PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA DI KELAS VII SMP NEGERI 39 MEDAN T.P 2012 / 2013.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE
BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA
DI KELAS VII SMP NEGERI 39 MEDAN
T.P 2012 / 2013

Oleh :
Harin Sundari
NIM 408321025
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2012


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini semaksimal mungkin dan sesuai waktu yang telah direncanakan.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran learning cycle berbasis
Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat dan Wujudnya
di Kelas VII SMPN 39 Medan T.P 2012/2013”, disusun untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan dan penulisan karya tulis ini banyak dukungan serta
arahan yang penulis terima. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima
kasih kepada Ibu Dra. Eva M Ginting, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal
sampai dengan terselesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd, Bapak Mukti Hamzah
Harahap, S.Si, M.Si, dan Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si selaku dosen
pembanding yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak

Prof.Drs. Motlan M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Karya
Sinulingga selaku Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku
Ketua Jurusan Fisika, Bapak Sehat Simatupang M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika, seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta pegawai Jurusan Fisika
FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Hapan
Siregar selaku kepala SMP Negeri 39 Medan yang memberikan izin penelitian
dan Ibu Dra. Lia Astuti M.Si selaku guru fisika serta seluruh staf dewan guru dan
pegawai SMP Negeri 39 Medan yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan
penelitian. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
Ayahanda Ngadiman dan Ibunda Ngatemi yang telah mendidik dan membesarkan
penulis, memberi doa yang tulus dan dorongan serta sumbangsih yang besar dari

segi material, spritual dan nasehat yang menjadi motivasi luar biasa sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan, juga teristimewa
penulis ucapkan terima kasih kepada Kakak, abang dan adik tersayang (Hariyani,
Haridawati, Heri Kurniadi Henmadi Felani, Hadi Swandana, Haslin Agung
Prabowo, Halima Tusa’diyah, Hafni Pramita Sari, Hasan Basri). Terima kasih
juga buat teman-teman seperjuangan di Fisika 2008 khususnya Ekstensi ’08
(bunda, nining, rina, dll) atas semangat yang tak pernah padam dan keyakinan

untuk menjadi yang terbaik. Spesial kepada sahabat-sahabat penulis : Fitri, Tuti ,
Rani, Ridho, Imam, Putra (The Geng Gonk), serta sahabat-sahabat lainnya tak
bisa disebutkan satu persatu. Spesial juga buat Budiman yang selalu ada untuk
menemani dan memberi semangat.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari pada
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan
memberikan inspirasi bagi pembaca baik hanya sebagai bahan bacaan ataupun
yang ingin melakukan penelitian lanjutan.
Medan,

Agustus 2012

Penulis,

Harin Sundari

i


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE
BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA
DI KELAS VII SMPN 39 MEDAN T.P 2012/2013
Harin Sundari (408321025)
ABSTRAK
Pengajaran berdasarkan learning cycle adalah suatu strategi belajar yang
berpusat pada siswa di mana siswa dapat termotivasi untuk menemukan atau
membuktikan sendiri suatu teori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran learning cycle berbasis eksperimen terhadap hasil
belajar dan aktifitas kelompok siswa pada materi pokok zat dan wujudnya di kelas
VII SMPN 39 Medan T.P. 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain penelitian pretest
postest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VII SMPN 39 Medan yang terdiri dari 6 kelas. Sampel penelitian diambil 2
kelas dengan jumlah sebanyak 80 siswa yang ditentukan dengan teknik cluster
random sampling, yaitu Kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran learning cycle berbasis eksperimen dan kelas
VII-F sebagai kelas kontrol, dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 buah, yaitu
tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan 4 pilihan jawaban
sebanyak 15 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel dan lembar observasi
psikomotorik kelompok siswa pada pembelajaran dengan penerapan learning
cycle berbasis eksperimen. Uji yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah uji
t satu pihak dan uji t dua pihak..
Dari hasil penelitian nilai rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 38,0 dan
pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes 37,2. Setelah dilakukan
perlakuan pada masing-masing kelas diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas
yang menggunakan pembelajaran learning cycle berbasis eksperimen sebesar 70,3
sedangkan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional
diperoleh nilai rata-rata postes sebesar 61,2. Begitu juga dengan hasil pengamatan
psikomotorik siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran pada kelas
dengan model pembelajaran learning cycle berbasis eksperimen diperoleh ratarata sebesar 10,8 dengan kategori nilai aktifitas cukup baik. Pada hasil pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji t dua pihak pada pretes diperoleh  t tabel 
t hitung < t tabel (-1,9 < 0,27 < 1,9) , didapat hasil bahwa antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama. Pada hasil pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji t satu pihak diperoleh t hitung > t tabel (3,5 >
1,667), maka Ho di tolak dan Ha di terima dengan kata lain bahwa ada pengaruh

