PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BERMAIN POHON HITUNG DI Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Bermain Pohon Hitung Di Kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013.

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK
MELALUI BERMAIN POHON HITUNG DI
KELOMPOK A RA PERWANIDA
PLUMBON TAWANGMANGU
TAHUN PELAJARAN
2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun oleh
NURUL PROKLAWATI
NIM: A53A100073

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

T]NIVERSITASMUHAMI\4ADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUANIDANI ILMU PENDIDIKAN
JL. A Yani TromolPosI Pabelaq}krbsura Telp (0271)717417Fax:,715M8Surakarta57102
Website:hfip://www.ums.s.id Email: um@ums.ac.id

Surat PersetuiuanA{tikel hrblikasi Ilmiah
Yang bertandatangandi bawahini, pembimbingskripsi/tugasakhir:

Nama

: Drs. A. Fathoni,M.Pd.

I{IilPA\iIK

Tdlah membacadan mencermatinaskahartikel publikasi ilrnialr, yang merupakan
rirygkasanskripsi (tugasakhir) dari mahasiswa:
Nanna


: NURUL PROKLAWATI

NII[h4

: 4534100073

Judul Skripsi : PENINGKATAN KEMAMPUI\N BERHITUNG ANAK
MELALUI BERMAIN POHO].{HITUNG DI KELOMPOK A
RA PERWANIDA PLUMBONTTAWANGMANGU TAHUN
PELAJARAN2OI2I2OI3
Naskah artikel tersebut,layak dan disetujuiunttrk dipublikasikan.
Demikian suratpersetujuanini dibuat, semogadapatdigunakanseperlunya.

Surakarta, Februari2013

4

ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI

BERMAIN POHON HITUNG DI KELOMPOK A RA
PERWANIDA PLUMBON TAWANGMANGU
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Nurul Proklawati, A53A100073, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta 2013, 114 halaman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung
anak melalui bermain pohon hitung pada anak Kelompok A RA Perwanida
Plumbon Tawangmangu. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik Kelompok A di RA
Perwanida Plumbon Tawangmang tahun pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 18
anak. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, guru kelas, dan kepala
sekolah. Data yang digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
berhitung anak maupun untuk mengetahui proses pembelajaran menggunakan
pohon hitung dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan.
Prosedur penelitian ini terdapat empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 siklus. Data
diolah dengan teknik analisis komparatif, yaitu perbandingan antara pencapaian
kemampuan berhitung anak dengan indikator kinerja pada setiap siklusnya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pohon hitung dalam pembelajaran

dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak di Kelompok A RA Perwanida
Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan jumlah anak yang mencapai keberhasilan atau ketuntasan
dalam kemampuan berhitung pada setiap siklusnya, yaitu sebelum tindakan
jumlah anak yang mencapai keberhasilan atau tuntas sebanyak 5 anak (28%),
kemudian setelah diberi tindakan menggunakan pohon hitung pada siklus I
meningkat menjadi 12 anak (67)%, pada siklus II meningkat menjadi 17 anak
(83%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan pohon hitung dapat
meningkatkan kemampuan berhitung anak di RA Perwanida Plumbon
Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis
yang diajukan telah terbukti kebenarannya.
Kata Kunci: Kemampuan berhitung anak, Pohon hitung.

PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa, pendidikan adalah usaha
dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

5


agar peserta dididk secara aktif mengembangkan potensi dirinya memiliki
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pasal
28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui
jalur pendidikan formal (Taman Kanak-kanak, Raudatul Athfal, atau bentuk lain
yang sederajat), jalur pendidikan non formal (Kelompok Bermain, Taman
Penitipan Anak atau bentuk lain yang sederajat) dan jalur pendidikan informal
yang berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh
lingkungan
Salah satu bidang pengembangan keterampilan

yang dilakukan di TK

adalah aspek pengembangan kognitif. Pada aspek pengembangan kognitif ini,
salah satu kemampuan yang dikembangkan adalah kemampuan berhitung.
Kemampuan berhitung perlu dikembangkan agar mampu mengembangkan
kemampuan anak di masa awal perkembangannya seperti kemampuan
mempelajari dunia mereka atau kemampuan melihat, membedakan, meramalkan,
memisahkan dan mengenal konsep angka. Selain itu juga mampu meningkatkan

