Destination Branding Sentra Industri Kulit Sukaragang Sebagai Kawasan Wisata Favorit Kabupaten Garut.
ABSTRAK
Sukaregang adalah sentra penyamakan kulit di Kabupaten Garut. Kulit-kulit Sukaregang merupakan yang terbaik di Jawa Barat yang memasok kulit ke kota-kota lain. Kini Sukaregang mengembangkan usahanya menjadi sentra kerajinan. Kerajinan berbahan dasar kulit yang berkualitas dan memiliki harga yang kompetitif. Produk-produk olahan kulit di kota Garut memiliki kualitas berstandar ekspor. Kualitas produknya sangat potensial untuk menarik wisatawan baik untuk berbelanja kebutuhan fashion atau membeli souvenir sebagai oleh-oleh. Namun potensi-potensi yang ada di Sentra Industri Kulit di Sukaregang ini perlu dimaksimalkan. Sebagai kawasan wisata belanja Sukaregang tidak memiliki diferensiasi dengan tempat lain yang menyebabkan wisatawan yang mengunjungi Sukaregang kurang mendapatkan pengalaman berwisata terhadap Sukaregang. Oleh karena itu diperlukan perancangan desain komunikasi visual berupa branding yang dapat menciptakan diferensiasi dan menunjukkan kelebihan-kelebihan Sukaregang. Perancangan branding, khususnya
destination branding diharapkan akan memberikan pengalaman berwisata yang khas
di Sukaregang kepada wisatawan. Melalui perancangan branding ini diharapkan Sukaregang akan lebih khas dan dikenal, sehingga Sentra Industri Kulit Sukaregang sdapat menjadi kawasan wisata yang menjadi kawasan wisata Kabupaten Garut yang menjadi kawasan wisata favorit di Jawa Barat.
(2)
ABSTRACT
Sukaregang is a tannery centre in Garut. Sukaregang’s leathers are the best leather in West Java. This city supplies leathers to other cities. Nowdays, Sukaregang expands its bussines into the centre of crafts. The crafts are made of high quality leathers and they have competitive prices. Garut’s leather products have export quality standards. The quality of the products are very potential to attract tourists to shop fashion needs or souvenirs as gifts. However, the existing potentials in Sukaregang Leather Industry Centre needs to be maximized. As the shopping tourism, Sukaregang has no different from other places. It makes tourists, who visit Sukaregang, have less destination experience of Sukaregang. Therefore, Visual Communication Design in the form of branding is needed to create differentiations and to show superiorities of Sukaregang. Designing brand, especially a destination branding, is expected to give a unique destination experience to the tourists of Sukaregang. Designing brand of Sukaregang is expected to make Sukaregang more distinctive and well known. Thus Sentra Sukaregang Leather Industry can be the most favorite Garut’s tourism spot in West Java.
(3)
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ...ii
PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ...iii
PERNYATATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ...iv
KATA PENGANTAR...v
DAFTAR ISI ...vii
DAFTAR DIAGRAM DAN TABEL ...x
DAFTAR GAMBAR ...xi
ABSTRAK ...xv
ABSTRACT ...xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup...2
1.2.1 Permasalahan...2
1.2.2 Ruang Lingkup...2
1.3 Tujuan Perancangan...2
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data...2
1.5 Skema Perancangan...4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pariwisata ...5
2.2 Teori Branding ...6
2.2.1 Destination Branding ...7
2.3 Teori Pemasaran ...10
2.3.1 Promosi ...12
2.3.2 Pemasaran Pariwisata ...12
