Proses produksi program berita liputan 6 siang di PT. Surya Citra Televisi (SCTV) Jakarta 3360

(1)

PROSES PRODUKSI PROGRAM BERITA LIPUTAN 6

SIANG DI PT. SURYA CITRA TELEVISI (SCTV)

JAKARTA

Oleh:

Arina Hidayatan Nafi’ah D.1407042

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Sebutan Ahli Madya

di Bidang Penyiaran Komunikasi Terapan

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI TERAPAN D III PENYIARAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Televisi merupakan media komunikasi yang mempunyai peranan penting dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat. Hal ini dikarenakan oleh pesatnya perkembangan jaringan televisi yang dapat menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Budaya audio visual yang dibawa televisi dengan sendirinya mulai tumbuh dan berkembang di masyarakat. Unsur kebudayaan yang dimiliki televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus penyampaian pesan, informasi, ilmu pengetahuan dan hiburan. 1

Dengan penampilan audiovisual, televisi mampu memberi alternatif tontonan yang informatif. Dalam kondisi apapun, misalnya kondisi fisik dan psikis khalayak yang tidak optimal, televisi mampu memberi suguhan yang menyenangkan bagi para audiencenya dan juga mampu memberi penekanan secara efektif terhadap pesan atau maksud yang ingin disampaikan dengan meng-close-up objeknya.

Televisi memiliki daya tarik yang luar biasa bila sajian-sajian programnya dapat menyesuaikan dengan karakter televisi. Media televisi memiliki karakteristik atau sifat sebagai berikut:

1 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: Phinus Book Publisher, 2007) hlm. 7

1 1


(3)

1. Audiovisual: Televisi mempunyai kelebihan yaitu dapat didengar (audio) dan dapat dilihat (visual). Jadi, selain suara televisi juga menampilkan informasi-informasi yang disertai gambar.

2. Berpikir dalam gambar: Pertama, visualisasi yaitu menterjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar-gambar. Kedua, penggambaran (picturization) yaitu meramgkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian/cara kerja televisi yang lebih kompleks dibanding radio karena televisi lebih banyak melibatkan orang. 2

Sekarang ini informasi telah menjadi kebutuhan dan prioritas utama dalam kehidupan masyarakat. Sifat ingin tahu yang pada dasarnya dimiliki masyarakat membuat program informasi menjadi sajian yang memiliki daya tarik yang luar biasa. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang dijual kepada audience. 3 Dan untuk mendapatkan informasi tersebut masyarakat lebih memilih televisi sebagai media komunikasinya karena televisi dinilai sangat efektif dalam penyampaian informasinya.

Melalui kuliah kerja media, penulis dapat sedikit banyak mengetahui bagaimana sepak terjangnya dunia penyiaran televisi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selama kuliah kerja media, penulis lebih

2 Riswandi, Dasar-Dasar P enyiaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) hlm. 5-6

3 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 208


(4)

terfokus pada bidang news atau pemberitaan. Program acara berita dalam sebuah stasiun penyiaran khususnya televisi, selalu dipandang sebagai sajian utama atau menjadi program andalan dibanding program-program acara lain.

SCTV menyadari bahwa eksistensi industri televisi tidak dapat dipisahkan dari dinamika masyarakat. SCTV menangkap dan mengekspresikannya melalui berbagai program berita dan feature produksi Divisi Pemberitaan seperti Liputan 6 (Pagi, Siang, Petang dan Malam), Buser, Topik Minggu Ini, Sigi dan sebagainya. 4

Liputan 6 merupakan program berita harian di SCTV yang banyak di minati oleh para audience. Dengan slogan “Aktual, Tajam dan Terpercaya” menjadikan Liputan 6 mampu bersaing dan bertahan dari arus globalisasi hingga sekarang. Liputan 6 juga menjadi andalan dan nominator dalam salah satu ajang bergengsi stasiun televisi serta sering mendapatkan penghargaan-penghargaan dari rekor MURI dalam bidang jurnalistik televisi.

Proses produksi dan penyiaran suatu program berita di televisi akan berjalan maksimal dan efisien dengan adanya campur tangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dibidangnya, disertai dengan kemajuan teknologi jurnalistik berbasis Information Technology (IT) yaitu jurnalistik yang menerapkan teknologi mutakhir saat ini (perkembangan dari teknologi analog ke teknologi digital). Semakin canggih peralatan


(5)

yang digunakan untuk memproduksi suatu berita, maka berita yang dihasilkan akan semakin bagus dan aktual.

Dengan berkembangnya teknologi yang semakin canggih ini, kemungkinan untuk terjadinya penggabungan antara pekerjaan redaksi dan pekerjaan di ruang produksi dapat terwujud dengan baik. Redaksi pemberitaan SCTV menggunakan SCTV News Center yaitu dengan menyatukan semua kegiatan pengumpulan berita, proses produksi berita, hingga penayangannya secara terpadu alias satu atap. Hal ini dapat meningkatkan produksi berita, menambah sumber penyediaan berita, meningkatkan mutu berita dan membuat koordinasi antar outlet berita SCTV menjadi lebih efektif. 5

Sementara itu, untuk mengantisipasi perkembangan teknologi informasi yang kian mengarah pada konvergensi media, SCTV mengembangkan potensi multimedianya dengan meluncurkan situs http://www.liputan6.com. Melalui situs tersebut, SCTV tidak lagi hanya bersentuhan dengan masyarakat di wilayah Indonesia, tetapi juga menggapai masyarakat seluruh dunia. Dalam perkembangan berikutnya, melalui induk perusahaan PT. Surya Citra Media Tbk (SCM), SCTV mengembangkan potensi usahanya hingga mancanegara dan menembus batasan konsep siaran tradisional menuju konsep industri media baru. 6

5 “SCTV News Center, SCTV Luncurkan News Center Terpadu”

http://www.kontan.co.id/index.php/bisnis/news/14068/SCTV-Luncurkan-News-Center-Terpadu. 2/6/2010. 1.54 PM.


(6)

Bagi masyarakat umum, program televisi bukan sesuatu yang asing. Namun, bagaimana program itu dipersiapkan kemudian diproduksi belum banyak yang memahami. Untuk itulah penulis akan membahas bagaimana Program Berita Liputan 6 Siang diproduksi dan disiarkan hingga pada akhirnya dapat dinikmati oleh audience atau pemirsa.

B. Tujuan Penulisan

Adapun beberapa tujuan penulis dalam melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) di SCTV adalah sebagai berikut:

1. Untuk mempelajari, mengikuti dan mengenal dengan dekat proses kerja nyata dan profesional di bidang penyiaran televisi khususnya bidang jurnalistik televisi.

2. Menekuni secara intensif terhadap keahlian siaran televisi khususnya bidang jurnalistik televisi.

3. Mencari dan menambah wawasan ilmu penyiaran yang belum diperoleh di masa perkuliahan.

4. Untuk mengetahui bagaimana proses produksi Liputan 6 Siang di SCTV.


(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Programa Siaran Televisi

Programa siaran merupakan materi yang mengisi siaran televisi. Programa siaran atau yang lebih dikenal dengan sebutan acara televisi oleh khalayak, sebenarnya sama artinya dengan program siaran.

Secara teknis penyiaran, program televisi (television programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya. 7

Dalam menentukan jadwal program acara sangatlah tidak mudah. Terdapat beberapa langkah yang harus ditinjau berulang kali untuk menghasilkan suatu bentuk acara siaran yang menarik dan sesuai dengan selera audience. Sebelum membuat program siaran, seorang programmer harus merencanakan pola siaran terlebih dahulu. Melalui pola siaran maka dapat diketahui jenis program yang akan disiarkan dan untuk siapa program acara tersebut disajikan. Kemudian akan menghasilkan suatu bentuk program siaran dan unsur program siaran. 8

7 R.M. Soenarto, Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. (Jakarta: FFTV-IKJ, 2007) hlm. 1

8 Ibid. hlm. 13


(8)

B. Unsur Program Televisi

Berbagai macam unsur program siaran televisi yang didasarkan pada ragam isi tayangan, diantaranya:

1. Program Siaran Berita

Ciri-ciri program siaran berita adalah aktual, disusun menurut kaidah jurnalistik, beritanya disampaikan berimbang dan disiarkan dalam kesempatan pertama.

2. Program Siaran Infotainment

Program siaran infotainment (infotainment-gabungan antara ‘information’ dan ‘entertainment’) termasuk program siaran format baru yang berisi informasi promosi dagang dunia hiburan, yang dibuat sangat ringan, menghibur, dan menarik. Termasuk di dalamnya adalah pengemasan yang menyertakan bahan animasi atau trik.

3. Program Siaran Dramatik

Program siaran drama berisi cerita fiksi atau disebut juga dengan sinetron cerita. Untuk membedakannya dengan sinetron noncerita adalah format sinetron cerita terdiri dari beberapa jenis, yaitu: sinetron drama modern, sinetron drama legenda, sinetron drama komedi, sinetron drama siaduran, dan sinetron drama yang dikembangkan dari cerita atau buku novel, cerita pendek, dan sejarah.

