Keterlaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan Tuntutan SKKNI.

(1)

ABSTRAK

Fatra Jaya Purnama. (0800367) “Keterlaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa SMK untuk

menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan Tuntutan SKKNI”. (2015). Universitas Pendidikan Indonesia; Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah adanya ketidaksesuaian antara nilai akhir praktik kerja industri yang berada di atas KKM namun lulusannya masih banyak yang bekerja di luar Industri Otomotif karena tidak sesuai dengan kriteria seorang teknisi otomotif. Hal ini di indikasikan karena tidak terlaksananya praktek kerja industri berdasarkan tuntutan SKKNI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan paraktik kerja Industri untuk menjadi seorang pekerja teknisi otomotif berdasarkan tuntutan SKKNI pada siswa kelas XII TSM SMK Negeri 8 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa angket dan observasi. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa keterlaksanaan praktik kerja industri sesuai dengan tuntutan SKKNI sudah berjalan dengan baik. Kriteria teknisi terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu tingkat III atau Junior, tingkat II dan Tingkat I atau senior/master. Untuk kriteria teknisi otomotif berdasarkan keterlaksanaan praktik kerja industri sesuai tuntutan SKKNI hanya berlaku kepada teknisi tingkat III atau teknisi junior. Kriteria ini bisa tercapai karena standar kompetensi tingkat III atau junior ini sudah didapatkan siswa selama pembelajaran di kelas dan juga selama praktek kerja industri. Sedangkan untuk kriteria teknisi tingkat II dan tingkat I atau senior/master, standar kompetensinya hanya akan didapatka apabila siswa sudah bekerja sebagai teknisi dengan pengalaman dan training yang didapatkan di industri.


(2)

ABSTRACT

The problem in this study is the discrepancy between the value end of the working practices of the industry which is above the KKM but graduates are still many who work outside the Automotive Industry because it does not comply with the criteria of an automotive technician. It is indicated for non-performance work practices based on the demands SKKNI industry. This study aims to determine the feasibility paraktik industry working to become an automotive technician worker demands SKKNI based on TSM class XII student of SMK Negeri 8 Bandung. The method used in this research is descriptive method, with data collection in the form of questionnaires and observations. Based on the results of data processing showed that adherence to industry work practices in accordance with the demands SKKNI already well underway. Criteria technicians divided into three levels, namely level III or Junior, Level II and Level I or senior / master. For automotive technician criteria based keterlaksanaan industry work practices according to the demands SKKNI applies only to the technician level III or junior technicians. These criteria can be achieved because the standard of competence level III or junior students have already obtained during the course d classes and also during the working practices of the industry. As for the criteria for technician level II and level I or senior / master, competence standards will only didapatka when students are already working as a technician with experience and training gained in the industry.


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GRAFIK ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ...x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Rumusan Masalah ...6

D. Tujuan Penelitian ...6

E. Manfaat Penelitian ...6

F. Sistematika Penulisan ...7

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Praktik Kerja Industri ...8

1. Definisi Praktik Kerja Industri ...8

2. Tujuan Praktik Kerja Industri ...9

3. Manfaat Praktik Kerja Industri...10

B. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ...11

C. Tinjauan Tentang Pekerjaan ...16

1. Pengertian Pekerjaan ...16

2. Klasifikasi Jenis Pekerjaan ...17

D. Tinjauan Tentang Teknisi Otomotif ...19

1. Pengertian Teknisi Otomotif ...19


(4)

4. Prinsip Kerja yang Baik Bagi Teknisi ...23

E. Paradigma Penelitian ...25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ...27

1. Lokasi Penelitian ...27

2. Populasi Penelitian ...27

3. Sampel Penelitian ...27

B. Metode Penelitian ...28

C. Desain Penelitian ...28

D. Definisi Operasional ...29

1. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ...30

2. Praktik Kerja Industri ...30

3. Standar Kompetensi Pekerjaan Tenisi Otomotif ...30

E. Instrumen Penelitian ...30

1. Dokumentasi ...31

2. Angket Kuesioner ...31

3. Observasi ...31

F. Teknik Pengumpulan Data ...32

1. Teknik Dokumentasi ...32

2. TeknikAngket ...32

3. Teknik Observasi ...32

G. Teknik Analisis Data ...32

1. Memaparkan Data ke dalam Bentuk Tabel ...33

2. Pembahasan Hasil Penelitian ...34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Instrumen Penelitian ...35

1. Uji Validitas ...35

2. Uji Realibilitas ...36


(5)

1. Data Keterlaksanan Praktek Industri Berdasarkan Tuntutan

SKKNI ...37

2. Data Hasil Observasi Kriteria Siswa Sebagai Pekerja Teknisi Otomotif ...38

C. Pembahasan ...39

1. Keterlaksanaan Praktek Kerja Industri Berdasarkan Tuntututan SKKNI pada siswa TSM SMK Negeri 8 Bandung ...39

2. Kriteria Seorang Pekerja Teknisi Otomotif pada Siswa SMK Negeri 8 Bandung ...40

3. Ketercapaian Praktik Kerja Industri untuk Kriteria Tingkat Teknisi di Bidang Otomotif Siswa SMK Negeri 8 Bandung ....43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...46

B. Saran ...46

DAFTAR PUSTAKA... 48


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1 Data Penulusuran Tamatan SMK Negri 8 Bandung...2

1.2 Persentase Jumlah Siswa yang Bekerja di Industri Otomotif dan Selain Otomotif Selama 3 Tahun Terakhir ...2

1.3 Nilai akhir praktik kerja industri siswa smk negeri 8 bandung ... 4

2.1 Daftar Unit Kompetensi SKKNI ...13

2.2 Klasifikasi jenis pekerjaan...17

2.3 Kompetensi Teknisi Dilihat dari Knowledge (Pengetahuan) dan Skill ...21

3.1 Tuntutan SKKNI Terhadap Praktik Kerja Industri ...33

3.2 Kriteria Deskriptif Persentase Tingkat Keterlaksanaan PRAKERIN Berdasarkan Tuntutan SKKNI...34

4.1 Validitas angket keterlaksanaan praktek kerja industri berdasarkan tuntutan SKKNI ... 35

4.2 Uji Realibilitas ... 36

4.3 Data Keterlaksanaan Praktek Kerja Industri berdasarkan tuntutan SKKNI 37 4.4 Data Hasil Observasi kriteria seorang pekerja teknik otomotif ... 38


(7)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Hal 4.1 Keterlaksanaan praktik kerja industri berdasarkan tuntutan SKKN...37


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...51 Lampiran 2 Instrumen Penelitian ...53 Lampiran 3 Hasil Olah Data ...59


(9)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Hal ini sesuai dengan tujuan khusus yang ada dalam kurikulum tingkat kesatuan pendidikan SMK yang menyebutkan bahwa, “SMK bertujuan untuk : (1) menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya, (2) membekali peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya, (3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi, (4) membekali peserta didik dengan kompetensi kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih”.

SMK N 8 Bandung adalah salah satu SMK unggulan di bandung yang memiliki kompetensi khusus di bidang otomotif. Guna mendukung tujuan khusus dalam (KTSP), SMK N 8 Bandung memiliki tujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Visi dari sekolah SMK N 8 Bandung ini adalah menjadi sekolah unggulan yang menghasilkan tamatan berkualitas, sebagai mekanik/tenaga kerja yang kompeten, wirausahawan yang sukses dan melanjutkan ke perguruan tinggi melalui pengembangan IPTEK dan IMTAQ.


(10)

Salah satu indikator untuk mengukur ketercapaian tujuan dan visi dari SMK N 8 Bandung adalah dengan melihat sejauh mana lulusan bisa bekerja, berwirausaha dan melanjutkan kuliah dengan baik. Tabel di bawah ini menjelaskan data penelusuran lulusan SMK N 8 Bandung dalam kurun waktu tiga tahun terakhir:

Tabel 1.1

Data Penelusuran Tamatan SMK Negeri 8 Bandung

No Tahun Pelajaran

Jumlah Lulusan

Penelusuran Lulusan DU/DI dan

Instansi Pemerintah

Lanjut ke Perguruan Tinggi

Wirausaha

Lain-lain

(belum terdata, masih

menganggur dan sebagainya)

1 2009/2010 472 309 65% 88 18% 57 12% 18 4%

2 2010/2011 478 296 62% 119 25% 52 11% 11 2%

3 2011/2012 493 315 64% 102 21% 76 15% - 0%

Rata-rata 481 64% 21% 13% 2%

(Sumber: Dokumen SMK Negeri 8 Bandung)

Berdasarkan tabel data penelusuran tamatan SMK Negeri 8 Bandung diatas, bahwa SMK Negeri 8 Bandung yang tiap tahunnya meluluskan sekitar rata-rata 481 siswa dan kebanyakan lulusan dari sekolah ini adalah bekerja di DU/DI dan instansi pemerintah dengan jumlah rata-rata 64%, meneruskan ke perguruan tinggi 21%, berwirausaha 13% dan lain-lain 2%.