2.4 Teori Desain ...14
2.4.1 Logo ...14
(4)
2.4.3 Display ...15
2.4.4 Environmental Graphic ...16
2.4.5 Layout ...17
2.4.6 Teori Warna ...18
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta ...19
3.1.1 Perusahaan terkait mandatori ...19
3.1.2 Perusahaan terkait media partner ...24
3.1.3 Data hasil observasi ...28
3.1.4 Data wawancara ...34
3.1.5 Data kuesioner ...40
3.1.6 Kesimpulan hasil kuesioner ...50
3.1.7 Tinjauan kasus sejenis ...50
3.2 Analisis terhadap permasalahan ...55
3.2.1 Analisis berdasarkan teori pariwisata ...55
3.2.2 Analisis berdasarkan teori branding dan destination branding ...55
3.2.3 Analisis berdasarkan teori pemasaran ...56
3.2.4 Analisis berdasarkan teori desain ...57
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ...59
4.2 Konsep Kreatif ...59
4.2.1 Konsep Visual ...60
4.2.2 Konsep Warna ...60
4.2.3 Konsep Verbal ...60
4.2.4 Tipografi ...61
4.3 Konsep Media ...63
4.3.1 Media Primer ...63
4.3.2 Media Sekunder ...65
4.3.3 Rincian Anggaran Biaya ...66
(5)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...106
5.2 Saran ...106
5.2.1 Saran bagi pihak terkait ...106
5.2.2 Saran bagi desainer komunikasi visual ...107
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ISTILAH LAMPIRAN
DATA PENULIS
(6)
DAFTAR DIAGRAM DAN TABEL
Diagram 1.1 Skema Perancangan ...4
Diagram 2.1. Piramida Brand Awareness ...8
Diagram 3.1 Jenis Kelamin Responden ...41
Diagram 3.2 Usia Responden ...41
Diagram 3.3 Tingkat Pendidikan Responden ...42
Diagram 3.4 Pekerjaan Responden ...42
Diagram 3.5 Penghasilan Responden ...43
Diagram 3.6 Hal yang menarik kunjungan wisatawan ...43
Diagram 3.7 Biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja di kawasan wisata belanja ..44
Diagram 3.8 Kecenderungan untuk berbelanja di kawasan wisata belanja ...45
Diagram 3.9 Hal terpenting dalam berbelanja di kawasan wisata belanja ...45
Diagram 3.10 Pengetahuan masyarakat mengenai Sentra Industri Kerajinan kulit Sukaregang ...46
Diagram 3.11 Informasi mengenai sentra industri kulit Sukaregang ...46
Diagram 3.12 Ketertarikan terhadap Sentra Industri Kulit Sukaregang ...47
Diagram 3.13 Hal yang menarik minat masyarakat mengunjungi Sukaregang ...47
Diagram 3.14 Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk Sukaregang ...48
Diagram 3.15 Desain Produk di Sentra Industri Kulit Sukaregang ...49
Diagram 3.16 Kebanggaan menggunakan produk kulit Sukaregang ...49
Tabel 4.1 Rincian Biaya Renovasi ...66
Tabel 4.2 Rincian Biaya Promosi ...67
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat ...19
Gambar 3.2 Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Garut ...20
Gambar 3.3 Logo PT. Dynea Indria & Lem Fox ...21
Gambar 3.4 Logo Tama cokelat ...24
Gambar 3.5 Logo Cipaganti ...25
Gambar 3.6 Toko-toko kerajinan kulit di Sukaregang ...29
Gambar 3.7 Suasana di Sukaregang Leather Center ...29
Gambar 3.8 Produk-produk kerajinan kulit Sukaregang...30
Gambar 3.9 Bahan baku jaket yang dipajang untuk dipilih pembeli ...31
Gambar 3.10 Proses pembuatan jaket kulit ...32
Gambar 3.11 Media promosi kerajinan kulit Sukaregang di jalan Nagrek ...32
Gambar 3.12 Media promosi tempat & produk Garut lain yang ada di jalan Nagrek ...33
Gambar 3.13 Sampul Pariwisata Garut Cover (kiri), salah satu halaman isi (kanan) ...33
Gambar 3.14 Sampul Buku Pariwisata Garut (atas), salah satu halaman isi (bawah) ...34
Gambar 3.15 Data Kunjungan Wisata Januari – Maret 2012 ...40
