PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK.

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED

INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR

SMK

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Komputer

oleh

ARI HARTININGSIH NIM 1006337

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

“PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED

INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN

DASAR SMK”

ARI HARTININGSIH NIM 1006337

disetujui dan disahkan oleh Pembimbing I

Dr.DEDI ROHENDI, M.T. NIP. 196705241993021001

Pembimbing II

Drs. HERI SUTARNO, M.T. NIP. 19560714984031002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer

JAJANG KUSNENDAR, M.T. NIP. 197506012008121001


(3)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED

INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN

DASAR SMK

Oleh

Ari Hartiningsih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Ari Hartiningsih 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Berbasis Model Cooperative Learning Tipe Team Asissted Individualization pada Mata Pelajaran Pemrograman Dasar SMK” ini beserta seluruh isinya adalah benar – benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

Ari Hartiningsih NIM. 1006337


(5)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS COOPERATIVE

LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA

PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Ari Hartiningsih, 1006337, arihartiningsih@gmail.com

ABSTRAK

Kurangnya keaktifan siswa dan pengembangan media ajar menjadi faktor utama pengembangan multimedia ini. Multimedia pembelajaran interaktif berbasis Cooperative

Learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) sebagai penunjang media ajar pada

mata pelajaran Pemrograman Dasar SMK. Model pengembangan multimedia pembelajaran interaktif terdiri dari tahap analisis, desain, pengembangan/pengkodean, implementasi, dan penilaian. Pada tahap analisis, dilakukan penyebaran angket untuk siswa dan wawancara guru mata pelajaran Pemrograman Dasar yang mengajar siswa kelas X jurusan TKJ (Teknik Komputer Jaringan) SMK Negeri 1 Cirebon. Tahap desain dilakukan perancangan multimedia. Setelah multimedia dirancang dan kemudian dikembangkan, dilakukan validasi ahli (dosen atau guru) yang terdiri dari validasi ahli media dan materi untuk kelayakan multimedia dan diimplementasikan pada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap multimedia dengan dibagikan angket penilaian siswa pada 24 siswa kelas X TKJ 1 (Teknik Komputer Jaringan) SMK Negeri 1 Cirebon. Dari penelitian ini didapatkan hasil: 1) multimedia pembelajaran interaktif berbasis

Cooperative Learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) yang telah

dikembangkan dinilai Baik dan layak digunakan dengan rata-rata persentase kelayakan 77,89% oleh ahli media dan 78,00% oleh ahli materi, 2) siswa memberikan penilaian Baik terhadap multimedia dengan persentase penilaian yang diuraikan menjadi 3 aspek, 72,63 % untuk aspek RPL, 88,83 % untuk aspek pembelajaran dan 70,20 % untuk aspek antar muka.

Kata kunci: Multimedia Pembelajaran Interaktif, Cooperative Learning, Team Assisted


(6)

v Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

INTERACTIVE LEARNING MULTIMEDIA BASED FROM COOPERATIVE LEARNING TYPE OF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) FOR

COURSE BASIC PROGRAMMING

Ari Hartiningsih, 1006337, arihartiningsih@gmail.com

ABSTRACT

Decrease student’s active and development learning media is become main factor from development this multimedia. Interactive Learning Multimedia Based of Cooperative Learning Type of Team Assisted Individualization (TAI) as assisted learning media for Course Basic Programming SMK. The development interactive learning multimedia model are consist of analysis, design, development or coding, implementation, and assessment. For analysis phase, spreading questionnaire for students and interview with Basic Programming teacher who teach student X grade in TKJ (Teknik Komputer

Jaringan) of SMK Negeri 1 Cirebon. which purpose for development interactive learning

multimedia based of Cooperative Learning Type of Team Assisted Individualization (TAI) for Course Basic Programming. Design phase is multimedia planning. After multimedia was planned and then developed, expert validation (doing by teacher or lecturer) are consists of expert validation media and material for multimedia proper and implementation for students to know how students’s responses toward multimedia with questionnaire to 24 students X grade in TKJ 1 SMK Negeri 1 Cirebon. According to this research, it earned result: 1) interactive learning multimedia based from Cooperative Learning type of Team Assisted Individualization (TAI) which has been developed is considered appropriate and proper to be used with average of percentage 77,89% according to media expert and 78,00% according to material expert, 2) students giving positive responses with percentage of assessment that divided into three aspects, 72,63 % for software engineering aspect, 88,83 % for learning aspect, and 70,20 % for interface aspect.

Keyword : Interactive Learning Multimedia, Cooperative Learning, Team Assisted


(7)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN HAK CIPTA

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ……….. iv

DAFTAR ISI ……….. vi

DAFTAR TABEL ………. viii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Rumusan Masalah ………. 5

C. Batasan Masalah ………. 5

D. Tujuan Penelitian ………...…. 6

E. Manfaat Penelitian ………. 6

F. Definisi Operasional ………. 7

G. Struktur Organisasi Skripsi ………. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar & Pembelajaran ……… 9

B. Multimedia ………... 10

C. Multimedia Interaktif ………... 13

D. Multimedia Pembelajaran Interaktif ………... 14

E. Cooperative Learning ………... 15

F. Team Assisted Individualization (TAI) ………... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………... 23


(8)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

B. Langkah-Langkah Penelitian ………... 25

C. Populasi dan Sampel ………... 30

D. Instrumen Penelitian ……… 31

E. Teknik Analisis Data ……… 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tahap Analisis ……… 39

B. Tahap Desain ……… 42

C. Tahap Pengembangan ……… 71

D. Tahap Implementasi ……… 76

E. Tahap Penilaian ……… 78

F. Pembahasan Penelitian ……… 78

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan …………..……….. 82

B. Rekomendasi ……….….. 83

DAFTAR PUSTAKA ……….….. 84 LAMPIRAN


(9)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Penilaian Skor Angket ………... 32

Tabel 3.2 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran ……….. 37

Tabel 3.2 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran ……….. 38

Tabel 4.1 Tabel Pengintegrasian Model Pembelajaran TAI pada Multimedia ... 45

Tabel 4.2 Black Box Akun Siswa ………...………... 71

Tabel 4.3 Black Box Akun Guru ………...……… 73

Tabel 4.4 Hasil Validasi Multimedia ………...……… 75


(10)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian R&D menurut Sugiyono ………… 23

Gambar 3.2 Tahapan Pengembangan Multimedia ……… 25

Gambar 3.3 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran ………… …….. 37

Gambar 3.3 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran ………... 38

Gambar 4.1 Flowchart Multimedia Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning Tipe TAI sebelum perbaikan ……… ……….. 43

Gambar 4.2 Flowchart Multimedia Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning Tipe TAI setelah perbaikan ……… ……… 44

