EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR.

(1)

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER

COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED

CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN

KEMATANGAN KARIR

Studi terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bidang Bimbingan dan Konseling

Oleh: Diah Susilawati

NIM 1302261

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

DIAH SUSILAWATI

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER

COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED

CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN

KEMATANGAN KARIR

Studi terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015

disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing,

Prof. Dr. Achmad Juntika Nurihsan, M.Pd. NIP 196606011991031005

Mengetahui

Ketua Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan,

Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd. NIP 196206231986101001


(3)

Karya ini kupersembahkan untuk Anakku tercinta Hilman Akbar

“Kami (Allah) pasti akan menguji kamu, hingga nyata dan terbukti mana yang pejuang dan mana yang sabar dari kamu” (QS. Muhammad, 47: 31)

HALAMA HALAMAN JUDUL

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER

COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED

CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN

KEMATANGAN KARIR

Studi terhadap Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015

N HAK CIPTA

Oleh

Diah Susilawati

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan dalam Bidang

Bimbingan dan Konseling

© Diah Susilawati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(4)

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Hasil pengamatan dan studi pendahuluan, menunjukkan bahwa peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015, umumnya masih kebingungan tentang karir di masa depan sehingga diperlukan strategi bimbingan tertentu yang efektif untuk mengoptimalkan kematangan karir. Sehubungan itu, penelitian ini ditujukan untuk menguji efektivitas strategi Holland Types for Career Counseling dan strategi Solution-Focused Career Counseling dalam peningkatan kematangan karir. Untuk mengkaji masalah penelitian, digunakan teori konstruksi karir dari Savickas serta teori bimbingan dan konseling karir Holland dan Brief-focused. Desain yang digunakan adalah cross sectional survey dengan metode kuasi eksperimen. Subjeknya adalah 112 orang yang dipilah untuk strategi konvensional, Holland Types for Career Counseling, Solution-Focused Career Counseling masing-masing adalah 36, 39, dan 37 orang yang dipilih dengan teknik simple random. CMI-Form C yang telah diadaptasi digunakan untuk mengungkap data, kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan ANOVA dan Pasca ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi Holland Types for Career Counseling dan Solution-Focused Career Counseling lebih efektif dibandingkan strategi kovensional dalam mengoptimalkan kematangan karir peserta didik SMA. Strategi Holland Types for Career Counseling sangat efektif untuk meningkatkan dimensi concern, curiosity, dan confidence dibandingkan dengan strategi Solution-Focused Career Counseling dan konvensional. Sementara itu, Solution-Focused Career Counseling sangat efektif untuk mengembangkan dimensi consultation dibanding strategi Holland Types for Career Counseling dan konvensional. Implikasi teoretis-metodologis dan praktis juga diungkapkan dalam penelitian ini. Kata Kunci: Kematangan karir, CMI-Form C, Holland Types for

Career Counseling, Solution-Focused Career Counseling, Peserta didik


(5)

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Preliminary study and observation shows that the tenth grade students of SMA Negeri (State Senior High School) 1 Cimahi City Academic Year 2014/2015 in general are still confused with their future careers, thereby requiring certain effective counseling strategies to optimize their career maturity. In this regard, the research is aimed to test the effectiveness of Holland Types for Career Counseling and Solution-Focused Career Counseling strategies in improving career maturity. To analyze the problem under research, Savickas’ career construction theory and

Holland’s career and brief-focused counseling and guidance theories were employed. The research used cross-sectional survey design with quasi-experimental method. The subjects consisted of 112 students taken with simple random technique, divided into three groups treated with conventional strategy, Holland Types for Career Counseling, and Solution-Focused Career Counseling with a number of 36, 39, and 37 students for each group, respectively. CMI-Form C was adapted to discover data, which were then analyzed statistically using ANOVA and Post-ANOVA tests. Research results show that Holland Types for Career Counseling and Solution-Focused Career Counseling strategies were more effective than the conventional one in optimizing senior high school students’ career maturity. Holland Types for Career Counseling was significantly more effective in improving the dimensions of concern, curiosity, and confidence than Solution-Focused Career Counseling and conventional strategies. Meanwhile, Solution-Focused Career Counseling was significantly more effective to develop the dimension of consultation compared to Holland Types for Career Counseling and conventional strategies. Theoretical, methodological, and practical implications are also revealed in this research.

Keywords: Career maturity, CMI-Form C, Holland Types for Career Counseling, Solution-Focused Career Counseling, Students


(6)

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ……… i

KATA PENGANTAR ……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. v

ABSTRAK ……… vii

ABSTRACT ……… viii

DAFTAR ISI ……… ix

DAFTAR TABEL ……… xi

DAFTAR GAMBAR ……… xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xiv

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ……….. 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ……… 5

1.3 Tujuan Penelitian ………... 6

1.4 Manfaat/Signifikansi Penelitian ……… 7

1.5 Struktur Organisasi Tesis ………... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN …… 10 2.1 Kajian Pustaka ……… 10

2.1.1 Pengertian Karir……… 10

2.1.2 Teori Perkembangan Karir ……….. 13

2.1.3 Konsep Holland Types for Career Counseling ………… 26

2.1.4 Konsep Solution-Focused Career Counseling ………… 30

2.1.5 Kematangan Karir: Konsep dan Definisi ………. 37 2.1.6 Strategi Bimbingan dan Konseling untuk Mengakselerasi 45


(7)

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

Kematangan Karir Peserta Didik ………..

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ………. 50

2.3 Kerangka Pikir……….. 54

2.4 Hipotesis Penelitian ………... 55

BAB III METODE PENELITIAN ……… 57

3.1 Desain Penelitian ……….. 57

3.2 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel …………. 57

3.3 Metode Penarikan Sampel ……… 59

3.4 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ………. 59

3.5 Prosedur Intervensi ………... 63

3.6 Metode Analisis Data ……… 66

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ………. 69

4.1 Temuan Penelitian ………. 69

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ………. 77

BAB V SIMPULAN, REKOMENDASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN ………. 87

5.1 Simpulan ……… 87

5.2 Rekomendasi ………. 87

5.3 Keterbatasan Penelitian ………. 88

DAFTAR PUSTAKA ……… 90


(8)

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

3.1 Kisi-kisi CMI-Form C untuk Pengungkap Data Kematangan Karir

Sebelum Uji Coba ……… 60

3.2 Kisi-kisi CMI-Form C untuk Pengungkap Data Kematangan Karir

Setelah Uji Validitas Butir Item ……….………. 62

4.1 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir Peserta Didik pada Kelompok Strategi Konvensional

dan Holland……….. 69

4.2 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir Peserta Didik pada Kelompok Strategi Konvensional

dan Solution-Focused ……….………….. 70

4.3 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir Peserta Didik pada Kelompok Strategi Holland dan

Solution-Focused …...………. 71

4.4 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir Peserta Didik Dimensi Concern pada Kelompok Strategi Holland

dan Solution-Focused dengan Konvensional ……….. 72

4.5 Hasil Uji Pasca Anova Rata-rata Skor Kematangan Karir Peserta Didik Dimensi Concern pada Kelompok Strategi Holland, Solution-Focused, dan Konvensional ………. 73 4.6 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir

Peserta Didik Dimensi Curiosity pada Kelompok Strategi

Holland dan Solution-Focused dengan Konvensional ………. 74 4.7 Hasil Uji Pasca Anova Rata-rata Skor Kematangan Karir Peserta

Didik Dimensi Curiosity pada Kelompok Strategi Holland,


(9)

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

4.8 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir Peserta Didik Dimensi Confidence pada Kelompok Strategi Holland dan Solution-Focused dengan Konvensional ……… 75 4.9 Hasil Uji Pasca Anova Rata-rata Skor Kematangan Karir Peserta

Didik Dimensi Confidence pada Kelompok Strategi Holland, Solution-Focused, dan Konvensional ………. 75 4.10 Harga Statistik Selisih Skor Pre dan Post Test Kematangan Karir

Peserta Didik Dimensi Consultation pada Kelompok Strategi Holland dan Solution-Focused dengan Konvensional ……… 76 4.11 Hasil Uji Pasca Anova Rata-rata Skor Kematangan Karir Peserta

Didik Dimensi Consultation pada Kelompok Strategi Holland, Solution-Focused, dan Konvensional ………. 76


(10)

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

2.1 Enam Tipe Kepribadian Holland ……….…. 27

2.2 Tahapan Perkembangan Karir menurut Teori Tradisional……… 39 2.3 Tahapan Perkembangan Karir menurut Teori Post-Modern …… 40


(11)

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran

L-1. CMI-Form C versi Asli………. 95

L-2. CMI-Form C versi Adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia ……… 98

L-3. Proses dan Hasil Perhitungan Uji Validitas ……….. 101

L-4. Proses Perhitungan Analisis Reliabilitas ……….. 144

L-5. Uji Asumsi Statistik ……….………. 184

L-6. Proses Perhitungan Selisih Pre dan Post Test……… 189

L-7. Proses dan Hasil Pengujain Hipotesis………... 217

L-8. Perangkat Program Intervensi ……….………... 296

L-9. Surat Izin Penelitian ... 438


(12)

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Secara kronologis, peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) umumnya berusia 15-18 tahun berada pada fase remaja tengah. Salah satu tugas terpenting yang harus diselesaikan pada masa ini menurut Havighurst (Yusuf, 2000, hlm. 83) adalah memilih dan mempersiapkan karir atau pekerjaan. Mengacu pada pendapat Super (Dillard, 1985, hlm. 20-21) perkembangan karir pada masa remaja termasuk ke dalam tahap eksplorasi. Tahap ini merupakan tahap paling penting bagi transisi remaja dan memiliki tiga tugas utama, yaitu individu mengkristalisasikan, menspesifikasikan, serta mengimplementasikan pilihan karirnya.