Gambar 3.16 Cihampelas Bandung ...51
Gambar 3.17 Cibaduyut Bandung ...52
Gambar 3.18 Penelusuran Google mengenai Sukaregang ...53
(8)
Gambar 3.20 Penelusuran gambar Google mengenai Sukaregang ...54
Gambar 3.21 Penelusuran gambar Google mengenai Cibaduyut ...54
Gambar 3.22 Penelusuran gambar Google mengenai Cihampelas ...55
Gambar 4.1 Logo Sukaregang Shopping Street ...69
Gambar 4.2 Logo grid ...69
Gambar 4.3 Logo Sukaregang Shopping Street - hitam-putih ...70
Gambar 4.4 Logo Sukaregang Shopping Street – grayscale ...70
Gambar 4.5 Maskot Sukaregang Shopping Street ...71
Gambar 4.6 Maskot Baba ...71
Gambar 4.7 Maskot Bubu ...72
Gambar 4.8 Maskot Bebe ...72
Gambar 4.9 Kostum maskot event Tahun Baru ...73
Gambar 4.10 Kostum maskot event Tahun Baru Imlek ...73
Gambar 4.11 Kostum maskot event 17 Agustus ...74
Gambar 4.12 Kostum maskot event Puasa – Idul fitri ...74
Gambar 4.13 Kostum maskot event Natal ...75
Gambar 4.14 Timeline penggunaan maskot ...75
Gambar 4.15 Eksterior Bangunan Sukaregang sebelum dilakukan perancangan branding ...76
Gambar 4.16 Eksterior Bangunan Sukaregang setelah dilakukan perancangan branding ...76
Gambar 4.17 Perbandingan ukuran Welcome sign dengan manusia ...77
Gambar 4.18 Perbandingan ukuran Welcome sign dengan Kendaraan ...77
(9)
Gambar 4.20 Perbandingan Signage dengan kendaraan ...78
Gambar 4.21 Pictogram ...79
Gambar 4.22 Pengaplikasian Signage ...80
Gambar 4.23 Brosur ...81
Gambar 4.24 Brosur + voucher ...82
Gambar 4.25 Flyer berseri ...83
Gambar 4.26 Flyer ...83
Gambar 4.27 Stiker Bis ...84
Gambar 4.28 Aplikasi Stiker Bis ...84
Gambar 4.29 Banner tema umum ...85
Gambar 4.30 Banner tema Puasa - Idul fitri ...86
Gambar 4.31 Banner tema tahun baru ...87
Gambar 4.32 Banner tema tantangan ...88
Gambar 4.33 Tampilan Website 1 Sukaregang (home) ...89
Gambar 4.34 Tampilan Website 2 (produk) ...90
Gambar 4.35 Tampilan Website 3 (detail produk - jaket) ...90
Gambar 4.36 Tampilan Website 4 (arena) ...91
Gambar 4.37 Tampilan Website 5 (detail arena – adu panco) ...91
Gambar 4.38 Tampilan Website 6 (maskot) ...92
Gambar 4.39 Tampilan Website 7 (detail maskot - baba) ...92
Gambar 4.40 Bumper animation website ...93
Gambar 4.41 Tampilan terakhir bumper animation website ...94
Gambar 4.42 Baliho ...95
(10)
Gambar 4.44 Iklan pada Koran Pikiran Rakyat ...97
Gambar 4.45 Wayfinding (Banner) ...98
Gambar 4.46 Penerapan banner (wayfinding)...99
Gambar 4.47 x-Banner ...100
Gambar 4.48 Timeline Promosi ...101
Gambar 4.49 Merchandise Sukaregang ...102
Gambar 4.50 Ilustrasi desain mug ...103
Gambar 4.51 Aplikasi desain mug ...103
Gambar 4.52 Desain Stiker ...104
Gambar 4.53 Desain pin ...104
Gambar 4.54 Desain kaos ...105
Gambar 4.55 Desain cover ban serep ...106
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki potensi-potensi pariwisata yang menarik. Berada sekitar 63 km dari kota Bandung, Kabupaten Garut merupakan salah satu tempat strategis untuk dijadikan alternatif tempat wisata.
Kabupaten Garut juga memiliki sentra penyamakan kulit terbaik di Jawa Barat yang memasok kebutuhan kulit ke kota-kota lain. Kini sentra penyamakan kulit tersebut mengembangkan usahanya menjadi sentra kerajinan. Kerajinan berbahan dasar kulit yang berkualitas dan memiliki harga yang kompetitif. Sentra industri kulit yang terkenal di Kabupaten Garut adalah Sentra Industri Kulit Sukaregang yang juga merupakan tempat wisata belanja produk-produk olahan kulit.