Walaupun data pada tabel di atas menunjukkan bahwa yang bekerja di DU/DI dan instansi pemerintah adalah paling banyak di bandingkan dengan melanjutkan ke perguruan tinggi dan berwirausaha, tapi tidak semua yang bekerja di DU/DI dan instansi pemerintah ini adalah bekerja di perusahaan otomotif. Data ini dapat dilihat pada tabel dibawah:


(11)

Tabel 1.2

Presentase Jumlah Siswa Yang Bekerja di Industri Otomotif dan selain otomotif selama 3 tahun terakhir

No Tahun lulus

Jurusan Jumlah Lulusan

Jumlah Bekerja

Di Industri Otomotif

Selain di Industri Otomotif 1

2010-2011

TKR 232 151 119 32

TSM 217 143 113 30

TPBO 23 15 9 6

2 2011-2012

TKR 235 139 115 24

TSM 213 135 110 25

TPBO 30 22 15 7

3 2012-2013

TKR 240 162 126 36

TSM 216 124 105 19

TPBO 37 29 17 12

Jumlah 1443 920 729 191

Persentase 100% 79% 21%

(Sumber: Dokumen SMK Negeri 8 Bandung)

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa lulusan di SMK Negeri 8 Bandung yang telah bekerja di industri otomotif hanya terdapat 729 orang atau 79% dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Sisanya yaitu sebanyak 191 orang atau 21% telah bekerja diluar industri otomotif. Berdasarkan wawancara dengan Wakasek hubungan industri (HUBIN) SMK Negeri 8 Bandung menyatakan bahwa lulusan yang bekerja di industri otomotif maupun selain industri otomotif memang tidak dihitung nilai persentasinya. Tetapi dalam hal ini karena SMK Negeri 8 Bandung adalah sekolah yang berkonsentrasi pada bidang otomotif, setidaknya minimal 85% yang bekerja adalah seharusnya bekerja pada industri otomotif.

Melihat kenyataan yang dihadapi tersebut, terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, dimana harapannya adalah lulusan sekolah yang bekerja seharusnya minimal 85% bekerja di industri otomotif, namun kenyataannya ternyata lulusan dari SMK N 8 Bandung dalam 3 tahun terakhir hanya terdapat 79% yang bekerja di industri otomotif, dan sisanya sebesar 21% bekerja diluar industri otomotif. Berdasarkan hal tersebut diperlukan sebuah solusi


(12)

untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan menyelenggarakan Praktik Kerja Industri.

Praktik kerja Industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan untuk peserta didik yang dilaksanakan di luar sekolah (industri) yang telah disesuaikan dengan kebutuhan di dunia usaha dan industri. Pelaksanaan praktek kerja industri secara tidak langsung akan memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja. Pengalaman yang diperoleh pada saat melakukan praktik kerja industri secara tidak langsung akan mempercepat transisi siswa dari sekolah ke dunia industri. Praktik Kerja Industri dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional dibidangnya.

Praktik Kerja Industri diharapkan dapat memberikan pengalaman bekerja. Karena dalam hal ini setiap siswa adalah melaksanakan praktek kerja lapangan di industri otomotif, maka seharusnya mereka harus mempunyai dasar pengalaman bekerja di industri untuk menjadi pekerjaan teknisi otomotif, sehingga dapat mempersiakan lulusan SMK siap bekerja. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan utama dari praktik kerja industri di SMK Negeri 8 Bandung yang notabene adalah jurusan otomotif yaitu adalah mempersiapkan siswa untuk menjadi seorang teknisi otomotif.

Pengukuran ketercapaian keberhasilan praktik kerja industri dapat dilihat dari hasil akhir atau nilai akhir praktek kerja industri itu sendiri. Berikut data nilai akhir praktek kerja industri siswa SMK Negeri 8 Bandung yang telah melaksanakan praktek kerja industri.

Tabel 1.3

Nilai Akhir Praktek Kerja Industri siswa SMK Negeri 8 Bandung No. Jurusan Jumlah

Siswa KKM

Nilai Akhir

Memenuhi Tidak

Memenuhi Jumlah (%) Jumlah (%)

1. TKR 240

75

229 95 11 5


(13)

3. TPBO 37 35 94 2 6

Jumlah 708 - 461 93% 32 7%

Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa nilai akhir dari seluruh siswa di SMK Negeri 8 Bandung telah memenuhi kriteria di atas KKM sebanyak 461 siswa atau 93% dan yang belum memenuhi KKM sebanyak 32 siswa atau 7%. Hasil ini menunjukkan bahwa kebanyakan siswa telah berhasil melaksanakan praktek kerja industri karena telah mendapatkan nilai diatas KKM. Namun nilai akhir praktek kerja industri yang telah terpenuhi ini tidak membuat siswa memiliki kriteria sebagai seorang teknisi otomotif, dikarenakan setiap teknisi otomotif mempunyai beberapa tingkatan atau level tertentu. Setiap tingkatan seorang teknisi mempunyai Standar Kompetensi yang sudah diterapkan oleh masing-masing industri. Maka untuk mencapai standar kompetensi tersebut, dibuat Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia atau yang biasa dikenal dengan SKKNI.

SKKNI akan digunakan sebagai acuan dalam pembinaan, persiapan SDM yang berkualitas, kompeten yang diakui oleh seluruh pemangku kepentingan dan berlaku secara nasional di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. SKKNI adalah uraian kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja minimal yang harus dimiliki seseorang untuk menduduki jabatan tertentu yang berlaku secara nasional. Standar tersebut adalah acuan yang dibuat oleh industri yang digunakan untuk menetapkan tingkat kemampuan yang efektif dalam perawatan dan perbaikan di bengkel otomotif.

Praktik kerja industri di SMK Negeri 8 Bandung nampaknya belum terlaksana sesuai dengan tuntutan SKKNI, hal ini terlihat dari tabel 1.3 yang tidak sesuai dengan tabel 1.2, dimana siswa yang kebanyakan sudah memenuhi nilai akhir praktik kerja industri dengan baik tapi lulusannya masih banyak yang bekerja di luar industri otomotif, karena belum sesuai dengan kriteria sebagai


(14)

seorang teknisi otomotif. Sehubungan dengan keadaan tersebut, maka penulis merasa tertarik melakukan penelitian yang dituangkan dalam judul penelitian Keterlaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan Tuntutan SKKNI ” (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII Teknik Sepeda Motor Di SMK N 8 Bandung).

B.Identifikasi Masalah

Tujuan diadakan suatu identifikasi masalah dalam suatu penelitian adalah untuk memperjelas kemungkinan permasalahan yang timbul dalam penelitian. Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Masih banyaknya lulusan SMK Negeri 8 bandung yang bekerja diluar industri otomotif.

2. Praktik Kerja Industri di SMK Negeri 8 Bandung belum bisa mempersiapkan siswa menjadi seorang pekerja teknisi otomotif.

3. Sebanyak 21% siswa lulusan SMK Negeri 8 Bandung yang bekerja adalah bekerja diluar industri otomotif.

4. Nilai Akhir praktik kerja industri yang di atas KKM tidak menjadikan acuan siswa memiliki kriteria seorang teknisi otomotif

C.Rumusan Masalah

Suharsimi Arikunto (1990:30) berpendapat bahwa “Perumusan masalah merupakan langkah suatu problematika penelitian dan merupakan bagian pokok

dari kegiatan penelitian”. Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Keterlaksanaan praktik kerja industri berdasarkan dengan tuntutan


(15)

2. Bagaimana kriteria seorang pekerja teknisi otomotif siswa SMK Negeri 8 Bandung

3. Bagaimana ketercapaian praktik kerja industri untuk kriteria tingkat teknisi di bidang otomotif siswa SMK Negeri 8 Bandung.

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Keterlaksanaan praktik kerja industri berdasarkan dengan tuntutan SKKNI 2. Kriteria seorang pekerja teknisi otomotif siswa smk negeri 8 bandung

3. Keterlaksanaan praktik kerja Industri siswa SMK untuk menjadi pekerja teknisi otomotif berdasarkan dengan tuntutan SKKNI

E.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti, yaitu bagi:

1. Bagi Sekolah

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai informasi dan masukan mengenai keterlaksanaan praktik kerja industri siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan dengan tuntutan SKKNI

2. Bagi Perguruan Tinggi

Penelitian ini merupakan perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya bidang penelitian yang hasil penelitian ini digunakan perguruan tinggi sebagai persembahan kepada masyarakat.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan dan sebagai wahana dalam melatih kemampuan menulis karya tulis ilmiah, disamping itu diharapkan dapat


(16)

membangkitkan minat mahasiswa lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dalam bidang pendidikan.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berperan sebagai pedoman penulis agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka perlu dilakukan pembagian penulisan ke dalam beberapa bab, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN berisi mengenai latar belakang masalah; perumusan masalah; tujuan penelitian, manfaat penelitian; dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA berisi landasan teori penelitian yang meliputi teori yang mendukung, kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisi mengenai objek penelitian; metode penelitian; populasi dan sampel; definisi operasional; teknik pengumpulan data; pengujian instrumen penelitian; teknik analisis data; dan pengujian hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi mengenai penjelasan deskripsi data, analisis data, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN berisi hasil penelitian yang disimpulkan dan sekaligus diberikan saran-saran yang perlu diperhatikan.


(17)

BAB II KAJIAN TEORI

A.Tinjauan Tentang Praktik Kerja Industri 1. Definisi Praktik Kerja Industri

Praktik kerja industri merupakan bagian dari prorgram pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta didik, sebagai wujud nyata dari pelaksanaan sistim pendidikan di SMK. Program praktek kerja industri disusun bersama antara sekolah dan dunia kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik dan sebagai kontribusi dunia kerja terhadap pengembangan program pendidikjan SMK.