Pada masa remaja, kematangan karir sangat penting karena sangat diperlukan dalam menentukan masa depan. Selain itu, perencanaan karir dan keputusan karir merupakan bagian dari aspek pembangun kematangan karir. Super (dalam Sharf, 1992, hlm. 155) mengemukakan bahwa kematangan karir

diartikan sebagai “readiness to make a good choicesin career planning, career exploration, desicion making, world of work information, knowledge of preferred occupational group, realism, and career orientation”.

Sejalan dengan pandangan Super, terkait dengan kematangan karir, Alam (2013, hlm. 19) mengungkapkan sebagai berikut.

Career maturity is reflected by an individual’s mature behavior in coping with the tasks of career development, compared with that of others dealing with the same tasks (Super & Bohn, 1970). It is generally accepted as comprising both cognitive and affective components. The cognitive component is consisted of decision-making skills; the affective component includes attitudes toward the career decision-making process.

Mengacu pada pandangan Super dan Alam, kematangan karir seyogianya dicapai oleh remaja secara optimal karena selain sebagai kesiapan menentukan masa depan yang tepat juga merupakan kompetensi atau keterampilan mengambil


(13)

2

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keputusan dan sikap terhadap proses pengambilan keputusan terkait dengan berbagai dimensi kehidupan di masa depan.

Dalam praktik pendidikan di SMA, tidak sedikit di antara peserta didik yang telah memiliki wawasan yang luas dan mantap tentang kemana mereka akan melanjutkan pendidikan dan pekerjaan apa yang dicita-citakan setelah mereka lulus dari perguruan tinggi (PT). Bahkan semua ini telah mereka persiapkan sejak lama berkat arahan orang tua maupun eksplorasi secara mandiri. Namun karena bertambahnya pengetahuan baru, informasi dari berbagai sumber, pergaulan dengan teman, serta mempelajari realita yang ada, di antara mereka ada yang berubah pikiran dari yang telah ditetapkan sebelumnya. Kenyataannya, peserta didik SMA pada umumnya tidak mudah menyelesaikan tugas perkembangan karirnya.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada awal tahun 2015 terhadap peserta didik kelas X, XI dan XII SMA Negeri 1 Kota Cimahi. Peserta didik kelas X yang terdiri atas 360 orang, 86,98% di antara mereka bingung memilih jurusan di SMA dan 98,2% belum mengetahui secara pasti departemen yang akan dilamar di PT serta pekerjaan apa yang akan mereka kejar setelah lulus SMA maupun jika lulus dari PT. Peserta didik kelas XI Jurusan IPA yang terdiri atas 274 orang, sebanyak 94,53% belum mengetahui secara pasti departemen yang akan dilamar di PT serta pekerjaan apa yang akan mereka kejar setelah lulus SMA maupun jika lulus dari PT. Hal yang sama dialami oleh peserta didik kelas XI Jurusan IPS yang terdiri atas 102 orang sebanyak 94,12% bingung tentang karirnya di masa depan. Kendati untuk kelas XII ada sedikit penurunan persentase peserta didik yang bingung, namun angkanya masih tinggi, yakni 94,38% dari 267 untuk Jurusan IPA dan 93,27% dari 104 orang untuk Jurusan IPS. Fenomena yang terjadi pada sebagian besar peserta didik di SMA Negeri 1 Kota Cimahi ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh beberapa penelitian lain sebelumnya di berbagai daerah sebagaimana diungkapkan Syamsiah (2012) dalam repository.upi.edu. Dengan mengutip hasil penelitian Rauf (2006), Syamsiah menunjukkan bahwa kematangan karir peserta didik SMA Negeri di Kota


(14)

3

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pekanbaru pada program IPA sebanyak 74,17% dan pada program IPS sebanyak 81,90% mengindikasikan belum matang. Lebih lanjut, Syamsiah mengungkapkan hasil penelitian yang sama di wilayah Kota Bandung yang dilakukan oleh Prihantoro (2007), Nurbani (2006), dan Nurlaelasari (2009). Hasil lacakan penulis secara online tentang perkembangan kematangan karir peserta didik SMA di berbagai daerah di Indonesia hasilnya masih tetap belum menggembirakan. Gejala rendahnya kematangan karir peserta didik, yang ditunjukkan dengan masih banyaknya peserta didik yang belum memiliki kesiapan dalam memilih dan memutuskan karirnya, apabila dibiarkan berlanjut, akan membuat peserta didik berada dalam kebingungan yang berkelanjutan terkait dengan perencanaan dan pengambilan suatu keputusan karir.

Kematangan karir merupakan kematangan perilaku individu dalam melakukan coping terhadap tugas perkembangan karir yang di dalamnya mengandung dimensi kognitif dan afektif. Dalam perspektif ini, Crites (dalam Sharf, 1992) menyatakan bahwa kematangan karir seseorang ditandai adanya sikap dan kompetensi terhadap karir. Sikap mengacu pada kesediaan individu mengambil keputusan terhadap karir dan bertanggung jawab atas segala konsekuensi keputusan tersebut. Sementara itu, kompetensi merujuk pada kemampuan individu memahami kekuatan diri dalam kaitannya dengan dunia pekerjaan. Demikian pentingnya optimalisasi kematangan karir bagi masa depan peserta didik SMA, maka fenomena rendahnya kematangan karir sebagaimana terungkap dalam penelitian sebelumnya, perlu penanganan dengan segera.

Upaya optimalisasi kematangan karir peserta didik sepertinya belum cukup hanya melalui layanan instruksional dan layanan bimbingan dan konseling karir (BKK) konvensional yang selama ini telah dan sedang dilaksanakan oleh para guru bimbingan dan konseling (BK) di sekolah, melainkan memerlukan layanan khusus melalui layanan BKK yang terpadu dan padan dengan layanan pendidikan lainnya yang dirancang secara khusus pula. Strategi BKK yang secara empirik cukup efektif untuk meningkatkan kematangan karir peserta didik SMA adalah


(15)

4

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

strategi bimbingan karir kelompok dan strategi konseling karir kelompok. Diungkapkan oleh Babatunde & Osakinle (2013, hlm. 484) bahwa:

The Group Career Guidance (GCG) and Group Career Counselling (GCC) techniques lead to improvement in the students’ vocational maturity and career decision-making skills. On the basis of the findings, it is recommended that Group Career Guidance (GCG) and Group Career Counselling (GCC) techniques should be put in use for students in Senior Secondary Schools to improve their vocational maturity behaviour. Group work among the students should also be encouraged to facilitate cooperation and sense of belonging among group members for better adjustment.

Berkaitan dengan strategi kelompok dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling karir, berdasarkan kajian literatur, akan ditemukan banyak ragam strategi. Apabila dikelompokkan semua strategi yang dimaksud dapat dikategorikan ke dalam strategi instruksional, strategi substansial atau interpersonal, dan strategi permainan. Strategi instruksional merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karir yang diintegrasikan atau dipadukan dalam pengajaran (instruksional). Strategi cenderung bersifat informatif dari pada pemrosesan informasi. Strategi bimbingan karir instruksional yang terpadu dengan pembelajaran merupakan pemrosesan informasi karir secara klasikal atau kelompok melalui penggunaan metode atau teknik-teknik pembelajaran, seperti: pengajaran unit, home room, karyawisata, ceramah tokoh atau narasumber, media audio visual, bibliografi, pelatihan kerja, career day, wawancara, dan paket bimbingan karir.

Strategi substansial merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karir melalui hubungan interpersonal antara guru bimbingan dan konseling dengan peserta didik. Untuk mempergunakan strategi ini, diperlukan penguasaan teori dan praktik konseling, di samping disiplin ilmu penunjang dan konseling karir. Ada beberapa teknik atau pendekatan konseling karir yang dapat diterapkan oleh guru bimbingan dan konseling. Crites (1981) mengemukakan enam pendekatan konseling karir, yaitu trait and factor career counseling, client-centered career counseling, psychodynamic career counseling, developmental career counseling, behavioral career counseling, dan comprehensive career counseling. Sementara


(16)

5

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu strategi permainan dalam praktiknya menggunakan berbagai teknik dan media bermain untuk pelaksanaan bimbingan karir.