Produk-produk olahan kulit di kota Garut memiliki kualitas berstandar ekspor. Kualitas produknya sangat potensial untuk menarik wisatawan baik untuk berbelanja kebutuhan fashion atau membeli souvenir sebagai oleh-oleh. Namun potensi-potensi yang ada di Sentra Industri Kulit di Sukaregang ini perlu dimaksimalkan. Menurut informasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut, ada tiga kawasan favorit yang paling banyak dikunjungi wisatawan yaitu Cipanas, Papandayan dan Cangkuang.
Dibandingkan tempat wisata belanja sejenis di kota lain, yaitu Cibaduyut Bandung, Sentra Industri Kulit Sukaregang ini kurang terkenal. Meskipun sebenarnya jika dilihat dari jenis dan kualitas produknya Sentra Industri Kulit Sukaregang ini dapat bersaing dengan Cibaduyut. Apabila Sentra Industri Kulit ini dikenal masyarakat luas dan menjadi salah satu tempat wisata favorit di Kabupaten Garut hal tersebut dapat menambah pemasukan daerah di bidang pariwisata, yang secara umum akan membuat Garut lebih maju.
Berdasarkan hasil survey juga diketahui bahwa pengunjung lebih tertarik mengunjungi suatu kawasan pariwisata karena popularitas dan keunikan tempatnya.
(12)
Sayangnya potensi-potensi yang dimiliki Sukaregang yang dapat menjadi suatu belum dieksplorasi menjadi sebuah keunikan berwisata. Ditambah minimnya informasi menyebabkan Sukaregang kurang populer sebagai kawasan pariwisata di Garut.
Oleh karena itu diperlukan perancangan desain komunikasi visual yang tepat diharapkan akan menjadikan Sentra Industri Kulit Sukaregang sebagai kawasan wisata yang menjadi kawasan wisata favorit Kabupaten Garut.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
1.2.1 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu : Bagaimana cara menjadikan Sentra Industri Kulit Sukaregang menjadi salah satu destinasi berwisata favorit di Kabupaten Garut melalui perancangan DKV?
1.2.2 Ruang Lingkup
Perancangan DKV Sukaregang ditujukkan kepada konsumen di Jawa Barat.
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, tujuan dari perancangan yang ingin dicapai antara lain adalah menjadikan Sukaregang sebagai salah satu tujuan wisata favorit di Kabupaten Garut.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, digunakan teknik observasi, wawancara terstruktur, kuesioner, dan studi pustaka.
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung, berikut lingkungan fisiknya dan pengamatan terhadap suatu kegiatan yang sedang berjalan di area Sentra Industri Kulit Sukaregang. Dalam tahap ini penulis juga melakukan
(13)
pengambilan dokumentasi lokasi sebagai data untuk membantu penulis dalam perancangan desain komunikasi visual Sentra Industri Kulit Sukaregang.
2. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan dengan pihak yang dianggap kompeten guna mendapatkan data yang akurat. Menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Pada tahap ini penulis mewawancarai langsung kepada narasumber, diantaranya :
Bapak Agus Koswara selaku Kasi informasi & komunikasi bidang pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut
Bapak H. Yusuf Sopyan selaku pemilik toko ASTIGA di Sentra Industri Kulit Sukaregang
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden. Kuesioner dibagikan kepada 100 orang responden untuk mengetahui bagaiman strategi promosi yang tepat dan perancangan desain komunikasi visual yang akan dilakukan di Sentra Industri Kulit Sukaregang.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku ataupun literatur seperti buku-buku pedoman yang sudah ada, koran, media lainnya yang berhubungan dengan permasalahan perancangan. Juga dapat melalui literatur dari internet yang benar, terpadu, dan referensi yang tepat yang dapat mendukung data
(14)
1.5 Skema Perancangan
Diagram 1.1 Skema Perancangan
LATAR BELAKANG MASALAH
Potensi-potensi yang dimiliki Sukaregang belum dieksplorasi menjadi sebuah keunikan berwisata. Minimnya informasi menyebabkan Sukaregang kurang populer
sebagai kawasan pariwisata di Garut.
PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara menjadikan Sentra Industri Kulit Sukaregang menjadi salah satu tujuan berwisata favorit di Kabupaten Garut melalui perancangan DKV?