4. Program Siaran Nondramatik

Acara nondramatik adalah bentuk acara yang tidak disertai bumbu cerita. Acara nondramatik diolah apa adanya. Program jenis


(9)

dokumenter termasuk program nondramatik ini. Bahan-bahannya bisa diperoleh dari keadaan nyata, bisa tentang alam, budaya, manusia, ilmu pengetahuan, dan kesenian.

Beberapa program yang masuk ke dalam program siaran nondramatik, diantaranya adalah program siaran musik, reality show, program siaran olahraga, dan program siaran penunjang atau Filter. Salah satu program televisi nondramatik yang kini cukup diminati oleh masyarakat yaitu acara reality show. Dimana program reality show berusaha menampilkan suatu situasi atau kondisi seolah-olah seperti keadaan sebenarnya. 9

Dari beberapa unsur program televisi tersebut, program siaran berita merupakan program siaran yang paling penting dan menarik serta menjadi sajian utama dalam sebuah stasiun televisi. Untuk menjadi suatu sajian program siaran berita, maka harus dilakukan proses produksi terlebih dahulu. Namun, sebelum menuju proses produksi program siaran berita, perlu diketahui mengenai hal-hal yang berhubungan dengan berita.


(10)

C. Berita Televisi 1. Definisi Berita

Banyak pakar memberikan batasan mengenai berita, sehingga banyak dijumpai definisi berita yang dibuat oleh para penulis, diantaranya adalah:

a. Dean M. Lyle Spencer (dalam buku News Writing)

“Berita didefinisikan sebagai suatu kenyataan atau ide yang benar yang dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.”

b. Dr. Williard C. Bleyer (dalam buku Newspaper Writing and Editing)

“Berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar atau karena ia dapat menarik pembaca-pembaca tersebut.”

c. William S. Maulsby (dalam buku Getting the News)

“Berita didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang mempunyai arti yang penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut.”

d. Eric C. Hepwood redaktur Cleveland Plain Dealer

“Berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting yang dapat menarik perhatian umum.”


(11)

Berdasarkan batasan atau definisi, berita dalam arti teknis jurnalistik adalah “Laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan.” 10

2. Nilai-Nilai Berita

Nilai berita merupakan unsur dan kriteria yang dijadikan sebagai ukuran terhadap fakta atau pendapat yang layak dijadikan berita untuk disebarluaskan kepada khalayak. Nilai-nilai berita tersebut diantaranya adalah:

a. Penting (Important)

1. Orang Penting (Important People)

Kegiatan atau pernyataan orang penting dan orang ternama, kejadian yang menyangkut orang terkenal pasti menarik perhatian orang banyak.

2. Peristiwa Penting (Important Event)

Peristiwa yang menurut media dan khalayak penting, misalnya pelantikan pejabat, penangkapan koruptor, bencana alam dan lain-lain.


(12)

b. Aktual (Actual)

1. Paling Aktual (The Most Actual)

Informasi yang disampaikan kepada khalayak, disiarkan pada saat bersamaan dengan terjadinya peristiwa atau penyampaian pendapat.

2. Cukup Aktual (Actual)

Informasi yang disampaikan kepada khalayak, disiarkan pada hari yang sama dengan terjadinya peristiwa atau penyampaian pendapat.

3. Kurang Aktual (Not So Actual)

Informasi yang disampaikan kepada khalayak merupakan peristiwa yang terjadi sehari sebelumnya.

c. Menarik (Interesting) 1. Conflic

Peristiwa yang mengandung pertentangan antara seseorang, lembaga atau masyarakat.

2. Unusual

Kejadian yang biasanya tidak lazim terjadi atau aneh dan merupakan pengecualian pengalaman sehari-hari.

3. Density

Suatu peristiwa yang menimbulkan ketegangan ketegangan khalayak.


(13)

4. Development

Berita yang mengandung kemajuan/ perkembangan IPTEK, pengobatan, pembangunan, penjelajahan angkasa dan kemajuan lainnya yang memiliki unsur menarik sehingga layak dijadikan berita.

5. Sex

Peristiwa yang berhubungan dengan kebutuhan biologis manusia, pornografi, pemerkosaan dan sebagainya.

6. Humor

Kejadian yang bersifat lucu, jenaka dan kocak sehingga menarik perhatian orang lain dan bisa membuat orang tertawa.

7. Human Interest

Mengandung unsur yang menarik empati, simpati atau menggugah perasaan khalayak.

8. Proximity

Peristiwa yang punya kedekatan dengan seseorang secara geografis maupun emosional.

d. Berdampak Luas (Impact)

Kejadian, keputusan/kebijakan atau pernyataan yang dapat memberi dampak atau pengaruh bagi masyarakat luas.


(14)

e. Bencana Alam (Disaster) dan Kriminal (Crimes)

Berbagai macam bencana alam dan peristiwa kriminal menjadi berita yang mempunyai nilai untuk disiarkan.

f. Cuaca (Weather)

Informasi tentang perkembangan cuaca. g. Olahraga (Sport)

Pertandingan atau perlombaan olah raga merupakan peristiwa yang mendapat perhatian masyarakat. 11

3. Jenis Berita

Pada dasarnya berita dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: a. Berita Keras (hard news)

adalah segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak secepatnya.

b. Berita Lunak (soft news)

adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam/indepth namun tidak bersifat segera ditayangkan. 12

11 Jani Yosef, To Be A Journalist, Menjadi Jurnalis TV, Radio dan Surat Kabar Yang

Profesional, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009) hlm. 26-34 12 Morissan M.A, Op. Cit. hlm. 209-210


(15)

4. Sumber Berita

Sumber berita adalah asal mula terjadinya berita, yaitu peristiwa dan pendapat yang pantas diangkat menjadi berita (memiliki nilai berita). Sebuah stasiun televisi bisa mendapatkan berita yang akan disiarkan dari sumber-sumber berikut:

a. Reporter

b. Pelayanan darurat c. Kontak pribadi d. Kontak publik e. Kantor berita f. Siaran pers g. Jumpa pers h. Pemirsa i. Saksi mata j. Media lainnya k. Beberapa catatan 13

5. Format Berita Televisi

Dalam program berita televisi terdapat beberapa format berita, yaitu cara menyajikan atau menampilkan suatu berita, diantaranya:


(16)

1. Reader (RDR)

Presenter di studio hanya membaca isi berita tanpa ada gambar pendukung. Format berita ini digunakan ketika sebuah berita penting terjadi saat program berita masih on air dan tentu belum ada gambar karena tim liputan belum dikirim ke lokasi kejadian namun informasi ini penting untuk segera dilaporkan.

2. Grafis

Untuk menggantikan gambar video yang belum ada misalnya dengan peta lokasi dan foto, karena stasiun televisi belum dapat akses untuk mengambil gambar dan karena berita ini penting dan baru saja terjadi.

3. Voice Over (VO)

Video atau gambar pendek yang diiringi kata-kata penyiar. Format ini digunakan untuk menceritakan topik dalam waktu singkat. 4. Paket

Laporan berita lengkap dengan narasi yang dibacakan oleh dubber kemudian direkam dalam pita kaset.

5. Laporan Langsung (Live)

Presenter di studio berbicara langsung dengan reporter yang melaporkan berita dari peristiwa yang masih berlangsung di tempat kejadian, sementara program berita masih on air.


(17)

6. Live Studio

Wawancara langsung dengan narasumber di studio agar lebih efektif untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak.

7. Klip

Cuplikan langsung pernyataan seseorang yang ditampilkan secara berdiri sendiri pada program berita yang didahului dengan intro yang dibacakan oleh presenter.

8. Soundbite on Tape (SOT)

Suara narasumber atau cuplikan dari wawancara untuk memberikan efek dramatis dari berita yang dibacakan oleh presenter sebelumnya.

9. Stand Up

Reporter berbicara menghadap kamera dari lokasi pemberitaan dalam suatu siaran langsung atau sebagai salah satu bagian dalam paket berita.

10. In-House Package

Paket yang ditulis oleh penulis berita kemudian diedit oleh redaktur.

11. Promo

Informasi tentang suatu acara, misalnya wawancara khusus yang menarik dengan tokoh terkenal atau informasi rencana penayangan liputan khusus. 14


(18)

D. Program Berita Televisi

Program berita merupakan suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik.

Program berita memiliki berbagai cara dan corak penyajian berita, diantaranya:

1. Berita Harian

Berita harian merupakan berita yang harus segera disampaikan kepada khalayak. Jenis berita ini sangat terikat waktu aktual yang singkat.

Berita hangat bersifat langsung (straight news) dan mendalam (indepth news).

a. Straight news atau berita langsung

Artinya suatu berita yang singkat (tidak detail) dan hanya menyajikan informasi penting yang mencakup 5 W 1 H (who, what, where, when, why and how) terhadap suatu peristiwa yg diberitakan. Sangat terikat waktu atau deadline karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan ke audience. 15

Berdasarkan sifat dan kekuatan materi beritanya, straight news berupa soft news dan hard news.


(19)

b. Indepth news atau berita mendalam

Menyajikan berita secara lebih lengkap ditinjau dari berbagai aspek, latar belakang dan dalam konteks yang lebih luas serta mengaitkannya dengan kemungkinan peristiwa lain.

