STUDI KOMPARASI STRATEGI TWO STAY TWO STRAY DAN Studi Komparasi Strategi Two Stay Two Stray Dan Pictorial Riddle Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari Boyolali.

STUDI KOMPARASI STRATEGI TWO STAY TWO STRAY DAN
PICTORIAL RIDDLE TERHADAP HASIL BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS IV MI
NEGERI TINAWAS NOGOSARI BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
MARDIYANI PUTRI UTAMI
A 510 090 176

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ABSTRAK

STUDI KOMPARASI STRATEGI TWO STAY TWO STRAY DAN
PICTORIAL RIDDLE TERHADAP HASIL BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS IV MI
NEGERI TINAWAS NOGOSARI BOYOLALI

Mardiyani Putri Utami, A 510 090 176, Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 57 halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) terdapat tidaknya
perbedaan antara penerapan strategi Two Stay Two Stray dan strategi
Pictorial Riddle terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI Negeri
Tinawas Nogosari Boyolali, (2) manakah yang lebih besar pengaruhnya
terhadap hasil belajar IPS antara strategi Two Stay Two Stray dan strategi
Pictorial Riddle pada siswa kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari Boyolali.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV MI Negeri
Tinawas Nogosari tahun pelajaran 2012/2013. Dikarenakan jumlah siswa
dalam populasi tidak banyak maka peneliti tidak menggunakan sampel.
Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Dimana kelas IVA dikenai
strategi Two Stay Two Stray dan kelas IVB dikenai strategi Pictorial Riddle.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan tes.
Teknik analisis yang digunakan adalah uji t yang sebelumnya dilakukan uji
prasyarat analisis dengan uji normalitas.
Hasil analisis data dengan taraf signifikansi 5 % diperoleh: (1) terdapat
perbedaan hasil belajar IPS antara penerapan strategi Two Stay Two Stray

dan strategi Pictorial Riddle dibuktikan, dengan thitung > ttabel yaitu 2,677 >
2,021, (2) strategi Two Stay Two Stray memberikan pengaruh yang lebih
besar terhadap hasil belajar IPS dibandingkan dengan strategi Pictorial
Riddle dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas IVA lebih
besar dibandingkan kelas IVB, yaitu 78,148 > 71,296.

Kata Kunci: strategi two stay two stray, strategi
belajar.

pictorial riddle, hasil

PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai bagian integral kehidupan masyarakat di era global yang
harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya
intelektual, sosial, dan personal. Pendidikan dasar merupakan jenjang awal dari
pendidikan di sekolah sangat perlu ditingkatkan. Salah satu upaya yang dapat
dikembangkan oleh sekolah adalah dengan menerapkan pembelajaran yang
membuat siswa aktif.
Pembelajaran yang membuat siswa aktif adalah dengan menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa. Strategi pembelajaran

terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman sebagai salah satu usaha
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas pendidikan. Terdapat
banyak strategi pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa di dalam
proses pembelajaran, diantaranya adalah Two Stay Two Stray dan Pictorial
Riddle.
Strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle dapat diterapkan
dalam berbagai mata pelajaran terutama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata
pelajaran ini berperan memfungsionalkan dan merealisasikan ilmu-ilmu sosial
yang bersifat teoritik ke dalam dunia nyata di masyarakat (Sapriya,dkk, 2006: 3).
Realita yang ditemui di lapangan menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
IPS masih kurang optimal dan tujuan pembelajarannya belum tercapai.
Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga hanya memperoleh informasi
hanya satu arah, kurang tepatnya strategi pembelajaran yang digunakan guru
dalam pembelajaran IPS, menjadi faktor penyebab pembelajaran IPS terkesan
membosankan, tidak menarik perhatian siswa, dan menjenuhkan.
Untuk mengubah pandangan siswa tersebut maka perlu adanya suatu
perubahan di dalam pembelajaran IPS. Strategi pembelajaran merupakan salah
satu kunci dari optimal atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu,
penelitian ini bermaksud untuk menguji strategi Two Stay Two Stray dan strategi
Pictorial Riddle mana yang memberikan hasil belajar paling optimal.

