STUDI KETERSERAPAN TEMPAT PRAKTIK KERJA INDUSTRI BAGI SISWA PROGRAM STUDI OTOMOTIF SMK NEGERI BANTARKALONG KABUPATEN TASIKMALAYA.

(1)

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

STUDI KETERSERAPAN TEMPAT PRAKTIK KERJA INDUSTRI BAGI SISWA PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF SMK NEGERI

BANTARKALONG KABUPATEN TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Teknik Mesin

Disusun Oleh: UMAR SAEPUDIN

E.0551.060497

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

STUDI KETERSERAPAN TEMPAT PRAKTIK KERJA

INDUSTRI BAGI SISWA PROGRAM KEAHLIAN

OTOMOTIF SMK NEGERI BANTARKALONG

KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh Umar Saepudin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Umar Saepudin 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

UMAR SAEPUDIN E.0551.060497

“STUDI KETERSERAPAN TEMPAT PRAKTIK KERJA INDUSTRI BAGI SISWA PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF SMK NEGERI

BANTARKALONG KABUPATEN TASIKMALAYA”

LEMBAR PENGESAHAN DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. WowoSunaryo K, M.Pd NIP. 19570304 199302 1001

Pembimbing II

SriyonoS.Pd

NIP. 19690830 199802 1 001

Diketahuioleh,

KetuaJurusanPendidikanTeknikMesin FPTK UPI

Dr. H. Wahid Munawar, M.Pd NIP. 19630502 198901 001


(4)

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

ABSTRAK

Umar Saepudin (2013). Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Studi Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Jurusan Pendidikan Teknik Mesin - Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan - Universitas Pendidikan Indonesia.

Penelitian ini didasari dengan adanya asumsi kekurangan tempat Praktik Kerja Industri (Prakerin) disekitar wilayah SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya untuk menyerap peserta yang akan melaksanakan program Prakerin, dikarenakan lokasi sekolah yang sangat jauh dari kawasan industri, dan terdapat sekolah-sekolah SMK lain yang melaksanakan program yang sama, dengan waktu yang sama pula, sehingga mengakibatkan industri industri yang ada sudh terisi dari sekolah lain. Penelitian ini bertujuan untuk: (1)Mengetahui kemampuan Industri di sekitar wilayah SMKN Bantarkalong dalam menyerap peserta Prakerin. (2) Mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan Sekolah dalam menyelesaikan permasalahan jika terdapat masalah mengenai ketersediaan tempat Prakerin. (3) Dapat memberikan gambaran kepada pihak Sekolah untuk mengambil keputusan untuk dalam memecahkan permasalahan ketersediaan Prakerin. (4) Dapat memberikan masukan kepada sekolah sebagai bahan evaluasi yang berguna. (5) Penelitian ini diharapkan dapat membuka jalan bagai peneliti yang akan datang untuk dapat mengungkap lebih jauh lagi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan diantaranya adalah Observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya adalah reduksi data atau penyaringan data, penyajian data atau data display dan penarikan kesimpulan atau Verification. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa: Ketersediaan Tempat Praktik Industri di SMKN Bantarkalong untuk wilayah kabupaten tasikmalaya adalah 27,027 %

Kata Kunci: Ketersediaan Industri, Siswa dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)


(5)

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

ABSTRACT

Umar Saepudin (2013). The Absorption Studies Practices for Students Industrial Work Study Program SMK Automotive Bantarkalong Tasikmalaya regency. Mechanical Engineering of Education - Faculty Technology and Vocational of Education - Indonesia University of Education.

This study is based on the assumption of the existence of a shortage Industry Employment Practices (Prakerin) around the region SMK Bantarkalong Tasikmalaya regency to absorb participants who will carry out the program Prakerin, due to the location of the school is very far away from industrial areas, and there are other vocational schools that implement programs the same, with the same time as well, resulting in the existing industrial industry sudh filled from other schools. This study aims to: (1) Determine the ability of industries around the region to absorb SMKN Bantarkalong Prakerin participants. (2) Determine what action should be done school in resolving problems if there is a problem regarding availability Prakerin. (3) to provide an overview to the school to make a decision to resolve the problems of availability Prakerin. (4) to provide input to the school as a useful evaluation. (5) This study is expected to pave the way researchers who would like to come to be able to reveal further. The method used is descriptive method with qualitative approach, data collection techniques used include observation, interviews, and documentation.Techniques of data analysis is data reduction or filtering of data, presentation of data or data display and conclusion or Verification. Based on the results of research and discussion, it can be drawn a conclusion that: Availability place in SMK Bantarkalong Industry Practice for the district is 27.027% Tasikmalaya.


(6)

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pertanyaan Penelitian ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Industri ... 6

1. Pengertian Industri ... 6

2. Klasifikasi Industri ... 7

3. Fungsi Industri ... 10

4. Industri Tempat Prakerin SMKN Bantarkalong ... 12

B. Praktik Kerja Industri (Prakerin) ... 12

1. Pengertian Prakerin ... 12

2. Pelaksanaan Prakerin ... 13

3. Landasan Hukum Prakerin ... 15

4. Tujuan Prakerin ... 18

5. Manfaat Pelaksanaan Prakerin ... 19


(7)