Akhir-akhir ini muncul pemikiran dan paradigma baru dalam bimbingan dan konseling, termasuk di dalamnya bimbingan dan konseling karir. Para ahli, praktisi, dan konseli mulai berpikir bahwa dalam pandangan masalah kini lebih baik berfokus pada solusi dalam waktu yang relatif cepat dibanding pada pengungkapan dan diskusi yang panjang berkaitan dengan latar belakang dan gejala masalah. Atas dasar pemikiran itu, maka muncullah strategi bimbingan konseling yang singkat dan berfokus pada solusi. Dalam konteks bimbingan dan konseling karir, penelitian ini memilih dua dari sekian banyak strategi yang secara konseptual dipandang efektif dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik SMA. Strategi yang dimaksud adalah Holland Types for Career Counseling dan Solution-Focused Career Counseling. Pemilihan kedua strategi tersebut didasari oleh pemikiran bahwa strategi konseling karir Holland menyediakan prosedur dan panduan yang jelas serta rinci bagaimana individu dipandu untuk memimpikan karir terbaik, aktivitas apa yang dilakukan untuk mencapainya, kompetensi apa yang dimiliki, perasaan dan sikap terhadap pekerjaan, dan melakukan estimasi diri terkait dengan karir yang dimimpikan tersebut. Semua itu dapat dilakukan dalam kurun waktu yang relatif cepat, mengutamakan aktivitas peserta didik secara maksimal, dan dilakukan secara klasikal. Dilain pihak, strategi Solution-Focused Approach to Career Counseling memiliki kemiripan dengan Holland dan merupakan salah satu strategi mutakhir dalam layanan bimbingan karir. Diungkapkan oleh Looby (2014, hlm. 1) bahwa,

I was first exposed to the solution-focused approach to career counseling in 2012 through training and consultation provided by expert Teri Pichot at the Denver Center for Solution-Focused Brief Therapy”. Kendati kedua strategi tersebut pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya di luar negeri, namun untuk kontek Indonesia, khususnya pada peserta didik SMA, belum pernah dilakukan. Sehubungan itu dalam penelitian ini akan dikaji sejauhmana efektivitas kedua


(17)

6

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

strategi konseling tersebut dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik SMA.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Masalah pokok penelitian ini adalah: Strategi apakah yang efektif untuk meningkatkan kematangan karir peserta didik SMA Negeri 1 Kota Cimahi? Untuk lebih memperjelas masalah yang akan diteliti, masalah pokok penelitian itu selanjutnya diturunkan ke dalam sub-sub permasalahan sebagai berikut: 1) Apakah strategi Holland Types for Career Counseling lebih efektif

dibandingkan dengan strategi konvensional dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi?

2) Apakah strategi Solution-Focused Career Counseling lebih efektif dibandingkan dengan strategi konvensional dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi?

3) Apakah strategi Holland Types for Career Counseling dan strategi Solution-Focused Career Counseling sama efektifnya dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi?

4) Apakah strategi Holland Types for Career Counseling dan strategi Solution-Focused Career Counseling lebih efektif dibandingkan dengan strategi konvensional dalam meningkatkan dimensi-dimensi kematangan karir peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah diidentifikasi, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kematangan karir peserta didik SMA sebelum dan setelah intervensi serta mengetahui efektivitas strategi Holland Types for Career Counseling dan Solution-Focused Career Counseling dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik, khususnya kelas X di SMA Negeri 1 Kota Cimahi.


(18)

7

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sejalan dengan maksud penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Diperoleh pengetahuan empirik berupa penjelasan perbandingan efektivitas strategi Holland Types for Career Counseling dengan strategi konvensional dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik, khususnya kelas X di SMA Negeri 1 Kota Cimahi.

2) Diperoleh pengetahuan empirik berupa penjelasan perbandingan efektivitas strategi Solution-Focused Career Counseling dengan strategi konvensional dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik, khususnya kelas X di SMA Negeri 1 Kota Cimahi.

3) Diperoleh pengetahuan empirik berupa penjelasan perbandingan efektivitas strategi Holland Types for Career Counseling dengan Solution-Focused Career Counseling dalam meningkatkan kematangan karir peserta didik, khususnya kelas X di SMA Negeri 1 Kota Cimahi.

4) Diperoleh pengetahuan empirik berupa penjelasan perbandingan efektivitas strategi Holland Types for Career Counseling dan strategi Solution-Focused Career Counseling dengan strategi konvensional dalam meningkatkan dimensi-dimensi kematangan karir peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi.

1.4 Manfaat/Signifikansi Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, hasil penelitian ini memiliki kegunaan baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi aspek guna laksana, sebagai berikut:

Pertama, bagi aspek keilmuan, berguna untuk memperoleh masukan empirik untuk menambah informasi yang menyangkut isu kematangan karir peserta didik kelas X SMA. Evidensi ilmiah tentang kematangan karir mereka dapat dijadikan dasar untuk pembinaan karir mereka ke arah yang lebih optimal. Tersedianya data dan informasi perkembangan karir peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, sangat bermanfaat untuk menentukan intervensi


(19)

8

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pedagogis yang tepat sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan perkembangan karir setiap peserta didik. Penerapan Holland Types for Career Counseling dengan Solution-Focused Career Counseling dalam peningkatan kematangan karir pada latar SMA di Indonesia akan memperkaya khasanah model intervensi perkembangan karir.

Kedua, bagi keperluan praktis, hasil penelitian ini berguna untuk bahan informasi yang dapat memberikan manfaat implementatif bagi guru BK di sekolah dalam mengoptimalkan perkembangan karir. Informasi tentang efektivitas penerapan Holland Types for Career Counseling dan Solution-Focused Career Counseling dalam peningkatan kematangan karir pada latar SMA dapat dijadikan landasan untuk memilih strategi yang efektif untuk mengembangkan kematangan karir peserta didik. Kajian ini pun menjadi lebih penting karena berdasarkan The

McKinsey Global Institute’s Report, yang dipublikasikan pada bulan September 2012, memprediksikan bahwa “… the demand for Indonesian skilled workers will increase from 55 million in 2012 to 113 million in 2030 to keep the country in stable growth”. Pendidikan formal dengan ragam jenis dan berbagai latar keilmuannya, diyakini memiliki andil yang besar dalam menyiapkan tenaga terampil dan memiliki daya saing di era global tersebut (Akhmad, 2015).

Ketiga, bagi penyelenggaraan BK di sekolah (SMP dan SMA) hasil penelitian ini memberikan masukan bagi upaya pengembangan kematangan karir peserta didik dengan menggunakan strategi yang lebih efektif dan mutahir.

Keempat, bagi pengambil kebijakan dalam pengelolaan pendidikan dan bimbingan dan konseling di SMA, hasil penelitian ini menyediakan landasan empirik dalam melakukan reorientasi layanan bimbingan dan konseling karir yang lebih hirau terhadap dimensi kepribadian dan partisipasi optimal dari peserta didik dalam pengambilan keputusan karir.

Kelima, bagi praktisi intervensi konseling yang tertarik dengan strategi yang simpel dan waktu yang cepat, hasil penelitian ini menyediakan evidensi ilmiah tentang penggunaan strategi Holland Types for Career Counseling dan


(20)

Solution-9

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Focused Counseling dalam optimalisasi kematangan karir peserta didik pada latar pendidikan formal.

1.5 Struktur Orgnisasi Tesis

Pernyajian tesis ini struktur penulisannya diorganisasikan ke dalam lima bab. Bab I pendahuluan, di dalamnya membahas lima subbab, yakni latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Bab II landasan teoretis yang isinya dipilah ke dalam empat subbab, yaitu kajian pustaka, hasil penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka memaparkan perkembangan teori dan kemutahiran masalah yang dikaji. Sesuai dengan permasalahan penelitian ini maka uraiannya mengetengahkan enam hal, yaitu: (1) pengertian karir; (2) teori perkembangan karir; (3) konsep Holland Types for Career Counseling; (4) konsep Solution-Focused Career Counseling; (5) kematangan karir: konsep dan definisi; dan (6) strategi bimbingan dan konseling untuk mengakselerasi kematangan karir peserta didik. Subbab penelitian terdahulu yang relevan, menyajikan hasil telaahan kritis peneliti terhadap hasil-hasil penelitian tentang ragam intervensi untuk mengoptimalkan kematangan karir peserta didik. Subbab kerangka pemikiran memaparkan bagaimana kristalisasi pemikiran dan posisi teoretik peneliti dalam memandang masalah yang dikaji berdasarkan hasil telaahan teoretik dan empirik yang menjadi acuan dasar dalam merumuskan hipotesis penelitian. Sedangkan subbab hipotesis penelitian memaparkan rumusan verbal tentang hipotesis yang akan diuji dalam penelitian.

