Perancangan Media Pembelajaran bagi Anak Jalanan.

(1)

INSTRUCTIONAL MEDIA DESIGN FOR STREET

CHILDREN

Irvan Anggrek, Faculty of art and design, Maranatha Christian University Bandung

40164, email : [email protected]

Abstract

Salah satu permasalahan yang umum di Indonesia adalah masalah perekonomian yang tidak merata. Terutama semenjak terjadinya Krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 di Indonesia. Krisis moneter mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan menjadi sekitar 80 juta penduduk dan diperkirakan sekitar 20 juta angkatan kerja menganggur. Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan waktu sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalan atau tempat umum lainya (Departemen Sosial, 2005). Berdasarkan hasil survei dan pemetaan sosial anak jalanan pada tahun 1999 yang dilakukan oleh Unika Atmajaya Jakarta dan Departemen Sosial dengan dukungan Asia Development Bank, jumlah anak jalanan adalah 39.861 orang, yang tersebar di 12 kota besar. Pada tahun 2004, menurut Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Departemen Sosial, jumlah anak jalanan sebesar 98.113 orang, yang tersebar di 30 provinsi. Khusus di wilayah Bandung kurang lebih berjumlah 5.500 anak jalanan (Sugiharto, 2004).

Masalah perekonomian yang tidak merata di Indonesia menyebabkan munculnya kalangan miskin yang tidak punya pekerjaan atau menganggur sehingga mengharuskan anak-anak bekerja di jalan demi membantu keluarganya. Sehingga membuat anak jalanan memutuskan untuk berhenti sekolah dan lebih banyak menghabiskan waktunya dijalanan. Kondisi kehidupan dijalanan yang identik dengan kekerasan, pelecehan seksual, narkotika, dll. Memiliki dampak buruk bagi perilaku anak. Anak – anak jalanan pada umumnya tidak dapat bertahan lama dirumah singgah di karenakan tidak terbiasa dengan keadaan rumah singgah yang jauh berbeda dengan kondisi kehidupan dijalanan. Hak asasi anak jalanan yang tidak terpenuhi sesuai dengan hak asasi anak menurut UU No.4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Untuk itu perlu di buat perancangan media pembelajaran yang dapat di pakai oleh rumah singgah untuk dapat dipergunakan sebagai sarana pembelajaran untuk dapat membantu membentuk perilaku dan etika anak jalanan ke arah yang lebih baik serta mengajari mereka betapa pentingnya sekolah bagi masa depan dan cita-cita mereka. Teknik pengumpulan data yang di pakai adalah observasi lapangan dan wawancara dengan Dinas Sosial Bandung terkait tentang anak jalanan serta studi literatur lewat media internet terkait tentang anak jalanan.

Street children are children who spent most of his time to perform activities of daily living either for a living or loitering in the street or other public place (Ministry of Social Affairs, 2005). Based on the survey results and social mapping of street children in 1999 were carried out by Unika Atma Jaya Jakarta and Social Affairs with the support of Asian Development Bank, number of street children is 39,861 people, spread across 12 major cities. In 2004, according to the Center for Data and


(2)

Information Department of Social Welfare, the number of street children by 98 113 people, spread across 30 provinces. Specifically in the Bandung area totaling approximately 5,500 street children (Sugiharto, 2004).

Uneven economic problems in Indonesia led to the emergence of the poor who do not have a job or are unemployed so the children have to working on the street to help there family. That making the street children decided to quit school and spent more time on the streets. Rights of street children are not being met in accordance with the child's rights under Act No. 4 of 1979 on Child Welfare and the Law. 23 of 2002 on Child Protection. Conditions of life on the streets is synonymous with violence, sexual abuse, drugs, etc.. Have a negative effect on children's behavior. Street children usually can not stay at the home learning because home learning are much different from the conditions of life on the streets.

To the need to create a design of instructional media that can be used by shelters to be used as a learning tool to be able to help shape the behavior and ethics of street

children towards a better and teach them how important school for the future and their ideals.

Data collection techniques in use are field observations and interviews with Social Services related Bandung on street children as well as the study of literature through the medium of internet related on street children.


