PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM-ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA :Studi Eksperimen Pada Siswa SD Negeri 6 Watampone.

(1)

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM-ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA

(Studi Eksperimen Pada Siswa SD Negeri 6 Watampone)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Olahraga

oleh

Iyan Nurdiyan Haris 1201223

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM-ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA

(Studi Eksperimen Pada Siswa SD Negeri 6 Watampone)

oleh

Iyan Nurdiyan Haris

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Olahraga

© Iyan Nurdiyan Haris 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis yang berjudul:

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB

DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA (Studi Eksperimen Pada Siswa SD Negeri 6 Watampone)

Disusun oleh:

Iyan Nurdiyan Haris 1201223

Disetujui Dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dr. Mulyana, M.Pd. NIP. 197108041998021001

Pembimbing II

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. NIP. 196807071992032001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A. NIP. 196306181988031002


(4)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN………. i

PERNYATAAN KEASLIAN………. ii

ABSTRAK ……… iii

KATA PENGANTAR ……….. iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ………. ix DAFTAR GAMBAR ……… x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………. 11

A. Kajian Pustaka ... 11

1. Sikap Tanggung Jawab ………. 11

2. Hasil Belajar ……….. 12

3. Keterampilan Gerak ……….. 14

4. Permainan Sepakbola ……… 15

5. Model Pembelajaran Konvensional ………. 16

6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ………... 16

7. Teori Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD………... 18

8. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……….. 23

B. Penelitian Yang Relevan ... . 24

C. Kerangka Pemikiran ... . 26


(5)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN………... 31

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... . 31

B. Desain Penelitian ... . 32

1. Pretest………. 32

2. Treatment………... 33

3. Posttest………... 34

C. Metode Penelitian ... . 35

D. Definisi Operasional ... . 29

1. Sikap Tanggung Jawab……….. 36

2. Keterampilan Dasar Sepakbola………. 37

E. Instrumen Penelitian ... . 37

1. Sikap Tanggung Jawab……… 37

2. Tes Keterampilan Dasar Sepakbola……… 41

F. Validitas dan Realibilitas ... . 44

1. Uji Validitas……….... 44

2. Uji Reliabilitas……… 45

G. Teknik Pengumpulan Data ... . 45

H. Analisis Data ... . 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 47

A. Hasil Penelitian ……… 47 1. Deskripsi Data ……… 47 2. Analisis Data Hasil Penelitian ……… 49 a. Uji Normalitas Sikap Tanggung Jawab ……… 49 b. Uji Homogenitas Sikap Tanggung Jawab ………. 50

c. Uji Normalitas Keterampilan Dasar Sepakbola ……… 51

d. Uji Homogenitas Keterampilan Dasar Sepakbola ………. 52

3. Uji Hipotesis ……… 52

a. Analisis Paired Sample t-test ………. 53


(6)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Pembahasan ……… 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 67

A. Kesimpulan ……….. 67

B. Saran ………... 67


(7)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Program Pelaksanaan Penelitian ... 33

3.2 Sub Variabel Sikap Tanggung Jawab ... 38

3.3 Uji Validitas Item Instrumen Sikap Tanggung Jawab ... 40

3.4 Nomor Butir Pernyataan Yang Digunakan ... 41

3.5 Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Tanggung Jawab ... 41

4.1 Deskripsi Data Sikap Tanggung Jawab... 47

4.2 Deskripsi Data Keterampilan Dasar Sepakbola ... 48

4.3 Uji Normalitas Sikap Tanggung Jawab... 49

4.4 Uji Homogenitas Sikap Tanggung Jawab ... 50

4.5 Uji Normalitas Keterampilan Dasar Sepakbola ... 51

4.6 Uji Homogenitas Keterampilan Dasar Sepakbola ... 52

4.7 Analisis Paired Sample t-test Sikap Tanggung Jawab ... 53

4.8 Analisis Paired Sample t-test Keterampilan Dasar Sepakbola ... 54

4.9 Analisis Independent Sample t-test Posttest Sikap Tanggung Jawab ... 55

4.10 Analisis Independent Sample t-test Posttest Keterampilan Dasar Sepakbola ... 56


(8)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Bagan Alur Penelitian………... ... 35

3.2 Desain Penelitian ... 36

3.3 Diagram Passing-stopping ... 42


(9)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A: INSTRUMEN PENELITIAN... 73

1. Instrumen Uji Coba Sikap Tanggung Jawab... 74

2. Data Hasil Ujicoba Instrumen Sikap Tanggung Jawab... 79

3. Instrumen Sikap Tanggung Jawab ... 87

LAMPIRAN B: BAHAN AJAR... 91

1. Program Perencanaan Penelitian ... 92

2. RPP Model Kooperatif Tipe STAD ... 93

3. RPP Model Konvensional ... 117

LAMPIRAN C: UJI STATISTIK……….. 129

1. Data Hasil Penelitian ... 130

2. Konversi Data T-skor ... 146

3. Hasil Analisis Inferensial ... 150

LAMPIRAN D: DOKUMENTASI DAN PERSURATAN……….. 158

1. Dokumentasi ... 159


(10)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Iyan Nurdiyan Haris (2014). PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM-ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA (Studi Eksperimen Pada Siswa SD Negeri 6 Watampone).

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 6 Watampone Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone. (2) Mengetahui pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone. (3) Mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara model Cooperative Learning tipe STAD dan model pembelajaran konvensional terhadap sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone. (4) Mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara model Cooperative Learning tipe STAD dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone. Desain penelitian yang digunakan adalah RandomizePretest-Posttest Control Group Design. Populasi dari peneilitian ini adalah seluruh siswa laki-laki kelas atas IV, V, dan VI di sekolah tersebut dan sampelnya adalah dipilih 2 kelas secara acak dari keseluruhan kelas atas tersebut. Analisis data yang digunakan adalah Uji Paired Sample t-test dan Independent Sample t-test Posttest. Hasil yang diperoleh adalah terdapat pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone, terdapat pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone, model Cooperative Learning tipe STAD lebih berpengaruh dibandingkan model pembelajaran konvensional terhadap sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone, model Cooperative Learning tipe STAD lebih berpengaruh dibandingkan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone. Pembelajaran pendidikan jasmani dengan model Cooperative Learning tipe STAD yang dikemas secara kolaboratif, tolong-menolong, ketergantungan positif, dan pemberian tanggung jawab individual sangat disenangi oleh siswa.


(11)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Iyan Nurdiyan Haris (2014). EFFECT OF COOPERATIVE LEARNING MODEL

TYPE STUDENT TEAM-ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TOWARD

RESPONSIBILITY AND FOOTBALL BASIC SKILLS LEARNING OUTCOMES. (Experimental Study of Elementary School Students 6 Watampone).

The research was conducted in the Elementary School 6 Watampone Bone Regency South Sulawesi. The purposes of this study are (1) Determine the effect of Cooperative Learning models type STAD toward responsibility of Elementary School students 6 Watampone. (2) Determine the effect of Cooperative Learning model type STAD toward football basic skills learning outcomes of Elementary School students 6 Watampone. (3) Knowing what is more influential between Cooperative Learning model type STAD and conventional learning model toward responsibility of Elementary School students 6 Watampone. (4) Knowing what is more influential between Cooperative Learning model type STAD and conventional learning model toward the football basic skills learning outcomes of Elementary School students 6 Watampone. The study design used was a pretest-posttest Randomize Control Group Design. The population of this study was all male top class students IV, V, and VI in the school and two class samples are selected by random from the whole of the top class. Analysis of the data was Test Paired Sample test and independent sample t-test Postt-test. The result is there are significant effect Cooperative Learning model type STAD toward responsibility of Elementary School students 6 Watampone, there are significant effect cooperative learning model type STAD toward football basic skills learning outcomes of Elementary School students 6 Watampone, Cooperative Learning model type STAD is more influential than the of conventional learning model toward responsibility of Elementary School students 6 Watampone, Cooperative Learning model type STAD is more influential than the of conventional learning model toward football basic skills learning outcomes of Elementary School students 6 Watampone. Physical education learning with cooperative learning model type STAD that are packed collaborative, mutual help, positive dependence, and individual responsibility provision is very loved by the students.


