Pengaruh Jangka Panjang Suplementasi Iodium dalam Minyak dan Iodium dalam Air terhadap Status Gizi dan Prevalensi Gondok Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Ngargoyoso.

B. Kesehatan
Pengaruh Jangka Panjang Suplementasi Iodium dalam Minyak dan Iodium dalam Air terhadap
Status Gizi dan Prevalensi Gondok Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Ngargoyoso
Kata kunci: iodium dalam minyak, idoium dalam air, prevalensi gondok, status gizi
Suprapto, Bambang; Dewi, Yulia Lanti Retno
LPPM UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Guru Besar, 2012
Kecamatan Ngargoyoso termasuk daerah endemik berat kekurangan iodium. Air minum dari mata air
yang dipakai penduduk tidak mengandung iodium, tetapi telah disalurkan melalui pipa ke rumah-rumah
penduduk.
Tujuan jangka panjang penelitian ini untuk melihat kemungkinan air minum penduduk dari mata air
dipakai sebagai wahana untuk suplementasi iodium di kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah. Sementara tujuan jangka pendeknya membandingkan efektivitas suplementasi iodium
dalam air minum dengan iodium dalam minyak dalam menurunkan prevalensi gondok dan perbaikan
status gizi anak sekolah dasar di kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.
Delapan ratus anak sekolah dasar di Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, yang pada survei tahun 2011
menunjukkan Total Goiter Rate (TGR) sebesar 51,9% dibagi menjadi dua kelompok secara cluster random
sampling. Kelompok I (N=407) diberi kapsul iodium 100 mg (Yodiol™, Kimia Farma) sekali minum dan
Kelompok II (N=393) diberi air minum + KIO3 200 μg setiap hari. Kadar iodum dalam urin diukur sebelum
dan setelah perlakuan. Palpasi kelenjar gondok dan pengukuran status gizi dilakukan setiap tiga bulan.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan TGR dari 51,9% menjadi 46,19% setelah tiga bulan dan 38,5%
setelah enam bulan pada Kelompok I (kapsul iodium) dan 42,49 % setelah tiga bulan dan 34,35% setelah

enam bulan pada Kelompok II (KIO3). Status gizi dinyatakan dalam z-score BB/U, TB/U dan BB/TB tidak
mengalami perbaikan. Kadar iodium dalam urin menunjukkan peningkatan significant pada kelompok
kapsul, tetapi hanya sedikit meningkat pada kelompok KIO3 meskipun keduanya termasuk cukup iodium.
Dapat disimpulkan dari penelitian ini suplementasi iodium dalam air cenderung menurunkan prevalensi
gondok lebih besar dibandingkan dengan kapsul iodesium, meskipun uji statistik menunjukkan
penurunan prevalensi pada kedua kelompok tidak berbeda (p>0,05).