Diharapkan dengan adanya praktik kerja industri peserta didik dapat menguasi sepenuhnya aspek-aspek kompotensi yang di tuntut kurikulum. Disamping itu, diharapkan dapat mengenal lebih dini tentang dunia kerja yang menjadi dunianya kelak setelah menamatkan pendidikannya. Melalui praktik kerja industri ini diharapkan sehingga peserta didik dapat membiasakan diri dengan perkembangan-perkembangan baru yang ada di industri juga peserta didik memperoleh wawasan mengenai mengenai pertalian sosial.

Praktik kerja industri memberikan peserta didik pengalaman tentang lingkungan kerja, tugas-tugas yang biasa dilakukan (alat dan mesin), untuk membentuk kebiasaan kerja, kebiasaan berfikir yang benar-benar sehingga sesuai dengan pekerjaan. Hasil dari kegiatan ini adalah di dapatkan wawasan dan pekerjaan yang sarat nilai, serta wawasan mengenai hubungan sosial di dunia kerja ataupun di dunia industri. Kegiatan kerja peserta didik di industri merupakan kegiatan kerja di lapangan pada pekerjaan yang sesungguhnya. Pelaksanaan yang demikian dimaksudkan agar peserta didik menguasai kompotensi keahlian standar yang baik, maksud lain yaitu untuk menginternalisasikan sikap dan etos kerja yang positif sesuai dengan persyaratan tenaga profesional pada bidangnya.


(18)

Praktik kerja industri merupakan kesempatan belajar yang sangat berharga bagi peserta didik SMK. Karena dengan praktek kerja tersebut peserta didik mendapatkan kesempatan untuk merelisasikan minat dan bakatnya terhadap sesuai keahlian profesional tertentu. Penyelenggaraan praktik kerja industri akan sangat membantu peserta didik untuk memantapkan hasil belajar yang di peroleh di sekolah. Manfaat lainnya yaitu dapat membekali peserta didik dengan pengalaman kerja nyata sesuai dengan kompotensi yang telah dipilihnya.

2. Tujuan Praktik Industri

Program Praktik Industri di SMK bertujuan agar siswa memperoleh pengalaman langsung bekerja pada industri yang sebenarnya. Oemar Hamalik mengemukakan “secara umum pelatihan bertujuan mempersiapkan dan membina tenaga kerja, baik struktural maupun fungisional, yang memiliki kemampuan berdisiplin yang baik” Hamalik Oemar.(2007, hlm. 16). Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan siwa agar memiliki rasa siap memasuki dunia kerja. Tujuan Praktik Kerja Industri juga tertuang dalam Depdikbud. (1997, hlm. 7) yang dikutip dari Petrus. (2004, hlm. 8) adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan kejuruan melalui peran serta institusi pasangan (DU/DI).

2) Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan.

3) Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuaan keterampilan dan sikap yang menjadi bekal dasar pengembangan dirinya secara berkelanjutan. 4) Memberi pengetahuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai

bagian dari proses pendidikan.

5) Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan Pendidikan Menengah Kejuruan melalui penggunaan sumber daya pendidikan yang ada di dunia kerja.


(19)

Tujuan Praktik Industri menurut Djojonegoro Wardiman. (1998, hlm. 79) antara lain:

1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntunan dunia kerja.

2) Meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepakatan (link and match) antara lembaga pendidikan dan pelatihan kejuruan.

3) Meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kerja yang berkualitas professional dengan memanfaatkan sumberdaya pelatihan yang ada di dunia kerja.

4) Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Praktik Kerja Industri bertujuan untuk menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja, meningkatkan disiplin kerja, memberi penghargaan terhadap pengalaman kerja. Melalui Praktik Kerja Industri ini pengalaman siswa dan wawasan tentang dunia kerja secara nyata akan bertambah sehingga diharapkan siswa akan memiliki kesiapan kerja yang tinggi, hal ini tercantum dalam tujuan Praktik Kerja Industri dengan nomor 2 dan 3, bahwa siswa diberikan ilmu pengetahuan keterampilan, sikap, dan etos kerja yang menjadi bekal dasar pengembangan diri untuk menyiapkan diri siswa memasuki dunia kerja.

3. Manfaat Praktik Kerja Industri

Praktik Kerja Industri memiliki beberapa manfaat, seperti yang disampaikan Hamalik Oemar. (2007, hlm. 92) “praktik kerja sebagi bagian integral dalam program pelatihan, perlu bahkan dilaksanakan karena mengandung beberapa manfaat atau kedayagunan tertentu”. Praktik Industri sangat penting untuk para siswa, karena siswa akan mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan


(20)

pengalaman langsung dari dunia kerja. Manfaat Pratik Industri bisa dirasakan oleh pihak industri maupun pihak pendidikan, akan tetapi yang paling merasakan manfaat Pratik Industri adalah para siswa. Adapun manfaat Pratik Industri untuk siswa atau para peserta menurut Oemar Hamalik adalah sebagai berikut:

1) Menyediakan kesempatan kepada peserta untuk melatih keterampilan manajemen dalam situasi lapangan yang aktual, hal ini penting dalam rangka belajar menerapkan teori atau konsep atau prinsip yang telah dipelajari sebelumnya.

2) Memberikan pengalaman-pengalaman praktis kepada peserta sehingga hasil pelatihan bertambah luas.

3) Peserta berkesempatan memecahkan berbagai masalah manajemen di lapangan dengan mendayagunakan kemampuannya.

4) Mendekatkan dan menjembatani penyiapan peserta untuk terjun kebidang tugasnya setelah menempuh program pelatihan tersebut. Hamalik Oemar. (2007, hlm. 93)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan Praktik Industri dapat memberikan wawasan dan pengalaman baru untuk siswa, dapat melatih siswa untuk lebih terampil, dapat membantu pola pikir siswa agar dapat bersikap dewasa di dalam memecahkan suatu masalah, membantu siswa memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Menurut Depdiknas. (2008, hlm. 7), Pratik Industri memberikan beberapa keuntungan bagi para siswa yaitu antara lain:

1) Hasil peserta didik akan lebih bermakana, karena setelah tamat akan betul-betul memiliki bekal keahlian profesional untuk terjun ke lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupannya dan untuk bekal pengembangan dirinya secara berkelanjutan.

2) Rentang waktu (lead time) untuk mencapai keahlian professional menjadi lebih singkat, karena setelah tamat praktik kerja industri tidak memerlukan waktu latihan lanjutan untuk mencapai tingkat keahlian siap pakai.


(21)

3) Keahlian profesional yang diperoleh melalui praktik kerja industri dapat meningkatkan harga dan rasa percaya diri tamatan yag pada akhirnya akan dapat mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian pada tingkat yang lebih tinggi.

Hasil dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa Pratik Kerja Industri bermanfaat untuk siswa didalam mengembangkan maupun menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman bekerja dalam suasana yang nyata sehingga akan menambah rasa percaya diri siswa, yang nantinya akan digunakan siswa untuk terjun ke dunia kerja.

B.Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) akan digunakan sebagai acuan dalam pembinaan, persiapan SDM yang berkualitas, kompeten yang diakui oleh seluruh pemangku kepentingan (stake holder) dan berlaku secara nasional di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. SKKNI adalah uraian kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja minimal yang harus dimiliki seseorang untuk menduduki jabatan tertentu yang berlaku secara nasional. Standar tersebut adalah acuan yang dibuat oleh industri yang digunakan untuk menetapkan tingkat kemampuan yang efektif dalam perawatan dan perbaikan di bengkel otomotif. Standar tersebut merupakan kerangka kerja yang sesuai dengan kebutuhan semua pihak yang terkait, pemerintah, industri , lembaga pelatihan dan peserta pelatihan. Agar lebuh berdaya guna dan sesuai adalah penting bahwa pelatihan dan penilaian yang berhubungan dengan standar tersebut dilaksanakan dalam suatu cara yang dapat memenuhi kebutuhan khusus dari industri dan peserta pelatihan. Melalui cara ini pelatihan yang sebenarnya dibutuhkan oleh industri akan tercapai. Terdapat juga beberapa kegunaan dari standar kompetensi, contohnya sebagai dasar untuk:

 Menyusun uraian pekerjaan


(22)

 Menilai unjuk kerja seseorang  Akreditasi profesi di tempat kerja

Dewasa ini persaingan bisnis yang semakin ketat, sertifikat kompetensi/profesi ternyata sangat bermanfaat bagi perusahaan maupun pekerjanya. Sertifikasi profesi dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Produktivitas, substansi utamanya kualitas SDM. Khusus untuk dalam negeri, persoalan yang terkait dengan SDM selaama ini ada kesenjangan yang relatif besar antara yang tersedia di pasa kerja dan yang dibutuhkan di industri. Akibatnya, ada mismatch hingga banyak lulusan perguruan tinggi dan lembaga pelatihan yang ketika mereka masuk pada kesempatan kerja yang ditwarkan, hampir sebagian besar tidak memenuhu karena kompetensi yang mereka miliki tidak sesuai. Orientasi sistem pendidikan dan pelatihan kita selama ini hanya membuat kurikulum, modul, yang mereka fikirkan bahwa itu baik, tanpa ada link langsung dengan apa yang dibutuhkan industri. Akibatnya, banyak lembaga pelatiha/pendidikan yang kurikulumnya tidak sesuai dengan yang industri butuhkan. Berikut ini adalah gambaran tingkatan SKKNI yang berlaku:

Tabel 2.1

Daftar Unit Kompetensi SKKNI GENERAL

NO KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

1 OTO.SM01.001.01 Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan

2 OTO.SM01.002.01 Membaca dan Memahami Gambar Teknik

3 OTO.SM01.003.01 Menggunakan dan Memelihara Peralatan dan Perlengkapan di Tempat Kerja

4 OTO.SM01.004.01 Memberikan Kontribusi Komunikasi di Tempat Kerja


(23)

6 OTO.SM01.006.01 Menggunakan dan Memelihara Alat Ukur 7 OTO.SM01.007.01 Melakukan Teknik Pematrian

8 OTO.SM01.008.01 Memelihara Komponen-komponen Operasi dan Perbaikan

9 OTO.SM01.009.01 Memasang Sistem Hidrolik 10 OTO.SM01.010.01 Memelihara Sistem Hidrolik

11 OTO.SM01.011.01 Mengeset, Mengoperasikan, dan Mengontrol Mesin Khusus

12 OTO.SM01.012.01 Memelihara dan Memperbaiki Kompresor Udara berikut Komponen-Komponennya

13 OTO.SM01.013.01 Melakukan Prosedur Diagnosis

14 OTO.SM01.014.01 Memeriksa Keamanan/Kelayakan Kendaraan 15 OTO.SM01.015.01 Melakukan Diagnosis pada Sistem yang Rumit 16 OTO.SM01.016.01 Melatih Kelompok Kecil

17 OTO.SM01.017.01 Merencanakan Penilaian terhadap Kompetensi Pegawai

18 OTO.SM01.018.01 Melakukan Penilaian terhadap Kompetensi Pegawai

19 OTO.SM01.019.01 Mengkaji Ulang Penilaian terhadap Kompetensi Pegawai

E N G I N E

No KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

1 OTO.SM02.001.01 Memelihara Engine berikut Komponen-komponennya

2 OTO.SM02.002.01 Memelihara dan Memperbaiki Sistem Kontrol Emisi

3 OTO.SM02.003.01 Melepas Kepala Silinder, Menilai Komponen-kompo-nennya serta Merakit Kepala Silinder.


(24)

CHASIS DAN SUSPENSION

No KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

1 OTO.SM02.014.01 Memelihara Sistem Rem

2 OTO.SM02.015.01 Merakit dan Memasang Sistem Rem berikut Komponen-komponennya

3 OTO.SM02.016.01 Memperbaiki Sistem Rem 4 OTO.SM02.017.01 Memeriksa Sistem Kemudi 5 OTO.SM02.018.01 Memperbaiki Sistem Kemudi

4 OTO.SM02.004.01 Memelihara Sistem Pendingin berikut Komponen-komponennya

5 OTO.SM02.005.01 Memperbaiki dan Melakukan Overhaul Sistem Pendingin berikut Komponen-komponennya 6 OTO.SM02.006.01 Memelihara Sistem Bahan Bakar Bensin 7 OTO.SM02.007.01 Memperbaiki dan Melakukan Overhaul

Komponen Sistem Bahan Bakar Bensin 8 OTO.SM02.008.01 Melakukan Overhaul Engine dan Menilai

Komponen-komponennya, Memeriksa Toleransi serta Melakukan Prosedur Pengujian yang Sesuai 9 OTO.SM02.009.01 Memperbaiki Engine berikut

Komponen-komponennya

10 OTO.SM02.010.01 Memelihara Unit Kopling Manual dan Otomatis 11 OTO.SM02.011.01 Melakukan Overhaul Kopling Manual dan

Otomatis berikut Komponen-komponen Sistem Pengoperasiannya

12 OTO.SM02.012.01 Memelihara Sistem Transmisi Manual

13 OTO.SM02.013.01 Melakukan Overhaul Sistem Transmisi Manual berikut Komponen-komponen Sistem


(25)

6 OTO.SM02.019.01 Memeriksa Sistem Suspensi 7 OTO.SM02.020.01 Memperbaiki Sistem Suspensi 8 OTO.SM02.021.01 Memelihara Sistem Suspensi

9 OTO.SM02.022.01 Melepas, Memasang, dan Menyetel Roda

10 OTO.SM02.023.01 Membongkar, Memperbaiki, dan Memasang Ban Dalam dan Ban Luar

11 OTO.SM02.024.01 Memelihara Rantai/chain 12 OTO.SM02.025.01 Mengganti Rantai/chain

ELECTRICAL

No KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

1 OTO.SM02.026.01 Menguji, Memelihara, dan Mengganti Baterai 2 OTO.SM02.027.01 Melakukan Perbaikan Ringan pada

Rangkaian/Sistem Kelistrikan 3 OTO.SM02.028.01 Memperbaiki Sistem Kelistrikan

4 OTO.SM02.029.01 Memperbaiki Instrumen dan Sistem Peringatan 5 OTO.SM02.030.01 Memperbaiki Sistem Starter

6 OTO.SM02.031.01 Memperbaiki Sistem Pengisian

7 OTO.SM02.032.01 Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

8 OTO.SM02.033.01 Memperbaiki Sistem Pengapian

9 OTO.SM02.034.01 Memasang, Menguji, dan Memperbaiki Sistem Pengaman Kelistrikan berikut Komponen-komponennya

KEKHUSUSAN/PILIHAN

No KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI 1 OTO.SM03.001.01 Memelihara Sistem Transmisi Otomatis


(26)

3 OTO.SM03.003.01 Memperbaiki dan Mengganti Rangka Sepeda Motor

4 OTO.SM03.004.01 Memelihara dan Memperbaiki Sistem Manajemen Engine

5 OTO.SM03.005.01 Memelihara dan Memperbaiki Sistem Penggerak Kontrol Elektronik

C.Tinjauan Tentang Pekerjaan 1. Pengertian Pekerjaan

Pekerjaan merupakan bagian dari suatu profesi, profesi merupakan suatu pekerjaan yang ditekuni seseorang. Berkenaan dengan pengertian profesi, Sikun Pribadi (dalam Munadaroh. 2005, hlm. 37) menyebutkan:

Profesi itu pada hakikatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka bahwa seseorang akan mengabdikan diri kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.

Salah satu kajian dalam seminar ASBEKINDO mengenai Peran Bengkel Otomotif Terhadap Sistem Transportasi Nasional Yang Aman, didalamnya terdapat pembahasan mengenai profesi, menurut Sindhuwinata, G. (2001,hlm. 11) mendefinisikan bahwa “Profsesi adalah suatu keterampilan atau kehalian yang berkaitan dengan pekerjaan yang dihasilkan dari proses pendidikan profesi, pelatihan kejuruan, dan pengalaman kerja melalui uji kompetensi.”

Suatu profesi erat kaitanya dengan pekerjaan atau jabatan tertentu yang dengan sendirinya menuntut keahlian, berikut merupakan beberapa pengertian mengenai pekerjaan. Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang. Pembicaraan sehari-hari istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi. Pekerjaan yang dijalani


(27)

mungkin bekerja pada beberapa perusahaan selama kariernya tapi tetap dengan pekerjaan yang sama. (https://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan).

Sejalan dengan hal itu, menurut Depkes RI (Al-Qahhar, 2012 dalam website nya) mengemukakan bahwa pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian masyarakat yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh informasi.(http://blogercompecintabahasa.blogspot.com). Selain itu, pekerjaan diartikan sebagai “suatu rangkaian tugas yang dirancang untuk dikerjakan oleh satu orang dan sebagai imbalan diberikan upah dan gaji menurut kualifikasi dan berat-ringannya pekerjaan tersebut” Badan Pusat Statistik. (2002, hlm. 8). Beberapa pengertian di atas, dapat diambil pengertian bahwa pekerjaan adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dalam proses pencarian nafkah yang akan menghasilkan uang sebagai imbalan dari apa yang dikerjakannya.

2. Klasifikasi Jenis Pekerjaan

Pengklasifikasian menurut Badan Pusat Statistik (2002, hlm. 12) mengemukakan bahwa kriteria utama dalam pengklasifikasian jenis pekerjaan dalam golongan pokok adalah tingkat keahlian. Sedangkan untuk golongan, subgolongan, kelompok dan jenis pekerjaan dibedakan berdasarkan kriteria spesialisasi keahlian dengan interpretasi secara luwes.

Pengklasifikasian jenis pekerjaan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.2

Klasifikasi Jenis Pekerjaan Golongan Pokok

(1)

Golongan (2)

Subgolongan (3)

Kelompok (4) 1. Pejabat Lembaga Legislatif,

Pejabat Tinggi dan Manager 3 8 33


(28)

3. Teknisi dan Asisten Tenaga

Profesional 6 19 71

4. Tenaga Tata Usaha 2 7 22

5. Tenaga Usaha Jasa dan Usaha

Penjualan di Toko dan Pasar 2 9 23

6. Tenaga Usaha Pertanian dan

Peternakan 2 6 17

7. Tenaga Pengolahan dan

Kerajinan Ybdi 4 16 71

8. Operator dan Perakit Mesin 3 20 72

9. Pekerja Kasar, Tenaga

Kebersihan, dan Tenaga Ybdi 3 10 25

0. Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara RI

1 5 5

Jumlah 33 119 407

Ket : ybdi = yang bersangkutan dengan itu

(Sumber: Badan Pusat Statistik: 2002) Pemaparan pada tabel di atas, pekerjaan teknisi tergolong kedalam golongan pokok 3 yaitu pada golongan pokok teknisi dan asisten tenaga professional, dimana pada golongan pokok ini memiliki 6 golongan, 19 subgolongan, dan 71 kelompok. Berikut merupakan uraian mengenai posisi jenis pekerjaan “Teknisi Otomotif” atau dalam Badan Pusat Statistik disebut dengan “Teknisi Teknik Kendaraan Bermotor” yang tergabung kedalam kelompok “Teknisi Teknis Mesin”, dimana teknisi teknik mesin berada dalam subgolongan “Teknisi Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik”, sedangkan subgolongan ini termasuk kedalam golongan “Asisten Ahli Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik”, di atas merupakan uraian singkat mengenai posisi jenis pekerjaan teknisi otomotif.