(12)

1

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan moral bukanlah sebuah gagasan baru. Sebetulnya, pendidikan moral sama tuanya dengan pendidikan itu sendiri. Sejarah di negara-negara di seluruh dunia, pendidikan memiliki dua tujuan besar: membantu anak-anak menjadi pintar dan membantu mereka menjadi baik, (Lickona 2012, hlm. 7). Kecenderungan yang terjadi pendidikan di sekolah hanya membuat siswa pintar, akan tetapi masih banyak diantara siswa melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang, itu artinya pendidikan di sekolah tidak mencapai tujuan yang sebenarnya.

Keberadaan Pendidikan Jasmani telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai pelajaran wajib sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 42. Pelajaran pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah mulai tingkat SD sampai dengan SLTA. Dengan demikian pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang sangat penting. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pakar kurikulum pendidikan jasmani, yaitu Jewet (l994) bahwa Pendidikan Jasmani adalah satu fase dari proses pendidikan secara menyeluruh yang peduli terhadap perkembangan dan kemampuan gerak individu yang bersifat sukarela serta bermakna dan terhadap reaksi yang langsung berhubungan dengan mental, emosional dan sosial.

Sekolah dasar (SD) merupakan fondasi awal untuk memulai pendidikan yang berkualitas. Melalui pembelajaran pendidikan jasmani, tujuan pendidikan dapat dicapai karena itu dalam prakteknya pendidikan jasmani memiliki empat tujuan. Tujuan tersebut diutarakan oleh Bucher 1964 (dalam Suherman 2009, hlm. 7) yaitu:


(13)

2

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitnees).

2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skill full).

3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.

4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat. Dari pernyataan Bucher dapat disimpulkan bahwa, pendidikan jasmani tidak hanya terpusat pada aktivitas fisik semata, tetapi juga aktivitas psikis. Pendidikan jasmani secara menyeluruh melibatkan pembelajaran gerak, dimana pembelajaran gerak tersebut terdapat muatan nilai-nilai sosial seperti disiplin, kerjasama, tanggung jawab, saling tolong-menolong dan bersahabat.

Menyimak pernyataan Bucher, seharusnya melalui pembelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Namun kenyataannya di sekolah pembelajaran pendidikan jasmani, cenderung hanya mengembangkan fisik dan penguasaan keterampilan olahraga kecabangan, ketimbang mengarahkan peserta didik pada dimensi afektif, termasuk pengembangan perilaku moral dan partisipasi siswa. Selain itu, guru juga sering mengabaikan bagaimana memaksimalkan partisipasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kecenderungan tersebut boleh jadi akibat dalam penerapan model pembelajaran tidak optimal, hingga domain kognitif, afektif, psikomotor, dan perkembangan perilaku moral siswa relatif kurang mendapat perhatian.

Implementasi pembelajaran pendidikan jasmani sebagai upaya menumbuhkembangkan watak dan pembinaan moral dalam suasana kerjasama, disiplin, tanggung jawab, bersahabat, saling tolong menolong akan mengurangi potensi munculnya perselisihan. Oleh sebab itu pendidikan jasmani sebagai wahana pembinaan kepribadian dan perkembangan moral siswa akan berkontribusi besar terhadap perubahan sikap dan perilaku dalam berinteraksi


(14)

3

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan lingkungannya. Dengan demikian program pendidikan jasmani dapat dimaksimalkan sebagai upaya untuk menumbuhkan perkembangan moral siswa.

Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge) (Blogspot.com). Sebagaiman amanat UU No. 20 Tahun 2003 dalam penjelasan Pasal 35: kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini telah dilakukan pada kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Senada dengan paparan di atas, Suherman juga memaparkan dalam seminar Nasional pendidikan jasmani (2013) bahwa, implementasi pembelajaran pendidikan jasmani materinya disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran mengarah ketiga ranah yaitu: afektif, kognitif, dan psikomotor.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan kurikulum 2013, model pembelajaran kooperatif disarankan untuk diterapkan di dalam kelas pendidikan jasmani, karena menurut Lickona (2012:276) pembelajaran kooperatif mengajarkan nilai moral dan pengetahuan akademis secara bersamaan, sebagaimana yang dikatakan bahwa: “Ambillah apa yang biasanya anda ajarkan, ajarkan dengan cara belajar kooperatif paling sedikit pada satu bagian dari hari atau periode, dan anda akan mengajarkan nilai moral dan akademik pada waktu yang bersamaan”.

Slavin (2005, hlm. 10) memandang model pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerjasama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat mereka belajar sama baiknya. Lebih lanjut Slavin menyatakan, model student team learning menekankan penggunaan tujuan-tujuan tim dan sukses tim, yang hanya akan dapat dicapai apabila semua anggota tim bisa belajar mengenai pokok bahasan


(15)

4

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang telah diajarkan. Oleh sebab itu, dalam model student team learning setiap siswa harus mampu bekerja dan menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru agar mampu membuat timnya menjadi sukses.

Tiga konsep penting pada model student team learning yang dipaparkan oleh Slavin (2005 hlm. 10) :

1. Penghargaan tim, maksudnya ialah tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan-penghargaan tim lainnya jika mereka berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

2. Tanggung jawab individu, bahwa kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap orang dalam tim siap untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan siswa tanpa bantuan teman satu timnya.

3. Kesempatan sukses yang sama maksudnya, bahwa semua siswa memberikan kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah semuanya sama-sama ditangtang untuk melakukan yang terbaik, dan semua kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya.

Belajar berkelompok tidak dikatakan sebagai pembelajaran kooperatif, karena boleh jadi belajar kelompok guru hanya membagi siswa ke dalam beberapa kelompok tetapi tidak memberikan arahan sesuai dengan teknik dari pembelajaran kooperatif. Untuk memaksimalkan pembelajaran kooperatif menurut Johnson dan Holubec (dalam Metzler, 2000, hlm. 223) ada beberapa elemen yang mesti diterapkan, salah satunya adalah tanggung jawab individu. Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab individu adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama (Suprijono, 2009, hlm. 59). Beberapa cara menumbuhkan tanggung jawab individu menurut Johnson (2010, hlm. 53) adalah:


(16)

5

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Melakukan assesmen terhadap setiap siswa.

3. Memberi tugas kepada siswa, yang dipilih secara random untuk mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun seluruh peserta didik di depan kelas.

