PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR YANG DIAJAR PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII MTS AL-JAMIYATUL WASHLIYAH TEMBUNG TAHUN AJARAN 2013/2014.

(1)

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR YANG DIAJAR PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DAN PENDEKATAN KONTEKSTUALDI KELAS VIII MTs AL-JAM’IYATUL

WASHLIYAH TEMBUNGTAHUN AJARAN2013/2014

Oleh : Julham Sahmulia

NIM 409311021

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR YANG DIAJAR PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DAN PENDEKATAN KONTEKSTUALDI KELAS VIII MTs AL-JAM’IYATUL

WASHLIYAH TEMBUNGTAHUN AJARAN2013/2014

Oleh : Julham Sahmulia

NIM 409311021

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR YANG DIAJAR PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DAN PENDEKATAN KONTEKSTUALDI KELAS VIII MTs AL-JAM’IYATUL

WASHLIYAH TEMBUNGTAHUN AJARAN2013/2014

Oleh : Julham Sahmulia

NIM 409311021

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2014


(2)

(3)

iii

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR YANG DIAJAR PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI

PENDEKATAN REALISTIK DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII MTs AL-JAM’IYATUL WASHLIYAH TEMBUNG

TAHUN AJARAN 2013/2014

JULHAM SAHMULIA (409311021)

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan kontekstual dan pendekatan realistik pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung Tahun Ajaran 2013/2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 8 kelas.Dari 8 kelas dipilih 2 kelas secara acak yaitu kelas VIII2sebanyak 40 siswa sebagai kelas eksperimen I dengan pendekatan kontekstual dan kelas VIII4 sebanyak 38 siswa sebagai kelas eksperimen II dengan pendekatan realistik, dimana kedua kelas ini yang dijadikan sampel penelitian. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tes hasil belajar berbentuk essay test.

Dari analisa data didapat nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen I sebesar 26,25 dan nilai rata-rata hasil pre-test kelas eksperimen II sebesar 26,84. Dari hasil analisis data pre-test kelas eksperimen I diperoleh hitung< tabel yaitu 5,333518 < 7,815, dan data pre-test kelas eksperimen II diperoleh X2hitung< tabel yaitu 1,58 < 7,815. Sehingga disimpulkan data pre-test kedua kelas berdistribusi normal dan homogen dimana Fhitung< Ftabelyaitu 1,16 < 1,727585.

Nilai rata-rata hasil post-test kelas eksperimen I sebesar 81,875 dan nilai rata-rata hasil post-test kelas eksperimen II sebesar 76,143. Dari hasil analisis data post-test kelas eksperimen I diperoleh hitung < tabel yaitu 3,232953 < 7,815, dan data post-test kelas eksperimen II diperoleh hitung< tabel yaitu 6,345167 < 7,815. Sehingga disimpulkan data post-test kedua kelas berdistribusi normal dan homogen dimana Fhitung < Ftabel yaitu 1,64 < 1,727585. Jadi peningkatan hasil belajar kelas eksperimen I yaitu 55,625 atau sekitar 68% lebih besar dari pada peningkatan hasil belajar kelas eksperimen II yaitu 48,82 atau sekitar 64%. Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji-t didapat bahwa thitung > ttabel yaitu 2,3 > 1,996. Hal ini berarti thitung > ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan Pendekatan Realistik mempunyai perbedaan yang signifikan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan Pendekatan Kontekstual pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Al-jam’iyatul Washliyah Tembung 2013/2014.