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

7. Syarat Siswa SMK Melakukan Praktek Kerja Industri ... 21

8. Pedoman Pelaksanaan Prakerin ... 21

9. Ketentuan-ketentuan Tentang Praktek Kerja Industri ... 22

10. Tatatertib Peserta Prakerin ... 22

11. Deskripsi Tugas kelembagaan ... 23

12. Pelaksanaan Prakerin ... 24

13. Prakerin SMKN Bantarkalong ... 29

C. Tinjauan Tentang SMK ... 30

1. Tentang SMK ... 30

2. Tujuan SMK ... 31

3. Tinjauan Tentang Konsepsi Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 33

4. Prinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Tempat dan Waktu penelitian ... 37

1. Tempat Penelitian ... 37

2. Waktu Penelitian ... 37

B. Paradigma Penelitian ... 37

C. Pendekatan Penelitian ... 38

D. Penentuan Subjek Penelitian ... 39

E. Pemilihan Setting Lokasi ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Observasi ... 40

2. Wawancara ... 41

3. Dokumentasi ... 41

G. Instrumen Penelitian ... 42

H. Data dan Sumber Data Penelitian ... 42

1. Data Penelitian ... 42

2. Sumber Data Penelitian ... 43

I. Keabsahan Data ... 43

1. Kredibilitas ... 43

2. Dependibilitas ... 45

J. Tahap-tahap Pengumpulan Data ... 46

1. Tahap Orientasi ... 46

2. Tahap Eksplorasi ... 46


(8)

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

K. Teknik Analisa Data ... 47

1. Data Reduction (Reduksi Data) ... 48

2. Data Display (Penyejian Data) ... 49

3. Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan dan Verifikasi) ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 50

1. Deskripsi pelaksanaan penelitian ... 50

2. Deskripsi program studi otomotif di SMK Negeri Bantarkalong... 50

3. Persentase Tempat Prakerin Berdasarkan Wilayah ... 53

4. Deskripsi ketersediaan tempat Prakerin program studi otomotif diwilayah Kabupaten Tasikmalaya ... 64

5. Deskripsi Kendala Dalam Penempatan Prakerin Siswa SMKN Bantarkalong ... 65

B. Pembahasan Data Hasil Penelitian ... 67

1. Keterserapan Tempat Prakerin ... 68

2. Penempatan siswa SMKN Bantarkalong pada pelaksanaan Prakerin di Kabupaten Tasikmalaya ... 69

3. Kkendala-kendala penempatan siswa SMKN Bantarkalong dalam pelaksanaan Prakerin di Kabupaten Tasikmalaya ... 69

C. Temuan Hasil Penelitian ... 70

1. Keterserapan Tempat Prakerin ... 70

2. Penempatan Prakerin ... 71

3. Kendala dalam Penempatan Prakerin ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(9)

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana pemerintah untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan negara. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar bahkan dalam pembangunan suatu negara, baik negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju. Melihat pentingnya bidang pendidikan, pemerintah memberikan perhatian yang sangat serius terhadap bidang pendidikan diantaranya pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar (UU no. 20 SISDIKNAS Pasal 18 ayat 1).

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bagian dari pendidikan menengah. Tujuan khusus SMK adalah menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik secara mandiri maupun bekerja di dunia industri sebagai tenaga kerja yang sesuai dengan bidang dan program keahlian yang dimiliki.

Peserta didik SMK mempelajari teori dan melakukan praktek kerja industri (Prakerin), sehingga mereka setelah lulus nanti mempunyai pengalaman dan keahlian yang kompeten untuk langsung memasuki dunia kerja ataupun menciptakan lapangan pekerjaan baru sesuai dengan keahlian yang mereka dapatkan di SMK. Sejalan dengan Undang-Undang Prakerin Dikmendikti (2003), yang mengungkapkan bahwa:

Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah program wajib yang harus diselenggarakan oleh sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan dan pendidikan luar sekolah serta wajib diikuti oleh siswa/warga belajar. Penyelenggaraan Praktek Kerja Industri akan membantu peserta didik untuk memantapkan hasil belajar yang diperoleh di sekolah serta membekali siswa dengan pengalaman nyata sesuai dengan program studi yang dipilihnya. Lebih lanjut menurut Rahmat (2010: 51):


(10)

2

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam mencetak dan menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademis sekaligus mempunyai keahlian khusus sesuai dengan program keahliannya masing-masing.

Praktek kerja industri adalah suatu strategi dimana setiap siswa mengalami proses belajar melalui bekerja langsung (learning by doing) pada pekerjaan yang sesungguhnya. Melaksanakan praktek kerja industri ini, peserta didik dapat memperoleh pengalaman kerja, serta membiasakan diri dengan perkembangan dunia industri. Prakerin sebagai kegiatan yang wajib dilakukan oleh siswa SMK dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia khususnya bagi lulusan SMK, tetapi pada pelaksanaannya Prakerin banyak menemui permasalahan.

Posisi sekolah yang berada di wilayah kabupaten yang memiliki akses yang sangat jauh dari kawasan industri, membuat peneliti terpacu untuk mengetahui daya serap industri wilayah sekitar dalam menyerap siswa SMK yang melaksanakan program Prakerin. Seiring berkembangnya SMK dan meningkatnya antusias masyarakat terhadap SMK, kebutuhan tempat Prakerin meningkat dikarenakan siswa yang masuk SMK setiap tahunnya semakin meningkat.

Semakin meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor di wilayah kabupaten Tasikmalaya, semakin meningkat pula kebutuhan jasa bengkel otomotif untuk perawatan berkala ataupun perbaikan kendaraan bermotor, sehingga memicu para pemodal untuk mendirikan bengkel otomotif, yang menjadikan banyak berdirinya bengkel-bengkel otomotif di wilayah sekitar sekolah, maka dari itu alangkah lebih baik apabila siswa program studi otomotif yang akan melaksanakan prakerin lebih mengutamakan wilayah sekitar lingkungan sekolah, selain akan meningkatkan produktifitas dan keahlian siswa, pelaksanaan prakerin di wilayah sekitar sekolah akan memudahkan memonitoring pelaksanaan prakerin juga pengaruh SMK terhadap masyarakat akan lebih terasa dan nyata. Oleh karena itu disini peneliti terpacu unuk mengetahui seberapa besar kemampuan industri sekitar lingkungan sekolah dalam menyerap peserta praktek kerja industri.