(3)

INSTRUCTIONAL MEDIA DESIGN

FOR STREET CHILDREN

Irvan Anggrek, Faculty of art and design, Maranatha Christian University Bandung 40164, email : [email protected]

Abstract

Street children are children who spent most of his time to perform activities of daily living either for a living or loitering in the street or other public place (Ministry of Social Affairs, 2005). Based on the survey results and social mapping of street children in 1999 were carried out by Unika Atma Jaya Jakarta and Social Affairs with the support of Asian Development Bank, number of street children is 39,861 people, spread across 12 major cities. In 2004, according to the Center for Data and Information Department of Social Welfare, the number of street children in Bandung area totaling approximately 5,500 street children (Sugiharto, 2004).

Uneven economic problems in Indonesia led to the emergence of the poor who do not have a job or are unemployed so the children have to working on the street to help there family. That making the street children decided to quit school and spent more time on the streets. Rights of street children are not being met in accordance with the child's rights under Act No. 4 of 1979 on Child Welfare and the Law. 23 of 2002 on Child Protection. Conditions of life on the streets is synonymous with violence, sexual abuse, drugs, etc.. Have a negative effect on children's behavior. Street children usually can not stay at the home learning because home learning are much different from the conditions of life on the streets.

To the need to create a design of instructional media that can be used by shelters to be used as a learning tool to be able to help shape the behavior and ethics of street children towards a better and teach them how important school for the future and their ideals. Data collection techniques in use are field observations and interviews with Social Services related Bandung on street children as well as the study of literature through the medium of internet related on street children.


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMAKASIH

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Permasalahan... 3

1.2.1 Identifikasi Masalah………... 3

1.2.2 Rumusan Masalah……….. 3

1.3 Ruang Lingkup Perancangan……… 4

1.4 Tujuan Perancangan……….. 4

1.5 Teknik Pengumpulan data………. 4

1.6 Skema Perancangan……… 5

1.7 Sistematika Penulisan………. 6

BAB II LANDASAN TEORI………... 7

2.1 Pengertian Anak……….. 7

2.1.1 Yuridiksi untuk Anak………. 8

2.2 Anak Jalanan………. 17


(5)

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH……….. 22

3.1 Data dan Fakta……….. 22

3.1.1 Dinas Sosial Bandung ( Mandatori )………... 22

3.1.2 Profil Dinas Sosial………. 23

3.1.3 Pemberdayaan oleh Dinas Sosial………. 27

3.1.4 Faktor Terjadinya Budaya Kemiskinan………. 28

3.1.5 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial………... 31

3.1.6 Karakteristik Anak Jalanan dan Keluarganya……….. 35

3.1.7 Tinjauan Karya Sejenis……… 37

3.2 Analisis Media Perancangan……… 38

3.2.1 Analisis SWOT……….. 38

3.2.2 Analisis STP………... 39

BAB IV PEMECAHAN MASALAH………. 41

4.1 Konsep Komunikasi……….. 41

4.2 Konsep Kreatif………... 42

4.3 Konsep Media……… 42

4.4 Hasil Karya……… 44

4.4.1 Logo……… 44

4.4.2 Perancangan Media Utama……….. 46

Board Game………... 46

Buku cerita wayang………... 55


(6)

4.4.3 Perancangan Media Pendukung……….. 60

Gambar Lipat……… 60

4.4.4 Budgeting………... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 65

5.1 Kesimpulan……… 65

5.2 Saran……….. 65

DAFTAR PUSTAKA DATA PENULIS DAFTAR LAMPIRAN


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.1 Logo Departemen Sosial ………... 23

Gambar 3.1.2 Grafik AT………….……….... 33

Gambar 3.1.3 Grafik AJ………... 34

Gambar 3.1.4 Grafik KFM………... 34

Gambar 3.1.5 Grafik KRLH……….. 35

Gambar 3.1.6 Visual Board Game CleBo………... 37

Gambar 3.1.7 Visual 50 Brain Games……… 38

Gambar 4.4.1 Logo Grayscale…….………... 44

Gambar 4.4.2 Logo Colour…..………... 44

Gambar 4.4.3 Visual Board Game…..………... 46

Gambar 4.4.4 Kartu Kebiasaan Baik……….………... 47

Gambar 4.4.5 Kartu Kebiasaan Buruk………... 47

Gambar 4.4.6 Kotak Ngerokok…...………... 48

Gambar 4.4.7 Kotak Ngelem...………... 48

Gambar 4.4.8 Kotak Gedung Sekolah………... 49

Gambar 4.4.9 Kartu Belajar disekolah………... 49

Gambar 4.4.10 Kartu Rumah Belajar….………... 50

Gambar 4.4.11 Item Bintang………... 51

Gambar 4.4.12 Item Hati..………... 51

Gambar 4.4.13 Cover Buku Prestasi……….………... 52


(8)