(29)

Tugas-tugas pada kelompok Teknisi Teknik Mesin, Badan Pusat Statistik. (2002, hlm. 103) mengemukakan bahwa:

Tenaga kerja dalam kelompok ini melaksanakan tugas-tugas teknik yang berhubungan dengan penelitian insinyur mesin, dan juga dengan rancangan, pabrik, rakitan, konstruksi, operasi, perawatan dan perbaikan dari mesin dan pemasangan mesin serta fasilitasnya.

Jenis pekerjaan yang tergabung dalam kelompok ini, menurut Badan Pusat Statistik. (2002, hlm. 103) adalah Teknisi teknik mesin (umum), teknisi teknik mesin motor penggerak, teknisi industri pesawat terbang, Teknisi teknik kendaraan bermotor, teknisi teknik pemanas, ventilasi dan pendinginan, pengawas galangan kapal, teknisi teknik mesin lainnya.

Teknisi otomotif atau disebut dengan teknisi teknik kendaraan bermotor, pada penelitian ini tugasnya dibatasi pada jenis tugas merawat, memperbaiki dan pemasangan engine serta fasilitasnya.

D.Tinjuan Tentang Teknisi Otomotif 1. Pengertian Teknisi Otomotif

Pengertian teknisi pada umumnya adalah seseorang yang menguasai bidang teknologi tertentu yang lebih banyak memahami teori bidang tersebut. (http://id.wikipedia.org/wiki/Teknisi), sedangkan otomotif adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang engine kendaraan bermotor seperti mobil dan motor. (http://mekanikotomotifcaterpillar.blogspot.com)

Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas dapat diambil pengertian bahwa teknisi otomotif adalah seseorang yang menguasai bidang otomotif dan banyak memahami teori mengenai engine kendaraan bermotor. Pekerjaan teknisi otomotif adalah suatu jenis kegiatan yang dilakukan oleh manusia berdasarkan bidang keahlian yang berhubungan dengan engine. Artinya seorang teknisi otomotif harus mampu menguasai bidang keahlian otomotif.


(30)

Jalur pendidikan menjadi teknisi pada umumnya melalui pendidikan kejuruan (Vocational Education) dan sebagian kecil melalui pendidikan umum, dari kedua pendidikan formal tersebut terdapat perbedaan yang siginifikan dari khususnya padaproses pendidikan yang dilalui selama kurun waktu 3-4 tahun. Proses pendidikan kejuruan akan lebih mendekatkan diri kedunia industri, bahkan membuat acuan standarnya adalah industri, melalui pendidikan sistem ganda (dual sistem education) diharapkan pendidikan kejuruan memiliki warna tersendiri sebagai suatu program untuk menghasilkan atau mencetak teknisi yang sesuai dengan tuntutan industri yang merupakan penjabaran dari tuntutan pelanggan (customer).

Pendidikan kejuruan melalui SMK yang dipersyaratkan dapat menjadi sumber daya teknisi adalah SMK yang memiliki jurusan atau bidang keahlian otomotif, pada pendidikan formal ini siswa dibentuk kedalam dimensi-dimensi kemampuan yang dibutuhkan menjadi seorang teknisi, disamping jurusan lain seperti mesin, listrik, dan elektronika juga dapat dijadikan sumber untuk keperluan mencetak teknisi tertentu lainnya dalam lingkup otomotif. Melalui proses pembelajaran di SMK diharapkan siswa dapat belajar melalui beberapa kemampuan yang dibutuhkan meliputi kemampuan adaftif dan produktif yang sangat diharapkan dapat mendukung proses perkembangan berikutnya menjadi teknisi disamping pembentukan sikap (attitude) melengkapi keseluruhan kemampuan tersebut menjadi kemampuan yang terpadu.

Proses pelatihan di industri dimulai dengan pemantapan kemampuan dasar (basic automotive) yang pernah diterima selama menjadi siswa di SMK. Meningkatkan kompetensi mekanik dalam unjuk kerja melakukan perawatan dan perbaikan dibentuk melalui pelatihan-pelatihan berikutnya seperti Automotive Intermediate Training dan Automotive Advance Training serta Diagnose Training maupun Product Knowledge Training. Pelatihan tersebut dilakukan dengan dua pola pendekatan yaitu in class training dan on the job training.


(31)

3. Standar Kompetensi Teknisi

Kompetensi teknisi ditampilkan dalam tiga hal yang terkait antara satu dengan yang lainnya (Sindhuwinata, 2001) yaitu:

a. Knowledge (pengetahuan) b. Skill (kemampuan)

c. Attitude (sikap dan etos kerja)

Ketiga komponen teknisi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi beberapa level teknisi dengan tuntutan kemampuan yang bervariasi untuk melakukan pekerjaan yang dihadapi di bengkel. Saat ini terdapat perbedaan nama diantara bengkel pemegang merek, namun dari level tuntutan kompetensinya dari masing-masing level tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Table 2.3

Kompetensi Teknisi Dilihat dari Knowledge (Pengetahuan) dan Skill (Keterampilan)

Tingkat/ jenjang

Kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan (knowledge)

Keterampilan (skill)

Teknisi III (Teknisi

Junior)

1.Memahami nama, fungsi dan kegunaan peralatan tangan (tools).

2.Memahami nama, fungsi dan kegunaan alat ukur dan uji (equipment).

3.Memahami langkah keselamatan kerja bengkel.

4.Memahami prinsip kerja mekanis,

1.Dapat menggunakan alat tangan dengan baik dan benar.

2.Dapat menggunakan alat ukur dan uji dengan baik dan benar.

3.Dapat menerapkan langkah-langkah keselmaatan kerja. 4.Dapat melepas, membongkar


(32)

hidrolis, pneumatic, dan elektris 5.Memahami mekanisme engine,

powertrain dan suspensi.

6.Memahami fungsi dan cara kerja sistem pendukung engine.

7.Memahami fungsi dan cara kerja sistem pada powertrain.

8.Memahami fungsi dan cara kerja sistem pada chasis.

9.Memahami fungsi dan cara kerja electrical bodi standard.

dan memasang komponen atau unit.

5.Dapat merangkai kelistrikan pada engine elektrik dan electrical body standar. 6.Dapat menyetel sistem sesuai

dengan spesifikasi. 7.Dapat bekerja dengan

orientasi peralatan, equipment dan manual.

Teknisi II (Teknisi)

1.Memahami karakteristik kerja peralatan tangan dan equipments. 2.Menguasai karakteristik kerja

kompnen dan sistem pada engine, powertrain, chasis dan electrical. 3.Memahami spesifikasi dan sata

penyetelan dari semua system. 4.Memahami hubungan kerja antara

sistem yang ada pada engine, powertrain, chasis dan electrical. 5.Mampu beradptas dengan

perkembangan konstruksi dan sistem.

1.Dapat megambil tindakan yang benar atas pnggunaan peralatan tangan dan equipments.

2.Dapat menggunakan peralatan dan equipment secara efektif dan efisien.

3.Mampu menganalisa kerusakan pada komponen dan memberi rekomendasi. 4.Mempu membedakan

peralatan dan komponen yang asli dan palsu.

5.Mempu merawat dan memperbaiki sistem atau komponen elektronik dengna


(33)

baik dan benar.

Teknisi I (Teknisi senior/mas

ter)

1.Menguasai peralatan khusus dan diagnose.

2.Menguasai tindakan preventive terhadap peralatan dan

equipments.

3.Menguasai perkembangan teknologi bidang otomotif. 4.Mampu beradaptasi dengan

teknologi baru pada semua sistem.

5.Mampu mencari solusi

pemecahan dari permasalahan yang timbul.

6.Dapat membedakan sistem dengan baik dan benar.

1.Menampilkan kerja yang efektif dan efisien.

2.Mampu menganalisa ganguan pada sistem dan

menemukannya secara sistematis dengan dan tanpa alat diagnostic.

3.Mampu memodifikasi komponen atau sistem yang sesuai dan berfungsi dengan baik.

4.Dapat menyusun langkah yang efektif untuk melakukan pekerjaan baru atau solusi baru.

(Sumber: ASBEKINDO) Berdasarkan tabel di atas jelaslah bahwa teknisi memiliki tingkatan-tingkatan dimana dibagi kedalam tingkatan-tingkatan yaitu tingkatan-tingkatan teknisi III, teknisi II dan teknisi I, dimana tiap tingkatan memiliki standar-standar yang harus dimiliki tiap teknisi baik itu dilihat dari pengetahuan maupun dari keterampilannya.