4. Mengamati setiap kelompok dan mencatat ferkuensi individu dalam membantu kelompok.

5. Menugasi seorang peserta didik untuk berperan sebagai pemeriksa di kelompoknya.

Senada dengan pernyataan di atas, Slavin (2005, hlm. 81) menyatakan bahwa, tujuan kelompok dan tanggung jawab individu merupakan dua faktor yang menentukan sukses tidaknya pembelajaran kooperatif. Pentingnya tujuan kelompok dan tanggung jawab individu adalah memberikan insentif kepada siswa untuk saling membantu satu sama lain dan untuk saling mendorong dalam melakukan usaha yang maksimal. Dari beberapa penelitian yang dilakukan pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual jauh lebih baik daripada yang tidak menggunakan. Seperti yang dilakukan Huber 1982 (dalam Slavin, 2005, hlm. 86) dalam penelitiannya membandingkan sebuah bentuk STAD dengan kelompok kerja tradisional yang meniadakan tujuan kelompok atau tanggung jawab dan hasilnya kelompok STAD menunjukkan skor secara yang lebih baik daripada kelompok tradisional. Dari paparan diatas, dapat diasumsikan bahwa ketika siswa diberi tanggung jawab individu dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, secara otomatis dapat mengembangkan sikap tanggung jawab siswa. Dari beberapa kajian tersebut, dapat diasumsikan bahwa pembelajaran model kooperatif mampu meningkatkan sikap moral siswa dalam hal sikap tanggung jawab.

Stahl 1994 (dalam Juliantine dkk. 2012, hlm. 63) menyatakan bahwa:

“proses pembelajaran dengan model kooperatif mampu merangsang dan

menggugah siswa secara optimal dalam suasana belajar kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai enam orang siswa”. Lebih lanjut dikatakan Stahl bahwa, model pembelajaran kooperatif membuat iklim belajar berlangsung dalam suasana keterbukaan dan demokratis sehingga memberikan kesempatan yang


(17)

6

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

optimal bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai materi yang dibelajarkan dan sekaligus melatih sikap dan keterampilan sosialnya sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat, sehingga perolehan hasil belajar yang lebih baik.

Penelitian Snider 1986 (dalam Solihatin dan Raharjo, 2011, hlm. 13) menemukan bahwa, penggunaan model cooperative learning sangat mendorong peningkatan prestasi belajar siswa hingga perbedaan hampir 25% dengan kemajuan yang dicapai oleh siswa yang diajar dengan menggunakan system kompetisi. Selain itu, Slavin (2005, hlm. 11) menyatakan bahwa, „model pembelajaran kooperatif dengan memakai konsep penghargaan tim dan tanggung

jawab individu, dapat meningkatkan prestasi kemampuan dasar‟.

Berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola, model pembelajaran kooperatif tipe STAD bertujuan agar siswa saling bekerjasama, saling membantu, bergotong royong, berdiskusi, dan memberi kesempatan kepada mereka untuk membangun pengetahuannya secara aktif serta menerapkan ide dan strategi mereka sendiri dalam belajar. Hal tersebut senada dengan pernyataan

Ibrahim (2000, hlm. 7) “Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

mencapai tiga tujuan pembelajaran penting, yakni: prestasi akademik, penerimaan terhadap keragaman atau perbedaan yang ada, dan pengembangan keterampilan

sosial”.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD memberi kesempatan kepada siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan ide. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif dalam kelompoknya. Dengan demikian, melalui model pembelajaran kooperatif diyakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Menyimak pendapat para ahli dan hasil penelitian terdahulu, maka penulis ingin menguji model pembelajaran Kooperatif tipe STAD yang akan diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar untuk mengembangkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar siswa. Student Team-Achievment Division


(18)

7

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(STAD) menurut Slavin 1980 (dalam Dyson dan Grineski, 2001, hlm. 28), memberikan kesempatan siswa berbagi kepemimpinan, peran tanggung jawab, dan menggunakan keterampilan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. dengan demikian pembelajaran kooperatif tipe STAD, membuat siswa menjadi aktif dan siswa juga dapat belajar tentang nilai-nilai moral seperti kerjasama, disiplin, tanggung jawab, saling tolong-menolong dan nilai moral lainnya.

Sekolah Dasar Negeri 6 Watampone yang terletak di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, berdasarkan pengamatan sekilas dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, masih menekankan kepada keterampilan kecabangan olahraga dan masih menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga membuat siswa kurang antusias atau termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Penulis menganggap strategi yang dipakai guru kurang menarik artinya siswa tidak berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, dengan kata lain siswa hanya menjadi sebagai pendengar setia. Masalah-masalah ini bisa terjadi karena disebabkan kurang pahamnya guru terhadap konsep pendidikan jasmani itu sendiri yang pada proses pembelajarannya harus mencakup ketiga domain yaitu: afektif, kognitif, dan psikomotor. Selain itu, dari hasil pengamatan penulis guru pendidikan jasmani di sekolah tersebut sama sekali belum mengetahui tentang model pembelajaran dalam pendidikan jasmani.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis mencoba meneliti dua model pendekatan pembelajaran dalam pendidikan jasmani di tingkat sekolah dasar yakni model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan konvensional. Diantara kedua model tersebut akan dilihat mana yang lebih cocok untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar permainan sepakbola siswa di tingkat sekolah dasar.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Kenyataanya dilapangan, masih banyak guru pendidikan jasmani yang belum mampu menerapkan model-model pembelajaran yang tepat, termasuk guru pendidikan jasmani di SD negeri 6 Watampone. Padahal kita ketahui proses


(19)

8

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dan hasil belajar siswa sangat ditentukan oleh kreativitas seorang guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat.

Penelitian yang dilakukan Webb 1985 (dalam Solihatin dan Raharjo, 2011, hlm. 13), sebagai bukti bahwa dalam pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning, sikap dan perilaku siswa berkembang kearah suasana demokratis di dalam kelas, karena penggunaan kelompok kecil mendorong siswa lebih bergairah dan termotivasi. Untuk itu, diharapkan guru penjas mampu menerapkan model atau strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap kerjasama, disiplin, bertanggung jawab dan membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga pada akhirnya juga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dipilih karena model pembelajaran ini diyakini mampu mengembangkan sikap positif siswa dan dapat meningkatkan keterampilan gerak siswa secara bersamaan.

Dari beberapa kajian di atas, penulis mengidentifikasi masalah penelitiannya sebagai berikut:

1. Pembelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri 6 Watampone hanya menitikberatkan kepada keterampilan kecabangan saja.

2. Pada proses pembelajaran pendidikan jasmani guru masih mendominasi (teacher centered) tidak memberikan tanggung jawab, kesempatan kepada siswa untuk saling bekerjasama dan bekerja secara kolaboratif. 3. Guru pendidikan jasmani SD Negeri 6 Watampone belum mengetahui

model pembelajaran yang dapat mengembangkan sikap siswa, termasuk sikap tanggung jawab dan meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola dalam pembelajaran pendidikan jasmani diwaktu yang bersamaan.

C. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu "Seberapa besar pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD dalam pembelajaran penjas terhadap peningkatan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola


(20)

9

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa?” Rumusan masalah penelitian tersebut, dapat dirinci kedalam beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah model Cooperative Learning tipe STAD berpengaruh terhadap sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone?

2. Apakah model Cooperative Learning tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone?

3. Manakah yang lebih berpengaruh antara model Cooperative Learning tipe STAD dan model pembelajaran konvensional terhadap sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone?

4. Manakah yang lebih berpengaruh antara model Cooperative Learning tipe STAD dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone?

D. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali informasi melalui berbagai aspek yang terkait dengan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan konvensional pada sikap tanggung jawab dan hasil belajar siswa SD kelas IV. Berikut merupakan tujuan secara khusus dalam penelitian ini:

1. Mengetahui pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone.

2. Mengetahui pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone.

3. Mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara model Cooperative Learning tipe STAD dan model pembelajaran konvensional terhadap sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone.