Gambar 4.4.15 Kartu Petunjuk………... 53

Gambar 4.4.16 Cover Buku Cerita Wayang………... 55

Gambar 4.4.17 Isi Buku Cerita………... 55

Gambar 4.4.18 Foto Alat Wayang...………... 57

Gambar 4.4.19 Packaging Buku Cerita……….. 57

Gambar 4.4.20 Kartu Jendela Hati………... 58

Gambar 4.4.21 Bagian Belakang Kartu………. 59

Gambar 4.4.22 Packaging Kartu Aktivitas……… 60

Gambar 4.4.23 Media Kecil bagian Luar………... 61

Gambar 4.4.24 Media Kecil Tampak depan……….. 61


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu permasalahan yang umum di Indonesia adalah masalah perekonomian yang tidak merata. Terutama semenjak terjadinya Krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 di Indonesia. Krisis moneter mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan menjadi sekitar 80 juta penduduk dan diperkirakan sekitar 20 juta angkatan kerja menganggur. Kemiskinan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan ini diyakini telah mengakibatkan peningkatan eksploitasi terhadap anak dalam melakukan pekerjaan yang tidak memerlukan pendidikan dan keahlian tertentu, seperti pemulung, pedagang asongan, dan prostitusi. Fenomena ini terutama terjadi di daerah urban dan menyebabkan munculnya anak jalanan dan terlantar (Depdiknas, 2002).

Berdasarkan hasil survei dan pemetaan sosial anak jalanan pada tahun 1999 yang dilakukan oleh Unika Atmajaya Jakarta dan Departemen Sosial dengan dukungan Asia Development Bank, jumlah anak jalanan adalah 39.861 orang, yang tersebar di 12 kota besar. Pada tahun 2004, menurut Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial Departemen Sosial, jumlah anak jalanan sebesar 98.113 orang, yang tersebar di 30 provinsi. Khusus di wilayah Bandung kurang lebih berjumlah 5.500 anak jalanan; di wilayah Bogor 3.023 orang; dan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta kurang lebih berjumlah 8.000 orang (Sugiharto, 2004).

Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan waktu sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalan atau tempat umum lainya (Departemen Sosial, 2005). Berprofesi sebagai anak jalanan bukanlah hal yang menyenangkan. Profesi ini dikarenakan faktor paksaan. Secara psikologis anak – anak jalanan seperti anak – anak pada umumnya. Secara mental dapat dikatakan masih belum terbentuk dengan baik dan mudah terpengaruh dengan orang-orang disekitar mereka,


(10)

selain itu mereka juga harus berjuang dengan kerasnya kehidupan di jalan yang identik dengan kekerasan, pelecehan seksual, narkotika, dll. Tumbuh dalam lingkungan seperti itu dapat berdampak buruk pada perilaku sang anak. Bahkan dalam beberapa kasus, anak jalanan ada yang tidak mau melanjutkan sekolah dan memilih hidup sebagai anak jalanan meskipun orang tua sang anak mampu untuk membiayai sekolahnya. Hal ini sangat disayangkan karena anak-anak ini adalah generasi penerus bangsa. Sebagai bagian dari warga Negara Indonesia kita tidak bisa menutup mata terhadap masalah anak jalanan. Masalah ini menjadi tanggung jawab bersama.

Upaya perlindungan dan pemeliharaan terhadap anak sangat perlu untuk dilakukan agar hak-hak anak seperti yang telah dikeluarkan UU No.4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dapat terlaksana. UU tersebut menjelaskan bahwa anak berhak untuk tumbuh kembang secara wajar serta memperoleh perawatan, pelayanan, asuhan dan perlindungan yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anak.

Dalam Undang-undang Dasar juga telah dijelaskan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan merupakan tanggung jawab pemerintah untuk memeliharanya. Dalam melakukan tanggung jawabnya tersebut, ada berbagai hal yang telah dilakukan pemerintah khususnya Departemen Sosial, yang merupakan departemen yang tugasnya mengurusi dan meneyelesaikan masalah-masalah tersebut. Salah satu upayanya yaitu dengan menciptakan Lembaga-lembaga social masyarakat yang berfokus pada anak jalanan yang biasa dikenal dengan sebutan “Rumah singgah”. Lembaga- lembaga atau rumah singgah yang ada biasanya di operasi kan oleh masyarakat yang tertarik untuk ikut membantu Negara menuntaskan masalah anak jalanan. Rumah singgah pada umumnya bertujuan sebagai tempat anak-anak jalanan belajar dan berkarya. Tapi seringkali anak jalanan yang masuk rumah singgah merasa tidak betah dan dengan segera meninggalkan Rumah Singgah tersebut. Lembaga- lembaga ini biasanya beroperasi dengan dibiayai oleh pemerintah dan sponsor-sponsor yang mensupport mereka. Tidak jarang juga ada lembaga