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran

dengan strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle pada siswa
kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari, (2) Masalah hasil belajar yang diteliti
terbatas pada hasil belajar IPS setelah mendapat pembelajaran dengan strategi
Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle pada siswa kelas IV MI Negeri
Tinawas Nogosari.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) apakah terdapat
perbedaan antara strategi Two Stay Two Stray dan strategi

Pictorial Riddle

terhadap hasil belajar IPS?, (2) manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap
hasil belajar IPS antara strategi Two Stay Two Stray dengan strategi Pictorial
Riddle?.
Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) untuk mengetahui perbedaan antara
strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle terhadap hasil belajar
IPS, (2) untuk mengetahui manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar IPS antara strategi Two Stay Two Stray dengan strategi Pictorial Riddle.

Manfaat penelitian ini secara teoritis yaitu dapat memberikan sumbangan
pada pembelajaran IPS, terutama pada peningkatan hasil belajar siswa. Manfaat
praktis bagi guru yaitu dapat memberi inspirasi kepada guru untuk menerapkan
strategi pembelajaran yang lebih menarik lagi, bagi sekolah dengan diadakan
penelitian kuantitatif ini dapat memberikan

kontribusi yang lebih baik pada

sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya hasil belajar siswa; bagi
siswa melalui penelitian ini dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai
pembelajaran IPS melalui penerapan strategi Two Stay Two Stray dan strategi
Pictorial Riddle; bagi peneliti lain, dapat dijadikan referensi sebagai acuan
penelitian berikutnya.
Menurut Agus Suprijono (2012:93), strategi Two Stay Two Stray atau
strategi dua tinggal dua tamu adalah strategi yang dapat mendorong anggota
kelompok untuk memperoleh konsep secara mendalam melalui pemberian peran
pada siswa.
Langkah-langkah strategi pembelajaran Two Stay Two Stray dapat di rinci
sebagai berikut (Agus Suprijono, 2012:93):


1) Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (susunan ideal 4 orang);
2) Masing-masing kelompok diberi tugas untuk berdiskusi tentang suatu
permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya;
3) Setelah diskusi intrakelompok usai, dua orang dari masing-masing
kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok
yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta
(tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok;
4) Tugas tuan rumah adalah menyajikan hasil diskusinya kepada setiap
tamu yang datang, sedangkan tugas dua duta atau tamu diwajibkan
jalan-jalan (bertamu)

ke kelompok lain dan mencari informasi

sebanyak-banyaknya tentang materi yang didiskusikan oleh kelompok
tersebut;
5) Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi, anggota kelompok yang
jalan-jalan bertugas untuk menyebarkan informasi yang diterimanya dari
kelompok lain ke anggota dari kelompoknya sendiri;
6) Dan yang bertugas sebagai tamu maupun yang bertugas sebagai
penerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah

mereka tunaikan.
Kelebihan strategi pembelajaran Two Stay Two Stray adalah siswa dapat
berinteraksi dengan kelompok yang lain dan dapat mengeluarkan ide-ide kreatif
dalam menjelaskan materi kepada kelompok lain. Disamping itu juga siswa sudah
mulai belajar tanggung jawab sebagai tuan rumah atau sebagai tamu. sehingga
siswa terdorong untuk lebih dalam lagi dan termotivasi mempelajari permasalahan
tersebut dan mudah terekam dalam ingatan siswa sehingga tidak mudah di
lupakan dan akan membekas dalam ingatan siswa.
Sedangkan kekurangan strategi pembelajaran Two Stay Two Stray adalah
sulitnya dalam mengkondisikan siswa karena aktifitas belajarnya di dalam
kelompok-kelompok kecil dan sulitnya guru dalam memonitori siswa yang
bertindak sebagai tamu ataupun tuan rumah.