(11)

3

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan latar belakang masalah peneliti bermaksud mengkaji permasalahan tersebut menjadi sebuah skripsi dengan judul ”Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Studi Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya”

B. Identifikasi masalah

Maksud dari identifikasi masalah adalah agar lebih jelas suatu objek dalam hubungannya dengan situasi tertentu yang menjadi permasalahan. Mengacu pada pendapat Sugiyono (2010:77) yang mengemukakan bahwa:

”Untuk mendapatkan analisis masalah, maka pertama – tama peneliti harus

mampu menundukan masalah dalam konteks keseluruhan secara sistematik, dalam kontek tersebut akan terlihat hubungan antara satu masalah dengan masalah yang lainya, baik masalah yang mempengaruhi secara langsung

maupun tidak langsung”.

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terbatasnya tempat Prakerin bagi siswa SMKN Bantarkalong pada industri di Kabupaten Tasikmalaya.

2. Sulitnya melakukan penempatan siswa SMKN Bantarkalong pada pelaksanaan Prakerin di Kabupaten Tasikmalaya.

3. Adanya kendala-kendala dalam penempatan siswa SMKN Bantarkalong dalam pelaksanaan Prakerin di Kabupaten Tasikmalaya.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latarbelakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, permasalahan penelitian perlu dirumuskan secara jelas dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut

1. Bagaimana pemenuhan kebutuhan tempat Prakerin bagi siswa program studi otomotif SMKN Bantarkalong?

2. Bagaimana gambaran Keterserapan tempat Prakerin program studi otomotif di Kabupaten Tasikmalaya?


(12)

4

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

3. Faktor-faktor apasaja yang menjadi hambatan dan pemecahan masalah pelaksanaan Prakerin di Kabupaten Tasikmalaya?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Keterserapan tempat Prakerin bagi siswa SMKN Bantarkalong pada industri-industri di Kabupaten Tasikmalaya.

2. Penempatan siswa SMKN Bantarkalong pada pelaksanaan Prakerin di kabupaten Tasikmalaya.

3. Kendala-kendala dalam penempatan siswa SMKN Bantarkalong dalam pelaksanaan Prakerin di Kabupaten Tasikmalaya.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini secara umum digunakan untuk meningkatkan kelancaran pihak sekolah untuk menjalankan kegiatan Prakerin bagi siswa yang akan melaksanakannya, konstribusi hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi wakil kepala sekolah khususnya bidang hubungan industri, hasil penelitian ini dapat di jadikan acuan untuk merumuskan strategi terlaksananya Prakerin dengan tertib, sehingga siswa tidak harus mencari sendiri industri untuk malaksanakan praktik yang bisa mengganggu KBM, tetapi di rekomendasikan langsung dari pihak sekolah.

2. Bagi industri, untuk jadi bahan pertimbangan dalam dalam berpartisipasi peningkatan mutu dan relevansi di SMK.

3. Bagi penulis, mendapatkan gambaran tentang Keterserapan tempat Prakerin di SMKN Bantarkalong, dan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Teknik Mesin FPTK-UPI

4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian dapat diteliti kembali terutama segi efektifitas dan efisiensinya jarak tempat prakerin dari wilayah sekolah.


(13)

5

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

Agar penelitian ini dapat dipahami dengan mudah sesuai dengan pembahasan yang penulis buat, maka sistematika penulisannya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dilengkapi dengan: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN

Menguraikan teori - teori pendukung yang berhubungan dengan praktik industri di SMK Relevansi penelitian, Pertanyaan Penelitian, dan kerangka berfikir.

BAB III METODE PENELITIAN

Akan dibahas masalah yang berhubungan dengan metoda penelitian, tahap-tahap penelitian, pemeriksaan keabsahan data, analisis data.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai deskripsi data, pembahasan hasil pengumpulan data, pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran sebagai penutup DAFTAR PUSTAKA


(14)

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah SMK Negeri Bantarkalong, yang beralamat di jl. Pemuda II, Desa Hegarwangi, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya 46187.

2. Waktu Penelitian

Waktu pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, pada bulan Maret 2013.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

B. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian di buat untuk memudahkan dalam pencapaian tujuan penelitian, dibutuhkan suatu paradigma penelitian yang menunjukan hubungan antar variabel. Sugiyono (2011:8) mengemukakan bahwa:

Paradigama penelitian merupakan pola pikir yang menunjukan hubungan antara dua variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang digunakan.

Berdasarkan pendapat di atas penulis menggambarkan paradigma penelitian sebagai berikut:

No

. Tahap Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Ming. ke 1 Ming. ke 2 Ming. ke 3 Ming. ke 4 1 Persiapan

2 Observasi 3 Wawancara 4 Pengolahan Data 5 Konsultasi


(15)

38

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

Keterangan:

= Arah Alur penelitian = Lingkup penelitian

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

C. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian adalah sebuah metode yang digunakan dalam penelitian dengan teratur dan menggunakan alat atau teknik tertentu untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kepentingan suatu penelitian. Arikunto, S. (2006:149) menjelaskan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”. Hal ini sejalan dengan

Sugiyono (2009:3) yang mengemukakan bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu”. Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian, karena

dalam metode penelitian ditemukan cara-cara bagaimana objek penelitian hendak diketahui dan diamati sehingga menghasilkan data-data yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian. Seorang peneliti harus menggunakan metode yang tepat, karena tepat atau tidaknya metode penelitian akan menentukan valid atau tidaknya penelitian.