Observasi Lokasi Sentra Industri Kulit Sukaregang Studi Pustaka Teori Pariwisata Teori Pemasaran Teori Branding Teori Grafis (layout, logo, maskot, environmental graphic) Wawancara Bpk. Agus (DISBUDPAR) Bpk. Yusuf (pengusaha kulit) Kuesioner 100 kuesioner dibagikan kepada wisatawan & orang luar kota Garut
ANALISIS MASALAH
Sukaregang sudah dikenal sebagai kawasan wisata, tetapi tidak menjadi tujuan berwisata favorit di Kabupaten Garut
KONSEP KOMUNIKASI
Menggugah emosi wisatawan untuk berpetualang menemukan
kerajinan kulit terbaik khas Sukaregang
TUJUAN PERANCANGAN
Menjadikan Sukaregang sebagai salah satu tujuan berwisata favorit di Kabupaten Garut.
KONSEP KREATIF
Memberikan pengalaman berwisata belanja yang berbeda melalui tema dan arena yang hanya ada di Sukaregang
-Visual
Mendesain Sukaregang menjadi kawasan wisata belanja dengan gaya desain bertema cowboy KONSEP MEDIA Website Pameran pariwisata Baliho Banner Merchandise Brosur Flyer Stiker Jejaring sosial Iklan dan Liputan
(15)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan serangkaian proses perancangan destination branding Sukaregang, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian mengenai destination
branding Sukaregang Shopping Street adalah sebagai berikut:
1. Dengan membuat branding dapat menciptakan identitas visual yang menarik, sehingga menciptakan difesensiasi diferensiasi pada Sukaregang sebagai kawasan wisata belanja kerajinan kulit dengan kawasan wisata belanja lain. 2. Menciptakan atraksi dan daya tari dengan melalui perancangan DKV menjadi
salah satu faktor untuk menjadikan Sukaregang lebih diminati wisatawan. 3. Pembuatan informasi dan promosi yang menarik, terintegritas, efektif dan
efisien akan membuat Sukaregang lebih populer di kalangan wisatawan.
Pembuatan destination branding ini dapat menjadi salah satu cara untuk
membuat masyarakat lebih mengenal dan berminat untuk mengunjungi Sukaregang, sehingga Sukaregang dapat menjadi kawasan wisata belanja favorit di Jawa Barat.
5.2 Saran
5.2.1 Saran bagi Pihak Terkait
Untuk pelaku usaha di Sukaregang sebaiknya bekerja sama dalam hal promosi dengan asosiasi-asosiasi terkait untuk mengefektifkan promosi Sukaregang. Dibutuhkan kesadaran untuk lebih menghargai desain tidak hanya asal memasang
banner, spanduk atau mempromosikan dengan informasi yang seadanya tanpa
(16)
Selain inisiatif dari pelaku usaha, diperlukan pula kerjasama oleh pihak-pihak terkait, baik pelaku usaha di Sukaregang, dinas pariwisata dan sponsor untuk membangun Sukaregang. Dengan adanya kerjasama dapat lebih mengefisienkan proses menjadikan Sukaregang sebagai kawasan wisata favorit di Jawa Barat.
5.2.2 Saran bagi Desainer Komunikasi Visual
Saran bagi Desainer Komunikasi Visual terutama bagi yang ingin lebih mengebangkan perancangan branding Sukaregang Shopping Street. Disarankan untuk melanjutkan perancangan branding yang telah dirancang dan mengembangkannya untuk tahun-tahun selanjutnya, seperti memberikan tema dan menambah arena permainan yang menarik. Selain itu, disarankan untuk merancang kampanye bagi pelaku usaha Sukaregang agar lebih atraktif dalam melayani dan memiliki minat untuk terus mengembangkan usahanya dengan lebih berkonsep dengan melibatkan desainer komunikasi visual.
(17)
DAFTAR PUSTAKA
A. B. Susanto dan Himawan Wijanarko. 2004. Power Branding: Membangun Merek
Unggul dan Organisasi Pendukungnya. Jakarta: Quantum Bisnis &
Manajemen
Athaliah Bernice Cindy. 2012. Perancangan DKV Bandara Internasional Husein
Sastra Negara. Bandung: Universitas Kristen Maranatha
Freddy Rangkuti. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Gelder, S.V.. 2005. Global Brand Strategy. London: Kogan Page
Lynch, Kevin. 1960. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation
and Control. Jakarta: PT. Prehallindo
Oka A. Yoeti. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa
R. G.. Soekadijo. 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sumbo Tinarbuko. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra Surianto Rustan. 2008. Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
(18)
http://www.cipaganti.co.id (diakses pada 11 Desember 2012 pukul 11.05 WIB) http://www.desainstudio.com/2010/01/jenis-jenis-logo.html (diakses pada 18 September 2012 pukul 20.15 WIB)
http://www.lem-fox.com (diakses pada 20 September 2012 pukul 16.05 WIB) http://www.tamacokelat.com (diakses pada 11 Desember 2012 pukul 10.24 WIB) Londre, Larry Steven (2009), Marketing, the Marketing Mix (4P’s), and the
Nine P’s, Marketing, IMC, Advertising, Promotion, Media and More.