Berita investigative merupakan berita mendalam yang mencoba mengandaikan adanya perkembangan laporan mengenai menyelidiki fakta-fakta yang tersembunyi. Berita ini bertolak dari fakta yang diduga memiliki latar belakang yang tidak beres. Berita investigative peristiwa itu dalam setiap siaran berita sampai peristiwa itu selesai tuntas.

2. Berita Berkala

Berita berkala bersifat timeless (tidak terikat waktu) mempunyai kemungkinan menyajikan secara lengkap, mendalam dan diolah lebih artistik. Berita berkala biasanya merupakan karya jurnalistik yang artistik, misalnya program dokumenter, feature, magazine dan lain-lain. 16

E. Organisasi Bagian Pemberitaan

Stasiun televisi memiliki redaksi berita dan tim liputan sebagai bagian dari struktur organisasi bagian pemberitaan yang semuanya bekerja sebagai suatu tim. Bagian pemberitaan memiliki struktur dan sifat yang


(20)

berbeda dengan unit lainnya. Perbedaan terletak pada pola kerja bagian pemberitaan yang tidak sama dengan bagian lainnya. Organisasi bagian pemberitaan, diantaranya adalah:

1. Direktur Pemberitaan

Direktur pemberitaan harus seseorang yang independent bahkan ia harus independent dari pemilik stasiun TV itu sendiri. 17

Karena untuk melaporkan berita secara akurat dan adil, staf pemberitaan dan direktur pemberitaan harus bebas dari tekanan politik dan ekonomi. Direktur pemberitaan membutuhkan akses langsung dengan pimpinan stasiun televisi karena suatu berita besar dapat terjadi setiap saat dan butuh keputusan cepat untuk menayangkannya.

2. Produser Eksekutif

Bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang suatu program secara keseluruhan. Produser Eksekutif melakukan pengawasan terhadap kerja reporter dan produser dan memastikan staf redaksi mematuhi style yang telah ditetapkan dan konsisten dengan ketetapan itu. Ia bertanggung jawab terhadap beberapa program informasi dan juga memegang keputusan akhir mengenai berita apa yang harus turun atau yang tidak perlu disiarkan.

3. Produser

Produser bertanggung jawab terhadap suatu program berita. Produser akan memutuskan berita-berita apa saja yang akan disiarkan, berapa


(21)

durasinya, format berita apa yang digunakan, menyusun urutan beritanya atau dapat dikatakan produser membentuk program beritanya.

4. Produser Acara

Bertanggung jawab untuk mempersiapkan penayangan suatu program berita. Produser acara harus memutuskan berita apa yang akan disiarkan dan mempersiapkan segala sesuatu agar berita itu tayang, mempersiapkan rundown atau susunan berita yang berisi format berita dan juga durasinya. Tugas produser acara diawasi oleh produser eksekutif dan direktur pemberitaan. Produser acara mendapat dukungan dari koordinator liputan dan reporter dalam menjalankan tugasnya.

5. Produser Lapangan

Bertugas melakukan koordinasi pada saat peliputan di lapangan. Produser lapangan membantu reporter melakukan riset guna mendapatkan informasi bagi suatu liputan.

6. Asisten Produser

Tugasnya adalah membantu reporter mempersiapkan paket berita jika reporter berada dalam waktu yang mendesak karena ia harus berangkat lagi untuk liputan berikutnya. Atau dengan kata lain asisten produser mengambil alih tugas reporter dalam hal reporter tidak mungkin mengerjakannya sendiri.


(22)

7. Koordinator Liputan

Bertanggung jawab terhadap kegiatan liputan yang dilakukan oleh reporter, mengkoordinasi liputan di lapangan.

8. Presenter

Pembawa acara (host), pembaca berita (presenter) atau anchor, menjadi citra suatu stasiun televisi. Kredibilitas presenter dapat menjadi aset penting suatu stasiun televisi.

9. Reporter

Reporter bekerja mengumpulkan informasi, menulis naskah dan melaporkan fakta-fakta yang diperoleh dari suatu peristiwa. Reporter bertanggung jawab atas hasil liputan yang dilakukan.

10. Juru Kamera

Bertanggung jawab atas semua aspek teknis pengambilan dan perekaman gambar. Kameramen dituntut untuk mengambil gambarbdengan baik dan juga harus memahami gambar apa saja yang diperlukan suatu berita televisi. 18

Organisasi divisi pemberitaan bekerja sama secara team work dan saling mendukung perannya masing-masing untuk mewujudkan suatu program siarannya. Setelah program siaran berita, deskripsi berita dan organisasi pemberitaan ditentukan maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan proses produksi untuk menghasilkan suatu sajian program berita televisi.


(23)

F. Proses Produksi Program Berita Televisi

Proses produksi berita sangat mengutamakan kecepatan dalam kegiatan produksi maupun penyajian hasil karyanya kepada audience. Informasi atau pesan yang disampaikan harus faktual dan mengandung nilai penting serta menarik untuk dikonsumsi khalayak.

Dalam proses produksi yang bersifat timeconcern (terikat dengan waktu), proses perencanaan, proses produksi dan proses editingnya harus dilakukan secara cepat karena produksi berita seperti ini mengejar nilai aktualitas berita. 19

Setiap produksi acara televisi memerlukan tahapan pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Tahapan produksi terdiri dari 3 bagian yang sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP). Karena berita terikat dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya yang tinggi, maka perlu melewati tahapan tersebut.

1. Pra Produksi (Perencanaan)

Tahap ini sangat penting, karena tahap ini merupakan tahap perencanaan dari serangkaian kegiatan produksi yang akan dilaksanakan. Jika tahap ini dilakukan dengan rinci dan baik, hasilnya pun akan sesuai dengan apa yang direncanakan.

2. Produksi (Peliputan)

Merupakan seluruh kegiatan liputan berita baik di studio maupun di lapangan.

19 J. B. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 143


(24)

3. Pasca Produksi (Penyuntingan)

Adalah segala kegiatan usai peliputan, penulisan naskah, editing/penyuntingan, pengisian suara sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan. 20

Selanjutnya, tahapan-tahapan produksi berita seperti yang dikemukakan oleh J.B. Wahyudi tersebut, dapat diuraikan dalam rincian sebagai berikut:

1. Ide peliputan

Ide peliputan muncul dalam sebuah rapat redaksi. Rapat yang terdiri dari produser program, koordinator liputan, koordinator kamerawan, presenter dan produser eksekutif membicarakan sebuah ide liputan dan menimbangnya dari segala sisi. Pembicaraan termasuk informasi yang harus diperoleh, gambar yang harus direkam dan narasumber yang harus diwawancarai

2. Peliputan

Ide yang telah disepakati oleh rapat redaksi dikerjakan oleh reporter dan kamerawan untuk menggali fakta dari lapangan maupun narasumber, melalui koordinator liputan. Perkembangan di lapangan akan terus dipantau, untuk memastikan ketersediaan materi saat siaran.


(25)

3. Pembuatan rundown

Beberapa jam menjelang siaran, redaksi sekali lagi berkumpul dalam sebuah rapat bernama ‘budgeting’. Korlip menyampaikan perolehan berita kepada produser program, yang kemudian menyusunnya dalam sebuah rundown acara. Rapat sekali lagi mengevaluasi urgensi berita yang akan ditayangkan. Selain melihat kesesuaian dengan perintah rapat redaksi di awal juga menyinkronkannya dengan situasi terkini.

4. Pembuatan naskah

Setelah rundown disetujui, reporter yang beritanya akan ditayangkan segera menyiapkan naskah. Dalam proses ini, reporter harus mempertimbangkan ketersediaan gambar yang akan mendukung laporannya. Selain itu reporter perlu memastikan cuplikan wawancaranya agar sesuai dengan naskahnya.

Setelah naskah selesai, produser akan memeriksanya, baik dari segi isi maupun bahasa. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah dasar penulisan naskah. Penggunaan tata bahasa atau istilah yang keliru dapat menyebabkan perbedaan arti.

5. Penyuntingan gambar

Naskah yang telah melewati proses editing kemudian berlanjut ke ruang penyuntingan gambar. Editor adalah penanggung jawab proses


(26)

pemaduan naskah dan gambar. Dalam tahap ini, segala aspek teknis gambar yang akan hadir ke depan penonton harus diperhitungkan. Kondisi yang tidak sesuai standar seperti gambar biru (bluish), tidak fokus, sebaiknya tidak dipakai pada hasil berita.

Dalam tahap ini editor seharusnya bekerja sama dengan reporter dan kamerawan peliput untuk memadukan gambar terbaik. Produser program adalah penyelia tahap ini untuk memastikan segala aspek telah sesuai dengan yang diinginkan.

6. Proses siaran/penayangan

Inilah proses akhir dari rangkaian persiapan penayangan program. Hasil liputan yang telah diedit atau dalam bentuk siap tayang akan disusun sesuai daftar rundown. Para awak master control menyiapkan peralatan pendukung untuk menayangkan program ini. Sementara presenter mempersiapkan diri untuk membawakan program itu.

Dalam sebuah sistem konvensional, awak master control berjumlah relatif banyak. Mereka dikomandani oleh seorang pengarah program atau program director (PD). Produser yang notabene pemilik program berada di belakang, karena ia dianggap tidak mengetahui masalah teknis penyiaran. Jika ada perubahan alur program baru sang produser memerintahkan PD untuk melakukan penyesuaian.