4. Mengetahui manakah yang lebih berpengaruh antara model Cooperative Learning tipe STAD dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone.


(21)

10

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Diharapkan penelitian ini menjadi landasan pengetahuan dan mampu melengkapi penelitian sebelumnya dan juga dapat berguna bagi guru pendidikan jasmani serta lembaga yang terkait untuk dijadikan sebagai informasi dan bahan referensi.

2. Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pedoman bagi guru penjas khususnya di Kabupaten Bone dalam penerapan model pembelajaran kooperatif guna meningkatkan efektivitas pembelajaran penjas dalam rangka meningkatkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar siswa. Secara spesifik manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sebagai pedoman bagi para guru pendidikan jasmani dalam menerapkan model-model pembelajaran.

b. Sebagai referensi untuk pengembangan model-model pembelajaran pendidikan jasmani yang akan diterapkan di sekolah.

c. Sebagai sarana untuk mencapai tujuan belajar pendidikan jasmani secara komprehensif.


(22)

31

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri 6 Watampone yang beralamat di jalan jendral Urip Sumoharjo Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Alasan mengambil lokasi penelitian ini adalah karena di sekolah ini belum pernah ada penelitian terkait dengan pendidikan jasmani, dan pihak sekolah juga sudah menyepakati penelitian ini dan mereka berharap melalui penelitian ini memberikan wawasan tentang pengembangan model pembelajaran pendidikan jasmani dalam rangka pengembangan sikap tanggung jawab dan meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa.

2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki SD 6 Watampone kelas IV, V, dan VI atau biasa disebut kelas atas. Masing-masing kelas berjumlah: kelas VI 19 siswa, kelas V 22 siswa, dan kelas IV 21 siswa. Jumlah keseluruhan populasi dari semua kelas adalah 62 siswa. Alasan pengambilan populasi siswa kelas IV, V, dan VI karena pendidikan karakter dalam hal ini sikap tanggung jawab harus dilakukan pembinaan sejak dini atau tingkat sekolah dasar agar kelak ketika mereka memasuki masa remaja memiliki karakter atau sikap yang baik. Selain itu pemberian pengalaman gerak yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan juga harus di lakukan sejak anak duduk dibangku sekolah dasar agar mereka bisa menjadi atlet-atlet elit masa depan. Oleh karena itu, implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan mampu mengembangkan sikap tanggung jawab dan meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dasar.

3. Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Seperti yang dikemukakan oleh Maksum (2012, hlm. 57)


(23)

32

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cluster random sampling menjelaskan bahwa “Dalam cluster random sampling, yang dipilih bukan individu melainkan kelompok atau area yang kemudian disebut cluster. Misalnya propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan sebagainya. Alasan menggunakan teknik sampling ini karena dalam penelitian ini yang ingin diteliti adalah siswa yang berada didalam kelas atas yaitu kelas IV, V, dan VI selain itu dalam penelitian ini angket sikap tanggung jawab yang digunakan telah disesuaikan untuk siswa kelas atas.

langkah-langkah dalam menentukan sampel dengan teknik cluster random sampling pada penelitian ini yaitu:

a. Tahap pertama, mengundi dua kelas dari tiga kelas IV, V, VI yang berjumlah 62 siswa, terdiri dari kelas IV 21 siswa, kelas V 22 siswa, dan kelas VI 19 siswa.

b. Tahap ke dua, mengundi kembali dua kelas yang telah diundi pada tahap pertama untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

c. Tahap yang ketiga, terpilihlah kelas V dengan jumlah sampel 22 siswa yang masuk dalam kelas eksperimen dan kelas VI dengan jumlah sampel 19 siswa masuk kedalam kelas kontrol. Jadi total keseluruhan sampel berjumlah 41 siswa.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 12 kali pertemuan yang dilaksanakn 2 kali seminggu, jadi penelitian dilakukan kurang lebih selama 6 minggu dari mulai tanggal 19 Maret sampai 25 April 2014. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mengembangkan sikap tanggung jawab dan meningkatkan hasil belajar siswa:

1. Pre Test

Pelaksanaan pre test dilakukan sebelum perlakuan diberikan. Pre test dilakukan untuk mengidentifikasi sejauh mana sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola yang telah dimiliki siswa baik pada kelompok eksperimen maupun kontrol. Untuk mengetahui skor pre test tersebut


(24)

33

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok eksperimen dan kontrol diberikan angket yang mengacu pada skala Likert untuk sikap tanggung jawab dan tes performa untuk hasil belajar keterampilan dasar sepakbola.

2. Treatment

Treatment atau perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen adalah model coopetaive learning tipe STAD dengan materi permainan sepakbola. Perlakuan ini dilakukan sebanyak 2 kali seminggu selama 6 minggu berturut-turut atau dengan kata lain sebanyak 12 kali pertemuan. Ini merujuk dari penelitian sebelumnya Bayraktar (2010) yang melakukan penelitian tentang penggunaan pembelajaran kooperatif selama kelas senam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan akademik siswa, sikap, dan keterampilan latihan.

Berikut ini merupakan program perlakuan yang diberikan dalam rangka mengembangkan sikap tanggung jawab dan meningkatkan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi ajar sepakbola yang dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan selama 4 minggu.

Tabel 3.1.

Program pelaksanaan penelitian

Pertemuan Materi

1-2

Pembelajaran: passing dan stopping

Melakukan passing dengan menggunakan kaki bagian dalam Melakukan stopping dengan menggunakan kaki bagian dalam dan luar.

Pembelajaran: passing dan stopping

Melakukan passing- kolong

Melakukan kombinasi passing-stopping dengan jarak yang lebih jauh

3-4 Pembelajaran: dribbling


(25)

34

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melakukan teknik dasar kombinasi dribbling dan passing

Pembelajaran: dribbling dan passing

Melakukan dribbling silang

Melakukan kombinasi dribbling-tendang-balik

5-6

Pembelajaran: dribbling dan passing

Melakukan dribbling-passing pindah tempat Melakukan variasi shuttle-dribbling-passing

Pembelajaran: dribbling dan passing

Melakukan dribbling zig-zag

Melakukan kombinasi dribbling zig-zag dan passing pindah tempat

7-8

Pembelajaran: dribbling dan shooting

Melakukan kombinasi dribbling-shooting Melakukan variasi shuttle-dribbling-shooting

Pembelajaran: passing, dribbling, dan shooting

Melakukan kombinasi passing-dribbling-shooting Melakukan variasi passing kolong-dribbling-shooting

9-10

Pembelajaran: kombinasi passing-stopping, dribbling, dan

shooting

Melakukan dribbling-pindah kotak

Melakukan dribbling-menunggu di samping garis Melakukan dribbling-belok

11-12

Pembelajaran: penyerangan dan bertahan

Melakukan teknik permainan 4 vs 4 Melakukan teknik permainan 5 vs 5

3. Post test

Setelah diberikan perlakuan selama 12 kali pertemuan yang dilakukan 2 kali setiap minggunya dengan durasi 3 x 30 menit setiap pertemuannya, selanjutnya sampel diberikan kembali angket dan tes keterampilan dasar permainan


(26)

35

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sepakbola, kemudian dianalisis untuk melihat peningkatan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar permainan sepakbola siswa. Dan langkah terakhir hasil analisis diuji hipotesis untuk menjawab semua pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya.