menggunakan model pembelajaran Learning Cycle Berbasis Eksperimen terhadap
hasil belajar siswa pada materi pokok Zat dan Wujudnya Di Kelas VII SMP
Negeri 39 Medan T.P. 2012/2013.

i

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Bagan
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Pengertian Hasil belajar
2.1.3 Aktivitas-aktivitas belajar
2.1.4 Penilaian Ranah Psikomotorik
2.1.5 Pengertian Strategi dan Model Pembelajaran
2.1.6 Materi Pelajaran zat dan perubahannya
2.2
Kerangka Konseptual
2.3
Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3 Variabel Penelitian

3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1 Tes Hasil belajar
3.4.1.1 Validitas Tes
3.4.1.2 Observasi
3.4.1.3 Reabilitas Tes
3.4.1.4 Tingkat Kesukaran Soal
3.4.1.5 Daya Beda
3.5 Jenis dan Desain Penelitian

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
xi
1

6
7
7
7
8
9
9
10
11
12
13
30
36
36
37
37
37
38
38
38

39
40
41
42
42

ii

3.6 Prosedur Penelitian
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Menghitung Skor Mentah
3.7.2 Menentukan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku
3.7.3 Melakukan Uji Normalitas
3.7.4 Uji Homogenitas
3.7.5 Uji Hipotesis
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian
4.1.1 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.2 Pengujian Analisis Data
4.1.2.1 Uji Normalitas Data

4.1.2.2 Pengujian Homogenitas Data
4.1.2.3 Pengujian Hipotesis
4.2. Hasil Observasi Psikomotorik Belajar Siswa
4.3 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

45
45
45
45
46
47
48
51
51
53
53
54
54
55
57
64
64
66

iv

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Kegiatan proses pembelajaran dengan Learning Cycle

17

Tabel 2.2 Fase-fase pembelajaran model pembelajaran kontruktivisme

27

Tabel 2.3 Berbagai massa jenis

35

Tabel 3.1 Spesifikasi tes hasil belajar Fisika materi pokok Zat dan Wujudnya 38
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Psikomotorik Siswa