(27)

Awak master control dan tugasnya: 1. Program Director (PD)

adalah pemimpin jalannya siaran. Ia berkoordinasi dengan produser program untuk menentukan pola siaran yang paling baik dan lancar.

2. Pengelola tampilan (Switcher)

adalah orang yang bertugas menampilkan perpaduan gambar dari beberapa sumber gambar ke dalam satu tampilan visual program televisi, sehingga program tersebut mempunyai nilai estetika. Ia mengatur sebuah alat bernama switcher atau pengendali tampilan atas perintah PD.

3. Pengendali suara (Audioman)

Tampilan suara presenter ataupun program berada di bawah kendalinya. Ia harus memiliki kapasitas baik untuk mengerti suara seperti apa yang paling baik di telinga penonton. Bertanggung jawab terhadap seluruh aspek perekaman suara. Pada produksi program di studio TV, teknisi audio berada di ruang master control di mana dia mengontrol suara yang berasal dari berbagai sumber suara.

4. Pengendali pemutar kaset atau VTRman

Tugasnya adalah mempersiapkan kaset yang berisi laporan dan memutarnya atas perintah PD.


(28)

5. Pengendali Grafis

Setiap tayangan membutuhkan penjelasan berupa tulisan. Inilah bagian yang memastikan penonton mengetahui siapa yang tengah berbicara dan gambar apa yang tengah terjadi. 21

21 Triyanto Hapsoro, “Sekilas Tentang Produksi Program Televisi”

http://media.kompasiana.com/group/mainstream-media/2010/05/15/sekilas-tentang-produksi-berita-televisi-bagian 1 dan 2. 22/06/2010. 7.09 PM


(29)

BAB III

DESKRIPSI INSTANSI ATAU PERUSAHAAN

A. Sejarah SCTV

PT. Surya Citra Televisi Indonesia berawal di Jl. Darmo Permai, Surabaya, Agustus 1990, siaran SCTV diterima secara terbatas untuk wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen Penerangan No. 1415/RTF/K/IX/1989 dan SK No. 150/SP/DIR/TV/1990. Satu tahun kemudian, yaitu pada tahun 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya.

Kemudian pada tahun 1993 dengan bermodal SK Menteri Penerangan No. 111/1992, SCTV melakukan siaran nasional ke seluruh Indonesia. Untuk mengantisipasi perkembangan industri televisi dan juga dengan mempertimbangkan Jakarta sebagai pusat kekuasaan maupun ekonomi, secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan 1998, SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta dengan misi untuk memberikan informasi, pendidikan sekaligus hiburan bagi masyarakat.

SCTV tumbuh dengan pesat dan memantapkan dirinya sebagai sebuah stasiun TV yang paling dikenal di Indonesia. Hal ini terbukti melalui 47 stasiun transmisi, SCTV mampu menjangkau 240 kota dan


(30)

menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa. Dinamika ini terus mendorong SCTV untuk selalu mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia agar dapat senantiasa menyajikan layanan terbaik bagi pemirsa dan mitra bisnisnya.

SCTV memberikan arahan kepada pemirsa untuk memilih tayangan yang sesuai. Untuk itu, dalam setiap tayangan SCTV di pojok kiri atas ada bimbingan untuk orangtua sesuai dengan ketentuan UU Penyiaran No: 32/2002 tentang Penyiaran yang terdiri dari BO (Bimbingan Orangtua), D (Dewasa) dan SU (Semua Umur). Jauh sebelum ketentuan ini diberlakukan, SCTV telah secara selektif menentukan jam tayang programnya sesuai dengan karakter programnya.

PT Surya Citra Televisi Indonesia adalah stasiun no. 1 di Indonesia dalam perolehan pangsa pemirsa tertinggi pada tahun 2008. Seiring dengan berkembangnya konvergensi teknologi media, SCTV terus mengembangkan dirinya ke tingkat yang lebih luas, dimana ditunjang dengan kreatifitas, kemandirian, konsistensi manajemennya yang selalu menjadi trend setter di dunia industri dan menjadi salah satu perintis dalam pengembangan new media yang direalisasikan dalam bentuk Konsorsium Televisi Digital Indonesia untuk mendukung program uji coba siaran dan migrasi siaran digital di Indonesia.

SCTV telah mendapat pengakuan yang luas baik internasional maupun nasional atas program-programnya yang kreatif dan berkualitas dengan dukungan pemilihan program dan susunan siaran yang terseleksi


(31)

dan disukai pemirsa, liputan investigasinya yang bermutu tinggi, konsep-konsep produksi in house yang kreatif dan menarik, yang menjadi andalan strategi SCTV serta komitmen SCTV dalam memberikan tayangan bermutu dan terbaik bagi pemirsanya. Pelaksanaan siarannya yang unggul, teruji dan efisien hingga ke tingkat pelaksanaan operasionalnya, terutama dalam mendukung serta memuaskan permintaan seluruh pelanggan serta tidak lupa pemirsanya menjadi salah satu dasar diberikannya apresiasi yang tinggi kepada SCTV baik dari dalam dan luar negeri.

Dalam kurun waktu perjalanannya yang panjang, berbagai prestasi diraih dari dalam dan luar negeri diantaranya adalah: Asian Television Awards (2004 untuk program kemanusian Titian Kasih (Pijar), 1996 program berita anak-anak Krucil), Majalah Far Eastern Economic Review (3 kali berturut-turut sebagai satu dari 200 perusahaan terkemuka di Asia Pasifik), Panasonic Awards (untuk program berita, pembaca berita dan program current affair pilihan pemirsa) dan sebagainya. Semua itu menjadikan SCTV kian dewasa dan matang. Untuk itu, manajemen SCTV memandang perlu menegaskan kembali identitas dirinya sebagai stasiun televisi keluarga. Maka sejak Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi lebih tegas dan dinamis, yaitu: “ Satu Untuk Semua. ”

Dengan slogan yang tegas dan dinamis yaitu “Satu Untuk Semua”, SCTV bersama dengan induk perusahaannya SCM serta grup Elang Mahkota Teknologi (EMTEK), terus melakukan evaluasi dan persiapan yang matang dalam mengembangkan usahanya, terutama dengan


(32)

memanfaatkan teknologi terkini, dimana hal ini diwujudkan dalam layanan informasi portal video streaming berita terkemuka di Indonesia. Liputan 6 siaran pada platform mobile selluler bekerjasama dengan operator telekomunikasi, serta layanan penyedia konten bagi operator TV berlangganan untuk 3 kanal siarannya yaitu Liputan 6 24 jam (Surya Citra News), Surya Citra Entertainment Channel dan Surya Citra Musik.

Ini adalah evolusi nyata SCTV dalam mengimplementasikan konsep siaran dan operasional berbasis digital yang merupakan bagian dari kebijakan untuk secara konsisten mengadopsi kecanggihan teknologi dalam meningkatkan kinerja dan efisiensi operasional. Dalam semangat yang sama, kebijakan itu telah meletakkan penekanan yang kokoh pada pembinaan kompetensi individu di seluruh aspek untuk mempertajam basis pengetahuan seraya memupuk talenta, kreatifitas dan inisiatif. Inilah kunci bagi SCTV untuk memperkokoh posisinya sebagai perusahaan media terkemuka di Indonesia.

B. Filosofi Perusahaan

Nilai-nilai utama yang dianut SCTV dan Induk Perusahaan SCM tercermin dalam setiap tindakan. Perseroan dalam komitmen SCTV untuk menjunjung tinggi standar integritas dan pencapaian korporasi maupun pribadi. Nilai-nilai utama itu terangkum dalam slogan “5 TOP”.


(33)

1. “5” T yang menggambarkan nilai individual a. Teachable (terbuka)

Terbuka dan mengembangkan diri terhadap ide-ide serta inovasi yang dapat menjadikan kami terdepan pada bidangnya.

b. Thoughful (bijaksana)

Mempertimbangkan setiap langkah secara cermat, bertanggung jawab, positif, bijak dan hati-hati.

c. Thankful (bersyukur)

Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berterima kasih satas dukungan para stakeholder terhadap keberhasilan kami.

d. Trustworthy (dipercaya)

Integritas merupakan kunci kepercayaan segenap stakeholder. e. Triumphant (unggul)

Bekerja keras guna memuaskan pelanggan serta mengungguli persaingan pasar.

2. “5” O yang menggambarkan nilai kerja kami a. Organized (teratur)

Sistematis dan teratur dalam bekerja sehingga sumber daya kami dapat digunakan secara efektif maupun kreatif.

b. Obedient (taat)

Patuh dan tunduk pada seluruh undang-undang dan peraturan yang berlaku, termasuk prosedur pelaksanaan kerja.


(34)

c. Obliging (bertanggung jawab)

Bertanggung jawab atas setiap tindakan dan keputusan yang diambil atas nama perusahaan.

d. Optimistic (optimis)

Bersikap dan berperilaku optimis. e. Occupied (berdedikasi)

Bekerja dengan produktif, efektif dan efisien.