http://www.londremarketing.com/documents/NinePs12242009.pdf (diakses pada 29 Agustus 2012 pukul 13.00 WIB)
Londre, Larry Steven (2009), Segmentation, Targeting and Positioning (STP) http://www.londremarketing.com/documents/STP03262010.pdf (diakses pada 19 September 2012 pukul 19.23 WIB)
thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00127-DS%20Bab%204.pdf (diakses pada 19 September 2012 pukul 10.48 WIB)
(1)
pengambilan dokumentasi lokasi sebagai data untuk membantu penulis dalam perancangan desain komunikasi visual Sentra Industri Kulit Sukaregang.
2. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur merupakan kegiatan tanya jawab yang dilakukan dengan pihak yang dianggap kompeten guna mendapatkan data yang akurat. Menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Pada tahap ini penulis mewawancarai langsung kepada narasumber, diantaranya :
Bapak Agus Koswara selaku Kasi informasi & komunikasi bidang pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut
Bapak H. Yusuf Sopyan selaku pemilik toko ASTIGA di Sentra Industri Kulit Sukaregang
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden. Kuesioner dibagikan kepada 100 orang responden untuk mengetahui bagaiman strategi promosi yang tepat dan perancangan desain komunikasi visual yang akan dilakukan di Sentra Industri Kulit Sukaregang.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku ataupun literatur seperti buku-buku pedoman yang sudah ada, koran, media lainnya yang berhubungan dengan permasalahan perancangan. Juga dapat melalui literatur dari internet yang benar, terpadu, dan referensi yang tepat yang dapat mendukung data
(2)
Universitas Kristen Maranatha
1.5 Skema Perancangan
Diagram 1.1 Skema Perancangan
LATAR BELAKANG MASALAH
Potensi-potensi yang dimiliki Sukaregang belum dieksplorasi menjadi sebuah keunikan berwisata. Minimnya informasi menyebabkan Sukaregang kurang populer
sebagai kawasan pariwisata di Garut.
PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana cara menjadikan Sentra Industri Kulit Sukaregang menjadi salah satu tujuan berwisata favorit di Kabupaten Garut melalui perancangan DKV?
Observasi Lokasi Sentra Industri Kulit Sukaregang Studi Pustaka Teori Pariwisata Teori Pemasaran Teori Branding Teori Grafis (layout, logo, maskot, environmental graphic) Wawancara Bpk. Agus (DISBUDPAR) Bpk. Yusuf (pengusaha kulit) Kuesioner 100 kuesioner dibagikan kepada wisatawan & orang luar kota Garut
ANALISIS MASALAH
Sukaregang sudah dikenal sebagai kawasan wisata, tetapi tidak menjadi tujuan berwisata favorit di Kabupaten Garut
KONSEP KOMUNIKASI
Menggugah emosi wisatawan untuk berpetualang menemukan
kerajinan kulit terbaik khas Sukaregang
TUJUAN PERANCANGAN
Menjadikan Sukaregang sebagai salah satu tujuan berwisata favorit di Kabupaten Garut.
