PENERAPAN PEMERIKSAAN SECARA SEDERHANA OLEH PENGADILAN NIAGA TERKAIT KEWENANGAN MEMERIKSA DAN MENGADILI PERKARA BANTAHAN (RENVOI PROCEDURE) PADA KASUS KEPAILITAN.

PENERAPAN PEMERIKSAAN SECARA SEDERHANA OLEH
PENGADILAN NIAGA TERKAIT KEWENANGAN MEMERIKSA DAN
MENGADILI PERKARA BANTAHAN (RENVOI PROCEDURE) PADA
KASUS KEPAILITAN
Abstrak
Adeleine
110110080386
Tugas Akhir ini mengangkat permasalahan tentang ketidakjelasan
penerapan pemeriksaan secara sederhana dalam suatu perkara bantahan
(renvoi procedure) pada kasus kepailitan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 127 ayat (3) UU KPKPU. Ketidakjelasan penerapan dari pemeriksaan
secara sederhana tersebut, pada akhirnya dapat pula berujung pada
sengketa kewenangan antara Pengadilan Niaga dan Pengadilan Negeri
dalam memeriksa dan mengadili suatu perkara bantahan (renvoi procedure).
Salah satu contoh nyata adalah perkara bantahan antara LIFT Leasing SARL
melawan PT. Adam SkyConnection Airlines dan Tim Kuratornya. Penulis
mengangkat permasalahan tersebut dengan tujuan untuk membahas
bagaimana penerapan pemeriksaan secara sederhana oleh Pengadilan
Niaga dan bagaimana kewenangan Pengadilan Niaga dalam memeriksa dan
mengadili perkara bantahan (renvoi procedure) pada kasus kepailitan.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif,

dengan spesifikasi penelitian deskriptif-analitis yang bertujuan untuk
menganalisis kaitan antara peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
teori-teori hukum dengan praktik pelaksanaan yang menyangkut
permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi pustaka serta studi lapangan untuk mengumpulkan
data sekunder serta data primer sebagai penunjang, dan kemudian dianalisis
dengan menggunakan metode normatif kualitatif.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang Penulis lakukan, dapat
disimpulkan bahwa diperlukan adanya suatu ukuran dan batasan dari
pengertian pemeriksaan secara sederhana dalam renvoi procedure yang
berbeda dengan pemeriksaan biasa (hanya cukup dengan menyerahkan alat
bukti, tidak adanya kesimpulan dan jangka waktu pemeriksaan yang dibatasi
selama tujuh hari). Akibat ketidakjelasan ukuran dan batasan pemeriksaan
secara sederhana tersebut, pada praktiknya timbul sengketa kewenangan
antara Pengadilan Niaga dan Pengadilan Negeri karena terdapat kekeliruan
dalam memandang kewenangan Pengadilan Niaga untuk memeriksa dan
mengadili perkara bantahan (renvoi procedure) pada kasus kepailitan yang
secara jelas telah diatur dalam Pasal 127 ayat (1) UU KPKPU serta
bertentangan dengan maksud dan tujuan UU KPKPU.
i


APPLICATION OF A SUMMARY EXAMINATION BY THE COMMERCIAL
COURT RELATED TO THE JURISDICTION TO EXAMINE AND
ADJUDICATE THE REBUTTAL CASE (RENVOI PROCEDURE) IN
BANKRUPTCY CASES
Abstract
Adeleine
110110080386
This undergraduate thesis raises issues on the obscurity of the
application of a summary examination in a rebuttal case (renvoi procedure) in
bankruptcy cases as referred to in Article 127 paragraph (3) of the Bankruptcy
Law. The obscurity of the application of the summary examination in a
rebuttal case may eventually lead to the dispute on jurisdiction between a
Commercial Court and a District Court in examining and adjudicating the
rebuttal case (renvoi procedure). One of the real cases is a rebuttal case
between LIFT Leasing SARL against PT Adam SkyConnection Airlines and
its Receivers Team. The author raises the aforesaid issues with the
objectives to examine of the application of the summary examination by the
Commercial Court and the extent of the jurisdiction of the Commercial Court
to examine and adjudicate the rebuttal case (renvoi procedure) in bankruptcy

cases.
This research uses a normative juridical approach, with specification of
descriptive-analytical research objectives to analyze the connection between
applicable regulations and legal theories with practical implementation
matters related to the research. Data collection techniques used in this
research are literature study and field study to collect secondary data and
primary data to support, and then analyze using qualitative normative
methods.
Based on the research and examination that the author does, it can be
concluded that there should be standards and frameworks of the definition of
a summary examination in the renvoi procedure which is different from a
ordinary examination (just enough to submit evidence, absence of
conclusions and the period of examination confined during seven days). In
connection thereto, in practice, disputes on jurisdiction between the
Commercial Court and the District Court may arise because of the mistake in
viewing the jurisdiction of the Commercial Court in examining and
adjudicating the rebuttal case (renvoi procedure) in bankruptcy cases that is
clearly set out in Article 127 paragraph (1) of the Bankruptcy Law and such is
contrary to the objective and purpose of the Bankruptcy Law.


ii