(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Diagram ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Pembatasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Belajar 8

2.1.1 Hakikat Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual 9

2.1.2 Strategi Pembelajaran Kontekstual 11

2.1.3 Elemen dan Karakter CTL 12

2.1.4 Penerapan Pendekatan Kontekstual Dikelas 13

2.1.5 Pendekatan Realistik 13

2.1.6 Konsep Matematika Realistik 15

2.1.7 Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik 16

2.1.8 Karakteristik Matematika Realistik 18

2.1.9 Perbedaan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Realistik 19

2.1.10 Persamaan Linear Dua Variabel 21

2.1.11 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel 21

2.1.12 Sistem Persamaan linear Dua Variabel dalam Kehidupan Sehari-hari 27

2.2 Kerangka Konseptual 27

2.3 Penelitian Yang Relevan 29

2.4 Pertanyaan Penelitian 30

BAB III METODE PENELITIAN


(5)

vii

3.2. Populasi dan Sampel 32

3.2.1 Populasi 32

3.2.2 Sampel 32

3.3. Jenis Penelitian 33

3.4. Variabel Penelitian 33

3.5. Desain Penelitian 33

3.6. Instrumen Pengumpulan Data 34

3.6.1 Validitas Tes 35

3.6.2 Indeks Kesukaran Soal 37

3.6.3 Daya Pembeda Soal 38

3.7. Prosedur Penelitian 39

3.8. Teknik Analisis Data 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 44

4.1.1. Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 44 4.1.2. Nilai Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 45

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 48

4.2.1. Uji Normalitas Data 48

4.2.2. Uji Homogenitas Data 48

4.2.3. Pengujian Hipotesis 49

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 51

5.2. Saran 51


(6)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Realistik 19

Tabel 3.1. Perlakuan Kelompok Eksperimen 34

Tabel 4.1. Data Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 44 Tabel 4.2. Data Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 46 Tabel 4.3. Ringkasan Rata-Rata Nilai Pre-Test dan Post-Test Kedua Kelas 47 Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar 48


(7)

ix

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1. Data Pre-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 45 Diagram 4.2. Data Post-Test Kelas Eksperimen I dan Eksperimen II 46 Diagram 4.3. Ringkasan Data Pre-Test dan Post-Test


(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Realistik 1 54 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Realistik 2 56 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Kontekstual 1 58 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Kontekstual 2 61 Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa 1 64 Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa 2 67 Lampiran 7. Kisi – Kisi Pre-Test 70

Lampiran 8. Pre-test 71

Lampiran 9. Kisi – Kisi Post-Test 72

Lampiran 10. Post-Test 73

Lampiran 11. Lembar Validitas Pre-Test 74 Lampiran 12. Lembar Validitas Post-Test 76 Lampiran 13. Kunci Jawaban Pre-Test 78 Lampiran 14. Kunci Jawaban Post-Test 81 Lampiran 15. Data Kelas Eksperimen I 85 Lampiran 16. Data Kelas Eksperimen II 87 Lampiran 17. Perhitungan Rata-Rata, Varians, Dan Simpangan Baku

Pre-Test Dan Post-Test 89

Lampiran 18. Perhitungan Validitas Tes 92 Lampiran 19. Perhitungan Daya Pembeda Tes 94 Lampiran 20. Perhitungan Indeks Kesukaran Tes 95

Lampiran 21. Uji Normalitas 96

Lampiran 22. Uji Homogenitas 101

Lampiran 23. Uji Hipotesis 105

Lampiran 24. Dokumentasi 107

Lampiran 25. Tabel Product Moment 106 Lampiran 26. Tabel Chi-Kuadrat 107

Lampiran 27. Tabel Z 108


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (2) untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Namun demikian, untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut tidak semudah yang dibayangkan, berbagai upaya harus dilakukan untuk mewujudkannya.

Seperti yang dikemukakan Trianto (2009:1) bahwa :

“Pendidikan adalah suatu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan.Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.”

Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan semua tingkat terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya matematika telah menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Matematika merupakan disiplin yang mempunyai peranan penting dalam menunjang kamajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuannya tidak saja menambah ilmu pengetahuan guna mempersiapkan diri memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi tetapi juga berguna bagi kehidupan sehari – hari dan untuk ilmu pengetahuan lainnya.

Menyikapi hal tersebut, pemerintah berupaya untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional dengan melalui berbagai cara, antara lain dengan menyempurnakan sistem pendidikan nasional sebagaimana telah ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003.