3. “5” P yang menggambarkan nilai keberhasilan kami a. Perform (berprestasi)

Kinerja terbaik individu maupun perusahaan dilandasi oleh visi, kreatifitas dan inovasi.

b. Professional (professional)

Menyelesaikan seluruh tugas dengan penuh integritas, komitmen serta tanggung jawab.

c. Perfect (sempurna)

Berupaya mencapai kesempurnaan d. Prestigious (terpandang)

Bertekad menjadi perusahaan yang terpandang dan dikenal secara luas.

e. Preferred (terpilih)

Menjadi perusahaan media pilihan bagi pelanggan maupun para stakeholder lainnya.


(35)

C. Lokasi SCTV

Kantor Pusat PT. Surya Citra Televisi terletak di SCTV Tower Senayan City Jl. Asia Afrika Lot 19 Jakarta 10270 Indonesia

Telepon : 62-21-2793 5555 Faximile : 62-21-2793 4444 Website : http://www.sctv.co.id/

http://www.liputan6.com/

D. Visi dan Misi SCTV

Keberhasilan PT. Surya Citra Televisi Indonesia menjadi televisi unggulan adalah buah kerja keras, kecermatan dan ketekunan menyusun strategi dipadu dengan komitmen manajemen yang mengutamakan prinsip pengelolaan yang prudent dan hati-hati. Keberhasilan SCTV ini merupakan moment penting mengukir keberhasilan besar lainnya di masa depan.

SCTV memiliki visi dan misi sebagai berikut: 1. Visi

Menjadi stasiun televisi unggulan yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa.

2. Misi

Membangun SCTV sebagai jaringan stasiun televisi swasta terkemuka di Indonesia dengan:


(36)

1. Menyediakan beragam program yang kreatif, inovatif dan berkualitas yang membangun bangsa.

2. Melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).

3. Memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder.

E. Motto SCTV

SCTV memiliki motto “SATU UNTUK SEMUA” yang mengandung makna, sebagai berikut:

1. SCTV sebagai satu-satunya stasiun televisi swasta pilihan untuk semua kalangan,

2. SCTV sebagai satu-satunya stasiun televisi swasta pilihan yang begitu inovatif menayangkan berbagai jenis program acara yang sangat beragam variatif,

3. SCTV memiliki cita-cita luhur untuk menjadi nomor satu dalam benak pemirsanya.


(37)

Filosofi Logo SCTV

Logo SCTV menampilkan wujud Sun-Matahari (orange) dalam bulat utuh yang mengandung makna SCTV kini berusia matang dan dalam wujudnya yang terbaik. Matahari ini menyinari teks SCTV yang melambangkan Sky-Langit (biru), mengandung makna SCTV selalu cerah, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif, sekaligus menghibur di setiap programnya.

Teks SCTV berkesan dinamis-modern menyiratkan kemauan untuk terus berkembang sejalan dengan selera pemirsa dan kemajuan zaman. Teks SCTV berkesinambungan mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik di dalam lingkungan SCTV maupun antara SCTV dan pemirsanya.

G. Tinjauan Tahun Berjalan SCTV

1. Liputan 6 dan SIGI 30 Menit SCTV Raih Penghargaan PJI

Program liputan 6 SCTV dan SIGI 30 Menit meraih penghargaan dari Perhimpunan Jurnalistik Indonesia (PJI) karena dinilai memberikan pencerahan kepada publik tentang pemberantasan korupsi dan demokrasi di Indonesia. Penghargaan ini diperoleh pada bulan Januari 2008.


(38)

2. Peluncuran Studio dan Logo Baru Liputan 6

Bertepatan dengan Ulang Tahun SCTV yang ke-18, SCTV meluncurkan Studio dan Logo Baru Liputan 6. Studio dirancang terintegrasi dengan system News Room. Pola integrasi antara studio dan News Room yang dibuat ini merupakan terobosan Liputan 6, dimana dengan adanya perubahan ini memperlihatkan tekad Liputan 6 untuk melanjutkan konvergensi antara Tradisional Media dengan studio baru New Media.

3. Siaran Langsung SCTV Dari Udara Mendapatkan Penghargaan MURI Dalam menyambut ulang tahun ke-18, Liputan 6 SCTV melakukan siaran langsung dari udara dengan menggunakan paralayang di kawasan Pantai Timbis, Nusa Dua, Bali pada tanggal 18 Agustus 2008. SCTV adalah televisi pertama di Indonesia dan dunia yang melakukan siaran langsung dari udara. Kegiatan ini merupakan penghargaan MURI 2008 kepada liputan 6 SCTV yang ke-5.

4. Pendirian PT. Konsorsium Televisi Digital Indonesia (PT. KTDI) Dalam rangka turut mensukseskan program Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) melalui Peraturan Menkominfo RI Nomor 27/P/M.KOMINFO/8/2008 tentang Uji Coba Lapangan Penyelenggaraan Siaran Televisi Digital, maka pada tanggal 2 September 2008 SCTV bersama-sama dengan stasiun Televisi Swasta Nasional Indonesia antara lain Metro TV, Trans TV, Trans 7, ANTV dan TVONE telah membentuk PT. Konsorsium Televisi


(39)

Digital Indonesia (PT. KTDI). PT KTDI direncanakan akan mulai melakukan uji coba siaran digital televisi pada bulan Februari 2009. 5. Liputan 6 Meraih Kategori Jurnalistik Televisi Terbaik

Liputan 6 SCTV mendapatkan anugerah Adiwarta Sampoerna 2008. Penghargaan diberikan kepada 2 kru liputan 6 SCTV, Anastasya Putri dan Yanto Sukma yang meliput tentang profil Salumina seorang gadis Papua yang berjuang demi pendidikan. Liputan ini dinobatkan menjadi karya jurnalistik televisi terbaik dalam penghargaan tersebut.


(40)

H.

H

. B

agan

S

tr

u

k

tu

r O

rgan

isa

si

S

C

T

V


(41)

I. Program-program News SCTV

Dalam bidang news, SCTV mempunyai beberapa program yang bersifat informatif, yaitu:

1. Liputan 6 Pagi 2. Liputan 6 Terkini 3. Liputan 6 Siang 4. Liputan 6 Petang 5. Liputan 6 Malam 6. Liputan 6 Bandung 7. Liputan 6 Surabaya 8. Liputan 6 Yogyakarta 9. Barometer

10. Potret Menembus Batas 11. Buser

12. Sigi Investigasi

J. Sejarah Liputan 6 SCTV

Liputan 6 SCTV merupakan salah satu program acara news di SCTV. Dengan slogan ‘AKTUAL, TAJAM dan TERPERCAYA’ mereka mampu bersaing dengan arus jaman dan terpaan media lainnya. Ketika SCTV terlahir di Surabaya, SCTV sepakat menggandeng RCTI untuk membentuk lembaga produksi informasi. PT. SINDO (Seputar Indonesia)


(42)

disebut sebagai lembaga infromasi karena pada masa tersebut televisi swasta dilarang produksi berita, kecuali TVRI.

Sekitar tahun 1989/1990, PT. Sindo merekrut reporter dan kameramen. Mereka ditempatkan di 2 tempat, yaitu Jakarta (kompleks stasiun RCTI) dan Surabaya (kompleks Studio Surabaya). Dalam melakukan liputan sehari-hari mereka menggunakan identitas “RCTI-SCTV”. “Seputar Indonesia” ditayangkan pada pukul 18.30-19.00 WIB dari studio 5 RCTI Kebon Jeruk, dan wajib me-relay di RCTI dan SCTV. Pertama kali SCTV mendapat peran besar untuk siaran sendiri dengan nama program ‘Buletin Siang’ yang mengudara setiap pukul 06.00-07.00 WIB.

Tahun 1994, ketentuan pemerintah mewajibkan produksi dan program berita harus dilakukan stasiun televisi itu sendiri. Ketentuan tersebut membuat PT. Sindo harus menentukan sikap masuk ke tubuh RCTI, dengan pertimbangan pada saat itu posisi RCTI berada dalam posisi yang lebih baik, presentase kepemilikan, serta tenaga dan citra ‘Seputar Indonesia’ yang sudah melekat di RCTI. Namun, 30 kru PT. Sindo yang berada di Surabaya kemudian memilih menetap di Surabaya dan bergabung dengan cikal bakal divisi pemberitaan SCTV.

Di Jakarta, SCTV mempersiapkan sebuah tim pemberitaan dibawah kendali Dr. Sumita Tobing dengan jumlah awak sebanyak 12 orang. Sekitar Juli 1994, lahirlah ‘Liputan 6 SCTV’ di Jakarta, sementara


(43)

itu tim pemberitaan yang berada di Surabaya masuk dalam divisi pemberitaan Liputan 6 SCTV.

Program berita liputan 6 adalah sebuah program berita yang melekat erat dengan citra SCTV. Sertifikasi ISO 9001:2000 yang diperoleh SCTV membuktikan kualifikasinya sesuai dengan praktek internasional terbaik dalam peliputan berita, dan masih menjadi satu-satunya stasiun televisi swasta di Asia yang meraih penghargaan tersebut. Terkait dengan Prosedur Standar Operasi Perseroan, spesifikasi ISO 9001:2000 mendukung kegiatan penyiaran berita SCTV, merinci kriteria dan indikator yang ketat untuk verifikasi, transparasi dan akuntabilitas serta obyektifitas dan kejujuran, dalam pengumpulan dan penyajian berita. Sertifikasi 9001:2000 diperoleh SCTV dari SGS Yarsley International Certification Service tanggal 12 Juni 2002.