Keterserapan Tempat Prakerin

Rekap Alamat Prakerin (Hubin)

MOU SMK dengan Industri

Kesimpulan dan Saran Hasil Penelitian


(16)

39

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang menyelidiki masalah-masalah pada saat sekarang. Menurut Sanafiah Faisal (1985:42) metode penelitian deskriptif adalah:

Penelitian yang tujuannya mendeskriptifkan apa-apa yang terjadi pada saat ini. Di dalamnya terdapat upaya pencatatan, deskripsi, analisis dan menginterpretasikan kondisi – kondisi yang sekarang terjadi atau ada. Pada penelitian deskripsi ini didalamnya termasuk berbagai tipe perbandingan, dan mungkin juga sampai kepada usaha menemukan hubungan yang terdapat diantara variabel-variabel.

D. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan bahasan utama dari suatu penelitian atau yang akan dijadikan sumber data dari penelitian yang akan dilaksanakan. Menurut

pendapat Nasution, S. (1996:106) mengungkapkan bahwa:“subjek penelitian

adalah sorotan utama semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentudari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

sifat-sifatnya”.

Subjek penelitian ini dilaksanakan kepada wakil kepala sekolah bidang hubin SMKN Bantarkalong.

E. Pemilihan Setting Lokasi

Lokasi penelitain keterserapan tempat Prakerin ini adalah di SMK Negeri Bantarkalong, alasan pemilihan sekolah ini untuk pencarian data adalah:

1. Melaksanakan program praktik kerja industri (Prakerin).

2. Posisi sekolah memiliki lokasi yang sangat jauh dari kawasan industri. 3. Jumlah siswa yang bersekolah di SMK Negeri Bantarkalong sangat banyak.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian diperlukan data atau informasi dari sumber data yang dapat dipercaya dengan tujuan agar data atau informasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Suharsimi Arikunto (2003:112)


(17)

40

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

Observasi terus terang dan tersamar

mengemukakan bahwa; “ data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan

bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi ialah pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan. teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi

Observasi menurut Arikunto, S. (2006:222) menjelaskan bahwa “metode

observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan

secara sistematis, dengan prosedur yang standar”. Usaha untuk memudahkan

tentang macam-macam observasi dapat digambarkan seperti gambar berikut:

Gambar 3.2

Macam-Macam Teknik Observasi Sumber: Sugiyono, (2010:311)

Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasi menurut Spradley (Sugiyono, 2010: 314) dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku),dan activities (aktivitas). Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa: jumlah siswa program keahlian Teknologi Kendaraan Ringan dan program keahlian Teknik Sepeda Motor yang akan melaksanakan Prakerin dan data MOU/kerjasama pihak sekolah dengan Industri yang selama ini telah melaksanakan kerjasama dalam pelaksanaan program Prakerin.

Macam-macam observasi

Observasi partisipatif

Observasi tak terstruktur

Observasi yang pasif

Observasi yang moderat

Observasi yang aktif

Observasi yang lengkap


(18)

41

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

2. Wawancara

Wawancara dilakukan berkenaan dengan pencarian data tentang kerjasama pihak sekolah dengan pihak industri. Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar untuk mengetahui persentase keterserapan tempat prakerin di wilayah SMKN Bantarkalong.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada berada diluar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Menurut Arikunto (2006:231), dan didukung pendapat Nasution (1996:105) Studi dokumentasi adalah cara untuk memperoleh data dari sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik resmi maaupun tidak resmi dalam bentuk laporan, statistik, surat-surat resmi, buku harian dan macamnya, baik yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data tertulis tentang objek yang akan diteliti secara akurat, dalam hal ini dokumentasi yang diambil adalah segala dokumen yang dapat mendeskripsikan tentang keterserapan tempat praktik kerja industri.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama. Instrumen penelitian di rancang untuk satu tujuan dan tidak bisa digunakan pada penelitian yang lain. Kekhasan setiap objek penelitian menyebabkan seorang peneliti harus merancang sendiri instrument yang digunakan. Susunan instrumen untuk setiap penelitian tidak selalu sama dengan penelitian lain. Hal ini mengingat tujuan dan mekanisme kerja dalam setiap teknik penelitian juga berbeda-beda. Sebagian besar langkah-langkah dalam suatu proses penelitian dilakukan dengan mengumpulkan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penelitian ini mekanisme pengumpulan informasi penelitian dilakukan secara langsung antara lain melakukan teknik wawacara, observasi, dan studi


(19)

42

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

dokumentasi. ,”dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri” (Sugiyono, 2010:305). Demi mendapatkan

data yang akurat peneliti membutuhkan alat bantu yang bisa menujang pada proses pengumpulan data diantaranya;

1) Format rekaman observasi 2) Pedoman wawancara 3) Alat rekam suara 4) Kamera foto 5) Alat tulis

Khusus untuk format rekaman observasi dan pedoman wawancara akan disesuaikan dengan pokok pembahasan yang akan diteliti, lebih khusus kisi-kisi akan diambil dari sekolah sebagai acuan yang digunakan pada proses penelitian, Adapun kegunaan instrument penelitian antara lain sebagai berikut:

1) Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden 2) Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara

3) Sebagai alat evaluasi performa pekerjaan staf peneliti

H. Data dan Sumber Data Penelitian 1. Data Penelitian

Menurut Arikunto S (2002:96) menyatakan, bahwa “Data adalah hasil pencatatan dengan pengukuran peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan yang dipakai untuk suatu keperluan”. Data yang diperlukan sehubungan dengan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Data mengenai jumlah siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan dan Teknik Sepeda Motor yang akan melaksanakan Prakerin.