4. Prinsip Kerja yang Baik Bagi Teknisi

Setiap teknisi harus mengetahui aturan kerja di tempat ia bekerja agar menghasilkan pekerjaan yang terbaik, maka dari itu teknisi harus mengetahui dan menerapkan prinsip kerja yang berlaku, dan pada dasarnya setiap bengkel atau perusahaan yang bergerak di bidang jasa otomotif menerapkan sebuah aturan atau prinsip dalam bekerja bagi para teknisi dan prinsip tersebut tidak memiliki


(34)

perbedaan yang signifikan, sebagai acuan penulis mengutip prinsip kerja yang berlaku di bengkel Honda yang terdapat dalam Astra Honda Motor. (2004, hlm. 4), bahwa prinsip dasar dalam bekerja yang harus dimiliki dan dipahami oleh seorang teknisi adalah sebagai berikut:

a. Penampilan profesional, artinya dalam berpenampilan harus menunjukkan professionalisme kerja yaitu dengan menggunakan seragam yang bersih, selalu menggunakan sepatu kerja (safety shoes)

b. Perlakuan dan penanganan kendaraan dengan hati-hati, artinya perhatikan kendaraan sebelum melaksanakan dengan standar-standar yang ada yaitu: 1) Gunakan selalu penutup tempat duduk, penutup fender, penutup depan,

penutup roda kemudi, dan alas lantai (floor mat). 2) Kendarai kendaraan pelanggan dengan hati-hati.

3) Jangan pernah merokok di dalam kendaraan pelanggan.

4) Jangan menggunakan perlengkapan audio atau telepon mobil pelanggan. 5) Buang sampah dan kotak-kotak part dari kendaraan.

c. Kerapihan dan kebersihan, jaga agar bengkel rapi, bersih, dan teratur dengan cara:

1) Membuang item-item yang tidak diperlukan.

2) Meletakkan dan menyimpan part dan material dengan teratur 3) Menyapu, mencuci, dan menggosok

4) Bekerjalah dengan kendaraan diparkir lurus pada stall.

d. Keamanan kerja. Gunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar. e. Perencanaan dan persiapan, dapat dilakukan dengan langkah-langkah

dibawah ini:

1) Konfirmasikan "item utama" (alasan utama pelanggan membawa kendaraannya ke bengkel).

2) Pastikan untuk mengerti permintaan pelanggan dan instruksi dari service advisor.


(35)

3) Berhati-hatilah khususnya saat menangani pekerjaan ulang (comeback job).

4) Bila diperlukan pekerjaan tambahan, beritahukan service advisor. 5) Rencanakan pekerjaan anda (urutan kerja dan persiapan).

6) Periksa untuk melihat bahwa part-part yang diperlukan ada di stok. 7) Lakukan pekerjaan sesuai dengan buku Pedoman Reparasi untuk

menghindari kesalahan

f. Pekerjaan yang cepat dan dapat diandalkan,

1) Gunakan SST yang tepat (Special Service Tools) dan alat pengetes. 2) Bekerja sesuai dengan buku pedoman reparasi, electrical wiring diagram,

dan pedoman diagnosa untuk menghindari bekerja dengan menebak-nebak.

3) Mencari tahu informasi teknik terbaru, seperti service bulletin.

4) Bertanyalah pada foreman atau service advisor bila Anda tidak yakin akan sesuatu.

5) Laporkan pada foreman atau service advisor bila Anda menemukan bahwa kendaraan memerlukan pekerjaan lebih yang tidak termasuk di dalam order perbaikan (repair order).

6) Manfaatkan pelatihan yang tersedia. g. Selesai dengan waktu yang dijanjikan h. Memeriksa pekerjaan saat selesai

1) Konfirmasikan bahwa item utama telah diselesaikan.

2) Pastikan bahwa pekerjaan lain yang diminta telah diselesaikan.

3) Pastikan bahwa kendaraan paling tidak sebersih saat Anda menerimanya.

4) Kembalikan tempat duduk, roda kemudi, dan kaca spion pada posisinya.

5) Setel kembali jam, radio, dll. Bila memorinya telah dihapus. i. Menyimpan part-part lama di tempat yang telah ditentukan.


(36)

j. Tindak lanjut:

1) Lengkapi order perbaikan (contoh: tulis penyebab masalah, part yang diganti, alasan penggantian, lama waktu pengerjaan, dll.

2) Berikan informasi tambahan kepada foreman atau service advisor mengenai hal-hal yang tidak tertulis pada buku pedoman reparasi. 3) Beritahukan foreman atau service advisor bila ada hal yang tidak biasa

yang anda perhatikan saat bekerja.

Prinsip-prinsip kerja di atas merupakan aturan kerja untuk para teknisi yang bekerja di bengkel Honda dari keseluruhan tersebut harus ditaati dan harus diterapkan sehari-hari untuk mendapatkan hasil pekerjaan secara maksimal dan dapat diandalkan.

E. Paradigma Penelitian

Sugiyono. (2010, hlm. 66) menyatakan bahwa:

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan rumusan masalah yang perlu di jawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Paradigma penelitian dibuat untuk memperjelas langkah, alur dan rancangan penelitian, yang akan diperjelas dengan alur penelitian sesuai dengan diagram alur, sebagai tahapan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Secara umum paradigma dari penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut:


(37)

RESPONDEN (Siswa Kelas XII TSM SMKN 8 Bandung )

Keterlaksanaan Praktek Kerja Industri Berdasarkan SKKNI Judul Unit Kompetensi

A. Teknologi Dasar Otomotif Dasar Mesin, Pembentukan Logam, konversi energy, Hydrolic dan pneumatic, Bearing, seal dan gasket, jacking, blocking dan lifting.

B. Pekerjaan Dasar Otomotif

Handtool dan special tool, alat ukut, K3.

C. Teknik Listrik Dasar Otomotif Dasar Listrik, Dasar Elektronika D. Pemeliharaan Mesin Sepeda Motor

Perawatan berkala mesin, perawatan dan overhaul system pengapian, pelumasan, pendinginan; system bahan bakar, transmisi, blok motor, system bahan bakar karburator dan injeksi, kopling, transmisi manual dan otomatis, system stater

E. Pemeliharaan Chassis Sepeda Motor

Perawatan Peredam kejut, roda dan ban, system rem dan kelengkapan chassis

F. Pemeliharaan Kelistrikan Sepeda

Kriteria Teknisi Otomotif A. Teknisi Tingkat III ( Teknisi

Junior)

Memahami nama, fungsi dan kegunaan peralatan tangan, alat ukur, langkah keselamatan kerja bengkel, prinsip kerja hidrolik, pneumatic dan elektrik, mekanisme engine, powertrain dan suspense, system pendukung engine, powertrain, chasis dan electrical bodi standar.

B. Teknisi Tingkat II

Dapat menggunakan alat tangan, alat ukur dan menerapkan keselamatan kerja, dapat melepas, membongkar dan memasang komponen atau unit, dapat merangkai kelistrikan pada engine dan bodi, dapat menyetel system sesuai dengan spesifikasi C. Teknisi Tingkat I (Teknisi

Senior/Master)

Menguasai peralatan khususu dan diagnose, perkembangan teknologi terbaru, menguasai tindakan preventive terhadap peralatan dan equioments, menganalisa gangguan pada system dan menemukan solusi pemecahannya, membedakan system dengan baik dan benar, memodifikasi komponen, menampilkan keja yang


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan situasi yang mengandung unsur tempat, sedangkan subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 8 Bandung Kompetensi keahliaan teknik sepeda motor. Jl. Kliningan No. 31 Bandung.

2. Populasi Penelitian

Setiap penelitian akan memerlukan populasi sebagai sumber data, sebab jika tidak ada populasi, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang diperlukan dalam pengolahan data pada penelitiannya. Menurut Sugiyono. (2010, hlm. 117) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XII TSM di SMK Negeri 8 Bandung tahun ajaran 2014-2015.

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi, proses pengambilan data sistem sampel ini dapat terjadi jika penelitian dilakukan secara langsung dan bagian tersebut dianggap dapat mewakili sifat-sifat dari keseluruhan populasi, sejalan dengan hal tersebut Sugiyono (2010:118) mengemukakan bahwa “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampling purposive, menurut Sugiyono (2010:124) mengemukakan bahwa “sampling


(39)

43 purosive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan TSM di SMK Negeri 8 Bandung dengan jumlah 51 siswa.


(40)

B.Metode Penelitian

Musfiqon. (2012, hlm. 14) memberikan pengertian bahwa “metode penelitian merupakan langkah dan cara dalam mencari, merumuskan, menggali data, menganalisis, membahas dan menyimpulkan masalah dalam penelitian”. Sugiyono. (2010, hlm. 6) yang mengartikan bahwa “Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memperoleh data yang valid dengan tujuan yang dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan melalui suatu pengetahuan tertentu yang pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”. Secara lugas metode penelitian merupakan cara untuk memahami suatu objek yang diteliti melalui proses pengumpulan dan analisis data untuk memperoleh data yang valid.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif yaitu hasil penelitian yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis untuk mengambil kesimpulan. Metode ini digunakan berdasarkan dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mempeperoleh persentase keterlaksanaan praktek kerja industri berdasarkan tuntutan SKKNI. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang ada. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukmadinata. (2011, hlm. 54) yang mengartikan bahwa ”Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau”. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif dilakukan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menurut Sugiyono. (2010, hlm. 8) menerangkan bahwa:

“penelitian kuantitatif pada dasarnya berlandaskan sampel pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunkan instrumen penelitian yang meliputi dokumentasi, angket maupun wawancara dengan analisis data yang bersifat kuantitatif, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.