(10)

2

Menurut Buchori (2001) dalam Khabibah (2006:1) dalam Trianto (2009:5), bahwa :

“Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah – masalah yang dihadapainya dalam kehidupan sehari-hari.”

Meminjam pendapat Bruner (dalam Dahar 1988:125 dalam Trianto 2009:7), bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Sesuatu konsekuen logis, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.

Di dalam dunia pendidikan , matematika memegang peranan yang cukup penting. Mengingat besarnya peranan matematika, maka tak heran jika pelajaran matematika diberikan pada setiap jenjang mulai dari prasekolah (TK), SD, SLTP, SLTA, sampai pada perguruan tinggi. Bahkan matematika dijadikan salah satu tolak ukur kelulusan siswa melalui diujikannya matematika dalam ujian nasional.

Ada banyak alasan tentang pentingnya matematika. Sebagaimana menurut Cornellius (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan:

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berfikir yang jelas (2) sarana untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika ini adalah banyak siswa yang menganggap matematika sulit dipelajari, seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2009:252):

“Dari berbagai bidang studi yang diajar disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.


(11)

3

Sejalan dengan pendapat tersebut, Cokrof (dalam Abdurrahman,2009:253) juga mengatakan bahwa:

“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) Selalu digunakan dalam segi kehidupan; (2) Semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; (3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) Meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.

Hal yang sama seperti yang diungkapkan oleh Trianto (2009:5-6):

“Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung Teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif”.

Melalui wawancara kepada guru bidang studi matematika yang dilakukan pada minggu ke-4 bulan agustus 2013 di MTs Al-jam’iyatul Washliyah Tembung, peneliti mendapatkan bahwa siswa sulit untuk menerima pelajaran matematika karena siswa sulit membayangkan materi yang diberikan dengan suatu masalah yang real dan kontekstual. Dan kondisi yang seperti ini menyebabkan hasil belajar siswa selama ini rendah. Kemudian penulis juga melakukan tes observasi di sekolah tersebut, dari 38 siswa kelas VIII-6 yang mengikuti ter terdapat 39,5 % siswa yang dapat menyelesaikan masalah dengan baik (memperoleh nilai ≥ 65) sedangkan 60,5 % siswa lainnya tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik pembelajaran masih terpusat pada guru. Guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas. Selain model pembelajaran yang berpusat pada guru ini yang biasa digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar juga sering ditemukan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru, walaupun sebenarnya siswa tersebut belum paham pada materi yang diajarkan guru. Untuk itu guru perlu menciptakan suasana belajar di mana siswa mendapatkan kesempatan berinteraksi satu sama lain. Salah satu usaha guru untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan kondusif.


(12)

4

Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal pembelajaran matematika. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata saja namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi selama hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa. Melalui penggunaan konteks, siswa dilibatkan secara aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi masalah.

Menurut teori pembelajaran kontekstual dalam Trianto (2009:104) bahwa : “Belajar hanya terjadi ketika murid (pelajar) memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian sehingga informasi atau pengetahuan tersebut dipahami mereka dalam kerangka acuan (memori, pengalaman, dan respon mereka sendiri) mereka sendiri.”

Kesadaran perlunya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pemanfaatan dalam kehidupan sehari – hari. Hal ini karena pemahaman konsep akademik yang mereka peroleh hanyalah merupakan sesuatu yang abstrak, belum menyentuh kebutuhan praktis kehidupan mereka, baik lingkungan kerja maupun lingkungan masyarakat. Pada pendekatan kontekstual siswa diberikan keluasan untuk berfikir secara aktif dan kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Pendekatan ini tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi mendorong siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

Pengajaran dan pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja (US. Departement of Education the National School-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard,2001 dalam Trianto 2009:105).