Agar alur penelitian lebih jelas, berikut ini disajikan bagan alur penelitiannya:

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian

C. Metode Penelitian

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL: SIKAP TANGGUNG JAWAB DA N HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA SISWA

KEL A: PEMBELAJARAN PENJAS DENGAN MODEL

KOOPERATIF TIPE STAD

KEL B: PEMBELaJARAN PENJAS DENGAN MODEL

KONVENSIONAL

TES AKHIR: SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS


(27)

36

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian experiment dengan desain Randomize Pretest-Posttest Control Group Design. Menurut Fraenkel dkk. (2012, hlm.272) pada desain Randomize Pretest-Posttest Control Group Design dua kelompok subjek diukur atau diamati dua kali. Pengukuran pertama berfungsi sebagai pre-test, yang kedua sebagai post-test. Tugas random (R) digunakan untuk membentuk kelompok. Adapun bentuk desainnya sebagai berikut:

Gambar 3.2

The Randomized Pretest-Posttest Control Group Design (Sumber: Fraenkel dkk. (2012, hlm. 272) Keterangan:

R = Random (Penetapan secara acak pada kelas atas yang dipilih secara random) O = Observasi atau pengukuran

X = Eksperimen (Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD) C = Kontrol (Model Pembelajaran Konvensional)

Alasannya memilih desain Randomize Pretest-Posttest Control Group Design karena dalam penelitian ini ingin dilihat sejauh mana dampak dari perlakuan yang diberikan atau dengan kata lain melihat sebab akibat antara setiap variabelnya, selain itu penelitian ini merupakan eksperimen murni, artinya pada proses pengambilan sampel harus dilakukan secara random.

D. Definisi Operasional

1. Sikap Tanggung Jawab

Sikap tanggung jawab merupakan pola perilaku atau predisposisi yang meliputi peduli terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan, memenuhi kewajiban, memberi kontribusi terhadap masyarakat, meringankan penderitaan orang lain serta kemampuan untuk berkata jujur, dengan kata lain sikap tanggung jawab adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang dimana seseorang dapat

Treatment group R O X O Control Group R O C O


(28)

37

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merasakan penderitaan orang lain dan kesiapan untuk meringankan atau membantu. Dari beberapa definisi tentang sikap tanggung jawab diatas dapat disimpulkan beberapa indikator-indikator untuk kemudian menjadi acuan dalam membuat instrumen penelitian. Indikator-indikator tersebut sebagai berikut:

a. Peduli terhadap sesama

b. Kemampuan mengatakan yang sebenarnya c. Mentaati aturan

d. Melakukan sesuatu yang telah disepakati 2. Hasil belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Hasil belajar yang akan diukur dalam penelitian ini adalah keterampilan dasar permainan sepakbola yaitu passing-stopping dan dribbling. Sepakbola merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam pembelajaran penjas di tingkat sekolah dasar. sepakbola merupakan permainan tim, yang masing-masing setiap tim terdiri dari 11 pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Keterampilan dasar dalam permainan sepakbola terdiri dari: passing-stopping, dribbling, shooting, dan heading.

Passing-stopping merupakan kemampuan untuk mengumpan kepada teman dengan menggunakan kaki bagian dalam dan luar, serta kemampuan untuk menahan atau mengontrol bola. Sedangkan dribbling adalah kemampuan seseorang dalam menggiring bola dengan kedua kakinya (kaki bagian dalam, punggung, atau luar) bertujuan untuk melewati hadangan lawan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2010, hal. 265). Instrumen yang dipakai untuk menjaring data dalam sikap tanggung jawab adalah angket. Angket terlebih dahulu di ujikan kepada sampel yang homogen. Pengujian instrumen dilakukan untuk: uji coba, uji skala per item (skala sikap), uji validitas per item, dan uji reliabilitas. Sedangkan instrumen yang dipakai untuk menjaring data hasil belajar pendidikan jasmani


(29)

38

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dalam penelitian ini adalah tes praktek keterampilan pada materi tes keterampilan dasar sepakbola.

1. Sikap Tanggung Jawab

Sebelum dilakukan pengambilan data, lebih dulu dilakukan uji instrumen. Instrument skala sikap tersebut mengukur sikap tanggung jawab siswa SD kelas IV. Data yang dihasilkan adalah data interval dari skala likert yang interval skornya 0 (nol) sampai dengan 3 (tiga).

Data yang terkumpul, kemudian disusun sedemikian rupa, langkah awal adalah mencari normalitas dan homegenitas data, dan data normal dan homogen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t, untuk mengetahui perbedaan rata-rata antar kelompok.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket sikap tanggung jawab yang diadopsi dari Mulyana (2012), namun akan di uji cobakan kepada siswa kelas atas SD, karena dalam penelitian sebelumnya sampel yang digunakan adalah siswa SMP.

a. Rumusan Instrumen Sikap Tanggung Jawab

Berikut rumusan variable, subvariabel, dan indikator sikap tanggung jawab pada Tabel 3.1.

Table 3.2.

Variable, Subvariabel dan Indikator Tanggung Jawab Sumber : Mulyana (2012, hlm. 133)

Variable Sub Variabel Indikator Bentuk

pernyataan Tanggung

Jawab

Peduli terhadap diri sendiri dan orang lain.

 Mengatasi kelemahan diri  Peduli terhadap

sesama; Menunda kepentingan

sendiri

 Memandang

semua orang sama derajatnya

 Mampu berempati

Pernyataan mengenai kepedulian terhadap diri sendiri dan orang lain.


(30)

39

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Mengakui

kesalahan dengan ikhlas

Menjalankan kewajiban dengan baik

 Mentaati aturan  Mendahulukan

kepentingan kelompok

 Melakukan apa

yang telah

disepakati dengan sungguh sungguh

Pernyataan mengenai sikapnya dalam menjalankan kewajiban Berkontribusi

terhadap

komunitas atau masyarakat

 Tenggang rasa

 Kemampuan

menilai

 Mampu

mengendalikan diri

 Dapat dipercaya

Pernyataan mengenai kebiasaan membina

pergaulan kea rah yang positif Memberi arah

dan pertolongan dalam usaha meringankan penderitaan orang lain  Mampu mentransfer pengetahuan  Kemampuan merasakan

penderitaan orang lain

 Kesiapan diri

melakukan sesuatu Pernyataan mengenai perasaan terhadap penderitaan orang lain Melakukan

suatu perbuatan untuk

membangun lingkungan yang baik

 Menjaga kesehatan lingkungan

 Kemampuan

mengatakan yang sebenarnya  Keinginan menularkan pengetahuan  Mengutamakan kinerja Pernyataan mengenai kebiasaan peduli terhadap lingkungan


(31)

40

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen tanggung jawab ini, maka instrumen ini terlebih dahulu di ujicobakan pada objek yang akan di teliti. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menyebarkan instrumen pada siswa SD Babakan Jati kelas IV Bandung, yang bukan merupakan sampel penelitian.

c. Analisis Instrumen

Setelah instrumen di ujikan pada 40 siswa SD Babakan Jati, kemudian dilakukan analisis instrumen dengan menghitung derajat validitas dan reliabilitas instrumen dengan menggunakan SPSS 18. Hasil perhitungan derajat validitas dan reliabilitas tes menggunakan SPSS 18. Berikut ini hasil analisis instrumen sikap tanggung jawab dengan menggunakan SPSS 18:

Tabel 3.3.

Uji Validitas Butir Pernyataan Sikap Tanggung Jawab

No.

Item r hitung r tabel Validitas

No.