39

Tabel 3.3 Kriteria dan Persentase Nilai

39

Tabel 3.4 Pretest-Postest Control Group Design

42

Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

51

Tabel 4.2 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

52

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Pretes

53

Tabel 4.4 Uji Homogenitas

54

Tabel 4.5 Uji Hipotesis pada Pretes

54

Tabel 4.6 Uji Hipotesis pada Postes

55

Tabel 4.7 Distribusi Pembagian Kelompok

55

Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil Observasi Belajar Siswa

57

Tabel 4.9 Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok I

57

Tabel 4.10 Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok II

58

Tabel 4.11 Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok III

58

Tabel 4.12 Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok IV

58

Tabel 4.13 Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok V

59

Tabel 4.14 Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok VI

59

Tabel 4.15 Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok VII

59

Tabel 4.16 Nilai Pretes, Nilai Postes dan Nilai Aktivitas Kelompok VIII

60

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran menurut Corey (1986:195) adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut
serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan
respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu
pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara
maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi
menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam pembelajaran
membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang
diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang
pada gilirannya kemampuan itu dapat membantu siswa untuk memperoleh
pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. (Sagala : 2009 : 61,63)
Sehubungan dengan hal tersebut komisi tentang pendidikan abad ke – 21
merekomendasikan empat strategi dalam mensukseskan pendidikan : Pertama,
learning to learn yaitu memuat bagaimana siswa mampu menggali informasi yang
ada di sekitarnya dari ledakan informasi itu sendiri Kedua, learning to be yaitu
siswa diharapkan mampu untuk mengenali dirinya sendiri serta mampu
beradaptasi dengan lingkungannya Ketiga, learning to do yaitu berupa tindakan
atau aksi untuk memunculkan ide yang berkaitan dengan sains dan Keempat,
learning to be together yaitu memuat bagaimana hidup dalam masyarakat yang
saling bergantung antara yang satu dengan yang lain sehingga mampu bersaing
secara sehat dan bekerja sama serta mampu untuk menghargai orang lain (Trianto
: 2009 : 5).
Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains
yang merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis,
dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta
saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya “metode ilmiah” (scientific methods)

yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah” (working scientifically),
nilai dan “sikapi lmiah” (scientific attitudes). Sejalan dengan pengertian IPA
tersebut, James B. Conantyang dikutip oleh Amien (dalam Jatmiko, 2004)
mendefinisikan IPA sebagai suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan
bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan
observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut.
Merujuk pada pengertian IPA di atas, maka hakikat IPA meliputi empat
unsur, yaitu: (1) produk : berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (2) proses :
prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi
pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau
penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran,
dan penarikan kesimpulan; (3) aplikasi : penerapan metode atau kerja ilmiah dan
konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari; (4) sikap : rasa ingin tahu tentang
obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang
menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar;
sains bersifat open ended. (http://www.puskur.net/mdl/050_ModelIPA Trpd.pdf)
Namun pendidikan di Indonesia dapat dikatakan masih jauh dari kata
memuaskan. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari data
Education for All (EFA) Global Monitroring Report 2011 yang dikeluarkan
UNESCO dan diluncurkan di New York pada Senin, 1/3/2011, indeks
pembangunan pendidikan Indonesia berada pada urutan 69 dari 127 negara yang
disurvei. Tahun lalu dengan ukuran yang sama, peringkat Indonesia berada pada
urutan 65 dan banyak yang menyambut gembira karena media menulis „Peringkat
Pendidikan Indonesia Naik‟. Tahun ini kita kembali kecewa karena peringkat
tersebut tidak bisa dipertahakankan apalagi diperbaiki (http://aksiguru.org/2011
/03/07/peringkat-pendidikan-indonesia-turun/). Rendahnya mutu pendidikan di
indonesia juga terlihat dari data yang diperoleh oleh PISA (Programme for
International Student Assessment) yang diadakan setiap 3 tahun sekali terhitung
sejak tahun 2000. PISA melakukan penilaian tentang Membaca, Matematika dan
Sains kepada siswa yang berusia 15 tahun dari 65 negara. Dari 65 negara yang
disurvei, PISA pada tahun 2009 menentukan Indonesia berada pada urutan 57

untuk penilaian membaca, untuk penilaian matematika Indonesia berada pada
urutan 61, untuk penilaian Sains Indonesia hanya berada pada urutan 60. (http: //
edukasi.kompasiana.com/2011/01/30/indonesia-peringkat-10-besar-terbawah dari65-negara-peserta-pisa/).
Rendahnya nilai ujian siswa pada pelajaran fisika disebabkan karena
banyak diantara siswa yang menganggap fisika itu sangat sulit, selain itu juga
pembelajaran yang tidak menarik dan hanya monoton dengan menggunakan
metode ceramah membuat siswa merasa jenuh dan bosan. Saat pembelajaran
berlangsung, guru hanya sesekali melontarkan pertanyaan yang terkadang
pertanyaan itu tidak bisa dijawab oleh siswa. Kebosanan dan kejenuhan siswa
dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tidak memperhatikan guru saat
menerangkan, karena siswa lebih tertarik dengan hal-hal yang lain.
Pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah tersebut
menyebabkan pembelajaran kurang aktif dan kurang efektif, sehingga
menyebabkan hasil belajar siswa rendah baik pada ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Selain itu, berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
SMP Negeri 39 Medan melalui pembagian agket kepada 37 orang siswa serta
wawancara dengan guru mata pelajaran IPA, diperoleh data sebagai berikut :
1. Sebanyak 64,7 % siswa tidak menyukai pelajaran fisika dengan berbagai
alasan, antara lain karena fisika adalah pelajaran yang sulit dan banyak
menggunakan rumus-rumus. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
kurang menyenangkan.
2. Sebanyak 73 % siswa menyatakan bahwa proses belajar fisika yang
selama berlangsung di kelas mereka adalah mencatat dan mengerjakan
soal, sedangkan sebanyak 40,5 % siswa menginginkan proses belajar
fisika itu dengan menggunakan metode praktikum dan demonstrasi, 21,6
% dengan mengerjakan soal, 18,9 % dengan belajar sambil bermain. Hal
ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran fisika kurang melatih siswa
untuk aktif dan kreatif.

3. Hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa selama ini proses
pembelajaran hanya menerapkan model konvensional saja serta terdapat
beberapa kendala yang dihadapi oleh guru, diantaranya siswa pasif, siswa
kurang konsentrasi, dan siswa lemah dalam menghitung.
4. Hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa banyak siswa yang
melakukan remedial untuk pencapaian KKM. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran kurang efektif.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran mendukung
siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri, sehingga pembelajaran akan
berpusat pada siswa (student centered) dan bukan pada guru (teacher centered).
Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme yang berkembang dari kerja
Piaget, Vigotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif
yang lain, seperti teori Bruner. Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip
yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri
pengetahuan didalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses
ini dengan member kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide
mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan
strategi mereka sendiri untuk belajar. (Trianto : 2009 : 28)
Proses pembelajaran konvensional yang disampaikan guru berupa
metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Dimana pada proses pembelajaran
konvensional tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk
melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak
mendengarkan. Disini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang dimaksud
adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai ‟‟pentransfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai ‟‟penerima” ilmu.
Sehubungan dengan masalah diatas maka salah satu alternatif yang
dipahami peneliti untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan menggunakan
model pembelajaran ”Learning Cycle (Siklus Belajar)”. Dengan menggunakan
model pembelajaran Learning Cycle ini diharapkan mampu memecahkan

permasalahan diatas sehingga siswa dapat berperan aktif, efektif dalam proses
belajar mengajar.
Learning Cycle terdiri dari 5 tahap yaitu engage, explore, explain,
elaborate dan evaluate. Pada tahap engagement (pembangkit minat), Pada tahap
ini, guru berusaha membangkitkan dan mengembangkan minat dan keingintahuan
siswa tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan tentang proses faktual dalam kehidupan sehari – hari
(yang berhubungan dengan topik bahasan). Pada tahap exploration (eksplorasi),
siswa secara aktif berinteraksi dengan lingkungan melalui kegiatan-kegiatan
seperti praktikum dan mengerjakan LKS. Pada tahap ini siswa diberikan
kesempatan untuk melakukan eksperimen sehingga siswa berkesempatan untuk
mengalami sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan tentang suatu hukum atau persamaan. Pada tahap explanation
(penjelasan), siswa dituntut untuk menjelaskan pengetahuan yang mereka peroleh
dari tahap explore dengan kata-kata mereka sendiri, serta kreatif dalam
mengembangkan gagasan pada saat diskusi. Pada tahap elaboration (elaborasi),
siswa harus aktif untuk menerapkan pengetahuan tadi kedalam fenomena yang
baru. Sedangkan pada tahap evaluation (evaluasi) dilakukan untuk menilai
pengetahuan, pemahaman konsep yang telah dipelajarinya. Dengan melaksanakan
kegiatan pembelajaran tersebut diharapkan tercipta pembelajaran yang efektif
sehingga terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa.
Selain itu dengan memfokuskan menggunakan metode eksperimen dalam
pembelajaran fisika, diharapkan guru dapat mengembangkan fisik atau mental,
serta emosional siswa. Siswa mendapatkan kesempatan untuk melatih
keterampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman
yang diperoleh secara langsung dapat tertanam didalam ingatannya. Keterlibatan
fisik dan mental serta emosional siswa dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan
juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
Penelitian mengenai model pembelajaran Learning Cycle sudah pernah
diteliti sebelumnya oleh Afni Zahara (2009: 28), penelitian yang digunakan
adalah penelitian eksperimen dengan rancangan Two Group Pretest Postest