(41)

C.Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana atau tahapan dalam penelitian yang akan dilakukan. Arikunto. (2006, hlm. 22) mengemukakan bahwa “Desain penelitian merupakan tahapan yang meliputi pemilihan masalah, studi pendahuluan, perumusan masalah, pemilihan pendekatan, dan sumber data”. Pemilihan masalah merupakan tahapan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi untuk diperoleh kemungkinan penyelesaiannya. Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Perumusan masalah digunakan untuk mengarahkan tahapan yang dilakukan berdasarkan apa yang ingin dicapai. Pemilihan pendekatan dilakukan untuk mengetahui cara yang dapat digunakan untuk memperoleh targetan yang ingin dicapai. Tahapan penelitian yang dilakukan oleh penliti adalah sebagai berikut:

1. Mencari kesenjangan yang terjadi pada keterlaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif dibandingkan dengan tuntutan SKKNI

2. Menetapkan masalah untuk diperoleh kemungkinan penyelesaiannya.

3. Menetapkan judul dari konsep yang ada pada latar belakang masalah sehingga identifikasi penelitian lebih terfokus.

4. Menggunakan konsep dan teori yang relevan untuk mendukung penelitian yang dilakukan agar lebih fokus atau terarah.

5. Penulis pada penelitian ini tidak menggunakan hipotesis dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsi tentang keterlaksanaan praktik kerja industri siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan dengan tuntutan SKKNI.


(42)

6. Menetapkan metode penelitian yang akan digunakan dalam proses pengambilan data, membahas masalah melalui data yang akan diteliti, dan data informasi yang diperoleh dari responden diolah untuk dianalisis.

7. Melaporkan hasil penelitian dan proses penelitian yang dilakukan baik secara verbal ataupun menggunakan tabel.

8. Menyimpulkan penelitian untuk memperoleh jawaban melalui langkah penyelesaian permasalahan dalam penelitian.

D.Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk menggambarkan variabel yang ada pada penelitian. Definisi operasional dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap judul penelitian, yang berpengaruh terhadap penafsiran permasalahan yang sedang diteliti. Definisi operasional berisi uraian beberapa istilah yang ada pada judul.

1. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

SKKNI adalah uraian kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja minimal yang harus dimiliki seseorang untuk menduduki jabatan tertentu yang berlaku secara nasional. Standar tersebut adalah acuan yang dibuat oleh industri yang digunakan untuk menetapkan tingkat kemampuan yang efektif dalam perawatan dan perbaikan di bengkel otomotif. 2. Praktik Kerja Industri

Praktek kerja industri yang di singkat dengan “prakerin” merupakan bagian dari program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta didik, sebagai wujud nyata dari pelaksanaan sistim pendidikan di SMK yaitu pendidikan sistem ganda (PSG). Program prakerin disusun bersama antara sekolah dan dunia kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik dan sebagai kontribusi dunia kerja terhadap pengembangan program pendidikan SMK.


(43)

Kompetensi teknisi ditampilkan dalam tiga hal yang terkait antara satu dengan yang lainnya (Sindhuwinata, 2001) yaitu:

a. Knowledge (pengetahuan) b. Skill (kemampuan)

c. Attitude (sikap dan etos kerja)

Ketiga komponen teknisi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi beberapa level teknisi dengan tuntutan kemampuan yang bervariasi untuk melakukan pekerjaan yang dihadapi di bengkel. Saat ini terdapat perbedaan nama diantara bengkel pemegang merek, namun dari level tuntutan kompetensinya dari masing-masing level tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

E.Instrument Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data dari variabel-variabel yang diteliti. Sugiyono. (2010, hlm. 148) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, pedoman wawancara, dan angket (kuesioner).

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang-barang tertulis. Arikunto. (2006, hlm. 135) mengatakan bahwa “Saat melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya yang mendukung proses penelitian”.

Dokumen yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah praktek kerja industri SMKN Bandung, dan standar kompetensi pekerjaan teknisi otomotif berdasakan tuntutan SKKNI.


(44)

Angket merupakan teknik pengumpulan data melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis. Sebagaimana yang telah dikemukakan Mardalis. (2008, hlm. 66) yang mengartikan “Angket adalah pengumpulan data melalui formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti”. Angket pada umumnya dibedakan atas dasar tanggapan yang ingin diperoleh peneliti kepada responden, yakni dibedakan menjadi angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka adalah angket yang memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab sesuai dengan pendapatnya sendiri. Angket tertutup adalah angket yang sudah dilengkapi dengan jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban yang ada. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket terbuka dan tertutup.

3. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung Sukmadinata. (2005, hlm. 220). Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kriteria seorang pekerja teknisi otomotif berdasarkan tingkatan.nya.

F. Teknik pengumpulan Data

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk dapat dianalisa dengan teknik pengumpulan data yang relevan. Banyak teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan, masing-masing cara mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai dengan meninjau bahwa pada setiap teknik pengumpulan data memiliki keunggulan dan keterbatasan.

1. Teknik Dokumentasi

Sugiyono (2010:239) menerangkan bahwa “Teknik dokumentasi merupakan cara memperoleh data dari sumber informasi dalam bentuk tulisan, gambar, atau


(45)

karya-karya monumental dari sesorang”. Studi dokumentasi ini dilakukan oleh peneliti dengan cara meminta langsung dokumen yang berkaitan dengan kompetensi keahlian teknik sepeda motor di SMK, serta meminta dokumen tentang standar kompetensi kerja seorang teknisi otomotif di industri.

2. Teknik Angket

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket pada penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti merancang angket yang berbentuk tabel untuk ditanggapi oleh responden. Penggunaan angket pada penelitian ini karena responden memiliki waktu lebih banyak untuk memberikan jawaban secara tertulis, sehingga mempermudah peneliti dalam mengelola data yang telah ditanggapi. Angket yang digunakan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

3. Teknik Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung Sukmadinata. (2005, hlm. 220). Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kriteria seorang pekerja teknisi otomotif berdasarkan tingkatan.nya. observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

G.Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penulisan ini sebagian besar adalah berupa catatan atau temuan di lapangan yang berupa arsip dokumen, data hasil angket dan hasilobservasi terhadap responden. Teknik analisis data sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono. (2010, hlm. 335) bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam


(46)

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut, maka analisis data merupakan tahapan dalam mengolah data hasil penulisan ke dalam bentuk persentase yang selanjutnya akan dideskripsikan, sehingga data tersebut dapat dibuat ke dalam uraian yang lebih rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Adapun tahapan dalam menganalisis data dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Memaparkan Data ke dalam Bentuk Tabel

Data yang telah berhasil dihimpun kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk mempermudah pemetaan relevansi. Tabel tersebut kemudian diisi dengan menghasilkan deskripsi tentang keterlaksanaan praktik kerja industri siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan dengan tuntutan SKKNI.

Tabel 3.1

Keterlaksanan Praktek Kerja Industri Berdasarkan Tuntutan SKKNI NO

TUNTUTAN SKKNI KETERLAKSANAAN PADA PRAKERIN

Selalu Sering Pernah Kadang-kadang

Tidak Pernah

1 2 3

Besarnya keterlaksanaan Praktik Kerja Industri berdasarkan tuntutan SKKNI dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.1 Arikunto. (2008, hlm. 52). Keterlaksanan menyatakan besarnya tingkat kesesuaian, skor nyata yaitu jumlah keterangan SKKNI Praktik Kerja Industri keahlian teknik sepeda motor di SMK yang relevan dengan Standar Kompetensi Pekerjaan Teknisi Otomotif (ya), sedangkan yang dimaksud dengan skor ideal yaitu jumlah total SKKNI Praktik Kerja Industri keahlian teknik sepeda motor di SMK.


(47)

Keterlaksanaan = x 100 % ... Persamaan 3.1 Keterangan:

keterlaksanaan = Kesesuaian materi %

Skor nyata = Jumlah skor nyata/jawaban responden Skor ideal = Jumlah skor ideal

Hasil keterlaksanaan yang diperoleh memiliki beberapa kategori (tabel 3.2) dengan setiap kategori menyatakan seberapa besar tingkat keterlaksanaan dari setiap komponen yang diteliti. Kategori keterlaksanaan diperoleh jika bobot nilai persentase (x) lebih dari 80%.

Tabel 3.2

Kriteria Deskriptif Persentase Tingkat Keterlaksanaan PRAKERIN Berdasarkan Tuntutan SKKNI

Bobot Kategori

0 % ≤ x ≤ 20 % Tidak Baik

21 % ≤ x ≤ 40 % Kurang Baik

41 % ≤ x ≤ 60 % Cukup Baik

61 % ≤ x ≤ 80 % Baik

81 % ≤ x ≤ 100 % Sangat Baik

Sumber: Arikunto (2008:52) 2. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil peneliltian merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian. Jawaban tersebut diperoleh melalui hasil mengaitkan antara data hasil penelitian dengan kajian pustaka. Pembahasaan hasil penelitian disampaikan dengan jelas agar pembaca memahami hasil penelitian yang diperoleh.

Skor Nyata Skor Ideal


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qahhar, R.S (2012). Klasifikasi dan Pengertian Pekerjaan. [Online]. Tersedia: http://bloggercompecintabahasa.blogspot.com/2012/09/klasifikasi-dan-pengertian-pekerjaan.html. [9 Juli 2013].

Ali, M (1982). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik. (2002). Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI). Jakarta: CV. Nario Sari.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(2004). Kurikulum sekolah menengah kejuruan bidang keahlian Otomotif.Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kedinasan.(2008). Kurikulum sekolah menengah kejuruan bidang keahlian Otomotif.Jakarta: Depdikbud.