2) Data mengenai keterserapan industri disekitar wilayah SMKN Bantarkalong yang mampu menyerap peserta praktik kerja industri, bisa di lihat dari MOU yang telah terjalin.


(20)

43

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

2. Sumber Data Penelitian

Bahan untuk menyusun suatu informasi diperoleh dari sumber data. Arikunto S (2002:7) mengemukakan bahwa ”Sumber data dalam penelitian ini adalah

subjek dari mana data diperoleh”. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka sumber

data dalam penelitian ini adalah:

Wakil kepala sekolah bidang Hubungan Industri (Hubin).

I. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan ukuran tentang kebenaran data yang diperoleh dengan instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh-sungguh mengukur variabel yang sesungguhnya. Bila ternyata instrumen tidak mengukur apa yang seharusnya diukur, maka data yang diperoleh tidak sesuai dengan kebenaran, sehingga hasil penelitiannya juga tidak dapat dipercaya, atau dengan kata lain tidak memenuhi syarat keabsahan data. “Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, creadibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), defendability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas)” (Sugiyono, 2010: 366)

Berdasarkan pendapat diatas data penelitain kualitatif dikatakan syah jika dihasilkan dari sumber yang memenuhi kreadibilitas dan dependabilitas. Menurut

Nasution, S. (1996:114), “Hasil penelitian haruslah memiliki tingkat keabsahan

yang tinggi”. Menentukan tingkat keabsahan tersebut, maka harus memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1. Kreadibilitas (Validitas Internal)

Menurut Nasution (1996:114), Validitas internal (kredibilitas) dapat dilakukan dengan: a). Memperpanjang masa observasi, b). Melakukan pengamatan terus menerus, c). Trianggulasi data, d). Membicarakan dengan orang lain (peer debriefing), e). Menganalisis kasus negatif, f). Menggunakan bahan referensi, dan g). Mengadakan member check. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas cara-cara yang diperlukan untuk memperoleh kreadibilitas yaitu:


(21)

44

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

a. Memperpanjang waktu pengumpulan data (prolonged engagement)

Memperpanjang masa observasi dimaksudkan untuk mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang mungkin merusak data. Distorsi bisa terjadi karena unsur kesengajaan seperti bohong, menipu, dan berpura-pura oleh subyek, informan, key informan. Unsur kesengajaan dapat berupa kesalahan dalam mengajukan pertanyaan, motivasi, hanya untuk menyenangkan atau menyedihkan peneliti.

b. Melakukan observasi terus menerus dan serius (persistent observation)

Pengamatan secara terus menerus, peneliti akan dapat memperhatikan sesuatu dengan lebih cermat, terinci dan mendalam. Pengamatan yang terus menerus, akhirnya akan dapat menemukan mana yang perlu diamati dan mana yang tidak perlu untuk diamati sejalan dengan usaha pemerolehan data. Pengamatan secara terus menerus dilakukan untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian tentang fokus yang diajukan.

c. Melakukan triangulasi metode dan triangulasi data (triangulation)

Tujuan trianggulasi data dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengecek kebenaran data dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian di lapangan. Trianggulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan sumber dan metode, artinya peneliti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Trianggulasi data dilakukan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

d. Melakukan analisis kasus negatif (negative case analysis)

Menganalisis kasus negatif maksudnya adalah mencari kebenaran dari suatu data yang dikatakan benar oleh suatu sumber data tetapi ditolak oleh sumber yang lainnya.

e. Membicarakan dengan orang lain (peer debriefing)

Mendiskusikan hasil data dengan orang lain yang paham dengan penelitian yang sedang dilakukan. Kegiatan ini beartujuan untuk mendapatkan tanggapan, kritik agar data tidak salah tafsir atau bias dalam memaknai.


(22)

45

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

f. Mengecek kesesuaian (member check)

Mengecek agar informasi yang telah diperoleh dan yang akan digunakan dalam penulisan dapat sesuai dengan apa yang dimaksud oleh narasumber. Untuk itu dalam penelitian ini member check dilakukan setiap akhir wawancara dengan cara mengulangi secara garis besar jawaban atau pandangan sebagai data berdasarkan catatan peneliti tentang apa yang telah dikatakan oleh responden. Tujuan ini dilakukan adalah agar responden dapat memperbaiki apa yang tidak sesuai menurut mereka, mengurangi atau menambahkan apa yang masih kurang. Member check dalam penelitian ini dilakukan selama penelitian berlangsung-sewaktu wawancara secara formal maupun informal berjalan.

2. Dependabilitas

Dependabilitas instrumen adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan ulang terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama.Untuk dapat mencapai tingkat reliabilitas dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan tekhnik ulang atau check recheck. Usaha yang dilakukan kearah dependabilitas adalah sebagai berikut:

a. Audit Trail

Catatan terperinci menyangkut keputusan-keputusan yang dibuat semelum atau selama penelitian berlanjut berikut dengan deskripsi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, audit trail dadapatkan melalui pengumpulan data-data MOU pihak sekolah dengan industri dan wawancara. Data wawancara tatap muka dan wawancara elektronik dibuat dalam bentuk traskrip.

b. Checking data

Kegiatan Checking data dilakukan dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi dari orang terkait yang mengetahui tentang apa yang sedang di teliti, dengan tujuan untuk mengetahui ke benaran data yang sedang di kumpulkan. c. Bertannya

Peneliti menanyakan kepada teman mengenai masalah atau kegiatan yang diamati. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan informasi dari suatu kegiatan atau masalah yang sedang diteliti.