Design. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 45,2
dan nilai rata-rata kelas pretes kelas kontrol 43,8. Setelah perlakuan diberikan
diperoleh postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 70,3 dan kelas kontrol
64,7. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa adalah 67,43 termasuk
kategori aktif. Hasil uji t diperoleh thitung = 2,3 dan ttabel = 1,9, sehingga thitung > ttabel
(2,3 >1,9) maka H a diterima, dengan demikian diperoleh ada pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar siswa
Selain itu juga peneliti lainnya yang sudah meneliti adalah Nurul Hikmah
Wijayanti (2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis
inkuiri dengan the 5 E Learning Cycle Model dapat meningkatkan kemampuan
bekerja ilmiah siswa yang ditunjukkan oleh peningkatan persentase seluruh aspek
kemampuan bekerja ilmiah yang diamati dan hasil belajar siswa. Hasil belajar
siswa yang meningkat terdiri dari: hasil belajar aspek kognitif dari = 0,44 di siklus
I meningkat menjadi = 0,54 pada siklus II. Hasil belajar aspek psikomotrik
mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 71,47% menjadi 93,67% pada siklus
II dan untuk hasil belajar aspek afektif pada siklus I diperoleh 74,81% meningkat
pada siklus II sebesar 91,81%.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong mengadakan
penelitian dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle
Berbasis Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi
Pokok Zat dan Wujudnya Di Kelas VII SMP Negeri 39 Medan T.P
2012/2013”
1.2

Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat didefenisikan masalah sebagai

berikut :
1. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang
menarik
2. Metode pembelajaran pada mata pelajaran fisika kurang bervariasi
3. Pelajaran fisika yang disampaikan hanya menekankan pada rumus dan
hitungan

4. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pembalajaran fisika

1.3

Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas pada pembahasan maka

penelitian ini dibatasi dengan :
1. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 39 Medan kelas VII
Semester I T.A 2012/2013
2. Materi yang diajarkan dibatasi hanya pada materi pokok Zat dan
Wujudnya
3. Model yang digunakan dalam pembelajaran tekanan ini adalah Learning
Cycle berbasis eksperimen

1.4

Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Learning Cycle berbasis eksperimen pada materi pokok zat
dan wujudnya di kelas VII semester I di SMP Negeri 39 Medan T.P
2012/2013
2. Bagaimanakah hasi belajar fisika siswa kelas dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional pada materi pokok zat dan wujudnya
di kelas VII semester I di SMP Negeri 39 Medan T.P 2012/2013?
3. Apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle yang berbasis
eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok Zat dan
Wujudnya kelas VII di SMP Negeri 39 Medan?

1.5

Tujuan Penelitian
Adapun tujan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar fisika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle berbasis pada materi

pokok zat dan wujudnya di kelas VII semester I di SMP Negeri 39
Medan T.P 2012/2013
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar fisika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok zat
dan wujudnya di kelas VII semester I di SMP Negeri 39 Medan T.P
2012/2013?
3. Untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle yang
berbasis eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi
pokok Zat dan Wujudnya kelas VII di SMP Negeri 39 Medan?

1.6

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika pada materi pokok Zat dan
Wujudnya yang diajarkan dengan model Pembelajaran Learning Cycle
yang berbasis eksperimen dan pembelajaran konvensional di SMP Negeri
39 Medan.
2. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan guru
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Sebagai bahan masukan untuk peneliti sebagai calon guru fisika untuk
dapat menerapkan model learning cycle yang menggunakan metode
eksperimen dalam kegiatan pembelajaran fisika.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol yang diberi perlakuan
dengan pembelajaran konvensional adalah 61,2.
2. Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan
dengan model pembelajaran Learning Cycle Berbasis Eksperimen adalah
70,3.
3. Ada pengaruh hasil belajar siswa yang signifikan antara kelompok siswa
yang diajarkan dengan pembelajaran Learning Cycle dan pembelajaran
Konvensional pada pokok bahasan Tekanan, karena Karena t hitung > t tabel
(3,5 > 1,667), maka Ho di tolak dan Ha di terima, dengan kata lain bahwa
model pembelajaran