Bab III metodologi penelitian, di dalamnya mengetengahkan enam subbab, yaitu desain penelitian, variabel penelitian dan operasionalisasi variabel, metode penarikan sampel, teknik dan prosedur pengumpulan data, prosedur intervensi, dan metode analisis data. Bab IV temuan dan pembahasan penelitian. Temuan penelitian menyajikan hasil yang diperoleh berdasarkan proses analisis data sesuai dengan pertanyaan dan hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini.


(21)

10

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan pembahasan merupakan diskusi tentang hasil penelitian berdasarkan argumen logis dan teori yang telah dipaparkan pada Bab II atau materi lain yang ditemukan kemudian namun belum tertulis pada Bab II. Sedangkan Bab V menyajikan simpulan, implikasi, rekomendasi, dan keterbatasan hasil penelitian, sehingga bab ini dipilah ke dalam empat subbab. Pada bagian terakhir disajikan lampiran yang mendukung apa yang ditulis pada uraian sebelumnya.


(22)

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini mengkaji masalah yang sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan. Data penelitian diperoleh berdasarkan dua kali survai dengan menggunakan perangkat kuesioner terhadap sampel yang dipilih dari populasi peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi tahun ajaran 2014/2015. Tenggang waktu antara pengumpulan data pretest dan postest dibatasi oleh pelaksanaan intervensi, yakni sekitar dua bulan. Sehubungan dengan hal itu, karena tenggang waktu pengumpulan data pretest dan postest tidak terlalu jauh, maka desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam cross sectional survey (Shaugnessy & Zechmeister, 1994, hlm.129). Sedangkan metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan strategi nonequivalen control group design (Sheskin, 2004).

3.2 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel

Ada tiga variabel yang menjadi lingkup kajian penelitian ini, yaitu tingkat kematangan karir (X1) sebagai variabel dependent, sedangkan variabel independent-nya adalah strategi Holland Types for Career Counseling (X2), dan Solution-Focused Career Counseling (X3). Secara operasional, masing-masing

variabel tersebut dijelaskan berikut ini.

1) Kematangan karir. Konsep kematangan karir dalam penelitian ini

merupakan suatu titik kulminasi perkembangan karir peserta didik sebagaimana diukur dengan Career Maturity Inventory (CMI)-Form C yang dikembangkan Crites & Savickas (2011). Kematangan karir di sini mewakili sikap terhadap dan keyakinan tentang proses pilihan karir. Kematangan karir ini mengungkap empat dimensi, yaitu Concern, Curiosity, Confidence, Consultation. Secara operasional, kematangan karir ini tampak dalam skor


(23)

58

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diperoleh setiap responden sebagaimana diungkap dengan CMI Form C versi adaptasi ke dalam bahasa dan konteks Indonesia.

2) Strategi Holland Types for Career Counseling. Dalam penelitian ini,

Holland Types for Career Counseling diartikan sebagai strategi konseling yang mengacu pada teori RIASEC dari Holland. Strategi ini menempuh prosedur: (1) setiap rombel peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan anggota 2-5 orang; (2) setiap kelompok mempelajari dan mendiskusikan klasifikasi pekerjaan dan persyaratan pendidikan formal beserta kode-kodenya sebagaimana disajikan dalam The Occupational Finder; (3) setiap peserta didik dalam kelompoknya, masing-masing menuliskan delapan jenis pekerjaan utama yang diprioritaskan dengan menggunakan format Occupational Daydreams; (4) setiap peserta didik memberikan kode pekerjaan yang tertulis pada format Occupational Daydreams dengan menggunakan format The Self-Directed Search (SDS), Pengkodean pekerjaan ini mengacu pada The Occupational Finder; (5) setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap aktivitas yang suka atau tidak suka dilakukannya dengan menggunakan format Activities pada SDS; (6) setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap kompetensi yang dimilikinya dengan menggunakan format Competencies pada SDS; (7) setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap pekerjaan yang disukai dengan menggunakan format Occupation pada SDS; (8) setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap estimasi diri dengan menggunakan format Self-estimates pada SDS; (9) setiap peserta didik melakukan analisis untuk mengorganisasikan jawaban hingga menemukan summary code. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan format How to Organize Your Answers pada SDS; (10) setiap responden ditugaskan untuk mendalami bidang pekerjaan yang menjadi pilihannya melalui berbagai sumber dan mendatangi dan atau menelaah biografi orang yang sukses dalam bidang pekerjaan yang diminatinya; dan (11) melakukan diskusi kelas tentang hasil


(24)

59

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mereka lakukan pada proses eksplorasi sebagaimana diperoleh pada langkah ke-10.

3) Solution-Focused Career Counseling. Strategi Solution-Focused Career Counseling dalam penelitian ini mengacu pada salah satu strategi konseling yang berpusat pada solusi ketimbang masalah dan dapat berlangsung dalam waktu yang relative cepat. Strategi ini terdiri atas tujuh tahapan, yaitu: tahap sebelum sesi, pembentukan hubungan kolaborasi, menggambarkan masalah, menetapkan tujuan yang diinginkan, berfokus pada solusi atas masalah, mencapai tujuan, dan terminasi.

3.3 Metode Penarikan Sampel

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah kematangan karir seluruh peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015 Anggota populasi penelitian ini adalah sebanyak 360 orang yang terdiri atas 10 rombongan belajar atau kelas, yakni kelas X-1 sampai dengan X-10. Satuan sampling dalam penelitian ini adalah kelas. Untuk keperluan penelitian dipilih tiga kelas secara random. Ketiga kelas tersebut masing-masing akan diberikan intervensi melalui strategi konseling karir konvensional, strategi Holland Types for Career Counseling, dan strategi Solution-Focused Career Counseling. Penentuan kelas yang akan dikenai setiap strategi itu juga dilakukan secara random dengan menggunakan teknik simple random sampling.

Berdasarkan prosedur tersebut telah terpilih kelas X-4 yang diintervensi melalui strategi konseling karir konvensional, kelas X-5 yang diintervensi dengan strategi Holland Types for Career Counseling, dan kelas X-6 yang diintervensi dengan strategi Solution-Focused Career Counseling. Banyak peserta didik pada masing-masing kelas adalah 36, 39, dan 37 orang. Dengan demikian, total partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 112 orang.


(25)

60

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kematangan karir peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015. Untuk mengungkap data digunakan instrument berupa Career Maturity Inventory (CMI)-Form C yang dikembangkan oleh Crites & Savickas (2011). Inventory ini terdiri atas 24 butir pernyataan yang mengungkap empat dimensi kematangan karir sebagaimana telah diungkapkan dalam definisi operasional variabel penelitian. Jawaban responden dinyatakan dengan cara memilih satu dari dua alternatif jawaban yang disediakan. Kedua alternative jawaban itu adalah setuju (agree) dan tidak setuju (disagree). Untuk lebih jelasnya, CMI-Form C ini dapat disimak pada lampiran L-1.

Untuk kepentingan penelitian ini, CMI-Form C tersebut dimodifikasi alternatif jawabannya menjadi skala 9 sehingga dikhotomis setuju dan tidak setuju itu diperlebar menjadi skala 1-9. Responden memberikan jawaban atas setiap butir item dengan cara melingkari salah satu angka, yakni 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, sebagai representasi kekuatan posisi jawaban yang bersangkutan berkaitan dengan kesetujuan dan atau ketidaksetujuannya atas pernyataan butir item tertentu. Makin mendekati angka 1, jawaban responden itu mengandung makna bahwa yang bersangkutan menunjukkan dirinya yang makin tidak setuju dengan isi atau makna yang digambarkan dalam butir item tersebut. Sebaliknya, makin mendekati angka 9, jawaban responden itu mengandung makna bahwa yang bersangkutan menunjukkan dirinya yang makin setuju dengan isi atau makna yang digambarkan dalam butir item tersebut. Karena secara umum sudah diketahui bahwa jarak antara angka 1 ke 2, angka 2 ke 3, angka 3 ke 4 dan seterusnya memiliki satuan yang sama, maka hasil pengukuran dengan menggunakan skala angka 1-9 dapat dikategorikan data interval (Sheskin, 2004, hlm. 32). Kisi-kisi CMI-Form C ini dapat disimak pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Kisi-kisi CMI-Form C untuk Pengungkap Data Kematangan Karir Sebelum Uji Coba


(26)

61

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Dimensi No. Item Jumlah

Unfavourable Favourable

1. Concern 1, 5, 9, 13, 17, 21 6

2. Curiosity 2, 6,10, 14, 18, 22 6

3. Confidence 3, 7,11, 15, 19, 23 6

4. Consultation 4, 16 8, 12, 20, 24 6

Jumlah 20 4 24

Sebelum digunakan, CMI-Form C ini terlebih dahulu diterjemahkan oleh tiga orang penterjemah secara terpisah, kemudian hasil dari ketiga penterjemah tersebut digabung menjadi satu hasil terjemahan utuh dan terpadu yang lebih bermakna, lebih menggambarkan konstruk, dan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, dalam arti dapat dipahami maknanya oleh minimal 2 dari tiga pembaca. Setelah itu, selanjutnya adalah menterjemahkan kembali ke dalam bahasa asli, yakni Bahasa Inggeris, oleh tiga penterjemah secara terpisah. Hasilnya kemudian dipadukan menjadi satu terjemahan utuh. Apabila hasilnya sama dengan versi asli, maka dapat dikatakan bahwa proses adaptasi itu sudah tepat. Berdasarkan hasil analisis, versi hasil terjemahan kembali dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggeris telah sesuai dengan versi aslinya. CMI-Form C versi terjemahan dalam Bahasa Indonesia yang diujicobakan dalam penelitian ini, disajikan pada lampiran L-2.