Gambar 4.3 Konteks Diagram Multimedia ……….. 48

Gambar 4.4 Data Flow Diagram Multimedia ……….. 48

Gambar 4.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ……….. 49

Gambar 4.6 Tampilan Placement Test ……….…… 51

Gambar 4.7 Pembagian Kelompok ……….……… 52

Gambar 4.8 Profil Siswa ……….……… 54

Gambar 4.9 Materi Kurikulum ……….………….... 55

Gambar 4.10 Tugas Kelompok ……… ……… 56

Gambar 4.11 Kesimpulan Materi ……… ……… 56

Gambar 4.12 Fact Test ……….……… 58

Gambar 4.13 Tampilan Daftar Akun Siswa ………...….. 60

Gambar 4.14 Tampilan Login Siswa ……… ……… 61


(11)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.16 Tampilan Halaman Nilai Akun Siswa ………. 62

Gambar 4.17 Panduan Siswa ……… ……… 66

Gambar 4.18 Tampilan Mulai Pembelajaran ……… …… 67

Gambar 4.19 Tampilan Login Guru ……… ……… 67

Gambar 4.20 Tampilan Beranda Guru ……… …… 68

Gambar 4.21 Tampilan Daftar Siswa Menu Guru ………. 68

Gambar 4.22 Tampilan Jawaban Tugas Kelompok ……… 69

Gambar 4.23 Tampilan Halaman Daftar Nilai Siswa ……… 69

Gambar 4.24 Tampilan Halaman Profil Guru ……….……… 70


(12)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

1.1 Flowchart

1.2 Storyboard

1.3 Silabus

1.4 RPP

1.5 Judgement Soal

1.6 Source Code

LAMPIRAN 2

2.1 Angket Survey Lapangan

2.2 Angket Penilaian Ahli Media

2.3 Angket Penilaian Ahli Materi

2.4 Angket Penilaian Siswa Terhadap Multimedia

2.5 Hasil Penilaian Ahli Media

2.6 Hasil Penilaian Ahli Materi

2.7 Hasil Penilaian Siswa Terhadap Multimedia


(13)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN 3

3.1 Perhitungan Hasil Judgement Ahli Media

3.2 Perhitungan Hasil Judgement Ahli Materi

3.3 Perhitungan Hasil Respon Siswa

LAMPIRAN 4

4.1 Surat Izin Penelitian

4.2 Surat Keterangan Penelitian


(14)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia yang lahir ke dunia, mutlak memerlukan pendidikan. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakan

bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan/pengajaran”.

Pendidikan berguna untuk memiliki keterampilan guna mengembangkan potensi diri untuk menghadapi dunia kerja dan masyarakat serta mencari penghidupan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang RI Pasal 1 Ayat 1 Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Salah satu proses pendidikan yaitu belajar. Pengertian belajar

menurut Gagne (dalam Slameto, 2003, hlm. 13) ialah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi”.

Berdasarkan definisi tersebut, penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi, umumnya dilakukan pada jalur pendidikan formal, yaitu sekolah. Sekolah melibatkan unsur pendidikan (Arbi & Syahrun, 1992), yaitu tujuan pendidikan, guru, siswa, isi atau materi pendidikan, alat atau metode pendidikan, serta lingkungan pendidikan.

Salah satu unsur pendidikan, yaitu alat atau media pendidikan atau biasa disebut media pembelajaran. Di era canggih seperti sekarang ini, media pembelajaran yang masih terus berkembang adalah multimedia pembelajaran interaktif. Selain sebagai alat bantu mengajar, multimedia pembelajaran interaktif juga dapat menjadi alternatif pengganti guru di


(15)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sekolah, menjadikan pembelajaran menyenangkan dan lebih mudah dipahami. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hofstetter (2001, hlm.


(16)

2

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

16), “multimedia pembelajaran interaktif merupakan gabungan dari teks,

grafis, audio, video yang memungkinkan pengguna berkreasi dan berinteraksi serta mendapat umpan balik dari multimedia tersebut”.

Seiring dengan pesatnya perkembangan bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), terdapat sekolah dengan bidang keahlian komputer, contohnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan jurusan atau bidang keahlian yang diantaranya adalah Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Di kedua bidang keahlian tersebut, terdapat mata pelajaran Pemrograman dasar. Mata pelajaran Pemrograman dasar merupakan akar atau pondasi dari semua pemrograman karena mengangkat sebuah permasalahan atau persoalan dari dunia nyata, kemudian dijadikan ide atau solusi dari permasalahan tersebut atau biasa juga disebut algoritma, dan dituangkan menjadi sebuah program untuk menyelesaikan masalah itu sendiri. Oleh sebab itu, mata pelajaran Pemrograman dasar merupakan salah satu mata pelajaran produktif di SMK yang membutuhkan cara berpikir logika atau nalar yang cukup tinggi serta pemikiran analitis agar solusi dari pemecahan masalah sesuai dengan masalah yang dihadapi. Sebagaimana dikemukakan Rahayu (2013), “pembelajaran algoritma dituntut berpikir

secara runut, logis, dan tepat dalam memecahkan masalah”.

Algoritma juga disebut jantung informatika atau dasar dari ilmu informatika. Algoritma tidak hanya berlaku dalam bahasa-bahasa pemrograman yang diajarkan di kelas, khusus pada mata pelajaran ini, seperti C, C++, ataupun Pascal. Dalam mata pelajaran lain, salah satunya Pemrograman Web, algoritma tersebut juga dipakai walaupun dengan bahasa pemrograman yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil materi pengenalan algoritma, algoritma percabangan dan algoritma pengulangan dari mata pelajaran Pemrograman dasar. Berdasarkan wawancara dengan guru, data nilai rata-rata tiap kelas pada mata pelajaran ini antara tahun kemarin dengan tahun sekarang mengalami penurunan. Siswa yang baru memasuki SMK atau peralihan siswa dari


(17)

3

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

SMP ke SMK merasa „kaget‟ dikenalkan oleh algoritma sehingga belum

dapat memahami konsep algoritma (ide atau solusi) dari suatu permasalahan kemudian mengimplementasikannya ke dalam program. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Sugiarti (2005, hlm. 77) dalam

jurnalnya yang mengatakan, “pembelajaran pemrograman komputer masih

banyak yang mengalami kesulitan baik secara teori maupun praktek yang berakibat kurangnya menghayati atau memahami konsep pemrograman

dan kesulitan mengaplikasikan pemrograman komputer”.