kemampuan anak dalam memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari dan memahami fenomena alam atau perubahan lingkungan di
sekitarnya (Sujiono, 2008:11).
Dalam pedoman pembelajaran permainan berhitung permulaan di Taman
Kanak-Kanak menjelaskan bahwa berhitung di Taman Kanak-Kanak diharapkan
tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan
mental, sosial dan emosional. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, berhitung di
Taman Kanak-Kanak harus dilakukan secara menarik dan bervariasi. (Depdiknas,
2007:1) Guru sebagai fasilitator, mediator dan pembimbing dalam proses belajar
sudah semestinya harus mampu mengelola strategi pembelajaran dengan tepat.
Maka dalam metode pelaksanaan proses belajar mengajar diterapkan prinsip
bermain dalam

belajar, sehingga anak dapat tertarik dan tidak bosan dalam

mengikuti pelajaran. Hal ini antara lain disebabkan anak usia taman kanak-kanak
belum mampu mengikuti perintah orang dewasa dengan sepenuhnya, dan mereka
masih mengutamakan ego masing-masing yang pada umumnya berupa

6


kesenangan bermain.
Kondisi di lapangan yang terjadi di RA Perwanida Plumbon, Tawangmangu
khususnya Kelompok A, dalam proses kegiatan belajar mengajar selama ini, anak
cenderung pasif mengerjakan apa yang diperintahkan oleh guru, mereka tidak
dilibatkan secara aktif untuk ikut dalam proses belajar. Kegiatan seperti ini belum
mencapai hasil maksimal, sehingga kemampuan anak dalam hal berhitung masih
sangat rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan kenyataan di lapangan bahwa
hanya 5 anak dari 18 anak di kelompok A atau sebesar 28% yang sudah mampu
berhitung, sedangkan 13 anak atau sebesar 72% belum mampu berhitung.
Penyebab rendahnya kemampuan berhitung anak di kelompok A RA
Perwanida adalah faktor metode pembelajaran. Para guru belum menemukan
metode yang tepat dalam melakukan pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan berhitung anak yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
anak. Dengan metode pembelajaran yang tepat diharapkan anak tidak tertekan
dalam kegiatan pembelajaran, sehingga anak aktif dan merasa senang dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, untuk meningkatkan
kemampuan berhitung anak, peneliti melakukan penelitian dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pohon hitung,. Kegiatan tersebut merupakan

metode

pengajaran

dengan

konsep

bermain.

Guru

sebagai

pengarah,

pembimbing, dan fasilitator yang membantu anak dalam kegiatan bermain,
sehingga kemampuan anak dalam hal berhitung akan dapat berkembang dan
meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan dibawah bimbingan guru. Oleh
karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan

judul “Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Bermain Pohon Hitung
Di Kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu Tahun Pelajaran
2012/2013”.
Adapun tujuan penelitian adalah (1) mengetahui peningkatan kemampuan
berhitung anak di kelompok A RA Perwanida Plumbon Tawangmangu tahun
pelajaran 2012/2013 melalui metode bermain

pada pohon hitung dan (2)

mengetahui peningkatan yang terjadi pada anak yang belum mampu berhitung

7

yaitu sejumlah 13 anak atau sebesar 72% di kelompok A RA Perwanida Plumbon
Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013, dalam

hal kemampuan berhitung

setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode bermain menggunakan
pohon hitung.


METODE PENELITIAN
Tempat penelitian ini berlokasi di RA Perwanida Kecamatan Tawangmangu
Kabupaten Karanganayar. Penelitian dilaksanakan di kelompok A RA Perwanida
Plumbon Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganayar, berada di
lingkungan Kecamatan Tawangmangu. Penelitian ini direncanakan akan
dilaksanakan secara bertahap selama 3 bulan dimulai pada bulan Oktober –
Desember 2012.
Subjek dalam penelitian ini adalah adalah anak Kelompk A RA Perwanida
tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 18 anak. Sedangkan guru kelas yang
sekaligus sebagi peneliti bertindak sebagai observer yang memberikan tindakan
dan juga observer dalam proses pembelajaran. Objek penelitian adalah
peningkatan kemampuan berhitung anak di kelompk A di RA Perwanida Plumbon
Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Agar anak tertarik pada saat
pembelajaran