Djojonegoro, W. 1988. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT. Jayakarta Agumg Offset

Hamalik,Oemar.(2007). Praktek Kerja Industri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara

Munadaroh. 2005. Studi Tentang Minat Bekerja Pada Mahasiswa Jurusan Mesin. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan

Nurgana, E. (1993). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Permadi.

Petrus, Edi (2004). Menyiasati Praktek kerja industri untuk sekolah menengah kejuruan. Bandung: CV moefh Design

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sindhuwinata, G. (2001). Peran Bengkel Otomotif Terhadap Sistem Transportasi Nasional yang Aman. Bandung: Indomobil Grup.


(49)

49 Siregar, S. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Astra Honda Motor. (2004). Team AHASS. Jakarta: PT. Astra Honda Motor. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

.

……….(2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Pekerjaan

(Online). Tersedia:

http://ekonomiasasonline.blogspot.com/2010/02/faktor-2-yang-mempengaruhi-pemilihan.html. [17September 2013].

……….(2012). Pengertian Otomotif. [Online]. Tersedia:

http://mekanikotomotifcaterpillar.blogspot.com/2012/03/otomotif-otomotif-adalah-ilmu.html. [27 Januari 2015].

……….(2013). Pekerjaan. [Online]. Tersedia:

https://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan. [25 Januari 2015].

………..(2013). Teknisi. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Teknisi. [25 Januari 2015].


(1)

Fatra Jaya Purnama, 2015

Keterlaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan Tuntutan SKKNI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Angket merupakan teknik pengumpulan data melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis. Sebagaimana yang telah dikemukakan Mardalis. (2008, hlm. 66) yang

mengartikan “Angket adalah pengumpulan data melalui formulir yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti”. Angket pada umumnya dibedakan atas dasar tanggapan yang ingin diperoleh peneliti kepada responden, yakni dibedakan menjadi angket terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka adalah angket yang memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab sesuai dengan pendapatnya sendiri. Angket tertutup adalah angket yang sudah dilengkapi dengan jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban yang ada. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket terbuka dan tertutup.

3. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung Sukmadinata. (2005, hlm. 220). Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kriteria seorang pekerja teknisi otomotif berdasarkan tingkatan.nya.

F. Teknik pengumpulan Data

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk dapat dianalisa dengan teknik pengumpulan data yang relevan. Banyak teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan, masing-masing cara mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai dengan meninjau bahwa pada setiap teknik pengumpulan data memiliki keunggulan dan keterbatasan.

1. Teknik Dokumentasi

Sugiyono (2010:239) menerangkan bahwa “Teknik dokumentasi merupakan cara memperoleh data dari sumber informasi dalam bentuk tulisan, gambar, atau


(2)

33

Fatra Jaya Purnama, 2015

Keterlaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan Tuntutan SKKNI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

karya-karya monumental dari sesorang”. Studi dokumentasi ini dilakukan oleh peneliti dengan cara meminta langsung dokumen yang berkaitan dengan kompetensi keahlian teknik sepeda motor di SMK, serta meminta dokumen tentang standar kompetensi kerja seorang teknisi otomotif di industri.

2. Teknik Angket

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket pada penelitian ini dilakukan dengan cara peneliti merancang angket yang berbentuk tabel untuk ditanggapi oleh responden. Penggunaan angket pada penelitian ini karena responden memiliki waktu lebih banyak untuk memberikan jawaban secara tertulis, sehingga mempermudah peneliti dalam mengelola data yang telah ditanggapi. Angket yang digunakan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

3. Teknik Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung Sukmadinata. (2005, hlm. 220). Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kriteria seorang pekerja teknisi otomotif berdasarkan tingkatan.nya. observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

G.Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penulisan ini sebagian besar adalah berupa catatan atau temuan di lapangan yang berupa arsip dokumen, data hasil angket dan hasilobservasi terhadap responden. Teknik analisis data sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono. (2010, hlm. 335) bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam


(3)

Fatra Jaya Purnama, 2015

Keterlaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan Tuntutan SKKNI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut, maka analisis data merupakan tahapan dalam mengolah data hasil penulisan ke dalam bentuk persentase yang selanjutnya akan dideskripsikan, sehingga data tersebut dapat dibuat ke dalam uraian yang lebih rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Adapun tahapan dalam menganalisis data dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Memaparkan Data ke dalam Bentuk Tabel

Data yang telah berhasil dihimpun kemudian disajikan dalam bentuk tabel untuk mempermudah pemetaan relevansi. Tabel tersebut kemudian diisi dengan menghasilkan deskripsi tentang keterlaksanaan praktik kerja industri siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan dengan tuntutan SKKNI.

Tabel 3.1

Keterlaksanan Praktek Kerja Industri Berdasarkan Tuntutan SKKNI

NO

TUNTUTAN SKKNI KETERLAKSANAAN PADA PRAKERIN

Selalu Sering Pernah

Kadang-kadang

Tidak Pernah 1

2 3

Besarnya keterlaksanaan Praktik Kerja Industri berdasarkan tuntutan SKKNI dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.1 Arikunto. (2008, hlm. 52). Keterlaksanan menyatakan besarnya tingkat kesesuaian, skor nyata yaitu jumlah keterangan SKKNI Praktik Kerja Industri keahlian teknik sepeda motor di SMK yang relevan dengan Standar Kompetensi Pekerjaan Teknisi Otomotif (ya), sedangkan yang dimaksud dengan skor ideal yaitu jumlah total SKKNI Praktik Kerja Industri keahlian teknik sepeda motor di SMK.


(4)

35

Fatra Jaya Purnama, 2015

Keterlaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan Tuntutan SKKNI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Keterlaksanaan = x 100 % ... Persamaan 3.1 Keterangan:

keterlaksanaan = Kesesuaian materi %

Skor nyata = Jumlah skor nyata/jawaban responden Skor ideal = Jumlah skor ideal

Hasil keterlaksanaan yang diperoleh memiliki beberapa kategori (tabel 3.2) dengan setiap kategori menyatakan seberapa besar tingkat keterlaksanaan dari setiap komponen yang diteliti. Kategori keterlaksanaan diperoleh jika bobot nilai persentase (x) lebih dari 80%.

Tabel 3.2

Kriteria Deskriptif Persentase Tingkat Keterlaksanaan PRAKERIN Berdasarkan Tuntutan SKKNI

Bobot Kategori

0 % ≤ x ≤ 20 % Tidak Baik

21 % ≤ x ≤ 40 % Kurang Baik

41 % ≤ x ≤ 60 % Cukup Baik

61 % ≤ x ≤ 80 % Baik

81 % ≤ x ≤ 100 % Sangat Baik

Sumber: Arikunto (2008:52) 2. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil peneliltian merupakan jawaban terhadap rumusan masalah penelitian. Jawaban tersebut diperoleh melalui hasil mengaitkan antara data hasil penelitian dengan kajian pustaka. Pembahasaan hasil penelitian disampaikan dengan jelas agar pembaca memahami hasil penelitian yang diperoleh.

Skor Nyata Skor Ideal


(5)

Fatra Jaya Purnama, 2015

Keterlaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan Tuntutan SKKNI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Al-Qahhar, R.S (2012). Klasifikasi dan Pengertian Pekerjaan. [Online]. Tersedia: http://bloggercompecintabahasa.blogspot.com/2012/09/klasifikasi-dan-pengertian-pekerjaan.html. [9 Juli 2013].

Ali, M (1982). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik. (2002). Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI). Jakarta: CV. Nario Sari.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(2004). Kurikulum sekolah menengah

kejuruan bidang keahlian Otomotif.Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan dan Kedinasan.(2008). Kurikulum sekolah menengah

kejuruan bidang keahlian Otomotif.Jakarta: Depdikbud.

Djojonegoro, W. 1988. Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT. Jayakarta Agumg Offset

Hamalik,Oemar.(2007). Praktek Kerja Industri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara

Munadaroh. 2005. Studi Tentang Minat Bekerja Pada Mahasiswa Jurusan Mesin. Skripsi pada FPTK UPI : tidak diterbitkan

Nurgana, E. (1993). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Permadi.

Petrus, Edi (2004). Menyiasati Praktek kerja industri untuk sekolah menengah

kejuruan. Bandung: CV moefh Design

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sindhuwinata, G. (2001). Peran Bengkel Otomotif Terhadap Sistem Transportasi


(6)

49

Fatra Jaya Purnama, 2015

Keterlaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa SMK untuk menjadi Pekerja Teknisi Otomotif berdasarkan Tuntutan SKKNI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N dan Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Astra Honda Motor. (2004). Team AHASS. Jakarta: PT. Astra Honda Motor. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

.

……….(2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Pekerjaan

(Online). Tersedia:

http://ekonomiasasonline.blogspot.com/2010/02/faktor-2-yang-mempengaruhi-pemilihan.html. [17September 2013].

……….(2012). Pengertian Otomotif. [Online]. Tersedia:

http://mekanikotomotifcaterpillar.blogspot.com/2012/03/otomotif-otomotif-adalah-ilmu.html. [27 Januari 2015].

……….(2013). Pekerjaan. [Online]. Tersedia:

https://id.wikipedia.org/wiki/Pekerjaan. [25 Januari 2015].

………..(2013). Teknisi. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Teknisi. [25 Januari 2015].