(23)

46

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

J. Tahap-tahap Pengumpulan Data

Tahap-tahap pengumpulan data yang diterapkan dalam pelaksanaan penelitian ini mengacu pada pendapat Nasution, S (1996:33), Dalam penelitian kualitatif ada tiga tahapan, yaitu:1). Tahap Orientasi 2). Tahap Eksplorasi 3). Tahap Member Check

1. Tahap Orientasi

Dalam tahap ini yang dilakukan peneliti adalah melakukan pra survey ke lokasi yang akan diteliti tahap ini merupakan tahap pengenalan atau adaptasi lingkungan yang berhubungan dengan objek penelitian. Tahap ini memiliki lingkup yang sangat umum, sehingga diperlukan langkah-langkah yang persuasif dalam melakukan pendekatan terhadap lokasi serta objek yang akan diteliti, dalam hal ini adalah responden. Maksudnya peneliti hendaknya bisa menempetkandiri pada situasi dan kondisi tertentu, untuk itu maka komunikasi yang baik harus dijalin secara harmonis antara peneliti dengan narasumber penelitian. Peneliti hendaknya melakukan komunikasi secara teratur dan baik khususnya dengan pihak sekolah. Pendekatan secara emosional perlu dilakukan oleh peneliti terhadap responden agar dapat terjalin hubungan yang harmonis tanpa adanya dugaan yang tidak mendasar kepada peneliti, oleh karena itu peneliti perlu menjelaskan posisi peneliti terhadap responden, informasi apa saja yang akan diminta kepada responden, kemudian yakinkan dan jamin kerahasiaan informasi yang akan diberikan oleh responden kepada peneliti, dan yakinkan bahwa informasi yang diberikan oleh responden kepada peneliti tidak akan mempengaruhi keberadaannya di instansi tempat responden bekerja.

2. Tahap Eksplorasi

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data di lokasi penelitian, dengan melakukan wawancara dengan unsur-unsur yang terkait dengan pedoman wawancara yang telah disediakan peneliti, dan melakukan observasi tentang ketersediaan tempat praktik industri yang telah bekerjasama sengan pihak sekolah. Wawancara bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi yang sifatnya dinamis yang kapanpun bisa berubah dan bahkan memungkinkan terjadinya persepsi yang berbeda antara responden yang satu dengan yang lainnya, dan


(24)

47

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

dokumentasi dilakukan untuk pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti guna mengumpulkan informasi dari responden atau narasumber berupa arsip sejumlah data yang diperoleh dari lapangan yang sulit untuk dipaparkan melalui angka atau kalimat deskriptif sehingga peneliti perlu menuangkannya dalam bentuk lain berupa dokumentasi dalam bentuk visual.

3. Tahap Member Check

Tahapan ini dilakukan setelah data diperoleh di lapangan, baik melalui observasi, wawancara ataupun studi dokumentasi, maka data yang ada tersebut diangkat dan dilakukan audit trail yaitu mengecek keabsahan data sesuai dengan sumbernya.

Pemeriksaan data dapat dilakukan dengan cara: 1) menginformasikan kembali hasil (data atau informasi) kepada sumber data. 2) meminta hasil koreksi yang telah dicatat kepada sumber datadalam permasalahan tertentu. 3) melakukan triangulasi atau sharring dengan pihak lain yang relevan, maksudnya dalam tahap ini data yang terkumpul dirangkum dan didiskusikan lagi dengan sumber-sumber data yang relevan untuk memeriksa kembali keberadaannya.

K. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, kemudian peneliti juga melakukan studi dokumentasi untuk melihat dan mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Proses menyajikan data agar lebih bermakna dan mudah dipahami, maka langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Analysis Interkative model dari Miles dan Huberman.

„Aktivitas dalam analisis data, yaitu: data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification’. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010:337). Berdasarkan

pernyataan tersebut kegiatan analisis data terbagi menjadi empat bagian, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data, digambarkan berikut ini.


(25)

48

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

Gambar: 3.3

Komponen dalam analisis data (interactive model) (Sumber: Sugiyono, 2010:338)

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Teknik analisis data dalam penelitian ini mengacu pada pernyataan Nasution, S. (1996:128) yang menyatakan bahwa: “apabila datanya berupa kata-kata, maka data tersebut dapat digolongkan ke dalam data kualitatif”. Sebagai contoh dalam proses saat wawancara, peneliti sudah melekukan analisis terhadap jawaban dari narasumber. Apabila jawaban dari narasumber setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaannya lagi sampai tahap tertentu, sehingga diperoleh data yang dianggap kredibel. Seperti pendapat Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiono (2009:246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data display, conclusion drawing/verification.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan–catatan lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali. Apabila telah terkondisi, maka akan mudah membuat suatu gambaran secara umum, yang

Data collection

Data reduction

Data display

Conclusions: Drawing/verifying


(26)

49

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

selanjutnya akan mempermudah peneliti dalam melakukan pemilihan dan penentuan data terhadap sejumlah data untuk dijadikan informasi yang akurat bagi peneliti.

2. Data Display (Penyajian Data)

Data display berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi data dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan data memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan data.

3. Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan dan Verifikasi)

Conclusion Drawing/Verification adalah untuk menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi berbentuk kesimpulan yang coba-coba atau hanya sebatas asumsi, maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian berlangsung sejalan dengan memberchek, dan trianggulasi, sehingga menjamin signifikansi atau kebermaknaan hasil penelitian. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan melakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2009:253) bahwa:

“kesimpulan dalam penelitian adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausalitas atau interaktif, hipotesis


(27)

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan mengenai keterseediaan Tempat Praktik Kerja Industri yang dilakukan di SMK Negeri Bantarkalong, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Persentase ketersediaan tempat Praktik Kerja Industri di wilayah sekitar SMK Negeri Bantarkalong adalah 27,027 % dari 185 siswa program studi otomotif (TSM dan TKR), kemudian untuk ketersediaan tempat pratik kerja industri yang sudah melakukan kerjasama dengan pihak sekolah selain wilayah Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut:

a) Kota Tasikmalaya = 25,946 % b) Bandung = 21,081 % c) JABODETABEK = 14,595 % d) Luar Jawa Barat = 0,540 % e) Tidak Teridentifikasi = 10,811 %

Terdapat 10,811 % dari keseluruhan siswa program studi otomotif yang tidak teridentifikasi, dikarenakan belum mandaftarkan tempat Prakerin nya ke Hubin selaku pengelola prakerin, dan sekolah belum melakukan pemutakhiran data siswa, sehingga siswa yang telah pindah sekolah atau pun mengundurkan diri masih tercantum dalam absensi kelas dan dimasukan kedalam data penelitian. 2. Penempatan program prakerin di di SMKN Bantarkalong di bagi menjadi

beberapa kategori wilayah, yaitu a) Kabupaten Tasikmalaya b) Kota Tasikmalaya c) Bandung

d) JABODETABEK e) Luar Pulau Jawa


(28)

73

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

3. Penelitian mengungkapkan faktor-faktor yang menjadi hambatan atau kendala dalam pelaksanaan Prakerin di SMKN Bantarkalong adalah:

a) Kesulitan dalam mencari tempat Prakerin. b) Jarak tempat Prakerin.

c) Ketidak percayaan pemilik bengkel. d) Lingkungan,

B. SARAN

Terkait dengan masalah ini maka penulis menyarankan kepada semua pihak terutama kepada sekolah:

Bisa mempersiapkan daftar Tempat Praktik Kerja Industri yang sudah melakukan kerjasama dengan sekolah, agar dapat memudahkan siswa-siswi yang akan melaksanakan program prakerin, dan tidak mengganggu KBM yang dikarenakan siswa harus mencari sendiri tempat prakerin, sehingga siswa harus izin meninggalkan KBM.

Memberikan penjelasan kepada pihak industri/bengkel untuk memberikan kepercayaan terhadap siswa peserta program Prakerin, agar peserta prakerin melaksanakan tugas-tugas sebagai mana mestinya, sehingga program prakerin jadi tempat untuk mengaplikasikan pengetahuan siswa selama belajar di sekolah dan menjadi pengalaman bagi siswa dalam bekerja.


(29)

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

Arikunto, S (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta.

Arofah, F . (2005). Pelaksanaan Prakerin Siswa SMKN 8 Bandung Pada Industri Otomotif Di Wilayah Kota Bandung. Skripsi Jurusan Teknik Mesin FPTK UPI Bandung, Tidak diterbitkan

Dikti (2003). Udang-Undang no. 20 taun 2003. [14 Maret 2003] Trsedia: http://dikti.go.id/files/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf [14 Maret 2003]

Dikmendikti (2003). Undang-Undang Prakerin 2003. [12 Maret 2013] Tersedia: http://kal.dikmendikti.go.id/download/SK_PKAL.doc [12 Maret 2013] Dikmenjur, (1999), Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global Depdikbud,

Jakarta.

Dris J., Tasari (2011), Matematika 2 Penerbit: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia: http://bse.kemdikbud.go.id/index.php/buku/details/20121505100632/downl oad

Kemdikbud (1990). Pp no 29 tahun 1990 [14 Maret 2013] Tersedia: http://www.bphn.go.id/dat/documents/92pp029.doc [14 Maret 2013]

Kemdikbud (1992). Pp no 39 tahun 1992. [14 Maret 2013] Tersedia: http://www.bphn.go.id/dat/documents/92pp039.doc [14 Maret 2013]

Kemdikbud (2007). Pp no. 19 th 2005. [14 Maret 2013] Tersedia: http://www.ipdn.ac.id/pp-no-19-2005.pdf [14 Maret 2013]

Kepres 2012, PP No. 39 tahun 2012. [11 Maret 2013] Tersedia: http://www.presiden.go.id/DokumenUU.php/828.pdf [11 Maret 2013] Nasution,S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung : Tarsito. Oemar Hamalik. (1993). Pengembangan Kurikulum. Bandung: Trigenda Karya


(30)

75

Umar Saepudin, 2013

Studi Keterserapan Tempat Praktik Kerja Industri Bagi Siswa Program Keahlian Otomotif SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya

Sanapiah Faisal. (1985). Pendidikan Luar Sekolah , Pendidikan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Surakhmad. W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

__________, (2008) Modul SMK Bisa,[Online]. Tersedia: http://www.ebookbrowsee.net/sm/smk-bisa#.UhihLtJBSr0 [4 Oktober 2012]

__________, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum 1999, [ 5 Juni 2013] Tersedia: http://lpm.unpar.ac.id/Kepmendiknas.pdf [ 5 Juni 2013]

, Pedoman Pelaksanaan Prakerin 2011, [12 Maret 2013] Tersedia: http://smknuha.files.wordpress.com/2011/08/buku-pedoman.docx


(1)

Gambar: 3.3

Komponen dalam analisis data (interactive model) (Sumber: Sugiyono, 2010:338)

Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Teknik analisis data dalam penelitian ini mengacu pada pernyataan Nasution, S. (1996:128) yang menyatakan bahwa: “apabila datanya berupa kata-kata, maka data tersebut dapat digolongkan ke dalam data kualitatif”. Sebagai contoh dalam proses saat wawancara, peneliti sudah melekukan analisis terhadap jawaban dari narasumber. Apabila jawaban dari narasumber setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaannya lagi sampai tahap tertentu, sehingga diperoleh data yang dianggap kredibel. Seperti pendapat Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiono (2009:246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data display, conclusion drawing/verification.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data collection

Data reduction

Data display

Conclusions: Drawing/verifying


(2)

49

selanjutnya akan mempermudah peneliti dalam melakukan pemilihan dan penentuan data terhadap sejumlah data untuk dijadikan informasi yang akurat bagi peneliti.