berlangsung

maka


digunakan

metode

bermain

dengan

menggunakan pohon hitung.
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classrom Action
Research) dua siklus.Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan
tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing),dan
refleksi (reflecting).
sumber data dan jenis data yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini,
yaitu meliputi (1) Anak di kelompok A RA Perwanida Plumbon Kecamatan
Tawangmangu (2) Hasil pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada
tiap siklusnya (3) Dokumen dan arsip.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi langsung dan dokumentasi. Observasi dilakukan selama proses
pembelajaran

berlangsung adalah observasi partisipatif, yaitu observer ikut

8

terlibat langsung menjadi bagian dari objek yang akan di observasi. Dokumentasi
berupa foto atau gambar yang digunakan untuk menggambarkan secara visual
kondisi proses pembelajaran berlangsung. Instrumen Penelitian terdiri dari (1)
Lembar Observasi Kemampuan berhitung (2) Lembar Penerapan Kegiatan
Bermain Menggunakan Pohon Hitung, (3) Catatan lapangan.
Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya
peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan berhitung anak meliputi aspek
konsep banyak sedikit, sama tidak sama, dan konsep bilangan. Adapun indikator
keberhasilan penelitian yang diharapkan pada tiap siklusnya berbeda – beda. Pada
siklus I diharapkan sekurang-kurangnya 65% dar jumlah seluruh anak prosentase
pencapaian kemampuannya mampu mencapai prosentase

keberhasilan. Pada

siklus II diharapkan sekurang-kurangnya 80% dar jumlah seluruh anak prosentase
pencapaian kemampuannya mampu mencapai prosentase keberhasilan.
Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan
(credibility)

dengan

teknik

trianggulasi.

Triangulasi

merupakan

teknik

pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data untuk
keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada.
Trigulasi

yang

digunakan

adalah

triangulasi

dengan

sumber,

yaitu

membandingkan data hasil observasi, hasil kegiatan siswa dan hasil diskusi
terhadap subjek yang ditekankan pada penerapan metode bermain menggunakan
pohon hitung terhadap efektifitas berhitung.
Analisis data dari observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan
pembelajaran dilakukan untuk melakukan refleksi agar peneliti dapat menentukan
tindakan yang akan di ambil pada siklus berikutnya. Analisis data terhadap anak
dilakukan beberapa tahap sebgai berikut (1) Menjumlah skor yang dicapai anak
pada setiap indikator yang dijabarkan pada butir amatan (2) Membuat tabulasi
skor observasi peningkatan kemampuan berhitung pada anak yang terdiri dari
nomor, nama anak, butir amatan, jumlah skor (3) Menghitung prosentase
peningkatan kemampuan berhitung anak.dengan penggunaan metode bermain
menggunakan pohon hitung (4) Membandingkan hasil prosentase pencapaian
pada setiap anak dengan prosentase keberhasilan pada setiap siklus yang telah

9

ditentukan peneliti.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Sebelum penelitian tindakan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan
tahapan prasiklus yaitu tahapun observasi untuk mengetahui kernampuan
berhitung anak sebelum tindakan. Tahapan prasiklus dilaksanakan pada hari Senin
19 November 2012. Dari hasil pengamatan sebelum tindakan atau prasiklus
menggunakan lembar observasi Dapat diketahui bahwa dari 18 anak di kelompok
A hanya 5 anak atau sebesar 28% yang sudah mampu berhitung atau mempunyai
kemampuan berhitung di atas rata-rata. Sedangkan 13 anak atau sebesar 72%
belum mencapai kemampuan berhitung yang ditentukan peneliti. Sehingga akan
dilakukan tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak
kelompok A tersebut.
Pelaksanaan tindakan pada penelitian dilakukan melalui dua sklus. Pada
tiap siklus dilakukan tahapan perencanaan, pelaksanaan yang terdiri dari dua
pertemuan, obsevasi, dan kemudian dilakukan analisis dan refleksi. Siklus I
dilaksanakan dua pertemuan, pertemuan pertama pada tangaal 27 N0vember
2012, dan pertemuan kedua dilaksanakan tanggal 29 November 2012. Dari hasil
observasi tehadap kemampuan berhitung anak siklus I anak yang sudah mampu
berhitung atau mencapai keberhasilan berjumlah 12 anak dari 18 anak atau
sebesar 67%, sedangkan 6 anak atau sebesar 33% belum mencapai tingkat
keberhasilan sesuai yang ditentukan peneliti. Prosentase tersebut melebihi target
yang ditentukan sebelum penelitian yaitu sebesar 65%, dan mengalami
peningkatan kemampuan sebesar 39% dari kondisi prasiklus yang hanya sebesar
28%.
Analisis dan refleksi pelaksanaan siklus I diketahui (1) Pelaksanaan
kegiatan menggunakan pohon hitung sudah sesuai dengan perencanaan RBP yang
disusun. (2) Ada anak yang yang masih bingung dalam melakukan kegiatan,
mereka tidak tahu harus bagaimana dan hanya sekedar ikut-ikutan temannya
(3)Perhatian anak terhadap kegiatan belajar masih sangat kurang, terlihat dari