Berdasarkan pengamatan, kegiatan pembelajaran Pemrograman dasar di kelas dilakukan disertai hanya dengan alat atau media penunjang pembelajaran, yaitu powerpoint, sehingga pemanfaatan media dirasa kurang optimal. Maka dari itu, diperlukan media untuk membantu memvisualisasikan logika algoritma demi penyampaian informasi yang optimal. Menurut Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen:

Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni yang memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Kemudian, Munadi (2013, hlm. 2) dalam bukunya menyimpulkan UU Tentang Guru dan Dosen tersebut:

Guru yang berkualitas merupakan salah satu faktor tercapainya tujuan pembelajaran, dan salah satu kriteria guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kompetensi pedagogik, kemudian dalam melaksanakan kompetensi pedagogik tersebut, guru dituntut memiliki kemampuan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran termasuk di dalam penguasaan penggunaan bahkan pembuatan media pembelajaran.

Jadi, kualitas guru menentukan tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Selain itu, guru yang berkualitas juga harus dapat menggunakan bahkan membuat media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran atau bahkan media pengganti guru di sekolah.


(18)

4

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Fasilitas sarana dan prasarana di sekolah sudah cukup baik, alangkah lebih baik lagi jika pembelajaran didukung oleh alat pembelajaran yang baik pula. Jumlah siswa yang cukup banyak menjadi kendala, guru kesulitan untuk memantau satu persatu siswa. Di dalam proses pembelajarannya juga jarang dilakukan pembelajaran kooperatif sehingga siswa dirasa kurang aktif. Multimedia berbasis Cooperative Learning ini dirasa cocok untuk mengatasi masalah tersebut karena Cooperative Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa. Jadi, peneliti mengambil model Cooperative Learning tipe Team Asissted Individualization (TAI) yang disisipkan pada multimedia pembelajaran interaktif. Model ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menggabungkan pembelajaran secara individu maupun pembelajaran secara kelompok. Model ini juga memungkinkan untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas dan berdiskusi secara bersama-sama sehingga siswa menjadi aktif. Semua anggota kelompok saling mengecek jawaban teman sekelompoknya serta saling memberi bantuan, jadi siswa yang berkemampuan kurang dapat terbantu. Pada pengerjaan evaluasi atau hasil akhir tetap dilakukan secara individu. Kelebihan pembelajaran kooperatif didukung oleh pernyataan Lie (2005), yang menyatakan bahwa

“pengajaran oleh rekan sebaya ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru”. Silberman (2002) juga menyatakan bahwa “satu mata pelajaran benar-benar dikuasai oleh siswa apabila mampu mengajarkan pada siswa lain, mengajar teman sebaya memberikan kesempatan pada siswa mempelajari sesuatu dengan baik, dan pada waktu yang sama

menjadi narasumber bagi siswa lain”. Dikemukakan Riskiana (2010, hlm.

2), “pembelajaran kooperatif membantu siswa menemukan dan membangun sendiri pemahaman tentang materi pembelajaran”.

Penelitian serupa telah dilakukan oleh Ardianti (2012) dengan

penelitian yang bertajuk “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Team Assisted Individualization (TAI) untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Pokok Bahasan desain


(19)

5

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Grafis pada Siswa Kelas XII SMAN 1 Sukasada” yang mendapat respon

positif dari siswa. Pengembangan media dilakukan karena guru belum bisa mengontrol aktivitas siswa karena sebagian besar media pembelajaran interaktif yang ada masih berbasis desktop dengan menggunakan flash, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, maka peneliti

mengangkat judul “PENGEMBANGAN MULTIMEDIA

PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL

COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED

INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan multimedia pembelajaran interaktif berbasis Model Cooperative Learning tipe TAI (Team Asissted Individualization) pada mata pelajaran Pemrograman dasar?

2. Bagaimana respon siswa terhadap multimedia pembelajaran interaktif berbasis Model Cooperative Learning tipe TAI (Team Asissted Individualization) pada mata pelajaran Pemrograman dasar?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini jelas dan terarah, maka peneliti membatasi masalahnya sebagai berikut:

1. Objek penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Cirebon.

2. Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini berbasis web.


(20)

6

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3. Materi pembelajaran yang akan dijadikan bahan penelitian adalah konsep algoritma, percabangan (if dan case), serta pengulangan (for dan while).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh informasi tentang pengembangan multimedia pembelajaran interaktif berbasis Model Cooperative Learning tipe Team Asissted Individualization (TAI) pada mata pelajaran Pemrograman dasar.

2. Memperoleh informasi tentang respon siswa terhadap multimedia pembelajaran interaktif berbasis Model Cooperative Learning tipe Team Asissted Individualization (TAI) pada mata pelajaran Pemrograman dasar.

E. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan dampak serta manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai kajian, pertimbangan, serta referensi untuk mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif yang dijadikan alat pembelajaran.

b. Sebagai referensi dan informasi penelitian lain yang sejenis. 2. Manfaat praktis


(21)

7

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Menambah motivasi siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia selain alat pembelajara yang biasa digunakan di sekolah.

b. Bagi guru

Menambah pengetahuan dan sebagai referensi bagi pendidik untuk mengembangkan dan menerapkan multimedia pembelajaran interaktif sebagai alat pembelajaran.

c. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti sebagai calon pendidik.

F. Definisi Operasional

Untuk mencegah penafsiran berbeda pada penelitian ini, maka berikut definisi operasional yang sesuai dengan judul penelitian:

1. Multimedia Pembelajaran Interaktif adalah penggabungan teks, gambar, audio, animasi dan video yang disajikan dalam bentuk digital yang digunakan dalam proses pembelajaran, dilengkapi dengan tool yang memungkinkan pengguna berkomunikasi dan berinteraksi dengan multimedia tersebut, serta mendapat umpan balik dari multimedia tersebut.

2. Model Cooperative Learning tipe Team Asissted Individualization (TAI) adalah model pembelajaran kooperatif atau berkelompok yang terdiri dari pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan. Satu kelompok terdiri dari empat siswa dan ditugaskan untuk menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama. Semua anggota kelompok saling mengecek jawaban teman sekelompoknya serta saling memberi bantuan. Kemudian, tiap anggota tersebut diberi tes atau ujian tanpa bantuan dari anggota lain. Kelompok yang memperoleh skor paling tinggi dari tugas dan tes diberi reward oleh guru.

3. Algoritma dan Pemograman Dasar adalah mata pelajaran produktif untuk bidang keahlian Teknik Komputer Jaringan (TKJ) ataupun


(22)

8

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang membahas tentang teknik dasar pemrograman dan urutan langkah pemecahan suatu masalah yang dituangkan ke dalam suatu algoritma kemudian diimplementasikan pada program komputer.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluan. Berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan, dan definisi operasional.