2. Data Display (Penyajian Data)

Data display berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi data dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan data memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan data.

3. Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan dan Verifikasi)

Conclusion Drawing/Verification adalah untuk menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi berbentuk kesimpulan yang coba-coba atau hanya sebatas asumsi, maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian berlangsung sejalan dengan memberchek, dan trianggulasi, sehingga menjamin signifikansi atau kebermaknaan hasil penelitian. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan melakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2009:253) bahwa:

“kesimpulan dalam penelitian adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausalitas atau interaktif, hipotesis atau teori”.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan mengenai keterseediaan Tempat Praktik Kerja Industri yang dilakukan di SMK Negeri Bantarkalong, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Persentase ketersediaan tempat Praktik Kerja Industri di wilayah sekitar SMK Negeri Bantarkalong adalah 27,027 % dari 185 siswa program studi otomotif (TSM dan TKR), kemudian untuk ketersediaan tempat pratik kerja industri yang sudah melakukan kerjasama dengan pihak sekolah selain wilayah Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut:

a) Kota Tasikmalaya = 25,946 % b) Bandung = 21,081 % c) JABODETABEK = 14,595 % d) Luar Jawa Barat = 0,540 % e) Tidak Teridentifikasi = 10,811 %

Terdapat 10,811 % dari keseluruhan siswa program studi otomotif yang tidak teridentifikasi, dikarenakan belum mandaftarkan tempat Prakerin nya ke Hubin selaku pengelola prakerin, dan sekolah belum melakukan pemutakhiran data siswa, sehingga siswa yang telah pindah sekolah atau pun mengundurkan diri masih tercantum dalam absensi kelas dan dimasukan kedalam data penelitian. 2. Penempatan program prakerin di di SMKN Bantarkalong di bagi menjadi

beberapa kategori wilayah, yaitu a) Kabupaten Tasikmalaya


(4)

73

3. Penelitian mengungkapkan faktor-faktor yang menjadi hambatan atau kendala dalam pelaksanaan Prakerin di SMKN Bantarkalong adalah:

a) Kesulitan dalam mencari tempat Prakerin. b) Jarak tempat Prakerin.

c) Ketidak percayaan pemilik bengkel. d) Lingkungan,

B. SARAN

Terkait dengan masalah ini maka penulis menyarankan kepada semua pihak terutama kepada sekolah:

Bisa mempersiapkan daftar Tempat Praktik Kerja Industri yang sudah melakukan kerjasama dengan sekolah, agar dapat memudahkan siswa-siswi yang akan melaksanakan program prakerin, dan tidak mengganggu KBM yang dikarenakan siswa harus mencari sendiri tempat prakerin, sehingga siswa harus izin meninggalkan KBM.

Memberikan penjelasan kepada pihak industri/bengkel untuk memberikan kepercayaan terhadap siswa peserta program Prakerin, agar peserta prakerin melaksanakan tugas-tugas sebagai mana mestinya, sehingga program prakerin jadi tempat untuk mengaplikasikan pengetahuan siswa selama belajar di sekolah dan menjadi pengalaman bagi siswa dalam bekerja.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Rineka Cipta.

Arikunto, S (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta.

Arofah, F . (2005). Pelaksanaan Prakerin Siswa SMKN 8 Bandung Pada Industri Otomotif Di Wilayah Kota Bandung. Skripsi Jurusan Teknik Mesin FPTK UPI Bandung, Tidak diterbitkan

Dikti (2003). Udang-Undang no. 20 taun 2003. [14 Maret 2003] Trsedia: http://dikti.go.id/files/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf [14 Maret 2003]

Dikmendikti (2003). Undang-Undang Prakerin 2003. [12 Maret 2013] Tersedia: http://kal.dikmendikti.go.id/download/SK_PKAL.doc [12 Maret 2013]

Dikmenjur, (1999), Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global Depdikbud, Jakarta.

Dris J., Tasari (2011), Matematika 2 Penerbit: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia: http://bse.kemdikbud.go.id/index.php/buku/details/20121505100632/downl oad

Kemdikbud (1990). Pp no 29 tahun 1990 [14 Maret 2013] Tersedia: http://www.bphn.go.id/dat/documents/92pp029.doc [14 Maret 2013]

Kemdikbud (1992). Pp no 39 tahun 1992. [14 Maret 2013] Tersedia: http://www.bphn.go.id/dat/documents/92pp039.doc [14 Maret 2013]


(6)

75

Sanapiah Faisal. (1985). Pendidikan Luar Sekolah , Pendidikan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Surakhmad. W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

__________, (2008) Modul SMK Bisa,[Online]. Tersedia: http://www.ebookbrowsee.net/sm/smk-bisa#.UhihLtJBSr0 [4 Oktober 2012]

__________, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum 1999, [ 5 Juni 2013] Tersedia: http://lpm.unpar.ac.id/Kepmendiknas.pdf [ 5 Juni 2013]

, Pedoman Pelaksanaan Prakerin 2011, [12 Maret 2013] Tersedia: http://smknuha.files.wordpress.com/2011/08/buku-pedoman.docx