Kekerasan Dalam Perkawinan Sebagai Alasan Perceraian Dikaitkan Dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Inpres no.1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam.

ABSTRAK

Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seseorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan “Yang Maha Esa”.
Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa Negara yang berdasarkan Pancasila,
dimana sila yang pertamanya ialah Ketuhanan Yang Maha Esa, maka perkawinan
mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dengan agama/kerohanian sehingga
perkawinan bukan saja mempunyai unsur lahir/jasmani, tetapi unsur batin/rohani
juga mempunyai peranan yang penting. kekerasan seksual dalam rumah tangga
dapat diajdikan alasan perceraian menurut Inpres No. 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam khususnya dalam Buku I tentang Hukum Perkawinan yang
mengatur pokok-pokok perceraian yang didalamnya dibahas tentang alasan-alasan
perceraian. berdasarkan Inpres No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam
dan UU KDRT, sebenarnya sama-sama mengatur tentang kekerasan seksual atau
dampak seksual yang dapat dijadikan sebagai alasan perceraian, tetapi dalam UU
KDRT tidak dijelaskan secara detail lingkup rumah tangga secara sempit seperti
kehidupan rumah tangga dalam hubungan perkawinan antara suami-istri. Tujuan
dari pembuatan Skripsi ini adalah supaya mengerti tentang kekerasan yang ada di
dalam perkawinan yang sangat umum terjadi di dalam kehidupan serta mengetahui
cara penyelesaiannya dengan baik dan benar.

Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskripstif analitis yaitu
melalui metode pendekatan yuridis normative serta menggunakan data berupa
bahan primer yaitu dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan, Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum
Islam, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga, Dan Intruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1991Tentang
Kompilasi Hukum Islam, yang dianalisis dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku secara yuridis kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah studi kepustakaan dan permohonon minta data di Komnas Perempuan.
Kekerasan seksual bisa atau dapat dijadikan alasan perceraian berdasarkan
Inpres No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam dan UU Perkawinan
karena bila di dalam Inpres No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam
khususnya Buku I tentang Hukum Perkawinan yang mengatur pokok-pokok
perceraian yang didalamnya terdapat alasan-alasan perceraian yang berisi bahwa
“antara suami-istri terus-menerus terjadi perselisihan atau pertengkaran dan tidak
ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga” dan “salah satu pihak
berbuat zina”. Masyarakat seharusnya lebih peka terhadap lembaga-lembaga
perlindungan hak-hak asasi manusia, seperti Komnas Perempuan dengan guna
melindungi hak-hak mereka. Pemerintah seharusnya membenahi UU terkait dan
membenahi lembaga-lembaga yang bergerak di bidang perlindungan hak-hak asasi

manusia guna memudahkan masyarakat agar lebih mudah menyampaikan dan
melaporkan keluhan dan aduan mereka.

iv