Studi Hubunga Konsumsi dengan Status Iodium dan Selenium pada Anak Sekolah Dasar di Daerah Pantai

RINGKASAN

SRI WAHYU ANGGA DEWI. Studi Hubungan Konsumsi dengan Status Iodium dan
Selenium pada Anak Sekolah Dasar di Daerah Pantai. (Di bawah bimbingan
NMBAWAN dan LILIK NOOR WLIATI).
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari hubungan konsumsi
deilgan status iodium dan selenium pada anak sekolah dasar di daerah pantai. Tujuan
khusus dari penelitian ini adalah mengetahui : konsumsi pangan anak sekolah dasar,
kaildungan iodiuln dan selenium pada bahan pangan, konsumsi zat gizi an& sekolah
dasar (meliputi energi, protein, vitamin A, iodium dan selenium), status iodium dan
seleniuin anak sekolah dasar di daerah pantai endeinik dan non endemik GAKI, serta
mempelajari hubungan antara konsumsi zat gizi, status iodium dan status selenium.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Pasuruan Propinsi Jawa Timur, Laboratorium
Biokimia Gizi GMSK IPB, Laboratorium Bangsal Percontohan Pengolahan Hasil
Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Laboratoriu~nBalai Penelitian Bioteknologi
Tailaman Pangan Bogor, Laboratorium GAKI UNDIP Semarang dan Laboratoriu~ll
BATAN Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju Yogyakarta. Seluruh tahap
penelitian tersebut berlangsung dari bulan September 1999 sampai bulan Januari 2000.
Pcinilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposlfi Desa Kalirejo Kecamatan Kraton
dipilih mewakili daerah endemik GAKI dengan TGR (Total Goitre Rafe) 45%, sedangkan
Desa Tainbak Lekok Kecamatan Lekok dipilih mewakili daerah uon endeinik GAKI

dengan TGR 0%. Conto11 penelitian dipilih masing-masing sebanyak 60 orang untuk
setiap kriteria endeinisitas dari populasi anak sekolah dasar di SDIMI yang terpilih.
Pada saat di lapang, dikuinpulkan data primer (identitas contoh dan keluarga,
frekuensi konsumsi pangan contoh dan recall konsumsi pangan contoh 1 X 24 jam), data
sekunder (potensi desa) dan sampel (bahan pangan, urin dan darah). Analisis kadar
iodium dan selenium dilakukan terhadap 20 jenis bahan pangan terbanyak yang
dikonsumsi di daerah penelitian. Analisis kadar iodium dalam urin (UEIIUrine Excretion
of Iodine) dilakukan terhadap semua sampel urin contoh. Analisis kadar selenium dalam
serum dilakukan terhadap 46 sampel darah contoh, yaitu 24 orang dari contoh penelitian
yang memiliki kadar UEI terendah di daerah endemik GAKI dan 22 orang dari contoh
penelitian yang memiliki kadar UEI tertinggi di daerah non endemik GAKI.
Data konsumsi zat gizi didasarkan pada DKBM serta data kandungan iodium dan
selenium pangan yang diperoleh dari penelitian ini. Tingkat kecukupan zat gizi diperoleh
dari perbandingan jumlah zat gizi yang dikonsumsi dengan angka kecukupan gizi.
Tingkat kecukupan energi dan protein digolongkan menjadi defisit tingkat berat (< 70%),
defisit tingkat sedang (70 5 X < SO%), defisit tingkat ringan (80 5 X < go%), normal (90
5 X < 120%), dan diatas angka kecukupan (2 120%). Tingkat kecukupan vitamin A,
iodium dan selenium masing-masing digolongkan menjadi defisit (< 100%) dan normal
(2 100%). Status iodium contoh digolongkan berdasarkan nilai median kadar UEI, yaitu
defisiensi berat (< 20,O pgll), defisiensi sedang (20,O - 49,9 pg/l), defisiensi ringan (50,O

- 99,9 pgll) dan normal (2 100 pgll). Status selenium digolongkan berdasarkan kadar
selenium dalam serum, yaitu rendah (< 0,075 pg/ml), normal (0,075 - 0,120 pglml) dan