Item r hitung r tabel Validitas

1 0,058 0,312 tidak valid 27 0,646 0,312 valid

2 0,711 0,312 valid 28 0,483 0,312 valid

3 0,123 0,312 tidak valid 29 0,698 0,312 valid

4 0,651 0,312 valid 30 0,448 0,312 valid

5 0,395 0,312 valid 31 0,362 0,312 valid

6 0,366 0,312 valid 32 0,527 0,312 valid

7 0,102 0,312 tidak valid 33 0,388 0,312 valid

8 0,612 0,312 valid 34 0,711 0,312 valid

9 0,710 0,312 valid 35 0,623 0,312 valid

10 0,530 0,312 valid 36 0,423 0,312 valid

11 0,460 0,312 valid 37 0,689 0,312 valid

12 0,408 0,312 valid 38 0,460 0,312 valid

13 0,399 0,312 valid 39 0,381 0,312 valid

14 0,555 0,312 valid 40 0,403 0,312 valid

15 0,236 0,312 tidak valid 41 0,638 0,312 valid

16 0,295 0,312 tidak valid 42 0,454 0,312 valid

17 0,677 0,312 valid 43 0,310 0,312 tidak valid

18 0,456 0,312 valid 44 0,519 0,312 valid

19 0,309 0,312 tidak valid 45 0,706 0,312 valid


(32)

41

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21 0,288 0,312 tidak valid 47 0,215 0,312 tidak valid

22 0,669 0,312 valid 48 0,370 0,312 valid

23 0,503 0,312 valid 49 0,373 0,312 valid

24 0,416 0,312 valid 50 0,656 0,312 valid

25 0,559 0,312 valid 51 0,350 0,312 valid

26 0,499 0,312 valid 52 0,605 0,312 valid

Berdasarkan tabel 3.3. di atas, dari 52 item soal yang di ujikan terdapat 9 butir soal (1, 3, 7, 15, 16, 19, 21, 43, 43, 47) yang masuk dalam kategori derajat korelasi yang rendah karena r hitung dibawah r tabel 0,312 (Arikunto, 2010, hlm. 402). Dengan begitu nomor-nomor yang memiliki derajat korelasi yang rendah diputuskan untuk dibuang.

Tabel 3.4.

Nomor Butir Pernyataan Yang Digunakan

Sikap Tanggung Jawab Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-) Nomor Butir

Pernyataan

6,10,11,12,13,14,18,20,22, 23,24,25,26,27,28,29,30,31, 33,36,37,38,39,40,42,44,46, 48,49,51

2,4,5,8,9,17,32,34,35, 41,45,50,52

Jumlah 30 butir 13 butir

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items


(33)

42

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel 3.4. menunujukkan indeks reliabilitas 0,938, artinya tingkat reliabilitas sangat tinggi.

2. Tes Keterampilan Dasar Sepakbola

Pengukuran keterampilan fisik dan keterampilan gerak menjadi bagian terbesar dalam penelitian keolahragaan (Maksum, 2012, hlm. 137). Untuk keterampilan dasar permainan sepakbola yang diukur dalam penelitian ini adalah passing-stopping dan dribbling. Adapun tes pengukuran keterampilan dasar dalam permainan sepakbola (passing-stopping dan dribbling) sebagai berikut:

a. Passing-stopping

1) Tujuan: untuk mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menyepak dan menahan bola.

2) Alat yang digunakan: bola 2 buah, stop watch, bangku swedia empat buah, dan kapur.

3) Petunjuk pelaksanaan: 1) testee berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak empat meter dari sasaran, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun sebaliknya. 2) pada aba-aba “ya” testee mulai menyepak bola ke sasaran dan menahannya kembali dengan kaki dibelakang garis tembak yang akan menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan sepakan pertama. 3) lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30 detik. 4) apabila bola ke luar dari daerah sepak, maka testee menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini diagram tes passing-stopping:


(34)

43

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1,5 m

Gambar 3.3 Diagram passing-stopping Sumber: Jam jam (2007, hlm. 46)

4) Cara Penilaian

Jumlah menyepak dan menahan bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi tes keterampilan passing-stopping dengan papan pantul yang tingkat validitasnya 0,7981 dan tingkat reliabilitasnya 0,8024 (Jam Jam, 2007 hlm. 56).

b. Dribbling

1) Tujuan: untuk mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki dalam memainkan bola.

2) Alat yang digunakan: bola, stop watch, 6 buah rintangan, tiang bendera, dan kapur.

3) Petunjuk pelaksanaan:

a) Pada aba-aba “siap”, testee berdiri di belakang garis star dengan bola dalam penguasaan kakinya.

b) Pada aba-aba “ya”, testee mulai menggiring bola kea rah kiri melewati rintangan pertama dan berikutnya menuju rintangan berikutnya sesuai dengan arah panah yang telah ditetapkan sampai ia melewati garis finish.


(35)

44

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Salah arah dalam menggiring bola, ia harus memperbaikinya tanpa menggunakan anggota badan selain kaki dimana melakukan kesalahan dan selama itu pula stop watch tetap jalan.

d) Menggiring bola dilakukan oleh kaki kanan dan kaki kiri bergantian, atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola satu kali sentuhan. Gerakan dinyatakan gagal bila:

Testee menggiring bola hanya dengan menggunakan satu kaki  Testte menggiring bola tidak sesuai arah panah.

Testee menggunakan anggota badan selain kaki pada saat menggiring Untuk lebih jelasnya, berikut ini diagram tes dribbling:

Gambar 3.4. Diagram Dribbling

Sumber: Nurhasan dan Cholil (2013, hlm. 212).

4) Cara Penilaian

Waktu yang ditempuh oleh testee dari aba-aba “Ya” sampai ia melewati garis finish. Waktu dicatat dalam satuan detik. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan menggiring bola dinamakan

Dribbling Test” ( Lubis, 2013, hlm. 59). Tingkat validitas tes ini adalah 0,92 dan tingkat reliabilitasnya 0,99.


(36)

45

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas instrumen sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola menggunakan Pearson Product Momen (PPM). Rumus PPM sebagai berikut:

= 1 1

12 12

Keterangan : = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

1 = perbedaan skor variabel X dengan nilai rata-rata variabel X 1= perbedaan skor variabel Y dengan nilai rata-rata variabel Y 12 = Nilai X1 yang dikuadratkan

12 = Nilai Y1 yang dikuadratkan 2. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas instrumen tanggung jawab hasil belajar keterampilan dasar sepakbola menggunakan Kuder Richardson (KR-21) dengan rumus :

11 =

� � −1

2 2

2

Keterangan : 11 = Reliabilitas tes � = Banyak butir tes

2 = Variansi skor total 2= Jumlah variansi butir tes.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipilih pada penelitian ini adalah angket yang mengacu pada skala Likert untuk sikap tanggung jawab sedangkan untuk hasil belajar keterampilan dasar sepakbola alat pengumpulan data merupakan tes tindakan dalam hal ini tes performa. Alasannya memilih angket sikap atau skala sikap karena metode dalam bentuk self-report ini dianggap paling dapat diandalkan (Azwar, 1995, hlm. 95). Sedangkan untuk hasil belajar, alasannya


(37)

46

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memilih tes performa karena dalam penelitian ini hasil belajar yang akan diukur adalah keterampilan dasar anak dalam permainan sepakbola.

H. Analisis Data

Data hasil pengukuran dari dua kelompok sampel, selanjutnya diolah dan dianalisis dengan metode statistik dengan bantuan software Statistical Product For Service Solutions (SPSS) versi 18.0. Untuk data hasil belajar keterampilan dasar sepakbola, sebelum dilakukan uji statistik terlebih dahulu dilakukan konversi Z-Skor dan T-Skor untuk membandingkan dua sebaran skor yang berbeda. Berikut analisis data dengan menggunakan SPSS 18:

1. Uji Normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk Test dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.