10

perilaku anak yang masih ramai sendiri ketika anak yang lain sedang maju
kedepan.(4) Waktu pembelajaran yang dialokasikan selama 60 menit tidak cukup,
karena penjelasan dan penugasan yang diberikan pada anak membutuhkan banyak
waktu, sehingga perlu manajemen waktu yang lebih baik. (5) Sudah ada
peningkatan kemampuan berhitung pada anak, bila dibandingkan ketika sebelum
dilakukan tindakan (prasiklus).
Berdasarkan hasil refleksi, prosentase peningkatan kemampuan berhitung
anak mengalami peningkatan yang sangat drastis. Hal ini disebabkan jarang sekali
diterapkan metode bermain dengan menggunakan pohon hitung, sehingga saat
diterapkan metode ini anak-anak sangat antusias. Tetapi hasil yang dicapai pada
siklus I ini belum mencapai target maksimal, sehingga peneliti perlu
melaksanakan tindakan siklus berikutnya. Oleh karena itu peneliti membuat
perencanaan untuk pelaksanaan siklus berikutnya.
Pada pelaksanaan siklus II, dilakukan berdasarkan analisis dan refleksi
pada siklus I. Siklus II dilaksanakan sua pertemuan, pertemuan pada tanggal 4
Desember 2012 dan pertemuan kedua pada 6 Desember 2012. Dari hasil
observasi tehadap kemampuan berhitung anak siklus II anak yang sudah mampu
berhitung sesuai dengan indikator atau mencapai keberhasilan berjumlah 15 anak
dari 18 anak atau sebesar 83%, sedangkan 3 anak atau sebesar 17% belum
mencapai tingkat keberhasilan sesuai yang ditentukan peneliti. Prosentase
keberhasilan sebesar 83% tersebut sudah mencapai target yang ditentukan
sebelum penelitian yaitu sebesar 80%, dan mengalami peningkatan kemampuan
sebesar 16% dari kondisi prasiklus yang hanya sebesar 67%, Sehingga
kemampuan berhitung anak sudah baik dan mampu mencapai indikator dengan
mencapai skor sesuai dengan yang ditargetkan peneliti.
Analisis dan Refleksi pelaksanaan siklus II terdapat 3 anak yang belum
mampu. Hal tersebut disikapi oleh peneliti dan guru kelas lain bahwa setiap anak
memiliki karakteristik. kemampuan. dan tingkat perkembangan yang berbedabeda. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi, maka tindakan pada siklus II
dikatakan telah berhasil. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
prosentase kemampuan berhitung anak dibanding dengan siklus-siklus

11

sebelumnya.