Kegiatan berikutnya adalah melakukan uji coba secara empirik. Uji coba dilakukan kepada 360 peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Kota Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015. Uji coba dilakukan secara built in bersamaan dengan pelaksanaan pretest. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas butir item dan reliabilitas perangkat instrumen. Sebelum melakukan uji validitas, terlebih dahulu dilakukan replace terhadap jawaban responden pada butir-butir item unfavourable, yakni 1 untuk jawaban 9, 2 untuk jawaban 8, 3 untuk jawaban 7, 4 untuk jawaban 6, 6 untuk jawaban 4, 7 untuk jawaban 3, 8 untuk jawaban 2, dan 9 untuk jawaban 1.

Untuk menguji validitas setiap butir item, dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara skor butir item yang sedang dianalisis dengan skor total yang diperoleh setiap responden dari keseluruhan butir item.


(27)

62

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk efisisensi perhitungan, koefisien validitas butir item ini dihitung dengan rumus Spearman rank order correlation (Daniel, 1989, hlm. 387), sehingga tidak memerlukan uji asumsi normalitas dan signifikasi serta linieritas regresi terlebih dahulu sebagaimana dituntut oleh teknik korelasi yang tergolong parametrik. Semua perhitungan korelasi ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Suatu butir item dinyatakan memiliki koefisien validitas yang signifikan jika memiliki arah korelasi positif dan memiliki p-value, sebagaimana ditunjukkan dalam out put program SPSS pada baris signifikasi untuk 1-tailed test, lebih kecil dari 0,05.

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 24 butir item yang dianalisis validitasnya, diperoleh 18 butir item yang signifikan dan 6 butir item yang tidak signifikan. Dari ke-18 butir item yang signifikan tersebut, koefisien validitasnya merentang dari 0,091 (butir item nomor 14 dan 24) sampai dengan 0,681 (butir item nomor 21). Sementara itu butir item yang tidak valid adalah nomor 8, 12, 13 dan nomor 17 dengan koefisien validitas masing-masing memiliki arah negatif serta butir item nomor 20 dan 22 yang memiliki p-value lebih besar dari 0,05. Proses dan hasil perhitungan uji validitas ini secara lengkap disajikan pada lampiran L-3.

Kisi-kisi CMI-Form C yang sudah diuji validitasnya serta memiliki koefisien validitas yang signifikan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2

Kisi-kisi CMI-Form C untuk Pengungkap Data Kematangan Karir Setelah Uji Validitas Butir Item

No. Dimensi

No. Item Jumlah

Asli Baru

Unfavourable Favourable Unfavourable Favourable

1. Concern 1, 5, 9, 21 1, 5, 9, 13 4

2. Curiosity 2, 6,10, 14, 18 2, 6,10, 14, 17 5 3. Confidence 3, 7,11, 15,

19, 23

3, 7,11, 15, 16, 18

6

4. Consultation 4, 16 24 4, 8 12 3


(28)

63

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah diketahui butir-butir item yang memiliki koefisien validitas yang signifikan, maka selanjutnya adalah menganalisis reliabilitas perangkat instrument. Untuk kepentingan efisiensi, sebagaimana halnya uji validitas, analisis reliabilitas perangkat instrument ini menggunakan split-half method dengan teknik ganjil-genap. Perhitungan koefisien korelasi skor total butir-butir item nomor genap dengan skor total butir-butir item nomor genap digunakan teknik Spearman rank order correlation (Daniel, 1989, hlm. 387). Hasil perhitungan menunjukkan harga korelasi antara skor total butir item nomor ganjil dengan skor total butir item nomor genap adalah sebesar 0,769. Koefisien reliabilitas yang dihasilkan melalui rumus ini baru menunjukkan reliabilitas separo instrumen. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas keseluruhan perangkat instrumen (full test reliability), perlu dilanjutkan perhitungannya dengan menggunakan teknik Spearman-Brown prophecy formula (Drummond & Jones, 2010, hlm. 90). Hasil analisis menunjukkan koefisien reliabilitas keseluruhan perangkat instrument sebesar 0,869 yang berdasakan tabel criteria evaluating reliability coefficient (Drummond & Jones, 2010, hlm. 90) termasuk kategori high reliability. Proses perhitungan secara lengkap dapat dipelajari pada lampiran L-4.

Memperhatikan hasil uji validitas butir item dan hasil analisis reliabilitas perangkat instrument, maka CMI-Form C hasil adaptasi yang terdiri atas 18 butir item, dinyatakan valid dan reliabel. Berdasarkan informasi tersebut maka CMI-Form C versi hasil adaptasi ke dalam Bahasa Indonesia, layak untuk digunakan sebagai instrumen pengumpul data kematangan karir dalam penelitian ini.

3.5 Prosedur Intervensi

Sebagaimana telah diulas pada bab II, prosedur intervensi dalam penelitian ini secara singkat dipaparkan sebagai berikut.

Secara khusus, langkah-langkah yang dilakukan guru BK sebagai peneliti dalam melaksanakan intervensi pada kelompok eksperimen dengan menggunakan strategi Holland Types for Career Counseling adalah sebagai berikut.


(29)

64

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Setiap rombel peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan anggota 2-5 orang dengan tujuan membangun interaksi yang lebih intens dan kohesif sehingga kelompok kelas menjadi dinamis.

2) Setiap kelompok mempelajari dan mendiskusikan klasifikasi pekerjaan dan persyaratan pendidikan formal beserta kode-kodenya sebagaimana disajikan dalam The Occupational Finder.

3) Setiap peserta didik dalam kelompoknya, masing-masing menuliskan delapan jenis pekerjaan utama yang diprioritaskan dengan menggunakan format Occupational Daydreams. Setelah semua selesai mengisi format tersebut, mereka berdiskusi tentang berbagai hal terkait dengan delapan pilihan pekerjaan tersebut.

4) Setiap peserta didik memberikan kode pekerjaan yang tertulis pada format Occupational Daydreams dengan menggunakan format The Self-Directed Search (SDS). Pengkodean pekerjaan ini mengacu pada The Occupational Finder.

5) Setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap aktivitas yang suka atau tidak suka dilakukannya dengan menggunakan format Activities pada SDS. Setelah selesai dikerjakan, berikutnya adalah memeriksa pekerjaan setiap peserta didik dengan cara menukar dengan sesama temannya dalam kelompok. Setelah masing-masing memiliki skor, lalu diadakan diskusi dan tanya jawab.

6) Setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap kompetensi yang dimilikinya dengan menggunakan format Competencies pada SDS. Setelah selesai dikerjakan, berikutnya adalah memeriksa pekerjaan setiap peserta didik dengan cara menukar dengan sesama temannya dalam kelompok. Setelah masing-masing memiliki skor, lalu diadakan diskusi dan tanya jawab.

7) Setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap pekerjaan yang disukai dengan menggunakan format Occupation pada SDS. Setelah selesai dikerjakan, berikutnya adalah memeriksa pekerjaan setiap peserta didik


(30)

65

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan cara menukar dengan sesama temannya dalam kelompok. Setelah masing-masing memiliki skor, lalu diadakan diskusi dan tanya jawab.

8) Setiap peserta didik melakukan pengecekan terhadap estimasi diri dengan menggunakan format Self-estimates pada SDS. Setelah selesai dikerjakan, berikutnya adalah memeriksa pekerjaan setiap peserta didik dengan cara menukar dengan sesama temannya dalam kelompok. Setelah masing-masing memiliki skor, lalu diadakan diskusi dan tanya jawab

9) Setiap peserta didik melakukan analisis untuk mengorganisasikan jawaban hingga menemukan summary code. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan format How to Organize Your Answers pada SDS. Setelah selesai dikerjakan, berikutnya adalah diadakan diskusi dan tanya jawab 10) Setiap responden ditugaskan untuk mendalami bidang pekerjaan yang

menjadi pilihannya melalui berbagai sumber dan mendatangi dan atau menelaah biografi orang yang sukses dalam bidang pekerjaan yang diminatinya.

11) Melakukan diskusi kelas tentang hasil yang mereka lakukan pada proses eksplorasi sebagaimana diperoleh pada langkah ke-10.