2. Uji Homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Levane Statistic Test dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.

3. Teknik statistik untuk mencari pengaruh masing-masing variable menggunakan Uji-t sampel berpasangan (Paired Sample t-test).

4. Teknik statistik untuk mencari yang lebih baik menggunakan Uji perbedaan rata-rata (Independent Sample t-testPosttest).


(38)

67

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas pada BAB sebelumnya, maka disimpulkan bahwa:

1. Terdapat pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone.

2. Terdapat pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone.

3. Model Cooperative Learning tipe STAD lebih berpengaruh dibandingkan model pembelajaran konvensional terhadap sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone.

4. Model Cooperative Learning tipe STAD lebih berpengaruh dibandingkan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka secara keseluruhan hasil dari penelitian ini memberikan beberapa saran dalam hal menerapkan model Cooperative Learning tipe STAD dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Adapun saran tersebut sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model Cooperative Learning tipe STAD hendaknya menjadi alternatif pilihan model pembelajaran khususnya dalam mengembangkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola.

2. Penelitian ini masih terbatas pada materi ajar permainan sepakbola. Oleh sebab itu, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model


(39)

68

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cooperative Learning tipe STAD dalam mengembangkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola untuk materi ajar lainnya. 3. Penelitian ini masih terbatas pada populasi kelas atas SD Negeri 6 Watampone.

Oleh karena itu, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model Cooperative Learning tipe STAD dalam mengembangkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola untuk populasi dikelas berbeda dijenjang yang sama, ataupun dijenjang yang berbeda.

4. Penelitian ini masih terbatas pada pengembangan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola. Oleh sebab itu, diharapkan penelitian selanjutnya mengenai penerapan model Cooperative Learning tipe STAD dalam mengembangkan sikap positif dan hasil belajar keterampilan dasar yang berbeda.

5. Kecenderungan rendahnya kualitas keterlaksanaan pembelajaran hendaknya menjadi perhatian bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan penelitian selanjutnya lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi siswa yang akan memperoleh pembelajaran yang sifatnya baru bagi mereka.


(40)

69

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adrian, B. (2011). Manusia dan Tanggung Jawab. (Online), (http://baguspemudaindonesia.blogdetik.com/2011/04/20/manusia-dan-tanggung-jawab/), diakses 3 desember 2012.

Agustin, M. (2011). Permasalah Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama

Ali, Muhammad. (2010). Metodelogi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arnold, PJ. (1994). Jurnal Moral Education. Sport and Moral Education. Volume 23. Carvax Publishing Company

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bayraktar, G. (2010). A the effect of cooperative learning on students’ approach to general gymnastics course and academic achievements. Academic Journals, 6 (1), hlm. 68-70.

Bertens, K. (2013). Etika. Yogyakarta: Kanisius

Bower, Gordon H. & Ernes R. Hilgard. 1981. Theories of Learning. Englewood

Clliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Bloom, B.S. (1956). Taxonomy of Educational, The Classification of Educational Goals, Hand Book 1: Cognitive Domain. USA: Longman Inc.

Callahan, Joseph F., Leonard H. Clark. (1983) Foundation of Education. New Yor k: Macmillan Publishing Company Inc.

Casey , A. dkk. (2009). Action Research In Physical Education: Focusing Beyond Myself Through Cooperative Learning. Educational Action Research Vol.

(17), hlm. 407–423.

Dyson, B. & Grineski, S. (2001). A Using Cooperative Learning Structures In Physical Education. Journal of Physical Education, Recreation & Dance, 72 (2), hlm. 28-29.


(41)

70

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dyson, B. & Strachan, K. (2004). The Ecology Of Cooperative Learning In A High School Physical Education Programme. Waikato Journal of Educationhlm. 120.

Fraenkel, dkk. (2012). How to Design and Evaluate Reserch in Education. USA: McGraw Hill. Inc.

Gerungan, W.A. (1996). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

Goudas, M. dan Magotsiau, E. (2009). The Effects of a Cooperative Physical

Education Program on Students’ Social Skills. Journal of Applied Sport Psychology.hlm. 356-364.

Gülay,O. dkk. (2010). Effects of Cooperative Games on Social Skill Levels and Attitudes Toward Physical Education. Eurasian Journal of Educational Research. hlm. 77-92.

Hergenhahn dan Olson. (2009). Theories Of Learning. Jakarta: Kencana

Ibrahim, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.

Isjoni, (2012). Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta

Jamjam. (2007). Tes Validitas dan Reliabilitas Alat Modifikasi Passing dan Stopping Vernon. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan Jewet, A.E. (l994) Curriculum Theory and Research in Sport Pedagogy, dalam

Sport Science. Review, Sport Pedagogy, Vol. 3 (1).

Jung, J. dkk. (2008). Effects of Cooperative Learning on Students’ Sociality in

Elementary Physical Education Classes. AIESEP.

Johnson, D. W., Johnson, R. T., Holubec, E. J. (2010). Colaborative Learning. Bandung: Nusa Media

Juliatine, T., Subroto, T., Yudiana, Y. (2013). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK.

Kosasih. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press

Lickona, Thomas. (2012). Educating For Character, Canada: Irvin Parkins Associates. Inc Batam Books.


(42)

71

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lie, A. (2002). Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: PT Grasindo.

Lubis, M. (2013). Pengaruh Latihan Terpusat dan Latihan Acak Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Passing, Dribbring, dan Shooting Dalam Permainan Sepakbola. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: diterbitkan

Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode.

Jakarta: Dirjen Dikti-Depdikbud.

Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI Maksum, A. (2012). Metodelogi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa

University Press.

Metzler, Michael W. (2000). Intructional Model For Physical Education. Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc.

Mulyana. (2012). Pembentukan Karakter melalui Pembinaan Pencak Silat. Disertasi SPs UPI Bandung.

Nurhasan dan Cholil, (2013). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas

Rink. (1993). Teaching Physical Education For Learning. University of South Carolina. Mosby.

Romiszowski, A.J. (1981). Design Instructional System. London: Kogan.

Schmidt A. R. (1988). Motor Control and Learning: A Behavioral Emphasis. Edisi

ke-2. Champaign Illinois: Human Kinetics Publishers, Inc.

Seels, & Rita, C. (1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning, London: Allyn and Bacon, Inc. Solihatin, E. & Raharjo. (2005). Cooperative Learning, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sucipto, dkk. (2000). Sepakbola. Bandung: FPOK

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar. Suherman, A. (1998). Revitalisasi Keterlantaran Penjas. Jakarta: Ditjedikti


(43)

72

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Suherman, A. (2013). Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes Berbasis Kurikulum 2013. Materi disajikan Seminar Nasional Pendidikan Jasmani , SPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Suherman, Erman dkk. (2003), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: IMSTEP.

Tohirin. (2008). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Wahyu. (2012). Kurikulum 2013. (Online),

(http://wahyu- nuansa.blogspot.com/2012/12/kurikulum-2013-guru-penjaas-tak-perlu.html). diakses 3 desember 2012.

Wang, M. (2012). Effects of Cooperative Learning on Achievement Motivation of Female University Students. Waikato Journal of Education. Journal Canadian Center of Science and Education hlm. 108-114.