Prosentase

kemampuan

berhitung anak

yang ditargetkan

penelitipun telah tercapai.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan
berhitung' anak mulai dari sebelum diberikan tindakan sampai dengan siklus II
telah menunjukkan peningkatan. Hal ini depengaruhi oleh penerapan penggunaan
media pembelajaran yang tepat yaitu penggunaan media pohon hitung.
Penggunaan pohon hitung dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak.
Pembelajaran dengan menggunakan pohon hitung ini dapat merangsang
kemampuan anak, karena dengan didukung metode bermain, secara tidak
langsung anak bisa sekaligus belajar tanpa ada rasa paksaan.
Pada siklus I peneliti mentargetkan tingkat prosentase pencapaian
kemampuan berhitung anak dalm satu kelas ≥ 65%. Hal ini sudah bisa dikatakan
meningkat karena prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak melebihi
yang ditargetkan yaitu sebesar 67%. Pada siklus II peneliti mentargetkan tingkat
prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak dalam satu kelas ≥80%.
Sedangkan prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak mencapai 83 %.
Dari siklus I sampai dengan siklus II peningkatan pencapaian prosentase
kemampuan berhitung anak hanya mencapai 16%. Walaupun peningkatan
prosentase pencapaian pada siklus II tidak sebesar pada siklus sebelumnya, hal ini
tidak mempengaruhi ketidaktercapaiannya indikator yang telah ditentukan.
Terbukti pada siklus II ini anak yang mencapai tingkat keberhasilan atau mampu
dalam berhitung adalah 15 anak atau 83%, sedangkan yang belum mencapai
tingkat keberhasilan sebesar 3 anak atau 17%.

Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pelaksanaan siklus I masih terdapat 6 anak yang belum mampu
mencapai target. Hal ini disebabkan anak tersebut yaitu, Nadin, Adinda, Klara,
Ega, Albet, Refan merupakan anak-anak yang memiliki daya konsentrasi yang
rendah dan kemandiriannya kurang. Sedang Ega adalah anak yang memiliki
prosentase terendah yaitu 50%. Ega anak yang pemalu, selalu dibantu ibunya
setiap pembelajaran. Refan adalah anak yang sulit diatur selalu membuat gaduh,

12

sering mengganggu temanya dan tidak mau mengalah.
Pada siklus II peneliti mentargetkan pencapaian prosentase kemampuan
berhitung anak ≥ 80%, jumlah anak yang belum mencapai target pada siklus ini
adalah 3 anak, yaitu Ega, Adinda, Albet . Anak tersebut merupakan anak yang
memiliki prosentase pencapaian terendah, yaitu 75%, 65%, dan 67.5%. Ega dan
Albet merupakan anak yang memiliki daya konsentrasi rendah dan kemampuan
untuk menyelesaikan tugasnya rendah membuat Ega dan Albet sulit menguasai
indikator. Sedang Adinda adalah anak yang masih belum cukup umur, hal ini
membuat Adinda sulit menguasai indikator. Namun jika dilihat dari prasiklus
sampai siklus II kemampuan anak tersebut selalu menunjukkan peningkatan.
Melihat peningkatan-peningkatan prosentase di setiap siklusnya peneliti,
menyatakan bahwa guru sangat berpengaruh bagi anak didik. dalam proses
pembelajaran, guru harus menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman.
Dikemukakan oleh Sugiono (2006: 5.4) bahwa otak dapat mengetahui bagaimana
cara mengenal benda melalui input dari indera mata, telinga, kulit. hidung dan
mulut yang secara langsung akan menunjukkan reaksi tertentu terhadap
lingkungan sekitar. Berarti kemampuan berhitung dan pengetahuan anak didapat
dari pengalaman langsung atau eksplorasi yang dilakukan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelompok A
RA Perwanida Plumbon Tawangmangu dapat diketahui bahwa (1) Penggunaan
pohon hitung dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berhitung
anak di RA Perwanida Plumbon Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013,
dengan guru melakukan perbaikan pembelajaran, yaitu proses kegiatan
pembelajaran dipusatkan pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator,
siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran berhitung menggunakan
pohon hitung. (2) Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak pada stiap siklusnya yaitu, (a)
Prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak sebelum tindakan adalah
sebesar 28% (b) Prosentase pencapaian kemampuan berhitung anak setelah