Mengantisipasi perkembangan teknologi informasi yang mengarah pada konvergensi media, Liputan 6 juga memiliki situs Liputan6.com. Semua tayangan program berita Liputan 6 dapat dibaca lengkap dengan video streaming-nya.

Adapun presenter yang bertugas dalam penayangan Liputan 6, diantaranya adalah Anastasya Putri, Ariyo Ardi, David Silahooij, Duma Riris Silalahi, Jeremy Teti, Joy Astro, Louisa Kusnandar, Mochamad Achir, Nova Rini, Rike Amru, Zivanna Letisha Siregar dan Senandung Nacita.


(44)

(45)

I.

Bagan 2. Struktur Organisasi Divisi Pemberitaan Liputan 6 SCTV

L . B agan S tr u k tu r O rg an isa si D ivi si P em b er it aan L ip u tan 6 S C T V


(46)

BAB IV

PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

A. Kegiatan Kuliah Kerja Media di SCTV

Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) pada divisi news atau bagian pemberitaan di PT. Surya Citra Televisi (SCTV) Jakarta. Kegiatan dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai tanggal 1 Maret 2010 sampai dengan tanggal 1 April 2010. Selain penulis, kegiatan KKM ini juga diikuti oleh dua mahasiswa D III Penyiaran UNS, yaitu Melati dan Hanung. Untuk mempermudah jalannya pelaksanaan KKM, penulis bersama dua teman lainnya didampingi oleh seorang pembimbing yaitu, Bapak Raymond Kaya selaku Kepala Departemen Peliputan News Center SCTV sebagai pembimbing KKM.

Divisi News di SCTV terletak di lantai 7, 8 dan 9 di SCTV TOWER Senayan City, Jl. Asia Afrika Lot 19. Lantai 9 adalah News Center, di sini terdapat ingest room, ruang redaksi, ruang editing, ruang grafis, studio Liputan 6, ruang master control, ruang rapat redaksi, sekretaris redaksi dan perpustakaan. Lantai 8 adalah tempat logistik, yaitu tempat tersedianya alat-alat liputan, diantaranya: kamera, tripod, baterai, microphone dan alat-alat yang dibutuhkan oleh reporter atau kameramen. Selain itu, di sini juga terdapat server untuk bagian divisi Broadcast Engineering. Ruang make up artist juga berada di lantai 8, ruangan ini


(47)

digunakan untuk tata rias tamu atau presenter yang akan on air. Sedangkan lantai 7 adalah lantai basement atau tempat parkir mobil SCTV.

Dalam kegiatan KKM setiap harinya, penulis memiliki jam kerja pada pukul 08.30 – 17.30 WIB setiap hari Senin sampai dengan Jumat. Penulis datang pukul 08.30 untuk memulai aktifitas KKM, kemudian langsung mengisi absensi kehadiran di lantai R (HRD). Pada 2 minggu pertama kegiatan rutin penulis adalah liputan. Maka setelah absen, penulis langsung menuju lantai 9 untuk melihat plottingan atau jadwal pembagian tugas tim liputan (reporter dan kameramen). Setelah mengetahui plottingan tersebut, penulis boleh menentukan sendiri akan ikut tim liputan yang mana untuk liputan berita. Kemudian penulis langsung menuju lantai 8 untuk menunggu tim liputannya, di sini penulis juga membantu persiapan peralatan atau kelengkapan untuk liputan. Setelah semua siap, penulis bersama tim liputan langsung menuju ke lantai 7 untuk berangkat bersama supir.

Pada 2 minggu terakhir, penulis melaksanakan kegiatan KKM di kantor. Penulis mengikuti proses live Liputan 6 Siang, Liputan 6 Terkini dan Liputan 6 Petang di master control maupun di studio. Penulis juga mengamati proses kerja tim produksi Liputan 6 di ruang redaksi, editing, grafis dan master control.


(48)

a. Kegiatan yang dilakukan selama KKM

Berikut adalah rincian kegiatan yang dilakukan penulis selama KKM di SCTV:

1. Melakukan liputan berita di lapangan.

2. Mengikuti dan mempelajari teknik reportase.

3. Mengikuti dan mempelajari liputan live di lapangan.

4. Mempelajari proses penayangan Liputan 6 live di studio dan master control.

5. Mempelajari tugas-tugas produser, PD, switcherman, audioman, lightingman yang berada di master control.

6. Mempelajari kamera PD 170 dan teknik multi kamera di studio. b. Kesulitan/kendala yang dihadapi saat KKM

1. Pada awalnya, penulis belum mengenali ruang lingkup SCTV secara baik, sehingga belum bisa beradaptasi.

2. Belum paham apa yang harus dilakukan sebelum ikut liputan. 3. Masih bingung menentukan sikap ketika liputan yang harus

menunggu narasumber terlalu lama, ketika liputan live.

4. Penulis banyak menganggur ketika berada di master control karena tim master control bertugas hanya saat live Liputan 6.

5. Penulis belum mendapatkan kepercayaan untuk terlibat langsung dalam proses produksi Liputan 6.


(49)

c. Cara mengatasi kesulitan/kendala

1. Mulai beradaptasi, mengakrabkan diri dengan tim produksi dan ruang lingkup SCTV supaya tidak sungkan lagi.

2. Mulai berani bertanya-tanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi Liputan 6.

d. Kemajuan yang telah dicapai

Meskipun penulis belum terlibat langsung dalam proses produksi Liputan 6, tetapi penulis sedikit banyak dapat mengetahui apa dan bagaimana suatu Program Berita Liputan 6 diproduksi mulai dari pra-produksi sampai pasca pra-produksi. Penulis juga merasakan bagaimana kerja di bidang jurnalistik televisi secara langsung dan bagaimana kerja dengan orang-orang baru di dunia pertelevisian.

B. FOCUS OF INTEREST

Dalam melaksanakan kegiatan KKM, penulis berkesempatan magang pada divisi pemberitaan SCTV, yaitu Liputan 6. Di sini penulis memilih program acara berita Liputan 6 Siang yang jam tayangnya setiap hari dari Senin – Minggu pada pukul 12.00-12.30 WIB.

1. Redaksi Liputan 6 SCTV a. Ketua Dewan Redaksi


(50)

b. Kepala Liputan 6 News Center Don Bosco Selamun

c. Kepala Departemen Liputan6.com Marthin Budi Laksono

d. Kepala Departemen Pemberitaan Rahmat A.M

e. Kepala Peliputan Raymond Kaya

f. Produser Eksekutif Daerah Abbas Yahya, Edi Priyono g. Produser Eksekutif Jakarta

Mauludin Anwar h. Produser

Lita Hariani, Ariyo Ardi i. Redaktur Eksekutif

Aribowo Suprayogi, MI Stephen Vincent j. Redaktur

Arfan Yap Bano, Yus Arianto, Anri Syaiful, Agung Binarko, Syaiful Halim

k. Penulis

Bogi Triyadi, Zumrotul Muslimin, Ahmad Yani Yustiawan, Rinaldo, Ahmad Salman


(51)

Wawan Isab R, Budi Iswara, Y. Arie Wicaksono, Rio Pangkerego, Rio Husnady H.

m. Penata cahaya Aji

n. Penata gambar Mus, Agung, Jaka o. Pemadu gambar

Agung p. Penata Suara

Momon Suratman q. Pengarah Teknik

M. Istanto r. Reporter

Anastasia Putri, Carlos Pardede, David Silahooij, Riko Anggara, Fira Isrofillah, Nova Rini, Indah Dian Novita, Mochammad Achir, Rahmat Supana, Sufiani Tanjung, Zwasty Andria, Hardjuno Pramundito, Rachmalia Zuamitha, Raditiyo Wicaksono, Winny Arfiani.

2. Dekripsi Program Berita Liputan 6 Siang SCTV

Liputan 6 Siang SCTV pertama kali hadir pada 2 Juli 1997. Program berita yang berdurasi 30 menit ini disiarkan secara live di


(52)

studio Liputan 6 SCTV lantai 9 Gedung SCTV Tower Senayan City setiap hari Senin sampai Minggu pada pukul 12.00-12.30 WIB.

Program berita ini menyajikan informasi-informasi aktual yang terjadi di Jakarta pada khususnya dan juga seluruh Indonesia pada umumnya serta informasi dari mancanegara. Dalam format sajiannya, Liputan 6 memuat berita yang meliputi bidang Ekonomi Bisnis, Politik, Hukum, Keamanan, Sosial dan Masyarakat yang diperoleh dari tim liputan, kontributor dan koresponden Liputan 6 SCTV di seluruh Indonesia.