(11)

1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah yang dapat penulis jabarkan sebagai berikut ;

 Masalah perekonomian yang tidak merata di Indonesia menyebabkan

munculnya kalangan miskin yang tidak punya pekerjaan atau menganggur sehingga mengharuskan anak-anak bekerja di jalan demi membantu keluarganya.

 Minimnya tingkat pendidikan yang ditempuh anak – anak jalanan

dikarenakan putus sekolah dan lebih banyak menghabiskan waktunya dijalanan.

 Kondisi kehidupan dijalanan yang identik dengan kekerasan,

pelecehan seksual, narkotika, dll. Memiliki dampak buruk bagi perilaku anak.

 Hak asasi anak jalanan yang tidak terpenuhi sesuai dengan hak asasi

anak menurut UU No.4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

 Anak – anak jalanan pada umumnya tidak dapat bertahan lama

dirumah singgah di karenakan tidak terbiasa dengan keadaan rumah singgah yang jauh berbeda dengan kondisi kehidupan dijalanan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah

 Bagaimana membuat media pendidikan yang dapat dipergunakan

sebagai sarana pembelajaran yang dapat membantu membentuk perilaku dan etika anak jalanan ke arah yang lebih baik?


(12)

1.3 Ruang Lingkup Perancangan

Ruang Lingkup yang penulis ambil adalah Kota Bandung dan Lembaga Sosial Masyarakat dan Rumah Singgah yang bergerak dalam penanganan masalah anak jalanan di kota Bandung.

1.4 Tujuan Perancangan

Dalam makalah ini penulis ingin merancang ;

 Media pendidikan yang dapat dipergunakan sebagai sarana

pembelajaran yang dapat membantu membentuk perilaku dan etika anak jalanan ke arah yang lebih baik.

1.5 Teknik Pengumpulan data

Dalam proses pembuatan tugas akhir ini, penulis melakukan penelitian dengan beberapa metode yaitu diantaranya adalah :

Studi literatur

Studi literatur yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan berbagai macam informasi yang diperoleh dari berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik yang membahas mengenai anak jalanan, rumah singgah, dan teori Re-design.

Wawancara

Melakukan dialog pada pihak-pihak yang berhubungan dengan topik yang penulis angkat yaitu kepada Rumah Singgah yang dibuat oleh God’s Beloved community Bandung.

Observasi Langsung

Penulis melakukan observasi langsung yaitu dengan mendatangi secara langsung tempat yang dituju agar penulis bisa mendapatkan data yang akurat. Observasi dilakukan agar penulis dapat lebih mengenali siatuasi dan kondisi dari topik yang penulis bahas.


(13)

(14)

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam Bab I yaitu Pendahuluan, penulis menguraikan latar belakang masalah, ruang lingkup pekerjaan, tujuan pembahasan, dan metode pengumpulan dan skema perancangan.

Dalam Bab II yaitu Landasan Teori, penulis membahas tentang uraian teori yang relevan dengan permasalahan yang diangkat.

Dalam Bab III yaitu Data dan Analisis Masalah, penulis lembaga atau organisasi yang terkait, tinjauan terhadap proyek sejenis, dan analisis terhadap permasalahan berdasarkan data dan fakta.

Dalam Bab IV yaitu Pemecahan Masalah, penulis menguraikan konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, dan hasil karya visual.

Dalam Bab V yaitu Simpulan dan Saran, penulis merangkum hasil penelitian dan menyimpulkan manfaat yang diperoleh selama melaksanakan penyusunan karya dan laporan pengantar tugas akhir.


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Anak jalanan yang kehidupannya identik dengan kebebasan, kekerasan, kurangnya perilaku sopan perlu mendapatkan pendidikan yang baik seperti sekolah, Rumah Singgah, ataupun program pemerintah lainnya hanya saja karena terbiasa hidup secara bebas dan karena faktor ekonomi yang pas – pas an membuat anak-anak ini tidak ingin bersekolah. Ketika mengikuti pendidikan dari rumah Singgah biasanya pelajaran itu tidak bertahan lama. Bahasa abstrak yang digunakan ternyata belum cukup melekat pada pikiran anak-anak.