KONSEP KREATIF
Memberikan pengalaman berwisata belanja yang berbeda melalui tema dan arena yang hanya ada di Sukaregang -Visual
Mendesain Sukaregang menjadi kawasan wisata belanja dengan gaya desain bertema cowboy KONSEP MEDIA Website Pameran pariwisata Baliho Banner Merchandise Brosur Flyer Stiker Jejaring sosial Iklan dan Liputan
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan serangkaian proses perancangan destination branding Sukaregang, maka kesimpulan yang diperoleh dari penelitian mengenai destination branding Sukaregang Shopping Street adalah sebagai berikut:
1. Dengan membuat branding dapat menciptakan identitas visual yang menarik, sehingga menciptakan difesensiasi diferensiasi pada Sukaregang sebagai kawasan wisata belanja kerajinan kulit dengan kawasan wisata belanja lain. 2. Menciptakan atraksi dan daya tari dengan melalui perancangan DKV menjadi
salah satu faktor untuk menjadikan Sukaregang lebih diminati wisatawan. 3. Pembuatan informasi dan promosi yang menarik, terintegritas, efektif dan
efisien akan membuat Sukaregang lebih populer di kalangan wisatawan.
Pembuatan destination branding ini dapat menjadi salah satu cara untuk membuat masyarakat lebih mengenal dan berminat untuk mengunjungi Sukaregang, sehingga Sukaregang dapat menjadi kawasan wisata belanja favorit di Jawa Barat.
5.2 Saran
5.2.1 Saran bagi Pihak Terkait
Untuk pelaku usaha di Sukaregang sebaiknya bekerja sama dalam hal promosi dengan asosiasi-asosiasi terkait untuk mengefektifkan promosi Sukaregang. Dibutuhkan kesadaran untuk lebih menghargai desain tidak hanya asal memasang banner, spanduk atau mempromosikan dengan informasi yang seadanya tanpa memikirkan konsep jelas dan menarik.
(4)
Universitas Kristen Maranatha Selain inisiatif dari pelaku usaha, diperlukan pula kerjasama oleh pihak-pihak terkait, baik pelaku usaha di Sukaregang, dinas pariwisata dan sponsor untuk membangun Sukaregang. Dengan adanya kerjasama dapat lebih mengefisienkan proses menjadikan Sukaregang sebagai kawasan wisata favorit di Jawa Barat.
5.2.2 Saran bagi Desainer Komunikasi Visual
Saran bagi Desainer Komunikasi Visual terutama bagi yang ingin lebih mengebangkan perancangan branding Sukaregang Shopping Street. Disarankan untuk melanjutkan perancangan branding yang telah dirancang dan mengembangkannya untuk tahun-tahun selanjutnya, seperti memberikan tema dan menambah arena permainan yang menarik. Selain itu, disarankan untuk merancang kampanye bagi pelaku usaha Sukaregang agar lebih atraktif dalam melayani dan memiliki minat untuk terus mengembangkan usahanya dengan lebih berkonsep dengan melibatkan desainer komunikasi visual.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
A. B. Susanto dan Himawan Wijanarko. 2004. Power Branding: Membangun Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya. Jakarta: Quantum Bisnis &
Manajemen
Athaliah Bernice Cindy. 2012. Perancangan DKV Bandara Internasional Husein Sastra Negara. Bandung: Universitas Kristen Maranatha
Freddy Rangkuti. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Gelder, S.V.. 2005. Global Brand Strategy. London: Kogan Page
Lynch, Kevin. 1960. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation and Control. Jakarta: PT. Prehallindo
Oka A. Yoeti. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa
R. G.. Soekadijo. 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Sumbo Tinarbuko. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra Surianto Rustan. 2008. Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
(6)
Universitas Kristen Maranatha
http://www.cipaganti.co.id (diakses pada 11 Desember 2012 pukul 11.05 WIB) http://www.desainstudio.com/2010/01/jenis-jenis-logo.html (diakses pada 18 September 2012 pukul 20.15 WIB)
http://www.lem-fox.com (diakses pada 20 September 2012 pukul 16.05 WIB) http://www.tamacokelat.com (diakses pada 11 Desember 2012 pukul 10.24 WIB) Londre, Larry Steven (2009), Marketing, the Marketing Mix (4P’s), and the Nine P’s, Marketing, IMC, Advertising, Promotion, Media and More.
http://www.londremarketing.com/documents/NinePs12242009.pdf (diakses pada 29 Agustus 2012 pukul 13.00 WIB)
Londre, Larry Steven (2009), Segmentation, Targeting and Positioning (STP) http://www.londremarketing.com/documents/STP03262010.pdf (diakses pada 19 September 2012 pukul 19.23 WIB)
thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2009-2-00127-DS%20Bab%204.pdf (diakses pada 19 September 2012 pukul 10.48 WIB)