Manakala dikaji lebih mendalam, diperoleh indikasi bahwa strategi konseling karir Holland menempuh prosedur yang sederhana dan jelas sehingga memungkinkan dilaksanakan oleh konselor pemula atau belum memiliki pengalaman profesional yang mumpuni. Selain itu, konseling karir Holland juga memberi peluang kepada peserta didik untuk melakukan pencarian karir yang sesuai dengan karakteristik pribadi, minat, lingkungan pendukung, dan kompetensi diri yang dapat ditimbang oleh peserta didik secara mandiri. Model ini juga lebih efisien karena dapat diterapkan secara klasikal dalam waktu yang relatif pendek.

Sementara itu, langkah-langkah yang dilakukan guru BK sebagai peneliti dalam melaksanakan intervensi pada kelompok eksperimen dengan menggunakan strategi Solution-Focused Career Counseling adalah sebagai berikut.


(31)

66

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Tahap 0: tahap sebelum sesi. Tahap ini berfokus pada penyadaran kepada konseli agar mau berubah dengan mengatasi masalahnya. Pada tahap ini juga dilakukan kontrak konseling terkait dengan waktu yang diperlukan untuk proses konseling.

2) Tahap 1: pembentukan hubungan kolaborasi. Pada tahap ini konselor menjelaskan kepada konseli bahwa dirinya adalah ahli yang memiliki pengalaman dan pemahaman mendalam tentang dirinya. Selain itu, konselor menyadarkan konseli bahwa dirinya memiliki kekuatan-kekuatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalahnya. Konselor membangun hubungan dengan saling percaya, kolaboratif, empati, dan tentative.

3) Tahap 2: menggambarkan masalah. Pada tahap ini fokus utamanya adalah mengungkapkan masalah yang terjadi. Pada tahap ini tidak memerlukan waktu yang lama, yakni sekitar 15 menit, setelah itu fokus utamanya adalah pada tujuan yang disukai.

4) Tahap 3: menetapkan tujuan yang diinginkan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan pertanyaan tentang pandangan konseli terhadap masa depannya. Pertanyaan yang dapat diajukan adalah: (1) Bagaimana Anda tahu bahwa Anda mengikuti proses ini dapat bermanfaat bagi Anda? (2) Apa harapan Anda terhadap sesi ini? (3) Apa yang menjadi tujuan pertama Anda? (4) Bagaimana Anda tahu kapan hidup Anda menjadi lebih baik? (5) Bagaimana Anda tahu kapan Anda merasa lebih baik?

5) Tahap 4: berfokus pada solusi atas masalah. Agar konseli berfokus pada solusi, bukan pada masalah, maka konselor dapat menggunakan sejumlah pertanyaan evaluative questions, coping questions, exepting-seeking questions, dan solution-focused questions. Selain menggunakan pertanyaan-pertanyaan tersebut, konselor juga dapat menggunakan cara berikut: (1) amflication yang bertujuan untuk mendorong konseli menceriterakan secara detail tentang bagaimana konseli menggunakan kekuatan dan sumber daya yang dimiliki menuju tujuan yang disukai; (2) reframing yang bertujuan untuk memberikan pandangan berbeda tentang perilaku masa lalu; dan (3)


(32)

67

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

complimenting yang bertujuan memperkuat upaya konseli ke arah pencapaian tujuan.

6) Tahap 5: mencapai tujuan. Pada akhir tahap pertama, konseli diajak untuk bergeser dari masalah ke solusi dan pada tahap kedua konseli diajak untuk mencapai tujuan yang disukai. Pada tahap kelima ini, konseli diajak untuk mencapai tujuannya secara lengkap. Konselor membantu konseli mengevaluasi efektivitas konseling singkat berfokus solusi dengan menggunakan skala. Konselor kemudian memberikan penguatan kepada konseli dengan empati dan memuji kemajuan konseli.

7) Tahap 6: terminasi. Hal ini dilakukan ketika tujuan konseling tercapai. Setelah terminasi, konselor penting melakukan tindak lanjut untuk memastikan bahwa konseli tetap menjaga perubahan yang dilakukan.

3.6 Metode Analisis Data

Sebagaimana telah diulas dalam paparan butir 3.3, data yang dihasilkan dalam penelitian ini diperoleh dari jumlah skor jawaban responden dalam bentuk persetujuan mereka yang merentang dari angka 1-9. Jawaban yang merentang dalam bentuk angka 1-9 ini menghasilkan data dalam skala interval (Sheskin, 2004). Mengacu pada skala hasil pengukuran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah interval serta teknik penentuan partisipan secara random, maka untuk analisis data penelitian memungkinkan untuk menggunakan statistika parametrik. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan efektivitas tiga strategi intervensi yang dianalisis melalui perbedaan tiga kelompok rata-rata yang antara lain dapat diuji dengan uji kesamaan k buah rata-rata dengan teknik ANOVA. Sehubungan itu, langkah awal dalam analisis data ini adalah sebagai berikut.

1) Mencatat data jawaban masing-masing responden pada setiap butir item dalam tabel induk data. Penyajian data diorganisasikan sesuai kelompok masing-masing yang diperolehnya pada saat pretest dan postest.

2) Melakukan replace jawaban responden pada nomor-nomor butir item unfavoutable, yakni jawaban 1 menjadi 9, jawaban 2 menjadi 8, jawaban 3


(33)

68

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi 7, jawaban 4 menjadi 6, jawaban 6 menjadi 4, jawaban 7 menjadi 3, jawaban 8 menjadi 2, dan jawaban 9 menjadi 1.

3) Menghitung skor setiap responden untuk total dan aspek variabel dengan mengacu pada kisi-kisi instrument.

4) Menguji asumsi-asumsi spesifik yang diperlukan sebagai prasyarat penggunakan uji kesamaan k buah rata-rata, yakni uji normalitas dan homogenitas varians. Untuk menguji normalitas, digunakan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov sedangkan homogenitas varian diuji dengan

Levene’s Test of Equality of Error Varians dengan menggunakan harga p ˂

0,01. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa kematangan karir peserta didik pada kelompok yang menggunakan strategi konvensional, strategi Holland Types for Career Counseling, maupun strategi Solution-Focused Career Counseling, berasal dari populasi yang normal. Sementara itu hasil uji homogenitas varians menunjukkan bahwa varians ketiga kelompok tersebut bersifat homogen. Proses perhitungan secara lengkap disajikan pada lampitan L-5.

5) Menghitung selisih skor pretest dan posttest untuk setiap responden pada total dan setiap aspek variabel. Proses dan hasil perhitungannya disajikan pada lampiran L-6.

6) Mengacu pada hasil uji asumsi khusus untuk pengoperasian statistika parametrik dalam uji kesamaan k buah rata-rata, maka analisis data dalam penelitian ini tepat menggunakan statistika parametrik dengan teknik ANOVA. Terdapat tiga hipotesis yang diuji dalam penelitian ini. Ketiga hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut.

H0 : µ1 = µ2= µ3

H1 : Salah satu tanda sama dengan, tidak berlaku

Kriteria pengujiannya adalah: Tolak H0 jika harga p untuk koefisien F yang


(34)

69

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tiga kelompok berdasarkan skor pretes dan posttest, maka digunakan teknik ANOVA.

7) Apabila hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan, maka untuk melihat kelompok mana saja yang berbeda tersebut, perlu dilakukan uji pasca ANOVA dengan memilih teknik LSD dalam menu uji Post Hoc. Keseluruhan proses analisis data ini akan menggunakan bantuan komputer dengan mengoperasikan paket program SPSS. Proses dan hasil pengujian disajikan pada lampiran L-7.


(35)

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, REKOMENDASI, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

5.1 Simpulan

Mengacu pada hasil penelitian dan pembahasan, maka temuan penelitian ini dapat dirumuskan dalam simpulan sebagai berikut.

1) Kematangan karir peserta didik yang diberikan layanan bimbingan karir dengan strategi Holland Types for Career Counseling lebih optimal dibandingkan dengan strategi konvensional.

2) Kematangan karir peserta didik yang diberikan layanan bimbingan karir dengan strategi Solution-Focused Career Counseling lebih optimal dibandingkan dengan strategi konvensional

3) Strategi Holland Types for Career Counseling dan Solution-Focused Career Counseling sama efektifnya untuk mengoptimalkan kematangan karir peserta didik.

4) Strategi Holland Types for Career Counseling sangat efektif untuk meningkatkan dimensi concern, curiosity, dan confidence dibandingkan dengan strategi Solution-Focused Career Counseling dan konvensional. Sementara itu, Solution-Focused Career Counseling sangat efektif untuk mengembangkan dimensi consultation dibanding strategi Holland Types for Career Counseling dan konvensional.