Untuk itu diperlukan Media belajar Visual yang dapat memberikan pendidikan bagi mereka dengan pelaksanaannya yang menyenangkan dan dilakukan dengan menggunakan media yang berbasis Grafis. Dengan media yang berbasis grafis ini akan mempermudah anak-anak untuk mengerti dan gambar akan lebih bertahan lama dibanding bahasa abstrak atau kata-kata.

5.2 Saran

Untuk pelaksanaannya, media ini sebaiknya dipelajari dengan seksama terlebih dahulu dan setiap media harus dilakukan bersama guru pengajar atau pembimbing. Tujuannya adalah agar dapat mencegah terjadinya kecurangan dan pengajar dapat memimpin jalannya kegiatan serta pengajar atau pembimbing dapat bersikap sebagai kakak dan keluarga buat mereka.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Suparlan, Parsudi, (1993), Kemiskinan di Perkotaan, Bacaan Untuk Antropologi Perkotaan, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.

Mujiyadi B, dkk, (2011), Studi Kebutuhan Pelayanan Anak Jalanan, Jakarta, P3KS Press ( Anggota IKAPI ).

Widayanti, S, Ida, ( 2012 ), Mendidik Karakter Dengan Karakter, Jakarta, Arga Tilanta ( Anggota IKAPI ).

Lewis, A,Barbara, ( 2004 ), Character Building Untuk Anak – anak, Batam, Karisma Publishing Group.

Pratiwi, Dianing, ( 2013 ), Raih Nilai 100 Disemua Ulangan Kelas 3, Jakarta, Kunci Kom.

http://www.law.yale.edu/rcw/rcw/jurisdictions/asse/indonesia/Indon_Child_Prot.html http://www.tempo.co/ read/ news/ 2010/05/12/ 178247354/ Bandung Kekurangan Tempat Penampungan Anak Terlantar

http://bappeda.semarang.go.id/uploaded/publikasi/STUDI_KARAKTERISTIK_ANA K_JALANAN_-_LPPM_USM.pdf

http://jakarta.kompasiana.com/ layanan-publik/ 2013/02/08/ menjawab-tantangan- jokowi-perihal-anak-jalanan-alternatif-solusi-terpadu-pendidikan-jaring-sosial-dan-keamanan-526829.html

http://megapolitan.kompas.com/read/2011/08/24/1641249/Jumlah.Anak.Jalanan.Meni ngkat.Signifikan

http://www.tempo.co/read/news/2010/01/21/083220532/Dinas-Sosial-DKI-Data-Anak-Jalanan


(1)

1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah-masalah yang dapat penulis jabarkan sebagai berikut ;

 Masalah perekonomian yang tidak merata di Indonesia menyebabkan munculnya kalangan miskin yang tidak punya pekerjaan atau menganggur sehingga mengharuskan anak-anak bekerja di jalan demi membantu keluarganya.

 Minimnya tingkat pendidikan yang ditempuh anak – anak jalanan dikarenakan putus sekolah dan lebih banyak menghabiskan waktunya dijalanan.

 Kondisi kehidupan dijalanan yang identik dengan kekerasan, pelecehan seksual, narkotika, dll. Memiliki dampak buruk bagi perilaku anak.

 Hak asasi anak jalanan yang tidak terpenuhi sesuai dengan hak asasi anak menurut UU No.4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

 Anak – anak jalanan pada umumnya tidak dapat bertahan lama dirumah singgah di karenakan tidak terbiasa dengan keadaan rumah singgah yang jauh berbeda dengan kondisi kehidupan dijalanan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah

 Bagaimana membuat media pendidikan yang dapat dipergunakan sebagai sarana pembelajaran yang dapat membantu membentuk perilaku dan etika anak jalanan ke arah yang lebih baik?


(2)

1.3 Ruang Lingkup Perancangan

Ruang Lingkup yang penulis ambil adalah Kota Bandung dan Lembaga Sosial Masyarakat dan Rumah Singgah yang bergerak dalam penanganan masalah anak jalanan di kota Bandung.

1.4 Tujuan Perancangan

Dalam makalah ini penulis ingin merancang ;

 Media pendidikan yang dapat dipergunakan sebagai sarana pembelajaran yang dapat membantu membentuk perilaku dan etika anak jalanan ke arah yang lebih baik.