Bab II Kajian Pustaka. Berisi tentang teori atau landasan yang berkaitan

dengan judul penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian. Berisi tentang metodologi penelitian,

populasi dan sampel, langkah-langkah penelitian, instrumen pengumpul data, dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi tentang pembahasan

hasil penelitian, pengolahan data, jawaban dari pertanyaan penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Berisi tentang kesimpulan

jawaban dari rumusan masalah dan kesimpulan hasil penelitian serta rekomendasi dari peneliti untuk penelitian berikutnya.


(23)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode R&D (Research and Development) atau dalam Bahasa Indonesia disebut metode penelitian dan pengembangan. Metode ini merupakan metode penelitian untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013, hlm. 407).

Langkah-langkah penelitian R&D menurut Sugiyono (2013, hlm. 409) yang digunakan oleh peneliti adalah identifikasi potensi dan masalah, pengumpulan data atau informasi, desain produk, validasi desain, revisi desain, pengembangan produk, dan ujicoba produk.

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian R&D menurut Sugiyono (2013)

1. Identifikasi potensi dan masalah

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian adalah mengidentifikasi potensi dan masalah yang ada di lapangan, kemudian dianalisis sehingga ditemukan model, pola atau


(24)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sistem penanganan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan penelitian dan pengembangan ini.


(25)

24

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu a. Studi lapangan

Peneliti mewawancarai guru mata pelajaran Algoritma dan Pemrograman Dasar serta siswa yang dijadikan sampel penelitian untuk mengetahui masalah apa saja yang tedapat dalam mata pelajaran tersebut. b. Studi literatur

Peneliti mengkaji referensi yang berkaitan dengan penelitian melalui buku, internet, dan sumber lainnya. 2. Pengumpulan data atau informasi

Setelah data ditunjuk secara faktual dan aktual, maka dikumpulkanlah informasi yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Bahan pengembangan produk itu misalnya apa saja yang akan muncul dalam konten dan penyesuaian multimedia dengan model Cooperative Learning tipe TAI. 3. Desain produk

Sebelum multimedia pembelajaran interaktif dikembangkan, dibuatlah rancangannya terlebih dahulu. Diagram alir (flowchart) untuk menggambarkan alur atau urutan proses dari multimedia tersebut, dan papan cerita (storyboard) untuk menggambarkan tampilan dari multimedia, misalnya pada penyajian materi, tes, dan keterangan tombol navigasi lainnya.

4. Validasi desain

Validasi desain atau produk dilakukan oleh beberapa ahli yang telah berpengalaman untuk menilai produk yang telah dirancang. Terdapat instrumen untuk penilaian multiemdia sehingga peneliti dapat mengetahui apa kelemahan dan kelebihan multimedia tersebut.


(26)

25

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dilakukan revisi desain atau perbaikan desain. Setelah analisis instrumen penilaian multimedia, maka dilakukan perbaikan kekurangan produk agar dapat dievaluasi atau dapat disebut juga sebagai penyempurnaan produk.

6. Pengembangan produk

Pada tahap ini, dilakukan pengembangan terhadap multimedia yang telah dirancang sebelumnya..

7. Ujicoba produk

Pada tahap ini dilakukan ujicoba terbatas pada objek penelitian untuk membandingkan efektivitas dan efisiensi sistem kerja lama dengan yang baru. Caranya dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru.

B. Langkah-Langkah Penelitian

Peneliti menggunakan model pengembangan multimedia menurut Munir (2010a, hlm. 241-245 & 2012b, hlm. 107-108). Munir mengemukakan lima fase tahapan pengembangan multimedia:


(27)

26

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Tahapan Pengembangan Multimedia (Munir & Zaman, 2002, hlm. 54)

1. Fase Analisis

Pada fase pertama ini dilakukan analisis keperluan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif berdasarkan tujuan pembelajaran, siswa, guru, dan lingkungan. Analisis dilakukan dengan kerjasama antara guru dan pengembang multimedia pembelajaran interaktif dengan mengacu pada kurikulum yang digunakan dan tujuan yang ingin dicapai. Jika pada langkah-langkah penelitian R&D menurut Sugiyono (2013), pada fase analisis ini termasuk tahap analisis potensi dan masalah serta pengumpulan data dan informasi, peneliti melakukan analisis masalah dengan cara studi lapangan dan studi literatur, kemudian analisis kebutuhan perangkat lunak, perangkat keras, pengguna, serta materi. 2. Fase Desain

Komponen yang diperlukan untuk konten multimedia pembelajaran interaktif yang akan dikembangkan berdasarkan desain instruksional (instructinal design) atau model Cooperative Learning tipe Team Assisted Indidualization. Proses desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif meliputi dua aspek, yaitu aspek model desain instruksional (model Cooperative Learning tipe Team Assisted Individualization) dan aspek isi materi pembelajaran yang akan diberikan (mata pelajaran Pemrograman Dasar dengan materi pengenalan algoritma, percabangan, dan pengulangan). Fase desain ini sama dengan tahap desain produk, validasi desain, dan revisi desain pada langkah-langkah penelitian R&D menurut Sugiyono (2013). Pada fase ini, dilakukan rancangan


(28)

27

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

awal multimedia dengan pembuatan diagram alir (flowchart) dan papan cerita (stroyboard) atau rancangan antarmuka. Alur proses multimedia mengikuti alur kegiatan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Team Assisted Individualization. Berdasarkan langkah-langkah penelitian riset dan pengembangan menurut Sugiyono (2013), setelah rancangan desain dibuat, dilakukan validasi desain oleh ahli, kemudian dilakukan revisi desain oleh peneliti (jika perlu).

Berdasarkan delapan tahapan Team Assisted Individualization yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya yaitu kajian pustaka, berikut ini merupakan penjelasan tahapan Team Assisted Individualization pada multimedia:

a. Tes Penempatan (Placement Test)

Siswa diberikan tes awal (pretest) atau dapat diganti dengan melihat rata-rata nilai harian atau nilai evaluasi bab sebelumnya yang diperoleh siswa. Pada penggunaan multimedia, siswa melakukan tes awal untuk memperoleh kelompok berdasarkan nilai tes. Siswa mengerjakan tes awal sebanyak 20 soal di tiap materi dengan alokasi waktu pengerjaan 20 menit.

b.Tim (Teams)

Siswa dibentuk kelompok yang bersifat heterogen berdasarkan nilai placement test. Satu kelompok terdiri dari empat sampai lima orang siswa. Dalam satu kelompok terdiri dari tiga kategori siswa: siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Kategori kemampuan siswa berdasarkan nilai tes awal yang diperoleh. Kriteria penilaian kemampuan bukan berdasarkan kriteria kategori kemampuan, contohnya seperti nilai 0-35 termasuk kemampuan rendah, 36-70 termasuk kemampuan sedang, 71-100 termasuk


(29)