Learning Cycle

Berbasis

Eksperimen lebih

berpengaruh dari pada model pembelajaran Konvensional dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dengan besar peningkatan 14,8 %
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran,yaitu :
1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle Berbasis Eksperimen
disarankan agar peneliti memberikan instruksi dan arahan LKS dengan
jelas kepada siswa sehingga siswa paham dan termotivasi dalam
melakukan eksperimen dan memperoleh hasil sesuai yang kita harapkan.
2. Terkadang ada saat ketika siswa dalam satu kelompok terdapat perbedaan
pendapat dalam pengambilan data dan kesimpulan dari eksperimen yang
dilakukan, oleh sebab itu guru harus berperan dalam mengkondusifkan
suasana kelompok sehingga suasana kelas bisa lebih kondusif.

3. Kepada peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis, disarankan
mencari materi lain agar dapat membandingkan materi yang paling cocok
untuk model pembelajaran learning cycle berbasis eksperimen.
4. Waktu diatur seefisien mungkin dalam proses pembelajaran sehingga
setiap tahap dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
5. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar memperhatikan pengkodisian
dan pengelolaan kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif.
6. Kepada peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis, disarankan untuk
membimbing diskusi siswa secara merata

66

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Penerbit
Bumi Aksara, Jakarta.
Ayu, vicka afianty risna., (2010), Penerapan Strategi PAKEM dengan Model
Pembelajaran Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa pada Pelajaran Fisika, Skripsi
http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi (accessed Desember
2011).
Dimyati dan Mudjiono., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Djamarah, S., (2002), Psikologi Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
G, Henry, Kuswanto, Tuti Hartiningsih.,(2009). IPA 2 : Untuk SMP/MTs Kelas
VIII, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Herliani, Elly.,(2009). Penilaian Hasil Belajar, PPPPTK IPA, Bandung.
Irma.,(2009). Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Siklus Belajar terhadap
Kreativitas Belajar Siswa Fisika di SMP Negeri 2 Sayurmatinggi
http://www.scribd.com/document_downloads/direct/82666908 (accessed
Desember 2011)
Karim, Saeful, Ida Kurniawati,Yuli Nurul Fauziah, Wahyu Sopandi., (2009),
Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VII Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
N.K, Roestiyah., (2008), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Sagala, S., (2008), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sugiyono., (2008), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit
Alfabeta, Bandung
Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif :Konsep
Landasan, dan Impelementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

67

Waryono, Sukis dan Yani Muharomah., (2009). Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar :
Panduan Belajar IPA Terpadu Untuk Kelas VII SMP/MTs, Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Wasis, dan Sugeng Yuli Irianto.,(2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs
kelas VII, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Wena, Made., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer; Suatu
Tinjauan Konseptual Operasional, Bumi Aksara, Jakarta.
Wijaya, Agung, Budi Suryatin, Das Salirawati.,(2009). Cerdas Belajar IPA VII :
Untuk SMP/MTs Kelas VII, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.

RIWAYAT HIDUP

Harin Sundari dilahirkan di Kisaran, pada tanggal 8 Agustus 1989. Ayah
bernama Ngadiman dan Ibu bernama Ngatemi. Penulis merupakan anak ketujuh
dari sepuluh bersaudara. Pada tahun 1995, penulis masuk SD Negeri No 017108
Kisaran dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 200, penulis melanjutkan sekolah
di SLTP Negeri 6 Kisaran dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis
melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Kisaran dan lulus pada tahun 2007. Pada
tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING BERBASIS PERFORMANCE ASSESSMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 10 BANDA ACEH

0 4 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP KELAS VII SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012

0 3 44

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI POKOK ASAM-BASA

0 14 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

0 5 50

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MATARAM TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 6

PENGARUH MODEL STARTER EKSPERIMEN TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KOLOID

0 0 11

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI WUJUD ZAT DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN GETARAN HARMONIS Nismalasari

0 1 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMPS IT DARUL AZHAR ACEH TENGGARA

0 0 7

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC5E) DENGAN PEMANFAATAN ALAT PERAGA PADA MATERI POKOK BIDANG DATAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20102011 SKRIPSI

0 0 149