Strategi Pictorial Riddle adalah suatu strategi pembelajaran untuk
mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun
besar melalui suatu riddle bergambar di papan tulis, papan poster atau
diproyeksikan dari suatu transparasi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan riddle tersebut.
(http://wwwpojokfisikauniflor.blogspot.com/2011/02/pendekatan-inkuiri-dalampembelajaran.html).
Langkah-langkah strategi pembelajaran Pictorial Riddle dapat dirinci

sebagai berikut:
1) Siswa disajikan permasalahan yang berupa gambar peristiwa yang
menimbulkan teka-teki
2) Siswa mengidentifikasi masalah secara berkelompok dari permasalahan
yang diberikan
3) Siswa melakukan pengamatan berdasarkan riddle bergambar yang
mengandung permasalahan
4) Siswa merumuskan penjelasan melalui diskusi
5) Siswa mengadakan analisis inkuiri melalui tanya jawab
(http://wwwpojokfisikauniflor.blogspot.com/2011/02/pendekatan‐inkuiri‐dalam‐
pembelajaran.html).
Kelebihan strategi

Pictorial Riddle adalah dapat merangsang siswa

untuk mengeluarkan ide-ide kreatif terhadap permasalahan yang disajikan dalam
bentuk teka-teki bergambar. Hal tersebut karena teka-teki bergambar dapat
menarik perhatian dan keingintahuan siswa terhadap permasalahan yang
dihadirkan.
Sedangkan kekurangan strategi Pictorial Riddle adalah sulitnya dalam

pengkondisian kelas kerena nantinya akan lebih banyak aktifitas belajar di dalam
kelompok dan siswa masih terlalu sulit untuk dapat di minta berfikir sendiri dan
terkadang belum berani untuk mengungkapkan ide-idenya.
“Menurut Sapriya (2006:9) bahwa kunci utama dalam
pembelajaran IPS adalah bagaimana membina kecerdasan sosial siswa
yang mampu berfikir kritis, analitis, kreatif, inovatif, berwatak dan
berkepribadian luhur, bersikap ilmiah dalam cara memandang,

menganalisis serta menelaah kehidupan nyata yang dihadapinya. Oleh
karena itu para guru IPS dituntut untuk mampu merangsang dan
merencanakan pembelajaran IPS sedemikian rupa
dengan
memperhatikan prinsip dan karakteristik IPS itu sendiri sehingga tujuan
pembelajaran IPS dapat terpenuhi”.
“Menurut Samino (2012:48) bahwa hasil belajar adalah hasil
usaha seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang diterima
setelah belajar, adapun hasilnya dapat berupa angka, huruf, maupun
tindakan dan wujud kongkritnya dapat berupa raport, transkrip, nilai,
ijazah, piagam, sertifikat atau bentuk-bentuk lainnya.”
Hasil belajar merupakan tingkat kemampuan yang dapat dikuasai dari

materi yang diajarkan mencakup tiga kemampuan sebagaimana yang diungkapkan
oleh Bloom,dkk (dalam Samino, 2012:49) adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif (kemampuan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi).
2. Ranah afektif (kemampuan penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan
sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup).
3. Ranah psikomotorik (kemampuan persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing,
gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, kreativitas)

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang peneliti ambil adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Tinawas Nogosari Boyolali pada kelas IVA dan IVB, tepatnya
pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari yang berjumlah 54 siswa.
Karena jumlah siswa dalam populasi tidak banyak maka peneliti tidak
menggunakan sampel. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Variabel
independen/variabel bebas adalah variabel yang merupakan rangsangan untuk
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu
strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle. Variabel

dependen/variabel terikat adalah variabel yang merupakan hasil dari perilaku yang
dirangsang. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1)
dokumentasi. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar nama
siswa, profil sekolah, dan silabus. (2) tes. Tes berupa tes hasil belajar IPS setelah
diberi perlakuan. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal
pilihan ganda (check point). Sebelum tes diujikan terlebih dahulu dilakukan uji
coba untuk mendapatkan materi tes yang valid dan reliabel. Suatu instrumen
disebut valid apabila instrument tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas butir instrumen adalah
Korelasi Product Moment Karl Pearson sebagai berikut:
rxy =

n ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )

{n ∑ X 2 − (∑ X ) }{n ∑ Y 2 − (∑ Y ) }
2

2

Kriteria pengujian
Jika rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 5 % bearti item (butir soal)
valid.
Jika rhitung < rtabel pada taraf signifikansi 5 % bearti item (butir soal)
tidak valid.
(Suharsimi Arikunto, 2006:170)
Uji reliabilitas menggunakan rumus KR-20 untuk tes yang berbentuk
objektif dengan rumus sebagai berikut:

⎡ K ⎤ ∑ σ t − ∑ pq
 
r11 = ⎢
∑ σ 2t
⎣ k − 1 ⎥⎦
2

(Suharsimi Arikunto, 2006:178)
Teknik analisis data yang digunakan yaitu (1) uji prasyarat analisis,
yang digunakan adalah uji normalitas. Metode yang digunakan dalam uji
normalitas ini adalah metode Lilliefors,yaitu dengan langkah sebagai berikut:
1) Hipotesis
Ho

= Data berdistribusi normal

Hi

= Data tidak berdistribusi normal

2) Taraf signifikan α = 5%
3) Statistik uji yang digunakan

L = maks {F(Zi) - S(Zi)}
4) Daerah kritik
DK = { L | L > Lα;n } dengan n adalah ukuran data.
5) Keputusan uji
Ho diterima jika L | L > Lα;n ( Data berdistribusi normal)
(Sambas Ali, 2006:289)
(2) Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara
strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle. Untuk menguji
hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji-T adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a. Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan antara strategi Two Stay Two Stray dan
strategi Pictorial Riddle terhadap hasil belajar IPS.
H1 : Terdapat perbedaan antara strategi Two Stay Two Stray dan
strategi Pictorial Riddle terhadap hasil belajar IPS.
b. Taraf kepercayaan 95 % dengan α = 0,05
c. Statistik uji
t=

x -x
1 2
1
1
sp2 +
n n
2
1

dengan sp2=

d. Daerah kritis
DK = {t | t( , n1 + n2- 2)}
e. Keputusan uji
Ho ditolak apabila thitung > ttabel dan sebaliknya.
(Budiyono, 2009:191)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisi data diperoleh hasil yaitu:
1. thitung > ttabel , yaitu 2,677 > 2,021, sehingga H0 ditolak. Oleh karena itu H0
ditolak maka Hi diterima. Artinya terdapat perbedaan antara strategi Two Stay
Two Stray dan strategi Pictorial Riddle terhadap hasil belajar IPS.

2. Nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas IVA lebih besar dari kelas IVB yaitu
78,148 > 71,296, sehingga hipotesis kedua ditolak, yang menyatakan strategi
Pictorial Riddle memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar
IPS dibandingkan dengan strategi Two Stay Two Stray pada siswa kelas IV MI
Negeri Tinawas Nogosari, ditolak. Artinya strategi Two Stay Two Stray
memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar IPS
dibandingkan dengan strategi Pictorial Riddle pada siswa kelas IV MI Negeri
Tinawas Nogosari Boyolali.
Pembelajaran IPS dengan strategi Two Stay Two Stray pada siswa kelas
IVA, mampu menumbuhkan partisipasi aktif dan rasa tanggung jawab yang tinggi
selama pembelajaran. Siswa saling berbagi pengetahuan tentang materi yang
sedang dipelajari dengan siswa lainnya melalui diskusi kelas. Dan selain itu, siswa
yang bertugas sebagai tuan rumah dituntut harus mampu menyampaikan materi
yang baru saja didiskusikan dalam kelompok kepada siswa lain yang bertugas
sebagai tamu (duta). Dan setelah diskusi antar kelompok selesai siswa yang
bertugas sebagi tamu (duta) harus mampu menyampaikan hasil diskusi dengan
kelompok lain kepada siswa yang bertugas sebagai tuan rumah. Dengan demikian
siswa dapat mencari pengetahuan secara aktif, dan sesuai dengan peran dan
tanggung jawabnya masing-masing, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan
bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Selama proses pembelajaran semua
siswa mengikuti setiap kegiatan pembelajaran dengan antusias
Sedangkan strategi Pictorial Riddle menuntut siswa untuk mampu
mengeluarkan ide-ide kreatif terhadap permasalahan yang disajikan dalam bentuk
teka-teki bergambar. Strategi ini didasarkan atas rasa ingin tahu siswa sehingga
mendorong siswa untuk mencari pemecahan masalah dari teka-teki bergambar
tersebut. Sehingga strategi ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa
dalam memecahkan masalah yang sesuai dengan teka-teki bergambar.
Sebagaimana klasifikasi perkembangan kognitif oleh Jean Piaget, perkembangan
kognitif anak terbagi menjadi empat tahapan yaitu:
1. Tahap sensory-motor, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada
usia 0-2 tahun.