28

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kemampuan tinggi. Agar dalam satu kelompok terbagi secara acak atau random, maka pembagian kelompok berdasarkan ranking atau peringkat yang diperoleh, contohnya dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang berperingkat 1, 6, 11, 16, dan seterusnya.

c.Materi-Materi Kurikulum (Teaching Group)

Siswa diberikan materi secara singkat sebelum penugasan kelompok. Dalam multimedia, siswa mempelajari materi pembelajaran Pemrograman Dasar secara individu.

d.Belajar Kelompok (Team Study)

Siswa mengerjakan tugas yang diberikan secara berkelompok. Guru memberikan bantuan secara individu maupun kelompok yang memerlukan, teman sekelompok juga dapat memberikan bantuan sebagai peer tutoring (tutor sebaya) pada teman sekelompoknya. Dalam multimedia, siswa mengerjakan tugas kelompok dengan mengisi jawaban pada kotak jawaban yang telah disediakan. Terdapat fitur chatting untuk diskusi antar anggota kelompok.

e.Kreativitas Siswa (Student Creativity)

Keberhasilan setiap siswa atau individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Siswa yang berkemampuan tinggi harus membantu teman sekelompoknya yang berkemampuan rendah. Siswa juga menyimpulkan atau merangkum materi pembelajaran yang telah dipelajari (review materi).

f. Tes Fakta (Fact Test)

Siswa diberikan tes berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh. Dalam multimedia, siswa mengerjakan


(30)

29

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

soal evaluasi setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran.

g.Skor Tim dan Rekognisi Tim (Team Score and Team Recognizition)

Pada tahap ini, dihitung rata-rata skor pada hasil pengerjaan tugas kelompok, nilai kesimpulan, dan nilai fact test per individu, kemudian nilai rata-rata tiap anggota dihitung lagi menjadi nilai rata-rata kelompok. Setelah diperoleh nilai rata-rata kelompok, diberikan gelar atau penghargaan pada kelompok yang berhasil maupun pada kelompok yang kurang berhasil.

h.Unit Seluruh Kelas (Whole-Class Unit)

Materi disajikan kembali secara singkat oleh guru, kemudian siswa menarik kesimpulan pembelajaran bersama-sama dengan diwakili oleh satu orang per kelompoknya dan arahan dari guru.

3. Fase Pengembangan/Pengkodean

Pada fase ini, multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan menghasilkan sebuah aplikasi pembelajaran. Tahap pengembangan meliputi langkah-langkah pembuatan multimedia berupa penyisipan teks, suara, gambar, video, animasi, grafik, dan integrasi sistem. Setelah pengembangan multimedia pembelajaran interaktif selesai, maka dilakukan uji blackbox untuk memastikan bahwa tombol-tombol berjalan sesuai dengan perintah pengguna, kemudian dilakukan penilaian dengan menggunakan angket validasi ahli media terhadap konten atau isi multimedia tersebut seperti teks, grafik, suara, musik, video, dan animasi, serta ahli materi terhadap konten/isi materi dan kegiatan pembelajaran di dalamnya. Berdasarkan langkah-langkah penelitian riset dan pengembangan menurut Sugiyono (2013), dilakukan ujicoba


(31)

30

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

produk dan validasi oleh ahli. Jika telah selesai, maka dilakukan revisi produk berdasarkan rekomendasi ahli sebelum diimplementasikan di lapangan.

4. Fase Implementasi

Pada fase ini, dilakukan pengujian multimedia pembelajaran interaktif yang telah dikembangkan dan kemudian diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Implementasi pengembangan multimedia pembelajaran interaktif disesuaikan dengan model pembelajaran yang akan diterapkan. Siswa dapat menggunakan multimedia pembelajaran interaktif di dalam kelas atau laboratorium secara kreatif dan interaktif melalui model Cooperative Learning tipe Team Assisted Individualization.

5. Fase Penilaian

Pada fase ini diketahui secara pasti kelebihan dan kelemahan multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan. Dilakukan penilaian untuk membuat penyesuaian dan perbaikan sehingga pengembangan multimedia pembelajaran interaktif menjadi lebih sempurna. Penilaian ditekankan pada literasi komputer, materi pembelajaran, dan motivasi terhadap siswa. Siswa menilai multimedia dengan cara menjawab soal-soal pada angket penilaian respon siswa terhadap multimedia.

C. Populasi dan Sampel

Populasi yang akan menjadi objek penelitian adalah siswa SMK Negeri 1 Cirebon kelas X jurusan RPL dan TKJ, kemudian sampelnya adalah siswa kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Cirebon.

Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 124), Purposive Sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan


(32)

31

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pertimbangan tertentu”. Hal tersebut dikarenakan peneliti tidak mengambil sampel secara acak untuk membentuk kelompok baru, melainkan mengambil sampel berdasarkan kelompok yang telah tersedia. Di antara kelas yang tersedia, kelas yang diambil sebagai sampel adalah kelas X TKJ 1 karena kelas tersebut berkategori sedang, artinya rata-rata kelas berada di tengah-tengah di antara kelas yang lainnya (X RPL 1 dan X TKJ 2).

D. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti” (Sugiyono, 2013, hlm. 133). “Instrumen dalam penelitian dapat berupa tes dan angket” (Sugiyono, 2013, hlm. 305). Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini instrumen yang akan dibuat adalah multimedia pembelajaran interaktif beserta angket validasi ahli media, validasi ahli materi dan respon siswa.

1. Angket Studi Lapangan

“Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab” (Sugiyono, 2013, hlm. 199). Angket studi lapangan ditujukan kepada guru atau siswa untuk mengetahui permasalahan yang ada. Selain dengan angket, studi lapangan dapat juga dilakukan dengan wawancara. Menurut Esterbeg (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 317), “wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 317), “wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti ingin melakukan studi


(33)

32

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti”.

2. Multimedia Pembelajaran Interaktif

Sebelum multimedia pembelajaran interaktif dibuat, dilakukan terlebih dahulu perancangan multimedia pembelajaran interaktif berdasarkan tahapan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif yang telah dijabarkan pada poin sebelumnya.

3. Angket Respon Siswa

Angket penilaian siswa diberikan setelah dilakukan perlakuan dengan multimedia pembelajaran interaktif berbasis model pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI untuk memperoleh informasi respon siswa setelah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif.

