STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR : 29 / PDT.G / 2010 / PN.TNG TENTANG PENERAPAN LEGITIME PORTIE DALAM PEMBAGIAN WARIS MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA.

STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR : 29 / PDT.G / 2010 / PN.TNG
TENTANG PENERAPAN LEGITIME PORTIE DALAM PEMBAGIAN
WARIS MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
Oleh :
Mayang Banusa
110110070431
ABSTRAK
Beberapa ahli waris ab intestato (tanpa wasiat) oleh undang-undang
diadakan bagian tertentu yang harus diterima oleh mereka. Bagian yang
dilindungi oleh hukum (legitime portie), karena mereka demikian dekatnya
hubungan kekeluargaan dengan pewaris sehingga pembuat undangundang menganggap tidak pantas apabila mereka tidak menerima bagian
sama sekali. Agar orang tidak secara mudah mengesampingkan mereka
maka undang-undang melarang seseorang semasa hidupnya
menghibahkan atau mewasiatkan harta kekayaannya kepada orang lain
dengan melanggar hak-hak dari para ahliwaris ab intestato (tanpa wasiat)
itu. Adapun permasalahan adalah bagaimana perbuatan yang dilakukan
oleh Tergugat I terhadap bagian mutlak (legitime portie) dan
pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tangerang pada Putusan
Nomor : 29 / PDT.G / 2010 / PN.TNG mengenai bagian mutlak (legitime
portie) ditinjau dari hukum perdata.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif

analitis dengan pendekatan yurisdis normatif bertujuan memberi
gambaran yang lengkap dan jelas tentang penerapan legitime portie
menurut KUHPerdata. Pengumpulan data lebih ditekankan pada studi
kepustakaan, berupa peraturan perundang-undangan, menelaah kaidahkaidah hukum maupun teori ilmu hukum dan putusan Pengadilan Negeri
Tangerang Nomor : 29 / PDT.G / 2010 / PN.TNG dianalisis dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku secara yuridis kualitatif.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, perbuatan yang dilakukan
oleh Tergugat I terhadap bagian mutlak (legitime portie), berdasarkan
akta wasiat dan surat pernyataan cacat hukum dan tanpa alas hak yang
sah. Tindakan Tergugat I menguasai seluruh harta waris berdasarkan
akta wasiat dan surat pernyataan cacat hukum dan tanpa alas hak yang
sah dikategorikan telah melakukan perbuatan melawan hukum, sesuai
ketentuan dalam Pasal 1365 KUHPerdata. Pertimbangan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Tangerang pada Putusan Nomor : 29 / PDT.G / 2010 /
PN.TNG mengenai bagian mutlak (legitime portie), terjadi kesalahan
dalam memaknai pengertian legitime portie oleh para Penggugat dan
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tangerang. Kedudukan Nyonya Hasni
(Penggugat I) sebagai isteri sah dari Eddy bukan merupakan keluarga
sedarah dalam garis lurus seperti yang dinyatakan dalam ketentuan Pasal
913 KUHPerdata. Sehingga gugatan para Penggugat dikualifikasikan

sebagai error in persona atau cacat formil yang timbul atas kekeliruan
atau kesalahan yang bertindak sebagai penggugat maupun ditarik
sebagai tergugat.
iv

CASE STUDY DECISSION NUMBER 29 / PDT.G / 2010 / PN.TNG
ABOUT THE APPLICATION OF LEGITIME PORTIE IN THE DIVISION
OF INHERITANCE ACCORDING TO THE LEGISLATION OF CIVIL
LAW
By.
Mayang Banusa
110110070431
ABSTRACT
Some heirs ab intestato (intestate) by law held a certain part that
must be accepted by them. Part of that is protected by law (legitime
portie), because they are so close a relationship with the heir to the family
so that lawmakers considered inappropriate when they received no part at
all. In order for people not to be easily override them then Act prohibits a
person during his lifetime grant or mewasiatkan the treasure of his wealth
to others by violating the rights of the ahliwaris ab intestato (intestate).

Now the problem is how the acts committed by the Defendant against the
absolute part I (legitime portie) and consideration of the Assembly at the
Tangerang District Court Judge Ruling Number 29 / PDT.G / 2010 /
PN.TNG about the absolute (legitime portie) reviewed of civil law.
The methods used in the writing of this is descriptive analytic with
yurisdis normative approach aims to give a complete and clear picture
about the applicability of the legitime portie, according to KUHPerdata.
Data collection is more accentuated on the study of librarianship, in the
form of legislation, examines the legal norms as well as the theory of the
science of law and the ruling of the District Court of Tangerang Number
29 / PDT.G / 2010 / PN.TNG analyzed by regulations qualitative in a
juridical manner.
The results of the research indicate that, acts committed by the
Defendant against the absolute part I (legitime portie), based on the deed
of a will and an affidavit of disability law and the legitimate rights of
barefoot. Action Defendants I mastered the entire estate upon probate
certificate and affidavit of disability law and the legitimate rights of
barefoot categorized had done in tort, in accordance with in article 1365
KUHPerdata. The consideration of the Assembly at the Tangerang District
Court Judges Ruling Number 29 / PDT.G / 2010 / PN.TNG about the

absolute (legitime portie), an error occurs in a sense interpret legitime
portie by the plaintiffs and The judge of the District Court of Tangerang.
The position of Mrs Hasni (Plaintiff) as the legitimate wife of Eddy are not
blood relatives in a straight line as expressed in the provisions of article
913 KUHPerdata. So the plaintiffs lawsuit dikualifikasikan as error in
persona or defects arising out of formyl errors or mistakes that act as a
plaintiff or as a defendant was withdrawn. about the absolute (legitime
portie), an error occurs in a sense interpret legitime portie by the plaintiffs
and The judge of the District Court of Tangerang. The position of Mrs
Hasni (Plaintiff) as the legitimate wife of Eddy are not blood relatives in a
iv

straight line as expressed in the provisions of article 913 KUHPerdata. So
the plaintiffs lawsuit dikualifikasikan as error in persona or defects arising
out of formyl errors or mistakes that act as a plaintiff or as a defendant
was withdrawn.

iv