2. Tahap pre-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada
usia 2-7 tahun.
3. Tahap concrete-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 7-11 tahun.
4. Tahap formal-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 11-15 tahun (Muhibbin Syah, 2010:66).
Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka anak kelas IV SD masuk dalam
kategori tahap concrete-operational atau operasional konkret. Meskipun dalam
pembelajaran

peneliti

sudah

mengupayakan

dalam

penggunaan

media

pembelajaran berupa gambar-gambar yang konkret. Akan tetapi, tidak semua
siswa mampu menunjukkan atau memunculkan ide-ide kreatif/rasa ingin tahu
yang berkenaan dengan materi yang baru saja dipelajari. Sedangkan rasa ingin
tahu dan pemberian peran inilah yang mendasari siswa untuk bertanggung jawab,
sehingga pengetahuan yang diperoleh sesuai dengan perannya masing-masing
akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Fakta ini membuktikan bahwa
dalam pembelajaran dengan strategi Pictorial Riddle, tidak semua siswa mampu
memunculkan ide-ide atau rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh sebab itu,
pembelajaran dengan strategi Pictorial Riddle tidak memberikan hasil belajar
yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan strategi Two
Stay Two Stray.

SIMPULAN

Simpulan dalam penelitian ini adalah: (1) Terdapat perbedaan antara
strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle terhadap hasil belajar
IPS. Berdasarkan uji-t diperolrh hasil t hitung > ttabel , yaitu 2,677 > 2,021, (2)
strategi Two Stay Two Stray memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap
hasil belajar IPS dibandingkan dengan strategi Pictorial Riddle, dibuktikan
dengan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas IVA lebih tinggi dibandingkan kelas
IVB, yaitu 78,148 > 71,296.

DAFTAR PUSTAKA

Arikuto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Solo: UNS Press.
Sambas, Ali, dan Anting Sumantri. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian.
Bandung: Pustaka Setia.
Samino, dkk. 2012. Layanan Bimbingan Belajar. Solo: Fairuz Media.
Sapriya, dkk. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial. Bandung: UPI Press.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.
Surabaya: Pustaka Pelajar.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Edisi
Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Internet
(http://wwwpojokfisikauniflor.blogspot.com/2011/02/pendekatan-inkuiridalam-pembelajaran.html) diakses pada tanggal 9 Juli 2012 pukul 14.35
WIB.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI TWO STAY TWO STRAY DENGAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR Studi Komparasi Antara Strategi Two Stay Two Stray Dengan Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Mi uhammadiyah Program Khusus Kartasura Tahun 2014/2015.

0 4 18

STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI TWO STAY TWO STRAY DENGAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR Studi Komparasi Antara Strategi Two Stay Two Stray Dengan Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas Iv Mi uhammadiyah Program Khusus Kartasura Tahun 2014/2015.

0 2 12

STUDI KOMPARASI STRATEGI TWO STAY TWO STRAY DAN Studi Komparasi Strategi Two Stay Two Stray Dan Pictorial Riddle Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari Boyolali.

0 0 18

PENDAHULUAN Studi Komparasi Strategi Two Stay Two Stray Dan Pictorial Riddle Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari Boyolali.

0 0 6

KAJIAN TEORI Studi Komparasi Strategi Two Stay Two Stray Dan Pictorial Riddle Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari Boyolali.

0 0 17