13

tindakan pada siklus I meningkat menjadi 67% (c) Prosentase pencapaian
kemampuan berhitung anak setelah tindakan pada siklus I meningkat menjadi
83%
Dengan demikian penggunaan pohon hitung dalam pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan berhitung anak di Kelompok A RA Perwanida
Plumbon Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Dari uraian tersbut maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA
Alim Nur Rohmah. 2012. Upaya menin gkatkan kemampuan kognitif anak melalui
metode eksperimen di tk aisyiyah pucangan i kartasura tahun 2011/2012.
Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan)
Anggraeni, Reni Siti Rachmi . 2011. Pengaruh Penggunaan Media Manipulatif
Terhadap Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Usia Dini.
Bandung: FIP UPI
Arief S. Sadiman. 2002. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan.
Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Copley, J. 2000. The Young Child and Mathematics. Washington D.C: NAEYC
Depdiknas. 2005. Pedoman Pengembangan Silabus di Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Direktorat Departemen Pendidikan Nasional.
__________.2007. Pedoman Penembangan Bidang Kognitif di Taman KanakKanak. Jakarta : Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD
_________.2007. Pedoman Permainan Berhitung Permulaan di Taman KanakKanak. Jakarta : Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD
_________,PP Mentri Pendidikan Nasional. 2009. Standar PAUD. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Eni Fitriyah, 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan
Melalui Media Pohon Hitung Dalam Model Pembelajaran Tematik Pada
Anak Kelompok B Di Tk Aisyiyah Troketon II Pedan, Klaten Tahun
2011/2012. Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan)
Gunarti, Winda. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar

14

Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Hanifah, (1999) Penggunaan Alat Peraga, Jakarta: Perdana Utama
Kuswaya. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Moeslichatoen.2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta :
Rineka Cipta
Moleong, Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nugraha, Ali. 2006. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas.
Nurhasanah dan Didik Tumianta. 2007. Kamus Besar Bergambar
Bahasa Indonesia untuk SD dan SMP. Jakarta PT. Bina Sarana Pustaka.
Nursyania , Artya.2011. Pengaruh Permainan Tradisional Anjang – Anjangan
Terhadap Kecerdasan Interpersonal Anak Usia Dini (Studi Quasi
Eksperimen terhadap Anak kelompok B TK Al-Irsyad Satya Islamic
School Tahun Ajaran 2010-2011). Bandung: FIP UPI
Papalia, Diane E. 2009. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai
Pustaka.
Rukidi. 1996. Media Pembelajaran. Bandung: Alumni
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Premada
MediaGroup.
Solehudin. 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah.Bandung: Depdikbud
Sriningsih, N. 2008. Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini.
Bandung : Pustaka Sebelas
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.
Suharjo, Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara.
Sujiono, Nurani Yuliyani. 2007.Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta
universitas terbuka.

15

Sukmadinata, Syaodiah Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. Semarang: Surya Offset
Syaodih, Ernawulan. 2004. Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Diktidepdiknas
Warjinah, 2012. Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui
Permainan Alat Peraga Pohon Hitung Pada Anak Roudhotul Athfal (RA)
Sudirman Desa Sumberejo Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar
Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan)
Yayuk Tri Handayani, 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Dalam
Mengenal Konsep Bilangan Melalui Permainan Dakon (Penelitian Pada
Anak Kelompok B Di TK ABA Sawahan Kabupaten Klaten Tahun
2011/2012). Surakarta: FKIP UMS (tidak diterbitkan)

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK PRASEKOLAH MELALUI METODE BERMAIN

0 15 17

Hubungan antara Kegiatan Bermain dengan Perkembangan Emosi Anak Pada Kelompok Bermain PAUD Terpadu Ananda SKB Bondowoso Tahun Pelajaran 2012-2013

0 28 4

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BOWLING KALENG

2 4 7

Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Rokhaniyah Muslimat NU Barabai Tahun Pelajaran 2016-2017 Dalam Mengenal Sains Melalui Metode Eksperimen

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang

0 0 20

3.2. Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri, Ukuran dan Warna Melalui Metode Bermain Playdough pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK Bangun Putra Tlogo,Tuntang

0 0 19

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI, UKURAN DAN WARNA MELALUI METODE BERMAIN PLAYDOUGH PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI TK BANGUN PUTRA TLOGO,TUNTANG SKRIPSI

0 4 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Kartu Bergambar pada Anak Usia 4 Sampai 5 Tahun di Kelompok A TK Kamulyan Terpadu Salatiga

0 0 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN POHON HITUNG USIA 4-5 TAHUN DI TK

0 0 12