(1)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas pada BAB sebelumnya, maka disimpulkan bahwa:

1. Terdapat pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone.

2. Terdapat pengaruh model Cooperative Learning tipe STAD terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone.

3. Model Cooperative Learning tipe STAD lebih berpengaruh dibandingkan model pembelajaran konvensional terhadap sikap tanggung jawab siswa SD Negeri 6 Watampone.

4. Model Cooperative Learning tipe STAD lebih berpengaruh dibandingkan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar keterampilan dasar sepakbola siswa SD Negeri 6 Watampone.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka secara keseluruhan hasil dari penelitian ini memberikan beberapa saran dalam hal menerapkan model Cooperative Learning tipe STAD dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Adapun saran tersebut sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model Cooperative Learning tipe STAD hendaknya menjadi alternatif pilihan model pembelajaran khususnya dalam mengembangkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola.

2. Penelitian ini masih terbatas pada materi ajar permainan sepakbola. Oleh sebab itu, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model


(2)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cooperative Learning tipe STAD dalam mengembangkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola untuk materi ajar lainnya. 3. Penelitian ini masih terbatas pada populasi kelas atas SD Negeri 6 Watampone.

Oleh karena itu, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model Cooperative Learning tipe STAD dalam mengembangkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola untuk populasi dikelas berbeda dijenjang yang sama, ataupun dijenjang yang berbeda.

4. Penelitian ini masih terbatas pada pengembangan sikap tanggung jawab dan hasil belajar keterampilan dasar sepakbola. Oleh sebab itu, diharapkan penelitian selanjutnya mengenai penerapan model Cooperative Learning tipe STAD dalam mengembangkan sikap positif dan hasil belajar keterampilan dasar yang berbeda.

5. Kecenderungan rendahnya kualitas keterlaksanaan pembelajaran hendaknya menjadi perhatian bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan penelitian selanjutnya lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi siswa yang akan memperoleh pembelajaran yang sifatnya baru bagi mereka.


(3)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Adrian, B. (2011). Manusia dan Tanggung Jawab. (Online), (http://baguspemudaindonesia.blogdetik.com/2011/04/20/manusia-dan-tanggung-jawab/), diakses 3 desember 2012.

Agustin, M. (2011). Permasalah Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama

Ali, Muhammad. (2010). Metodelogi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arnold, PJ. (1994). Jurnal Moral Education. Sport and Moral Education. Volume 23. Carvax Publishing Company

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bayraktar, G. (2010). A the effect of cooperative learning on students’ approach to general gymnastics course and academic achievements. Academic Journals, 6 (1), hlm. 68-70.

Bertens, K. (2013). Etika. Yogyakarta: Kanisius

Bower, Gordon H. & Ernes R. Hilgard. 1981. Theories of Learning. Englewood Clliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Bloom, B.S. (1956). Taxonomy of Educational, The Classification of Educational Goals, Hand Book 1: Cognitive Domain. USA: Longman Inc.

Callahan, Joseph F., Leonard H. Clark. (1983) Foundation of Education. New Yor k: Macmillan Publishing Company Inc.

Casey , A. dkk. (2009). Action Research In Physical Education: Focusing Beyond

Myself Through Cooperative Learning. Educational Action Research Vol.

(17), hlm. 407–423.

Dyson, B. & Grineski, S. (2001). A Using Cooperative Learning Structures In Physical Education. Journal of Physical Education, Recreation & Dance, 72 (2), hlm. 28-29.


(4)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dyson, B. & Strachan, K. (2004). The Ecology Of Cooperative Learning In A High School Physical Education Programme. Waikato Journal of Educationhlm. 120.

Fraenkel, dkk. (2012). How to Design and Evaluate Reserch in Education. USA: McGraw Hill. Inc.

Gerungan, W.A. (1996). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

Goudas, M. dan Magotsiau, E. (2009). The Effects of a Cooperative Physical

Education Program on Students’ Social Skills. Journal of Applied Sport Psychology.hlm. 356-364.

Gülay, O. dkk. (2010). Effects of Cooperative Games on Social Skill Levels and Attitudes Toward Physical Education. Eurasian Journal of Educational Research. hlm. 77-92.

Hergenhahn dan Olson. (2009). Theories Of Learning. Jakarta: Kencana

Ibrahim, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya University Press.

Isjoni, (2012). Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta

Jamjam. (2007). Tes Validitas dan Reliabilitas Alat Modifikasi Passing dan Stopping Vernon. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan Jewet, A.E. (l994) Curriculum Theory and Research in Sport Pedagogy, dalam

Sport Science. Review, Sport Pedagogy, Vol. 3 (1).

Jung, J. dkk. (2008). Effects of Cooperative Learning on Students’ Sociality in

Elementary Physical Education Classes. AIESEP.

Johnson, D. W., Johnson, R. T., Holubec, E. J. (2010). Colaborative Learning. Bandung: Nusa Media

Juliatine, T., Subroto, T., Yudiana, Y. (2013). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK.

Kosasih. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press

Lickona, Thomas. (2012). Educating For Character, Canada: Irvin Parkins Associates. Inc Batam Books.


(5)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lie, A. (2002). Mempraktikkan Cooperative Learning Di Ruang-Ruang Kelas, Jakarta: PT Grasindo.

Lubis, M. (2013). Pengaruh Latihan Terpusat dan Latihan Acak Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Passing, Dribbring, dan Shooting Dalam Permainan Sepakbola. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: diterbitkan

Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Dirjen Dikti-Depdikbud.

Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI Maksum, A. (2012). Metodelogi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: Unesa

University Press.

Metzler, Michael W. (2000). Intructional Model For Physical Education. Massachusetts: Allyn and Bacon, Inc.

Mulyana. (2012). Pembentukan Karakter melalui Pembinaan Pencak Silat. Disertasi SPs UPI Bandung.

Nurhasan dan Cholil, (2013). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas

Rink. (1993). Teaching Physical Education For Learning. University of South Carolina. Mosby.

Romiszowski, A.J. (1981). Design Instructional System. London: Kogan.

Schmidt A. R. (1988). Motor Control and Learning: A Behavioral Emphasis. Edisi ke-2. Champaign Illinois: Human Kinetics Publishers, Inc.

Seels, & Rita, C. (1994). Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya. Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning, London: Allyn and Bacon, Inc. Solihatin, E. & Raharjo. (2005). Cooperative Learning, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sucipto, dkk. (2000). Sepakbola. Bandung: FPOK

Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar. Suherman, A. (1998). Revitalisasi Keterlantaran Penjas. Jakarta: Ditjedikti


(6)

Iyan Nurdiyan Haris, 2014

Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Student Team-Achievment Division (Stad) Terhadap Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Keterampilan Dasar Sepakbola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Suherman, A. (2013). Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes Berbasis Kurikulum 2013. Materi disajikan Seminar Nasional Pendidikan Jasmani , SPs Universitas Pendidikan Indonesia.

Suherman, Erman dkk. (2003), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: IMSTEP.

Tohirin. (2008). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Wahyu. (2012). Kurikulum 2013. (Online), (http://wahyu-

nuansa.blogspot.com/2012/12/kurikulum-2013-guru-penjaas-tak-perlu.html). diakses 3 desember 2012.

Wang, M. (2012). Effects of Cooperative Learning on Achievement Motivation of Female University Students. Waikato Journal of Education. Journal Canadian Center of Science and Educationhlm. 108-114.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM-ACHIEVMENT DIVISION (STAD) TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA :Studi Eksperimen Pada Siswa SD Negeri 6 Watampone.

0 2 63

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA ARAB SISWA.

0 0 56

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

0 0 7