Pps Unimed: 145-162

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sartika, Mia, hasruddin. 2010. Upaya Peningkatan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa dengan Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif Pada Materi Virus di Kelas X SMA Negeri 2 Medan. Jurnal Pendidikan Biologi Vol.1 No 3 Edisi Desember hlmn 146-160. UNIMED.


(6)

Slavin, R. E. 2006. Educational Psychology Theory and Practice eighth Edition. Printed in the United States of America. Online, diakses 18 september 2013.

Smaldino, S.E., Lowther, D.L., & Russel, J.D. 2011. Instructional techonolgy and media for learning(9thed.). Diterjemahkan oleh Kencana Prenada Media

Group. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Seels, Barbara B. & Richey, Rita C. 1994. Teknologi pembelajaran: definisi dan kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta:Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.

Siddik,dkk, 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, DEPDIKNAS. (online) diakses tanggal 26 juli 2013

Sudjana, N., & Rivai, A. 2002. Media Pengajaran. Bandung : CV Sinar Baru. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, Syaodih, N. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning; Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sutrisno, 2011. Pengantar Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press

Sutjipto, Bambang, Kustandi, Cecep. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Uno, Hamzah, B. 1998. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Pembelajaran yang Kreatif dan Efektif). Jakarta. Bumi Aksara.

Volk, Wesley A.,Wheeler, Margaret F. 1989. Basic Microbiology: editor, Soenartono Hadisoemarto,Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Yaumi, Muhammad. 2012. Pengembangan Bahan Ajar English For Specific Purpose Berbasis TIK. Tesis. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.