Penilaian skor angket:

Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Penilaian Skor Angket Skor Alternatif Jawaban

5 Sangat Setuju 4 Setuju

3 Cukup

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju

Menurut Wahono (2006), angket penilaian siswa terdiri dari beberapa aspek yaitu:

a. Usabilitas

1) Multimedia pembelajaran interaktif mudah digunakan 2) Multimedia pembelajaran interaktif nyaman

digunakan b. Reliabel


(34)

33

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1) Multimedia pembelajaran interaktif tidak lambat ketika digunakan

2) Selama digunakan tidak ada error c. Kompabilitas

1) Dapat digunakan di komputer lain

2) Dapat diinstalasi atau dijalankan di komputer lain d. Interaktivitas

1) Multimedia pembelajaran interaktif merespon segala yang diperintahkan oleh pengguna

2) Interaktifitas membantu menyampaikan materi pembelajaran dengan baik

e. Motivasi

1) Memberikan semangat belajar 2) Menambah pengetahuan f. Kesesuaian bidang studi

1) Materi di dalam multimedia pembelajaran interaktif sesuai dengan bahan mata pelajaran Pemrograman Dasar

2) Pertanyaan/soal pada multimedia sesuai dengan materi pelajaran Pemrograman Dasar

g. Visual

1) Tampilan multimedia menarik

2) Perpaduan warna memberikan kenyamanan mata pengguna

3) Jenis huruf yang digunakan terbaca dengan jelas h. Audio

1) Suara pada multimedia pembelajaran menarik

2) Suara pada multimedia menambah konsentrasi dalam belajar

i. Layout


(35)

34

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2) Tombol navigasi multimedia menarik

3) Tombol navigasi multimedia diletakkan dengan tepat 4. Angket validasi ahli media

Angket validasi ahli media digunakan untuk mengukur kelayakan multimedia pembelajaran interaktif yang akan digunakan.

Adapun kriteria-kriteria penilaian multimedia pembelajaran interaktif oleh ahli media yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu:

a. Aspek Umum

1) Kreatif dan inovatif (baru, luwes, menarik, cerdas, unik, dan tidak asal beda).

2) Komunikatif (mudah dipahami serta menggunakan bahasa yang baik, benar, dan efektif).

3) Unggul (memiliki kelebihan dibanding multimedia pembelajaran lain ataupun dengan cara konvensional).

b. Aspek Rekayasa Perangkat Lunak

1) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran

2) Reliable (kehandalan)

3) Maintainable (dapat dipelihara atau dikelola dengan mudah)

4) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasian)

5) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan

6) Kompatibilitas (media pembelajaran dapat diinstalasi dan dijalankan diberbagai hardware dan software yang ada)


(36)

35

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

7) Pemaketan program media pembelajaran secara terpadu dan mudah dalam eksekusi

8) Dokumentasi multimedia pembelajaran yang lengkap meliputi : petunjuk instalasi (jelas, singkat, dan lengkap), penggunaan, troubleshooting (jelas, terstruktur, dan antisipatif), desain program (jelas, dan menggambarkan alur kerja program)

9) Reusable (sebagian atau seluruh multimedia pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan multimedia lain)

c. Aspek Komunikasi Visual

1) Komunikatif (unsur visual dan audio mendukung materi ajar, agar mudah dicerna oleh siswa)

2) Kreatif (visualisasi diharapkan disajikan secara unik dan tidak klise (sering digunakan), agar menarik perhatian)

3) Sederhana (visualisasi tidak rumit, agar tidak mengurangi kejelasan isi materi ajar dan mudah diingat)

4) Unity (menggunakan bahasa visual dan audio yang harmonis, utuh, dan senada, agar materi ajar dipersepsi secara utuh (komprehensif))

5) Penggambaran objek dalam bentuk image (citra) baik realistik maupun simbolik

6) Pemilihan warna yang sesuai, agar mendukung kesesuaian antara konsep kreatif dan topik yang dipilih

7) Tipografi (font dan susunan huruf), untuk memvisualkan bahasa verbal agar mendukung isi pesan, baik secara fungsi keterbacaan maupun fungsi psikologisnya


(37)

36

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

8) Tata letak (layout): peletakan dan susunan unsur-unsur visual terkendali dengan baik, agar memperjelas peran dan hirarki masing-masing unsur tersebut

9) Unsur visual bergerak (animasi dan/ atau movie), animasi dapat dimanfaatkan untuk mensimulasikan materi ajar dan movie untuk mengilustrasikan materi secara nyata

10) Navigasi yang familiar dan konsisten agar efektif dalam penggunaannya

11) Unsur audio (dialog, monolog, narasi, ilustrasi musik, dan sound/ special effect) sesuai dengan karakter topik dan dimanfaatkan untuk memperkaya imajinasi

5. Angket validasi ahli materi

Angket validasi ahli materi digunakan untuk mengukur kelayakan isi materi pada multimedia pembelajaran interaktif.

Adapun kriteria-kriteria penilaian multimedia pembelajaran interaktif oleh ahli materi yang terdiri dari beberapa aspek (Learning Object Review Instrument/LORI versi 1.5, Nesbit, dkk. 2007), yaitu:

a. Kualitas Isi/Materi (Content Quality) 1) Ketelitian materi

2) Ketepatan materi

3) Teratur dalam penyajian materi

4) Ketepatan dalam menempatkan detail level materi b. Aspek Pembelajaran (Learning Goal Alignment)

1) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2) Sesuai dengan aktivitas pembelajaran

3) Sesuai dengan penilaian dalam pembelajaran 4) Sesuai dengan karakter siswa


(38)

37

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

c. Aspek Umpan Balik dan Adaptasi (Feedback and Adaptation)

1) Konten adaptasi atau umpan balik dapat digerakkan oleh pelajar atau model pembelajaran yang berbeda

d. Aspek Motivasi

1) Kemampuan memotivasi dan menarik perhatian banyak pelajar

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis data instrumen studi lapangan

Dilakukan penyimpulan terhadap hasil angket studi lapangan dan hasil wawancara dengan guru dan siswa.

2. Analisis data validasi ahli media dan materi

Analisis data ini merupakan perhitungan dari data angket validasi ahli media dan materi dengan menggunakan rating scale. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 141), rating scale berasal dari data mentah yang berupa angka (kuantitatif) kemudian disimpulkan menjadi pengertian kualitatif. Peneliti terlebih dahulu menentukan makna angka pada alternatif jawaban agar sepaham dengan responden (ahli materi dan ahli media). Penentuan skor pada masing-masing instrumen:

Keterangan:

P = angka persentase

Skor perolehan = Σ skor semua responden

Skor ideal = skor tertinggi tiap butir × jumlah responden

Setelah hasil angka persentase diperoleh, kemudian dilakukan pengukuran kualitatif berdasarkan hasil angka


(39)

38

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

presentase tersebut. Peneliti menggolongkan empat kategori pengukuran kualitatif pada validasi multimedia pembelajaran secara kontinium berdasarkan teori penentuan kategori untuk rating scale menurut Sugiyono (2013, hlm. 137), yaitu:

Gambar 3.3 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran

Jika dalam tabel direpresentasikan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran Skor presentase (%) Interpretasi

0 ≤ P < 20 Sangat Tidak Baik 20 ≤ P < 40 Tidak Baik

40 ≤ P < 60 Cukup 60 ≤ P < 80 Baik 80 ≤ P ≤ 100 Sangat baik

Hasil data yang diperoleh bersifat kualitatif dengan ditambah saran yang kemudian menjadi acuan perbaikan multimedia.