5.2 Rekomendasi

Mengacu pada hasil pembahasan dan simpulan penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa rekomendasi. Rekomendasi yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1) Dalam penelitian ini terungkap bahwa Holland Types for Career Counseling dan Solution-Focused Career Counseling efektif untuk mengoptimalkan kematangan karir peserta didik. Sehubungan dengan hal itu maka dalam


(36)

88

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rangka meningkatkan mutu layanan bimbingan karir di SMA, khususnya dalam rangka mengoptimalkan kematangan karir, maka kedua strategi tersebut dapat dipertimbangkan untuk diterapkan oleh guru BK di SMA. 2) Dalam penelitian ini telah berhasil dilakukan adaptasi CMI-Form C sebagai

instrumen pengungkap data kematangan karir yang disesuaikan dengan konteks Indonesia. Sehubungan itu, dalam rangka skrining dan diagnostik kemampuan peserta didik dalam menentukan putusan karir dan memilih pekerjaan, dapat menggunakan CMI-Form C yang digunakan dalam penelitian ini.

3) Dalam penelitian ini terungkap bahwa Holland Types for Career Counseling sangat efektif untuk meningkatkan kematangan karir peserta didik, khususnya dimensi concern, curiosity, dan confidence. Sehubungan dengan itu, strategi ini dapat diprioritaskan digunakan oleh guru BK dalam rangka meningkatkan ketiga dimensi kematangan karir tersebut.

4) Bagi penelitian selanjutnya, bisa melakukan penelitian menggunakan strategi yang sama dengan penelitian ini, namun dengan partisipan yang berbeda, misalnya peserta didik SMK, MA, atau SMP. Selain itu melihat dampak strategi ini pada peserta didik laki-laki dan perempuan pada berbagai jenjang kelas tampaknya perlu dikaji secara mendalam. Instrumen yang digunakan boleh menggunakan versi asli dengan alternatif jawaban

“setuju” dan “tidak setuju” seperti dilakukan oleh Savickas & Porfeli (2011)

dengan menggunakan standar penafsiran standar yang mereka kembangkan. 5) Perlu meneliti bagaimana profil perkembangan karir peserta didik secara

longitudinal sehingga diperoleh pola perkembangan sejalan dengan fungsi usia dan pengalaman pendidikan di sekolah.

6) Perlu dilakukan penelitian pada sampel yang memadai dengan melibatkan beberapa sekolah dengan menggunakan desain penelitian yang lebih baik dari penelitian ini.


(37)

89

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkaitan dengan hasil penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yang perlu dijadikan pertimbangan dalam menerapkan temuan penelitian dalam praktik bimbingan karir di sekolah. Keterbatasan yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1) Penelitian ini hanya dilakukan di satu sekolah, sehingga mungkin saja

terjadi interaksi antar kelompok selama proses intervensi dilakukan yang turut menyumbang terhadap ancaman validitas hasil penelitian.

2) Instrumen yang digunakan merupakan hasil adaptasi dengan mengubah pola jawaban responden dari semula “setuju” dan “tidak setuju” menjadi skala 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 sehingga mengubah kriteria penafsiran dari versi aslinya. Gugurnya enam butir item ketika uji validitas yang mengakibatkan berkurangnya item yang digunakan, diduga berkontribusi terhadap keabsahan data jika dibandingkan dengan menggunakan 24 butir item seperti digunakan oleh Savickas dan Porfeli (2011).

3) Terkait dengan teknik analisis data dalam penelitian ini yang menggunakan ANOVA untuk menguji perbedaan selisih skor pre dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen, tampaknya perlu dikembangkan dengan teknik analisis yang lebih canggih, misalnya ANACOVA. Untuk itu, pada awal intervensi sebaiknya dipilih kelompok kontrol dan eksperimen yang memiliki karaktersitik sama, misalnya hasil pretest-nya secara statistik tidak berbeda signifikan.


(38)

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adelson, K. (Ed). (1980). Handbook of adolescent psychology. New York: John Wiley.

Akhmad, S. N. (2015). Pengaruh perkembangan moral dan ego terhadap status identitas vokasional mahasiswa. Tesis. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Alam, M. (2013). Study of gender difference in career maturity of rural and urban students in India. Gachibowli: Maulana Azad National Urdu University.

Andersen, P. & Vandehey, M. (2012). Career counselling and development in global economy. Second Edition. Texas: Brooks/Cole Cengange Learning.

Andersen, S. M. (1993). “Future event scheme and certainty about the future: authomaticity in depressives’ future even prediction. Journal of Personality and Social Psichology. 63, 711-713.

Archer, S. L. Penyunting. (1994). Interventions for adolescent identity develop-ment. London : Sage.

Ardana, I. N. S., Dharsana, I. K., & Suranata, K. (2014). Penerapan konseling karir Holland dengan teknik modeling untuk peningkatan kematangan karir siswa kelas X TKJ SMK Negeri 3 Singaraja. E-Jurnal Undiksa Jurusan Bimbingan dan Konseling Vol. 2 No. 1. Tahun 2014.

Babatunde, J. O. & Osakinl, E. O. (2013). Effects of group guidance and counselling techniques on students vocational maturity in Ekiti State Secondary Schools Ekiti State. European Scientific Journal. Vol. 9, No 29. October 2013.

Badola, S. (2013). A study of home climate and school environment of senior secondary school student in relation to their decision maturity. Educational Confab. Vol. 2, No. 4, April 2013. 62-67.

Conoby, C. W., dkk. (2003). Solution-focused family therapy with three aggressive and oppositional-acting children: An N=1 empirical study. Family Process Vol 42. (3) 361-374.

Corey, G. (2009). Theory and practice of counseling and psychotherapy. Belmont, CA: Brooks/Cole.


(39)

91

Diah Susilawati, 2015

EFEKTIVITAS STRATEGI HOLLAND TYPES FOR CAREER COUNSELING DAN STRATEGI SOLUTION-FOCUSED CAREER COUNSELING UNTUK PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cristina, M. & Spokane, A. R. (2005). Holland’s theory of vocational personalities in work environment. New Jersey: John Wiley&Sons. Inc. Crites, J. O. (1981). Career counseling: Models, methods, and materials. New

York: McGraw-Hill Book Company.

Crites, J. W. & Savickas, M. L. (2011). Career maturity inventory-form C. Kent.OH. Availibble from www.vocopher.com.

Cullen, J. G. (2013). Differentiating between vocations and careers. Ireland: School of Business, National University of Ireland Maynooth, Maynooth, Co.

Dahlan, T. H. (2009). Model konseling singkat berfokus solusi (solution-focused brief counseling) untuk meningkatkan daya psikologis mahasiswa. Penelitian dan Pengembangan pada Mahasiswa S1 UPI Angkatan 2009. Bandung: SPs UPI.

Daniel, W. W. (1989). Statistika nonparametrik terapan. Jakarta: PT Gramedia Grafika.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Penataan pendidikan profesional konselor dan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Bandung: JurusanPsikologiPendidikan FIP UPI Bandung Bekerjasamadengan PB. ABKIN.

Dillard, J. M. (1985). Life long career planning. Colombus, Ohio: Bell &Howell Company.

Drummond, R. J. & Jones, K. D. (2010). Assesment procedures for counselors and helping professionals. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Fitriyah, F. K. (2014). Efektivitas konseling singkat berfokus solusi untuk mereduksi perilaku agresif siswa. Tesis. Bandung: SPS UPI Bandung.

Galles, J. A. & Lenz, J. G. (2013). Relationship among career thought, vocational identity, ang calling: Implication for practice. The Career Development Quarterly. Florida: National Career Development Association.

Gikopoulou, N. (2008). Report on effective career guidance: career guide for schools. comenious: EPINOIA S.A.

Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang menyeluruh. Alih Bahasa: Winarno, P.M dan Yuwono, Lilian. Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks.


(1)

89

Berkaitan dengan hasil penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yang perlu dijadikan pertimbangan dalam menerapkan temuan penelitian dalam praktik bimbingan karir di sekolah. Keterbatasan yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1) Penelitian ini hanya dilakukan di satu sekolah, sehingga mungkin saja

terjadi interaksi antar kelompok selama proses intervensi dilakukan yang turut menyumbang terhadap ancaman validitas hasil penelitian.

2) Instrumen yang digunakan merupakan hasil adaptasi dengan mengubah pola jawaban responden dari semula “setuju” dan “tidak setuju” menjadi skala 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 sehingga mengubah kriteria penafsiran dari versi aslinya. Gugurnya enam butir item ketika uji validitas yang mengakibatkan berkurangnya item yang digunakan, diduga berkontribusi terhadap keabsahan data jika dibandingkan dengan menggunakan 24 butir item seperti digunakan oleh Savickas dan Porfeli (2011).

3) Terkait dengan teknik analisis data dalam penelitian ini yang menggunakan ANOVA untuk menguji perbedaan selisih skor pre dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen, tampaknya perlu dikembangkan dengan teknik analisis yang lebih canggih, misalnya ANACOVA. Untuk itu, pada awal intervensi sebaiknya dipilih kelompok kontrol dan eksperimen yang memiliki karaktersitik sama, misalnya hasil pretest-nya secara statistik tidak berbeda signifikan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Adelson, K. (Ed). (1980). Handbook of adolescent psychology. New York: John Wiley.