Pernyataan Freudenthal (dalam Ariyadi 2012:20) bahwa “matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia” melandasi pengembangan Pendidikan matematika Realistik. Pendidikan matematika realistik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran matematika di Belanda. Kata “realistik” sering


(13)

5

disalah artikan sebagai “real-word”, yaitu dunia nyata. Banyak pihak yang menganggap bahwa pendidikan matematika yang harus menggunakan masalah sehari-hari. Penggunaan kata “realistik” sebenarnya berasal dari bahasa belanda “zich realiseren” yang berarti “untuk dibayangkan” atau “to imagine” (Van den Panhizen, 1998 dalam Ariyadi 2012:20) Menurut Van den Heuvel-Panhizen, penggunaan kata “realistik” tersebut tidak sekedar menunjukkan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata (real-word) tetapi lebih mengacu pada fokus Pendidikan Matematika Realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan (imagineable) oleh siswa.

Salah satu pembelajaran matematika yang akhir – akhir ini sedang marak dibicarakan orang adalah pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Pendidikan matematika realistik atau Realistic Mathematics Education (RME)

diketahui telah berhasil di Netherlands. Ada suatu hasil yang diketahui dari penilitan kuantitatif dan kualitatif yang telah ditunjukkan bahwa siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan RME mempunyai skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran pendekatan tradisional dalam hal keterampilan berhitung, lebih khusus lagi dalam aplikasi (Becker dan Selter, 1996 dalam Suherman dkk 2003:143).

Pendekatan pembelajaran realistik sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika. Pada dasarnya pendekatan realistik untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika yang pernah ditemukan oleh para ahli matematika atau bila memungkinkan siswa dapat menemukan hal yang sama sekali belum pernah ditemukan. Ini dikenal sebagai

guided reinvention(Freudenthal, 1991 dalam Suherman dkk 2003:150).

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk mencoba mengadakan penelitian yang diharapkan mampu melibatkan siswa aktif dan dapat membayangkan masalah – masalah atau konteks – konteks yang dihadapi siswa dalam belajar matematika. Penelitian yang dilakukan dengan judul “Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Yang Diajar Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Pendekatan Realistik Dan Pendekatan Kontekstual Di


(14)

6

Kelas VIII MTs Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat teridentifikasi yaitu : 1. Hasil belajar siswa rendah

2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan

3. Guru memberikan penjelasan materi yang tidak dibarengi dengan masalah dalam kehidupan sehari – hari yang berkaitan dengan materi tersebut.

4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariatif

5. Kurang mampunya siswa dalam membayangkan materi yang diberikan dengan suatu masalah yang real atau kontekstual.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan waktu, penelitian ini hanya dibatasi pada butir 3 pada identifikasi masalah yang difokuskan pada penggunaan pendekatan matematika realistik dan pendekatan kontekstual serta perbedaannya terhadap hasil belajar yang diajar pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Al-jam’iyatul Washliyah Tembung 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar yang diajar melalui pendekatan realistik dengan peningkatan hasil belajar yang diajar melalui pendekatan kontekstual pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Al-jam’iyatul Washliyah Tembung 2013/2014 ?


(15)

7

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar yang diajar melalui pendekatan realistik dengan peningkatan hasil belajar yang diajar melalui pendekatan kontekstual pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Al-jam’iyatul Washliyah Tembung 2013/2014

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah: 1. Bagi Siswa

- Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

- Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika, khususnya pada materi sistem persamaan linear dua variabel

- Meningkatkan minat belajar matematika siswa. - Meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan pendekatan yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika MTs Al-jam’iyatul Washliyah Tembung.

4. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.


(16)

51 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis data hasil belajar (post-test) kedua kelas sampel, maka dapat disimpulkan bahwa:

 Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan Pendekatan Realistik mempunyai perbedaan yang signifikan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan Pendekatan Kontekstual pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Al-jam’iyatul Washliyah Tembung 2013/2014.

 Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen I sebesar 68% dan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen II sebesar 64%, artinya peningkatan hasil belajar kelas eksperimen I lebih besar dari pada peningkatan hasil belajar kelas eksperimen II.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada guru matematika dapat menjadikan pendekatan kontekstual dan pendekatan realistik sebagai salah satu alternatif dalam memilih pendekatan pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan pendekatan pembelajaran sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik – baiknya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Kepada calon peneliti berikutnya agar mengadakan penelitian yang sama dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan matematika.