1.5 Teknik Pengumpulan data

Dalam proses pembuatan tugas akhir ini, penulis melakukan penelitian dengan beberapa metode yaitu diantaranya adalah :

Studi literatur

Studi literatur yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan berbagai macam informasi yang diperoleh dari berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik yang membahas mengenai anak jalanan, rumah singgah, dan teori Re-design.

Wawancara

Melakukan dialog pada pihak-pihak yang berhubungan dengan topik yang penulis angkat yaitu kepada Rumah Singgah yang dibuat oleh God’s Beloved community Bandung.


(3)

(4)

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam Bab I yaitu Pendahuluan, penulis menguraikan latar belakang masalah, ruang lingkup pekerjaan, tujuan pembahasan, dan metode pengumpulan dan skema perancangan.

Dalam Bab II yaitu Landasan Teori, penulis membahas tentang uraian teori yang relevan dengan permasalahan yang diangkat.

Dalam Bab III yaitu Data dan Analisis Masalah, penulis lembaga atau organisasi yang terkait, tinjauan terhadap proyek sejenis, dan analisis terhadap permasalahan berdasarkan data dan fakta.

Dalam Bab IV yaitu Pemecahan Masalah, penulis menguraikan konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, dan hasil karya visual.

Dalam Bab V yaitu Simpulan dan Saran, penulis merangkum hasil penelitian dan menyimpulkan manfaat yang diperoleh selama melaksanakan penyusunan karya dan laporan pengantar tugas akhir.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Anak jalanan yang kehidupannya identik dengan kebebasan, kekerasan, kurangnya perilaku sopan perlu mendapatkan pendidikan yang baik seperti sekolah, Rumah Singgah, ataupun program pemerintah lainnya hanya saja karena terbiasa hidup secara bebas dan karena faktor ekonomi yang pas – pas an membuat anak-anak ini tidak ingin bersekolah. Ketika mengikuti pendidikan dari rumah Singgah biasanya pelajaran itu tidak bertahan lama. Bahasa abstrak yang digunakan ternyata belum cukup melekat pada pikiran anak-anak.

Untuk itu diperlukan Media belajar Visual yang dapat memberikan pendidikan bagi mereka dengan pelaksanaannya yang menyenangkan dan dilakukan dengan menggunakan media yang berbasis Grafis. Dengan media yang berbasis grafis ini akan mempermudah anak-anak untuk mengerti dan gambar akan lebih bertahan lama dibanding bahasa abstrak atau kata-kata.

5.2 Saran

Untuk pelaksanaannya, media ini sebaiknya dipelajari dengan seksama terlebih dahulu dan setiap media harus dilakukan bersama guru pengajar atau pembimbing. Tujuannya adalah agar dapat mencegah terjadinya kecurangan dan pengajar dapat memimpin jalannya kegiatan serta pengajar atau pembimbing dapat bersikap sebagai kakak dan keluarga buat mereka.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Suparlan, Parsudi, (1993), Kemiskinan di Perkotaan, Bacaan Untuk Antropologi Perkotaan, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.

Mujiyadi B, dkk, (2011), Studi Kebutuhan Pelayanan Anak Jalanan, Jakarta, P3KS Press ( Anggota IKAPI ).

Widayanti, S, Ida, ( 2012 ), Mendidik Karakter Dengan Karakter, Jakarta, Arga Tilanta ( Anggota IKAPI ).

Lewis, A,Barbara, ( 2004 ), Character Building Untuk Anak – anak, Batam, Karisma Publishing Group.

Pratiwi, Dianing, ( 2013 ), Raih Nilai 100 Disemua Ulangan Kelas 3, Jakarta, Kunci Kom.

http://www.law.yale.edu/rcw/rcw/jurisdictions/asse/indonesia/Indon_Child_Prot.html http://www.tempo.co/ read/ news/ 2010/05/12/ 178247354/ Bandung Kekurangan Tempat Penampungan Anak Terlantar

http://bappeda.semarang.go.id/uploaded/publikasi/STUDI_KARAKTERISTIK_ANA K_JALANAN_-_LPPM_USM.pdf

http://jakarta.kompasiana.com/ layanan-publik/ 2013/02/08/ menjawab-tantangan- jokowi-perihal-anak-jalanan-alternatif-solusi-terpadu-pendidikan-jaring-sosial-dan-keamanan-526829.html

http://megapolitan.kompas.com/read/2011/08/24/1641249/Jumlah.Anak.Jalanan.Meni ngkat.Signifikan