(53)

1. Pra Produksi a. Rapat redaksi

Rapat redaksi dilaksanakan secara rutin setiap hari, yang dihadiri oleh kepala departemen pemberitaaan, kepala departemen peliputan, produser dan koordinator liputan. Rapat redaksi ini membahas tentang penentuan berita yang akan diliput oleh tim liputan, angle berita apa yang harus diangkat, durasi setiap berita dan format berita yang akan dibuat oleh reporter untuk kemudian ditayangkan.

b. Plotting

Dari hasil rapat redaksi tersebut, maka dapat diperoleh plotting, yaitu daftar pembagian tugas tim liputan yang berisi materi berita dan lokasinya. Tim liputan akan bertugas dan ditempatkan berdasarkan kredibilitas reporter, yakni reporter bidang Ekbis (Ekonomi dan bisnis), reporter non ekbis, reporter polkam (wartawan RI 1 dan RI 2 yang khusus meliput di Istana Kepresidenan), reporter sosmas (sosial dan masyarakat).

2. Produksi (liputan)

Setelah reporter dan kameramen melihat plottingan di meja redaksi dan mengambil acuan pertanyaan serta nomor telepon pihak terkait. Kemudian mereka segera mempersiapkan peralatan untuk liputan ke lapangan, yaitu pengambilan


(54)

kamera, tripod, kaset dan baterai di ruangan logistik. Setelah itu mereka memesan sopir di lantai 7/basement dengan cara menelpon untuk mengantarkan ke lokasi liputan.

Untuk materi berita yang pelaksanaan wawancaranya membutuhkan janji terlebih dulu, maka sebelum berangkat ke lokasi liputan, reporter Liputan 6 harus menghubungi narasumber untuk memastikan keberadaan lokasi dan waktunya Kemudian setelah sampai di lokasi, reporter dan kameramen segera menemui narasumber untuk melakukan wawancara dan pengambilan gambar, untuk menggali lebih dalam tentang suatu fakta atau pernyataan dari suatu moment atau peristiwa.

Sedangkan untuk liputan yang sifatnya harus menunggui suatu moment penting atau menunggu seorang narasumber, maka tim liputan harus rela menunggu sampai berita diperoleh. Namun bila jam kerja tim liputan regular sudah habis, sementara berita belum berhasil dihimpun, maka tim liputan reguler tersebut boleh pulang dan liputan akan dilanjutkan oleh reporter continuity atau akan ada kontributor yang datang.

Setelah reporter dan kameramen mendapatkan fakta-fakta atau informasi yang cukup, yang artinya liputan sudah selesai, maka mereka langsung menuju ke kantor. Namun, jika berita yang diperoleh tersebut harus segera disiarkan dan terdesak oleh waktu, kantor akan mengirim seorang messenger untuk


(55)

mengambil kaset tersebut untuk dibawa ke redaksi Liputan 6. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses pengiriman kaset dan data-data untuk sampai ke redaksi, karena seorang messenger mengendarai sepeda motor sehingga lebih cepat sampai ke kantor. Selain alasan waktu tersebut, biasanya tim liputan ini juga mendapatkan tugas liputan ke lokasi lain lagi, sehingga data atau fakta yang diperoleh dari hasil liputan pertama tadi bisa segera diproses di redaksi.

3. Pasca Produksi

a. Memasukkan rekaman hasil liputan (Ingest)

Setelah tim Liputan 6 sampai di kantor, reporter atau kameramen menyerahkan kaset pada editor untuk di Ingest (mentransfer rekaman hasil liputan dari kaset ke komputer utama). Kaset kemudian diberi tanggal dan keterangan time code-nya. Setelah data ditransfer, kaset dimasukkan ke ruang library untuk dijadikan arsip perusahaan. Data yang telah sudah ditransfer langsung bisa diambil secara online oleh editor dan reporter untuk diproses. Untuk mengakses secara online hasil berita, seluruh tim produksi Liputan 6 diberi hak akses berupa login ID.


(56)

b. Penulisan Naskah

Tim liputan berkoordinasi dengan koordinator liputan, produser dan editor tentang hasil liputan untuk pembuatan naskah apakah didubbing atau dibaca oleh presenter, gambar mana yang dipakai dan menentukan format beritanya seperti apa agar bisa disesuaikan dengan penulisan naskah serta penentuan durasi dan waktu tayangnya.

Selanjutnya, reporter menulis naskah berita sesuai dengan format berita yang akan disajikan dan tentu juga menyesuaikan dengan gambarnya. Dalam penulisan naskah berita, reporter menggunakan software INews, yaitu software yang didesain untuk penggunaan secara online.

c. Editing

Naskah kemudian dilihat oleh editor, koordinator liputan dan produser untuk proses pengeditan naskah, kelengkapan data dan mempertimbangkan angle berita yang lebih menarik dan dilanjutkan untuk proses pendubbingan bila perlu didubbing, untuk kemudian dipadukan dengan gambar oleh editor.

Editing gambar dilakukan dengan menggunakan software Avid News Cutter. SCTV sudah memiliki lisensi dari perusahaan Avid untuk penggunaan softwarenya. Lisensi


(57)

software ini cukup mahal dan hanya bisa digunakan bila sudah membeli ijin dari perusahaan Avid News Cutter sehingga tidak sembarang orang bisa menggunakan software ini.

Format penyajian berita Liputan 6 SCTV, diantaranya adalah:

1. Reader (RDR) adalah berita pendek yang dibacakan oleh presenter di studio tanpa dilengkapi visual maupun grafik ketika program berita masih live.

2. Voice Over (VO) adalah video atau gambar pendek diiringi naskah yang dibacakan penyiar berita.

3. VO-Grafik adalah format berita televisi yang naskah berita seluruhnya dibacakan oleh penyiar. Namun, gambar pendukungnya hanya berupa tulisan dan grafik.

4. Sound of Tape (SOT) adalah kutipan pernyataan dari narasumber yang ditayangkan setelah penyiar memberikan pengantar atau membacakan kepala berita (lead-in).

5. Voice Over-Sound on Tape (VO-SOT) adalah berita televisi yang memadukan antara voice over dengan sound of tape. 6. Package (PKG) adalah format berita yang lead-in nya

dibacakan penyiar, tetapi isi berita dibacakan oleh dubber kemudian direkam dalam pita kaset.


(58)

7. Live on Cam (LOC) adalah presenter di studio berbicara langsung dengan reporter yang melaporkan dari tempat kejadian, sementara program berita masih on air.

8. Live on Tape (LOT) adalah format berita yang direkam secara langsung di tempat kejadian, namun siaran beritanya ditunda.

9. Live by Phone adalah format berita televisi yang disiarkan secara langsung dari tempat kejadian menggunakan telepon ke studio.

10. Phone Record adalah format berita yang direkam secara langsung dari lokasi liputan tetapi disiarkannya ditunda. Format ini hanya digunakan bila sebelumnya sudah diperkirakan akan ada gangguan teknis pada saat dilaporkan secara langsung.

11. Visual News adalah format berita yang hanya menyajikan gambar-gambar menarik dan dramatis. Presenter hanya mengantarkan lead berita, kemudian VTR-man segera memutarkan video gambar yang disisipkan redaksi.

12. Vox Pop merupakan kependekan dari Vox Populi (bahasa Latin) yang berarti suara rakyat. Ini bukan format berita, tetapi biasa dgunakan untuk melengkapi format berita yang ada. Biasanya berupa komentar atau harapan masyarakat atas berita tertentu.


(59)

d. Penyusunan Rundown Berita

Setelah proses pengeditan selesai, maka hasilnya segera bisa diambil secara online oleh tim produksi Liputan 6. Produser segera membuat rundown berita yang akan ditayangkan dan memperhitungkan waktu tayangnya (durasi). Penyusunan rundown berdasarkan bobot berita yaitu dari yang paling penting ke berita yang ringan, dari hard news ke soft news.

Penyusunan rundown mengarah kepada playlist yang akan di putar oleh seorang Program Director (PD) yang bertugas di Master Control Room sehingga akan tersinkronisasi untuk penayangan Liputan 6 Siang.

Setelah rundown selesai dibuat, maka PD (Program Director) yang bertugas pada saat itu, segera mendownload hasil berita yang akan ditayangkan, melihat rundown kemudian mengedit berita yang dipakai untuk scoring atau cuplikan berita utama.


(60)

e. Proses Presenting (Penayangan) Program Berita Liputan 6 Siang SCTV

1. Persiapan di studio

Studio yang digunakan untuk penayangan live Liputan 6 Siang adalah di depan ruang redaksi Liputan 6 lantai 9. Tim produksi yang bertugas di studio adalah 3 orang kameramen yang mengambil gambar presenter di studio. Kameramen mendapatkan instruksi dari PD melalui headphone yang tersambung dengan master control.

Peralatan produksi yang berada di studio, antara lain: a. 3 Kamera, kamera utama dilengkapi teleprompter b. 2 Layar monitor TV

c. 1 LCD TV d. Lampu (lighting)

Tim produksi yang bertugas di studio: a. 3 kameramen

b. Presenter

2. Persiapan di master control

Peralatan produksi di master control Liputan 6 SCTV: a. Layar monitor

b. Audio mixer c. Komputer


(61)

d. Switcher e. Teleprompter f. Microphone

Seluruh kru master control yang bertugas sesuai jadwal bersiap-siap dengan pekerjaannya masing-masing. Berikut ini tim produksi Liputan 6 yang bertugas di ruang master control:

a. Produser

b. Program Director c. Switcher

d. Audioman e. Penata Cahaya f. Grafis

3. Persiapan presenter

Presenter atau pembaca berita Liputan 6 yang akan on air harus bersiap-siap, misalnya make up, kostum harus serasi dan rapi serta harus menguasai materi berita yang akan dibacakan. Presenter sebelum on air biasanya melakukan pemanasan sedikit terlebih dahulu, yaitu dengan latihan membaca naskah berita.