3. Analisis data penilaian siswa

Analisis data penilaian siswa sama dengan analisis data validasi ahli. Penentuan skor pada masing-masing instrumen:

Keterangan:

P = angka persentase

Skor perolehan = Σ skor semua responden


(40)

39

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Setelah hasil angka persentase diperoleh, kemudian dilakukan pengukuran kualitatif berdasarkan hasil angka presentase tersebut. Peneliti menggolongkan empat kategori pengukuran kualitatif pada validasi multimedia pembelajaran secara kontinium berdasarkan teori penentuan kategori untuk rating scale menurut Sugiyono (2013, hlm. 137), yaitu:

Gambar 3.3 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran

Jika dalam tabel direpresentasikan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran Skor presentase (%) Interpretasi

0 ≤ P < 20 Sangat Tidak Baik 20 ≤ P < 40 Tidak Baik

40 ≤ P < 60 Cukup 60 ≤ P < 80 Baik 80 ≤ P ≤ 100 Sangat baik


(41)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Multimedia pembelajaran interaktif berbasis Cooperative Learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini menggunakan model pengembangan yang terdiri dari lima tahapan, yaitu: tahap pertama ialah analisis, yang meliputi analisis masalah, analisis kebutuhan perangkat keras, analisis kebutuhan perangkat lunak, analisis pengguna, dan materi; tahap kedua ialah tahap desain yang meliputi, pembuatan diagram alir atau flowchart, deskripsi model pembelajaran pada multimedia, pembuatan antarmuka atau dapat disebut papan cerita atau storyboard, konteks diagram (context diagram), data flow diagram (DFD), entity relationship diagram (ERD), integrasi model pembelajaran dengan multimedia; pengembangan atau pengkodean meliputi, coding atau pengkodean, pengujian blackbox, publisasi, pemaketan, validasi ahli dan revisi multimedia; implementasi meliputi pemasangan multimedia dan uji produk; penilaian dilakukan melalui angket penilaian/respon siswa terhadap multimedia pembelajaran interaktif, analisis kekurangan dan kelebihan multimedia.

2. .Jumlah sampel sebanyak 24 siswa memberikan respon positif mengenai multimedia pembelajaran interaktif berbasis Cooperative Learning tipe TAI ini, dilihat dari aspek rekayasa perangkat lunak dengan persentase 72,63%, aspek pembelajaran dengan persentase 88,83%, dan aspek komunikasi visual dengan persentase 70,20%. Jadi, rata-rata persentase dari ketiga aspek tersebut 77,22% yang berarti berkategori baik.


(42)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK


(43)

83

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Dari serangkaian langkah-langkah penelitian yang telah dilakukan, masih banyak kekurangan dalam mengembangkan multimedia pembelajaran ini. Dikarenakan multimedia ini berbasis web, fitur dalam multimedia sebaiknya lebih fleksibel dan dinamis. Kemudian, karena tampilan dan variasi warnanya kurang, tampilannya harus lebih menarik, ditambahkan pengaturan volume audio agar dapat disesuaikan dengan keinginan pengguna, dan dapat ditambahkan tampilan yang berbeda agar dapat menarik perhatian pengguna. Jika ada penelitian lain yang bertujuan untuk mengembangkan multimedia ini, saran dan rekomendasi dari peneliti yaitu multimedia yang dihasilkan dapat lebih dikembangkan lagi sehingga lebih bermanfaat bagi dunia pendidikan.


(44)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arbi, Sutan Zanti & Syahrun, Syahmiar. (1992). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Ardianti, Ni Made Yunia. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Team Assisted Individualization untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Pokok Bahasan Desain Grafis pada Siswa Kelas XII SMAN 1 Sukasada. Jurnal Nasional Pendiidkan Teknik Informatika (Janapati), 1 (3), hlm. 220-243. [Online]. Diakses dari: http://pti,undiksha.ac.id/vol1no3/5.pdf

Brown, Douglas H. (2007). Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (Edisi Kelima). California: Pearson Education, Inc

Dewan Perwakilan Rakyat RI & Presiden RI. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. [Online]. Diakses dari: http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf

Dewan Perwakilan Rakyat RI & Presiden RI. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. [Online]. Diakses dari: http://kepri.kemenag.go.id/file/file/UndangUndang/lysc1391498449.PDF

Fenrich, P. (1997). Practical Guidelines For Creating Instructional Multimedia Applications. Fourth Worth: The Dryden Press

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Heinich, R., Molenda, Michael., Russel, James D. (1982). Instructional Media and The New Technology of Instruction. New York : Jonh Wily and Sons

Hofstetter, Fred Thomas. (2001). Multimedia Literacy Third Edition. New York: McGraw-Hill International Edition.


(45)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning : Metode, Teknik, Struktur, dan Model Terapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar


(46)

85

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Diakses dari: http://kbbi.web.id/ajar

Kustandi, Cecep & Soetjipto, Bambang. (2013). Media Pembelajaran : Manual dan Digital Edisi Kedua. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia

Lie & Anita. (2005). Coopeerative Learning.

Munadi, Yudhi. (2013). Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Referensi

Munir & Rohendi, Dedi. (2012). Development Model for Knowledge Management System to Improve University’s Performance (Case Studies in Indonesia University of Education). International Journal of Computer Science Issues Volume 9 Issue 1

Munir & Zaman, Halimah Badioze. (2002). Metode Pengembangan Multimedia dalam Pendidikan (Studi Kasus terhadap Proyek : Multimedia in Education for Literacy (MEL) Universiti Kebangsaan Malaysia). Jurnal Mimbar Pendidikan

UPI Bandung, XX1(2). [Online]. Diakses dari:

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/19660325 2001121-MUNIR/Analisis_Perancangan_Sistem/Analis04_StudiKasus.pdf [20 November 2014]

Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta

Munir. (2012). Multimedia. Bandung : Alfabeta

Munir, Rinaldi. (2009). Algoritma dan Pemrograman : dalam Bahasa Pascal dan C. Bandung : Informatika

Rahayu, Melinda Nur. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Standar Kompetensi Algoritma Pemrograman Dasar SMK


(47)

86

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kompetensi Keahlian RPL Kelas X. Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang

Riskiana, Meilisa Andri. (2010). Aplikasi Metode Pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI) yang Disertai dengan Macromedia Flash untuk Meningkatkan Peran Serta dan Penguasaan Konsep Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2007/2008. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. [Online]. Diakses dari: http://eprints.uns.ac.id/3398/1/172872012201010021.pdf