(17)

52

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2009), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Aryadi, (2012),Pendidikan Matematika Realistik, Graha Ilmu, Yogyakarta. Dave.. (2002),The Accelerated Learning Handbook, Penerbit Kaifa, Bandung. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam_Universitas Negeri Medan.,

(2011), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standart Oprasional (SOP) ke pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Fataruba, (2012), Metode Penelitian Eksperimen, httpsospol.untag-smd.ac.idp=347 (diakses oktober 2013)

Muslich, Mansur., (2008), Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.

Nazir, Muhammad, (1988),Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Ngalim, Purwanto., (2009), Prinsip – Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,

PT Remaja Rosdaka, Bandung.

Nuharini, Dewi., dan Wahyuni, Tri., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VII SMP dan MTs, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Sofa, (2008), Pendekatan Matematika Realistik. http://massofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika-realistik/ (diakses juli 2013)

Sugiono, (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Alfabeta , Bandung Suherman dkk,.(2003),Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Penerbit

Jica, Bandung.

repository.uksw.edu/operator/upload/spgsd/292008199/chapter2.pdf (diakses september 2013)


(18)

53

Rudi, (2003), Pendekatan Matematika Realistik http://www.sarjanaku.com/2010/12/pendekatan-matematika-realistik-pmr.html (diakses juli 2013)

Sudjana., (2002),Metoda Statistika, PT.Tarsito, Bandung.

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.


(1)

5

disalah artikan sebagai “real-word”, yaitu dunia nyata. Banyak pihak yang menganggap bahwa pendidikan matematika yang harus menggunakan masalah sehari-hari. Penggunaan kata “realistik” sebenarnya berasal dari bahasa belanda “zich realiseren” yang berarti “untuk dibayangkan” atau “to imagine” (Van den Panhizen, 1998 dalam Ariyadi 2012:20) Menurut Van den Heuvel-Panhizen, penggunaan kata “realistik” tersebut tidak sekedar menunjukkan adanya suatu koneksi dengan dunia nyata (real-word) tetapi lebih mengacu pada fokus Pendidikan Matematika Realistik dalam menempatkan penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan (imagineable) oleh siswa.

Salah satu pembelajaran matematika yang akhir – akhir ini sedang marak dibicarakan orang adalah pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Pendidikan matematika realistik atau Realistic Mathematics Education (RME) diketahui telah berhasil di Netherlands. Ada suatu hasil yang diketahui dari penilitan kuantitatif dan kualitatif yang telah ditunjukkan bahwa siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan RME mempunyai skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran pendekatan tradisional dalam hal keterampilan berhitung, lebih khusus lagi dalam aplikasi (Becker dan Selter, 1996 dalam Suherman dkk 2003:143).

Pendekatan pembelajaran realistik sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika. Pada dasarnya pendekatan realistik untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika yang pernah ditemukan oleh para ahli matematika atau bila memungkinkan siswa dapat menemukan hal yang sama sekali belum pernah ditemukan. Ini dikenal sebagai guided reinvention(Freudenthal, 1991 dalam Suherman dkk 2003:150).

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk mencoba mengadakan penelitian yang diharapkan mampu melibatkan siswa aktif dan dapat membayangkan masalah – masalah atau konteks – konteks yang dihadapi siswa dalam belajar matematika. Penelitian yang dilakukan dengan judul “Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Yang Diajar Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Pendekatan Realistik Dan Pendekatan Kontekstual Di


(2)

Kelas VIII MTs Al-Jam’iyatul Washliyah Tembung Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat teridentifikasi yaitu : 1. Hasil belajar siswa rendah

2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan

3. Guru memberikan penjelasan materi yang tidak dibarengi dengan masalah dalam kehidupan sehari – hari yang berkaitan dengan materi tersebut.

4. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariatif

5. Kurang mampunya siswa dalam membayangkan materi yang diberikan dengan suatu masalah yang real atau kontekstual.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan keterbatasan waktu, penelitian ini hanya dibatasi pada butir 3 pada identifikasi masalah yang difokuskan pada penggunaan pendekatan matematika realistik dan pendekatan kontekstual serta perbedaannya terhadap hasil belajar yang diajar pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Al-jam’iyatul Washliyah Tembung 2013/2014.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar yang diajar melalui pendekatan realistik dengan peningkatan hasil belajar yang diajar melalui pendekatan kontekstual pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Al-jam’iyatul Washliyah Tembung 2013/2014 ?


(3)

7

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar yang diajar melalui pendekatan realistik dengan peningkatan hasil belajar yang diajar melalui pendekatan kontekstual pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Al-jam’iyatul Washliyah Tembung 2013/2014

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah: 1. Bagi Siswa

- Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

- Meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika, khususnya pada materi sistem persamaan linear dua variabel

- Meningkatkan minat belajar matematika siswa. - Meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan pendekatan yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika MTs Al-jam’iyatul Washliyah Tembung.

4. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.


(4)

51

Dari hasil analisis data hasil belajar (post-test) kedua kelas sampel, maka dapat disimpulkan bahwa:

 Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan Pendekatan Realistik mempunyai perbedaan yang signifikan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan Pendekatan Kontekstual pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII MTs Al-jam’iyatul Washliyah Tembung 2013/2014.

 Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen I sebesar 68% dan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen II sebesar 64%, artinya peningkatan hasil belajar kelas eksperimen I lebih besar dari pada peningkatan hasil belajar kelas eksperimen II.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada guru matematika dapat menjadikan pendekatan kontekstual dan pendekatan realistik sebagai salah satu alternatif dalam memilih pendekatan pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan pendekatan pembelajaran sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik – baiknya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Kepada calon peneliti berikutnya agar mengadakan penelitian yang sama dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan matematika.


(5)

52

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono., (2009), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Aryadi, (2012),Pendidikan Matematika Realistik, Graha Ilmu, Yogyakarta. Dave.. (2002),The Accelerated Learning Handbook, Penerbit Kaifa, Bandung. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam_Universitas Negeri Medan.,

(2011), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standart Oprasional (SOP) ke pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Fataruba, (2012), Metode Penelitian Eksperimen, httpsospol.untag-smd.ac.idp=347 (diakses oktober 2013)

Muslich, Mansur., (2008), Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Bumi Aksara, Jakarta.

Nazir, Muhammad, (1988),Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta Ngalim, Purwanto., (2009), Prinsip – Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran,

PT Remaja Rosdaka, Bandung.

Nuharini, Dewi., dan Wahyuni, Tri., (2008), Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VII SMP dan MTs, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Sofa, (2008), Pendekatan Matematika Realistik. http://massofa.wordpress.com/2008/09/13/pendekatan-pembelajaran-matematika-realistik/ (diakses juli 2013)

Sugiono, (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Alfabeta , Bandung Suherman dkk,.(2003),Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Penerbit

Jica, Bandung.

repository.uksw.edu/operator/upload/spgsd/292008199/chapter2.pdf (diakses september 2013)


(6)

Rudi, (2003), Pendekatan Matematika Realistik http://www.sarjanaku.com/2010/12/pendekatan-matematika-realistik-pmr.html (diakses juli 2013)

Sudjana., (2002),Metoda Statistika, PT.Tarsito, Bandung.

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KAMPUNG KOTAAGUNG KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 34

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUMUR PUTRI TELUK BETUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 16 40

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT

0 8 90

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT

0 13 90

1 PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK KELAS VIII SMP PADA MATERI PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

0 0 7

PENERAPAN STRATEGI INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) DUA VARIABEL Mahsup

0 0 13

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII PADA MATERI LINGKARAN DI SMPN 5 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 16

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII PADA MATERI LINGKARAN DI SMPN 5 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 41

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII PADA MATERI LINGKARAN DI SMPN 5 TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 25

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

0 0 12