(62)

4. Penayangan

Setelah proses persiapan matang dan master control pusat memberitahu bahwa live Liputan 6 sudah waktunya tayang, maka proses penayangan berita dimulai. Semua tim produksi Liputan 6 Siang bekerja sesuai tugasnya masing-masing.

f. Evaluasi

Setelah live Liputan 6 Siang selesai, seluruh tim produksi yang bertugas berkumpul di ruang rapat redaksi untuk melakukan evaluasi hasil kerja on air Liputan 6 tersebut. Selanjutnya, hasil dari live Liputan 6 Siang yang telah direkam akan disimpan di library sebagai arsip, bila suatu saat nanti akan dibutuhkan lagi.


(63)

g. Skema Proses Produksi Program Berita Liputan 6 Siang SCTV

penentuan plotting

Bagan 3. Skema Proses produksi Program Berita Liputan 6 Siang SCTV

Rapat Redaksi

Liputan

Hasil liputan ditransfer ke komputer utama (ruang ingest)

Reporter membuat naskah Editor mengedit gambar

Naskah dan gambar diedit lagi oleh produser, editor dan korlip

Penyusunan Rundown

Live


(64)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Proses Produksi Program Berita Liputan 6 Siang merupakan bentuk kerja sama tim (team work). Semua bagian pemberitaan di SCTV saling mendukung dan menjalin hubungan yang baik demi tercapainya siaran berita yang maksimal.

Proses Produksi Program Berita Liputan 6 Siang berawal dari pra produksi yang terdiri dari rapat redaksi dan plotting. Kemudian tahapan produksi yaitu proses penggalian berita dan pengambilan gambar di lapangan (liputan). Tahapan pasca produksi dimulai dari memasukkan rekaman hasil liputan ke ruang ingest, penulisan naskah, editing, penyusunan rundown berita, proses presenting (penayangan) berita Liputan 6 Siang yang terdiri dari persiapan di studio, persiapan di master control, persiapan presenter dan penayangan, kemudian tahap terakhir dari pasca produksi yaitu tahap evaluasi.


(65)

B. Saran

1. Untuk SCTV

Penulis menyarankan kepada tim Liputan 6 SCTV sebaiknya tidak sering melakukan keterlambatan untuk datang ke lokasi. Tim Liputan 6 sebaiknya memiliki rencana cadangan dalam proses perencanaan wawancara dalam peliputan, tim liputan harus selalu mengecek peralatan yang akan digunakan serta menyimpan data-data narasumber, reporter jangan ragu untuk belajar dari naskah reporter lain dan tim liputan mendapatkan pengajaran tentang mengisi suara untuk naskah berita televisi.

Dalam menuliskan hasil wawancara (naskah) reporter berkoordinasi dengan Koordinator Liputan agar tahu ingin dibuat format berita apa hasil liputannya sehingga dapat disesuaikan naskah dengan gambarnya. Harus ada koordinasi yang baik antara Koordinator Liputan, Produser, dan Editor di dalam penyuntingan hasil liputan.

2. Untuk Instansi Pendidikan

a. Menambah dan memperbaiki fasilitas yang diperlukan untuk program Broadcasting sehingga dapat mendukung tercapainya proses belajar mengajar yang lebih baik.

b. Lebih meningkatkan mutu pendidikan yang ada supaya mampu bersaing dengan yang lain.


(66)

c. Pihak fakultas sebaiknya menjalin kerja sama yang baik dengan instansi terkait, sehingga memudahkan dan membantu mahasiswa dalam memperoleh tempat KKM.


(67)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Assegaf, Djafar. H. 1985. Jurnalistik Masa Kini. Pengantar Ke Praktek Kewartawanan. Jakarta: Ghalia Indonesia

M. A, Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Strategi Mengelola Radio dan TV. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Morissan. 2004. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Ghalia Indonesia

Riswandi. 2009. Dasar-Dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Soenarto R.M. 2007. Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. Jakarta: FFTV-IKJ

Wahyudi J.B. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher

Yosef, Jani. 2009. To Be A Journalist. Menjadi Jurnalis TV, Radio dan Surat Kabar yang Profesional. Yogyakarta: Graha Ilmu


(68)

“Sejarah Perusahaan”

http://www.sctv.co.id/company/pages.php?id=1.

8/6/2010/11.32 PM

“News Center SCTV, SCTV Luncurkan News Center Terpadu”

http://www.kontan.co.id/index.php/bisnis/news/14068/SCTV-Luncurkan-News-Center-Terpadu.

2/6/2010/1.54 PM

Triyanto Hapsoro. “Sekilas Tentang Produksi Program Televisi”

http://media.kompasiana.com/group/mainstream-media/2010/05/15/Sekilas-Tentang-Produksi-Berita-Televisi-Bagian 1 dan

2.


(1)

g. Skema Proses Produksi Program Berita Liputan 6 Siang SCTV

penentuan plotting

Bagan 3. Skema Proses produksi Program Berita Liputan 6 Siang SCTV Rapat Redaksi

Liputan

Hasil liputan ditransfer ke komputer utama (ruang ingest)

Reporter membuat naskah Editor mengedit gambar

Naskah dan gambar diedit lagi oleh produser, editor dan korlip

Penyusunan Rundown

Live


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa Proses Produksi Program Berita Liputan 6 Siang merupakan bentuk kerja sama tim (team work). Semua bagian pemberitaan di SCTV saling mendukung dan menjalin hubungan yang baik demi tercapainya siaran berita yang maksimal.

Proses Produksi Program Berita Liputan 6 Siang berawal dari pra produksi yang terdiri dari rapat redaksi dan plotting. Kemudian tahapan produksi yaitu proses penggalian berita dan pengambilan gambar di lapangan (liputan). Tahapan pasca produksi dimulai dari memasukkan rekaman hasil liputan ke ruang ingest, penulisan naskah, editing, penyusunan rundown berita, proses presenting (penayangan) berita Liputan 6 Siang yang terdiri dari persiapan di studio, persiapan di master control, persiapan presenter dan penayangan, kemudian tahap terakhir dari

pasca produksi yaitu tahap evaluasi.


(3)

B. Saran

1. Untuk SCTV

Penulis menyarankan kepada tim Liputan 6 SCTV sebaiknya tidak sering melakukan keterlambatan untuk datang ke lokasi. Tim Liputan 6 sebaiknya memiliki rencana cadangan dalam proses perencanaan wawancara dalam peliputan, tim liputan harus selalu mengecek peralatan yang akan digunakan serta menyimpan data-data narasumber, reporter jangan ragu untuk belajar dari naskah reporter lain dan tim liputan mendapatkan pengajaran tentang mengisi suara untuk naskah berita televisi.

Dalam menuliskan hasil wawancara (naskah) reporter berkoordinasi dengan Koordinator Liputan agar tahu ingin dibuat format berita apa hasil liputannya sehingga dapat disesuaikan naskah dengan gambarnya. Harus ada koordinasi yang baik antara Koordinator Liputan, Produser, dan Editor di dalam penyuntingan hasil liputan.

2. Untuk Instansi Pendidikan

a. Menambah dan memperbaiki fasilitas yang diperlukan untuk program Broadcasting sehingga dapat mendukung tercapainya proses belajar mengajar yang lebih baik.

b. Lebih meningkatkan mutu pendidikan yang ada supaya mampu bersaing dengan yang lain.


(4)

c. Pihak fakultas sebaiknya menjalin kerja sama yang baik dengan instansi terkait, sehingga memudahkan dan membantu mahasiswa dalam memperoleh tempat KKM.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Assegaf, Djafar. H. 1985. Jurnalistik Masa Kini. Pengantar Ke Praktek

Kewartawanan. Jakarta: Ghalia Indonesia

M. A, Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Strategi Mengelola Radio dan TV. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Morissan. 2004. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Ghalia Indonesia

Riswandi. 2009. Dasar-Dasar Penyiaran. Yogyakarta: Graha Ilmu

Soenarto R.M. 2007. Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran. Jakarta: FFTV-IKJ

Wahyudi J.B. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher

Yosef, Jani. 2009. To Be A Journalist. Menjadi Jurnalis TV, Radio dan Surat Kabar yang Profesional. Yogyakarta: Graha Ilmu


(6)

“Sejarah Perusahaan”

http://www.sctv.co.id/company/pages.php?id=1. 8/6/2010/11.32 PM

“News Center SCTV, SCTV Luncurkan News Center Terpadu”

http://www.kontan.co.id/index.php/bisnis/news/14068/SCTV-Luncurkan-News-Center-Terpadu.

2/6/2010/1.54 PM

Triyanto Hapsoro. “Sekilas Tentang Produksi Program Televisi”

http://media.kompasiana.com/group/mainstream-media/2010/05/15/Sekilas-Tentang-Produksi-Berita-Televisi-Bagian 1 dan 2.