Akhmad, S. N. (2015). Pengaruh perkembangan moral dan ego terhadap status identitas vokasional mahasiswa. Tesis. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Alam, M. (2013). Study of gender difference in career maturity of rural and urban students in India. Gachibowli: Maulana Azad National Urdu University.

Andersen, P. & Vandehey, M. (2012). Career counselling and development in global economy. Second Edition. Texas: Brooks/Cole Cengange Learning. Andersen, S. M. (1993). “Future event scheme and certainty about the future:

authomaticity in depressives’ future even prediction. Journal of Personality and Social Psichology. 63, 711-713.

Archer, S. L. Penyunting. (1994). Interventions for adolescent identity develop-ment. London : Sage.

Ardana, I. N. S., Dharsana, I. K., & Suranata, K. (2014). Penerapan konseling karir Holland dengan teknik modeling untuk peningkatan kematangan karir siswa kelas X TKJ SMK Negeri 3 Singaraja. E-Jurnal Undiksa Jurusan Bimbingan dan Konseling Vol. 2 No. 1. Tahun 2014.

Babatunde, J. O. & Osakinl, E. O. (2013). Effects of group guidance and counselling techniques on students vocational maturity in Ekiti State Secondary Schools Ekiti State. European Scientific Journal. Vol. 9, No 29. October 2013.

Badola, S. (2013). A study of home climate and school environment of senior secondary school student in relation to their decision maturity. Educational Confab. Vol. 2, No. 4, April 2013. 62-67.

Conoby, C. W., dkk. (2003). Solution-focused family therapy with three aggressive and oppositional-acting children: An N=1 empirical study. Family Process Vol 42. (3) 361-374.

Corey, G. (2009). Theory and practice of counseling and psychotherapy. Belmont, CA: Brooks/Cole.


(3)

91 Cristina, M. & Spokane, A. R. (2005). Holland’s theory of vocational

personalities in work environment. New Jersey: John Wiley&Sons. Inc. Crites, J. O. (1981). Career counseling: Models, methods, and materials. New

York: McGraw-Hill Book Company.

Crites, J. W. & Savickas, M. L. (2011). Career maturity inventory-form C. Kent.OH. Availibble from www.vocopher.com.

Cullen, J. G. (2013). Differentiating between vocations and careers. Ireland: School of Business, National University of Ireland Maynooth, Maynooth, Co.

Dahlan, T. H. (2009). Model konseling singkat berfokus solusi (solution-focused brief counseling) untuk meningkatkan daya psikologis mahasiswa. Penelitian dan Pengembangan pada Mahasiswa S1 UPI Angkatan 2009. Bandung: SPs UPI.

Daniel, W. W. (1989). Statistika nonparametrik terapan. Jakarta: PT Gramedia Grafika.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Penataan pendidikan profesional konselor dan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal. Bandung: JurusanPsikologiPendidikan FIP UPI Bandung Bekerjasamadengan PB. ABKIN.

Dillard, J. M. (1985). Life long career planning. Colombus, Ohio: Bell &Howell Company.

Drummond, R. J. & Jones, K. D. (2010). Assesment procedures for counselors and helping professionals. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Fitriyah, F. K. (2014). Efektivitas konseling singkat berfokus solusi untuk mereduksi perilaku agresif siswa. Tesis. Bandung: SPS UPI Bandung.

Galles, J. A. & Lenz, J. G. (2013). Relationship among career thought, vocational identity, ang calling: Implication for practice. The Career Development Quarterly. Florida: National Career Development Association.

Gikopoulou, N. (2008). Report on effective career guidance: career guide for schools. comenious: EPINOIA S.A.

Gladding, S. T. (2012). Konseling: Profesi yang menyeluruh. Alih Bahasa: Winarno, P.M dan Yuwono, Lilian. Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks.


(4)

Greenhaus, J. H. (1987). Career dynamic. In Bornman, W. C., Ilgen, D. R. & R. Klimoski, R. J. (Eds). Hanbook of psychology volume twelve: Industrial and organization psychology. (p. 519-535). Hoboken: John Willey & Sons. Herr, E. L. & Crammers, S. H. (1986). Career guidance and counseling through

the life span: systematic approach. Boston: Litle, Brown Company.

Leong, F. T. L. Penyunting. (2008). Encyclopedia of counseling. Los Angeless: SAGE Publication, Inc.

Lerner, R. M., & Hultsch, D. T. (1983). Human development: a life span perspective, New York: McGraw-Hill.

Looby, M. A. (2014). Solution-focused career counseling. http://www.neda. org.aws/NCDA/pt/sd/news_article/89853/_PARENT/layout_details_cc/false Manrihu, M. T. (1985). Studi tentang Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kematangan Karier Siswa SMA di Sulawesi Selatan. Disertasi pada Gelar Doktoral PPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Manrihu, M. T. (1992). Pengantar bimbingan dan konseling karier. Jakarta: Bina Aksara.

Marcia, J. E. (1993). Ego identity: A handbook for psychosocial research. New York: Springer Verlag.

Marcia, J .E., dkk.. (1993). Ego identity, a handbook for psychososial research, New York: Springer-Verlag.

Mulawarman. (2010). Penerapan solution-brief therapy untuk mengingkatkan harga diri. Tersedia di http://library.um.ac.id

Munandir. (1996). Program bimbingan karier di sekolah. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jendral Perguruan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

Neukrug, Ed. (2012). The world of counselor: An introduction to the counseling profession: New York: Brooks/Cole.

Newsome, W. S. (2005). The infact of solution-focused brief therapy with art-risk junior high school student. Journal of Children & School. 27. (2). 83.

Nurihsan, A. J. (2006). Bimbingan dan konseling dalam berbagai latar kehidupan. Bandung : Refika Aditama.


(5)

93 Osipow, S. H. (1983). Theory of career development. New Jersey: Prentice-Hall

Inc.

Patton, W. & Lokan, J. (2001). Perspectives on Donald Super’s construct of career maturity. International Journal for Education and Vocational Guidance. 1, 31-48. Netherlands: Kluwer Academic Publisher.

Patton, W. & McMohan, M. (2006). Career development and systems theory: Connecting theory and pratice(2nd Ed). Rotterdam: Sense Publishers. Sampson, J. P., Peterson, G. W., Reardon, R. C., & Lenz, J. G. (2000). Using

readiness assessment to improve career services: A cognitive information processing approach. The Career Development Quarterly, 49, 146-174. Savickas, M. L. & Porfeli, E. J. (2011). Revision of the career maturity inventory:

The adaptability form. Journal of Career Assesment. 19 (4) 355-374.

Savickas, M. L. (2001). A developmental perspective on vocational behavior: career pattern, saliance, and themes. International Journal for Education and Vocational Guidance. 1, 31-48. Netherlands: Kluwer Academic Publisher.

Sharf, R. S. (1982). Applying career development theory to counseling. Califonia: Woodsworth, Inc.

Shaughnessy, J. J., & Zechmeister, E. B. (1994). Research methods in psychology. New York: McGraw-Hill.

Sheskyn, D. J. (2004). A handbook of parametric and nonparametric statistical procedures. Boca Raton London NewYork Washington, D.C CRC Press Company

Suherman, AS, U. (2011). Konseling karir sepanjang rentang kehidupan. Bandung: SPs UPI Bandung.

Suherman-AS, U. & Akhmad, S. N. (2013). Pengembangan konseling model Holland untuk mengoptimalkan perkembangan identitas vokasional mahasiswa. Laporan Hasil Penelitian Unggulan Universitas Tahun I. Bandung: LPPM UPI

Suherman-AS, U. & Akhmad, S. N. (2014). Pengembangan konseling model Holland untuk mengoptimalkan perkembangan identitas vokasional mahasiswa. Laporan Hasil Penelitian Unggulan Universitas Tahun II. Bandung: LPPM UPI


(6)

Suherman-AS, U. (2013). Bimbingan dan konseling karir: Sepanjang rentang kehidupan. Bandung: Rizqi.

Syamsiah, E. N. (2012). Profil kematangan karir di SMA serta implikasinya bagi bimbingan karir. Tesis. Bandung: Sps UPI Bandung.

Winkel, W. S. (1997). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Yosef. (2008). Model konseling berfokus solusi untuk pencegahan masalah disiplin diri siswa di SMP Negeri 6 Lembang. Disertasi. Bandung SPs UPI. Yovanka, E. (2012). Program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan

kematangan karir siswa: Studi deskriptif tentang kematangan karir siswa kelas XI SMA Negeri 81 Jakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Tesis. Bandung: SPs UPI.

Yusuf, S.LN. (2000). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Rosdakarya.

Zalfa, K. (2014). Penerapan konseling singkat berfokus solusi untuk mengembangkan resiliensi santri. Tesis. Bandung: SPS UPI.

Zanaki, M. A. (2010). Educational & vocational counseling. Baseline study. With support from the European Union. Cyprus: European Network on Youth Employment

Zunker, V. G. & Osborn, D. S. (2002). Using career development inventories. Tersedia:http://web.odu.edu/webroot/instr/ed/jjurgens.nsf/ Inventories.doc.