Sadiman, Arief, dkk. (2009). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Press

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-ruz Media

Silberman, Melvin. (1996). Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject. Allyn & Bacon Boston

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Slavin, R.E. (2008). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik [terjemahan]. Bandung : Nusamedia

St. Mulyanta & Leong, Marlon. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif – Media Pembelajaran. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya

Sugiarti, Yuni. (2005). Memahami Algoritma Pemrograman : Analisis Pembelajaran dalam Implementasi Software. Jurnal Teknodik Nomor 16 / XI / Teknodik / Juni / 2005 Departemen Pendidikan Nasional Pustak Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, 16 (11), hlm. 77


(48)

87

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Arif. (2013). Belajar dan Pembelajaran : Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta : Ar Ruz Media

Wahyudin, Dinn, dkk. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka

Wahono, Romi Satrio. (2006). Tabel Penilaian Multimedia Pembelajaran Berdasarkan Aspek Umum, Rekayasa Perangkat Lunak, dan Komunikasi Visual http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/


(1)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Dari serangkaian langkah-langkah penelitian yang telah dilakukan, masih banyak kekurangan dalam mengembangkan multimedia pembelajaran ini. Dikarenakan multimedia ini berbasis web, fitur dalam multimedia sebaiknya lebih fleksibel dan dinamis. Kemudian, karena tampilan dan variasi warnanya kurang, tampilannya harus lebih menarik, ditambahkan pengaturan volume audio agar dapat disesuaikan dengan keinginan pengguna, dan dapat ditambahkan tampilan yang berbeda agar dapat menarik perhatian pengguna. Jika ada penelitian lain yang bertujuan untuk mengembangkan multimedia ini, saran dan rekomendasi dari peneliti yaitu multimedia yang dihasilkan dapat lebih dikembangkan lagi sehingga lebih bermanfaat bagi dunia pendidikan.


(2)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arbi, Sutan Zanti & Syahrun, Syahmiar. (1992). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Ardianti, Ni Made Yunia. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Team Assisted Individualization untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Pokok Bahasan Desain Grafis pada Siswa Kelas XII SMAN 1 Sukasada. Jurnal Nasional Pendiidkan Teknik Informatika (Janapati), 1 (3), hlm. 220-243. [Online]. Diakses dari: http://pti,undiksha.ac.id/vol1no3/5.pdf

Brown, Douglas H. (2007). Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (Edisi Kelima). California: Pearson Education, Inc

Dewan Perwakilan Rakyat RI & Presiden RI. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. [Online]. Diakses dari: http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf

Dewan Perwakilan Rakyat RI & Presiden RI. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. [Online]. Diakses dari: http://kepri.kemenag.go.id/file/file/UndangUndang/lysc1391498449.PDF

Fenrich, P. (1997). Practical Guidelines For Creating Instructional Multimedia Applications. Fourth Worth: The Dryden Press

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Heinich, R., Molenda, Michael., Russel, James D. (1982). Instructional Media and The New Technology of Instruction. New York : Jonh Wily and Sons

Hofstetter, Fred Thomas. (2001). Multimedia Literacy Third Edition. New York: McGraw-Hill International Edition.


(3)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning : Metode, Teknik, Struktur, dan Model Terapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar


(4)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta

Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Diakses dari: http://kbbi.web.id/ajar Kustandi, Cecep & Soetjipto, Bambang. (2013). Media Pembelajaran : Manual dan Digital Edisi Kedua. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia

Lie & Anita. (2005). Coopeerative Learning.

Munadi, Yudhi. (2013). Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Referensi

Munir & Rohendi, Dedi. (2012). Development Model for Knowledge Management System to Improve University’s Performance (Case Studies in Indonesia University of Education). International Journal of Computer Science Issues Volume 9 Issue 1

Munir & Zaman, Halimah Badioze. (2002). Metode Pengembangan Multimedia dalam Pendidikan (Studi Kasus terhadap Proyek : Multimedia in Education for Literacy (MEL) Universiti Kebangsaan Malaysia). Jurnal Mimbar Pendidikan UPI Bandung, XX1(2). [Online]. Diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/19660325 2001121-MUNIR/Analisis_Perancangan_Sistem/Analis04_StudiKasus.pdf [20 November 2014]

Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta

Munir. (2012). Multimedia. Bandung : Alfabeta

Munir, Rinaldi. (2009). Algoritma dan Pemrograman : dalam Bahasa Pascal dan C. Bandung : Informatika

Rahayu, Melinda Nur. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis


(5)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kompetensi Keahlian RPL Kelas X. Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Teknik, Universitas Negeri Malang

Riskiana, Meilisa Andri. (2010). Aplikasi Metode Pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI) yang Disertai dengan Macromedia Flash untuk Meningkatkan Peran Serta dan Penguasaan Konsep Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2007/2008. (Skripsi). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. [Online]. Diakses dari: http://eprints.uns.ac.id/3398/1/172872012201010021.pdf

Sadiman, Arief, dkk. (2009). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Press

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-ruz Media

Silberman, Melvin. (1996). Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject. Allyn & Bacon Boston

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Slavin, R.E. (2008). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik [terjemahan]. Bandung : Nusamedia

St. Mulyanta & Leong, Marlon. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif – Media Pembelajaran. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya

Sugiarti, Yuni. (2005). Memahami Algoritma Pemrograman : Analisis Pembelajaran dalam Implementasi Software. Jurnal Teknodik Nomor 16 / XI / Teknodik / Juni / 2005 Departemen Pendidikan Nasional Pustak Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan, 16 (11), hlm. 77


(6)

Ari Hartiningsih, 2015

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Arif. (2013). Belajar dan Pembelajaran : Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta : Ar Ruz Media

Wahyudin, Dinn, dkk. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka

Wahono, Romi Satrio. (2006). Tabel Penilaian Multimedia Pembelajaran Berdasarkan Aspek Umum, Rekayasa Perangkat Lunak, dan Komunikasi Visual http://romisatriawahono.net/2006/06/21/aspek-dan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK.

0 2 19

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN MELAKUKAN INSTALASI SISTEM OPERASI DASAR.

0 2 24

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION (TAI) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION (TAI) BERBANTU MEDIA POWER POINT DAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTU ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN MATEM

0 0 16

RANCANG BANGUN MULTIMEDIA GAME BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN MODIFIED INQUIRY PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SMK.

0 0 48

Efektivitas metode cooperative tipe Team Asissted Individualization dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang.

1 5 49

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG.

2 4 118

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MATA PELAJARAN DASAR-DASAR KELISTRIKAN DI SMK NEGERI 1 PUNDONG.

1 12 201

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK - repository UPI S KOM 1006337 Title

0 0 4